SENIN 15 AGUSTUS 2011 Mading Gazeb Mencerahkan Untuk Menggerakkan Lembaga Pers Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kabupaten Kutai Timur Edisi 14/Tahun 1 Redaksi Gazebo menerima tulisan dalam bentuk artikel, opini, cerpen atau cerita bersambung. Tulisan max 1250 karakter. Kirim ke email: [email protected] atau langsung diserahkan ke Nur Habibudin - 085742989690 Bulan suci Ramadhan selalu identik dengan bulan mulia, pahala yang dilipat gandakan, Doa dijabah. Di Bulan yang mulia ini kita inti- nya diundang oleh Allah SWT sebagaimana firmannya dalam Surah Al-Baqarah Ayat 183 yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang- orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. Ada 3 pesan penting yang ingin disampaikan di dalam ayat ini yaitu pertama, Wahai orang-orang yang beriman, disini bisa dimaknai bahwa Allah SWT mengundang kita orang–orang yang mengaku beriman kepadanya, untuk apa? Tidak sebatas Allah SWT mengundang kita tapi ada makna penting dari undangan yang Allah sampaikan. Kedua, Diwajibkan atas kamu ber- puasa, yaitu undangan dalam rangka diwajibkannya untuk berpuasa sebagai konsekuensi keimanan kita kepada-Nya. Ketiga, Agar kamu bertaqwa, ketika seseorang dianggap se- bagai manusia yang memulia- kan ramadhan maka dia pan- tas mendapatkan gelar taqwa.. Taqwa adalah gelar tert- inggi yang diberikan Allah SWT melalui Ramadhan dan tidak diberikan begitu saja, tapi taqwa hanya diberikan kepada orang-orang yang me- mang memanfaatkan rama- dhan dengan sebaiknya dalam menggali ladang amal. Jikalau kita semua menginginkan Ge- lar taqwa ada pada diri kita maka marilah disisa waktu ramadhan yang akan berlalu ini kita isi dengan amalan ke- bajikan yang banyak. Raih Gelar Tertinggi di Bulan Ramadhan Irmayanti, Mahasiswi STAIS semester V Al Qur’an tidak menjelaskan hukum poligami, apakah haram, mubah, sunnah atau wajib. Dengan memahami secara lebih mendalam mengenai konteks Al Qur’an (An Nisa: 3) dan al hadis dapat dipahami bahwa nash tidak melegitimasi kebolehan poligami tapi justru melarang kawin lebih dari empat. Mengingat asbabun nuzul ayat ini yang diturunkan bagi masyarakat jahili- yah yang melakukan praktek poligami yang tidak terba- tas hingga ratusan wanita. Jadi perintah ini diturunkan bagi orang-orang yang telah melakukan praktek kawin banyak untuk membatasinya hingga empat, bukan ditujukan bagi orang yang belum menikah untuk mem- bolehkan mereka berpoligami. Bahkan ada indikasi jika Rasulullah melarang poligami seperti ultimatum beliau kepada menantunya, ketika Ali r.a, hendak menikahi Zainab bint Abi Jahal. Berdasarkan beberapa hal tersebut kita masih harus menelaah lebih dalam mengenai legalitas kebolehan po- ligami dengan melihat realitas yang ada dimasyarakat, sejauh mana dampak yang ditimbulkan poligami, apak- ah manfaatnya tidak lebih besar dari mafsadah yang ditimbulkannya. Kemudian apakah motif seseorang melakukan poligami. Jika dilihat mafsadah dan mashlahahnya, maka mayoritas yang tampak dimasyarakat dewasa ini ialah mafsadah karena banyak orang yang melakukan po- ligami untuk melampiaskan nafsunya dan sebagai ajang berbangga-bangga karena menaklukkan banyak wanita. Mereka tidak memahami apalagi mengamalkan hikmah dan tujuan dari pernikahan. Jika seperti ini tentunya poligami sudah bertentangan dengan prinsip dan tujuan berumah tangga yakni al mawaddah wa al rahmah yang akan menghilang ketika suami kawin lagi. Namun pintu poligami tidak benar-benar terkunci. Adakalanya poligami dapat menjadi solusi yang tepat ketika tujuan perkawinan tidak terpenuhi. Seperti ke- tika istri tidak dapat memberikan keturunan atau istri yang sakit berkepanjangan, dll. Dalam hal ini poligami tentu lebih maslahah daripada harus menceraikan istri. Wallahu a’lam bisshawaf,,, Kritik dan Saran Mading Gazebo Redaksi Gazebo-Sekretariat BEM STAIS FOKUS Menggugat Poligami (3) Contact : 085255508935 Email : [email protected] Tidak seorang pun tahu apa yang akan berlaku diesok hari, bisa jadi saat ini kita sangat membencin- ya, tetapi esok malah kita yang melakukannya. Siapa yang tidak ingin hidup bergelimang harta, apa yang diinginkan dengan mudah di- wujudkan. Ini merupakan persoalan dasar hidup manusia yang selalu membutuhkan harta. Virus-virus korupsi menyebar dengan cepat diberbagai penjuru, dari perkotaan sampai