11
PENYAKIT KELAINAN PEMBULUH DARAH JANTUNG DAN REGULASI PEMASARAN OBAT BARU DI INDONESIA Sirly Eka Nur Intan, 1106005055 Departemen Teknik Kimia, Universitas Indonesia, Kampus Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Abstrak Pembuluh darah koroner merupakan penyalur aliran darah (membawa 0 2 dan makanan yang dibutuhkan miokard agar dapat berfungsi dengan baik. Penyakit Jantung Koroner adalah salah satu akibat utama arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah nadi) yang dikenal sebagai atherosklerosis. Pada keadaan ini pembuluh darah nadi menyempit karena terjadi endapan- endapan lemak (atheroma dan plaques) pada dindingnya. Terapi atau pengobatan penyakit kelainan pembuluh darah jantung dengan menggunakan gen VEGF121 atau gen yang bertanggung jawab di dalam pembuatan pembuluh darah baru. Untuk mengembangkan obat ini, maka dibuatlah usulan sediaan obat berbahan aktif gen tersebut beserta eksipien – eksipiennya supaya bisa berfungsi secara efektif baik dari sisi farmakokinetika maupun bioavailibilitas. Obat ini termasuk kandidat obat baru. Oleh karena itu, dibutuhkan regulasi agar obat ini mampu dipasarkan di Indonesia. Kata Kunci : Penyakit kelainan pembuluh darah jantung, Regulasi Pemasaran Obat Baru di Indonesia, Registrasi Obat Baru 1.1. Penyakit Kelainan Pembuluh Darah Jantung Data penelitian menunjukkan penyebab kematian karena penyakit jantung (42,2%), stroke (25,9 %), penyakit paru dan asma (12,5 %), kanker (5,4%), dan penyakit lain (< 4 %). Menurut Prof. Dr. Budhi Setianto, SpJP, penyakit jantung dipicu oleh dua faktor yaitu faktor yang tidak bisa dihindari dan di antaranya keturunan, bertambahanya usia, jenis kelamin, rasa atau suku bangsa. Di Indonesia, penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung penyebab kematian utama. Penyakit jantung koroner adalah kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner, yaitu terjadinya penebalan dari dinding dalam pembuluh darah disertai adanya plak yang akan mempersempit liang arteri koroner dan akhirnya mengganggu aliran darah ke jantung. Faktor - faktor resiko untuk terjadinya keadaan ini adalah merokok, tekanan darah tinggi, peninggian nilai kolesterol di darah, kegemukan stress, diabetes mellitus dan riwayat keluarga yang kuat untuk Penyakit Jantung Koroner. Dengan bertambahnya umur penyakit ini, akan lebih sering ada. Pria mempunyai resiko lebih tinggi dari pada wanita, tetapi perbedaan ini dengan meningkatnya umur akan makin lama makin kecil. Faktor-faktor resiko penyakit jantung koroner dikenal sejak lama berupa hipertensi, kolesterol darah, merokok, diet, usia, seks, kurang latihan, dan turunan.

LTM Assignment 1_Obat Kosmetik_Sirly Eka

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LTM tersebut tentang penyakit kelainan jantung

Citation preview

Page 1: LTM Assignment 1_Obat Kosmetik_Sirly Eka

PENYAKIT KELAINAN PEMBULUH DARAH JANTUNG DAN REGULASI PEMASARAN OBAT BARU DI INDONESIA

Sirly Eka Nur Intan, 1106005055Departemen Teknik Kimia, Universitas Indonesia, Kampus Universitas Indonesia, Depok 16424,

Indonesia

AbstrakPembuluh darah koroner merupakan penyalur aliran darah (membawa 02 dan makanan yang dibutuhkan miokard agar dapat berfungsi dengan baik. Penyakit Jantung Koroner adalah salah satu akibat utama arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah nadi) yang dikenal sebagai atherosklerosis. Pada keadaan ini pembuluh darah nadi menyempit karena terjadi endapan-endapan lemak (atheroma dan plaques) pada dindingnya. Terapi atau pengobatan penyakit kelainan pembuluh darah jantung dengan menggunakan gen VEGF121 atau gen yang bertanggung jawab di dalam pembuatan pembuluh darah baru. Untuk mengembangkan obat ini, maka dibuatlah usulan sediaan obat berbahan aktif gen tersebut beserta eksipien – eksipiennya supaya bisa berfungsi secara efektif baik dari sisi farmakokinetika maupun bioavailibilitas. Obat ini termasuk kandidat obat baru. Oleh karena itu, dibutuhkan regulasi agar obat ini mampu dipasarkan di Indonesia.

