41
PROPOSAL/ USULAN PENELITIAN DOSEN TAHUN AKADEMIK ……/……. KODE KOMUNIKATIF BAHASA MASYARAKAT MAJENANG (Penelitian Etnografi Komunikasi di Wilayah Perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah) TIM PENGUSUL Tri Pujiati, S,S., M.M., M.Hum. 0421058601 (Ketua) Rai Bagus Triadi, S.S., M.Pd. 0425088401 (Anggota)

lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

PROPOSAL/ USULAN PENELITIAN DOSEN

TAHUN AKADEMIK ……/…….

KODE KOMUNIKATIF BAHASA MASYARAKAT MAJENANG(Penelitian Etnografi Komunikasi di Wilayah Perbatasan Jawa Barat dan

Jawa Tengah)

TIM PENGUSUL

Tri Pujiati, S,S., M.M., M.Hum. 0421058601 (Ketua)

Rai Bagus Triadi, S.S., M.Pd. 0425088401 (Anggota)

PROGRAM STUDI…………… …..FAKULTAS……………………LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PAMULANGSEPTEMBER 2017

Page 2: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

HALAMAN PENGESAHANPENELITIAN DOSEN KOMPETITIF INTERNAL

Judul Penelitian : KODE KOMUNIKATIF BAHASA MASYARAKAT MAJENANG (Penelitian Etnografi Komunikasi di Wilayah Perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah)

Rumpun Ilmu : Ilmu Linguistik

Peneliti: a. Nama Lengkap : Tri Pujiati, S.S., M.M., M.Hum. b. NIDN : 0421058601c. Jabatan Fungsional : Lektor d. Program Studi : Sastra Indonesia e. Nomor HP : 088809947086 f. Alamat surel (e-mail) : [email protected]

Anggota Peneliti (1) a. Nama Lengkap : Rai Bagus Triadi, S.S., M.Pd.b. NIDN : 0425088401c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahlid. Program Studi : Sastra Indonesia e. Nomor HP : 088809947086 f. Alamat surel (e-mail) : [email protected]

Tangerang Selatan, 25 September2017

Menyetujui, Ketua Program Studi Sastra Inggris, Ketua Peneliti

Djasminar Anwar, B.A., Pg. Dipl.M.A Tri Pujiati, S.S., M.M., M.Hum.NIDN : 0301115101 NIDN : 0421058601

Mengetahui, Mengetahui dan Mengesahkan,Dekan Fakultas Sastra, Ketua LPPM UNPAM,

Djasminar Anwar, B.A., Pg. Dipl.M.A Ali Maddinsyah, S.E., M.M.NIDN : 0301115101 NIDN : 0417067101

ii

Page 3: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Penelitian : KODE KOMUNIKATIF BAHASA MASYARAKAT MAJENANG (Penelitian Etnografi Komunikasi di Wilayah Perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah)

2. Tim Peneliti

No. Nama/NIDN Jabatan Bidang Keahlian

Program Studi Asal

Jabatan Fungsional

1. Tri Pujiati, S.S., M.M., M.Hum.

Dosen Linguistik Sastra Indonesia

Lektor

2. Rai Bagus Triadi, S.S., M.Pd.

Dosen Linguistik Sastra Indonesia

Asisten Ahli

3. Objek Penelitian:

Objek penelitian ini adalah pemakaian kode komunikatif yang digunakan oleh

masyarakat perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat di wilayah Majenang.

4. Masa Pelaksanaan

Mulai : bulan: ………………………. tahun: ……………………..

Berakhir : bulan: ………………………. tahun: ……………………..

5. Usulan Biaya

Rp. -

6. Lokasi Penelitian :

Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian adalah beberapa desa yang berada di

wilayah Majenang (Jawa Tengah). Wilayah tersebut terdiri dari 17 desa yaitu desa

Bener, Boja, Cibenying, Cilopadang, Jenang, Mulyadadi, Mulyasari, Padangjaya,

Padangsari, Pohonjean, Pengadegan, Sadabumi, Sadahayu, Salebu, Sepatnunggal,

Sindangsari, dan Ujung Barang. Lokasi penelitian adalah beberapa desa yang

letaknya berdekatan karena untuk menjaga agar sumber data yang berupa kode

komunikasi masyrakat tidak jauh berbeda berdasarkan letak geografisnya.

iii

Page 4: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

8. Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori, produk,

atau rekayasa)

Setelah melakukan penelitian ini, ada temuan yang diharapkan, yaitu teori tentang

pemakaian kode komunikatif bahasa yang digunakan oleh masyarakat tutur

perbatasan pada ranah-ranah sosial tertentu. Tidak hanya itu, dengan adanya

penelitian ini akan dihasilkan kajian teori terkait dengan pemarkah bahasa yang

menjadi ciri khas masyarakat tutur tertentu. Pada akhir penelitian, diharapkan

akan ada produk berupa bahan ajar sosiolinguistik terkait dengan kode

komunikatif masyarakat tutur perbatasan yang memiliki latar belakang budaya

yang berbeda-beda.

9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata,

tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang akan mendukung

pengembangan iptek)

Hal fundamental yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah pemakaian

kode bahasa masyarakat perbatasan yang diakibatkan oleh pertemuan dua bahasa

daerah (Jawa dan Sunda) yang digunakan penutur yang menguasai dua bahasa

tersebut sama baiknya. Penelitian ini memberikan kontribusi mendasar dalam

ilmu linguistik, khususnya sosiolinguistik untuk memaparkan karakteristik bahasa

masyarakat perbatasan.

