Upload
hadin-abdurrohman
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/15/2019 LTM P1 Neurohistologi
http://slidepdf.com/reader/full/ltm-p1-neurohistologi 1/9
Lembar Tugas Mandiri
Neurosains – Pemicu 1
Hadin Abdurrohman
1506732601
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Histologi Sistem Saraf Pusat
Manusia adalah salah satu bentuk kehidupan tingkat individu yang tersusun atas sistem
organ, organ, jaringan, dan sel. Struktur jaringan yang dibentuk oleh sel-sel sejenis
menyebabkan manusia dapat melakukan banyak hal untuk menunjang kelangsungan hidupnya
sehari-hari seperti makan, berjalan, berbicara, belajar, dan masih banyak lagi. Semua sistem
organ dalam tubuh manusia tentu harus saling berkomunikasi satu sama lain agar dapat
menciptakan respon yang sinergis.
Seluruh organ dalam tubuh manusia tersusun
atas empat jaringan dasar yang membentuk organ
tertentu. Salah satu dari keempat jaringan dasar
tersebut adalah jaringan saraf. Jaringan saraf adalah
jaringan yang paling peka terhadap rangsang.
Jaringan saraf disusun oleh dua jenis sel yaitu sel
saraf itu sendiri dan sel penyokong. Sel saraf biasa
disebut dengan neuron dan sedangkan sel penyokong
disebut dengan neuroglia. Jaringan saraf tersebar di
seluruh bagian tubuh manusia sehingga setiap sel
dalam tubuh manusia dapat melakukan komunikasisatu sama lain dengan melalui jaringan saraf.
Jaringan saraf pada mamalia adalah jaringan
saraf yang paling kompleks dalam tubuh
dibandingkan dengan jaringan lainnya.2
Pengelompokkan jaringan saraf dapat dibedakan
dengan melihat struktur secara anatomi dan fisiologi.
Secara anaotomi, struktur jaringan saraf dibagi menjadi susunan sistem saraf pusat yang terdiri
Gambar 1 Jaringan saraf pada manusia
8/15/2019 LTM P1 Neurohistologi
http://slidepdf.com/reader/full/ltm-p1-neurohistologi 2/9
dari otak dan sumsum tulang belakang dan susunan sistem saraf tepi yang terbagi menjadi 12
saraf kranial, 31 saraf spinal, dan sistem saraf otonom yang terbagi menjadi saraf simpatis dan
parasimpatis. Di samping itu, struktur jaringan saraf secara fisiologi dikelompokkan menjadi
saraf sensoris dan saraf motoris.
Sel saraf adalah sel yang memiliki tingkat diferensiasi paling tinggi sehingga sel saraf
tidak dapat membelah lagi. Jumlah sel saraf dalam tubuh manusia sangat banyak. Struktur sel
saraf secara histologi memiliki badan sel yang disebut perikarion dan taju saraf atau prosesus
saraf. Taju saraf dapat berupa akson atau dendrit. Badan sel saraf memiliki panjang sekitar 4-
135 mm dengan bentuk pyramid, lonjong, atau bulat. Pada perikarion dapat terlihat inti sel
yang berbentuk seperti mata burung hantu dan sitoplasma dengan berbagai organel yang ada
di dalamnya seperti sitoskeleton, badan golgi, mitokondria, reticulum endoplasma kasar,
sentriol, dan badan inklusi. Struktur reticulum endoplasma kasar pada perikarion memiliki
keunikan. Struktur ini menyerupai motif pada bulu macan tutul sehingga sering disebut dengan
subtantia tigroid (dari kata “tiger”) atau biasa disebut dengan badan Nissl. Pada perikarion,
mitokondria akan terlihat sangat banyak. Hal ini disebabkan karena badan sel saraf memiliki
tingkat metabolisme yang tinggi. Sentriol pada perikarion menghilang sesaat setelah lahir yang
menyebabkan sel saraf tidak bisa membelah lagi. Badan inklusi adalah struktur pada sel saraf
yang memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan zat-zat tertentu. Badan inklusi pada
perikarion terdapat dua macam yaitu vesikel dan granula yang berisi hormon, lipid, pigmen,
atau glikogen.3
Selain perikarion atau badan sel saraf, struktur sel saraf juga ada yang berupa juluran
saraf yaitu akson dan dendrit. Dendrit pada sel saraf jumlahnya lebih dari satu dengan ciri tebal
pada bagian pangkal dan menipis pada bagian distal. Pada permukaan dendrit dapat ditemukan
duri atau tonjolan yang biasa disebut dengan gemullae yang berfungsi membentuk sinaps. Pada
dendrit, struktur yang dapat ditemukan adalah badan nissl, ribosom, mitokondria,
neurofilamen, dan mikrotubulus. Dendrit memiliki fungsi untuk menerima rangsang atau
impuls saraf yang berasal dari akson kemudian meneruskan impuls tersebut ke badan sel atau
perikarion. Juluran saraf yang lain adalah akson. Jumlah akson pada sel saraf hanya satu.
