Upload
rudy-gunawan
View
258
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Liputan Utama: Nick Vujinic Motivator tanpa Lengan dan Kaki
Citation preview
diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Motivator tanpa Lengan dan Kaki
S E T A R A D A L A M K E B E R A G A M A Ndi!a
Kamila Andini & Michael: “Tu-han Itu Ajaib,” h.06
Media Dunia Disabilitas
PerpustakaanRamah Disabilitas h.27
PendidikanInklusi dalamRealitas h.32
BONUS:Audio CD
Nick Vujinic
No. 14 -‐ Februari 2012 Rp 21.500,-‐
dummy diffa_14 baru.indd 1 1/21/12 12:27 AM
dummy diffa_14 baru.indd 2 1/21/12 12:27 AM
mata hati
03diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Rumah Besar
Penyandang
DisabilitasDid
i Pur
nom
o
di!aS E T A R A D A L A M K E B E R A G A M A N
Pemimpin Perusahaan/Pemimpin RedaksiFX Rudy Gunawan
General ManagerJonna Damanik
Redaktur EksekutifNestor Rico Tambunan
KonsultanYunanto Ali, HandoyoSinta Nuriah WahidMohamad Sobary, Jefri Fernando
RedakturIrwan Dwi KustantoAria IndrawatiMila K. KamilPurnama Ningsih
KontributorAndhika Puspita Dewi (Semarang)Fadjar Sodiq (Bandung)Jerry Omona (Papua)Muhlis Suhaeri (Pontianak)Yovinus Guntur (Surabaya)Bambang Prasetyo (Bandung)
Redaktur BahasaArwani
Redaktur KreatifEmilia Susiati
Fotografer Adrian Mulja
IlustratorDidi Purnomo
PemasaranSigit D. Pratama
AdministrasiEka Rosdiana
Distribusi dan SirkulasiJonna DamanikBerliaman HalohoPT Trubus Media SwadayaJl Gunung Sahari III/7Jakarta Pusat 10610
PenerbitPT Diffa Swara MediaYayasan Mitra Netra
PercetakanPT Penebar Swadaya
Alamat RedaksiJl. Salemba Tengah No. 39 BB Lt. 2 Jakarta Pusat 12430
Telepon 62 21 44278887Faxs 62 21 3928562e-mail: [email protected]
DALAM sebuah pertemuan di Yogyakarta dengan sejumlah orang yang
peduli pada masa depan yang lebih baik bagi Indonesia, tercetus ide dari
salah seorang peserta untuk turut memikirkan nasib komunitas penyan-
dang disabilitas sebagai bagian dari masyarakat. Mereka selama ini jarang
terpikirkan dalam kegiatan-kegiatan semacam itu. Berbagai persoalan
sosial, ekonomi, politik yang melanda bangsa kita sepertinya menyita seluruh perhatian
dan energi berbagai kelompok dan individu yang peduli pada nasib bangsa. Tentu, kondisi
ini bukan karena kesengajaan, melainkan lebih karena persoalan komunitas penyandang
disabilitas di negara kita memang telah terpinggirkan demikian jauh selama berpuluh
atau mungkin beratus tahun. Komunitas penyandang disabilitas seakan terlempar dari
lingkara n kehidupan yang dibatasi tembok pemisah normal dan tidak normal.
Penyandang disabilitas tak bisa masuk ke dalam rumah besar sebuah peradaban
masyarakat karena rumah itu sudah terpagari oleh pemahaman yang salah tentang makna
normal dan tidak normal. Penyandang disabilitas dianggap tidak normal dalam konstruksi
sosial-budaya banyak masyarakat di berbagai belahan dunia. Pemahaman ini yang kemu-
dian secara luar biasa menyingkirkan penyandang disabilitas dari arus utama kehidupan
masyarakat. Ukuran kenormalan yang dipakai umumnya berdasarkan keutuhan kondisi
kemanusiaan yang seharusnya menjadi alat ukur utama kenormalan seseorang akhirnya
terbengkalai. Teronggok hingga berkarat di gudang pengap dan gelap rumah besar peradab-
an itu.
Rumah peradaban akhirnya justru membunuh kemanusiaan sebagai jantung per-
Rumah di mana para penyandang disabilitas mendapat tempat sebagai sesama manusia
tidak serta merta mengakibatkan turunnya harkat dan martabat. Kebaikan hati yang tulus
masyarakat tak juga membuka pintu rumah peradaban mereka bagi para penyandang di-
sabilitas. Padahal, jika rumah peradaban itu juga menjadi rumah besar penyandang disabili-
tas, banyak hal bisa menjadi lebih baik.
-
kembali jika kita menjadikan rumah peradaban kita sebagai rumah besar penyandang
disabilitas. Kita tak pernah tahu betapa sebenarnya telah begitu lama kita kehilangan hati
-
mun kita tetap bisa menghidupkan nati nurani meski kita sudah membunuhnya ratusan
besar penyandang disabilitas.
FX Rudy Gunawan
diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Motivator tanpa Lengan dan Kaki
S E T A R A D A L A M K E B E R A G A M A Ndi!a
Kamila Andini & Michael: “Tu-han Itu Ajaib,” h.06
Media Dunia Disabilitas
PerpustakaanRamah Disabilitas h.27
PendidikanInklusi dalamRealitas h.32
BONUS:Audio CD
Nick Vujinic
No. 14 -‐ Februari 2012 Rp 21.500,-‐
dummy diffa_14 baru.indd 3 1/21/12 12:27 AM
sambung rasa
04 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Diffa untuk Indonesia
kepada saya tentang disabilitas dan membuat saya lebih mengerti tentang disabilitas walau-
kesempatan pertamakali bagi saya untuk beker-jasama dengan disabel secara langsung dan saya membuat event tersebut dengan harapan akan menjadikan galeri-galeri umum lain khusus-nya di Yogyakarta berpikir untuk menyediakan sarana yang aksesibel bagi disabilitas, semacam
-mui, bukan hanya di toko buku besar, tapi dapat ditemukan dimana-mana agar majalah yang
disabilitas ini semakin mudah dijangkau. Teri-makasih saya atas nama Metropolelightberry
tentu saja agar semakin banyak orang yang per-duli dengan disabilitas.
Theresia Agustina Sitompul
Did
i Pur
nom
o
dummy diffa_14 baru.indd 4 1/21/12 12:27 AM
daftar isi
05diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Langkah-langkah Mandiri Kalangan Disabilitas 09
Cahaya di Tengah Kegelapan
16Semangat Kesetaraan Disabilitas
dalam Seni 20
sosokMusikus Arranger Tunanetra 24
kolom mas bejo Kosong itu Isi, Terbatas itu Tak
Terbatas 30
persepsiPendidikan Inklusif dalam
Realitas 32
sudut pandangEkspresi Perjuangan dari
Paralympic 35
apresiasi 38jejak 39puisi 44konsultasi pendidikan 46bingkai bisnis 50bugar 54inklusif 56pindai 60bisikan angin 64biografi 66cermor 69pelangi 70
dummy diffa_14 baru.indd 5 1/21/12 12:27 AM
cerita sampul
06 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Tuhan Itu Ajaib
MICHAEL Antoni masih harus men-
jalani terapi saat dijemput untuk
Rekor Muri untuk pianis tunanetra
dan autis termuda dalam memainkan
-
jalani terapi sejak usia balita hingga kini usianya 9 tahun.
Tahap-tahap perkembangan diri Michael sebagai anak
dwituna (tunanetra dan autis) memang harus didampingi
terus oleh para terapis. Tapi dengan cara itu Tuhan justru
-
nia bakat istimewa sebagai pianis. Tuhan itu ajaib. Michael
Michael sudah akrab dengan piano sejak dalam kan-
dungan. Kakak perempuan Michael yang berbeda usia
ketika Michael dalam kandungan, sang ibu,
Mentalia Kurnia, harus terus menemani
latihan dan ujian piano Christin,
kakak Michael. Itulah perkenalan
dini Michael dengan piano. Den-
ting piano klasik sudah merasuk ke
dalam dirinya sejak ia masih janin.
Mi- chael yang kemudian
lahir sebagai bayi
tunanetra dan juga
autis, awalnya ten-
tu membuat shock
ayah, Kwok Kwong
Ting, dan sang ibu
mau tak mau harus
menerima kenyataan
itu. Tentu ini bukan
hal mudah bagi
orang tua mana pun.
Perlu perjuangan
dan proses panjang
Foto
: Sig
it D
Pra
tam
a
06 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 6 1/21/12 12:27 AM
07diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
untuk sampai pada tahap menerima kenyataan itu.
langsung meluncur menuju lokasi pemotretan. Kamila
Andini, sutradara muda perempuan yang tengah naik daun,
sudah menunggu. Ya, Michael bakal berpasangan dengan
an dulu, ya. Aku Mbak Dini,” sapa Dini ramah. Lalu tanpa
canggung Dini meraih tangan Michael dan menggeng-
dengan ramah meski wajahnya terlihat capek seusai terapi.
Mirror Never Lies, tersenyum senang
mendapat jawaban Michael. Film yang menjadi debut
pertama Dini itu telah mendapat banyak penghargaan di
Entah karena ketulusan hati Dini atau karena kepolosan
jiwa Michael, keduanya langsung akrab. Michael bahkan
terlihat langsung mau bermanja-manja pada Dini. Anak
yang sehari-hari selalu disibukkan belajar piano, terapi, dan
melihat cantiknya Dini lewat mata hatinya sehingga jadi
ingin segera memasuki masa puber.
ini, memang anak yang tak menyusahkan orang tuanya.
Ia bisa diajak bicara dan diberi pengertian untuk keingin-
an-keinginan yang tak diizinkan orang tuanya. Meski
kadang ia juga protes dengan bersikap diam membisu. Tapi
sekarang masih susah adalah membuat Michael bicara jika
ia ingin makan, pipis, atau buang air besar,” tutur ibunya.
Jadi, kalau tidak ditanya, Michael bisa tahan seharian tidak
makan, tidak pipis, dan tidak buang air besar. Itulah sebab-
nya kedua orang tua Michael tidak boleh lupa bertanya tiga
hal penting itu. Jika terlupa, jelas Michael bisa sakit perut,
baik karena lapar maupun karena menahan lapar. Atau bisa
juga esoknya harus menjemur kasur jika lupa menanyakan
sudah pipis atau belum.
dalam acara Indonesia Pusaka Competition untuk bermain
piano solo di depan Presiden Yudhoyono pada Desember
-
ra dan para pemenang serta peserta lainnya diundang oleh
Presiden. Di acara itulah Michael unjuk kebolehan se bagai
pianis tunanetra dan autis berusia 9 tahun tapi dengan
keajaiban Tuhan,” tutur sang ibu penuh rasa syukur. Me-
nondisabilitas saja sangat susah, tapi jemari Michael bisa
menyatu dengan sonata itu meski tak bisa melihat seperti
apa bentuk tuts piano. Itulah keajaiban nyata yang siang itu
juga merasakan hal itu. Keajaiban itu juga dirasakan Kamila
Andini siang itu.
Frg
dummy diffa_14 baru.indd 7 1/21/12 12:28 AM
piranti
MAGNETIC double easel merupakan
alat melukis yang dilengkapi dengan
tempat krayon, dudukan yang praktis
berpola dua kuda-kuda sangat mudah
digunakan bagi anak penyandang
tidak membuat berantakan.
Menurut Ketua Yayasan Autisma Indonesia dr Melly
halusnya jelek sekali,” katanya. Melukis dapat menyentuh
di atas kanvas. Kesulitan berinteraksi dan berkomunikasi
dengan dunia luar juga bisa disalurkan lewat karya ini.
menunjukkan dukungannya terhadap anak. Ditambah juga
bisa memupuk kepercayaan diri anak lewat hasil gore-
san tangannya. Di sekitar kita, kata Melly, sesungguhnya
survei resmi yang menunjukkan prevalensinya.
Aryani menyebutkan, lewat sebuah studi baru-baru ini, tim
ladelphia mengungkapkan, otak pada anak autis bereaksi
lebih lamban terhadap suara dibanding anak normal. Timo-
thy Roberts, yang memimpin penelitian, menyebut kan
temuan ini mendukung bukti teori besar bahwa autisme
merupakan gangguan pada koneksivitas pada otak.
Alat melukis bagi autis Magnetic Double Easel ini meru-
pakan salah satu dari kategori 10 Toys That Speak to Autism
versi jenis mainan Toys R Us.
Asrini Mahdia
Alat Lukis Anak Autis: Magnetic Double Easel
08 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 8 1/21/12 12:28 AM
retina
09diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Langkah-langkah Mandiri Kalangan
Disabilitas
Kita harus jujur, di negeri kita yang berdasar
Pancasila ini upaya-‐upaya pertolongan dan kemajuan
yang dicapai kalangan disabilitas lebih banyak dilakukan lembaga atau
organisasi swasta. Peran-‐peran lembaga atau
organisasi non-‐pemerintah ini lebih sering lebih
“bunyi” dan bermanfaat secara nyata. Fo
to: S
igit
D P
rata
ma
09diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 9 1/21/12 12:28 AM
10 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Foto
: Adr
ian
Mul
ya
Dok
Fot
o: S
IGA
P
dummy diffa_14 baru.indd 10 1/21/12 12:28 AM
11diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
PENANGANAN dan pelayanan untuk penyandang disabilitas di
Indonesia tidak hanya dilakukan lembaga atau organisasi resmi
seperti PPCI (Persatuan Penyandang Cacat Indonesia) dan ber bagai
organisasi cabangnya, misalnya Pertuni (Persatuan Tunanetra
Indonesia). Tapi juga oleh lembaga-lembaga non-pemerintah seperti
tunarungu), dan banyak organisasi lain.
namun namun cukup berperan dalam pemberdayaan masyarakat disabilitas. Ini
sebagian dari mereka.
BILiC, Bandung Bandung Independent Living Center (BILiC) adalah lembaga swadaya yang
mengetahui dan memahami kebutuhannya. Berani mengungkapkan ide dan
keinginan dan mau melakukan ide tersebut. Dengan demikian mereka menjadi
percaya diri dan mandiri sesuai kondisi masing-masing.
Upaya penguatan penyandang disabilitas ini dilakukan dengan peer con-
selling atau peer support
supporter
visor. Baik relawan supporter, maupun supervisor harus melalui pelatihan yang
-
Foto
: Sig
it D
Pra
tam
a
dummy diffa_14 baru.indd 11 1/21/12 12:28 AM
12 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
sahabat untuk sahabat” ini, upaya
membangun kemandirian para pe-
karena ada kesamaan kondisi pendu-
kung dan yang didukung. Kondisi ini
juga membuat keluarga penyandang
disabilitas lebih terbuka dan percaya.
mendapat kesempatan belajar tentang
kembali, Cucu, yang penyandang
tunadaksa kaki, merintis gerakan Inde-
pendent Living bersama beberapa te-
man, antara lain Faisal Rusdi, seorang
penyandang celebral palsy yang
Faisal, yang kini menjadi suami-istri,
bergantian jadi Ketua BILiC, sebelum
menyangkut penyandang disabilitas
bersama organisasi lain bergerak di
bidang kecacatan, seperti PPCI, Per-
tuni, dan sebagainya. Karena itu, BILiC
tidak hanya dikenal luas di kawasan
Bandung atau Jawa Barat, tapi juga di
tingkat nasional, bahkan regional.
-
kan pelatihan peer counseling atau
peer support secara alamiah dan rutin
melaksanakan home peer support.
BILiC bermarkas di rumah tinggal Yati
sudah berapa banyak penyandang
disabilitas yang tercerahkan lewat ge-
rakan independent living BILiC ini.
Mimi Institute, Jakarta Mimi Institue didirikan Dra. V.L.
yang sudah lama banyak berkiprah di
dunia disabilitas. Mimi antara lain ikut
Ia juga pendiri dan ketua pertama
Penyandang tunanetra pemegang
gelar master dari UI dan Leeds Univer-
sity, Inggeris, ini memang memiliki
keinginan besar untuk menciptakan
orang menerima penyandang disa-
bilitas sebagai bagian dari keragaman
dalam masyarakat Indonesia. Untuk
itu pula ia mendirikan Mimi Institute,
Lewat lembaga yang bermarkas
Barat, Mimi membuat berbagai la-
yanan dan modul-modul dalam
rangka mainstreaming (pengarusuta-
-
nya kegiatan kita ada tiga, konsultasi,
yang sedang menempuh studi dok-
toral di Vrije Universiteit, Amsterdam,
Belanda ini.
Dalam kegiatan konsultasi,
Mimi Institute memberikan layanan
individu untuk keluarga yang memi-
liki anggota penyandang disabilitas,
baik karena bawaan maupun aki-
memberikan konseling kepada
orangtua yang punya anak cacat. Itu
anak diarahkan kemana. Atau yang
sudah dewasa, atau karena sakit atau
kecelakaan, bagaimana,” jelas Mimi.
Tujuannya, agar penyandang dis-
abilitas lebih percaya diri, bisa melihat
sisi lain dari hidup mereka dalam
juga membuat program personality
development buat remaja, anak-anak
muda. Ada pelatihan personality dan
terapi, lalu bagaimana mereka? Kita
bikin workshop, pelatihan-pelatihan.
Pendidikan life skills,” lanjut Mimi.
Menurut Mimi, penyandang di-
sabilitas harus di-empowring.”Mereka
Foto
: Faj
ar S
odiq
Foto
: Adr
ian
Mul
ya
dummy diffa_14 baru.indd 12 1/21/12 12:28 AM
13diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
“...melayani kebutu-‐
han pendidikan pe-‐
nyandang tuna netra
ganda bukanlah hal
yang tidak mung-‐
kin...”
harus berani, harus mau ngomong.
Kita tidak bisa meminta lingkungan
berubah, kalau orang cacatnya nggak
ngomong juga. Lewat program-pro-
gram training disability dan karier de-
velopment, mereka jadi bisa ngomong.
Tapi kalau mereka sudah ngomong,
masyarakat tetap tidak berubah, juga
susah. Karena itu kita bikin juga train-
ing untuk membangun awereness
masyarakat,” jelas Mimi.
Karena itu, Mimi Instute juga
modul-modul edukasi untuk sekolah
atau universitas, lembaga, kantor-
bertujuan meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap perbedaan
sebagai hal yang biasa untuk dihar-
gai. Untuk sekolah misalnya, me-
reka menyediakan pelatihan modul
anak-anak special need. Kita ajukan
edukasi, training-training, ada parent-
ing school,” jelas Mimi.
