Upload
zuhdi-siy-remajaa-terakhir
View
1.118
Download
132
Embed Size (px)
Citation preview
MAHKOTA PASAK( DOWEL CROWN, POST CROWN, STIF TAND )
Drg. Etty A. M. Khusna Amal
Mahkota pasak dapat didefinisikan sebagai restorasi pengganti gigi yang terdiri dari inti
berpasak yang dilekatkan dengan suatu mahkota. Dengan demikian restorasi ini merupakan
restorasi dengan konstruksi dua unit yaitu ; inti yang berpasak dan mahkota yang nantinya
disemenkan pada inti ( gambar 1 )
Gambar 1.
Konstruksi dua unit
Restorasi dengan konstruksi dua unit ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain;
1. Jika mahkota berubah warna setelah pemakaian beberapa tahun, maka mahkota jaket
akan mudah diganti tanpa harus mengeluarkan atau merusak pasak inti.
2. Adaptasi pinggiran mahkota terhadap permukaan akar dan posisi mahkota terhadap gigi
sebelahnya dan gigi-gigi lawan tidak tergantung pada fit pasak dengan saluran akar.
3. Restorasi ini dapat digunakan untuk mengubah posisi mahkota
Indikasi
Restorasi ini dapat dibuat pada mahkota gigi post perawatan endodontik yang mengalami
kerusakan tetapi tidak dapat direstorasi dengan inlay, resin akrilik, mahkota ¾.. Selain itu dapat
dilakukan untuk memperbaiki posisi gigi pada perawatan orthodonti atau untuk abutmen bridge.
Kontra Indikasi
Restorasi mahkota pasak tidak dapat dilakukan pada kasus close bite / cervikal bite, akar
gigi yang terlalu pendek atau tipis, kesehatan umum yang buruk, kesehatan mulut ( oral hygiene )
yang buruk dan juga bad oral habit
.
Restorasi ini dilakukan pada gigi yang telah mengalami perawatan endodontik baik pada
gigi anterior maupun posterior. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa gigi yang telah
dirawat endodontik memerlukan suatu pasak, antara lain ;
1
1
Mahkota ( crown )
Pasak Inti
1. Gigi yang telah dirawat endodontik menjadi non vital dan sehat, tetapi jaringan non
vital yang tersisa memiliki kelembaban yang lebih rendah daripada gigi vital, sehingga
gigi menjadi rapuh.
2. Pada gigi yang telah mengalami perawatan endodontik kontinuitas jaringan telah
terputus akibat dari pembuangan jaringan sehingga mahkota menjadi rapuh apabila
hanya dilakukan dengan pembuatan mahkota jaket saja.
3. Suplai nutrisi pada gigi post endodontik otomatis terputus sehingga gigi menjadi
rapuh.
4. Gigi mengalami kehilangan banyak mahkota akibat dari karies.
Pada perawatan endodontik, seluruh jaringan yang ada pada ruang pulpa dan saluran
akar dibuang. Dan diganti dengan bahan / obat pengisi saluran akar. Bahan pengisi ini tidak cukup
kuat untuk menahan tekanan yang datang dari gigi lawan pada proses pengunyahan. Untuk itu
diperlukan kekuatan dalam ruang pulpa dan saluran akar yang sama dengan kekuatan yang
datang dari luar sehingga tidak terjadi fraktur karena gigi dapat menahan tekanan. Sebuah
penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kekuatan resistensi pada gigi yang telah dirawat
endodontik dan dibuatkan pasak dengan gigi yang telah dirawat endodontik tetapi tidak dibuatkan
pasak dimana gigi yang dibuatkan pasak inti lebih bisa bertahan terhadap fraktur dibandingkan gigi
yang tidak dibuatkan pasak inti.
Sebagai pengganti jaringan yang hilang tadi maka dibuatlah suatu inti ( core ) yang terbuat
dari logam atau bahan lain. Inti atau core ini satu kesatuan dengan suatu pasak atau dowel yang
masuk ke dalam saluran akar gigi yang telah dipreparasi, oleh karena itu restorasi ini sering juga
dinamakan sebagai restorasi interradikuler.
Pasak inti ada yang diproduksi oleh pabrik ( Manufactured post and core/fabricated ) dan
ada dalam bentuk logam tuang.