10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama terbitan berkala ilmiah

internasional bereputasi, nasional terakreditasi, atau nasional tidak terakreditasi

dan tahun rencana publikasi)

Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran untuk publikasi adalah Jurnal Ilmiah

Masyarakat Linguistik Indonesia dan akan dipublikasikan pada tahun 2017.

iv

Page 5: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM........................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... v

RINGKASAN.................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................... 11.2 Batasan Masalah........................................................................... 41.3 Rumusan Masalah......................................................................... 41.4 Tujuan Penelitian.......................................................................... 51.5 Manfaat Penelitian........................................................................ 51.6 Target Capaian.............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 7

2.1 Penelitian Terkait.......................................................................... 72.2 Landasan Teori............................................................................. 7

2.2.1 Sosiolinguistik.......................................................... 72.2.2 Variasi Bahasa.......................................................... 82.2.3 Masyarakat Bahasa................................................... 102.2.4 Alih Kode dan Campur Kode................................... 11

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 12

3.1 Pendekatan Penelitian.................................................................... 123.2 Data dan Sumber Data................................................................... 123.3 Tahapan-Tahapan Penelitian.......................................................... 133.4 Lokasi Penelitian............................................................................ 143.5 Objek Penelitian............................................................................. 153.6 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 153.7 Teknik Analisis Data..................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 20

v

Page 6: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

RINGKASAN

Salah satu fokus dan isu menarik untuk diteliti dari perspektif sosiolinguistik adalah pemakaian kode komunikatif bahasa yang digunakan oleh masyarakat perbatasan. Kecenderungan pengaruh kedua bahasa daerah membuat penggunaan bahasa masyarakat perbatasan terkesan unik. Penggunaan kedua bahasa secara bergantian disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat tuturan tersebut terjadi. Adapun subjek penelitian ini adalah masyarakat perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah yaitu masyarakat Majenang.

Tujuan jangka pendek dari penelitian ini adalah untuk menemukan, mendeskripsikan, dan menganalisis variasi tutur yang digunakan oleh masyarakat Majenang dalam berkomunikasi dilihat dari faktor-faktor sosial dan kultural, pemarkah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Majenang dalam berkomunikasi, pemakaian kode komunikatif dalam berbagai ranah kehidupan sosial masyarakat Majenang, bentuk alih kode dan campur kode pada tuturan masyarakat Majenang, faktor sosial budaya pemakaian kode komunikatif oleh masyarakat Majenang pada saat berkomunikasi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan strategi etnografi. Etnografi merupakan salah satu strategi penelitian kualitatif yang di dalamnya peneliti harus menyelidiki suatu kelompok kebudayaan di lingkungan yang alamiah dalam waktu tertentu. Adapun lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian adalah beberapa desa yang berada di wilayah Majenang yang masih mempertahankan tradisi dan budaya sehingga jelas sekali terlihat pemakaian kode komunikatif bahasa tersebut. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai April 2017. Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu sosiolinguistik khususnya terkait dengan pemakaian kode komunikatif bahasa pada masyarakat tertentu serta pengembangan bahan ajar sosiolinguistik terkait dengan variasi bahasa dan kode komunikatif bahasa pada masyarakat tutur di perbatasan.

Kata Kunci: Kode, Sosiolinguistik, alih kode, campur kode, sosial budaya

vi

Page 7: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang wilayahnya sangat luas dengan penduduk

yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa daerah, serta

berlatar belakang budaya yang tidak sama, Chaer dan Agustina (2010: 224).

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan memiliki peranan penting dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahasa Indonesia dipakai dalam forum-

forum resmi dan kegiatan kenegaraan lainnya. Satu hal yang tidak bisa kita

lupakan adalah bahasa Indonesia didukung oleh adanya bahasa-bahasa daerah

yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Masing-

masing bahasa daerah memiliki ciri khas yang berbeda-beda, cara penyampaian

bahasa yang berbeda-beda pula, dan masyarakat penggunaknya pun berbeda juga.

Fishman dalam Chaer dan Agustina (2010: 36) mengatakan bahwa masyarakat

tutur adalah suatu masyarakat yang anggotanya setidak-tidaknya mengenal satu

variasi bahasa beserta norma-norma yang sesuai dengan penggunaannya. Pada

masyarakat tutur yang hidup di suatu wilayah tertentu, tentu mereka melakukakan

kontak bahasa dengan masyarakat yang lainnya dengan menggunakan bahasa

yang bisa dimengerti oleh masyarakat tutur tersebut.

Bahasa Indonesia memiliki kemungkinan yang lebih luas untuk

berhubungan dengan bahasa daerah-bahasa daerah yang lain bagi masyarakat

Indonesia. Akan tetapi, tentunya tidak mungkin bila tidak terjadi kontak antara

bahasa yang satu dengan bahasa yang lainnya. Pengaruh timbal balik antara

bahasa-bahasa daerah, terutama yang berdekatan pasti terjadi, dan hal ini

dibuktikan dengan adanya percampuran unsur-unsur kedua bahasa di daerah

perbatasan. Selain itu, perpindahan penduduk antarpulau dengan berbagai

tujuannya akan memperbesar kontak tersebut, Wijana dan Rohmadi (2013: 65).

