17
MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DAN BUDAYA BACA SISWA Makalah tidak dipublikasikan dan didokumentasikan di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang Oleh : Drs. Hari Santoso, S.Sos. UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG DESEMBER 2007

MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS

DAN BUDAYA BACA SISWA

Makalah tidak dipublikasikan dan didokumentasikan

di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang

Oleh : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

DESEMBER 2007

Page 2: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

1

MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENULIS DAN BUDAYA BACA SISWA

Oleh : Drs. Hari Santoso, S.Sos.1

Abstraks. Majalah dinding memiliki peran yang cukup tinggi dalam upaya pembinaan dan pembentukan siswa, baik dalam aspek pengetahuan, kemampuan/keterampilan, bakat dan minat maupun sikap. Majalah dinding memiliki sejumlah fungsi, yaitu : (1) informatif, (2) komunikatif (3) rekreatif, (4) kreatif . Garis besar majalah dinding meliputi : (1) rubrik tajuk rencana atau editorial, (2) rubrik pemberitaan, (3) rubrik karya ilmiah atau featurue, (4) rubrik kreatif sastra, dan (5) rubrik umum Majalah dinding memiliki manfaat, yaitu (1) sebagai media komunikasi (2) sebagai media kreativitas (3) sebagai media untuk meningkatkan keterampilan menulis (4) sebagai media untuk membangun kebiasaan membaca (5) sebagai pengisi waktu (6) sebagai media untuk melatih kecerdasan berpikir (7) sebagai media untuk melatih berorganisasi.

Kata kunci : Majalah dinding, menulis dan membaca

PENDAHULUAN

Menulis merupakan kegiatan yang hampir tidak terpisahkan dari kehidupan manusia

sehari-hari. Terutama bagi mereka yang berhubungan dengan pekerjaan sebagai tenaga

administrasi, dosen, guru, mahasiswa, siswa dan lain-lain. Damono (dalam Warastutik,

1990:6) menyatakan bahwa “ seseorang yang ingin memiliki keterampilan mengarang

mau tidak mau harus rajin mencari contoh yang baik. Dengan kata lain ia harus rajin

membaca “. Dari pernyatan tersebut jelas bahwa kemampuan menulis dapat dipupuk dari

rajin membaca dan salah satu media bacaan sekaligus media untuk menuangkan karya-

karya siswa adalah majalah dinding.

Kegiatan menulis memerlukan banyak tenaga, waktu, serta perhatian yang sungguh-

sungguh dan juga menuntut keterampilan yang tidak dimiliki semua orang. Bahkan di

kalangan guru-guru masih banyak yang mengalami kesulitan menulis dengan benar.

Dalam kenyataannya masih sedikit sekali siswa yang dapat membuat karya tulis, baik

yang digunakan dalam lingkungan sekolah sendiri maupun untuk lingkungan luar sekolah

(lomba). Jika saat ini siswa tidak banyak menghasilkan karya tulis, tidak berarti mereka

1 Penulis adalah Pustakawan Madya Pada UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang

Page 3: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

2

tidak memiliki potensi untuk menulis. Pada dasarnya banyak siswa yang memiliki

potensi untuk menulis, hanya saja potensinya belum terasah karena tidak ada upaya untuk

meningkatkan keterampilan mereka dan tidak ada media sebagai tempat untuk

menyalurkan ide, gagasan dan kreativitasnya.

Dengan kondisi yang demikian perlu ada upaya untuk meningkatkan kemampuan

menulis bagi siswa dan sekaligus membangun budaya baca dan salah satu cara adalah

dengan menerbitkan majalah dinding sebagai alat bantu pengajaran dan pembinaan yang

diharapkan dapat merangsang kreativitas siswa.

Majalah dinding merupakan salah satu wujud keterampilan menulis. Menurut

Supriyanto (dalam Saliwangi, 1992:2) majalah dinding sangat mungkin diselenggarakan

karena merupakan salah satu bentuk majalah sekolah yang sederhana dengan biaya yang

murah sehingga lebih mungkin dilaksanakan di mana saja . Dalam hal ini majalah

dinding bukanlah hal yang baru dan asing dalam dunia persekolahan. Kehadirannya di

sekolah bukan saja disikapi sebagai pelengkap fasilitas semata, tetapi juga telah menjadi

kebutuhan dalam merekayasa siswa, baik yang berkaitan dengan program kurikulum

kurikuler maupun kokurikuler (Widodo, 1992:1). Majalah dinding memiliki peran yang

cukup tinggi dalam upaya pembinaan dan pembentukan siswa, baik dalam aspek

pengetahuan, kemampuan/keterampilan, bakat dan minat maupun sikap. Peranan majalah

dinding yang tampak pokok sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan

faktual serta memiliki sejumlah fungsi, yaitu : (1) informatif, (2) komunikatif (3)

rekreatif, (4) kreatif (Widodo, 1992:1)