Kata Kunci : Penyakit kelainan pembuluh darah jantung, Regulasi Pemasaran Obat Baru di Indonesia, Registrasi Obat Baru

1.1. Penyakit Kelainan Pembuluh Darah JantungData penelitian menunjukkan penyebab kematian karena penyakit jantung (42,2%), stroke

(25,9 %), penyakit paru dan asma (12,5 %), kanker (5,4%), dan penyakit lain (< 4 %). Menurut Prof. Dr. Budhi Setianto, SpJP, penyakit jantung dipicu oleh dua faktor yaitu faktor yang tidak bisa dihindari dan di antaranya keturunan, bertambahanya usia, jenis kelamin, rasa atau suku bangsa.

Di Indonesia, penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung penyebab kematian utama. Penyakit jantung koroner adalah kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner, yaitu terjadinya penebalan dari dinding dalam pembuluh darah disertai adanya plak yang akan mempersempit liang arteri koroner dan akhirnya mengganggu aliran darah ke jantung.

Faktor - faktor resiko untuk terjadinya keadaan ini adalah merokok, tekanan darah tinggi, peninggian nilai kolesterol di darah, kegemukan stress, diabetes mellitus dan riwayat keluarga yang kuat untuk Penyakit Jantung Koroner. Dengan bertambahnya umur penyakit ini, akan lebih sering ada. Pria mempunyai resiko lebih tinggi dari pada wanita, tetapi perbedaan ini dengan meningkatnya umur akan makin lama makin kecil. Faktor-faktor resiko penyakit jantung koroner dikenal sejak lama berupa hipertensi, kolesterol darah, merokok, diet, usia, seks, kurang latihan, dan turunan.

Pada tahun 1772, Herbeden menemukan suatu sindroma gangguan pada dada berupa perayaan nyeri terlebih - lebih waktu berjalan, mendaki atau segera sesudah makan. Sebenarnya perasaan nyeri seperti ini tidak saja disebabkan oleh kelainan organ di dalam toraks. Akan tetapi dapat juga berasal dari otot, syaraf, tulang dan faktor psikis. Dalam kaitannya dengan jantung sindroma ini disebut Angina Pectoris, yang disebabkan oleh karena ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokard dengan penyediaannya.

1.1.1. Penyediaan oksigen Oksigen sangat diperlukan oleh sel miokard untuk mempertahankan fungsinya, yang

didapat dari sirkulasi koroner yang untuk miokard terpakai sebanyak 70-80 sehingga wajarlah apabila aliran koroner perlu ditingkatkan. Aliran darah koroner terutama terjadi sewaktu dastole pada saat otot ventrikel dalam keadaan istirahat.

Banyaknya aliran koroner dipengaruhi oleh beberapa hal seperti tekanan diastolik aorta.lamanya setiap diastole dan ukuran pembuluh aretri terutama arteriole. Jadi pengurangan aliran koroner umumnya disebabkan oleh kelainan pembuluh koroner, rendahnya tekanan diastolik aorta dan meningkatnya denyut jantung.

Page 2: LTM Assignment 1_Obat Kosmetik_Sirly Eka

1.1.2. Pemakaian Oksigen Ada beberapa hal yang dipengaruhinya, yaitu :

Denyut jantung.Apabila denyut jantung bertambah cepat maka keperluan oksigen permenit akan

meningkat. Kontraktilitas

Dengan bekerja maka banyak dikeluarkan katekolamin (Adrenalin dan Nor Adrenalin), sehingga akan menambah tenaga kontraksi jantung. Tekanan sistolik ventrikel Kiri.

