24
Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan mentah untuk pembuatan bahan, tidak dapat diperoleh dari alam dengan jumlah tak terbatas. Pemakaian yang kian meningkat, memaksa orang untuk berhemat dan sedapat mungkin memanfaatkan kembali barang bekas (terutama logam). Dalam proses praolahan, Sebelum bijih mengalami proses metalurgi ekstraksi secara hidrometalurgi, pirometalurgi, ataupun elektrometalurgi bijih akan mangalami suatu pengolahan awal yang terdiri dari : 1. Kominusi (pengecilan ukuran) 2. Sizing dan clasification (pemisahan dan pengelompokkan mineral dengan melihat dari ukuran mineral tersebut) 3. Konsentrasi (pemisahan mineral melalui sifat fisik mineral, misalnya berat jenis, konduktivitas, kemagnetan serta sifat permukaan). Tanpa mengalami proses preparasi maka bongkahanbongkahan bijih yang merupakan hasil penambangan tidak mungkin langsung dapat digunakan dalam proses metalurgi ekstraksi. Jika hal itu dilakukan maka efisiensi dari proses metalurgi ekstraksi itu sendiri akan rendah bahkan akan menyebabkan kerugian yang cukup besar. Pada proses preparasi bijih akan dilakukan proses penyesuaian, mulai dari ukuran sampai dengan konsentrasi atau kandungan bijih itu sendiri. Hasil dari proses tersebut adalah konsentrat, sedangkan pengotornya disebut tailing. Salah satu alat yang digunakan dalam proses pemisahan mineral berharga dengan pengotornya berdasarkan sifat kemagnetan yaitu Magnetic Separator. Metode Magnetic Separation ini telah digunakan lebih dari 200 tahun dalam proses konsentrasi bijih besi dan masih digunakan hingga saat ini. Berbagai macam peralatan pemisahan magnetik telah banyak digunakan sejak awal dan hingga sekarang telah banyak perkembangan dan perbaikan dalam peralatannya 1

Magnetik Separator

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pemisahan Mineral dengan menggunakan magnetik separator

Citation preview

Page 1: Magnetik Separator

1

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan mentah untuk pembuatan bahan, tidak dapat diperoleh dari alam

dengan jumlah tak terbatas. Pemakaian yang kian meningkat, memaksa orang

untuk berhemat dan sedapat mungkin memanfaatkan kembali barang bekas

(terutama logam).

Dalam proses praolahan, Sebelum bijih mengalami proses metalurgi

ekstraksi secara hidrometalurgi, pirometalurgi, ataupun elektrometalurgi bijih

akan mangalami suatu pengolahan awal yang terdiri dari :

1. Kominusi (pengecilan ukuran)

2. Sizing dan clasification (pemisahan dan pengelompokkan mineral

dengan melihat dari ukuran mineral tersebut)

3. Konsentrasi (pemisahan mineral melalui sifat fisik mineral, misalnya

berat jenis, konduktivitas, kemagnetan serta sifat permukaan).

Tanpa mengalami proses preparasi maka bongkahan–bongkahan bijih

yang merupakan hasil penambangan tidak mungkin langsung dapat digunakan

dalam proses metalurgi ekstraksi. Jika hal itu dilakukan maka efisiensi dari proses

metalurgi ekstraksi itu sendiri akan rendah bahkan akan menyebabkan kerugian

yang cukup besar.

Pada proses preparasi bijih akan dilakukan proses penyesuaian, mulai dari

ukuran sampai dengan konsentrasi atau kandungan bijih itu sendiri. Hasil dari

proses tersebut adalah konsentrat, sedangkan pengotornya disebut tailing.

Salah satu alat yang digunakan dalam proses pemisahan mineral berharga

dengan pengotornya berdasarkan sifat kemagnetan yaitu Magnetic Separator.

Metode Magnetic Separation ini telah digunakan lebih dari 200 tahun dalam

proses konsentrasi bijih besi dan masih digunakan hingga saat ini. Berbagai

macam peralatan pemisahan magnetik telah banyak digunakan sejak awal dan

hingga sekarang telah banyak perkembangan dan perbaikan dalam peralatannya

1

Page 2: Magnetik Separator

2

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

untuk dapat meningkatkan kadar besi yang tinggi. Pada saat ini hampir 90% dari

proses konsentrasi besi menggunakan metode pemisahan magnetik.

