30
0 BABAD PANJI SEBAGAI MEDIA INTERNALISASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MATA PELAJARAN SENI Pranti Sayekti Universitas Negeri Malang, Malang P r an t i _sa y ek t i @ yah o o . co m Abstra k Babad Panji merupakan salah satu hasil karya budaya nusantara. Tokoh utama dalam babad Panji sebagai tokoh imajinatif memiliki karakter dan watak yang khas Indonesia yang dapat dijadikan sebagai panutan. Dengan demikian Babad Panji dapat menjadi media internalisasi nilai-nilai kearifan lokal pada generasi muda di Indonesia mengingat struktur cerita pada babad Panji mengandung ajaran emosional, estetika maupun moral. Salah satu upaya internalisasi nilai-nilai kearifan lokal adalah melalui mata pelajaran seni. Babad Panji yang disajikan dalam cerita yang mudah dipahami dan disampaikan secara sederhana dapat menumbuhkan ide- ide positif untuk membangun karakter generasi muda, sebab tokoh Panji merupakan tokoh protagonis yang selalu mengajarkan tentang kebaikan. Salah satu hasil penelitian pada tahun kedua ini adalah menghasilkan buku cerita Panji dari salah satu cerita carangan yang berjudul Ande- ande Lumut. Rancangan penelitian pengembangan menggunakan model prosedural yang mengadaptasi dari model pengembangan (research and development) Borg dan Gall (1983) dan rancangan model prosedural yang dikembangkan oleh McKenny (2001). Kata Kunci: babad Panji, media internalisasi, nilai- nilai kearifan lokal, mata pelajaran seni Pendahuluan Babad Panji diperkirakan mulai ada sekitar abad ke-12

lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

  • Upload
    dinhthu

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

0

BABAD PANJI SEBAGAI MEDIA INTERNALISASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI

MATA PELAJARAN SENI

Pranti Sayekti

Universitas Negeri Malang, MalangP r an t i _sa y ek t i @ yah o o . co m

Abstrak

Babad Panji merupakan salah satu hasil karya budaya nusantara. Tokoh utama dalam babad Panji sebagai tokoh imajinatif memiliki karakter dan watak yang khas Indonesia yang dapat dijadikan sebagai panutan. Dengan demikian Babad Panji dapat menjadi media internalisasi nilai-nilai kearifan lokal pada generasi muda di Indonesia mengingat struktur cerita pada babad Panji mengandung ajaran emosional, estetika maupun moral. Salah satu upaya internalisasi nilai-nilai kearifan lokal adalah melalui mata pelajaran seni. Babad Panji yang disajikan dalam cerita yang mudah dipahami dan disampaikan secara sederhana dapat menumbuhkan ide- ide positif untuk membangun karakter generasi muda, sebab tokoh Panji merupakan tokoh protagonis yang selalu mengajarkan tentang kebaikan. Salah satu hasil penelitian pada tahun kedua ini adalah menghasilkan buku cerita Panji dari salah satu cerita carangan yang berjudul Ande-ande Lumut. Rancangan penelitian pengembangan menggunakan model prosedural yang mengadaptasi dari model pengembangan (research and development) Borg dan Gall (1983) dan rancangan model prosedural yang dikembangkan oleh McKenny (2001).

Kata Kunci: babad Panji, media internalisasi, nilai-nilai kearifan lokal, mata pelajaran seni

Pendahuluan

Babad Panji diperkirakan mulai ada sekitar abad ke-12 dengan diawali

perkembangan karya sastra khas nusantara. Babad Panji terdiri dari berbagai

versi cerita yang tersebar di seluruh Nusantara. Cerita Panji yang tersebar di

nusantara diantaranya adalah cerita Panji Kuda Semirang. Cerita Kuda

Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa

melayu. Versi Cerita Panji yang lain ditemukan pula dalam serat Kanda yang

ditulis dalam bahasa Jawa Madya dan ditampilkan dalam bentuk tembang-

tembang Jawa, (Poerbatjaraka, 1955). Dari versi cerita Panji yang tersebar di

nusantara diperkirakan terdapat 8 versi cerita sesuai dengan perkembangan

sastra di wilayah

Page 2: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

1

masing-masing sehingga disinyalir versi cerita mengikuti cara bercerita masing-

masing wilayah. Versi cerita Panji juga ditemukan dalam serat Angron Angkung

yang memiliki tipe hamper sama dengan serat Kanda dimana masing-masing

pupuh dibedakan dengan jenis tembang yang berbeda. Versi cerita lain yakni

Panji Anggreni yang berasal dari Palembang, Panji Malat dari Bali serta versi

Panji Narawangsa dari Jawa.

