14
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Yul Fitriana 1 , Ahmad Amin 2 , Ovilia Putri Utami Gumay 3 Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau E-mail: [email protected] ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dengan desain yang digunakan adalah pretest-postest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIISMP Negeri 13 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 88 orang. Dua kelas dari tiga kelas yang ada diambil secara acak sebagai sampel, maka kelas VII.1 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.3 yang berjumlah 29 siswa sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diajarkan dengan model pembelajaran group investigation (GI), dan pada kelas kontrol diajarkan dengan pembelajaranceramah dan tanya jawab. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah tes.Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t untuk tes akhir pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh thitung> ttabel = (4,43 > 1,67) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima kebenarannya.Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau. Kata kunci: Group Investigation (GI), HasilBelajar. 1 MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 13 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN

2015/2016

Yul Fitriana1, Ahmad Amin2, Ovilia Putri Utami Gumay3

Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri 13

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. Tujuan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation (GI) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri 13

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah eksperimen,

dengan desain yang digunakan adalah pretest-postest control group design.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIISMP Negeri 13

Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 88 orang. Dua kelas

dari tiga kelas yang ada diambil secara acak sebagai sampel, maka kelas VII.1

yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.3 yang

berjumlah 29 siswa sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diajarkan

dengan model pembelajaran group investigation (GI), dan pada kelas kontrol

diajarkan dengan pembelajaranceramah dan tanya jawab. Tekhnik pengumpulan

data yang digunakan adalah tes.Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t.

Berdasarkan hasil analisis uji-t untuk tes akhir pada taraf signifikan α = 0,05

diperoleh thitung> ttabel = (4,43 > 1,67) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima

kebenarannya.Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil

belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau.

Kata kunci: Group Investigation (GI), HasilBelajar.

1 MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau

2,3Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Page 2: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempunyai peranan penting

dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental anak yang

nantinya akan menjadi manusia dewasa yang akan berinteraksi dan

melakukan banyak hal terhadap lingkungannya baik secara individu maupun

sosial. Melalui pendidikan, bangsa Indonesia bisa membebaskan diri dari

kebodohan dan dapat mengembangkan sumber daya manusia sehingga dapat

memiliki rasa percaya diri untuk bersanding dan bersaing dengan bangsa-

bangsa lain di dunia.Menurut Trianto (2010:1) pendidikan adalah salah satu

bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat

perkembangan.Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

kehidupan.

Dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan peran guru

sangatlah penting. Guru mempunyai tanggung jawab atas terlaksananya

proses belajar mengajar dan menciptakan suasana belajar yang nyaman,

menurut Sumiati (2009:35) “di dalam melaksanakaan proses pembelajaran,

guru dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan yang bertalian dengan

jawaban terhadap suatu pertanyaan, yaitu bagaimana menyelenggarakan

pembelajaran yang dapat menghantarkan siswa mencapai tujuan yang

direncanakan”. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini

adalah lemahnya proses pembelajaran.

Seperti yang dikemukakan oleh Harahap (2014:157) “Selama

pembelajaran dilakukan, keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran masih kurang. Ketika guru mengajukan pertanyaan, siswa yang

menjawab cenderung didominasi oleh beberapa orang saja tidak adanya

kerjasama yang baik antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang

pandai”.

Dengan kemajuan pendidikan yang sangat pesat maka praktek-praktek

pembelajaran perlu diperbarui.Upaya pembelajaran tersebut terletak pada

tanggung jawab guru, bagaimana pembelajaran yang disampaikan dapat

dipahami oleh anak didik secara benar. Salah satunya sistem pengajaran yang

memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan siswa lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berstruktur yang disebut sebagai

sistem “pembelajaran kooperatif”, dimana guru bertindak sebagai fasilitator.

Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang dipilih adalah group

investigation.Menurut Slavin (2005:227) menyatakan bahwa group

investigation membuka kesempatan evaluasi secara konstan dan lebih besar

terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka, dari pada dalam

kelas tradisional dengan pengajaran kepada seluruh kelas.Dalam model

pembelajaran ini siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan informasi dari guru mata pelajaran

fisika kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau. Beliau mengatakan bahwa

hasil belajar siswa di kelas VII masih tergolong rendah, hal ini dapat dilihat

dari nilai ulangan harian pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 hanya

Page 3: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

mencapai 58,2 % siswa yang dapat mencapai nilai KKM 70. Hal tersebut

menunjukan bahwa 41,8 % dari 31 siswa dikelas VII belum mencapai KKM,

sehingga mereka harus melakukan remedial.

Selain itu ditunjukan bahwa siswa masih terlihat pasif dalam belajar

dan model pembelajaran yang diterapkan masih kurang bervariasi, guru

cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional berupa ceramah.

Oleh karena itu untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan

juga mampu meningkatkan prestasi belajarnya maka salah satu cara untuk

mengatasinya adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI).

Menurut Ekawati (2012:4) model pembelajaran kooperatif

diasumsikan sebagai model pembelajaran yang dapat menciptakan

lingkungan belajar yang ditandai dengan prosedur-prosedur yang demokratis

untuk membahas berbagai masalah sosial dan mengasah kemampuan

interpersonal siswa agar menjadi lebih baik. Menurut Simanjuntak

(2014:173) Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah

sebuah model yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta, rumus-rumus

tetapi sebuah model yang membimbing para siswa mengidentifikasi topik,

merencanakan investigasi di dalam kelompok, melaksanakan penyelidikan,

melaporkan, dan mempresentasikan hasil penyelidikan.

Berdasarkan uraian di atas, agar pengajaran dapat mencapai hasil

sesuai dengan tujuan yang direncanakan, maka guru perlu

mempertimbangkan model pembelajaran yang tepat. Hal inilah yang

kemudian memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau

Tahun Pelajaran 2015/2016”.

B. Landasan Teori

1. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

a. Pengertian Pembelajaran Group Investigation (GI)

Menurut Harahap (2014:157) model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI) merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif dimana dalam model pembelajaran ini

siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan bermakna yang

dikembangkan atas dasar teori bahwa siswa akan lebih menemukan

dan memahami konsep yang sulit apabila siswa dapat

mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya. Model

pembelajaran ini menuntut siswa berinteraksi dengan siswa lain

dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.

Menurut Slavin (2005:218) menyimpulkan ada enam tahapan

kemajuan siswa dalam pembelajaran yang menggunkan Model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang dapat dilihat pada

tabel 2.1.

Page 4: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

Tabel 2.1

Sintaks pengajaran Group Investigation

Tahap Kegiatan Pembelajaran

Tahap-1

Mengidentifikasi topik dan membagi

siswa kedalam beberapa kelompok.

Mengidentifikasikan topik

kemudian siswa diorganisasikan

menjadi beberapa kelompok.

Tahap-2

Merencanakan tugas yang akan

dipelajari.

Kelompok membuat perencanaan

dari topik yang akan diteliti,

bagaimana proses dan sumber apa

yang akan dipakai.

Tahap-3

Melaksanakan investigasi

Siswa mengumpulkan informasi,

menganalisis data dan membuat

kesimpulan.

Tahap-4

Menyiapkan laporan akhir

Setiap kelompok mempersiapkan

tugas akhir yang akan

dipresentasikan didepan kelas.

Tahap-5

Mempresentasikan laporan akhir

Siswa mempresentasikan hasil

kerjaannya. Kelompok lain tetap

mengikuti.

Tahap 6

Evaluasi

Para siswa memberikan umpan

balik mengenai topik tersebut.

Sumber: Slavin (2005:218)

Slavin (2005:215-216) mengemukakan ada beberapa kelemahan

dalam model pembelajaran tipe group investigation yaitu:

1) Memiliki sumber atau media yang relatif lengkap atau anggota

kelompok memiliki intelektual relatif baik terhadap masalah yang

akan dipecahkan.

2) Tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang

tidak mendukung dialog interpersonal yang tidak memperhatikan

dimensi rasa sosial dari pembelajaran didalam kelas.

3) Aspek rasa sosial dari kelompok, pertukaran intelektual bertindak

sebagai sumber-sumber yang penting untuk siswa belajar.

Sedangkan langkah-langkah group investigation menurut Sharan,

dkk. (dalam Trianto, 2010:80) adalah:

1) Memilih Topik

Siswa mengidentifikasikan topik kemudian siswa diorganisasikan

menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok-

kelompok yang berorientasi tugas.

2) Perencanaan kooperatif

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, dan tujuan

yang konsisten dengan topik yang telah dipilih pada tahap pertama.

3) Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan didalam

tahap kedua.Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam

aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan

Page 5: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik didalam

maupun diluar sekolah.

4) Menyiapkan laporan akhir

Siswa merencanakan bagaimana informasi disajikan dengan cara yang

menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan.

5) Presentasi hasil final

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikan

dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas.

6) Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individu atau

kelompok.

Dari pendapat para ahli tersebut jadi dapat disimpulkan bahwa

sintaks atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif group

investigation mempunyai beberapa tahapan, yaitu:

1) Mengidentifikasi topik dan membagi siswa kedalam beberapa

kelompok, tahap ini secara khusus ditunjukan untuk masalah

pengaturan dimana guru mempresentasikan serangkaian masalah dan

memberikan topik yang akan dipelajari.

2) Perencanaan kooperatif, pada tahap ini anggota kelompok harus

memformulasikan sebuah masalah yang dapat diteliti, memutuskan

bagaimana melaksanakannya, dan menentukan apa yang akan

dibutuhkan untuk melakukan investigasi.

3) Implementasi atau melaksanaka investigasi, dalam tahap ini tiap

kelompok melaksanakan rencana yang telah diformulasikan

sebelumnya.

4) mempersiapkan laporan akhir, tahap ini merupakan transisi dari

tahap pengumpulan data dan klarifikasi ketahap dimana kelompok-

kelompok yang ada melaporkan hasil investigasi mereka.

5) mempresentasikan laporan akhir, masing-masing kelompok

mempersiapkan diri untuk mempresentasikan laporan akhir mereka

kepada kelas.

6) evalusi, guru harus mengevaluasi pemikiran siswa mengenai subjek

yang dipelajari.

C. Metode Penelitian

Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapat data dengan tujuan

atau kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:1). Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Pada

penelitian ini menggunakan desain berbentuk pretest-posttest control group

design atau desain kelompok kontrol eksperimen. Dalam penelitian ini,

membandingkan antara model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation (GI) sebagai kelompok eksperimen dengan pembelajaran

ceramah dan tanya jawab sebagai kelompok kontrol.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173).

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016, sebanyak

Page 6: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

88 siswa yg terdiri dari 3 kelas. Dalam penelitian ini sampel yang diambil

yaitu dua kelas yang diambil secara acak (simple random sampling), dan

sampel pada penelitian ini adalah kelas VII.3 dan satu kelas sebagai kelas

eksperimen yaitu kelas VII.1.Teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini

adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

adalah dengan cara tes. Dimana menurut Arikunto (2010:193), tes adalah

serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi dan bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok.

Tes disini dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil

belajar siswa. Tes berupa butir soal essay yang dilakukan sebanyak dua kali

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu tes kemampuan awal (pre-test)

dan tes kemampuan akhir (post-test) yang berjumlah 7 soal essay.

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan penelitian di SMP Negeri 13

Lubuklinggau.