Proses konsentrasi Bijih besi lebih banyak dilakukan oleh Magnetic

Separator karena besi merupakan unsur yang sifat kemagnetannya sangat baik,

sehingga lebih efisien untuk dikonsentrasi dengan menggunakan metode ini.

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu Melakukan proses pemisahan

mineral berdasarkan sifat kemagnetannya dengan menggunakan alat Magnetic

Separator.

1.3 Batasan Masalah

Dalam percobaan Magnetic Separator, proses pemisahan mineral berkisar

pada pencampuran pasir besi dan pasir kwarsa dengan alat Magnetic Separator.

Tegangan rotornya 8, 9 dan 10 volt dengan feed yang dipakai 60 gram.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada laporan ini terdiri dari lima bab. Bab I

menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan percobaan, batasan masalah, dan

sistematika penulisan. Bab II menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang berisi

mengenai teori singkat untuk mendukung sebuah percobaan yang telah dilakukan.

Bab III menjelaskan mengenai metode percobaan, yang berupa diagram alir, alat

& bahan, serta prosedur percobaan. Bab IV menjelaskan mengenai data-data

percobaan yang telah dicatat saat melakukan praktikum, baik berupa tabel ataupun

grafik. Serta menjelaskan mengenai pembahasan yang telah dihitung. Dan bab V

menjelaskan mengenai kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

Page 3: Magnetik Separator

3

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bijih Besi

Bijih besi merupakan bahan baku utama dalam pembuatan bijih besi dan baja.

Indonesia memiliki potensi sumber daya bijih besi yang cukup besar yang selama

ini belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini terjadi dikarenakan adanya

berbagai kendala, baik secara teknis maupun kendala secara non-teknis.

Diantaranya adalah rendahnya kandungan kadar besi (Fe) yang dimiliki oleh

bahan baku bijih dalam negeri yaitu, 35-59 % dengan pengotornya antara lain

Al2O3, CaO, SiO2 serta pengotor utamanya titanium oksida yang kadarnya hingga

14%.[Distamben Jabar,2007]

Bijih besi merupakan campuran mineral yang mengandung besi berupa

mineral hematite, magnetite, goethite dan limonite dengan mineral pengotor

seperti silica. Antara mineral pengotor dan mineral besinya terdapat perbedaan

sifat kemagnetan yang cukup signifikan. Dalam keadaan seperti ini, untuk

memisahkan mineral besi dengan mineral pengotornya yang sekaligus

meningkatkan kandungan besinya dapat dilakukan pemisahan melalui pemisahan

berdasarkan sifat magnetiknya.

Sebelum dilakukan konsentrasi bijih besi diklasifikasikan berdasrkan

ukurannya pada tahap classification dengan menggunakan screen maupun

classifier. Pada tahap konsentrasi, peningkatan kadar mineral dapat dilakukan

berdasarkan sifat-sifat dari mineral tersebut, seperti berat jenis, sifat kelistrikan

dan sifat kemagnetan serta sifat mampu basahnya. Oleh karena itu proses

konsentrasi dibedakan berdasarkan sifat tersebut menjadi empat macam yaitu

1. Gravity Concentration, yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan

berat jenisnya. Alatnya antara lain heavy medium separator, jig

concentration, sluice box, humprey spiral, dan shaking table.

2. Magnetic Separation, yaitu pemisahan mineral berdasarkan daya tarik

mineral dalam medan magnet.

3

Page 4: Magnetik Separator

4

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3. Electrostatic Separation merupakan metode pemisahan berdasarkan sifat

konduktivitas mineral terhadap medan listrik.

4. Floation atau pengapungan merupakan metode pemisahan berdasarkan

sifat mampu basah permukaan.

Konsentrasi secara magnetik adalah metoda yang paling banyak digunakan

untuk memisahkan mineral besi dari mineral-mineral pengotornya (mineral

dengan sifat magnet yang lemah ataupun yang non magnet). Saat ini hampir 90%

proses konsentrasi besi dunia menggunakan cara ini.

