22
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pisces adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan. Pisces memiliki beragam jenis yang diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri dari setiap spesies Pisces. Tubuh ikan berbentuk pipih lateral dan pipih dorsoventral yang memudahkan gerakannya dalam air. Memiliki anggota gerak yang berupa sirip yang terdiri atas sepasang sirip dada dan juga sepasang sirip perut, selain itu terdapat juga sirip anal dan sirip punggung pada bagian depan dan juga belakang yang tidak berpasangan. Tubuh ikan ditutupi oleh sisik-sisik yang tersusun atas zat kapur dengan permukaan sisik yang berlendir berfungsi dalam memberikan kemudahan dalam gerakan ikan dalam air. Pada sisi kiri kanan tubuh terdapat gurat sisi berfungsi sebagai alat keseimbangan dan juga sebagai penentu arah arus air serta kedalaman sewaktu berenang. 1

m. Morfologi Pisces

  • Upload
    herika

  • View
    26

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

zoologi

Citation preview

Page 1: m. Morfologi Pisces

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pisces adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di

air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling

beraneka ragam dengan jumlah spesies  lebih dari 27.000 di seluruh dunia. Secara

taksonomi, ikan tergolong kelompok  paraphyletic  yang hubungan kekerabatannya

masih diperdebatkan.

Pisces memiliki beragam jenis yang diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri dari

setiap spesies Pisces. Tubuh ikan berbentuk pipih lateral dan pipih dorsoventral yang

memudahkan gerakannya dalam air. Memiliki anggota gerak yang berupa sirip yang

terdiri atas sepasang sirip dada dan juga sepasang sirip perut, selain itu terdapat juga

sirip anal dan sirip punggung pada bagian depan dan juga belakang yang tidak

berpasangan.

Tubuh ikan ditutupi oleh sisik-sisik yang tersusun atas zat kapur dengan

permukaan sisik yang berlendir berfungsi dalam memberikan kemudahan dalam

gerakan ikan dalam air. Pada sisi kiri kanan tubuh terdapat gurat sisi berfungsi

sebagai alat keseimbangan dan juga sebagai penentu arah arus air serta kedalaman

sewaktu berenang. 

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Apa saja klasifikasi pisces?

2. Bagaimana tipe sisik pada pisces?

3. Bagaimana jenis warna tubuh pisces?

4. Apa saja alat gerak pada pisces?

5. Apa saja ikan berbisa dan beracun?

6. Apa yang dimaksud ikan bioluminesen?

7. Apa saja organ listrik pada pisces?

1

Page 2: m. Morfologi Pisces

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Mengetahui klasifikasi pisces.

2. Mengetahui tipe sisik pada pisces.

3. Mengetahui jenis warna tubuh pada pisces.

4. Mengetahui alat gerak pada pisces.

5. Mengetahui jenis ikan berbisa dan beracun.

6. Mengetahui tentang ikan bioluminesen.

7. Mengetahui organ listrik pada pisces.

2

Page 3: m. Morfologi Pisces

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Klasifikasi Pisces

Klasifikasi Pisces dapat dibedakan menjadi:

a. Kelas Agnatha

Terdiri atas 2 ordo yaitu:

1) Ordo Myxiniformes. Ciri-cirinya mulut di tepi moncong dilengkapi

dengan 4 pasang tentakel, terdapat beberapa gigi, kantong insang ada 9-

10 pasang, langsung menyerupai binatang dewasa ketika menetas.

Contohnya : Myxinglutinosa.

2) Ordo Petromyzontiformes. Ciri-cirinya mulut berbentuk bulat terdapat

gigi yang menyerupai parut, celah insang hanya 7 pasang. Contohnya:

Petromyzon marinus (lamprey).

b. Kelas Placodermi

Kelas ikan yang memiliki rahang menggantung. Kelas ini diketahui sudah

punah.

c. Superkelas Pisces

Superkelas Pisces dibedakan menjadi 2 kelas yaitu:

Kelas Chondrichthyes (Ikan bertulang rawan)

Kelas Chondrichthyes mencakup 2 sub kelas yaitu:

1) Subkelas Elasmorbranchi

Elasmobranchi dibedakan atas ordo Lamniformes, Squaliformes, ordo

Squatififormes, ordo Rajiformes. Ordo Squaliformes dan ordo

Lamniformes mencakup semua bangsa ikan hiu. Ordo squatififormes

mencakup bangsa hiu nona. Sedangkan ordo Rajiformes mencakup jenis-

jenis ikan pari. Terdapat beberapa perbedaan antara ikan hiu dan ikan pari

yaitu dalam hal letak celah insang, perlekatan sirip dada dan wujud dari

ekornya.

