45
Kode : KKN PPM – UGM – 16 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN (Individu) KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN : 2010 SUB UNIT : PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO UNIT : 1A KECAMATAN : WATES KABUPATEN : KULON PROGO PROVINSI : YOGYAKARTA Disusun oleh : Nama Mahasiswa : M. Lazuardi R.A. Nomor Mahasiswa : 07/251903/HK/17467 BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM

LPK M Lazuardi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LPK M Lazuardi

Kode : KKN PPM – UGM – 16

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu)

KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN : 2010

SUB UNIT : PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

UNIT : 1A

KECAMATAN : WATES

KABUPATEN : KULON PROGO

PROVINSI : YOGYAKARTA

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : M. Lazuardi R.A.

Nomor Mahasiswa : 07/251903/HK/17467

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM

DAN PELAYANAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEPADA MASYARAKAT

UNVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

Page 2: LPK M Lazuardi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, dimana karena perkenan-Nya lah

penulis dapat menyelesaikan kegiatan-kegiatan dalam rangka Kuliah Kerja Nyata

Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Review Perda Universitas Gajah

Mada periode antar semester tahun 2010 di kantor Pemerintah Kabupaten Kulon Progo,

daerah Istimewa Yogyakarta ini dengan relatif lancar dan sukses.

Laporan Pelaksanaan Kegiatan ini penulis buat berdasarkan hasil inventarisasi,

wawancara dan diskusi dalam rangka pelaksanaan kegiatan KKN Review Perda. Dikarenakan

Kabupaten Kulon Progo belum memiliki Perda Tentang Izin Gangguan yang baru, akhirnya

penulis dan anggota tim lainnya memutuskan untuk melakukan kajian/ review terhadap

Raperda Retribusi Izin Gangguan yang akan diajukan kepada DPRD Kulon Progo. Kegiatan

KKN Review Perda ini melalui beberapa tahapan diantaranya: pelaksanakan inventarisasi

peraturan yang berkaitan dengan Raperda tersebut. Setelah proses inventarisasi selesai,

langkah selanjutnya adalah pengumpulan data yang diperlukan, konsultasi dan koordinasi

dengan instansi terkait dan puncaknya, telah diadakan konsultasi publik. Pelaksanaan

kegiatan tersebut dilaksanakan mulai tanggal 5 Juli – 31 Agustus 2010.

Tugas-tugas yang penulis jalankan berkaitan dengan program KKN-PPM Review

Perda ini dapat terselesaikan dengan lancar tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai

pihak, instansi, lembaga beserta bagian-bagiannya yang telah memberikan sambutan dan

kerja sama yang baik dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas tersebut. Meskipun tentunya ada

pula berbagai hambatan yang penulis temui namun kiranya semua itu dapat teratasi dengan

baik dan lancar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

Laporan Pelaksanaan Kegiatan ini. Harapan kami semoga laporan ini dapat memberikan

manfaat bagi penulis yang telah melaksanakan program-program KKN PPM Review Perda

dan juga dapat membantu warga masyarakat maupun pihak lain dalam rangka proses

pembangun Kabupaten Kulon Progo. Semoga laporan ini dapat digunakan sebagaimana

mestinya dan bermanfaat bagi semua pihak.

Berikut ini beberapa hasil dari pelaksanaan kegiatan maupun rincian kegiatan yang

telah penulis lakukan :

Page 3: LPK M Lazuardi

I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Review Raperda Izin Gangguan dan Retribusi Izin Gangguan BAB. III

Tentang Izin Perizinan

Dilakukan pada tanggal 13 Juli s/d 19 Juli 2010

Kegiatan ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh Individu dengan

sedikit bantuan individu lain, dimana untuk dapat mereview suatu rancangan

peraturan daerah secara keseluruhan masing masing individu diberikan tugas

untuk mereview bab bab tertentu dalam rancangan peraturan daerah. Hasil dari

review individu tersebut akan di bahas dan didiskusikan untuk kemudian

disatukan menjadi review perda secara keseluruhan. Dimana hasil review yang

telah dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

Pada Bab III tentang “Perizinan”, dalam raperda mencantumkan :

BAB III

PERIZINAN

Pasal 3

(1) Setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan atau memperluas tempat

usahanya di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan gangguan wajib

memiliki izin;

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Kepala Instansi

atas nama Bupati;

(3) Untuk pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan

retribusi

Analisis :

Nama Bab III yaitu Perizinan dirasa kurang tepat, karena dalam judul

bab, tidak menjelaskan secara jelas perizinan apa yang dimaksud dalam judul

bab tersebut, akan lebih baik jika judul Bab III lebih spesifik seperti Perizinan

Gangguan, atau Izin Gangguan. Hal tersebut bertujuan untuk membuat suatu

perda yang jelas dan sistematis.

Page 4: LPK M Lazuardi

Pasal 4

Persyaratan mengajukan izin gangguan yaitu dengan mengajukan permohonan

kepada Bupati c q. Kepala Instansi dan mengisi formulir yang diediakan serta

melampirkan :

a. Fotokopi Kartu Tanda Pennduduk (KTP) pemohon;

b. Denah/lokasi tempat usaha;

c. Pernyataan tidak keberatan dari tetangga;

d. Fotokopi sertifikat / kutipan letter tanah yang digunakan;

e. Bagi usaha yang berindeks gangguan besar harus disertai Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan, Upaya pengelolaan Lingkugan

Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup; dan

f. Bagi usaha yang menggunakan fasilitas Penanam Modal Asing /

Penanam Modal Dalam Negeri harus disertai surat persetujuan

Penanaman Modal dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah.

