Upload
dangdiep
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROPOSAL/ USULAN PENELITIAN DOSEN
TAHUN AKADEMIK ……/…….
KODE KOMUNIKATIF BAHASA MASYARAKAT MAJENANG(Penelitian Etnografi Komunikasi di Wilayah Perbatasan Jawa Barat dan
Jawa Tengah)
TIM PENGUSUL
Tri Pujiati, S,S., M.M., M.Hum. 0421058601 (Ketua)
Rai Bagus Triadi, S.S., M.Pd. 0425088401 (Anggota)
PROGRAM STUDI…………… …..FAKULTAS……………………LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PAMULANGSEPTEMBER 2017
HALAMAN PENGESAHANPENELITIAN DOSEN KOMPETITIF INTERNAL
Judul Penelitian : KODE KOMUNIKATIF BAHASA MASYARAKAT MAJENANG (Penelitian Etnografi Komunikasi di Wilayah Perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah)
Rumpun Ilmu : Ilmu Linguistik
Peneliti: a. Nama Lengkap : Tri Pujiati, S.S., M.M., M.Hum. b. NIDN : 0421058601c. Jabatan Fungsional : Lektor d. Program Studi : Sastra Indonesia e. Nomor HP : 088809947086 f. Alamat surel (e-mail) : [email protected]
Anggota Peneliti (1) a. Nama Lengkap : Rai Bagus Triadi, S.S., M.Pd.b. NIDN : 0425088401c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahlid. Program Studi : Sastra Indonesia e. Nomor HP : 088809947086 f. Alamat surel (e-mail) : [email protected]
Tangerang Selatan, 25 September2017
Menyetujui, Ketua Program Studi Sastra Inggris, Ketua Peneliti
Djasminar Anwar, B.A., Pg. Dipl.M.A Tri Pujiati, S.S., M.M., M.Hum.NIDN : 0301115101 NIDN : 0421058601
Mengetahui, Mengetahui dan Mengesahkan,Dekan Fakultas Sastra, Ketua LPPM UNPAM,
Djasminar Anwar, B.A., Pg. Dipl.M.A Ali Maddinsyah, S.E., M.M.NIDN : 0301115101 NIDN : 0417067101
ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul Penelitian : KODE KOMUNIKATIF BAHASA MASYARAKAT MAJENANG (Penelitian Etnografi Komunikasi di Wilayah Perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah)
2. Tim Peneliti
No. Nama/NIDN Jabatan Bidang Keahlian
Program Studi Asal
Jabatan Fungsional
1. Tri Pujiati, S.S., M.M., M.Hum.
Dosen Linguistik Sastra Indonesia
Lektor
2. Rai Bagus Triadi, S.S., M.Pd.
Dosen Linguistik Sastra Indonesia
Asisten Ahli
3. Objek Penelitian:
Objek penelitian ini adalah pemakaian kode komunikatif yang digunakan oleh
masyarakat perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat di wilayah Majenang.
4. Masa Pelaksanaan
Mulai : bulan: ………………………. tahun: ……………………..
Berakhir : bulan: ………………………. tahun: ……………………..
5. Usulan Biaya
Rp. -
6. Lokasi Penelitian :
Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian adalah beberapa desa yang berada di
wilayah Majenang (Jawa Tengah). Wilayah tersebut terdiri dari 17 desa yaitu desa
Bener, Boja, Cibenying, Cilopadang, Jenang, Mulyadadi, Mulyasari, Padangjaya,
Padangsari, Pohonjean, Pengadegan, Sadabumi, Sadahayu, Salebu, Sepatnunggal,
Sindangsari, dan Ujung Barang. Lokasi penelitian adalah beberapa desa yang
letaknya berdekatan karena untuk menjaga agar sumber data yang berupa kode
komunikasi masyrakat tidak jauh berbeda berdasarkan letak geografisnya.
iii
8. Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori, produk,
atau rekayasa)
Setelah melakukan penelitian ini, ada temuan yang diharapkan, yaitu teori tentang
pemakaian kode komunikatif bahasa yang digunakan oleh masyarakat tutur
perbatasan pada ranah-ranah sosial tertentu. Tidak hanya itu, dengan adanya
penelitian ini akan dihasilkan kajian teori terkait dengan pemarkah bahasa yang
menjadi ciri khas masyarakat tutur tertentu. Pada akhir penelitian, diharapkan
akan ada produk berupa bahan ajar sosiolinguistik terkait dengan kode
komunikatif masyarakat tutur perbatasan yang memiliki latar belakang budaya
yang berbeda-beda.
9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata,
tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang akan mendukung
pengembangan iptek)
Hal fundamental yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah pemakaian
kode bahasa masyarakat perbatasan yang diakibatkan oleh pertemuan dua bahasa
daerah (Jawa dan Sunda) yang digunakan penutur yang menguasai dua bahasa
tersebut sama baiknya. Penelitian ini memberikan kontribusi mendasar dalam
ilmu linguistik, khususnya sosiolinguistik untuk memaparkan karakteristik bahasa
masyarakat perbatasan.