Makin tinggi tekanan ini, makin banyak pemakaian oksigen. Ukuran jantung

Jantung yang besar memerlukan oksigen yang banyak.

1.1.3. EtiologiAdanya aterosklerosis koroner dimana terjadi kelainan pada intima bermula berupa bercak

fibrosa (fibrous plaque) dan selanjutnya terjadi ulserasi, pendarahan, kalsifikasi dan trombosis. Perjalanan dalam kejadian aterosklerosis tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal, akan tetapi diberati juga banyak faktor lain seperti : hipertensi, kadar lipid, rokok, kadar gula darah yang abnormal.

1.1.4. Angina Pectoris Adanya Angina Pectoris dapat dikenal secara:

Kualitas nyeri dada yang khas yaitu perasaan dada tertekan, merasa terbakar atau susah bernafas.

Lokasi nyeri yaitu restrosternal yang menjalar keleher, rahang atau mastoid dan turun ke lengan kiri.

Faktor pencetus seperti sedang emosi, bekerja, sesudah makan atau dalam udara dingin. 1.1.4.1. Stable Angina Pectoris

Kebutuhan metabolik otot jantung dan energi tak dapat dipenuhi karena terdapat stenosis menetap arteri koroner yang disebabkan oleh proses aterosklerosis. Keluhan nyeri dada timbul bila melakukan suatu pekerjaan. sesuai dengan berat ringannya pencetus dibagi atas beberapa tingkatan : Selalu timbul sesudah latihan berat. Timbul sesudah latihan sedang ( jalan cepat 1 - 2 km). Timbul waktu latihan ringan (jalan 100 m). Angina timbul jika gerak badan ringan (jalan biasa).1.1.4.1.1. Diagnosa Pemeriksaan EKG. Uji latihan fisik (Exercise stress testing dengan atau tanpa pemeriksaan radionuclide). Angiografi koroner. 1.1.4.1.2. Terapi Menghilangkan faktor pemberat. Mengurangi faktor resiko. Sewaktu serangan dapat dipakai. Penghambat Beta. Antagonis kalsium. Kombinasi1.1.4.2. Unstable Angina Pectoris

Disebabkam primer oleh kontraksi otot poles pembuluh koroner sehingga mengakibatkan iskeia miokard. patogenesis spasme tersebut hingga kini belum diketahui, kemungkinan tonus alphaadrenergik yang berlebihan (Histamin, Katekolamin Prostagglandin). Selain dari spame pembuluh koroner juga disebut peranan dari agregasi trobosit. penderita ini mengalami nyeri dada terutama waktu istirahat, sehingga terbangun pada waktu menjelang subuh. Manifestasi paling sering dari spasme pembuluh koroner ialah variant (prinzmental).

Elektrokardiografi tanpa serangan nyeri dada biasanya normal saja. Pada waktu serangan didapati segmen ST elevasi. Jangan dilakukan uji latihan fisik pada penderita ini oleh karena dapat mencetuskan aritmia yang berbahaya. Dengan cara pemeriksaan teknik nuklir kita dapat melihat adanya iskemia saja ataupun sudah terjadi infark.

Page 3: LTM Assignment 1_Obat Kosmetik_Sirly Eka

1.1.4.2.1. Terapi Nitrogliserin subligual dosis tinggi. Untuk frokfikaksis dapat dipakai pasta nitrogliserin, nitrat dosis tinggi ataupun antagonis

kalsium. Bila terdapat bersama aterosklerosis berat, maka diberikan kombinasi nitrat, antagonis

kalsium dan penghambat Beta. Percutanous Transluminal coronary angioplasty (PTCA) atau coronary by Pass Graff

Surgery (CBGS).

1.1.5. Infark miokard akut (IMA) 1.1.5.1. Gambaran Klinis

Kebanyakan pasien dengan infark miokard akut mencari pengobatan karena rasa sakit didada. Namun demikian, gambaran klinis bisa bervariasi dari pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan rutin, sampai pada pasien yang merasa nyeri di substernal yang hebat dan secara cepat berkembang menjadi syok dan eadem pulmonal, dan ada pula pasien yang baru saja tampak sehat lalu tiba-tiba meninggal.