Dalam praktiknya terdapat banyak bukti bahwa majalah dinding dapat menjadi

sarana berlatih untuk membina kreativitas menulis dan modal penanaman gemar

membaca. Oleh karena itu dengan adanya majalah dinding diharapkan para siswa

memiliki minat untuk memanfaatkan berbagai bahan pustaka yang ada di perpustakaan

sekolah sebagai bahan rujukan dalam membuat karya tulis dan sekaligus untuk memupuk

kegemaran dan kebiasaan membaca.

PEMBAHASAN

Majalah Dinding sebagai Media Massa di Sekolah

Page 4: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

3

Majalah dinding atau yang biasa diakronimkan menjadi mading merupakan satu jenis

media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Disebut majalah dinding karena

prinsip majalah terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya

dipampang pada dinding atau yang sejenisnya (Nursito, 1999:1)

Membahas majalah dinding tidak akan lepas dari pembahasan tentang media massa

secara umum. Hal ini karena majalah dinding di sekolah merupakan salah satu bagian

dari sejumlah media massa yang ada (Harsiati, 1992:1)

Dari aspek historis, majalah dinding merupakan cikal bakal adanya sejumlah media

massa yang dikenal dewasa ini. Majalah dinding digunakan sebagai media informasi

sejak jaman Romawi Kuno. Ahli sejarah Suetonius mengatakan bahwa pada tahun 59

sdebelum Masehi, Yulius Caesar telah memerintahkan kepada bawahannya agar di

Forum Romanum (stadion Romawi) di pasang papan pengumuman atau acta diurna

Pengertian majalah mengacu pada rentang penerbitan berkala. Sementara majalah

dinding sendiri umumnya memang diterbitkan secara berkala. Misalnya mingguan, dwi

mingguan, bulanan. Hal ini karena adanya kendala-kendala manajerial dan keterbatasan

sumber daya.

Majalah dinding pada hakekatnya merupakan miniatur sebuah koran dari segi

perwajahan dan isinya. Satu rentang perwajahan majalah dinding harus mencerminkan

sosok halaman muka sebuah koran ditambah dengan berbagai isi atau rubrik yang

ditampilkan dan dikehendaki. Oleh karena wajah halaman mukah merupakan kemasan

dari keseluruhan koran, maka pembuatan halaman muka harus memiliki kriteria tertentu.

Antara lain menarik, otonom, karkateristik, dan menggungah minat pembaca. Hal ini

perlu diperhatikan karena pada umumnya sebelum melihat pada isi, orang lebih suka

melihat kemasannya terlebih dahulu. Untuk mencapai perwajahan tersebut, maka

setidaknya unsur-unsur balansi visual dan verbal, balansi proporsional, dan nuansa

pewarnaan harus diperhatikan. Disamping itu, ketepatan tata letak merupakan sendi yang

tidak boleh diremehkan. Dengan demikian jika majalah dinding yang telah selesai dibuat

itu sudah siap dipasang, akan menjadi enak dinikmati dan merangsang untuk diikuti

sajiannya (Rifa’i, 1992).

Page 5: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

4

Bahan yang disajikan dalam majalah dinding dapat berwujud tulisan, gambar, atau

kombinasi dari keduanya. Materi majalah dinding disusun secara variatif dan harmonis

sehingga secara keseluruhan perwajahan majalah dinding tampak menarik dalam bentuk

kolom-kolom, bermacam-macam hasil karya seperti lukisan, vinyet, teka-teki silang,

karikatur, cerita bergambar, puisi, cerpen dan lain-lain.

Majalah dinding merupakan ragam pers khusus yang dipakai di lingkungan sekolah.

Isi yang disajikan tidak berbeda jauh dengan isi majalah sekolah yang lain. Garis besar

majalah dinding menurut Widayati (1996) meliputi : (1) rubrik tajuk rencana atau

editorial, (2) rubrik pemberitaan, (3) rubrik karya ilmiah atau featurue, (4) rubrik kreatif

sastra, dan (5) rubrik umum

Tajuk rencana atau editorial dalam pers umum merupakan pendapat redaksi

terhadap suatu persoalan yang aktual di masyarakat. Konsep dasar sebuah penerbitan

tercermin pada editorialnya. Penulis tajuk rencana pada surat kabar atau majalah

biasanya terdiri dari staf khusus yang telah ditunjuk oleh pemimpin redaksinya. Pada

majalah sekolah termasuk majalah dinding, tajuk rencana sebaiknya ditulis oleh guru atau

tim guru yang ditunjuk (Harsiati, 1992:2)

Ditinjau dari isinya tajuk rencana diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu : (a) tajuk

interpretasi, (2) tajuk kritik, (3) tajuk persuasi, dan (4) tajuk pujian.

