1
SENIN 23 MEI 2011 Mading Gazeb Mencerahkan Untuk menggerakkan Lembaga Pers Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kabupaten Kutai Timur Edisi 10/Tahun 1 Redaksi Gazebo menerima tulisan dalam bentuk artikel, opini, cerpen atau cerita bersambung. Tulisan max 1250 karakter. Kirim ke email: [email protected] atau langsung diserahkan ke Mochtar - 085250295089 Gazebo News-Jum’at siang (20/5), mobil jemputan dari TV Kutim tiba di STAIS. Hal ini dalam rangka menjemput pembicara dan pesera acara Mimbar Pelangi yang disiarkan secara langsung setiap hari jum’at pukul 02.30 WITA dan setiap menjelang berbuka puasa selama bulan Ramadhan di TV Kutim. Untuk kesempatan kali ini Ustadz Ir. Muhammad Eko Catur, atau yang biasa disapa Ustadz Eko diberikan kesempatan menjadi nara sumber. Dari STAIS sendiri mahasiswa yang berpartisipasi berjumlah 7 orang sekaligus salah satunya sebagai pembawa acara Mimbar Pelangi untuk kesempatan kali ini Nur Lela dari semester II. Menurut salah satu pegawai dari TV Kutim bahwa acara ini akan berlangsung terus selama nara sumber dan pihak STAIS sebagai pembawa acara sekaligus sebagai peserta acara siap untuk mengisi acara ini. Pernyataan tersebut ditanggapi oleh mahasiwa yang hadir dengan sangat antusias. Dalam setiap kesempatan acara Topik yang disajikan, Nara Sumber serta pembawa acaranya tidak tetap. Untuk topik diserahkan kepada Nara Sumber sendiri bahan kajian apa yang ingin disajikan. Nara sumber adalah pemuka agama dan ulama dari Kutai Timur yang siap untuk berkenan mengisi acara bahkan terkadang dari dosen STAIS pun diminta untuk menjadi nara sumber untuk acara ini. Kemudian untuk pembawa acara pihak TV Kutim mempersilahkan kepada mahasiswa STAIS Kutim untuk kesediaanya menjadi pembawa acara ini. Bagi para mahasiswa sendiri selain sebagai media untuk menimba ilmu. Acara ini juga sangat berguna untuk menguji mental dan kepercayaan diri. Otomatis pula acara ini bisa menjadi ajang promosi kepada masyarakat Kutai Timur khususnya dan kepada seluruh pemirsa TV Kutim pada umumnya untuk mempopulerkan Kampus STAIS tercinta. Nur Muhabibudin Mahasiswa Semester II Geliat Mahasiswa Mengikuti Mimbar Pelangi TV Kutim Pada dasarnya semua orang berhak mengenyam dan mengem- bangkan pendidikan setinggi- tingginya, baik laki-laki maupun perempuan. Dalam Islam pun tidak ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan yang mem- batasi hak seseorang dalam men- empuh pendidikan. Oleh sebab itu kita sebagai makhluk sosial sangat di anjurkan untuk tetap menempuh pendidikan, karena dengan kita berhenti belajar itu sama artinya kita membunuh po- tensi dalam diri. Sebagian besar nikamatnya dunia pendidikan yang sesungguhnya baru dapat kita rasakan saat kita duduk di bangku perkuliahan, karena saat kita menjadi mahasiswa disitulah kita mulai disibukkan dengan ber- bagai kegiatan – kegiatan kema- hasiswaan yang bermanfaat, dan di bangku perkuliahan juga kita di ajarkan bagaimana untuk ber- fikir kritis dan rasional, yang akan dibawa dalam kehidupan nyata di rmasyarakat. Berfikir kritis dan rasional tidak hanya dilakukan oleh kaum laki – laki saja, kaum perem- puan pun bisa berfikir kritis dan rasional. Terbukti pada hari ini kaum perempuan pun bisa bersa- ing dengan kaum laki – laki dalam dunia akademisi. Ada sebuah ang- gapan yang ditujukan pada kaum perempuan bahwa ketika perem- puan sudah memiliki tanggung jawab dalam rumah tangga, maka tanggung jawab akademisi pun akan di kesampingkan. Namun yang manjadi pertanyaannya ada- lah apakah semua dan seterusnya perempuan yang sudah berkelu- arga akan menyampingkan tugas- nya sebagai seorang akademsi? Pada saat perempuan sudah memiliki tanggung jawab dalam rumah tangga, bukan berarti jiwa aktifis perempuan harus di pad- amkan, menikah adalah sunnah rosul bagi semua umat manusia untuk menuju kesempurnaan. Dengan memikul tanggung jawab dalam rumah tangga bukan berati harus membunuh potensi dalam dirinya untuk berkarya, namun bukan pula mengkesampingkan tanggung jawabnya sebagai se- orang figur rumah tangga, maka terbukti bahwa perempuan pun bisa berlaku adil dan profesional dalam kehidupan rumah tangga maupun dalam dunia akademisi. Hal itu dibuktikan dengan adanya prinsip persamaan bagi manusia, baik laki – laki maupun perempuan dalam berbagai di- mensi kehidupan, seperti dimensi spiritual, ekonomi, politik, dan pendidikan. Sejarah datangnya islam berikut sistem nilai yang dibawanya menunjukkan adanya proses terbentuknya suatu per- adaban manusia