Berbagai versi cerita Panji merupakan foklore khas nusantara dengan

mengambil latar belakang masa kerajaan Kediri pada abad ke 12. Pada

dasarnya Babad Panji bercerita tentang perjalan seorang bangsawan yang

bernama Panji Asmorobangun dalam rangka mencari permaisurinya yang

bernama Galuh Candra Kirana. Berbagai versi cerita Panji tersebut pada intinya

merupakan bentuk ajaran moral tentang kepahlawan, kebaikan, keteguhan dan

kesetiaan. Prinsip- prinsip tersebut patut mendapat apresiasi positif dari generasi

muda saat ini.

Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa konsep tentang kepahlawan

dan tidak lagi dipahami dalam konteks konvensional. Di salah satu sisi para

generasi muda pada umumnya memperoleh konsep-konsep dan nilai-nilai

bersumber dari media-media popular dan di sisi lain karakter pada penokohan

Panji tidak terkomunikasikan dengan baik. Sebagian besar generasi muda

mengenal tokoh-tokoh lokal sebatas pada tokoh-tokoh dalam pewayangan, yang

secara historis sebenarnya merupakan produk akulturatif dari budaya India.

Tokoh Panji yang sebenarnya merubahan karya budaya nusantara relatif tidak

dikenal oleh generasi muda meskipun tokoh tersebut tersebar dalam berbagai

versi dalam kebudayaan Indonesia. Padahal sesunguhnya ide-ide kreatif dalam

babad Panji dapat menjadi inspirasi dalam menciptakan karakter moral dan nilai

kemasyarakatan yang masih relevan dengan perkembangan jaman saat ini.

Atas dasar latar belakang tersebut maka penelitian berupaya

mengangkat babad Panji yang disajikan secara sederhana dan mudah dipahami

dalam bentuk buku cerita. Dengan penyampaian secara sederhana dengan

mengambil karakter- karakter wayang golek, dimana wayang tersebut

merupakan hasil karya seni nusantara yang memiliki nilai budaya yang tinggi.

Buku cerita tersebut dipandang lebih mudah digunakan sebagai media

internalisasi nilai-nilai kearifan lokal.

Page 3: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

2

Metode Penelitian

1. Rancangan PenelitianPenelitian ini menggunakan rancangan penelitian pengembangan model

prosedural yang mengadaptasi model penelitian dan pengembangan (Research

and Development) Borg dan Gall (1983) dan rancangan model prosedural yang

dikembangkan oleh McKenny (2001).Dari 10 langkah atau tahap penelitian

disesuaikan dengan kebutuhan yang dimampatkan menjadi tiga tahap penelitian

yakni meliputi: (1) tahap studi pendahuluan sebagai needs and contens analysis,

(2) tahap pengembangan sebagai design, development, and evaluation stages,

dan (3) tahap pengujian efektivitas produk sebagai semi-sumative evaluation.

2. Subjek PenelitianSubjek penelitian ialah babad Panji dalam Serat Kanda karya Yasadipura I

dan lakon carangan Panji yang ada di wilayah Jawa Timur.

3. Data PenelitianData berupa babad Panji yang terdapat pada serat Kanda yang didasarkan

atas 4 aspek yakni: aspek kognitif, emosional, estetika dan moral. Jenis data

terdiri atas data kuantitatif berupa data verbal yang diperoleh dari skor jawaban

yang dipilih evaluator dalam angket skala likert dan dari hasil perhitungan nilai

rata- rata angket skala likert akan diperoleh rerata skor jawaban; sedangkan

data kualitatif diperoleh dari jawaban angket terbuka terhadap draf produk

berupa hasil uraian deskriptif kritik dan saran-saran evaluator, serta hasil

rekaman diskusi terfokus.

4. Teknik Pengumpulan DataDalam penelitian ini menggunakan 3 macam teknik pengumpulan

data, antara lain teknik observasi, wawancara, dan teknik studi dokumentasi.

5. Instrumen PenelitianPeneliti dan pembantu peneliti bertindak sebagai instrumen untuk

menjaring data-data verbal dan visual, instrumen yang digunakan berupa

catatan observasi, dan studi dokumentasi. Sedangkan instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data diantaranya angket terbuka, angket skala

likert, dan format catatan diskusi terfokus. Instrumen tersebut dikembangkan

sendiri oleh tim

Page 4: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

Bagan 1. 3

peneliti. Validasi instrumen dilakukan dengan menggunakan Construct Validity

atau uji rasional dengan cara menjabarkan konsep yang dibuat peneliti dalam

variabel dan sub variabel dalam bentuk matrik berdasarkan kajian teori.