3

Page 4: m. Morfologi Pisces

2) Subkelas Holocephali

Subkelas Holocephali mencakup jenis ikan langka yang disebut ikan tikus

atau ikan chimaera. Ikan ini tidak mirip dengan ikan hiu ataupun ikan pari

dalam hal bentuk tubuh dan jumlah celah insangnya. Ciri-cirinya: insang

ada 4 pasang, celah insang satu pasang, tidak mempunyai sisik, tidak

berkloaka. Contohnya ikan Chimaera (Murad, 1978).

Kelas Ostheichthyes (Ikan bertulang rawan)

1) Subkelas Actinoptreygii.

Ciri-cirinya:

a) Sirip yang berpasangan, tidak memiliki pangkal yang menonjol di

tubuh, sehingga lembar sirip yang ada di luar tubuh hanya disokong

oleh jari-jari sirip.

b) Sisik-sisik umumnya tilakoid/ganoid.

c) Ekor bertipe homocercal/bicercal.

2) Subkelas Sarcopterygii

Subkelas Sarcopterygii terbagi menjadi dua superordo yaitu:

Superordo Crossopterygii

Ciri-cirinya:

a) Celah insang sebagian besar dari tulang rawan.

b) Mempunyai satu atau dua gelembung gas yang berhubungan dengan

usus.

c) Gelembung renang ini berfungsi sebagai paru-paru.

d) Sirip-sirip tunggal tidak terpisah menjadi sirip punggung, sirip ekor

dan sirip dubur, tetapi bersatu membentuk satu sirip.

e) Bentuk sirip yang berpasangan menonjol lobate. Bentuk tubuh bulat

panjang. Tidak mempunyai premaxilla.

Superordo Dipnoi

Ciri-cirinya:

a) Mempunyai sirip yang berpasangan berbentuk menonjol (lobate) yang

berdaging.

4

Page 5: m. Morfologi Pisces

b) Sisik mempunyai basis tulang endoskeletal yang kuat.

c) Biasanya lubang hidung berhubungan dengan rongga mulut pada ikan-

ikan paru (lungfishes), kecuali pada ikan lobefins (Latimeria).

2.2. Sisik Pisces

Sisik diistilahkan sebagai rangka dermis, karena sisik dibuat di dalam lapisan

dermis. Selain itu ada juga ikan yang tidak bersisik, kebanyakan dari sub-ordo

Siluroidea, contohnya ikan Jambal (Pangasius pangasius). (Murad, 1978).

Sisik dibedakan berdasarkan jenis bahan dan bentuknya, sisik dibedakan

menjadi:

1. Sisik placoid

Terdapat pada ikan yang bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuknya hampir

mirip dengan dengan bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar.

Bagian yang menonjol seperti duri keluar dari epidermis.

2. Sisik cosmoid

Terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif. Sisik ini terdiri dari beberapa lapis, dari

luar:

Vitrodentine (dilapisi semacam enamel).

Cosmine (lapisan kuat dan non-seluler).

Isopedine.

3. Sisik ganoid

Bentuk seperti belah ketupat, misalnya ikan : Polypterus, Lepisostidae,

Acipencoridae, Polyodontidae. Terdiri dari beberapa lapisan, dari luar yaitu:

Ganoine (Terdiri dari garam-garam anorganik)

Lapisan yang seperti lapisan cosmoine.

Isopedine

Bentuk seperti belah ketupat, misalnya ikan : Polypterus, Lepisostidae,

Acipencoridae, Polyodontidae.

4. Sisik sikloid

Disebut juga sisik lingkar, karena mempunyai bentuk bulat, tipis, transparan, dan

lingkaran pada bagian belakang bergigi.

5

Page 6: m. Morfologi Pisces

5. Sisik ctenoid

Sisik  sisik  ctenoid  kepipihannya tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel,

transparan, dan tidak mengandung dentine  atau  enamel.  Bagian sisik yang

menempel pada tubuh hanya sebagian.