Analisis :

Syarat syarat yang ditetapkan dalam raperda di atas saat ini sudah tidak

rasional dan sesuai dengan peraturan yang berlaku saat ini. Telah lahir

Peraturan Menteri Dalam Negeri mengenai Petunjuk Pelaksanaan

Penyelenggaraan Izin Gangguan nomor 27 tahun 2009. Dalam permen

tersebut telah disebutkan bahwa persyaratan mengajukan izin gangguan hanya

3 (tiga) buah syarat saja, tidak seperti dalam raperda yang mencantumkan 6

(enam) buah syarat.

Selain itu demi menciptakan iklim investasi yang baik di Kabupaten

Kulon Progo, maka akan lebih baik adanya pengurangan syarat kepengurusan

agar para pemohon izin gangguan tidak merasa terbebani dalam melengkapi

syarat syarat dalam mengajukan izin gangguan.

Keberadaan Dokumen Lingkungan yang disyaratkan dalam raperda

juga menjadi point yang patut di perbincangkan, pasalnya dalam Undang

Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup, telah diatur

mengenai bagi pemilik dokumen lingkungan, tidak perlu adanya pengurusuan

dari izin gangguan lagi bila ingin melaksanakan usaha.

Page 5: LPK M Lazuardi

Dalam pasal di atas pun terdapat pembagian pekerjaan antara 2 (dua)

SKPD (Satuan kerja perangkat daerah) yaitu antara Kantor Lingkungan Hidup

dan Lembaga Penanaman Modal. Berdasarkan wawancara dari Stake Holder

terkait, akan lebih baik dengan mensatuatapkan SKPD yang memang

mengurus tentang Izin gangguan agar tidak terjadi koordinasi dan kerja sama

yang kurang baik seperti yang sampai saat ini sering terjadi di Kabupaten

Kulon Progo dalam kepengurusan izin gangguan.

Kesimpulan dari analisis bab III tentang Perizinan adalah bahwa Bab

III dalam perizinan sudah memiliki banyak kekurangan yang harus diperbaiki

untuk membuat suatu peraturan yang baik. Ketentuan mengenai persyaratan

juga tidak sesuai lagi dengan peraturan yang berlaku, karena saat ini telah ada

peraturan dengan bentuk peraturan menteri yang mengatur mengenai izin

gangguan, jadi diwajibkan adanya penyesuaian dengan peraturan daerah

tentang Izin Gangguan. Perlu ada perbaikan terhadap bab III tentang

Perizinan.

B. Perumusan Rekomendasi dan Solusi Dari Data seta Permasalahan Tahap

Identifikasi UMKM

Dilakukan pada tanggal 20 Juli s/d 27 Juli 2010

Suatu kegiatan yang dilakukan guna mendapatkan solusi dari

permasalahan yang didapatkan mengenai perkembangan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM). Dari keseluruhan data yang kami dapatkan mengenai

UMKM, dari segi permasalahan kami mendapatkan banyak permasalahan

yang terjadi pada UMKM Kulon Progo. Maka demi membantu perkembangan

UMKM, maka perumusan rekomendasi sangat penting untuk dilakukan.

Hasil perumusan rekomendasi dan solusi dari dara serta permasalahan tahap

identifikasi UMKM :

A. Langkah yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kabupaten Kulon Progo

a. Langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah :

Page 6: LPK M Lazuardi

1. Pembentukan Pusat Komunikasi Bisnis berbasis web di setiap

daerah di Kabupaten Kulon Progo

Pusat Komunikasi Bisnis tersebut menjadi sarana bagi pelaku

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk

mempromosikan produknya, mengakses informasi faktor-faktor

produksi, melakukan transaksi usaha, serta melakukan komunikasi

bisnis lainnya secara global dalam rangka memperluas jaringan

usahanya.

Langkah ini akan sangat membantu para pelaku Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM), namun membutuhkan kerja ekstra

dari Pemerintah karena sebagian besar pelaku Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Kulon Progo merupakan

masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah sehingga

wawasan terhadap perkembangan teknologi sangat terbatas. Selain

kesulitan dalam hal memperkenalkan sistem Pusat Komunikasi

Bisnis berbasis web, pemerintah juga harus mengatasi keterbatasan

sarana dimana sebagian besar daerah di Kabupaten Kulon Progo

belum dilengkapi sarana dan prasarana jaringan internet.

Jika pemerintah Kabupaten Kulon Progo dapat melaksanakan

langkah ini maka para pelaku akan dapat memasarkan produknya

hingga ke mancanegara, terutama jika web tersebut dilengkapi

dengan bahasa inggris.

2. Meningkatkan kerjasama antara Pemerintah dengan Lembaga

Keuangan terutama bank

Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) seringkali

tersandung permasalahan keterbatasan modal dalam menjalankan

atau mengembangkan usahanya, salah satu langkah yang dapat

dilakukan pelaku untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan

melakukan peminjaman ke bank.

Kesulitan yang biasa dialami pelaku Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) ketika mengajukan pinjaman ke bank adalah

karena adanya keterbatasan akses untuk mendapatkan fasilitas

pinjaman dari bank;

Page 7: LPK M Lazuardi

3. Peningkatan dan perbaikan dari sisi permodalan, adminstrasi,

jangkauan pasar, legalitas, dan agunan yang memadai.