6. Penganalisisan DataData hasil evaluasi melalui angket skala likert akan dianalisis menggunakan

teknik analisis rata-rata. Sedangkan data hasil angket terbuka dan rekaman

diskusi terfokus akan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif

(Adaptasi dari Arikunto,2006)

7. Prosedur Pengembangan

TAHAP PENGEMBANGAN PRODUK

STUDI PENDAHULUAN/ HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

Pembuatan prototype konsep babad Panji Telaah tim peneliti

Perancangan draf produk Uji/evaluasi perorangan oleh visualiser

Revisi I dan perancangan produkUji/evaluasi perorangan oleh para ahli: ahli visual, ahli kajian budaya, ahli bahasa

Revisi II dan perancangan produk hybrid III

Revisi III dan perancangandraft final produk

Uji coba lapangan terbatas pada tim ahli (visual, bahasa, kajian budaya), pihak dinas pendidikan dan pihak sekolah

TAHAP PENGUJIAN PRODUK

Uji coba produk eksperimen model one group pretest-postest

Penyempurnaan draf produk final eksperimen model Single one shot CaseStudy

Evaluasi produk animasi hybrid Telaah akhir oleh Tim Peneliti danrevisi akhir

HASIL PRODUK FINAL PENGGANDAAN DAN DISEMINASI

Page 5: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

4

Hasil dan Pembahasan

1. Tokoh dan Karakter Panji

Panji Asmarabangun dan putri Galuh Candrakirana merupakan tokoh utama

dalam ceritera Panji.Panji Asmara Bangun dan putri Galuh Candrakirana

merupakan pasangan suami istri yang biasanya diidentikkan dengan raja

Kameswara I dan permaisurinya. Dalam kakawin Smaradahana dikisahkan bahwa

Putri Galuh Candrakirana merupakan reinkarnasi dari dewi cinta kasih yang

bernama Kama- Ratih. Semula babadPanji dalam bentuk sastra berkembang dari

lingkungan kebudayaan Jawa, khususnya berinduk dari kisah cinta tokoh kerajaan

Janggala : Raden Panji Inukartapati atau Panji Asmarabangun dari Kerajaan

Mamenang atau Daha atau Kediri. Dalam perkembangannya selanjutnya

ceritaPanji menyebar luas di Nusantara, bahkan hingga Malaysia, Thailand dan

Kamboja. Cerita panji pada awalnya berbentuk naskah namun selanjutnya

mengalami penggubahan dalam bahasa yang dikuasai oleh masyarakat

setempat, tidak hanya dalam bentuk tradisi cerita tertulis akan tetapi juga tersebar

dalam bentuk tradisi lisan. Pada gilirannya cerita panji yang telah

mengalami gubahan tersebut kemudian melahirkan genre baru

dalam sastra Indonesia (Melayu) yang disebutsastra Panji(Kasdi,

2010)

Dalam Babad Panji, Inu Kertapati merupkaan tokoh utama yang menjalin cinta

dengan Candrakirana. Inu Kertapati adalah putra mahkota dari kerajaan Janggala,

sedangkan Candrakirana merupkan putri raja kerajaan Daha.Sebutan atau nama-

nama lain dari Inu Kartapati adalah Panji Kudawanengpati, Panji Asmarabangun,

Panji Kudalalean, Panji Jayengtilam, Raden Putra, dan sebagainya. Sedangkan

sebutan lain dari Candrakirana adalah Galuh, Sekartaji, dan lain-lain. Masing-

masing tokoh memiliki karakter khas Jawa.

Dalam babad Panji, Inu Kertapati digambarkan sebagai sosok Arjuna, sosok

yang tampan, sakti dan selalu unggul dalam setiap peperangan. Sama halnya

dengan Arjuna, yang selalu menjadi pujaan setiap perempuan. Namun ia memiliki

kesetiaan yang luar biasa kepada Candrakirana sebagai kekasih sejati dan tidak

pernah luntur walaupun berulang kali terpaksa berpetualang dengan putri-putri

lainnya. Sama halnya dengan Candrakirana, dalam wayang purwa digambarkan

sebagai Sumbadra. Candrakirana adalah sosok yang cantik jelita bagaikan Bhatari

Ratih bahkan seringkali digambarkan seperti Supraba yang kecantikannya

mengungguli semua bidadari di kayangan. Candrakirana memiliki watak yang

sangat

Page 6: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

5

luhur, ia selalu bersikap baik kepada istri-istri Panji yang lain dan selalu

menaburkan rasa kasih sayang.