Tabel 1. Beberapa Potensi Bijih Besi Di Indonesia

Tipe Endapan Lokasi Cadangan

(Juta Ton)

Karakteristik Potensi

Pemanfaatan

Pasir Besi

Jampang kulon

Jampang

Jampang jabar

Sindangambararang

Jabar

Cidaun, jabar

Cipatujah, jabar

Purworejo, jateng

S.Bogowonto-

S.progo, Jogya

S. progo-

S.opak,Yogya

Lumajang , jatim

Jember, jatim

6,67

9,78

4,03

3,32

4,21

14,16

28,88

2,01

14,16

2,00

Fe : 38 – 59 %

Titanium tinggi dan

terikat pada Fe

1. Sebagai bahan

baku proses DR,

melalui proses

benefisiasi dan

pelletizing

2. Sebagai bahan

baku proses direct

smelting, melalui

proses benefisiasi

3. Sebagai bahan

pelindung refractory

pada blast furnace.

Laterit

Peg. Kukusan dan

Duwa, Kalsel

P. Sebuku , Kalsel

P. Danawan, Kalsel

126,00

426,49

7,50

Fe : 38 – 59 %

Ni : 0,1 – 2,5 %

Cr : 1,3 – 3,6 %

Co : 0,09 – 0,11 %

Cocok untuk

pembuatan baja

paduan Ni, Cr dan Co

Kontak

Metasomatik

Belitung

Lampung

Padang

Air Ibu, Sumbar

Jajakan-Pontianak,

Kalsel

Tanalang, Kalsel

7,40

50,00

?

1.60

1.00

5.00

Fe : 68,2 %

Fe : 58,5%

Fe : 66,4 %

Fe : 59,3%

Fe : 55,0 %

Fe : 55,0 %

Dapat digunakan

dalam bentuk lump

ore.

Page 5: Magnetik Separator

5

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

2.2 Magnetic Separation

Pemisahan partikel mineral berdasarkan tingkah laku mineral terhadap medan

magnet dan sifat kemagnetan dari partikel itu sendiri. Alat yang dipakai untuk

proses pemisahan ini adalah Magnetic Separator. Cara ini dipakai karena di alam

ada material yang bila diletakkan di medan magnet material tersebut akan tertarik

(magnetik mineral) dan ada pula yang tidak tertarik oleh magnet (non-magnetik

mineral). Syarat terjadinya pemisahan adalah adanya medan magnet yang

ditimbulkan oleh magnet permanen atau electromagnet.

Bila fluks density pada medan magnet sama maka disebut medan magnet

homogen. Dan jika fluks density pada medan magnet tidak sama disebut medan

magnet non homogen. Apabila suatu benda diletakkan dalam medan magnet,

induksi magnet pada obyek adalah:

B = H + μ ..................................................................................................(1)

Keterangan:

B = induksi magnet pada obyek

H = medan induksi yang disebabkan oleh medan magnet

μ = intensitas kekuatan magnet dari material objek.

Banyaknya garis-garis gaya megnet disebut fluks. Banyaknya garis-garis gaya

persatuan luas disebut fluks density. Bila fluks density pada medan magnet sama

maka disebut medan magnet homogen. Dan jika fluks density pada medan magnet

tidak sama disebut medan magnet non homogen. Apabila suatu benda diletakkan

dalam medan magnet, induksi magnet pada obyek adalah:

Pemisahan magnetik hanya diterapkan terhadap mineral-mineral yang bersifat

magnetik. Separator magnetic basah biasanya digunakan untuk bijih lebih halus

dari 1⁄3 in. (0,3 cm). Separator ini dapat berjenis sabuk atau yang paling umum

jenis drum-putar. Separator jenis drum terdiri dari satu atau lebih drum berputar

yang elemen magnet bagian dalamnya tidak berputar mempunyai kekuatan 3-7

Gambar 1 Garis-garis gaya magnet [Sutisna, 2005]

Page 6: Magnetik Separator

6

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

pole. Magnet tersebut dapat berupa electromagnet atau magnet permanen. Setelah

umpan memasuki peralatan sebagai lumpur, bahan bersifat magnet ditarik ke

bagian kutub dan dibawa ke titik pelepasan pada permukaan drum. Banyak jenis

kotak/drum dirancang yang digunakan. Jenis aliran searah paling sering

digunakan bijih halus untuk mendapatkan endapan bersih. Magnet tersebut dapat

berupa electromagnet atau magnet permanen.

