Upload
fahmi-anshori
View
1.141
Download
67
Embed Size (px)
DESCRIPTION
endotracheal tube, definisi, sejarah dan jenis jenisnya
Citation preview
REFERAT
Macam-Macam Endotracheal Tube
Fahmi anshori
H1A006013
Pembimbing
Dr.Hj. Elya Endriyani Sp.An
Dalam rangka mengikuti kepaniteraan klinik madya
Fakultas kedokteran/SMF anestesi RSUP NTB
Mataram
2012
Definisi
Adalah sejenis kateter yang dimasukkan kedalam trakea dengan tujuan utama mengendalikan
dan mempertahankan patensi jalan nafas dan untuk mendapatkan pertukaran yang adekuat
dari oksigen dan karbon dioksida. Ada beberapa tipe dari tube trakea yang tersedia, dan
dibentuk untuk penggunaan yang berbeda. Endotracheal tube adalah tipe khusus dari tracheal
tube yang selalu dimasukkan melalui mulut atau hidung. Tracheostomy tube adalah tracheal
tube yang dimasukkan melalui stoma trakeostomi untuk mempertahankan patensi lumen
Sejarah
Pada 1871 Friedrich Trendelendurg mendeskripsikan tube yang dimasukkan ke dalam trakea
melalui tracheostomy tube. Tube yang ini ukurannya kecil. Berdinding tebal dan volume cuff
(manset) nya rendah. pada 1880 william McEwen, seorang ahli bedah dari glasgow,
menjelaskan penggunaan dari ETT dimasukkan secara buta ke dalam trakea melalui mulut
untuk membebaskan obstruksi jalan nafas dan untuk kepentingan anestesi. Pada 1893,
eisenmenger dari vienna menjelaskan penggunaan tube tracheal yang pertama dengan
inflatable large pilot tube dan disempurnakan oleh dorrance yang metodenya digunakan
hingga hari ini
Guedel dan waters, pada tahun 1928 mendeskripsikan cuffed trachea tube didesain untuk
sirkuit tertutup intra-trakeal pemberian anestesia menggunakana tehnik absorpsi karbon
dioksida. Tube ini mirip dengan tube dorrance. Ia memiliki cuff karet tipis yang melapisi dari
tube-nya. Ketika mengempis cuff karetnya melipat di dinding ET. Tube ini menunjukkan
efektifitas dalam mencegah aspirasi dan penguncian trakea
Meskipun cuff perteama dari tube trakea telah dideskripsikan pada tahun 1893, tube non cuff
lebih umum digunakan hingga tahun 1950, di tahun 1952 ketika epidemik polio merebak,
kemudia tube manset mulai digunakan, setelah pengalaman tersebut tube tersebut menjadi
standar praktik klinik dalam anestesi. Penggunaan tube non-manset sekarang lebih sering
pada anestesi pediatrik
Tube yang terdahulu terbuat dari bahan karet merah dengan manset yang berdinding tebal dan
kaku. Manset bertekanan tinggi dan tekanan dinding trakea dibutuhkan untuk mendapatkan
penguncian lumen trakea yang efektif. Akibatnya tube ini telah diketahui berhubungan
dengan komplikasi utama yang berasal dari tekanan tinggi yang didapat atas dinding trakea.