Tajuk interpretasi adalah tajuk rencana yang memaparkan suatu pendapat tentang sesuatu

problema yang muncul. Pendapat di sini merupakan pendapat yang mewakili media yang

bersangkutan. Tujuannya adalah untuk menyajikan pendapat redaksi untuk memperoleh

opini publik/membentuk opini tertentu di lingkungan masyarakat pembacanya.

Tajuk kritik merupakan tajuk rencana yang menyajikan suatu kritik untuk membangun,

disampaikan oleh redaksi pers terhadap keganjilan di masyarakatnya. Tujuan penyajian

tajuk kritik agar terjadi perubahan-perubahan di masyarakat oleh lembaga yang

berwenang demi kepentingan umum.

Tajuk persuasif adalah tajuk rencana yang mengajak masyarakat pembaca untuk

melakukan perbuatan tertentu demi kepentingan umum. Misalnya isi tajuk tentang

pentingnya kedisiplinan dalam proses belajar.

Page 6: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

5

Tajuk pujian adalah tajuk yang disajikan untuk membangkitkan sikap kebersamaan demi

sesuatu tujuan tertentu. Tajuk ini juga ditujukan kepada seseorang yang berprestasi di

bidang profesinya atau sekelompok orang yang berhasil meraih ssuatu prestasi tertentu.

Rubrik pemberitaan berkaitan dengan berita-berita yang terjadi di sekolah. Ruang

lingkup pemberitaan meliputi bidang olahraga, kesenian, pramuka, PMR, laporan

darmawisata, kegiatan perpustakaan, ujian dan sebagainya.

Berita-berita yang ditulis disajikan secara singkat dan menarik perhatian, apalagi jika

berisi berita kegiatan-kegiatan umum yang akan dilaksanakan. Misalnya pelaksanan

Unas, Ujian Semester, Jadwal peringatan HUT Sekolah dan sebagainya

Rubrik artikel atau feature. Artikel dalam dunia jurnalistik mempunyai ruang

lingkup yang luas. Ditinjau dari pokok masalah dan kegunaannya, artikel dapat

diklasifikasikan menjadi : (1) artikel ilmiah populer, (2) artikel penuntun praktis yang

berisi petunjuk praktis untuk melakukan sesuatu, (3) artikel olahraga yang memuat

analisis keolahragaan, (4) artikel budaya yang berisi seluk beluk kebudayaan atau

kesenian baik secara umum maupun secara khusus, (5) artikel politik yang berisi analisis

politik baik di dalam maupun di luar negeri.

Feature atau karangan khas yang menarik perhatian pembaca yang dilengkapi data dan

dirakit dengan pengetahuan penulisnya dengan tujuan membimbing atau memberi

masukan secara luas. Beberapa bentuk feature diantaranya : (a) sketsa humor yang

berkaitan dengan kejadian sehari-hari, (b) Sketsa kehidupan orang/tokoh penting yang

menarik, (c) Sketsa pribadi tokoh khusus yang berkaitan dengan berita-berita aktual

waktu itu, (d) dokumen biografi/autobiografi kemanusiaan yang disorot secara obyektif,

(e) feature historis, kisah mengenai orang atau kejadian-kejadian yang menonjol dan

bernilai dalam sejarah dan mempunyai pengaruh menarik bagi pembacanya pada masa

sekarang, (f) feature perjalanan/sketsa perjalanan berisi kisah perjalan atau pengalaman

seseorang dalam suatu perjalanan, (g) feature interpretasi yang berisi analisis informatif

dengan latar belakangnya dalam soal seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya dalam

kehidupan sehari-hari (Harsiati, 1992:4-5)

Rubrik kreatif sastra, berisi berbagai karya kreatif sastra yang meliputi puisi, cerpen,

esai dan drama.

Page 7: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

6

Rubrik umum, berisi tulisan-tulisan tentang humor, anekdot, TTS atau surat pembaca.

Dalam rangka mengembangkan minat baca siswa, guru dapat menugaskan murid-

muridnya mengutip humor-humor yang ada dalam majalah kemudian menempelkan di

majalah dinding atau bisa siswa disuruh membuat sendiri,.

