Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
2
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
BORNEO atau Pulau Kalimantan, menjadi Provinsi yang dipilih Presiden Joko
Widodo menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia setelah 492 tahun gelar ini
disandang DKI Jakarta. Terpilihnya Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabu-
paten Kutai Kertanegara menjadi titik awal Kementerian Pekerjaan Umum dan Peru-
mahan Rakyat (PUPR) mematangkan konsep desain.
Pada edisi 99 kali ini, KIPRAH membahas berbagai hal terkait Rencana Pemin-
dahan Ibu Kota Negara. Dimulai dengan informasi tentang Sayembara Desain Ibu
Kota Negara dengan apresiasi hadiah utama sebesar Rp2 Miliar dengan syarat utama
desain menuangkan konsep Symbolic Structure sebagai identitas negara yang mem-
presentasikan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. Contoh ne-
gara-negara didunia yang telah berhasil melakukan pemindahan Ibu Kota Negara,
wawancara KIPRAH dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR serta
Sekjen Ikatan Ahli Perencana tak terlewatkan untuk mendapat gambaran dasar se-
perti apa Ibu Kota Negara seharusnya, dimana telah KIPRAH rangkum seluruhnya
pada Rubrik Utama.
Beralih pada info lainnya. Pada Rubrik Aktualita, KIPRAH memuat informasi per-
temuan Forum Irigasi Dunia ke-3 dimana suatu kebanggaan bahwa Indonesia men-
jadi tuan rumah acara yang dilaksanakan di Pulau Dewata, Bali selama kurun waktu
7 hari. Wawancara ekslusif KIPRAH dengan salah satu pejabat publikpun tak terela-
kan. KIPRAH beberapa waktu lalu berhasil mewawancarai Bupati Tuban H. Fathul
Huda yang dengan gamblang bercerita bagaimana perkembangan infrastruktur di
daerah yang ia pimpin.
Kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan dalam bidang infrastruktur masih
berlanjut hingga saat ini informasi ini kami hadirkan dalam Rubrik Aktualita. Pada
tahun 2020, Kementerian PUPR mendapat alokasi anggaran untuk pembangunan
infrastruktur negeri sebesar Rp120,21 triliun, informasi lengkap terkait penggunaan
anggaran tersebut dapat ditilik pada Rubrik Selingan.
Informasi lainnnyapun tak kalah menarik untuk ditelisik pada KIPRAH periode
kali ini. Terus dukung pemerintah untuk membangun negeri. Selamat membaca.
Salam Infrastruktur!. n
3
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
NUANSA
SELANGKAH MENUJU
IBU KOTA BARUREDAKSI KIPRAH
4 Daftar isi
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
12Laporan UTaMa DARI JAKARTA MENUJU
TIMUR BORNEO
n Sayembara Desain Ibu Kota Negara hal 14
n Tidak Sekadar Sustainable and Smart,
Gagasan Juga Harus Mencerminkan
Nilai Kebangsaan hal 17
n Wujudkan Mimpi Ibu Kota Baru hal 20
n Kalau Memang Harus
Pindah, Ya Siap Pindah hal 25
n Jalan Tempuh Membangun Ibu Kota Baru hal 29
n Modal Unggul Ibu Kota Baru hal 32
n Publik Harus Memaknai Pindah dan
Manfaatnya Secara Keseluruhan hal 35
n Bertahap Membenahi Benua Etam hal 38
n Untung Rugi Setelah Pindah Ibu Kota hal 42
n Berguru dari Negeri Seberang hal 44
n Apa Kata Mereka hal 46
LAPORAN UTAMA
Dewan Redaksi: Anita Firmanti • Luthfil Annam • Sudirman Pemimpin Umum: Endra S Atmawidjaja Pemimpin
Redaksi: Anum Kurniawan Redaktur Pelaksana: Arif Fajar Redaksi: Krisno Yuwono • Muhammad Danial • Djoko Karsono • Mirah N • Warjono • A B Hartati • Gustav S Editor: Santi I Astuti • Wayan Yoke • Sri Rizqi Gustiarini • Anisah FB Desain/Artistik: E Prananta • Hedi Hardiyansyah • Rangga • Amelia • Harits Fotografer: Odhy A • Andika • Agus Iwan S S Sekretaris: Juariah • Nur Aisyah • Umi Fatimah S • Fitria MP Kontributor: Djadjuri Luciana R • Asep Kurniawan • Warsono Sirkulasi/Distribusi: Karina • Nadi Tarmadi • Yusron • Anas • Arifin Diterbitkan oleh: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Alamat: Biro Komunikasi Publik, Gedung Utama Lt. 4 Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta 12110 Telp./Fax: 021-725 1538, 021-724 8932 e-mail: [email protected]
Redaksi Majalah KIPRAH menerima kiriman artikel, atau tulisan lain yang (1) bersifat populer dan (2) sesuai dengan isi Majalah KIPRAH. (3) Panjang tulisan minimal 400 kata, maksimal 1600 kata. (4) Pengiriman naskah dapat dilakukan melalui email ke [email protected], disertai dengan data diri berupa biografi singkat dan alamat, nomor telepon, fax atau E-mail (bila ada). (5) Naskah yang tidak dimuat biasanya tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis. (6) Redaksi berhak melakukan perubahan naskah tanpa mengubah isi dari tulisan.
@KemenPU
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
@kemenpupr KemenPU
5
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
48opini TUBAN
MASIH BUTUH
INFRASTRUKTUR
AKTUALITA
n Sinergi Internasional Mengembangkan
Jaringan Irigasi Berbasis Teknologi hal 51
n Kunci Mewujudkan Ketahanan Air hal 55
n Indonesia-Korea Berbagi Inovasi
Teknologi Konstruksi hal 58
n Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing
Pekerja Konstruksi Melalui Sertifikasi hal 61
6 Daftar isi
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
64SeLingan SERATUS DUA PULUH
TRILIUN UNTUK
INFRASTRUKTUR 2020
n Sertifikasi Lahan Infrastruktur
PUPR Sebagai Pengamanan
Aset Negara hal 68
n Kementerian PUPR Hibahkan Ribuan
Hunian di Puluhan Daerah hal 70
n Perlunya Peningkatan Kolaborasi
Insinyur Muda ASEAN hal 72
n Bangun Fasilitas Cuci Tangan
Demi Cegah Stunting hal 74
SELINGAN
7
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
77JeLaJah INFRASTRUKTUR KERAKYATAN
CIMANUK CISANGGARUNG DI
CIREBON
n Giat Menata Infrastruktur Air di Jambi hal 82
JELAJAH
8 Daftar isi
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
84Wacana ALTERNATIF TOL DI
TENGAH PADATNYA
IBU KOTA
n Lama Dinanti, Jalan Layang Jakarta –
Cikampek Segera Beroperasi hal 88
WACANA
9
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
10
91JendeLa HARUS
TERAWAT
DAN TERJAGA
EKOSISTEMNYA
92LegiSLaTif INISIASI BANGUN JALAN
TRANS BANGKA BELITUNG
n Dukung Olahraga Nasional Melalui
Pembangunan Sarana dan Prasarana hal 10
n Menteri Basuki Minta ASN PUPR
Contoh Karakter Habibie hal 11
n Ketuk Palu UU Sumber Daya Air hal 93
LINTAS INFO
LEGISLATIF
94KariKaTUr
10
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
dukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di
Provinsi Papua, tahun depan. Keempat venue yang dikerja-
kan Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya di Kabupaten
Jayapura itu meliputi arena aquatic, Istora Papua Bangkit di
kawasan olahraga Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur
serta venue cricket dan lapangan hockey (indoor dan outdoor) di
kompleks olahraga Doyo Baru, Distrik Waibu.
Dukungan bagi pengembangan olahraga nasional lainnya
adalah pembangunan Stadion Manahan di Kota Solo, Jawa
Tengah. Stadion Manahan memiliki kapasitas 20.000 penon-
ton menggunakan kursi tunggal (single seat) yang dibangun
agar dapat menjadi venue event olahraga skala nasional dan
internasional.
Beberapa infrastruktur yang dibangun maupun rehabili-
tasi oleh Kementerian PUPR seperti danau, waduk, dan sa-
luran irigasi juga dimanfaatkan sebagai sarana olahraga air
seperti Daerah Irigasi Rentang di Kecamatan Jatitujuh Kabu-
paten Majalengka untuk olah raga dayung kategori Kano
Slalom, Waduk Jatiluhur, Danau Rawa Pening, Teluk Youtefa
dibawah Jembatan Holtekamp digunakan sebagai lintasan
dayung dan jet ski.
Dukungan lainnya juga diwujudkan dengan membangun
lapangan dan menyelenggarakan turnamen Gateball di Balai
Besar/Balai Kementerian PUPR di daerah. Lewat ajang ter-
sebut, diharapkan dapat menarik minat masyarakat terhadap
olahraga yang relatif baru berkembang di Indonesia ini. n
PERINGATAN Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) ke-
36 dirayakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Peru-
mahan Rakyat (PUPR) dengan menggelar upacara ben-
dera di Lapangan Sapta Taruna, Kampus Kementerian PUPR,
Senin pekan lalu. Kegiatan itu dipimpin Staf Ahli Menteri
PUPR Bidang Ekonomi dan Investasi, Mohammad Zainal Fa-
tah, yang mendapat kesempatan menjadi inspektur upacara.
Momen itu mengingatkan Kementerian PUPR yang terus
mendukung perkembangan dan peningkatan prestasi olahra-
ga nasional. Hal itu diwujudkan melalui pembangunan sarana
dan prasarana.
Salah satunya dengan menyediakan 35 venue untuk Asian
Games ke-18, tahun lalu. Sebanyak 15 venue yang berada di
Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, kini digunakan un-
tuk event olahraga berskala nasional maupun internasional.
Selain arena olahraga, Kementerian PUPR juga menata
kawasan GBK sebagai ruang terbuka hijau yang menjadi paru-
paru kota Jakarta. Kini, kawasan itu setiap hari menjadi pusat
aktivitas warga kota berolahraga dan penyelenggaraan berba-
gai event olahraga.
Kementerian PUPR juga membangun 14 sarana
pendukung (non-venue) seperti Wisma Atlet Kemayoran dan
Jakabaring, serta penataan kawasan kompleks GBK dan Jaka-
baring di Palembang.
Tak hanya itu saja, Kementerian PUPR juga tengah me-
nyelesaikan pembangunan empat arena olahraga untuk men-
Dukung Olahraga Nasional Melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana
OLEH: ahMad Jayadi/ TiM Kiprah - BIRO KOMUNIKASI PUBLIK, KEMENTERIAN PUPR
Lintas info
Istora Papua Bangkit, Papua
11
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
MENTERI Pekerjaan Umum dan Perumahan Rak-
yat (PUPR) Basuki Hadimuljono melantik seba-
nyak 73 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Admi-
nistrator, dan Fungsional Kementerian PUPR di Auditorium
Kementerian PUPR, Jumat (13/9). Pejabat yang dilantik ter-
diri dari 11 Pejabat Tinggi Pratama (eselon II.a), 4 Pejabat
Tinggi Pratama (eselon II.b), 46 Pejabat Administrator (ese-
lon III.a) dan 9 Pejabat Administrator (eselon III.b), serta 3
pejabat fungsional.
Dalam sambutannya, Menteri Basuki menyampaikan
tiga arahannya. Pertama, berpulangnya Presiden RI ke-3
Bacharuddin Jusuf Habibie pada Rabu, 11 September 2019
yang dianggap sebagai sosok yang memiliki karakter dan
cita-cita kuat. Perjalanan hidup sejak muda sampai dengan
akhir hayatnya merupakan contoh tokoh yang selalu me-
mikirkan pembangunan masa depan Indonesia. “Saya kira
ini yang harus kita contoh. Pelantikan ini juga dalam ran-
gka membangun Indonesia di bidang infrastruktur PUPR,”
kata Menteri Basuki.
Pesan berikutnya yakni berkaitan dengan pelantikan
dilakukan pada masa transisi atau menjelang berakhirnya
Kabinet Kerja pertama. Oleh karena itu, pelantikan diprio-
ritaskan untuk mengisi jabatan-jabatan yang kosong atau
pejabat yang bersangkutan pensiun sehingga regenerasi te-
tap berjalan dengan baik.
Terakhir, Menteri Basuki mengingatkan tentang sum-
pah jabatan dan pakta integritas yang ditandatangani me-
rupakan janji yang harus dilaksanakan dalam menjalankan
tugas setiap hari. Ia pun berpesan agar insan PUPR hidup
dengan sederhana serta selalu menjaga nama baik insti-
tusi dan keluarga. “Jangan dianggap remeh karena menjadi
payung dan melandasi langkah kita dalam bekerja serta me-
miliki dampak hukum,” pintanya.