Peningkatan pemahaman dari kelaianan patologi yang berhubungan dengan manset telah
mengawali perubahan dari desain manset dari tube dan tehnik untuk mengurangi tekanan
intra-manset. Kemudian dikenalkannya tube plastik yang habis pakai merupakan
perkembangan yang penting, yang dimana menggantikan secara luas tube karet
Resiko infeksi silang dan keluarnya racun dari tube berbahan karet merah telah tertangani
dengan adanya tube berbahan plastik. Lagi pula tube berbahan karet memburuk kualitasnya
pada autoklav berulang dan lebih mudah menjadi hernia ketika dipakai untuk intubasi
kembali
Desain
Endotracheal tube telah diukur berdasarkan diameter internal yang dimiliki. Ukuran ET
berkisar dari 2-12 mm diameter internal dan meningkat dalam ukuran dengan 0,5 mm. Tubes
yang didesain untuk intubasi orotrakeal memiliki radius kurvatura 14 +/- 10%, dan tubes
yang didesain untuk intubasi nasotrakeal memiliki radius kurvatura 20 +/- 10%
Pemilihan dari ukuran tube bergantung dari ukuran pasien. Secara umum, ukuran tube 7 atau
7,5 sesuai untuk wanita dewasa dan 7,5-8,5 sesuai untuk pria dewasa. Klinisi sebaiknya
memilih ukuran 0,5-1 cm lebih kecil ketika menggunakan tube nasotrakeal. Karena variasi
dari ukuran trakea orang dewasa, beberapa ukuran tube sebaiknya tersedia ketika melakukan
intubasi
Di anak-anak, beberapa rumus yang berbeda dapat dikalkulasikan untuk menentukan jenis ET
yang digunakan, sebagai contoh : ukuran = 4+(umur/4). Rumus ini untuk tube non manset
(uncuffed); ketika menggunakan tube bermanset pada anak maka tube-nya harus lebih kecil
0,5-1 mm yang dipilih. Metode lain untuk menentukan ukuran ET adalah rumus broselow
untuk resusitasi pediatri atau pemilihan tube sama dengan ukuran diameter dari jari ke lima
dari pasien. Panjang tube bervariasi bergantung dari ukuran tube, dimana semakin kecil
ukuran tube semakin pendek pula tube-nya. Tube nasotrakea lebih panjang 2 cm
dibandingkan tube orotrakeal.
Tube endotrakeal manset (cuffed) versus non-manset (uncuffed)
Selama kurun waktu 5 dekade ini, tube trakea non-manset (uncuffed) telah direkomendasikan
untuk penggunaan rutin di anak berumur lebih dari 8 tahun. Cuffed tracheal pada pasien
kurang dari 8 tahun dikecualikan penggunaan untuk indikasi spesial. Dalam selama 10 tahun
perubahan dalam praktik klinis dan dalam desain cuffed tube trakea pediatri yang telah
muncul. Untuk menjelaskan perbedaan antara penguncian jalan nafas menggunakan cuffed
dan non cuff tracheal tube
Tube non manset (uncuff) seharusnya hanya digunakan di anak-anak lebih dari 8-10 tahun.
Ini adalah pembelajaran tradisional di anestesi pediatri dan intensive care. Argumen
penggunaan hanya non cuff tracheal tube di grup anak-anak ini berdasarkan dari temuan
bahwa bagian yang tersempit dari jalan nafas adalah krikoid
Maka dikenalkan tracheal tube non cuff yang dimana tepat dan mengunci diantara saluran
krikoid membuat cuff trachela tube menjadi tidak dibutuhkan. Akan tetapi, tube tracheal
tunggal jarang digunakan untuk memenuhi kedua kondisi, Ketika ukuran tube tidak dapat
ditentukan, maka seorang anestesiologis memiliki dilema untuk menerima non cuffed tube
dengan kebocoran udara yang besar atau memasukkan tracheal tube yang berukuran lebih
besar. Non cuff tracheal tube yang kelebihan ukuran telah diketahui sebagai penyebab utama
cedera laring yang disebabkan intubasi trakeal. Kebocoran udara yang luas dengan non
cuffed tracheal tube menghasilkan oksigenasi dan ventilasi yang tidak dapat dipercaya.
Meningkatkan ukuran capnografi dan tes fungsi paru. Konsumsi aliran gas yang lebih tinggi,
polusi lingkungan akibat kebocoran gas anestesi. Walaupun demikian, selama 50 tahun
terakhir ahli anestesi telah menerima dan mengerti bahwa kekurangan ini sering membuat
sulit manajemen jalan nafas pediatri
tube tracheal manset hanya dikecualikan penggunaannya pada pasien kurang dari 8-10 tahun.