Bentuk fisik majalah dinding biasanya berwujud triplek, partikel, karton maupun

bentuk lain dengan ukuran yang bervariasi misalnya yang tergolong relatif besar adalah

120 cm X 240 cm

Widodo (1992:2) menyatakan bahwa majalah dinding memiliki manfaat, yaitu : (1)

peningkatan minat baca; (2) pengembangan cakrawala pengetahuan, (3) sumber acuan

informasi keilmuan; (4) pengisi waktu luang dan penyalur serta penampung bakat, minat,

dan hobi; (5) dokumentasi dan (6) media pengajaran.

Sedang menurut Nursisto (1999:2-8) majalah dinding yang ada di sekolah memberikan

beberapa manfaat, yaitu :

1. Sebagai media komunikasi

Majalah dinding yang dipasang di sekolah merupakan media komunikasi yang

termurah untuk menciptakan komunikasi antar warga sekolah. Melalui majalah

dinding setiap warga sekolah dapat menuangkan gagasan dan idenya melalui berbagai

macam ragam tulisan sehingga dapat dibaca oleh warga sekolah yang lain.

Pemasangan majalah dinding merupakan komunikasi yang praktis mengingat bahan

dan volume tulisan dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema dan kondisi

atau keperluan yang aktual. Bila tema atau isu yang berkembang masalah lingkungan

hidup, sangat mungkin majalah dinding yang ada di sekolah akan lebih banyak

didominasi oleh tulisan, gambar, puisi, cerpen dan lain-lain yang berisi tentang

lingkungan hidup.

Dengan adanya majalah dinding, bermacam informasi dapat disebarkan secara

mudah ke seluruh wilayah sekolah tersebut dan akan banyak hal yang semula tidak

diketahui akhirnya menjadi perbendaharaan pengetahuan, baik yang bersifat praktis

maupun yang perlu perenungan

Page 8: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

7

2. Sebagai media kreativitas

Siswa sebagai anak muda tidak pernah sepi dan kaya dengan kreativitas, termasuk

aktivitas ekpresi tulis. Melalui karya tulis pada majalah dinding dapat memberikan

manfaat ganda, yaitu (a) dari sisi penulis, majalah dinding merupakan tempat untuk

mencurahkan berbagai macam ide, beragam gagasan,pikiran,daya cipta bahkan

fantasi yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran dan media untuk

menuangkannya. Oleh sebab itu majalah dinding merupakan wadah kreativitas bagi

siswa karena didukung oleh sifatnya yang mudah dilaksanakan dengan biaya yang

murah, (b) dari sisi pembaca akan mendapatkan penyaluran yang berkaitan dengan

keinginan, cita-cita, kecintaan, kerinduan, keprihatinan dan berbagai pikiran lain yang

tidak dapat disalurkannya sendiri . Dengan membaca tulisan-tulisan teman atau orang

lain, terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang ada dalam dirinya. Majalah dinding

dapat menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan oleh orang

lain dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk berpendapat tentang sesuatu,

berkeinginan,berkomentar, berolok-olok, mengkritik serta masih banyak lagi yang

lain.

3. Sebagai media untuk meningkatkan keterampilan menulis

Melalui majalah dinding, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk

melatih diri dalam membuat tulisan. Kebiasaan dan keterampilan menulis tidak terjadi

dalam seketika atau secara otomatis, melainkan terjadi melalui proses pembelajaran

dan latihan. Siswa yang memiliki kebiasaan dan keterampilan menulis, cenderung

memiliki wawasan dan cara berpikir yang sistematis, kritis dan analitis.

4. Sebagai media untuk membangun kebiasaan membaca

Jika majalah dinding dikemas dengan baik , akan dapat menarik perhatian siswa

untuk melihat dan membacanya sehingga majalah dinding dapat dipakai sebagai satu

media untuk meningkatkan kebiasaan membaca. Jika hal tersebut terjadi, maka

majalah dinding tidak akan pernah sepi dari siswa-siswa yang akan membacanya dan

terbuka peluang bagi siswa tidak hanya sekedar untuk membaca, namun dapat

Page 9: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

8

menimbulkan insipirasi bagi siswa untuk menuangkan gagasan, ide dan kreativitasnya

dalam majalah dinding. Dengan demikian siswa tidak hanya sebagai pembaca tetapi

juga sebagai penulis.

5. Sebagai pengisi waktu

Majalah dinding dapat dimanfaatkan sebagai satu sarana oleh siswa untuk

mengisi waktu luangnya, di saat ada jam-jam kosong atau pada saat istirahat dan

selesai mengikuti semua pelajaran.

Waktu-waktu luang dapat dimanfatkan oleh siswa dengan membaca berbagai macam

tulisan yang dapat memperkaya pengetahuan dan wawasannya.

