19
LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN I; Masalah Utama: Resiko Perilaku Kekerasan II; Proses Terjadinya Masalah Pengertian perilaku kekerasan Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalamai perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan scara verbal dan fisik. Tanda dan Gejala Fisik : Muka merah Pandangan tajam Otot tegang Nada suara tinggi Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak Memukul jika tidak senang

lp pk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lp lk

Citation preview

Page 1: lp pk

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

I; Masalah Utama:

Resiko Perilaku Kekerasan

II; Proses Terjadinya Masalah

Pengertian perilaku kekerasan

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang

melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap

diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk

mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku

yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis.

perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang individu

mengalamai perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri

sendiri maupun orang lain.

Perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan

scara verbal dan fisik.

Tanda dan Gejala Fisik :

Muka merah

Pandangan tajam

Otot tegang

Nada suara tinggi

Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak

Memukul jika tidak senang

Page 2: lp pk

Tanda dan gejala Emosional:

Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan

terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)

Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri

sendiri)

Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai

harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri

kehidupannya.

Tanda dan gejala Verbal :

Mengancam

Mengumpat dengan kata-kata kasar

Suara keras

Bicara kasar, ketus

Tanda dan Gejala Sosial:

Memperlihatkan permusuhan

Mendekati orang lain dengan ancaman

Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai

Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan

Mempunyai rencana untuk melukai

Page 3: lp pk

Tanda dan Gejala Intelektual :

Mendominasi

Cerewet

Cenderung suka meremehkan

Berdebat

Kasar

Tanda dan Gejala Spiritual:

Merasa diri kuasa

Merasa diri benar

Keragu-raguan

Tak bermoral

Kreativitas terhambat

Faktor Predisposisi Perilaku Kekerasan

1;Psikologis : kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi

yang kemudian dapat timbul agresif atau perilaku

kekerasan,contohnya : pada masa anak-anak yang mendapat

perilaku kekerasan cenderung saat dewasa menjadi pelaku perilaku

kekerasan

2;Perilaku : kekerasan didapat pada saat setiap melakukan sesuatu

maka kekerasan yang diterima sehingga secara tidak langsung hal

tersebut akan diadopsi dan dijadikan perilaku yang wajar

3;Sosial Budaya : Budaya yang pasif – agresif dan kontrol sosial

yang tidak pasti terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan

seolah-olah kekerasan adalah hal yang wajar

Page 4: lp pk

4;Bioneurologis : Beberapa berpendapat bahwa kerusaka pada sistem

limbik, lobus frontal, lobus temporal, dan ketidakseimbangan

neurotransmitter ikut menyumbang terjadi perilaku kekerasan

Faktor Presipitasi Perilaku Kekerasan

Faktor presipitasi dibedakan menjadi:

a; Internal: semua faktor yang dapat menimbulkan kelemahan,

menurunnya percaya diri, takut sakit, hilang kontro, dan lain-lain.

b; Eksternal: penganiayaan fisik, kehilangan orang yang dicintai, krisis,

dan lain-lain.

Hal-hal lain yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan/penganiayaan

antara lain:

1; Kesulitan kondisi sosial ekonomi

2; Kesulitan dalam mengkomunikassikan sesuatu

3; Pelaku mungkin mempunyai riwayat prilaku anti sosial meliputi

penyalahgunaan obat dan alkoholisme dan tidak mampu mengontrol

emosinya pada saat menghadapi rasa frustasi

4; Kematian anggota keluarga yang terpentin, kehilangan pekerjaan,

perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan

keluarga

Rentang perilaku kemarahan

Perilaku atau respon kemarahan dapat berflutuatif dalam rentang adaptif

sampai maladaptif. Rentang respon marah menurut Stuart dan Sundeen

(dalam Sulistyowati, 2009), dimana amuk (perilaku kekerasan) dan agresif

berada pada rentang maladaptif, seperti pada gambar berikut:

Respon adaptif Respon Maladaptif

Page 5: lp pk

<__________________________________________________________>

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

Gambar 1

Rentang Respon Kemarahan

Keterangan:

a. Asertif, merupakan ungkapan rasa tidak setuju atau kemarahan yang

dinyatakan atau diungkapkan tanpa menyakiti orang lain sehingga akan

memberikan kelegaan dan tidak menimbulkan masalah. Asertif merupakan

bentuk perilaku untuk menyampaikan perasaan diri dengan kepastian dan

memperhatikan komunikasi yang menunjukkan respek pada orang lain

(Stuart dan Laraia, 2005).

b. Frustasi, adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan yang

tidak realistis atau hambatan dalam pencapaian tujuan.

c. Pasif, merupakan kelanjutan dari frustasi, dalam keadaan ini individu

tidak menemukan alternatif lain penyelesaian masalah, sehingga terlihat

pasif dan tidak mampu mengungkapkan perasaannya.

d. Agresif, adalah perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan

untuk bertindak destruktif tapi masih terkontrol. Perilaku yang tampak

berupa muka masam, bicara kasar, menuntut, dan kasar.

e. Amuk (perilaku kekerasan), yaitu perasaan marah dan bermusuhan yang

kuat disertai kehilangan kontrol diri, sehingga individu dapat merusak diri

sendiri, orang lain dan lingkungan.