Dahulu hanya jenis electromagnet yang sering digunakan, tertapi sekarang

digunakan terutama jika diinginkan kuat medan yang sangat tinggi atau jika

diinginkan kuat medan dapat diubah-ubah. Sekarang magnet permanen umum

digunakan sejak bahan-bahan modern memungkinkan menahan kuat medan yang

tinggi secara tetap. Kebanyakan magnet permanen adalah jenis alniko tetapi jenis

keramik mengandung Barium Ferrit akan makin sering digunakan.

Beberapa jenis separator magnetic yang telah dikembangkan menerapkan

arus bolak-balik, tetapi penggunaan komersilnya masih kecil. Separator intensitas

tinggi untuk pemisahan mneral-mineral magnetik lemah biasanya digunakan jenis

kering. Pengaruh tegangan permukan biasanya mempengaruhi pemisahan basah.

Karena daya tarik magnetik berbanding terbalik dengan kuadrat jarak, mineral-

mineral magnetis lemah harus didekatkan ke magnet jika akan dipisahkan.

Peralatan yang digunakan berupa jenis sabuk dan rol induksi. Bijih harus benar-

benar kering dan halus untuk menghasilkan yang terbaik.[Harrys Siregar,2002]

Medan magnet yang diperlukan dapat dihasilkan dari magnet tetap ataupun

dari magnet yang umumnya lebih banyak dipakai. Magnetic Separator dapat

dikategorikan menjadi low intensity dan high intensity Magnetic Separator.

Prinsip kerjanya adalah bila sekumpulan mineral (non-magnetik dan

magnetik) dilewatkan dalam suatu medan magnet, maka mineral-mineral yang

bersifat magnetik akan tertarik sedangkan yang non-magnetik tidak tertarik,

sehingga pemisahan dapat dilakukan. Umpan dimasukkan satu kesatuan dan jatuh

masuk ke dalam drum yang bergerak. Drum berputar disekitar magnet. Di bawah

drum terdapat tiga wadah untuk menyeleksi sifat magnet mineral. Mineral non

magnetik akan jatuh cepat meninggalkan drum dan masuk ke wadah khusus non

magnetik. Dan mineral yang memiliki sifat magnet yang sangat kuat akan terus

Page 7: Magnetik Separator

7

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

mengikuti gerak drum dan akan menarik magnet serta jatuh masuk ke wadah

khusus mineral yang bersifat magnet. Begitu pula mineral yang middlings akan

masuk ke wadahnya. Selain medan magnet, gaya gravitasi juga sangat

berpengaruh dalam proses. Dengan cara mengatur intensitas medan magnet dari

satu ujung ke ujung yang lain maka pemisahan mineral dari non magnetik sampai

yang bersifat sangat magnetik dapat dilakukan.

Gambar 2 Proses Pada Magnetic Separator [Harrys Siregar,2002]

Magnetic Separator merupakan pemisahan fisik pada partikel yang berbeda

disertai dengan 3 gaya didalamnya yang saling berlawanan:

1. Gaya Magnetik (force magnetic)

2. Gaya gravitasi, sentrifugal, gesek atau inersia (inertial forces)

3. Gaya Atraktif antar partikel

Ketiga gaya tersebut menentukan separator yang mana bergantung pada

umpan dan karakterisasi separator. Umpan yang diberikan harus mencakupi

Page 8: Magnetik Separator

8

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

distribusi ukuran, magnetic susceptibility, dan sifat fisik dan kimianya yang

mempengaruhi gaya-gaya yang berkaitan.

2.3 Magnetic Susceptibility

Prinsip pemisahan magnetik ialah memisahkan mineral berharga dari

pengotornya berdasarkan atas derajat kemagnetannya atau magnetic susceptibility.

Magnetic susceptibility merupakan sifat material yang menentukan mudah atau

tidaknya material mengalami pengaruh dalam medan magnet. Magnetic

susceptibility dapat dibagi atas tiga macam, yaitu feromagnetik, diamagnetik dan

paramagnetik.[Moniz, 1994] :

1. Feromagnetik : material feromagnetik merupakan material yang memiliki

derajat kemagnetan yang tinggi dan bervariasi serta memiliki gaya tarik

yang kuat terhadap medan magnet. Material ini memiliki sifat magnetik

yang sangat kuat dibandingkan material lainnya. Magnetite, cobalt dan

nikel merupakan contoh dari material feromagnetik.

