24
Kata Pengantar Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-  Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan praktek di semester VI ini. Selain itu atas kesempatan yang diberikan-Nya pula penulis dapat merangkum kegiatan  praktek di semester VI dalam laporan pertanggungjawaban ini. Sebagai manusia  biasa yang hakekatnya membutuhkan manusia lain, penulis merasa perlu mengutarakan sepatah dua patah kata sebagai bentuk ungkapan terimakasih kepada: 1. Drs. Prasetyo Puji Utomo, selaku pembimbing praktek konsentrasi artistik yang telah menyediakan waktu, tenaga, kesabaran, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam proses artistik talkshow tv; 2. Shinto Dwirawati SH., S.Sos., MA. Pembimbing yang memberikan kesempatan penulis untuk jadi lebih baik di praktik selanjutnya.  3. Kedua orangtua yang tulus mendukung baik secara doa, moral, maupun material. Terimakasih tak terkira dari anakmu yang sangat mencintai kalian; 4. Bumipala Mapala MMTC. 5. Kawan-kawan kerabat kerja One Channel (Manarita&Matektosi) yang  bekerja keras siang-malam memberikan yang terbaik untuk on air One Channel. Kalian orang-orang yang hebat, masa depan yang cerah menanti kalian. Besar harapan penulis agar laporan ini bisa berguna bagi pembaca, juga  bagi masa depan. Begitupun kritik dan saran yang senantiasa penulis tunggu kedatangannya demi pembelajaran bersama dan demi terjaganya objektifitas karya. Yogyakarta, 04 Juli 2014 Angga Mitra Tama

LPJ TV.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Kata PengantarSegala puji bagi Allah Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan praktek di semester VI ini. Selain itu atas kesempatan yang diberikan-Nya pula penulis dapat merangkum kegiatan praktek di semester VI dalam laporan pertanggungjawaban ini. Sebagai manusia biasa yang hakekatnya membutuhkan manusia lain, penulis merasa perlu mengutarakan sepatah dua patah kata sebagai bentuk ungkapan terimakasih kepada:1. Drs.Prasetyo Puji Utomo, selaku pembimbing praktek konsentrasi artistik yang telah menyediakan waktu, tenaga, kesabaran, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam proses artistik talkshow tv;1. Shinto Dwirawati SH., S.Sos., MA. Pembimbing yang memberikan kesempatan penulis untuk jadi lebih baik di praktik selanjutnya.1. Kedua orangtua yang tulus mendukung baik secara doa, moral, maupun material. Terimakasih tak terkira dari anakmu yang sangat mencintai kalian; 1. Bumipala Mapala MMTC.1. Kawan-kawan kerabat kerja One Channel (Manarita&Matektosi) yang bekerja keras siang-malam memberikan yang terbaik untuk on air One Channel. Kalian orang-orang yang hebat, masa depan yang cerah menanti kalian.

Besar harapan penulis agar laporan ini bisa berguna bagi pembaca, juga bagi masa depan. Begitupun kritik dan saran yang senantiasa penulis tunggu kedatangannya demi pembelajaran bersama dan demi terjaganya objektifitas karya.Yogyakarta, 04 Juli 2014

Angga Mitra TamaDAFTAR ISIKata Pengantar..1Daftar Isi..2BAB I PENDAHULUAN1. Latar belakang.31. Tujuan.31. Manfaat.4BAB II LANDASAN TEORI1. Landasan Teori.VIBAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK1. Perencanaan.71. Pelaksanaan.BAB III PENUTUP1. Kesimpulan161. Saran 17DAFTAR PUSTAKA18LAMPIRAN .19