Serangan infark miokard biasanya akut, dengan rasa sakit seperti angina,tetapi tidak seperti angina yang biasa, maka disini terdapat rasa penekanan yang luar biasa pada dada atau perasaan akan datangnya kematian. Bila pasien sebelumnya pernah mendapat serangan angina ,maka ia tabu bahwa sesuatu yang berbeda dari serangan angina sebelumnya sedang berlangsung. Juga, kebalikan dengan angina yang biasa, infark miokard akut terjadi sewaktu pasien dalam keadaan istirahat, sering pada jam-jam awal dipagi hari. Nitrogliserin tidaklah mengurangkan rasa sakitnya yang bisa kemudian menghilang berkurang dan bisa pula bertahan berjam-jam malahan berhari-hari. Nausea dan vomitus merupakan penyerta rasa sakit tsb dan bisa hebat, terlebih-lebih apabila diberikan martin untuk rasa sakitnya.

Rasa sakitnya adalah diffus dan bersifat mencekam, mencekik, mencengkeram atau membor. Paling nyata didaerah subternal, dari mana ia menyebar kedua lengan, kerongkongan atau dagu, atau abdomen sebelah atas (sehingga ia mirip dengan kolik cholelithiasis, cholesistitis akut ulkus peptikum akut atau pancreatitis akut).

Terdapat laporan adanya infark miokard tanpa rasa sakit. Namun hila pasien-pasien ini ditanya secara cermat, mereka biasanya menerangkan adanya gangguan pencernaan atau rasa benjol didada yang samar-samar yang hanya sedikit menimbulkan rasa tidak enak/senang. Sekali-sekali pasien akan mengalami rasa napas yang pendek (seperti orang yang kelelahan) dan bukanya tekanan pada substernal.Sekali-sekali bisa pula terjadi cekukan/singultus akibat irritasi diapragma oleh infark dinding inferior. pasien biasanya tetap sadar ,tetapi bisa gelisah, cemas atau bingung. Syncope adalah jarang, ketidak sadaran akibat iskemi serebral, sebab cardiac output yang berkurang bisa sekali-sekali terjadi.Bila pasien-pasien ditanyai secara cermat, mereka sering menyatakan bahwa untuk masa yang bervariasi sebelum serangan dari hari 1 hingga 2 minggu ) ,rasa sakit anginanya menjadi lebih parah serta tidak bereaksi baik tidak terhadap pemberian nitrogliserin atau mereka mulai merasa distres/rasa tidak enak substernal yang tersamar atau gangguan pencernaan (gejala -gejala permulaan /ancaman /pertanda). Bila serangan-serangan angina menghebat ini bisa merupakan petunjuk bahwa ada angina yang tidak stabil (unstable angina) dan bahwasanya dibutuhkan pengobatan yang lebih agresif.

Bila diperiksa, pasien sering memperlihatkan wajah pucat bagai abu dengan berkeringat , kulit yang dingin .walaupun bila tanda-tanda klinis dari syok tidak dijumpai.

Nadi biasanya cepat, kecuali bila ada blok/hambatan AV yang komplit atau inkomplit. Dalam beberapa jam, kondisi klinis pasien mulai membaik, tetapi demam sering berkembang. Suhu meninggi untuk beberapa hari, sampai 102 oF atau lebih tinggi, dan kemudian perlahan-lahan turun ,kembali normal pada akhir dari minggu pertama.1.1.5.2. Pengobatan

Sasaran pengobatan IMA pertama adalah menghilangkan rasa sakit dan cemas. Kedua mencegah dan mengobati sedini mungkin komplikasi (30-40%) yang serius seperti payah jantung, aritmia, thrombo-embolisme, pericarditis, ruptur m. papillaris, aneurisma ventrikel, infark ventrikel kanan, iskemia berulang dan kematian mendadak. Untuk sakit diberikan sulfas morphin 2,5-10 mg IV.

Page 4: LTM Assignment 1_Obat Kosmetik_Sirly Eka

Pethidin kurang efektif dibandingkan Morphin dan dapat menyebabkan sinus tachycardia. Obat ini banyak dipakai pada infark inferior dengan sakit dada dan sinus bradycardia. Dosis 25-50 mg dapat diulang sesudah 2-4 jam dengan perlahan-lahan .