secara utuh. Salah satu pesan dari proses tersebut adalah adanya nilai – nilai Islam yang memberdayakan perempuan sebagai makhluk Tuhan yang memiliki hak, ke- wajiban, peran, dan kesempatan yang sama dalam kehidupannya di dunia ini sebagaimana kaum laki – laki. Untuk itu, janganlah sebuah rumah tangga dijadikan sebagai alasan untuk meninggal- kan tanggungjawabnya sebagai seorang akademisi untuk senan- tiasa mengembangkan potensinya melalui sebuah organisasi yang dapat diaplikasikan dalam masyarakat. Wanda Meida Sofianti Mahasiswo Semester II Iklan Mading/Majalah Gazebo Hub. 085250295089 FOKUS Lanjutan dari usaha dalam meningkatkan kinerja BEM adalah apabila kita mengacu pada Anggaran Dasar Ru- mah Tangga (AD/ART) BEM STAIS, maka semua pengurus BEM mempunyai tanggungjawab yang sama, yaitu untuk memajukan STAIS secara bersamam-sama. Untuk mewu- judkan semua ini, tentunya BEM tidak bisa bekerja sendiri, melainkan semua elemen kampus mempunyai peran un- tuk brsama-sama membangun STAIS yang jaya. BEM juga harus tanggap terhadap aspirasi-aspirasi mahasiswa sekecil apapun untuk dijadikan referensi dalam pengembangan sebuah Perguruan Tinggi. Khusus untuk STAIS saat ini perlu membangun komunikasi dengan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada di daerah sekitarnya guna menjalin kerjasama untuk ikut berpartisipasi dalam membangun Kutai Timur Lebih maju. Untuk menyempurnakan semua itu, tentunya kerapian administrasi dan dokumentasi perlu ditingkatkan, pasalnya dengan system administrasi yang rapi akan memudahkan serta menunjukkan profesionalitas kinerja BEM. Tentunya lebih luas untuk mewujudkan semua itu adalah peran dari seorang Presiden BEM yang akuntabel dalam mengem- ban tugasnya sebagai seorang Presiden. Seorang Presiden tersebut harus mampu mengakomodir tiap-tiap anggotanya untuk bersama-sama mennjalankan tugasnya dengan baik. Seorang presiden juga haus senantiasa menjadi contoh bagi anggota-anggotanya dan mahasiswa lainnya dalam men- jalankan tugasnya. Dan yang terakhir kejelian dan kebera- nian seorang presiden BEM dalam mengambil sebuah kepu- tusan sangat dibutuhkan sebagai motor penggerak sebuah organisasi intra kampus. Muchtar Mahasiswa Semester VI MEREPOSISI PERAN DAN FUNGSI BEM (3) Majalah Gazebo Edisi 3 Segera Terbit Berpartisipasi silahkan kirimkan Artikel, Cerpen, Opini, Resensi atau Puisi ke email: [email protected] Contact : 085255508935 Email : [email protected] RUMAH TANGGA BUKAN PENGHALANG WANITA BERKARYA Ditengah banyaknya para pemegang kebijakan yang tidak lagi berpihak pada kepentingan rakyat, segala tinda- kan yang mereka lakukan hanyalah untuk diri sendiri atau kelompok. Perilaku ini jelas sangat merugikan rakyat, oleh sebab itu dibutuhkan adanya gerakan yang idealis untuk menentang mereka. Gerakan mahasiswa yang diyakini seba- gai gerakan idealis, memang telah mencatatkan diri dalam sejarah atas keberhasilannya menumbangkan penguasa- penguasa yang tidak berpihak pada rakyat. Aksi demonstrasi akhir-akhir ini masih gencar dilakukan oleh mahasiswa, sebagai bentuk untuk menyuarakan pe- nyelewengan-penyelewengan yang dilakukan penguasa atas kewajiban yang mereka emban. Melihat aksi-aksi demon- strasi saat ini, sering diwarnai dengan tindakan anarkis, ditunggangi oleh kepentingan lain, atau kepentingan selain dari idealisme mahasiswa. Tindakan semacam itu membuat pihak yang diperjuangkan (rakyat) tidak percaya, bahkan mereka juga dirugikan atas tindakan tersebut. Sejatinya aksi demo dilakukan bertujuan untuk mem- perjuangkan nasib rakyat bukan malah membuat mereka resah, tidak percaya, atau dirugikan. Jika ini yang terjadi maka demo tidak lagi relevan dilakukan. Bukan hanya masyarakat yang tidak percaya dengan metode ini, namun banyak kalangan mahasiswa sendiri menyatakan bahwa demo tidak lagi menjadi metode yang tepat untuk mengkon- trol penguasa. Ketidak relevanan ini paling nyata bisa dilihat dari tinda- kan anariksi, anarkis dipicu oleh ketidak puasan dari massa atas jawaban atau indikasi-indikasi dilapangan yang menga- rah pada tidak dipenuhinnya tuntutan mereka, karena para penguasa telah merasa kebal dengan aksi-aksi semacam itu, sehingga penguasa terkesan tidak mau menaggapi dan membiarkannya. Situasi seperti ini akan sangat mudah un- tuk mengacaukan psikologi massa. Oleh sebab itu maka mahasiswa harus mampu menemu- kan formula baru yang mendapat kepercayaan dari rakyat dan tidak merugikannya. Moch Khoirul Faizin Mahasiswa Semester VIII Aksi Demo Perlu Dikonsep Ulang

