21
LAPORAN PENDAHULUAN KARSINOMA REKTI Disusun Oleh: JASMANTO N1.11.023 PROFESI NERS PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

LP CA RECTI

  • Upload
    jordy

  • View
    93

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan pendahuluan ca recti

Citation preview

Page 1: LP CA RECTI

LAPORAN PENDAHULUAN KARSINOMA REKTI

Disusun Oleh:

JASMANTO

N1.11.023

PROFESI NERS PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES TELOGOREJOSEMARANG

2011

Page 2: LP CA RECTI

KARSINOMA REKTI

I. KONSEP DASAR

A. Pengertian

Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon

dan rektum yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi

akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali

(Anonim, 2011.p.1)

Karsinoma Recti merupakan tumor ganas terbanyak di antara

tumor ganas saluran cerna, lebih 60% tumor colorektar berasal

dari rektum Barbara, 1996).

Page 3: LP CA RECTI

B. Etiologi

Faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker rektal,

diantaranya :

1. Diet tinggi lemak, rendah serat.

2. Usia lebih dari 50 tahun

3. Riwayat mengidap adenoma

4. Implamatory bowel disease : kolitis ulseratif

C. Patofisiologi

Penyebab kanker pada saluran cerna bagian bawah tidak diketahui

secara pasti. Polip dan ulserasi colitis kronis dapat berubah

menjadi ganas tetapi dianggap bukan sebagai penyebab langsung.

Asam empedu dapat berperan sebagai karsinogen yang mungkin

berada di kolon. Hipotesa penyebab yang lain adalah

meningkatnya penggunaan lemak yang bisa menyebabkan kanker

kolorektal.

Tumor-tumor pada Recti dan kolon asendens merupakan lesi yang

pada umumnya berkembang dari polip yang meluas ke lumen,

kemudian menembus dinding kolon dan jaringan sekitarnya.

Penyebaran tumor terjadi secara limfogenik, hematogenik atau

anak sebar. Hati, peritonium dan organ lain mungkin dapat

terkena.

Page 4: LP CA RECTI

Menurut P. Deyle perkembangan karsinoma kolorektal dibagi atas

3 fase. Fase pertama ialah fase karsinogen yang bersifat

rangsangan, proses ini berjalan lama sampai puluhan tahun. Fase

kedua adalah fase pertumbuhan tumor tetapi belum menimbulkan

keluhan (asimtomatis) yang berlangsung bertahun-tahun juga.

Kemudian fase ketiga dengan timbulnya keluhan dan gejala yang

nyata. Karena keluhan dan gejala tersebut berlangsung perlahan-

lahan dan tidak sering, penderita umumnya merasa terbiasa dan

menganggap enteng saja sehingga penderita biasanya datang

berobat dalam stadium lanjut.

D. Pathways (Terlampir)

E. Manifestasi Klinis

1. Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada

feses, baik itu darah segar ataupun yang berwarna hitam

2. Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar-

benar kosong

3. Feses yang lebih kecil dari biasanya

4. Penurunan BB yang tidak di ketahui sebabnya

5. Anoerksia

6. Rasa letih dan lesu

F. Stadium

Menurut (AJCC) The American joint committe on cancer

1. Stadium O

Kanker di temukan hanya pada bagian paling dalam rektu yaitu

pada mukosa saja

2. Stadium 1

Page 5: LP CA RECTI

Kanker telah menembus mukosa sampai lapisan muskularis dan

melibatkan bagian dalam dinding rektum tetapi tidak menyebar

keluar dinding rektum

3. Stadium 2

Kanker telah menyebar keluar rektum ke jaringan terdekat

namuntidak menyebar ke limfonadi

4. Stadium 3

Kanker telah menyebar ke limfonadi, tetapi tidak menyebar ke

bagian tubuh lain

5. Stadium 4

Kanker telah menyebar ke bagian lain tubuh seperti hati , paru atau

ovarium.

G. Pemerisaan Diagnostik

1. Pemeriksaan darah lengkap

CEA (Carsinoma Embrionik Antigen) dan uji faecal accul blood test untuk melihat pendarahan jaringan2. Digital rectal examination (DRE) dapat digunakan sebagai

pemeriksaan skrining awal

3. Colonoscopy

Sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum dan sigmoid

H. Penatalaksanaan

Tiga terapi standar untuk kanker rektal yang digunakan antara lain 1. Pembedahan

Pembedahan untu stadium 1 dan 2 kanker, bahkan suspek dalam stadium 3.Tipe pembedahan yang dipakai:

- Eksisi lokalJika ca ditemukan pada stadium dini dapat dihilangkan tanpa pembedahan lewat abdomen

- ReseksiJika ca lebih besar dilakukan reseksi rektum lalu di lakukan anastomosis

- Reseksi dan kolostomi2. Radiasi

Page 6: LP CA RECTI

Pad kasus stadium 1 dan 2 lanjut, radiasi dapat menyusutkan ukuran tumor sebelum di lakukan pembedahan, digunakan sebagai terapi paliatif pada pasien yang memiliki tumor lokal yang unresectable.