2. Paramagnetik : material paramagnetic merupakan material yang memiliki

nilai magnetic susceptibility yang rendah. Material ini memiliki gaya tarik

yang lemah terhadap medan magnet. Contohnya adalah mineral hematite,

ilmenite, pryrhothite, goethite, limonite, litium, sodium dan kalsium.

3. Diamagnetik : material diamagnetik memiliki nilai derajat kemagnetan

yang negatif dan rendah. Artinya material ini jika diletakkan dalam medan

magnet akan ditolak lemah oleh medan magnet tersebut. Silika, bismuth,

tembaga, emas, kuarsa, perak, feldspar dan beryllium adalah sebagian

contohnya.

Pemilihan proses pemisahan magnetik dengan cara basah atau pun kering,

tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah ukuran butiran. Apabila

ukuran butir mineral cukup halus, maka biasanya pemisahan dilakukan dengan

cara basah agar debu yang dihasilkan menjadi berkurang.

0 < k < 1 : mineral paramagnetic

Page 9: Magnetik Separator

9

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

0 > k : mineral diamagnetic

k > 1 : mineral ferromagnetic

Gambar 3. Kurva Tipe Magnetisasi (A) mineral ferromagnetic (B) mineral

paramagnetic dan diamagnetic

Kemiringan (slope) pada kurva gambar 2 adalah merupakan magnetic

susceptibility (k) yaitu:

H

k

……………….…………………………………………...............(2)

Bijih besi merupakan campuran mineral yang mengadung besi berupa mineral

hematite, magnetite, goethite dan limonite dengan mineral pengotor seperti silica.

Antara mineral pengotor dan mineral besinya terdapat perbedaan sifat kemagnetan

yang cukup signifikan. Dalam keadaan seperti ini, untuk memisahka mineral besi

dengan mineral pengotornya yang sekaligus meningkatkan kandungan besinya

dapat dilakukan pemisahan melalui pemisahan berdasarkan sifat magnetiknya.

Pemisahan magnetik merupakan pemisahan secara fisik dari partikel yang

berbeda berdasarkan tiga gaya yang bekerja saling berlawanan [Kelly, 1982].

Tanpa adanya ketiga gaya ini mineral tidak akan terpisah, gaya tersebut antara

lain, sebagai berikut :

1. Gaya magnet atau medan magnet yang ditimbulkan oleh alat magnetic

separator.

2. Gaya gravitasi, sentrifugal dan gaya gesek hidrodinamik.

H

A

μ

ferromagnetic

H

B

diamagnetc

paramagnetic μ

Page 10: Magnetik Separator

10

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3. Gaya tarik atau tolak antar partikel.

Gaya-gaya diatas, yaitu gaya magnet, competing force dan gaya tarik atau

tolak antar partikel, akan menentukan terjadinya pemisahan. Gaya tersebut

tergantung pada sifat umpan dan karakter separator. Sifat umpan yang dimaksud

antara lain distribusi ukuran, magnetic susceptibility, serta sifat fisik dan kimia

lainnya yang dapat mempengaruhi gaya-gaya yang bekerja.

Page 11: Magnetik Separator

11

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

BAB III

METODE PENELITIAAN

3.1. Diagram alir percobaan

Untuk lebih memahami proses percobaan pada magnetik separator ini,

dibuatlah diagram alir prosedur percobaan magnetik separator yang terdapat

dibawah ini.

Gambar 4. Diagram alir percobaan Magnetic separator

pasir kwarsa 40 gram dan pasir besi 20 gram

Mempersiapan alat magnetic separator

Melakukan proses pengumpanan

Melakukan proses separation

Menimbang konsentrat dan tailing yang diperoleh

Data pengamatan

Kesimpulan

11

Literatur

Page 12: Magnetik Separator

12

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat yang digunakan

1. Mesin magnetic separator low intensity

2. Kuas pembersih

3. Neraca teknis

4. Nampan & wadah penampung

5. Stop watch

3.2.2 Bahan yang digunakan

1. Pasir Besi 15 g

2. Pasir kwarsa 35 g

3.3 Prosedur Percobaan

1. Menimbang pasir kwarsa 40 gram dan pasir besi 20 gram.

2. Setting magnetic separator dengan tegang rotor 7 volt dan tegangan

pengumpanan sebesar 12 volt .

