48
1 ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER | Edisi Oktober - Desember 2012 A Comprehensive In-depth Review of Aceh Economy Gairah Sektor Jasa ISSN 2089-4465 9 772089 446550 Nanggroe Koetaraja Menuju Pentas Dunia “Kopi Aceh memang sudah terkenal akan rasanya yang dasyat dan tidak perlu diragukan, tapi dalam penyajiannya jangan hanya terpaku pada kopi hitam dan sanger saja. Perlu adanya inovasi dan cara-cara baru dalam mengolah kopi menjadi aneka minuman dan makanan yang La to the ziz, Laziz...” LAPORAN UTAMA Menuju Sistem Transportasi Perkotaan Yang Nyaman Banda Aceh merupakan ibu kota propinsi dan salah satu kota tersibuk di Propinsi Aceh dengan jumlah penduduk saat ini sekitar 220.737 jiwa. Pemerintah telah mencanangkan tahun 2011 sebagai tahun kunjungan Banda Aceh, visit Banda Aceh year, dan tahun 2013 sebagai tahun kunjungan Aceh. PARIWISATA Wisata Religi ke Negeri Daya Kuala Daya menyimpan pesona. Laut, pantai dan bukitnya punya sejarah panjang yang dikenang dan dikunjungi warga segenap penjuru. Ada tradisi di sana berpotensi dikembangkan menjadi daerah wisata religi. 9 22 40

Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Majalah Triwulanan tentang Perekonomian Aceh diterbitkan oleh Biro Perekonomian Setda Aceh bekerjasama dengan Aceh Recovery Forum Banda Aceh

Citation preview

Page 1: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

1ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Edisi Oktober - Desember 2012

A Comprehensive In-depthReview of Aceh Economy

GairahSektor Jasa

ISSN 2089-4465

9 7 7 2 0 8 9 4 4 6 5 5 0

NanggroeKoetaraja Menuju Pentas Dunia

“Kopi Aceh memang sudah terkenal akan rasanya yang dasyat dan tidak perlu diragukan, tapi dalam penyajiannya jangan hanya terpaku pada kopi hitam dan sanger saja. Perlu adanya inovasi dan cara-cara baru dalam mengolah kopi menjadi aneka minuman dan makanan yang La to the ziz, Laziz...”

LAPORAN UTAMAMenuju Sistem Transportasi Perkotaan Yang Nyaman

Banda Aceh merupakan ibu kota propinsi dan salah satu kota tersibuk di Propinsi Aceh dengan jumlah penduduk saat ini sekitar 220.737 jiwa. Pemerintah telah mencanangkan tahun 2011 sebagai tahun kunjungan Banda Aceh, visit Banda Aceh year, dan tahun 2013 sebagai tahun kunjungan Aceh.

PARIWISATAWisata Religi ke Negeri Daya

Kuala Daya menyimpan pesona. Laut, pantai dan bukitnya punya sejarah panjang yang dikenang dan dikunjungi warga segenap penjuru. Ada tradisi di sana berpotensi dikembangkan menjadi daerah wisata religi.

9 22 40

Page 2: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

2 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Doa untuk Doto Zaini dan Mualemoleh: Suadi Sulaiman (Adi Laweueng)

Perjalanan masih teramat jauhJejak-jejak masih membekas dalam balutan senjaKami generasi yang terlahir dalam kecamuk sejarahHarga-harga meninggi, wibawa kami telah menjadi matiHanya dirimu yang peduli kami, mewujudkan cita-cita terimpikanIngin kami ukir sejarah diri, tekad hati kami tanamkan di sini

Jejak-jejak kecil kami masih bisa dibaca, di antara catatan-catatan masa laluAdakah salah bila kami ingin berubah?Adakah keliru bila kami ingin maju?Adakah doa terpancar saat kebimbangan begitu besar?Kami ingin perubahan, harus bersinarDoakan kami dalam langkah, kirimkan harap saat dada resah oleh cemasKami ingin maju, tak boleh linglung lagi

Pertama kali melangkah, kami mengucapkan basmalahMengharap pancaran bila matahari garang berpijarKami inginkan lelah sirna saat pagi tibaDalam kemilau cahaya kami berdiri dalam sepiMengharap lahirnya pemimpin negeriYang mengantar kami ke gerbang pemerintahan sendiriUntuk kami bisa menikmatiPilihan kami tidak berbagi

Dan hari ini kami kembali berdiriMenatap hari dalam harapan penuh artiTerima kasih anak negeri, sepenuh ucap kasih dari kamiMaafkan segala tindakan, doakan perjalanan kamiDalam menggapai harapan, inginkan kemajuanMelingkupi isi negeri dalam hidup yang lebih berartiBila esok tiba, kami izinkanmu dalam pinta dan doaMeranjak ke masa depan, menuai segenggam harapanSebagai wujud kecintaan kami, sebagai tanda berbaktiHingga gerbang demi gerbang terlampaui..

Kami datang atas perintah anak negeri....Untuk membawa segudang harapan, menggapai impian anak-anak kami....[ ]

Biro Perekonomian Setda Aceh

Page 3: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

Saleum

Redaksi

REDAKSI

Pelindung : Gubernur, Wakil Gebernur dan Sekretaris Daerah Aceh

Ketua Pengarah : Asisten Keistimewaan Aceh, Pembangunan dan Ekonomi Sekretariat Daerah Aceh

Wakil Ketua Pengarah : T. Sofyan, SE.Ak,MM, (Kepala Biro Perekonomian

Setda Aceh) Dewan Pakar : Prof. Dr. Raja Masbar, M.Sc

(Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala), Drs. Alfian Ibrahim, MS (Mantan Rektor Universitas Teuku Umar), Wahyuddin Albra, SE, M.Si,Ak (Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh)

Pimpinan Redaksi : M. Yunus Ali, SP (Kabag Pembinaan dan Kerjasama Biro Perekonomian Setda Aceh)

Wakil Pimpinan Redaksi : Azwari SE, M.Si (Kasubbag Investasi Biro Perekonomian Setda Aceh)

Anggota : Amir Hasan, SE,Ak (Kasubbag Kerjasama Antar Daerah dan Negara Biro Perekonomian Setda Aceh)

Redaktur Pelaksana : Drs. Muhammad Dahlan (Ketua) Sekretaris : Tabrani, SE Anggota : Amiruddin, SE; Kemalawati, BA;

Dra. Hj. Syamsidar; Sri Iswari, SE.Ak

Sidang Redaksi : Muhammad Ichsan, M.Si (Ketua) Anggota : Dr. Ir. Zulkifli, M.Si; Ir. M. Elli

Syahdi; Nurdin, S.Pd; Mustafa, SE; Dewi Ertika Pane, SS; Ade Habya Fijay, ST; Yenni Indriani; Syaiful Ardi; Hermiati; Fadla Junus

Managing Editor : Agus Ariyanto, SE,MSi; Hertily Surviva, SE; Cut Natasa Juwita, SE Editor / Kontributor : Jeliteng Pribadi, SE, MM,

MA; Taufiq C. Dawood, SE, M.Econ; Nasrillah Anis, SE, MM; Miftachuddin Cut Adek, SE, M.Si; Said Muniruddin, SE, MA

Wartawan : Ainul, Marda, Risky, Hendra Kartunis : Deky Konsultan Media : Adi Warsidi, Yoserizal Desain Grafis/Layout : Amir Faisal

Alamat RedaksiKantor Gubernur Aceh,

Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Aceh Jln. T. Nyak Arief, No. 219, Banda Aceh.

Email: [email protected] : PT AMG - Serambi Indonesia

(Isi diluar tanggung jawab percetakan)

Assalamualiakum wr. wb.Pembaca AER yang budiman.

Alhamdulillah kita ketemu lagi dengan berita perkembangan ekonomi Aceh yang aktual dan terkini serta dibahas secara menarik dan mengupas sisi-sisi lain dari sekedar berita biasa. Pada liputan utama edisi kali ini AER akan menyajikan bahasan tentang kiprah sektor jasa di Aceh yang perkembangan dan pertumbuhannya cukup signifikan pada beberapa tahun terakhir dalam mewarnai kondisi sosial perekonomian masyarakat. Katakanlah jasa perhotelan yang trafiknya tak pernah sepi dari pengunjung, baik untuk keperluan menginap sampai acara pertemuan, seminar, workshop dan pelatihan hingga perkawinan sudah memanfaatkan jasa hotel yang dianggap cukup representatif untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Sektor pengangkutan dan perdagangan juga tak kalah menariknya. Sementara, sektor jasa konstruksi masih tetap menjadi primadona walau perannya sudah mulai kurang dominan usai pesta rehab-rekon beberapa tahun lalu. Sektor jasa lain yang juga meningkat tajam adalah restoran dan kuliner semakin beragam mengundang selera bagi siapa saja yang berkunjung ke Aceh, baik di Banda Aceh maupun kabupaten lainya yang ada di Aceh.

Selain liputan utama dan ulasan makro, seperti biasa AER juga menyajikan berbagai informasi menarik lainnya. AER kali ini menghidangkan diskusi dalam konteks mikro seperti coffee festival, potensi baitul mal, bisnis wisata, dan lain-lain. Dari Aceh Barat diangkat tips bagi calon investor kebun, terutama pekebun di kawasan rawa. Sementara dari Aceh Jaya, kita diajak berwisata religi ke Kerajaan Daya. Rubrik internasional mengajak kita melihat 7 negara paling makmur di dunia saat ini.

Berita lain yang tak kalah menariknya juga kami ulas tentang peluang usaha yang sedang menjadi tren di Aceh yang cukup potensial bagi pemula. Rubrik Gimmick menyajikan kisah sukses anak pedagang kaki lima di kota Meksiko, Carlos Slim yang tercatat sebagai orang paling kaya tahun 2012. Akhir kata kami ucapkan ribuan terimakasih atas dukungan semua

pihak yang telah berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung untuk berkarya dan kesinambungan analisa dan up date berita perekonomian Aceh secara aktual dan mendalam.

Wassalam.

T. Sofyan, SE, Ak, MM(Kepala Biro Perekonomian Setda Aceh)

Page 4: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

4 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Hal. 16

Laporan Utama

Gimmick

Hal. 45

Hal. 40

Hal. 13

Laporan Utama6 - Gairah Sektor Jasa7 - Perkembangan Sektor Jasa9 - Menuju Sistem Transportasi Perkotaan yang Nyaman12- Tren Positif Jasa Transportasi Aceh14- Meraup Devisadari Bisnis Wisata16- Belajar dari Liechtenstein18- Reformasi Ekonomi Aceh Mungkinkah

Gimmick13- Filantropis Sejati

Analisa20- Economic Outlook 2012Saatnya Aceh Bangkit dan Mandiri

Pariwisata22- Wisata Religi ke Negeri Daya

Peluang Usaha26- Menangkap Cahaya Menghasilkan Laba28- Raup Untung dari Bisnis Online

Opini30- Mempersatukan Diaspora Aceh

Sosok33- Kibarkan Songket Aceh di Pentas Internasional34- Satu Jam Bersama Dr. Ir. Agus Sabti, MSi

Perbankan36- Potensi Ekonomi Baitul Mal

Nanggroe40- Koetaraja Menuju Pentas Dunia42- Kiat Berkebun di Lahan Gambut

Nasional44- “Serambi Mekkah Kaya Budayanya, Indah Alamnya”

Internasional45- 7 Negara Paling Makmur di Dunia

Nanggroe

International

Page 5: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

Ahmad Fuadi | Penulis Novel Negeri 5 Menara

Majalah AER ini bagus! Isi dan bahasannya bervariasi, mutu kertas bagus. Kualitas gambar mungkin bisa ditingkatkan. Seiring hobi, menulis novel

bisa menjadi bisnis yang bagus, banyak penulis Aceh yang sangat berbakat namun belum berani untuk menerbitkan karyanya. Tokoh yang memperoleh

penghargaan Anugerah Pembaca Indonesia 2010 dan nominator Khatulistiwa Literary Award ini berharap majalah AER dapat membantu mengembangkan

bakat-bakat menulis generasi muda di Aceh [ ]

Tasya Meisheilla Aditya | Duta Pariwisata Aceh 2011

Majalah ini bagus dan menarik untuk dibaca. Saya senang majalah AER secara konsisten menyediakan rubrik wisata dan mengupas Visit Aceh 2013 dalam beberapa tulisan. Semoga isu-isu yang di angkat majalah ini dapat memberikan pencerahan bagi masyarakat sehingga momen tahun kunjungan 2013 dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian Aceh di masa depan.

Hirfan Fhahlevi | Karyawan Bank BNI 46

Majalah ini cukup bagus, dapat memberikan gambaran tentang perekonomian Aceh baik di tingkat lokal maupun nasional. Saya menyarankan pada rubrik perbankan di bahas tentang keadaan

industri perbankan di Aceh, dimana sekarang minat menabung dan bertransaksi dengan memakai jasa bank terus berkembang. Ditandai

dengan menjamurnya pembukaan cabang-cabang dari bank di seluruh Aceh dan terus meningkatnya dana masyarakat yang berhasil

dihimpun oleh bank.

Surat Pembaca

Page 6: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

6 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Laporan Utama

GAIRAH SEKTOR JASA

Ekonomi Aceh Pasca rehab rekon yang ditandai dengan pembangunan infrastruktur secara massif dan intensif

di semua bidang telah memicu tumbuhnya industry sektor jasa. Selain jasa konstruksi yang menjadi primadona selama ini, jasa lainnya juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Katakanlah seperti jasa perhotelan yang semakin marak dan berkembang pesat di Aceh. Selain itu, jasa transportasi dan tiket agency juga tidak kalah gesitnya. Apalagi, sejak perjanjian damai Helsinki, arus barang dan orang yang masuk dan keluar Aceh melonjak drastis. Jumlah wisatawan pun meningkat pesat.

Sejalan dengan tumbuhnya sektor pariwisata, industri jasa lain seperti restoran dan café siap saji menjamur di berbagai sudut kota. Baik di Ibukota Propinsi Banda Aceh, maupun di kabupaten-kabupaten daerah tingkat dua lainya. Seakan tak mau ketinggalan, jasa telekomnikasi juga tak kalah serunya. Perang tarif dan promosi antar service provider jasa telekomunikasi menghiasi disepanjang jalanan utama hampir disemua kabupaten yang ada di Provinsi Aceh.

Secara eksplisit seperti dikatakan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Syeh Suhaimi, bahwa pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan ketiga 2012 dipengaruhi oleh delapan sektor, yaitu bangunan, hotel, perdagangan, restoran, pengangkutan, dan komunikasi. Tiga sektor di antaranya mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu sektor bangunan 2,70 persen, sector perdagangan, hotel dan restoran 2,65 persen dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 2,48 persen. Sektor perdagangan, hotel, transportasi, dan restoran menyumbang signifikan kepada ekonomi selama Ramadan dan Idulfitri. Pertumbuhan di sektor bangunan, dipicu oleh meningkatnya realisasi belanja Pemerintah, terutama pembangunan kantor, jalan dan, proyek lain.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi (produk domestik regional bruto/PDRB) tanpa migas selama Kuartal III tahun ini mencapai 6,09%. Walaupun sebenarya angka ini masih di bawah target Pemerintah Aceh, yaitu 6,5% dengan migas dan 7% tanpa migas. Data BPS menyebutkan nilai PDRB Aceh (termasuk Migas) selama Kuartal III/2012 mencapai Rp24 triliun, melampaui PDRB periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp21,67 triliun.

Struktur PDRB Aceh baik dengan migas maupun tanpa migas menunjukkan bahwa dua sektor yang merupakan leading sector bagi perekonomian Aceh hingga pada Triwulan III-2012 pada sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Untuk membahas lebih dalam lagi jasa-jasa apa saja yang sedang menjadi tren bisnis di Aceh mari kita simak liputan tim AER berikut ini. [AER]

Page 7: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

7ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Perkembangan Sektor JasaTahun 2012 agaknya akan

ditutup dengan peningkatan ekonomi yang cukup signifikan, khususnya pada sektor jasa. Perkiraan ini dapat

diprediksi dari terus meningkatnya tren perekonomian yang terjadi selama satu dekade terakhir. Data BPS menunjukkan, rata-rata pertumbuhan sektor jasa (konstruksi, perdagangan, hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, real estate, jasa perusahaan dan jasa-jasa lainnya) mencapai 41 persen (lihat tabel). Dari semua katagori jasa ini, sektor perdagangan, hotel, dan restoran menunjukkan peran yang cukup dominan, sebesar 13,6 persen.

Kepala BPS Aceh, Dr. Syech Suhaimi menjelaskan dalam sebuah jumpa pers bahwa untuk tahun 2012, trend pertumbuhan ekonomi terus meningkat, baik pertumbuhan triwulanan maupun tahunan.

“Pertumbuhan perekonomian Aceh antar tahun (y-on-y) pada Triwulan III Tahun 2012 terhadap triwulan III tahun 2011 tercatat sebesar 5,21 persen (dengan migas) dan tanpa migas sebesar 6,09 persen,” jelasnya.

Total PDRB Aceh atas dasar harga berlaku sampai triwulan III tahun 2012 mencapai Rp 24,07 triliun (dengan migas). Sementara itu, tanpa migas meningkat menjadi Rp 20,32 triliun.

Perkembangan RitelBisnis reitel merupakan kegiatan

yang paling nampak pertumbuhannya. Dalam empat tahun terakhir, usaha ritel di Aceh menunjukkan perkembangan yang sangat drastis. Lihat saja bagaimana, Pante Pirak, pemain lama dalam bisnis ritel di Aceh mampu membuka 25 gerai dari hanya 5 unit sebelumnya dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. Meski sebagian besar gerainya masih berkutat di Banda Aceh, PP telah berani ekspansi ke kota-kota lain seperti Ulee Glee, Sigli Bireuen, dan Lhokseumawe. Dua supermarket besar lainnya yang juga termasuk pemain lama seperti Suzuya dan Barata Supermarket juga turut bersinar.