pelosok desa, pejabat kelas kakap sampai kelas teri, hingga ulama maupun penjahat semua ter- jangkiti olehnya, ibarat jamur yang tumbuh subur pada daerah yang lembab dan basah. Memberantas penyakit korupsi memang sangatlah sulit, apalagi menurut Muchtar Lubis masyarakat bangsa kita ini memiliki karakter yang maunya serba instan. Belum saja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mampu membasmi korup- tor, malah sudah mau dibubarkan. Sampai kapanpun jika pola pikir kita terus ingin yang serba instan, maka bukannya memberantas ko- rupsi yang dilakukan tetapi justru memupuk dan menumbuh subur- kan mereka. Pola pikir yang mau- nya serba instan ini identik akan mengarah pada perilaku yang me- langgar aturan. Apalagi banyak orang berkata bahwa korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya, wah wah wah!!! luar biasa, ini merupakan pengu- kuhan pada diri kita, bahwa kita ini adalah penganut dari paham koru- psi. Jika sudah demikian menjadi makin berat tugas melenyapkan korupsi, mengapa? Karena apabila kita menganggap sesuatu menjadi budaya, maka meskipun kita tahu bahwa itu salah, maka kita akan terperangkap untuk melakukannya, begitulah budaya. Jadi teringat Raden Ayu Kar- tini!!, bagaimana ketika beliau memperjuangkan kaum wanita dari kungkungan budaya. Begitu konsis- ten beliau dalam memperjuangkan kebebasan kaumnya, dari masa ka- nak-kanan hingga beliau meninggal. Apa yang dirasakan wanita Indone- sia sekarang ini bukan merupakan hasil dari perjuangan yang instan, tetapi perjuangan yang panjang dan penuh dengan pengorbanan. Kita butuh sosok kartini-kartini baru sosok yang akan membebaskan kita dari budaya korupsi. Sosok yang akan selalu konsisten dalam mem- perjuangkan kebenaran, sampai kapan pun dan dimana pun. Sekarang ini dimata rakyat semua pejabat adalah koruptor, meskipun teori induksi semacam itu tidak disepakati oleh Karl R. Pop- per karna tidak semua pejabat ada- lah koruptor, namun sah-sah saja rakyat memandang demikian. Mer- eka itu sudah bosan dengan prilaku pejabatnya yang tidak memihak pada kesejahteraannya. Sampai- sampi pejabat pembasmi serangga pun tidak peduli dengan keluhaan, ratapan, dan tangisan rakyat mis- kin. Begitulah fenomena bangsa ini, pejabat tidak lagi bisa kita andalkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang ada malah semakin menindas, dengan prilaku koru- psinya. Tetapi sebenarnya rakyat juga tidak bisa mempersalahkan pejabat karena korupsinya, itukan budaya!!! KORUPSI, Mungkin Kita Selanjutnya Adu kebenaran bukan solusi, saling menyalahkan juga bukan solusi. Sadar akan kebenaran! itu adalah kunci utama untuk menghindarkan diri dari masalah korupsi yang sistemik ini. Kon- sisten dalam memperjuangkan kebenaran tidaklah instan. Oleh: Moch Khoirul Faizin Ketua MPM priode 2011-2012 “Semua insan beriman ingin kedudukan yang mulia disisi Al- lah. Taqwa adalah gelar tertinggi yang diberikan Allah SWT melalui bulan Ramadhan” Oleh: Andi M. Fauzan Razak Presiden BEM priode 2010-2011 Gazebo News-Demi eksistensi dan pengembangan Lembaga Pers Maha- siswa (LPM) Gazebo STAI Sangatta Kutai Timur, LPM menggelar rapat yang mem- bicarakan rancangan Koran Mini, Minggu (14/8) di Gazebo STAI Sangtta. Nampak hadir sore itu Piminan Redaksi (Pimred), Abdul Basit dan Redaktur Pelaksana, Khoirul Faizin dan pengurus LPM lain serta anggota baru dari mahasiswa baru periode 2011- 2012. Selain membicarakan tentang perkembangan Majalah Gazebo yang ter- bit satu tahun sekali dan mading yang terbit seminggu sekali selama kegiatan perkuliahan, seluruh anggota LPM juga membicarakan terobosan baru yakni Koran Mini. Program ini diharapkan dapat men- jadi titik balik untuk mengembangkan sekaligus menyalurkan bakat dan po- tensi mahasiswa di bidang jurnalistik . Mencakup anggota redaksi dan ma- hasiswa lain. Koran ini rencana akan dipasarkan ke seluruh perguruan tinggi serta SMA/Sederajat di seluruh ka- wasan Sangatta, Kutai Timur. Faizin berkta “nanti kita mau ngada- kan pelatihan jurnalistik untuk tingkat SMA, terutama di wilayah Sangatta. Ke- mudian alumni pelatihan itu dijadikan biro Koran Gazebo untuk sekolah mas- ing-masing, ini bertujuan untuk mem- perluas dan memperdalam kemampuan junalistik kalangan mahasiswa dan menularkannya pada pelajar”, ujarnya. Wiwi Widyana LPM Gazebo Kembangkan Koran Mini