3. menyiapkan stop watch.

4. Melakukan proses pengumpanan dan mencatat waktunya.

5. Menimbang berat yang diperoleh dari proses pengumpanan.

6. Melakukan proses separation.

7. Menimbang konsentrat dan tailing yang diperoleh.

8. Mengulangi prosedur yang sama dengan komposisi yang sama dengan

variabel tegangan rotor 8 dan 9 volt.

Page 13: Magnetik Separator

13

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan

Pada Tabel 1 dibawah ini adalah hasil perhitungan dari percobaan

Magnetic Separator dengan didapat tailling dan konsentrat yang berbeda sesuai

dengan tegangan rotor dan tegangan umpan yang diberikan.

Tabel 2. Hasil perhitungan laju pengumpanan

Feed

P besi + P kwarsa

(gr)

Tegangan

Rotor

(volt)

Waktu

(menit)

Laju pengumpanan

(g/m)

1 15 + 35 gr 7 6, 26 7, 99

2 15 + 35 gr 8 4, 1 12, 19

3 15 + 35 gr 9 3, 49 14, 33

Tabel 3. Hasil perhitungan persen tailing dan konsentrat

No Konsentrat

(gram)

Tailing (gram) t(%) k(%)

1 6 44 30 30

2 5,5 41,5 32,17 30

3 5,3 35,2 38,1 30

13

Page 14: Magnetik Separator

14

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

4.2 Pembahasan

Dari pengamatan yang terlihat pada tabel 1 dan tabel 2 dapat diketahui bahwa

tegangan rotor sangat berpengaruh terhadap laju pengumpanan dan juga hasil dari

pemisahan. Dari situ, dapat di tarik sebuah grafik sebagai berikut :

Gambar 5. Grafik tegangan rotor terhadap laju pengumpanan

Kecepatan tegangan rotor dan tegangan umpan sangat berpengaruh dalam

menentukan efisiensi proses konsentrasi mineral. Dalam praktikum ini, percobaan

I dengan laju pengumpanan 7,99 gram/menit menggunakan tegangan rotor 7 volt

dan tegangan umpan 12 volt, didapat konsentrat sebesar 6 gram dan tailing

sebesar 44 gram.

Pada percobaan II dengan laju pengumpanan 12,19 gram/menit menggunakan

tegangan rotor 8 volt dan tegangan umpan 12 volt, didapat konsentrat sebesar 5,5

gram dan tailing sebesar 41,5 gram.

Pada percobaan III dengan laju pengumpanan 14,33 gram/menit

menggunakan tegangan rotor 9 volt dan tegangan umpan 12 volt, didapat

konsentrat sebesar 5,3 gram dan tailing sebesar 35,2 gram

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Laj

u P

engu

mpan

Tegangan Rotor

Page 15: Magnetik Separator

15

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Kecepatan tegangan rotor ikut serta dalam mempengaruhi pemisahan antara

konsentrat dengan tailing. Setelah dilakukan percobaan, maka saya sebagai

penulis menyimpulkan bahwa semakin cepat rotor bergerak dengan semakin

bartambahnya tegangan (volt), maka berat konsentrat yang didapat akan semakin

kecil, karena kecepatan Feed ikut dipengaruhi oleh kecepatan rotor, jika semakin

cepat maka gaya centrifugal yang didapat akan semakin besar, sehingga

kebanyakan dari mineral besi akan terlontar ke wadah tailing dan kemudian

terbuang, dan sedikit dari mineral besi yang terkandung di dalam Feed akan

masuk ke dalam wadah konsentrat.

Page 16: Magnetik Separator

16

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum tentang Magnetic Separator dapat disimpulkan

bahwa :

1. Kecepatan tegangan rotor ikut serta dalam mempengaruhi pemisahan

antara konsentrat dengan tailingnya. Semakin cepat rotor bergerak dengan

semakin bartambahnya tegangan (volt), maka berat tailing yang didapat

akan semakin besar, karena kecepatan Feed ikut dipengaruhi oleh

kecepatan rotor.