Terkait acara itu, sebelas Pejabat Tinggi Pratama (eselon
IIa) yang dilantik adalah Tri Agustiningsih sebagai Kepala
Biro Keuangan Sekretariat Jenderal, Nikmatulloh sebagai
Inspektur II Inspektorat Jenderal, dan Iriandi Azwartika se-
bagai Kepala Pusat Air Tanah dan Baku Ditjen Sumber Daya
Air.
Berikutnya adalah Yudha Mediawan sebagai Direktur
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Ditjen Cip-
ta Karya, Prasetyo sebagai Direktur Pengembangan Penye-
hatan Lingkungan Ditjen Cipta Karya, Andreas Wibowo
sebagai Kepala Sekretariat Badan Peningkatan Penyeleng-
garaan Sistem Penyediaan Air Minum Ditjen Cipta Karya.
Pejabat lainnya yaitu Manggas Rudy Siahaan sebagai Ke-
pala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan Badan Pe-
ngembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Dian Irawati
sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peru-
mahan dan Permukiman Badan Penelitian dan Pengem-
bangan.
Dua pejabat berikutnya dari Badan Pengembangan Sum-
ber Daya Manusia. Mereka adalah Dodi Krispratmadi seba-
gai Kepala Pusat Penelitian Kompetensi dan Pemantauan
Kinerja serta Herman Suroyo sebagai Kepala Pusat Pendi-
dikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi. n
Menteri Basuki Minta ASN PUPR Contoh Karakter Habibie
OLEH: iWan bUrhanUdin/ TiM Kiprah - BIRO KOMUNIKASI PUBLIK, KEMENTERIAN PUPR
Lintas info
12
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
DKI Jakarta selangkah lagi
bakal melepas statusnya
sebagai ibu kota Indonesia.
Gelar yang disandang kota
berusia 492 tahun itu rencananya se-
gera berlabuh ke daerah lain. Agustus
lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi)
telah mengumumkan ibu kota negara
baru akan pindah menuju Borneo,
julukan Pulau Kalimantan. Tepatnya
berada di Provinsi Kalimantan Timur.
Lokasi yang dipilih yaitu Kabupaten
Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabu-
paten Kutai Kartanegara (Kukar).
Sejak 2017, wacana ini mulai me-
ngemuka. Setelah melakukan kajian
hingga observasi langsung, Presiden
Jokowi menyatakan Indonesia perlu
memiliki ibu kota yang baru meng-
gantikan DKI Jakarta. Menurutnya,
beban Pulau Jawa, khususnya DKI
Jakarta sudah semakin berat. “Kema-
cetan yang makin parah, rawan ben-
cana, masalah air, polusi udara hingga
kepadatan penduduk inilah makanya
pemindahan ini sudah saatnya dila-
kukan,” terang Presiden Jokowi.
Berbagai persoalan di ibu kota itu
menurutnya bukan kesalahan dari
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Na-
mun karena besarnya beban pereko-
nomian yang diberikan Indonesia.
“Ini lebih karena besarnya beban per-
ekonomian Indonesia yang diberikan
kepada Jawa dan Jakarta. Kesenjangan
ekonomi antara Jawa dan luar Jawa
yang terus meningkat meski sejak
2001 sudah dilakukan otonomi dae-
rah,” tuturnya.
Jika dibandingkan dengan dua
kabupaten di Kalimantan Timur,
kondisinya lebih dibanding daerah
lainnya. Minim risiko bencana seperti
banjir, gempa bumi, tsunami, gunung
berapi, dan longsor.
Lokasinya juga sangat strategis.
Berada di tengah-tengah Indonesia.
Selain itu, dekat dengan kota yang
sudah berkembang, yakni Balikpa-
Konsep Desain Awal Ibu Kota Negara baru
Dari Jakarta Menuju timur BorneoWacana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur sedang berjalan. Bila sesuai rencana, proses itu akan terjadi pada 2024.
Oleh: Tim Kiprah
13
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Dari Jakarta Menuju Timur Borneo
pan dan Samarinda. “Ketersediaan
infrastrukturnya juga sudah cukup
lengkap,” ujar mantan Gubernur DKI
Jakarta tersebut.
Inisiasi pemindahan ini bukan hal
baru. Jika menilik setelah kemerde-
kaan Indonesia, pemindahan ibu kota
negara sudah digagas pada era peme-
rintahan Presiden Soekarno. Ibu kota
juga sempat berpindah-pindah se-
cara rahasia pada masa pemerintahan
darurat Republik Indonesia (PDRI).
Namun akhirnya pemerintahan kem-
bali ke Jakarta.
Ketidakjelasan itu tak menyurutkan
wacana pemindahan ibu kota. Pada
1950-an, nama Palangkaraya di Kali-
mantan Tengah mencuat sebagai ibu
kota alternatif, tetapi urung terlaksana.
Pada era Presiden Soeharto, sempat
muncul gagasan menjadikan daerah
Jonggol, Bogor, sebagai ibu kota negara.
Kemudian di masa kepemimpinan Pre-
siden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY), wacana ini kembali bergulir.
Presiden SBY melangkah lebih maju
dengan membentuk sebuah tim khu-
sus yang bertugas mengkaji pemin-
dahan ibu kota. Namun, selama dua
periode pemerintahannya, hasil kajian
tak pernah diungkap menyeluruh ke
publik. Rencana pemindahan ibu kota
di era SBY pun tak jelas muaranya.
Mulai tahap AwalWacana pemindahan ini pun men-
dapat dukungan berbagai pihak. Lan-
taran itu, Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basu-
ki Hadimuljono menyatakan pihak-
nya tengah mematangkan desain ibu
kota baru. Salah satu caranya dengan
menggelar melalui sayembara desain.
“Tapi desain besarnya sudah ada, ini
untuk memberikan alternatif desain
yang banyak,” kata dia.
Pembangunan ibu kota baru ini
akan dilakukan dalam skala pendek
dan panjang. Untuk skala jangka pen-
dek, gagasan ini sudah masuk dalam
Rencana Pembangunan Jangka Mene-
ngah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Tahapannya dimulai dengan pe-
nyiapan rancangan masterplan dan de-
sain kawasan. Proses konstruksi awal-
nya akan berjalan tahun depan hingga
2024. Diawali dengan penyediaan ja-
lan, air bersih, drainase, bendungan,
embung, dan sarana publik utama
lainnya. Selanjutnya, pembangunan
secara bertahap difokuskan pada istana
negara, gedung kementerian/lembaga
dan bangunan pendukung lainnya.
Gubernur Kalimantan Timur Is-
ran Noor meyakini rencana ini akan
berdampak signifikan terhadap per-
tumbuhan ekonomi. Tidak hanya
di kawasan Kalimantan, melainkan
hingga kawasan timur Indonesia.
Dirinya berkomitmen merangkul
kepala daerah terkait untuk mendu-
kung rencana pemindahan ibu kota
berjalan lancar. Salah satunya, du-
kungan dari aspek penyediaan lahan.
“Kalau kami semua siap, dari masyara-
kat siap, pemerintah daerah siap. Tentu
tidak ada pilihan lain kecuali harus
siap,” ucapnya bersemangat.
Menurut perencanaan, ibu kota
baru nantinya akan berdiri di lahan
seluas 180 ribu hektare. Namun tahap
awal pembangunan kawasan hanya
akan dibangun di lahan seluas 40 ribu
hektare. n
Penjelasan Presiden Joko Widodo terkait lokasi Ibu Kota Negara
14
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
WACANA pemindahan
ibu kota negara ke Kali-
mantan Timur perla-
han mulai diwujudkan.
Pemerintah terus melakukan pelbagai
kajian dan penguatan dokumen untuk
mendukung realisasi rencana tersebut.
Salah satunya terkait konsep desain ibu
kota negara baru.
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) meluncur-
kan sayembara gagasan desain kawa-
san Ibu Kota Negara (IKN). Kegiatan
ini dimaksudkan untuk menjaring ha-
sil desain yang inklusif, inovatif, dan
adaptif terhadap visi dan kriteria IKN.
“Kita ingin berbagai ide atau gagasan
desain kawasan melalui partisipasi
seluruh masyarakat. Khususnya yang
memiliki kepedulian dan atau keah-
lian di bidang arsitektur, perencanaan
dan perancangan kota di Indonesia,”
kata Menteri PUPR Basuki Hadi-
muljono, di Jakarta, beberapa waktu
lalu.
Ia menilai sayembara ini dapat
menjadi parameter untuk mencapai
hasil yang optimal, khususnya da-
lam menghasilkan banyak alternatif
desain yang terbaik dari segala aspek,
baik fisik, sosial, ekonomi, maupun as-
pek lingkungan.
Konsep desain harus mampu
mempertimbangkan fungsi IKN seba-
gai lingkungan binaan yang konteks-
tual terhadap tapak dan kondisi eksis-
ting di sekitarnya. Selain itu, mampu
mempertimbangkan perkembangan
IKN dalam jangka waktu pendek
maupun panjang, baik secara fungsi
maupun sistem perkotaan.
Gagasan Desain kawasan IKN juga
diharapkan mampu menerjemah-
kan visi ibu kota, yaitu sebagai kata-
lis peningkatan peradaban manusia
Indonesia. Karena itu desainnya ha-
rus bertujuan untuk mewujudkan
IKN yang merepresentasikan kema-
juan bangsa yang unggul atau disebut
smart metropolis.
Konsep itu diwujudkan sebagai
kota yang sehat, efisien, produktif,
dan membahagiakan warganya lewat
penataan bangunan dan lingkungan
yang compact dan inklusif serta moda
transportasi publik yang terintegrasi.
“IKN baru juga didesain sebagai kota
yang mampu menyediakan pelayanan
keamanan, kesehatan dan pendidikan
kelas dunia, sehingga dapat mena-
rik para talenta-talenta hebat nasio-
nal dan internasional untuk tinggal,”
ujarnya.
Desain kawasan IKN harus me-
menuhi tiga kriteria utama. Pertama,
mencerminkan identitas bangsa.
Kemudian, menjamin keberlanjutan
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Ter-
akhir, mewujudkan kota yang cerdas,
modern, dan berstandar internasio-
nal. “Intinya desain dengan konsep
smart city dan forest city,” imbuhnya.
Pendaftaran sayembara ini dibu-
ka pada 2-11 Oktober 2019. Tahap
selanjutnya, pelaksanaan sayembara
berlangsung mulai 11 Oktober hingga
22 Desember. Adapun penetapan pe-
menang kompetisi akan diumumkan
pada 23 Desember mendatang. Infor-
masi lengkapnya dapat diakses pada
situs http://sayembaraikn.pu.go.id.
Kementerian PUPR telah me-
netapkan sebelas nama dewan juri
sayembara yang berasal dari para ahli
perancangan ibu kota dan mewakili
kalangan milenial. Ketua Dewan Juri
yaitu Ketua Satgas Perencanaan Pem-
bangunan Infrastruktur IKN Imam
Santoso Ernawi dan Wakil Ketua
Andy Siswanto yang merupakan Prak-
tisi Urban Desain.
Para anggotanya meliputi arsitek
Gunawan Tjahjono, Praktisi Arsitek,
Budaya & Pariwisata Wiendu Nuryan-
ti, Rektor Universitas Mulawarman
Masjaya, Deputi Bidang Pengem-
bangan Regional Bappenas Rudy Soe-
prihadi Prawiradinata, Praktisi Arsitek
dan Urban Desain sekaligus Gubernur
Jawa Barat Ridwan Kamil.
Berikutnya adalah Praktisi Pema-
hat Patung Nyoman Nuarta, Ahli
Rancang Kota (IARKI) Danang Priat-
modjo, Arsitek (IAI) Ikaputra, Ahli
Perencanaan Kota (IAP) Denny Zul-
kaidi, Praktisi Arsitek Lanskap Bin-
tang A.Nugroho, dan Arsitek & Ahli
Perancang Kota (Diaspora) Daliana
Suryawinata. n
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
Desain kawasan IKN harus mencakup tiga kriteria utama yaitu identitas bangsa, pembangunan keberlanjutan, serta wujudkan kota cerdas, modern, dan berstandar internasional.
