18
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN (CHF) DIRUANG UPJ RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Klinik Di RSUP Kariadi Semarang Disusun oleh : TARMUJI 1.1.10527

LP CHF

Embed Size (px)

DESCRIPTION

CHF LAPORAN PENDAHULUAN

Citation preview

Page 1: LP CHF

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN (CHF)

DIRUANG UPJ RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Klinik Di RSUP Kariadi Semarang

Disusun oleh :

TARMUJI

1.1.10527

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG

2007

Page 2: LP CHF

CONGESTIF HEART FAILURE

(CHF)

Pengertian

   Gagal jantung adalah suatu keadaan yang serius dimana jumlah darah yang

masuk dalam jantung setiap menitnya tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan

oksigen dan zat makanan.terkadang orang salah mengartikan gagal jantung dengan

henti jantung, jika gagal jantung adalah berkurangnya kemampuan jantung untuk

mempertahankan beban kerjanya.

Penyebab

Gagal jantung disebabkan karena meningkatnya beban kerja otot jantung,

sehingga bisa melemahkan kekuatan kontraksi otot jantung. Yang paling sering

adalah penyakit arteri koroner menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otot

jantung dan bisa menyebabkan suatu serangan jantung. Hal ini disebabkan karena

miokarditis yaitu suatu infeksi yang disebabkan karena virus ataupun bakteri,

diabetes  maupun kegemukan. Penyakit lain yang bisa menyebabkan gagal jantung

adalah hipertensi yang bisa menyebabkan kerja jantung menjadi lebih berat karena

harus memompa darah di dalam rongga yang sempit. Penyebab yang lain adalah

kelainan pada jantung itu sendiri.

Gejala

Tanda – tanda dan gejala – gejala kegagalan yang disebabkan oleh penurunan

oleh penurunan cardiac out put :

- lelah

- angina

- cemas

- bunyi jantung S3

- oliguri

- kulit dingin, pucat

Tanda – tanda dan gejala yang disebabkan oleh kongesti balik dari ventrikel kiri

- Dyspneu - Rales paru- paru

Page 3: LP CHF

- Hasil X- ray memperlihatkan - Batuk

kongesti paru- paru - Orthopneu

Tanda- tanda dan gejala – gejala yang disebabkan oleh kongesti balik ventrikel

kanan :

- Edema perifer

- Hati membesar

- Distensi vena leher

- Peningkatan central

venous pressure (CVP)

Page 4: LP CHF

Patofisiologi

► Respon kompensasi terhadap out put kardiac yang tidak adekuat.

Cardiac out put yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi yang

berusaha untuk mempertahankan perfusi organ- organ tubuh yang vital.

Respon awal adalah stimulus kepada saraf simpati yang menimbulkan dua

pengaruh utama :

1. Meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi myocardium.

2. Vasokontriksi perifer

Vasokontriksi perifer menggeser arus darah arteri ke organ-organ yang kurang

vital, seperti kulit dan ginjal dan juga organ-organ yang lebih vital, seperti otak.

Kontriksi vena meningkatkan arus balik dari vena ke jantung. Peningkatan

peregangan serabut otot myocardium memungkinkan kontraktilitas.

Pada permulaan respon berdampak perbaikan terhadap cardiac out put, namun

selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen untuk myocardium, meregangkan

serabut- serabut myocardium dibawah garis kemampuan kontraksi. Bila orang

tidak berada dalam status kekurangan cairan untuk memulai peningkatan volume

ventrikel dapat memperberat preload dan kegagalan komponen- komponen.

Jenis kompensasi yang kedua yaitu dengan mengaktivkan sistem renin

angiotensin yang akhirnya berdampak pada peningkatan preload maupun

afterload pada waktu jangka panjang dan seterusnya.

Kompensasi yang ketiga yaitu dengan terjadinya perubahan struktur

micardium itu sendiri yang akhirnya lama- kelamaan miocrdium akan menebal

atau menjadi hipertropi untuk memperbaiki kontraksi namun ini berdampak

peningkatan kebutuhan oksigen untuk miocardium.

► Kegagalan ventrikel kiri

Kegagalan ventrikel kiri untuk memompakan darah yang mengandung oksigen

guna memenuhi kebutuhan tubuh berakibat dua hal :

1. Tanda- tanda dan gejala- gejala penurunan cadiac output.

2. Kongesti paru- paru.

Page 5: LP CHF

► Dispnea

Pernafasan yang memerlukan tenaga merupakan gejala dini dari kegagalan

ventrikel. Bisa timbul akibat gangguan pertukaran gas karena cairan di dalam

alveoli. Hal ini bisa menjadi payah karena pergerakan tubuh, misal menaiki

tangga, berjalan mendaki dll. Karena dengan kegiatan tersebut memerlukan

peningkatan oksigen.