10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama terbitan berkala ilmiah
internasional bereputasi, nasional terakreditasi, atau nasional tidak terakreditasi
dan tahun rencana publikasi)
Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran untuk publikasi adalah Jurnal Ilmiah
Masyarakat Linguistik Indonesia dan akan dipublikasikan pada tahun 2017.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM........................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
RINGKASAN.................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................... 11.2 Batasan Masalah........................................................................... 41.3 Rumusan Masalah......................................................................... 41.4 Tujuan Penelitian.......................................................................... 51.5 Manfaat Penelitian........................................................................ 51.6 Target Capaian.............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 7
2.1 Penelitian Terkait.......................................................................... 72.2 Landasan Teori............................................................................. 7
2.2.1 Sosiolinguistik.......................................................... 72.2.2 Variasi Bahasa.......................................................... 82.2.3 Masyarakat Bahasa................................................... 102.2.4 Alih Kode dan Campur Kode................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 12
3.1 Pendekatan Penelitian.................................................................... 123.2 Data dan Sumber Data................................................................... 123.3 Tahapan-Tahapan Penelitian.......................................................... 133.4 Lokasi Penelitian............................................................................ 143.5 Objek Penelitian............................................................................. 153.6 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 153.7 Teknik Analisis Data..................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 20
v
RINGKASAN
Salah satu fokus dan isu menarik untuk diteliti dari perspektif sosiolinguistik adalah pemakaian kode komunikatif bahasa yang digunakan oleh masyarakat perbatasan. Kecenderungan pengaruh kedua bahasa daerah membuat penggunaan bahasa masyarakat perbatasan terkesan unik. Penggunaan kedua bahasa secara bergantian disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat tuturan tersebut terjadi. Adapun subjek penelitian ini adalah masyarakat perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah yaitu masyarakat Majenang.
Tujuan jangka pendek dari penelitian ini adalah untuk menemukan, mendeskripsikan, dan menganalisis variasi tutur yang digunakan oleh masyarakat Majenang dalam berkomunikasi dilihat dari faktor-faktor sosial dan kultural, pemarkah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Majenang dalam berkomunikasi, pemakaian kode komunikatif dalam berbagai ranah kehidupan sosial masyarakat Majenang, bentuk alih kode dan campur kode pada tuturan masyarakat Majenang, faktor sosial budaya pemakaian kode komunikatif oleh masyarakat Majenang pada saat berkomunikasi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan strategi etnografi. Etnografi merupakan salah satu strategi penelitian kualitatif yang di dalamnya peneliti harus menyelidiki suatu kelompok kebudayaan di lingkungan yang alamiah dalam waktu tertentu. Adapun lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian adalah beberapa desa yang berada di wilayah Majenang yang masih mempertahankan tradisi dan budaya sehingga jelas sekali terlihat pemakaian kode komunikatif bahasa tersebut. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai April 2017. Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu sosiolinguistik khususnya terkait dengan pemakaian kode komunikatif bahasa pada masyarakat tertentu serta pengembangan bahan ajar sosiolinguistik terkait dengan variasi bahasa dan kode komunikatif bahasa pada masyarakat tutur di perbatasan.
Kata Kunci: Kode, Sosiolinguistik, alih kode, campur kode, sosial budaya
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang wilayahnya sangat luas dengan penduduk
yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa daerah, serta
berlatar belakang budaya yang tidak sama, Chaer dan Agustina (2010: 224).
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan memiliki peranan penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahasa Indonesia dipakai dalam forum-
forum resmi dan kegiatan kenegaraan lainnya. Satu hal yang tidak bisa kita
lupakan adalah bahasa Indonesia didukung oleh adanya bahasa-bahasa daerah
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Masing-
masing bahasa daerah memiliki ciri khas yang berbeda-beda, cara penyampaian
bahasa yang berbeda-beda pula, dan masyarakat penggunaknya pun berbeda juga.
Fishman dalam Chaer dan Agustina (2010: 36) mengatakan bahwa masyarakat
tutur adalah suatu masyarakat yang anggotanya setidak-tidaknya mengenal satu
variasi bahasa beserta norma-norma yang sesuai dengan penggunaannya. Pada
masyarakat tutur yang hidup di suatu wilayah tertentu, tentu mereka melakukakan
kontak bahasa dengan masyarakat yang lainnya dengan menggunakan bahasa
yang bisa dimengerti oleh masyarakat tutur tersebut.
Bahasa Indonesia memiliki kemungkinan yang lebih luas untuk
berhubungan dengan bahasa daerah-bahasa daerah yang lain bagi masyarakat
Indonesia. Akan tetapi, tentunya tidak mungkin bila tidak terjadi kontak antara
bahasa yang satu dengan bahasa yang lainnya. Pengaruh timbal balik antara
bahasa-bahasa daerah, terutama yang berdekatan pasti terjadi, dan hal ini
dibuktikan dengan adanya percampuran unsur-unsur kedua bahasa di daerah
perbatasan. Selain itu, perpindahan penduduk antarpulau dengan berbagai
tujuannya akan memperbesar kontak tersebut, Wijana dan Rohmadi (2013: 65).
Sejalan dengan pendapat tersebut, Chaer dan Agustina (1995:5) mengatakan
bahwa terjadinya kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh penuturnya,
tetapi karena interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Adanya
fenomena pemakaian variasi bahasa dalam masyarakat tutur dikontrol oleh faktor-
faktor sosial, budaya, dan situasional.