6. Sebagai media untuk melatih kecerdasan berpikir

Majalah dinding dapat membangkitkan gairah siswa untuk mencari bacaan lain

lewat “ umpan “ yang disajikan dalam majalah dinding. Sangat mungkin sajian-sajian

majalah dinding itu belum sepenuhnya memenuhi selera pembacanya. Hal ini akan

menjadikan majalah dinding berperan sebagai perangsang bagi siswa untuk mencari

bahan bacaan lain yang lebih lengkap.

Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan siswa dalam berbagai bidang.

Semakin banyak membaca, pengetahuan siswa akan bertambah dan secara tidak

langsung akan menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan siswa. Dengan demikian

majalah dinding berperan sebagai “ terminal awal “ yang dapat menjembatani

lahirnya pengetahuan, ketangkasan berpikir dan terbentuknya kecerdasan.

7. Sebagai media untuk melatih berorganisasi

Penyelenggaraan majalah dinding jelas merupakan kerja tim yang membutuhkan

proses perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan. Oleh sebab itu diperlukan

suatu keterampilan untuk berorganisasi sebagai satu wadah untuk mencapai tujuan.

Penyelenggaraan majalah dinding merupakan perwujudan kerja tim atau kerja

Page 10: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

9

kelompok yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan,

kedisiplinan diri dan kesungguhan bekerja.

Ada tiga faktor pendukung dalam menyelenggarakan majalah dinding, yaitu penulis,

ilustrator dan dokumentator. Ketiga faktor tersebut saling terkait satu dengan yang lain

dalam melahirkan majalah dinding yang berkualitas. Penulis sebagai sumber utama

lahirnya majalah dinding mempunyai kontribusi terbesar dalam penyelenggaraan majalah

dinding, hal ini mengingat bagian terbesar isi majalah dinding berupa tulisan. Selanjutnya

agar perwajahan majalah dinding menarik dan tidak kaku perlu diberi ilustrasi berbagai

bentuk hiasan atau pemanis. Melalui penampilan aneka variasi, baik warna maupun

bentuk gambar, garis atau yang lain, beragam ilustrasi yang pengaturannya diselang-

seling akan membuat majalah dinding mempunyai daya tarik. Di sinilah letak pentingnya

seorang ilustrator untuk menjadikan majalah dinding agar terlihat menarik bagi

pembacanya. Sedangkan seorang dokumentator mempunyai peranan untuk

mendokumentasikan, yaitu menyimpan dan mengamankan semua naskah yang pernah

dimuat dalam majalah dinding. Naskah-naskah tersebut diklasifikasikan berdasarkan

penggolongan naskah, misalnya opini, cerpen, puisi, rubrik khusus (agama, wanita,

pengetahuan dan lain-lain), vinyet, kata hikmat/mutiara, teka teki silang dan lain-lain)

Sedangkan bahasa yang digunakan dalam majalah dinding memiliki ciri-ciri khusus,

yaitu singkat , padat, jelas dan komunikatif. Singkat berarti menghindari pemilihan

bentuk kata yang kurang ringkas. Padat berarti menggunakan jumlah kata sesedikit

mungkin, tetapi dapat menjangkau makna yang selengkap-lengkapnya. Sedang jelas,

mengandung makna tidak membingungkan, dan komunikatif mengandung unsur yang

mudah dipahami.

Oleh sebab itu dalam majalah dinding, pemilihan kata menjadi unsur penentunya.

Setiap kata yang dipilih harus dipertimbangkan demi daya dukung ketentuan tadi. Agar

kalimat tidak terlalu panjang, apabila ada beberapa kata yang kurang lebih bermakna

sama atau bersinonim, maka harus dipilih yang paling pendek. Bila ada frase dan kata

tertentu artinya sama, maka harus dipilih kata dari frase tersebut.

Page 11: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

10

Meskipun bahasa majalah dinding bersifat ringkas, tidak berarti harus menggunakan

singkatan-singkatan atau akronim-akronim sebagai pengganti kata yang sebenarnya. Bila

singkatan dan akronim itu harus digunakan, sebaiknya dipilih singkatan atau akronim

yang sudah bersifat umum dan frekuensi pemakainnya tinggi.