Tidak hanya itu, dalam satu tahun terakhir, peritel skala nasional seperti Matahari dan Indomaret pun telah merambah masuk ke Aceh. Matahari secara resmi telah membuka Gerai ke-100nya di Hermes Mall pada awal

Laporan Utama

RickyAss. Manajer Suzuya

No. SektorTahun

Rata-rata2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

a Pertanian 24.76 26.69 24.16 25.51 26.37 28.36 28.17 27.89 26.49

b Pertambangan 24.28 23.12 28.3 22.48 18.87 11.47 11.06 11.64 18.9

c Industri Pengolahan 19.46 18.01 12.3 11.16 11.14 10.82 9.63 8.82 12.67

d Listrik, Gas, Air Bersih 0.24 0.2 0.19 0.24 0.27 0.36 0.43 0.47 0.3

e Kontruksi 4.16 3.22 6.06 7.62 8.52 9.5 9.94 10.06 7.39

f Perdagangan, Hotel dan Restoran 11.22 12.44 11.69 12.98 13.9 14.92 15.43 16.03 13.58

g Pengangkutan dan Komunikasi 4.3 5.15 6.39 8.08 8.78 10.35 10.58 10.95 8.07

h Keuangan, Real Estate, Jasa Perusahaan 1.15 1.47 1.96 1.9 2.01 2.49 2.63 2.63 2.03

i Jasa-jasa 10.43 9.69 8.95 10.02 10.15 11.72 12.13 11.52 10.58

Sumber : BPS Aceh, 2012

Page 8: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

8 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Laporan Utama

November 2011 silam. Sementara, meskipun baru masuk ke Aceh pada 3 Mei 2012 lalu, Indomaret yang sudah memiliki jaringan ritel hampir 5.500 unit di Indonesia mencanangkan akan membuka 24 gerai sampai akhir 2012 nanti, mulai dari Kuala Simpang, hingga Banda Aceh.

Meskipun pasar ritel sudah penuh sesak dengan masuknya pendatang baru, namun pemain lama mengaku tidak mengalami tekanan berarti. Bahkan Suzuya mengaku mengalami mengalami lonjakan penjualan dalam enam bulan terakhir.

“Dilihat dari omset terjadi kenaikan sebesar dua puluh sampai tiga puluh persen. Hal ini dipengaruhi oleh adanya hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Namun secara umum terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat Aceh ke arah praktis, dengan naiknya penjualan di bidang groceries (bahan pokok) seperti spaghetti instan. Untuk produk personal care dan fashion juga memiliki peningkatan yang lumayan,” jelas Ricky, Assiten Manager Suzuya Banda Aceh.

Lebih jauh Ricky menjelaskan bahwa secara umum sejak musibah tsunami, Suzuya terus mengalami peningkatan penjualan. Menurutnya, hal ini diakibatkan oleh pola belanja masyarakat Aceh yang tidak terlalu memperdulikan harga, namun kelengkapanlah yang menjadi alasan utama masyarakat untuk memilih tempat belanja.

Masih menurut Ricky, peluang bisnis ritel masih terbuka lebar di Aceh. Oleh karena itu Suzuya berencana membuka cabang baru di Aceh Town Square, di bekas terminal lama Seutui yang ditargetkan selesai dalam pertengahan tahun 2013.

Peningkatan Usaha PerdaganganUsaha perdagangan menunjukkan

trend yang meningkat pesat dalam lima tahun terakhir, terutama di Kota Banda Aceh. Berdasarkan catatan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Aceh, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor perdagangan kecil. Tahun 2007, total SIUP yang dikeluarkan tercatat sebanyak 52.885 izin, dan meningkat menjadi 61.666 izin di tahun

2008. Sementara di tahun 2009 per posisi April, jumlah SIUP yang dikeluarkan telah mencapai 62.480 izin.

Di Kota Banda Aceh misalnya, hingga Juli 2012, sudah diterbitkan 13.279 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Jika dibandingkan dengan tahun 2011, berarti terjadi peningkatan sangat drastis dibandingkan angka tahun 2011 yang hanya sebanyak 12.176.

"Sejak Juli kita sudah mengeluarkan 13.279 SIUP, dan kemungkinan jumlah masyarakat yang mengurus dan memperpanjang akan bertambah hingga Desember 2012 mendatang," kata Emila Sovayana, Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP) Kota Banda Aceh.

"Untuk SIUP Mikro (Usaha Mikro) yang diterbitkan hanya 22, dan SIUP Kecil atau golongan kecil jumlah yang diterbitkan sebanyak 10.205," jelasnya. Sementara itu, tambahnya untuk SIUP Menengah, atau golongan menengah yang diterbitkan sebanyak 2.605. dan golongan besar kita sudah menerbitkan 447 izin," ungkapnya.

Pada kesempata terpisah, Nurdin, Kepala Bidang Perdagangan Dalam dan Luar Negeri (PDLN) Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Aceh mengatakan bahwa hingga Akhir September 2012, pihaknya sudah mengeluarkan 140 buah izin Angka Pengenal Impor (API) secara gratis kepada perusahaan importir yang ada di Aceh.

Dalam kesempatan terpisah, pemilik CV. Kande Agung, Lukman yang berperan dalam perdagangan besar seperti import gula, pemasok oli, dll di Aceh, mengatakan bahwa perdamaian di Aceh telah mendorong perkembangan sektor usaha perdagangan. Namun ia menghimbau kepada pengusaha untuk tidak terlalu bergantung pada kredit bank.

“Kunci usaha sebenarnya bukan uang, tetapi akhlak dan kepercayaan dengan kejujuran,” jelasnya.

“Kesalahan pemerintah menciptakan manusia/masyarakat merasa sangat tergantung pada pemerintah, dengan memberi berbagai sumbangan-sumbangan. Yang perlu dibuat adalah menyediakan fasilitas bukan membagi-bagikan sumbangan-sumbangan atau pemberian-pemberian yang

tidak akan pernah menyelesaikan masalah berkembangnya dunia usaha,” pungkasnya.

Bisnis Restoran dan CateringMaraknya acara-acara besar di

Aceh membuat bisnis event organizer semakin berkembang pula. Omzet dari bisnis ini pun tampaknya sangat menjanjikan. Salah satu event organizer yang dikenal sejak dulu adalah Amel Production. Menggeluti bisnis ini selama 19 tahun, Amel Production bukan lagi dikatakan sebagai pendatang baru. Amel Production mengakui sangat merasakan perkembangan pesat event-event di Aceh pascatsunami. Tidak tanggung-tanggung, Amel sangat sering terlibat pada event-event besar di Aceh, seperti Peresmian Bandara Sultan Iskandar Muda oleh Presiden RI, Pekan Kebudayaan Aceh ke-5, Pesta Rakyat SIMPEDES di Meulaboh, Soft Opening Pasar Aceh oleh Walikota Banda Aceh, hingga konser-konser besar.

Awalnya, Amel Production merupakan bisnis yang bergerak di bidang event and wedding organizer, advertising and promotion, serta rental party equipment. Tetapi, saat ini Amel hanya bergerak sebagai supplier alat-alat event saja. Dikarenakan event organizer lain juga semakin menjamur, Amel memutuskan untuk bekerja sama dengan event organizer lain dan bertindak hanya sebagai kontraktor alat-alat saja. Amel juga menyediakan jasa penyewaan alat-alat untuk pesta perkawinan, mulai dari pelaminan, dokumentasi, catering, hingga souvenir, juga dapat menyediakan umbul-umbul, spanduk, baliho, serta perlengkapan periklanan dan promosi lainnya.

“Usaha ini merupakan usaha turun-temurun yang dirintis sejak awal oleh bapak saya,” kata Haris, sang direktur. Termotivasi dari saudara-saudara di kampung yang tidak memiliki pekerjaan, sang ayah pun memutuskan untuk membuka bisnis ini agar dapat membuka lapangan kerja hingga akhirnya Amel Production dapat mempekerjakan 18 orang pegawai dan menghasilkan omzet puluhan juta saat ini. [Amel, Aulia, Adek]

Page 9: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

9ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Dr. Hasan Basri, MComDosen Senior Pada Fakultas Ekonomi dan Pasca Sarjana Unsyiah.

Laporan Utama

MENUJU SISTEM

YANG NYAMAN

TRANSPORTASI PERKOTAAN

anda Aceh merupakan ibu kota propinsi dan salah satu kota tersibuk di Propinsi Aceh dengan jumlah penduduk saat ini sekitar 220.737 jiwa. Pemerintah telah mencanangkan tahun 2011 sebagai tahun kunjungan Banda Aceh, visit Banda Aceh year, dan tahun 2013 sebagai tahun kunjungan Aceh, visit Aceh year, yang merupakan momentum untuk memperkenalkan Banda Aceh khususnya dan Aceh pada umumnya ke level nasional dan Internasional. Untuk tujuan tersebut berbagai usaha peningkatan infrastruktur dan manajemen pemerintahan telah dan sedang terus dilaksanakan.B

Page 10: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

10 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Sebahagian dari usaha tersebut telah menampakkan hasil yang menggembirakan, hal ini dapat dilihat dari beberapa kali pemerintah Kota Banda Aceh meraih piala adipura dalam hal kebersihan kota, dan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) atas prestasi sebagai salah satu pemerintah daerah di Indonesia dalam hal penyusunan dan penyajian laporan keuangannya, walaupun lembaga transparansi anggaran “Fitra” menempatkan Kota Banda Aceh di urutan ke empat kota-kota terkorup di Indonesia setelah Jakarta Utara, Makasar dan Medan (Serambi, 03/10/2012).

Terlepas dari kemajuan yang telah dicapai tersebut, hal yang paling menarik perhatian saat ini adalah bahwa Kota Banda Aceh merupakan salah satu dari sedikit kota-kota di dunia yang tidak memiliki sarana transportasi umum yang baik. Saat masyarakat Banda Aceh mulai mencintai kotanya, sistem transportasi tidak mencintai masyarakatnya sama sekali. Dari hasil interview dengan beberapa anggota masyarakat menunjukkan bahwa hal yang membuat masyarakat paling kesal dan stress saat ini adalah sistem transportasi umum yang sangat jelek dan pengendara kenderaan yang tidak disiplin dan ugal-ugalan yang menyebabkan kesembrautan lalu lintas di mana-mana.

Pada umumnya untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya masyarakat Kota Banda Aceh dan sekitarnya menggunakan kenderaan pribadi, karena tidak adanya sarana transportasi umum yang nyaman, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta. Satu-satunya sarana transportasi umum yang tersedia adalah “labi-labi” yang kondisinya sangat tidak nyaman, dan beberapa bis damri yang jadwal keberangkatannya tidak jelas, sehingga tidak ada daya tarik sama sekali bagi masyarakat, terutama masyarakat golongan pendapatan menengah ke

atas untuk menggunakan kenderaan umum tersebut kecuali karena keterpaksaan.

Bebagai alasan bisa dikemukakan mengapa sistem transportasi umum yang ada saat ini sangat jauh dari apa yang diharapkan oleh masyarakat. Namun, dari semua itu bisa disimpulkan dalam dua alasan utama yaitu; kurangnya investasi dan kepedulian lack of proper invesment and lack of care terhadap sistem transportasi umum perkotaan.

Sebenarnya, kesembrawutan jalan raya dalam Kota Banda Aceh sudah mulai terlihat sekitar sepuluh tahun yang lalu, namun tidaklah separah kejadian saat ini. Bila anda bepergian ke arah Darussalam pada pagi hari, misalnya, anda akan bisa melihat dan merasakan bagaimana macet dan sembrautnya jalan mulai dari

jembatan Lamprit hingga memasuki pintu gerbang Unsyiah, dengan resiko kecelakaan yang sangat tinggi.

Dalam lima tahun terakhir, terutama pasca tsunami telah terjadi beberapa perubahan yang berdampak sangat serius terhadap kondisi lalu lintas jalan raya di Kota Banda Aceh. Pertama adalah bertambahnya jumlah kenderaan, baik kenderaan roda empat maupun kenderaan roda dua, akibat meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat, dan kemudahan-kemududahan yang ditawarkan oleh para penjual kenderaan. Kedua, terjadinya perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan di mana mobil dilihat sebagai alat transportasi masa depan.

Hal ini seharusnya menjadi perhatian serius dari pemerintah daerah dalam membangun sistem

Laporan Utama

Page 11: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

11ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Laporan Utama

transportasi publik yang nyaman. Sehingga masyarakat mudah melakukan perjalanan tanpa dihantui resiko kematian sia-sia di jalan raya. Namun, hingga saat ini, pemerintah, baik di tingkat propinsi maupun pemerintah kota, nampaknya tidak ada perhatian sama sekali terhadap pembangunan sistem transportasi umum perkotaan yang nyaman dan tidak ada tanda-tanda adanya usaha sedikitpun dalam mempromosikan penggunaan sarana transportasi umum, karena memang tidak tersedia. Apakah masyarakat harus menunggu dulu terjadinya kemacetan seperti di Jakarta, baru kemudian pemerintah melakukan pembenahan terhadap sitem transportasi umum perkotaan. Pada hal sebuah studi yang dilakukan oleh Japan International Cooperation Agency “JICA” (2007) menunjukkan

bahwa transportasi umum yang baik dan nyaman akan memberi kontribusi yang sangat besar dalam mengurangi kemacetan lalu lintas di perkotaan.

Hal ini mudah dipahami karena dengan tersedianya transportasi umum yang nyaman, sebahagian besar masyarakat akan beralih menggunakan transportasi ini dalam melakukan perjalanan karena transportasi umum jauh lebih murah dan aman dibandingkan dengan menggunakan kenderaan pribadi, dan ini tentunya akan mengurangi jumlah kenderaan di jalanan. Fenomena ini dapat dilihat di berbagai kota yang sistem transportasi umumnya telah bagus, di mana sarana transportasi umum digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat.

Kota Banda Aceh saat ini sudah mulai menghadapi masalah kemacetan lalu lintas dan polusi udara dari asap kenderaan, karena itu, jangan heran bila tidak ada tindakan konkret dari sekarang dalam usaha membangun suatu sistem transportasi umum yang nyaman, lima atau sepuluh tahun ke depan kesembrautan lalu lintas dan polusi udara akibat asap kenderaan dalam Kota Banda Aceh dan sekitarnya akan menjadi dua kali lipat dari sekarang. Karena itu, pemerintah

perlu segera merancang suatu sistem tranportasi umum yang komprehensive dan terpadu serta meningkatkan investasi dalam pembangunan sistem tranportasi umum masa depan untuk Kota Banda Aceh dan sekitarnya. Untuk itu perlu belajar dari stategi-strategi yang digunakan di kota-kota lain di dunia yang telah berhasil membangun sistem transportasi umum yang nyaman bagi masyarakatnya dan menerapkannya di Kota Banda Aceh.

Untuk jangka pendek dan menengah, penyediaan BRT (Bus Rapid Transit) seperti dilakukan oleh banyak pemerintah kota baik di Asia maupun Eropa mungkin bisa dipertimbangkan. Penyediaan bus-bus baru dengan lantai rendah dan ber AC serta perbaikan sarana pemberhentian dan tersedianya informasi jadwal kedatangan time table yang jelas akan menjadi insentif bagi masyarakat untuk menggunakannya, dan sekaligus akan menjadi daya tarik bagi masyarakat luar untuk mengunjungi Banda Aceh. Sementara, untuk menghindari dampak negatif terhadap sopir labi-labi yang mungkin akan kehilangan pekerjaan, mareka yang memenuhi syarat bisa dipekerjakan sebagai sopir Bus Rapit Transit tersebut.

Mengingat Kota Banda Aceh sebagai ibu kota propinsi tentunya perlu adanya kerja sama yang baik dalam hal pembiayaan antara pemerintah propinsi dan pemerintah Kota Banda Aceh, serta dukungan penuh dari pihak legislative dalam pembangunan sektor ini. Kolaborasi dengan pihak swasta juga perlu dipikirkan, karena bukti menunjukkan di beberapa kota di dunia swasta memainkan peranan yang sangat penting dalam membangun sistem transportasi perkotaan. Saatnya pihak terkait dalam pemerintahan mengambil inisiatif untuk hal ini guna meningkatkan kualitas hidup masayarakat perkotaan dan peduli terhadap isu-isu kesehatan lingkungan, kalau tidak mundur saja dari jabatan. [AER]

...dari semua itu bisa disimpulkan

dalam dua alasan utama

yaitu; kurangnya investasi dan

kepedulian lack of proper invesment

and lack of care terhadap sistem

transportasi umum perkotaan.

Page 12: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

12 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Tren Positif Jasa Transportasi Aceh

Laporan Utama

Dalam terik mentari, tim AER mendatangi terminal bis penumpang yang berlokasi di Batoh,

Banda Aceh. Suasana terminal siang 6 November 2012 terlihat sepi, didepan loket hanya tampak jajaran bis yang kosong menanti jadwal keberangkatan pada malam hari. Para supir bis sedang membersihkan masing-masing kendaraannya dan memeriksa kondisi untuk memastikan armadanya dalam kondisi prima untuk melakukan perjalanan.

Salah satu karyawan CV. Kurnia bus dengan sigap menghampiri kami untuk menawarkan tiket bus, kami hanya tersenyum. “Kami mau wawancara pak,” Seru ai salah satu Tim AER. Dengan ramah dia mengiyakan dan mempersilahkan kami untuk duduk. Dengan semangat membara, Iwan K yang telah bekerja di bisnis ini selama dua puluh lima tahun menjelaskan bahwa usaha bis saat ini tidak mengalami perubahan dan peningkatan berarti. “Hanya

biasa-biasa saja, lancar-lancar saja. Sebenarnya usaha ini memiliki potensi lebih bila pemerintah memberikan perhatian lebih, contohnya sekarang banyak armada otobis yang bermunculan. Sektor ini hanya dijadikan bisnis kelas dua, tidak

ada perubahan saat sebelum konflik, sesudah konflik, bahkan setelah beberapa kali pergantian kepala daerah.” Curhatnya pada tim aer.