Pentingnya peran bank untuk mendukung perkembangan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dari aspek permodalan

harus menjadi perhatian Pemerintah. Pemerintah Kabupaten Kulon

Progo perlu menjalin kerjasama dengan pihak bank dalam hal

penyediaan modal bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM). Kerjasama yang terjalin diharapkan akan mempermudah

pelaku usaha dalam mengajukan pinjaman. Langkah ini tidak

hanya menguntungkan pelaku usaha, tetapi juga Pemerintah

Kabupaten Kulon Progo karena akan meningkatkan perkembangan

ekonomi di Kabupaten Kulon Progo serta menghasilkan

keuntungan bagi pihak bank.

mendorng pelaku Usaha Besar di Kabupaten Kulon Progo

untuk melakukan pendampingan terhadap UMKM.

4. Meningkatkan program pelatihan dan pengembangan usaha

Pelaku UMKM biasanya kesulitan dalam mengembangkan

usahanya karena kurangnya inovasi produk, karena sebagian besar

pelaku UMKM melaksanakan usahanya hanya berdasarkan

keterampilan yang diperoleh secara turun temurun. Untuk

mengatasi hal tersebut Pemerintah harus mengadakan program

pelatihan dan pengembangan usaha terutama terkait inovasi

produk secara berkala (setidaknya 1 (satu) kali dalam satu tahun).

Selama ini Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah

melaksanakan kegiatan pelatihan namun pelaksanaannya masih

terbatas baik terkait lokasi pelaksanaan yang belum merata di

setiap kecamatan dan waktu pelaksanaan yang belum rutin.

b. Langkah yang dapat dilakukan Bank untuk mendukung pelaku

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) :

1. Memberikan layanan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) dengan berbagai kemudahan, serta dengan

pola tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah. Hal ini dilakukan

agar pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat

Page 8: LPK M Lazuardi

akses terhadap modal secara mudah dan terjangkau sesuai

dengan kebutuhannya;

2. Mengembangkan layanan yang bervariasi sesuai sember daya

yang dimiliki Bank.

c. Langkah yang dapat dilakukan oleh pelaku Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM) :

1. Membentuk paguyuban pelaku Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) sehingga memudahkan koordinasi baik

dengan pemerintah maupun dengan stake holders lain.

2. Mengikuti setiap program yang diadakan pemerintah dan/atau

stake holdres yang terkait dengan pengembangan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

3. Meningkatkan kemampuan berwirausaha untuk

mengembangkan usaha yang baik.

4. Aktif mencari informasi terbaru terkait Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah (UMKM).

d. langkah yang dapat dilakukan oleh Perguruan Tinggi terhadap

pengembangan UMKM

1. Meningkatkan pendampingan dan pembinaan bagi pelaku UMKM

selama ini Perguruan Tinggi di Kulon Progo yang bertempat di

Wates terutama Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Ekonomi telah melakukan pembinaan dan

pelatihan tetapi pendampingan dan pembinaan yang dilakukan

masih sangat terbatas dan belum merata di seluruh Kecamatan

yang ada di Kabupaten Kulon Progo.

2. Menghubungkan pelaku usaha dengan para ahli di bidang UMKM

baik dari kalangan akademisi, pengusaha sukses, dan lain-lain.

Ahli yang dihubungkan dengan masyarakat dapat yang berkaitan

dengan manajemen usaha, pengembangan produk, marketing, dan

lain-lain.

C. Analisa Cost and Benefit Raperda Retribusi Izin Gangguan dari sisi

Perizinan

Page 9: LPK M Lazuardi

Dilakukan pada tanggal 26 Juli s/d 31 Juli 2010

Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan jalan diskusi, yang mana

poin-poin diskusi akan dirangkum dan disimpulkan menjadi satu kesatuan

analisis cost and benefit sebagai berikut:

Tabel biaya

Penerima Indikator Baseline Keterangan

PemerintahBiaya Pembuatan

Perda BaruRp 10.000.000,00

Sumber : Anggaran

Pendapatan dan

Belanja Daerah 2008

Pemerintah

Budget program

penciptaan iklim

UMKM yang

kondusif

Rp 18.580.200,00

Sumber: data Dinas

Koperasi dan UMKM

Kabupaten Kulon

Progo Tahun 2008

Pemerintah

Budget sosialisasi

kebijakan tentang

Usaha Mikro Kecil

Menengah

Rp 8.298.900,00

Sumber: data Dinas

Koperasi dan UMKM

Kabupaten Kulon

Progo Tahun 2008

Pelaku UsahaBiaya pengurusan

izin gangguanRp. 1.125 - Rp.2.250/m2

Sumber: Kantor

Pelayanan Terpadu

Kabupaten Kulon

Progo Tahun 2009

Tabel Baseline

Pihak TerkaitIndikator

Manfaat/Biaya

Baseline

(2008-2009)Keterangan

Pemerintah Penerimaan PADRp

44.416.718.184,15PAD Tahun 2009

Pemerintah PAD dari Retribusi

Penyelenggaraan

Izin Gangguan

perpanjangan dan

Rp 125.039.225,00 Data Kantor Pelayanan

Terpadu Kabupaten

Kulon Progo Tahun

Desember 2009

Page 10: LPK M Lazuardi

baru

Pemerintah

Pemohon izin

gangguan (baru dan

perpanjangan)