Sejalan dengan pendapat tersebut, Chaer dan Agustina (1995:5) mengatakan

bahwa terjadinya kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh penuturnya,

tetapi karena interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Adanya

Page 8: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

fenomena pemakaian variasi bahasa dalam masyarakat tutur dikontrol oleh faktor-

faktor sosial, budaya, dan situasional.

Salah satu fokus dan isu menarik untuk diteliti dari perspektif

sosiolinguistik adalah pemakaian kode komunikatif bahasa yang digunakan oleh

masyarakat perbatasan khususnya di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah

yaitu bahasa yang dipakai oleh masyarakat Majenang. Ada beberapa alasan yang

melatarbelakangi penelitian ini. Pertama, variasi bahasa yang digunakan oleh

masyarakat tutur di wilayah perbatasan tersebut sangat beragam dan menarik

untuk diteliti, terkadang mereka menggunakan bahasa Jawa dan tidak jarang pula

menggunakan bahasa Sunda pada situasi-situasi tertentu. Kedua, sekurang-

kurangnya masyarakat tutur di Majenang memiliki tiga bahasa yang bisa

digunakan untuk berinteraksi sosial, yaitu bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa

Indonesia. Ketiga, secara geografis, Majenang adalah wilayah yang berada di

Cilacap bagian Barat yang hampir berbatasan langsung dengan provinsi Jawa

Barat yang hanya dibatasi oleh kecamatan Wanareja dan Dayeuh Luhur. Jadi

secara budaya, dapat dilihat bahwa Majenang adalah perpaduan antara Jawa dan

Sunda. Meskipun bahasa Sunda yang dipakai adalah bahasa Sunda kasar dan rata-

rata penduduk berbahasa Sunda adalah penduduk daerah pegunungan, sedangkan

pusat kota Majenang didominasi oleh penduduk berbahasa Jawa.

Observasi awal dapat dilihat pada tuturan berikut ini. Tuturan berikut

berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan

adiknya sedang bercakap-cakap dalam situasi informal. Berikut ini tuturannya:

Ugusti : Ntos uwih?Dinda : wis mba, mau bali gasik.Ugusti : Lah deneng Bali gasik?Dinda : Iya, tadi gurunya pada rapat.Ugusti : Ntos Mam?Dinda : Ntos, Mba libur?Ugusti : Iya atuh libur. Di sekolah pelajarna naon wae?Dinda : Kur Bahasa Indonesia karo bahasa Inggris. Wis lah aku arep

turu. Dari percakapan tersebut, dapat dilihat bahwa pemakaian kode

komunikatif bahasa yang digunakan oleh penutur dan mitra tutur sangat beragam.

Ada campuran bahasa Sunda dan juga bahasa Jawa dalam tuturan tersebut.

2

Page 9: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

Pemakaian kode komunikatif tersebut juga menunjukkan bahwa pemakaian

variasi bahasa Sunda dan bahasa Jawa tersebut dilatarbelakangi oleh adanya

hubungan kekeluargaan yang dekat antara Dinda dan Ugusti yang merupakan adik

kakak sehingga bahasa yang digunakan santai.

Berdasarkan observasi awal tersebut, peneliti akan mencoba untuk

meneliti kode komunikatif bahasa masyarakat Majenang yang akan dikaji dari

variasi tutur yang digunakan oleh masyarakat tersebut. Pada saat berkomunikasi,

tentu masyarakat tutur menggunakan bahasa yang bervariasi dan tentunya terdapat

pemarkah bahasa yang bisa kita jadikan sebagai suatu identitas bahasa Majenang

tersebut. Pemakaian kode komunikatif tersebut juga digunakan pada ranah

kehidupan sosial masyarakat yang berbeda-beda sehingga banyak dijumpai

campur kode dan alih kode yang terjadi pada tuturan masyarakat. Adapun

pemakain kode-kode tersebut tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial

budaya apa saja yang melatarbelakangi pemakaian kode komunikatif bahasa oleh

masyarakat Majenang.

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti beranggapan bahwa ilmu

sosiolinguistik dapat dijadikan dasar untuk mengkaji variasi bahasa yang terdapat

di daerah tersebut. Sosiolinguistik sebagai cabang ilmu linguistik memandang

atau menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakai

bahasa dalam masyarakat sehingga manusia tidak lagi sebagai individu tetapi

masyarakat sosial, Wijana dan Rohmadi (2013: 7). Pemakaian bahasa atau variasi

bahasa itu dipengaruhi situasi dan kondisi di sekitarnya, sebagaimana dinyatakan

oleh Fishman (1975) dalam Wijana dan Rohmadi (2013:7) yang mengatakan

bahwa who speaks, what language, to whom, and when. Dari apa yang dipaparkan

oleh Fishman, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam bertutur, kita harus tahu

siapa yang berbicara, bahasa apa yang digunakan, kepada siapa kita berbicara, dan

kapan kita berbicara.

Untuk melihat kode komunikatif bahasa yang digunakan oleh masyarakat

Majenang, peneliti menggunakan pendekatan etnografi komunikasi sebagai salah

satu kajian sosiolinguistik yang cukup mendapat perhatian yang besar. Etnografi

dipandang sebagai kajian yang memerikan suatu masyarakat yang bisa diterapkan

3

Page 10: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

dan difokuskan kepada bahasa masyarakat atau kelompok tersebut.