Oleh: Tim Kiprah
Sayembara Desain Ibu Kota Negara
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono
15
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
16
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
17
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
tidak Sekadar Sustainable and Smart, Gagasan
Juga Harus Mencerminkan
Nilai KebangsaanOleh: Tim Kiprah
Wawancara Imam Santoso Ernawi
Imam Santoso Ernawi, Ketua Satgas Perencanaan
Pembangunan Infrastruktur IKN
18
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
SAYEMBARA gagasan desain
ibu kota negara Indonesia
sudah dimulai. Ajang ter-
buka ini bakal menjadi adu
gagasan antara arsitek lokal dengan
arsitek asing dalam menuangkan kon-
sep ibu kota negara yang ditetapkan
pindah ke Kabupaten Penajam Paser
Utara dan Kabupaten Kutai Kartane-
gara di Kalimantan Timur.
Ketua Satgas Perencanaan Pem-
bangunan Infrastruktur Ibu Kota Ne-
gara (IKN) sekaligus Ketua Dewan Juri
Sayembara Desain IKN, Imam Santoso
Ernawi, mengatakan ada 755 peserta
yang mendaftar sayembara. “Jumlah
itu di melebihi ekspektasi kami para
juri,” kata Imam kepada KIPRAH di
ruang kerjanya, Jumat pekan lalu.
Alumnus Teknik Arsitektur ITB
periode 1979 mengatakan ada tiga kri-
teria yang harus dipenuhi para peran-
cang. Hal itu menjadi penilaian pen-
ting bagi para juri untuk menentukan
gagasan terbaik yang layak menjadi
desain IKN nantinya. “Bisa menjawab
berbagai tantangan kota di masa de-
pan,” ujarnya.
Berikut petikan wawancara leng-
kap KIPRAH dengan pria kelahiran
Tuban, 10 Mei 1955 tersebut.
Boleh diceritakan mengenai perkembangan sayembara desain IKN ini?
Pendaftaran terakhir itu 21 Ok-
tober. Pada 18 Oktober, ada rapat
penjelasan teknis dan administratif
(Aanwijzing) di Auditorium Kemen-
terian PUPR. Berikutnya, 20 Oktober,
aanwijzing di lapangan. Yang daftar
ada 755 peserta. Itu di luar ekspektasi
para juri karena perkiraan tak sam-
pai jumlah itu. Sebagian besar peserta
merupakan kelompok, karena enggak
mungkinlah bikin desain 180 ribu
hektare sendirian.
Kapan batas penyerahan dokumennya?
Mulai 18 sampai 29 November
mendatang itu batas terakhir penye-
rahan dokumen. Itu online semua.
Kita batasi, kalau dicetak ukuran A1
gambarnya masih bagus, enggak pe-
cah. Hanya empat lembar kita minta.
Mudah-mudahan dari seluruh pen-
daftar itu banyak yang menyerahkan
dokumen. Tapi bisa saja di waktu ter-
akhir ada peserta yang malah mundur.
Pesertanya dari mana saja?
Ada dari daerah, ada juga dari luar
negeri. Kalau dari yang daerah, ham-
pir semua provinsi ikut, kecuali Papua
dan Kaltara (Kalimantan Utara). Tapi
bisa jadi gabung dengan peserta lain.
Paling banyak dari daerah Jawa. Ter-
banyak dari Jakarta 197 peserta, Jawa
Barat 162, dan Banten 60, Jawa Timur
57. Totalnya lebih dari 50 persen. Ka-
lau dari luar negeri itu ada 18 peserta.
Saya enggak tahu dari saja, enggak
ketahuan.
Untuk satu grup ada berapa orang?
Tiap kelompok kita batasi maksi-
mal 10 orang. Rata-rata anggota per
kelompok yang daftar itu 5-7 orang.
Apa saja prasyaratnya peserta untuk mengikuti sayembara ini?
Mereka yang terdaftar sudah pu-
nya sertifikat kompetensi SKA baik
itu arsitektur, perencana wilayah dan
kota, perancangan kota. Hanya saja,
perancang kota kan SKA-nya belum
ada karena asosiasinya masih baru.
Peserta juga tidak perlu bayar biaya
pendaftaran.
Kriteria desainnya apa saja?
Semua itu ada di KAK (kerangka
acuan kerja). Yang penting sesuai de-
ngan arahan Presiden, ini tidak seke-
dar memindahkan fisik ibu kota ne-
gara, tetapi pindah mindset-nya. Kalau
kriteria dari Bappenas harus smart,
green, sustainable, dan mencerminkan
identitas bangsa.
Ada tiga kelompok kriteria. Pertama,
harus mencerminkan identitas bangsa.
Berikutnya, menjamin keberlanjutan
atau sustainability terkait lingkungan,
sosial, dan ekonomi. Konsepnya bukan
hanya untuk 5-10 tahun, tapi untuk
jangka panjang. Kriteria ketiga, harus
bisa menjadi kota yang cerdas, mo-
dern, dan berstandar internasional. Ini
semua harus dipenuhi peserta sayem-
bara, jangan cuma salah satu.
Misalnya, mencerminkan identitas
bangsa. Di KAK itu yang dimaksud itu
bagaimana filosofi kebangsaan, Pan-
casila, UUD 1945, Bhineka Tunggal
Ika, kalau dimasukkan dalam desain.
Begitu juga kriteria sustainability.
Desain juga harus mencerminkan as-
pek sosial, lingkungan, dan ekonomi.
Di sana kan daerah hutan, jadi konsep
kota rimba atau city in the forest itu
harus dipegang. Jadi perancang ditan-
tang membuat desainnya yang tiga
kriteria ini harus masuk di dalamnya.Konsep Desain Awal Ibu Kota Negara Baru
19
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Adakah syarat atau nilai khusus bagi konsep desain yang layak dipilih?
Pada dasarnya ketiga kriteria itu
menjadi penilaian. Tapi di sisi lain, kami
juga melihat seberapa jauh perancang
ini memasukkan nilai-nilai kebang-
saan Indonesia. Misalnya, nilai gotong
royong, Pancasila, Bhineka Tunggal
Ika, dan lainnya. Inilah yang diharap-
kan dapat tercermin dalam gagasan
desain IKN. Bagaimana ibu kota negara
itu bisa menjadi katalis, peningkatan
peradaban manusia dan berlandaskan
nilai-nilai kebangsaan.
Dengan sayembara ini kita harap-
kan akan menemukan nilai-nilai
kebangsaan, nilai-nilai luhurnya In-
donesia yang bisa jadi contoh. Jangan
cuma sekedar sustainable, smart, green,
tapi melupakan dasar nilainya luhur
bangsa kita.
Dari sekian jumlah pendaftar itu, berapa kira-kira yang diharapkan memenuhi ekspektasi?
Mudah-mudahan sih range-nya
bisa 300-an yang masuk. Minimal ada
setengah dari total pendaftar. Nanti
setelah dipilih lima besar terbaik, pe-
serta akan ditantang membuat konsep
desain dalam bentuk animasi.
Kapan akan ditetapkan pemenangnya?
Setelah diseleksi, nanti penetapan
pemenangnya pada 23 Desember dan
penyerahan hadiah 27 Desember. Dari
situ, konsep atau gagasan desain nanti-
nya akan di-develop atau dipertajam
lagi dengan pemenang selama satu
semester di tahun 2020. Selama waktu
itu, bisa saja nanti ada pengayaan dan
mengundang berbagai narasumber
ahli nasional maupun internasional.
Nanti akan diperdalam lagi seperti
apa konsep finalnya, pembangunan
gedung pemerintahan apakah diba-
ngun dalam satu zona atau tidak, per-
mukimannya juga demikian. Misalnya
di Kazakhstan, itu dibangun dalam
satu zona panjang. Nah apakah kon-
sep itu akan diterapkan di sini? Itu
juga akan dibahas nanti.
Lalu, kapan rencana awal pembangunan ini akan dimulai?
Setelah desainnya sudah final, baru
dilanjutkan untuk buat DED (Detail
Engineering Design), mana yang mau
diprioritaskan dulu untuk dibangun.
Kalau harapan Pak Menteri, akhir
2020 sudah groundbreaking seperti
pembangunan akses jalan. Kemudian,
infrastruktur sumber daya air, ter-
masuk juga permukiman.
Selama ini bagaimana dengan animo masyarakat lokalnya terhadap IKN baru ini?
Memang kalau kita tinjau ke lokasi
di Penajam Paser Utara dan Kutai Kar-
tanegara, perumahan setempat itu ti-
dak banyak. Mereka yang dari Kaltim
difasilitasi berdialog dengan Bappenas
dari aspek sosial kebudayaan. Termasuk
ke sini juga, ada 12 aliansi masyarakat
atau istilah mereka itu suku bangsa
Dayak. Sosial kebudayaan suku setem-
pat ini juga dimasukkan dalam KAK.
Kita juga mengadakan kegiatan FGD
(focus group discussion) dengan masya-
rakat lokal agar hasilnya bisa kita share
juga ke peserta sayembara sehingga da-
pat memperkaya mereka dalam mem-
buat gagasan desainnya. Termasuk
reforestasi hutan yang nanti dijadikan
lahan untuk pembangunan, terutama
hutan tanaman industri yang ditanami
angsana, sawit, dan lainnya. Inilah yang
dimaksud mengubah mindset.
Kalau gambaran IKN masa depan menurut Bapak seperti apa?
Kalau saya sih tetap harus sesuai
dengan tiga kriteria itu. Menurut saya,
jika merujuk pada SDG’s (Sustainable
Development Goals) di poin ke-11 itu
bahwa kota itu harus aman. Selain itu,
harus inklusif, termasuk ramah terha-
dap kaum difabel. Hal lainnya adalah
resilient terhadap bencana alam dan
perubahan iklim. Terakhir adalah ha-
rus sustainable. Kriteria itu menjadi
cita-cita umum semua kota di dunia
pada 2030 nanti.
Adakah contoh kota di Indonesia yang sudah menuju tiga kriteria itu?
Secara tidak langsung mereka lebih
mengejar sustainability. Mau tidak mau
memang lewat situ. Bagaimana kota
berusaha menyediakan ruang publik,
menyediakan fasilitas ruang di antara
publik dan pribadi. Sebenarnya banyak
kota sudah berupaya melakukan itu se-
perti Jakarta, Surabaya, dan lainnya. n
Wawancara Imam Santoso Ernawi
20
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
WACANA pemindahan
ibu kota negara ter-
nyata bukan gagasan
semata. Presiden Joko
Widodo (Jokowi) telah resmi meng-
umumkan bahwa Kalimantan Timur
menjadi wilayah tujuan pemindahan
tersebut. “Berdasarkan riset selama
tiga tahun, lokasi ibu kota baru yang
paling ideal adalah di sebagian Kabu-
paten Penajam Paser Utara dan se-
bagian di Kabupaten Kutai Kertane-
gara, Provinsi Kalimantan Timur,”
ucapnya di Istana Merdeka, beberapa
waktu lalu.
Ada beberapa alasan kenapa dua
tempat itu dipilih. Presiden Jokowi
mengungkapkan faktor minimnya
risiko bencana seperti banjir gempa,
tsunami, kebakaran hutan, gunung
berapi, dan tanah longsor merupakan
pertimbangan pertama yang dikemu-
kakan.
Lokasi yang strategis dan ada di
tengah-tengah Indonesia menjadi
alasan kedua pemindahan ibu kota
negara. Secara geografis, jarak ra-
ta-rata Kalimantan Timur ke seluruh
provinsi di Indonesia memang cukup
pendek, yakni 893 kilometer (km).
Terpendek kedua di antara lima calon
ibu kota lainnya atau di bawah Kali-
mantan Tengah yang jarak rata-rata
ke seluruh provinsinya sejauh 792
km.
Wujudkan Mimpi Ibu Kota BaruAwal konstruksi rencananya dimulai tahun depan. Konsep desainnya mengedepankan kota cerdas dan ramah lingkungan.
Oleh: Tim Kiprah
Pemaparan konsep Ibu Kota Negara
21
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
22
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
Alasan berikutnya yaitu kebera-
daan kedua kabupaten yang dekat
perkotaan yang sudah berkembang
di Balikpapan dan Samarinda. Kemu-
dian, infrastrukturnya relatif leng-
kap. Terakhir, tersedianya lahan di
dua kabupaten tersebut yang sudah
dikuasai pemerintah.
Untuk mendukung gagasan itu,
Presiden Jokowi mengatakan pe-
merintah akan segera merancang
undang-undang (UU) ibu kota baru.
“Tahun depan, pemerintah akan me-
mulai konstruksi. Pada 2024, pemin-
dahan akan dilakukan secara berta-
hap,” terangnya.
Meski pindah, Presiden Jokowi
memastikan DKI Jakarta tetap akan
menjadi pusat bisnis dan perda-
gangan yang berskala global. Semen-
tara ibu kota baru akan menjadi pusat
pemerintahan.