Pada sakit dada dengan lMA terutama infark anterior dengan sinus tachycardia dan tekanan darah sistolik di atas 100 - 100 mm Hg B-Blocker dapat dipakai. Dosis kecil B-Blocker mulai dengan 1/2 - 5 mg Inderal. IV. Dikatakan bahwa pemberian B-Blocker dalam 5 jam pertama bila tidak ada kontra indikasi dapat mengurangi luasnya infark (1,4,7,12) Nitrat baik sublingual maupun transdermal dapat dipakai bila sakit dada pada hari-hari pertama.

Nifedipin,C-antagonist yang sering dipakai bila diduga penyebabnya adalah spasme koroner, khusus angina sesudah hari ke-2 dan sebelum pulang. Istirahat, pemberian 02,diet kalori rendah dan mudah dicernakan dan pasang infus untuk siap gawat.

Pemberian anti koagulansia hanya pada penderita yang harus dimobilisasi agak lama seperti gagal jantung, syok dan infark anterior yang luas. Sekitar 60-70% dari infark tidak terdapat komplikasi dan dianjurkan penanganan sesudah 2-3 minggu untuk uji latih jantung beban (ULJB) yang dimodifikasikan.

Apabila normal untuk rehabilitasi biasa tetapi kalau abnormal agar diperiksa arteriogram koroner untuk mengetahui tepat keadaan pembuluh darah koronernya agar dapat ditentukan sikap yang optimal.

Bila ada komplikasi pada IMA dicoba untuk mengklasifikasi penderita ini dalam subset klinik dan hemodinamik (Forrester) untuk pengobatannya.

1.2. Regulasi Pemasaran Obat Baru di IndonesiaPada permasalahan kali ini, salah satu perusahaan farmasi tertarik untuk mengembangkan

obat ini dengan sediaan berbahan aktif gen. Obat ini tergolong kandidat obat baru, di mana pengertian dari obat baru sendiri adalah obat dengan zat aktif baru, zat tambahan baru, bentuk sediaan atau rute pemberian baru, atau kombinasi baru yang belum pernah disetujui di Indonesia.

Agar obat baru ini dapat beredar atau dipasarkan di wilayah Indonesia maka diwajibkan memiliki izin edar (bentuk persetujuan registrasi obat untuk dapat diedarkan di wilayah Indonesia). Untuk memperoleh izin edar, maka harus dilakukan registrasi obat yang diajukan kepada Kepala Badan (Kepala Badan yang bertanggung jawab di bidang Pengawasan Obat dan Makanan) oleh Pendaftar (industri farmasi yang telah mendapat izin industri farmasi sesuai ketentuan perundang – undangan).

Registrasi obat ini disebut dengan registrasi baru, registrasi obat yang belum mendapat izin edar di Indonesia. Registrasi baru ini masuk ke dalam kategori 1. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar obat tersebut memiliki izin edar, yaitu : Khasiat yang meyakinkan dan keamanan yang memadai dibuktikan melalui uji non – klinik

dan uji klinik atau bukti – bukti lain sesuai dengan status perkembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan.

Mutu yang memenuhi syarat yang dinilai dari proses produksi sesuai Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), spesifikasi dan metode analisis terhadap semua bahan yang digunakan serta produk jadi dengan bukti yang shahih.

Penandaan dan informasi produk berisi informasi lengkap, obyektif, dan tidak menyesatkan yang dapat menjamin penggunaan obat secara tepat, rasional, dan aman.

Sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat. Khusus untuk psikotropika baru harus memiliki keunggulan dibandingkan dengan obat yang

telah disetujui beredar di Indonesia, dan untuk kontrasepsi atau obat lain yang digunakan dalam program nasional dapat dipersyaratkan uji klinik di Indonesia.