Fitria (2009), mengungkapkan bahwa perbedaan perilaku atau respon

kemarahan adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Perbedaan Perilaku atau Respon Kemarahan

Pasif Frustasi Asertif Agresif Amuk

Isipembicara

Negatif danmeremehkan

Lebihbanyak

Positif danmenawarkan

Menyombonngkan diri,

Kata-katakasar dan

Page 6: lp pk

an diri,contohnyaperkataan:“Dapatkahsaya?”“Dapatkahkamu?”

diam,contohnya“sayamalas...”

diri,contohnya“Sayadapat......”“Sayaakan.....”

merendahkanorang lain,contohnyaperkataan:“Kamuselalu....”“Kamu tidakpernah.....”

menghina“Sayapukulkamu.....”

Tekanansuara

Cepat lambat,mengeluh

Lemah Sedang Keras danngotot

Keras,membentak

Posisibadan

Menunduk kankepala

Kadang-kadangmenundukkan kepala

Tegap dansantai

Kaku,condong kedepan

Menyerang danposisimaumemukul

Jarak Menjaga jarakdengan sikapacuh/mengabaikan

Menjauh Mempertahankan jarangyang nyaman

Siap denganjarak akanmenyerangorang lain

Mendekatmaumenyerang

Penampilan

Loyo, tidakdapat tenang

Sedikittegang

Sikap tenang Mengancam,posisimenyerang

Posisimenyerang

Kontakmata

Sedikit atausama sekalitidak

Sedikit Mempertahankan kontakmata sesuaidenganhubungan

Mata melototdandipertahankan

Matamelotot

Akibat dari Perilaku kekerasan

Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi

mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan

suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri,

orang lain dan lingkungan.

Masalah keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

1; Perilaku Kekerasan

a; Data subjektif

Page 7: lp pk

Klien mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor,

mengatakan dendam dan jengkel, mengatakan ingin berkelahi,

menyalahkan dan menuntut, serta meremehkan.

b; Data objektif

Mata klien melotot/pandangan tajam, tangan mengempal, rahang

mengatup, wajah memerah dan tegang, postur tubuh kaku, suara keras,

bicara kasar, ketus, menyerang orang lain, merusak lingkungan,

berdebat.

2; Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

a; Data subjektif

Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin

membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya.

b; Data objektif

Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang,

melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.

3. Perilaku kekerasan / amuk

a; Data Subjektif :

1; Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

2; Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya

jika sedang kesal atau marah.

3; Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

b; Data Objektif

1; Mata merah, wajah agak merah.

2; Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.

3; Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

4; Merusak dan melempar barang barang.

Page 8: lp pk

4. Gangguan harga diri : harga diri rendah

a; Data subyektif:

Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu

apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan

malu terhadap diri sendiri.

b; Data objektif:

Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih

alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

Data lain yang juga dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial

dan spiritual:

Aspek biologis

Respons fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom bereaksi

terhadap sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat, tachikardi,

muka merah, pupil melebar, pengeluaran urine meningkat. Ada gejala yang

sama dengan kecemasan seperti meningkatnya kewaspadaan, ketegangan

otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh kaku, dan refleks cepat.

Hal ini disebabkan oleh energi yang dikeluarkan saat marah bertambah.

Aspek emosional

Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel,

frustasi, dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk, bermusuhan dan

sakit hati, menyalahkan dan menuntut.

Aspek intelektual

Page 9: lp pk

Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses

intelektual, peran panca indra sangat penting untuk beradaptasi dengan

lingkungan yang selanjutnya diolah dalam proses intelektual sebagai suatu

pengalaman. Perawat perlu mengkaji cara klien marah, mengidentifikasi

penyebab kemarahan, bagaimana informasi diproses, diklarifikasi, dan

diintegrasikan.

Aspek sosial

Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan.

Emosi marah sering merangsang kemarahan orang lain. Klien seringkali

menyalurkan kemarahan dengan mengkritik tingkah laku yang lain

sehingga orang lain merasa sakit hati dengan mengucapkan kata-kata kasar

yang berlebihan disertai suara keras. Proses tersebut dapat mengasingkan

individu sendiri, menjauhkan diri dari orang lain, menolak mengikuti

aturan.