D. Hasil Penelitian

1. Deskripsi dan Analisis Data Tes

a. Kemampuan Awal Siswa (pre-test)

Kemampuan awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran materi

Pengukuran merupakan data penelitian yang diperoleh dari hasil pre-test

atau soal yang diberikan sebelum siswa mendapat pembelajaran dari

gurudengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI)

Kemampuan ini diukur dengan memberikan pre-test (tes awal) tentang

penguasaan materi pengukuran yang berjumlah 7 butir soal berbentuk

essay kepada seluruh sampel baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Dari hasil perhitungan data yang diperoleh dari pre-test (tes awal)

dapat dikemukakan rekapitulasi skor rata-rata (�̅�), dan simpangan baku (s)

yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1.

Rekapitulasi hasil Pre-Test

No Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 Rentang nilai 40 35

2 Nilai rata-rata 35,4 32,7

3 Simpangan baku 11,24 9,81

4 Nilai terkecil 18 18

5 Nilai terbesar 58 53

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa skor rata-rata kelas eksperimen

35,4 dengan simpangan baku 11,24 sedangkan kelas kontrol skor rata-rata

32,7 dengan simpangan baku 9,81. Dari data menunjukkan selisih skor

rata-rata tes awal kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebesar 2,7.

Sedangkan selisih simpangan baku kedua kelas tersebut adalah sebesar

1,43. Data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan awal kelas

eksperimen relatif sama (homogen) dengan kemampuan awal kelas

Page 7: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

kontrol, sehingga dapat dilanjutkan dengan melaksanakan pembelajaran

pada kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen dengan menerapkan

model pembelajaran Group Investigation (GI)dan kelas kontrol dengan

menerapkan pembelajaran ceramah dan tanya jawab pada materi

pengukuran.

b. Kemampuan Akhir Siswa (post-test)

Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi Pengukuran

merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Pelaksanaan post-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa

setelah diberikan perlakuan baik pada kelas eksperimen maupun kelas

kontrol. Dari hasil perhitungan data yang diperoleh dari tes akhir dapat

dikemukakan rekapitulasi skor rata-rata (�̅�), dan simpangan baku (s) yang

dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2.

Rekapitulasi Hasil Post-Test

No Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 Rentang nilai 29 29

2 Nilai rata-rata 74,16 65,7

3 Simpangan baku 7,88 7,74

4 Nilai terkecil 58 51

5 Nilai terbesar 87 80

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa skor rata-rata kelas eksperimen

74,16 dengan simpangan baku 7,88 sedangkan kelas kontrol skor rata-rata

65,7 dengan simpangan baku 7,74.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam panelitian ini adalah “Ada pengaruh yang

signifikan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau

Tahun Pelajaran 2015/2016”. Namun sebelum melakukan uji hipotesis

tersebut, perlu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians dari hasil

tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

a. Uji Normalitas

1) Uji Normalitas Data Pre-Test

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan data

masing-masing kelompok. Berdasarkan ketentuan perhitungan

statistik tentang uji normalitas data dengan tingkat kepercayaan 𝛼 =

0,05, jika 𝑥2hitung <𝑥2tabel maka data berdistribusi normal. Dari hasil uji

normalitas data tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3.

Hasil Uji Normalitas Hasil Pre-Test

Kelas 𝑥2hitung Dk 𝑥2tabel Kesimpulan

Eksperimen 3,36 5 11,1 Normal

Kontrol 4,80 5 11,1 Normal

Page 8: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

Kelas eksperimen didapat nilai 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 3,36 dan pada kelas

kontrol di dapat nilai 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 4,80. Berdasarkan ketentuan

perhitungan statistik mengenai uji normalitas data dengan taraf

kepercayaan α = 0,05, jika 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 <𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2 , maka data nilai pre-test

(tes awal) kedua kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi

normal.Gambar 4.1 dan gambar 4.2 adalah kurva uji normalitas pre-

test kelas eksperimen dan kontrol.

Gambar 4.1.Kurva uji normalitas pre-test kelas eksperimen

Gambar 4.2.Kurva uji normalitas pre-test kelas kontrol

2) Uji Normalitas Data Post-test

Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik tentang uji normalitas

data dengan tingkat kepercayaan 𝛼 = 0,05, jika 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 < 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2 maka

data berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas data tes akhir untuk

kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4.