2.3. Warna Tubuh Pisces

Berbagai warna pada ikan dihasilkan oleh sel pigmen (cromatophore) yang

terletak di dalam kulit ikan. Fungsi warna pada ikan yaitu sebagai tanda pengenal,

mengelabui mangsanya, dan daya tarik seksual bagi lawan jenisnya.

Sel-sel pigmen tersebut masing-masing mempunyai nama yang sesuai dengan

jenis pigmen yang dikandungnya yaitu:

a. Melanophores merupakan sel yang mengandung warna hitam atau coklat-hitam

yang dikenal sebagai melanin.

b. Erythrophores mengandung pigmen merah.

c. Xanthophores mengandung pigmen kuning.

d. Guanophores atau Iridhophores tidak mengandung pigmen. Sel ini mengandung

kristal guanin yang mampu memantulkan atau memendarkan cahaya ke dalam

warna penyusunnya. Contohnya warna metalik pada ikan mas koki

menunjukkan kerja dari Iridophore.

Fungsi warna pada ikan yaitu sebagai tanda pengenal, mengelabui mangsanya,

dan daya tarik seksual bagi lawan jenisnya (Rahman, 2009).

2.4. Alat Gerak Pisces

Agar dapat berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain, pisces

menggunakan alat gerak.

Alat gerak pisces berupa otot bersegmen yang disebut miotom. Ikan juga

memiliki sirip untuk berenang, siripnya ada yang berpasangan maupun tunggal. Sirip

pisecs terdiri atas sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sirip anal dan sirip

punggung pada bagian depan dan juga belakang yang tidak berpasangan (Rahman,

2009).

6

Page 7: m. Morfologi Pisces

Sirip ekor pada ikan fungsinya adalah sebagai alat kemudi. Ada tiga macam

bentuk sirip ekor ikan yaitu:

a. Homoserkus (bagian atas dan bawah simetris),

b. Heteroserkus (bagian atas lebih besar dari pada bagian bawah), dan

c. Difiserkus (bagian atas dan bawah simetris menyatu ke satu titik).

Pada sirip ikan juga terdapat tulang rangka yang disebut radialia (jari-jari sirip).

2.5. Ikan Berbisa dan Beracun

Pada dasarnya tidak ada hewan di terumbu karang yang benar-benar

mempertimbangkan manusia sebagai mangsa potensialnya kecuali beberapa jenis

ikan hiu seperti tiger shark dan bull shark (Rahman, 2009).

Ada 3 jenis ikan yang sangat membahayakan yaitu ikan-ikan yang menggigit,

ikan yang berbisa dan ikan-ikan yang beracun bila dimakan yaitu:

a. Ikan yang berpotensi menggigit

1) Tiger Shark

Hanya satu jenis hiu dari tiga jenis ikan hiu paling berbahaya yang memasuki

daerah penyelaman di terumbu karang, yakni tiger shark. Bagi semua

penyelam sangat disarankan untuk mengetahui perilaku ikan hiu dan segera

menghindar atau keluar dari air kalau ikan tersebut sudah memperlihatkan

gejala mengancam. Semua jenis ikan ini akan menjadi berbahaya jika

terancam dengan segala bentuk peralatan pembunuh ikan seperti tombak, alat

pancing lainnya.

2) Ikan Barakuda

Ikan penggigit lainnya yang juga membahayakan adalah ikan barakuda dan

belut laut. Di perairan yang keruh, objek yang bersinar, seperti gelang bisa

mengecoh barakuda yang menganggapnya itu sebagai ikan kecil yang

kemudian diserang atau digigit.

3) Belut Laut

Gigitan belut laut juga seringkali diakibatkan oleh hal-hal yang mengancam

dirinya. Serangan seringkali terjadi pada saat orang memasukkan tangannya

ke celah batu atau karang yang didiami oleh belut laut, atau tombak

7

Page 8: m. Morfologi Pisces

pembunuh belut yang mengancam dirinya atau yang dipegang penyelam.

Walaupun beberapa jenis belut cukup membuat takut penyelam tetapi belut

laut tertentu berukuran besar seringkali menjadi teman penyelam untuk suatu

atraksi bawah laut.

b. Ikan Berbisa

Yang dikategorikan dalam kelompok ini adalah ikan-ikan yang mempunyai

duri yang beracun. Kelompok ikan ini yang paling berbahaya adalah kelompok

ikan Scorpion/Lepu dan kelompok ikan beronang.