Aspek spiritual

Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan

lingkungan. Hal yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat

menimbulkan kemarahan yang dimanifestasikan dengan amoral dan rasa

tidak berdosa.

III Diagnosa Keperawatan

1; Resiko perilaku kekerasan

Page 10: lp pk
Page 11: lp pk

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien :……………. Ruangan :…………….

No. CM :……………. Dx Medis :…………….

No

Dx

Dx

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

1. Risiko Perilaku

Kekerasan

Tujuan : Klien dapat

mengontrol perilaku

kekerasan

SP 1 : Klien dapat

membina hubungan

saling percaya

1. Setelah…..× interaksi klien

menunjukan tanda-tanda

percaya kepada perawat :

; Ekspresi wajah bersahabat

; Menunjukan rasa senang

; Ada kontak mata

; Mau berjabat tangan

; mau menyebutkan nama

; Mau menjawab salam

; Mau duduk berdampingan

dengan perawat

1. Bina hubungan saling percaya

dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik :

; Sapa klien dengan ramah baik

verbal maupun nonverbal

; Perkenalkan nama, nama

panggilan dan tujuan perawat

berkenalan

; Tanyakan nama lengkap dan

nama penggilan yang disukai

klien

; Buat kontrak yang jelas

1. Kepercayaan dari klien

merupakan hal yang

mutlak serta akan

memudahkan dalam

pendekatan dan

tindakan keperawatan

yang akan dilakukan

kepada klien

Page 12: lp pk

Bersedia mengungkapkan

masalah yang dihadapi

; Tunjukan sikap jujur dan

menepati janji setiap kali

berinteraksi

; Tunjukan sikap empati dan

menerima apa adanya

; Beri perhatian kepada klien

dan masalah yang dihadapi

klien

Dengarkan dengan penuh

perhatian ekspresi perasaan

klien

SP 2 : Klien dapat

mengenal penyebab

perilaku kekerasan

yang dilakukannya

2. Setelah…..× interaksi klien

menceritakan penyebab

perilaku kekerasan yang

dilakukannya :

; Menceritakan

penyebab perasan

jengkel/marah baik

dari diri sendiri

2. Bantu klien mengungkapkan

perasaan marahnya:

; Motivasi klien untuk

menceritakan penyebab rasa

kesal atau jengkelnya

; Dengarkan tanpa menyela

atau memberi penilaian

2. Menentukan mekanis-

me koping yang

dimiliki klien dalam

menghadapi masalah

serta sebagi langkah

awal dalam menyusun

strategi berikutnya

Page 13: lp pk

maupun lingkungannya setiap ungkapan perasaan

klien

SP 3 : Klien dapat

mengidentifikasi

tanda-tanda perilaku

kekerasan

3. Setelah…..× interaksi klien

menceritakan tanda-tanda

saat terjadi perilaku

kekerasan :

; Tanda Sosial :

bermusuhan yang

dialami saat terjadi

perilaku kekerasan

; Tanda Emosional :

perasaan marah,

jengkel, bicara kasar

; Tanda Fisik : mata

merah, tangan

mengepal, ekspresi

tegang,dll

3. Bantu klien mengungkapkan

tanda-tanda perilaku kkerasan

yang dialaminya :

; Motivasi klien

menceritakan kondisi fisik

saat perilaku kekerasan

terjadi

; Motivasi klien

menceritakan kondisi

emosionalnya saat terjadi

perilaku kekerasan

; Motivasi klien

menceritakan hubungan

dengan orang lain saat

terjadi perilaku kekerasan

3. Deteksi dini sehingga

dapat mencegah

tindakan yang dapat

membahayakan klien

dan lingkungan sekitar

SP 4 : klien dapat4. Setelah…..× interaksi klien 4. Diskusikan dengan klien4. Melihat mekanisme

Page 14: lp pk

mengidentifikasi

perilaku kekerasan

yang pernah

dilakukan

menjelaskan :

; Jenis-jenis ekspresi

kemarahan yang

selama ini telah

dilakukannya

; Perasaan saat

melakukan kekerasan

; Efektivitas cara yang

dipakai dalam

menyelesaikan

masalah

perilaku kekerasan yang

dilakukannya selama ini :

; Motivasi klien

menceritakan jenis-jenis

tindak kekerasan yang

selama ini pernah

dilakukannya

; Motivasi klien

menceritakan perasaan

setelah tindakan tersebut

; Diskusikan apakah dengan

tindakan tersebut msalah

yang dialami teratasi

koping klien dalam

menyelesaikan masalah

yang dihadapi

SP 5 : Klien dapat

mengidentifikasi

akibat perilaku

kekerasan

5. Setelah…..× interaksi klien

menjelaskan akibat

tindakannya :

; Diri sendiri

; Orang lain

5. Diskusikan dengan klien akibat

negatif cara yang dilakukan

pada :