MACAM MACAM CORE
1. Gold post
Suatu restorasi dimana mahkota gigi asli masih ada dan dipreparasi sesuai dengan
preparasi mahkota jaket.
2. Full Gold Core
Mahkota gigi asli telah hilang setelah saluran akar dipreparasi.
3. Partial Gold Core
Sebagian mahkota gigi asli masih tertinggal sedikit, di sebelah palatinal atau labial dan
masih cukup kuat untuk dipertahankan.
4. Gold Core With Window
Window diisi dengan bahan akrilik atau porselen atau semen silikat.
5. Off Centre Gold Core
Pasak inti dibuat sesuai dengan kemauan operator. Hampir sama dengan full gold core
hanya saja pasak inti dibuat untuk koreksi posisi gigi.
MACAM-MACAM PASAK
2
2
1. Endopost.
Terbuat dari campuran logam mulia dengan ukuran sesuai standar alat endodontik, yaitu :
70 – 140. Merupakancampuran emas atau logam mulia lainnya.
2. Endowel.
Pasak plastik, ukuran sesuai dengan alat endo 80 – 140. Pada saat pengecoran logam
pasak ini dapat mencair keluar dari investment.
3. Parapost.
Pasak plastik ukuran tidak disesuaikan dengan alat endo, tetapi preparasi saluran akar
memakai rotary instrument khusus yang nantinya disesuaikan panjangnya dengan pasak.
MACAM-MACAM MAHOTA PASAK ( POST CROWN )
1. Davis crown
Suatu mahkota yang keseluruhannya terbuat dari porselen dan diberi dowell dari silver.
Terdapat dua tipe, yaitu;
a). Ground in type : Pada kasus belum ada kerusakan gigi dibawah permukaan gusi.
b). Case base type : Pada kasus dimana terjadi kerusakan gigi di bawah permukaan gusi.
2. Richmond crown
Mahkota pasak yang terbuat dari porselen dengan facing dari porselen dan backing
logam. Digunakan pada kasus yang memerlukan kekuatan besar, misalnya GTC dengan
empat insisvus hilang.
3. Porselen jacket crown dengan dowell crown
Untuk gigi anterior dimana sebagian mahkota klinis masih utuh, tetapi sudah tidak cukup
kuat untuk menahan tekanan daya kunyah.
4. Akrilik crown
Restorasi pada gigi anterior dimana gigi anterior dalam keadaan berjejal, sehingga sulit
untuk menentukan lebar mesio distal gigi tersebut.
Syarat keberhasilan mahkota pasak
Untuk keberhasilan suatu mahkota pasak, harus memenuhi syarat sebagai berikut ;
1. Pengisian saluran akar yang lengkap, hermetis, sampai ke ujung akar.
2. Pada akar tidak boleh terdapat peradangan periapikal.
3. Jaringan pendukung harus dalam keadaan sehat. Tidak terdapat resorbsi tulang alveolar
baik vertikal maupun horizontal.
4. Jaringan akar masih padat, keras dan dinding saluran akar cukup tebal.
5. Posisi gigi lawan dalam segala kedudukan rahang bawah menyediakan tempat yang
cukup bagi inti dan mahkota jaket.
6. Pada gigi yang mengalami apikoektomi rasio panjang akar dengan dowel crown harus
seimbang.
HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN POST CROWN
1. Pengisian saluran akar
3
3
Harus hermetis sampai ke ujung akar
Pengisisan paling baik dengan gutapercha point, setelah satu bulan kontrol dan
tidak terdapat tanda-tanda peradangan; perkusi -, tekan -,mobiliti -
Tidak terdapat peradangan periapikal, seperti tidak ada abses, granuloma, kista
maupun over filling.
Jaringan pendukung sehat, tidak terdapat resorbsi baik vertikal maupun
horizontal.
Metode pengisian dengan sectional methode. Metode lain boleh dilakukan dengan
cataan pengambilan gutapercha tidak boleh dengan rotary instrument tetapi
menggunakan; pesoreamers, bur drill dengan putaran rendah, alat plugger yang
dipanaskan.
2. Keadaan mahkota gigi harus sesuai dengan indikasi
3. Keadaan oklusal
Apabila terdapat cervikal bite,close bite. Ketebalan gigi dalam arah labio-lingual kurang, ini
menjadi indikasi untuk pembuatan mahkota jenis Richmond Crown.