Hasil Uji Normalitas Nilai Post-Test

Kelas 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 dk 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2 Kesimpulan

Eksperimen 3,67 5 11,1 Normal

Kontrol 2,24 5 11,1 Normal

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 data post-

test (tes akhir) untuk kelas eksperimen sebesar 3,67 dan kelas kontrol

sebesar 2,24. Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik mengenai

uji normalitas data dengan taraf kepercayaan α = 0,05, jika

-1.68, 3.012-1.05, 5.601

-0.43, 7.1340.18, 6.501

0.8, 4.0651.43, 1.686

0

5

10

-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2

Z-Skor

f

-1.54, 3.3176-0.93, 5.7507

-0.32, 6.83820.28, 5.887

0.89, 3.4771

1.5, 1.44420

5

10

-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2

Z-Skor

f

Page 9: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 <𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2 , maka data nilai post-test (tes akhir) kedua kelas

eksperimen dan kontrol berdistribusi normal.Gambar 4.3 dan gambar

4.4 adalah kurva uji normalitas post-test kelas eksperimen dan kontrol.

Gambar 4.3.Kurva uji normalitas post-testkelas eksperimen

Gambar 4.4.Kurva uji normalitas post-testkelas kontrol

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada

kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak.

Berdasarkan hasil penghitungan statistik tentang uji homogenitas, jika

Fhitung<Ftabel , maka varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

adalah homogen. Uji homogenitas varians tes awal dan tes akhir pada

taraf kepercayaan α = 0,05 dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5.

Hasil Uji Homogenitas Skor Pre-Test dan Post-Test

Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan

Tes Awal 1,31 30:28 1,87 Homogen

Tes Akhir 1,03 30:28 1,87 Homogen

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa varians kedua

kelompok yang dibandingkan pada tes awal adalah homogen karena

Fhitung< Ftabel, sama dengan varians kedua kelompok yang

dibandingkan pada tes akhir adalah homogen karena Fhitung< Ftabel pada

taraf kepercayaan α = 0,05.

-2.11, 1.602-1.47, 3.891

-0.84, 6.489-0.21, 7.380.42, 5.709

1.05, 2.922

0

5

10

-3 -2 -1 0 1 2

Z-Skor

f

-1.96, 2.0329

-1.31, 4.5327

-0.67, 6.9744

-0.02, 6.9716 0.62,

4.75021.26,

2.19530

5

10

-3 -2 -1 0 1 2

Z-Skor

f

Page 10: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas,

maka kedua kelompok data pre-test dan post-test adalah normal

dan homogen. Dengan demikian, uji kesamaan dua rata-rata antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data tes awal dan akhir

menggunakan rumus uji-t.Hipotesis statistik yang diuji dalam

perhitungan uji-t untuk pre-test dan post-test adalah :

H0 = Rata-rata nilai kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan

rata-rata nilai kelas kontrol (μ1≤ 𝜇2).

Ha= Rata-rata nilai kelas eksperimen lebih daripada nilai rata-rata

kelas kontrol (μ1>𝜇2).

Hasil uji-t untuk tes awal dan tes akhir dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6.

Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Pre-Test dan Post-Test

thitung ttabel Kesimpulan

Tes Awal 1,05 2,00 Ho diterima

Tes Akhir 4,43 1,67 Ho ditolak

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji-t pada

kemampuan awal siswa menunjukkan kemampuan awal yang sama

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena thitung< ttabel yaitu

1,05< 2,00 pada taraf kepercayaan 0,05 artinya Ho diterima. Hasil

analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.

Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda pada kedua kelas

sampel terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa. Kelas eksperimen

diberikan dengan menerapkan model pembelajaran Group

Investigation (GI), sedangkan pada kelas kontrol diberikan

pembelajaran ceramah dan tanya jawab.

