19
TUGAS MANDIRI DOSEN PENGAJAR PSIKOLOGI UMUM DRS. SYAIFUL BAHRI JAMARAH SQ (SPIRITUAL QUOTIENT) OLEH: M. ATHO’ILLAH NIM. 0701248218

m. Atho'Illah - Makalah Sq

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: m. Atho'Illah - Makalah Sq

TUGAS MANDIRI DOSEN PENGAJARPSIKOLOGI UMUM DRS. SYAIFUL BAHRI JAMARAH

SQ(SPIRITUAL QUOTIENT)

OLEH:M. ATHO’ILLAHNIM. 0701248218

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARIFAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRISBANJARMASIN

Page 2: m. Atho'Illah - Makalah Sq

2008

1

Page 3: m. Atho'Illah - Makalah Sq

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

KATA PENGANTAR 2

BAB

I. PENDAHULUAN 3

II. PENGERTIAN SQ 4

III. FUNGSI SQ 6

IV. SQ DAN AGAMA 8

V. CARA MENINGKATKAN SQ 10

VI. KESIMPULAN 12

VII. PENUTUP 13

DAFTAR REFERENSI 14

2

Page 4: m. Atho'Illah - Makalah Sq

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang telah memberikan rahmatNya

kepada kita semua sehingga kita bisa merasakan nikmatnya menjadi seorang yang

Islam.

Shalawat dan salam tidak lupa kita haturkan ke hadirat junjungan kita nabi

besar Muhammad SAW, yang telah membawakan ajaran islam melalui media

malaikat Jibril. Beliaulah Seorang yang cerdas secara IQ, EQ dan SQ.

Amma ba’du.

Guna memenuhi persyaratan tugas mandiri mata kuliah Psikologi Umum yang

diasuh oleh Bapak Dosen DRS. Syaiful Bahri Jamarah, saya merangkum bahan-bahan

dan literatur-literatur dalam membuat makalah yang berjudul Spiritual Quotient atau

yang sering disebut SQ.

Saya berharap nantinya makalah ini bisa berguna dan bermanfaat bagi saya

khususnya, dan yang lainnya pada umumnya. Dan saya hanya bisa mengucapkan

kepada semua yang membaca makalah ini, Selamat membaca.

3

Page 5: m. Atho'Illah - Makalah Sq

BAB I

PENDAHULUAN

Pada permulaan abad 20, IQ (Intelligence Quotient) pernah dianggap untuk

menentukan kecerdasan seseorang dalam menentukan kesuksesan. Berbagai macam

tes untuk menguji kecerdasan IQ timbul pada saat itu. Apabila IQ seseoarng itu tinngi,

maka seseorng tersebut tekah memiliki kepintaran yang mumpuni.

Namun, pada pertengahan 1990 an, muncullah EQ (Emotional Quotient) yang

dipopulerkan Oleh Daniel Goleman. Karena setelah diteliti, EQ juga sama pentingnya

dengan IQ. Bahkan EQ adalah sebagai kecerdasan pelengkap dari IQ.

Pada saat memasuki akhir abad 20, ternyata timbullah ‘Q’ jenis ketiga dan terbaru.

Yaitu SQ (Spiritual Quotient), yamg dianggap sebagai pelengkap dari IQ dan EQ

tersebut.

Dan saat ini, di Negara kita Indonesia, populerlah sebuah nama ESQ yang

dikreasiakan oleh Ary Ginanjar Agustian, dengan menggunakan teori yang

menghubungkan ketiga kecerdasan tersebut pada rukun iman, rukaun islam dan ihsan.

Untuk lebih jelasnya, silakan anda membaca SQ Danah Zohar dan Ian Marshall

pada bab Mengenalkan SQ, ESQ 165 Ary Ginanjar Agustian pada bab Prolog dan

ESQ Dalam Perspektif Tasawuf Al-Ghazali karya H. Mubin pada bab Pengantar

Penjelajahan.

Saya di dalam makalah ini, hanya menjelaskan tentang SQ dengan sedikit

pengetahuan yang saya sebenarnya tidak layak untuk dibilang pengetahuan. Namun,

saya berusaha untuk mengumpulkan bahan dan literature, guna sebagai usaha dalam

menyelesaikan makalah ini.