Terkait wacana itu, Menteri Pe-
kerjaan Umum dan Perumahan Rak-
yat (PUPR) Basuki Hadimuljono me-
nyatakan sudah ada konsep desain
pembangunan ibu kota negara yang
baru. Untuk mendukung konsep ter-
sebut, pemerintah juga meluncurkan
sayembara gagasan desain kawasan
Ibu Kota Negara (IKN).
Kegiatan itu dimaksudkan untuk
menjaring hasil desain yang inklusif,
inovatif, dan adaptif terhadap visi
dan kriteria IKN. “Kita ingin berbagai
ide atau gagasan desain kawasan me-
lalui partisipasi seluruh masyarakat,”
kata Menteri Basuki, di Jakarta, bebe-
rapa waktu lalu.
Sayembara ini menurutnya dapat
menjadi parameter untuk mencapai
hasil yang optimal dan memberikan
banyak alternatif desain yang terbaik
dari segala aspek. Adapun desainnya
harus memenuhi tiga kriteria utama.
Pertama, mencerminkan identitas
bangsa. Kemudian, menjamin keber-
lanjutan sosial, ekonomi, dan ling-
kungan. Terakhir, mewujudkan kota
yang cerdas, modern, dan berstandar
internasional.
Menteri Basuki menjamin, ibu
kota baru akan didesain lebih ramah
lingkungan. Ia pun menjawab kekha-
watiran banyak pihak tentang pe-
lestarian hutan dengan mengusung
pola pembangunan berkelanjutan.
“Justru, kawasan yang rusak akibat
pertambangan dan perambahan hu-
tan, akan dihijaukan kembali. “Maka-
nya konsep yang dipakai adalah city in
the forest,” imbuhnya.
Ibu kota baru juga akan dibangun
dengan drainase yang baik, sehingga
bebas banjir. Air tanah tidak akan di-
manfaatkan untuk kebutuhan war-
ganya, sehingga tidak terjadi penu-
runan tanah seperti di Jakarta.
Menteri Basuki menjelaskan, fase
pertama dimulai dengan penyele-
saian masterplan dan desain kawa-
san selama kurun 2019-2020. Tahap
berikutnya yaitu pembangunan in-
frastruktur dasar yang dimulai tahun
depan. Infrastruktur dasar tersebut
meliputi jalan, drainase, bendungan,
air bersih, hingga embung dengan
alokasi dana perkiraan sebesar Rp 865
miliar. “Kita akan mulai dan sekarang
sudah mulai mudah-mudahan perte-
ngahan tahun depan akan kita bisa
mulai groundbreaking-nya. Itu target
kami,” ujar Menteri Basuki.
Tahap selanjutnya yaitu pem-
tugu Soekarno, Palangkaraya, Kalteng
Presiden Joko Widodo, Menteri Basuki serta rombongan meninjau salah satu lokasi Ibu Kota Negara baru, Kaltim
23
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Wujudkan Mimpi Ibu Kota Baru
bangunan istana negara, rumah dan
gedung perkantoran kementerian/
lembaga pada periode 2020-2024. Se-
cara perlahan, aparatur sipil negara
(ASN) nantinya juga mulai bertahap
pindah pada 2024.
Bakal Bertumbuh Menteri Perencanaan Pem-
bangunan Nasional (PPN)/Kepala
Bappenas, Bambang Brodjonegoro,
melengkapi alasan pemindahan itu
karena beban Pulau Jawa yang se-
makin berat. Kepadatan penduduk
misalnya, menurut Survei Pendu-
duk Antar Sensus (SUPAS) 2015, se-
besar 56,56% masyarakat Indonesia
terkonsentrasi di Pulau Jawa. Semen-
tara presentase di pulau lainnya ku-
rang dari 10%, kecuali pulau Suma-
tera.
Berikutnya adalah kontribusi eko-
nomi Pulau Jawa terhadap pertum-
buhan ekonomi Indonesia atau Pro-
duk Domestik Bruto (PDB) sangat
mendominasi. Berdasarkan data Ba-
dan Pusat Statistik (BPS) 2018, kontri-
busi ekonomi terhadap PDB di pulau
Jawa sebesar 58,49%.
Sumbangan kedua terbesar adalah
Sumatera. Sementara, pulau lainnya
jauh tertinggal. “Data tersebut se-
lama 35 tahun tidak berubah,” papar-
nya dalam presentasi Dialog Nasional
Rancang Bangun dan Kesiapan Kali-
mantan Timur sebagai Ibu Kota Baru.
Karena itu, Menteri Bambang
meyakini pemindahan ibu kota ke
Kalimantan Timur akan memperke-
cil kesenjangan PDRB nasional dan
mengubah orientasi investor. Dalam
lingkup kecil, kepindahan ibu kota ini
juga terasa langsung terhadap Kali-
mantan Timur. Apalagi selama ini
pertumbuhan ekonomi di wilayah
Kaltim cukup rendah.
Ketersediaan air bersih menjadi
salah satu perhatian pemerintah da-
lam menentukan lokasi ibu kota
baru. Merujuk data Kementerian
PUPR 2016, Pulau Jawa mengalami
krisis air yang cukup parah. Khusus
yang terparah ada di wilayah Jabode-
tabek. Indikatornya merah atau ter-
jadi kelangkaan mutlak.
Hasil modelling Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) Bappenas
2019 juga menunjukkan konversi la-
han terbesar terjadi di Jawa. Proporsi
konsumsi lahan terbangun sangat
mendominasi, bahkan mencapai lima
kali lipat dari Kalimantan.
Pada 2000, proporsi lahan terba-
ngun di Jawa sebesar 48,41%. Dipre-
diksi, lahan terbangun di Jawa pada
2020 dan 2030 sebesar 44,64% dan
42,79%. Di Kalimantan, keterban-
gunan lahannya sebesar 9,29% pada
2010. Proporsi lahan terbangun di-
prediksi meningkat pada 2020 men-
jadi 10,18% dan 11,08% pada 2030.
Pengamat perkotaan dari Univer-
Konsep Desain AwalIbu Kota Negara Baru
24
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Konsep Desain Awal Ibu Kota Negara baru
sitas Trisakti, Yayat Supriatna, me-
nilai pemindahan ibu kota tak akan
membuat Jakarta terlantar. Seba-
liknya, malah mendorong perkem-
bangannya semakin pesat. “Tidak
akan tertinggal, malah akan semakin
berkembang karena bebannya berku-
rang,” kata Yayat.
Terlebih lagi jika nantinya terjadi
migrasi sekitar ratusan ribu hingga
jutaan ASN ke Ibu Kota baru. Pengu-
rangan jumlah penduduk sebanyak
itu akan memberikan ruang yang bisa
dimanfaatkan Jakarta untuk menata
kotanya.
Salah satunya penyediaan pe-
rumahan bagi warga. Langkah itu
sekaligus mendukung penataan
permukiman kumuh yang selama
bertahun-tahun masih belum tuntas.
Demikian juga dengan rencana
menjadikan Jakarta sebagai pusat
bisnis. Menurut Yayat, pindahnya ibu
kota akan berpotensi memunculkan
pusat-pusat ekonomi baru. Terlebih
Jakarta saat ini sudah memiliki fasi-
litas transportasi publik yang terin-
tegrasi.
Pakar pembangunan wilayah dari
Universitas Gajah Mada (UGM), R.
Rijanta menilai keputusan Jokowi te-
lah tepat. Kalimantan Timur siap se-
cara infrastruktur, memiliki bandara
internasional, lalu lintas laut skala
besar, heterogenitas masyarakat cu-
kup tinggi dan lebih siap menerima
perubahan.
Hanya saja, pemerintah harus le-
bih cermat mempersiapkan semua
sisi. Rijanta menilai, ibu kota baru
memang akan mengurangi beban Ja-
karta. Fungsi pemerintahan pindah,
tetapi fungsi ekonomi dan komersial
tetap di Jakarta.
“Jakarta itu rumit, macet, karena
Jakarta merupakan tumpukan fungsi
pelayanan yang sifatnya bercampur.
Jakarta mengemban fungsi kota yang
banyak sekali, dari fungsi pelayanan
yang sifatnya lokal, regional sekitar
Jakarta, sampai dengan fungsi nasio-
nal dan bahkan yang cakupan laya-
nannya internasional,” kata Rijanta.
Tidak kalah pentingnya, kata Ri-
janta, adalah persoalan pemenuhan
kebutuhan pangan. Kalimantan se-
lama ini banyak mendatangkan ba-
han pangan dari Jawa Timur. Pada-
hal dalam perspektif modern, kata
Rijanta, sumber makanan sebaiknya
datang dari lokasi yang dekat.
Karena itu dirinya berharap pem-
bangunan jangka pendek dan pan-
jang tidak malah mengulang apa yang
terjadi di ibu kota lama. Harus dipi-
kirkan sejak sekarang, termasuk anti-
sipasi perkembangan terhadap sektor
ekonomi, pariwisata, dan hiburan
yang muncul seiring dengan pem-
bangunan pusat pemerintahan. n
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
25
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
RENCANA pemindahan ibu
kota negara ke Kalimantan
Timur terus berjalan. Ke-
menterian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah
menyiapkan desain pembangunan ibu
kota baru. “Masih masterplan, peren-
canaan skala besarnya,” terang Sekre-
taris Jenderal Kementerian PUPR ,
Anita Firmanti saat bincang khusus
dengan KIPRAH, di ruang kerjanya,
pekan lalu.
Pembangunan itu dikerjakan me-
lalui berbagai tahap. Tahap awalnya
berupa desain sebelum nantinya mu-
lai dilakukan dengan peletakan batu
pertama atau groundbreaking.
Adapun biaya di tahap awal atau
persiapannya mencapai sekitar Rp865
miliar. Selain untuk desain, Anita
menjelaskan biaya itu pembangunan
jalan, bendungan, embung, dan sara-
na pendukung lainnya sebelum me-
nuju fase membangun gedung peme-
rintahan. “Intinya harus lebih baik.
Jalan, transportasi, drainase, dan lain-
nya. Harus sustainable,” imbuhnya.
Kepada tim KIPRAH, dirinya juga
mengungkapkan tentang adanya
rencana pemindahan kantor dan pe-
gawai PUPR ke ibu kota baru. Berikut
petikan wawancaranya.
Mengenai rencana pemindahan ibu
kota ke Kalimantan Timur, sejauh ini
bagaimana persiapannya?
Ini kan masih baru masterplan, pe-
rencanaan skala besarnya, urban plan-
ning-nya seperti apa. Kalau itu saja
baru digambar, kita belum tahu.
Mengenai persiapan biaya PUPR
terkait hal ini?
Kita sudah pernah mengajukan
untuk persiapan 2020 sekitar Rp865
miliar, misalnya untuk bangun jalan,
bendungan.
Untuk desain yang sudah ada dan
adanya sayembara desain ibu kota,
apa harapan Anda?
Pastinya yang the best design. Yang
jelas kita harus membuat yang sus-
tainable. Kalau tidak salah juga mau
bikin forest urban area. Jadi kalau kita
lihat beberapa negara memang ibu
kotanya sudah menjadi lebih bagus.
Artinya, tidak didesain untuk banyak.
Katakanlah antara New York dan
Washington. Mestinya di sana bisa
diterapkan transportasi yang pro envi-
ronment seperti model tram listrik,
subway, dan lainnya.
Ada model ibu kota negara
lain yang layak diterapkan di
Kalimantan?
Kalau ibu negara sih, kayaknya
belum ada ya menurut saya. Kalau
Anita Firmanti, Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR
Kalau Memang Harus Pindah, Ya Siap PindahOleh: Tim Kiprah
Wawancara Sekjen Kementerian PUPR, Anita Firmanti
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Anita Firmanti
26
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
model kota secara keseluruhan, saya
membayangkan seperti Sukuba di Je-
pang, itu new develop area. Meskipun
bukan ibu kota negara, itu sudah di-
rencanakan, misalnya dari transpor-
tasi, jalan dibuat lebar, sistem drai-
nase bagus. Harapan saya begitu. Tapi
kalau model belum ketemu.
Intinya sekarang, jangan sampai
drainase ada yang buntu, karena eng-
gak dalam perencanaan sebelumnya.
Orang juga terbiasa dengan yang dia
lakukan sehingga dengan mudah dia
menghancurkan.
Mengenai pernyataan Pak Menteri
yang mengatakan Kementerian
PUPR sebagai kementerian yang
pertama pindah?