► Orthopnea

Timbul kesukaran bernafas pada waktu berbaring terlentang dan orang harus tidur

pakai sandaran di tempat tidur atau tidur duduk pada sebuah kursi. Bila orang

tidur terlentang ventilasi kurang kurang dan volume darah pada pembuluh-

pembuluh paru- paru meningkat.

► Kegagalan ventrikel kanan

Kegagalan ventrikel kanan terjadi bila bilik ini tidak mampu memompa melawan

tekanan yang naik pada sirkulasi pada paru- paru. Kegagalan ventrikel kanan

dalam memompakan darah akan mengakibatkan oedema pada ekstrimitas. Pada

hati juga mengalami pembesaran karena berisi cairan intra vaskuler, tekanan di

dalam sistem portal menjadi begitu tinggi sehingga cairan didorong melalui

pembuluh darah masuk ke rongga perut (acites) akibatnya akan mendesak

diafragma yang akhirnya akan susah untuk bernafas.

Page 6: LP CHF

Biopatofisiologi

Disfungsi miocardium

Beban tekanan berlebihan

Beban sistole berlebihan

Beban volume berlebihan

Kontraktilitas berkurang

Preload meningkat

Beban sistole meningkat

Gagal jantung kanan

Beban jantung meningkat

Gagal jantung kiri

Hambatan pengosongan ventrikel

Gagal jantung kongestif

Gagal pompa ventrikel kiri

Forward failure Backward failure

LVED naik

Suplai darah jaringan turun Suplai O2

otak menurun

Tekanan vena pulmo naik

Renal flow turun

Nutrisi

COP

Metabolisme sel

Retensi Na + H2O

Gangguan perfusi jaringan

Lemah

Kelebihan volume cairan

Kurang pengetahuan

Cemas

Metabolisme an aerob

Timbunan asam laktat meningkat

Fatique

Intoleransi aktivitas

GFRTekanan kapiler paru naik

Oedema paru

Gangguan pertukaran gas

Cairan masuk dalam alveoli

Page 7: LP CHF

Diagnosa keperawatan :

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium sekunder

penurunan GFR.

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya perpindahan cairan

kedalam alveoli sekunder Oedem paru.

3. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit jantung.

4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai darah menurun.

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.

Fokus intervensi keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

Kelebihan volume

cairan berhubungan

dengan retensi

natrium sekunder

penurunan GFR.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

2 x 24 jam dengan

kriteria hasil :

- cairan dalam

keadaan

seimbang.

- TTV dalam

rentang normal

- Tidak ada

oedem.

Pantau haluaran

urin, jumlah dan

warna saat terjadi

diuresis

Hitung masukan dan

keluaran cairan

selama 24 jam.

Ukur lingkar

abdomen sesuai

indikasi

Kolaborasi

pemberian diuretik

Haluaran urine

mungkin sedikit dan

pekat karena

penurunan perfusi

ginjal.

Menentukan

kehilangan cairan

tiba- tiba /berlebihan

Pada gagal jantung

kanan cairan dapat

berpindah kedalam

area peritoneal,

menyebabkan asites

Meningkatkan laju

urine dan

menghambat

Page 8: LP CHF

gangguan

pertukaran gas

berhubungan

dengan adanya

perpindahan cairan

kedalam alveoli

sekunder Oedem

paru.

Cemas berhubungan

dengan kurangnya

pengetahuan tentang

penyakit jantung.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

2 x 24 jam dengan

kriteria hasil :

- Oksigenasi

adekuat.

- Bebas gejala

distres

pernafasan

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

1 x 24 jam dengan

kriteria hasil :

- Pasien mengetahui

penyakitnya.

Auskultasi bunyi

nafas

Ajarkan pasien

batuk efektif, nafas

dalam.

Dorong perubahan

posisi sering

Kolaborasi

pemberian oksigen

Berikan pendidikan

kesehatan tentang

penyakitnya.

Kuatkan rasional

pengobatan

reabsorbsi natrium

pada tubulus ginjal

Menyatakan adanya

kongesti paru.

Membersihkan jalan

nafas dan

memudahkan aliran

oksigen.

Membantu

mencegah

atelektasis dan

pneumonia.

Meningkatkan

konsentrasi oksigen

alveolar, yang dapat

memperbaiki/

menurunkan

hipoksemia jaringan

Pasien akan

memahami

kondisinya dan

mengurangi stress.

Pemahaman

program, obat, dapat

meningkatkan

Page 9: LP CHF

gangguan perfusi

jaringan

berhubungan

dengan suplai darah

menurun.

intoleransi aktivitas

berhubungan

dengan kelemahan

tubuh

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3 x 24 jam dengan

kriteria hasil :

- Tidak terjadi

gangguan perfusi

jaringan.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3 x 24 jam dengan

kriteria hasil :

- Dapat memenuhi

kebutuhan

perawatan sendiri.