Mading Edisi 10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mencerahkan Untuk menggerakkan Edisi 10/Tahun 1 Muchtar Mahasiswa Semester VI Iklan Mading/Majalah Gazebo Hub. 085250295089 Lembaga Pers Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kabupaten Kutai Timur Nur Muhabibudin Mahasiswa Semester II Redaksi Gazebo menerima tulisan dalam bentuk artikel, opini, cerpen atau cerita bersambung. Tulisan max 1250 karakter. Kirim ke email: [email protected] atau langsung diserahkan ke Mochtar - 085250295089 Moch Khoirul Faizin Mahasiswa Semester VIII

Citation preview

Page 1: Mading Edisi 10

SENIN23 MEI 2011 Mading Gazeb

Mencerahkan Untuk menggerakkan

Lembaga Pers MahasiswaSekolah Tinggi Agama Islam Sangatta

Kabupaten Kutai Timur

Edisi 10/Tahun 1

Redaksi Gazebo menerima tulisan dalam bentuk artikel, opini, cerpen atau cerita bersambung. Tulisan max 1250 karakter. Kirim keemail: [email protected] atau langsung diserahkan ke Mochtar - 085250295089

Gazebo News-Jum’at siang (20/5), mobil jemputan dari TV Kutim tiba di STAIS. Hal ini dalam rangka menjemput pembicara dan pesera acara Mimbar Pelangi yang disiarkan secara langsung setiap hari jum’at pukul 02.30 WITA dan setiap menjelang berbuka puasa selama bulan Ramadhan di TV Kutim. Untuk kesempatan kali ini Ustadz Ir. Muhammad Eko Catur, atau yang biasa disapa Ustadz Eko diberikan kesempatan menjadi nara sumber. Dari STAIS sendiri mahasiswa yang berpartisipasi berjumlah 7 orang sekaligus salah satunya sebagai pembawa acara Mimbar Pelangi untuk kesempatan kali ini Nur Lela dari semester II.

Menurut salah satu pegawai dari TV Kutim bahwa acara

ini akan berlangsung terus selama nara sumber dan pihak STAIS sebagai pembawa acara sekaligus sebagai peserta acara siap untuk mengisi acara ini. Pernyataan tersebut ditanggapi oleh mahasiwa yang hadir dengan sangat antusias. Dalam setiap kesempatan acara Topik yang disajikan, Nara Sumber serta pembawa acaranya tidak tetap. Untuk topik diserahkan kepada Nara Sumber sendiri bahan kajian apa yang ingin disajikan. Nara sumber adalah pemuka agama dan ulama dari Kutai Timur yang siap untuk berkenan mengisi acara bahkan terkadang dari dosen STAIS pun diminta untuk menjadi nara sumber untuk acara ini. Kemudian untuk pembawa acara

pihak TV Kutim mempersilahkan kepada mahasiswa STAIS Kutim untuk kesediaanya menjadi pembawa acara ini.