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t tentang kemampuan akhir

menunjukkan bahwa thitung>ttabel yaitu 4,43 > 1,67 yang menunjukkan

bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar dari niai rata-rata

kelas kontrol, sehingga hipotesis Ho ditolak dan Haditerima. Hal ini

menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang menerapkan model

pembelajaran Group Investigation (GI) meningkat lebih besar

daripada hasil belajar siswa yang menerapkan pembelajaran ceramah

dan tanya jawab. Dengan kata lain, ada pengaruh yang signifikan

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap

hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau

Tahun Pelajaran 2015/2016.

E. Pembahasan

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu Apakah ada

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau

Tahun Pelajaran 2015/2016? Penelitian ini dilakukan pada dua kelas sebagai

sampel yaitu kelas VII1 (eksperimen) dan VII3 (kontrol). Peneliti juga

Page 11: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

menggunakan kelas VIII3, untuk pengujian instrumen tes pada tanggal 30 Juli

2015. Kemudian kedua kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu

kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran

Group Investigation (GI). Dimana model pembelajaran Group Investigation

(GI) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

partisipasi dan aktifitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)

pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. Sedangkan

kelas kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional berupa

ceramah dan tanya jawab.

Pada kelas eksperimen, diterapkan model pembelajaran Group

Investigation (GI), dalam penelitian tersebut siswa dibagi menjadi 5

kelompok yang terdiri dari 5 sampai 6 orang, kemudian setiap siswa dalam

kelompok membuat perencanaan dari topik yang akan diteliti, sehingga

mereka berusaha untuk belajar dan menggali sendiri materi yang menjadi

bagian dari kelompok mereka, kemudian hasil tersebut dipresentasikan. Pada

saat presentasi inilah siswa yang tidak bisa akan bertanya sehingga yang

kurang pandai mendapat bantuan dari teman yang lainnya. Melalui teman

sendiri, siswa akan merasa nyaman tidak ada rasa malu sehingga diharapkan

siswa yang kurang pandai tidak segan-segan untuk menanyakan kesulitan

yang dihadapinya.

Pada pertemuan kedua pelaksanaan pembelajaran, tidak jauh berbeda

dengan kondisi pada pertemuan pertama pada kelas eksperimen tetap

menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan pada kelas

kontrol diterapkan pembelajaran konvensional berupa ceramah dan tanya

jawab, disini mereka pun sudah lebih memahami proses pelaksanaan

pembelajaran tersebut, sehingga peneliti menjadi lebih mudah untuk

mengarahkannya.

Dari hasil analisa data pre-test (tes awal) skor rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan yang jauh. Hal ini

berarti kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama sebelum

melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan memberikan perlakuan yang

berbeda. Selanjutnya, dilanjutkan dengan menerapkan model pembelajaran

Group Investigation (GI) pada kelas eksperimen dan pembelajaran

konvensional berupa ceramah dan tanya jawab pada kelas kontrol, kemudian

diberikan post-test (tes akhir) untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

kedua kelas tersebut.

Berdasarkan hasil analisa data post-test (tes akhir) yang telah

diberikan kepada siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol terlihat bahwa

kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran fisika dengan menggunakan

model pembelajaran Group Investigation (GI) lebih baik daripada hasil

belajar siswa kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional berupa

ceramah dan tanya jawab. Hal ini terlihat dari rata-rata post-test (tes akhir)

hasil belajar fisika siswa kelas eksperimen memperoleh nilai sebesar 74,16

dan simpangan baku 7,88. Sementara kelas kontrol setelah diberi perlakuan

dengan pembelajaran konvensional berupa ceramah dan tanya jawab

Page 12: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

diperoleh skor rata-rata post-test (tes akhir) sebesar 65,7 dan simpangan baku

7,74.

Dengan demikian skor rata-rata kelas eksperimen lebih besar dari skor

rata-rata kelas kontrol. Ini berarti bahwa hasil belajar kelas eksperimen yang

menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat meningkat

lebih besar daripada hasil belajar kelas kontrol dengan menerapkan

pembelajaran konvensional berupa ceramah dan tanya jawab.