Dalam rangka membangun ke-
percayaan diri penyandang disabilitas
dan pengertian masyarakat ini, Mimi
Instute juga melakukan publikasi,
antara lain menerbitkan buku-buku.
melakukan program kegiatan dengan
tujuan yang sama. Contohnya, pem-
penyandang disabilitas. Pendirian
memperkenalkan dan mendekatkan
masyarakat untuk lebih mengenal du-
nia disabilitas. Juga sebagai eksprimen
pelajaran kepada para penyandang
disabilitas untuk memahami bagaima-
Mainstreaming itu harus
dilakukan terus menerus, tidak putus-
putus,” ujar Mimi. Dan ia yakin, semua
itu ada hasil.
Foto
: Adr
ian
Mul
ya
Foto
: Sig
it D
Pra
tam
a
13diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 13 1/21/12 12:28 AM
14 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
SIGAP, YogyaPenyandang disabilitas sering
dipandang sebelah mata. Karena itu,
aksesbilitas layanan publik, kesehatan
hingga jaminan sosial untuk me-
reka dari pemerintah sangat minim.
Untuk menjawab persoalan ini, tahun
bersama tiga teman;; Joni Yulianto,
-
-
-
atau pertemuan, kami urunan. Tahun
-
bangun kegiatan advokasi. Program
awalnya edukasi publik dan peman-
pelatihan kepada para penyandang
disabilitas untuk menjadi pemantau
jauh pelanggaran merugikan hak poli-
di bidang pendidikan. Dalam ren-
-
nung Kidul, dengan tujuan agar anak-
anak pada umumnya memiliki dan
-
kan advokasi menolak diskriminasi
mencabut persyaratan dalam ujian
masuk, yaitu ‘tidak mempunyai cacat
tubuh dan ketunaan lain yang dapat
menganggu proses belajar mengajar
pemerintah sering kalah langkah dan terkesan kurang mengerti disabilitas ketimbang
lembaga swasta ...
Foto
: Sig
it D
Pra
tam
a
dummy diffa_14 baru.indd 14 1/21/12 12:28 AM
15diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
halaman iklan
itu kami melakukan aksi protes dan
mengirim surat pengaduan ke Kom-
pada layanan publik halte bus trans
-
kan sosialisi hak disabilitas dengan
menerbitkan majalah dwi-bulanan
-
dan promosi hak disabilitas.
-
Antara Mimpi dan Kenyataan. Buku
ini berisi kisah para disabilitas, yang
menunjukkan para disabilitas bukan-
lah sosok buruk yang tidak memiliki
kemampuan. Tujuannya, memberi-
kan edukasi kepada masyarakat agar
merubah mindset-nya tentang kaum
dissabilitas.
Kegiatan lainnya adalah melaku-
kan training dan empowerment,
antara lain membuat kurikulum dan
modul untuk pelatihan di tingkat
an untuk pejabat publik sangat pent-
ing, mengingat mereka inilah para
eksekutor kebijakan daerah. Dengan
demikian diharapkaan para pejabat
publik mampu membuat kebijakan
delapan tahun, advokasi dan sosialiasi
memberi implikasi pada perubahan
kebijakan, akses layanan publik dan
berpengaruh pada kebijakan pe me ri-
n tah. Misalnya pada proses pemenu-
han layanan kesehatan dan sosial.
Dalam bidang pendidikan, sekolah
inklusi juga mulai tumbuh. Diharap-
kan seiring perkembangan, mindset
masyarakat makin bisa berubah,” ujar
Di bidang aksesbilitas pelayanan
sudah akes, mal juga sudah. Yang
melakukan program penelitian dan ri-
riset aksesbilitas, dan berbagai kegiatan
yang berkaitan, seperti memproduksi
disabilitas.
Dalam program pemberdayaan,
an di dusun-dusun, dan pendam-
pingan penyandang disabilitas korban
kekerasan dan diskriminasi. Di bidang
penyandang disabilitas mendapatkan
hak keseteraan dalam mengenyam
pendidikan. Dalam pemberdayaan
pelatihan- pelatihan kewirausahaan
untuk meningkatkan tingkat ekonomi
para penyandang disabilitas. Lang-
kah-langkah yang sangat realis dan
Pelajaran untuk Pemerintah Masih banyak gerakan lembaga
atau organisasi lain dalam bidang
pemberdayaan disabilitas atau penya-
daran masyarakat, di berbagai jenis
tunadaksa, tunarungu, tunarungu,
hingga autis.
pembinaan dan pengembangan olah-
ini hasil gagasan Ibu Aryanto dari
Asih Budi dengan ahli dari Fakultas
memberikan kepercayaan diri, belajar
disiplin dan sehat melalui olahraga.
Tapi kemudian berkembang de ngan
pesat. Prestasinya mendapat pen-
gakuan, baik di tingkat nasional,
regional, maupun internasional.
-
penyandang tunagrahita, sejak yang
terakhir di Athena, Yunani, Juni lalu,
dan selalu berprestasi bagus. Dalam
nisasi yang independen, meskipun
mendapat bantuan dari Kemenpora.
Contoh lain adalah United Cere-
menyalurkan kursi roda gratis kepada
para penyandang disabilitas di seluruh
Indonesia. Lembaga yang dipimpin
tunadaksa kursi roda, master lulusan
gratis atas bantuan sponsor-sponsor
yang dicari sendiri.
Kita harus, jujur pemerintah justru
sering kalah langkah dari organisasi
atau lembaga kecil yang mandiri ini.
Bukan hanya lebih lambat, bahkan
sering terkesan kurang mengerti kebu-
tuhan disabilitas, termasuk lembaga
pemerintah yang berkaitan, seperti
Pendidikan.
Kalaupun kalah gesit, sebenarnya
tidak apa, asal memiliki rasa tanggung
jawab. Pemerintah tinggal mengadop-
si gerakan atau layanan yang sudah
berjalan baik ini. Atau, program tetap
dijalankan lembaga swasta, pemerin-
tah mendukung dengan kebijakan dan
dana. Kita masih perlu belajar lebih
banyak.
* Nestor -‐ Fajar
dummy diffa_14 baru.indd 15 1/21/12 12:28 AM
empati
16 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Masyarakat dan Penyandang Disabilitas
Sama-sama Masih Perlu Didik
DRA.
penyandang disabilitas yang tak pernah henti berbuat.
ini mendirikan Mimi Institute, yang bergerak dibidang pengarusutamaan
(mainstreaming) disabilitas.
Apa lagi yang masih berkecamuk dalam benak dan ingin dilakukan kan-
didat doktor ini? Berikut petikan percakapan dengan diffa.
Visi Mimi Institute itu apa sebenarnya? Mainstreaming. Kegiatan edukasi sehingga masyarakat bisa mendapat-
jauh lebih ramah saat berinteraksi dengan orang-orang penyandang cacat.
untuk meningkatkan semangat juang dan kemandirian dalam membantu
diri mereka saat berinteraksi dengan masyarakat.
Kegiatannya apa saja?Kegiatan ada tiga, konsultasi, edukasi dan publikasi. Konsultasi itu kon-
seling untuk orangtua yang punya anak disabilitas, mau diarahkan kemana,
dan sebagainya. Atau mungkin sudah dewasa, karena sakit atau kecelakaan.
Mimi Mariani Lusli
Atau konsultasi ke sekolahan. Di sekolah-
sekolah kan ada anak-anak special need.
Kita ajukan edukasi, training-training, ter-
masuk untuk orangtua, parenting school.
Edukasi, ada workshop, pelatihan-
pelatihan. Pendidikan life skills. Ada
program personality development buat
remaja, anak-anak muda. Ada pelatihan
personality
mereka? Publikasi, antara lain bikin buku.
Karena buku tentang disabilitas itu sedikit.
Kenapa memilih itu?Karena saya tertarik dan suka de-
ngan perubahan perilaku. Bukan hanya
masyarakat, orang cacatnya juga harus
ngomong. Ulang dong, aku nggak ngerti.
Kalau ngomong sama aku, jangan ngang-
harus berani ngomong begitu. Kita tidak
bisa meminta lingkungan berubah, kalau
orang cacatnya nggak mau ngomong.
Lewat program-program training dan
karier development, atau paket-paket
training, mereka bisa ngomong. Tapi kalau
mereka sudah ngomong, masyarakat tetap
tidak berubah, juga susah. Karena itu kita
bikin juga training untuk membangun
awereness masyarakat.
Pemahaman masyarakat kita memang masih parah?
senang kunjungan ke panti, bawa-bawa
apa, ulang tahun bareng, bawa pakaian
layak pakai. Anak-anak dihibur, ditepuk-
tepuk, diberi sesuatu. Bawa alat mandi, alat
makan dan sebaginya. Tidak ada indi-
kasi yang
sudah berbuat sesuatu sesuatu. Tapi after
that
sumbangan, minta tolong, oh, saya sudah
pernah.
sebenarnya bagus. Mau bantu. Tapi main
dummy diffa_14 baru.indd 16 1/21/12 12:28 AM
17diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Foto
: Sig
it D
Pra
tam
a
dummy diffa_14 baru.indd 17 1/21/12 12:28 AM
18 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
pegang, main tarik, karena nggak
ngerti. Karena itu, bagaimana
caranya untuk mendidik ma-
syarakat itu. Mimi Institute bikin
modul-modul. Kita masuk ke
sekolah. Kita bilang, kami punya
modul. Modul ini sangat erat de-
ngan pendidikan nilai. Kita bisa
masuk ke pelajaran agama, atau
merasa penting. Tapi ada yang
menolak.
Kenapa masyarakat kita begitu?
Antara lain buku. Di buku-
buku luar negeri diajarkan, kalau
ketemu tunanetra, jangan terse-
nyum, sapalah dia. Bukunya ada.
Buku-buku bacaan kelas kecil.
akan tolong, kalau saya nggak
ngomong, please help me
mau jalan miring, dia akan hargai
saya. Begitu saya panik, anybody
can help me, orang akan datang.
Begitu juga kalau saya masak.
saya tidak minta tolong, dia tidak
akan bantu. Mau gosong kek, dia
nggak apa, nggak ngejek. Tapi be-
gitu kita ngomong, can you help
me. Dia akan bantu. Bantu habis.
Mendidik seperti itu kan sebenarnya tugas pemerintah. Kan ada Kementerian Pendidikan?
Ah, capek dah. Buku kita
sudah ada, tapi belum bagus.
muncul lagi. Kuliah, lebih luar
biasa. Di semua jurusan pasti ada
satu semester tentang disability.
Ekonomi, law
semua universitas. Kalau dia kuliah di
hukum, satu semester pasti ada Law
and Disability. Kalau kuliah ekonomi,
ada Economy and Disability. Dia
ambil manajemen, ada Management
and Disability. Begitu mereka keluar
dari universitas, mereka sudah tahu,
punya pengetahuan yang betul. Cang-
biasa. Butir-butir Pancasila itu bagus
perilaku.
Mimi Institute yakin dengan langkah seperti ini?
Pelan. Mimi Institute itu
baru dua tahun. Kita memasarkan
modul-modul. Ada modul untuk
kampus. Dulu ada modul untuk cus-
tomer care. Dengan belajar disabilitas,
customer care dia akan lebih baik.
saya mau memberi training. Ini ada
ada orang cacat. Tapi, pernah nggak
orang cacat nabung di sini? Ibu tahu
harus ngapain? Kita harus membuka
pemahaman.
Seharusnya kan undang-‐undang berperan dalam hal itu. Ada kewajiban.
Kalau training saya tanya, tahu
biarlah urusan PPCI. Kita main di
kelurahan, main di keluarga, karena
mereka tinggal di situ, bukan di
lingkungan pemerintah. Kita perlu
tetangga. Bagaimana tetangga bisa
simple. Teman-teman disabilitas
juga harus belajar supaya tidak perlu
minta. Tidak minta, tapi harus melaku-
kan perubahan.
Kenapa memilih membuat cafe?
kita lakukan untuk meneliti. Kita
coba buka ini bekerja sama de-
ngan pihak mal. Pihak mal cukup
berani menjawab ide ini. Kon-
sepnya, sekaligus tempat ekspreri-
men sistem teman-teman kerja.
Mereka harus mengerti, begini lho
kerja. Teman-teman belajar, ngerti
pekerjaan sesuai dengan ker-
janya. Teman-teman juga harus
belajar itu. Kalau dia mau kerja,
dia mau menerima pekerjaan itu,
ada aturan. Bekerja itu kayak apa
sebenarnya. Kulturnya kayak
apa. Ada bos, ada anak buah. Ini
ekperimen untuk sesuatu konsep.
Masyarakat juga belajar
hidup gelap. Beginilah kehidu-
pan tunanetra. Ini harus mulai.
Mereka diajarkan, melihat itu
nggak mesti konsepnya mata.
Begitu mata nggak ada, bingung
kita. Padahal bisa mendengar,
bisa dengan tangan meraba. Jadi
konsepnya sederhana, bagaimana
membuat disabilitas itu dekat
dengan masyarakat.
Hasilnya bagaimana?Yang penting semua mendu-
kung. Minggu-minggu pertama
sekolah-sekolah dekat sini. Tapi
masih dilihat sebagai wahana
permainan. Publikasi kita nggak
sampai. Tapi ada keuntungan lain.
Beberapa kelompok seni tampil
lima minggu berturut-turut.
Mereka kurang kesempatan untuk
tampil. Kita beri kesempatan pada
mereka untuk mengisi panggung
dummy diffa_14 baru.indd 18 1/21/12 12:28 AM
di depan. Mereka berusaha tampil baik.
Impian ke masa depan?Visi saya jauh ke depan. Isu
mainstream itu kan kita harus buat
isu yang dekat dengan masyarakat.
Misalnya konseling, bikin konseling di
mal. Karena masyarakat agak sung-
kan bawa anak ke lembaga-lembaga,
mungkin sambil jalan-jalan di mal
mampir. Idealnya, ada satu tempat, ada
workshop.
Bisa rapat di sana. Ada publishing,
mimpi kali.
* Nestor
MIMI
sedang menempuh pendidikan doktoral di Vrije Universiteit, Amsterdam, Belanda.
Ia memilih topik disertasi tentang stigma, khususnya yang berkaitan dengan kusta, dengan
lokasi penelitian di Cirebon.
-
misalnya, juga pernah terlibat di Letisia, paduan suara penyandang disabilitas di
Dalam kegiatan panggung itu, sejumlah grup penyandang disabilitas berhasil
Foto
: Sig
it D
Pra
tam
a
19diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 19 1/21/12 12:28 AM
tapak
20 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
(DIS) Biennale Jogja XI
Semangat Kesetaraan Disabilitas dalam Seni
BIENNALE Jogja adalah
event senirupa dua tahunan
yang sudah berjalan sejak
seni yang cukup bergengsi
di Indoneisa. Event ini telah melahirkan
seniman-seniman yang kini namanya
kali ini, yaitu adanya paralel event yang
secara istimewa melibatkan penyandang
disabilitas.
art space raksasa membentang di tengah
Alun-alun Kidul kota Yogya, yang
terkenal dengan beringin kembar itu.
Art space yang terbuat dari bambu itu
dibuat Metropole-lightberry, sebuah
komunitas beranggotakan seniman-
seniman muda yang. Empat art space
unik ini khusus didirikan untuk mem-
berikan ruang bagi hasil karya seni
anak-anak penyandang disabilitas.
Ide brilian ini konon terlontar
begitu saja dari salah satu anggota
Metropolelightberry, yang ingin karya
anak-anak dengan disabilitas dapat
dipamerkan dan hadir dalam ruang
dummy diffa_14 baru.indd 20 1/21/12 12:28 AM
21diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
yang memiliki akses terhadap disabilitas. Ide itu kemudian diperjuangkan melalui
kita bisa membuat suatu yang megah, kenapa harus membuat sesuatu yang kecil
dan biasa-biasa?” ujar Eko, salah seorang anggota Metropolelightberry yang hadir
dalam pertemuan. Mereka berjuang meyakinkan, hingga akhirnya gagasan itu
disetujui.
Lewat Workshop-
man-seniman Yogyakarta untuk memberikan materi workshop senirupa kepada
anak-anak penyandang disabilitas. Metropolelightberry melaksanakan workshop
Yogyakarta.
teater, recycle
-
-
masing.
Pihak Metropole sebagai penyelenggara membagi-bagi peserta, sehingga
Foto
: Sig
it D
Pra
tam
a
dummy diffa_14 baru.indd 21 1/21/12 12:28 AM
22 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Foto
: Sig
it D
Pra
tam
a
dummy diffa_14 baru.indd 22 1/21/12 12:28 AM
23diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dalam satu bidang workshop terdapat
peserta dari bermacam ketunaan. Pem-
beri materi terlebih dahulu mendis-
kusikan dengan guru terkait mengenai
cara penyampaian materi yang bisa
diterima peserta dari berbagai ketu-
naan tersebut.
Penuh AntusiasmeBanyak kejadian yang tidak
terduga dari proses workshop. Pathub
mengajarkan menggambar dengan
menggunakan sikat gigi bekas, meng-
ungkapkan, mengajar penyandang
disabilitas membutuhkan perhatian
dan kesabaran. Tapi Pathub mengaku
sangat tersentuh dan haru melihat
antusiasme para peserta.
-
lompok thedeomixblood mengajarkan
membuat mainan dari menggunakan
tepung dan mainan bekas. Menurut
anggota thedeo yang memberikan
materi, mereka sangat terkejut dengan
penerimaan dan karya yang dibuat
murid-murid disable. Kelompok Teapot
Experience memberikan materi seni
seniman-seniman di atas, Tari dan Ayi
dari Teapot Experience juga mengaku
surprise melihat imajinasi yang tertu-
ang dalam karya anak-anak itu.
dan Andre Yandi memberikan materi
pembuatan skenario hingga praktek
langsung menggunakan media rekam.
-
seni tari.
Kesulitan komunikasi antara
pemberi materi dan peserta peserta
penyandang disabilitas pada akhirnya
menjadikan seni itu sendiri sebagai
bahasa universal dalam mengkomuni-
kasikan ide dan imajinasi. Itulah yang
pada akhirnya membuat seniman-
seniman pemberi materi merasakan
semangat yang besar.