A. PREPARASI MAHKOTA PASAK
1. PREPARASI BAGIAN MAHKOTA
a. Preparasi dimulai dengan membuang sisa jaringan
mahkota. Pemotongan bagian distal dimulai dari
sudut mesial menuju distoservikal. Bagian mesial
yang tersisa dipotong serong mulai dari tengah
diagonal menuju sudut mesio-servikal. Cara ini
dilakukan agar gigi sebelahnya tidak ikut
terpreparasi.
b. Sisa bagian tengah digerinda sehingga hasilnya
terdiri dari dua bidang yaitu labial dan lingual.
c. Sebaiknya jaringan gigi pada bagian labial dan
lingual jangan dipreparasi sampai di bawah tepi
gusi agar tidak terjadi penutupan pinggiran
preparasi oleh gusi yang dapat mengganggu
ketepatan pencetakan. Nanti sebelum pasak
dipasang barulah pinggiran gigi dapat dpreparasi
kembali sampai 0,5 mm di bawah permukaan gusi
pada bagian labial. Setelahnya baru dilakukan
pencetakan untuk pembuatan crown.
2. PREPARASI SALURAN AKAR
a. Preparasi dirintis terlebih dahulu dengan menggunakan bor bundar diameter 0,9
sampai 1,2 mm tergantung pada besarnya garis tengah akar.
4
4
b. Dilakukan pengambilan gutapercha menggunakan ekskavator yang telah
dipanaskan, sedikit demi sedikit diambil. Perlu diusahakan agar bahan pengisi
saluran akar tidak tertarik keluar semua tetapi pada daerah apeks masih terisi
dengan gutapercha dan pasta pengisi saluran akar.
c. Pengambilan gutapercha dapat dilakukan dengan instrumen putar yang disebut
dengan peso reamers/ drill yang dipasang pada contra angle low speed. Menurut
Tillman bisa menggunakan bur bulat dengan putaran lambat mula-mula
membuat jalan masuk dengan bur bulat kecil kemudian dengan roundbur lebih
besar sesuai dengan saluran akar yang ada dan jika gutap dalam saluran akar
telah diambil sepanjang posterior yang dikehendaki maka bor bulat dapat diganti
dengan bor fisur untuk memuat bentuk dari pasak.
d. Dengan bor fisur saluran perintis dilebarkan
dan dibentuk sehingga penampangnya
berbentuk oval dengan sumbu panjang dalam
arah labiolingual untuk mencegah terjadinya
rotasi.
e. Diameter saluran akar kurang lebih 1/3 ukuran
penampang permukaan akar. Dalamnya 2/3
panjang akar atau sedikitnya sama dengan
panjang mahkota gigi asli yang diganti.
f. Dibuat seat atau dudukan berbentuk shoulder
sedalam 0,7 – 1 mm dengan bentuk mengikuti
keliling akar dengan lebar 1/6 diameter akar,
tujuannya untuk mencegah patahnya inti oleh
adanya daya gigit dari gigi lawan.
g. Untuk memeriksa hasil preparasi digunakan santigen yang dipanaskan sampai
lunak kemudian dicetakkan ke dalam preparasi. Jika preparasi sudah memadai
tahap selanjutnya adalah membuat pola lilin pasak inti.
B. PEMBUATAN POLA LILIN UNTUK PASAK INTI
Pembuatan pola lilin dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ; langsung (direct methode)
dan cara tidak langsung (indirect methode)
1) Tidak Langsung (indirect methode)
5
5
a. Bahan cetak elastomer dimasukkan ke dalam saluran akar dengan semprotan.
b. Sebatang kawat yang telah diulasi dengan perekat ( tray-adhesif ). Kawat tersebut
dilumuri dengan bahan cetak. Kemudian dimasukkan ke dalam saluran akar
dengan gerakan memompa.
c. Dengan kawat pada tempatnya dilakukan pencetakan dengan bahan cetak
elastomer
d. Pada cetakan yang telah jadi dilakukan pembuatan pola lilin pasak inti.
2) Langsung (direct methode)
a. Lilin inlay dipanaskan di atas lampu spirtus ditekan bentuk kerucut sampai lunak.
Lilin dimasukkan ke dalam saluran akar yang telah dibasahi dengan aquades.