1.2.1. Persyaratan RegistrasiAda beberapa langkah yang harus dicapai dalam persyaratan registrasi, yaitu :

1.2.1.1. Nama Obat Nama obat yang diregistrasi dapat menggunakan nama generik atau nama dagang. Nama generik sesuai Farmakope Indonesia atau sesuai International Non – proprietary

Names (INN) yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Nama dagang berupa nama yang diberikan nama yang diberikan oleh Pendaftar untuk

identitas obatnya.

Page 5: LTM Assignment 1_Obat Kosmetik_Sirly Eka

Pemberian nama dagang berdasarkan kajian mandiri (self assessment) dan menjadi tanggung jawab Pendaftar.

Kajian mandiri (self assessment) paling sedikit harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : nama dagang harus objektif dan tidak menyesatkan, satu nama dagang hanya dapat digunakan oleh satu industri farmasi pemilik izin edar untuk obat dengan zat aktif, indikasi, dan golongan yang sama, nama dagang yang berbeda dapat digunakan untuk obat yang diproduksi atas dasar lisensi atau obat yang didaftarkan berdasarkan bentuk perjanjian lainnya, nama dagang tidak boleh menggunakan seluruhnya atau potongan nama generik sesuai Farmakope Indonesia atau sesuai INN dari zat aktif yang tidak dikandung, dan nama dagang tidak boleh sama atau sangat mirip dalam hal bunyi atau penulisan dengan nama dagang obat yang tercantum dalam data nama obat jadi dengan zat aktif yang berbeda.

Nama dagang obat bebas dan obat bebas terbatas yang mengandung paling sedikit satu zat aktif yang sama dan atau kelas terapi yang sama dapat menggunakan nama dagang yang sama sebagai nama payung.

Apabila di kemudian hari, ada pihak lain yang lebih berhak atas anam obat yang tercantum dalam izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan, maka pendaftar bersedia mengganti nama obat.

1.2.1.2. Registrasi Registrasi obat dilakukan oleh Pendaftar dengan menyerahkan dokumen registrasi. Obat yang diregistrasi dapat berupa : obat produksi dalam negeri atau obat impor. Obat Produksi Dalam Negeri dapat berupa produksi sendiri, produksi berdasarkan lisensi,

dan produksi berdasarkan kontak. Obat Produksi Dalam Negeri dapat diedarkan di dalam negeri dan atau untuk keperluan

ekspor. Obat Impor dapat berupa obat impor berbentuk ruahan dan obat impor dalam bentuk

produk jadi. Obat Impor dapat diedarkan di dalam negeri dan atau untuk keperluan ekspor.1.2.1.3. Obat Impor

Obat Impor diutamakan untuk : 1.2.1.3.1. Obat program kesehatan masyarakat.

Obat program kesehatan masyarakat berdasarkan penetapan oleh program kesehatan.1.2.1.3.2. Obat penemuan baru.

Obat penemuan baru terdiri atas obat yang masih dalam perlindungan paten dan obat originator. Obat originator adalah obat yang pertama kali diberi izin edar di Indonesia berdasarkan data lengkap khasiat, keamanan, dan mutu dan obat inovasi baru.1.2.1.3.3. Obat yang dibutuhkan tapi tidak dapat diproduksi di dalam negeri.

Obat yang dibutuhkan tapi tidak dapat diproduksi di dalam negeri dapat berupa : Obat yang memerluka teknologidan fasilitas produksi khusu yang belum dimiliki industri

farmasi di Indonesia. Obat yang memerlukan teknologi dan fasilitas produksi khusu yang telah tersedia di

Indonesia, tetapi kapasitasnya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Obat yang secara ekonomis tidak memungkinkan diproduksi di dalam negeri karena kebutuhannya sedikit, termasuk tetapi tidak terbatas pada obat untukpenyakit langka (orphan drug) di Indonesia.

Obat yang diproduksi secara sentralistik di luar negeri oleh industri farmasi multinasional yang memiliki industri farmasi di Indonesia dengan menunjukkan perimabngan kegiatan ekspr dan impor.