353 pemohon (baru:

202, perpanjangan:

151)

Sumber: Kantor

Pelayanan Terpadu

Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2009

Pemerintah

Koordinasi dan

kerjasama antar

instansi dan SKPD

dalam sistem

perizinan

Belum berjalan

dengan baik

Hasil survey ke dinas

terkait (KPT dan KPM)

Pemerintah Jumlah Persyaratan 13 syarat

Syarat permohonan

izin yaitu mengisi

blangko permohonan

yang telah disediakan

dengan dilampiri:

a. Fotokopi KTP

pemohon;

b. Fotokopi akta

notaris/akta

pendirian bila

perusahaan

berbadan hukum;

c. Fotokopi hak

milik tanah

(sertifikat, letter

C/D, Surat

Keterangan dari

desa) yang

mencakup lokasi

usaha, luas, kelas

dan nomor persil;

d. Surat kerelaan/

Sumber : Kantor

Pelayanan Terpadu

Kabupaten kulon Progo

Tahun 2010

Page 11: LPK M Lazuardi

perjanjian sewa/

kontrak jika tanah

bukan milik

sendiri disahkan

e. desa dan camat;

f. Denah tempat

usaha disahkan

desa dan camat;

g. Fotokopi IMB;

h. Bila usaha

kelompok,

dilampiri surat

penunjukan ketua

kelompok;

i. Bila usaha

angkutan

dilampiri fotokopi

STNK kendaraan;

j. Bila usaha wartel

dilampiri foto

kopi surat

persetujuan dari

Telkom;

k. Bila jenis usaha

siaran disertai

surat izin

mengudara;

l. Bila jenis usaha

permainan (PS,

Bola Sodok, dll)

dan usaha yang

menimbulkan

kerawanan sosial

disertai surat

Page 12: LPK M Lazuardi

kesanggupan

mentaati peraturan

perundangan yang

berlaku dan bukti

sosialisasi kepada

masyarakat

sekitar lokasi;

m.Dokumen

lingkungan

(AMDAL, UKL-

IPL, SPPL dan

DPL) yang sudah

disahkan;

n. Materai tidak

ditempel 1

lembar.

Pemerintah

Prosedur

Pengawasan

Pemerintah terhadap

Pelaku Usaha

Berizin

Melalui proses

perpanjangan izin

Dengan adanya

perpanjangan izin secara

temporer, mempermudah

proses pengawasan

pemerintah terhadap

pelaku usaha

Pelaku UsahaJaminan Kepastian

Hukum

Belum ada kepastian

hukum

Belum ada peraturan

daerah yang mengatur

mengenai izin gangguan

secara khusus

Pelaku Usaha Jumlah UMKM 37.858 unit

Sumber:

Dinas koperasi dan

UMKM Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2009

Pelaku usaha Jangka waktu

pengurusan izin

gangguan

Paling lama 15 hari,

perpanjangan izin

gangguan paling

Sumber: Kantor

Pelayanan Terpadu

Kabupaten Kulon Progo

Page 13: LPK M Lazuardi

lama 7 hari 2009

Pelaku usahaJangka waktu izin

gangguan (HO)

3 tahun dan harus

diperpanjang

Sumber: Kantor

Pelayanan Terpadu

Kabupaten Kulon Progo

Pelaku Usaha

Jumlah syarat dan

prosedur

perpanjangan

3 syarat

Syarat permohonan

izin ialah mengisi

blangko permohonan

yang telah disediakan

dengan dilampiri:

a. Fotokopi KTP

pemohon;

b. Surat izin asli

yang sudah habis

masa berlakunya;

c. Materai tidak

ditempel 1

lembar.

Sumber: Kantor

Pelayanan Terpadu

Kabupaten kulon Progo

Pelaku Usaha Kesederhanaan dan

kejelasan regulasi

Belum

disederhanakan

Peraturan Daerah

Kabupaten Dati II Kulon

Progo Nomor 9 Tahun

1987 tentang Izin Tempat

Usaha beserta Perda

Kulon Progo Nomor 11

Tahun 1991 tentang

Perubahan Pertama

Peraturan Daerah

Kabupaten Dati II Kulon

Progo Nomor 9 Tahun

1987 tentang Izin Tempat

Usaha dan Perda

Kabupaten Kulon Progo

Nomor 17 Tahun 1998

Page 14: LPK M Lazuardi

dan Keputusan Bupati

Nomor 68 Tahun 2000

yang mengatur mengenai

Retribusi

Penyelenggaraan Izin

Gangguan

Masyarakat

Tingkat kesadaran

dan pemahaman

masyarakat terhadap

izin gangguan (HO)

Rendah

Kurang sosialisasi dari

Pemerintah mengenai

Fungsi dan Tujuan Izin

Gangguan

MasyarakatJumlah

pengangguran11.057 orang

Sumber:

Dinsosnakertrans

Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2009

Masyarakat Jumlah tenaga kerja 391.472 orang

Sumber:

