Upload
istiqomah-nurul-fauziah
View
22
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pemeriksaan fisik abdomen
Citation preview
8. Prosedur Tindakan
Urutan teknik pemeriksaan pada abdomen ialah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan
perkusi. Hasil pemeriksaan auskultasi yang akurat didahulukan sebelum palpasi dan
perkusi sebelum melakukan manipulasi terhadap abdomen. Bila dilakukan palpasi dan
perkusi terlebih dahulu dapat mengubah frekuensi dan karakter bising usus.
Pemeriksaan ini mencakup pengkajian struktur traktus gastrointestinal (GI) bawah. Nyeri
pada abdomen merupakan gejala paling umum yang dilaporkan klien ketika pergi ke
layanan medis. Pengkajian yang akurat membutuhkan pencocokan data riwayat klien
dengan pengkajian yang cermat terhadap lokasi gejala fisik. Untuk menentukan letak organ
pada pemeriksaan abdomen dikenal dengan dua cara pembagian abdomen yaitu pembagian
menurut 4 kuadran dan pembagian menurut 9 region.
1) Pembagian atas empat kuadran, dengan membuat garis vertikal dan horizontal melalui
umbilicus, sehingga terdapat daerah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri
bawah. Pembagian 4 kuadran dilakukan dengan, perawat membuat garis vertical dari
processus xiphoideus ke arah simfisis pubis, dan dibuat garis horizontal yang memotong
umbilicus.
2) Pembagian atas sembilan daerah, dengan membuat dua garis horizontal dan dua garis
vertikal.
- Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga kesepuluh dan yang
kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior superior (SIAS)
- Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS dan mid-line
abdomen.
- Terbentuklah daerah hipokondrium kanan, epigastrium, hipokondrium kiri, lumbal kanan,
umbilical, lumbal kanan, iliaka kanan, hipogastrium/ suprapubik, dan iliaka kiri.
Pembagian 9 daerahPembagian 4 kuadran
Penatalaksanaan
1. Inspeksi
Mintalah pasien berbaring terlentang dengan kedua tangan di sisi tubuh. Letakan bantal
kecil dibawah lutut dan dibelakang kepala untuk melemaskan/ relaksasi otot- otot
abdomen
Perhatikan ada tidaknya penegangan abdomen.
Pemeriksa berdirilah pada sisi kanan pasien dan perhatikan kulit dan warna abdomen,
bentuk perut, simetrisitas, jaringan parut, luka, pola vena, dan striae serta bayangan vena
dan pergerakkan abnormal.
Perhatikan posisi, bentuk, warna, dan inflamasi dari umbilikus.
Perhatikan pula gerakan permukaan, massa, pembesaran atau penegangan. Bila abdomen
tampak menegang, minta pasien untuk berbalik kesamping dan inspeksi mengenai ada
tidaknya pembesaran area antara iga-iga dan panggul, tanyakan kepada pasien apakah
abdomen terasa lebih tegang dari biasanya.
Bila terjadi penegangan abdomen, ukur lingkar abdomen dengan memasang tali/ perban
seputar abdomen melalui umbilikus. Buatlah simpul dikedua sisi tali/ perban untuk
menandai dimana batas lingkar abdomen, lakukan monitoring, bila terjadi peningkatan
perenggangan abdomen, maka jarak kedua simpul makin menjauh
Inspeksi abdomen untuk gerakan pernapasan yang normal.
Mintalah pasien mengangkat kepalanya dan perhatikan adanya gerakan peristaltik atau
denyutan aortik.
Klien yang bebas dari nyeri abdomen tidak akan membungkuk atau membelat abdomen.
Untuk menginspeksi gerakan atau bayangan abnormal pada abdomen, perawat berdiri di sisi
kanan klien dan melakukan inspeksi dari atas abdomen. Dengan posisi duduk untuk melihat
tegak lurus pada abdomen, perawat mengkaji kontur.
Keadaan kulit
Warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman)
Elastisitasnya (menurun pada orang tua dan dehidrasi)
Kering (dehidrasi) atau lembab (asites)
Adanya bekas-bekas garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut
(tentukan lokasinya)
Pelebaran pembuluh darah vena (obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi
portal)
Umbilikus
Posisi, bentuk, warna, dan tanda inflamasi, rabas, atau massa yang menonjol harus diperhatikan.
Normalnya umbilicus datar atau cekung hemisfer di tengah antara proseus sifoideus dan simfisis
pubis. Warnanya sama dengan kulit sekitarnya. Umbilikus yang menonjol ke luar
biasanya menunjukkan adanya distensi. Hernia (penonjolan organ abdomen melewati
dinding otot) menyebabkan penonjolan umbilicus ke atas. Normalnya tidak ada rabas yang
ke luar dari area umbilicus.
Kontur dan simetrisitas
Perawat menginspeksi kontur, kesimetrisan, dan gerakan permukaan abdomen,
memperhatikan adanya massa, penonjolan atau distensi. Abdomen datar membentuk bidang
horizontal dari proseus sifoideus sampai simfisis pubis. Abdomen yang bulat menonjol ke
dalam bola cekung dari bidang horizontal. Setiap hasil temuan tersebut normal jika bentuk
abdomen simetris. Gastro intestinal,tumor, atau cairan dalam rongga abdomen dapat
menyebabkan distensi. Jika distensi bersifat menyeluruh, maka keseluruhan abdomen akan
menonjol. Kulit sering tampak tegang seperti diregangkan diatas abdomen. Jika terjadi
distensi abdomen, perawat dapat mengukur lingkar abdomen dengan meletakkan pita ukur
disekeliling abdomen setinggi umbilicus. Pengukuran berurutan akan menunjukkan adanya
peningkatan atau penurunan distensi. Gunakan pena untuk menunjukkan dimana pita ukur itu
diletakkan.
Besar dan bentuk abdomen; rata, menonjol, atau scaphoid (cekung).
Simetrisitas; perhatikan adanya benjolan local (hernia, hepatomegali, splenomegali, kista ovarii,
hidronefrosis)
Gerakan dinding abdomen pada peritonitis terbatas.
Pembesaran organ atau massa
Sambil mengobservasi kontur abdomen, perawat meminta klien menarik napas dalam dan
menahannya. Kontur tersebut harus tetap halus dan simetris. Manuver ini mendorong
diafragma ke bawah dan mengurangi ukuran rongga abdomen. Organ-organ yang
membesar di rongga abdomen bagian atas, misalnya hati atau limpa, dapat menurun ke
bawah rongga iga sehingga meneyebabkan tonjolan.
Peristaltik; gerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada dinding
abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour).
Pulsasi; pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering memberikan gambaran pulsasi
di daerah epigastrium dan umbilical.
2. Auskultasi
Siapkan stetoskop
Tanyakan kepada klien kapan terakhir makan
Letakan sisi diafragma pada kuadran kiri bawah
Dengarkan peristaltik usus (suara seperti bunyi berkumur). Diafragma stetoskop
diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan ke seluruh bagian abdomen. Suara
peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan udara dalam usus. Bila terdapat
obstruksi usus, peristaltic meningkat disertai rasa sakit (borborigmi). Bila obstruksi
makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltic lebih tinggi seperti
dentingan keeping uang logam (metallic-sound). Bila terjadi peritonitis, peristaltic usus
akan melemah, frekuensinya lambat, bahkan sampai hilang.
Suara usus terdengar tidak ada
Hipoaktif/ sangat lambat (misalnya sekali dalam 1 menit ),
Hiperaktif (misalnya setiap 3 detik
Normoperistaltik (tiap 5 ± 20 dtk)
Bila usus jarang sekali atau tidak ada, maka tahan selama 3 ± 5 menit
Letakan bagian bel stetoskop di atas aorta, arteri renal, arteri iliaka untuk mendengarkan
suara pembuluh darah. Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolik, atau kedua
fase. Misalnya pada aneurisma aorta, terdengar bising sistolik (systolic bruit). Pada
hipertensi portal, terdengar adanya bising vena (venous hum) di daerah epigastrium.
Aorta di bawah superior umbilikus
Arteri renal pada garis tengah perut atau ke arah kiri atau ke kanan dari garis perut bagian
atas mendekati panggul
Arteri iliaka pada area bawah umbilikus sebelah kiri atau kananGunakan diafragma
stetoskop untuk mendengarkan bising usus dan gunakan µbell¶ untuk mendengarkan
bunyi vascular. Auskultasi bising usus dimulai dari daerah kuadran kanan bawah;
perhatikan karakter dan frekuensi suara, hitung bising usus minimal selama 60 detik.
Motilitas usus
Merupakan fungsi normal usus halus dan usus besar. Bising usus merupakan bunyi lintasan
udara dan cairan yang diciptakan oleh motilitas usus/peristalsis. Diagram stetoskop yang
dihangatkan diletakkan sedikit diatas setiap kuadran. Normalnya udara dan cairan yang mengalir
melewati usus menimbulkan bunyi berdeguk atau bunyi klik yang terjadi tidak teratur 5 sampai
35 detik per menit. Bunyi tersebut dapat berlangsung selama ½ detik sampai beberapa detik.
Normalnya diperlukan 5 sampai 20 detik untuk mendengar bising usus.
Saat terbaik untuk mengauskultasi adalah diantara waktu makan. Pada saat perawat
mengauskultasi tepat setelah makan atau lama sesudah klien makan, bising usus cenderung
meningkat. Bunyi biasanya digambarkan sebagai normal, dapat terdengar, tidak ada,
hiperaktif, atau hipoaktif. Tidak ada bunyi yang mengindikasikan berhentinya motilitas
gastrointestinal yang terjadi akibat obstruksi usus tahap akhir, ileus paralitik, atau peritonitis.
Bunyi vaskuler
Bruit mengindikasikan penyempitan pembuluh darah dan gangguan aliran darah. Adanya bruit
pada area abdomen dapat mengungkapkan adanya aneurisma atau stenosis pembuluh darah.