CV.Kurnia memiliki ratusan armada bus antar kota antar propinsi yang tersebar mulai dari pulau Sumatra dan Jawa. Dalam sehari ada lebih dari

dua puluh armada Kurnia yang keluar dari terminal Banda Aceh, belum lagi ditambah denganarmada dari puluhan perusahaan otobis yang ada disana. bayangkan berapa banyak tenaga kerja yang terserap jika sektor ini mendapat perhatian lebih.

Di lain kesempatan kami mendatangi CV. Bouraq New

Cargo, sebuah perusahaan jaga angkutan barang. Fredi Caesar, 23 tahun menjelaskan bisnis ini adalah pengembangan dari CV. Bouraq yang selama lebih dari dua puluh tahun melayani angkutan orang. Permintaan terhadap jasa cargo di Provinsi Aceh di

akui Fredi sangat besar, dalam sehari ada 64 armada minibus dan empat mobil box melayani trayek ke seluruh pelosok Aceh.

Dalam sebulan dia mendulang omset rata-rata 25 juta rupiah hanya dari usaha kargo saja, suatu bisnis yang sangat menggiurkan. “Masih banyak celah untuk membuat bisnis ini berkembang, seperti peningkatan terhadap

pelanggan dan ketegasan pemerintah dalam menerapkan aturan yang ada secara jelas dan tidak mengekang sehingga tidak membingungkan pihak yang berkecimpung di bisnis ini. Kendala selama ini datang dari banyaknya loket liar dan angkutan plat hitam kerap merugikan perusahaan angkutan taxi minibus ini.

Angkutan jalan raya memberikan kontribusi sebesar 9,19% atau 7.861,12 Miliar Rupiah dari total PDRB aceh tahun 2011 dan terus meningkat setiap tahunnya. Bila digabungkan dengan jasa transportasi lain, nilai ini meningkat menjadi 8.723,92 Milliar rupiah atau 10,2% kontribusinya terhadap PDRB Aceh. [ella, Ai]

Loket Kurnia

Iwan K.

Fredi Caesar

12 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Page 13: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

13ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Gimmick

“Kemiskinan tidak diatasi dengan pemberian sumbangan. Membangun usaha jauh lebih berguna bagi masyarakat dibanding berkeliling seperti Sinterklas,” ungkap Carlos Slim (72 tahun) menanggapi Bill Gates dan maha guru investasi, Warren Buffett, karena mendermakan banyak harta mereka.

Terkesan individualis memang. Tapi siapa sangka, orang terkaya di dunia ini ternyata cukup dermawan. Melalui Yayasan yang didirikannya pada Tahun 2000, Mexico City Historic Downtown Foundation, ia berusaha menyelamatkan pusat Kota Meksiko yang sarat sejarah. Carlos ingin agar masyarakat di daerah ini dapat memiliki kehidupan yang lebih layak serta hiburan memadai. Carlos juga mendirikan Latin America Development Fund, sebuah organisasi untuk mengembangkan negara-negara Amerika latin. Organisasi ini kabarnya sudah menghimpun dana sebanyak US$10 Milyar.

Karena kedermawanannya, Bill Clinton pernah berkomentar tentang Carlos Slim. Menurutnya, Carlos adalah seorang penderma tanpa pamrih yang menyumbangkan banyak namun sedikit diketahui oleh orang lain. Ia menyebut Carlos Slim sebagai ‘Filantropis’ sejati.

Orang Terkaya di DuniaCarlos Slim Helu nama lengkapnya.

Pria imigran asal Lebanon ini mencatatkan diri sebagai raja telekomunikasi di Meksiko dan bahkan di Amerika Latin. Dengan menempatkan tiga orang puteranya, Carlos

Filantropis SejatiSlim Domit, Marco Antonio Slim Domit dan Patrick Slim Domit, ia menguasai tiga perusahaan besar, yakni Teléfonos de México (Telmex), Telcel dan América Móvil. Tidak hanya itu, sebelumnya Carlos pernah menjabat Wakil Presiden Komisaris Mexican Stock Exchange dan Presiden Komisaris pada Mexican Association of Brokerage Houses. Dia juga pernah menjadi Presiden pertama dari perusahaan New York Stock Exchange Administration Council pada medio 1996-1998. Carlos merupakan sosok di balik berkembangnya industri keuangan Meksiko.

Carlos juga pernah menjadi bagian dari jajaran pengurus utama grup Altria (dulu bernama Phillip Morris) sebelum mengundurkan diri pada 2006, dan juga grup Alcatel. Ia juga pernah menjadi bagian dari pengurus SBC Communications hingga Juli 2004. Di sini, sebagian besar waktunya dihabiskan untuk program World Education & Development Fund, fokus pada proyek infrastruktur, kesehatan dan pendidikan dunia. Carlos juga dikenal sebagai pengamat saham yang jitu. Pada tahun 1997, ketika banyak pihak belum mengetahui tentang iMac, Carlos membeli saham produsen iMac, Apple, yang sekarang kita ketahui sebagai salah satu brand ternama di dunia.

Perusahaan-perusahaan keluarga Slim setara lebih dari 5 persen produk domestrik bruto (PDB) Meksiko tahun lalu, dan sepertiga perusahaan yang terdaftar di bursa saham Meksiko adalah perusahaan-perusahaan di bawah kendalinya. Perusahaan milik Slim meliputi perbankan, otomotif dan telekomunikasi. Teléfonos de México (Telmex) mengendalikan 92 persen saluran telefon di negara itu. Bahkan, layanan nirkabel América Móvil miliknya, yang menguasai 70 persen pasar, awalnya adalah sebuah pabrik ban.

“Berdasarkan perhitungan kami, Slim, pada akhir Juli sudah mengumpulkan kekayaan sebesar 59 milyar dolar dari perusahaan-perusahaannya yang go public,” ungkap Fortune dalam edisi terbarunya.

Situs keuangan Meksiko, Sentido Comun, bulan lalu melaporkan bahwa Slim telah menyalip Gates dengan kekayaan pribadinya hampir 68 miliar dolar. Slim terus memperluas bisnis Ponselnya maupun bisnis lain di seantero Amerika Latin, sedangkan Gates berkonsentrasi untuk Bill and Melinda Gates Foundation, organisasi nirlaba yang dia dirikan pada tahun 2000 dan bergerak di bidang kesehatan, pendidikan dan masalah buta

huruf di seluruh dunia.“Gates menjual saham Microsoft, satu-

satunya sumber kekayaannya untuk mendanai yayasannya, sedangkan kekayaan Slim terus bertambah besar secara mencengangkan. Kekayaan bersihnya tahun ini saja naik 12 miliar dolar,” tulis Fortune.

Majalah Forbes dan Fortune menobatkannya sebagai orang terkaya di dunia dengan jumlah kekayaan US$ 69 miliar atau sekitar Rp 621 triliun. Kekayaannya jauh melampaui pendiri Microsoft, Bill Gates yang berada di urutan kedua dengan kekayaan senilai US$ 61 miliar dan konglomerat AS, Warren Buffet dengan kekayaan US$ 44 miliar.

Riwayat HidupAyah Carlos, yang lahir dengan nama

Khalil Slim Haddad – kemudian dikenal dengan Julian Slim, melarikan diri ke Meksiko pada tahun 1902 pada usia 14 tahun untuk menghindari pemerintahan militer keras dari Kekaisaran Ottoman. Empat orang kakak laki-lakinya sebelumnya sudah duluan menentap di Meksiko. Julian berjualan di kaki lima di Mexico City hingga bisa membeli toko dan selanjutnya membeli real estat komersial saat revolusi Meksiko pada 1910. Julian menikah dengan seorang wanita juga keturunan Lebanon, Linda Helu pada tahun 1926 dan dikaruniai enam orang anak. Carlos Slim Helu adalah anak bungsu dari pasangan tersebut yang lahir pada tanggal 28 Januari 1940.

Sebagai anak imigran miskin, sejak umur 10 tahun, Slim terpaksa membantu ayahnya berjualan. Sampai akhirnya dia bisa kuliah di Jurusan Teknik Universidad Nacional Autónoma de México, pada dasawarsa 60-an. Tamat kuliah, ia merintis karier dengan membangun perusahaan real estate serta bekerja sebagai broker saham di bursa Mexico. Pada umur 28, Carlos Slim Helu dinobatkan sebagai pengusaha terbaik di Meksiko.

Tidak cukup di situ, dia mulai mengambilalih berbagai perusahaan semasa krisis ekonomi di Amerika Latin pada dasawarsa 80-an. Kini, kerajaan bisnis Slim terus menggurita meliputi Inbursa Financial Group dan Grupo Carso yang menguasai berbagai toko ritel dan restoran seperti CompUSA, dimana ia memegang saham mayoritas. Grupo Carso, sendiri merupakan perusahaan holding yang bergerak di bidang industri, perdagangan, infrastruktur dan konstruksi, otomotif, serta sektor tambang dan perminyakan. [Zaky/dari berbagai sumber]

Carlos Slim - Bos Grupo Carso

13ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Page 14: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

14 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Laporan Utama

Meraup Devisa

Industri pariwisata Aceh masih dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan. Padahal, negara-negara besar di dunia seperti Amerika Serikat, Perancis,

dan China meraup devisa yang sangat besar dari bisnis pariwisata. Perancis dikunjungi oleh hampir 80 juta orang tahun 2011 lalu. Amerika, 62 juta orang, China 58 juta, dan bahkan, Malaysia termasuk 8 besar negara yang dikunjungi wisatawan global dengan total 25 juta orang tahun lalu.

Dalam konteks devisa, tahun 2011 Amerika Serikat meraup sekitar Rp1.000 trilyun lebih, setara dengan satu tahun APBN Indonesia. United Nation World Tourism Organization (UNWTO) menghitung, total peneri-maan wisata dunia pada tahun 2011 mencapai lebih dari 1 triliun dolar AS, atau sekitar 9,5 bilyun rupiah. (Lihat Tabel)

Wisatawan AcehDinas Kebudayaan dan Pariwisata

Aceh mencatat jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Aceh pada 2011 mencapai 29.000 orang, 66 persen di antaranya berasal dari Malaysia, sisanya dari Singapura dan beberapa negara di Eropa. Sementara, jumlah wisatawan Nusantara (wisnus) pada 2011 mencapai 965.000 orang.

Pada tahun 2012, jumlah kunjungan wisman diperkirakan akan meningkat. “Secara kumulatif pencapaian jumlah wisatawan mancanegara dari bulan Januari hingga September meningkat 0,60 persen dibandingkan tahun lalu,” kata Syech Suhaimi, Kepala BPS Aceh kepada pers, Kamis (1/11). “Jumlah wisatawan dari Malaysia juga mengalami peningkatan sebesar 53,27 persen dibandingkan bulan Agustus,” tambahnya lagi.

dari Bisnis Wisata

Ranking Negara Kawasan Penerimaan Devisa dari

Pariwisata

(Milyar US$) (Rp Trilyun)

1 Amerika Serikat Amerika Utara $116.30 1,105

2 Spanyol Eropa $59.90 569

3 Perancis Eropa $53.80 511

4  China Asia $48.50 461

5  Italia Eropa $43.00 409

6 Jerman Eropa $38.80 369

7 Inggris Eropa $35.90 341

8  Australia Oceania $31.40 298

9 Macau (China) Asia $27.80 264

10 Hong Kong (China) Asia $27.20 258

Penerimaan Devisa Sektor Pariwisata Dunia

Sumber: UNWTO, 2012

Page 15: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

15ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Laporan Utama

Adapun wisatawan asing terbanyak yang datang ke Aceh adalah Malaysia (5.478 orang), kemudian disusul Jerman (693 orang), RRC (563 orang), Inggris (331 orang) dan Amerika Serikat (295 orang).

Menyiapkan Aceh sebagai Kawasan Ekowisata

Melihat letak wilayah dan kondisi alam Aceh yang alami, Aceh memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan sebagal kawasan ekowisata. Aceh memiliki pesona wisata dari puncak gunung, daratan, pantai, hingga bawah laut yang menawan.

“Namun sangat disayangkan, Provinsi Aceh belum menganggap bidang ini sebagai industri yang perlu digarap dari hulu ke hilir. Hal ini dapat dilihat dari minimnya usaha pemerintah untuk pengembangan gairah industri pariwisata di Aceh,” ungkap Hasbi Azhar, pemilik travel

agent Aceh Ecotourism. “Meskipun beberapa tahun

belakangan kerap disosialisasikan Visit Aceh Year 2013, dan beberapa waktu lalu telah diresmikan, namun ini masih sebatas slogan. Persiapan pihak terkait terhadap objek wisata belum dilakukan. Apalagi menyangkut kesiapan dari segi keamanan, fasilitas dan persiapan masyarakat untuk menerima dan melayani wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, masih sangat minim,” tambah Hasbi prihatin.

Dalam wawancara terpisah beberapa saat lalu, Prof. Jasman J. Ma’ruf, mantan Kadis Pariwisata Aceh mengaku kesiapan menyongsong Visit Aceh 2013 dilakukan secara bertahap.

“Dalam tahun ini, kita sedang melakukan pelatihan kepada Asosiasi Hotal dan Travel, kepada aparatur di daerah, serta kepada pemandu wisata, tukang beca, dan pengelola usaha kreatif,” katanya.

Diakui, selama ini wisatawan hanya mengenal Sabang sebagai ikon pariwisata Aceh, padahal banyak selain sabang yang tak kalah menariknya untuk dinikmati. Misalnya saja wisata Surfing yang terdapat di Simeulu dan dinilai memiliki 10 spot yang cukup oke oleh wisatawan yang kebanyakan dari mancanegara, Wisata bahari di Singkil dan objek–objek wisata panorama di Gayo lues, Bener meriah, Tapak tuan dan lain–lain. [Nailul Kharisma]

Hasbi Azhar

Page 16: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

16 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

BELAJAR DARI LIECHTENSTEIN

Hampir tidak ada yang percaya, bahwa GDP per kapita tertinggi di dunia berasal dari sebuah negara kecil di pegunungan Alpens, Eropa tengah yang minim sumber daya alam. Liechtenstein, namanya. Negara kerajaan ini hanya memiliki penduduk 350 ribu jiwa yang tinggal di atas lahan seluas 160 km2. Ekonominya ditopang oleh jasa perbankan dan industry maju.

Negara yang 85 pasokan energinya harus diimport ini merupakan produsen keramik yang besar dan

produsen terbesar kotak sosis dan gigi palsu.

Laporan Utama

Page 17: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

17ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Sadar akan minimnya sumber daya, menghidupkan investasi swasta dengan pajak yang rendah, industri yang maju, membangun sektor jasa keuangan serta menyiapkan standar kehidupan yang sangat baik setara dengan negara tetangganya seperti Swiss dan Austria. Tingkat pengangguran di Liechtenstein nomor 2 terendah di dunia setelah Monaco, hanya 1,5 persen. Jumlah

perusahaan yang terdaftar di negara ini melampaui jumlah penduduknya.

Negara yang 85 pasokan energinya harus diimport ini merupakan produsen keramik yang besar dan produsen terbesar kotak sosis dan gigi palsu. Industri lainnya temasuk juga elektronik, kain, pabrik besi, peralatan listrik, kalkulator, obat-obatan, dan produk makanan. Liechtenstein juga

memproduksi gandum, jagung, kentang, peternakan, dan anggur. Pariwisata tercatat sebagai salah satu penyumbang terbesar ekonominya.

Negara yang terkenal sebagai surga pajak dengan 4,8 persen penduduknya muslim ini merupakan anggota European Free Trade Association dan juga European Economic Area namun bukan anggota Uni Eropa. [Zaky]

17ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Negara – Negara dengan GDP Terbesar di Dunia

Rubrik : Laput4 Jlh Hal : 2

BELAJAR DARI LIECHTENSTEIN

Hampir tidak ada yang percaya, bahwa GDP per kapita tertinggi di dunia berasal dari sebuah negara kecil di pegunungan Alpens, Eropa tengah yang minim sumber daya alam. Liechtenstein, namanya. Negara kerajaan ini hanya memiliki penduduk 350 ribu jiwa yang tinggal di atas lahan seluas 160 km2. Ekonominya ditopang oleh jasa perbankan dan industry maju. Sadar akan minimnya sumber daya, menghidupkan investasi swasta dengan pajak yang rendah, industri yang maju, membangun sektor jasa keuangan serta menyiapkan standar kehidupan yang sangat baik setara dengan negara tetangganya seperti Swiss dan Austria. Tingkat pengangguran di Liechtenstein nomor 2 terendah di dunia setelah Monaco, hanya 1,5 persen. Jumlah perusahaan yang terdaftar di negara ini melampaui jumlah penduduknya.

Negara yang 85 pasokan energinya harus diimport ini merupakan produsen keramik yang besar dan produsen terbesar kotak sosis dan gigi palsu. Industri lainnya temasuk juga elektronik, kain, pabrik besi, peralatan listrik, kalkulator, obat-obatan, dan produk makanan. Liechtenstein juga memproduksi gandum, jagung, kentang, peternakan, dan anggur. Pariwisata tercatat sebagai salah satu penyumbang terbesar ekonominya.