Makna Pameran [DIS] -
lain, dengan penampilan karya tari
yang dibawakan teman-teman pe-
nyandang disabilitas yang sebelumnya
ikut workshop.
selama satu minggu, menarik perha-
tian banyak kalangan, termasuk pen-
cinta seni, budayawan dan masyarakat
umum. Mengharukan. Karya-karya
seni penyandang disabilitas, yang
dipentaskan di art space-art space
bambu di Alun-alun Kidul kota Yogya
itu bagai sebuah panggung yang ber-
contoh pengakuan bahwa kalangan
disabilitas memiliki kemampuan yang
dalam menciptakan karya seni.
-
dari Rep. Ceko. Itu seperti menunjuk-
kan, karya-karya penyandang disabili-
tas pantas disejajarkan dengan karya
seni siapa saja. Metropolelightberry,
kelompok seniman muda yang berang-
gotakan Iqi Qoror, Theresia Agustina,
Eko Bambang, dan Farhan Adityasma-
ra, serta beberapa kawan mereka yang
pantas diberi ucapan terimakasih.
yang sangat istimewa telah saya
peroleh saat bekerja dan belajar ber-
sama teman-teman disabel. Mereka
menekankan, betapa seni memang
untuk semua. Tidak ada pembatas
bagi siapapun dalam mewujudkan
karya dari imajinasi.
-
jadi sebuah acara besar dengan
konsep mendasar kesetaraan dalam
berkarya bagi semua kalangan.
Langkah yang dilakukan seniman-
seniman muda Metropolelight-
berry ini sebuah karya bernilai
kemanusiaan yang tidak ternilai.
Karena didasari pengertian, em-
pati, dan keinginan untuk berbuat.
Pemahaman atas kesetaraan dalam
* Sigit D. Pratama
dummy diffa_14 baru.indd 23 1/21/12 12:28 AM
ENDRA seorang pe-
nyandang tunane-
tra. Tapi ia seorang
musisi, arranger,
dan entertainer
yang yang sering bekerjasama dengan
komposer kenamaan seperti Erwin
sering manggung bersama musisi-
musisi jazz ternama Indonesia seperti
Ia juga sudah pernah manggung di
-
kan hingga Belanda.
beberapa anak tunanetra dan tuna-
bersama para musikus penyandang
disabilitas itu mengiring Ariel dan
beberapa artis lain dengan memukau.
Penampilan anak-anak tunadaksa
yang masih kecil dan lucu itu men-
gundang haru. Tapi tak kalah memu-
kau adalah ketika penyanyi tunanetra
-
asih Cinta” yang musiknya diaranse-
Gitar dari Paman
meng anggap keterbatasannya itu
-
main, sehingga ia sering jatuh dan
terbentur.
membawakan gitar dan mengajarinya
baru lima tahun. Apa yang terjadi?
Dua tahun berikutnya, saat ia berusia
-
kan gitar sambil menyanyikan lagu
di lingkungan rumahnya. Ketika itu,
diffa edisi 14 -‐ Februari 201224
sosok
Musikus dan Arranger Tunanetra
Hendra Jatmika
Foto
: Sig
it D
Pra
tam
a
dummy diffa_14 baru.indd 24 1/21/12 12:28 AM
Purba sedang populer dengan lagu
sambutan hangat.
Bermodal gitar hadiah dari
perjalanan karirnya sebagai musisi.
Ia mencanangkan cita-cita menjadi
musisi multiplayer, yang mampu me-
mainkan berbagai alat musik. Dengan
keterbatasan penglihatannya, ia bela-
jar memainkan piano, gitar, drum, dan
bass. Ia belajar sendiri, tanpa seorang
guru, dengan hanya mengasah pen-
dengaran, termasuk belajar partitur
angka dan balok.
menyenangkan,” katanya. Rasa
senang, percaya diri, dan tidak takut
salah jadi pendorong semangat dan
kemampuannya. Ia memang orang
alami dulu ketika bersekolah maupun
kuliah, tetapi aku menganggap itu
biasa aja,” tulisnya di blognya.
-
ia lolos ujian masuk perguruan tinggi
negeri, di IKIP (sekarang UPI) Ban-
dung. Ia memilih Jurusan Pendidikan
ekonomi dan keinginan untuk bisa
mandiri, mendorongnya meninggal-
kan kampus. Padahal, ia tinggal me-
dari kuliah adalah bekerja?” tanyanya.
-
Ia juga pernah bekerja sebagai kru di
sebuah studio musik. Ketika bekerja di
teknik miking dan lain-lain.
Mengenal Musik Digital
tak mampu ia lakukan karena keter-
batasan penglihatan adalah belajar
komputer. Tapi selalu ada jalan. Tahun
seperangkat komputer. Dengan ban-
merasa berterimakasih, seperti juga
ia berterima kasih pada Robert Moog
yang menciptakan synthesizer dengan
teknologi MIDI (Musical Instrumen
-
produksi bunyi dalam bentuk sinyal.
MIDI membuka revolusi di bidang
teknologi musik digital.
bisa merekam suara akustik gitar, bass,
keyboard, dan mengotak-atik bunyi
bisa berselancar ke dunia maya men-
musik digital terbaru. Ia banyak belajar
dan mulai terjun secara serius kedalam
peroleh dengan menabung. Tidak ada
yang saya peroleh dari minta,” tu-
turnya.
-
jadi seorang penata musik. Kenapa?
Kalau jadi musisi atau penyanyi, ia
nanti direpotkan dengan penampilan
di atas panggung,” ujarnya. Ia tak mau,
misalnya, karena ketunanetraannya ia
tersandung, dan orang tertawa karena
-
latan yang ia miliki ia bisa menggali
banyak ide.
Membuat Rekaman
penyanyi tunanetra, yang pernah
bernyanyi di hadapan Ratu Beatrix.
mereka. Bersama mereka berusaha jadi
orangtua sebaik yang mereka bisa.
-
kah, seorang pengusaha dan dosen di
meminta dibuatkan aransemen lirik
ciptaannya. Dari situ, muncul piki-
ran serius untuk membuat merekam.
Tapi rekaman membutuhkan vokalis.
Ak hirnya mereka memilih, penyanyi
Lantas berdirilah band yang diberi
nama Mahaguru, beranggotakan Ricky
(produser dan pemain gitar), Bonzo
(pemain bass), Michella (vokalis), serta
sekaligus pembuat aransemen. Awal-
distributor independen. Tak berapa
lama, sebuah perusahaan rekaman
mengajak bergabung. Jadilah album
-
kini makin komplit. Ia menciptakan
aransemen untuk banyak pernyanyi,
menjadi guru musik, juga bermain
di panggung bersama musisi-musisi
terkenal.
Bagaimana kemampuan musik
bisa disaksikan dari penampilan di
tayangan ulang tahun Indonesiar tadi.
Bahkan Ariel pun tampak respek pada
diffa edisi 14 -‐ Februari 2012DESEMBER 2011 25
dummy diffa_14 baru.indd 25 1/21/12 12:28 AM
Impian Hari Esok
sangat dikenal di kalangan
musisi Bandung maupun Ja-
ia merancang, memainkan,
merekam dan mengedit sendiri
aransemen musiknya di studio
itu dilengkapi komputer dengan
processor Quad Qore, converter
dan beberapa alat musik.
Menurutnya banyak cara yang tidak wajar yang digunakan un-
tuk mempelajari komputer musik dan hal tersebut tidak menjadi ma-
salah karena orang akan melihat hasil akhir sebagai seorang arranger
musik dan tidak akan melihat perjalanannya untuk mempelajari dan
dapaat menguasai komputer musik.
-
nesia sudah sangat baik dan cukup, bahkan dibandingkan dengan
kualitas hasil recording diluar negeri. Ia menggunakan software
script untuk
tunanetra, sehingga akan mudah jika ada rekan tunanetra yang ingin
mempelajari dan menguasai komputer musik.
-
kan musikalitasnya, ia ingin mengajak kawan-kawan tunanetra lain
digital agar teman-temannya tunanetra tidak berakhir jadi tukang
pijat. Menurutnya, penyandang disabilitas harus berusaha mengatasi
-
san orang,” ujarnya.
Pendapat itu berdasarkan apa yang telah ia rasakan dan lalui.
-
puter musik dapat menjadi celah berkarir bagi tunanetra,” lanjutnya.
berkebutuhan khusus sangat diperhatikan.” Bagus juga. Penyandang
disabilitas pun mampu dan berhak mengejar impian.
* Sigid D. Pratama
26 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 26 1/21/12 12:28 AM
Political Will Pemerintah India untuk Autisme
Perpustakaan Kampus yang Ramah Disabilitas
KAMPUS -
dukung utama mahasiswa dalam belajar adalah perpustakaan.
memiliki hambatan penglihatan dapat mengakses layanan per-
pustakaan di kampus?
Berikut cerita menarik bagaimana Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Mala-
ysia, membangun perpustakaan yang mengakomodasi kebutuhan khusus maha-
siswa penyandang disabilitas.
Akses dan Ruang Khusus
pemandu” berwarna kuning mencolok di sisi kiri dan kanan jalan. Jika berjalan di
atasnya, tekstur timbul di jalur pemandu itu terasa kasar dan jelas. Jalur pemandu
ini dibuat dari pintu gerbang menuju unit-unit gedung di universitas tersebut
-
pustakaan universitas.
Jalur pemandu ini memudahkan mahasiswa tunanetra melakukan mobilitas
di lingkungan universitas. Untuk menuju tempat-tempat yang lebih tinggi, tak
ada tangga-tangga. Yang tampak adalah jalan naik yang landai. Ini tentu memu-
Catatan dari Malaysia
27diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
jendela
Foto
: Aria
Indr
awat
i
dummy diffa_14 baru.indd 27 1/21/12 12:28 AM
jendela
dahkan pengguna kursi roda bermo-
bilitas.
Di Malaysia, khususnya di
umumnya penyandang disabilitas
yang melanjutkan studi ke perguruan
tinggi merantau ke Kuala Lumpur.
Ada dua perguruan tinggi negeri yang
dipersiapkan menerima mahasiswa
penyandang disabilitas, salah satunya
Universitas Malaya.
Tiap jenis disabilitas dipenuhi ke-
butuhan khususnya, termasuk dalam
layanan perpustakaan universitas. Di
perpustakaan, mahasiswa tunanetra
memiliki ruang belajar khusus. Untuk
belajar, selain menggunakan buku
Braille, mahasiswa tunanetra bisa
membaca buku dalam bentuk audio
serta menggunakan komputer dengan
layar. Keduanya bersuara dan diman-
Pada saat tertentu, mahasiswa
jasa volunteer atau relawan yang
membantu membacakan buku-
buku atau bahan kuliah lain. Untuk
memenuhi kebutuhan relawan,
perpustakaan menyediakan layanan
khusus. Ada petugas perpustakaan
yang membantu perekrutan dan
pendistribusian relawan. Mahasiswa
disabilitas yang memerlukan relawan
tersebut. Perpustakaan menyediakan
papan pengumuman khusus untuk
-
wal volunteer ini tersedia dalam dua
Agar para tunanetra dapat belajar
dengan nyaman dan tidak meng-
ganggu pengguna perpustakaan lain,
perpustakaan universitas menye-
diakan ruang-ruang belajar khusus.
meter. Di dalamnya ada sebuah meja
dilengkapi rak dua tingkat, dua buah
kursi, serta alat untuk mendengarkan
buku audio. Pada pintu tertera nama
orang yang menggunakan ruangan
mahasiswa tunanetra di perpustakaan
Universitas Malaya. Mereka dapat
menggunakan ruang belajar khusus
ruang belajar disediakan untuk tiga
mahasiswa tunanetra yang kuliah di
-
gunakan ruangan yang lebih luas.
-
toral mendapatkan mendapat jatah
satu ruangan yang lebih kecil. Ruang
belajar ini sama seperti ruang pribadi
bagi mahasiswa pascasarjana.
Alat Bantu Teknologi Di antara semua jenis disabilitas,
satu-satunya kelompok disabilitas
yang paling membutuhkan sarana
dan layanan khusus di perpustakaan
adalah tunanetra. Kebutuhan khusus
ini dipenuhi perpustakaan Universi-
tas Malaya. Di perpustakaan tersedia
sebuah ruangan khusus (resource
room) yang menyediakan pelbagai
alat bantu teknologi untuk tunanetra.
Anggota perpustakaan yang tunanetra
-
tuhkan.
Untuk membantu tunanetra
mengakses katalog elektronik, per-
pustakaan menyediakan dua komput-
er dengan perangkat lunak pembaca
layar atau biasa disebut komputer
bicara. Untuk membantu tunanetra
Braille, perpustakaan menyediakan
alat bantu teknologi berupa komputer
bicara dan scanner yang dilengkapi
piranti lunak Optic Character Recog-
nation
tunanetra. Jadi, jika ingin membaca
buku dalam cetakan biasa, dapat
memindai buku tersebut dan mem-
baca dengan menggunakan komputer
bicara.
Braille embosser atau mesin
cetak Braille juga tersedia di ruangan
tersebut. Mahasiswa tunanetra yang
Braille dapat mencetaknya di ruang
khusus tersebut.
hasil perjuangan para mahasiswa
penyandang disabilitas. Di setiap uni-
versitas yang menerima penyandang
disabilitas, para mahasiswa berkebu-
tuhan khusus ini mendirikan asosiasi
mahasiswa penyandang disabilitas.
Melalui asosiasi ini mereka menjalin
komunikasi dengan otoritas kampus,
-
masikan kebutuhan khusus mereka.
Melalui wadah organisasi, perjuangan
Di Malaysia, di samping menik-
mahasiswa penyandang disabilitas
juga mendapatkan subsidi rutin setiap
pun turut mengambil peran menye-
diakan bantuan dana pendidikan
melalui program Corporate Social
Responsibility
khusus di pendidikan tinggi yang
disediakan bagi mahasiswa penyan-
dang disabilitas, tampak pemerintah
Malaysia memiliki kesungguhan
dalam pemberdayaan warga negara
yang menyandang disabilitas. Pendi-
dikan dasar memang penting dan pen-
didikan tinggi adalah jalan strategis
menuju perubahan.
* Aria Indrawati
28 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 28 1/21/12 12:28 AM
29diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Foto
: Aria
Indr
awat
i
dummy diffa_14 baru.indd 29 1/21/12 12:28 AM
30 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
kolom mas bejo
Kosong Itu Isi,
Terbatas Itu Tak
Terbatas
kolom Mas Bejo
DALAM kesunyian malam yang kuyup dan dingin seusai
diguyur hujan angin tiada henti, Mas Bejo merasakan se-
buah keriuhan dalam hati dan kepala. Riuh seperti pohon-
bebarapa menit, perasaan itu berganti menjadi suatu
kekosongan, yang anehnya justru terasa begitu penuh dan padat. Mengapa
kekosongan itu bisa terasa begitu penuh? Mas Bejo bertanya-tanya sendiri.
Lantas mengapa pula kesunyian itu kok bisa terasa begitu riuh dalam diri?
Mas Bejo terbengong-bengong sendiri. Lalu kantuk pun mendadak hilang.
-
Apa boleh buat, pikiran sudah tersulut, lebih baik bikin segelas kopi
dan menikmatinya sendirian di tengah kesunyian malam yang kuyup dan
dingin ini. Kebetulan malam Minggu pula. Barusan Mas Bejo terkantuk-
kantuk saat asyik membaca Piramid, novel menarik dan bagus karya Ismail
tentang makna piramida di Mesir sebagai simbol kekuasaaan mutlak para
dan penguasaan total terhadap rakyat yang dimulai sejak konsep awalnya,
proses persiapan, pembangunan, sampai selesai dibangun. Ismail Kadare
Ismail beberapa kali masuk nominasi. Mas Bejo lantas ingat sastrawan besar
kita, mendiang Pramoedya Ananta Toer, satu-satunya sastrawan Indonesia
juga telah menjadi penyandang disabilitas karena gangguan pendengaran.
Kesunyian pun menjadi bagian dari hidupnya. Mas Bejo membayangkan
yang dirasakan Pram pun sangat mungkin adalah kesunyian yang riuh.
jika beliau mungkin merasakan kekosongan, maka sangat mungkin keko-
songan itu adalah kosong yang sangat penuh. Kosong yang sangat berisi.
kemudian muncul dalam karya-karyanya. Ia dibatasi, dipenjarakan, di-
asingkan di Pulau Buru, disiksa, dan dibuat hidup dalam serba keterbatasan.
hal-hal yang tidak terbatas. Pramoedya adalah contoh dan bukti nyata
bahwa terbatas itu sebenarnya tak terbatas. Keterbatasan justru muasal dan
rahim bagi lahirnya ketakterbatasan. Karya-karya besar hampir selalu lahir
dalam kondisi serba keterbatasan.
Keterbatasan yang dialami para penyandang disabilitas sangat nyata
dan sama beratnya dengan keterbatasan yang diciptakan kekuasaan bagi
seorang Pramoedya Ananta Toer. Pikiran Mas Bejo lantas melompat ke
disabilitas. Kondisi itu membuatnya sangat terbelenggu dalam keterbatasan.
-
-
OLEH
FX RUDY GUNAWAN
30 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 30 1/21/12 12:28 AM
31diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
justru kekosongan itu membuatnya menjadi sangat berisi.
Keterbatasannya justru membuatnya berhasil mema-
suki dunia ketakterbatasan. Pikiran Mas Bejo juga
sahabat, almarhumah Ratna Indras-
meninggalkan kita ini kondisinya
-
dang multi-disabilitas yang harus
melewati hari-harinya di kursi
roda dan terbelenggu berbagai
keterbatasan itu, sama hal-
Indraswari terus menulis dan
menghasilkan ratusan cerpen
dan puluhan novel.
Weleh, weleh…. Kok bisa
hebat sekali pikiran Mas Bejo
malam ini, ya? Kesambet apa gerangan? Ah, mungkin
hanya pengaruh enaknya kopi Lampung yang harum. Atau jangan-jangan
Mas Bejo juga mulai berhasil melangkah keluar dari keterbatasan dan mema-
Who knows?! Ya, ya. Mengapa tidak?
Rumus kosong adalah isi, terbatas adalah tak terbatas ini berlaku umum bagi
siapa saja. Bagi semua manusia di muka bumi ini. Dan rumus ini adalah ru-
mus ajaib yang nyata. Bukan tipu-tipu atau muslihat orang pintar yang suka
menipu. Bukti kemujaraban rumus ini antara lain ada pada sosok-sosok yang
Mas Bejo sebutkan di atas. Bukti lain bisa ditambahkan sebanyak yang Anda
suka. Ada banyak lagi penyandang disabilitas yang dalam keterbatasannya
berhasil melompat sangat jauh memasuki wilayah ketakterbatasan.
lompatan itu, tetap sama kualitasnya. Tetap merupakan sebuah bukti nyata.