BAB IPENDAHULUAN 1. Latar BelakangTata artistik dalam sebuah layar televisi ibarat garam dalam sebuah masakan. Setiap sendok yang tercerna selalu memberikan tempat bagi garam untuk bekerja sesuai kadarnya. Pun setiap frame di layar kaca yang terpancar membutuhkan artistik, seni, untuk memberikan (setidaknya) kesan indah bagi penonton. Artistik merupakan salah satu faktor pendukung dalam sebuah program penyiaran. Sebagai pendukung, posisi artistik dalam program siaran televisi terutama acara berita (talkshow) selalu disesuaikan dengan visi dan misi acara tersebut. Bermain artistik juga tentunya harus berhadapan dengan titik, garis, dan semiotika. Lagipula dalam sebuah siaran berita penonton sering mengabaikan fungsi artistik dan lebih memicingkan mata juga telinga kepada esensi berita yang ditayangkan. Namun semakin berkembangnya teknologi, artistik mulai mendapat tempat di dalam frame televisi modern. Media-media televisi baik nasional maupun internasional mulai mengolaborasikan penggunaan animasi dalam penataan artistik talkshow. Peran animasi dalam proses penataan artistik dalam sebuah tayangan berita memberikan banyak dampak baik positif maupun negatif. Di satu sisi media merasa diuntungkan dengan hadirnya terobosan green screen (layar hijau) yang memadukan antara fasilitas software animasi dengan kecakapan presenter/pembaca berita. Namun di sisi yang lain media otomatis akan mengurangi penggunaan sumber daya manusia dan menggantinya dengan mesin-mesin animasi yang lebih terjangkau.Sebagai orang yang dipercayai oleh dosen pembimbing dan kawan-kawan se-tim untuk menjadi penata artistik yang merangkap sebagai set builder juga cleaning service, penulis merasa beruntung bisa ikut turun tangan dan merancang ide untuk program talkshow di acara 1.4VI. Karena dari titik itulah penulis belajar banyak tentang bagaimana cara berkomunikasi, bagaimana cara merepresentasikan ide, dan masih banyak hal yang penulis dapatkan selama berproses menjadi seorang chief artistik. Dari awal perkenalan dengan ilmu tata artistik sebenarnya penulis sudah jatuh cinta dengan inovasi green screen dalam pemberitaan televisi, dengan alasan tidak memakan banyak waktu, tenaga, juga biaya. Namun karena agenda belajar dan mengenal medan orientasi lapangan pekerjaan sesuai yang diutarakan oleh salah satu dosen pembimbing di awal pertemuan, keinginan penulis untuk itu mau tidak mau harus mundur teratur.One Channel, alternatif media tempat dimana penulis pertama kali belajar tentang banyak hal khususnya hal-hal yang berhubungan dengan studi pemberitaan televisi. One Channel adalah nama dari media kelompok praktek talkshow penulis bersama 16 orang teman se-tim. Dari nama itu mulai terlihat ke arah mana media ini akan diterbangkan. One Channel merujuk pada media lokal Yogyakarta yang menyiarkan prosesi pernikahan Royal Weding putri Sri Sultan HB X. Selain itu One Channel dalam program 1.4VI secara eksplisit menampilkan esensi ceria, muda, dan sedikit formal. Dengan pemilihan warna biru langit dan warna putih dan hitam sebagai corak ornamen, tata dekorasi talkshow terlihat cerah.Pemilihan meja berita sebagai identitas 1.4VI sebenarnya ter-influence oleh program-program berita televisi luar negeri dan dalam negeri semacam: CNN, BBC, Metro TV, dan masih banyak lagi. Di tengah proses berjalan, Alhamdulillah penulis mendapat bantuan pinjaman meja berita dari TVRI Jogja atas jasa Pak Pras, dosen pembimbing praktek artistik penulis. Pak Pras banyak membantu dalam proses penataan artistik penulis. Beliau yang mengenalkan apa itu artistik, bagaimana proses pembuatan dan penataan artistik khususnya dalam program talkshow. Penulis yang masih awam saat itu perlahan mulai meraba dan menemukan feel artistik. Penulis banyak belajar dari beliau mulai dari belajar membuat floorplan, hingga konsultasi masalah harga triplek yang paling murah. Dalam proses penyusunan konsep penulis selalu memikirkan satu hal: bagaimana caranya membuat set artistik yang menarik dengan biaya yang murah. Berbagai cara penulis tempuh untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