Negara yang terkenal sebagai surga pajak dengan 4,8 persen penduduknya muslim ini merupakan anggota European Free Trade Association dan juga European Economic Area namun bukan anggota Uni Eropa. [Zaky]

Negara – Negara dengan GDP Terbesar di Dunia

Rank Country GDP - per capita (PPP) (US$)

1 Liechtenstein 141,100

2 Qatar 104,300

3 Luxembourg 81,100

4 Bermuda 69,900

5 Monaco 63,400

6 Singapore 60,500

7 Jersey 57,000

8 Falkland Islands (Islas Malvinas)

55,400

9 Norway 54,200

10 Brunei 50,000

11 Hong Kong 49,800

12 United States 49,000

13 United Arab Emirates 48,800

14 Guernsey 44,600

15 Switzerland 43,900

Page 18: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

agaimana cara meningkatkan ekonomi kita?,” tanya seorang teman yang juga merupakan salah seorang pejabat publik di Aceh. Pertanyaan ini kerap saya dengar dari berbagai kalangan, baik akademisi, birokrat, politisi maupun masyarakat awam.

Pertanyaan yang sama kerap saya tanyakan kepada karib kerabat, maupun mahasiswa saya di kelas. Dengan mengutip jumlah

APBA yang terus meningkat setiap tahun, dari hanya Rp500-an milyar sebelum desentralisasi, naik menjadi Rp 2 trilyunan setelah desentralisasi tahun 2002, hingga menjadi Rp 4 trilyunan usai damai tahun 2006 hingga Rp9,5 trilyun tahun 2012.

“Jika anda Gubernur Aceh, apa yang akan Anda lakukan untuk meningkatkan perekonomian dengan uang sebanyak ini?

Biasanya, para mahasiswa akan memberikan jawaban yang sangat bervariatif dan umum. Mulai dari meningkatkan pertanian, memberikan pendidikan gratis, memberikan bantuan sosial untuk penduduk miskin, membangun pelabuhan dan bandara internasional, membangun jalan, membantu dunia usaha, membangun pabrik, menciptakan lapangan pekerjaan, dan banyak lainnya.

Karib kerabat yang non-ekonom biasanya akan tertegun sejenak. Lalu datang dengan jawaban yang hampir sama dengan para mahasiswa. Kalau pertanyaan di atas saya tanyakan ke Anda, pembaca AER yang budiman,

Laporan Utama

Reformasi Ekonomi

MungkinkahACEH

BOleh: Jeliteng Pribadi, SE,MM,MADosen FE Unsyiah, Kontributor AER

Page 19: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

19ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Laporan Utama

kira-kira anda akan menjawab apa? Cara Kerja Ekonomi Untuk bisa menjawab pertanyaan

di atas, kita harus tahu bagaimana ekonomi bekerja. Dalam konteks ekonomi makro, perekonomian sebuah negara atau provinsi ditopang oleh empat faktor utama. Yakni konsumsi total rumah tangga (C), Investasi swasta (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor dikurangi Impor (X - M) atau juga disebut net-ekspor, sehingga secara matematis, perekonomian (Y) merupakan fungsi dari Y = C + I + G + (X – M). Total konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan net ekspor ini disebut produk domestik bruto (PDB). Kalau untuk satu kawasan/daerah disebut produk domestik regional bruto (PDRB).

Secara logis untuk meningkatkan perekonomian suatu wilayah/negara maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan konsumsi (pendapatan masyarakat), bisnis swasta, efisiensi dan efektifitas belanja pemerintah, serta meningkatkan eksport, sekaligus meminimalisir import.

Sementara, pemerintah tidak memiliki kendali yang sangat besar untuk komponen C, I, dan (X-M). Satu-satunya yang langsung di bawah kendali pemerintah adalah pengeluaran pemerintah (G). Untuk itu, anggaran pemerintah (input) yang sangat terbatas ini, harus benar-benar dapat dimaksimalkan untuk

mendorong peningkatan Eksport (X), mendorong tumbuhnya Investasi, serta meningkatkan kesempatan kerja yang akhirnya akan meningkatkan konsumsi masyarakat (C). Atau, mendorong tumbuhnya pariwisata sehingga mendorong konsumsi orang luar di Aceh.

Bagaimana dengan PDRB Aceh?PRRB Aceh tahun 2011 tercatat

sebesar Rp Rp85,54 triliun (Migas). Meski bervariatif, namun pertumbuhan PDRB Aceh dalam lima tahun terakhir menunjukkan trend positif, sekitar 4,8 persen. Dalam tiga dasawarsa lalu, perekonomian Aceh selalu didominasi sektor pertambangan dan penggalian, khususnya minyak dan gas (migas) dengan porsi 25-30 persen. Namun, dalam kurun waktu satu dekade terakhir, seiring dengan menipisnya cadangan migas Aceh, sektor pertanian kembali menjadi andalan utama dengan rata-rata kontribusi sebesar 26,5 persen.

Yang cukup menarik adalah, perkembangan sektor perdagangan, hotel, dan restoran; jasa-jasa lainnya; perhubungan dan telekomunikasi, serta konstruksi terus menunjukkan perkembangan signifikan. Kontribusi keempat sektor jasa ini dalam satu dekade terakhir rata-rata mencapai 14, 11, 8, dan 7 persen. Bila ditotal, angkanya mencapai 40 persen. Sungguh merupakan potensi yang sangat menjanjikan.

Reformasi EkonomiEra migas telah usai. Lampu-

lampu pabrik dan jilatan lidah api yang keluar dari corong menara telah mulai temaram. Kota Lhokseumawe dan Rantau di Kuala Simpang, tak lagi seindah dulu. Setelah tiga puluh tahun lebih perut bumi kita dikeruk, toh Aceh tidak banyak berubah. Kini kita kembali ke era pertanian. Sementara hutan sudah habis dijamah dan laut sudah punah dijarah.

Belajar dari pengalaman masa lalu dan pengalaman negara-negara maju di dunia, sudah saatnya Aceh beralih dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern. Sektor pertanian tidak ditinggalkan, tetapi mulailah berfikir untuk mencari alternatif baru. Ekonomi berbasis sektor jasa. Alternatifnya sangat beragam, mulai dari jasa keuangan, hiburan, pendidikan, kesehatan atau olah raga.

Liechtenstein, Swiss, Hongkong, Singapura, adalah contoh negara yang hidup dari bisnis jasa. Beberapa kota seperti Mekkah, Beijing, dan Hawaii, juga hidup dari pariwisata. Yang perlu kita persiapkan hanya, mind set (pola fikir) global. Jadi, kalau kita buat jalan, buatlah jalan yang berkualitas internasional. Kalau buat fasilitas kesehatan, siapkan untuk menjaring pasien global. Demikian pula untuk pendidikan, sarana olah raga, hiburan, fasilitas wisata, dll. Sekaligus, menyiapkan institusi keuangan yang berstandard internasional. Mewujudkan Bank Aceh menjadi bank devisa, misalnya.

Dengan mind set seperti ini, alokasi belanja pemerintah (G) akan dapat dioptimalkan untuk mendorong investasi (I) skala global, mendorong konsumsi (C) masyarakat global di Aceh melalui pariwisata, atau mendorong ekspor komoditas pertanian berstandard internasional ke mancanegara. Mulai sekarang, kita harus berfikir dan bertindak dengan standard global. Istilahnya, jangan lagi kita mengerjakan pekerjaan cilet-cilet. Bagaimana pendapat anda? [ ]

Page 20: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

20 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Analisa

Economic Outlook 2012Saatnya Aceh Bangkit dan Mandiri

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Ungkapan sederhana yang bersumber dari khasanah Islam ini

merefleksikan sebuah makna yang besar bagi segala bidang kehidupan. Seperti Jepang dengan prinsip Kaizen (small, continues improvement), mampu menjadikan bangsa tersebut bangkit menjadi raksasa ekonomi Dunia.

Jepang merupakan contoh yang baik untuk kita jadikan tauladan. Meski pernah hancur akibat bom atom, negara kepulauan yang miskin sumber daya alam serta kerap dilanda gempa dan tsunami ini memiliki GDP per kapita ketiga tertinggi dunia. Jiwa bushido (harga diri, rela berkorban – red) Jepang telah membuat martabat bangsanya mulia.

Bagaimana dengan Aceh? Provinsi yang paling sulit ditaklukkan penjajah Belanda, serta kerap melakukan perlawanan kepada Pemerintah Pusat Jakarta. Mampukah Aceh mewujudkan kesejahteraan bagi warganya? Untuk menjawab pertanyaan ini, AER mencoba menganalisa beberapa indikator ekonomi makro di tahun 2012 sebagai masukan kepada Anda, pembaca yang mulia:

PERTUMBUHANPerekonomian Aceh menjelang

akhir 2012 ini menunjukan trend yang positif di semua sektor. Namun, trend pertumbuhan ini masih dibawah target, 6.5 persen dengan migas dan 7 persen tanpa migas. Realitanya, pertumbuhan ekonomi Aceh hanya 5.21 persen dengan migas dan 6.09 persen tanpa migas. Nilai Produk Domistic Regional Bruto (PDRB) dengan migas meningkat menjadi Rp 24,07 triliun pada triwulan

III-2012 dan tanpa migas meningkat menjadi Rp 20,32 triliun. Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000, PDRB triwulan III-2012 tercatat sebesar Rp 9,20 triliun dengan migas, dan tanpa migas menjadi Rp 8,23 triliun .

Struktur perekonomian Aceh pada triwulan III-2012 masih menunjukkan besarnya kontribusi migas (subsektor pertambangan migas dan industri pengolahan migas) yang mencapai 15,58 persen. Struktur PDRB Aceh baik dengan migas maupun tanpa migas menunjukkan bahwa dua sektor yang merupakan leading sector hingga triwulan III-2012 masih berada pada sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

INFLASIAceh termasuk salah satu provinsi

yang mengalami inflasi terendah Tahun 2012 yakni sebesar 0,59 persen. Rendahnya inflasi di Provinsi Aceh dibandingkan dengan beberapa provinsi lain di Indonesia diduga karena mulai lancarnya arus distribusi barang ke daerah-daerah. Selain itu, hal ini juga dikarenakan tidak adanya pungutan yang memberatkan para supir angkutan dan meningkatnya ekonomi masyarakat, sehingga meningkatkan daya beli.

Dari rilis yang diterbitkan BPS Aceh, laju inflasi Tahun 2012 sampai dengan bulan Oktober lalu untuk Kota Banda Aceh sebesar 0,21 persen, Kota Lhokseumawe 0,95 persen.

KETENAGAKERJAANAceh menghadapi tantangan dalam

hal pengangguran terbuka yang cukup besar. Sampai Agustus 2012, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi

Aceh tercata sebesar 9,10 persen. Lebih tinggi 1,22 persen dari TPT bBlan Februari 2012 yang hanya 7,88 persen. Juga, lebih tinggi 1,67 persen dari TPT Bulan Agustus 2011 yang hanya 7,43 persen. Dari sisi gender, TPT perempuan pada Agustus 2012 mencapai 11,74 persen lebih tinggi 4,11 persen dibandingkan TPT laki-laki sebesar 7,60 persen

Jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh pada Agustus 2012 mencapai 1,98 juta orang, berkurang sekitar 110 ribu orang dibanding jumlah angkatan kerja pada Februari 2012 yang sebesar 2,09 juta orang, dan berkurang sekitar 23 ribu orang dibanding Agustus 2011 yang sebesar 2,00 juta orang.

Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Aceh pada Agustus 2012 mencapai 1,80 juta orang, berkurang sekitar 124 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan pada Februari 2012 yang sebesar 1,92 juta orang, dan berkurang sekitar 53 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2011 yang sebesar 1,85 juta orang.

Jumlah pengangguran pada Agustus 2012 adalah sebanyak 179 ribu orang, mengalami peningkatan sekitar 14 ribu orang dibandingkan dengan keadaan Februari 2012 yaitu dari 165 ribu orang. Jjika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2011, jumlah penganggur juga mengalami peningkatan sebesar 30 ribu orang dibandingkan keadaan Agustus 2011 yang sebesar 149 ribu orang.

Kondisi penduduk yang bekerja pada bulan Agustus 2012 ditandai dengan menurunnya jumlah pekerja di sektor pertanian (agriculture) dan jasa (sevices). Sedangkan, sektor industri (manufacture) mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja.

PENDUDUK MISKINAngka kemiskinan di Aceh tahun

2012 secara agregat mengalami penurunan yaitu 19,46 persen dibanding tahun 2011 sebesar 19,57 persen. Selama periode Maret 2011-Maret 2012, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan menurun 0,62 persen (dari 13,69 persen menjadi 13,07 persen), sementara di daerah perdesaan mengalami peningkatan 0,10 persen

20 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Page 21: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

21ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Analisa

(dari 21,87 persen menjadi 21,97 persen). Kenaikan tersebut disinyalir disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi Aceh, indeks harga konsumen (IHK), tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan nilai tukar petani.

Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2012 sebesar 76,12 persen sedangkan pada Maret 2011 sebesar 76,41 persen.

Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di daerah perkotaan maupun perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, dan ikan tongkol/tuna/cakalang. Untuk komoditi bukan makanan yang berpengaruh terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah perumahan.

Pada periode Maret 2011-Maret 2012, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) relatif sama. Hal ini mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga menyempit.

EKSPOR IMPORNilai ekspor Provinsi Aceh pada

bulan Agustus tahun 2012 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan Juli 2012. Pada bulan Agustus 2012, nilai ekspor Provinsi Aceh sebesar 130.197.270 USD. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 36,31 persen dibandingkan bulan Juli 2012 sebesar 95.517.538 USD. Apabila dibandingkan dengan nilai ekspor pada bulan Agustus 2011 ternyata juga menunjukkan peningkatan sebesar 13,63 persen, dimana nilai ekspornya sebesar 114.583.343 USD.

Nilai impor Provinsi Aceh pada bulan Agustus 2012 tercatat sebesar 101.028 USD, nilai ini mengalami peningkatan dikarenakan pada bulan Juli 2012 tidak terdapat impor.

Pada bulan September 2012 jumlah penumpang yang tercatat di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda mencapai

64.944 orang, atau mengalami peningkatan sebesar 18,5 persen jika dibandingkan dengan bulan September 2011, juga mengalami peningkatan sebesar 17,24 persen dibandingkan bulan Agustus 2012.

Penumpang internasional yang berangkat dari Provinsi Aceh melalui Bandar Udara Sultan Iskandar Muda pada Bulan September 2012 sebanyak 3.635 orang, mengalami peningkatan sebesar 33,89 persen dibandingkan Bulan Agustus 2012. Hal ini dikarenakan pada Bulan September terdapat keberangkatan jamaah haji. Penumpang internasional yang datang pada bulan September 2012 sebanyak 3.181 orang, mengalami penurunan sebesar 9,11 persen jika dibandingkan bulan Agustus 2012.

Jumlah penumpang angkutan laut terbanyak pada bulan September 2012 terdapat pada pelabuhan Ulee Lheue, yaitu tercatat sebanyak 36.343 penumpang, mengalami penurunan sebesar 34,30 persen terhadap bulan Agustus 2012 dan juga mengalami penurunan terhadap bulan September 2011 sebesar 31,31 persen. Secara Total dari Januari – September 2012, jumlah penumpang pada pelabuhan tersebut sudah mencapai 341.052 penumpang.

Kegiatan bongkar dan muat barang dalam negeri di pelabuhan Ulee Lheue, Malahayati dan Lhoknga masing-masing mencapai 87.898 ton dan 113.829 ton.

Sedangkan kegiatan bongkar barang dalam negeri di pelabuhan Krueng Geukuh mencapai 83.867 ton dan muat barang sebesar 13.956 ton. Untuk pelayaran luar negeri, di pelabuhan Ulee Lheue, Malahayati dan Lhoknga hanya ada kegiatan bongkar barang sebesar 39.224 ton, sedangkan di pelabuhan Krueng Geukuh kegiatan bongkar barang hanya sebesar 1.035 ton dan muat barang mencapai 381.183 ton.

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi Aceh pada bulan September 2012 sebanyak 952 orang atau mengalami peningkatan 31,13 persen dibandingkan dengan bulan Agustus 2012. Secara kumulatif pencapaian jumlah wisman Januari – September 2012 juga meningkat 0,60 persen terhadap periode yang sama tahun 2011.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Provinsi Aceh pada bulan September 2012 mencapai 47,34 persen atau mengalami peningkatan sebesar 20,68 poin dibandingkan bulan Agustus 2012. Jika dibandingkan dengan bulan September 2011 juga terjadi peningkatan sebesar 13,52 poin. Sedangkan TPK Akomodasi lainnya pada Bulan September 2012 sebesar 31,27 persen dan mengalami peningkatan sebesar 6,95 poin terhadap Bulan Agustus 2012 dan mengalami peningkatan sebesar 4,12 poin terhadap Bulan September 2011. [Agus Ariyanto]

21ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Page 22: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

22 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Kuala Daya menyimpan pesona. Laut, pantai dan bukitnya punya sejarah panjang yang dikenang dan dikunjungi warga segenap penjuru. Ada tradisi di sana berpotensi dikembangkan menjadi daerah wisata religi.

Wisata Religi ke Negeri Daya

Page 23: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

23ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Pariwisata

Pantai Kuala Daya benderang pagi itu. Langit biru memantulkan cahaya ke lautnya yang indah dengan satu pulau kecil jelas terlihat, tanpa penghuni. Air laut berjingkrak mengempas pantai kuala. Di atas pantai, bukit yang hampir tandus menebarkan magis penarik orang-orang segenap

penjuru.Bukan pantainya yang membuat daya tarik, hingga seribuan warga

tumpah ke kasawan Kuala Daya, Desa Gle Njong, Kecamatan Jaya - Lammo, Aceh Jaya, akhir Oktober 2012 lalu. Tapi bukitnya yang tandus itu, tempat jasad para Raja Daya bersemayam. Pemimpin yang pernah berdaulat di sana ratusan tahun lalu.

