Kesuksesan pengajar adalah ketika mam- pu menanamkan motif, dorongan atau motif akan membantu siswa dalam pembelajaran, siswa akan bereaksi secara mandiri jika dalam dirinya tertanam motif yang tepat. Ada kalanya motif tertanam dari siswa itu sendiri, namun berkaitan dengan proses kegiatan be- lajar mengajar hal itu berkemungkinan kecil, untuk itu guru dituntut untuk mampu mena- namkan motif pada siswa. Agar seorang guru mampu menanamkan motif yang tepat, maka harus dipahami motif dasar yang ada pada diri manusia. Menurut Napoleon Hill ada sembilan motif dasar (basic motives) yang bisa kita gunakan untuk men- garahkan manusia dalam bereakasi. Sembilan motif dasar itu adalah motif melindungi diri, motif memperoleh keuntungan finansial, motif cinta, motif seksualitas, motif menghasratkan kekuasaan dan ketenaran, motif rasa takut, motif balas dendam, motif kebebasan (tubuh dan pikiran), dan motif ingin menciptakan atau membangun dalam pikiran atau dalam wujud. Pernahkah menyaksikan atau mendengar pelajar yang mengatakan “aku takut sama pak kyai kalau gak hafal” atau “aku gak enak sama pak guru kalu gak bisa, abis gurunya enak sih ngajarnya”. Ungkapan itu merupa- kan tanda bahwa pengajar berhasil menana- mkan motif. FOKUS Kenali Motif Sebelum Mengajar Motif dalam KBM Oleh: Moch Khoirul Faizin Dalam memperingati hari kelahi- rannya, Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta (STAIS) Kutai Timur men- gadakan Dies Natalis pada Jumat (15/04) kemarin di Kampus STAIS, yang berada di Jl. APT Pranoto. Keg- iatan yang bertemakan “Membangun Mahasiswa Yang Terpuji Dalam Tra- disi, Terdepan Dalam Prestasi” ini, diagendakan mulai tanggal 15-18 April 2011. Dies Natalis tersebut di- awali dengan sambutan dan pembu- kaan pada jumat pagi pukul 09.00 oleh kepala P3M Mustatho’. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa mengingat sejarah sangatlah penting, karena bisa untuk men- gevaluasi sebuah perjalanan yang telah dilalui. Khusus untuk STAIS, sesuai dengan tema yang diangkat, diharapkan para mahasiswa mampu mencetak prestasi-prestasi yang bisa dibangggakan. “Saya harapkan den- gan tema tersebut nantinya mampu memotivasi mahasiswa untuk maju dan berkembang”, ujar Mustato’. Dies natalis tersebut juga dibuka secara simbolis dengan perrmainan bulu tangkis oleh Mustatho’ dan Eko (dosen STAIS). Menurut ketua pani- tia Guruh Suseno, kegiatan tersebut diisi dengan perlombaan-perlom- baan, seperti lomba futsal, takraw, puisi, pidato, karaoke, volley, karya ilmiah dan memasak, yang diikuti oleh para mahasiswa smester dua sampai smester delapan, serta para dosen dan karyawan. Dengan adan- ya perlombaan-perlombaan tersebut diharapkan mampu memupuk tali persaudaraan dan menjadi sebuah nilai yang perlu dikembangkan oleh seorang mahasiswa. Prestasi yang menjadi tolak ukur kemajuan dan perkembangannya ke depan, serta sebuah tradisi yang menjadi kara- kter dari subtansi nilainya”, kata Guruh. Terlihat sangat meriah sekali dies natalis kali ini, pasalnya ada juga sponsor yang ikut memeriahkan, dari toko busana muslim, buku- buku, dan aksesoris laptop. Setelah empat hari perlombaan berlangsung, kemudian sampai pada puncak ac- ara penutupan yang dilaksanakan pada senin malam pukul 20.00- 23.00. Dalam acara penutupan diumumkan pula nama-nama para pemenang dari perlombaan-perlom- baan yang telah dilakukan, dan yang menjadi juara umum adalah kelas A-II, yang dikomandoi oleh Muham- mad. Menurutnya, dia sangat bang- ga dengan prestasi yang diraih oleh teman-teman dikelasnya. “Kami san- gat bangga dan tidak mengira kelas kami mampu menjadi juara umum, karena diawal-awal kompetisi para rekan-rekan kalah bermain, namun mampu bangkit dan meraih keme- nangan”, ujar Muhammad, ketua kosma A-II. Setelah pembagian had- iah selesai, kemudian acara ditutup dengan pertunjukan band dari STI- PER dan STAIS. **mctr DIES NATALIS, MEMBANGUN TRADISI MENCETAK PRESTASI Mading Edisi 6, 23 April 2011 GAZEBO D ua orang pelajar di salah satu SMK di Bengalon dia- mankan oleh polisi pada pertengahan maret jam 21.00 wita. Kejadian tersebut beraw- al dari laporan warga setempat ten- tang dua orang pelajar yang berkela- hi. Menurut warga setempat, dua pelajar tersebut bisa merisaukan keamanan, hingga perlu dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Setelah mendapat laporan dari warga, pihak polsek bengalon langsung