Mading Edisi 14

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Edisi 14/Tahun 1 Adu kebenaran bukan solusi, saling menyalahkan juga bukan solusi. Sadar akan kebenaran! itu adalah kunci utama untuk menghindarkan diri dari masalah korupsi yang sistemik ini. Kon- sisten dalam memperjuangkan kebenaran tidaklah instan. “Semua insan beriman ingin kedudukan yang mulia disisi Al- lah. Taqwa adalah gelar tertinggi yang diberikan Allah SWT melalui bulan Ramadhan” Irmayanti, Mahasiswi STAIS semester V Wiwi Widyana

Citation preview

Page 1: Mading Edisi 14

SENIN15 AGUSTUS 2011 Mading Gazeb

Mencerahkan Untuk Menggerakkan

Lembaga Pers MahasiswaSekolah Tinggi Agama Islam Sangatta

Kabupaten Kutai Timur

Edisi 14/Tahun 1

Redaksi Gazebo menerima tulisan dalam bentuk artikel, opini, cerpen atau cerita bersambung. Tulisan max 1250 karakter. Kirim keemail: [email protected] atau langsung diserahkan ke Nur Habibudin - 085742989690

Bulan suci Ramadhan selalu identik dengan bulan mulia, pahala yang dilipat gandakan, Doa dijabah. Di Bulan yang mulia ini kita inti-nya diundang oleh Allah SWT sebagaimana firmannya dalam Surah Al-Baqarah Ayat 183 yang artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.

Ada 3 pesan penting yang ingin disampaikan di dalam ayat ini yaitu pertama, Wahai

orang-orang yang beriman, disini bisa dimaknai bahwa Allah SWT mengundang kita orang–orang yang mengaku beriman kepadanya, untuk apa? Tidak sebatas Allah SWT mengundang kita tapi ada makna penting dari undangan yang Allah sampaikan. Kedua, Diwajibkan atas kamu ber-puasa, yaitu undangan dalam rangka diwajibkannya untuk berpuasa sebagai konsekuensi keimanan kita kepada-Nya. Ketiga, Agar kamu bertaqwa, ketika seseorang dianggap se-bagai manusia yang memulia-

kan ramadhan maka dia pan-tas mendapatkan gelar taqwa..

Taqwa adalah gelar tert-inggi yang diberikan Allah SWT melalui Ramadhan dan tidak diberikan begitu saja, tapi taqwa hanya diberikan kepada orang-orang yang me-mang memanfaatkan rama-dhan dengan sebaiknya dalam menggali ladang amal. Jikalau kita semua menginginkan Ge-lar taqwa ada pada diri kita maka marilah disisa waktu ramadhan yang akan berlalu ini kita isi dengan amalan ke-bajikan yang banyak.