1.2.1.4. Registrasi Obat ImporRegistrasi Obat Impor harus dilengkapi dengan justifikasi bahwa obat yang bersangkutan

tidak dapat diproduksi di Indonesia. Registrasi Obat Impor hanya dapat dilakukan oleh Pendaftar yang mendapat persetujuan

tertulis dari Industri farmasi di luar negeri. Industri farmasi di luar negeri wajib memiliki izin industri farmasi dan memenuhi

persyaratan CPOB yang dibuktikan dengan sertifikat CPOB yang masih berlaku atau dokumen lain yang setara dan data inspeksi terakhir dan perubahan terkait paling lama 2

Page 6: LTM Assignment 1_Obat Kosmetik_Sirly Eka

tahun yang dikeluarkan oleh otoritas pengawas obat setempat dan atau otoritas pengawas obat negara lain.

Pendaftar harus menyerahkan dokumen SMF terbaru jika industri farmasi di luar negeri belum mempunyai produk dengan jenis dan bentuk sediaan yang sama dengan yang disetujui beredar di Indonesia atau industri farmasi di luar negeri mempunyai produk yang beredar di Indonesia dnegan jenis dan bentuk sediaan yang sama, namun terjadi perubahan pada fasilitas produksi.

Dalam hal obat impor, jika tahapan pembuatannya dilakukan oleh lebih dari 1 industri farmasi di luar negeri, maka seluruh tahapan pembuatan dimaksud harus memenuhi persyaratan yang telah disebutkan di atas. Dikecualikan dnegan ketentuan untuk Registrasi Obat Impor dari fasilitas produksi yang sama dan bentuk sediaan yang sama dengan yang telah disetujui di Indonesia.

Jika hasil evaluasi dokumen SMF memerlukan pembuktian terhadap pemenuhan persyaratan CPOB, maka akan dilakukan pemeriksaan setempat.

Registrasi Obat Impor secara bertahap harus dilakukan alih teknologi untuk dpaat diproduksi di dalam negeri.

Alih teknologi tidak terbatas pada alih pengetahuan atau kemampuan di bidang : pengembangan produk, teknik dan metode atau proses produksi, dan pengawasan mutu.

Alih teknologi dapat diberikan kepada perwakilan industri farmasi luar negeri di Indonesia atau industri farmasi lain di Indonesia berdasarkan kesepakatan antara pemilik dan penerima teknologi.

1.2.2. Tata Laksana Registrasi Obat Registrasi obat dilakukan setelah tahap pra registrasi. Permohonan pra registrasi dan registrasi diajukan oleh Pendaftar secara tertulis kepada

Kepala Badan dilampiri dnegan dokumen pra registrasi atau dokumen registrasi. Dokumen registrasi disusun sesuai dengan Format ASEAN Common Technical Dossier. Permohonan diajukan dengan mengisi formulir. Terhadap permohonan pra registrasi dan registrasi dikenai biaya sebagai penerimaan

begara bukan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. Permohonan pra registrasi dan registrasi dapat diajukan secara elektronik.1.2.2.1. Dokumen Registrasi Dokumen registrasi terdiri atas : Bagian I (Dokumen Administratif, Informasi Produk, dan

Penandaan), Bagian II (Dokumen Mutu), Bagian III (Dokumen Non Klinik), dan Bagian IV (Bagian Klinik).

Dokumen pra registrasi dan registrasi harus menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.

Dokumen registrasi merupakan dokumen rahasia yang dipergunakan hanya untuk keperluan evaluasi oleh yang berwenang.

Dokumen Informasi Produk terdiri atas Ringkasan Karakteristik Produk dan Informasi Produk untuk Pasien.

Dokumen Penandaan meliputi etiket atau label, strip atau blister, ampul atau vial, catch cover atau amplop, dan bungkus luar.

Informasi Produk untuk pasien dan dokumen penandaan harus menggunakan bahasa Indonesia, angka Arab, dan huruf latin.

1.2.2.2. Tanggung Jawab Pendaftar Pendaftar bertanggung jawab atas kelengkapan dokumen yang diserahkan, kebenaran

dan keabsahan informasi yang tercantum dalam dokumen registrasi, dan perubahan data dan informasi produk yang sedang dalam proses registrasi atau sudah memiliki izin edar.