Sosiolinguistik lebih mengungkapkan pemakain bahasa dan bukan struktur

bahasa, dan secara luas dapat dikatakan bahwa komunikasi yang menggunakan

bahasa. Dell Hymes mengatakan bahwa istilah etnografi komunikasi

menunjukkan cakupannya, yaitu etnografis landasannya dan kominikatif

rentangannya dan jenis kerumitan yang terkait, Sumarsono, (2014: 309-311).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

kajian dalam bidang sosiolinguistik khususnya pemakaian kode komunikatif

bahasa masyarakat Majenang dengan judul penelitian “KODE KOMUNIKATIF

BAHASA MASYARAKAT MAJENANG (Penelitian Etnografi di Wilayah

Perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah)”.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membatasi permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini meliputi variasi tutur, pemarkah bahasa, kode

komunikatif, campur kode, alih kode dan faktor sosial budaya yang

melatarbelakangi keseluruhan kode komunikatif tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan keilmuan linguistik

khsusunya dalam kajian ilmu makrolinguistik dalam bidang sosiolinguistik.

Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana variasi tutur yang digunakan oleh masyarakat Majenang dalam

berkomunikasi dilihat dari faktor-faktor sosial dan kultural?

2. Bagaimana pemarkah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Majenang

dalam berkomunikasi?

3. Bagaimana pemakaian kode komunikatif dalam berbagai ranah kehidupan

sosial masyarakat Majenang?

4. Bagaimana bentuk campur kode dan alih kode yang terjadi pada tuturan

masyarakat Majenang?

4

Page 11: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

5. Faktor-faktor sosial budaya apa saja yang melatarbelakangi pemakaian

kode komunikatif bahasa oleh masyarakat Majenang?

2 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan latar belakang masalah, batasan masalah, dan rumusan

masalah yang diajukan di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menemukan, mendeskripsikan, dan menganalisis variasi tutur yang

digunakan oleh masyarakat Majenang dalam berkomunikasi dilihat dari

faktor-faktor sosial dan kultural.

2. Untuk menemukan, mendeskripsikan, dan menganalisis pemarkah bahasa

yang digunakan oleh masyarakat Majenang dalam berkomunikasi.

3. Untuk menemukan, mendeskripsikan, dan menganalisis pemakaian kode

komunikatif dalam berbagai ranah kehidupan sosial masyarakat Majenang.

4. Untuk mendeskripsikan bentuk alih kode dan campur kode pada tuturan

masyarakat Majenang.

5. Untuk menemukan, mendeskripsikan, dan menganalisis faktor sosial

budaya pemakaian kode komunikatif oleh masyarakat Majenang pada saat

berkomunikasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian terkait dengan pemakaian kode komunikatif bahasa masyarakat

Majenang diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun

praktis.

Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah pengembangan

teori terkait dengan ilmu sosiolinguistik terkait dengan kode komunikatif bahasa

yang digunakan oleh masyarakat tutur tertentu. Adapun secara khusus, manfaat

teoretis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan

yang baru bagi para akademisi maupun praktisi dalam pengembangan ilmu

sosiolinguistik khususnya terkait dengan pemakaian kode komunikatif

bahasa pada masyarakat perbatasan. Dengan adanya penelitian ini, mereka

5

Page 12: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

dapat memahami variasi tutur dan juga kode-kode yang bisa digunakan

pada situasi tertentu.

2. Penelitian ini diharapkan mamberikan manfaat bagi peneliti lanjutan

sebagai bahan referensi untuk penelitian linguistik selanjutnya, terutama

pada kajian sosiolinguistik khususnya pada pemakaian kode komunikatif

bahasa.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam

pengembangan bahan ajar sosiolinguistik terkait dengan variasi bahasa dan

kode komunikatif bahasa pada masyarakat tutur di perbatasan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis dalam

pemanfaat kode komunikatif bahasa. Adapun manfaat praktis yang diharapkan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan

membuka cakrawala berpikir bagi mahasiswa Program Studi Sastra

Indonesia, Fakultas Sastra, di seluruh Indonesia yang mempunyai minat

untuk melakukan penelitian dalam bidang linguistik, khususnya pada

bidang ilmu sosiolinguistik yang mengkaji pemakaian bahasa dalam

kehidupan sosial.

2. Hasil dari penelitian ini dapat menambah dan memperluas wawasan

peneliti dan pihak lain tentang pemakaian kode komunikatif bahasa yang

digunakan oleh masyarakat tutur dan faktor-faktor sosial apa saja yang

memengaruhi pemakaian tuturan tersebut.

1.5 Target Capaian

Target capaian yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan pada jurnal ilmiah nasional

Masyarakat Linguistik Indonesia.

2. Hasil penelitian ini rencananya akan diseminarkan pada acara

seminar nasional di Universitas Pamulang pada tahun 2017.

6

Page 13: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

3. Hasil penelitian ini akan dijadikan sebagai bahan ajar dalam mata

kuliah sosiolinguistik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terkait

Penelitian terdahulu yang bisa diajadikan rujukan untuk penelitian ini.