3. Kemoterapi

Anjuran kemoterapi mengenai pasien yang tidak terbukti

memiliki penyakit residual tetapi beresiko tinggi

mengalami kekambuhan.

Levamisole meningkatkan sistem imun, dapat menjadi

subsitusi bagi leuvorin.

- Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5

hari berturut-turut. Pemberian berikutnya pada hari

ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan total 6 siklus.

- Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan

- Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)

Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama

dengan kasus operabel hanya lamanya pemberian

tidak terbatas selama obat masih efektif. Selama

pemberian, harus diawasi kadar Hb, leukosit dan

trombosit darah.Pada stadium lanjut obat sitostatika

tidak meberikan hasil yang memuaskan.

I. Komplikasi

- Obstruksi usus partial atau lengkap- Hemorargi- Perforasi dan dapat mengakibatkan pembentukan

abses- Peritonitis

II. FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:

Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan

yang perlu dikaji adalah:

1. Aktivitas/istirahat:

Page 7: LP CA RECTI

Gejala:

- Kelemahan, kelelahan/keletihan

- Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang

mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam

hari.

- Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan,

tingkat stres tinggi.

2. Sirkulasi:

Gejala:

- Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas

Tanda:

- Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.

3. Integritas ego:

Gejala:

- Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara

mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan,

keyakinan religius/spiritual)

- Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat,

pembedahan)

- Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak

mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.

Tanda:

- Menyangkal, menarik diri, marah.

4. Eliminasi:

Gejala:

- Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi

Tanda:

- Perubahan bising usus, distensi abdomen

- Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah

5. Makanan/cairan:

Gejala:

Page 8: LP CA RECTI

- Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian

zat aditif dan bahan pengawet)

- Anoreksia, mual, muntah

- Intoleransi makanan

Tanda:

- Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot

6. Nyeri/ketidaknyamanan:

Gejala:

- Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung

proses penyakit

7. Keamanan:

Gejala:

- Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.

Tanda:

- Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia

8. Interaksi sosial

Gejala:

- Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)

- Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan

perubahan status kesehatan.

9. Penyuluhan/pembelajaran:

- Riwayat kanker dalam keluarga

- Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya

- Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.

- Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diare b/d inflamasi, iritasi, malabsorbsi usus atau penyempitan parsial

lumen usus sekunder terhadap proses keganasan usus.

Ditandai dengan:

Peningkatan bunyi usus/peristaltik

Page 9: LP CA RECTI

Peningkatan defekasi cair

Perubahan warna feses

Nyeri/kram abdomen

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi

nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.

Ditandai dengan:

Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan/massa otot, tonus

otot buruk

Peningkatan bunyi usus

Konjungtiva dan membran mukosa pucat

Mual, muntah, diare

3. Ansietas (uraikan tingkatannya) b/d faktor psikologis (ancaman perubahan

status kesehatan, status sosio-ekonomi, fungsi-peran, pola interaksi) dan

rangsang simpatis (proses neoplasma)

Ditandai dengan:

Eksaserbasi penyakit tahap akut

Penigkatan ketegangan, distres, ketakutan

Iritabel

Fokus perhatian menyempit

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

b/d kurang pemaparan dan atau kesalahan interpretasi informasi.

Ditandai dengan:

Mengajukan pertanyaan, meminta informasi atau kesalahan

pernyataan konsep

Tidak akurat mengikuti instruksi

Terjadi komplikasi/eksaserbasi yang dapat dicegah

IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Diare b/d inflamasi, iritasi, malabsorbsi usus atau penyempitan parsial

lumen usus sekunder terhadap proses keganasan usus.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

Page 10: LP CA RECTI

1. Bantu kebutuhan defekasi (bila

tirah baring siapkan alat yang

diperlukan dekat tempat tidur,

pasang tirai dan segera buang

feses setelah defekasi).

2. Tingkatkan/pertahankan asupan

cairan per oral.

3. Ajarkan tentang makanan-

minuman yang dapat

memperburuk/mencetus-kan

diare.

4. Observasi dan catat frekuensi

defekasi, volume dan

karakteristik feses.

5. Observasi demam, takikardia,

letargi, leukositosis, penurunan

protein serum, ansietas dan

kelesuan.

6. Kolaborasi pemberian obat-

obatan sesuai program terapi

(antibiotika, antikolinergik,

kortikosteroid).