BAB II1. Landasan TeoriArtistik kaitannya dengan televisi adalah segala sesuatu, baik teknik maupun pemahaman yang terdapat dalam suatu kegiatan pengkomposisian dekorasi suatu program acara dengan tujuan diperoleh nilai-nilai estetis/keindahan.Desain tata artistik mencakup pengaturan komposisi mencakup berbagai unsur seperti: titik, garis, bidang, dan warna. Secara sederhana, komposisi berarti istilha untuk memperoleh keseimbangan bentuk.Sebagai salah satu unit kerja pada stasiun penyiaran yang berfungsi sebagai penunjang acara siaran televisi. Maka artistik menjadi salah satu unit kerja pada stasiun TV dan jabatan TV yang profesi dalam kerabat kerja produksi acara televisi dijabat oleh art director. Artistik juga menjadi sebuah pabrik image yang memfasilitasi kebutuhan produksi acara untuk mewujudkan image.Unit-unit Tata Artistik :1. Unit Dekorasi / Set Design ; Segala sesuatu yang melatar belakangi (Back Ground), Melatar Depani (fore ground) obyek yang berkaitan dengan produksi acara TV.1. Unit Property : Segala benda / barang pengisi ruang dekorasi yang diperlukan un tuk produkasi acara. (Dressing Property, Hand Property, Action Property).1. Unit Grafika : Segala sesuatu yang berkaitan dengan grafis sebagai pendukung acara. Grafis TV : Statis & Dinamis.1. Unit Tata Rias / Busana : Merias wajah / rambut serta menyediakan busana / kostum untuk keperluan pro- duksi acara TV1. Efek Khusus (special effect)Fungsi Dekorasi :Dengan persyaratan teknis dan artistik / estetis berfungsi sebagai penunjang dalam mendukung suasana yang diinginkan pa da suatu produksi acara TV. Sedangkan Fungsi Dekorasi TV; Memberikan latar belakang dan lingkungan un tuk berakting, menunjukan waktu dan tempat serta menetapkan suasana, Memberikan ciri khas suatu acara, membangkitkan semua unsur produksi akan keberhasilan sebuah acara.TUGAS UNIT-UNIT TATA ARTISTIK TELEVISIAsisten Art Director : Bertugas mengawasi bersama perencana semua gambar-gambar kerja dan selama produksi bertindak sebagai pembantu perencana.Kepala Juru Gambar (Chief Draughtsman) : Bertanggung jawab atas semua gambar kerja, dan dia harus mengetahui segala seluk beluk lensa; tata letak (laying out); persiapan gambar-gambar konstruksi; sekedar pengetahuan teknik dan detail dekoratif harus bisa mempersiapkan mate shot dan membuat maket.Juru Gambar (Drughtman) : Bertugas menggambar set-set dan mengetahui konstruksi detail-detail dekoratif, perspektif dan spesial efek, dan harus dapat membuat maket.Kepala Kostruksi (Construction Manager) : Mengawasi konstruksi set-set dan mengikuti dgn seksama anggaran biaya, jadwal waktu dan semua pekerjaan.Penghias Set (set dresser) : Membantu perencana mendandani set. Melakukan riset ttg semua property sampai ke hal yang paling kecil.Pembelian (Production Buyer) : Bekerja sama dgn perencana dan penghias set. Menyewa dan membeli bahan-bahan property.Pelukis Latar Belakang (scenic artis) : Bertugas melukis layar-layar latar belakang set.Perencana Kostum : Bertugas merencanakan pengadaan kostum untuk pemeran-pemeran (casting), dari desain kemudian pengadaan anggaran / bahan-bahan yang akan