Pertama, Kajian Bloom dan Gumperz (1972) yang meneliti sebuah guyup

Norwegia yang menggunakan dialek lokal dan ragam regional. Mereka

menemukan bahwa meskipun semua anggota guyup memakai kedua ragam

tersebut, para penutur menunjukkan perbedaan manakala sampai pada persoalan

di mana dan tujuan komunikatif bahasa tersebut. Kedua, penelitian yang

dilakukan oleh Soesono Kartomihardjo (1981) yang mengkaji tentang etnografi

kode komunikatif di Jawa Timur. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variasi

tutur merupakan pencerminan dari faktor-faktor sosial dan kultural. Kode bahasa

yang digunakan sangat bervariasi tergantung kepada siapa yang berbicara dan

dimana tuturan tersebut digunakan. Misalnya, bahasa Indonesia (BI) yang dipakai

orang Jawa tak terdidik dimarkahi dengan menggunakan imbuhan bahasa Jawa

(BJ), Cina peranakan juga memakai imbuhan BJ tetapi memakai juga kata

pinjaman dari bahasa Cina (BC). Etnisitas, situasi sosial, dan nada bicara dicatat

sebagai faktor signifikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Timur

dalam interaksi dan komunikasi mereka. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh

Dede Utomo tentang Bahasa dan Identitas yang mengkaji tentang kelompok Cina

di Pasuruan dengan melihat tutur mereka sehari-hari di berbagai peristiwa tutur.

Partisipan dan topik pertuturan juga beragam. Berdasarkan pengamatan Dede,

dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kelompok yakni cina Totok dan Cina

Peranakan yang berarti bahwa bahasa mencerminkan identitas kelompok.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sosiolinguistik

7

Page 14: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

Menurut Chaer (2012: 16), Sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistik

yang mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaiannya di masyarakat. Dalam

sosiolinguistik ini, antara lain, dibicarakan pemakai dan pemakaian bahasa,

tempat pemakaian bahasa, tata tingkat bahasa, pelbagai akibat adanya kontak dua

buah bahasa atau lebih, dan ragam serta waktu pemakaian ragam bahasa itu.

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Chaer dan Agustina

(2010: 2) yang mengatakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu interdisiplin antara

sosiolinguistik dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang terkait erat. Sosiologi

berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap

ada. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau

bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.

Kridalaksana dalam Chaer dan Agustina (2010: 3) mengatkan bahwa

sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan pelpagai variasi bahasa,

serta hubungan diantara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu

dalam suatu masyarakat bahasa.

Appel dalam Aslinda dan Syafyahya (2014: 6) mengatakan bahwa

sosiolingusitik memandang bahasa sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi

serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu, sedangkan yang

dimaksud pemakaian bahasa adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam

situasi konkret.

Sosiolinguistik menyangkut sosiologi dan linguistik, karena itu

sosiolinguistik mempunyai kaitan erat dengan kedua kajian tersebut. Sosio-adalah

masyarakat, dan linguistik adalah kajian bahasa. Jadi, sosiolinguistik adalah kajian

tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan (dipelajari oleh

ilmu-ilmu sosial khususnya sosiologi), Sumarsono (2013: 1).

Jadi dapat dismpulkan bahwa sosiolinguistik merupakan ilmu

interdisipliner yang mengkaji bahasa yang berkaitan dengan kondisi masyarakat

tertentu.

2.2.2 Variasi Bahasa

8

Page 15: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

Ragam bahasa sering juga disebut dengan variasi bahasa. Variasi bahasa

terjadi karena keragaman dan kevariasian bahasa yang tidak hanya disebabkan

oleh penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial

yang mereka lakukan sangat beragam, Chaer dan Agustina (2010: 61).

Aslinda dan Syafyahya, (2007: 19-21) membagi beberapa bagian yaitu:

penutur, penggunaan, dan keformalan.

a. Variasi bahasa dari segi penutur

Variasi bahasa yang bersifat individu dan variasi bahasa dari sekelompok

individu yang jumlahnya relatif yang berada pada satu tempat wilayah atau

area. Variasi bahasa yang bersifat individu disebut dialek.

b. Variasi bahasa dari segi penggunaan

Variasi bahasa dari segi penggunaan berhubungan dengan bidang

pemakaian. Misalnya dalam kehidupan sehari-hari, ada variasi di bidang

sastra, jurnalistik dan kegiatan keilmuan lainnya. Perbedaan variasi bahasa

dari segi penggunaan terdapat pada kosa katanya. Setiap bidang akan

memiliki sejumlah kosa kata khusus yang tidak ada dalam kosa kata

bidang ilmu lainnya.

c. Variasi bahasa dari segi keformalan

Variasi bahasa keformalan dapat dilihat dari lima bagian, yaitu: gaya atau

ragam baku/frozen, resmi/formal, usaha/konsultatif, santai, dan

akrab/intimate.

1) Ragam baku

Gaya atau ragam baku dapat diamati saat guru menjelaskan atau

memberikan materi pada muridnya, dosen memberikan

perkuliahan, ustadz memberikan ceramah kepada jamaahnya dan

seterusnya.

2) Ragam resmi/formal

Ragam resmi/formal dapat dilihat atau diamati pada pidato

kenegaraan, rapat kedinasan, jurnal ilmiah dan sebagainya.

3) Ragam konsultatif

9

Page 16: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat

pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan

di sekolah dan di pasar.