-
das sudah. Jarum jam dinding di ruang tamu yang didalamnya bertuliskan
bejo tetap bejo. Itulah ungkapan syukur sekaligus keyakinan pada sang Ilahi
bahwa hidup harus selalu disyukuri. Dijalani dengan penuh rasa syukur.
adalah tak terbatas”. Tak ada lagi alasan untuk tidak mensyukuri hidup.
Dan malam itu Mas Bejo pun bermimpi sangat indah tentang masyarakat
disabilitas bisa mendapatkan semua hak asasi mereka.
FX Rudy Gunawan
Did
i Pur
nom
o
dummy diffa_14 baru.indd 31 1/21/12 12:28 AM
persepsi
32 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Pendidikan Inklusif dalam RealitasM
EMBERIKAN
pendidikan
yang berkualitas
untuk semua
anak merupakan
tantangan paling berat sekaligus
merupakan isu sangat penting di
dunia pendidikan. Menyadari hal ini,
masyarakat dunia menyelenggara-
dasar bagi semua anak di Thailand
(Education for All
menyimpulkan, antara lain, di banyak
negara:
(a) Kesempatan untuk mem-
peroleh pendidikan masih terbatas
atau masih banyak orang yang belum
mendapat akses pendidikan;;
(b) Kelompok tertentu yang
terpinggirkan seperti penyandang
disabilitas, etnis minoritas, dan suku
terasing, masih terdiskriminasi dari
pendidikan bersama.
Konsep dan Spirit Pendidikan Inklusif
-
kan sebagai pendekatan dan strategi
untuk melawan diskriminasi dan
mencapai tujuan pendidikan untuk
semua (education for all).
Deklarasi di Thailand menegaskan,
telah terjadi kesenjangan pendidikan,
khususnya bagi kelompok tertentu
yang rentan akan diskriminasi dan
eksklusi. Kelompok tersebut adalah
anak perempuan, orang miskin, anak
jalanan dan anak pekerja, penduduk
pedesaan dan daerah terpencil, etnis
minoritas, dan secara khusus disebut-
kan para penyandang disabilitas.
-
juangkan hak dasar anak untuk
memperoleh
pendidikan.
diberi kesempatan
untuk mencapai
tingkat penge-
tahuan yang
wajar. Di samping
itu, setiap anak
mempunyai kara-
kteristik, minat,
kemampuan, dan
kebutuhan belajar
yang berbeda-
beda. Karena itu,
substansi pen-
adalah bagaimana
mengubah sistem
pendidikan agar
dapat merespons
keberagaman
peserta didik.
Tujuannya agar
pendidik dan
peserta didik
merasa nyaman dalam keberagam-
an. Keberagaman bukan dijadikan
masalah. Justru keragaman dilihat seb-
agai tantangan dan pengayaan dalam
lingkungan belajar.
Mengingat luasnya sasaran yang
yaitu anak-anak yang rentan terhadap
diskriminasi dari pendidikan, tulisan
-
Di Indonesia, pada dasarnya
tentang Perlindungan Anak.
-
diterbitkannya Peraturan Pemerintah
-
Juang Sunanto
Did
i Pur
nom
o
dummy diffa_14 baru.indd 32 1/21/12 12:28 AM
33diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
garaan Pendidikan dan Peraturan
-
Kelainan dan Memiliki Potensi Kecer-
Dari Terpisah ke Inklusif
negara, khususnya di Eropa, pendidik-
an bagi anak dengan disabilitas telah
cukup lama diberikan di institusi yang
terpisah dalam bentuk sekolah khusus.
-
misahkan anak-anak dengan disabili-
tas dari anak-anak pada umumnya.
Lebih khusus lagi, anak-anak dengan
disabilitas yang sejenis disatukan di
sekolah yang sama. Dengan demikian
ada sekolah khusus anak tunanetra,
anak tunarungu, anak tunagrahita,
dan lain-lain.
-
kan anak dengan disabilitas semacam
ini diyakini sebagai cara terbaik. Kare-
na memiliki disabilitas yang sama,
mereka memiliki kebutuhan yang
sama pula sehingga harus dididik
de ngan cara dan alat-alat yang sama.
Pandangan seperti itu kemudian di-
anggap tidak tepat lagi sesuai dengan
perkembangan ilmu dan kebudayaan
yang lebih humanis. Pandangan
Dalam pandangan pendidikan
untuk mengakomodasi semua kebe-
ragaman peserta didik. Disabilitas
ha rus dipahami sebagai salah satu
bentuk keberagaman. Dengan dis-
abilitas, kemampuan dan kebutuhan
banyak negara, termasuk Indonesia,
telah cukup lama mempraktikkan
memisahkan pendidikan anak dengan
disabilitas dari anak pada umumnya,
sehingga untuk menerapkan pendi-
pelaksanaannya memerlukan per-
juangan dan kerja keras dari banyak
pihak.
Meningkatnya apresiasi terha-
dap keberagaman dapat mengha-
pus paradigma penyeragaman dan
penyamarataan. Perbedaan tidak lagi
dipandang sebagai penyimpangan
sehingga harus diperlakukan secera
kekayaan yang harus disyukuri. De-
ngan demikian, sekolah seharusnya
mampu memberikan layanan kepada
anak dari berbagai keadaan harus be-
lajar dan tumbuh dalam lingkungan
dan kemampuan bekerja bersama.
Strategi Utama Inklusif
-
ruh negara dan telah diterima sebagai
strategi untuk mewujudkan pendidik-
an yang lebih manusiawi. Meskipun
demikian, strategi penerapannya san-
gat beragam di tiap negara, meskipun
memiliki semangat yang sama.
-
bangsa Indonesia. Konsep pendidikan
-
tah mulai secara gencar memperke-
berbagai program tentang pendidikan
Pendidikan, terutama di Direktorat
Pendidik an Dasar dan Menengah.
dikenal, Indonesia telah memiliki
program pendidikan integrasi atau
konseptual, pendidikan integrasi tak
sepenuhnya sama dengan pendidikan
yang sama, yaitu pengintegrasian
pelaksanaan pendidikan anak dengan
disabilitas dengan anak umum di seko-
lah yang sama. Dengan pengalaman
di Indonesia dapat dianggap sebagai
pengembangan dari pendidikan inte-
grasi.
Dalam implementasi pendidik an
-
-
ialisasi, dan rintisan. Regulasi opera-
Didik yang Memiliki Kelainan dan
dilakukan tidak saja oleh pemerintah,
tetapi juga oleh masyarakat. Direktorat
pihak yang banyak melaksanakan
program rintisan untuk pendidikan
an di daerah.
Dalam praktik lapangan, guru
yang dianggap memiliki peran paling
penting dalam implementasi pendi-
reguler harus melayani peserta didik
yang sangat beragam, termasuk anak
dengan disabilitas. Pelaksanan pembe-
lajaran di kelas yang ada anak penyan-
dang disabilitas seperti tunanetra atau
tunarungu, dirasakan sebagai tan ta-
ng an yang paling berat bagi para guru
pada umumnya. Karena itu, mereka
perlu mendapat bantuan dari guru
khusus.
memiliki kompetensi untuk menanga-
ni anak dengan disabilitas. Pada
yang ditempatkan di sekolah reguler
yang memiliki siswa penyandang
disabilitas terkait dengan pelaksanaan
dummy diffa_14 baru.indd 33 1/21/12 12:28 AM
34 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
pendidikan integrasi. Pada saat itu,
sekarang ini, konsep dan keberadaan
masih relevan dengan pelaksanaan
-
tugas menyelenggarakan pendidikan
bagi anak dengan disabilitas, tetapi
diberikan tugas tambahan untuk
menopang sekolah reguler terdekat
dalam melayani anak dengan disabili-
tas. Terkait konsep tersebut, beberapa
untuk mengembangkan diri menjadi
sebagai pusat sumber sebagai strategi
utama untuk mendukung pelaksa-
kepada masyarakat, khususnya para
stake holder
kepada para calon guru dirasa memi-
liki peran yang sangat strategis. Dalam
kesempatan pelatihan-pelatihan guru,
dirasa masih sangat diperlukan.
terlaksana secara ideal. Masih ban-
yak tantangan, baik secara konsep-
tual maupun teknis, yang dihadapi.
Pemahaman yang benar tentang
stake holder
penentu berhasil atau tidaknya imple-
-
man yang salah atau tidak tepat dapat
menimbulkan praktik yang salah atau
yang asal-asalan akan berdampak
Pemahaman yang berbeda-beda
-
dan praktik pendidikan yang meny-
yang sesungguhnya. Karena itu,
-
yang berkepentingan perlu mendapat
perhatian dan perlu diupayakan
secara terencana dan sistematis.
Inklusi dalam PraktikJumlah sekolah yang menyeleng-
bertambah. Ini merupakan indikator
makin membaiknya pemahaman dan
kepedulian sekolah tentang pendi-
pemerintah, sekolah penyelenggara
banyak, khususnya sekolah-sekolah
swasta. Tingkat inklusivitas yang ada
di sekolah-sekolah penyelenggara
beragam.
Pada sekolah-sekolah penye-
ideal ditandai dengan kurikulum
didasarkan pada kemampuan indivi-
du, setiap anak disediakan program
sesuai dengan kebutuhannya, dan
-
tor tersebut, kualitas pelaksanaan
dapat dinilai.
Laporan kisah sedih orang tua
yang kesulitan menyekolahkan
anaknya yang menyandang disabilitas
ke sekolah reguler masih sangat sering
kita jumpai. Penolakan sekolah atas
anak dengan disabilitas ini umumnya
karena tidak memiliki guru khusus,
kompetensi guru tidak memadai, tidak
memiliki alat khusus, dan adanya
penolakan dari orang tua murid lain.
Penolakan seperti ini menggambar-
kan sikap dan pemahaman terhadap
Keberadaan guru pembimb-
ing khusus di sekolah penyeleng-
keharusan. Tanpa mereka, sebagian
besar sekolah tidak sanggup me-
Keberadaan mereka masih dirasakan
menjadi masalah utama, khususnya
bagi sekolah yang lokasinya terlalu
tugas khusus. Penugasan khusus guru
-
salah, karena kebijakan tentang hal ini
belum berjalan semestinya.
pemerintah telah cukup memayungi
Masalah utamanya diduga bukan
keberadaan regulasinya, tetapi po-
litical will para pelaksananya yang
dirasakan belum cukup, sehingga
Indonesia masih harus diperjuangkan.
*
Pendidikan inklusif belum terlaksana secara ideal . Masih banyak tantangan, baik secara konseptual maupun teknis...
dummy diffa_14 baru.indd 34 1/21/12 12:28 AM
Pn
35diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
sudut pandang
Lontarkan lembingmu jauh-jauh
Capai ujung cakrawala dunia
Mari bergandengan tangan erat
Satukan hati, pikiran dan energi
Lari, kayuh, atur strategimu
Atur langkah-langkah bersama
Singkirkan keakuanmu, jadikan kebersamaan
Raih kemenangan demi kemenangan
Genggam erat hari esok yang lebih baik
frg
Ekspresi Perjuangan
dari Paralympic ASEAN di Solo
35diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 35 1/21/12 12:28 AM
Foto
-: R
izal
Adi
Dar
ma
36 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 36 1/21/12 12:28 AM
37diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 37 1/21/12 12:28 AM
38 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
apresiasi
Success Story Angkie Yudistia
Judul : Perempuan Tunarungu Menembus Batas Penulis : Angkie Yudistia Penerbit : Upnormals Publishing, Jakarta 2011
OSOK Angkie dalam
posisi close up wajah
menjadi sampul depan
tersungging di wajah
yang tengah menatap jauh ke de-
tas , saya merasa punya tanggung
jawab untuk tidak terus-menerus
mengeluh. Meski masih berada
dalam kebimbangan karena tidak
yakin diskriminasi bisa terhapus-
kan, saya merasa harus bisa
menguasai diri untuk merangkul
teman-teman non-penyandang
itu mungkin bisa menjadi kata
kunci dari semua kiprah dan
upaya yang dilakukan Angkie se-
bagai perempuan tunarungu yang
mencoba menembus batas. Angkie
yang menjadi tunarungu sejak
-
para penyandang disabilitas masih
begitu kuat dalam berbagai lapisan
pergaulan dan bidang kehidupan.
Dalam buku yang ditulis dengan gaya
ringan dan populer khas anak muda
ini, Angkie menceritakan pengalaman
hidup pribadinya dan bagaimana ia
kemudian berjuang untuk meraih cita-
cita dan eksistensinya.
Angkie menemukan kesadaran
bahwa keterbatasan mendengar
dari seorang tunarungu tak menjadi
penghalang untuk berkiprah dan bah-
kan bisa menjadi sebuah kelebihan.
perempuan dengan keterbatasan,
harus menjadi seorang perempuan
yang siap menyongsong masa depan”
Angkie dalam bukunya sebagai modal
untuk terus maju menembus batas
dan segala bentuk diskriminasi yang
dialami para penyandang disabilitas.
Buku yang sepertinya ditujukan
untuk pembaca remaja atau generasi
muda ini memakai pendekatan kisah-
tokoh-tokoh berbagai bidang ketika
menceritakan suka-duka perjuangan
mereka hingga mencapai keber-
hasilan. Angkie menulis dengan
gaya apa adanya. Lugas dan tidak
tidak ada editor bahasa yang mem-
bantu Angkie untuk membenahi
dan merapikan berbagai aspek
kebahasaan, seperti ejaan, cara
penulisan, dan struktur kalimat
yang sesuai dengan aturan-aturan
penulisan. Dan memang di bagian
halaman KDT (Katalog Dalam Terbi-
tan) tak tercantum nama editor ba-
hasa. Yang ada malah nama story
editor. Ketiadaan editor bahasa ini
sampai-sampai membuat penu-
lisan kata tunarungu pada sampul
depan dan seluruh isi pun menjadi
teknis kebahasaan ini, buku Angkie
bisa menjadi masukan penting
bagi generasi muda non-disabilitas
untuk memahami teman mereka
yang penyandang disabilitas.
frg
Sigi
t D. P
rata
ma
dummy diffa_14 baru.indd 38 1/21/12 12:28 AM
Tlogo Plantation Resort: Kesunyian
yang Indah
jejak
39diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Melihat sosok reptil purba komodo saja
sudah menyeramkan. Apalagi melihat
mereka berkelahi. Perjalanan mengasik-‐
kan sekaligus menegangkan dari
pusat permukiman “si komo”
di Pulau Komodo.
Jantung Permukiman
Si Komo
Menjelajah Pulau Komodo
dummy diffa_14 baru.indd 39 1/21/12 12:29 AM
40 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Foto
: Adi
Aria
nto
Foto
: Adr
ian
Mul
ya
dummy diffa_14 baru.indd 40 1/21/12 12:29 AM
ETELAH mengunjungi ko-
modo di Pulau Rinca, kami
berlayar menuju Pulau Ko-
modo, yang menjadi pusat
-
liki habitat reptil purba satu-satunya
yang masih tersisa di dunia.
Ketika Latansa, kapal yang kami
tumpangi merapat di dermaga Pulau
Komodo, suasana tampak sepi. Tidak
ada kapal lain yang berlabuh di
menutupi matahari, sehingga men-
imbulkan suasana agak misterius dan
mencekam.
Kami turun dari kapal, berjalan
menapaki pasir pantai yang lembut.
Jika di Pulau Rinca ada pintu gerbang
penyambutan, di sini cuma ada ban-
Apa kabar?” tiba-tiba sebuah suara
mengejutkan.
berkulit hitam, mata bulat, dan rambut
keriting menyambut kami. Ia memba-
kami jadi tahu ia ranger yang akan
memandu kami berkeliling pulau
yang sudah sangat tersohor ke seluruh
dunia ini.
Warisan DuniaDengan keramahan khas yang
tenang, si Ranger menjelaskan ada
beberapa jalur penjelajahan yang
dapat ditempuh para pengunjung.
Ada jalur berbukit dan mendaki yang
melewati menara pengawas dengan
kami memilih jalur yang hanya ditem-
tempat-tempat yang menarik, serta
berharap bertemu para reptil purba.
Ranger mengajak kami melintasi
menyengat. Batang dan cabang-
cabang pohon tampak banyak yang
mengering, meskipun ada juga yang
kemarau sedang melanda pulau
berbukit-bukit ini.
Pulau Komodo adalah tempat
habitat asli biawak komodo atau Fara-
nus Komodoensis. Dalam bahasa lokal
biasa orah. Pulau Komodo terletak
di Kecamatan Komodo, Kabupaten
-
gara Timur.
-
pulau lain, yaitu Pulau Rinca, yang su-
menjadi habitat populasi komodo pal-
Biawak komodo pertama ditemu-
karena merupakan satu-satunya sisa
pemerintah Indonesia meresmikan
Tempat Berburu Ketika kami berjalan, tiba-tiba
terdengar suara yang sangat serak
berhenti mendadak. ”Bunyi itu biasa
terdengar di sini. Biasanya burung-bu-
rung gagak mencium ada bau bangkai
di sekitar sini,” jelas Ranger.
Beberapa saat berjalan, Ranger ber-
henti dekat sebuah pohon jenis palma,
berbatang lurus dan menjulang tinggi.
Ia menjelaskan, pohon itu sering
digunakan anak-anak komodo untuk
anak komodo mencari tempat yang
aman di dahan-dahan pohon yang
tinggi untuk menyelamatkan diri dari
pemangsa. Perlindungan begitu pent-
ing karena bahaya tidak hanya datang
dari hewan-hewan lain, juga dari ko-
-
duknya pun memakan anak-anaknya
Ketika kami melintasi daerah yang
dinaungi pohon-pohon berdaun
Pertarungan Hidup
-
jak, tiba-tiba Ranger berhenti sambil
41diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
ETELAH mengunjungi komodo di Pulau
Rinca, kami berlayar menuju Pulau Komodo,
habitat reptil purba satu-satunya yang masih
tersisa di dunia.
Ketika Latansa, kapal yang kami tumpangi merapat
di dermaga Pulau Komodo, suasana tampak sepi. Tidak
awan gelap menutupi matahari, sehingga menimbul-
kan suasana agak misterius dan mencekam.