2. Bijih besi yang memiliki sifat kemagnetan dapat melalui magnetic

separator sampai menuju konsentrat

3. Tailing yang tidak memiliki sifat kemagnetan, akan jatuh menuju tailing.

4. Jumlah berat konsentrat yang terdapat pada sesungguhnya tidak sesuai

dengan jumlah konsentrat dalam praktikum.

5.2 Saran

Setelah praktikan melakukan percobaan, banyak masalah yang timbul saat

melakukan percobaan. Karena itu, praktikan akan memberikan beberapa saran

untuk yang akan melakukan praktikum selanjutnya, sebagai berikut :

1. Letakkan magnetic separator pada tempat yang datar, tidak miring dan

tidak bergoyang, karena jika magnetik separator bergerak-gerak, maka

laju pengumpanan akan berubah.

16

Page 17: Magnetik Separator

17

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

DAFTAR PUSTAKA

Ardi,rio. 2008. Unjuk kerja Magnetic separator pada proses pemisahan mineral

besi dari mineral pengotornya. Jurusan Teknik Metalurgi : Cilegon.

Norrgran,A. Daniel & Mankosa, J.Michael,Bench scale and Pilot Plant Test for

Magnetic Concentration Circuit Design. Mineral Processing Plant

Design,Practice and Control Proceedings, Volume I (pp. 176 – 200), Littleton.

Society for Mining. Metallurgy and Exploration,Inc.

Schönmetz,Alois. 1985. Pengetahuan Bahan Dalam Pengerjaan Logam. Angkasa

: Bandung.

Sutisna, Deddy T. 2005. Tinjauan potensi dan pemanfaatan cebakan bijih besi di

Indonesia, (on-line). Available at http://www.esdm.go.id.

Tim Laboran Metalurgi. 2008. Modul Praktikum Laboratorium Metalurgi. FT.

Untirta : Cilegon.

Vohdin,K.W. 1981. Mengolah Logam. Pradnya Paramita : Jakarta.

17

Page 18: Magnetik Separator

18

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

LAMPIRAN

18

Page 19: Magnetik Separator

19

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Lampiran 1. Contoh Perhitungan

1. Menghitung laju pengumpanan yang terjadi.

Percobaan 1

Laju pengumpanan = berat umpan / waktu

= 50 gram / 6,26 menit

= 7,99 gram/menit

Percobaan 2

Laju pengumpanan = berat umpan / waktu

= 50 gram / 4,1 menit

= 12,19 gram/menit

Percobaan 3

Laju pengumpanan = berat umpan / waktu

= 50 gram / 3,49 menit

= 14,33 gram/menit

2. Menentukan % Berat

Percobaan 1 :

100besi)pasir ( w

t)(konsentra w- besi)pasir ( w% x

feed

feedw %

% 100

15

6 - 51% xw

% 100

15

9% xw

60% % 100 6,0% xw

Percobaan 2 :

% 100besi)pasir ( w

t)(konsentra w- besi)pasir ( w% x

feed

feedw

% 100

15

5,5 - 15% xw

% 100

15

5,9% xw

% 63,3 % 100 63,0% xw

Percobaan 3 :

% 100besi)pasir ( w

t)(konsentra w- besi)pasir ( w% x

feed

feedw

Page 20: Magnetik Separator

20

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

% 10015

5,3 - 15% xw

% 10015

7,9% xw

% 65 % 100 65,0% xw

3. Menghitung Recovery yang diperoleh?

Rumus Umum,

=

Maka, R =

Percobaan 1

R =

=

= 0,12

Percobaan 2

R =

=

= 0,11

Percobaan 3

R =

=

= 0,106

Lampiran 2. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus

1. Menghitung laju pengumpanan yang terjadi.

Percobaan 1

Laju pengumpanan = berat umpan / waktu

= 50 gram / 6,26 menit

= 7,99 gram/menit

Percobaan 2

Laju pengumpanan = berat umpan / waktu

Page 21: Magnetik Separator

21

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

= 50 gram / 4,1 menit

= 12,19 gram/menit

Percobaan 3

Laju pengumpanan = berat umpan / waktu

= 50 gram / 3,49 menit

= 14,33 gram/menit

2. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang dapat mempengaruhi suatu proses

Magnetic Separation?