4

Page 6: m. Atho'Illah - Makalah Sq

BAB II

PENGERTIAN SQ

Spiritual quotient (SQ), kalau ditinjau artinya dari bahasa inggris, yang saya ambil

dari kamus inggris-indonesia John M. Echols dan Hassan Shadily, berarti:

- Spiritual: -ks. 1 bathin, rohani. 2 keagamaan.1

- Quotient: kb. Hasil bagi.2

Menurut Salah Satu artikel yang saya baca pada situs wikipedia, Spiritual

Quotient (SQ) is described as a measure that looks at a person's spiritual intelligence

in the same way as intelligence quotient (IQ) looks at cognitive intelligence.3 Dari

keterangan tersebut, bisa diartikan bahwa, SQ adalah gambaran sebuah ukuran yang

terlihat pada kecerdasan bathin seseorang pada hal yang sama sebagaimana

kecerdasan otak yang terlihat pada kecerdasan sadar.

Sedangkan Spiritual Quotient (SQ) yang dimaksud oleh Danah Zohar dan Ian

Marshall ialah: kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan

nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks

makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan

hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.4

1 John M. Echols and Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictionary, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1976, h. 546.

2 Ibid., h. 462.

3 http://en.wikipedia.org/wiki/Spiritual_quotient yang direkam pada 17 Mei 2008 12:18:15 GMT.

4 Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan, Penerbit Mizan, Bandung, 2001, h. 4.

Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Spiritual ESQ: Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, Penerbit Arga, Jakarta, 2001, h. 46.

5

Page 7: m. Atho'Illah - Makalah Sq

Menurut Imam Ghazali, SQ adalah kecerdasan mengembangkan fungsi rohaniah

yang integrative untuk memperoleh kebermaknaan hidup dan kebahagiaan hidup yang

hakiki di atas tuntunan agama.5

5 H. Mubin, ESQ Dalam Perspektif Tasawuf Al-Ghazali, Penerbit Antasari Press, Banjarmasin, 2005, h. 124.

6

Page 8: m. Atho'Illah - Makalah Sq

BAB III

FUNGSI SQ

Pada bagian ini, saya mencoba mengumpulkan dan merangkumkan fungsi SQ. SQ

adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.

Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita. Itu menurut Danah Zohar dan Ian

Marshall.6

Sedangkan menurut Ary Ginanjar Agustian, di dalam ESQ, SQ adalah

kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan

kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komprehensif.7

Dan juga, kita perlu SQ sebagai inspirasi dan pendorong untuk menemukan

sumber kebahagiaan sejati. SQ bukan hanya diperlukan untuk mengenali nilai-nilai

yang telah ada dalam diri. SQ juga diperlukan untuk memaknai setiap aktivitas yang

kita lakukan.8

Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali, tujuan akhir dari SQ adalah kebahagiaan

hidup di dunia (dekat dengan Tuhan) dan kebahagiaan hidup yang kekal di akhirat.9

SQ adalah kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan yang dapat membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh.10

6 Danah Zohar dan Ian Marshall, loc. Cit.

7 Ary Ginanjar Agustian, op. cit., h. 47.

8 Ary Ginanjar Agustian dan Ridwan Mukri, ESQ For Teens, Penerbit PT. Arga Publishing, Jakarta, 2007, h. 42.

9 H. Mubin, op. cit., h. 136.

10 Danah Zohar dan Ian Marshall, h. 8

7

Page 9: m. Atho'Illah - Makalah Sq

Kalau saya baca buku ESQ For Teens, yang saya pahami adalah dalam buku

tersebut, penulis telah menyimpulkan bahwa SQ menjawab pertanyaan paling

mendasar ‘siapa saya?’, ‘di mana saya’ dan ‘mau kemana saya menuju?’11

Itulah pencarian makna dan nilai hidup. Untuk menelusuri kebenaran hakikat

hidup ini, SQ lah yang dianggap sebagai alat yang tepat membantu aktivitas tersebut.