Dipadatkan penuh pada seluruh preparasi saluran akar dan membentuk atap
6
6
Gbr 1).a Gbr 1).b
Gbr 1).c Gbr 1).d
b. Dipasang stift kawat yang dipanaskan terlebih dahulu,ditekan masuk ke dalam lilin
di saluran akar. Pada bagian atap stift disisakan tidak tertutup lilin dan
dibengkokkan sebagai tanda yang membedakan bagian palatal dan labial.
c. Setelah lilin mengeras dan melekat pada kawat, pola lilin ditarik keluar dari saluran
akar untuk melakukan koreksi. Koreksi ini dapat dilakukan dengan
membandingkan hasil preparasi saluran akar yang tercetak pada santigen.
d. Bentuk akhir pola inti menyerupai bentuk preparasi mahkota jaket hanya saja
ukurannya lebih kecil.
C. PEMBUATAN MAHKOTA SEMENTARA
Oleh karena dalam pembuatan mahkota pasak seluruh jaringan mahkota dihilangkan,
maka untuk melekatkan suatu mahkota diperlukan pasak sementara. Pasak sementara dapat
dibuat dari sisa paper-clips yang dilipat sampai kedua ujungnya merapat seperti pada gambar.
Kedua ujung yang merapat dapat direnggangkan seperlunya agar jika dimasukkan dalam
saluran akar terdapat friksi/gesekan terhadap didnding saluran akar dapat memegang pasak
pada tempatnya.
Mahkota sementara untuk keperluan ini dapat digunakan
mahkota sementara buatan pabrik yang ukuran, bentuk dan
warna disesuaikan. Dapat juga menggunakan gigi artifisial yang
7
7
a b c d
Gambar 4
Gambar 5
terbuat dari akrilik dan harus memenuhi syarat estetik. Bagian
palatal gigi akrilik dikurangi sedemikian rupa sehingga tersedia
tempat yang cukup untuk penempatan kawat paper clips yang
berfungsi sebagai pasak sementara (gambar 5). Kemudian
mahkota ini disemenkan pada preparasi. Untuk memudahkan
pengeluaran digunakan semen fletcher yang biasa digunakan
sebagai bahan tambalan sementara.
D. PENGECORAN PASAK
Tahap kerja pengecoran logam terdiri dari :
a. Pemasangan saluran cor ( sprue ) pada pola lilin
Kawat yang dipakai untuk membuat pola lilin dapat berfungsi sebagai sprue. Untuk
mencegah terjadinya porositas pengisutan (shringkage porosity) pada sprue ditambahkan
reservoir.
b. Pemendaman ( investing )
Sebelum pemendaman dilakukan, terlebih dahulu dibuat pembentuk kawah ( crucible
form ) dari lilin pada sebuah tabung casting ring. Kawah pengecoran dengan slinger
sebaiknya dibuat dangkal yaitu kerucut kawah yang bersudut ± 120 º, sedangkan jika
pengecoran dilakukan dengan mesin sentrifugal harus dibentuk lebih curam yaitu 80º-
90º. Pola lilin harus dibersihkan terlebih dahulu menggunakan kwas dan air sabun atau
dapat juga digunakan alkohol untuk menghilangkan tegangan permukaan. Adukan bahan
pendam diulaskan secara tipis pada permukaan pola lilin sampai semua lilin diliputi oleh
adukan semen. Pola lilin yang telah terulas dimasukkan ke dalam tabung cor. Kemudian
tabung cor diletakkan pada pembentuk kawah kemudian diisi dengan bahan pendam.
c. Pembakaran ( Burning out )
d. Pengecoran ( Casting )
e. Penyelesaian ( finishing )
Pada tahap ini, hasil coran tidak perlu dipoles karena permukaan yang kasar menjadi
tempat retensi antara semen dengan permukaan pasak.