turun ke TKP untuk mengamankan situasi se- tempat. Namun setelah tiba di TKP, para pelaku telah kabur. Merasa tidak puas dengan perkelahian sebelumnya, kedua pelajar tersebut kembali melanjutkan perkelahian. Akhirnya sekitar satu jam kemudian polisi berhasil menangkap pelaku perkelahian. Dalam pengamanan tersebut, ternyata polisi juga men- emukan barang bukti berupa senjata tajam, badik dan parang. Setelah pelaku diamankan, ke- mudian dibawa ke kantor polisi un- tuk dimintai keterangan. Menurut Supardi kepala polsek bengalon, perkelahian tersebut terjadi karena minuman keras. Para pelajar yang minum-minuman keras tidak bisa mengontrol emosinya sehingga me- nyebabkan perkelahian. Setelah be- berapa saat diintrogasi, para pelajar tersebut kemudian dimasukkan ke dalam jeruji besi selama satu minggu untuk menimbulkan efek jera. Ala- san pelaku hanya dipenjara selama satu minggu karena masih di bawah umur. Sambil menunggu habisnya masa tahanan satu minggu, polisi yang menangani masalah ini berini- siatif untuk memanggil keluarganya. Dalam kesepakatannya, polisi dan keluarga bersama-sama mempunyai tanggungn jawab untuk membina warganya. Menurutnya, pembinaan tersebut perlu dilakukan untuk menjauhkan warganya atau para pe- lajar dari perbuatan-perbuatan yang melanggar hokum. “saya harapkan antara orang tua dan polisi harus bekrja bersama-sama dalam menan- gani hal-hal seperti ini. Para pelajr juga harus mampu menjauhi hal-hal yang melannggar hokum, serta me- ningkatkan iman dan takwa”, ujar Supardi.**peserta pelatihan jurnal- istik tingkat SMA/Sederajat se-Kec. Bengalon (Mahasiswa KKL dan Reda- ksi Gazebo), 10 April 2011 Gara-Gara Miras, Dua Pelajar SMK Bengalon Diamankan Redaksi Gazebo menerima tulisan dalam bentuk artikel, opini, cerpen, atau cerita bersambung. Tulisan max 1250 karakter, kirim ke email: [email protected] atau langsung diserhkan ke Muchtar - 085250295089 Perempuan, yang telah lama menggeliat dalam arus kehidu- pan manusia dan telah banyak meninggalkan jejak sejarah yang berjalan sering zaman. Emansi- pasi, merujuk pada sebuah istilah yang digunakan untuk menjelas- kan sejumlah usaha guna mendapatkan hak politik, pen- didikan, karir juga persamaan derajat dalam berbagai bidang kehidupan. R.A. Kartini adalah sosok fenomenal yang telah be- gitu lekat dalam benak setiap orang di Negeri ini. beliau dipan- dang sebagai sosok pembebas dan pelopor dalam membangun sebuah pandangan baru akan arti pending Perempuan dalam berb- agai bidang kehidupan. R.A. Kartini lahir di Jepara, 21 April 1879. Mungkin kita tidak menemui ratusan buku-buku maupun karya-karya yang me- menuhi jejeran rak toko buku maupun perpustakaan. Namun buah pikir nya telah mengisi juta- an gagasan dann inspirasi dari generasi ke generasi. Bahkan bisa dikatakan “kartini telah hidup, melampaui zamannya”. Diantara gagasan beliau yang secara jamak sering terdengar ialah “Berikanlah Pendidikan pada Masyarakat Jawa”, ke- mudian “setiap manusia sed- erajat, berhak mendapatkan perlakuan yang sama”. Dan kiranya gagasan tersebut sesuai bila kita menafsirkan bagaimana cita-cita luhur & murni beliau, yakni : “ Ingin agar perempuan mendapatkan pengajaran yang sama. Sehingga perempuan menjadi lebih cakap dalam melaksanakan kewajibannya. Namun bukan sebagai saingan daripada laki-laki”. Awal abad ke-20 merupakan periode pertama ketika kaum perempuan mulai memasuki wacana intelek- tual di negeri ini. Beragam peristiwa turut merekam perjuangan perempuan di Negeri ini dalam menga- rungi zaman yang terus berubah, sehingga sam- pailah pada momentum dimana perempuan me- napakan jejak yang jelas sebagai bagian penting dari poses pencerdasan bangsa ini. Sebagai sebuah lang- kah mendasar daripada proses pencerdasan yang dilakoni oleh perempuan, tentu tidak terlepas dari paradigma mansyarakat yang turut berubah tentang pe- megang hak ber-pendidikan. Dalam budaya masyarakat yang patriarki, mengarah pada bentuk persamaan hak antara laki-laki dan perempuan (Kesetaraan Gen- der). Gerbang perubahan ini kian terbuka lebar dengan iklim de- mokrasi yang terus menggeliat di Negeri ini, dari berbagai peralihan kekuasaan yang turut menghi- asinya. MEMANDANG ARTI PENTING EMANSIPASI storykuaja.blogspot.com Foto-foto: Ali Basuki Gazebo News: Dies Natalis, Kenakalan Remaja | Artikel: Emansipasi Wanita| Fokus: Motif dalam KBM Oleh: Randi M. Gumilang