Satu persatu warga turun naik 99 anak tangga yang dibuat melingkar menghindari sudut tanjakan. Di bawah tangga, sebuah pamplet beton menyapa dengan tulisan “Komplek Makam Sulthan Alaidin Riayat Syah” ditulis dengan dua huruf, arab dan latin.

Di atas bukit, komplek makam dipagari. Di dalamnya ada bangunan utama yang berisi 10 makam raja dan keluarganya yang pernah memerintah Kerajaan Daya pada kurun abad ke 15 Masehi. Di sisinya, sebuah bangunan kecil tempat guci peninggalan raja dan dua balai peristirahatan.

Wisatawan umumnya adalah penziarah makam, yang punya ritual sendiri. Dimulai dengan membasuh kepala memakai air yang dianggap suci. Warga antre mendapatkan air itu, dua petugas silih berganti menuangkan dengan gayung dari tempurung kelapa yang telah diberikan pegangan. Air itu berasal dari sebuah guci peninggalan Negeri Daya, yang dialirkan memakai pompa dari sumber air di sela-sela batu bukit.

Penjaga Makam, Abidin (60 tahun) mengisahkan, dulunya guci itu berada di sebelah kanan makam para raja. Konon dulu, airnya terisi sendiri ke dalam guci pada sumber seperti air terjun kecil di bagian atas bukit, tak pernah kering. Pada saat pemugaran tempat keramat itu, guci dipindahkan ke sebelah kiri makam, dalam bangunan kecil yang diberi atap. Bagian bawah guci berwarna hitam ditanam pada lantai semen.

“Air yang diambil dalam guci dipercaya dapat menenteramkan hati dan mengobati berbagai penyakit,” kata Abidin. Dia masih percaya, guci itu dulunya didoakan oleh Sultan Salatin Alaidin Riayat Syah, pendiri Negeri Daya.

Tugas menjaga makam bagi Abidin adalah amanah dari moyangnya. Makam dijaga turun temurun oleh keturunan mereka sejak dulu. Dia mulai menjaga makam setelah Ibrahim, abangnya meninggal pada tahun 2004. “Sebelumnya orang tua kami, Teungku Ahmad yang menjaga makam ini.”

Usai mencuci muka, sebagian pengunjung mengambil wudhu dan melanjutkan ritual di dalam bangunan makam. Ada yang shalat sunat dan sebagian berdoa dan melafalkan ayat-ayat suci. Tak lupa sebagian melapas nazar, bersedekah untuk kemakmuran makam. Penuturan penjaga makam, pada akhir pekan, ratusan pengunjung juga kerap ke sana. Menjalankan ritual yang dipercaya turun-temurun.

Jamal misalnya, datang khusus dari Banda Aceh membawa istri dan anaknya menjalani ritual makam. “Kami sering ke kemari bang, tempat ini masih kami anggap suci dan keramat,” ujarnya.

Dari Banda Aceh, makam Raja-raja Negeri Daya berjarak sekitar 81 kilometer, persisnya di Pantai Kuala Daya, Lamno, Aceh Jaya. Lokasi makam terpisah dari pemukiman, dan belum teraliri listrik negara. Kebutuhan arus, penjaga makam menggunakan mesin genset.

Page 24: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

24 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Dengan segala keterbatasan, tradisi adat Kerajaan Daya dan ritual makam masih hidup dan terjaga dengan baik. ”Kami menjaga amanah para leluhur dan selanjutkan menurunkan kepada penerus kami,” tutur Abidin.

***

Seumuleng dan SeumenapPertapakan Kerajaan Daya

menyimpan sebuah tradisi lain yang diperingati saban tahun, usai Idul Adha, Akhir Oktober lalu, misalnya, tepat hari ketiga Idul Adha, warga menghidupkan kembali tradisi yang ramai pengunjung, para tamu dari pemerintahan dan wisatawan lokal.

Upacara adat Seumuleng (menyuapi) dan Seumenap (menemani makan) Raja Daya, sebuah tradisi turun temurun yang dijaga oleh para keturunan raja dan warganya. Sebelum masuk acara puncak, segala persiapan dilakukan oleh sebuah badan pelaksana yang bertanggung jawab untuk suksesnya acara. “Badan itu juga dibentuk turun temurun, sejak masa kerajaan dulu,” kata Safrizal, pemerhati sejarah Negeri Daya.

Bahan makanan yang disiapkan untuk Raja Daya dalam upacara Seumuleng, harus berasal dari tanah-tanah peninggalan raja. Padi dari sawah kerajaan dulunya, kelapa dan segala sayur-mayurnya. Untuk ikan, udang tak boleh dibeli. Ada pekerja khusus yang mencarinya di Laut Negeri Daya, semua seperti dulu.

Alhasil, terhidanglah makanan serba mewah ditaruh dalam macam-macam tampan perak peninggalan negeri, yang akan dihadapkan kepada raja. Dari nasi, lobster besar sampai bulukat takeh, makanan khas Kerajaan Daya dari beras ketan dan kelapa yang dihaluskan seperti selai.

Dalam tradisi, Safrizal mengatakan, pada malam hari ada juga ritual menyalakan Pham Kutika (lampu teplok) dengan tujuh sumbu yang berbeda warna. Lampu dinyalakan oleh Penjaga Makam, terbuat dari tanah liat berbahan bakar minyak goreng, digantungkan di dekat

makam Raja Daya. Konon, jika ketujuh sumbu menyala baik, rezeki akan datang melimpah di tahun itu.

Prosesi adat Seumuleng akan dimulai, para tamu naik ke balai Astaka Diraja (panggung kehormatan). Mereka adalah para pemangku adat, ulama, hakim kerajaan, para penasihat, bahkan pejabat pemerintahan Provinsi Aceh dan Aceh Jaya. Ada juga tiga raja kecil masing-masing Raja Lamno, Raja Kuala Unga dan Raja Keuluang, yang berada dalam kekuasaan Negeri Daya.

Sesaat kemudian, Panglima Kerajaan Abdurrahman masuk balai dengan pedang panjangnya memeriksa kelengkapan upacara adat. Bajunya hitam dengan ikat kepala merah. “Upacara siap dilaksanakan,” suaranya lantang sambil mengeluarkan pedang dari sarungnya. Dia kemudian turun menjemput Sang Raja Daya, Teuku Saifullah di sebuah bangunan dekat tak jauh dari sana.

Tengku Saifullah adalah keturunan ke 13 yang mewariskan Negeri Daya, sedangkan Panglima Abdurrahman adalah keturunan ke 11 dari Panglima Besar Kerajaan dulunya.

Raja Saifullah menuju Astaka Diraja dikawal Panglima dengan pedang terhunus. Pakaiannya serba kuning, lengkap kopiah kerajaan bermanik warna keemasan. Dua khadam kerajaan duduk berhadapan dengan raja dan hakim, mengibaskan kipas. Ratusan pasang mata warga menuju ke tempat itu.

Setelah doa-doa yang dipimpim

oleh Mufti (ulama) kerajaan, Khadam membuka kain bungkusan hidangan, lalu mencuci tangan raja dan tangannya dengan air dalam kendi yang juga berwarna perak. Lalu sesuap nasi yang disebut Bu Ulee disulangkan ke mulut Raja Saifullah. Itulah Seumuleng yang berarti menyuapi raja.

Selanjutnya kue khas untuk raja, bulukat pakeh dihidangkan. Raja Daya mengambilnya sendiri makanan itu. Prosesi makan usai. Lalu raja bangkit membacakan amanat kerajaan menggunakan bahasa daerah, yang artinya; “Pada hari ini kita mengingat hari berdirinya Negeri Daya yang didirikan oleh leluhur kita, Sultan Salatin Alaidin Riayat Syah pada tahun 1480 Masehi, yang kita rayakan setiap saat pada hari raya Idul Adha.”

“Kita wajib memikirkan selalu Negeri Daya baik di bidang agama, adat istiadat dan memakmurkan negeri dengan sawah, kebun dan laut,”

Page 25: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

25ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

ujar Raja Saifullah.Tradisi berlanjut di atas makam.

Teuku Saifullah, Raja Daya kini, melakukan ritual di atas makam leluhurnya, sama seperti yang dilakukan pengunjung lainnya.

Adik Raja Saifullah, Teuku Zaini mengisahkan upacara adat

Seumuleng beriringan dengan ziarah makam, adalah amanah nenek moyang yang tetap harus dijalankan dalam kondisi apapun. Pesan itu turun temurun disampaikan oleh dari ayah ke anak. Ayah dari Zaini dan juga Raja Saifullah adalah Teuku Hasymi el Hakimi, keturunan ke 12 Raja Daya.

“Kalau kami tidak ada lagi, gantikan kami dan jagalah tradisi seperti yang kami lakukan dulu,” kata Zaini menirukan perintah ayahnya semasa hidup.

“Itulah yang kemudian kami lakukan, juga merawat makam,” sambungnya.

***

Kerajaan Daya bermula dari pemukiman para pengungsi dari Kerajaan Indra Jaya, sebuah Kerajaan yang berpusat di Bandar Panton Bie (Seudu, Aceh Besar). Mereka mengungsi ke wilayah Kuala Unga untuk menghindari serangan tentara angkatan laut Negeri China yang

menyerang negeri mereka.Lalu datang para mubaligh

pimpinan Teungku Sagop dari Kerajaan Peureulak dan menyebarkan Islam yang diterima baik oleh warga di sana. Teungku Sagop bahkan berhasil menguasai Indra Jaya dan kemudian diangkat menjadi raja, dengan pusat

kerajaan dipindahkan ke Kuala Unga. Dia mangkat, kerajaan dipegang keturunannnya, salah satu yang terkenal adalah Meureuhom Onga.

Sepeninggal Onga, Negeri Daya mengalami kemunduran dan kekacauan, terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil.

Pemerhati sejarah Negeri Daya, Safrizal mengisahkan, akhirnya datanglah Raja Inayat Syah dan puteranya Sultan Salatin Alaidin Riayat Syah dari Kerajaan Aceh Darussalam. Sultan Salatin ditugaskan untuk mengatasi kemelut di wilayah daya yang telah terbagi menjadi empat kerajaan kecil, Kerajaan Keuluang, Lamno, Kuala Unga dan Kerajaan Kuala Daya.

Kemelut selesai dan Sultan Salatin Alaidin Riayat Syah diangkat menjadi Raja Daya bergelar Po Teumuereuhom Daya. Dia kemudian diangkat sebagai raja pada Idul Adha tahun 1480. Dalam penobatan itulah dia disuapi makanan oleh orang tuanya, awal dari

upacara adat Seumuleng.Tradisi itu kemudian terus

berlangsung dari tahun ke tahun di awal bulan zulhijjah, semasa pemerintahan Sultan Salatin. “Upacara Seumeuleung sebenarnya penghormatan saat pengangkatan Sultan Salatin menjadi Raja Daya,” terang Safrizal.

Setelah Sultan Salatin tiada, putrinya yang bernama Ratu Nurul Huda memerintah. Dia menikah dengan Raja Kerajaan Aceh Darussalam, Ali Mughayatsyah. Bersatulah dua kerajaan itu. Nurul tetap memerintah Negeri Daya selama 23 tahun dan berhasil membawa kemakmuran. Usai Nurul mangkat, Negeri Daya mengalami kemunduran karena kericuhan raja-raja dalam wilayah kerajaan itu. Tradisi Seumuleng pun mulai jarang dilaksanakan.

Lebih duaratus tahun kemudian, saat Kerajaan Aceh Darussalam dipimpin oleh Sultan Jamalul Alam Badrul Munir (1711 – 1735 M) menghidupkan kembali tradisi. Dia berkunjung ke Negeri Daya untuk menertibkan kekacauan. Seluruh raja kecil dan pemuka adat dan agama dikumpulkan dan membuat beberapa ketetapan yang tak boleh dilanggar. Ditunjuklah hakim tinggi sebagai pemangku Raja Daya bergelar Setialila untuk mendamaikan sengketa.

Salah satu ketetapan yang dibuat adalah aturan upacara adat Seumuleng. “Setelahnya tradisi itu hidup sampai kini,” kata Safrizal. Dan saban tahun setelah Idul Adha, para keturunan raja dihias dan diberi singgasana, untuk membangkitkan kembali semangat para leluhur yang berdiam di komplek makam para Sultan.

Tradisi itu masih menarik bagi warga. Safrizal dan warga berharap pemerintah mau peduli dengan budaya yang hidup di Kuala Daya, sehingga mampu menarik wisatawan lebih banyak lagi. Membangkitkan wisata religi di atas bukit dengan pantai dan lautnya yang indah. [Adi W]

Page 26: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

Dunia fotografi dewasa ini semakin dikenal dan digandrungi oleh banyak kalangan baik tua maupun muda. Geliat

dunia fotografi pun menjadi topik yang tidak akan ada habisnya untuk dikupas, dari hanya sekedar hobbi hingga menjadi bisnis.

Meskipun bisnis fotografi bukanlah hal yang baru dikalangan masyarakat, namun melihat perkembangannya bisa dipastikan bisnis ini akan terus maju dan bertambah karena fotografi pun sekarang tergolong menjadi lifestyle. Seni foto grafi kini juga tergolong menjadi lading bisnis yang prospektif. Terlebih di era digital seperti saat ini. Seperti yang dilakukan oleh Baihaqi Zulkifli dan Mada Philea yang kini aktif menekuni dunia fotografinya sebagai bisnis yang menggiurkan.

Dari Hobbi ke BisnisBerawal dari pertemanan yang

memiliki hobbi yang sama sekaligus keinginan untuk mengasah kreatifitas, Baihaqi Zulkifli dan Mada Philea pun tergerak membuka Klik Phototography. Dengan modal investasi awal Rp 100 juta, kedua pria ini mendirikan studio foto bersama dengan system partnership. Sebagian dana digunakan untuk menyewa sebuah ruko di bilangan Teuku Umar, SimpangTiga, Banda Aceh dan sisanya untuk pembelian perlengkapan – peralatan fotografi dan juga menyiapkan studio foto yang apik.

“Selain materi, modal terpenting lainnya adalah keahlian memotret dan kepercayaan, tidak lupa pula cara bagaimana membuat client nyaman dengan fotografer,” ujar Baihaqi sedikit berfilosofi.

Klik Photography yang telah berjalan setahun ini, telah mampu mempertahankan eksistensinya di kalangan pebisnis fotografi lainnya. Hal ini terlihat dari kerjasamanya dengan Angin Photoschool yang merupakan cabang binaan seorang fotografer asal Kota Kembang, Bandung. Selain itu, Klik

Peluang Usaha

Photography juga telah mendukung beberapa event seperti seminar, workshop fotografi, lomba foto Lintas Alam Sabang tingkat Nasional, dan beberapa pameran foto lainnya.

Bisnis ini menggarap segala bentuk kreatifitas pengembangan dari fotografi seperti foto untuk pre-wedding, wedding, dokumentasi event, photo product, interior – eksterior, model/fashion, company profile, photo

buku tahunan sekolah dan juga photo studio. Untuk meng-cover seluruh pekerjaannya, Klik memiliki dua orang fotografer tetap, beberapa forografer freelancer dan juga beberapa orang crew.

Untuk ide dan konsep – konsep pemotretan disediakan danclient tinggal memilih, akan tetapi di era digital ini setiap orang bebas berimajinasi dan mencari mengenai konsep foto

Menangkap

MenghasilkanLabaCahaya

Page 27: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

Menangkap Cahaya

yang di inginkan melalui dunia maya, dan untuk hal seperti ini konseptor Klik akan mengkombinasikannya dengan ide – ide dari konseptor sendiri agar tercipta hasil karya yang memuaskan dan sesuai dengan keinginan client. Untuk range harga setiap jenis pemotretan

memiliki variatif harga, tergantung kesulitan dan bentuk pengambilan foto yang diinginkan oleh client. Namun, tetap tersedia paket – paket yang dapat dipilih oleh konsumen. Jika ditanya untuk omset, Baihaqi menaksirkan, laba yang didapatkan sangat lumayan karna mencapai angka 40 persen dari revenue.

Suka duka dalam bisnis ini sendiri diakui lebih banyak mengalami sukanya karena, kebanyakan akan menambah teman, link – link baru, pengalaman, dan meningkatkan dan mengasah kreatifitas. Akan tetapi bisnis ini juga memiliki dukanya, yaitu jika terjadi kesalahan produksi atau cetak, dan jika terjadi masalah – masalah pada perlengkapan dan peralatan fotografi itu sendiri.

Menjamurnya bisnis fotografi, menurut Baihaqi sendiri bukan berarti bertambahnya competitor karena bisnis ini lebih memprioritaskan keahlian, kenyamanan dan chemistry antara sipelaku bisnis dan konsumen. Oleh karena itu, konsumenlah yang langsung memilih digital studio mana yang ingin digunakan. Bisnis ini juga diperkirakan akan terus berkembang dan diharapkan akan melahirkan banyak professional – professional muda di Aceh. [Nailul Kharisma]

Page 28: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

28 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Status mahasiswa tak jadi penghalang bagi Tommy Harvie untuk menjadi pengusaha. Niatnya sema-kin menggebu-gebu ketika

Ayahnya yang bekerja di salah satu proyek vital di Aceh Utara “dirumahkan”, sehingga ia harus memutar otaknya untuk dapat kuliah dan meringankan beban keluarga. Sejak tahun 2010 pemuda kelahiran 24 tahun silam ini menjalani bisnis yang kala itu masih terdengar asing bagi masyarakat indonesia. Bermula dari pengalaman pertama kali berbelanja online di salah satu forum jual beli terbesar di Indonesia, muncul ide untuk menjadi penjual online. Dengan modal nekat ia mulai berjualan clothing yang mendapat sambutan bagus dari member forum tersebut.