Bagi para mahasiswa sendiri selain sebagai media untuk menimba ilmu. Acara ini juga sangat berguna untuk menguji mental dan kepercayaan diri. Otomatis pula acara ini bisa menjadi ajang promosi kepada masyarakat Kutai Timur khususnya dan kepada seluruh pemirsa TV Kutim pada umumnya untuk mempopulerkan Kampus STAIS tercinta.

Nur MuhabibudinMahasiswa Semester II

Geliat Mahasiswa MengikutiMimbar Pelangi TV Kutim

Pada dasarnya semua orang berhak mengenyam dan mengem-bangkan pendidikan setinggi-tingginya, baik laki-laki maupun perempuan. Dalam Islam pun tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang mem-batasi hak seseorang dalam men-empuh pendidikan. Oleh sebab itu kita sebagai makhluk sosial sangat di anjurkan untuk tetap menempuh pendidikan, karena dengan kita berhenti belajar itu sama artinya kita membunuh po-tensi dalam diri. Sebagian besar nikamatnya dunia pendidikan yang sesungguhnya baru dapat kita rasakan saat kita duduk di bangku perkuliahan, karena saat kita menjadi mahasiswa disitulah kita mulai disibukkan dengan ber-bagai kegiatan – kegiatan kema-hasiswaan yang bermanfaat, dan di bangku perkuliahan juga kita di ajarkan bagaimana untuk ber-fikir kritis dan rasional, yang akan dibawa dalam kehidupan nyata di rmasyarakat.

Berfikir kritis dan rasional tidak hanya dilakukan oleh kaum laki – laki saja, kaum perem-puan pun bisa berfikir kritis dan rasional. Terbukti pada hari ini

kaum perempuan pun bisa bersa-ing dengan kaum laki – laki dalam dunia akademisi. Ada sebuah ang-gapan yang ditujukan pada kaum perempuan bahwa ketika perem-puan sudah memiliki tanggung jawab dalam rumah tangga, maka tanggung jawab akademisi pun akan di kesampingkan. Namun yang manjadi pertanyaannya ada-lah apakah semua dan seterusnya perempuan yang sudah berkelu-arga akan menyampingkan tugas-nya sebagai seorang akademsi?

Pada saat perempuan sudah memiliki tanggung jawab dalam rumah tangga, bukan berarti jiwa aktifis perempuan harus di pad-amkan, menikah adalah sunnah rosul bagi semua umat manusia untuk menuju kesempurnaan. Dengan memikul tanggung jawab dalam rumah tangga bukan berati harus membunuh potensi dalam dirinya untuk berkarya, namun bukan pula mengkesampingkan tanggung jawabnya sebagai se-orang figur rumah tangga, maka terbukti bahwa perempuan pun bisa berlaku adil dan profesional dalam kehidupan rumah tangga maupun dalam dunia akademisi.

Hal itu dibuktikan dengan

adanya prinsip persamaan bagi manusia, baik laki – laki maupun perempuan dalam berbagai di-mensi kehidupan, seperti dimensi spiritual, ekonomi, politik, dan pendidikan. Sejarah datangnya islam berikut sistem nilai yang dibawanya menunjukkan adanya proses terbentuknya suatu per-adaban manusia secara utuh. Salah satu pesan dari proses tersebut adalah adanya nilai – nilai Islam yang memberdayakan perempuan sebagai makhluk Tuhan yang memiliki hak, ke-wajiban, peran, dan kesempatan yang sama dalam kehidupannya di dunia ini sebagaimana kaum laki – laki. Untuk itu, janganlah sebuah rumah tangga dijadikan sebagai alasan untuk meninggal-kan tanggungjawabnya sebagai seorang akademisi untuk senan-tiasa mengembangkan potensinya melalui sebuah organisasi yang dapat diaplikasikan dalam masyarakat.