Kami turun dari kapal, berjalan menapaki pasir pan-
tai yang lembut. Jika di Pulau Rinca ada pintu gerbang
penyambutan, di sini cuma ada bangunan mirip gazebo.
mengejutkan.
mata bulat, dan rambut keriting menyambut kami. Ia
tahu ia ranger yang akan memandu kami berkeliling
pulau yang sudah sangat tersohor ke seluruh dunia ini.
Warisan DuniaDengan keramahan khas yang tenang, si Ranger
menjelaskan ada beberapa jalur penjelajahan yang
dapat ditempuh para pengunjung. Ada jalur berbukit
melewati menara pengawas dengan jarak tempuh seki-
-
yang menarik, serta berharap bertemu para reptil purba.
Ranger mengajak kami melintasi jalan setapak.
cabang pohon tampak banyak yang mengering, meski-
kemarau sedang melanda pulau berbukit-bukit ini.
Pulau Komodo adalah tempat habitat asli biawak
komodo atau Faranus Komodoensis. Dalam bahasa
lokal biasa orah. Pulau Komodo terletak di Kecamatan
Tenggara Timur.
Pulau Komodo menjadi habitat populasi komodo pal-
Biawak komodo pertama ditemukan pada tahun
merupakan satu-satunya sisa reptil purba di bumi. Ta-
Tempat Berburu Ketika kami berjalan, tiba-tiba terdengar suara
berhenti mendadak. ”Bunyi itu biasa terdengar di sini.
Biasanya burung-burung gagak mencium ada bau
bangkai di sekitar sini,” jelas Ranger.
Beberapa saat berjalan, Ranger berhenti dekat
sebuah pohon jenis palma, berbatang lurus dan menju-
lang tinggi. Ia menjelaskan, pohon itu sering digunakan
-
tas, anak-anak komodo mencari tempat yang aman di
dahan-dahan pohon yang tinggi untuk menyelamatkan
diri dari pemangsa. Perlindungan begitu penting karena
bahaya tidak hanya datang dari hewan-hewan lain,
Ketika kami melintasi daerah yang dinaungi pohon-
pohon berdaun rindang, saya agak gentar. Beberapa
kali saya menoleh ke belakang. Pulau ini kan pusat
menyongsong kawanan komodo.
Ternyata kami harus menguras cukup banyak
Kami kemudian tiba di sebuah dataran lapang, namun
masih rimbun dengan pohon-pohon. Tidak jauh dari
kami ada sebuah telaga kecil yang mulai mengering.
Di tempat ini binatang-binatang biasanya minum,
termasuk komodo. Komodo juga menggunakan tempat
ini sebagai tempat berburu mangsa, karena hewan dari
berbagai jenis akan datang kemari,” ujar Ranger.
Lho, jadi kami sedang berada di tempat komodo
jelas Ranger, tidak selalu menyergap dan langsung me-
terkadang komodo membiarkan mangsa itu pergi.
baru komodo mendekati dan memangsanya. Komodo
dapat menemukan calon mangsanya dengan meng-
Foto
: Adr
ian
Mul
ya
dummy diffa_14 baru.indd 41 1/21/12 12:29 AM
42 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
-
dapat pada lidahnya yang bercabang.
Bahkan bisa mencium bau darah dari
Pertarungan Hidup -
jak, tiba-tiba Ranger berhenti sambil
bawah pohon yang rimbun terlihat
seekor rusa dewasa sedang mencari
komodo. Komodo biasa memakan rusa
secara beramai-ramai,” ujar Ranger.
sekolah. Katanya, komodo bisa makan
agar makanan dalam pencernaan-
nya tidak membusuk. Komodo akan
kembali makan sekitar satu bulan
kemudian.
Kami melanjutkan perjalanan
yang makin menanjak. Cukup lelah
juga menyusuri jalan mirip bukit kecil
itu. Tidak ada lagi rerimbunan pepo-
honan yang menghalangi pandangan.
Ranger tetap berjalan di di depan de-
ngan kayu bercabangnya. Tiba-tiba dia
berhenti. Dan kami mematung, karena
melihat pemandangan tak terduga.
Di bawah sinar matahari, terlihat
seekor hewan yang kami cari sedang
di sekitarnya. Komodo itu menelung-
kup diam, tak bergerak sedikit pun.
Cakar-cakar kakinya yang kuat seperti
menancap di tanah. Untuk kesekian
kali saya terpukau pada hewan yang
sangat eksotis ini. Betapa mereka
pewaris tunggal zaman Dinosaurus,
dan hanya ada di pulau ini.
perjalanan kalau komodo itu tidak
kapan kami berada di sini, ikut berje-
an benar-benar jadi macet gara-gara
si komo. Akhirnya, daripada jenuh
belakang si reptil purba, tentu dari
jarak yang tidak terlalu dekat.
dan teman-teman berhamburan
ke belakang Ranger. Dari ilalang
lebat dekat tempat kami jongkok tadi
muncul seekor komodo lagi. Lidahnya
berulang kali menjulur, kepalanya
bergidik ngeri. Komodo itu muncul
hampir-hampir tidak menimbulkan
suara. Bagaimana jika komodo-komo-
do lain berdatangan?
Komodo yang baru datang
mendekat ke arah komodo yang sedari
tadi menghambat perjalanan kami.
Komodo yang sedari tadi meringkuk
mendesis keras. Ranger kami bersikap
waspada, menggenggam erat tongkat
Apa yang akan dilakukan dua komodo
ini?
Tiba-tiba komodo yang sedari
tadi meringkuk mendesis kembali,
sambil mendongak. Tampak garang
dan menakutkan. Ajaib, komodo
yang baru datang mendadak mundur
dan berbalik dengan cepat kembali
menuju semak. Tapi, tiba-tiba secara
mengejutkan si komodo yang meng-
hambat jalan kami mendesis lagi dan
bergerak mengejar komodo yang telah
menghilang ke dalam semak. Dua
komodo itu menghilang dari pan-
sayup terdengar. Apa yang terjadi jika
Ladang KomodoKami meneruskan perjalanan.
Di dataran yang agak tinggi, rerimbu-
nan pohon kembali melingkupi kami.
Pulau ini bagi saya lebih menegang-
kan. Komodo-komodo di pulau ini
justru tidak terlalu menampakan diri
seperti di Pulau Rinca. Pulau Komodo
menyimpan banyak kejutan.
Kami berhenti di bawah sebuah
pohon. Di sebuah dahan, sepasang
burung hantu sedang bertengger,
tiba Ranger menunjuk ke satu arah.
Tak jauh dari tempat kami, tampak
seekor rusa jantan yang tanduknya
-
tem,” ujar Ranger. Tak lama lagi darah
yang ada di tanduk rusa itu akan
tercium para komodo. Mereka akan
Kami tiba di sebuah dataran yang
cukup luas, dengan beberapa pohon
yang lumayan besar di tengahnya.
Mula-mula tak tampak apa-apa, selain
komodo besar dan kecil sedang mene-
lungkup diam di sembarang tempat.
waktu dan terseret ke zaman Dinosau-
rus. Mereka, para komodo itu, seakan
ada begitu saja, terserak bagai bongka-
han-bongkahan batu bercakar.
dengan takjub, kami mengambil gam-
bar sepuasnya. Mereka ada yang terus
menelungkup diam. Ada yang men-
dongak seakan sedang memperhati-
kan kami. Ranger memperingatkan
kami agar berjalan di belakangnya.
Mendadak dia memutuskan berbelok
lewat jalan lain, karena seekor komodo
besar menjulurkan ekornya melintang
Tak begitu jauh, kami bertemu
dengan seekor komodo kecil yang
sedang asyik makan sisa daging dari
tanduk rusa. Ranger mengajak kami
mendekati komodo kecil itu. Ketika
kami mendekat, si komodo kecil de-
ngan langkah yang malas meninggal-
kan sarapan paginya. Bukan main, tak
banyak yang tersisa, kecuali potongan
tanduk.
komodo itu, Ranger mengajak kami
Foto
: Adi
Aria
nto
dummy diffa_14 baru.indd 42 1/21/12 12:29 AM
meninggalkan tempat itu. Berbahaya
terlalu lama berada di tengah reptil-rep-
til besar itu, karena ada seorang teman
kami yang sedang datang bulan. Cepat
atau lambat, komodo-komodo itu akan
dapat mencium bau darah, dan dikha-
watirkan membuat mereka berperilaku
Kami kembali menuju pantai. Tak
terasa tanah berpasir dan semilir angin
laut sudah terasakan kembali. Rasanya
saya masih merasakan ketegangan.
Terbayang sosok-sosok komodo yang
menakutkan. Terbayang suara burung-
burung gagak. Pulau ini terasa misteri-
us. Di sini terasa seperti masih hidup di
ini pengalaman luar biasa. Pulau Ko-
modo ini keunikan sekaligus kekayaan
negeri kita yang tidak terkira nilainya.
* Adi Arianto
Foto
: Adi
Aria
nto
Foto
: Adr
ian
Mul
ya
dummy diffa_14 baru.indd 43 1/21/12 12:29 AM
Kala malam datang menjelang
Ku tak sanggup tuk sembunyi
Di balik tirai terali besi
Di tengah malam saat bulan pucat pasi
Ku termenung dalam hangatnya ruang
Ku lihat senyum kesetiaanmu
Pada cahaya keikhlasan hatimu
Menemani jalan ku menembus waktu
Dalam ketulusan hatimu
Kini malam ku hampa
Hanya karna dalam satu rasa
Untuk memilih suatu sisi kehidupan
Yang tak pernah pasti
KehidupanHidup adalah sebuah pilihan
Di mana kita harus dapat memilih
Antara yang benar dan salah
Hidup adalah sebuah perjuangan
Di mana butuh pengorbanan
Untuk mencapai suatu tujuan
Hidup adalah sebuah kebahagiaan
Di mana ada canda dan tawa
Tuk hiasi hari
Hidup adalah sebuah tragedi
Yang kan menghancurkan hati
Sampai hilang semua sepi
Jadi...
Selalu jalani kidup dengan senyuman
Dan sebuah kata pasti
* Desi Yusvita, tunanetra lulusan Universitas Negeri Padang, Sumatra Barat, Jurusan Pendidikan Luar Biasa
DESI YUSVITA
puisi
44 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 44 1/21/12 12:29 AM
ragam
45diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
ABTU,
Jakarta Theater, ditandatangani perjanjian kerja
sama antara Divisi Treasury Bank Mandiri dan
Kikc Andy Foundation. Kedua lembaga ini
sepakat berperan mendistribusikan buku Braille
Books For The Blind”.
gerakan ini mendistribusikan buku-buku untuk tunanetra
di seluruh Indonesia. Untuk melaksanakan gerakan ini,
Kick Andy Foundation bekerja sama dengan Yayasan Mitra
menjadi sponsor tunggal gerakan ini. Penandatanganan
kerja sama dilakukan di sela-sela rapat kerja. Acara dikemas
tunanetra berprestasi. Mereka adalah Mimi Lusli, tunanetra
di Belanda. Aris Yohanes, tunanetra muda pendiri komu-
nitas online Kartunet.com. Virsya, mahasiswa seni musik
Universitas Pendidikan Indonesia, yang pernah mengikuti
Mandiri Book For The Blind
Tunanetra harus diberdayakan. Jika tunanetra
berpendidik an, mereka tak hanya dapat berguna untuk diri
tunanetra dapat menikmati pendidikan dengan baik, harus
satu-satunya lembaga di Indonesia yang memperjuangkan
akses buku untuk mereka yang memiliki hambatan pengli-
Foundation mengajak lebih banyak pihak peduli pada
penyediaan buku untuk tunanetra.
* Aria Indrawati
Foto
: Sig
it D
Pra
dana
dummy diffa_14 baru.indd 45 1/21/12 12:29 AM
konsultasi pendidikan
46 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Membantu Siswa Mengalami Penurunan
PenglihatanIbu Lidya yang baik,
AYA sampaikan terima kasih dan apresiasi
karena Ibu telah peduli terhadap keadaan Rosa
dan dapat mendeteksi lebih awal mengenai
kondisi yang dihadapi saat ini. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dan dilakukan.
Pertama, konsultasikan kembali dengan dokter mata,
apa kah kemampuan penglihatan Rosa akan terus menu-
run sampai menjadi buta secara total (tidak memiliki sisa
penglihatan), dan berapa lama kondisi tersebut akan terjadi.
akan terus menurun dan pada suatu saat akan menjadi buta
secara total, maka secara bertahap Ibu Lidya harus membim-
bing dan mendampingi Rosa supaya siap menjadi seorang
Persiapan secara mental, artinya kita harus meyakinkan
Rosa bahwa menjadi tunanetra adalah sebuah realita
(takdir) yang harus dihadapi dengan tenang dan optimistis.
Yang menjadi tunanetra di dunia ini bukan hanya dirinya.
Banyak anak lain yang saat ini juga menjadi tunanetra. Ke-
hilangan penglihatan bukan berarti kehilangan segalanya.
Masih banyak kemampuan dan potensi yang dapat dikem-
banyak tunanetra saat ini yang berhasil meraih sukses,
bahkan melebihi orang-orang yang awas (berpenglihatan
normal).
Persiapan secara fisik, yaitu mulai mengondisikan dan
melatih Rosa belajar memanfaatkan indra-indra yang masih
berfungsi selain penglihatan, untuk keperluan belajar atau ber-
interaksi dengan lingkungan. Secara bertahap perabaannya di-
pertajam dan dilatih sampai akhirnya menguasai huruf Braille
sebagai salah satu cara dalam membaca dan menulis. Untuk
menjalankan tugas ini tentu saja Ibu Lidya harus berdiskusi
atau berkonsultasi lebih detail dengan sekolah luar biasa (SLB)
untuk siswa tunanetra terdekat.
Hal kedua yang harus dikonsultasikan dengan dokter, apak-
ah masih memungkinkan bagi Rosa untuk menggunakan kaca
mata yang dapat membantu meningkatkan penglihatannya. Jika
ya, maka gunakan semua hal, termasuk kaca mata untuk dapat
Bapak Asep Supena yang terhormat,
Saya Lidya, guru sekolah dasar, meng-
ajar kelas IV. Saya memiliki seorang murid
perempuan, Rosa namanya. Belakangan ini
ia mengalami penurunan prestasi belajar.
Awalnya saya mengamati sepertinya ada
yang tak beres dengan dia. Rosa jadi lebih
pendiam dan lebih banyak duduk di kelas.
Saat pelajaran olahraga, ia mengatakan tak
bisa ikut karena sedang sakit.
Suatu hari saya memanggil orang
tua Rosa dan mendiskusikan masalah Rosa.
Orang tua Rosa mengatakan, dua bulan ter akhir
ini Rosa mengalami gangguan penglihatan
yang mengakibatkan fungsi penglihatan me-
nurun. Akibatnya Rosa mengalami kesulitan
saat membaca dan menulis, bahkan berjalan
serta aktivitas fisik lainnya.
Saya juga menanyakan apakah Rosa
sudah dibawa ke dokter dan apakah masih
dapat disembuhkan. Orang tuanya mengatakan
sudah. Menurut dokter, Rosa mengalami gang-
guan pada retina. Secara medis tak dapat
di perbaiki. Yang bisa dilakukan memperta-
hankan penglihatan. Dokter juga menyatakan
besar kemung kinan gangguan ini sudah sejak
lama, tapi orang tua Rosa tidak menyadari.
Penurunan penglihatan terjadi secara signifikan
dalam dua bulan terakhir.
Rosa murid pintar. Saya ingin mem-
bantu agar Rosa tetap dapat belajar dengan
baik dan berprestasi, baik prestasi akademik
maupun non-akademik, meski mengalami
gangguan penglihatan.
Apa yang bisa saya lakukan untuk
membantu siswa seperti Rosa agar tetap dapat
belajar dengan baik, baik di kelas maupun di
luar kelas? Mohon penjelasan dan nasihat Pak
Asep. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
dummy diffa_14 baru.indd 46 1/21/12 12:29 AM
47diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Dr. Asep Supena, M.Psi
Dosen Jurusan Pendidikan Luar Biasa,
Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Jakarta
mempertahankan dan meningkatkan
ketajaman penglihatannya.
Terlepas dari apakah Rosa bisa
menggunakan kaca mata atau tidak,
hal ketiga yang harus diperhatikan
dan dilakukan Ibu Lydia adalah
berusaha mengetahui lebih detail
kemampuan penglihatan yang secara
ril dimiliki Rosa saat ini. Misalnya,
apakah dia masih dapat mengenal
huruf/tulisan awas (tulisan Latin bi-
asa). Jika ya, dalam jarak berapa dia
dapat mengenal tulisan awas. Jika
tulisan ukuran normal (font 12 - 14)
tidak dapat dikenali lagi, teruskan
pencermatan Ibu, sampai dapat men-
getahui huruf ukuran berapa yang
dapat dilihat dengan jelas oleh Rosa.
Kemampuan penglihatan Rosa
untuk mengenali peristiwa dan
objek-objek yang lain juga perlu dike-
tahui. Bagaimana cara dia mengenali
uang, pensil, mencari benda yang
jatuh, menonton TV, cara ketika
sedang berjalan, dan lain-lain.
Kalau kemampuan penglihatan
Rosa sudah diketahui, layanilah dia
sesuai dengan kemampuan pengli-
hatannya. Misalnya, jika dia masih
bisa membaca tulisan awas, walau-
pun dalam jarak yang sangat dekat,
sekitar 10 cm - 15 cm, maka berilah
dia kesempatan untuk membaca
dengan caranya seperti itu. Demiki-
an juga untuk aktivitas yang lain.
Misalnya dalam berjalan, mengenali
uang, atau mencari benda jatuh.
Dengan kata lain, manfaatkanlah
sisa penglihatan yang ada pada Rosa
untuk keperluan belajar atau ber-
interaksi dengan lingkungan, berapa
pun besar sisa penglihatan itu.
Jika kemampuan penglihatan
Rosa demikian memburuk, sehingga
sudah tidak bisa lagi digunakan
untuk membaca dan aktivitas lain,
layanilah Rosa dengan strategi yang
bertumpu pada indra pendengaran,
perabaan, atau indra lain selain mata.
Berilah dia penjelasan-penjelasan secara
verbal (lisan) mengenai berbagai hal.
Ubahlah bahan bacaan menjadi sesuatu
yang dapat diraba (Braille) atau menjadi
sesuatu yang dapat didengar, misalnya
dibacakan atau disuarakan melalui
komputer bicara. Sajikan berbagai objek
atau peristiwa dalam bentuk yang dapat
diraba atau didengar sehingga dapat
dipahami Rosa.