4) Ragam santai

Ragam santai digunakan suasana tidak resmi dan dapat digunakan

oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.

5) Ragam akrab/intimate

Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan

yang sangat akrab dan intim.

2.2.3 Masyarakat Bahasa

Chaer (2012: 59) mengatakan bahwa masyarakat bahasa adalah

sekelompok orang yang merasa menggunakan bahasa yang sama yang merasa

sebangsa, seketurunan, atau sewilayah tempat tinggal atau yang mempunyai

kepentingan sosial yang sama. Sebagai contoh, sekelompok orang yang bersama-

sama menggunakan bahasa Sunda, maka bisa dikatakan mereka adalah

masyarakat bahasa Sunda, sekelompok orang yang menggunakan bahasa Jawa

maka bisa dikatakan sebagai masyarakat Jawa, sekelompok orang yang

menggunakan bahasa Inggris bisa dikatakan sebagai masyarakat Inggris.

Masyarakat bahasa adalah suatu masyarakat yang anggota-anggotanya setidak-

tidaknya mengenal satu variasi bahasa beserta norma-norma yang sesuai dengan

anggotanya, Fishman dalam Chaer dan Agustina (2010: 36).

Sementara itu Aslinda dan Syafyahya, (2014 : 16) mengelompokkan

masyarakat bahasa menjadi masyarakat (1) monolingual, (2) masyarakat bilingual,

dan (3) masyarakat multilingual.

Masyarakat monolingual artinya suatu masyarakat bahasa yang hanya

dapat berkomunikasi dengan satu bahasa. masyarakat monolingual ini sudah

mulai jarang ditemukan pada zaman sekarang. Masyarakat monolingual biasanya

di daerah yang terisolasi. Masyarakat bilingual lebih maju jika dibandingkan

10

Page 17: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

dengan masyarakat monolingual. Hal ini karena masyarakat bilingual telah dapat

berkomunikasi dengan dua bahasa. Artinya, masyarakat bilingual lebih

komunikatif dibandingkan dengan masyarakat monolingual.Masyarakat

multilingual artinya suatu masyarakat bahasa yang memiliki kemampuan

menggunakan lebih dari dua bahasa.

2.2.4 Alih Kode dan Campur Kode

Appel (1976:79) dalam Chaer dan Agustina ( 2010: 107) mendefinisikan

alih kode sebagai, "gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi".

Hymes (1875:103) dalam Chaer dan Agustina (2010: 107-108) menyatakan alih

kode bukan hanya terjadi antarbahasa, tetapi dapat juga terjadi antara ragam-

ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu bahasa. Lengkapnya Hymes

mengatakah "code switching has become a common term for altemate us of two

or more lan-guage, varieties oflangttage, or even speech styles".

Aslinda dan Syafyahya (2014: 85) mengatakan bahwa alih kode adalah

gejala peralihan pemakaian bahasa yang terjadi karena situasi dan terjadi

antarbahasa serta antar ragam dalam satu bahasa. Alih kode terjadi karena faktor-

faktor berikut ini:

a) Siapa yang berbicara

b) Dengan bahasa apa

c) Kepada siapa

d) Kapan

e) Dengan tujuan apa

Chaer dan Agustina (2010 : 114) mendefinisikan campur kode sebagai

suatu peristiwa dimana seorang penutur banyak menyelipkan bahasa daerahnya

dalam sebuah percakapan. Aslinda dan Syafyahya (2014: 87) mengatakan bahwa

campur kode terjadi apabila penutur bahasa memasukkan unsur-unsur bahasa

daerahnya ke dalam pembicaraan bahasa Indonesia.

11

Page 18: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini akan mengkaji tentang pemakaian kode komunikatif bahasa

yang digunakan oleh masyarakat Majenang sehingga peneliti harus terjun ke

lapangan dan mengetahui seluk beluk budaya dan kultur yang ada di masyarakat

tersebut pada saat menggunakan bahasa. Oleh karena itu, peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat

diamati, Bogdan dan Taylor dalam (Moleong, 2011:4).

Penelitian kualitatif memiliki jenis bermacam-macam sehingga peneliti

memilih penelitian etnografi untuk mendapatkan data penelitian yang valid dan

bisa merepresentasikan temuan penelitian. Etnografi merupakan salah satu strategi

penelitian kualitatif yang di dalamnya peneliti harus menyelidiki suatu kelompok

kebudayaan di lingkungan yang alamiah dalam waktu tertentu. Terkait penelitian

ini tentang pemakain kode komunikatif bahasa, maka peneliti akan menggunakan

etnografi komunikasi sebagaimana yang diusulkan oleh Dell Hymes. Jadi, pakar

linguistik Amerika Dell Hymes mengatakan bahwa istilah etnografi komunikasi

menunjukkan cakupannya, yaitu etnografis landasannya dan komunikatif

rentangannya dan jenis kerumitan yang terkait, Sumarsono, (2014: 309-311).

3.2 Data dan Sumber Data

12

Page 19: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

Penelitian ini fokus pada pemakaian kode komunikatif bahasa pada

masyarakat Majenang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

berupa tuturan yang digunakan oleh masyarakat tutur di Majenang yang berada di

perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Data dalam penelitian ini didapatkan langsung dari lapangan dengan

mengamati percakapan yang digunakan oleh masyarakat Majenang pada ranah

sosial yang berbeda-beda. Ranah sosial yang akan diteliti, yakni ranah keluarga,

ranah pendidikan, ranah pemerintahan, ranah keagamaan, ranah upacara adat, dan

ranah pergaulan dalam masyarakat.