Peran guru dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Group Investigation (GI) ini adalah sebagai fasilitator bagi

siswa dalam menemukan pengetahuan yang harus dimiliki siswa. Guru

membimbing, mengarahkan dan memotivasi siswa dalam setiap kelompok

serta merangsang keaktifan siswa untuk belajar mandiri menemukan

pengetahuan yang baru. Hal ini membantu siswa memahami dan mengingat

pengetahuan yang didapatnya dan bertahan lebih lama dalam ingatannya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas VII SMP

Negeri 13 Lubuklinggau, hasil belajar menggunakan pembelajaran

konvensional berupa ceramah dan tanya jawab lebih kecil dibandingkan

dengan hasil belajar menggunakan model pembelajaran Group Investigation

(GI). Pembelajaran ceramah ternyata memiliki kelemahan dimana kegiatan

belajar lebih berpusat pada guru, siswa hanya menerima apa yang guru

jelaskan. Saat diberi kesempatan mereka malas bertanya karena mereka

terbiasa hanya menerima materi yang dijelaskan guru, walaupun mereka

belum mengerti. Hal ini disebabkan mereka sama sekali tidak termotivasi dan

tidak tertantang untuk belajar, sehingga tidak tertarik dengan apa yang

dijelaskan oleh guru. Keadaan demikian membuat situasi belajar menjadi

tidak kondusif dan siswa menjadi pasif.

Selanjutnya hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti yang

berjudul “Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

(GI) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri 13

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016” dalam hal ini memberikan

informasi bahwa hasil analisis data tes awal melalui uji-t dengan taraf

kepercayaan α = 0,05 didapat hasil thitung = 1,05 dan ttabel = 2,00 sehingga

thitung < ttabel. Kemudian hasil analisis data tes akhir melalui uji-t dengan

taraf kepercayaan α = 0,05 didapat hasil thitung = 4,43 dan ttabel = 1,67

sehingga thitung > ttabel. Dengan demikian ada pengaruh yang signifikan

model pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar fisika

siswa kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.

F. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar fisika siswa

kelas VII SMP Negeri 13 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.

Page 13: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ekawati, Elvin Yusliana. 2012. Internalisasi pendidikan karakter dalam

pembelajaran fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group

Investigation) menggunakan pendekatan pembelajaran berbuat (Action

Learning Approach), 1 (1), 1-7.

Harahap, Rusmeidani dan betty M. Turip. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantu Media Flash terhadap

Hasil Belajar Fisika Siswa SMA, 2 (3), 156-163.

Jihad, A. Haris, Abdul. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Pressindo.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Purwoko. 2004. Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Yogyakarta: Yudhistira.

Rusman. 2012. Model-model pembelajaran edisi kedua. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada.

_______. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan

Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Simanjuntak, Salomo Leonardus, dan Nurdin Siregar. 2014. Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar

pada Materi Listrik Dinamis, 2 (2), 171-179.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Slavin. 2005. Cooperative learning. Bandung: Nusa Media.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman dan Sukjaya. 1990. Petunjuk Praktis: Untuk Melaksanakan Evaluasi

Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah-157.

Page 14: MahasiswaSTKIP-PGRI Lubuklinggau Dosen STKIP-PGRI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal vitri (4111121) new.pdf · terhadap siswa, baik oleh teman-teman atau guru mereka,

Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz

Media.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Belajar

Tim Pengembangan MKDP. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:

Rajawali Pers.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep

Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Jakarta: Kencana

Tim Penyusunan Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi. 2012. Pedoman

Penulisan Makalah Dan Skripsi Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau.

Lubuklinggau: STKIP-PGRI.

Uno, Hamzah B dan Mohamad, Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan

PAILKEM. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Usman dan Setiady Akbar. 2008. Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Wahyuningsi et.al. 2012. Penerapan model kooperatif group investigation

berbasis eksperimen inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas

belajar, 1 (1), 1-6.

Young, Hugh D. & Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas. Jakarta:

Erlangga