Rosa tetap dapat berprestasi wa-
laupun telah menjadi tunanetra, asal
difasilitasi dan dilayani dalam belajar
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
khususnya. Rosa tetap dapat belajar di
Did
i Pur
nom
o
SD umum seperti saat ini, tapi ada
sejumlah hal yang harus dipersiap-
kan sebagai bekal dasar untuk dapat
belajar secara efektif. Termasuk di
antaranya belajar Braille dan hal lain
yang telah dijelaskan di atas. Untuk
itu, saya menyarankan Ibu Lidya
atau orang tua Rosa berkonsultasi
dengan sekolah luar biasa tunanetra
(SLB/A) terdekat, untuk mendapat
penjelasan lebih terperinci tentang
hal-hal tersebut.
untuk membantu Rosa yang mem-
butuhkan bantuan khusus.
*
dummy diffa_14 baru.indd 47 1/21/12 12:29 AM
ruang hati
Keterlibatan KeluargaMengasuh ABK
48 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Keterlibatan Keluarga Mengasuh ABKIbu Farida yang terhormat,
Saya Firdaus, ayah tiga anak. Anak pertama tunanetra. Setelah
memiliki dua anak dan keduanya laki-laki, saya dan istri berke-
inginan memiliki anak perempuan. Jadi kami bersepakat punya
anak lagi. Ternyata bayi ketiga kami laki-laki lagi. Lebih dari itu,
kebutaan, ia juga memiliki hambatan mobilitas dan kesulitan
wicara.
Terus terang, saya dan istri terpukul atas kehadiran anak ketiga.
Saat menangani anak pertama yang tunanetra, kami tak terlalu
SMA umum.
Kami menyadari, anak ketiga membutuhkan terapi lebih inten-
sif. Namun, karena rasa terpukul atas kehadiran anak ketiga,
istri jadi tidak sesemangat dulu saat menangani anak pertama.
Ia cepat putus asa saat hasil terapi yang dicapai belum seperti
yang ia harapkan.
Saat ini anak ketiga, namanya Faisal, telah berusia hampir
3 tahun. Ia belum bisa berjalan. Bentuk fisik kakinya kecil dan
lemah. Ia juga belum bisa berkata-kata, hanya mampu menge-
luarkan bunyi-bunyi. Tinggi badannya normal, sama seperti
anak-anak lain seusianya. Selama ini kami membawanya terapi
-
nyarankan agar Faisal dibawa ke sekolah khusus untuk anak de-
untuk itu, meski saya sudah beberapa kali mengajaknya mengun-
jungi sekolah tersebut.
pada perkembangan anak kami. Kadang saya juga merasa putus
asa atas kondisi ini. Bagaimana cara kami memotivasi diri agar
tetap bersemangat mengasuh anak ketiga? Apakah ia bisa punya
masa depan? Apakah nanti ia seumur hidup akan terus bergan-
tung pada orang lain? Jika iya, apakah ini berarti kedua kakaknya
ada lagi? Kadang saya juga bertanya, mengapa Tuhan memberi-
kan ujian ini kepada kami?
Terima kasih.
Bapak Firdaus dan Ibu,
BERBICARA tentang
peran orang tua, ham-
pir semua orang pasti
setuju dan mengakui
menjalani situasi seperti
yang Bapak dan Ibu hadapi tidaklah
mudah.
orang tua sudah dihadapkan dengan
kesibukan untuk mengatasi perma-
salahan yang muncul. Dari si ibu
yang mulai mual di pagi hari, me-
ngidam yang aneh-aneh, atau gang-
berlanjut hingga anak lahir, memasuki
usia anak-anak, remaja, dewasa, dan
seterusnya.
-
datangkan permasalahan tersendiri.
(balita), orang tua pusing mengatasi
anak yang sulit makan. Ketika masuk
sekolah, anak sering mogok ke sekolah.
Di masa remaja, kepusingan orang tua
bisa muncul dari perilaku merokok
atau anak yang sering membantah.
terus untuk menghadapinya, karena
memang tidak ada sekolah yang
mempersiapkan orang untuk menjadi
orang tua.
Untuk menghadapi semua
permasalahan ini dengan baik, orang
tua perlu strategi atau cara yang tepat.
belajar menghadapi anaknya, wajar
bila menemui hambatan, kesulitan,
lalu merasa gagal, tidak mampu dan
bahkan putus asa. Jangan biarkan
dummy diffa_14 baru.indd 48 1/21/12 12:29 AM
Keterlibatan KeluargaMengasuh ABK
49diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Keterlibatan Keluarga Mengasuh ABK
bangkit.
Peran dan tanggung jawab orang
tua dengan anak berkebutuhan khu-
sus (ABK) dapat dikatakan lebih berat
daripada orang tua dengan anak yang
tidak berkebutuhan khusus. Karena
itu, bila ada orang tua yang membu-
tuhkan waktu lama untuk menerima
keadaan anaknya, sebenarnya hal
yang wajar dan manusiawi. Mengha-
dapi hal seperti ini dibutuhkan kerja
sama dan sikap saling memahami di
antara anggota keluarga, ayah-ibu,
saudara kandung, nenek-kakek, dan
lainnya.
Berkaitan dengan keluarga Bapak
Firdaus, pada saat Ibu sedang turun
semangatnya, berilah waktu kepadan-
merawat Faisal. Bapak bisa pergi sendi-
ri mengunjungi sekolah khusus yang
dimaksud untuk melihat kegiatan
belajar, menemui guru, dan menjajaki
kemungkinan si anak bersekolah di
-
ampaikan kepada Ibu di rumah, pada
saat bersantai minum teh atau kopi.
membuat keputusan penting tentang
anak. Bapak sebaiknya menunggu
kondisi Ibu lebih baik.
waktu untuk melakukan kegiatan
yang Bapak dan Ibu berdua sukai.
-
kan drama, atau sekadar jalan-jalan
berdua. Mintalah saudara atau kakak
Faisal menjaga adiknya selama Bapak
-
kan perasaan rileks bagi Bapak dan Ibu
sekaligus membuat hubungan Bapak
dan Ibu semakin dekat dan harmonis.
Adanya kedekatan dan kekompakan
di antara Bapak dan Ibu merupakan
sumber kekuatan bagi anak-anak,
terutama bagi Faisal.
Bapak dan Ibu sebaiknya bergili-
ran dalam merawat dan mengasuh
Faisal. Pada saat Ibu lelah, maka Bapak
yang lebih berperan, dan sebaliknya.
Jangan lupa pula untuk melibatkan
kedua anak yang lain dalam peng-
asuhan Faisal, agar di antara mereka
tumbuh kedekatan, rasa memiliki, dan
tanggung jawab.
dekat dan erat di antara mereka sedikit
banyak akan mendatangkan ketenan-
gan pada Bapak dan Ibu karena Bapak
tidak lagi khawatir terhadap keadaan
Faisal saat Bapak dan Ibu tidak ada
di rumah. Mereka bisa diandalkan se-
bagai pengganti orang tua. Faisal pun
akan berkembang lebih baik dan bisa
mandiri karena kedua kakaknya bisa
mengajarinya hal-hal yang berbeda.
-
ya lebih banyak membantu Faisal,
namun kakaknya justru mendorong-
nya untuk belajar melakukan sesuatu
sendiri. Kedua kakak juga bisa bercerita
banyak hal dengan gaya bicara yang
berbeda dari orang tuanya. Kegiatan
ini amat baik untuk menstimulasi
perkembangan bicara Faisal, minimal
menambah perbendaharaan kata-
katanya.
Dengan kasih sayang, dukungan,
pengasuhan yang baik, dan pemilihan
sekolah yang tepat, Faisal memiliki
peluang yang besar untuk mengem-
bangkan semua kemampuan yang
-
miliki masa depan”. Usahakan semua
hal ini sejak ia berusia semuda mung-
kin. Lakukan pula secara konsisten.
Tidak ada yang tidak mungkin. Tidak
ada penyakit yang tidak ada obatnya.
Begitu perumpamaan yang sering
kita dengar.
Karena itu, tetaplah berseman-
gat untuk memberikan yang terbaik
untuk anak-anak, terutama kepada
Faisal. Penuhilah hari-hari dengan
doa kepada Yang Mahakuasa, agar
kesabaran dan perasaan bersyukur
selalu memenuhi dada. Tuhan tidak
pernah salah dalam memilih. Dan,
apabila Bapak dan Ibu telah dipilih-
ya untuk merawat, mengasuh,
dan mendidik Faisal, itu dikarena-
kan Bapak dan Ibu adalah orang-
orang yang tepat.
mat dari kami. *
Farida Kurniawati YusufPsikolog anak, termasuk anak dengan kebutuhan khusus. Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Master’s Degree Pen-‐didikan Inklusif di Universitas Meulborne, Australia.
Did
i Pur
nom
o
dummy diffa_14 baru.indd 49 1/21/12 12:29 AM
WIWIN WINARSIH
Perjuangan Lewat Mesin Jahit
LAHIR sebagai pe-
nyandang disabilitas
tidaklah mudah, tapi
bukan berarti tak bisa
-
sih lahir menyandang tunadaksa,
kedua kakinya tidak sempurna.
Tapi ia justru sukses dalam usaha
yang sesungguhnya mengandal-
kan kaki, jahit-menjahit.
Perjuangan Panjang
telah memiliki showroom sendiri,
produksi butiknya.
butik itu tidaklah mudah, meng-
ingat kondisinya yang tunadaksa.
keadaan kaki tidak sempurna.
Ia harus melewati masa kanak-
kanak dan remaja dengan ber-
bagai kesulitan, juga rendah diri.
dapat belajar menjahit di Yakkum,
sebuah panti di Yogyakarta, yang
menaungi penyandang tunadaksa
agar bisa berkarya dan mengem-
mendapatkan beberapa dasar
menambah ilmu dengan mem-
baca buku-buku tentang konveksi
50 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
bingkai bisnis
Foto
: Sig
it D
Pra
tam
a
dummy diffa_14 baru.indd 50 1/21/12 12:29 AM
dan membuat pola pakaian.
-
nikan diri untuk membeli sebuah
mesin jahit. Dengan modal mesin
jahit dan uang semampunya, ia
memproduksi baju dan kaos dan
memasarkannya ke toko. Ia juga
berusaha mencari orderan menjahit
dari toko atau perusahaan besar kon-
veksi besar.
Tapi, kembali tidak mudah bagi-
nya. Kondisinya sebagai penyandang
tunadaksa menyulitkannya untuk
bergerak lincah. Misalnya membuka
jaringan konsumen agar usahanya
memiliki semakin banyak pelanggan.
r ah.
adalah memotivasi diri untuk terus
memiliki semangat pantang menye-
ah dan tidak mudah putus asa,” ujar
ngat juang itu.
Buah Ketekunan
akhirnya rmembuahkan hasil. Usaha
akhirnya mulai menunjukkan titik
tahun hanya bisa mendapatkan
mengembangkan usaha dengan
memproduksi bedcover dan berhasil
memasarkan ke Mirota Batik, sebuah
toko souvenir besar di Yogyakarta,
dengan sistem konsinyasi.
-
itu, kadang merasa sangat putus asa.
Kadang ia menyesali diri sebagai tu-
nadaksa, yang membuatnya mobili-
tasnya sangat terbatas. Tapi, akhirnya
ia bersyukur karena bersabar.
ke Mirota Batik dengan sistem
Melia, yang mengajaknya beker-
jasama untuk memasok bedcover.
meningkat.
-
tin ia mengikuti pameran kerajinan
yang diadakan dinas perindustrian,
perdagangan, atau koperasi di Yog-
yakarta. Dari pameran-pameran itu,
banyak orderan.
berkembangnya industri pakaian
lokal indie khusus untuk anak
juga mendatangkan rejeki tersendiri
bagi usaha konveksinya. Ia sering
mendapat permintaan membuat
baju dengan desain-desain khusus
tertentu dari distro.
adalah organisasi yang berusaha
memberikan kemampuan kepada
penyandang disabilitas terutama
-
teri tentang jahit di tempat-tempat
kursus jahit di Yogyakarta.
membuka kesempatan bagi penyan-
dang disabilitas lain untuk bekerja
dan berkarya di butiknya. Ia ingin
memberi kesempatan kepada untuk
belajar hidup mandiri.
* Sigid
51diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 51 1/21/12 12:29 AM
cerpen
BatukSAFRINA ROVASITA
IBU masih termenung,
menatapku dengan lem-
but. Tak jua dia berucap
sesuatu atau mengabul-
kan permintaanku. Aku
minta diantarkan ke pesta perka-
winan temanku.
”Ibu,” ucapku mengaburkan
lamunannya.
”Tidak kau ajak saja temanmu,
Aku menggeleng. ”Tak satu
pun yang mau mengantarku
selain Ibu.’’
”Dari mana kau tahu aku
mau mengantarmu?”
”Dari kebiasaan ibu,” jawabku
lugas. Aku seakan tak mau tahu,
gunakan untuk membersihkan
seisi rumah dan dan beristirahat.
hari itulah ia istirahat.
Ibu masih terdiam.
”Aku pun tidak memaksa,
kalau Ibu tidak berkenan,” kataku
sembari beranjak menuju tem-
kunjung terpenjam. Aku membayang-
kan betapa nikmat jika diriku menjadi
seseorang yang bukan diriku, sehingga
leluasa pergi ke mana-mana, tak perlu
merepotkan ibuku.
Terbayang kejadian tadi pagi. Ibu
masih lemas. Ia berjalan mengeluar-
kan motorku, mau mengantarkan
aku ke sekolah tempatku bekerja. Ya,
sebagai guru aku tidak boleh sering
membolos. Cukuplah aku tidak
mengajar karena sakit yang tak bisa
tertahan lagi. Ibu masih terbatuk-
batuk. Ia belum sembuh dari sakit
batuknya.
”Apa tidak lebih baik aku naik
ojek saja, Bu?” tanyaku.
Ibu menggeleng. ”Tidak apa-apa,”
katanya.
Tapi aku tetaplah khawatir. ”Ibu
kelihatan belum sehat.”
”Lalu, kenapa kau memaksa Ibu
mengantarkanmu ke pesta perkawin-
an temanmu?”
Aku tersenyum. Tentu, ha-
tiku tak kan bisa kutipu. Aku ingin
berangkat bersama teman-teman,
tapi.... Tapi, mengapa? Aku tak tahan
mendengar batuk ibuku. Lalu, harus
bagaimana lagi?
Aku bingung. Mataku belum
mau terpenjam. Mungkin Ibu
sekarang berpikir aku tidak punya
teman. Kasihan Ibu. Ia batuk-batuk,
tapi tetaplah memikirkan aku yang
tidak punya teman. Tak ada orang
yang bisa mengantarkan ke mana aku
mau, selain Ibu. Padahal aku tidak
bisa naik motor sendiri. Aduh, bagai-
mana, dong?
Bagaimana kalau-kalau Ibu me-
aku masih meminta pertolongan Ibu.
Termasuk dalam hal berdoa, memo-
hon kepada Yang Kuasa agar aku
lekas diberi jodoh.
Aku tersentak. Jodoh dari mana?
Aku tidak punya teman. Karena itu
aku mengajak Ibu ke pesta perkawin-
an temanku, yang konon beda dari
yang lain. Aku tidak tahu perbedaan
itu dalam hal apa. Tapi yang jelas
aku ingin mengajak Ibu menyaksi-
kan.
Aku ngomong pelan-pelan kepada
Ibu. Awalnya aku hanya bertanya,
bersih-bersih rumah.”
njagong?” kulanjutkan pertanyaanku.
-
dian tersenyum kecut.
Aku jadi ketakutan. ”Bagaimana
kalau Ibu mengantarkanku njagong
ke tempat temanku?” kuralat pertan-
yaanku.
Ibu terdiam, tidak menolak atau
mengabulkan permintaanku. Ia
hanya bertanya, ”Tak ada temanmu
yang mau mengantarkanmu? Atau
diantar kakakmu?”
”Tidak, harus Ibu,” ucapku.
Di kegelapan, benar-benar aku
52 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 52 1/21/12 12:29 AM
memikirkan itu. Mengapa aku harus
memaksa Ibu? Padahal Ibu sedang
haji ia terus-terusan batuk, mungkin
kecapekan. Tapi mengapa aku harus
memaksa Ibu?
teman mengajakku bareng. ”Kita ber-
dua, mau gak?” tanyanya.
pergi bersama temanku itu. Menun-
jukkan bahwa aku pun punya te-
man. Tapi aku menolaknya. Menolak
dengan alasan yang menurutku
hanya pantas dikatakan anak-anak:
-
sanan di tempat tidur. Dari tadi aku
tidak bisa tidur. Batuk Ibu terdengar
nyaring di kamar sebelah. Ia ter-
dengar mengambil minum untuk
mengurangi batuknya, tapi malah
batuknya menjadi-jadi.
Pikiranku terus melayang-layang
tak tentu arah. Terkadang, untuk
mengusir rasa kantuk yang datang,
aku menguap.
muncul di kamarku dengan mem-
bawa piring berisi makanan.
”Belum, Bu.’’ kataku.
”Mungkin kau lapar. Mari makan
bersama Ibu,’’ ajaknya sambil me-
nyalakan lampu di kamarku. ”Kita
makan sepiring berdua aja, ya.”
Aku mengangguk. Ibu mende-
kat. Kupandangi tangannya yang
sesekali menyuapkan makanan ke
menghapus keheningan. ”Aku tak
tahu alasanmu mengajak Ibu ke
pernikahan temanmu.’’
”Biasanya kan aku juga ngajak
Ibu,’’ jawabku sambil mengunyah
makanan yang baru saja disuapkan.
”Tunggu, biarkan Ibu bicara dulu,”
potong Ibu.
Aku menunduk. Aku tak tahu ha-
rus ngomong apa. Aku tak mungkin ju-
jur mengatakan yang sesungguhnya.
Perlahan-lahan Ibu berbicara den-
gan kesoktahuannya. Benar, Ibu sung-
guh sok tahu. Ia mengatakan, aku
memaksanya mengantarku karena
teman yang pernah jadi teman spe-
sialku. Aku sedih, tapi ingin melihat.
Dan aku tidak mungkin akan sanggup
melihat, tanpa didampingi Ibu.
”Ibu ingin kau mengatakan yang
sebenarnya kepada Ibu. Bukan karena
Ibu tidak mau mengantarmu. Tapi Ibu
ingin kau jujur dan kuat mengha-
dapi.’’