diperlukan. Dia selalu berkonsultasi dgn art director dan pengarah acara.Petugas Make Up Artist : Bertugas merias pemeran-pemeran / pemain-pemain sesuai dengan karakter yang akan diperankan.Tukang Tukang Kayu (carpenters) : Bertugas membuat segala stage pokok, mimbar atau peninggian (rostrum), plafon, lantai, lantai dan dinding set, tangga, meja, kursi dll. Sesuai dengan permintaan. Dia senantiasa minta pertimbangan dgn bagian konstruksi.Stage Hands : Bertugas memindah-mindahkan sebeng (flats) kayu, panggung (rostrum), penunjang (backing) dari gudang bengkel ke berbagai panggung studio pada saat persiapan dan sepanjang shooting. Mereka bersama tukang kayu harus selalu stand by untuk bekerja sama memindah-mindahkan / membongkar pasang segala unsur-unsur set dekorasi. Plasterers (tukang pelester) :Membuat pembungkusan (cladding) dari set-set permukaan dinding bata, batu dll. Segala ornamen dari yang modern sampai yang klasik / kuno.Modellers (ahli-ahli bentuk) :Bertugas membuat model-model prop, atau bagian-bagian set yang dibentuk khusus seperti patung-patung, pohon-pohon fantasi dlm skala khusus, sesuai dgn keperluan produksi.Tukang-tukang cat (painters) : setelah set selesai dibangun oleh tukang kayu dan dilapisi oleh tukang plester, kemudia dipasang di panggung studio atau ditempat-tempat yang telah disiapkan (prefab area), tukang2 cat mengambil alih pekerjaan dan menyelesaikan set dengan kwas / pistol semprot dan juga membuat tekstur2 nada maupun warna sesuai permintaan.Riggers (pengatur pelataran) : Bertugas Mendirikan steger2 besi pipa untuk menahan dan menyangga set. Terutama set diluar studio / halaman sto, apabila diperlukan untuk dipindah-pindahkan kaki steger perlu diberi roda.Bagian Kain (drapery department) : The Drapers (tukang bekleding) yang menjahit kain2 landasan, lantai2 dan juga landasan kanvas untuk lukisan2 pemandangan yang luas. Dan juga membuat kain gordyn / klambu taplak meja, kain sofa, bantal dll.Bagian Property : Bertanggung jawab menangani permasalahan property baik dari perencanaan , pengadaan, pemeliharaan, perbaikan dll. Yang semuanya harus dikonsultasikan atau dipertimbangkan oleh art director. Bagian property harus bekerja sama dengan penghias set (set dresser) dan pembeli property (property buyer).Pembuat Property (Property Makers) : Yang menangani masalah pembuatan property yang bersifat khusus, misalnya : seperti barang2 kuno, atau benda2 asing yang belum ada dipasaran, sehingga harus dibuat ter sendiri.Pandai Besi (Metal Workers) : Yang membuat segala bentuk benda atau barang yang terbuat dari besi seperti; tulang2 kerangka patung, pohon buatan, hiasan dinding, pedang, tombak perisai dll.Efek-efek Khusus (Special Effects) : Efek Khusus Fisik (Physical Special Effects); Asap, kabut, kebakaran, salju, angin, ledakan dll. Efek Fotografi (Photographic Effects) Membuat lukisan matte (bagian-bagian yang menutup masker) yaitu gambar-gambar hidup yang disisipkan pada waktu pengambilan bentuk miniatur kapal / gedung dll Effek Animasi : Membuat efek-efek animasi dgn teknik fotografi, dan juga efek animasi dgn komputer grafis.