Dinsosnakertrans

Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2009

Masyarakat

Keterlibatan

masyarakat/pelaku

usaha dalam

penyusunan Raperda

maupun regulasi

tentang perizinan

Belum dilibatkan

secara optimal

Hasil wawancara dengan

masyarakat dan pelaku

usaha

Masyarakat

Pencemaran air,

udara, dan gangguan

lingkungan

Untuk usaha

peternakan,

perikanan dan tahu

tempe belum

terkendali dengan

baik

Kantor Lingkungan

Hidup Kabupaten Kulon

Progo

Analisis resiko

Page 15: LPK M Lazuardi

Jika Pemerintah Kabupaten Kulon Progo tetap mempertahankan keadaan seperti saat

sekarang (yang terlihat di tabel baseline), maka sejumlah resiko yang diprediksi akan terjadi

kemudian dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

Daftar ResikoDampak yang

Ditimbulkan

Kemungkinan

Terjadi

Tingkat

Resiko

Jumlah perusahaan

berizin tetap dan

cenderung berkurang

Besar Besar Sangat besar

PAD dari Retribusi

Penyelenggaraan Izin

Gangguan tetap

cenderung berkurang

Besar Besar Sangat besar

Jumlah pengangguran

bertambahBesar Kecil Sedang

Akses perusahaan

terhadap modal sulitSedang Kecil Sedang

Minat investasi menurun Sedang Sedang Sedang

Kualitas air, udara, dan

lingkungan menurunBesar Besar Besar

Opsi I (Do Nothing)

Do Nothing yaitu tim KKN Review Perda dan Pemerintah tidak melakukan

perbaikan-perbaikan, sehingga yang disahkan adalah Raperda yang sudah ada. Maka

kondisi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Tabel biaya

Penerina Indikator Baseline Opsi I Keterangan

PemerintaBiaya

Pembuatan Rp 10.000.000,00 Rp 10.000.000,00 Tetap

Page 16: LPK M Lazuardi

h Perda Baru

Pemerinta

h

Budget

program

penciptaan

iklim UMKM

yang kondusif

Rp 18.580.200,00 Rp 18.580.200,00 Tetap

Pemerinta

h

Budget

sosialisasi

kebijkan

tentang Usaha

Mikro Kecil

Menengah

Rp 8.298.900,00 Rp 8.298.900,00 Tetap

Pelaku

usaha

Biaya

pengurusan izin

gangguan

Rp 1.125 –

Rp2.250/m2

Rp 1.125 -

Rp2.250/m2Tetap

Tabel Manfaat

Pihak

Penerima

Manfaat

Indikator

Manfaat/Biay

a

Baseline

(2008-2009)

Opsi I

Do NothingKeterangan

Pemerinta

h

Penerimaan

PAD

Rp

44.416.718.184,15

Rp

48.858.390.002,5

65

Meningkat 10%

dari PAD tahun

sebelumnya (tahun

2009)

Persentase

Kenaikan PAD :

2005-2006= 44%

2006-2007= 10%

2007-2008= 9%

2008-2009= 5%

Pemerinta

h

PAD dari

Retribusi

Penyelenggara

Rp 125.039.225,00 Rp 137. 543.

147,00

Menigkat 10 %

dari PAD Retribusi

Izin Gangguan

Page 17: LPK M Lazuardi

an Izin

Gangguan

perpanjangan

dan baru

tahun 2009, karena

trend kenaikannya

sebesar 10 %

Pemerinta

h

Pemohon izin

gangguan

(baru dan

perpanjangan)

353 pemohon

(baru: 202,

perpanjangan: 151)

388 Pemohon

Menigkat 10 %

dari jumlah

pemohon tahun

2009, karena trend

kenaikan tiap

tahun sekitar 10 %

Pemerinta

h

Koordinasi

dan kerjasama

antar instansi

dan SKPD

dalam sistem

perizinan

Belum berjalan

dengan baik

Potensi koordinasi

dan kerjasama

belum berjalan

dengan baik

masih terjadi

Instasi dan SKPD

belum dilibatkan

dalam penyusunan

Raperda ini

Pemerinta

h

Jumlah

Persyaratan

13 syarat

Syarat permohonan

izin yaitu mengisi

blangko

permohonan yang

telah disediakan

dengan dilampiri:

a. Fotokopi KTP

pemohon;

b. Fotokopi akta

notaris/akta

pendirian bila

perusahaan

berbadan

hukum;

c. Fotokopi hak

milik tanah

6 syarat

Persyaratan

mengajukan Izin

Gangguan yaitu

dengan

mengajukan

permohonan

kepada Bupati c.

q. Kepala

Instansi dan

mengisi formulir

yang disediakan

serta

melampirkan:

a. Fotokopi

Kartu Tanda

Penduduk

Persyaratannya

tidak disebutkan

dengan jelas dan

perlu adanya

perbaikan

Page 18: LPK M Lazuardi

(sertifikat, letter

C/D, Surat

Keterangan dari

desa) yang

mencakup lokasi

usaha, luas,

kelas dan nomor

persil;

d. Surat kerelaan/

perjanjian sewa/

kontrak jika

tanah bukan

milik sendiri

disahkan desa

dan camat;

e. Denah tempat

usaha disahkan

desa dan camat;

f. Fotokopi IMB;

g. Bila usaha

kelompok,

dilampiri surat

penunjukan

ketua kelompok;

h. Bila usaha

angkutan

dilampiri

fotokopi STNK

kendaraan;

i. Bila usaha

wartel dilampiri

foto kopi surat

persetujuan dari

Telkom;