Kajian Tentang Cerita PanjiMenurut Poerbatjaraka, cerita Panji mengalami penyebaran pada masa

Pamalyu. Panji ditulis ketika ingatan orang tentang Singasari sudah agak memudar

dan samar-samar, dengan demikian dalam cerita Panji kerajaan Singasari

disebutkan sejaman dengan Kediri atau Daha. Dari sini Poerbatjaraka

menyimpulkan bahwa penulisan cerita Panji paling awal adalah pada jaman

kejayaan kerajaan Majapahit dan terus berlanjut sampai pada masa sesudahnya.

Selanjutnya Cerita Panji mengalami penyebaran ke pulau-pulau lain di Nusantara.

Hal ini diperkuat oleh banyaknya pemakaian nama-nama tokoh dalam ceritera

Panji seperti halnya julukan lembu, mahisa, kebo, jaran, undakan dan lain-lain. Hal

ini sesuai dengan nama-nama tokoh yang terdapat dalam karya sastra

jaman Majapahit yakni Nagarakrtagama dan Pararaton. (Poerbatjaraka, 1960 :

409)

Poerbatjaraka menjelaskan bahwa latar belakang cerita Panji adalah

sejarah kerajaan Kediri. Penelitian Poerbatjaraka didasarkan pada delapan cerita

Panji, baik berasal dari Jawa maupun dari luar Jawa. Ceritera-ceritera tersebut,

setelah diperbandingkan, selain memiliki banyak persamaan, tetapi juga ada

perbedaannya.Berdasarkan strukturnya, cerita Panji selalu menampilkan empat

orang raja bersaudara, saudara tertua menjadi seorang pendeta, bernama Kili

Suci. Pada cerita Panji dari Jawa empat kerajaan yang disebutkan adalah

Jenggala atau Kuripan, Daha atau Kedhiri atau Memenang, Gagelang atau

Urawan, dan Singasari (Poerbatjaraka dalam Kasdi: 210).

Kajian tentang cerita Panji secara Antropologis juga dilakukan oleh Rassers

(1922). Menurut Rassers, cerita Panji berasal dari mitos yakni mengenai asal-usul

suku Jawa, berkaitan dengan upacara inisiasi sebelum pasangan muda-mudi

menginjak jenjang perkawinan. Cerita Panji dan ceritera Jawa lainnya

disusun berdasarkan pola cerita tertentu yang sangat tua usianya seperti

halnya cerita Mahabharata dan Ramayana dari kebudayaan Indiayang juga

mengalami adaptasi setelah menyebar di tanah Jawa disesuaikan dengan pola

cerita asli Jawa.

Sedangkan kajian dengan pendekatan filologis juga pernah dilakukan oleh

J.J. Ras pada tahun 1973, dengan tujuan untuk memahami hakekat cerita panji

yang sebenarnya. Temuan J.J Ras menyimpulkan bahwa cerita Panji digubah

dalam kaitannya dengan peristiwa perkawinan kerajaan di jaman pra-Islam.

Identifikasi perkawinan Panji dengan Galuh Candrakirana, dewa Wisnu dengan

Page 7: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

6

dewi Sri menunjukkan unsur kiasan yang khas untuk menggambarkan

peristiwa

Page 8: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

7

perkawinankerajaan. Tokoh-tokoh lakon wayang dengan ceritera Panji sering

diidentifikasikan dengan tokoh Wisnu

dananalogi denganRamayana dan Mahabarata di India sebagai sumber cerita

wayang. Kesimpulan Ras (1973 : 439) pada temuannya dikatakan bahwa di dalam

cerita Panji terkandung mitos perkawinan para penguasa Jawa purba sebagai awal

terbentuknya (cikal-bakal) masyarakat Jawa.

Menurut Kasdi (2010), Cerita Panji dalam sastra baru terdapat banyak versi dan

sangat bervariasi . Cerita Panji yang digubah dalam bentuk karya sastra Jawa,

antara lain; Panji Jayeng tilam, Panji Kudawanengpati, Panji Dadap, Panji

Madubrangta, Panji Joko Sumilir, dan Panji Bayan Pethak. Dari berbagai cerita

di atas pada umumnya memiliki tema yang hampir sama dengan kisah Panji.

Cerita Ande-ande LumutMengisahkan seorang janda yang mempunyai tujuh orang anak, namanya

Kleting Abang, Kleting Ijo, Kleting Biru dan lain-lain.Yang bungsu bernama Kleting

Kuning. Bukan anaknya sendiri tetapi anak angkat, yang sebenarnya adalah

samaran dari putri Kediri, Candrakirana ( Sekartaji ). Saudara-saudaranya sangat

benci kepadanya, dan oleh ibunya ia diberi pakaian yang buruk dan makanan

yang tidak enak. Tugas yang diserahkan kepadanya pun yang paling berat.