Tak cepat berpuas diri, Tommy mulai melirik komoditas lain untuk menambah pundi-pundinya. Pilihan

jatuh pada kopi ulee kareng, namun seiring berjalannya bisnis dan banyaknya konsumen yang mencari kopi luwak, dia dengan cepat merespon pasar dan menjual kopi luwak sebagai komoditas utama yang dikembangkan sampai sekarang. Berlabel Komo’s Coffee, berbagai jenis kopi luwak premium grade ia jual ke seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri seperti Jepang, Iran, Kanada, China dan Malaysia. Produk Komo’s Coffee juga telah berhasil masuk ke hotel berbintang di Banda Aceh, tak heran omset 10-15 juta ia raup dalam sebulan dan cukup untuk membiayai kuliah dan menafkahi keluarganya.

“Potensi bisnis online di Aceh sangat besar, karena kita memiliki banyak komoditi unggul seperti kakao, hasil laut dan rempah-rempah. Hal yang paling penting dalam bisnis online adalah inovasi dan strategi

pemasaran yang tepat, dari branding sampai pengemasan harus dipirkan matang-matang” jelasnya memberi tips.

Perkembangan berbagai social media dewasa ini mau tidak mau mengangkat pamor bisnis online ke permukaan. Mulai dari Facebook, Twitter, Tumblr, Path, Instagram, Blog, sampai ke Blackberry. Dengan fitur Blackberry Mesenger (BBM). Tak hanya anak muda, Wirdawati (40) ibu rumah tangga di Langsa, juga merasakan keuntungan berbisnis online. “Berjualan melalui Blackberry menguntungkan bagi saya, karena saya bisa memasarkan barang dagangan saya tidak hanya di Langsa saja, banyak juga pelanggan saya yang berasal dari Banda Aceh memesan barang yang saya muat di grup jualan saya.” Jelas ibu 2 anak yang menjual tas dan produk fashion wanita.

Menurutnya ada banyak

dari Bisnis Raup Untung

Online

Page 29: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

29ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Peluang Usaha

kemudahan lain yang ia rasakan selama berbisnis online. Pertama, tidak membutuhkan modal usaha yang terlalu besar. Dalam menjalankan bisnis online, modal bukanlah hal utama bagi para pengusaha, cukup komputer dan handphone serta adanya jaringan internet

Kedua, menjangkau pasar yang lebih luas dibandingkan toko offline. Jaringan internet dan jaringan pertemanan di social media, dapat memperluas cakupan pasar tidak hanya di indonesia namun ke seluruh dunia. Ketiga, Biaya operasional yang cenderung lebih murah dibandingkan bisnis offline. Bisnis online dapat dikerjakan dari rumah, dan tidak terlalu membutuhkan biaya operasional yang terlalu tinggi layaknya bisnis offline.

Namun tentu saja bisnis ini juga memiliki kendala “Karena saya tidak langsung bertemu muka dengan pelanggan, biasanya ada saja pelanggan yang hanya iseng memesan produk tanpa niat membelinya. Walaupun ini tidak merugikan saya secara materil tapi akan sangat membuang waktu saya.” Pungkasnya.

Bisnis ini tentu saja membutuhkan kehati-hatian dalam bertransaksi, masih banyaknya penjual dan pembeli nakal yang membuat banyak orang takut untuk menjual dan membeli barang secara online. Kepercayaan merupakan kunci, kita harus membangun reputasi agar konsumen berani membeli produk yang kita jual. Tommy dan Wirdawati telah membuktikannya, anda kapan? [Bella]

dari Bisnis Raup Untung

Bersama Suparman, manajer Food & Beverage Grand Nanggroe Hotel.

Saat memberi training cara penyajian kopi menggunakan Syphon Coffee Maker di Grand Nanggroe Hotel.

Page 30: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

30 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Opini

Mempersatukan Diaspora Aceh

Kerajaan Aceh pernah dikenal kemahsyurannya sebagai salah satu dari kerajaan Islam yang cukup diperhitungkan di jagad pada abad ke-17.

Wilayahnya mencapai negeri jiran, armada militernya termasuk salah satu yang tangguh dan beberapa kali terlibat pertempuran besar dengan para imperialis, serta kekuatan diplomasinya juga dikenal hingga ke mancanegara. Dengan kekuatan diplomasi, banyak orang Aceh yang menyebar dan hidup di beberapa wilayah Nusantara

maupun di mancanegara atas alasan misi penyebaran dan belajar agama Islam, perdagangan, maupun utusan kerajaan.

Para orang Aceh di rantau ini akhirnya menetap, beranak-pinak, dan jarang atau bahkan tidak pernah lagi pulang ke Aceh. Beberapa keturunannya juga akhirnya hanya mengenal Aceh sebagai daerah asal leluhurnya dan ikatan dengan tanah asal leluhurnya seolah-olah terputus. Pola ini juga berkembang saat eksodus besar-besaran terjadi saat perlawanan

GAM muncul. Banyak elit dan kombatan GAM yang mencari suaka politik dan hidup eksil di luar negeri, terutama di negara-negara Skandinavia. Beberapa orang bersalin kewarganegaraan, tidak menjadi WNI lagi. Sejak Aceh damai, beberapa mantan pentolan dan kombatan GAM telah kembali ke Aceh dan mendapatkan status kewarganegaraan Indonesia kembali. Para generasi terdidik yang berasal atau keturunan Aceh juga banyak yang hidup di luar negeri, misalnya di Malaysia.

Page 31: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

31ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Opini

Tidak ada angka resmi tentang keberadaan orang Aceh yang hidup dan menetap di luar Aceh ini. Para diaspora Aceh ini hidup tersebar misalnya kalau dalam lingkup Indonesia, jika kita ke Pulau Jawa, Bali, Makassar, bahkan hingga ke Papua maka kita juga masih dapat menemukan ada orang Aceh yang tinggal di sana. Jika ke luar negeri, kita dapat menemukan orang Aceh di

negara-negara Arab dan Afrika; jiran kita: Malaysia, Thailand, Singapura; Australia; Amerika Serikat; negara-negara Eropa terutama kawasan Skandinavia; serta di negara lainnya.

Diaspora IndonesiaDiaspora merujuk ke orang-orang

yang hidupnya menyebar dari tanah asalnya. Sejarah diaspora yang paling terkenal tentu saja adalah Yahudi, diikuti China, India, dan Arab. Diaspora Indonesia, berdasarkan definisi yang diformulasikan saat Kongres Diaspora

Indonesia yang pertama, adalah warga negara Indonesia dan warga bangsa-bangsa dunia yang berketurunan Indonesia dan tersebar di lima benua. Para diaspora ini merupakan komunitas-komunitas yang besar dan beragam dan terikat oleh tali hubungan dan rasa kecintaan terhadap Indonesia. Diaspora Indonesia khususnya dari suku Jawa juga ada dan dapat ditemukan

di Suriname, Kaledonia Baru, Afrika Selatan, dan Belanda.

Pemerintah Indonesia, melalui kedutaan besarnya di Amerika Serikat beberapa waktu lalu menggelar Kongres Diaspora Indonesia yang pertama. Bertempat di Los Angeles, California, dan dilaksanakan pada tanggal 6-8 Juli 2012, acara kongres ini dihadiri oleh lebih dari dua ribuan peserta. Kongres ini adalah pertemuan besar pertama yang mempertemukan ribuan diaspora Indonesia yang ada di luar negeri.

Tidak ada angka resmi yang merujuk jumlah diaspora Indonesia, tapi Dubes Indonesia untuk AS, Dino Patti Djalal, mengemukakan bahwa ada kemungkinan sekitar 10 juta orang diaspora Indonesia di seluruh dunia. Jumlah ini bahkan lebih besar daripada diaspora Korea dan Vietnam. Pendapatan per kapita diaspora Indonesia dari seluruh dunia

juga diperkirakan lima kali lipat lebih besar dibandingkan pendapatan per kapita Indonesia. Diaspora Indonesia juga mengirimkan uang sekitar US$ 7 miliar ke Indonesia setiap tahunnya. Diaspora Indonesia juga memiliki beberapa keunggulan dan potensi yaitu kecerdasan pikiran (brain power), kemurahan hati (heart power), kekuatan kehendak (will power). Riwayat diaspora Indonesia adalah kisah orang-orang cerdas, murah hati, dan sangat bersemangat dalam mewujudkan citanya.

Page 32: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

32 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Opini

Dilihat dari potensi yang besar dari diaspora ini, maka kongres ini berhasil membentuk Jaringan Diaspora Indonesia (Indonesia Diaspora Network/IDN). Para diaspora yang sebelumnya tidak saling terhubung dan tidak mengenal satu sama lain akhirnya dapat bersatu, terorganisir, dan saling mengenal. Beberapa komitmen yang ditegaskan saat Deklarasi Diaspora Indonesia di antaranya: membentuk JDI (IDN); bertekad untuk bersinergi dengan Indonesia; berbesar hati dengan kemajuan demokrasi, ekonomi, posisi Internasional Indonesia dan budaya Indonesia yang semakin mendunia dan percaya bahwa Indonesia akan mengatasi tantangan yang masih ada, seperti memajukan kesejahteraan umum, meningkatkan good governance, dan menegakkan hukum; menaruh harapan tinggi pada masa depan cerah Indonesia yang penuh potensi, dan terus percaya pada nilai-nilai Indonesia terbaik: toleransi dan harmoni, bhineka tunggal ika, pluralisme, dan tradisi yang menghormati lingkungan, dan warisan nilai-nilai yang penuh kearifan ini perlu selalu dilestarikan.

Para diaspora Indonesia ini juga akan menjadi penghubung (hub) untuk gagasan, solusi, sumber daya, dan jaringan guna membangun kesejahteraan bersama, dan menjadi suatu kekuatan untuk perdamaian dan kemajuan, serta akan mempromosikan budaya Indonesia.

Kongres diaspora Indonesia yang kedua akan dilaksanakan di Jakarta pada Agustus 2013.

Diaspora AcehDalam konteks Aceh, usaha

untuk mempersatukan diaspora Aceh termasuk salah satu hal yang penting, Saat ini banyak warga Aceh yang masih menetap, bekerja, dan berkuliah di luar Aceh tetapi tidak bersatu, tidak saling terhubung, dan tidak saling mengenal. Keberadaan mereka semestinya menjadi perhatian serius dari Pemerintah Aceh, terutama Gubernur Aceh sekarang yang dulu pernah lama menetap di luar negeri.

Jaringan diaspora Aceh akan dapat memberikan banyak manfaat, terutama untuk menjadi "Duta Aceh".

Duta Aceh yang saya maksud ini pada dasarnya melekat bagi setiap jati diri orang Aceh di manapun dia berada, Saat dia berada di luar Aceh, orang-orang akan mudah mengenalinya sebagai orang Aceh atas dasar karakter maupun penampilannya. Setiap orang Aceh—Aceh dalam konsepsi ini adalah Aceh sebagai sebuah entitas administratif geografis yang terdiri dari kabupaten/kota yang di dalamnya ada banyak suku dan keragaman budaya—juga adalah duta bagi budaya asalnya. Duta Aceh ini akan memperkenalkan Aceh ke khalayak.

Pengalaman saya pribadi dan juga beberapa kolega saya dalam pergaulan multinegara, saat kita menyebutkan diri berasal dari Aceh, maka orang-orang asing sangat antusias dan tertarik untuk mengenal lebih jauh Aceh dari kita, sebagai informan pertama. Beberapa orang di luar Aceh tentu mengenal Aceh baik dari cerita konfliknya atau tsunami. Tapi pengalaman bertemu dan berinteraksi langsung dengan orang Aceh adalah sesuatu yang juga berharga. Walaupun mereka bisa saja dengan mudah untuk mengetahui apa saja yang terjadi di Aceh dengan jari tangannya yang menggenggam telepon pintar, tapi mereka juga menunjukkan rasa ingin tahu yang besar saat bertemu dengan orang Aceh. Hal inilah yang akhirnya penting dipersiapkan saat orang Aceh ingin mencoba hidup di luar Aceh, baik ingin melanjutkan pendidikan maupun bekerja.

Selain bekal kecakapan akademik, keahlian tertentu, dan bahasa yang mesti dikuasai, calon diaspora Aceh juga semestinya memiliki bekal yang cukup tentang sejarah, budaya, dan kondisi Aceh terkini. Hal ini menjadi penting karena jika mereka bertemu dengan pihak luar, mereka dapat menjelaskan tentang Aceh dengan baik. Para diaspora Aceh inilah yang nantinya akan menjadi garda depan pemasar Aceh. Dengan kekuatan lisannya (the power of mouth) mereka

dapat memperkenalkan daerah Aceh, budaya Aceh, dan segala hal tentang Aceh ke dunia. Jika dikaitkan dengan program unggulan Pemerintah Aceh di tahun 2013 yaitu Tahun Kunjungan Wisata Aceh, para diaspora Aceh ini merupakan salah satu sarana untuk mempromosikan Aceh, bahkan dengan biaya yang relatif sangat rendah jika dibandingkan dengan pariwara di media televisi, surat kabar, maupun baliho.

Diaspora Aceh juga sangat bermanfaat dari segi ekonomi. Belum ada data resmi yang saya peroleh, tapi saya memprediksi uang yang mereka kirimkan ke keluarga yang masih tinggal di Aceh saban bulannya jumlahnya juga lumayan besar jika diakumulasikan. Karena kemurahhatiannya juga, para diaspora Aceh ini juga menjadi garda terdepan saat dulu menggalang bantuan bencana tsunami Aceh dan saat meminta pihak internasional ikut terlibat dalam perdamaian Aceh.

Salah satu cara untuk mempersatukan diaspora Aceh adalah membuat kongres atau pertemuan akbar. Sama seperti yang dilakukan di AS dan juga saat beberapa orang Aceh dari beberapa negara berkumpul di Denmark dan membentuk World Acehnese Association beberapa waktu lalu, mungkin cara yang sama dapat kembali sukses jika dilakukan dalam lingkup yang lebih luas yang mempertemukan diaspora Aceh baik dari dalam maupun luar negeri. Tempat pertemuan dapat dilaksanakan di Aceh atau luar negeri, dan informasi pertemuan disebarkan ke seluruh diaspora Aceh. Hasil konkretnya adalah adanya Jaringan Diaspora Aceh, yang nantinya akan membentuk perwakilan regional untuk tiap negara atau kawasan. Pertemuan akbar itu juga mesti melibatkan jaringan mahasiswa Aceh yang selama ini berkuliah di beberapa negara. Paguyuban mahasiswa Aceh dikenal sebagai salah satu yang cukup solid. Dengan pelibatan dan persatuan warga Aceh baik di Aceh maupun luar Aceh, impian kita untuk mewujudkan Aceh yang maju, mulai menampakkan arahnya. [ ]

Page 33: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

33ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Sosok

Songket Aceh Kibarkan

di Pentas Internasional

Puluhan wanita muda tampak sibuk melihat ke kaca rias di atas, sesekali ujung mata mengarah ke seorang yang sedang memperagakan

bagaimana cara memakai jilbab yang baik dan fashionable. Dia menjelaskan langkah-langkahnya dengan cara yang ringan dan menarik untuk disimak. Wanita itu

bernama Fitri Aulia.

Desainer di Muslim Fashion berdarah Aceh yang mulai memakai jilbab sejak November 2008 ini aktif mengajak setiap wanita muslim untuk menutup auratnya. The Hijabers Community yang didirikannya bersama beberapa temannya telah memiliki cabang di beberapa kota besar di indonesia termasuk di Aceh.Melalui komunitas itu, dara berusia dua puluh empat tahun ini gencar menularkan virus Islamic Fashion ke sesama muslim lainnya.

“Di Aceh,berbusana muslim adalah suatu keharusan. Jangan memakai jilbab hanya karena terpaksa, mulailah dari hati yang tulus

dari diri kita karena kesadaran sendiri. Berpakaian muslim yang baik haruslah

menutupi dada,

tidak ketat dan yang pastinya syar'i dan stylist. Supaya Islam tidak terlihat kaku meskipun dengan memakai jilbab, tapi fashionnable,” tuturnya dengan lembut.

Kecintaannya pada Aceh membuat ia bangga dan berani memasukkan unsur ke-Acehan dalam setiap karyanya. Aceh memiliki kain songket tradisional yang unik dan bermotif khas yang mendapat sambutan bagus dari para penggemar mode tanah air, sayangnya belum banyak desainer yang mengeksplor kain tradisional Aceh. Salah satu motif favoritnya adalah bunga rebung atau pucôk reubông, namun ia masih terus mengembangkan beberapa motif lain dalam memadupadankan pakaian rancangannya. Sekarang dengan bendera Kivitz, ia mengibarkan songket Aceh ke pentas nasional dan internasional.

Kita semua berharap semua kain tradisional Aceh dapat dimaksimalkan potensinya mulai dari batik Aceh, songket Aceh, juga banyak motif-motif unik mulai dari Sabang sampai Tamiang. Belum lagi motif dan warna khas Gayo yang sudah mendapat tempat di pecinta fashion nasional. Kita harus bangga masih ada anak Aceh yang berjuang melestarikan warisan budaya dari indatu. [nadia/ayi]

Page 34: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

34 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Dr. Ir. Agus Sabti, MSiSatu Jam Bersama

Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2012-2017 tengah dibahas DPRA untuk segera ditetapkan. Dokumen yang menjadi

rujukan bagi pembangunan Aceh lima tahun ke depan diharapkan mampu mengurai masalah yang tengah melilit Aceh saat ini. Menghapus kemiskinan yang membelenggu hampir 20 persen penduduk. Memberikan pekerjaan kepada sekira 200 ribu pengangguran. Atau minimal, mengangkat peringkat Indeks Pembangunan Manusia Aceh dari rangking 27 saat ini.