Madig Edisi 6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dies Natalis STAIS, Kesetaraan Gender, Motif dalam KBM

Citation preview

Kesuksesan pengajar adalah ketika mam-pu menanamkan motif, dorongan atau motif akan membantu siswa dalam pembelajaran, siswa akan bereaksi secara mandiri jika dalam dirinya tertanam motif yang tepat. Ada kalanya motif tertanam dari siswa itu sendiri, namun berkaitan dengan proses kegiatan be-lajar mengajar hal itu berkemungkinan kecil, untuk itu guru dituntut untuk mampu mena-namkan motif pada siswa.

Agar seorang guru mampu menanamkan motif yang tepat, maka harus dipahami motif dasar yang ada pada diri manusia. Menurut Napoleon Hill ada sembilan motif dasar (basic motives) yang bisa kita gunakan untuk men-garahkan manusia dalam bereakasi. Sembilan motif dasar itu adalah motif melindungi diri, motif memperoleh keuntungan finansial, motif cinta, motif seksualitas, motif menghasratkan kekuasaan dan ketenaran, motif rasa takut, motif balas dendam, motif kebebasan (tubuh dan pikiran), dan motif ingin menciptakan atau membangun dalam pikiran atau dalam wujud.

Pernahkah menyaksikan atau mendengar pelajar yang mengatakan “aku takut sama pak kyai kalau gak hafal” atau “aku gak enak sama pak guru kalu gak bisa, abis gurunya enak sih ngajarnya”. Ungkapan itu merupa-kan tanda bahwa pengajar berhasil menana-mkan motif.

FOKUS

Kenali Motif Sebelum Mengajar

Motif dalam KBM

Oleh: Moch Khoirul Faizin

Dalam memperingati hari kelahi-rannya, Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta (STAIS) Kutai Timur men-gadakan Dies Natalis pada Jumat (15/04) kemarin di Kampus STAIS, yang berada di Jl. APT Pranoto. Keg-iatan yang bertemakan “Membangun Mahasiswa Yang Terpuji Dalam Tra-disi, Terdepan Dalam Prestasi” ini, diagendakan mulai tanggal 15-18 April 2011. Dies Natalis tersebut di-awali dengan sambutan dan pembu-kaan pada jumat pagi pukul 09.00 oleh kepala P3M Mustatho’. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa mengingat sejarah sangatlah penting, karena bisa untuk men-gevaluasi sebuah perjalanan yang telah dilalui. Khusus untuk STAIS,

sesuai dengan tema yang diangkat, diharapkan para mahasiswa mampu mencetak prestasi-prestasi yang bisa dibangggakan. “Saya harapkan den-gan tema tersebut nantinya mampu memotivasi mahasiswa untuk maju dan berkembang”, ujar Mustato’.