Tetapi diperbolehkan kasus gawat-darurat yang tidak mentoleransi perubahan di volume tidak
atau tekanan jalan nafas, disebabkan dari perubahan kebocoran udara dengan level sedari dan
paralisis otot atau posisi kepala. Meskipun masalah berhubungan dengan non-cuff tracheal
tube dapat secara mudah menjadi dengan penggunaan dari cuff tracheal tube ada beberapa
perhatian untuk penggunaan rutin pada anak yang lebih muda. Mereka termasuk biaya yang
lebih tinggi, pemilihan diameter internal yang lebih kecil. Potensial untuk cuff hiperinflasi,
resiko dari kerusakan laring dan stridor post intubasi dan banyak kekurangan dalam desain
cuff pediatric tracheal tube. Diwaktu yang sama, ada bukti bahwa ukuran diameter yang lebih
kecil bukanlah masalah yang utama dan biaya tinggi dari berhubungan dengan cuff tubes
dapat diimbangi dengan mengurangi konsumsi gas anestesi, oksigen yang sering bocor pada
non cuffed
Hiperinflasi dari manset bukanlah masalah utama ketika anestesi pediatri tetapi tidak adanya
monitor tekanan manset pada banyak tindakan anestesi dan ICU. Seperti manometer manset,
pengatur tekanan manset dan katup pelepas tekanan manset tersedia untuk kepentingan klinis.
Selama ukuran tube trakea yang tepat dan monitor tekanan manset digunakan insidensi
trauma laring dari stridor paska intubasi dapat dikurangi. Masalah sebenarnya dari tube trakea
manset untuk pediatri adalah beberapa kekurangan dari desainnya yang berpotensi
menyebabkan trauma jalan nafas. Termasuk didalamnya diameter yang tidak sesuai dari
manset (cuff), manset terlalu panjang, posisi manset yang salah
Perkembangan masa depan dalam tube trakea pada anak dengan manset adalah desain ujung
tube yang lebih sempit untuk meningkatkan ruang antara manset tube dengan lumen krikoid
dan mekanisme kontrol tekanan manset secara otomatis seperti misalnya auto-inflasi manset
atau katup pelepas tekanan yang terintegrasi
ETT yang dilapisi spiral (non-kink ETT)
Tube yang dilapisi spiral, yaitu ETT yang diameter internalnya dilapisi oleh kawat spiral
menyelubungi seluruh lapisan dalam tube-nya. atau dikenal juga tube fleksometalik sangat
berguna pada kondisi dimana tertekuknya atau penekanan dari tube dapat menjadi masalah
ketika intraoperatif. ETT ini telah digunakan ruting untuk prosedur pembedahan kepala leher,
trakea, bedah saraf dan pembedahan yang lain yang membutuhkan posisi pronasi atau
tengkurap. Tube ini dapat dengan mudah menyudut atau terlipat jauh dari lokasi pembedahan
tanpa menjadi tertekuk. Meskipun tube ini memiliki banyak kegunaan tetapi ada masalah
yang berhubungan dengannya. Yaitu intubasi sangat memerlukan stilet. Mudah keluarnya
atau berlipat ujung dari tube ini pada lokasi penguncian cuff-nya. Tergigitnya tube oleh gigi
pasien dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas.
ETT yang termodifikasi terdahulu (Ring, Adair dan Elwyn ETT)
Pada 1975, Ring, Adair dan Elwyn menjelaskan desain baru dari ETT. Digunakan untuk
pembedahan kepala dan leher, terutama kelompok anak-anak. Tube RAE ini dimodikasi
terdahulu untuk menekuk menyesuaikan dari kontur wajah dan membantu posisi tube
menjauh dari lapangan operasi
ETT Ring-Adair-Elwn digunakan untuk pembedahan orofasial untuk menyediakan tampilan
lapangan operasi yang tidak terobstruksi atau lapangan operasi yang lebih bebas. Meskipun
awalnya didesain untuk intubasi nasotrakea tetapi digunakan juga untuk intubasi reguler dari
orotrakea karena struktur dasar yang sama. Lengkung kurvatura yang sudah dimodifikasi
sebelumnya disambungkan pada ujung konektor dari ETT jauh dari lapangan operasi sehingg
sangat menguntungkan dengan memberi tampilan yang sangat jelas ketika prosedur
otolaringologi seperti laringoskop direk dan bronkoskopi.