11 Ary Ginanjar Agustian dan Ridwan Mukri, op. cit., h. 46.

8

Page 10: m. Atho'Illah - Makalah Sq

BAB IV

SQ DAN AGAMA

Saya kutip lagi, dari Danah Zohar dan Ian Marshall, tentang relasi antara SQ

dengan agama/keagamaan, bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama. Bagi

sebagian orang, SQ mungkin menemukan cara pengungkapan melalui agama formal,

tetapi beragama tidak menjamin SQ tinggi. Banyak orang humanis dan ateis memiliki

SQ sangat tinggi; sebaliknya, banyak orang yang aktif beragama memiliki SQ

rendah.12

Dan juga, menurut mereka SQ membuat agama menjadi mungkin (bahkan

mungkin perlu), tetapi SQ tidak bergantung pada agama.13

Sedangkan Al-Ghazali, selalu menghubungkan antara SQ dengan keagamaan.

Kalau kita baca buku ESQ Dalam Perspektif Tasawuf Al-Ghazali yang ditulis oleh H.

Mubin, di sana terlihat bahwa Imam Al-Ghazali selalu memakai dasar Al-Qur’an dan

As-sunnah dalam menteorikan SQ. Begitu juga dalam memakai istilah-istilah

kejiwaan, seperti kata taubah, syukur, dan lainnya.14

Begitu juga setelah saya membaca buku yang ditulis oleh Ary Ginanjar Agustian

tentang ESQ, jelas-jelas sudah bahwa beliau menghubungkan ketiga kecerdasan

tersebut melalui pengaplikasiannya dengan menggunakan rukun iman dan islam. Hal

ini menerangkan bahwa tidak menutup kemungkinan SQ dan keagamaan saling

berhubungan. Bahkan kalau dihubungkan dengan agama islam, agama yang dibawa

oleh seoarang yang ummiy, yaitu Nabi Muhammad SAW yang bergelar

Al-Amin/jujur, maka akan lebih baguslah hasil aplikasi ESQ tersebut.

12 Danah Zohar dan Ian Marshall, op. cit., h. 8.

13 Ibid., h. 9.

14 H. Mubin, op. cit., h. 136

9

Page 11: m. Atho'Illah - Makalah Sq

BAB V

CARA MENINGKATKAN SQ

Secara umum, kita dapat meningkatkan SQ kita dengan meningkatkan

penggunaan proses tresier psikologis-yaitu kecendrungan kita untuk bertanya

mengapa, untuk mencari keterkaitan antara segala sesuatu, untuk membawa ke

permukaan asumsi-asumsi mengenai makna di balik atau di dalam sesuatu, menjadi

lebih suka merenung, sedikit menjangkau di luar diri kita, bertanggung jawab, lebih

sadar diri, lebih jujur terhadap diri sendiri, dan lebih pemberani.15

Sedangkan upaya peningkatan SQ dalam perspektif Al-Ghazali, dikenal metode

tahaqquq( pengisian atau realisasi) dan takhalluq (perubahan perilaku) yang dalam

istilah lain disebut psiko-spiritual. Tahaqquq dan takhalluq sebenarnya tidak dapat

dipisahkan dengan tathahhur, keduanya belum bisa dilakukan bila tathahhur belum

dilakukan. Jadi, tahaqquq dan takhalluq merupakan lanjutan dari tathahhur.16

Kalau menurut Danah Zohar, ada istilah mendapatkan kecerdasan spiritual, dalam

istilah yang dipakai al-Ghazali adalah menjadikan hati bersinar.

Ada 10 macam cara agar hati bersinar menurut al-Ghazali, yang diistilahkan oleh

danah Zohar dengan kecerdasan spiritual. Yaitu:

1 Tobat

2 sabar dan syukur

3 harapan dan rasa takut

4 kemiskinan dan zuhud

5 tauhid dan tawakkal

6 kecintaan, kerinduan, sayang dan kerelaan

15 Danah Zohar dan Ian Marshall, op. cit., h. 14.

16 H. Mubin, op. cit., h. 137.

10

Page 12: m. Atho'Illah - Makalah Sq

7 niat, keikhlasan dan jujur

8 pengawasan diri dan pemeriksaannya

9 berfikir mendalam

10 mengingat kematian serta kehidupan setelah mati.17

Sedangkan dari literatur lain yang pernah saya baca, tentang meningkatkan SQ,

yaitu buku Meledakkan IESQ Dengan Langkah Takwa dan Tawakkal, karya Mas

Udik Abdullah, terlihat di sana cara meningkatkan SQ dengan langkah taqwa dan

tawakkal. Jadi, ada beberapa hal menurut beliau yang insya Allah bermanfaat untuk

memperbesar rasa taqwa dan menyempurnakan rasa tawakal serta memurnikan

pengabdian pada-Nya. Yaitu:

1 meluruskan niat

2 berdoa sebelum melangkah

3 menjaga keimanan dan kebersihan hati

4 banyak tafakkur

5 menyandarkan pilihan pada pilihan Allah.18

Dilihat dari metode yang diteorikan oleh Mas Udik Abdullah dan Al-Ghazali, ada

beberapa/sedikit kesamaan. Karena, menurut persepsi yang saya tanggap dari hal

tersebut, mereka memadukan SQ dengan agama. (baca : Meledakkan IESQ Dengan

Langkah Takwa dan Tawakkal karya Mas Udik Abdullah pada bab Menguatkan

Sandaran Vertikal Untuk Membangkitkan Kecerdasan Spiritual.)

17 Ibid., loc. Cit.

18 Mas Udik Abdullah, Meledakkan IESQ Dengan Langkah Takwa dan Tawakkal, Penerbit Zikrul Hakim, Jakarta, 2005, h. 182-220.

11

Page 13: m. Atho'Illah - Makalah Sq

BAB VI

KESIMPULAN

Dari pemahaman yang saya temukan setelah membaca literatut-literatur tentang

SQ, saya menyimpulkan bahwa SQ adalah suatu alat kecerdasan yang ada pada

manusia guna mencari makna dan memahami segala sesuatu di dalam hidup. Kalau

kita hanya memakai IQ dan EQ saja, belum tentu kita bisa mendapatkan kebahagiaan

dan ketenangan hidup.

IQ, EQ dan SQ harus seimbang. Tidak boleh ada ketimpangan kalau benar-benar

ingin menjadi manusia yang minimal bisa dibilang sempurna kecerdasannya. Kalau

Danah Zohar mengatakan SQ tidak berhubungan dengan agama, sedangkan para

pemikir muslim seperti Al-Ghazali malah menggunakan agama islam Islam sebagai

media untuk mencapai kecerdasan spiritual tersebut.

Kedua pendapat tersebut memang tidak bisa disalahkan. Karena, sama-sama

bersifat empirik. Akan tetapi, penelitian-penelitian terus dilakukan guna mencari

kebenaran tersebut, yang pada akhirnya nanti terbuktilah siapa yang memang benar

12

Page 14: m. Atho'Illah - Makalah Sq

BAB VII

PENUTUP

Akhirnya rangkumlah sudah makalah tentang SQ ini. Saya telah berusaha

mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan dengan itu. Semoga makalah ini bisa

berguna dan berkenan bagi para penikmatnya.

Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu terbuatnya

makalah ini.

Tidak ada yang sempurna, tiada gading yang tak retak, manusia tempat salah dan

kekhilafan. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan guna melengkapi

makalah ini, dan memperbaiki pengetahuan saya yang sangat dangkal ini.

13

Page 15: m. Atho'Illah - Makalah Sq

DAFTAR REFERENSI

Zohar, Danah dan Marshall, Ian. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam

Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Penerbit Mizan.

Bandung. 2001.

Agustian, Ary Ginanjar. Rahasia Sukses membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual ESQ: Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun

Islam. Penerbit Arga. Jakarta. 2001.

Abdullah, Mas Udik. Meledakkan IESQ Dengan Langkah Takwa dan tawakkal.

Penerbit Zikrul Hakim. Jakarta. 2005.

Agustian, Ary Ginanjar dan Mukri, Ridwan. ESQ For Teens. Penerbit PT. Arga

Publishing. Jakarta. 2007.

Mubin, H. ESQ Dalam Perspektif Tasawuf Al-Ghazali. Penerbit Antasari Press.

Banjarmasin. 2005.

Echols, John M. and Shadily, Hasan. An English-Indonesian Dictionary. Penerbit

PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 1976.

http://en.wikipedia.org/wiki/Spiritual_quotient yang direkam pada 17 Mei 2008 12:18:15 GMT.

14