Tanggung jawab pendaftar harus dinyatakan secara tertulis dalam surat pernyataan. Setiap perubahan data dan atau informasi produk harus mendapat persetujuan Kepala

Badan.

1.2.3. Jalur Evaluasi Registrasi Baru1.2.3.1. Jalur 100 hari Diindikasikan untuk terapi penyakit serius yang mengancam nyawa manusia (life saving)

dan atau mudah menular kepada orang lain dan atau belum ada atau kurangnya pilihan terapi lain yang aman dan efektif.

Page 7: LTM Assignment 1_Obat Kosmetik_Sirly Eka

Berdasarkan justifikasi diindikasikan untuk penyakit serius dan langka (orphan drug). Ditujukan untuk program kesehatan masyarakat. Telah melalui proses obat pengembangan baru yang dikembangkan oleh Industri Farmasi

atau institusi riset di Indonesia dan seluruh tahapan uji kliniknya dilakukan di Indonesia.1.2.3.2. Jalur 150 hari telah disetujui di negara yang telah menerapkan sistem evaluasi terharmonisasi dan di

negara dengan sistem evaluasi yang telah dikenal baik. Telah disetujui paling sedikit di 3 negara dengan sistem evaluasi yang telah dikenal baik.1.2.3.3. Jalur 300 hari

Tidak termasuk dalam jalur evaluasi yang telah disebutkan di atas.

1.2.4. Registrasi Baru Diajukan oleh Pendaftar telah memenuhi ketentuan Dokumen Registrasi dan Jalur

Evaluasi. Permohonan registrasi baru diajukan dengan mengisi formulir. Pendaftar juga harus menyerahkan rencana manajemen resiko.

1.2.5. Masa Berlaku Izin Edar Izin edar obat berlaku paling lama 5 tahun selama memenuhi ketentuan yang berlaku. Obat yang telah habis masa berlaku izin edarnya dapat diperpanjang melalui mekanisme

Registrasi Ulang. Obat yang telah habis masa berlaku izin edarnya dan tidak diperpanjang dinyatakan

sebagai obat yang tidak memiliki izin edar. Sebelum masa izin edar berakhir, maka izin edar obat yang bersangkutan dinyatakan

dibatalkan.

1.2.6. Pelaksanaan Izin Edar Pendaftar wajib memproduksi atau mengimpor dan mengedarkan obat yang telah

mendapat izin edar selambat – lambatnya 1 tahun setelah persetujuan dikeluarkan. Pelaksanaan kewajiban memproduksi atau mengimpor, dan mengedarkan obat harus

dilaporkan dengan menyerahkan kemasan siap edar kepada Kepala Badan. Kemasan siap edar yang diserahkan berupa kemasan primer, kemasan sekunder, dan

Informasi Produk. Penyerahan kemasan dilakukan selambat – lambatnya 1 bulan sbeelum pelaksanaan

peredaran obat. Pemilik Izin Edar Obat wajib melakukan pemantaun khasita, keamanan dan mutu obat

selama obat diedarkan dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Badan. Pemantauan khasiat, keamanan, dan mutu obat selama obat diedarkan ditetapkan

tersendiri.

KesimpulanPenyakit Jantung koroner adalah penyakit jantung yang menyangkut gangguan dari

pembuluh darah koroner yang dalam mengenal dan menanganinya membutuhkan perhatian serta pengenalan dari faktor resiko yang ada pada penderita serta tindakan yang segera dapat diambil terhadap penderita tersebut dalam waktu yang singkat agar tidak terjadi komplikasi yang dapat membawa akibatyang tidak di inginkan. Dengan memperhatikan berbagai aspek yang berkaitan infark miokard dapat ditanggulangi sehingga terhindar dari komplikasi yang lebih buruk.

Salah satu alternatif untuk mengobati penyakit kelainan pembuluh darah jantung adalah dengan menggunakan sediaan obat berbahan aktif gen. Obat ini merupakan obat baru di mana untuk memasarkan obat ini di Indonesia dibuthkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Daftar PustakaBPOM. (2011). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan

Page 8: LTM Assignment 1_Obat Kosmetik_Sirly Eka

Djohan, T. B. A. (2004). Patofisiologi dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara