29
YUNITA HAPSARI BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FK UNIVERSITAS MATARAM LUKA BAKAR

Luka Bakar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

luka bakar power point

Citation preview

Page 1: Luka Bakar

YUNITA HAPSARI

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMINFK UNIVERSITAS MATARAM

LUKA BAKAR

Page 2: Luka Bakar

DEFINISI

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.

Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut.

Page 3: Luka Bakar

ETIOLOGI

Paparan api Flame Benda panas

(kontak)Scalds (air

panas)Uap panasGas panas

Aliran listrikZat kimiaRadiasi Sunburn

Page 4: Luka Bakar

KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Derajat IKerusakan

terbatas pada bagian epidermis

Kulit kering, eritema

NyeriTidak ada bula

Page 5: Luka Bakar

Derajat II Meliputi epidermis

dan sebagian dermis

Terdapat proses eksudasi

Ada bula Dasar luka

berwarna merah/pucat

Nyeri

Page 6: Luka Bakar

Derajat III Kerusakan meliputi

seluruh dermis dan lapisan yg lebih dalam

Tidak ada bula Kulit berwarna abu-

abu dan pucat Kering Terdapat eskar Tidak nyeri

Page 7: Luka Bakar

LUAS LUKA BAKAR

Beberapa metode untuk menentukan luas luka bakar:

Estimasi menggunakan luas permukaan palmar pasien. Luas telapak tangan = 1% luas permukaan tubuh.

Page 8: Luka Bakar

• Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa– Luas kepala dan leher,

dada, punggung, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9%.

– Daerah genitalia = 1%.

Page 9: Luka Bakar

Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Rumus 10 untuk bayi Rumus 10-15-20 untuk

anak.

Page 10: Luka Bakar

PEMBAGIAN LUKA BAKAR

• Luka bakar berat (major burn)– Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10

tahun atau di atas usia 50 tahun– Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain

disebutkan pada butir pertama– Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan

perineum– Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)

tanpa memperhitungkan luas luka bakar– Luka bakar listrik tegangan tinggi– Disertai trauma lainnya– Pasien-pasien dengan resiko tinggi

Page 11: Luka Bakar

• Luka bakar sedang (moderate burn)– Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa,

dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %– Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia <

10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %

– Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

Page 12: Luka Bakar

• Luka bakar ringan– Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa– Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia

lanjut– Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak

mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

Page 13: Luka Bakar

PATOFISIOLOGI

• PD yg terpajan suhu tinggi rusak& permeabilitas↑ sel darah rusak anemia

• Permeabilitas↑ edema bula yang mengandung banyak elektrolit volume cairan intravaskuler ↓

• Kerusakan kulit akibat luka bakar cairan ↓ akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat II, dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat III.

Page 14: Luka Bakar

Kontak dengan

agen kausal

Edema mukosa

orofaring & laring s/d membran

alveoli

Obstruksi lumen

(lebih sering dijumpai,

terjadi pada hari ke-2 s/d

4 pasca cedera)

Terbentuk fibrin dan

atau partikel karbon

bereaksi dengan sekret

membentuk cast (mucus

plug)

Disrupsi, silia

mukosa nekrosis

kemudian lepas

(sloughing mucosa)

Inflamasi mukosa,

hipersekresi

Obstruksi (jarang

dijumpai, terjadi 8

jam pasca cedera)

+

Gejala berupa suara

serak/stridor, sulit

bernafas, gelisah

(hipoksik)

Page 15: Luka Bakar
Page 16: Luka Bakar

Cedera Panas

Kehilangan Epitel Hipermetabolism

Imunosupresi

Sepsis

Malnutrisi

Kehilangan protein

MODSKematian

Transl. Bakteri

Paru Ginjal Usus

Syok

Edema

Insuf.Paru

ARF Ileus

ARDS ATN

Infeksi Luka

Page 17: Luka Bakar

FASE LUKA BAKAR

• Fase awal, fase akut, fase syok– Gangguan pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada

atau trauma multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia.

• Fase setelah syok berakhir, fase sub akut– Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-

system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.  

• Fase lanjut– Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya

maturasi jaringan. Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain

Page 18: Luka Bakar

Pembagian zona kerusakan jaringan

Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah yang lsg mgalami kerusakan)

Zona statis Daerah yang berada disekitar zona koagulasi Kerusakan endotel p. darah, trombosit, leukosit

gangguan perfusi (no flow phenomena) --> perubahan permeabilitas kapiler dan respon inflamasi lokal

12-24 jam pasca cedera Zona hiperemi

Daerah diluar zona statis Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Page 19: Luka Bakar

Epidermis

Dermis

Jaringan Sub-Kutis

Zona Koagulasi

Zona Statis

Zona Hiperemi

Page 20: Luka Bakar

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah rutin dan kimia darahUrinalisisPemeriksaan keseimbangan elektrolitAnalisis gas darahRadiologi – jika ada indikasi ARDSPemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk

menegakkan diagnosis SIRS dan MODS

Page 21: Luka Bakar

TATALAKSANA RESUSITASI

• Tatalaksana resusitasi jalan nafas:– Intubasi– Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan

morbiditas lebih besar dibanding intubasi)– Pemberian oksigen 100%– Perawatan jalan nafas– Penghisapan sekret (secara berkala)– Pemberian terapi inhalasi– Bilasan bronkoalveolar– Perawatan rehabilitatif untuk respirasi– Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki

kompliansi paru

Page 22: Luka Bakar

Tatalaksana resusitasi cairan

• Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti.

• Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini:

Cara EvansLuas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jamLuas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam2.000 cc glukosa 5% per 24 jam

Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Page 23: Luka Bakar

Cara BaxterLuas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL

Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Page 24: Luka Bakar

Terapi pembedahan pada luka bakar

• Eksisi dini tindakan pembuangan jaringan nekrosis dan debris (debridement) yang dilakukan dalam waktu < 7 hari pasca cedera termis. Untuk mengatasi kasus luka bakar derajat II dalam dan derajat III. Tindakan ini diikuti tindakan hemostasis dan juga “skin grafting” (dianjurkan “split thickness skin grafting”).

• Eksisi dini terdiri dari eksisi tangensial dan eksisi fasial

Page 25: Luka Bakar

Skin grafting

• Tujuan dari metode ini:– Menghentikan evaporate heat loss– Mengupayakan agar proses penyembuhan terjadi

sesuai dengan waktu– Melindungi jaringan yang terbuka

• Teknik mendapatkan kulit pasien secara autograft dapat dilakukan secara split thickness skin graft atau full thickness skin graft

Page 26: Luka Bakar

• Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor, kulit donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat lubang – lubang pada kulit donor (seperti jaring-jaring dengan perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 : 6) dengan mesin. mess grafting.

• Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka yang akan dilakukan grafting, usia pasien, keparahan luka dan telah dilakukannya pengambilan kulit donor sebelumnya.

• Pengambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan mesin ‘dermatome’ ataupun dengan manual dengan pisau Humbly atau Goulian.

Page 27: Luka Bakar

• Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyatuan kulit donor dengan jaringan yang mau dilakukan grafting adalah:– Kulit donor setipis mungkin– Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed

(jaringan yang dilakukan grafting), hal ini dapat dilakukan dengan cara :• Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik

(balut tekan)• Drainase yang baik• Gunakan kasa adsorben

Page 28: Luka Bakar

PROGNOSIS

• Prognosis dan penanganan luka bakar tergantung:– Dalam dan luasnya permukaan luka bakar– Penanganan sejak awal hingga penyembuhan– Letak daerah yang terbakar– Usia dan keadaan kesehatan penderita – Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien.

Penyulit yang timbul pada luka bakar: gagal ginjal akut, edema paru, SIRS, infeksi dan sepsis, serta parut hipertrofik dan kontraktur.

Page 29: Luka Bakar

TERIMAKASIH