Salah satu fokus dan isu menarik untuk diteliti dari perspektif
sosiolinguistik adalah pemakaian kode komunikatif bahasa yang digunakan oleh
masyarakat perbatasan khususnya di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah
yaitu bahasa yang dipakai oleh masyarakat Majenang. Ada beberapa alasan yang
melatarbelakangi penelitian ini. Pertama, variasi bahasa yang digunakan oleh
masyarakat tutur di wilayah perbatasan tersebut sangat beragam dan menarik
untuk diteliti, terkadang mereka menggunakan bahasa Jawa dan tidak jarang pula
menggunakan bahasa Sunda pada situasi-situasi tertentu. Kedua, sekurang-
kurangnya masyarakat tutur di Majenang memiliki tiga bahasa yang bisa
digunakan untuk berinteraksi sosial, yaitu bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa
Indonesia. Ketiga, secara geografis, Majenang adalah wilayah yang berada di
Cilacap bagian Barat yang hampir berbatasan langsung dengan provinsi Jawa
Barat yang hanya dibatasi oleh kecamatan Wanareja dan Dayeuh Luhur. Jadi
secara budaya, dapat dilihat bahwa Majenang adalah perpaduan antara Jawa dan
Sunda. Meskipun bahasa Sunda yang dipakai adalah bahasa Sunda kasar dan rata-
rata penduduk berbahasa Sunda adalah penduduk daerah pegunungan, sedangkan
pusat kota Majenang didominasi oleh penduduk berbahasa Jawa.
Observasi awal dapat dilihat pada tuturan berikut ini. Tuturan berikut
berada pada saat ada seorang anak dalam sebuah keluarga bernama Ugusti dan
adiknya sedang bercakap-cakap dalam situasi informal. Berikut ini tuturannya:
Ugusti : Ntos uwih?Dinda : wis mba, mau bali gasik.Ugusti : Lah deneng Bali gasik?Dinda : Iya, tadi gurunya pada rapat.Ugusti : Ntos Mam?Dinda : Ntos, Mba libur?Ugusti : Iya atuh libur. Di sekolah pelajarna naon wae?Dinda : Kur Bahasa Indonesia karo bahasa Inggris. Wis lah aku arep
turu. Dari percakapan tersebut, dapat dilihat bahwa pemakaian kode
komunikatif bahasa yang digunakan oleh penutur dan mitra tutur sangat beragam.
Ada campuran bahasa Sunda dan juga bahasa Jawa dalam tuturan tersebut.
2
Pemakaian kode komunikatif tersebut juga menunjukkan bahwa pemakaian
variasi bahasa Sunda dan bahasa Jawa tersebut dilatarbelakangi oleh adanya
hubungan kekeluargaan yang dekat antara Dinda dan Ugusti yang merupakan adik
kakak sehingga bahasa yang digunakan santai.
Berdasarkan observasi awal tersebut, peneliti akan mencoba untuk
meneliti kode komunikatif bahasa masyarakat Majenang yang akan dikaji dari
variasi tutur yang digunakan oleh masyarakat tersebut. Pada saat berkomunikasi,
tentu masyarakat tutur menggunakan bahasa yang bervariasi dan tentunya terdapat
pemarkah bahasa yang bisa kita jadikan sebagai suatu identitas bahasa Majenang
tersebut. Pemakaian kode komunikatif tersebut juga digunakan pada ranah
kehidupan sosial masyarakat yang berbeda-beda sehingga banyak dijumpai
campur kode dan alih kode yang terjadi pada tuturan masyarakat. Adapun
pemakain kode-kode tersebut tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
budaya apa saja yang melatarbelakangi pemakaian kode komunikatif bahasa oleh
masyarakat Majenang.
Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti beranggapan bahwa ilmu
sosiolinguistik dapat dijadikan dasar untuk mengkaji variasi bahasa yang terdapat
di daerah tersebut. Sosiolinguistik sebagai cabang ilmu linguistik memandang
atau menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakai
bahasa dalam masyarakat sehingga manusia tidak lagi sebagai individu tetapi
masyarakat sosial, Wijana dan Rohmadi (2013: 7). Pemakaian bahasa atau variasi
bahasa itu dipengaruhi situasi dan kondisi di sekitarnya, sebagaimana dinyatakan
oleh Fishman (1975) dalam Wijana dan Rohmadi (2013:7) yang mengatakan
bahwa who speaks, what language, to whom, and when. Dari apa yang dipaparkan
oleh Fishman, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam bertutur, kita harus tahu
siapa yang berbicara, bahasa apa yang digunakan, kepada siapa kita berbicara, dan
kapan kita berbicara.
Untuk melihat kode komunikatif bahasa yang digunakan oleh masyarakat
Majenang, peneliti menggunakan pendekatan etnografi komunikasi sebagai salah
satu kajian sosiolinguistik yang cukup mendapat perhatian yang besar. Etnografi
dipandang sebagai kajian yang memerikan suatu masyarakat yang bisa diterapkan
3
dan difokuskan kepada bahasa masyarakat atau kelompok tersebut.