Kalau beliau menyatakan demi-
kian, saya tidak mungkin menyatakan
tidak benar. Yang jelas, siapa pun pasti
akan begini. Adik-adik yang lama,
kalau menurut saya, tergantung dari
keperluan dan kompetensi yang ber-
sangkutan. Jadi tidak melihat CPNS
dibawa juga atau tidak, tapi kemung-
kinan besar kalau bukan pejabat, yang
dibawa yang muda.
Sudah ada sosialisasi dengan
pegawai di internal kantor pusat?
Kalau infonya ada 1,5 juta ASN
(pindah), mungkin kita cukup banyak
juga. Mungkin yang kantor pusat bisa
saja semua akan terbawa. Kalau kan-
tor balai, kemungkinan akan tetap.
Tapi sejauh ini belum ada arahan.
Kalau dari kesiapan sumber daya
manusia?
Secara spesifik belum ada aktivitas
yang memang dirancang untuk lang-
sung pindah. Tapi pada dasarnya ke-
tika itu sudah menjadi keputusan dari
pemerintah, tentu kami harus men-
jalankan.
Dalam menjalani kebijakan, misal-
nya efektif pindah 2024, pasti yang
utama harus ada di ibu kota yaitu un-
sur pimpinan tinggi. Di internal kita,
itu ada menteri dan eselon I itu sudah
pasti akan ada di ring satu atau di pu-
sat pemerintahan ibu kota yang baru.
Karena mereka adalah pelaksana ke-
bijakan.
Kedua, di bidang yang utama ada-
lah sekretariat jenderal, inspektorat
jenderal, dan direktorat jenderal tek-
nis. Kemungkinan ini akan jadi first
flight kalau ibu kota negara mulai
efektif.
Apa tantangan ke depannya kalau
SDM juga ikut pindah?
Kalau tantangan sebenarnya,
mungkin orang lebih pada tidak ingin
pindah. Itu ada macam-macam faktor.
Tapi yang utama sebenarnya mungkin
karena dia sudah mapan. Nah, pindah
ke tempat baru mungkin khawatir.
Tapi bagi orang senang challenge,
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Anita Firmanti
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
27
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
ini adalah new challenge. Jadi eng-
gak ada masalah untuk itu. Dulu pe-
ngalaman saya waktu sekitar 1991,
antara pindah dari Pusdikom Per-
mukiman di Kota Bandung ke Pus-
dikom Permukiman di Cileunyi. Itu
ada orang yang keluar, ada yang tidak
pernah masuk kerja, ya itu manusiawi
saja. Tapi pada kenyataannya, yang
maju yang bertahan, yang ikut pindah.
Kalau menurut saya, ada sesuatu
yang beyond our capacity to stop it. Ter-
masuk pemindahan ibu kota nanti,
siapa yang bisa menyetop? Kalau gitu
jangan jadi ASN, sudah selesai. Kalau
sudah jadi ASN, memang bisa kita
milih? Makanya menurut saya, kalau
kita sudah di sini, harus mau berko-
mitmen untuk itu.
Jadi mereka yang diwajibkan
pindah, harus ikut ya?
Apa pernah ada catatan, misalnya
ketika kerja di awal, kita boleh memilih
tempat kerja? Kan enggak. Semua me-
nandatangani bersedia ditempatkan di
mana saja. Tapi faktanya kan banyak
yang masih nawar. Lho, tempat baru itu
bisa jadi menarik. Apalagi, kalau me-
nurut saya ini kan by design sehingga
kemungkinan besar kotanya akan di-
bangun sedemikian rupa, liveable.
Mungkin bisa smart living, sesuai de-
ngan impian PUPR juga. Anak-anak
milenial mestinya kan begitu.
Di mana saja mau bekerja, tidak
terlalu formal sistemnya. Kemudian,
sistem transportasi juga sudah maju
dengan pakai listrik. Kan bisa saja se-
perti itu. Mungkin apartemen juga
bisa didesain begitu. Jadi saya kira
kalau melihat ini ya no problem.
Bagaimana dengan ASN yang sudah
berkeluarga?
Di dalam desain pemerintah tentu
disediakan apartemen juga keluarga.
Kita tidak manusiawi kalau dalam de-
sain saja tidak menghitung keluarga.
Kalau dari segi persentase, berapa
porsi yang akan dipindah?
Oh saya sih belum bilang ada. Ka-
laupun ada, pasti itu menteri, eselon I
karena para pemimpin pasti di sana,
istana presiden di sana. Jadi harus
tinggal di ibu kota negara. Naturalnya,
more people will move. Mungkin di sini
juga dimanfaatkan untuk yang lain.
Akankah menerima pegawai baru
nantinya?
Kita sudah masuk dalam skema
yang tahun ini menerima 1.250 orang.
Kita terus lakukan tanpa ada ibu kota
negara pindah pun. Kecuali mungkin
setelah kabinet baru, sudah clear Pak
Menteri arahannya jelas, mungkin
saya bisa jelaskan lebih clear.
Ada sanksi atau pilihan keluar jika
tidak mau pindah?
Maksud saya kalau sudah diberi SK
harus pindah, ya harus. Mau defense ya
boleh-boleh saja, minta keringanan,
kan tergantung dari kebutuhan. Tapi
kita bisa bayangkan sekarang punya
23 ribu orang ASN, sebanyak 21 ribu
ada di Jawa, sisanya di luar. Misalnya
kalau yang mau pindahnya cuma se-
kian, ya kan enggak jalan di sana.
Menurut saya, kita harus berani
mengambil ketegasan bahwa itu su-
dah kebijakan pimpinan dan harus
dijalankan. Paling tidak, secara admi-
nistrasi negara, kalau memang ber-
sangkutan memenuhi kualifikasi dan
harus ikut pindah.
Artinya, pegawai pindah tidak
hanya dari pusat, tapi dari daerah
juga?
Kita tidak tahu itu. Mungkin kalau
memang di balai dan sudah waktunya
dipindahkan, ya enggak ada masalah.
Tapi kita memindahkan bukan tujuan
itu yang menyebar. Kita lakukan itu
karena memang ada kebutuhan.
Transisi pemindahan ini dalam
jumlah banyak atau bertahap?
Yang jelas, kalau memang kita
disuruh yang pertama pindah, ya
pindah. Kan kita sudah ploting, kalau
memang diperlukan ya memang ha-
rus pindah. n
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Anita Firmanti
Wawancara Sekjen Kementerian PUPR, Anita Firmanti
28
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
PRESIDEN Joko Widodo (Jo-
kowi) memilih Provinsi Kali-
mantan Timur menjadi ibu
kota baru Indonesia. Secara
khusus, lokasinya berada di dua kabu-
paten, yakni Penajam Paser Utara dan
Kutai Kartanegara (Kukar).
Pemerintah menyatakan su-
dah menyusun rincian pengembang
jangka pendek dan jangka panjang ibu
kota baru negara hingga 2045. Untuk
jangka pendek, Presiden Jokowi meng-
inginkan sebagian kantor pemerin-
tahan sudah dipindahkan dari Jakarta
ke ibu kota baru di 2024.
Jalan tempuh Membangun Ibu Kota BaruAda tiga fase yang ditempuh dalam pembangunan ibu kota. Mulai dari penyusunan desain, pembangunan infrastruktur awal, hingga gedung perkantoran.
Oleh: Tim Kiprah
Rapat terbatas tentang pemindahan Ibu Kota Negara
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
29
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Wacana pemindahan ini sudah
masuk dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2024. Berdasarkan data Kemen-
terian Pekerjaan Umum dan Peru-
mahan Rakyat (PUPR), terdapat tiga
tahapan utama pembangunan ibu kota
baru untuk jangka pendek. Berikut ta-
hapan pembangunan infrastruktur-
nya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljo-
no memaparkan, fase pertama dimulai
dengan penyelesaian masterplan dan
desain kawasan selama kurun 2019-
2020. Dalam rentang itu, pihaknya
menyusun Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan (RTBL), yakni desain
lokasi tepat masing-masing infra-
struktur yang akan dibangun.
“Pertama, kita mendesain juga ten-
tang kawasannya. Setelah kawasannya
ditunjuk RTBL-nya kayak apa, Ren-
cana Tata Bangunan Letak-letaknya
di mana DPR-nya, di mana istananya,
di mana kementeriannya, di mana
perumahannya, di mana komersial
distriknya,” kata Menteri Basuki di Ja-
karta, beberapa hari lalu.
Di samping itu, masterplan dan
desain kawasan ibu kota baru juga di-
buat sebagai pedoman pengembangan
jangka panjang. Pemerintah menar-
getkan pembangunan seluruh infra-
struktur ibu kota baru selesai dalam 25
tahun mendatang.
Tahap berikutnya yaitu pem-
bangunan infrastruktur dasar yang
dimulai tahun depan. Infrastruktur
dasar tersebut meliputi jalan, drai-
nase, bendungan, air bersih, hingga
embung.
Namun, proses pembangunan ti-
dak akan menunggu hingga semua
rancangan selesai. Batu yang pertama
kali diletakkan di lokasi pembangunan
ibu kota baru itu adalah untuk pon-
dasi untuk jalan. “Kedua, kita memba-
ngun prasarana dasarnya. Jalan-jalan-
nya, drainasenya, air bersihnya. Kita
akan mulai dan sekarang sudah mulai
mudah-mudahan pertengahan tahun
depan akan kita bisa mulai ground-
breaking-nya. Itu target kami,” ujar
Menteri Basuki.
Dia menjelaskan, pembangunan
infrastruktur ibu kota baru tidak akan
menggunakan metode konvensio-
nal karena progresnya akan lambat.
Sebaliknya, Kementerian PUPR akan
memakai metode yang digunakan se-
perti saat pembangunan infrastruktur
saat Asian Games 2018.
Pembangunan infrastruktur di
ibu kota baru menggunakan metode
design and build. Artinya, pihak yang
mendesain sekaligus langsung mem-
bangun agar pekerjaan cepat. Biasa-
nya, pihak yang mendesain dan mem-
bangun berbeda kontraktor.
“Kita punya kriteria desain sehingga
bisa ditenderkan kontraktornya de-
ngan konsultannya sendiri, langsung
desain langsung pekerjaan. Konven-
sional desain sendiri, bangun sendiri,”
katanya.
Selanjutnya adalah fase pem-
bangunan rumah dan gedung perkan-
toran. Kementerian PUPR menarget-
kan pembangunan rumah dan gedung
perkantoran kementerian/lembaga di
ibu kota baru dapat dilakukan 2020-
2024. Adapun metode pembangunan-
nya juga menggunakan design and
build.
Jalan Tempuh Membangun Ibu Kota Baru
30
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Presiden Jokowi, Menteri Basuki dan rombongan meninjau salah satu lokasi yang sebelumnya diusulkan menjadi Ibu Kota Negara baru di Kalimantan (Foto : Sekretariat Kabinet)
“Setelah tahap kedua itu yang per-
kantorannya, perumahannya sehingga
nanti tahun 2023 atau 2024 kita sudah
ada rencana pergerakan pemindahan
ke sana dari kementerian-kemente-
rian,” terangnya lagi.
Lebih lanjut, Menteri Basuki
menuturkan, pihaknya juga sudah
mulai menyiapkan anggaran untuk
groundreaking pembangunan di per-
tengahan 2020. Karena diproyeksikan
selesai dalam empat tahun, maka ang-
garan juga akan dibagi bebannya.
Untuk tahun depan, diperkirakan
hanya dibutuhkan dana sekitar 20 per-
sen bagi anggaran pembangunan sara-
na dasar. Rencananya pembangunan
awal tersebut memakan dana sebesar
Rp865 miliar.
Pada tahap awal ini, pemerintah
akan mengelola lahan seluas 40 ribu
hektare dari 180 ribu hektare yang di-
siapkan. Lahan awal itu bisa menam-
pung seluruh bangunan utama yang
dibutuhkan pemerintah.
Sekitar 800.000 ribu Aparatur Sipil
Negara (ASN) akan turut pindah. Pe-
merintah menyiapkan ibu kota baru
untuk 1,5 juta warga, dengan mempe-
rhitungkan sektor swasta yang akan
turut masuk.
“Kita akan menggunakan arsitektur
bangunan yang lebih nasional. Untuk
itu, kita lagi diskusikan dengan Ikatan
Arsitek Indonesia (IAI), dengan para
arsitek. Karena memang desainnya
harus berbeda, harus beyond. Tetapi
desain ini tetap akan menyerap budaya
lokal,” kata Menteri Basuki.
Sektor swasta juga akan masuk me-
lalui beberapa skema investasi. Misal-
nya di sektor penyediaan air minum,
pemerintah akan membangun waduk
sebagai sumber air baku. Swasta diper-
silahkan turut berinvestasi dalam pe-
nyediaan air bersih, memanfaatkan
waduk tersebut.