E. PEMASANGAN PASAK
a. Pasak dicoba dimasukkan ke dalam saluran akar. Jika terdapat kelebihan logam seperti
bintil logam yang dapat menghalangi arah masuk atau insersi, maka kelebihan logam
tersebut dipotong / dibuang.
b. Inti tidak boleh tergigit gigi antagonis. Khusus untuk koreksi posisi gigi, inti dapat
dibengkokkan sesuai dengan maksud koreksi maksimal 30 derajad.
c. Pada pasak terlebih dahulu dibuat alur lolos ( escape vent ) sebagai tempat mengalirnya
semen dengan mudah untuk menghilangkan adanya tekanan balik dari pasak pada saat
penyemenan. Tekanan balik ini akan menyulitkan pengepasan pasak ( gambar 6.d )
8
8
d. Untuk melekatkan pasak dalam saluran akar digunakan adukan semen yang agak encer
dimasukkan ke saluran akar menggunakan sonde atau reamers
e. Pasak juga dilumuri dengan adukan semen tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
saluran akar dan dipertahankan kedudukan yang semestinya sampai semen mengeras.
Untuk memudahkan pekerjaan, kelebihan semen dibuang sebelum semen mengeras.
f. Selanjutnya dilakukan pencetakan, kemudian model dari hasil cetakan ini digunakan untuk
pembuatan mahkota jaket.
F. PEMBUATAN MAHKOTA
Prosedur pembuatan mahkota pasak sama dengan pembuatan mahkota jaket untuk gigi vital.
G. PEMASANGAN MAHKOTA PASAK ( POST CROWN )
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat uji coba pemasangan / try in mahkota pasak, ( post
crown ) antara lain ;
a. Estetik
Warna dari post crown harus sesuai dengan gigi asli yang ada dalam rongga
mulut. Bentuk dan ukuran harus disesuaikan dengan anatomi gigi.
b. Oklusi
Tidak boleh terjadi prematur kontak yang akan mengakibatkan trauma oklusi.
Untuk mengetahuinya digunakan kertas artikulasi, adanya teraan yang lebih tebal
menunjukkan terjadinya traumatik oklusi.
c. Adaptasi
Terutama keakuratan / kerapatan pinggiran servikal antara tepi mahkota jaket
dengan bagian servikal gigi asli. Pada bagian pundak, pinggiran mahkota tidak boleh
menekan gusi ( overhang ), karena kelebihan mahkota dapat menjadi tempat
tertimbunnya plak yang akan mengakibatkan peradangan gusi.
d. Kedudukan
Mahkota tidak boleh labioversi ataupun palatoversi, disesuaikan dengan
kedudukannya terhadap gigi lain yang ada dalam rongga mulut.
e. Daerah titik kontak
Untuk pemeriksaan daerah titik kontak digunakan dental floss. Daerah titik kontak
harus dapat dilalui oleh dental floss ini.
9
9
Gambar 6.c. Gambar 6.d.
H. PENYEMENAN POST CROWN
Semen yang akan digunakan harus disesuaikan dengan bahan crown. Semen-semen
yang mengandung eugenol ( zinc oxide eugenol cement, Alumina EBA cement ) tidak cocok
untuk menyemen mahkota yang terbuat dari bahan akrilik, karena akan bereaksi dengan
bahan akrilik dimana akrilik akan berubah warna, menjadi lunak dan permukaannya menjadi
retak-retak (crazing).
Semen jenis komposit memiliki sifat mekanis yang lebih baik. Semen jenis polokarboksilat
memiliki sifat adhesi terhadap dentin dan glasir lebih baik daripada semen zinc-phospat
dimana semen Zinc phospat lenih mudah larut dalam cairan mulut.
Mahkota diisi penuh dengan adukan semen dan sebagian diulaskan merata pada
sekeliling preparasi post untuk mencegah terkurungnya gelembung udara pada sudut pundak.
Setelah mahkota masuk dengan seksama pada tempatnya, operator harus mepertahankan
kedudukannya sampai semen mengeras. Kemudian sisa-sisa semen dibersihkan.
I. INSTRUKSI PADA PENDERITA
Instruksi yang diberikan sama dengan instruksi pada pembuatan mahkota jaket, dimana
pasien diminta tidak menggunakan mahkota pasak untuk menggigit sesuatu yang keras dengan
sengaja. Pasien diminta untuk datang kembali 3 – 7 hari setelah pemasangan untuk diperiksa
oklusi, keadaan sela gusi dan kebersihan mulutnya.
DAFTAR PUSTAKA
- Martanto. P., drg. Ilmu Mahkota danJembatan jilid 1 dan 2 1985
- S Weine. Franklin, Endodontic Therapy, sixth edition, 2004
- Bence Richard, Buku Pedoman Endodontik Klinik, penerjemah E.H Sundoro &
Narlan,1990
10
10