Sosiolinguistik lebih mengungkapkan pemakain bahasa dan bukan struktur
bahasa, dan secara luas dapat dikatakan bahwa komunikasi yang menggunakan
bahasa. Dell Hymes mengatakan bahwa istilah etnografi komunikasi
menunjukkan cakupannya, yaitu etnografis landasannya dan kominikatif
rentangannya dan jenis kerumitan yang terkait, Sumarsono, (2014: 309-311).
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
kajian dalam bidang sosiolinguistik khususnya pemakaian kode komunikatif
bahasa masyarakat Majenang dengan judul penelitian “KODE KOMUNIKATIF
BAHASA MASYARAKAT MAJENANG (Penelitian Etnografi di Wilayah
Perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah)”.
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membatasi permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian ini meliputi variasi tutur, pemarkah bahasa, kode
komunikatif, campur kode, alih kode dan faktor sosial budaya yang
melatarbelakangi keseluruhan kode komunikatif tersebut.
1.3 Rumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan keilmuan linguistik
khsusunya dalam kajian ilmu makrolinguistik dalam bidang sosiolinguistik.
Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana variasi tutur yang digunakan oleh masyarakat Majenang dalam
berkomunikasi dilihat dari faktor-faktor sosial dan kultural?
2. Bagaimana pemarkah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Majenang
dalam berkomunikasi?
3. Bagaimana pemakaian kode komunikatif dalam berbagai ranah kehidupan
sosial masyarakat Majenang?
4. Bagaimana bentuk campur kode dan alih kode yang terjadi pada tuturan
masyarakat Majenang?
4
5. Faktor-faktor sosial budaya apa saja yang melatarbelakangi pemakaian
kode komunikatif bahasa oleh masyarakat Majenang?
2 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang masalah, batasan masalah, dan rumusan
masalah yang diajukan di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menemukan, mendeskripsikan, dan menganalisis variasi tutur yang
digunakan oleh masyarakat Majenang dalam berkomunikasi dilihat dari
faktor-faktor sosial dan kultural.
2. Untuk menemukan, mendeskripsikan, dan menganalisis pemarkah bahasa
yang digunakan oleh masyarakat Majenang dalam berkomunikasi.
3. Untuk menemukan, mendeskripsikan, dan menganalisis pemakaian kode
komunikatif dalam berbagai ranah kehidupan sosial masyarakat Majenang.
4. Untuk mendeskripsikan bentuk alih kode dan campur kode pada tuturan
masyarakat Majenang.
5. Untuk menemukan, mendeskripsikan, dan menganalisis faktor sosial
budaya pemakaian kode komunikatif oleh masyarakat Majenang pada saat
berkomunikasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian terkait dengan pemakaian kode komunikatif bahasa masyarakat
Majenang diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun
praktis.
Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah pengembangan
teori terkait dengan ilmu sosiolinguistik terkait dengan kode komunikatif bahasa
yang digunakan oleh masyarakat tutur tertentu. Adapun secara khusus, manfaat
teoretis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
yang baru bagi para akademisi maupun praktisi dalam pengembangan ilmu
sosiolinguistik khususnya terkait dengan pemakaian kode komunikatif
bahasa pada masyarakat perbatasan. Dengan adanya penelitian ini, mereka
5
dapat memahami variasi tutur dan juga kode-kode yang bisa digunakan
pada situasi tertentu.
2. Penelitian ini diharapkan mamberikan manfaat bagi peneliti lanjutan
sebagai bahan referensi untuk penelitian linguistik selanjutnya, terutama
pada kajian sosiolinguistik khususnya pada pemakaian kode komunikatif
bahasa.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam
pengembangan bahan ajar sosiolinguistik terkait dengan variasi bahasa dan
kode komunikatif bahasa pada masyarakat tutur di perbatasan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis dalam
pemanfaat kode komunikatif bahasa. Adapun manfaat praktis yang diharapkan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan
membuka cakrawala berpikir bagi mahasiswa Program Studi Sastra
Indonesia, Fakultas Sastra, di seluruh Indonesia yang mempunyai minat
untuk melakukan penelitian dalam bidang linguistik, khususnya pada
bidang ilmu sosiolinguistik yang mengkaji pemakaian bahasa dalam
kehidupan sosial.
2. Hasil dari penelitian ini dapat menambah dan memperluas wawasan
peneliti dan pihak lain tentang pemakaian kode komunikatif bahasa yang
digunakan oleh masyarakat tutur dan faktor-faktor sosial apa saja yang
memengaruhi pemakaian tuturan tersebut.
1.5 Target Capaian
Target capaian yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan pada jurnal ilmiah nasional
Masyarakat Linguistik Indonesia.
2. Hasil penelitian ini rencananya akan diseminarkan pada acara
seminar nasional di Universitas Pamulang pada tahun 2017.
6
3. Hasil penelitian ini akan dijadikan sebagai bahan ajar dalam mata
kuliah sosiolinguistik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terkait
Penelitian terdahulu yang bisa diajadikan rujukan untuk penelitian ini.