Jangka Panjang Adapun proses pembangunan se-
lanjutnya merupakan kerangka pan-
jang penataan ibu kota baru. Men-
teri PPN/Kepala Bappenas Bambang
Brodjonegoro memaparkan, proses
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
31
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
berikutnya berlangsung pada 2025-
2029. Hingga 2029, luas ibu kota ne-
gara diprediksi bakal mencapai 40 ribu
hektare.
Pada tahap ini dilakukan penye-
diaan rumah bagi ASN, TNI/Polri, fasi-
litas pendidikan dan kesehatan, uni-
versitas, science and technic park, high
tech and clean industries, R&D center,
hingga pusat olahraga dan fasilitas
penunjang lainnya. “Dari diskusi, ada
juga permintaan dari TNI terutama
untuk membangun basis atau pang-
kalan militer, baik darat, luat, udara di
daerah sekitar ibu kota baru,” jelasnya.
Selanjutnya pada 2030-2045, kawa-
san perluasan ibu kota negara diper-
kirakan mencapai 200 ribu hektare
bahkan bisa lebih dari itu. Yang jadi
fokus di tahun-tahun ini adalah taman
nasional, konservasi orangutan, dan
klaster permukiman non ASN.
“Jadi sangat mungkin, apalagi meli-
hat penduduk Indonesia yang jelas be-
sar, maka kota ini tidak dalam waktu
dekat, tapi dalam jangka panjang akan
menjadi kota yang cukup besar yang 1,5
juta orang kira-kira (penduduknya),”
tambahnya.
Menteri Bambang menegaskan, pe-
mindahan ibu kota merupakan stra-
tegi jangka panjang untuk mengurangi
beban yang selama ini ditanggung oleh
Jakarta. Sebab saat ini Jakarta menjadi
pusat pemerintahan sekaligus pusat
bisnis Indonesia. Akibatnya pendu-
duk di Jakarta sangat padat dan ke-
macetan parah terjadi hampir setiap
hari.
Selain itu, lanjut dia, pemindahan
ibu kota juga bertujuan untuk mem-
berikan kesempatan bagi daerah di
luar Jawa untuk berkembang lebih
cepat. Dengan begitu, pemerataan
antara Jawa dan luar Jawa yang se-
karang cukup tajam kesenjangannya
bisa dikurangi. n
Konsep Desain Awal Ibu Kota Negara baru
Jalan Tempuh Membangun Ibu Kota Baru
Presiden Jokowi, Menteri Basuki dan rombongan meninjau salah satu lokasi yang sebelumnya diusulkan menjadi Ibu Kota Negara baru di Kalteng (Foto : Sekretariat Kabinet)
32
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
DUA kabupaten di Kali-
mantan Timur telah resmi
dikenalkan menjadi lokasi
ibu kota negara yang baru.
Keduanya yaitu Kabupaten Penajam
Paser Utara dan Kabupaten Kutai Ker-
tanegara. Pemerintah menilai ada be-
berapa faktor sehingga lokasi tersebut
dianggap paling ideal dibandingkan
dengan daerah lainnya.
Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki
Modal Unggul Ibu Kota BaruMemiliki beberapa nilai plus menjadi alasan pemerintah memilih Kalimantan Timur menjadi lokasi ibu kota negara untuk menggantikan Jakarta.
Oleh: Tim Kiprah
Kutai Kartanegara, Kaltim
33
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Modal Unggul Ibu Kota Baru
Hadimuljono memaparkan, Kaliman-
tan Timur sudah memiliki beberapa
infrastruktur yang cukup memadai.
Bandara internasional, pelabuhan,
hingga jalan tol pertama yang ada
di Kalimantan. “Kalau dari pem-
bangunan, itu sudah cukup menghe-
mat biaya,” terang dia di Jakarta, be-
berapa pekan lalu.
Faktor lainnya yaitu memiliki la-
han yang sangat luas. Ketersediaan la-
han itu bahkan melebihi luas Jakarta.
Berdasarkan data Badan Pusat Statis-
tik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, luas
wilayah DKI mencapai 662,33 km2
atau setara 66.233 hektare.
Luas itu berbanding jauh dengan
lokasi ibu kota baru. Total kebutuhan
lahan untuk kawasan ibu kota nanti-
nya sekitar 180.000 hektare atau
tiga kali luas Jakarta. Sementara,
luas kawasan induknya sangat besar.
Kabupaten Penajam Paser Utara se-
luas 3.333,06 km2 atau 333.306 hektare
dan Kabupaten Kutai Kartanegara de-
ngan luas 27.263,10 km2 atau 2.726.310
hektare. Total luas keduanya men-
capai 3.059.616 hektare.
Selain luas, Kalimantan Timur juga
merupakan kawasan minim risiko
bencana, baik gempa bumi, banjir,
tsunami, kebakaran hutan, maupun
tanah longsor. Keberadaan lokasinya
juga sangat strategis. Kalimantan Ti-
mur berada di tengah-tengah wilayah
Indonesia. Dekat juga dengan perko-
taan yang sudah berkembang seperti
Balikpapan dan Samarinda. “Secara
keseluruhan, inilah keunggulan di-
banding daerah lainnya,” ujar Menteri
Basuki.
Gubernur Kalimantan Timur (Kal-
tim) Isran Noor menilai kedua kabu-
paten sangat berdekatan. Lokasinya
ditopang dengan dua bandara besar,
yaitu Bandara Internasional Sultan
Aji Muhammad Sulaiman di Balik-
papan dan Bandara Internasional
Aji Pangeran Tumenggung Pranoto
di Samarinda. “Secara akses, sudah
terhubung. Makanya dari awal kami
tawarkan lokasi tersebut,” kata Isran
Noor saat berkunjung ke Jakarta, ba-
ru-baru ini.
Isran juga menyebutkan lokasi ibu
kota baru dekat dengan akses jalan tol
Balikpapan-Samarinda yang sepan-
jang 99,35 km. Di samping itu, dekat
juga dengan Pelabuhan Semayang
Balikpapan.
Bupati Penajam Paser Utara (PPU)
Abdul Gafur Mas’ud mengatakan,
sebagai kabupaten terkecil di Kali-
mantan Timur, jumlah penduduknya
terkini hampir 160.000 jiwa. Mereka
umumnya bekerja di berbagai bidang,
seperti pertanian, konstruksi, dan
perdagangan.
Warga asal Pulau Jawa menempati
porsi sekitar 60 persen karena trans-
migrasi. Sementara, sisanya berasal
dari Sulawesi dan Kalimantan Sela-
tan. Di sisi lain, PPU masih punya wi-
layah cukup luas untuk dikembang-
kan. “Masyarakat di sini hidup rukun
berdampingan. Makanya kami meng-
Kantor Bupati Penajam Paser Utara, Kaltim
34
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Jalan Nasional Kalimantan timur
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
undang seluas-seluasnya masyara-
kat untuk datang dan berinvestasi di
PPU,” kata Gafur.
Sederetan infrastruktur sedang
dan akan dibangun di PPU. Misalnya,
pengerjaan tol laut sepanjang 14 km
yang menghubungkan ke Melawai di
Balikpapan. Proyek itu ditargetkan
selesai dalam kurun empat tahun.
Pemkab PPU juga segera memba-
ngun akses jalan dari PPU ke Kutai
Barat. Jalan itu mempersingkat jarak
tempuh dari PPU ke Kutai Barat dari
11 jam, menjadi hanya 2 jam. Selain
itu, juga ada proyek jembatan Pulau
Balang yang menghubungkan Karian-
gau di Balikpapan dan Buluminung di
PPU. “Ini akan menyambung ke tol
Balikpapan-Samarinda,” jelas dia.
Kondisi itu tak berbeda jauh de-
ngan Kabupaten Kutai Kartanegara
(Kukar). Bupati Kukar Edi Daman-
syah mengatakan, infrastruktur di
wilayahnya cukup memadai. Lokasi-
nya juga dekat dengan Banjarmasin
dan Samarinda. “Diapit oleh dua kota
yang sudah jadi. Ada bandaranya dan
dihubungkan oleh tol,” terang Edi.
Tol Balikpapan-Samarinda men-
jadi salah satu fasilitas penunjang
serta bandara di kedua kota tersebut.
Menurutnya, dengan tersedianya dua
fasilitas itu, maka pembangunan, ko-
nektivitas dan distribusi logistik akan
lebih mudah dan menghemat biaya.
Di sisi lain, Edi menyebut masya-
rakat Kutai Kartanegara terbuka bagi
semua suku lain yang ada di luar
pulau Kalimantan. Kehadiran suku
lain ke Pulau Kalimantan termasuk
di Kukar selalu diterima dengan baik.
“Kami masyarakat Kutai sangat ter-
buka dengan orang lain. Makanya
kami berharap pemindahan ibu kota
negara bisa memperkuat budaya lo-
kal,” pungkasnya. nPemaparan Konsep Ibu Kota Negara Baru
35
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Wawancara Sekjen IAP Indonesia, Hendricus Andy Simarmata
INISIASI pemindahan ibu kota
negara ke Kalimantan Timur
belakangan terakhir memang
menuai pro kontra. Kendati
demikian, pemerintah berasalan kuat
mengapa pemindahan itu perlu dila-
kukan. Bahkan berbagai kajian strate-
gis pun dilakukan guna menguatkan
rencana pembangunan di ibu kota ne-
gara baru nantinya.
Rencana itu rupanya turut me-
nyita perhatian Sekretaris Jenderal
Ikatan Ahli Perencana (IAP) Indone-
sia, Hendricus Andy Simarmata. Ia
mengawali bincang dengan KIPRAH
dengan menilai ketimpangan wilayah
masih menjadi persoalan mendasar
meski Indonesia sudah merdeka se-
lama 74 tahun.
Dirinya pun kemudian memban-
dingkan antara Kalimantan sebagai
pusat orientasi baru secara nasional
dan Jakarta sebagai urban rens size rule.
“Ukurannya sangat jomplang (jauh)
dibanding dengan kota-kota lain,”
ujar Hendri saat ditemui di kawasan
Salemba, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Alumni ITB jurusan Teknik Pla-
nologi itu mulai mengaitkan dengan
pemindahan ibu kota negara. Me-
nurutnya, perpindahan pusat peme-
rintahan nasional itu bukanlah sesu-
atu yang luar biasa. “Itu tergantung
dari kebutuhan negara,” singgungnya.
Berikut petikan wawancaranya de-
ngan KIPRAH.
Seperti apa Anda melihat rencana pemindahan ibu kota negara ini?
Kalau melihat sejarah ke belakang,
sejak 1945, ada 15 negara yang sudah
melakukan pemindahan ibu kota ne-
gara. Indonesia sendiri, sejak 1916,
Gubernur Hindia Belanda sudah pu-
nya rencana memindahkan Batavia ke
Bandung. Tapi gagal karena ada resesi
dan kemudian mereka harus pergi
dari Indonesia.
Kemudian, tahun 1957, Presiden
Soekarno berencana memindahkan
ibu kota Negara ke Palangkaraya.
Selanjutnya, di tahun 1997, Presi-
den Soeharto dengan Gronggol, tapi
enggak jadi karena krisis monoter.
Padahal sudah ada Keppres Gronggol
Hendricus Andy Simarmata,Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Perencana (Sekjen IAP) Indonesia
Publik Harus Memaknai Pindah dan Manfaatnya Secara KeseluruhanOleh: TiM Kiprah/ Luthfie pattimura
36
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
sebagai Kota Mandiri. Rencana itu
juga muncul pada 2009, era Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono. Lagi-lagi
tidak jadi karena lokasi tiga alterna-
tif di sekitar Jakarta enggak berhasil.
Yang terakhir ini, Presiden Jokowi.
Rencana pemindahan ibukota dari Jakarta ke luar ini sudah lama wacananya. Sekarang wacana itu ingin dikonkritkan oleh presiden saat ini. Jadi kalau kita kembali, alasannya apa pemindahan ibukota Negara?
Jawabannya, agar primasi atau
dominasi dari ekonomi yang ada di
Jakarta bisa berkurang. Selain itu, Ja-
karta adalah upgrading dari Batavia.
Bukan sebuah ibu kota karya anak
bangsa. Ini yang kemudian kita coba
bikinlah yang versi kita.
Bagaimana Anda menilai keseriusan pemerintah terhadap rencana ini?
Saya lebih melihatnya ada upaya
pemerintah ingin menata sistem
kota-kota secara nasional dan mela-
kukan suatu perubahan yang struk-
tural. Persoalan demografi Jakarta, itu
alasan tersendiri.