1) Ikan Lepu

Salah satu jenis ikan lepu yang yang paling menakutkan bagi manusia adalah

ikan lepu batu. Hampir sebagian besar ikan lepu sangat pandai menyamarkan

dirinya. Beberapa jenis ikan lepu termasuk lepu batu sangat umum diperairan

yang dangkal atau rataan terumbu yang dangkal, dan mereka biasa

menempatkan dirinya diantara batu batuan.

Jenis lepu yang menarik seperti lepu ayam atau lepu kupu-kupu sering

dijadikan permainan bagi penyelam dengan cara tidak menyentuh duri-

durinya.

2) Ikan Baronang

Kelompok ikan beronang juga memiliki duri beracun yang membahayakan

yakni duri-duri sirip punggungnya dan duri-duri sirip duburnya. Walaupun

racun dari duri ikan ini tidak sefatal duri dari kelompok ikan lepu tetapi sama-

sama menakutkan.

3) Ikan Butana

Kelompok lain yang mempunyai duri berbisa adalah kelompok ikan butana

(surgeonfishes) yang mempunyai duri sangat tajam setajam silet di pangkal

sirip ekornya baik itu sepasang atau 2 pasang yang durinya dapat digerakkan.

Ada juga ikan yang mempunyai duri-duri tajam di bagian kepala/daerah

insang. Ikan pari memiliki duri sangat tajam yang dapat melukai sangat fatal.

Letak duri ada dibagian ekornya. Kejadian umum terjadi pada orang yang

sedang berjalan-jalan di rataan terumbu tanpa alas kaki yang memadai dan

8

Page 9: m. Morfologi Pisces

menginjak ikan ini di bagian ekornya. Umumnya ikan-ikan karang memiliki

alat pertahanan diri seperti duri tajam, mulut yang seperti paruh keras, duri-

diri di bagian kepala, gigi yang tajam, walaupun semua ini tidak

membahayakan seperi disebutkan sebelumnya tapi tetap harus diwaspadai.

c. Ikan Beracun

Sejumlah ikan karang memiliki racun/toksin yang membuat ikan tersebut tidak

enak dimakan. Racun itu bisa berasal dari dirinya atau suatu substansi yang

termakan oleh ikan tersebut.

1) Ikan Buntal

Kelompok ikan buntal memiliki racun yang sangat tinggi dibagian kulit dan

organ dalamnya yang sebenarnya merupakan proteksi dirinya terhadap

predator. Racun tetrodoksin, merupakan racun yang paling kuat yang sering

mengakibatkan sangat fatal.

Kemungkinan yang paling membahayakan dari bentuk racun pada ikan

adalah ciguatera. Ini adalah racun yang bisa berada pada semua ikan, tetapi

mencapai konsentrasi yang paling tinggi pada ikan pemakan segala yang

merupakan struktur rantai makanan tertinggi. Racun ini tidak mengakibatkan

apa-apa pada ikan itu sendiri, tetapi dapat menyebabkan sakit luar biasa atau

bahkan kematian pada manusia atau hewan ternak lainnya. Racun ini

diproduksi oleh dinoflagelata berukuran kecil yang dinamakan

Gambierdiscus toxicus yang hidupnya berkoloni pada permukaan batu,

dermaga, bangkai kapal ataupun pada alga. Organisme ini tertelan bersama-

sama dengan alga berfilamen oleh ikan herbivor yang kemudian ikan

herbivor ini dimangsa oleh ikan predator. Racun ini terakumulasi pada

daging ikan terutama pada hatinya dan organ-organ reproduksinya.

9

Page 10: m. Morfologi Pisces

2.6. Ikan Bioluminesen

Bioluminesen merupakan pancaran sinar oleh organisme sebagai hasil dari

oksidasi dari berbagai substrat dalam memproduksi enzim. Susunan substrat yang

sangat stabil disebut dengan lusiferin, dan enzim yang sangat sensitif sebagai

katalisator oksidasi disebut lusiferase (Shimamora, 2006).

Bioluminesen dapat diproduksi oleh bakteri, jamur, ataupun binatang

invertebrata lain. Ikan menghasilkan bioluminesen dengan dua cara, yaitu dihasilkan

oleh pori-pori yang bercahaya ataupun organ, sehingga cahaya yang terdapat pada

antenna ikan angler sebenarnya berasal dari organ yang bersimbiosis dengan jutaan

bakteri yang mengeluarkan cahanya sendiri.