; Diri sendiri

; Orang lain

5. Membantu klien melihat

dampak yang

ditimbulkan akibat

perilaku kekerasan

yang dilakukan klien

Page 15: lp pk

; Lingkungan ; Lingkungan

SP 6 : Klien dapat

mengidentifikasi

cara konstruktif

dalam

mengungkapkan

kemarahan

6. Setelah…..× interaksi klien

:

; Menjelaskan cara

yang sehat untuk

mengungkapkan

marah

6. Diskusikan dengan klien :

; Apakah klien mau

mempelajari cara baru

untuk mengungkapkan

marah yang sehat

; Jelaskan berbagai

alternatif pilihan untuk

mengungkapkan marah

selain perilaku kekerasan

yang diketahui klien

; Jelaskan cara-cara sehat

untuk mengungkapkan

marah :

Cara fisik : nafas dalam,

pukul bantal atau kasur,

olahraga

Verbal : mengungkapkan

bahwa dirinya sedang

6. Menurunkan perilaku

destruktif yang akan

mencederai klien dan

lingkungan sekitar

Page 16: lp pk

kesal kepada orang lain

Sosial : Latihan asertif

dengan orang lain

Spiritual :

Sembahyang/doa, zikir,

meditasi,dlsb

SP 7 : Klien dapat

mendemonstrsikan

cara mengontrol

perilaku kekerasan

7. Setelah…..× interaksi klien

memperagakan cara

mengontrol perilaku

kekerasan

; Fisik : tarik nafas

dalam, memukul

bantal/kasur

; Verbal :

Mengungkapkan

perasaan

kesal/jengkel pada

orang lain tanpa

menyakiti

7.1. Diskusikan cara yang akan

dipilih dan anjurkan klien

memilih cara yang

memungkinkan untuk

mengungkapkan kemarahan

7.2 Latih klien memperagakan

cara yang dipilih :

; Peragakan cara yang

dipilih

; Jelaskan manfaat cara

tersebut

; Anjurkan klien menirukan

7.1 Keinginan untuk marah

tidak tahu kapan

munculnya serta siapa

yang akan memicunya

7.2 Meningkatkan

kepercayaan diri klien

serta asertifitas klien

saat marah/jengkel

Page 17: lp pk

; Spiritual : Berdoa

sesuai agama

peragaan yang sudah

dilakukan

; Beri penguatan pada klein,

perbaiki cara yang masih

belum sempurna

7.3 Anjurkan klien menggunakan

cara yang sudah dilatih saat

marah/jengkel

7.3 Meningkatkan

asertifitas klien dalam

menghadapi marah

SP 8 : Klien

mendapat dukungan

keluarga untuk

mengontrol perilaku

kekerasan

8. Setelah…..× interaksi

keluarga :

; Menjelaskan cara

merawat klien dengan

perilaku kekerasan

; Mengungkapkan rasa

puas dalam merawat

klien

8.1 Diskusikan pentingnya peran

serta keluarga sebagai

pendukung klien untuk

mengatasi perilaku kekerasan

8.2 Diskusikan potensi keluarga

untuk membantu klien

mengatasi perilaku kekerasan

8.3 Jelaskan pengertian,

penyebab, akibat, dan cara

merawat klien perilaku

kekerasan yang dapat

dilakukan keluarga

8. Keluarga adalah sistem

pendukung utama

bagi klien

Page 18: lp pk

8.4 Peragakan cara merawat klien

8.5 Beri kesempatan keluarga

untuk memperagakan ulang

8.6 Beri pujian pada keluarga

setelah peragaan

8.7 Tanyakan perasaan keluarga

setelah mencoba cara yang

dilatihSP 9 : KLien

menggunakan obat

sesuai program yang

telah ditetapkan

9.1 Setelah…..× inter-aksi

klien menje-laskan :

; Manfaat minum obat

; Kerugian tidak minum

obat

; Nama obat

; Bentuk dan warna obat

; Dosis yang diberikan

; Waktupemakaian

9.1 Jelaskan pada klien :

; Manfaat minumobat

; Kerugian tidak minum

obat

; Nama obat

; Bentuk dan warna obat

; Dosis yang diberikan

; Waktu pemakaian

; Cara pemakaian

9. Mensukseskan program

pengobatan klien

Page 19: lp pk

; Cara pemakaian

; Efek yang dirasakan

9.2 Setelah…..× inter-aksi

klien menggu-nakan

obat sesuai program

; Efek yang dirasakan

9.2 Anjurkan klien :

; Minta dan menggunakan

obat tepat waktu

; Lapor ke perawat/dokter

jika mengalami efek yang

tidak biasa

; Beri pujian terhadap

kedisiplinan klien

menggunakan obat