Menurut Nursisto (1999) ada beberapa teknik penyajian tulisan dalam majalah

dinding yang lazim dipakai adalah : (1) Spot News, yaitu pengungkapan sesuatu secara

lugas. Apabila akan menuliskan kejadian atau berita tentang sesuatu, pengungkapan

secara spot news adalah dengan langsung mengungkapkan inti permasalahan seperti apa

adanya. Berkaitan dengan cara pengungkapan semacam itu, ada kebiasaan yang dapat

dilakukan sebagai pemandu arah dalam melakukan penulisan langsung, yaitu tentang

sesuatu yang selanjutnya dikenal dengan hukum ” 5W + 1 H ”, yaitu What (apa), Who

(Siapa), Where (dimana), When (kapan), Why (mengapa), dan How (bagaimana); (2)

Feature, yaitu prngungkapan sebuah peristiwa yang diusahakan berdaya tarik indah dan

mampu memikat pembaca. Meskipun tujuannya sama, yaitu mengungkapkan suatu hal,

tetapi gaya penyampaiannya tampak lebih menonjolkan unsur keindahan. Akibatnya, di

dalam feature terkandung unsur yang sedikit menyerupai bentuk karya sastra. Disamping

isinya yang bersumber pada fakta dapat terungkapkan dengan jelas, feature juga

menampilkan satu unsur lain yang bergaya menghibur, enak diikuti dan tidak terlalu lugu.

(3) Reportage, adalah jenis tulisan yang tujuan utamanya menyampaikan informasi

dengan mempertimbangkan rasa keingintahuan pembaca berdasarkan data dan faktor

pendukung yang lengkap. Untuk menggali data tersebut seorang reporter harus

melakukan observasi, interview dan riset. Dalam sebuah reportase, penulis akan berusaha

menarik minat pembaca secara maksimal.

Organisasi pengelola majalah dinding secara sederhana terdiri dari :

1. Kepala Sekolah : Penanggung jawab

2. Pembina : Guru yang ditunjuk

3. Redaksi : Beberapa siswa, dibantu dengan bagian-bagian, yaitu :

a. Bagian Dokumentasi

b. Bagian Reportase

c. Bagian Editing (Penyunting)

Page 12: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

11

d. Bagian Produksi

Majalah dinding sebagai media peningkatan kemampuan menulis dan budaya baca

siswa

Majalah dinding dapat memberikan inspirasi bagi para siswa untuk dapat

menuangkan gagasan, ide dan kreativitasnya dalam bentuk tulisan. Melalui majalah

dinding , siswa dapat mengembangkan potensi menulisnya sehingga menjadi semakin

baik dan berkualitas. Untuk dapat mencapai hal tersebut perlu adanya dorongan dari guru

untuk terus memotivasi para siswa agar terus mengembangkan potensinya dalam hal

menulis dan bila perlu dengan memberi tugas-tugas terstruktur

Tulisan atau karangan (komposisi tulis) sebagaimana yang dinyatakan Taksonomi

Bloom (dalam Ahmadi , 1988:22) dapat dimasukkkan dalam kategori sintesis, yaitu

sebagai upaya menyampaikan gagasan, ide dan perasaan. Kemampuan menulis siswa

dalam arti yang lebih luas bukan sekedar menulis atau merangkaikan kata-kata menjadi

kalimat yang tidak memiliki makna, melainkan di dalamnya harus tercermin berbagai

gagasan yang runtut untuk disampaikan kepada orang lain. Selain gagasan yang runtut,

karangan yang baik harus sistematis dan menarik

Senada dengan pendapat di atas, Caraka (1983:7) menjelaskan bahwa mengarang

berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan isi hati dan buah pikiran secara menarik

yang mengena pada pembaca. Di sisi lain, Mc Mahan dan Day memberikan penjelasan

tentang ciri-ciri tulisan yang baik meliputi : (1) jujur, bahwa karangan itu benar-benar

merupakan gagasan dari penulisnya, (3) bahasanya jelas, artinya tidak membingungkan

pembacanya, (3) uraiannya singkat, sehingga tidak memboroskan waktu pembacanya,

dan (4) panjang pendeknya kalimat bervariasi (Tarigan, 1984:7)

Tulisan merupakan suatu bentuk berpikir yang ditujukan kepada pembaca dan

karena suatu kejadian, hal atau alasan yang khusus pula. Tugas yang paling penting bagi

seorang siswa adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir yang akan

membantunya dalam mencapai tujuan penulisannya. Segi-segi yang paling penting dari

prinsip-prinsip atau asas-asas menulis itu adalah penemuan, pengaturan, dan gaya

(Angelo dalam Ahmadi, 1990:154).

Page 13: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

12

Dilihat dari segi kemampuan berbahasa, menulis adalah aktivitas produktif, aktivitas

menghasilkan bahasa. Dari pengertian secara umum, menulis adalah aktivitas

mengemukakan gagasan melalui media bahasa tulis. Kedua aktivitas tersebut dalam

pengajaran menulis di sekolah seharusnya mendapat porsi yang sama. Artinya , walaupun

tugas menulis diberikan dalam rangka mengukur kemampuan berbahasa siswa , penilaian

yang dilakukan hendaknya mempertimbangkan ketepatan berbahasa dalam kaitannya

dengan konteks dan isi. Jelasnya, penilaian yang diinginkan adalah tentang kemampuan

siswa mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa yang tepat.