Defekasi tiba-tiba dapat terjadi tanpa

tanda sehingga perlu diantisipasi

dengan menyiapkan keperluan klien.

Mencegah timbulnya maslah

kekurangan cairan.

Membantu klien menghindari agen

pencetus diare.

Menilai perkembangan maslah.

Mengantisipasi tanda-tanda bahaya

perforasi dan peritonitis yang

memerlukan tindakan kedaruratan.

Antibiotika untuk

membunuh/menghambat

pertumbuhan agen patogen biologik,

antikolinergik untuk menurunkan

peristaltik usus dan menurunkan

sekresi digestif, kortikosteroid untuk

menurunkan proses inflamasi.

Page 11: LP CA RECTI

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan

absorbsi nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses

keganasan usus.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Pertahankan tirah baring selama

fase akut/pasca terapi

2. Bantu perawatan kebersihan

rongga mulut (oral hygiene).

3. Berikan diet TKTP, sajikan

dalam bentuk yang sesuai

perkembangan kesehatan klien

(lunak, bubur kasar, nasi biasa)

4. Kolaborasi pemberian obat-

obatan sesuai indikasi

(roborantia)

5. Bila perlu, kolaborasi pemberian

nutrisi parenteral.

Menurunkan kebutuhan metabolik

untuk mencegah penurunan kalori

dan simpanan energi.

Meningkatkan kenyamanan dan

selera makan.

Asupan kalori dan protein tinggi

perlu diberikan untuk mengimbangi

status hipermetabolisme klien

keganasan.

Pemberian preparat zat besi dan

vitamin B12 dapat mencegah anemia;

pemberian asam folat mungkin perlu

untuk mengatasi defisiensi karen

amalbasorbsi.

Pemberian peroral mungkin

dihentikan sementara untuk

mengistirahatkan saluran cerna.

Page 12: LP CA RECTI

3. Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d faktor psikologis (ancaman

perubahan status kesehatan, status sosio-ekonomi, fungsi-peran,

pola interaksi) dan rangsang simpatis (proses neoplasma).

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Orientasikan klien dan orang

terdekat terhadap prosedur rutin

dan aktivitas yang diharapkan.

2. Eksplorasi kecemasan klien dan

berikan umpan balik.

3. Tekankan bahwa kecemasan

adalah masalah yang lazim

dialami oleh banyak orang dalam

situasi klien saat ini.

4. Ijinkan klien ditemani keluarga

(significant others) selama fase

kecemasan dan pertahankan

ketenangan lingkungan.

5. Kolaborasi pemberian obat

sedatif.

6. Pantau dan catat respon verbal

Informasi yang tepat tentang situasi

yang dihadapi klien dapat

menurunkan kecemasan/rasa asing

terhadap lingkungan sekitar dan

membantu klien mengantisipasi dan

menerima situasi yang terjadi.

Mengidentifikasi faktor

pencetus/pemberat masalah

kecemasan dan menawarkan solusi

yang dapat dilakukan klien.

Menunjukkan bahwa kecemasan

adalah wajar dan tidak hanya dialami

oleh klien satu-satunya dengan

harapan klien dapat memahami dan

menerima keadaanya.

Memobilisasi sistem pendukung,

mencegah perasaan terisolasi dan

menurunkan kecemsan.

Menurunkan kecemasan,

memudahkan istirahat.

Page 13: LP CA RECTI

dan non verbal klien yang

menunjukan kecemasan. Menilai perkembangan masalah

klien.

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan

pengobatan b/d kurang pemaparan dan atau kesalahan interpretasi

informasi.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Kaji tingkat pengetahuan

klien/orang terdekat dan

kemampuan/kesiapan belajar

klien.

2. Jelaskan tentang proses penyakit,

penyebab/faktor risiko, dan

dampak penyakit terhadap

perubahan status kesehatan-sosio-

ekonomi, fungsi-peran dan pola

interaksi sosial klien.

3. Jelaskan tentang terapi

pembedahan, radiasi dan

kemoterapi serta efek samping

yang dapat terjadi

4. Tekankan pentingnya

mempertahan-kan asupan nutrisi

dan cairan yang adekuat.

Proses pembelajaran sangat

dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan

mental klien.

Meningkatkan pengetahuan klien

tentang masalah yang dialaminya.

Meningkatkan partisipasi dan

kemandirian klien untuk mengikuti

program terapi.

Penderita kanker yang mengikuti

program terapi yang tepat dengan

status gizi yang adekuat

meningkatkan kualitas hidupnya.

Page 14: LP CA RECTI
Page 15: LP CA RECTI

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6,

EGC, Jakarta

Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta

Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4,

EGC, Jakarta

Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, BP FKUI, Jakarta.