Dan tiba-tiba aku ingin
menangis. *
* Safrina Rovasita, penulis, penyan-‐
dang cerebral palsy, tinggal di Yogya-‐
karta. Mahasiswa cerebral palsy yang
pertama lulus dari Universitas Negeri
Yogyakarta. Kini mengajar di SLB
Yapenas dan relawan di LSM SIGAP.
Sedang menulis novel yang berkisah
tentang penyandang disabilitas.
53diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Did
i Pur
nom
o
dummy diffa_14 baru.indd 53 1/21/12 12:29 AM
bugar
54 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Oleh: Aria Indrawati
Menjaga Punggung Tetap Sehat
PUNGGUNG adalah
organ penyangga
berjalan, duduk, naik
turun tangga, punggung
menopang tubuh kita.
Di punggung antara lain
rutinitas dan padatnya aktivitas
sehari-hari, kita sering kali tak terlalu
memperhatikannya. Akibatnya, tanpa
kita sadari, banyak di antara kita yang
mengalami gangguan dengan pung-
gung. Kesadaran itu biasanya baru
-
dampak”. Misalnya rasa tidak nyaman
hingga nyeri berkepanjangan dan
kronik.
-
kebiasaan yang salah, atau karena
tidak hanya menimbulkan rasa tidak
nyaman, pada level tertentu, hal ini
juga membahayakan kesehatan secara
keseluruhan.
akibat dampak dari penyakit antara
lain adalah karena peradangan tulang,
kanker paru-paru, kadar kolestrol
atau asam urat yang terlalu tinggi,
gangguan ginjal, serta pengeroposan
tulang.
Bentuk punggung yang baik
Did
i Pur
nom
o
54 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 54 1/21/12 12:29 AM
55diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
adalah punggung yang lurus. Ciri-ciri
punggung lurus adalah jika posisi
daun telinga, pundak dan pinggul
sejajar bagai garis lurus dari atas ke
bawah. Adalah sangat baik mem-
biasakan punggung tetap tegak baik
saat duduk, berdiri dan berjalan. Baik
dan ini berpotensi menjadi penyebab
gangguan punggung.
Beban Berlebihan
punggung adalah karena kita memba-
wa beban berlebihan pada punggung
kita. Anak-anak sekolah membawa
seluruh buku yang diperlukan untuk
belajar dalam sehari dan keperluan
sekolah lainnya di tas punggung
membawa keperluan bepergian juga
di tas punggung.
Menggunakan tas punggung
dari berat badan kita. Apalagi jika ini
dilakukan dengan intensitas yang
tinggi. Jika ini terjadi, akan berpotensi
menimbulkan gangguan punggung.
Bentuk punggung pun perlahan dapat
melengkung akibat membawa beban
berlebihan.
Kadang-kadang karena terpaksa,
kita juga harus mengangkat benda
yang lumayan berat untuk ukuran
kita sendiri. Misalnya, satu galon air
mineral. Jika ini terpaksa harus dilaku-
kan, kita harus melakukannya dengan
cara yang aman. Berjongkoklah
terlebih dahulu, lalu mengangkat. Jika
kita langsung mengangkat benda yang
berat sambil membungkukkan pung-
gung, kita akan berpotensi mengalami
cidera punggung, terutama punggung
bagian bawah.
Minim Aktivitas Fisik
hidup di jaman modern ini adalah
terlalu banyak duduk, dan kurang akti-
-
aktivitas lain menggunakan komputer,
duduk di mobil atau kendaraan umum
lainnya, duduk di motor, duduk saat
menonton televisi, dan sebagainya.
waktu dalam sehari kita gunakan un-
tuk beraktivitas sambil duduk.
Di sisi lain, karena padatnya
pekerjaan atau aktivitas dan jauhnya
jarak tempuh antara tempat tinggal
dan tempat beraktivitas, membuat kita
sulit meluangkan waktu melakukan
olahraga.
Akibat terlalu banyak duduk,
otot-otot punggung kita jadi kaku.
Apalagi jika posisi duduk yang kita
lakukan tidak benar. Misalnya duduk
membungkuk. Atau, bekerja menggu-
nakan komputer yang terletak di atas
meja terlalu tinggi. Atau duduk di atas
kursi dengan desain yang tidak sesuai
dengan postur tubuh kita.
Duduk berlama-lama dalam
posisi yang kurang benar berpotensi
menimbulkan gangguan sakit pung-
gung. Mulai dari punggung bagian
atas, leher dan bahu, bagian tengah
hingga punggung bagian bawah.
Kekakuan otot punggung ini juga
berdampak pada potensi mengalami
cidera punggung. Misalnya, sebagian
kita memiliki kebiasaan memutar
pinggang setelah merasa pegal akibat
terlalu lama duduk. Jika gerakan ini
dilakukan de ngan cara menyentak,
hal ini berpotensi menimbulkan cidera
punggung.
Mengantisipasi dan MengatasiAgar kita memiliki otot punggung
yang lentur, yang harus dilakukan
adalah berolahraga secara teratur;;
sekurang-kurangnya tiga kali seming-
gu. Jika karena kegiatan yang kita
lakukan mengharuskan kita banyak
duduk, lakukan gerak badan di sela-se-
la kegiatan duduk tersebut. Misalnya,
setelah maksimal duduk selama dua
jam, berjalan-jalanlah, atau lakukan
peregangan punggung. Tautkan kedua
tangan, angkat kedua tangan setinggi
mungkin. Perlahan tariklah tangan
ke kiri dan ke kanan. Lalu dorong ke
depan dan tautkan tangan di belakang
punggung serta tarik sejauh yang bisa
kita lakukan.
berpotensi menimbulkan cidera pung-
gung sebagaimana diuraikan di atas.
Bagi mereka yang terlanjur
mengalami gangguan punggung,
di antaranya terapi akupuntur. Ber-
jemur di bawah sinar matahari pagi
sinar matahari pagi dapat membantu
melemaskan otot-otot punggung yang
kaku.
mereka yang mengalami gangguan
punggung adalah berenang. Dengan
berenang, kita akan menggerakkan
seluruh anggota badan kita. Tangan,
kaki, punggung atas, tengah dan
-
atih kelenturan otot-otot punggung
kita.
disebabkan karena ketegangan dalam
pekerjaan atau kehidupan sehari-
hari. Jika ini terjadi, beristirahatlah.
Lakukan relaksasi atau meditasi untuk
melepaskan segala ketegangan yang
ada.
Menjadi bagian dari kehidupan
modern adalah sesuatu yang tak dapat
kita hindari. Padat aktivitas, penuh
tekanan, hingga mobilitas yang tinggi.
Agar menjadi manusia modern yang
tetap sehat, kita harus berupaya men-
jaga agar hidup kita tetap seimbang.
* Aria Indrawati
dummy diffa_14 baru.indd 55 1/21/12 12:29 AM
SDN 16 CEMPAKA PUTIH
Pemenang Anugerah Pendidikan Inklusif 2011
Foto
: Sig
it D
Pra
tam
a
56 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
inklusif
dummy diffa_14 baru.indd 56 1/21/12 12:29 AM
SDN 16 Cempaka Putih berlokasi di tengah
pemukiman padat di kawasan Cempaka Putih
Barat, Jakarta Pusat. Jalan masuk ke sekolah
ini melalui gang kecil. Tapi sekolah inilah
satu dari dua sekolah yang memenangkan
Anugerah Pendidikan Inklusif 2011.
SDN 16 Cempaka Putih memenangkan Anugerah Pen-
(diffa, November 2011). Anugerah
mendorong perkembangan pendidik-
an inklusi di Indonesia, dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan untuk
semua (education for all).
Pemberian penghargaan yang
baru pertama kali di Indonesia ini dia-
-
-
Melebihi Kapasitas -
ti satu gedung bertingkat dua bersama
menempati lantai atas, sementara dua
sekolah lain menempati lantai bawah.
atas itu dibuat rata untuk mengako-
bangunannya sudah seperti ini,” ujar
ditetapkan sebagai sekolah inklusi
jelas master ilmu pendidikan lulusan
Uhamka, Jakarta, ini.
dari pemerintah dan lembaga yang
-
tara lain pelatihan guru, pemberian
57diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 57 1/21/12 12:29 AM
yang tak kalah penting, penempatan
menangani siswa berkategoru anak
berkebutuhan khusus (ABK).
Menurut Kelanawati, jumlah ABK
-
setiap kelas hanya dua anak ABK.”
Jumlah ABK yang melebihi stan-
dar ini, menurut Kelanawati, karena
banyak anak baru ketahuan berkebu-
tuhan khusus setelah di tengah jalan.
Juga karena ada ABK pindahan dari
kita harus menampung anak-anak dari
sekolah yang bukan inklusi itu,” jelas
ibu dua anak ini.
-
tuk menangani anak berkebutuhan
ABK di sini tinggi, karena daerah sini
pemukiman padat. Banyak warga dari
masyarakat golongan ekonomi lemah,”
ujar sarjana PLB (Pendidikan Luar
Tentang Anugerah Inklusi
ia mengajak siswa ABK ke ruang khu-
sus yang tersedia, secara berkelompok
atau perorangan. Ruang khusus itu
dilengkapi peralatan standar untuk
siswa ABK, seperi buku-buku, latihan
kecerdasan dan keterampilan, cermin
latihan alat latihan keseimbangan
badan, bicara untuk anak tunarunggu,
-
tau di kelas. Karena sering ditemukan
anak berkebutuhan khusus baru,” jelas
Marliyawanti.
Menurut Kelanawati, sarana
ia pimpin sudah memenuhi stan-
dar sesuai lingkungan sosial lokasi
sekolah. Ia sendiri mengaku, sebelum
-
lajar,” katanya. Tapi pengalaman jadi
guru dan pendidikan master di bidang
evaluasi pendidikan membuat ia bisa
sini sudah mengikuti pelatihan pendi-
dikan inklusi,” ujarnya.
Begitu pula mengenai Anugerah
-
nawati, keikutsertaan sekolah yang
dia pimpin dalam seleksi penghar-
gaan itu karena mendapat undangan
isian itu antara lain meminta doku-
men prestasi dan kegiatan anak didik,
produk yang berkaitan dengan inklusi,
dimiliki, karya tulis, dan publikasi
(sosialisasi) di media massa.
ikut lomba atau kegiatan, misalnya
lomba melukis atau mewarnai, saya
atau media massa, saya simpan,”
ujarnya Kelanawati. Ia tidak terpikir
dapat menang atau menerima peng-
menang,” ujar ibu dua anak ini tam-
pak senang.
Kemenangan itu membuat seko-
lah yang ia pimpin mendapat lebih
banyak perhatian. Kelanawati dan
anak buahnya makin sering diun-
dang dalam pelatihan, seminar, dan
-
yak pihak, bahkan dari Timor Leste.
Juga jadi lokasi penelitian mahasiswa.
Kelanawati.
Jasa HKIPenghargaan Anugerah Pen-
bersamaan dengan acara pembukaan
-
kung pemberian Anugerah Pendidik
dalam pemberian penghargaan untuk
dan jenis ABK yang diterima, pemaha-
man dan implementasi prinsip-prinsip
-
ponen sekolah, aksesibilitas prasarana
gedung dan lingkungan, keberadaan
ruang khusus, keberadaan sumber
daya manusia yang menunjang proses
belajar mengajar, dan yang berkaitn
dengan hal-hal tersebut.
-
rian penghargaan ini karena berkaitan
erat dengan program yang mereka
menjalankan program Opportuni-
ties for Vulnerable Children
enam provinsi Indonesia (DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta,
an dan perluasan pendidikan inklusi
melalui pendampingan bagi pemerin-
dalam mengembangkan kebijakan
dan sistem layanan pendukung (guru
pembimbing khusus, pusat sumber)
untuk menjamin peluang bagi anak-
anak berkebutuhan khusus dalam
memperoleh pendidikan yang layak
dan setara.
salah satu dari banyak sekolah yang
-
58 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 58 1/21/12 12:29 AM
-
-
pelatihan, atau apa. Mereka juga suka
berkunjung ke sini,” lanjutnya.
Tantangan dalam IroniMenurut Kelanawati, keberadaan
dikenal luas di kawasan Cempaka
Putih. Dalam penerimaan murid ABK
baru, Kelanawati cuma mensyaratkan
si anak diperiksakan ke psikolog atau
dokter, untuk mendapatkan assesmen
mengenai jenis dan tingkat kebutuhan
kita tidak salah menempatkan,” jelas-
nya.
Meski begitu, seperti sudah dike-
mukakan di atas, banyak murid yang
kemudian ketahuan masuk kategori
ABK setelah dalam proses belajar.
banyak. Ya, kita harus tetap layani dan
tangani,” ujar Kelanawati.
Marliyawanti membenarkan
ucapan Kelanawati. Banyak orang-
tua yang tidak sadar bahwa anaknya
masuk kategori berkebutuhan khusus.
mau mengaku anak seperti itu,” ujar
Marliyawanti.
Ibu guru yang akrab dipanggil
Bu Lia ini mengaku prihatin dengan
sikap pengingkaran seperti itu, karena
akan merugikan masa depan si anak.
Banyak orangtua yang tidak perduli
kondisi anaknya. Yang penting seko-
lah. Ada yang perduli dengan keadaan
anaknya, tapi tidak tahu harus berbuat
apa,” ujar Marliyawanti dengan wajah
prihatin.
Keprihatinan Marliyawanti yang
lain, adalah menyangkut statusnya
-
-
bingungkan. Dalam pengangkatan
-
agai pusat sumber bagi sekolah inklusi
di lingkungannya. Kalau mau diangkat
sangat terbatas,” jelasnya.
Kelanawati membenarkan kepri-
berdaya,” ujarnya. Ia mengungkap-
karena itu wewenang dinas,” ujarnya.
Kondisi ironis. Membutuhkan
tenaga guru, tenaga gurunya sudah
mengabdi, tapi tak kunjung diangkat.
se sungguhnya akan menguatkan pen-
didikan inklusi itu.
* Nestor
Foto
: Nes
tor R
Tam
buna
n
59diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 59 1/21/12 12:29 AM
pindaiFo
to-fo
to: L
utfi
Ana
ndik
a
60 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
EKSEBISI MOTOCROSS DISABILITAS
UDARA
harjo siang itu, Ju-
mat, akhir Desember
Tapi udara panas
itu tidak mengurangi semangat para
tunadaksa yang sedang bergulat de-
ngan track motorcross. Ini motorcross
istimewa, karena kendaraan yang
digunakan para peserta adalah motor
tiga.
Eksebisi motorcross untuk penyan-
dang disabilitas ini baru pertama kali
di Indonesia. Tak heran peserta yang
datang dari Yogya, Madiun, Malang,
dummy diffa_14 baru.indd 60 1/21/12 12:29 AM
61diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Bandung, bahkan dari luar Jawa.
Terlebih, eksebisi ini menyediakan
banyak hadiah.
Meriah dan BersemangatEksebisi motorcross yang menye-
dot banyak perhatian ini diseleng-
garakan atas kerja sama Yayasan Fajar
-
Karena baru pertama, sebelum
hari perlombaan diadakan technical
meeting dengan para peserta yang
masih awam dengan track yang
disediakan panitia. Awalnya panitia
tidak memberikan izin latihan untuk
mencoba track. Alasannya, biar jadi
-
nolak, Alasannya, ingin tahu seberapa
ekstrim lintasan agar bisa mengukur
tingkat bahaya dan tingkat kemam-
puan motor mereka.
Awalnya, banyak peserta yang
ragu tidak mampu melewati lintasan.
Akhirnya salah seorang peserta dari
Bandung berani mencoba lintasan.
Melihat peserta itu berhasil menaklu-
kan lintasan, sontak para peserta lain
berani mencoba. Lintasan itu memang
cukup menantang.
Eksebisi motorcross roda tiga
peserta dari berbagai daerah. Race di-
peserta berteriak semangat. Pemenang
race ini memang tidak ditentukan ke-
dummy diffa_14 baru.indd 61 1/21/12 12:29 AM
Foto
-foto
: Lut
fi A
nand
ika
62 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 62 1/21/12 12:29 AM
63diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
tersebut menjadi pemenang.
Lintasan yang ditentukan panitia cukup menan-
tang. Banyak tanjakan tajam. Tak sedikit motor peserta
-
cul kejutan. Di kelas ini, sebagian peserta justru perem-
peserta perempuan ini mempersiapkan motor dan
berbagai asesori, seperti jaket pelindung, kacamata
hitam, sepatu, dan sebagainya dengan tak kalah gaya.
mengaku sangat gembira melihat para penyandang
tunadaksa bisa mengikuti eksebisi dengan percaya
ingin mengikuti eksbisi atau memenangkan hadiah,
tapi juga ingin berbagi pengalaman dibidang otomo-
motor yang aman bagi para tunadaksa.
semua race dilangsungkan, pihak panitia me-
nampilkan hiburan panggung untuk melepas-
kan lelah para peserta.
Memecahkan Rekor
MURI, yaitu konvoi motor roda tiga tunadaksa
-
dakan sosialisasi sim D bagi para penyandang
disabilitas. Acara yang berlangsung di depan
ketika bendera start konvoi dikibarkan. Motor
roda tiga tunadaksa pun memenuhi jalan raya
warga yang menyaksikan, bahkan kadang
diwarnai tepuk tangan. Antara lain karena ada
saja peserta yang melakukan atraksi, antara me-
miringkan motor, hingga hingga berjalan hanya
dengan dua roda.
berkumpul kembali di lintasan race. Aksi band
-
yak dari peserta ingin menjajal kemampuan
sekaligus mengukur kecepatan meliwati garis
ngan cepat, melewati tikungan tajam dan dan
detik. Melihat peserta dari Bandung ini, peserta
lain tidak mau kalah. Jadilah waktu menunggu
hasil penjurian itu menjadi ajang demo motor
roda tiga.
Panitia akhirnya mengumumkan
pemenang dari setiap seri race, mulai dari seri
pemenang mendapatkan hadiah piala, piagam,
dan uang pembinaan. Acara yang menyatu-
kan para penyandang tunadaksa ini memang
mendapat perhatian dari banyak sponsor.
para tunadaksa. Rencananya akan dijadikan
event tahunan,” ujar Ryan, salah seorang pe n-
dukung penyelenggara. Ya, para penyandang
tunadaksa memang perlu mendapat medan
untuk menyalurkan kemampuan dan ekspresi
diri.
* Lutfi Anandika
dummy diffa_14 baru.indd 63 1/21/12 12:29 AM
Foto
: Sig
it D
Pra
tam
a
diffa edisi 14 -‐ Februari 201264
bisikan angin
ETELAH
cokelat panas, kami ber-
tiga naik ke lantai dua, di
jadwal yang sudah disepakati.
duduk yang enak, kami bertiga pun
menikmati hangatnya cokelat disela
dinginnya udara karena hujan lebat
setengah jam menunggu, akhirnya
Angkie pun datang, didahului dua
Angkie Yudistia
kami pun terlibat pembicaraan yang
serius, walau nuansa santai tetap ada.
Kami masing-masing bercerita
tentang dunia disabilitas yang ada
di Indonesia, dengan berbagai aspek
yang ada di dalamnya. Angkie pun
menceritakan perjuangannya se-
bagai seorang penyandang disabilitas
(tunarungu) untuk mendapatkan
kesetaraan dalam kehidupannya,
dia pun terus berjuang untuk hal itu
dengan berbagai macam cara dan ket-
yang pada akhirnya di bulan Desember
Batas” yang berisi tentang perjuangan
hidupnya.
-
manku penyandang disabilitas terinspi-
rasi untuk terus tidak henti berjuang”,
tuturnya. Di bulan Desember Angkie
dan teman-temannya mengadakan
nal melalui sosial media bertajuk PITA
yang luar biasa, walau kami dalam
perbincangan tersebut sepakat bahwa
sosial media bukan menjadi suatu jamin-
an keberhasilan suatu gerakan, namun
implementasi dari gerakan tersebut yang
lebih penting.
Kepedulian melalui sosial media
Pita Biru patut disyukuri sebagai suatu
dan teman-temannya bercerita tentang
visi dan misi gerakan yang mereka
-
gram yang kami jalankan serta visi dan
misi yang diemban.
Tak terasa dua jam berlalu, kami pun
akhirnya mempunyai satu pemahaman
yang sama, bahwa banyak hal yang bisa
dilakukan dengan bergandengan tangan
dan saling mendukung sesuai dengan
berjanji untuk pertemuan lanjutan un-
tuk lebih menajamkan hasil pertemuan
hari ini, serta implementasi bersama
yang bisa dilakukan, diakhir pertemuan,
-
kie pun tersenyum meng-iyakan.
memotivasi kita semua untuk berbuat
apapun, sekecil apapun, bagi kesetaraan
kehidupan penyandang disabilitas di
rumah besar Indonesia.
*Jonna Damanik
dummy diffa_14 baru.indd 64 1/21/12 12:29 AM
Foto
: Ist
imew
a
65diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
UJAN deras
mengguyur
Yogjakarta sejak
siang sampai
malam hari,
termasuk di kawasan Kasihan,
Bantul, tempat dimana Emha Ai-
begitu Emha akrab disapa, datang
-
sehari-hari mengurus Taman
yang didirikannya bagi anak-anak
di wilayah Kasihan. Para tamu
yang berada di dalam rumah lang-
sung disapa dan disalami satu per
satu dengan hangat dan ramah.
Mereka datang dari berbagai kota.
telalu arogan dan tinggi hati untuk
mampu menempatkan diri di setiap
persoalan yang mereka hadapi dalam
konteks hubungan mereka dengan
sang pencipta. Melihat dan berdasar-
kelompok teaternya, Kyai Kanjeng
akan menggelar sebuah pementasan.
untuk ikut bermain dalam pemen-
dalam pentas itu kalau memungkin-
mari kita tunggu pentas itu karena
Indonesia sekarang memang mem-
butuhkan sosok pemimpin dengan
Ada yang dari Jakarta, Pekalongan,
Jombang, dan beberapa daerah lain.
ratusan sampai ribuan orang, juga dari
berbagai daerah.
untuk ngobrol berbagai hal dengan
keprihatinan mereka terhadap berb-
agai persoalan sosial, budaya, politik
dan ekonomi yang tak kunjung henti
melanda bangsa Indonesia dan se-
bisa menyelesaikan semua persoalan
itu tanpa bantuan Allah. Tak akan
mampu jika hanya mengandalkan ke-
hebatan manusia, sehebat apapun itu,”
Emha Ainun Nadjib
dummy diffa_14 baru.indd 65 1/21/12 12:29 AM
biografi
66 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
NICK VUJICICMotivator tanpa Lengan dan Kaki
dummy diffa_14 baru.indd 66 1/21/12 12:29 AM
67diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Tanpa Tangan -‐ KakiPara pengguna internet di seluruh
dunia yang hobi mengakses situs You-
Vujicic. Berbagai versi video motivasi
sehari-hari diungguh di situs terkenal
ini dan membuat ia menjadi orang
yang dikenal di seluruh dunia.
-
sebagai anak tertua dari pasangan
suami-istri Dushka Vujicic dan Borris
Vujicic. Ibunya bekerja sebagai pera-
wat dan ayahnya pendeta. Keduanya
tetra-amelia syndrome, jenis kelainan
Nick Vujicic terlahir tanpa kedua lengan mulai dari bahu dan tanpa kedua kaki mulai dari pangkal paha. Namun, ia motivator tunadaksa terkemuka di dunia. Berbagai video motivasi dan aktivitasnya telah mengubah persepsi banyak orang di dunia, bagaimana seharusnya mensyukuri hidup.
bawaan pada tubuh yang sangat
langka, ditandai dengan ketiadaan
kedua lengan dan kedua kaki. Yang
paha kirinya. Keadaannya saat lahir
tak urung membuat orang tuanya
sangat terpukul. Dengan kondisi
disabilitas seberat itu, apa yang bisa
kelak?
orang yang istimewa. Mereka berusa-
ha mengatasi kesedihan dan kekha-
watiran sambil terus menanamkan
nilai-nilai keberanian dan kegigihan
-
ya sendiri dan orang lain, meskipun
dengan kondisi disabilitas yang berat
seperti itu, dan apa pun tantangannya.
Mencoba Bunuh DiriBegitu memasuki usia sekolah,
Bagian Victoria melarang anak-anak
bersekolah di sekolah umum. Undang-
undang tersebut kemudian diubah,
anak berkebutuhan khusus boleh
bersekolah di sekolah umum.
cerdas dan tidak memiliki kelainan
mental. Itulah salah satu jalan me-
-
pi masa depan. Jauh lebih menantang,
karena ia bergaul dan bersaing dengan
anak-anak lain yang bukan penyan-
dang disabilitas. Mereka pun mema-
Keputusan memasukkan ke
sekolah umum adalah keputusan
yang luar biasa menyulitkan bagi
dengan perjuangan mental, emosi, dan
-
mi anak-anak lain yang lahir dengan
menghadapi olok-olok dan hinaan,
tapi juga harus berjuang menumbuh-
kan rasa percaya diri serta mengatasi
depresi dan kesepian yang dirasakan
setiap saat. Dalam kelelahan berjuang,
dia diciptakan berbeda? Mengapa dia
tidak memiliki lengan dan kaki seperti
anak-anak lain? Dia sering bertanya,
apa maksud Tuhan menjadikannya
seperti ini dan lebih sering lagi ber-
tanya apakah dia mempunyai tujuan
dalam hidupnya.
Frustrasi karena merasa menjadi
-
nakan lengan dan tangan elektronik,
dengan harapan bisa menjadi sama
-
coba menggunakan alat itu beberapa
seperti anak-anak lain. Bahkan, alat itu
justru membuat ia sulit bergerak dan
bermobilitas.
-
benar mencoba bunuh diri dengan
cara menenggelamkan diri.
akhirnya tak lagi mencoba bunuh
diri. Ibunya berusaha menyadarkan
dengan memperlihatkan sebuah berita
di koran. Berita itu tentang seorang di-
bahwa dia belum berjuang seperti
mulai berdoa, memohon agar Tuhan
menumbuhkan kedua lengan dan
kakinya.
Tuhan tidak mengabulkan per-
dummy diffa_14 baru.indd 67 1/21/12 12:29 AM
68 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
untuk tetap teguh berjuang mengatasi
-
nakan apa saja yang masih dia miliki.
Belajar Hidup Kembali
-
tasannya dan semakin banyak belajar
untuk mengurus diri sendiri. Dia ber-
berhasil menemukan cara sendiri un-
tuk menulis, menggunakan komputer
dan mengetik, memukul bola tennis,
memainkan pedal drum, mengambil
air minum di gelas, menyisir rambut,
menggosok gigi, mengangkat telepon,
dan bercukur.
-
kan semua itu, semakin mudah bagi
sendiri, orang lain, dan juga lingkun-
gannya. Itu semua berhasil dilakukan
karena dia bersandar dan berharap
kepada Tuhan.
yang tidak mempunyai lengan dan
kaki mempunyai masalah besar,
maka tidak mengenal Tuhan adalah
masalah yang lebih besar lagi. Me-
ngenal Tuhan berarti mengetahui apa
yang Dia katakan. Mengetahui apa
yang Dia katakan berarti mengetahui
bahwa Tuhan mencintai saya dan
bahwa Dia tidak pernah meninggal-
ceramahnya yang penuh semangat
namun menyentuh.
Dalam beberapa tayangan vi-
-
gunakan kedua jari kakinya. Cara
yang dia gunakan sangat unik. Dia
mengenakan semacam cincin pada jari
-
cam pengait untuk menggenggam
pensil. Dengan cara itu dia menggerak-
mahir menggunakan jari kaki untuk
-
gunakan mulut untuk menggambar.
Dia menggigit spidol dengan mulut
dan menggambari kertas seperti yang
biasa dilakukan tunadaksa lain.
Mampu Melakukan Apa Saja
melakukan apa saja. Untuk bermobi-
litas di tempat umum secara mandiri,
dia biasa menggunakan kursi roda
elektrik. Bila pergi bersama pendam-
-
hana yang didorong pendampingnya.
Meskipun sering memakai kursi roda,
-
lan sendiri. Dengan panggul dan kaki
kecil berjari-dua yang tumbuh di pan-
lincah dengan cara menggerakkan
panggul.
berenang, menyelam, bahkan berse-
lancar di pantai. Lagi-lagi dia meng-
gunakan cara yang unik saat bermain
selancar. Dia berdiri di atas papan
selancar. Agar tidak jatuh, sesekali dia
membaringkan tubuh di atas papan
selancar dengan posisi tengkurap se-
raya berpegangan pada bantalan yang
dipasang di papan selancar dengan
menggunakan bahu dan dagu.
Dia menguasai berbagai olahraga
jenis permainan. Dia jago bermain
di antara dagu dan bahu, dia menga-
juga sangat suka bermain bola. Dia
bisa berlari menggiring bola ataupun
menyundul bola. Karena rajin berolah-
raga, tubuhnya menjadi sangat tegap,
sehat, lentur, dan lincah.
penuh semangat. Dia hobi menyanyi.
Dalam berbagai kesempatan cera-
-
nyanyi sambil menari dengan para
peserta. Dia menari dengan lincah
sambil menggoyang-goyangkan
kepala, bahu, dan panggul, membuat
orang-orang di sekelilingnya ikut gem-
bira sekaligus terharu.
-
annya yang membuat orang-orang
lain tersentuh karena kesukaannya
menunjukkan perhatian kepada orang
lain melalui hal-hal kecil. Dalam per-
jalanan ke salah satu negara miskin,
seorang anak kecil. Dia menggigit
sendok berisi makanan dan menyuap-
kannya kepada si anak yang berkaki-
tangan lengkap.
berhasil melampaui masa-masa sulit
di masa kecilnya dan menjadi sukses,
tunadaksa pengidap tetra-amelia
syndrome. Dia tidak mau orang lain
yang bernasib sama seperti dirinya
menanggung kesulitan sendirian se-
perti dirinya dahulu.
Dalam salah satu tayangan
video motivasinya, dia bermain-main
dengan seorang anak kecil pengidap
tetra-amelia syndrome yang masih
memiliki kaki kiri utuh. Di rumah,
mereka berdua bermain di atas karpet,
saling menggulingkan badan. Anak itu
berguling sambil berusaha menyen-
Mereka berdua juga bermain
skateboard di luar rumah. Dengan
tubuh ditelungkupkan di atas skate-
board dan kaki kiri menjejak tanah,
anak itu meluncur di sepanjang trotoar
mengharukan sekaligus menyema-
menjadi inspirasi bagi dunia.
* Mila K. Kamil
Sumber: http://www.lifewithoutlimbs.org/http://attitudeisaltitude.com/http://en.wikipedia.org/wiki/Nick_Vujicic
dummy diffa_14 baru.indd 68 1/21/12 12:29 AM
Dikira Orang kos Kalau Ada yang Ingin...
cermor
ALUYO (bukan nama sebenarnya),
seorang tunadaksa yang tinggal di se-
buah perumahan di daerah pinggiran
bersama istri, dua anak, dan seorang
pembantu.
sekolah menggunakan motor roda tiga. Biasanya ia dengan
sopan menyapa setiap penghuni rumah yang dilewati. Dan
ia merasa bangga karena para tetangga pun menanggapi
dengan ramah.
-
kan penelitian dampak krisis moneter terhadap aktivitas
saling senyum dan sapa meskipun tidak saling mengenal
-
jar, tampak ramah dan sopan.
cerita istrinya. Ketika istrinya sedang ngobrol bersama
ibu-ibu tetangga di teras, beberapa anak muda yang me-
ngalor-ngidul, tiba-tiba salah seorang anak muda itu bertan-
bekerja apa masih sekolah? Kok, nggak pernah pulang
kampung, Bu?”
rumah istrinya.
* Joko Slamet
INI
nya), penyandang disabilitas daksa dan
bahagia dengan istri sudah dikaruniai dua
anak. Anak pertamanya perempuan, beru-
-
pang dua tongkat, dia berhasil menyunting istri yang
anggun dan tidak menyandang disabilitas, berstatus
Dia lebih bahagia lagi karena anak pertamanya lahir
tanpa menyandang disabilitas dan tumbuh cerdas.
belajar berjalan.
-
ya menjadi perhatian dan membuat iri orang di ling-
kungan sekitarnya. Pak Lurah menjuluki keluarga
suami-istri itu juga suka bercanda, sehingga setiap
ada mereka pada pertemuan di kampung jadi ceria.
-
belajar berjalan menunjukkan tingkah yang lucu,
sehingga membuat tertawa orang-orang yang me-
Wis, kalau
ingin melihat suamiku berjalan, aku melihat anakku
lanang ini saja besok.”
* Joko Slamet
* Drs. Joko Slamet, penyandang tunadaksa berkursi roda, staf Pusat Pengem-bangan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (PPRBM) Prof. Dr. Soeharso, Solo, Jawa Tengah
69diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
Did
i Pur
nom
o
Did
i Pur
nom
o
dummy diffa_14 baru.indd 69 1/21/12 12:29 AM
70 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
BIBIT, -
lah kesatuan pertanyaan
yang sering dilontarkan
keluarga ketika menge-
tahui seorang anggota
keluarga memiliki calon pendamping
atau ingin melangsungkan pernikah-
an dengan seseorang. Pertanyaan
ditanyakan saat seorang anggota
keluarga mulai berhubungan dengan
seseorang.
Budaya bibit, bebet, bobot ada di
hampir seluruh tatanan masyarakat di
Indonesia, entah apa pun istilahnya.
temurun, dari zaman baeula hingga
abad modern sekarang ini. Jawaban
dari pertanyaan tersebut beragam. Ada
yang bisa berkompromi dengan unsur
ada yang saklek, tidak bisa ditawar,
hingga hubungan atau rencana perni-
kahan terpaksa dihentikan.
*
kalender tahun Masehi biasa dira-
yakan orang di berbagai pelosok dunia
sesama insan saling menyatakan kasih
sayang, baik antarpasangan pacar,
pasangan suami-istri, orang tua dan
anak, sesama teman, yang diwujud-
kan dengan pemberian hadiah atau
sekadar ucapan selamat. Banyak pula
yang mengadakan pesta khusus untuk
merayakan hari kasih sayang itu.
Kasih sayang adalah bentuk rasa
Pencipta bagi umat manusia. Karena
merupakan anugerah yang hakiki dari
tanpa terkecuali memiliki naluri dan
tentu juga mempunyai hak untuk
memberikan dan menerima kasih
sayang. Bukan hanya terhadap sesama
manusia, bahkan terhadap ciptaan
Tuhan yang lain, seperti hewan dan
tanaman.
Luar biasa makna kasih sayang.
karena ia berada dalam kedalaman
roh dan jiwa, menyatu dalam semua
komponen rasa dan pancaindra kita.
Tidakkah?
Lantas bagaimana, dengan prinsip
bibit, bobot, bebet?. Dengan kemuliaan
dalam jiwa manusia, yang diberikan
rasa itu tidak dibatasi embel-embel
semacam bibit, bebet, dan bobot hasil
rekayasa manusia? Bukankah itu ak-
hirnya akan membatasi makna kasih
sayang yang hakiki?
*
Pertanyaan ini akan terasa
lebih menggugat jika kita mengingat
insan-insan yang menyandang disa-
bilitas. Pertanyaan atau batasan bibit,
bebet, dan bobot akan terasa pahit
jika dilontarkan kepada orang atau
keluarga yang mempunyai anggota
penyandang disabilitas. Bagaimana
harus menjawabnya? Bukankah tidak
ada orang yang ingin menyandang
disabilitas? Karena, seperti juga hidup
kita, seperti juga kasih sayang, me-
nyandang disabilitas adalah pembe-
rian Tuhan yang harus diterima.
Belum lama ini saya berbincang
dengan seorang ibu yang dianugerahi
anak penyandang disabilitas. Dia
bercerita, anak perempuannya, kakak
anak yang menyandang disabilitas,
harus terputus jalinan kasihnya, ketika
keluarga pria tahu pacar anaknya
mempunyai adik laki-laki penyan-
dang disabilitas.
-
bil tersenyum.
Penyandang disabilitas, juga
keluarganya, adalah manusia cip-
taan Tuhan yang berhak memiliki,
menerima, dan memberikan rasa kasih
menolak atau masih menghadapi ken-
dala berinteraksi dengan penyandang
disabilitas, hubungan atau interaksi
dengan penyandang disabilitas itu
justru wujud rasa kasih sayang. Itulah
* Jonna Damanik
Bobot Kasih Sayang
Did
i Pur
nom
o
pelangi
70 diffa edisi 14 -‐ Februari 2012
dummy diffa_14 baru.indd 70 1/21/12 12:29 AM
dummy diffa_14 baru.indd 71 1/21/12 12:29 AM
dummy diffa_14 baru.indd 72 1/21/12 12:29 AM