Jawab:

a. Gaya magnet (force magnetic) : gaya yang bekerja pada Magnetic

Separator yang merupakan gaya yang sangat mempengaruhi

pemisahan apakah partikel itu bersifat magnet atau tidak. Gaya ini

yang paling mendominasi dalam pemisahan magnetic. Di dalam gaya

magnet ini terdapat medan magnet yang ditimbulkan sehingga akan

adanya medan magnet tersebut dapat langsung menarik atau menolak

partikel sesuai dengan sifat kemagnetan yang dimilikinya. Ketika

partikel magnet diletakkan pada medan magnet yang berada pada

permukaan drum maka mineral tersebut akan mengalami gaya

magnet.

b. Gaya tarik : Dalam alat pemisah magnetik ini, didalamnya ketika

proses pemisahan berlangsung terdapat gaya tarik menarik dan tolak

menolak antara partikel-partikel. Hal ini juga karena pengaruh magnet

yang ada dalam alat pemisah magnetik.

c. Gaya Gravitasi : Gaya ini merupakan gaya yang saling berlomba

(berlawanan) dengan gaya magnet dan saling beraksi dengan semua

partikel dalam pemisahan diantaranya adalah gaya gravitasi,

hydrodynamic drag, friction, dan inertia. Jika pemisahan yang terjadi

pada permukaan drum yang berputar, maka gaya sentrifugal yang

mempengaruhinya.

Page 22: Magnetik Separator

22

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

d. Selain ketiga gaya di atas yang dijelaskan, yang mempengaruhi proses

magnetic separator juga adalah magnetic susceptibility yang

merupakan kemampuan suatu material untuk menarik gaya-gaya

magnet. Mampu atau tidaknya suatu material terhadap kekuatan

magnet ini tergantung pada magnetic susceptibility yang dimilikinya.

Distribusi ukuran juga sangat mempengaruhi proses magnetic

separator karena ditribusi ukuran juga mempengaruhi gaya-gaya yang

bekerja di dalamnya. gaya-gaya yang bekerja di dalamnya.

3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis Magnetic separator ?

Jawab:

Magnetic separator dapat dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu

magnetic separator dalam intensitas rendah (low intensity) yang dapat

beroperasi pada kekuatan selang di bawah 0,2 Tesla dan efektif untuk

melakukan konsentrasi mineral ferromagnetic serta menggunakan magnet

permanent ferrit untuk menghasilkan medan magnet. Selain itu, terdapat

magnetic separator dalam intensitas tinggi (high intensity) yang dapat

beroperasi pada kekuatan di atas 0,2 Tesla dan efektif untuk melakukan

konsentrasi mineral paramagnetic yang menggunakan magnet

elektromagnetik. Magnetic separator juga menurut medianya ada yang

basah dan kering.

4. Tentukan % berat yang hilang?

Jawab:

Percobaan 1 :

100besi)pasir ( w

t)(konsentra w- besi)pasir ( w% x

feed

feedw %

% 100

15

6 - 51% xw

% 100

15

9% xw

60% % 100 6,0% xw

Page 23: Magnetik Separator

23

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Percobaan 2 :

% 100besi)pasir ( w

t)(konsentra w- besi)pasir ( w% x

feed

feedw

% 100

15

5,5 - 15% xw

% 100

15

5,9% xw

% 63,3 % 100 63,0% xw

Percobaan 3 :

% 100besi)pasir ( w

t)(konsentra w- besi)pasir ( w% x

feed

feedw

% 10015

5,3 - 15% xw

% 10015

7,9% xw

% 65 % 100 65,0% xw

5. Hitung Recovery yang diperoleh?

Jawab:

Rumus Umum,

=

Maka, R =

Percobaan 1

R =

=

= 0,12

Percobaan 2

R =

=

= 0,11

Percobaan 3

Page 24: Magnetik Separator

24

Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

R =

=

= 0,106

Lampiran 3. Gambar Alat dan Bahan

Gambar 6. Magnetic Separator Gambar 7. Neraca Teknis

Gambar 8. Pasir Kuarsa Gambar 9 . Pasir Besi