Untuk maksud tersebut, tugas yang sesuai adalah tugas menulis esai, artinya berupa tes

esai (Nurgiantoro, 1988:273-279)

Hardjono (1988:86) menyatakan bahwa kemampuan menulis yang dapat

dikembangkan adalah kemampuan reproduktif, reseptif-komunikatif, dan produktif.

Kegiatan yang dilakukan dalam kemampuan reproduktif ialah menyalin teks dari buku-

buku atau yang ditulis di papan tulis. Dalam mengembangkan kemampuan reseptif-

produktif, teks diberikan kepada siswa diminta untuk mereproduksi atau menceritakan

kembali teks tersebut secara keseluruhan atau hanya intinya saja, sedangkan dalam

mengembangkan kemampuan produktif siswa harus menulis secara bebas berdasarkan

tema yang diberikan dengan pertolongan beberapa kunci.

Tes kemampuan menulis yang paling sering diberikan kepada siswa adalah dengan

menyediakan tema atau sejumlah tema bahkan ada kalanya sudah berupa judul yang

harus dipilih satu diantaranya, jika yang disediakan berupa tema, siswa diberi kebebasan

untuk memberi judul karangannya sepanjang mencerminkan tema yang dimaksud. Jenis

karangan yang dimaksud/ditulis dapat berupa fiksi, cerita ataupun non fiksi. Penyediaan

tema yang lebih dari sebuah, kiranya lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memilih tema yang menarik atau yang dikuasai masalahnya (Nurgiantoro, 1988:278).

Penilaian yang dilakukan terhadap karangan siswa biasanya bersifat holistik, impresif

dan selintas. Jadi penilaian yang bersifat menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh

dari membaca karangan secara selintas. Penilaian yang demikian jika dilakukan oleh

orang yang ahli dan berpengalaman memang dapat dipertanggungjawabkan. Akan tetapi,

keahlian itu belum tentu dimiliki semua orang.

Page 14: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

13

Penilaian yang bersifat holistik memang diperlukan akan tetapi agar redaksi majalah

dinding dapat menilai secara lebih obyektif dan dapat memperoleh informasi yang lebih

terinci tentang kemampuan siswa untuk keperluan diagnostik-edukatif, penilaian

hendaknya sekaligus disertai dengan penilaian yang bersifat analitis. Penilaian dengan

pendekatan analitis merinci karangan ke dalam aspek-aspek atau katagori-katagori

tertentu. Perincian karangan ke dalam aspek-aspek atau katagori-katagori tersebut antara

karangan yang satu dengan karangan yang lain dapat berbeda, tergantung jenis karangan

itu sendiri. Walaupun pengkatagorian itu dapat bervariasi, kategori-kategori yang pokok

hendaknya meliputi : (1) kualitas dan ruang lingkup isi; (2) organisasi dan penyajian isi;

(3) gaya dan bentuk bahasa; (4) mekanik : tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan,

dan kebersihan serta (5) respon afektif guru terhadap karya tulis.

Penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah dilakukan secara spontan sebagaimana

bertutur, tetapi harus mempertimbangkan kaidah penulisan yang benar. Sehubungan

dengan pernyataan ini, Syafi’ie (dalam Suyitno, 1987:42) menjelaskan bahwa menulis

merupakan kegiatan merangkaikan kalimat yang sedemikian rupa supaya pesan yang

terkandung bisa disampaikan dengan baik. Untuk itu setiap kalimat yang disusun sesuai

dengan kaidah-kaidah gramatika, sehingga mampu mendukung pengertian baik dalam

taraf signification maupun dalam taraf value. Menulis juga merupakan kegiatan kompleks

dengan melibatkan cara berpikir yang teratur dan kemampuan mengungkapkannya dalam

bentuk bahasa tertulis dengan memperhatikan beberapa syarat, yaitu : (1) kesatuan

gagasan, (2) kejelasan susunan kalimat, (3) ketepatan penyusunan paragraf, dan (4)

ketepatan teknik penulisan (Hastuti, 1982:1).

Dengan demikian, menulis bertujuan menyampaikan maksud, pesan, ataupun gagasan

kepada orang lain dengan menggunakan tulisan. Menulis sangat memerlukan latihan,

pengalaman, waktu, kesempatan, serta pengajaran langsung menjadi seorang penulis.

Oleh sebab itu sekolah perlu mengadakan diklat tentang teknik menulis bagi siswa untuk

meiningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam membuat karya tulis.