Di antara kota-kota di Indonesia,
pastilah cuma Jakarta yang tampak
kehabisan ruang tumbuh kembang.
Bangunan-bangunan yang menjulang
mungkin bagus. Tapi lebih bagus lagi
kalau itu sebagai aset pusat yang bisa
diambil dan dikelola oleh Jakarta.
Kalau dilihat juga dari urban rens
size rule kita, Jakarta itu jauh ukur-
annya dibanding dengan kota lain.
Jumlah penduduk Jakarta sekarang
11 juta, sementara peringkat kedua,
Surabaya misalnya hanya 4 juta. Jadi
sangat jomplang. Itulah sebenarnya
kita perlu menata sistem kota-kota
secara nasional.
Apakah itu menjadi alasan sehingga perlunya memindah ibu kota negara ke daerah lain?
Ini lebih kepada momentum. Per-
tama adalah bagaimana sebenarnya
sistem kota-kota atau interaksi antar
kota itu tidak hanya internal pulau
tapi juga bisa antar pulau. Jadi, ko-
ta-kota di Kalimantan, kota-kota di
Sumatera, kota-kota di Pulau Jawa,
memiliki interkoneksi tinggi, itu yang
harus dibangun sistemnya.
Sistem yang kita lihat sekarang ma-
sih terpusat pada bagaimana memak-
simalkan hubungan antar kota di da-
lam pulau. Padahal kita punya tiga
ALKI (alur laut kepulauan Indonesia).
Oleh karena itu, pembangunan kota-
kota yang memanfaatkan ALKI itu
harus menjadi prioritas. Termasuk
bagaimana sebenarnya infrastruk-
tur ke dalam dan ke luar wilayah itu
dikembangkan.
Alasan lain… Masalahnya sekarang, dengan ke-
timpangan wilayah dan kota itu, kita
belum punya suatu momentum untuk
melakukan perubahan yang struktu-
ral. Karena ibu kota adalah simbol dari
pusat kekuasaan, pusat pemerintahan,
pusat politik dan simbol pusat sosial
budaya pusat ekonomi.
Kalau kita bisa memindahkan ke
luar Jawa, itu akan menjadi suatu im-
presi bahwa akan terjadi perubahan.
Dari yang tadinya Jawa sentris men-
jadi Indonesia sentris. Yang tadinya
negara agraris akan menuju negara
maritim global.
Kenapa saya tambahkan ‘global,’
karena diharapkan ibu kota negara itu
bisa menangkap peluang dari alur laut
kepulauan Indonesia. Nah, kalau saya
tarik dari filosofinya, itulah satu mo-
mentum awal transformasi bangsa.
Kondisi itu membuat Jawa sudah tidak memungkinkan lagi untuk pusat pemerintahan negara?
Pulau Jawa dengan 60 persen po-
pulasinya secara nasional mengalami
tekanan lingkungan. Dari risiko ben-
cana di pesisir Selatan Jawa hingga
ancaman kekurangan air. Dari per-
soalan bencana banjir di pesisir Utara
Jawa, hingga banyaklah tekanan ling-
kungan, termasuk pencemaran.
Itu yang kemudian membuat pe-
merintah melihat bukan lagi bagai-
mana Jawa ditata dengan meningkat-
kan suplainya, layanan infrastruktur
diperbaiki terus. Tetapi juga memper-
baiki demand, permintaannya. Sekjen IAP Indonesia, Hendricus Andy Simarmata
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
37
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Wawancara Sekjen IAP Indonesia, Hendricus Andy Simarmata
Boleh dijelaskan maksud tersebut…
Kalau kita menyiapkan kota untuk
jutaan penduduk, contoh, bisa saja te-
rus infrastrukturnya ditingkatkan su-
paya orang berduyun-duyun masuk.
Tapi itu tidak akan mengurangi masa-
lah ketimpangan wilayah itu. Karena
yang kita perlukan adalah siapa yang
mengisi Kalimantan, Sulawesi, Papua.
Negara kita adalah negara kepulauan.
Jadi harus ada suatu magnet yang
membawa mereka ke luar. Itu nama-
nya meng-grade demand, permintaan
baru.
Grade demand itu apa? Salah satu
yang paling efektif adalah dengan pu-
sat pemerintahan. Lebih mudah me-
mindahkan pusat pemerintahan dari-
pada pusat ekonomi. Karena kalau
pusat pemerintahan itu, kita hanya
berhadapan dengan aparatur sipil Ne-
gara. Mereka akan nurut kalau disu-
ruh pindah.
Tapi kalau swasta disuruh pindah,
mereka akan berhitung apakah in-
vestasinya akan balik modal atau ti-
dak dan seterusnya. Itu kalau menu-
rut saya menjadi kunci keberhasilan
kalau memang kita mau mengubah
pembangunan nasional.
Jika demikian, seberapa besar tantangan pemindahan ibu kota negara?
Masalahnya, kita belum punya
pengalaman memindahkan ibukota
negara. Dulu iya, dari Jakarta ke Yog-
yakarta. Tapi itu kan karena masalah
perang saja. Lalu ada pengalaman lain,
misalnya pemindahan ibu kota kabu-
paten atau provinsi. Itu ada tapi skala-
nya kecil, hanya pindah lokasi saja.
Yang tak kalah menarik, kalau kita
belajar dari negara lain. Enggak ada
yang seperti kita, negara kepulauan
tropis. Australia misalnya, dari Syd-
ney ke Camberra, itu masih dalam
satu kontinen besar Australia. Contoh
lainnya yaitu Amerika. Washington
DC juga masih dalam satu kontinen-
tal. Mereka hanya negara kontinental.
Ini yang menjadi tantangannya.
Kita belum punya pengalaman dan
pengalaman di negara lain tidak sama
dengan negara kita. Artinya apa? Per-
siapannya harus benar-benar matang.
Rencana bukan hanya ibu kotanya itu
kayak apa, tapi bagaimana tahapan-
tahapannya.
Persiapannya ini yang menjadi
kuncinya. Sementara diskusi yang ada
di publik menjadi campur aduk, sudah
langsung ke biaya. Padahal publik ha-
rusnya memaknai dulu apa sih pindah
itu dan manfaatnya bagi kita sebagai
rakyat dan negara secara keseluruhan.
Seperti apa Anda memprediksi manfaat atau dampak positif dari rencana ini?
Jakarta tidak lagi dikunjungi pe-
merintah daerah, karena enggak ada
urusan lagi di Jakarta. Begitu pula
urusan-urusan diplomatik dari ber-
bagai negara, sudah tak perlu amat ke
Jakarta. Itulah manfaat paling mini-
mal dari perpindahan ibu kota negara,
akan mengurangi tekanan terhadap
Jakarta.
Jakarta bisa mereorientasi visinya
menjadi pusat ekonomi dan pusat
keuangan dunia. Jakarta bisa bersaing
dengan Tokyo, bisa bersaing dengan
Sydney. Itu yang kita harapkan. Ja-
karta bisa menjadi lebih berorientasi
sebagai pusat ekonomi global.
Manfaat bagi Kalimantan…
Manfaat perpindahan ibu kota ne-
gara buat Kalimantan adalah akan
menjadi orientasi baru secara nasio-
nal. Orientasi pembangunan, orien-
tasi pergerakan, dan orientasi sosial
budaya. Yang pasti, akan ada sektor
ekonomi turunan di Kalimantan. Ada
hotel baru, tempat konferensi baru,
dan perumahan baru yang akan me-
numbuhkan ekonomi di sana dalam
kerangka pembangunan nasional. n
Sekjen IAP Indonesia, Hendricus Andy Simarmata
Balikpapan – Samarinda Seksi 5A, Kaltim
38
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
POPULARITAS Kalimantan
Timur memang tengah me-
nanjak. Terlebih lagi setelah
Presiden Joko Widodo me-
netapkan provinsi tersebut sebagai lo-
kasi baru ibu kota negara yang meng-
gantikan DKI Jakarta. Dua kabupaten
terpilih itu yakni Penajam Paser Utara
(PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar).
Jika dibandingkan dengan wilayah
lain seperti di Kalimantan, provinsi
berjuluk Benua Etam ini memiliki
beragam kelebihan. Mulai dari keter-
sediaan lahan yang luas, minim risiko
bencana, hingga tersedianya infra-
struktur yang memadai.
Perihal infrastruktur, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) telah mengerjakan
beragam pembangunan di sana. Se-
bagian besar sudah selesai, sisanya
dalam tahap proses. Bahkan, pe-
nambahan infrastruktur rencananya
akan ditambah lagi untuk mendu-
kung pengembangan ibu kota baru
dan pemerataan di beberapa daerah.
“Khusus untuk ibu kota baru, butuh
waktu sekitar empat tahun bangun
infrastruktur dasarnya,” kata Menteri
PUPR Basuki Hadimuljono, beberapa
waktu lalu di Jakarta.
Beberapa pembangunan yang te-
lah rampung itu seperti bidang sum-
ber daya air. Salah satunya, pem-
bangunan Bendungan Teritip di
Kota Balikpapan. Memiliki kapasitas
tampung hingga 10,5 juta m3 dengan
luas genangan mencapai 94,8 hektare.
Bertahap Membenahi Benua EtamPemerintah secara perlahan membangun beberapa infrastruktur di Kalimantan Timur, termasuk untuk mendukung ibu kota negara yang baru. Sebagian telah selesai dan lainnya masih proses.
Oleh: Tim Kiprah
39
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Konstruksi bendungan ini dimulai
sejak 2014 dan rampung pada akhir
2016.
Pembangunan fisik Bendungan
Marangkayu di Kabupaten Kutai Kar-
tanegara juga telah selesai. Dengan
kapasitas tampung air hingga 12,4 juta
m3 dan luas genangan 455 hektare,
waduk ini dapat melayani irigasi per-
tanian seluas 4.500 hektare, termasuk
pasokan air baku. Kapasitas tersebut
juga berpotensi dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik dengan total daya
yang dihasilkan sebesar 1,4 megawatt
(MW).
Untuk sektor konektivitas, Ke-
menterian PUPR juga membangun
jalan tol Balikpapan-Samarinda se-
panjang 99,35 km. Pengerjaannya
menggunakan biaya investasi senilai
Rp9,97 triliun. Progres konstruksinya
diproyeksikan bakal rampung akhir
Oktober 2019.
Kepala Biro Komunikasi Publik Ke-
menterian PUPR Endra S Atmawidja-
ja mengatakan, proyek ini merupakan
jalan tol pertama di Kalimantan. “Tol
ini akan mendukung konektivitas
untuk pembangunan ibu kota baru
yakni melintasi Kecamatan Samboja,
Kutai Kartanegara,” kata Endra dalam
keterangan resminya.
Dukungan konektivitas untuk ibu
kota baru juga diwujudkan dengan
membangun Jembatan Pulau Balang
II. Titian ini akan menghubungkan
antara Pulau Balang yang ada di Pena-
jam Paser Utara dengan sebagian wi-
layah Kota Balikpapan.
Proyek Jembatan Pulau Balang II
mempunyai beberapa lingkup pe-
kerjaan. Konstruksi jembatan utama
sepanjang 804 meter, pekerjaan jem-
batan pendekat sepanjang 160 meter,
dan pekerjaan jalan akses sepanjang
1.807 kilometer. Seluruhnya mene-
lan biaya sebesar Rp1,3 triliun dengan
progres konstruksi saat ini sudah me-
lampaui 70 persen.
Sarana lainnya yang dibangun
yaitu Tempat Pengelolaan Akhir
(TPA) Manggar di Kota Balikpapan.
Untuk menyediakan tempat tersebut
menelan dana hingga Rp160,3 milyar.
Pengerjaannya dalam kurun 2017-
2018. Mampu menampung 450 ton
sampah setiap hari atau setara dengan
750 ribu jiwa.
Bertahap Membenahi Benua Etam
Jembatan Mahkota Dua, Samarinda, Kaltim (Foto : cnnindonesia.com)
tPA Manggar, Kaltim
40
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
41
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Kemudian, Tempat Pengelolaan
Sampah Terpadu (TPST) Kota Balik-
papan dengan biaya konstruksi se-
besar Rp14,7 miliar. Dikerjakan sejak
2015 dan selesai pada 2017. Setiap hari,
TPST ini dapat melayani hingga 10 ton
atau setara sampah dari 17.000 jiwa.
Kementerian PUPR juga memba-
ngun sebuah rumah susun (Rusun)
Pondok Pesantren Hidayatullah di
Kecamatan Bontang Utara, Kota Bon-
tang. Alokasi untuk pembangunan
rusun mencapai Rp6,7 miliar dan te-
lah rampung pada 2018. Rusun ini
terdiri dari 8 barak dengan kapasitas
tampung sebanyak 145 santri.