Pertama, Kajian Bloom dan Gumperz (1972) yang meneliti sebuah guyup
Norwegia yang menggunakan dialek lokal dan ragam regional. Mereka
menemukan bahwa meskipun semua anggota guyup memakai kedua ragam
tersebut, para penutur menunjukkan perbedaan manakala sampai pada persoalan
di mana dan tujuan komunikatif bahasa tersebut. Kedua, penelitian yang
dilakukan oleh Soesono Kartomihardjo (1981) yang mengkaji tentang etnografi
kode komunikatif di Jawa Timur. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variasi
tutur merupakan pencerminan dari faktor-faktor sosial dan kultural. Kode bahasa
yang digunakan sangat bervariasi tergantung kepada siapa yang berbicara dan
dimana tuturan tersebut digunakan. Misalnya, bahasa Indonesia (BI) yang dipakai
orang Jawa tak terdidik dimarkahi dengan menggunakan imbuhan bahasa Jawa
(BJ), Cina peranakan juga memakai imbuhan BJ tetapi memakai juga kata
pinjaman dari bahasa Cina (BC). Etnisitas, situasi sosial, dan nada bicara dicatat
sebagai faktor signifikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Timur
dalam interaksi dan komunikasi mereka. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh
Dede Utomo tentang Bahasa dan Identitas yang mengkaji tentang kelompok Cina
di Pasuruan dengan melihat tutur mereka sehari-hari di berbagai peristiwa tutur.
Partisipan dan topik pertuturan juga beragam. Berdasarkan pengamatan Dede,
dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kelompok yakni cina Totok dan Cina
Peranakan yang berarti bahwa bahasa mencerminkan identitas kelompok.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Sosiolinguistik
7
Menurut Chaer (2012: 16), Sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistik
yang mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaiannya di masyarakat. Dalam
sosiolinguistik ini, antara lain, dibicarakan pemakai dan pemakaian bahasa,
tempat pemakaian bahasa, tata tingkat bahasa, pelbagai akibat adanya kontak dua
buah bahasa atau lebih, dan ragam serta waktu pemakaian ragam bahasa itu.
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Chaer dan Agustina
(2010: 2) yang mengatakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu interdisiplin antara
sosiolinguistik dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang terkait erat. Sosiologi
berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap
ada. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau
bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.
Kridalaksana dalam Chaer dan Agustina (2010: 3) mengatkan bahwa
sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan pelpagai variasi bahasa,
serta hubungan diantara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu
dalam suatu masyarakat bahasa.
Appel dalam Aslinda dan Syafyahya (2014: 6) mengatakan bahwa
sosiolingusitik memandang bahasa sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi
serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu, sedangkan yang
dimaksud pemakaian bahasa adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam
situasi konkret.
Sosiolinguistik menyangkut sosiologi dan linguistik, karena itu
sosiolinguistik mempunyai kaitan erat dengan kedua kajian tersebut. Sosio-adalah
masyarakat, dan linguistik adalah kajian bahasa. Jadi, sosiolinguistik adalah kajian
tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan (dipelajari oleh
ilmu-ilmu sosial khususnya sosiologi), Sumarsono (2013: 1).
Jadi dapat dismpulkan bahwa sosiolinguistik merupakan ilmu
interdisipliner yang mengkaji bahasa yang berkaitan dengan kondisi masyarakat
tertentu.
2.2.2 Variasi Bahasa
8
Ragam bahasa sering juga disebut dengan variasi bahasa. Variasi bahasa
terjadi karena keragaman dan kevariasian bahasa yang tidak hanya disebabkan
oleh penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial
yang mereka lakukan sangat beragam, Chaer dan Agustina (2010: 61).
Aslinda dan Syafyahya, (2007: 19-21) membagi beberapa bagian yaitu:
penutur, penggunaan, dan keformalan.
a. Variasi bahasa dari segi penutur
Variasi bahasa yang bersifat individu dan variasi bahasa dari sekelompok
individu yang jumlahnya relatif yang berada pada satu tempat wilayah atau
area. Variasi bahasa yang bersifat individu disebut dialek.
b. Variasi bahasa dari segi penggunaan
Variasi bahasa dari segi penggunaan berhubungan dengan bidang
pemakaian. Misalnya dalam kehidupan sehari-hari, ada variasi di bidang
sastra, jurnalistik dan kegiatan keilmuan lainnya. Perbedaan variasi bahasa
dari segi penggunaan terdapat pada kosa katanya. Setiap bidang akan
memiliki sejumlah kosa kata khusus yang tidak ada dalam kosa kata
bidang ilmu lainnya.
c. Variasi bahasa dari segi keformalan
Variasi bahasa keformalan dapat dilihat dari lima bagian, yaitu: gaya atau
ragam baku/frozen, resmi/formal, usaha/konsultatif, santai, dan
akrab/intimate.
1) Ragam baku
Gaya atau ragam baku dapat diamati saat guru menjelaskan atau
memberikan materi pada muridnya, dosen memberikan
perkuliahan, ustadz memberikan ceramah kepada jamaahnya dan
seterusnya.
2) Ragam resmi/formal
Ragam resmi/formal dapat dilihat atau diamati pada pidato
kenegaraan, rapat kedinasan, jurnal ilmiah dan sebagainya.
3) Ragam konsultatif
9
Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat
pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan
di sekolah dan di pasar.