Untuk lebih menggairahkan siswa dalam membuat tulisan pada majalah dinding, ada

baiknya bila di sekolah diselenggarakan lomba mengarang atau menulis dengan tema-

tema yang aktual dan bersifat edukatif. Naskah-naskah dari siswa yang masuk nominasi

Page 15: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

14

dan memenuhi persyaratan penulisan dapat dimuat di majalah dinding secara berkala.

Pemuatan naskah tersebut disamping untuk mendapatkan naskah yang berkualitas juga

dapat memberikan kebanggaan bagi siswa dan menjadi alat motivasi untuk lebih

produktif dalam menghasilkan karya tulis pada masa mendatang serta dapat

menimbulkan hasrat ingin tahu dari siswa lain untuk membacanya.

Melalui membaca pada majalah dinding secara berkala diharapkan pula timbul kebiasaan

dan budaya membaca di kalangan siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, redaksi

majalah dinding harus terus meningkatkan kualitas tulisan dan mengadakan penelitian

terhadap kebutuhan siswa sehingga apa yang disajikan dalam majalah dinding sesuai

dengan apa yang dibutuhkan siswa.

PENUTUP

Untuk meningkatkan kegairahan siswa dalam menulis pada majalah dinding, diperlukan

proses pembelajaran dan latihan-latihan. Melalui pendidikan dan pelatihan diharapkan

pengetahuan dan keterampilan siswa untuk menulis semakin meningkat yang pada

akahirnya diharapkan dapat menghasilkan karya tulis yang berkualitas.

Disamping itu majalah dinding harus dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian

siswa. Dengan penampilan yang menarik, majalah dinding diharapkan juga mampu

mendorong siswa untuk membacanya pada waktu-watu luang. Oleh sebab itu penerbitan

majalah dinding perlu mendapatkan dukungan sarana dan prasarana, dana dan yang lebih

penting keterlibatan semua warga sekolah untuk menjadikan majalah dinding sebagai

sarana meningkatkan cakrawala pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Mukhsin. 1984. Keterampilan Menulis. Malang : UT UPBJJ

Caraka, Cipta Loka. 1983. Teknik Mengarang. Yogyakarta : Yayasan Kanisius

Hardjono, Sartinah. 1988. Prinsip-prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta :

Dirjen Dikti PPLPTK Depdikbud.

Page 16: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

15

Harsiati, Titik. 1992. Tata Letak Majalah Dinding. Makalah disajikan dalam Diklat

Pembuatan Majalah Dinsing bagi Para Guru di SD di Kecamatan Sumbefmanjing

Wetan Kabupaten Malang. Malang : LPM IKIP MALANG

Hastuti. 1982. Tulis Menulis. Yogyakarta : Penerbit Lukman

Nurgiantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran bahasa dan Sastra. Yogyakarta :

BPFE

Nursisto. 1999. Membina Majalah Dinding.Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Rifai, Muhammad. 1992. Teknik Membuat dan Menerbitkan Majalah Dinding. Makalah

disampaikan dalam Kegiatan PKMTD HMP IKIP MALANG, Himpunan

Mahasiswa Penulis, 17,18-25,25 Oktober 1992.

Saliwangi, Basenang.1992. Diktat Pembuatan Majalah Dinding Sebagai Upaya

Peningkatan Minat Baca Siswa di Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten

Malang. Malang : LPM IKIP MALANG

Suyitno, Imam. 1987. Hubungan antara kebiasaan Berbahasa dengan Kemampuan

Menulis Siswa Kelas II SMAN 2 Malang Tahun Ajaran 1985/1986. Skripsi tidak

dipublikasikan. Malang : JPBSI FPBS IKIP MALANG

Syafi’I, Imam, Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia dalam Menulis Mahasiswa Tiga

IKIP di Jawa. Malang FPS IKIP MALANG

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung

: Angkasa

Warastutik, Enik. 1990. Pengaruh Minat Baca terhadap Kemampuan Menulis Siswa

Kelas II SMPN 4 Malang Tahun Ajaran 1989/1990. Skripsi tidak dipublikasikan.

Malang : JPBSI FPBS IKIP MALANG

Widayati, Rini. 1996. Penegaruh Kualitas Majalah Dinding terhadap Kemampuan

Menulis Siswa Kelas I SMUN Kepanjen Tahun Pelajaran 1995/1996. Malang :

JPBSI FPBS IKIP MALANG

Widodo, HS. 1992. Majalah Dinding sebagai Pembinaan Kreativitas Siswa. Makalah

disajikan dalam Diklat Pembuatan Majalah Dinsing bagi Para Guru di SD di

Kecamatan Sumbefmanjing Wetan Kabupaten Malang. Malang : LPM IKIP

MALANG

Page 17: MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

16