Dalam momen yang sangat penting ini, Hendra, redaktur AER mewawancarai Dr. Ir. Agus Sabti, MSi, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala guna mendapatkan masukan dari salah seorang Qari terbaik Aceh ini. Berikut petikannya.

Bagaimana konsep pembangunan Aceh yang ideal menurut Anda?

Aceh merupakan daerah agraris, hampir enam puluh persen masyarakatnya hidup dari sektor pertanian. Hal ini ditunjang dengan lahan subur yang cocok untuk pertanian. Masalahnya,sebagian besar petani hidup dalam kemiskinan dan ketertinggalan. Mengapa ini terjadi? Kita belum memiliki visi dalam membangun ekonomi masyarakat berbasis pertanian. Isu yang muncul kemudian adalah, kita memiliki banyak lahan, namun lahan tersebut tidak dimiliki oleh banyak orang. Lahan yang ada dimiliki oleh satu pihak dalam jumlah yang besar. Pemerintah perlu meyeimbangkan dualisme ekonomi yang terjadi di kalangan privat yang memiliki lahan besar, dan masyarakat yang memiliki lahan kecil. Sehingga nanti,

ekonomi berbasis pertanian ini dapat mensejahterakan masyarakat. Perlu adanya kebijakan reformasi agraria (Land Reform). Bagaimana pemerintah dapat memastikan tanah dapat diakses oleh masyarakat kecil.

Setelah masalah lahan, apa yang harus diperbuat?

Banyak sekali produk-produk pertanian yang keluar dari Aceh dalam bentuk bahan baku (raw material) padahal nilai tambah paling banyak dari produk pertanian adalah dari produk olahan. Kalau kita bicara padi, kita terlalu fokus pada beras, padahal sekam dan jeraminya dapat diolah menjadi etanol. Kelapa sawit di Malaysia dapat diolah menjadi 400 produk turunan. Sedangkan kita masih berfokus pada CPO saja. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah harus membangun industri pengolahan berbasis pertanian. Kemudian, kita harus memperketat di pasarnya, seperti yang kita lihat, banyak sekali buah-buah dari luar masuk ke Aceh yang membuat produk pertanian Aceh tidak laku.

Masalah lainnya?Hal yang tak kalah penting

adanya infrastruktur pendukung pertanian, salah satunya irigasi. Hanya 30% sawah kita yang diairi irigasi. Pemerintah harus memfokuskan pembangunan di 70% sawah yang belum teririgasi agar masyarakat dapat bersawah sesuai siklus tanam. Kemudian memastikan ketersediaan air untuk mendukung sarana irigasi tesebut dengan menjaga daerah resapan air dan mencegah penebangan hutan serta eksploitasi lingkungan. Langkah selanjutnya adalah menyediakan informasi

kepada masyarakat tentang adanya perubahan pola akibat perubahan iklim global, sehingga petani dapat mengetahui kapan ia dapat mulai tanam dan kapan saat panen.

Produk apa yang paling potensial dikembangkan di Aceh?

Aceh kaya dengan produk unggul lokal, seperti jeruk purut manis, padi sikupa yang berumur pendek, durian tembaga, sapi dan kambing aceh, hanya saja belum dikembangkan secara maksimal. Potensi lain ada coklat, kelapa sawit, dan kopi gayo yang merupakan komoditas yang sangat dicari pasar dunia dan bernilai ekonomis tinggi. Sekarang bagaimana kita membuat pencitraan dan pelabelan terhadap produk Aceh ini agar keunikan dan keunggulannya diketahui oleh masyarakat dan pasar.

Bagaimana mengoptimalkan produk unggulan ini?

Rencana ke depan, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala akan menjalin kerjasama dengan Dinas Pertanian, BPluh, Bapeda, dan dinas terkait lainnya untuk membuat sebuah pusat informasi dan promosi pertanian Aceh di Saree, Aceh Besar. Nantinya di setiap kabupaten dan kota memilik lembaga ini yang menjadi corong informasi dan promosi produk unggulan dari masing-masing daerah di Aceh. [ ]

34 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Page 35: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

35ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Sosok

35ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Secara detil, Doktor bidang Pembangunan Lanjutan dari IPB ini menjelaskan konsep pembangunannya untuk Aceh. Berikut resep jitu pembangunan pertanian ala Dr. Agus Sabti:1. Agroinput Menyediakan lahan, sistem pengairan (irigasi), benih yang berkualitas, pupuk dan pestisida organik.2. Agroproduksi Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) petani dan penyuluhnya dalam hal pengetahuan budidaya

pertanian seperti mekanisasi, informasi dan inovasi.3. Agroindustri Membangun industri pengolahan hasil pertanian untuk menampung hasil panen dan meningkatkan nilai

tambah produk pertanian petani aceh.4. Agropemasaran Memastikan produk pertanian diterima oleh pasar dengan harga yang layak.5. Agropenunjang Meramu suatu sistem penyuluhan dan pendidikan perguruan tinggi guna menunjang perekonomian sektor

pertanian di masa depan.

Page 36: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

36 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Perbankan

POTENSI EKONOMI

BAITUL MAL

Sejak didirikan pada tahun 2006, Baitul Mal telah banyak berkiprah dalam memfasilitasi pengumpulan dana agama sekaligus menyalurkannya

untuk tujuan agama, pendidikan, sosial dan ekonomi. Beberapa program prioritas Baitul Mal di antaranya: Pemberian modal usaha bergulir melalui Pengelolaan Zakat Produktif (UPZP) sejak 2006, Program santunan untuk keluarga miskin pada setiap hari raya aidul fitri (sejak 2006), Program Beasiswa Anak Muallaf di daerah Rawan Aqidah (sejak 2008), Bantuan pengobatan kaum dhuafa (Sejak 2007), dan pelatihan keterampilan untuk pemuda putus sekolah dan janda (sejak 2010), dll.

Baitul Mal Aceh dan seluruh kantor Baitul Mal yang ada di Kab/Kota yang ada di Aceh mempunyai tujuan dan fungsi yang sama dalam menjalankan tugasnya yaitu, (1) memasukkan dan menampung zakat sebanyak-banyaknya, (2) membantu dan bekerja sama dengan Pemerintah Aceh dalam mensejahterakan serta mengangkat derajat, harkat, dan martabat rakyat Aceh.

“Baitul Mal terdiri dari 3 unsur utama yakni, pengembangan syariah, badan pelaksana, dan kesekretariatan. Dari

kerja sama antara ketiga unsur tersebut, alhamdulillah kinerja Baitul Mal berjalan dengan baik,” ungkap Kepala Baitul Mal Aceh Drs. H. Marthin Desky, MM.

Kini, pihak Baitul Mal telah menerima pemasukan zakat dan infak dari berbagai sumber, dimulai dari zakat fitrah dan zakat harta, zakat dari gaji (gaji PNS dan karyawan) serta sumbangan (infak) dan zakat dari perusahaan-perusahaan, instansi-instansi pemerintahan, dan para dermawan yang ada di Aceh.

“Sampai saat ini, perkembangan zakat dan infak yang diterima Baitul Mal terus bertambah dan meningkat dari tahun ke tahun. Data menunjukkan pada tahun 2010, zakat di Aceh telah mencapai Rp3 milyar. Bahkan, tahun 2011 hingga 2012 telah terkumpul sebesar Rp8,9 milyar. Sedangkan untuk perkembangan infak sampai tahun 2012 telah mencapai Rp16 milyar. Sungguh peningkatan yang luar biasa dan kita harapkan agar setiap tahun untuk terus bertambah dan meningkat demi kesejahteraan masyarakat Aceh,” tambahnya.

Program Baitul Mal AcehProgram Baitul Mal Aceh yang

bersumber dari dana zakat sebagaimana

ditetapkan dalam asnaf zakat dapat dikatagorikan menjadi dua, yaitu konsumtif dan produktif. Konsumtif disini ialah bantuan diberikan hanya untuk kebutuhan komsumsi satu atau dua hari, seperti santunan fakir uzur, bea siswa santri, bea siswa anak muallaf, bantuan darurat untuk korban bencana alam, dan sebagainya. Sementara untuk produktif ialah bantuan diberikan dalam jumlah yang relatif besar, sehingga dengan dana tersebut dapat dijadikan modal usaha. Bantuan modal usaha yang diberikan antara lain disektor perdagangan, pertanian, peternakan, beca mesin dan sebagainya.

Untuk dana Infaq sejak tahun 2011 Baitul Mal Aceh terdapat 3 program, yang pertama ialah bantuan perumahan masyarakat miskin/mustahik (Bedah Rumah). Rumah yang dibangun disini ialah rumah yang tidak layak huni, rumah tersebut akan dibongkar dan dibangun kembali dengan yang baru. Rumah yang dibangun ialah rumah dengan tipe 36, kemudian setelah rumah selesai akan diberikan mobiler dan modal Usaha. Bantuan ini dibertujuan agar Mustahik dapat beraiih status menjadi Muzzakki.

Selanjutnya program yang kedua ialah Bantuan Modal Usaha melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Baitul Mal Aceh. Lembaga ini sekarang telah dibentuk dan berkantor di depan Mesjid Polda Aceh. Personil yang bekerja disini ialah tenaga-tenaga terampil yang telah diseleksi oleh tim khusus yang dibentuk Baitul Mal Aceh. Tenaga tersebut semuanya berijazah strata 1 (S1), dengan jurusan ekonomi, ekonomi Islam, pebankan, dan perbankan syariah yang berasal dari Unsyiah dan IAIN Ar-Raniry. Mereka diberi amanah untu mengelola dana modal usaha dari dana zakat dan Infaq Baitul Mal Aceh.

“umat Islam laksana sebuah bangunan, yang saling mengokohkan antara satu dan lainnya”.

Page 37: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

37ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Perbankan

Bantuan yang disediakan LKMS mulai dari Rp. 1 s/d 10 juta dalam bentuk Qardhul Hasan (pinjaman kebajikan) dengan sistim revolving (bergulir) tanpa dikenakan jasa/agunan. Disamping diberikan dana, mustahik juga diberikan pembinaan yang dilakukan minimal 1 bulan sekali. Pembinaan yang diberikan tidak hanya menjalankan usaha, melainkan juga diberikan pembinaan keislaman dalam bentuk pengajian.

Mustahiq dapat meningkatkan pinjamannya di atas 10 s/d 50 juta, dengan syarat usaha telah berkembang dengan baik, sehingga diperlukan tambahan modal. Namun pinjaman sebesar ini sudah berbeda perlakuannya, mengingat dana yang relatif besar tentunya bukan lagi sebagai dikatagorikan sebagai mustahiq zakat.

Pinjaman dalam jumlah besar bersumber dari dana infaq dengan sistem mudharabah (bagi hasil). Jelasnya Baitul Mal Aceh Melalui LKMS berupaya untuk dapat mengentaskan kemiskinan terutama mustahik agar dapat meningkat ekonominya dan Sejahtera. Tugas ini juga adalah merupakan tugas dari Pemerintahan Aceh dan

Pemenintahan Kab/Kota. Dengan kata lain, Baitul Mal adalah lembaga yang membantu Pemerintahan Aceh dan Kab/Kota untuk mensejahterakan Masyarakat Aceh.

Bank Baitul Mal “Saat ini, Baitul Mal sedang dalam

proses pendirian Bank Baitul Mal Aceh. Tujuan dari pembangunan bank ini adalah untuk mensejahterakan dan membantu masyarakat Aceh yang miskin. Proses pelaksanaan dan program kerja dari Bank Baitul Mal Aceh ini sangat berbeda dengan Bank-Bank lain yang ada di Aceh, baik bank konvensional maupun bank syariah. Bank Baitul Mal Aceh mengkhususkan diri untuk menjadi jalan keluar bagi masyarakat menengah ke bawah dalam mengembangkan bisnis dan usahanya.Tanpa syarat yang berbelit-belit Bank Baitul Mal Aceh menyediakan modal sesuai kebutuhan masyarakat peminjam. Insya Allah kami dari Bank Baitul Mal Aceh akan melayaninya. Semoga program terbaru kami berhasil dan dapat menesejahteraan rakyat Aceh,” pungkasnya di akhir wawancara. [Zulfajri]

Page 38: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

38 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Perbankan

Page 39: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

39ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Perbankan

Page 40: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

40 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Nanggroe

Dari Aceh coffee and food festival:

Koetaraja Menuju Pentas Dunia“Kopi Aceh memang sudah terkenal akan rasanya yang dasyat dan tidak perlu diragukan, tapi dalam penyajiannya jangan hanya terpaku pada kopi hitam dan sanger saja. Perlu adanya inovasi dan cara-cara baru dalam mengolah kopi menjadi aneka minuman dan makanan yang La to the ziz, Laziz...”

Benu buloe, saat menjadi juri lomba racik sanger.

Pengunjung berpose di pintu gerbang

Page 41: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

41ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Nanggroe

Begitulah komentar Benu Buloe dalam acara lomba racik sanger, salah satu dari banyak gelaran acara di Aceh Coffee and Food Festival

(ACFF) yang diselenggarakan di Taman Sari Banda Aceh pada November 2012. Menurutnya, Aceh memiliki potensi bisnis kuliner yang besar. Karena, selain kopi kita juga memiliki aneka masakan khas dan kue-kue tradisional yang unik. Sayang bila tidak dikembangkan dan dikemas dengan baik.

Pria kocak yang aslinya bernama Ibnu Syahdan ini mulai dikenal saat membawakan acara kuliner di salah satu televisi swasta nasional. Selain menjadi host, lajang asal Aceh ini sekaligus menjadi cheff pada demo masak sie kameng.

Festival yang diselenggarakan mulai 31 Oktober sampai 4 November ini adalah rangkaian penutupan acara Visit Banda Aceh 2011, yang telah digelar selama 2 tahun juga menjadi starting point menuju Visit Aceh 2013. Stand di isi oleh 40 pengusaha muda di Aceh, yang terdiri dari produsen kopi, pengusaha warung kopi dan makanan.

“Acara seperti ini harus sering-sering diadakan dan menjadi agenda tahunan pemerintah aceh, selain dapat menjadi ajang promosi bagi pengusaha kopi, juga dapat menjadi sarana hiburan yang di gemari cuma harga makanannya jangan mahal-mahal ya,” sahut Nurul, peserta dari stand La Regno Coffee.

Hujan yang sering mengguyur Banda Aceh selama ACFF berlangsung tidak menyurutkan minat masyarakat untuk datang ke Taman Sari, tidak kurang dari dua ribu orang datang ke festival ini setiap harinya.

”Kita mau mengenalkan kopi dan kuliner Aceh ke masyarakat

Aceh, Indonesia dan Internasional. Pengunjung yang datang tidak hanya dapat mencicipi kopi dan makanan yang disajikan namun juga mendapat pengetahuan baru tentang dunia perkopian, dari yang selama ini yang tau hanya minum-minum saja. Gayo cuppers team yang kita hadirkan dapat mengedukasi pengunjung untuk membedakan dan menentukan cita rasa dan kualitas kopi. Selain itu pengunjung juga dapat belajar membuat makanan tradisional Aceh. Yang paling penting mengubah citra Aceh di mata wisatawan yang selama ini terkenal sebagai daerah bekas konflik dan bencana, menjadi tujuan utama wisata dan menunjukkan aceh punya kopi berkualitas dunia,” jelas Kemal, panitia humas ACFF 2012.

Perbedaan mendasar dari festival tahun 2012 ini dengan tahun sebelumnya adalah kehadiran Lembaga penguji rasa kopi. “Saya bangga bisa hadir disini bisa mempublish gayo cuppers team sebagai lembaga satu-satunya lembaga penguji cita rasa kopi di Aceh. Bahkan bukan cuma di Aceh dan Indonesia, tapi juga satu-satunya di dunia lembaga cupper yang bersifat kedaerahan. Disini saya juga ingin mempromosikan bahwa Aceh memiliki kopi yang berkualitas –kopi Gayo specialty berada pada rentang nilai 80-85- namun karena minim sosialisasi banyak masyarakat yang belum menikmatinya.”

Mahdi Usati, Ketua Gayo Cuppers team menjelaskan kepada AER. “Saya juga berharap ada agenda tambahan seperti kontes kopi Aceh untuk memotivasi produsen kopi di Aceh agar berkreasi lebih baik, dan dilengkapi dengan travel. Jadi setelah acara ini diselenggaralan, wisata agro ke tempat produsen kopi, dari penanaman, gimana prosesnya hingga hadir dalam segelas kopi,” pungkasnya. [hdr]

Benu buloe, saat menjadi juri lomba racik sanger.

Pengunjung berpose di pintu gerbang

Kopi luwak gayo Komo's Coffee menarik perhatian bule.

Page 42: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

42 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Nanggroe

Kiat Berkebun di Lahan GambutAkhir-akhir ini, seiring

dengan kondusifnya keamanan di Aceh, masyarakat kembali melirik sektor perkebunan.

Terutama di Aceh Barat. Ramai-ramai orang dari berbagai profesi terjun berinvestasi. Baik itu dari PNS, pedagang, maupun kontraktor. Namun, karena lahan terbatas dan mahal, banyak yang melirik lahan gambut sebagai alternatif yang menggiurkan.

Penanaman tanaman tahunan di lahan gambut biasananya dipilih karena dua hal. Pertama, karena nilai ekonomisnya lebih tinggi, selain lahannya murah, juga dapat ditanami tanaman keras yang mudah perawatannya. Tanaman keras diminati petani sebagai tabungan di hari tua

karena mudah perawatannya. Petani menyadari tenaga kerjanya akan menurun dan tidak akan mampu jika terus–menerus mengusahakan tanaman semusim. Kedua, resiko kegagalan relatif kecil dibandingkan dengan tanaman semusim.