1. Tujuan Tujuan dari penataan artistik ini adalah untuk memberikan kesan dan stimulan kepada audiens agar interpretasi yang tercipta terarah sesuai dengan visi dan misi media.

1. Manfaat0. Bagi Social Network Televisi 1. Melatih kerjasama dengan Anggota Team 1. Menumbuhkan empati dan simpati antar anggota team1. Membangun relasi yang kuat antar anggota sebagai bekal untuk berkarya di kehidupan mendatang.

0. Bagi Masyarakat1. Menginformasikan kepada masyarakat tentang visi dan misi media melalui garis, titik, tata letak dan semoitika.1. Mengetahui perkembangan berita ter-update dan penting1. Memberikan stimulus kepada masyarakat untuk peduli terhadap kejadian yang ada di sekitarnya.

BAB IIIPELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK

0. Perencanaan

Memasuki semester VI, seluruh mahasiswa mulai melaksanakan praktek gabungan. Praktek gabungan adalah salah satu syarat wajib bagi setiap mahasiswa agar dapat melanjutkan pendidikan/materi di semester berikutnya. Di praktek gabungan, mahasiswa dari program studi Manarita dan Manaprodsi biasanya akan membuat sebuah gelaran karya bekerjasama dengan mahasiswa dari program studi Matekstosi. Untuk Manarita sendiri atmosfer datangnya praktek gabungan mulai terasa sejak Selasa, 10 September 2013. Agenda hari itu yaitu pembagian jobdesk bagi mahasiswa Manarita semester VI untuk kegiatan praktek gabungan talkshow televisi. Manarita semester VI terdiri dari 2 kelas. Setiap kelas dipecah menjadi 2 kelompok, sehingga keseluruhan terdapat 4 kelompok. Masing-masing kelompok rata-rata terdiri dari 16 orang ditambah anggota dari Matekstosi sebanyak 10 orang. Semuanya punya jobdesk masing-masing dan itu sudah ketentuan dari pembimbing praktek. Penulis ditunjuk menjadi artistik untuk program talkshow televisi. Pengalaman penulis menjadi seorang artistik khususnya program talkshow televisi masih sangat awam. Saat itu belum ada rencana maupun gambaran untuk konsep artistik. Seusai kelas praktek selesai, penulis dan kelompok baru penulis mulai rapat membahas tentang nama stasiun, nama program, dan lain-lain. Dari rapat tersebut disepakati bahwa minggu depan akan diadakan rapat lagi dan penulis harus siap dengan rencana konsep yang siap untuk dipresentasikan.Minggu depannya penulis mulai mendapatkan gambaran konsep untuk tata artistik mulai dari penggunaan properti dan bentuk meja dan kursi yang akan digunakan oleh news presenter. Referensi yang penulis dapatkan dari internet serta beberapa masukan dari kawan-kawan semester atas memberikan gambaran mau dibuat apa nanti studio 1 gedung A MMTC. Penulis sejak awal merasa interest dengan beberapa program berita milik media-media nasional maupun internasional yang penulis lihat di internet. Menurut penulis, penggunaan meja berita dalam program talkshow akan sangat menarik, apalagi jika didukung dengan lighting yang ideal. Penggunaan meja berita bukan hanya memberi kesan mewah dan formal, namun nuansa yang dibawakan lewat pemilihan warna juga menggoreskan arti yang formal dan mewah bukan hanya untuk kaum tua. Sesuai kesepakatan, One Channel dengan program talkshow yang bertajuk 1.4VI akan hadir lebih sporty dan mewah, maka penulis mulai merancang konsep set artistik lewat sketsa perspektif tampak depan. Gambar sketsa bisa dilihat di bawah ini.

Sketsa tersebut merupakan gambaran awal dari floorplan penulis. Referensi yang penulis dapatkan dari internet dan masukan teman-teman mengilhami penulis untuk mencoba membuat sketsa tersebut. Pun ketika penulis presentasikan kepada kawan-kawan satu kelompok kebanyakan menaruh harapan dan setuju. Itu berarti langkah selanjutnya tinggal presentasi dihadapan dosen pembimbing.Minggu berikutnya penulis mulai mempresentasikan sketsa awal yang menjadi pegangan penulis dalam mengkonsep artistik talkshow kelompok penulis, kelompok 3. Di hadapan dosen pembimbing penulis mulai menjelaskan secara runut dan detail sebisa penulis bagaimana maksud dari sketsa yang penulis buat. Pak Pras, dosen pembimbing artistik menyetujui konsep yang penulis buat. Namun ada banyak hal yang penulis harus pahami sebelum melangkah pada pembuatan sketsa. Pak Pras lalu menjelaskan tentang segala hal yang berkaitan dengan artistik, tentang kesehariannya menjadi chief artistik di TVRI Jogja. Beliau juga menjelaskan bagaimana kondisi barang-barang yang ada di ruang dekorasi juga tentang perawatannya. Sebenarnya pake meja berita juga ga masalah cuman harus dipadukan juga dengan background dan propertinya, juga warnanya, begitu ujar Pak Pras ketika menjelaskan tentang pengambilan keputusan menggunakan meja berita ketimbang sofa yang lebih praktis. Kemudian Pak Pras mulai menjelaskan tentang cara pembuatan floorplan juga implementasinya dalam kertas kerja floorplan yang sudah disediakan oleh kampus. Kurang lebih rancangan floorplan penulis seperti gambar di bawah ini:

Floorplan di atas menggunakan skala 1:100, dari kertas kerja ini sebenarnya sudah menggambarkan bagaimana luas dan beberapa peralatan studio 1 yang nampak dari atas. Dari floorplan tersebut bisa terbaca bahwa penulis membutuhkan 32 meter persegi, atau dengan panjang 8 meter dan lebar 4 meter. Dengan luas sekian, juga bisa terbaca berapa stage yang penulis butuhkan, berapa luas karpet yang penulis butuhkan, dan lampu apa yang cocok untuk medan dengan luas sekian. Untuk masalah lampu akan dibicarakan bersama dengan kawan-kawan teknik.Minggu ketiga dari pembagian jobdesk kami masih disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Penulis masih sibuk memilih dan memilah barang-barang juga perlengkapan di ruang dekorasi yang akan penulis gunakan nanti. Sementara kawan-kawan yang lain mulai sibuk meliput berita dan ada yang mulai membuat ILM juga IDs Station. Saat itu Selasa, 24 September 2013, produser meminta kami untuk bersiap-siap karena akan mengadakan pertemuan dengan kawan-kawan dari Matekstosi. Sore harinya kami berkumpul di gedung C, satu persatu kawan-kawan mulai berkenalan dengan pribadi masing-masing dan dengan tugas-tugas masing-masing. Produser dan pemimpin redaksi mulai menjelaskan progress crew One Channel, penulis juga tidak kalah ketinggalan menjelaskan tentang floorplan dan konsep yang telah penulis rencanakan kepada semua crew. Mulai hari itu penulis mulai mencoba berkomunikasi secara intensif dengan kawan-kawan teknik khususnya yang memegang tanggungjawab terhadap lighting.Jalu dan Mada, kedua teman penulis dari teknik yang bertanggungjawab mengendalikan lighting banyak memberikan masukan perihal pemilihan dan penataan lighting yang pas untuk konsep penulis.

Penulis mulai membuat rancangan anggaran dana artistik yang pangkalnya berasal dari patungan semua crew One Channel.NoNama BarangHarga SatuanJumlah Harga (Rp)

1.Triplek (4 lembar)60.000180.000

2.Reng (2 lonjor)16.00032.000

3.Usuk (2 bendel)25.00050.000

4.Sterefoam30.00030.000

5.Cat VI kg (Kingkong)50.00050.000

6.Double Tip15.00015.000

7.Paku7.0007.000

8.Kuas (2 buah)7.0007.000

JUMLAHRp 371.000,00

Rancangan anggaran berjumlah Rp 371.000,00 penulis presentasikan kepada kawan-kawan dan disetujui oleh produser juga unit manager. Dengan modal floorplan dan rincian anggaran juga dukungan dari kawan-kawan penulis mulai memberanikan diri untuk membicarakan proses pelaksanaan. Karena kami on air di studio 1 maka segala perijinan mengenai gedung tersebut harus beres sebelum hari-H pelaksanaan. Penulis dan Unit Manager sudah menyelesaikan urusan administrasi dua hari sebelum hari eksekusi.0. Pelaksanaan