Di desa Dhadapan ada seorang janda yang memiliki anak laki – laki yang tampan

bernama Andhe-Andhe lumut.Sebenarnya anak laki-laki itu adalah Panji Inu

Kartapati yang menyamarkan diri sebagai anak desa Dhadapan. Banyak gadis

yang mendambakan menjadi istrinya dan berdatangan ke rumahnya untuk

melamar (Jawa

: Ngunggah-unggahi).

Gadis-gadis kleting itu juga disuruh ibunya untuk mengadu untung,

barangkali saja ada yang beruntung dipilih menjadi istri Andhe-andhe lumut.Lalu

mereka bersolek dan mengenakan busana yang paling indah yang mereka

punyai.Mereka tidak menghendaki Kleting Kuning untuk ikut bersama mereka ke

Dhadapan.Karena itu, ibunya lalu menugasi Kleting Kuning membersihkan sebuah

priuk tembaga yang sudah berkarat di sungai. Selain itu ia juga disuruh memetik

sayuran sebanyak – banyaknya di tengah sawah.

Sampai di sungai Klenting Kuning berupaya sekeras-kerasnya agar karat

pada priuk itu dapat hilang setelah digosok dengan pasir, tetapi sia-sia.Melihat

keadaan menyedihkan itu, datanglah seorang dewa dari Kahyangan yang

menyamar sebagai burung bangau.Priuk itu dipatuk-patuknya dan dalam sekejap

priuk tembaga itu jadi bersih dan mengkilat, setelah itu si burung bangau menolong

Page 9: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

8

memetikkan sayuran yang amat banyak dan diberikan kepada Kleting

Kuning.Sebagai imbalannya, burung

Page 10: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

9

bangau meminta pada Klenting Kuning menjadi istrinya.Kleting Kuning terkejut,

tetapi lalu pura-pura sanggup asalkan si bangau mau memberikan daging paha

dan lehernya. Pada saat leher burung itu dipotong seketika ia berubah menjadi

dewa, dan memberi pesan pada Kleting Kuning agar pergi ke Dhadapan untuk

melamar Andhe-andhe lumut. Dewa memberikan tongkat sakti kepadanya kalau-

kalau di perjalanan Kleting Kuning menemui rintangan.

Sementara itu, Prabu Kelana dari tanah seberang yang mendambakan dapat

mempersunting Candrakirana yang menyamar sebagai gadis desa dan tinggal di

dekat sungai. Prabu Kelana lalu menyamar sebagai Ketam besar (Jawa : yuyu

kangkang), dengan harapan dapat bertemu dengan Candrakirana. Para Kleting

ketika sampai di tepi sungai, kebetulan sedang banjir besar. Muncullah ketam

besar penjelmaan Prabu Kelana yang menawarkan jasanya menyeberangkan para

gadis Kleting itu, dan ia minta ciuman sebagai imbalannya. Karena terpaksa

gadis- gadis Kleting itu mengiakan permintaan ketam raksasa itu. Sampai di

Dhadapan, lamaran mereka di tolak oleh Andhe-andhe lumut karena mereka itu

tidak suci lagi, bekas ciuman oleh ketam raksasa. Mereka pulang dengan hati yang

masygul dan sangat kecewa.

Setibanya di rumah, Kleting Kuning menanyakan kepada ibunya ke mana

kakak-kakaknya pergi.Ibunya menjawab dengan jujur.Kleting Kuning lalu bersiap

menyusul kakak-kakaknya ke Dhadapan, sebelum berangkat Kleting Kuning diberi

pakaian daun-daun kering dan diolesi kotoran ayam yang sangat menyengat bau

busuknya.

Ketika sampai di tepi sungai, ia bertemu dengan ketam raksasa dan meminta

untuk diseberangkan. Ketam menolaknya karena tidak tahan dengan bau

busuknya.Kleting Kuning pun marah, air sungai itu dipukulnya dengan tongkat sakti

pemberian Dewa.Seketika itu pula sungai menjadi kering dan raksasa yang

menderita kekeringan itu mengiba-iba minta diampuni. Karena ketam raksasa telah

gagal untuk mencapai keinginannya, ia berubah menjadi ke wujudnya semula

menjadi Prabu Kelana dan kembali ke kerajaannya. Kleting Kuning dengan mudah

menyeberangi sungai yang telah kering untuk melanjutkan perjalanannya.

Ketika Kleting Kuning itu tiba di rumah Andhe-andhe Lumut, ia disambut dengan

penuh kemesraan karena Andhe-andhe lumut tahu itulah Putri Sekartaji,

kekasihnya yang menyamar diri. Sedangkan ibu angkatnya kesal hatinya karena

Andhe-andhe Lumut menolak putri-putri yang cantik dan justru mau menerima

anak bungsunya yang sangat jelek dan berbau busuk sebagai istrinya.

Kleting Kuning kemudian dimandikan dan diberi pakaian baru. Tampillah seorang

putri cantik jelita yang tiada lain adalah Candrakirana, putri Kediri. Andhe-

andhe

Page 11: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

10

Lumut lalu berterus terang kepada ibu angkatnya bahwa dirinya adalah Inu

Kertapati, putera mahkota kerajaan Jenggala.Keduanya lalu berpamitan untuk

kembali ke kerajaan.Kedatangan mereka di Jenggala disambut oleh Raja dan

keluarga (Poerbatjaraka, 1968:416 – 419).

Berikut ini adalah hasil pengembangan buku cerita Panji yang diambil dari salah

satu cerita carangan Panji:

Cover Depan dan Belakang

Gambar 1.Sumber: Sayekti (2014)

Page 12: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

11

Bagian Isi

Gambar 2.Sumber: Sayekti (2014)

Gambar 3.Sumber: Sayekti (2014)

Page 13: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

12

Gambar 4.Sumber: Sayekti (2014)

Bagian Penutup

Gambar 5.Sumber: Sayekti (2014)

Page 14: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

13

Buku Teks berupa Berupa Buku CeritaBuku cerita ini diperuntukkan bagi anak Sekolah Dasar dengan mengacu

pada karakteristik dan kepribadian siswa. Buku tersebut dirancang terdiri dari

komponen ilustrasi dan teks berbasis fotografi. Sebagaimana lazimnya buku cerita

bagi siswa SD, buku tersebut disusun dalam hirarki yang memudahkan siswa

mengenal dan memahami alur dan makna dari cerita yang dipaparkan.

Secara sistemtis buku cerita tersebut dapat dipecah dalam 3 komponen utama,

yaitu bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian penutup.

a. Bagian Pendahuluan1. Sampul depan bagian luar.

Sampul depan dibuat dalam format A4 dengan ketebalam 150 gram. Bagian

sampul depan (cover) berisikan judul, ilustrasi penguatan, keterangan pengarang,

dan tahun pembuatan buku. Ilustrasi cover menggunakan objek wayang golek

yang mewakili Panji Asmorobangun dan Galuh Candrakirana. Pengambilan objek

ini sebagai ide dasar penggunaan karakter. Huruf untuk halaman judul

menggunakan jenis huruf ekspresif. Pada bagian background menggunakan langit

senja berwarna kemerahan.

2. Cover depan bagian dalam (back cover).

Sampul depan bagian dalam memuat teks judul buku cerita, penyusun, desain dan

lay out, ilustrator, hak cipta, penerbit, dan atas dukungan. Secara fisik sampul

depan bagian dalam ini menggunakan background bidang persegi warna putih

3. Kata pengantar.

Kata pengantar memuat dskripsi pentinganya penelitian tentang internalisasi nilai-

nilai melalui media yang tepat bagi masyarakat pembaca. Halaman kata pengantar

dibuat dalam format yang lebih formal

4. Daftar isi.

Daftar isi memuat daftar judul bab, sub-bab, dan halaman tiap bab atau sub-bab.

b. Bagian Isi Buku CeritaBagian ini merupakan bagian yang terdiri Ilustrasi dan teks. Ilustrasi yang

digunakan berbasis fotografi, dan jenis font yang digunakan pada teks buku cerita

adalah Arabic Typesetting.

1. Bagian teks

Bagian teks merupakan bagian yang berisi dialog pada setiap adegan. Teks juga

digunakan pada box teks apabila diperlukan untuk lebih menjelaskan adegan.

Bagian teks dan ilustrasi merupakan bagian dari inti dari buku cerita tersebut.

Page 15: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

14

Bagain teks disusun dalam format layout elegan dengan jenis huruf calibri 12.

Page 16: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

15

2. Bagian Ilustrasi

Bagian ilustrasi merupakan bagian utama buku cerita yang berisi penjelasan visual

tentang cerita Panji. Ilustrasi terdiri dari foreground, background dan teks dialog.

Teks dialog hanya digunakan saat tertentu saja pada percakapan langsung.

Semua ilustrasi berbasis pada fotografi yang kemudian diolah dengan

menggunakan Photoshop dan Corel Draw. Bagian gambar dibuat mencolok dan

berdampingan dengan teks penjelas. Keseluruhan gambar ditampilkan secara

fullcolor, sehingga memudahkan anak-anak dalam mencerap cerita yang disajikan.

Hasil Evaluasi Draf Buku Cerita Oleh Ilustrator dan Penulis BukuDraf buku cerita I diuji atau dievaluasi oleh 1 orang ilustrator dan 1 penulis buku.

Rangkuman hasil uji evaluasi ilustrator dan penulis buku dari aspek isi disajikan

dalam Tabel berikut:

Data Hasil Evaluasi ilustrasi foto

No Komponen yangDievaluasi Item Pertanyaan Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 51 Sampul Kejelasan bahasa 3,25 baik

Kejelasan isi 2,5 cukup baik2 Sambutan dan

Kata PengantarKejelasan bahasa 3,5 baikKejelasan isi 3,75 baik

3 Daftar Isi/ Gambar

Kejelasan bahasa 3,75 baikKejelasan isi 3,25 baikKejelasan isi 3,25 baik

GambarRagam hias

Kejelasan gambar 3,25 baikKejelasan isi 3,5 baik

DaftarPustaka

Kejelasan isi 3,75 baik

Total rata-rataskor

3,375 baik

Tabel 1.

Data Hasil Evaluasi Ilustrator dan Penulis Buku terhadap Buku CeritaTentangPanji dari Fisik Draf produk

No Komponen yangDievaluasi Item Pertanyaan Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 51 Tampilan buku

ceritaBentuk buku cerita 3,75 baik

2 Sampul Kemenarikan lay out

3,25 baik

3 Sambutan dan KataPengantar

Kemenarikan layout

2,5 cukup baik

Page 17: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

16

4 Daftar Isi/ Gambar Kemenarikan lay out

2,5 cukup baik

5 Gambar Kemenarikan lay out

2,75 cukup baik

6 Daftar Pustaka Kemenarikan layout

3,75 baik

Total rata-rata skor 3,08 baik

Tabel 2.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa draf buku cerita yang

dikembangkan dari segi isi berkaitan dengan kejelasan bahasa dan kejelasan isi

diperoleh rata-rata skor 3,375 masuk kriteria baik sedangkan dari segi fisik

kemenarikan lay out draf buku diperoleh rata-rata skor 3,08 juga masuk kriteria

baik, kecuali kemenarikan lay out sambutan dan kata pengantar serta gambar

masuk kategori cukup baik. Namun secara umum draf buku cerita ini sudah baik

meskipun ada beberapa aspek yang masih bisa diperbaiki.

Data Komentar dan Saran-saran dari Penulis Buku terhadap Draf BukuCerita Panji

No Komponen yangDievaluasi Item Pertanyaan Komentar/Saran

1 2 3 41 Tampilan buku

cerita Ukuran gambar sebaiknya agak

diperbesar2 Sampul Kejelasan bahasa Kalimat judul diperjelas

Kemenarikan lay out

Perlu logo UM

3 Sambutan danKata Pengantar

Kejelasan bahasa bahasa agak diperjelassesuai konteks

Kemenarikan lay out

Huruf terlau kecil

4 Daftar Isi Kemenarikan lay out

Huruf terlau kecil

5 Gambar Kejelasan teks pendukung

perlu ditambahkanpenjelasan lebih banyak

Tabel 3.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 12 komentar atau saran yang

diberikan oleh penulis buku guna perbaikan draf I buku cerita. Komentar atau saran

tersebut meliputi aspek isi maupun aspek fisik draf buku cerita. Berdasarkan aspek

isi beberapa komentar atau saran yang diberikan meliputi: (1) isi teks sambutan

dan kata pengantar disarankan diperjelas sesuai dengan konteksnya, (2) gambar

atau ilustrasi perlu diberikan penjelasan yang lebih banyak.

Page 18: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

17

Berdasarkan aspek fisik beberapa komentar atau saran yang diberikan meliputi:

(1) tampilan ukuran gambar sebaiknya agak diperbesar, (2) judul pada sampul

hendaknya diperjelas sasarannya, (3) logo UM perlu ditampilkan, (4) gambar

sampul sebaiknya pilih satu gambar yang mewakili content, (5) spasi lebih

dirapatkan, hiasan halaman atas menganggu bisa diperkecil atau diganti yang

ornamen non-figuratif.

Disamping itu masih ada beberapa saran dan komentar umum dari ilustrator dan

penulis buku, yaitu: (1) lay out sebaiknya tetap atau sama, (2) untuk setiap

gambar sebaiknya ditambahi penjelasan yang lebih lengkap.

Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa ada beberapa bukti validasi

konseptual hasil evaluasi, komentar dan saran dari ilustrator dan penulis buku

yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan kejelasan bahasa, kejelasan isi

dan

kemenarikan lay out untuk dijadikan dasar perbaikan draf I buku cerita. Hasil revisi

digunakan untuk menyusun Draf II buku cerita yang nantinya masih akan

dievaluasi maupun diberi komentar dan saran dari para ahli.

Hasil Evaluasi Draf Buku cerita Ahli Bahasa, Ahli Budaya dan PsikologDraf II buku cerita diuji atau dievaluasi oleh tiga orang ahli yang terdiri atas ahli

ahli bahasa, ahli budaya dan ahli Psikolog.

Data Hasil Evaluasi Ahli Bahasa, Ahli Budaya dan Psikolog dari Aspek IsiDraf I Buku Cerita

NoKomponen yangDievaluasi

Item Pertanyaan Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 51 Tampilan buku

ceritaBentuk bukucerita

3,67 baik

Ukuran gambar 3,67 baik2 Sampul Kemenarikan

bahasa3 cukup menarik

Kejelasanbahasa

3 cukup jelas

Kesesuaian isi 3,67 sesuaiKejelasan isi 3,33 tepat

3 Sambutandan KataPengantar

Kemenarikan bahasa

3,33 tepat

Kejelasanbahasa

3,33 menarik

Kesesuaian isi 3,33 sesuaiKejelasan isi 3,67 jelas

4 Daftar Isi/ Gambar

Kemenarikan bahasa

3,67 menarik

Kejelasanbahasa

3,33 jelas

Kesesuaian isi 3,67 sesuai

Page 19: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

18

Kejelasan isi 4 jelasKejelasanbahasa

3 cukup jelas

Kesesuaian isi 3,67 sesuaiKejelasan isi 3,67 jelas

5 Gambar Kemenarikan gambar

3,33 menarik

Kejelasangambar

3,67 jelas

Kesesuaian isi 3,33 sesuaiKejelasan isi 3,67 jelas

6 DaftarPustaka

Ketepatan teknik penulisan

3,33 tepat

Kesesuaian isidaftar pustaka

4 sesuai

Total rata-rata skor 3,60 baik

Tabel 4.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa draf buku cerita yang

dikembangkan dari segi isi diperoleh rata-rata skor 3,60. Hal ini berarti bahwa draf

buku cerita tersebut sudah masuk kriteria baik, kecuali kemenarikan bahasa dan

kejelasan bahasa pada sampul masuk kategori cukup baik. Hal ini membuktikan

bahwa menurut para ahli secara umum draf buku cerita ini sudah baik meskipun

ada beberapa aspek yang masih bisa diperbaiki.

DAFTAR PUSTAKACassier, Ernes. 1990. Manusia dan Kebudayaan.Jakarta: Gramedia.

De Jong. 1975. Salah Satu Sikap Hidup Orang Jawa.Yojakarta : Kanisius.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan 1976.Sejarah Daerah

Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Pusat PenelItian Sejarah Dan Budaya

Proyek PenelItian Dan Pencatatan.

Geertz, ClIfford.1995. The Relegion of Java. London: Free Pres Peperback.

Hidayat.Robby. 2004. Wayang Topeng Malang: Kajian Strukturalisme Seni

Pertunjukan Wayang Topeng di Desa Kedungmonggo Kecamatan Pakisaji

Kabupaten Malang. Thesis tidak diterbitkan. Yogyakarta: program pasca

Sarjana ISI Yogyakarta

Kasdi, Aminudin. 2010. Nilai-Nilai Edukatif Ceritera Panji dalam Perspektif Budaya Nusantara (artikel disajikan pada disampaikan pada Diskusi dengan Tema KONSERVASI BUDAYA PANJI yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jawa Timur di Pusat Kebudayaan Prancis. Surabaya

Mulder, Niels. 1972. Kepribandian Jawa dan Pembangunan Nasional.

Yogyakarta: GadjahMadaUniversity Press.

Mulder, Niels. 1996. Pribadi Dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Sinar

Page 20: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

19

Harapan.

Page 21: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/PRANTI-SAYEKTI... · Web viewCerita Kuda Semirang diperkirakan ada pada tahun 1832 namun ditulis dalam bahasa melayu. Versi Cerita

20

Purbatjaraka, R.M.Ng. 1968. Cerita Panji dalam Perbandingan. Jakarta: GunungAgung.

Sayekti, Pranti. 2007. Representasi Estetika Jawa dalam Struktur Ragam Hias TariTopeng Malang. Malang: UM Press.

Wagner, Frits. 1988. Art of Indonesia.Singapore: Graham Brash.