Dies natalis tersebut juga dibuka secara simbolis dengan perrmainan bulu tangkis oleh Mustatho’ dan Eko (dosen STAIS). Menurut ketua pani-tia Guruh Suseno, kegiatan tersebut diisi dengan perlombaan-perlom-baan, seperti lomba futsal, takraw, puisi, pidato, karaoke, volley, karya ilmiah dan memasak, yang diikuti oleh para mahasiswa smester dua sampai smester delapan, serta para dosen dan karyawan. Dengan adan-

ya perlombaan-perlombaan tersebut diharapkan mampu memupuk tali persaudaraan dan menjadi sebuah nilai yang perlu dikembangkan oleh seorang mahasiswa. Prestasi yang menjadi tolak ukur kemajuan dan perkembangannya ke depan, serta sebuah tradisi yang menjadi kara-kter dari subtansi nilainya”, kata Guruh.

Terlihat sangat meriah sekali dies natalis kali ini, pasalnya ada juga sponsor yang ikut memeriahkan, dari toko busana muslim, buku-buku, dan aksesoris laptop. Setelah empat hari perlombaan berlangsung, kemudian sampai pada puncak ac-ara penutupan yang dilaksanakan pada senin malam pukul 20.00-23.00. Dalam acara penutupan diumumkan pula nama-nama para pemenang dari perlombaan-perlom-baan yang telah dilakukan, dan yang menjadi juara umum adalah kelas A-II, yang dikomandoi oleh Muham-mad. Menurutnya, dia sangat bang-ga dengan prestasi yang diraih oleh teman-teman dikelasnya. “Kami san-gat bangga dan tidak mengira kelas kami mampu menjadi juara umum, karena diawal-awal kompetisi para rekan-rekan kalah bermain, namun mampu bangkit dan meraih keme-nangan”, ujar Muhammad, ketua kosma A-II. Setelah pembagian had-iah selesai, kemudian acara ditutup dengan pertunjukan band dari STI-PER dan STAIS. **mctr

DIES NATALIS, MEMBANGUN

TRADISI MENCETAK PRESTASI

Mading Edisi 6, 23 April 2011

GAZEBO

Dua orang pelajar di salah satu SMK di Bengalon dia-mankan oleh polisi pada pertengahan maret jam

21.00 wita. Kejadian tersebut beraw-al dari laporan warga setempat ten-tang dua orang pelajar yang berkela-hi. Menurut warga setempat, dua pelajar tersebut bisa merisaukan keamanan, hingga perlu dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Setelah mendapat laporan dari warga, pihak polsek bengalon langsung turun ke TKP untuk mengamankan situasi se-tempat. Namun setelah tiba di TKP, para pelaku telah kabur. Merasa

tidak puas dengan perkelahian sebelumnya, kedua pelajar tersebut kembali melanjutkan perkelahian. Akhirnya sekitar satu jam kemudian polisi berhasil menangkap pelaku perkelahian. Dalam pengamanan tersebut, ternyata polisi juga men-emukan barang bukti berupa senjata tajam, badik dan parang.