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah

masyarakat Kabupaten Majenang. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan atas

pertimbangan situasi kebahasaan di wilayah tersebut dengan khazanah bahasa

Jawa dan Sunda yang memiliki karaktersitik khas dengan dialek masyarakat

tersebut. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-

buku, internet, atau bahan rujukan yang dapat memberikan informasi terkait

dengan penelitian ini.

3.3 Tahapan-Tahapan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi

etnografi. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini akan mengacu pada

prosedur yang digambarkan oleh Spradley seperti yang dikutif oleh Creswell,

(2012: 476). Berikut ini tahapan-tahapan penelitian dalam penelitian ini:

1. Menetapkan informan. Peneliti menetapkan informan yang bisa dijadikan

objek penelitian sehingga data yang dihasilkan valid.sudah ditentukan

sebelumnya.

2. Melakukan wawancara dengan informan. Pada tahapan ini, peneliti

melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi terkait dengan

penelitian ini.

3. Membuat catatan etnografis. Catatan etnografis dapat berisi catatan harian

hasil wawancara.

13

Page 20: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

4. Mengajukan pertanyaan deskriptif. Pada tahapan ini, peneliti mengajukan

pertanyaan tentang fenomena sosial budaya yang memengaruhi pemakaian

kode komunikatif bahasa masyarakat Majenang.

5. Melakukan analisis wawancara etnografis. Pada tahapan ini, peneliti

membuat catatan-catatan untuk mendapatkan informasi yang akurat.

6. Membuat analisis domain. Pada tahap ini, peneliti akan membuat analisis

domain yang terkait dengan penelitian ini.

7. Mengajukan pertanyaan struktural. Pada tahapan ini, peneliti mengajukan

pertanyaan secara struktural.

8. Membuat analisis taksonomi. Pada tahapan ini, peneliti membuat analisis

yang fokus pada sosial budaya atau kode komunikatif bahasa yang dipakai

oleh masyarakat Majenang.

9. Mengajukan pertanyaan kontras. Pada tahapan ini, peneliti akan

mengajukan pertanyaan kontras yang berbeda dengan setiap elemen yang

ada pada analisis domain.

10. Melakukan analisis komponensial. Pada tahapan ini, peneliti akan

membuat  analisis komponen untuk melihat ciri spesifik terhadap bahasa

yang digunakan oleh masyarakat Majenang.

11. Melakukan analisis tema budaya. Pada tahapan ini, peneliti mencari tema

budaya yang dikaitkan dengan pemakaian kode komunikatif bahasa

masyarakat Majenang.

12. Menulis laporan etnografis. Pada tahapan ini, peneliti membuat laporan

terkait dengan data yang sudah diperoleh dari lapangan.

3.4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan mengkaji tentang pemakaian kode komunikatif bahasa

Majenang yang berada di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Adapun lokasi

yang akan dijadikan tempat penelitian adalah beberapa desa yang berada di

wilayah Majenang yang masih mempertahankan tradisi dan budaya sehingga jelas

sekali terlihat pemakaian kode komunikatif bahasa tersebut.

14

Page 21: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

Majenang adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Cilacap,

Jawa Tengah, Indonesia . Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, kecamatan

ini merupakan jalan utama lintas provinsi antara Jawa Tengah dan Jawa Barat

yang dihubungkan dengan Cilacap dan Banjar. Kecamatan ini terdiri dari 17 desa.

Desa tersebut yaitu, Bener, Boja, Cibenying, Cilopadang, Jenang, Mulyadadi,

Mulyasari, Padangjaya, Padangsari, Pohonjean, Pengadegan, Sadabumi,

Sadahayu, Salebu, Sepatnunggal, Sindangsari, dan Ujung Barang.

Dalam penelitian ini, yang dijadikan lokasi penelitian adalah beberapa desa

yang letaknya berdekatan. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar sumber data

yang berupa kode komunikasi masyrakat tidak jauh berbeda berdasarkan letak

geografisnya.

3.5 Objek Penelitian

Penelitian ini akan mengkaji pemakaian kode komunikatif bahasa

masyarakat Majenang. Objek penelitian yang akan dikaji adalah masyarakat

bahasa yang tinggal di wilayah Majenang pada ranah-ranah sosial yang telah

ditentukan. Untuk melihat faktor sosial yang melatarbelakangi pemakain bahasa

tersebut, peneliti akan melakukan wawancara terhadap sesepuh atau pihak-pihak

yang bisa dijadikan informan dalam penelitian ini.

3.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Rencana waktu penelitian mulai dari tanggal Januari 2017 sampai dengan

tanggal Juni 2017. Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi:

a. pelaksanaan persiapan penelitian;

b. pelaksanaan pra penelitian;

c. sosialisasi dan penetapan lokasi penelitian;

d. pengadaan alat dan bahan penelitian;

e. pelaksanaan studi perpustakaan;

f. pengambilan data di lapangan;

g. analisis data;

h. penyusunan laporan penelitian;

15

Page 22: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

i.  pelaporan penelitian;

j. publikasi hasil penelitian.

