Upload
soen-daram
View
94
Download
27
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tes MPT
Citation preview
IVMAGNETIC PARTICLE TEST
4.1 Tujuan
Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul
ini adalah sebagai berikut :
1) Mahasiswa mampu menjelaskan syarat-syarat suatu komponen dapat diuji
dengan Magnetic Particle Test.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis indikasi yang mampu dideteksi
dengan Magnetic Particle Test.
4.2 Dasr Teori
Magnet merupakan suatu logam yang dapat menarik besi, dan selalu memiliki
dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Dimana arah medan magnet
disetiap titik bersumber dari kutub utara menuju ke selatan dan mengarah dari
kutub selatan keutara di dalam magnet.
1
Gambar 4.1 Garis Gaya Magnet
Prinsip Dasar pengujian Magnetik Partikel yaitu specimen atau benda uji
tersebut dimagnetisasi dengan cara memberikan medan magnet. Karena
perlakuan yang seperti itu, maka pada benda uji akan timbul medan magnet
sebagai akibat dari adanya beda potensial (arus listrik mengalir dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah). Pada daerah tersebut ditaburkan serbuk
ferromagnetik. Selanjutnya serbuk ferromagnetic tersebut akan mengikuti
bagian yang cacat dari benda uji tersebut.
4.2.1 Jenis-jenis magnet
1) Magnet Permanen
Merupakan bahan-bahan logam tertentu yang jika dimagnetisasi maka
bahan logam tersebut akan mampu mempertahankan sifat magnetnya
dalam jangka waktu yang lama (permanen).
2) Elektromagnet
Merupakan magnet yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang jika
diberikan arus listrik maka bahan tersebut akan menjadi magnet, tetapi
jika pemberian arus listrik dihentikan, maka sifat magnet pada bahan
tersebut akan hilang.
4.2.2 Metode magnetisasi
1) Magnetisasi Longitudinal
Dihasilkan dari arus listrik yang dialirkan dalam koil.
2
Gambar4.2 Magnetisasi Longitudinal
2) Magnetisasi Yoke
Magnetisasi dengan menggunakan yoke. Dengan cara ujung kaki yoke
ditempelkan pada material yang akan dimagnetisasi
Gambar 4.3 Magnetisasi Yoke
3) Magnetisasi Sirkular.
Magnetik sirkular terdiri dari:
a) Magnetik tak langsung, arus listrik dialirkan ke konduktor sentral.
Medan magnet mengenai bahan dan benda yang dilingkupinya.
b) Magnetisasi langsung, arus listrik dialirkan pada bahan yang akan di-
magnetisasi.
3
Benda
Gambar 4.4 Central Conductor
Gambar 4.5 Head Shot
c) Magnetisasi Prod, magnetisasi dengan cara material ferromagnetic
dililiti dengan logam tembaga kemudian dialiri arus listrik.
Gambar4.6 Magnetisasi Prod
4.2.3 Metode pengerjaan berdasarkan waktu magnetisasi
1) Medan Magnet Kontinyu :
Magnetisasi berlangsung secara terus menerus bersamaan dengan
pemberian serbuk ferromagnetic basah (suspensi) atau yang kering.
2) Medan Magnet sisa (residual) :
Partikel ferromagnetic kering diberikan setelah proses magnetisasi
berakhir.
4.2.4 Metode pengaplikasian partikel ferromagnetik
1) Metode Kering
Partikel magnetik yang digunakan berupa bubuk kering. Metode ini
digunakan pada permukaan benda uji yang kasar. Suhu kerja yang baik
yaitu pada suhu kamar 10oC hingga 55oC, metode ini juga masih dapat
dilakukan pada suhu tinggi asalkan benda uji masih berwujud padat.
Metode ini tidak cocok dilakukan pada suhu dingin karena serbuk
ferromagnetic akan lengket terkena embun. Warna partikel ferromagnetik
yang dipilih harus kontras terhadap benda uji. Bubuk diarahkan pada
4
lokasi yang diinginkan secara perlahan-lahan, sisa partikel yang berlebih
dihilangkan dengan air.
2) Metode Basah
Partikel magnetik yang digunakan dalam bentuk suspensi. Metode ini
bias digunakan pada metode kontinyu maupun residual. Metode basah
biasa digunakan pada permukaan benda uji yang halus. Metode ini cocok
digunakan pada suhu dingin dan batas maksimalnya adalah tidak boleh
lebih dari batas akhir temperature kamar, yaitu 55oC karena suspense
akan mengalami penguapan jika suhu terlalu panas.
4.2.5 Teknik inspeksi
Pemilihan teknik inspeksi partikel magnetic didasarkan pada hal-hal sebagai
berikut:
1) Kondisi Permukan Benda Uji :
- Kasar : Metode Kering
- Halus :Metode Basah
2) Partikelnya:
- Kering : Serbuk Kering
- Basah : Suspensi
3) Warna serbuk partikelnya harus kontras
4.2.6 Kriteria standar penerimaan menurut ASME Section VIII Division 1
1) Evaluasi Indikasi Menurut ASME (American Society of Mechanical Engi-
neers) Section VIII Division 1 .Suatu indikasi adalah bukti suatu cacat/
ketidaksempurnaan mekanik. Hanya indikasi yang mempunyai ukuran
(dimensi) lebih besardari 1/16 inchi (1,5 mm) yang akan dipertim-
bangkan.
Evaluasi Indikasi menurut standart ASME:
a) Indikasi Linier jika indikasi memiliki panjang lebih besar dari tiga
kali lebarnya.
b) Indikasi Rounded jika bentuk indikasi melingkar atau menyerupai
elips dengan panjang kurang atau sama dengan tiga kali lebarnya.
c) Indikasi–indikasi lain yang masih diragukan/dipertanyakan akan di uji
kembali untuk menentukan apakah diterima atau tidak.