(KTP)

pemohon;

b. Denah/ lokasi

tempat usaha;

c. Pernyataan

tidak

keberatan dari

tetangga;

d. Fotokopi

sertifikat/kutip

an letter tanah

yang

digunakan;

e. Bagi usaha

yang berindek

gangguan

besar harus

disertai

Analisis

Mengenai

Dampak

Lingkungan,

Upaya

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup dan

Upaya

Pemantauan

Lingkungan

Hidup; dan

f. Bagi usaha

yang

menggunakan

fasilitas

Page 19: LPK M Lazuardi

j. Bila jenis usaha

siaran disertai

surat izin

mengudara;

k. Bila jenis usaha

permainan (PS,

Bola Sodok, dll)

dan usaha yang

menimbulkan

kerawanan sosial

disertai surat

kesanggupan

mentaati

peraturan

perundangan

yang berlaku dan

bukti sosialisasi

kepada

masyarakat

sekitar lokasi;

l. Dokumen

lingkungan

(AMDAL, UKL-

IPL, SPPL dan

DPL) yang

sudah disahkan;

m.Materai tidak

ditempel 1

lembar.

Penanam

Modal Asing/

Penanam

Modal Dalam

Negeri harus

disertai surat

persetujuan

Penanam

Modal dari

Badan

Koordinasi

Penanaman

Modal

Daerah.

a.

Pemerinta

h

Prosedur

Pengawasan

Pemerintah

terhadap

Melalui proses

perpanjangan izin

Melalui proses

perpanjangan izin

Tetap

Page 20: LPK M Lazuardi

Pelaku Usaha

Berijin

Pelaku

Usaha

Jaminan

Kepastian

Hukum

Belum ada

kepastian hukum

Belum ada

kepastian hukum

Tetap, karena

pengaturan dalam

raperda Retribusi

Izin Gangguan

tidak jelas dan

tidak sesuai

dengan regulasi

yang ada pada

tahun 2010

Pelaku

Usaha

Jumlah

UMKM37.858 unit 40.841 unit

Meningkat 7,88%,

angka peningkatan

tiap tahunnya

sekitar 3000 Unit

Pelaku

Usaha

Jangka waktu

pengurusan

izin gangguan

Paling lama 15 hari,

perpanjangan izin

gangguan paling

lama 7 hari

Paling lama 14

hari

Lebih singkat pada

pengurusan izin

baru, waktu

perpanjangan tidak

diatur

Pelaku

Usaha

Jangka waktu

izin gangguan

(HO)

Selama masih

melakukan usaha

dan harus dilakukan

daftar ulang setiap

3 tahun sekali

Selama masih

melakukan usaha

dan harus

dilakukan daftar

ulang setiap 3

tahun sekali

Tetap

Pelaku

Usaha

Jumlah syarat

dan prosedur

perpanjangan

3 syarat

Syarat Permohonan

Izin ialah mengisi

blangko

permohonan yang

telah disediakan

dengan dilampiri:

Tidak Diatur Dalam Raperda,

tidak jelas di atur

mengenai

perpanjangan

Page 21: LPK M Lazuardi

a. Fotokopi

KTP

pemohon;

b. Surat izin

asli yang

sudah habis

masa

berlakunya;

c. Materai

tidak

ditempel 1

lembar.

Pelaku

Usaha

Kesederhanaa

n dan

kejelasan

regulasi

Belum

disederhanakan

Sederhana namun

tidak jelas

Raperda izin

gangguan saat ini

tidak ada

keselarasan satu

sama lain,

sehingga tidak

jelas.

Masyarak

at

Tingkat

kesadaran dan

pemahaman

masyarakat

terhadap HO

Rendah Rendah

Tetap, karena tidak

ada perubahan

dalam hal

sosialisasi.

Masyarak

at

Jumlah

pengangguran11.057 orang 10.062 orang

Turun sebesar 9%

dari tahun

sebelumnya.

Persentase :

2005-2006= 10%

2006-2007= 3%

2007-2008= 9%

2008-2009= 12%

Masyarak Jumlah tenaga 391.472 orang 395.387 orang Kenaikan sebesar

Page 22: LPK M Lazuardi

at kerja

1%

Persentase:

2005-2006= 0.3%

2006-2007= 0.6%

2007-2008= 1.9%

2008-2009= 0.7%

Masyarak

at

Keterlibatan

masyarakat/

pelaku usaha

dalam

penyusunan

Raperda

maupun

regulasi

tentang

perizinan

Belum dilibatkan

secara optimal

Belum dilibatkan

secara optimalTetap

Masyarak

at

Pencemaran

air, udara, dan

gangguan

lingkungan

Untuk usaha

peternakan,

perikanan dan tahu

tempe belum

terkendali dengan

baik

Untuk usaha

peternakan,

perikanan dan

tahu tempe belum

terkendali dengan

baik

Tetap

D. Merumuskan Permasalahan Sesuai Tahap Regulatory Impact Assesment

(RIA) Tahap I (Mengumpulkan Data dan Literatur)

Dilakukan pada tanggal 1 Agustus – 5 Agustus 2010

Merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dan literatur yang

berkaitan dengan perumusan permasalahan dari tahap pembuatan Regulatory

Impact Assesment. Perumusan masalah ini digunakan cara dengan

pengumpulan data dan literatour. Dari pengumpulan literatur didapatkan

Page 23: LPK M Lazuardi

berbagai permasalahan dan fakta lapangan yang terjadi di kabupaten Kulon

progo dari sisi Izin gangguan.

