Upload
veraveronika
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jiwa
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN PERILAKU KEKERASAN
Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang
Disusun oleh :
Kukuh N .R
P.17420107227
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG
2009
1
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan
perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995)
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan
campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini di dasari keadaan
emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan
emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam diri atau
secara destruktif.(Iyus Yosep, 2007)
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif
(Towsend,1998)
B. Penyebab
Untuk menegaskan keterangan diatas, pada klien gangguan jiwa,
perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri
rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana
gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap
diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan
berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti
menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll.
C. Tanda dan gejala :
2
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)
Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budiana Keliat, 1999)
Tanda dan Gejala :
Mata melotot dan merah
Ekspresi wajah tampak tegang
Tangan mengepal
Rahang mengatup
Sering mondar-mandir
Ungkapan rasa takut dan cemas dari klien
D. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
( Budiana Keliat, 1999)
E. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji
a. Masalah keperawatan:
1). Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
3
Perilaku Kekerasan/amuk
2). Perilaku kekerasan / amuk
3). Gangguan harga diri : harga diri rendah
b. Data yang perlu dikaji:
1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1). Data Subyektif :
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
2). Data Objektif :
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak,
menjerit, memukul diri sendiri /orang lain.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang-barang.
2. Perilaku kekerasan / amuk
1). Data Subyektif :
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal atau marah.
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
2). Data Obyektif
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang-barang.
3. Gangguan harga diri : harga diri rendah
1). Data subyektif:
4
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
malu terhadap diri sendiri.
2). Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri
hidup.
D. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
perilaku kekerasan/amuk.
b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan harga diri: harga diri
rendah.
E. Intervesi Keperawatan
Strategi pelaksanaan Tindakan Keperawatan:
Pasien
SP I pasien
1. Mengidentifikasi penyebab PK
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat PK
5. Menyebutkan cara mengontrol PK
6. Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I
7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP II pasien
1. Mengevaluasi kegiatan jadwal harian pasien
2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara fisik II
3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal dalam kegiatan harian
SP III Pasien
5
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal
3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal dalam kegiatan harian
SP IV pasien
1. Mengevaluasi kegiatan jadwal harian pasien
2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual
3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal dalam kegiatan harian
SP V Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengontrol PK dengan minum obat
3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal dalam kegiatan harian
Keluarga
SP I Keluarga
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses terjadinya PK
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien PK
SP II Keluarga
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan PK
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien PK
SP III keluarga
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
a. Tindakan Psikoterapeutik
Pasien:
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi penyebab PK
3. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
4. Mengidentifikasi bentuk PK yang pernah dilakukan
5. Mengidentifikasi akibat PK
6
6. Mengajarkan cara mengontrol PK antara lain:
7. Membantu pasien mempraktekkan cara yang telah diajarkan
8. Menganjurkan pasien untuk memilih cara mengotrol PK yang sesuai
9. Memasukkan cara mengontrol PK yang telah dipilih ke dalam jadwal
kegiatan harian
10. Membantu pasien membuat rencana jadwal kegiatan di rumah
11. Mendiskusikan tentang obat yang diminum (jenis, dosis, waktu minum,
manfaat, dan efek samping)
Keluarga:
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
PK
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian PK, tanda dan
gejala, serta proses terjadinya PK
3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK
4. Mengajarkan dan melibatkan keluarga dalam mempraktekkan cara
merawat pasien dengan PK secara langsung di rumah sakit
5. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas pasien di rumah termasuk
minum obat
6. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
b. Tindakan Psikofarmaka
1. Memberikan obat-obatan tranguiliser sesuai program pengobatan pasien
2. Memantau keefektifan dan efek samping obat yang diminum
3. Mengukur vital sign secara periodik ( tekanan darah, nadi, dan pernafasan)
c. Tindakan Manipulasi lingkungan
1. Melibatkan pasien dalam terapi kelompok dan kegiatan sehari-hari
2. Pertahankan agar lingkungan pasien pada tingkat stimulus yang rendah
(penyinaran rendah, sedikit orang, dekorasi yang sederhana, dan tingkat
kebisingan yang rendah)
3. Observasi secara ketat perilaku pasien setiap 15 menit
4. Singkirkan benda-benda yang dapat membahayakan dari lingkungan
sekitar pasien
7
(Workshop Standar Asuhan & Bimbingan Keperawatan Jiwa)
DAFTAR PUSTAKA
8
Stuart GW, Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th
ed.). St.Louis Mosby Year Book
Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I. Jakarta :
EGC
Keliat Budi Ana. 1999. Gangguan Konsep Diri, Edisi I. Jakarta : EGC
Townsend. 1995. Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for
Care Plan Construction. Edisi 3. EGC: Jakarta.
9