Ikan angler (Melanocoetus johnsoni) merupakan salah satu jenis ikan unik

yang tinggal di laut dalam yang bersuhu antara 3-10 °C. Ikan jenis ini tinggal di

kedalaman laut yang tidak bisa ditembus oleh sinar matahari.

Antena bercahaya pada ikan angler juga dapat menyala atau mati, sehingga

mengecoh ikan-ikan kecil ataupun mangsa yang lain untuk mendekat, sehingga

dengan mudah ikan angler dapat menangkap mangsanya. Ikan angler tidak banyak

melakukan gerakan, bahkan cenderung pasif. Hal tersebut bertujuan untuk

menghemat energi dikarenakan makanan yang tersedia di kedalaman laut sangat

sedikit. 

Antena yang bercahaya hanya terdapat pada antena ikan angler betina. Ukuran

ikan angler betina lebih besar dengan panjang sekitar 8 cm, sedangkan ukuran ikan

angler jantan lebih kecil dengan panjang hanya sekitar 3 cm. Sehingga yang menarik

pasangan adalah ikan betina. Ikan jantan yang berukuran lebih kecil akan

menempelkan organ perekatnya pada bagian sirip ikan betina, sehingga ikan jantan

mengikuti kemanapun ikan betina bergerak. Ikan jantan juga mendapatkan makanan

dari ikan betina. Sehingga dapat dikatakan ikan angler jantan seperti parasit pada

ikan betina, namun dari simbiosis tersebut, ikan angler jantan secara permanen

menjadi pasangan serasi bagi ikan betina (Harvey, 1957).

10

Page 11: m. Morfologi Pisces

2.7. Organ Listrik Pisces

Pada beberapa Elasmobranchii dan Teleostei, otot-otot tertentu bemodifikasi

sehingga dapat menghasilkan, menyimpan, dan mengeluarkan muatan

listrik.   Jumlah ikan yang diketahui mempunyai organ listrik kira-kira 500 spesies

yang tergolong dalam tujuh famili Chondrichtheys dan Osteichthyes.

Pada umumnya arus listrik yang dihasilkan oleh ikan berfungsi sebagai alat

komunikasi, orientasi, dan deteksi  terhadap mangsa.  Pada beberapa spesies, organ

listrik dipergunakan juga untuk menyerang lawan atau mempertahankan diri, pada

ikan yang menghasilkan voltase yang tinggi dapat dilemahkan ikan-ikan yang

berukuran yang lebih besar (Rahman, 2006).

Peranan organ listrik pada ikan antara lain:

a. Alat indera penglihat

Selain ikan yang dipersenjatai dengan muatan listrik potensial, ada jenis ikan

lain pula yang menghasilkan sinyal bertegangan rendah dua hingga tiga volt.

Ikan ini memanfaatkan sinyal lemah sebagai alat indera.

Listrik dipancarkan melalui ribuan pori-pori di punggung ikan dalam bentuk

sinyal untuk menciptakan medan listrik di sekitarnya. Benda apa pun dalam

medan ini dibiaskan, sehingga ikan mengetahui ukuran, daya alir dan gerak dari

benda tersebut. Pada tubuh ikan, ada pengindera listrik yang terus menentukan

medan seperti halnya radar.

b. Penerima (Reseptor)

Dalam tubuh ikan terdapat beragam tipe penerima (reseptor). Reseptor kantung

(ammpullary) memeriksa sinyal listrik berfrekuensi rendah yang dipancarkan

oleh ikan lainnya yang tengah berenang atau ulat (larva) serangga. Reseptor ini

begitu peka sehingga dapat menentukan medan magnetik bumi sekaligus

mengumpulkan informasi mengenai buruan ataupun pemangsa.

Reseptor kantung tidak dapat mengindera sinyal berfrekuensi tinggi yang

dipancarkan oleh ikan. Pengindera peka pada pelepasan muatan listrik oleh ikan

itu sendiri dan berguna sebagai peta lingkungkannya.