Salah satu kelemahan dari penggunan tube RAE ini adalah kesulitan memasukkan selang
suction melalui lengkungan ETT tersebut. Pada kondisi kritis, penyedotan dari tube RAE
dapat ditempuh dengan cara memotong dari ETT pada lengkungan atau kurvatura yang telah
disiapkan sebelumnya (preformed curvatura) dan memasukkan kembali sambungan adoptor
pada ujungnya
Cuffed Polyvinyl chloride ETT
Non cuffed PVC ETT
Tube lumen ganda (double lumen tube)
Tube lumen ganda adalah ET yang digunakan untuk mengisolasi dan memventilasi satu paru
dibandingkan paru yang lain, dan indikasi untuk penempatan dari tube lumen ganda paling
sering adalah bedah torak atau kondisi patologis terdahulu yang membuat ventilasi hanya satu
paru. misalnya bula yang besar, fistula, perdarahan masif
DLT (double lumen tube) sisi kiri yang lebih sering dikerjakan dibandingkan paru sisi kanan
(kecuali pembedahan dilakukan pada paru kiri atau pneumonektomi kiri direncakan). Hal ini
karena sulitnya menentukan dimana posisi tube lumen ganda pada paru kanan dan juga untuk
mencegah okulusi dari lobus bronkus kanan, dimana dapat menghasilkan kegagalan untuk
memventilasi lobus kanan atas, memberi resiko hipoksia dan atelektasis intraoperatif
Tube lumen ganda didesain untuk meletakkan baik posisi kanan atau kiri dari jalur utama
bronkus, bergantung atas situasi, dan bronkus utama kanan lebih besar ukurannya dan
memiliki sudut yang lebih kecil dibanding bronkus utama kiri
Penggunaan dari tube lumen ganda (DLT) memberikan kontrol yang lebih baik dari dual-
ventilasi paru ke ventilasi paru tunggal pada berbagai variasi prosedur. DLT juga
memudahkan penyedotan dari paru dan pemasangan dari CPAP/PEEP ke bagian paru yang
diintubasi. DLT juga tersedia dalam bentuk DLT khusus kanan dan khusus kiri, tetapi seluruh
kegunaan adalah cuff tracheal dan bronchial, tube ini melengkung di bagian anterior, dan
ketika masuk ke saluran laring membutuhkan rotasi 70-90o. Untuk alasan ini DLT dapat
menjadi lebih sulit untuk diintubasi dibandingkan ET standar. Ini bermakna DLT tidak sesuai
untuk pasien dengan jalan nafas yang sulit, atau pasien dengan resiko aspirasi. DLT juga
tidak cocok untuk pasien dengan berat badan kurang dari 35 kg. Dikarenakan berkurangnya
diameter internal dari setiap lumen
Pada tahun 1949, carlens, seorang klinisi fisiologi dari stokholm, swedia, mendeskripsikan
tentang cuffed ganda dengan lumen ganda yang digunakan untuk intubasi dari paru kiri. Tube
ini digunakan untuk kepentingan pembedaan bronko-spirometri. Tube cuffed (manset) ganda
lumen ganda ini terdiri dari 2 tube dengan panjang yang berbeda yang dimana menjadi satu
kesatuan. Tube yang lebih pendek berakhir di trakea dan yang lebih panjang masuk bronkus
utama baik kiri atau kanan. Ketika cuff proksimal dari badan utama tube dikembangkan.
Ventilasi tekanan positif dapat dialirkan ke kedua paru. Ketika cuff bronkial yang distal
dikembangkan, ventilasi dapat diberikan secara langsung baik ke satu atau kedua paru dengan
secara selektif mencegah aliran gas ke trakea atau lumen bronkious pada ujung proksimal
dari tube
Pada tahun 1950. Bjork dkk menggunakan tube carlens untuk ventilasi satu paru selektif
ketika bedah torak. Tube carlens memiliki kait sehingga dapat memegang dari karina, kait
karina membantu untuk penempatan dari bronkus secara buta. Tetapi dapat menyebabkan
kerusakan yang serius dari jalan nafas. Di 1959, bryce-smith menjelaskan tube lumen ganda
yang sama dengan tube carlens, tetapi tanpa kait karina. Seiring waktu, white dan bryce
mendeskripsikan tube lumen ganda yang digunakan untuk kepentingan intubasi dari bronkus
utama kanan.
