14
8. Prosedur Tindakan Urutan teknik pemeriksaan pada abdomen ialah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi. Hasil pemeriksaan auskultasi yang akurat didahulukan sebelum palpasi dan perkusi sebelum melakukan manipulasi terhadap abdomen. Bila dilakukan palpasi dan perkusi terlebih dahulu dapat mengubah frekuensi dan karakter bising usus. Pemeriksaan ini mencakup pengkajian struktur traktus gastrointestinal (GI) bawah. Nyeri pada abdomen merupakan gejala paling umum yang dilaporkan klien ketika pergi ke layanan medis. Pengkajian yang akurat membutuhkan pencocokan data riwayat klien dengan pengkajian yang cermat terhadap lokasi gejala fisik. Untuk menentukan letak organ pada pemeriksaan abdomen dikenal dengan dua cara pembagian abdomen yaitu pembagian menurut 4 kuadran dan pembagian menurut 9 region. 1) Pembagian atas empat kuadran, dengan membuat garis vertikal dan horizontal melalui umbilicus, sehingga terdapat daerah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah. Pembagian 4 kuadran dilakukan dengan, perawat membuat garis vertical dari processus xiphoideus ke arah simfisis pubis, dan dibuat garis horizontal yang memotong umbilicus.

LP KD 6.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemeriksaan fisik abdomen

Citation preview

Page 1: LP KD 6.docx

8. Prosedur Tindakan

Urutan teknik pemeriksaan pada abdomen ialah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan

perkusi. Hasil pemeriksaan auskultasi yang akurat didahulukan sebelum palpasi dan

perkusi sebelum melakukan manipulasi terhadap abdomen. Bila dilakukan palpasi dan

perkusi terlebih dahulu dapat mengubah frekuensi dan karakter bising usus.

Pemeriksaan ini mencakup pengkajian struktur traktus gastrointestinal (GI) bawah. Nyeri

pada abdomen merupakan gejala paling umum yang dilaporkan klien ketika pergi ke

layanan medis. Pengkajian yang akurat membutuhkan pencocokan data riwayat klien

dengan pengkajian yang cermat terhadap lokasi gejala fisik. Untuk menentukan letak organ

pada pemeriksaan abdomen dikenal dengan dua cara pembagian abdomen yaitu pembagian

menurut 4 kuadran dan pembagian menurut 9 region.

1) Pembagian atas empat kuadran, dengan membuat garis vertikal dan horizontal melalui

umbilicus, sehingga terdapat daerah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri

bawah. Pembagian 4 kuadran dilakukan dengan, perawat membuat garis vertical dari

processus xiphoideus ke arah simfisis pubis, dan dibuat garis horizontal yang memotong

umbilicus.

Page 2: LP KD 6.docx

2) Pembagian atas sembilan daerah, dengan membuat dua garis horizontal dan dua garis

vertikal.

- Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga kesepuluh dan yang

kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior superior (SIAS)

- Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS dan mid-line

abdomen.

- Terbentuklah daerah hipokondrium kanan, epigastrium, hipokondrium kiri, lumbal kanan,

umbilical, lumbal kanan, iliaka kanan, hipogastrium/ suprapubik, dan iliaka kiri.

Pembagian 9 daerahPembagian 4 kuadran

Page 3: LP KD 6.docx

Penatalaksanaan

1. Inspeksi

Mintalah pasien berbaring terlentang dengan kedua tangan di sisi tubuh. Letakan bantal

kecil dibawah lutut dan dibelakang kepala untuk melemaskan/ relaksasi otot- otot

abdomen

Page 4: LP KD 6.docx

Perhatikan ada tidaknya penegangan abdomen.

Pemeriksa berdirilah pada sisi kanan pasien dan perhatikan kulit dan warna abdomen,

bentuk perut, simetrisitas, jaringan parut, luka, pola vena, dan striae serta bayangan vena

dan pergerakkan abnormal.

Perhatikan posisi, bentuk, warna, dan inflamasi dari umbilikus.

Perhatikan pula gerakan permukaan, massa, pembesaran atau penegangan. Bila abdomen

tampak menegang, minta pasien untuk berbalik kesamping dan inspeksi mengenai ada

tidaknya pembesaran area antara iga-iga dan panggul, tanyakan kepada pasien apakah

abdomen terasa lebih tegang dari biasanya.

Bila terjadi penegangan abdomen, ukur lingkar abdomen dengan memasang tali/ perban

seputar abdomen melalui umbilikus. Buatlah simpul dikedua sisi tali/ perban untuk

menandai dimana batas lingkar abdomen, lakukan monitoring, bila terjadi peningkatan

perenggangan abdomen, maka jarak kedua simpul makin menjauh

Inspeksi abdomen untuk gerakan pernapasan yang normal.

Mintalah pasien mengangkat kepalanya dan perhatikan adanya gerakan peristaltik atau

denyutan aortik.

Klien yang bebas dari nyeri abdomen tidak akan membungkuk atau membelat abdomen.

Untuk menginspeksi gerakan atau bayangan abnormal pada abdomen, perawat berdiri di sisi

kanan klien dan melakukan inspeksi dari atas abdomen. Dengan posisi duduk untuk melihat

tegak lurus pada abdomen, perawat mengkaji kontur.

Keadaan kulit

Warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman)

Elastisitasnya (menurun pada orang tua dan dehidrasi)

Kering (dehidrasi) atau lembab (asites)

Adanya bekas-bekas garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut

(tentukan lokasinya)

Pelebaran pembuluh darah vena (obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi

portal)

Page 5: LP KD 6.docx

Umbilikus

Posisi, bentuk, warna, dan tanda inflamasi, rabas, atau massa yang menonjol harus diperhatikan.

Normalnya umbilicus datar atau cekung hemisfer di tengah antara proseus sifoideus dan simfisis

pubis. Warnanya sama dengan kulit sekitarnya. Umbilikus yang menonjol ke luar

biasanya menunjukkan adanya distensi. Hernia (penonjolan organ abdomen melewati

dinding otot) menyebabkan penonjolan umbilicus ke atas. Normalnya tidak ada rabas yang

ke luar dari area umbilicus.

Kontur dan simetrisitas

Perawat menginspeksi kontur, kesimetrisan, dan gerakan permukaan abdomen,

memperhatikan adanya massa, penonjolan atau distensi. Abdomen datar membentuk bidang

horizontal dari proseus sifoideus sampai simfisis pubis. Abdomen yang bulat menonjol ke

dalam bola cekung dari bidang horizontal. Setiap hasil temuan tersebut normal jika bentuk

abdomen simetris. Gastro intestinal,tumor, atau cairan dalam rongga abdomen dapat

menyebabkan distensi. Jika distensi bersifat menyeluruh, maka keseluruhan abdomen akan

menonjol. Kulit sering tampak tegang seperti diregangkan diatas abdomen. Jika terjadi

distensi abdomen, perawat dapat mengukur lingkar abdomen dengan meletakkan pita ukur

disekeliling abdomen setinggi umbilicus. Pengukuran berurutan akan menunjukkan adanya

peningkatan atau penurunan distensi. Gunakan pena untuk menunjukkan dimana pita ukur itu

diletakkan.

Besar dan bentuk abdomen; rata, menonjol, atau scaphoid (cekung).

Simetrisitas; perhatikan adanya benjolan local (hernia, hepatomegali, splenomegali, kista ovarii,

hidronefrosis)

Gerakan dinding abdomen pada peritonitis terbatas.

Pembesaran organ atau massa

Sambil mengobservasi kontur abdomen, perawat meminta klien menarik napas dalam dan

menahannya. Kontur tersebut harus tetap halus dan simetris. Manuver ini mendorong

diafragma ke bawah dan mengurangi ukuran rongga abdomen. Organ-organ yang

membesar di rongga abdomen bagian atas, misalnya hati atau limpa, dapat menurun ke

bawah rongga iga sehingga meneyebabkan tonjolan.

Peristaltik; gerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada dinding

Page 6: LP KD 6.docx

abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour).

Pulsasi; pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering memberikan gambaran pulsasi

di daerah epigastrium dan umbilical.

2. Auskultasi

Siapkan stetoskop

Tanyakan kepada klien kapan terakhir makan

Letakan sisi diafragma pada kuadran kiri bawah

Dengarkan peristaltik usus (suara seperti bunyi berkumur). Diafragma stetoskop

diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan ke seluruh bagian abdomen. Suara

peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan udara dalam usus. Bila terdapat

obstruksi usus, peristaltic meningkat disertai rasa sakit (borborigmi). Bila obstruksi

makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltic lebih tinggi seperti

dentingan keeping uang logam (metallic-sound). Bila terjadi peritonitis, peristaltic usus

akan melemah, frekuensinya lambat, bahkan sampai hilang.

Suara usus terdengar tidak ada

Hipoaktif/ sangat lambat (misalnya sekali dalam 1 menit ),

Hiperaktif (misalnya setiap 3 detik

Normoperistaltik (tiap 5 ± 20 dtk)

Bila usus jarang sekali atau tidak ada, maka tahan selama 3 ± 5 menit

Letakan bagian bel stetoskop di atas aorta, arteri renal, arteri iliaka untuk mendengarkan

suara pembuluh darah. Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolik, atau kedua

fase. Misalnya pada aneurisma aorta, terdengar bising sistolik (systolic bruit). Pada

hipertensi portal, terdengar adanya bising vena (venous hum) di daerah epigastrium.

Aorta di bawah superior umbilikus

Arteri renal pada garis tengah perut atau ke arah kiri atau ke kanan dari garis perut bagian

atas mendekati panggul

Arteri iliaka pada area bawah umbilikus sebelah kiri atau kananGunakan diafragma

stetoskop untuk mendengarkan bising usus dan gunakan µbell¶ untuk mendengarkan

bunyi vascular. Auskultasi bising usus dimulai dari daerah kuadran kanan bawah;

perhatikan karakter dan frekuensi suara, hitung bising usus minimal selama 60 detik.

Page 7: LP KD 6.docx

Motilitas usus

Merupakan fungsi normal usus halus dan usus besar. Bising usus merupakan bunyi lintasan

udara dan cairan yang diciptakan oleh motilitas usus/peristalsis. Diagram stetoskop yang

dihangatkan diletakkan sedikit diatas setiap kuadran. Normalnya udara dan cairan yang mengalir

melewati usus menimbulkan bunyi berdeguk atau bunyi klik yang terjadi tidak teratur 5 sampai

35 detik per menit. Bunyi tersebut dapat berlangsung selama ½ detik sampai beberapa detik.

Normalnya diperlukan 5 sampai 20 detik untuk mendengar bising usus.

Saat terbaik untuk mengauskultasi adalah diantara waktu makan. Pada saat perawat

mengauskultasi tepat setelah makan atau lama sesudah klien makan, bising usus cenderung

meningkat. Bunyi biasanya digambarkan sebagai normal, dapat terdengar, tidak ada,

hiperaktif, atau hipoaktif. Tidak ada bunyi yang mengindikasikan berhentinya motilitas

gastrointestinal yang terjadi akibat obstruksi usus tahap akhir, ileus paralitik, atau peritonitis.

Bunyi vaskuler

Bruit mengindikasikan penyempitan pembuluh darah dan gangguan aliran darah. Adanya bruit

pada area abdomen dapat mengungkapkan adanya aneurisma atau stenosis pembuluh darah.

Perawat menggunakan bel stetoskop untuk mengauskultasi region epigastrik dan keempat

kuadran. Normalnya tidak ada bunyi vaskuler yang terdengar di aorta (garis tengah abdomen),

atau arteri femoral (kuadran bawah). Bruit arteri renalis dapat terdengar dengan meletakkan

stetoskop di atas setiap kuadran atas secara anterior atau di atas sudut kostovertebrata

secara posterior.

3. Perkusi

Lakukan perkusi pada ke- 4 kuadran abdomen untuk menentukan tingkat timpani dan dullness.

a. Perkusi Lambung

1. Posisi pasien tidur terlentang

2. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien

3. Lakukan perkusi pada tulang iga bagian bawah anterior dan bagian Epigastrium kiri

4. Gelembung udara lambung bila di perkusi akan berbunyi timpani

b. Perkusi Ginjal

1. Posisi pasien duduk atau berdiri.

2. Pemeriksa dibelakang pasien

Page 8: LP KD 6.docx

3. Perkusi sudut kostovertebral di garis skapular dengan sisi ulnar tangan kann

4. Normal perkusi tidak mengakibatkan rasa nyeri

4. Palpasi

Tujuan: untuk menentukan ukuran dan letak organ, ketegangan otot, adanya massa, nyeri, dan

adanya cairan. Identifikasi daerah nyeri sebelum palpasi. Palpasi pada daerah nyeri dilakukan

terakhir.

a. Palpasi abdomen secara dangkal

Letakkan tangan dan jari-jari pada abdomen. Tekan ke dalam abdomen secara dangkal dengan

menggunakan jari-jarin tangan.

Pindahkan tangan ke seluruh 4 kuadran dengan cara mengangkat tangan kemudian

meletakkannya pada daerah lain. Jangan menggeser atau menarik tangan pada permukaan kulit.

Catatan:

Rigid, disertai nyeri dan batuk memungkinkan adanya spasm (kejang) otot, inflamsi atau infeksi

(peritonitis)

Nyeri tekan mengindikasikan inflamsi peritoneal

Jika dicurigai hernia, minta klien menaikkan kepala dan punggung, kemudian observasi tonjolan

yang muncul pada abdomen

Jika klien merasakan ada massa saat ditekan, hal ini memungkinkan adanya penyakit kolon,

aneurisma vaskuler, pembengkakan usus, distensi kandung kemih atau kanker.

b. Palpasi abdomen dengan menggunakan tekanan sedang palpasi hepar

Lakukan seperti langkah di atas

Berikan tekanan pada abdomen kurang lebih 2 inch (6 cm)

Lakukan pada ke-4 kuadran

Bila klien gemuk lakukan palpasi dengan cara bimanual

Identifikasi ukuran organ bawahnya, apakah ada nyeri atau massa.

Jika klien merasakan ada massa saat ditekan, hal ini memungkinkan adanya penyakit kolon,

aneurisma vaskuler, pembengkakan usus, distensi kandung kemih atau kanker.

c. Palpasi hepar

Letakkan tangan kiri di bawah toraks posterior kanan pada tulang rusuk ke-11 dan pinggang

Instruksikan klien untuk rileks di atas kiri pemeriksa

Page 9: LP KD 6.docx

Angkat daerah tulang rusuk tersebut dengan tangan kiri

Letakkan tangan kanan pada abdomen atau di bawah batas hepar kemudian tekan ke dalam dan

ke atas sepanjang lengkung tulang rusuk

Instruksikan klien untuk menarik nafas dalam. Pada saat inhalasi pemeriksa meraba tepi hepar.

d. Palpasi Limfa

Letakkan tangan kiri di bawah lengkung rusuk sebelah kiri dan lengkung tersebut untuk

memindahkan posisi limfa ke anterior

Tekan ujung jari-jari tangan kanan ke dalam batas rusuk kearah klien

Instruksikan klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut, karena diafragma akan turun dan

limfa bergerak kea rah ujung jari-jari tangan kanan pemeriksa.

e. Palpasi ginjal

Atur posisi supinasi dengan perawat berdiri disisi kanan klien

Palpasi ginjal kanan, letakan tangan kiri di bawah panggul dan elevasikan ginjal ke arah anterior

Letakan tangan kanan pd dinding perut anterior pd garis midklavikularis dari tepi batas costa

Tekan tangan kanan secara langsung ke atas (klien suruh menarik nafas panjang)

Pada orang dewasa normal tidak teraba tetapi pada orang yg sangat kurus bagian bawah ginjal

teraba.

Bila ginjal teraba, rasakan kontur (bentuk), ukuran, dan nyeri tekan

Untuk ginjal kiri lakukan disisi seberang klien, letakan tangan kiri di bawah panggul kemudian

lakukan tindakan seperti palpasi ginjal kanan.

9. Hal-hal Penting yang Harus diperhatikan oleh Perawat

Perawat harus memperhatikan kenyamanan, keluhan dan hasil dari setiap pemeriksaan (IPPA)

10. Hal-hal Penting yang Harus dicatat setelah Tindakan

Waktu pemeriksaan dan Hasil Pemeriksaan

Page 10: LP KD 6.docx

Referensi:

Potter, P. A., dan Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing: Concept, Process, an Practice.

Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. C dan Bary, B.G. (2002). Keperawatan Medikal Medah. Jakarta: EGC.

http://medinfo.ufl.edu/year1/bcs/clist/abdomen.html

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK420/