Setelah pelaku diamankan, ke-mudian dibawa ke kantor polisi un-tuk dimintai keterangan. Menurut Supardi kepala polsek bengalon, perkelahian tersebut terjadi karena minuman keras. Para pelajar yang minum-minuman keras tidak bisa

mengontrol emosinya sehingga me-nyebabkan perkelahian. Setelah be-berapa saat diintrogasi, para pelajar tersebut kemudian dimasukkan ke dalam jeruji besi selama satu minggu untuk menimbulkan efek jera. Ala-san pelaku hanya dipenjara selama satu minggu karena masih di bawah umur. Sambil menunggu habisnya masa tahanan satu minggu, polisi yang menangani masalah ini berini-siatif untuk memanggil keluarganya. Dalam kesepakatannya, polisi dan keluarga bersama-sama mempunyai tanggungn jawab untuk membina warganya. Menurutnya, pembinaan

tersebut perlu dilakukan untuk menjauhkan warganya atau para pe-lajar dari perbuatan-perbuatan yang melanggar hokum. “saya harapkan antara orang tua dan polisi harus bekrja bersama-sama dalam menan-gani hal-hal seperti ini. Para pelajr juga harus mampu menjauhi hal-hal yang melannggar hokum, serta me-ningkatkan iman dan takwa”, ujar Supardi.**peserta pelatihan jurnal-istik tingkat SMA/Sederajat se-Kec. Bengalon (Mahasiswa KKL dan Reda-ksi Gazebo), 10 April 2011

Gara-Gara Miras, Dua Pelajar SMK Bengalon Diamankan

Redaksi Gazebo menerima tulisan dalam bentuk artikel, opini, cerpen, atau cerita bersambung. Tulisan max 1250 karakter, kirim ke email: [email protected] atau langsung diserhkan ke Muchtar - 085250295089

Perempuan, yang telah lama menggeliat dalam arus kehidu-pan manusia dan telah banyak meninggalkan jejak sejarah yang berjalan sering zaman. Emansi-pasi, merujuk pada sebuah istilah yang digunakan untuk menjelas-kan sejumlah usaha guna mendapatkan hak politik, pen-didikan, karir juga persamaan derajat dalam berbagai bidang kehidupan. R.A. Kartini adalah sosok fenomenal yang telah be-gitu lekat dalam benak setiap orang di Negeri ini. beliau dipan-dang sebagai sosok pembebas dan pelopor dalam membangun sebuah pandangan baru akan arti pending Perempuan dalam berb-agai bidang kehidupan.

R.A. Kartini lahir di Jepara, 21 April 1879. Mungkin kita tidak menemui ratusan buku-buku maupun karya-karya yang me-menuhi jejeran rak toko buku maupun perpustakaan. Namun buah pikir nya telah mengisi juta-an gagasan dann inspirasi dari generasi ke generasi. Bahkan bisa dikatakan “kartini telah hidup, melampaui zamannya”.

Diantara gagasan beliau yang

secara jamak sering terdengar ialah “Berikanlah Pendidikan pada Masyarakat Jawa”, ke-mudian “setiap manusia sed-erajat, berhak mendapatkan perlakuan yang sama”. Dan kiranya gagasan tersebut sesuai bila kita menafsirkan bagaimana cita-cita luhur & murni beliau, yakni : “ Ingin agar perempuan mendapatkan pengajaran yang sama. Sehingga perempuan menjadi lebih cakap dalam melaksanakan kewajibannya. Namun bukan sebagai saingan daripada laki-laki”.

Awal abad ke-20 merupakan periode pertama ketika kaum perempuan mulai memasuki wacana intelek-tual di negeri ini. Beragam peristiwa turut merekam perjuangan perempuan di Negeri ini dalam menga-rungi zaman yang terus berubah, sehingga sam-pailah pada momentum dimana perempuan me-napakan jejak yang jelas sebagai bagian penting dari poses pencerdasan bangsa ini.

Sebagai sebuah lang-kah mendasar daripada proses pencerdasan yang dilakoni oleh perempuan, tentu tidak terlepas dari paradigma mansyarakat yang turut berubah tentang pe-megang hak ber-pendidikan. Dalam budaya masyarakat yang patriarki, mengarah pada bentuk persamaan hak antara laki-laki dan perempuan (Kesetaraan Gen-der). Gerbang perubahan ini kian terbuka lebar dengan iklim de-mokrasi yang terus menggeliat di Negeri ini, dari berbagai peralihan kekuasaan yang turut menghi-asinya.

MEMANDANG ARTI PENTING EMANSIPASI

stor

ykua

ja.b

logs

pot.c

om

Foto-foto: Ali Basuki

Gazebo News: Dies Natalis, Kenakalan Remaja | Artikel: Emansipasi Wanita| Fokus: Motif dalam KBM

Oleh: Randi M. Gumilang