11

Page 12: m. Morfologi Pisces

Dengan adanya sistem ini maka ikan-ikan dapat berkomunikasi dan saling

mengingkatkan tentang adanya ancaman. Mereka juga saling bertukar informasi

mengenai jenis, usia, ukuran dan jenis kelamin.

c. Penentu Jenis Kelamin

Setiap jenis ikan listrik memiliki ciri sinyal yang berbeda-beda. Bahkan, bisa ada

perbedaan antar ikan dalam satu jenis. Walaupun demikian, bentuk umum tetap

tidak berubah. Ketika ikan betina berenang melewati ikan jantan maka ikan

betina bisa langsung merasakan dan menanggapi.

d. Penentu Usia

Sinyal listrik juga membawa informasi  mengenai usia ikan. Seekor ikan yang

baru menetas membawa tanda berbeda dengan yang dewasa. Sinyal ikan yang

baru menetas mempertahankan ciri itu hingga empat belas hari sejak kelahiran.

Hal ini memainkan peranan penting dalam mengatur hubungan yang rumit

antara induk jantan dan betina. Induk jantan mengenali anaknya dan

melindunginya.

e. Penyampaian Informasi

Ikan jenis listrik menyampaikan informasi dengan cara menyebarkan pesan

melalui frekuensi yang tinggi. Sebagai contoh, Mornydae yang menghantarkan

sinyal listrik dengan frekuensi 10 Hz atau setara dengan 10 getaran per detik

yang dapat ditingkatkan hingga 120 Hz.  Mornydae  yang sedang diam

memperingatkan lawan akan sebuah serangan. Sikap ini menyerupai gerakan

mengepalkan tangan sebelum bertarung. Pada umumnya, peringatan ini cukup

berpengaruh untuk menakuti lawan. Setelah bertarung, pihak yang terluka

menghentikan kegiatan listriknya dan tidak mengirimkan sinyal selama 30

menit. Ikan yang menenangkan diri atau yang meninggalkan pertarungan juga

tidak bergerak. Maksud itu semua untuk mempersulit lawan untuk menemukan

mereka.

Contoh ikan yang memiliki organ listrik yaitu: 

12

Page 13: m. Morfologi Pisces

a. Ikan Belalai Gajah

Ikan belalai gajah ditemukan di sekitar sungai Afrika barat dan tengah, ikan

ini berwarna gelap. Ikan ini dilengkapi dengan organ penghasil listrik khusus

di ekor yang terdiri dari ribuan kotak seperti sel multi bernukleus disebut

electroplax. Dalam keadaan istirahat, masing-masing sel electroplax memiliki

muatan negatif di dalam dan muatan positif di luar. Ketika organ dirangsang

melalui kontraksi otot, biaya eksternal dibalik sehingga menciptakan arus

listrik lemah. Dengan demikian, ikan ini mampu mendeteksi berbagai tingkat

distorsi dalam bidang. Kemudian dapat membedakan antara predator dan

mangsa.

b. Catfish Electric

Ikan ini merupakan ikan lele air tawar yang berasal dari perairan tropis

Afrika. Dengan kemampuan untuk menghasilkan listrik sampai dengan 350

volt yang kira-kira jumlah yang sama diperlukan untuk menggerakkan

komputer selama 45 menit ikan ini lebih siap untuk menangkal predator.

13

Page 14: m. Morfologi Pisces

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Pisces diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu: Agnatha, Placodermi,

Chondrichtyes, dan Osteichthyes.

b. Tipe sisik pada Pisces yaitu plakoid, cosmoid, ganoid, sikloid dan ctenoid.

c. Warna tubuh pada pisces dipengaruhi oleh pigmen. Melanophores (warna

hitam atau coklat-hitam), Erythrophores (pigmen merah), Xanthophores

(pigmen kuning) Guanophores atau Iridhophores (tidak berpigmen).

d. Alat gerak pada ikan yaitu otot bersegmen (miotom), sirip.

e. Ikan bioluminesen adalah ikan yang mampu memancarkan sinar. Contohnya

ikan angler.

f. Organ listrik pada ikan merupakan modifikasi otot-otot tertentu.

3.2. Saran

Penulisan makalah ini tidaklah sempurna, sehingga kami menanti tegur sapa

dari pembaca untuk perbaikan makalah ini agar dapat dimanfaatkan di masa

mendatang.

14

Page 15: m. Morfologi Pisces

DAFTAR PUSTAKA

Murad, S. 1978. Sistematik Vertebrata. Bandung: Universitas Padjajaran.

Harvey E.N. 1957. History of Luminescence. Philadelphia: American Philosophical Society.

Rahman, A.K.A., 2009. Freshwater Fishes: Zoological Society of Bangladesh. Bangladesh: University of Dhaka.

Shimomura,O.2006. Bioluminescence: Chemical Principles and Methods. Singapore: World Scientific.

15