Izin gangguan (HO) merupakan suatu izin sebagai mekanisme kontrol

untuk melindungi kepentingan umum dan menjamin kualitas fungsi

lingkungan agar tidak mengalami gangguan akibat keberadaan kegiatan

manusia maupun usahanya. Izin gangguan sendiri diatur dalam Undang-

Undang Ganguan (Hinder Ordonantie) Staatblad 1926-226 yang pada

prinsipnya merupakan instrumen yuridis preventif yang mempunyai fungsi

mengarahkan/ mengendalikan aktivitas tertentu yang dapat menimbulkan

kerugian, bahaya atau gangguan; mencegah bahaya; dan melinungi

lingkungan.

Masalah-masalah yang terkait dengan perizinan HO (izin gangguan)

yaitu diantaranya:

Masalah Utama

Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh dari berbagai sumber,

permasalahan utama yang ada ialah sampai tahun 2010 ini , telah lahir

regulasi-regulasi baru yang berkaitan langsung dengan izin gangguan dan

retribusi, maka perlu ada suatu upaya pembentukan peraturan daerah

mengenai izin gangguan dan retribusi penyelenggaraan izin gangguan yang

sesuai dan mengakomodir semangat dan tujuan dari pembentukan regulasi

tersebut.

Selain itu, permasalahan mengenai tidak optimalnya sosialisasi dan

kerjasama antar lembaga dalam sistem perizinan di Kabupaten Kulon Progo

dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM).

Oleh karena itu, perlu disusun sebuah regulasi yang mampu

mengakomodasi dan mengatur tata kerja serta kerjasama yang sinergis dari

para pemangku kepentingan sehingga dapat berkontribusi pada peingkatan

lapangan kerja di Kabupaten Kulon Progo serta peningkatan UMKM.

Masalah Khusus

Dari segi Masyarakat :

Page 24: LPK M Lazuardi

a. Masyarakat tidak merasakan manfaat dan kegunaan dari kepemilikan izin

gangguan (HO);

b. Masyarakat tidak mengetahui secara jelas dan terperinci terutama bagi

para pelaku usaha tentang izin gangguan dalam hal pembuatan,

pendaftaran, dan pembaharuan karena minimnya sosialisasi dan

keterlibatan publik dalam pembuatan Raperda ini;

c. Masyarakat tidak mengetahui manfaat dan keuntungan dari pembuatan

izin gangguan;

d. Timbulnya prasangka dari masyarakat dan para pelaku usaha yaitu

pengurusan izin gangguan tidaklah mudah dan sangat berbeli-belit, begitu

juga biaya pengurusan izin gangguan yang mahal dan terjadi pemungutan

liar;

e. Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif masih rendah;

f. Tingkat pendapat perkapita rendah, sehingga daya beli masyarakat juga

masih rendah;

g. Pelaku usaha belum dilibatkan secara maksimal dalam pembentukan

Raperda ini.

E. Diskusi Publik dengan Stake Holder terkait Tentang Raperda Retribusi

Izin Gangguan

Dilakukan pada tanggal 6 Agustus – 12 Agustus 2010

Kegiatan ini adalah suatu rangkaian dari pembuatan peraturan daerah.

Pembuatan suatu peraturan yang baik harus di lakukan dengan tahap tahap

yang baik dan sesuai dengan teori yang ada agar menghasilkan suatu regulasi

daerah yang baik dan sesuai dengan keadaan lapangan.

Diskusi publik dengan stake holder dilakukan dengan mengundang

berbagai stake holder terkait dengan Rancangan Peraturan Daerah

Penyelenggaraan Izin Gangguan dan Retribusi Izin Gangguan. Stakeholder

terkait dengan peraturan daerah itu seperti Kantor Pelayanan Terpadu (KPT),

Page 25: LPK M Lazuardi

Kantor Penanaman Modal (KPM), Kantor Lingkungan Hidup (KLH), dan

Bagian Hukum Kabupaten Kulon Progo. Stake holder yang baru saja saya

sebutkan adalah sebagai pembicara dan pemberi materi guna merumuskan

suatu rancangan peraturan daerah yang baik.

Dalam acara diskusi publik ini, kami juga mengundang stake holder

dari berbagai pihak. Dari pihak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang

berada di lingkungan kabupaten kulon progo, dan berbagai kecamatan kulon

progo, hal itu dikarenakan idealisme yang di bangun untuk membuat

rancangan peraturan daerah izin gangguan adalah demi meningkatkan iklim

investasi di kabupaten Kulon Progo, jadi amat penting bagi perwakilan

UMKM Kabupaten Kulon Progo untuk mengikuti acara Diskusi Publik.

Dalam acara diskusi publik ini, kami juga mengundang Satuan

Perangkat Kerja Daerah (SKPD) Kabupaten Kulon Progo yang terkait , hal itu

dikarenakan penting untuk mengikutsertakan para perangkat kerja guna

membangun peraturan daerah yang baik, karena peraturan daerah lebih

mementingkan pada pengaturan teknis para SKPD. Selain SKPD, kami juga

mengundang para akademik yang berkecimpung di dunia legal drafting.

Perwakilan dari akademisi yang kami undang adalah pihak dari Sadar Otda,

suatu organisasi yang berdiri dengan bekerja sama dengan Fakultas Hukum

Universitas Gadjah Mada yang berkecimpung di dunia regulasi Indonesia.