- Menurunnya

kelemahan dan

kelelahan

- Tanda vital dalam

rentang normal.

Pijat area

kemerahan atau

memutih

Ubah posisi sering

ditempat tidur.

Periksa tanda vital

sebelum dan

sesudah aktivitas.

Evaluasi

peningkatan

intoleran aktivitas

kerjasama dalam

melaksanakan

tindakan

keperawatan.

Meningkatkan aliran

darah,

meminimalkan

hipoksia jaringan.

Memperbaiki

sirkulasi,

menurunkan

tekanan pada satu

area

Hipotensi ortostatik

dapat terjadi dengan

peningkatan

aktivitas

Dapat menunjukan

peningkatan

dekompensasi

jantung dari pada

kelebihan aktivitas.

Page 10: LP CHF

6. Diagnosa

Untuk memperkuat diagnosa maka dlm pemeriksaan fisik akan menunjukkan :

Denyut nadi lemah dan cepat, tekanan darah menurun, bunyi jantung abnormal,

pembesaran jantung, pembengkakan vena leher, cairan di dalam paru, pembesaran

hati, penambahan berat badan yang cepat, pembengkakan perut dan tungkai.

Pengobatan

Pengobatan dilakukan agar penderita merasa lebih nyaman dalam melakukan

berbagai aktivitas fisik, dan bisa memperbaiki kualitas hidup serta meningkatkan

harapan hidupnya.

Pendekatannya dilakukan melalui 3 segi, yaitu :

1. mengobati penyakit penyebab gagal jantung.

2. menghilangkan faktor-faktor yang bisa memperburuk gagal jantung.

3. Mengobati gagal jantung.

Ad. 1. Mengobati penyebab gagal jantung

a. Pembedahan bisa dilakukan untuk :

▪ Memperbaiki penyempitan atau kebocoran pada katup jantung

▪ Memperbaiki hubungan abnormal diantara ruang-ruang jantung

▪ Memperbaiki penyumpatan arteri koroner yang kesemuanya bisa

menyebabkan gagal jantung.

b. Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.

c. Kombinasi obat-obatan, pembedahan dan terapi penyinaran terhadap kelenjar tiroid

yang terlalu aktif.

d. Pemberian obat anti-hipertensi.

Ad. 2. Menghilangkan faktor yang memperburuk gagal jantung

Merokok, garam, kelebihan berat badan dan alkohol akan memperburuk gagal

jantung. Dianjurkan untuk berhenti merokok, melakukan perubahan pola makan,

berhenti minum alkohol atau melakukan olah raga secara teratur untuk memperbaiki

kondisi tubuh secara keseluruhan. Untuk penderita gagal jantung yang berat, tirah

Page 11: LP CHF

baring selama beberapa hari merupakan bagian penting dari pengobatan. Penggunaan

garam yang berlebihan dalam makanan sehari-hari bisa menyebabkan penimbunan

cairan yang akan menghalangi pengobatan medis.

Jumlah natrium dalam tubuh bisa dikurangi dengan membatasi pemakaian garam

dapur, garam dalam masakan dan makanan yang asin.

Penderita gagal jantung yang berat biasanya akan mendapatkan keterangan

terperinci mengenai jumlah asupan garam yang masih diperbolehkan.

Cara yang sederhana dan dapat dipercaya untuk mengetahui adanya penimbunan

cairan dalam tubuh adalah dengan menimbang berat badan setiap hari.

Kenaikan lebih dari 1 kg/hari hampir dapat dipastikan disebabkan oleh penimbunan

cairan.

Penambahan berat badan yang cepat dan terus menerus merupakan petunjuk dari

memburuknya gagal jantung.

Karena itu penderita gagal jantung diharuskan menimbang berat badannya setepat

mungkin setiap hari, terutama pada pagi hari, setelah berkemih dan sebelum sarapan.

Timbangan yang digunakan harus sama, jumlah pakaian yang digunakan relatif

sama dan dibuat catatan tertulis.

Ad. 3. Mengobati Gagal jantung

Prinsipnya adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap

penyebabnya.pengobatan tahap ini adalah secara medis dan dilakukan oleh dokter.

Page 12: LP CHF

Daftar pustaka

APrice, Sylvia and M. Wilson, Lorraine. 1992. Pathophysiology Fourth Edition. Mosby

Year Book. Michigan

Doenges, Marylinn E. et al. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Alih bahasa I Made

Kariasa. Jakarta. EGC.

Ignatavicius, Dona D and Bayna, Marylen V. 1991. Medical Surgical Nursing A nursing

proces Aproach Edisi I. WB Saunders Company. Philadhelpia.

Soeparman. Et al. (1990). Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi Ketiga. Jakarta. Balai

Penerbit FKUI.