Bagian pangkal akson biasa disebut dengan akson hillock. Pada akson, struktur yang dapat
ditemukan adalah mitokondria, neurofilamen, dan mikrotubulus. Pada sitoplasma akson,
organel-organel yang memiliki fungsi untuk sintesis protein tidak dapat ditemukan seperti
struktur badan nissl, ribosom, dan badan golgi. Sebagian besar juluran akson diselubungi oleh
suatu lapisan yang dapat mempercepat perambatan impuls saraf. Lapisan ini disebut dengan
lapisan myelin. Pada ujung akson terdapat bagian yang tampak menggelembung disebut
8/15/2019 LTM P1 Neurohistologi
http://slidepdf.com/reader/full/ltm-p1-neurohistologi 3/9
terminal boton tempat impuls dilanjutkan ke sel saraf lain, sel otot, atau kelenjar. Fungsi dari
akson adalah membawa impuls yang berasal dari perikarion.4
Gambar 2 Struktur sel saraf secara umum4
Neuron dibagi menjadi beberapa jenis dilihat dari jumlah juluran saraf. Neuron
anaksonik adalah neuron yang tidak memiliki akson satu pun. Neuron anaksonik banyak
ditemukan di otak dan organ indra spesial namun sampai saat ini belum ditemukan secara jelasapa fungsi dari neuron jenis ini.1,4 Neuron unipolar adalah neuron yang hanya memiliki satu
juluran saraf dengan percabangan membentuk dendrit dan akson di ujung juluran saraf. Neuron
pada masa embrionik merupakan contoh dari neuron unipolar. Neuron bipolar adalah neuron
yang memiliki dua juluran saraf dengan masing-masing juluran saraf adalah akson dan dendrit
yang terpisah. Contoh dari neuron bipolar adalah ganglion koklear, ganglion vestibular, dan
neuron olfaktorius. Neuron multipolar adalah neuron dengan banyak juluran saraf dengan satu
akson dan sisanya adalah dendrit. Neuron jenis ini yang paling umum untuk menggambarkan
sel saraf. Neuron multipolar dapat ditemukan di sel pyramid pada korteks serebri, sel purkinje
di otak kecil, dan neuron motoris kornu anterior medulla spinalis.3
8/15/2019 LTM P1 Neurohistologi
http://slidepdf.com/reader/full/ltm-p1-neurohistologi 4/9
Gambar 3 Jenis-jenis neuron berdasarkan jumlah juluran saraf 4
Selain pengelompokkan jenis neuron berdasarkan jumlah juluran saraf, neuron juga
dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dendrit, hubungan dengan neuron lain, panjang
akson, dan neurotransmitter. Berdasarkan bentuk dendrit, neuron dibagi menjadi sel stellate
(berbentuk bintang) dan sel pyramid (berbentuk pyramid). Selain itu, neuron juga dapat
dikelompokan menjadi spinosa dan aspinosa dilihat dari keberadaan tonjolan/gemullae pada
dendritnya. Berdasarkan hubungan dengan neuron lain, neuron yang memiliki juluran saraf
pada permukaan sensoris seperti pada kulit dan retina mata disebut dengan neuron sensoris
primer sedangkan neuron yang memiliki akson yang membentuk sinaps dengan sel otot dan
menghasilkan gerakan disebut dengan neuron motoris. Di samping itu, kebanyakan neuron
dalam tubuh manusia membentuk koneksi dengan neuron lainnya dan neuron yang seperti ini
disebut dengan interneuron. Berdasarkan panjang akson, ada neuron golgi tipe I atau neuron
proyeksi yang memiliki akson yag memanjang dari otak ke bagian yang lain. Sebaliknya, ada
neuron golgi tipe II atau neuron sirkuit lokal yang memiliki akson pendek dan tidak dapat
menjulur melewati badan sel sekitar.3
Selain neuron, terdapat juga sel neuroglia yang menyokong sel saraf yntuk menjalankan
fungsinya pada sistem saraf. Neuroglia menyusun 70-80% jaringan saraf yang terdapat pada
sistem saraf pusat. Sel neuroglia memiliki morfologi sel kecil dengan diameter inti sekitar 3-
10 µm. Sel neuroglia terdiri dari astrosit, oligodendrosit, ependim, schwann, satelit, dan
mikroglia. Sel neuroglia yang terdapat pada sistem saraf pusat adalah sel ependim, astrosit,
oligodendrosit, dan mikroglia.4 Sesuai dengan namanya, astrosit adalah neuroglia yang
8/15/2019 LTM P1 Neurohistologi
http://slidepdf.com/reader/full/ltm-p1-neurohistologi 5/9
bentuknya menyerupai bintang. Sel ini berasal dari ectoderm dengan gambaran histologi berinti
bulat, lonjong, besar, dan memiliki percabangan sitoplasma yang banyak. Astrosit dibagi
menjadi dua jenis yaitu astrosit protoplasmic dan astrosit fibrosa. Astrosit adalah salah satu
komponen yang terlibat dalam pembentukan sawar darah otak atau blood brain barrier .
Astrosit banyak ditemukan pada subtantia alba dan subtantia grisea. Fungsi astrosit adalah
menyerap surplus ion kalsium yang lepas dari sel saraf selama konduksi impuls saraf, memiliki
peran dalam pembentukan jaringan parut pada sistem saraf pusat, dan memiliki peran dalam
transportasi zat hasil metabolisme sistem saraf. Neuroglia yang selanjutnya adalah
oligodendrosit. Dari namanya, oligodendrosit adalah neuroglia dengan gambaran histologi
memiliki cabang sitoplasma (dendrit) lebih sedikit dan pendek. Ukuran oligodendrosit lebih
kecil dari astrosit dan pada neuroglia ini dapat ditemukan ribosom, kompleks golgi,
mikrotubulus, dan neurofilamen. Oligodendrosit dapat ditemukan di subtansia alba dan grisea
dengan fungsi sebagai penyokong neuron dan membentuk selubung myelin di sistem saraf
pusat. Sel neuroglia yang lain adalah sel ependim. Sel ependim melapisi ventrikel otak dan
kanalis sentralis medulla spinalis dan membentuk epitel pleksus khoroideus.4 Sel ependim
memiliki struktur histologis sel silindris pipih atau kuboid dengan permukannya terdapat silia
dan mikrovili. Neuroglia yang terakhir pada sistem saraf pusat adalah mikroglia. Mikroglia
berfungsi sebagai fagosit pada sistem saraf untuk menghilangkan debris yang tertinggal oleh
neuron atau glia yang telah mati atau berdegenerasi.3
8/15/2019 LTM P1 Neurohistologi
http://slidepdf.com/reader/full/ltm-p1-neurohistologi 6/9
"#$%#& ' ()*&* #+#,- ./*012342&1,*+5 (6#4#4 #+#,- #,+&1,*+5 (6*&* %#7#8- ,3/ 39342*$5 (6#4#4 %#7#8- $*6&10/*#'
Impuls yang dihantarkan dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain atau reseptor perifer
berpindah melalui sebuah tempat transmisi yang disebut dengan sinaps. Sinaps dapat berupasinaps kimiawi yaitu sinaps yang impulsnya dihantarkan melalui senyawa kimia
(neurotransmitter). Sinaps ini adalah tempat transmisi yang paling umum ditemukan pada
sistem saraf dan menghantarkan impuls dari neuron ke otot. Sinaps yang lain adalah sinaps
listrik yaitu sinaps yang impuls sarafnya dihantarkan melalui ion-ion yang bergerak bebas
melalui celah taut rekah atau neksus. Sinaps listrik ini jarang ditemukan pada sistem saraf pusat
mamalia. Sinaps listrik yang ditemukan pada manusia ditemukan di batang otak, retina, dan
korteks serebri. Jenis sinaps dilihat dari hubungan bagian sel saraf adalah sinaps akso-dendritik,
akso-somatik, akso-aksonik, dendro-dendritik, dan akson-serat otot.3
8/15/2019 LTM P1 Neurohistologi
http://slidepdf.com/reader/full/ltm-p1-neurohistologi 7/9
Gambar 5 Struktur sinaps secara umum4
Sistem saraf pusat terdiri dari medulla spinalis dan otak. Otak dibagi lagi menjadi
serebrum yang terdiri dari hemisfer kiri dan kanan dan serebelum. Medulla spinalis disusun
oleh subtansia alba yang di dalamnya terdapat funikulus/kumpulan serat-serat saraf dan
funikulus tersebut dibagi lagi menjadi beberapa kelompok kecil/fasikulus/traktus. Selain itu,
medulla spinalis juga disusun oleh subtansia grisea yang di dalamnya terdapat perikarion,
neuroglia, dan pembuluh darah. Pada subtansia grisea medulla spinalis, terdapat kornu anterior,
posterior, dan lateralis yang masing-masing bagian tersebut memiliki komponen penyusun
yang berbeda. Serebrum otak terdiri dari hemisfer kiri dan kanan yang keduanya memiliki
struktur histologis yang sama yaitu pada bagian korteks mengandung subtansia grisea yang
didalamnya terdapat banyak perikarion, pada bagian medulla mengandung subtansia alba yang
di dalamnya terdapat banyak akson bermielin, dan bagian terdalam serebrum biasa disebut
nucleus terdapat banyak perikarion. Korteks serebri mengandung neuron, neuroglia, serat saraf
dan pembuluh darah dan terdiri dari enam lapisan. Lapisan pertama disebut dengan lapisan
molecular (plexiform) yang terdiri dari dendrit sel piramit dan sel fusiform, akson sel stelata
dan sel-sel horizontal cajal. Lapisan yang kedua adalah lapisan granular luar yang di dalamnya
terdapat sel pyramid kecil dan sel stellate. Lapisan ketiga adalah lapisan pyramid luar yang
mengandung sel-sel pyramid besar. Lapisan keempat adalah lapisan granular dalam yang
terdiri dari sel stellate dan sel pyramid. Lapisan kelma dalah lapisan pyramidal dalam atau
lapisan ganglionic yang terdapat sel pyramid ukuran sedang dan sangat besar, sel stellate, dan
sel martinotti. Lapisan terakhir adalah lapisan multiform atau lapisan yang mengandung sel-
8/15/2019 LTM P1 Neurohistologi
http://slidepdf.com/reader/full/ltm-p1-neurohistologi 8/9
sel polimorfik. Pada serebelum juga terdapat dua bagian yaitu korteks dan medulla. Korteks
serebelum terdiri dari tiga lapisan yang terdiri dari lapisan molecular, lapisan
purkinje/ganglion, dan lapisan granular. Medulla serebelum mengandung serat-serat saraf,
serat jaringan ikat, neuroglia, dan fibrosit.2
Gambar 6 Lapisan pada korteks serebri2
Gambar 7 Potongan transversal serebelum2
8/15/2019 LTM P1 Neurohistologi
http://slidepdf.com/reader/full/ltm-p1-neurohistologi 9/9
DAFTAR ACUAN
1. Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th
ed. NY: McGraw Hill
Medical; 2013.2.
Eroschenko VP. Difiore’s atlas of histology with functional correlations. 12th ed.
Philadephia: Wolters Kluwer; 2013.
3. Bear MF, Connors BW, Paradiso MA. Neuroscience exploring the brain. 3rd
ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
4. Martini FH, Nath JL, Batholomew EF. Fundamentals of anatomy & physiology. 10th
edition. Bosoton: Pearson; 2015.