Namun, petani perlu ekstra hati-hati dalam memilih jenis dan varitas tanaman tahunan. Karena, kalau salah pilih akan rugi waktu, tenaga kerja dan biaya yang sangat banyak. Bisa dibayangkan jika kekeliruan itu baru disadari setelah empat hingga lima tahun masa perawatan. Oleh karena itu, selain faktor ekonomis, pemilihan jenis tanaman juga harus didasarkan atas pertimbangan teknis.

Beberapa faktor teknis yang harus dipertimbangkan antara lain menyangkut kesesuaian lahan, ketersediaan bibit yang berkualitas dan kemudahan pemeliharaan. Ketersedian bibit dan kemudahan dalam

pemeliharaan perlu dipertimbangkan terutama bagi petani yang kemampuan ekonomi dan lahannya yang terbatas. Sedangkan bagi perusahaan besar biasanya tidak mengalami kendala dalam mengatasi kedua masalah tersebut.

“Kesesuaian lahan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi,” ujar Marzuki, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat.

“Apabila suatu jenis tanaman yang sudah diperkirakan tidak sesuai dengan kondisi lingkungan, lebih baik tidak di coba untuk ditanam dalam skala yang luas. Untuk lebih aman, pilihlah tanaman yang sudah beradaptasi dengan baik pada tipologi lahan yang ada. Selain tanaman tumbuh dan berproduksi baik di kawasan sekitarnya atau tumbuh baik pada habitat asli di kawasan tersebut,” jelas Marzuki lebih jauh.

Secara garis besar, Marzuki merinci hal-hal berikut untuk menjadi pedoman dalam agrousaha:

Kegiatan Pembibitan Bibit Tanaman Perkebunan oleh Masyarakat Blang Berandang untuk di tanam di areal mereka.

Page 43: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

43ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

Nanggroe

1. Tanaman yang dibudidayakan secara intensif seperti tanaman perkebunan (kelapa sawit, karet, cacao/cokelat, kopi) dan buah-buahan, hanya di budidayakan pada lahan dengan ketebalan gambut kurang dari 2,5 m.

2. Tanaman kehutanan yang telah terbukti beradaptasi baik dengan lingkungan setempat, dapat dibudidayakan pada lahan gambut dengan ketebalan kurang dari 3 m. Tanaman seperti ini biasanya tahan keasaman tinggi dan memiliki akar yang mampu mencengkeram tanah sehingga tidak mudah goyah. Tanda-tanda yang dapat dilihat, antara lain tumbuh baik di hutan gambut atau sudah banyak dibudidayakan oleh penduduk dan berhasil dengan baik.

Pertimbangan teknis lainnya adalah ketersedian bibit. Jika bibit yang berkualitas baik sulit diperoleh, lebih baik tidak mengusahakan tanaman tersebut. “Bibit yang berkualitas baik merupakan syarat mutlak bagi budidaya tanaman tahunan yang akan di budidayakan secara intensif. Kualitas bibit akan menentukan pengembalian investasi dan keberlanjutan usaha untuk puluhan tahun ke depan,” ujar ayah 4 anak ini tegas.

Selain itu, kemudahan pemeliharaan menjadi pertimbangan penting lainnya bagi petani. Pemeliharaan yang rumit

dan tidak dikuasainya teknologi oleh petani sering menjadi penyebab kegagalan. Namun upaya peningkatan keterampilan dapat dilakukan bila faktor-faktor lainnya mendukung.

Lebih jauh Marzuki menjelaskan bahwa faktor ekonomi yang menekankan pada tiga hal yakni besarnya modal, kemudahan pemasaran, dan keuntungan, juga penting untuk diperhatikan. Besarnya modal biasanya menjadi pertimbangan bagi petani kecil yang modalnya terbatas. Tetapi, jika pertimbangan ekonomi lainnya mendukung, maka faktor modal dapat diatasi melalui pemberian bantuan atau menggunakan pola kemitraan dengan sisitem bapak angkat atau bagi hasil.

Selain itu, kemudahan pemasaran juga menjadi faktor penentu keberlanjutan usaha petani. Beberapa komoditas memerlukan kiat dan teknis pemasaran yang cepat sehingga aksesibilitas menuju pabrik pengolahan atau pusat pertumbuhan ekonomi menjadi mutlak diperlukan.

“Sebagai contoh, tandan buah segar (TBS) Kelapa sawit harus segera diolah dalam jangka waktu kurang dari 1 minggu. Lebih dari satu minggu maka buah akan busuk sehingga rendemennya akan menjadi berkurang. Oleh sebab itu kelapa sawit hanya dapat di budidayakan pada lokasi yang relatif dekat dengan pabrik pengolahan Kelapa Sawit atau sudah terbukti ada pedagang pengumpul yang datang kelokasi untuk memebeli tandan buah segar,” jelasnya lebih lanjut.

Dalam konteks ekonomi, peluang investasi diukur dari berbagai aspek. Salah satunya adalah aspek keuangan yang dihitung dengan melihat nilai bersih hasil investasi dalam puluhan tahun ke depan yang disebut dengan Net Present Value (NPV). Secara sederhana, metode ini menghitung tingkat penghasilan selama puluhan tahun umur investasi dikurang biaya perasional dan biaya modal yang sudah disesuaikan dengan inflasi. Apabila NPV positif, berarti investasi dapat dilanjutkan. Anda berani mencoba? [Chairumansyah]

Pak Syarifudin, 48 thn Tokoh masyarakat Blang Berandang yang mengelola areal Gambut untuk dijadikan lahan perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi.

Kegiatan Pembibitan Bibit Tanaman Perkebunan oleh Masyarakat Blang Berandang untuk di tanam di areal mereka.

Page 44: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

44 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

Nasional

Launching

“Serambi Mekkah Kaya Budayanya, Indah Alamnya”

Wakil Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif ( Wa m e n p a r e k r a f ) Dr.Sapta Niwandar bersama Gubernur

Aceh Zaini Abdullah serta para Bupati dan walikota seaceh me-launching Visit Aceh 2013 dengan slogan “Aceh Fantastic Destination” di balairung.

Tujuan dilaksanakan launching adalah untuk menyebarluaskan informasi bahwa kepariwisataan aceh telah siap untuk menerima kunjungan wisatawan, baik dari mancanegara maupun domestik.

Wamenparekraf menyatakan “Aceh memiliki potensi kepariwisataan untuk dikembangkan sebagai lokomotif pembangunan perekonomian yang dinilai amat menjanjikan di era berakhirnya kejayaan tambang minyak dan gas.”

Sebagai kota serambi mekkah menurut Gubernur Aceh bahwa potensi lain yg ditawarkan aceh kepada wisatawan dunia adalah keanekaragaman biota laut serta eksotisme hutan tropis aceh sebagai paru-paru dunia. “Aceh memiliki wisata alam, budaya, dan wisata minat khusus yang cukup banyak. Bahkan, ada wisata tsunami dan wisata gerilya. Wisatawan pun dapat menikmati sensasi aneka kuliner Aceh,” imbuh Zaini. Di samping juga keagungan syariah islam yang menjadikannya salah satu destinasi religi terbesar di asia tenggara.

Untuk mengisi tahun kunjungan

wisatwan aceh akan menggelar berbagai kegiatan (major event) diantaranya : International Diving Festival dengan mengambil spot di sabang, International Rafting Festival di Sungai Alas Aceh Tenggara, tour de aceh bycicle yang menempuh jalur Banda Aceh - Calang, dan International Surfing Festival di pulau simeulue. Dan event tahunan untuk segmen religi adalah seminar Tauhid Tasawuf International di bumi tasawuf Aceh Selatan,

Untuk kabupaten Aceh Tengah yang dikenal dengan dataran tinggi gayo, telah mempersiapkan rangkaian multi event seperti festival danau laut

tawar, pacuan kuda tradisional, gebyar seni budaya gayo, dan minum kopi masal.

Sebagai tonggak awal Tahun Kunjungan Aceh 2013 wisatawan yang datang ke aceh pada tangggal 1 januari 2013 yang melalui bandara international Sultan Iskandar Muda akan di fasilitasi dengan kendaraan jemputan gratis dari bandara ke kota banda aceh selama satu minggu dan khusus hari pertama kedatangan dapat menikmati city tour free mengelilingi objek wisata di Kota Banda Aceh dari Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Page 45: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

45ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

International

Negara apa yang paling makmur di dunia? Kebanyakan orang akan menduga Amerika Serikat, atau negara-

negara Eropa seperti Inggris, Perancis, Jerman, Italia, atau negara matahari terbit, Jepang. Tidak salah memang. Namun, banyak orang yang tertegun ketika mengetahui negara-negara kecil seperti Irlandia, Selandia Baru, dan bahkan Norwegia sebagai negara paling makmur berdasarkan survey PBB. Berikut profil tujuh negara paling makmur di dunia tahun ini.

Rangking 7. IrlandiaNilai: 0,908

Republik Irlandia memiliki populasi relatif kecil 4,5 juta, adalah negara demokrasi parlementer, dan ibu kotanya Dublin. Irlandia memiliki tingkat melek huruf sangat tinggi dari 99% dan standar pendidikan tinggi, serta harapan hidup 78,9 tahun. Irlandia juga memiliki infrastruktur seimbang, dengan PDB US$ 203,9 milyar dan tingkat PDB per kapita sebesar US$ 45.497.

Negara ini menduduki peringkat ke 7 untuk kebebasan pers, kebebasan ekonomi, dan kebebasan politik publik. Irlandia dalam proses pertumbuhan ekonomi yang cepat saat resesi global dimulai pada tahun 2008.

Irlandia berhasil mengubah PDB

NegaraPalingMakmurdiDunia

negatif dan akumulasi hutang yang besar, menjadi positif. Sebelumnya, Irlandia dinilai sebagai salah satu dari lima negara Eropa "PIIGS" (Portugal, Irlandia, Italia, Yunani, dan Spanyol) yang kehilangan dua poin pada Skala Indeks Pengembangan Manusia. Namun, Perdana Menteri (Taoiseach) Enda Kenney bekerja sama dengan para pemimpin Uni Eropa (Perancis dan Jerman) untuk meringankan masalah ini dan terus membawa Irlandia melaju dengan pesat.

Ranking 6. KanadaNilai: 0,908 Kanada, secara geografis, negara terbesar kedua di samping Rusia dan berbagi perbatasan internasional terpanjang di dunia dengan Amerika Serikat. Kanada diatur oleh negara

demokrasi parlementer dan sebuah monarki konstitusional yang terkait langsung dengan Inggris, menjadi salah satu dari sedikit negara dengan dua lagu kebangsaan ("O Kanada," lagu kebangsaan, dan "God Save the Queen," Royal Anthem) dengan Ratu Elizabeth II sebagai Kepala Negara.

Negara ini sangat ekonomis dengan GDP sebesar US$1,76 trilyun dan GDP per kapita sebesar US$51.147. Memiliki populasi cerdas dengan pendidikan tinggi dan tingkat melek huruf, dan sebagian besar penduduknya menguasai bilingual atau bahkan trilingual (Inggris dan Perancis merupakan bahasa resmi, kadang Spanyol).

Kanada dikenal karena sistem perawatan kesehatan gratis (harapan hidup 80,7) dan pajak minimal untuk 34,7 juta jiwa.

6

7

Page 46: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

46 | ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI EDISI OKTOBER - DESEMBER 2012 |

International

Dan tentu saja, kanada menjadi tujuan wisata yang besar, karena Anda dapat mengunjungi air terjun terkenal di dunia Niagara, atau Ibu Kota Ottawa, atau mungkin bahkan bangunan bersejarah di kota yang sebagian besar bernuansa Perancis di Quebec.

5. Selandia BaruNilai: 0,908

Selandia Baru adalah kelompok kecil dan relatif terpencil di sebuah pulau dan salah satu pulau terakhir yang ditemukan dan didiami oleh manusia. Karena itu, Selandia baru berisi pemandangan yang indah dan kehidupan hewan dan keanekaragaman hayati yang menarik kawanan wisatawan setiap tahunnya.

Selandia Baru adalah parlemen monarki konstitusional yang juga mengakui Ratu Elizabeth II sebagai

Kepala Negara dan lagu kebangsaan mereka, sementara John Key adalah Perdana Menteri.

Selandia Baru memiliki salah satu standard hidup tertinggi dan peringkat kebahagiaan di dunia, dan cenderung menjadi pendukung kuat untuk perdamaian dan kelestarian lingkungan, melarang senjata nuklir dan melindungi satwa liar yang beragam.

PDBnya sebesar US$ 157,9 miliar dengan GDP per kapita sebesar US$ 35.374 untuk 4,3 juta penduduknya. Pendidikan, melek huruf, dan standar kesehatan semua sangat tinggi dengan harapan hidup 80,2 tahun .

Tentu saja, Selandia Baru adalah hot spot untuk wisatawan yang mencari topografi yang indah dan keanekaragaman hayati. Saat anda berada di sana, anda dapat mampir ke kota indah Wellington (foto).

4. Amerika SerikatNilai: 0,910

Amerika Serikat lahir tahun 1776, mengalahkan Inggris dalam Revolusi Amerika (dengan banyak bantuan dari Perancis) dan menyatakan kemerdekaannya. Dan sekarang, setelah mengeluarkan penduduk asli Amerika, mengalami Perang Saudara, berurusan dengan Depresi Besar, dan terlibat dalam dua Perang Dunia, AS telah muncul sebagai negara yang paling kuat di dunia, dengan GDP sebesar US$ 15 triliun (yang terbesar di dunia) dan PDB per kapita sebesar US$ 48.147. AS adalah raksasa manufaktur dan importir dan eksportir barang dan mitra perdagangan dengan hampir semua negara besar.

AS kehilangan point karena terdapat tingkat kemiskinan 15% dari populasi hampir 315 juta jiwa. Rata-rata pengangguran sebesar 9% dan bahkan di beberapa negara bagian sampai 14%. Kritikus internasional berpendapat bahwa standar pendidikan Amerika mulai tertinggal. Meski harapan hidup relatif tinggi sebesar 79 tahun, namun tingkat obesitas meroket, sampai dengan 33% orang dewasa menderita obesitas, dan tingkat yang sama untuk anak-anak. Amerika juga memiliki utang besar dan menyeret negara-negara lain mengalami penurunan perdagangan yang disebabkan oleh resesi global.

3. BelandaNilai: 0,910

Juga dikenal sebagai United Netherlands atau Holland. Belanda adalah monarki konstitusional,

2

5

Page 47: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8

47ACEH ECONOMIC REVIEW | EDISI OKTOBER - DESEMBER |

sekaligus juga menjadi demokrasi perwakilan.

Belanda memiliki standar pendidikan dan melek huruf sangat tinggi, memiliki angka kemiskinan dan tingkat pengangguran rendah, dipimpin oleh Perdana Menteri Mark Ruttea. Sepanjang sejarahnya, Belanda adalah salah satu pendiri utama dari Uni Eropa, NATO, OECD dan WTO yang disebut "World's legal capital" tuan rumah bagi lima sistem pengadilan internasional. PDBnya sebesar US$ 832,2 trilyun dan PDB per kapita US$ 49.950. Pada bulan Mei tahun 2011, tercatat 16,7 juta orang Belanda menempati peringkat paling bahagia di dunia, dengan ekonomi yang stabil, pemerintah yang jujur, pajak rendah, serta kota-kota yang indah seperti ibukota Amsterdam, dan harapan hidup sehat 79,8 tahun.

2. AustraliaNilai: 0.929

Secara resmi disebut Persemak-muran Australia (Common wealth of Australia). Benua ini termasuk dalam 13 ekonomi terbesar dunia, dengan GDP sebesar US$ 919 milyar dan PDB per kapita tertinggi ke-5 sebesar US$ 40.836.

Australia adalah negara monarki konstitusional federal dan parlementer dengan beberapa peringkat tertinggi di dunia dalam kategori kualitas hidup , kesehatan, pendidikan (hampir 100% melek huruf dan persentase yang sangat tinggi dari lulusan kuliah), kebebasan ekonomi, dan akhirnya kebebasan sipil dan perlindungan hak asasi manusia.

Dengan penduduk 22,7 juta jiwa, Australia berjuang untuk pemerintahan yang stabil, kesejahteraan warga, perdamaian, dan keberlanjutan dalam perlindungan satwa liar dan keanekaragaman hayati, serta harapan hidup sebesar 81,2 tahun.

Tentu saja, Australia adalah tempat yang fantastis untuk dikunjungi untuk berpetualang melihat satwa liar pedesaan dan kota-kota indah seperti Sydney (foto).

1. NorwegiaNilai: 0,943

Negara peringkat 1 paling sejahtera di dunia adalah Norwegia, atau Kerajaan Norwegia. Negara ini memiliki penduduk hampir 5 juta jiwa. Merupakan negara monarki konstitusional parlementer dengan standar pendidikan sangat tinggi, tingkat kemiskinan dan pengangguran

International

sangat rendah, serta harapan hidup 80,2 tahun.

Norwegia adalah anggota pendiri penting NATO namun menolak bergabung dengan Uni Eropa, tetapi terus memiliki hubungan baik dengan negara-negara Eropa. Norwegia juga merupakan anggota pendiri dan sekarang donatur besar untuk PBB serta membantu Dewan Eropa, merupakan anggota aktif dari WTO dan OECD.

Norwegia memiliki salah satu cadangan terbesar minyak bumi, gas alam, mineral, kayu, makanan laut, air tawar, dan tenaga air, juga merupakan eksportir utama minyak. Norwegia diakui secara internasional untuk perawatan kesehatan universal, sistem pendidikan maju, dan sistem keamanan sosial terkemuka. Untuk semua alasan ini, Kerajaan Norwegia menempati urutan nomor satu di Indeks Pengembangan Kualitas Manusia menurut PBB. [Dinar Anhar/AER]

1

34

Page 48: Majalah Aceh Economic Review (AER) Edisi 8