4) Ragam santai
Ragam santai digunakan suasana tidak resmi dan dapat digunakan
oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5) Ragam akrab/intimate
Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan
yang sangat akrab dan intim.
2.2.3 Masyarakat Bahasa
Chaer (2012: 59) mengatakan bahwa masyarakat bahasa adalah
sekelompok orang yang merasa menggunakan bahasa yang sama yang merasa
sebangsa, seketurunan, atau sewilayah tempat tinggal atau yang mempunyai
kepentingan sosial yang sama. Sebagai contoh, sekelompok orang yang bersama-
sama menggunakan bahasa Sunda, maka bisa dikatakan mereka adalah
masyarakat bahasa Sunda, sekelompok orang yang menggunakan bahasa Jawa
maka bisa dikatakan sebagai masyarakat Jawa, sekelompok orang yang
menggunakan bahasa Inggris bisa dikatakan sebagai masyarakat Inggris.
Masyarakat bahasa adalah suatu masyarakat yang anggota-anggotanya setidak-
tidaknya mengenal satu variasi bahasa beserta norma-norma yang sesuai dengan
anggotanya, Fishman dalam Chaer dan Agustina (2010: 36).
Sementara itu Aslinda dan Syafyahya, (2014 : 16) mengelompokkan
masyarakat bahasa menjadi masyarakat (1) monolingual, (2) masyarakat bilingual,
dan (3) masyarakat multilingual.
Masyarakat monolingual artinya suatu masyarakat bahasa yang hanya
dapat berkomunikasi dengan satu bahasa. masyarakat monolingual ini sudah
mulai jarang ditemukan pada zaman sekarang. Masyarakat monolingual biasanya
di daerah yang terisolasi. Masyarakat bilingual lebih maju jika dibandingkan
10
dengan masyarakat monolingual. Hal ini karena masyarakat bilingual telah dapat
berkomunikasi dengan dua bahasa. Artinya, masyarakat bilingual lebih
komunikatif dibandingkan dengan masyarakat monolingual.Masyarakat
multilingual artinya suatu masyarakat bahasa yang memiliki kemampuan
menggunakan lebih dari dua bahasa.
2.2.4 Alih Kode dan Campur Kode
Appel (1976:79) dalam Chaer dan Agustina ( 2010: 107) mendefinisikan
alih kode sebagai, "gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi".
Hymes (1875:103) dalam Chaer dan Agustina (2010: 107-108) menyatakan alih
kode bukan hanya terjadi antarbahasa, tetapi dapat juga terjadi antara ragam-
ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu bahasa. Lengkapnya Hymes
mengatakah "code switching has become a common term for altemate us of two
or more lan-guage, varieties oflangttage, or even speech styles".
Aslinda dan Syafyahya (2014: 85) mengatakan bahwa alih kode adalah
gejala peralihan pemakaian bahasa yang terjadi karena situasi dan terjadi
antarbahasa serta antar ragam dalam satu bahasa. Alih kode terjadi karena faktor-
faktor berikut ini:
a) Siapa yang berbicara
b) Dengan bahasa apa
c) Kepada siapa
d) Kapan
e) Dengan tujuan apa
Chaer dan Agustina (2010 : 114) mendefinisikan campur kode sebagai
suatu peristiwa dimana seorang penutur banyak menyelipkan bahasa daerahnya
dalam sebuah percakapan. Aslinda dan Syafyahya (2014: 87) mengatakan bahwa
campur kode terjadi apabila penutur bahasa memasukkan unsur-unsur bahasa
daerahnya ke dalam pembicaraan bahasa Indonesia.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini akan mengkaji tentang pemakaian kode komunikatif bahasa
yang digunakan oleh masyarakat Majenang sehingga peneliti harus terjun ke
lapangan dan mengetahui seluk beluk budaya dan kultur yang ada di masyarakat
tersebut pada saat menggunakan bahasa. Oleh karena itu, peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat
diamati, Bogdan dan Taylor dalam (Moleong, 2011:4).
Penelitian kualitatif memiliki jenis bermacam-macam sehingga peneliti
memilih penelitian etnografi untuk mendapatkan data penelitian yang valid dan
bisa merepresentasikan temuan penelitian. Etnografi merupakan salah satu strategi
penelitian kualitatif yang di dalamnya peneliti harus menyelidiki suatu kelompok
kebudayaan di lingkungan yang alamiah dalam waktu tertentu. Terkait penelitian
ini tentang pemakain kode komunikatif bahasa, maka peneliti akan menggunakan
etnografi komunikasi sebagaimana yang diusulkan oleh Dell Hymes. Jadi, pakar
linguistik Amerika Dell Hymes mengatakan bahwa istilah etnografi komunikasi
menunjukkan cakupannya, yaitu etnografis landasannya dan komunikatif
rentangannya dan jenis kerumitan yang terkait, Sumarsono, (2014: 309-311).
3.2 Data dan Sumber Data
12
Penelitian ini fokus pada pemakaian kode komunikatif bahasa pada
masyarakat Majenang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
berupa tuturan yang digunakan oleh masyarakat tutur di Majenang yang berada di
perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Data dalam penelitian ini didapatkan langsung dari lapangan dengan
mengamati percakapan yang digunakan oleh masyarakat Majenang pada ranah
sosial yang berbeda-beda. Ranah sosial yang akan diteliti, yakni ranah keluarga,
ranah pendidikan, ranah pemerintahan, ranah keagamaan, ranah upacara adat, dan
ranah pergaulan dalam masyarakat.
Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
masyarakat Kabupaten Majenang. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan atas
pertimbangan situasi kebahasaan di wilayah tersebut dengan khazanah bahasa
Jawa dan Sunda yang memiliki karaktersitik khas dengan dialek masyarakat
tersebut. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-
buku, internet, atau bahan rujukan yang dapat memberikan informasi terkait
dengan penelitian ini.
3.3 Tahapan-Tahapan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi
etnografi. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini akan mengacu pada
prosedur yang digambarkan oleh Spradley seperti yang dikutif oleh Creswell,
(2012: 476). Berikut ini tahapan-tahapan penelitian dalam penelitian ini:
1. Menetapkan informan. Peneliti menetapkan informan yang bisa dijadikan
objek penelitian sehingga data yang dihasilkan valid.sudah ditentukan
sebelumnya.
2. Melakukan wawancara dengan informan. Pada tahapan ini, peneliti
melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi terkait dengan
penelitian ini.
3. Membuat catatan etnografis. Catatan etnografis dapat berisi catatan harian
hasil wawancara.
13
4. Mengajukan pertanyaan deskriptif. Pada tahapan ini, peneliti mengajukan
pertanyaan tentang fenomena sosial budaya yang memengaruhi pemakaian
kode komunikatif bahasa masyarakat Majenang.
5. Melakukan analisis wawancara etnografis. Pada tahapan ini, peneliti
membuat catatan-catatan untuk mendapatkan informasi yang akurat.
6. Membuat analisis domain. Pada tahap ini, peneliti akan membuat analisis
domain yang terkait dengan penelitian ini.
7. Mengajukan pertanyaan struktural. Pada tahapan ini, peneliti mengajukan
pertanyaan secara struktural.
8. Membuat analisis taksonomi. Pada tahapan ini, peneliti membuat analisis
yang fokus pada sosial budaya atau kode komunikatif bahasa yang dipakai
oleh masyarakat Majenang.
9. Mengajukan pertanyaan kontras. Pada tahapan ini, peneliti akan
mengajukan pertanyaan kontras yang berbeda dengan setiap elemen yang
ada pada analisis domain.
10. Melakukan analisis komponensial. Pada tahapan ini, peneliti akan
membuat analisis komponen untuk melihat ciri spesifik terhadap bahasa
yang digunakan oleh masyarakat Majenang.
11. Melakukan analisis tema budaya. Pada tahapan ini, peneliti mencari tema
budaya yang dikaitkan dengan pemakaian kode komunikatif bahasa
masyarakat Majenang.
12. Menulis laporan etnografis. Pada tahapan ini, peneliti membuat laporan
terkait dengan data yang sudah diperoleh dari lapangan.
3.4 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan mengkaji tentang pemakaian kode komunikatif bahasa
Majenang yang berada di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Adapun lokasi
yang akan dijadikan tempat penelitian adalah beberapa desa yang berada di
wilayah Majenang yang masih mempertahankan tradisi dan budaya sehingga jelas
sekali terlihat pemakaian kode komunikatif bahasa tersebut.
14
Majenang adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Cilacap,
Jawa Tengah, Indonesia . Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, kecamatan
ini merupakan jalan utama lintas provinsi antara Jawa Tengah dan Jawa Barat
yang dihubungkan dengan Cilacap dan Banjar. Kecamatan ini terdiri dari 17 desa.
Desa tersebut yaitu, Bener, Boja, Cibenying, Cilopadang, Jenang, Mulyadadi,
Mulyasari, Padangjaya, Padangsari, Pohonjean, Pengadegan, Sadabumi,
Sadahayu, Salebu, Sepatnunggal, Sindangsari, dan Ujung Barang.
Dalam penelitian ini, yang dijadikan lokasi penelitian adalah beberapa desa
yang letaknya berdekatan. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar sumber data
yang berupa kode komunikasi masyrakat tidak jauh berbeda berdasarkan letak
geografisnya.
3.5 Objek Penelitian
Penelitian ini akan mengkaji pemakaian kode komunikatif bahasa
masyarakat Majenang. Objek penelitian yang akan dikaji adalah masyarakat
bahasa yang tinggal di wilayah Majenang pada ranah-ranah sosial yang telah
ditentukan. Untuk melihat faktor sosial yang melatarbelakangi pemakain bahasa
tersebut, peneliti akan melakukan wawancara terhadap sesepuh atau pihak-pihak
yang bisa dijadikan informan dalam penelitian ini.
3.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Rencana waktu penelitian mulai dari tanggal Januari 2017 sampai dengan
tanggal Juni 2017. Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi:
a. pelaksanaan persiapan penelitian;
b. pelaksanaan pra penelitian;
c. sosialisasi dan penetapan lokasi penelitian;
d. pengadaan alat dan bahan penelitian;
e. pelaksanaan studi perpustakaan;
f. pengambilan data di lapangan;
g. analisis data;
h. penyusunan laporan penelitian;
15
i. pelaporan penelitian;
j. publikasi hasil penelitian.