Raih Gelar Tertinggi di Bulan Ramadhan

Irmayanti,Mahasiswi STAIS semester V

Al Qur’an tidak menjelaskan hukum poligami, apakah haram, mubah, sunnah atau wajib. Dengan memahami secara lebih mendalam mengenai konteks Al Qur’an (An Nisa: 3) dan al hadis dapat dipahami bahwa nash tidak melegitimasi kebolehan poligami tapi justru melarang kawin lebih dari empat. Mengingat asbabun nuzul ayat ini yang diturunkan bagi masyarakat jahili-yah yang melakukan praktek poligami yang tidak terba-tas hingga ratusan wanita. Jadi perintah ini diturunkan bagi orang-orang yang telah melakukan praktek kawin banyak untuk membatasinya hingga empat, bukan ditujukan bagi orang yang belum menikah untuk mem-bolehkan mereka berpoligami. Bahkan ada indikasi jika Rasulullah melarang poligami seperti ultimatum beliau kepada menantunya, ketika Ali r.a, hendak menikahi Zainab bint Abi Jahal.

Berdasarkan beberapa hal tersebut kita masih harus menelaah lebih dalam mengenai legalitas kebolehan po-ligami dengan melihat realitas yang ada dimasyarakat, sejauh mana dampak yang ditimbulkan poligami, apak-ah manfaatnya tidak lebih besar dari mafsadah yang ditimbulkannya. Kemudian apakah motif seseorang melakukan poligami.

Jika dilihat mafsadah dan mashlahahnya, maka mayoritas yang tampak dimasyarakat dewasa ini ialah mafsadah karena banyak orang yang melakukan po-ligami untuk melampiaskan nafsunya dan sebagai ajang berbangga-bangga karena menaklukkan banyak wanita. Mereka tidak memahami apalagi mengamalkan hikmah dan tujuan dari pernikahan. Jika seperti ini tentunya poligami sudah bertentangan dengan prinsip dan tujuan berumah tangga yakni al mawaddah wa al rahmah yang akan menghilang ketika suami kawin lagi.

Namun pintu poligami tidak benar-benar terkunci. Adakalanya poligami dapat menjadi solusi yang tepat ketika tujuan perkawinan tidak terpenuhi. Seperti ke-tika istri tidak dapat memberikan keturunan atau istri yang sakit berkepanjangan, dll. Dalam hal ini poligami tentu lebih maslahah daripada harus menceraikan istri. Wallahu a’lam bisshawaf,,,

Kritik dan Saran Mading GazeboRedaksi Gazebo-Sekretariat BEM STAIS

FOKUS

Menggugat Poligami (3)

Contact : 085255508935Email : [email protected]

Tidak seorang pun tahu apa yang akan berlaku diesok hari, bisa jadi saat ini kita sangat membencin-ya, tetapi esok malah kita yang melakukannya. Siapa yang tidak ingin hidup bergelimang harta, apa yang diinginkan dengan mudah di-wujudkan. Ini merupakan persoalan dasar hidup manusia yang selalu membutuhkan harta. Virus-virus korupsi menyebar dengan cepat diberbagai penjuru, dari perkotaan sampai pelosok desa, pejabat kelas kakap sampai kelas teri, hingga ulama maupun penjahat semua ter-jangkiti olehnya, ibarat jamur yang tumbuh subur pada daerah yang lembab dan basah.

Memberantas penyakit korupsi memang sangatlah sulit, apalagi menurut Muchtar Lubis masyarakat bangsa kita ini memiliki karakter yang maunya serba instan. Belum saja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mampu membasmi korup-tor, malah sudah mau dibubarkan. Sampai kapanpun jika pola pikir kita terus ingin yang serba instan, maka bukannya memberantas ko-rupsi yang dilakukan tetapi justru memupuk dan menumbuh subur-kan mereka. Pola pikir yang mau-nya serba instan ini identik akan mengarah pada perilaku yang me-langgar aturan.