Secara lebih rinci tahapan pelaksanaan penelitian terlihat pada lampiran 2.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan, Sugiyono (2011:

224). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan strategi

etnografi, Gay dan Airasian dalam Emzir (2012: 37) mengatakan bahwa dalam

penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang bisa digunakan adalah teknik

observasi, wawancara, dan dokumen.

Penelitian ini akan mengkaji tentang pemakaian kode komunikatif bahasa

masyarakat Majenang. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah gabungan dari teknik observasi dan wawancara tersebut.

Berikut ini langkah-langkah dalam pengumpulan data:

1. Teknik Observasi

Teknik observasi yang peneliti lakukan adalah dengan dengan cara

mendatangi ranah-ranah sosial yang ada di wilayah tersebut dan mengamati

percakapan yang terdapat dalam komunikasi yang dilakukan masyarakat tutur

tersebut. Dalam penelitian ini, observasi non-partisipan dipilih sebagai teknik

yang tepat karena peneliti hanya berperan sebagai penyaksi terhadap gejala atau

kejadian yang menjadi topik penelitian. Pada observasi ini, peneliti juga

menyiapkan alat rekaman yang selanjutnya ditranskrip ke dalam bentuk tulisan

sehingga lebih mudah dalam analisis data.

2. Teknik Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mengetahui informasi terkait dengan kode

komunikatif yang digunakan oleh masyarakat Majenang. Teknik wawancara yang

digunakan adalah dengan memberikan wawancara terbuka kepada informan yang

dapat memberikan jawaban yang dapat menjawab pertanyaan penelitian ini.

16

Page 23: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

Teknik wawancara terbuka bertujuan untuk mendapatkan jawaban terbuka dari

informan kunci dalam penelitian ini.

Untuk mendapatkan jawaban yang terstruktur, peneliti telah menyiapkan

pertanyaan yang akan diajukan pada saat wawancara. Hal ini bertujuan untuk

mendapatkan informasi yang valid terkait data yang akan diteliti dalam penelitian

ini.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data umumnya ditujukan untuk memproses dan

menerapkan konstruksi untuk menggali data sehingga mengerucutkan kepada

kesimpulan yang valid terhadap data penelitian. Untuk menganalisis data, peneliti

menggunakan analisis data kualitatif model Spradley seperti yang dikutip oleh

Emzir yang mengatakan ada 4 teknik analisis data untuk penelitian etnografi,

yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema

budaya, Emzir (2012: 209-210).

Berikut ini penjelasan terkait teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini:

1. Analisis Domain

Teknik analisis yang digunakan untuk memperoleh gambaran umum dan

menyeluruh dari objek penelitian atau situasi sosial. Dalam hal ini, peneliti akan

membuat analisis domain terhadap bahasa yang digunakan oleh masyarakat

Majenang yang dikaitkan dengan kehidupan sosial masyarakat tersebut.

2. Analisis Taksonomi

Teknik analisis yang digunakan untuk menjabarkan domain-domain yang

dipilih menjadi lebih rinci untuk memahami struktur internal. Dalam hal ini,

peneliti akan membuat analisis taksonomi terhadap bahasa yang digunakan oleh

masyarakat Majenang yang dikaitkan dengan kehidupan sosial masyarakat

tersebut.

3. Analisis Komponen

17

Page 24: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mencari ciri

spesifik pada struktur internal dengan cara mengontraskan antar elemen. Dalam

hal ini, peneliti akan membuat analisis komponen untuk melihat ciri spesifik

terhadap bahasa yang digunakan oleh masyarakat Majenang yang dikaitkan

dengan kehidupan sosial masyarakat tersebut.

4. Analisis Tema Budaya

Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan diantara domain dan

hubungan di antara domain dan hubungan dengan keseluruhan, yang selanjutnya

dihubungkan ke dalam tema-tema sesuai dengan fokus dan subfokus penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis data dengan cara

menghubungkan tema budaya antara bahasa yang digunakan oleh masyarakat

Majenang pada saat berkomunikasi yang dikaitkan dengan kehidupan masyrakat

tersebut.

18

Page 25: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

DAFTAR PUSTAKA

Aslinda dan Syafyahya, Leni. 2014. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung : Refika Aditama

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul., Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal (Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Creswell, John W.. 2012.Educational Research : Planning, Conducting and Evaluating quantitative and Qualitative Research. Fourth Edition. Boston: Pearson,

Emzir. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers,

Sumarsono. 2013. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda dan Pustaka Pelajar Chaer, Abdul., Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wijana dan Rohmadi. 2006. Sosiolinguistik (Kajian Teori dan Analisis). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

19

Page 26: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul

I. Biodata Ketua

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar)2 Jenis Kelamin3 Jabatan Fungsional4 NIP/NIK/Identitas lainnya5 NIDN6 Tempat dan Tanggal Lahir7 E-mail8 Nomor Telepon/HP9. Mata Kuliah yang Diampu

 

 Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No Tahun Judul Penelitian PendanaaSumber* Jumlah (Juta

(Rp.)

20

Page 27: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

D. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/

Nomor/

Tahun

E. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun

Terakhir

No Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Waktu dan Tempat

F. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

1

2

II. Biodata Anggota

s.d.a

21

Page 28: lppm.unpam.ac.idlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/CONTOH-PENELITIAN... · Web viewTuturan berikut berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan adiknya

22