Secara lebih rinci tahapan pelaksanaan penelitian terlihat pada lampiran 2.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan, Sugiyono (2011:
224). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan strategi
etnografi, Gay dan Airasian dalam Emzir (2012: 37) mengatakan bahwa dalam
penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang bisa digunakan adalah teknik
observasi, wawancara, dan dokumen.
Penelitian ini akan mengkaji tentang pemakaian kode komunikatif bahasa
masyarakat Majenang. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah gabungan dari teknik observasi dan wawancara tersebut.
Berikut ini langkah-langkah dalam pengumpulan data:
1. Teknik Observasi
Teknik observasi yang peneliti lakukan adalah dengan dengan cara
mendatangi ranah-ranah sosial yang ada di wilayah tersebut dan mengamati
percakapan yang terdapat dalam komunikasi yang dilakukan masyarakat tutur
tersebut. Dalam penelitian ini, observasi non-partisipan dipilih sebagai teknik
yang tepat karena peneliti hanya berperan sebagai penyaksi terhadap gejala atau
kejadian yang menjadi topik penelitian. Pada observasi ini, peneliti juga
menyiapkan alat rekaman yang selanjutnya ditranskrip ke dalam bentuk tulisan
sehingga lebih mudah dalam analisis data.
2. Teknik Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mengetahui informasi terkait dengan kode
komunikatif yang digunakan oleh masyarakat Majenang. Teknik wawancara yang
digunakan adalah dengan memberikan wawancara terbuka kepada informan yang
dapat memberikan jawaban yang dapat menjawab pertanyaan penelitian ini.
16
Teknik wawancara terbuka bertujuan untuk mendapatkan jawaban terbuka dari
informan kunci dalam penelitian ini.
Untuk mendapatkan jawaban yang terstruktur, peneliti telah menyiapkan
pertanyaan yang akan diajukan pada saat wawancara. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi yang valid terkait data yang akan diteliti dalam penelitian
ini.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data umumnya ditujukan untuk memproses dan
menerapkan konstruksi untuk menggali data sehingga mengerucutkan kepada
kesimpulan yang valid terhadap data penelitian. Untuk menganalisis data, peneliti
menggunakan analisis data kualitatif model Spradley seperti yang dikutip oleh
Emzir yang mengatakan ada 4 teknik analisis data untuk penelitian etnografi,
yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema
budaya, Emzir (2012: 209-210).
Berikut ini penjelasan terkait teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini:
1. Analisis Domain
Teknik analisis yang digunakan untuk memperoleh gambaran umum dan
menyeluruh dari objek penelitian atau situasi sosial. Dalam hal ini, peneliti akan
membuat analisis domain terhadap bahasa yang digunakan oleh masyarakat
Majenang yang dikaitkan dengan kehidupan sosial masyarakat tersebut.
2. Analisis Taksonomi
Teknik analisis yang digunakan untuk menjabarkan domain-domain yang
dipilih menjadi lebih rinci untuk memahami struktur internal. Dalam hal ini,
peneliti akan membuat analisis taksonomi terhadap bahasa yang digunakan oleh
masyarakat Majenang yang dikaitkan dengan kehidupan sosial masyarakat
tersebut.
3. Analisis Komponen
17
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mencari ciri
spesifik pada struktur internal dengan cara mengontraskan antar elemen. Dalam
hal ini, peneliti akan membuat analisis komponen untuk melihat ciri spesifik
terhadap bahasa yang digunakan oleh masyarakat Majenang yang dikaitkan
dengan kehidupan sosial masyarakat tersebut.
4. Analisis Tema Budaya
Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan diantara domain dan
hubungan di antara domain dan hubungan dengan keseluruhan, yang selanjutnya
dihubungkan ke dalam tema-tema sesuai dengan fokus dan subfokus penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis data dengan cara
menghubungkan tema budaya antara bahasa yang digunakan oleh masyarakat
Majenang pada saat berkomunikasi yang dikaitkan dengan kehidupan masyrakat
tersebut.
18
DAFTAR PUSTAKA
Aslinda dan Syafyahya, Leni. 2014. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung : Refika Aditama
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul., Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal (Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Creswell, John W.. 2012.Educational Research : Planning, Conducting and Evaluating quantitative and Qualitative Research. Fourth Edition. Boston: Pearson,
Emzir. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers,
Sumarsono. 2013. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda dan Pustaka Pelajar Chaer, Abdul., Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Wijana dan Rohmadi. 2006. Sosiolinguistik (Kajian Teori dan Analisis). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
19
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul
I. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)2 Jenis Kelamin3 Jabatan Fungsional4 NIP/NIK/Identitas lainnya5 NIDN6 Tempat dan Tanggal Lahir7 E-mail8 Nomor Telepon/HP9. Mata Kuliah yang Diampu
Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No Tahun Judul Penelitian PendanaaSumber* Jumlah (Juta
(Rp.)
20
D. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/
Nomor/
Tahun
E. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun
Terakhir
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Waktu dan Tempat
F. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman
Penerbit
1
2
II. Biodata Anggota
s.d.a
21
22