Apalagi banyak orang berkata

bahwa korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya, wah wah wah!!! luar biasa, ini merupakan pengu-kuhan pada diri kita, bahwa kita ini adalah penganut dari paham koru-psi. Jika sudah demikian menjadi makin berat tugas melenyapkan korupsi, mengapa? Karena apabila kita menganggap sesuatu menjadi budaya, maka meskipun kita tahu bahwa itu salah, maka kita akan terperangkap untuk melakukannya, begitulah budaya.

Jadi teringat Raden Ayu Kar-tini!!, bagaimana ketika beliau memperjuangkan kaum wanita dari kungkungan budaya. Begitu konsis-ten beliau dalam memperjuangkan kebebasan kaumnya, dari masa ka-nak-kanan hingga beliau meninggal. Apa yang dirasakan wanita Indone-sia sekarang ini bukan merupakan hasil dari perjuangan yang instan, tetapi perjuangan yang panjang dan penuh dengan pengorbanan. Kita butuh sosok kartini-kartini baru sosok yang akan membebaskan kita dari budaya korupsi. Sosok yang akan selalu konsisten dalam mem-perjuangkan kebenaran, sampai kapan pun dan dimana pun.

Sekarang ini dimata rakyat semua pejabat adalah koruptor, meskipun teori induksi semacam itu tidak disepakati oleh Karl R. Pop-per karna tidak semua pejabat ada-

lah koruptor, namun sah-sah saja rakyat memandang demikian. Mer-eka itu sudah bosan dengan prilaku pejabatnya yang tidak memihak pada kesejahteraannya. Sampai-sampi pejabat pembasmi serangga pun tidak peduli dengan keluhaan, ratapan, dan tangisan rakyat mis-kin.

Begitulah fenomena bangsa ini, pejabat tidak lagi bisa kita andalkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang ada malah semakin menindas, dengan prilaku koru-psinya. Tetapi sebenarnya rakyat juga tidak bisa mempersalahkan pejabat karena korupsinya, itukan budaya!!!

KORUPSI, Mungkin Kita Selanjutnya

Adu kebenaran bukan solusi, saling menyalahkan juga bukan solusi. Sadar akan kebenaran! itu adalah kunci utama untuk menghindarkan diri dari masalah korupsi yang sistemik ini. Kon-sisten dalam memperjuangkan kebenaran tidaklah instan. Oleh: Moch Khoirul FaizinKetua MPM priode 2011-2012

“Semua insan beriman ingin kedudukan yang mulia disisi Al-lah. Taqwa adalah gelar tertinggi yang diberikan Allah SWT melalui

bulan Ramadhan”

Oleh: Andi M. Fauzan RazakPresiden BEM priode 2010-2011

Gazebo News-Demi eksistensi dan pengembangan Lembaga Pers Maha-siswa (LPM) Gazebo STAI Sangatta Kutai Timur, LPM menggelar rapat yang mem-bicarakan rancangan Koran Mini, Minggu (14/8) di Gazebo STAI Sangtta.

Nampak hadir sore itu Piminan Redaksi (Pimred), Abdul Basit dan Redaktur Pelaksana, Khoirul Faizin dan pengurus LPM lain serta anggota baru dari mahasiswa baru periode 2011-2012. Selain membicarakan tentang perkembangan Majalah Gazebo yang ter-bit satu tahun sekali dan mading yang terbit seminggu sekali selama kegiatan perkuliahan, seluruh anggota LPM juga membicarakan terobosan baru yakni Koran Mini.

Program ini diharapkan dapat men-

jadi titik balik untuk mengembangkan sekaligus menyalurkan bakat dan po-tensi mahasiswa di bidang jurnalistik . Mencakup anggota redaksi dan ma-hasiswa lain. Koran ini rencana akan dipasarkan ke seluruh perguruan tinggi serta SMA/Sederajat di seluruh ka-wasan Sangatta, Kutai Timur.

Faizin berkta “nanti kita mau ngada-kan pelatihan jurnalistik untuk tingkat SMA, terutama di wilayah Sangatta. Ke-mudian alumni pelatihan itu dijadikan biro Koran Gazebo untuk sekolah mas-ing-masing, ini bertujuan untuk mem-perluas dan memperdalam kemampuan junalistik kalangan mahasiswa dan menularkannya pada pelajar”, ujarnya.

Wiwi Widyana

LPM Gazebo Kembangkan Koran Mini