Wanda Meida SofiantiMahasiswo Semester II

Iklan Mading/Majalah GazeboHub. 085250295089

FOKUS

Lanjutan dari usaha dalam meningkatkan kinerja BEM adalah apabila kita mengacu pada Anggaran Dasar Ru-mah Tangga (AD/ART) BEM STAIS, maka semua pengurus BEM mempunyai tanggungjawab yang sama, yaitu untuk memajukan STAIS secara bersamam-sama. Untuk mewu-judkan semua ini, tentunya BEM tidak bisa bekerja sendiri, melainkan semua elemen kampus mempunyai peran un-tuk brsama-sama membangun STAIS yang jaya. BEM juga harus tanggap terhadap aspirasi-aspirasi mahasiswa sekecil apapun untuk dijadikan referensi dalam pengembangan sebuah Perguruan Tinggi. Khusus untuk STAIS saat ini perlu membangun komunikasi dengan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada di daerah sekitarnya guna menjalin kerjasama untuk ikut berpartisipasi dalam membangun Kutai Timur Lebih maju.

Untuk menyempurnakan semua itu, tentunya kerapian administrasi dan dokumentasi perlu ditingkatkan, pasalnya dengan system administrasi yang rapi akan memudahkan serta menunjukkan profesionalitas kinerja BEM. Tentunya lebih luas untuk mewujudkan semua itu adalah peran dari seorang Presiden BEM yang akuntabel dalam mengem-ban tugasnya sebagai seorang Presiden. Seorang Presiden tersebut harus mampu mengakomodir tiap-tiap anggotanya untuk bersama-sama mennjalankan tugasnya dengan baik. Seorang presiden juga haus senantiasa menjadi contoh bagi anggota-anggotanya dan mahasiswa lainnya dalam men-jalankan tugasnya. Dan yang terakhir kejelian dan kebera-nian seorang presiden BEM dalam mengambil sebuah kepu-tusan sangat dibutuhkan sebagai motor penggerak sebuah organisasi intra kampus.

MuchtarMahasiswa Semester VI

MEREPOSISI PERAN DAN FUNGSI BEM (3)

Majalah Gazebo Edisi 3Segera Terbit

Berpartisipasi silahkan kirimkan Artikel, Cerpen, Opini, Resensi

atau Puisi ke email: [email protected]

Contact : 085255508935Email : [email protected]

RUMAH TANGGABUKAN PENGHALANG

WANITA BERKARYA

Ditengah banyaknya para pemegang kebijakan yang tidak lagi berpihak pada kepentingan rakyat, segala tinda-kan yang mereka lakukan hanyalah untuk diri sendiri atau kelompok. Perilaku ini jelas sangat merugikan rakyat, oleh sebab itu dibutuhkan adanya gerakan yang idealis untuk menentang mereka. Gerakan mahasiswa yang diyakini seba-gai gerakan idealis, memang telah mencatatkan diri dalam sejarah atas keberhasilannya menumbangkan penguasa-penguasa yang tidak berpihak pada rakyat.

Aksi demonstrasi akhir-akhir ini masih gencar dilakukan oleh mahasiswa, sebagai bentuk untuk menyuarakan pe-nyelewengan-penyelewengan yang dilakukan penguasa atas kewajiban yang mereka emban. Melihat aksi-aksi demon-strasi saat ini, sering diwarnai dengan tindakan anarkis, ditunggangi oleh kepentingan lain, atau kepentingan selain dari idealisme mahasiswa. Tindakan semacam itu membuat pihak yang diperjuangkan (rakyat) tidak percaya, bahkan mereka juga dirugikan atas tindakan tersebut.

Sejatinya aksi demo dilakukan bertujuan untuk mem-perjuangkan nasib rakyat bukan malah membuat mereka resah, tidak percaya, atau dirugikan. Jika ini yang terjadi maka demo tidak lagi relevan dilakukan. Bukan hanya masyarakat yang tidak percaya dengan metode ini, namun banyak kalangan mahasiswa sendiri menyatakan bahwa demo tidak lagi menjadi metode yang tepat untuk mengkon-trol penguasa.

Ketidak relevanan ini paling nyata bisa dilihat dari tinda-kan anariksi, anarkis dipicu oleh ketidak puasan dari massa atas jawaban atau indikasi-indikasi dilapangan yang menga-rah pada tidak dipenuhinnya tuntutan mereka, karena para penguasa telah merasa kebal dengan aksi-aksi semacam itu, sehingga penguasa terkesan tidak mau menaggapi dan membiarkannya. Situasi seperti ini akan sangat mudah un-tuk mengacaukan psikologi massa.

Oleh sebab itu maka mahasiswa harus mampu menemu-kan formula baru yang mendapat kepercayaan dari rakyat dan tidak merugikannya.

Moch Khoirul FaizinMahasiswa Semester VIII

Aksi Demo Perlu Dikonsep Ulang