Ketika prosedur pembedahan intratorak, tube lumen ganda menyediakan ventilasi paru
tunggal yang aman dan efektif, membuat paru yang mengalami penyakit untuk kolaps,
dimana menyediakan lapang bagi ahli bedah lapangan operatif yang nyaman dan
memudahkan memisah setiap bagian paru. Mengisolasi paru bertujuan menjaga kemungkinan
dari paru yang sehat mengalami aspirasi ketika pasien dalam posisi lateral. Paru yang
dioperasi dapat secara aman menjadi kolaps, reinflasi dan rekolaps pada sepanjang waktu
ketika prosedur pembedahan dilakukan. Bagian bronkus dari paru yang dioperasi dapat di
sedot untuk membuang darah dan sekret ketika paru dikembangkan kembali, hal ini
mengurangi resiko dari kontaminasi silang. Bronkus dari paru yang dioperasi dapat dievaluasi
secara visual dengan bronkoskopi pediatrik
Kesulitan dengan intubasi trakea dan dengan penempatan yang akurat didalam bronkus,
sebagaimana dengan tahanan jalan nafas yang tinggi ketika ventilasi paru tunggal, mengawali
keterbatasan dari penggunaan klinis tube lumen ganda. Tube robertshaw, dikenalkan tahun
1962, memecahkan masalah-masalah tersebut. Tube ini tidak memiliki kait karina seperti
tube carlen dan tube white. Tube robertshaw memiliki lumen yang luas dan mudah
dilengkungkan untuk mengurangi kekakuan dan meningkatkan aliran gas ketika ventilasi
paru tunggal
tipe tube Sisi kanan atau kiri Kait karina
Carlens Kiri Ya
White Kanan Ya
Robertshaw Kiri dan kanan Tidak
Komplikasi DLT antara lain, kegagalan intubasi, malposisi dari tube ketika pembedahan
diikuti tidak adekuat isolasi paru, hipoksemia, atau herniasi dari..., cedera dari jalan nafas
ketika pemasangan atau pencabutan DLT, suara serak, nyeri tenggorokan, ekimosis dari
membran mukosa bronkus, dislokasi artitenoid, ruptur pita suara, paralisis pita suara, laserasi
trakeabronkial, pneumotorak, perdarahan, nekrosis jaringan trakea atau bronkus, cedera
nervus laringeal berulang, amputasi dari kait karina dan menghasilkan korpus alienum jalan
nafas
Daftar Pustaka
Rodsky, JB; Lemmens, JM (2003). Left Double-Lumen Tubes: Clinical Experience With 1,170 Patients. Journal Of Cardiothoracic And Vascular Anesthesia 17 (3): 289-98
Abdallah, Muhammad. (2011). Endotracheal Tube Cuff. University Of Kwazulu-Natal Departement Of Anesthetic. 1 : 10-16
Weiss, Markus. (2007). Uncuffed Versus Cuffed Endotracheal Tube. Abstract SPA-APA Meeting San Francisco 1-5
Malhotra Et Al. Ventilatory Obstruction With Spiral Embedded Tube, Are They Safe?. Indian Journal Of Anaesthesia 2007; 51 (5) : 432-433
Stewart Et Al. (2003). A Comparison Of Endotracheal Tube Cuff Pressure Using Estimating Technique And Direct Intracuff Measurement. AANA Journal Vol 71 (6):443-447.
Robert R. Kirby, Nikolaus Gravenstein, Emilio Lobato and Joachim S. Gravenstein. Airway devices and their application. In: Clinical Anesthesia Practice. 2nd. Philadelphia: W. B. Saunders Company; 2002:303-328.
Ronald D. Miller, Lars I Eriksson, Lee A. Fleisher, Jeanine P Wiener-Kronich and William L. Young. Pediatric and Neonatal Intensive care. In: Ronald D. Miller. Miller's Anesthesia. 2. 7th. Florida: Churchill Livingstone; 2009:2653-2703.