5
2) Kriteria Penerimaan Pengujian Menurut Standart ASME Section VIII
Division 1 untuk hasil pengelasan.
Penerimaan standar ini akan berlaku jika tidak ada standar lain yang lebih
spesifik lagi dalam hal penerimaan material yang spesifik. Pada proses
pengujian, permukaan material harus terbebas dari hal-hal berikut:
a) Indikasi linier yang relevan.
b) Indikasi rounded yang relevan dengan panjang lebih besar dari 3/16
inchi (5 mm).
c) Memiliki empat atau lebih indikasi rounded yang relevan dalam satu
garis dengan jarak 1/16 inchi(1,5 mm) atau kurang (dari tepi ke tepi).
4.3 Alat
Alat yang digunaka untuk uji magnetik adalah sebagai berikut :
1) Kain Lap
2) Yoke
3) Lampu E27 CFL Max 25 W
4) Sikatbaja
5) Gause Meter
6) Light Meter (Lux meter)
7) Penggaris
4.3 Bahan
Alat yang digunaka untuk uji magnetik adalah sebagai berikut :
1) Cleaner
2) White Contrast Paint (WCP 2)
3) Wet Particel (7HF)
6
Gambar 4.7 Pengukuran intensitas cahaya dengan Light Meter
4.5 Prosedur Keselamatan
Sebelum praktikum pengujian bahan dilaksanakan, mahasiswa harus
meyakinkan dahulu telah melengkapi diri dengan APD (Alat Pelindung Diri)
sebagai berikut :
1) Pakaian dan celana bengkel
2) Safety shoes
4.6 Prosedur Kerja
1) Persiapan Alat (Surface Preparation)
Menguji kekuatan yoke terlebih dahulu (Power Lifting of Yoke)
berdasarkan ASME section V Article 6 (T-773, 2), yaitu untu karus AC
yoke harus mampu mengangkat beban seberat 4,5 kg (10 lb) pada maxi-
mum pole spacing-nya. Apabila yoke masih dapat mengangkat beban yang
disyaratkan, maka yoke tersebut masih layak untuk digunakan. Pengujian
lifting power ini biasanya dilakukan dalam jangka waktu satu tahun sekali.
2) Pre Cleaning
Spesimen dibersihkan permukaannya dari oil, dankotoran lain yang berupa
karat, lemak, cat, dan kotoran lainnya dengan menggunakan cleaner.
Gambar 4.8 Persiapan Permukaan (Pre Cleaning)
3) Penyemprotan White Contrast Paint
Material uji disemprot dengan White Contrast Paint (WCP 2) secara mer-
ata.
7
a.Penggosokkan pada permukaan benda kerja
b.Penyemprotan
Gambar 4.9Penyem-
protan White Contrast Paint (WCP 2)
4) Tunggu hingga White Contrast Paint kering
5) Setelah kering, atur yoke dengan arah membentuk huruf X (menyilang) se-
hingga dapat memagnetisasi material uji dengan baik dan pada saat proses
memagnetisasi material uji yoke ditempatkan pada posisi yang berbeda-
beda sehingga tampak semua discontinuity yang ada pada material uji
tersebut baik crack yang ada di permukaan maupun yang sub-surface.
6) Magnetisasi Material Uji
Saat yoke memagnetisasi material uji, material uji disemprotkan wet parti-
cle hingga tampak indikasi yang ada pada material uji tersebut.
8
Gambar 4.10 Magnetisasi Material Uji
7) Interpretasi dan Evaluasi
Interpretasikan dan evaluasi hasil pengujian dengan cara mengukur dan
mencatat serta membuat sketsa tentang indiksi yang muncul. Interpretasi
adalah penilaian kriteria indikasi terhadap benda uji sedangkan evaluasi
adalah menentukan apakah benda uji harus diperbaiki atau tidak dengan
cara membandingkan indikasi benda uji dengan standar penerimaan.
8) Demagnetisasi
Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan sisa sifat
magnet yang terdapat pada benda uji agar benda uji tersebut tidak menarik
serbuk-serbuk besi yang nantinya akan menyulitkan proses pembersihan.
Jika demagnetisasi tidak dilakukan dengan sempurna maka akan
mengakibatkan kerusakan pada mesin dikarenakan masih adanya medan
magnet di benda uji. Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menjauhkan
yoke dari benda uji dengan perlahan sambil memutar 180˚ kearah kiri dan
kanan secara berulang.
Gambar 4.11 Demagnetisasi Material Uji
9) Post Cleaning/pembersihan akhir.
Post Cleaning/pembersihan akhir ini dimaksudkan untuk membersihkan
benda uji dari sisa-sisa pemberian serbuk magnetic pada saat pengujian
dengan menggunakan cleaner dan kain.
9
Gambar 4.12 Pembersihan Akhir
DaftarPustaka
- ASME Section V Article 7. Magnetic Particle Examination, 2010 Edition.
- ASME Section VIII Division 1. Mandatory Appendix 6 Methods for Magnetic
Particle Examination (MT),
2010 Edition.
- Prasojo, ST.,MT.,Budi. 2012. Modul Ajar IlmuPengetahuanBahan, JurusanTek-
nikPerpipaan. PPNS.
- DosenMetalurgi, (1986), PetunjukPraktikumLogam, JurusanTeknikMesin FTI
ITS.
- Harsono, Dr. Ir. & T. Okumura, dr. (1991), TeknologiPengelasanLogam, PT
PradyaParamita, Jakarta.
- Hendroprasetyo, M.Eng.,Wing. Magnetic Particle Testing General, ITS,
Surabaya.
10
11