Dalam acara diskusi publik ini, kami mempresentasikan Rancangan

Peraturan Daerah yang telah kami buat bersama tim kami guna

memperlihatkan rancangan yang telah kami buat, di harapkan akan ada

masukan masukan yang bersifat membangun terhadap hasil kerja yang kami

lakukan. Dengan adanya masukan yang membangun, maka kami dapat

menyempurnakan hasil kerja kami.

Pada saat pelaksanaan kegiatan diskusi publik, tidak terdapat

permasalahan berarti. Hanya terdapat permasalahan koordinasi antara pembuat

acara dan teman teman kkn lain yang membantu kegiatan ini. Pada saat acara

dimulai dengan pembagian naskah akademik, regulatory impact assesment,

dan rancangan peraturan daerah tentang penyelenggaraan izin gangguan dan

retribusi izin gangguan. Dilanjutkan dengan presentasi mengenai regulatory

impact assesment raperda izin gangguan. Setelah itu pembicara memberikan

materi mengenai profesi masing masing mengenai izin gangguan. Secara

Page 26: LPK M Lazuardi

keseluruhan kegiatan ini telah mendapatkan apa yang diinginkan untuk

didapatkan, sesuai dengan tujuan dan target yang ingin didapatkan.

II. KESIMPULAN

1. Bahwa hasil review terhadap rancangan peraturan daerah tentang retribusi

izin gangguan kabupaten kulon progo tahun 2008, khususnya terhadap

BabIII tentang perizinan. Terlihat bahwa tidak dilakukan pengaturan dan

penyesuaian yang baik dalam Bab III tersebut. Perlu ada perubahan

terhadap hal tersebut guna mendapatkan regulasi daerah yang baik dan

smart.

2. Bahwa telah lahir peraturan menteri dalam negeri (PERMENDAGRI)

nomor 27 tahun 2009 tentang pedoman pelaksanaan izin gangguan

daerah,jadi regulasi daerah saat ini perlu ada penyesuaian dengan

peraturan yang baru.

3. Terdapat banyak permasalahan yang terjadi pada UMKM Kulon Progo

dan dibutuhkan andil dari berbagai macam pihak guna membangun

investasi UMKM di Kabupaten Kulon Progo.

4. Solusi dari permasalahan yang dimiliki UMKM dapat di bantu

penyelesaiannya oleh andil pemerintah, Bank selaku lembaga kredit dan

permodalan, masyarakat dan UMKM itu sendiri.

5. Cost and benefit yang dilakukan terhadap rancangan peraturan daerah

telah berbuah hasil, dimana hasilnya menunjukan perlu adanya suatu

peraturan daerah baru tentang izin ganggauan maupun retribusinya.

6. Berdasarkan cost and benefit, akan lebih baik kalau perda tentang izin

gangguan dan retribusi izin gangguan dijadikan satu perda yang satu dan

berdiri sendiri.

7. Dengan tidak adanya peraturan daerah tentang izin gangguan yang baik,

akan berdampak pada iklim investasi di Kabupaten Kulon Progo. Dengan

tidak adanya kepastian hukum dan kerumitan kepengurusan izin akan

membuat tingkat invetasi menurun.

8. Terdapat berbagai macam permasalahan terkait izin gangguan dari data

data yang kami dapatkan, permasalahan yang di dapatkan itu dari berbagai

macam sisi. Mulai dari permasalahan dari segi pemerintah, dari segi

masyarakat dan kondisi ekonomi global.

Page 27: LPK M Lazuardi

9. Masalah utama dari perumusan RIAS adalah tidak adanya sosialisasi yang

baik oleh pemerintah terhadap pengurusan izin dan pembuatan perda izin

gangguan.

III. SARAN

1. Mereview dan membuat peraturan daerah yang baru dan smart. Regulasy

yang smart adalah regulasi yang mengakomodir kepentingan masyarakat

dan tidak menghilangkan fungsi pemerintah berupa pengawasan dan

penertiban.

2. Penyesuain peraturan perundang undangan izin gangguan kulon progo

dengan PERMENDAGRI yang secara khusus tentang izin gangguan.

3. Yang bertanggung jawab terhadap perkembangan unit UMKM di

Kabupaten Kulon Progo tidaklah pemerintah. Masyarakat juga merupakan

pihak yang mengurus izin gangguan yang baru.

4. Akan sangat baik bila penelitian yang kami lakukan hanya menjadi roti,

burger dan adakah nanti sore

5. Pembuatan perda izin gangguan sebaiknya kita menyesuaikan dengan pak

Muhadi, namun apabila pendapat kami lebih baik kalo data data itu

dibagikan hari senin atau jogja.

6. Perlu adanya penyesuaian dan pemangkasan birokrasi untuk perumusan

bapakku, orang yang mau kalau butuh, kalo yang sekarang tidak ada

perombakan total.

7. Sosialisasi izin gangguan merupakan hal paling essensi dalam

pemberlakuan suatu peraturan daerah, hal tersebut penting untuk

menanbah pendapatan daerah dari sisi PAD 2011.

IV. LAMPIRAN

Foto kegiatan :

Page 28: LPK M Lazuardi

Pengerjaan RIAS Survey data dan literatur UMKM

Pemberdayaan Masyarakat Ibu PKK Diskusi Publik

Menjadi Notulensi Rapat dengan Dewan Penarikan Tim KKN PPM Review Perda