Perawat menggunakan bel stetoskop untuk mengauskultasi region epigastrik dan keempat
kuadran. Normalnya tidak ada bunyi vaskuler yang terdengar di aorta (garis tengah abdomen),
atau arteri femoral (kuadran bawah). Bruit arteri renalis dapat terdengar dengan meletakkan
stetoskop di atas setiap kuadran atas secara anterior atau di atas sudut kostovertebrata
secara posterior.
3. Perkusi
Lakukan perkusi pada ke- 4 kuadran abdomen untuk menentukan tingkat timpani dan dullness.
a. Perkusi Lambung
1. Posisi pasien tidur terlentang
2. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien
3. Lakukan perkusi pada tulang iga bagian bawah anterior dan bagian Epigastrium kiri
4. Gelembung udara lambung bila di perkusi akan berbunyi timpani
b. Perkusi Ginjal
1. Posisi pasien duduk atau berdiri.
2. Pemeriksa dibelakang pasien
3. Perkusi sudut kostovertebral di garis skapular dengan sisi ulnar tangan kann
4. Normal perkusi tidak mengakibatkan rasa nyeri
4. Palpasi
Tujuan: untuk menentukan ukuran dan letak organ, ketegangan otot, adanya massa, nyeri, dan
adanya cairan. Identifikasi daerah nyeri sebelum palpasi. Palpasi pada daerah nyeri dilakukan
terakhir.
a. Palpasi abdomen secara dangkal
Letakkan tangan dan jari-jari pada abdomen. Tekan ke dalam abdomen secara dangkal dengan
menggunakan jari-jarin tangan.
Pindahkan tangan ke seluruh 4 kuadran dengan cara mengangkat tangan kemudian
meletakkannya pada daerah lain. Jangan menggeser atau menarik tangan pada permukaan kulit.
Catatan:
Rigid, disertai nyeri dan batuk memungkinkan adanya spasm (kejang) otot, inflamsi atau infeksi
(peritonitis)
Nyeri tekan mengindikasikan inflamsi peritoneal
Jika dicurigai hernia, minta klien menaikkan kepala dan punggung, kemudian observasi tonjolan
yang muncul pada abdomen
Jika klien merasakan ada massa saat ditekan, hal ini memungkinkan adanya penyakit kolon,
aneurisma vaskuler, pembengkakan usus, distensi kandung kemih atau kanker.
b. Palpasi abdomen dengan menggunakan tekanan sedang palpasi hepar
Lakukan seperti langkah di atas
Berikan tekanan pada abdomen kurang lebih 2 inch (6 cm)
Lakukan pada ke-4 kuadran
Bila klien gemuk lakukan palpasi dengan cara bimanual
Identifikasi ukuran organ bawahnya, apakah ada nyeri atau massa.
Jika klien merasakan ada massa saat ditekan, hal ini memungkinkan adanya penyakit kolon,
aneurisma vaskuler, pembengkakan usus, distensi kandung kemih atau kanker.
c. Palpasi hepar
Letakkan tangan kiri di bawah toraks posterior kanan pada tulang rusuk ke-11 dan pinggang
Instruksikan klien untuk rileks di atas kiri pemeriksa
Angkat daerah tulang rusuk tersebut dengan tangan kiri
Letakkan tangan kanan pada abdomen atau di bawah batas hepar kemudian tekan ke dalam dan
ke atas sepanjang lengkung tulang rusuk
Instruksikan klien untuk menarik nafas dalam. Pada saat inhalasi pemeriksa meraba tepi hepar.
d. Palpasi Limfa
Letakkan tangan kiri di bawah lengkung rusuk sebelah kiri dan lengkung tersebut untuk
memindahkan posisi limfa ke anterior
Tekan ujung jari-jari tangan kanan ke dalam batas rusuk kearah klien
Instruksikan klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut, karena diafragma akan turun dan
limfa bergerak kea rah ujung jari-jari tangan kanan pemeriksa.
e. Palpasi ginjal
Atur posisi supinasi dengan perawat berdiri disisi kanan klien
Palpasi ginjal kanan, letakan tangan kiri di bawah panggul dan elevasikan ginjal ke arah anterior
Letakan tangan kanan pd dinding perut anterior pd garis midklavikularis dari tepi batas costa
Tekan tangan kanan secara langsung ke atas (klien suruh menarik nafas panjang)
Pada orang dewasa normal tidak teraba tetapi pada orang yg sangat kurus bagian bawah ginjal
teraba.
Bila ginjal teraba, rasakan kontur (bentuk), ukuran, dan nyeri tekan
Untuk ginjal kiri lakukan disisi seberang klien, letakan tangan kiri di bawah panggul kemudian
lakukan tindakan seperti palpasi ginjal kanan.
9. Hal-hal Penting yang Harus diperhatikan oleh Perawat
Perawat harus memperhatikan kenyamanan, keluhan dan hasil dari setiap pemeriksaan (IPPA)
10. Hal-hal Penting yang Harus dicatat setelah Tindakan
Waktu pemeriksaan dan Hasil Pemeriksaan
Referensi:
Potter, P. A., dan Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing: Concept, Process, an Practice.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C dan Bary, B.G. (2002). Keperawatan Medikal Medah. Jakarta: EGC.
http://medinfo.ufl.edu/year1/bcs/clist/abdomen.html
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK420/