17-19 Oktober 2013 adalah saat dimana semua rencana yang telah dibuat coba untuk direalisasikan. Beruntung penulis dibantu oleh kawan-kawan crew One Channel yang sudah berkomitmen untuk itu serta dua teman angkatan 2007 yang masih bersedia ikut turun tangan dan urun rembug.Kamis pagi, 17 Oktober 2013, penulis mulai menata lokasi di studio 1. Penulis mulai mengukur luas, sekaligus menghitung jumlah stage yang dibutuhkan. Dari 32 meter persegi luas set dekorasi dibutuhkan sekitar 12 stage/level untuk alas dan 7 stage untuk dinding, total ada 19 stage. Hari pertama kami menyelesaikan bentuk kasar dari floorplan yang penulis buat. Stage sudah tertata, barang-barang seperti kursi, tanaman hias dan karpet juga sudah diambil dari ruang dekorasi. Penulis melanjutkan mengecat background untuk menyicil pekerjaan. Di hari kedua, 18 Oktober 2013, penulis mulai merancang meja dan pembuatan jendela sesuai dengan floorplan. Sebenarnya untuk meja penulis bisa sedikit lega karena penulis mendapat pinjaman meja berita dari kantor TVRI Jogja atas bantuan Pak Pras. Jadi hari itu juga penulis ditemani oleh Cahya, Abduh, dan Ino mengambil meja di gudang dekorasi TVRI Jogja. Setelah itu penulis kembali mengatur dan merencanakan bagaimana cara pembuatan jendela kontemporer. Penulis coba buat menggunakan kayu plamir yang sudah dipernis juga tidak cocok. Sementara penulis sedang bingung memikikan bagaimana cara membuat jendela, kawan-kawan perempuan penulis yang lain membersihkan meja berita yang berdebu dan kotor karna jarang digunakan. Kembali pada pembuatan jendela, ada ide dari salah seorang teman penulis, bagaimana kalau dibuat semacam pagelaran wayang menggunakan kertas kalkir Tentu saja penulis setuju, karena masukan tersebut juga tidak melenceng dari konsep juga dari visi dan misi. Hari kedua progress dekorasi sudah mencapai 60%.Hari ketiga, 19 Oktober 2013, penulis mulai melakukan re-check terhadap semua yang telah terpasang di set dekorasi. Cat sudah mengering, meja sudah siap diletakkan pada tempatnya. Karpet sudah siap digunakan. Tinggal pasang lampu sebagai pemanis sudut dan aksen dinding juga meja. Penulis dan Jalu mulai memasang lampu. Dengan menggunakan lampu neon berwarna biru muda memberikan kesan dingin dan segar. Sementara itu kawan-kawan teknik mulai melakukan setting lighting, audio, dan juga cek jalur yang akan digunakan pada saat on air nanti. Hari ketiga berakhir dengan manis, banyak perkembangan yang terjadi hari ini. Progress dekorasi mencapai 8VI%, tinggal memasang lcd pada pagi hari saat on air nanti.Tanggal 21 Oktober 2013, merupakan hari yang bersejarah, setidaknya bagi penulis dan teman-teman sekelompok praktek gabungan talkshow televisi. Pasalnya hari ini adalah pembuktian bagi kami terhadap persiapan yang telah matang dilakukan selama hampir 2 bulan sebelumnya. Pagi hari penulis sudah berada di studio. Pagi itu penulis berencana akan memasang dua buah lcd yang penulis pinjam dari ruang sharpen. Sebelumnya waktu on air pada pukul 13.00 masih ada waktu sekitar 4 jam untuk membereskan persiapan yang masih belum selesai. Lcd telah diambil dari singgasananya, proses pemasangan memang agak ribet karena harus mengebor dinding yang terbuat dari kayu stage. Akhirnya instalasi lcd dan semua persiapan menuju on air selesai satu jam sebelumnya rehearseal dimulai. Selama proses rehearseal hingga on air terlihat warna biru yang begitu mencolok dipadukan dengan presenter yang memakai pakaian formal. Kesan formal, mewah namun tetap sporty dan muda tidak lepas dari citra yang telah terpancar.

BAB IVPENUTUP1. KesimpulanDengan dilaksanakannya praktek gabungan on air talkshow televisi pada semester VI ini, ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan :0. Praktek Gabungan On Air Talkshow TV ini memberikan pengalaman dan pengetahuan lebih dalam mengenai tugas dan kewajiban seorang artistik. Termasuk kompleks permasalahan yang akan seorang artistik hadapi dalam setiap prosesnya.0. Komunikasi merupakan modal utama untuk menjalin hubungan yang kuat dalam berkelompok atau berorganisasi. Kepercayaan bisa menjadi jalan pintas sekaligus menjadi jalan buntu. Tapi dengan komunikasi yang baik dan kepercayaan yang terjaga mampu membuat hubungan dalam berkelompok semakin kuat, harmonis dan nyaman. Pun dengan kelompok produksi kami.

1. SaranSaran yang dapat penulis sampaikan setelah praktik ini adalah :0. Pembimbing memberikan arahan tidak hanya indoor dalam kelas, kalau bisa ikut terjun ke lapangan mengawasi dan membimbing anak didik secara langsung.0. Waktu agar digunakan dengan maksimal agar semua mahasiswa dapat mempraktikkan materi yang diajarkan.0. Mungkin karya kawan-kawan bisa dipreasiasikan dalam sebuah pameran karya. Agar jiwa kompetitifnya lebih terasah dan siap menghadapi dunia kerja.

DAFTAR PUSTAKASubekti, Ahmad: Dasar-Dasar Artistik Televisi, Lkis, Bandung, 2001Webset Desain Grafis Indonesia (DGI)http://musa666.wordpress.com/2010/08/26/tata-artistik/http://freejournalist.wordpress.com

LAMPIRAN

(Gambar Floorplan Perspektif Tampak Depan)

(Gambar Floorplan Tampak Atas)