Rusun Ponpes Hidayatullah juga
dibangun di Balikpapan Timur, Kota
Balikpapan. Memiliki kapasitas tam-
pung yang sama, namun pemba-
ngunannya lebih hemat dengan total
biaya Rp5,8 miliar.
Dirjen Penyediaan Perumahan
M. Khalawi Abdul Hamid mengata-
kan, pembangunan rusun mahasiswa
dan santri di berbagai daerah seba-
gai dukungan pemerintah dalam pe-
nyediaan hunian layak dan penataan
di kawasan lingkungan pendidikan.
“Dengan dibangunnya rusun ini se-
moga bisa menambah semangat dan
kenyamanan para mahasiswa dalam
proses belajar,” ujar Khalawi.
Di Kabupaten Penajam Paser
Utara, Kementerian PUPR juga me-
nyediakan rumah khusus (Rusus)
nelayan sebanyak 50 unit. Alokasi
dana pembangunan hunian yang se-
lesai pada 2018 itu mencapai Rp5,9
miliar. Rusus nelayan juga dibangun
di Kota Bontang. Jumlahnya 50 unit
dengan total alokasi pembangunan
sebesar Rp7,9 miliar.
Wali Kota Bontang Neni Moer-
niaeni mengatakan, pemerintah be-
kerja sama dengan DPRD berupaya
membantu dan menyejahterakan ma-
syarakat dengan menyediakan peru-
mahan. “Kami mendapatkan bantuan
rumah susun paling banyak di Kota
Bontang,” kata Neni dalam siaran ter-
tulisnya.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren
Hidayatullah Jamaluddin, bersyukur
dengan adanya Rusun bagi maha-
siswa itu. Pada 2015, asrama putri di
kompleks Pondok Pesantren Hidaya-
tullah mengalami bencana kebaka-
ran. Dua bulan berselang, asrama
putra juga terbakar. “Alhamdulillah,
ini mimpi (yang) jadi kenyataan bagi
kami karena pada 2015 merupakan ta-
hun bersedih bagi Ponpes Hidayatul-
lah,” ucapnya bersyukur. n
Pembangunan akses jalan ruas tering Long - Bangun, Kaltim
Jalan tol tol Balikpapan – Samarinda
Bertahap Membenahi Benua Etam
42
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
KEPUTUSAN pemindahan
ibu kota Indonesia oleh Pre-
siden Joko Widodo ke Kabu-
paten Kutai Kartanegara
dan Penajam Paser Utara di Provinsi
Kalimantan Timur akan menimbul-
kan banyak dampak. Salah satu yang
akan sangat dirasakan masyarakat
adalah sisi ekonomi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Pe-
rumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi-
muljono memaparkan, pihaknya telah
melakukan perencanaan matang ter-
masuk kajian infrastruktur, pembia-
yaan, hingga dampak sosial ekonomi-
nya. “Konsep city in the forest diusung
sebagai kota dengan inklusi sosial,
produktif secara ekonomi, dan ramah
lingkungan,” ujarnya di Jakarta, bebe-
rapa waktu lalu.
Ia menceritakan, pemilihan Pena-
jam Paser Utara dan Kutai Kartane-
gara dilatari juga karena dekat dengan
jalan Trans Kalimantan yang meng-
hubungkan Samarinda dan Balikpa-
pan. Hal ini juga menjadi daya tarik
ibu kota baru. “Keberadaan tol dan
kota yang berkembang memberi ha-
rapan ibu kota negara yang baru nanti
tidak akan mati seperti Brasilia, Bra-
zil, yang terletak di tengah hutan atau
Putrajaya, Malaysia, yang malam sepi
karena pekerjanya pulang ke Kuala
Lumpur,” jelasnya.
Kementerian Perencanaan Pem-
bangunan Nasional/Bappenas me-
nilai pindahnya ibu kota negara ke
Kalimantan Timur akan berdampak
positif terhadap perekenomian, baik
nasional maupun lokal atau dae-
rah. “Lebih dari 50 persen wilayah di
Indonesia akan mengalami pening-
katan perdagangan jika ibu kota RI
pindah,” prediksi Deputi Pengem-
bangan Regional Bappenas/PPN
Rudy Prawiradinata dalam paparan-
Untung Rugi Setelah Pindah Ibu KotaPemindahan ibu kota negara dinilai akan berdampak terhadap beberapa aspek, terutama di sektor perekonomian.
Oleh: Tim Kiprah
teluk Balikpapan, Kaltim
43
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
55th ISOCARP World Planning Congress 2019 - Relocating the National Capital di Jakarta
nya di perhelatan 55th ISOCARP World
Planning Congress 2019 - Relocating the
National Capital di Jakarta, pekan lalu.
Selain itu, Rudy menjelaskan jika
ekonomi Indonesia akan tumbuh 0,1
hingga 0,2 persen. Saat ini, karena
pembangunan dinilai masih Jawa-
sentris, pertumbuhan ekonomi ter-
tinggi masih berpusat di pulau Jawa.
Data Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2018 menyebutkan sekitar 54,48
persen aktivitas ekonomi Indone-
sia berpusat di Pulau Jawa. Sebesar
21,58% di Sumatera, 8,20% di Kaliman-
tan, 3,05% di Bali dan Nusa Tenggara,
6,22% di Sulawesi serta 2,47% di Ma-
luku dan Papua. “Maka itu, jika ibu
kota dipindahkan ke lokasi yang lebih
ideal, maka pembangunan Indonesia
akan lebih merata,” sambungnya lagi.
Secara khusus, efek kepindahan
ibu kota ini juga terasa langsung ter-
hadap Kalimantan Timur. Apalagi
selama ini pertumbuhan ekonomi
di wilayah Kaltim cukup rendah. Ke-
naikan pertumbuhan itu lantaran
didorong oleh masuknya investasi
ke sejumlah sektor. “Ada pertanian,
pertambangan, konstruksi. Jadi ketika
pindah, berikan manfaat lebih bagi
wilayah sekitar,” pungkasnya.
Berdasarkan kajian Bappenas, da-
lam jangka pendek, investasi infra-
struktur untuk pembangunan ibu
kota baru akan menciptakan pening-
katan investasi di Kalimantan Timur
sebesar 47,7%. Selanjutnya, investasi
riil di Pulau Kalimantan juga akan
meningkat sebesar 34,5% dan secara
nasional akan memberi dampak sebe-
sar 4,7%.
Direktur Riset Center of Reform on
Economics (CORE) Indonesia, Piter
Abdullah, pun senada. Ia meyakini
rencana pemindahan ibu kota negara
ke Pulau Kalimantan diprediksi mem-
bawa dampak positif bagi perekono-
mian Provinsi DKI Jakarta. Aktivitas
ekonomi di Jakarta bisa jadi lebih efi-
sien jika ibu kota dipindahkan.
Piter menilai, akan banyak ma-
syarakat pindah dari Jakarta karena
berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang harus mengikuti pemindahan
kementerian atau lembaga pusat ke
ibu kota baru. “Dengan begitu, ru-
ang yang ada di Jakarta menjadi lebih
lapang, ini yang akan menciptakan
efisiensi. Kemacetan itu merupakan
sumber inefisiensi. Kalau itu sebagian
dikurangi, punya peluang untuk pe-
merintah DKI menata ulang dengan
lebih mudah,” tuturnya.
Dia percaya pemindahan ibu kota
juga akan berdampak pada berku-
rangnya volume kepadatan kenda-
raan di jalan-jalan Jakarta. Jika hal
ini terjadi, penggunaan bahan bakar
minyak (BBM) akan terpengaruh dan
bisa lebih hemat karena kemacetan
berkurang.
Efek Lain Pengamat Ekonomi Institute For
Development of Econimics and Finance
(INDEF), Rizal Taufikurohman me-
mandang berbeda. Jika dipandang se-
cara obyektif, kebijakan pemindahan
ibu kota ke Kalimantan Timur bisa
berdampak positif dan negatif secara
ekonomi.
Rizal memprediksi, sisi positif pe-
mindahan ibu kota dapat dirasakan
baik pelaku ekonomi makro mau-
pun masyarakat yang menjadi pegiat
ekonomi mikro. “Ada beberapa as-
pek, yang pasti kegiatan pertanian di
Kaltim maupun daerah sekitar akan
meningkat karena kebutuhan pro-
duk pertanian meningkat, lalu infra-
struktur penghubung antar provinsi
di Kalimantan akan meningkat,” kata
Rizal.
Ia juga menilai bisnis sektor pe-
mukiman di daerah sekitar ibu kota
dapat meningkat disebabkan ting-
ginya permintaan karena datangnya
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pe-
gawai-pegawai swasta yang bekerja
di daerah ibu kota. Selain ketiga itu,
bisnis layanan dan jasa di daerah ibu
kota baru dan sekitarnya juga pasti
berdampak positif karena adanya per-
mintaan.
Kendati begitu, Rizal mengingat-
kan ada beberapa dampak negatif se-
cara ekonomi dari kebijakan pemin-
dahan ibu kota ke Kalimantan Timur.
Dampak negatif yang ia maksud
dapat memengaruhi perekonomian
berskala nasional.
Salah satu yang harus diwaspadai
pemerintah dalam memindahkan ibu
kota adalah dampak inflasi. “Karena
jika perpindahan dilakukan dengan
mendadak dan cepat, perekonomian
regional dan nasional bisa mengalami
shock, goncangan,” kata dia.
Rizal juga menyoroti kesenjangan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
daerah yang masih terjadi antara Pulau
Jawa dengan daerah-daerah lain ter-
masuk Kalimantan. Ini harus diwaspa-
dai, karena kalau masyarakat kawasan
ibu kota baru belum siap maka ujung-
nya justru masyarakat di Jakarta atau
kawasan SDM maju yang diserap, bu-
kan masyarakat setempat. n
Untung Rugi Setelah Pindah Ibu Kota
44
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
INDONESIA bukan negara per-
tama yang melakukan rencana
pemindahan ibu kota. Ada banyak
negara lain yang juga pernah me-
mindahkan ibu kotanya dengan proses
dan latar belakang yang beragam. Sa-
lah satunya Kazakhstan.
Di sela-sela Pertemuan Parlemen
Negara-Negara Eurasia ke-4 (MSEAP)
yang digelar di Nur Sultan, ibu kota Ka-
zakhstan, pemerintah Indonesia ber-
kesempatan langsung berdiskusi ten-
tang kesuksesan negara tersebut dalam
pemindahan ibu kota negara. Dulunya
ibu kota Kazakhstan berada di Almaty.
Kini sudah pindah ke Astana atau seka-
rang dikenal menjadi Nur Sultan.
Delegasi Indonesia dipimpin Wakil
Ketua DPD Darmayanti Lubis bersama
sebelas anggota DPD lainnya didam-
pingi Duta Besar Indonesia untuk Ka-
zakhstan, Rahmat Pramono. Mereka
bertemu langsung dengan Deputi Wali
Kota Nur Sultan, Malika Bektorova
dan Direktur Astanagenplan Kazakhs-
tan, Arseniy Pirozhkov.
Darmayanti mengatakan, banyak
pelajaran penting yang bisa dipetik
dari negara tersebut. Mulai dari proses
keputusan penetapan ibu kota, pem-
bangunan infrastruktur dasar, tahapan
pemindahan kantor pemerintahan, ke-
menterian dan lembaga hingga peng-
aturan tata kota. “Kunjungan itu mem-
beri banyak pelajaran dan referensi
bagaimana Kazakhstan berhasil me-
mindahkan ibu kota sampai berkem-
bang sekarang ini,” kata Darmayanti,
Oktober lalu di Jakarta.
Ia pun memuji konsep Kazakhstan
yang mengusung kota modern namun
tetap mempertahankan alur sungai,
penghijauan, pengaturan lalu lintas,
pengaturan agar tidak terjadi urbani-
sasi ke kota baru, hingga pembiayaan
pembangunan yang melibatkan pihak
swasta.
Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki
Hadimuljono menilai Kazakhstan da-
pat menjadi rujukan bagi Indonesia.
Mereka dalam waktu singkat berhasil
memindahkan ke kota baru dan mem-
bangun secara berkelanjutan.
Kawasan yang dulunya merupakan
savana, telah diubah menjadi smart city
dengan mengusung konsep klaster.
Kantor pemerintahan, kementerian,
dan kedutaan berada pada lokasi yang
sama. Namun pembangunannya tetap
mempertahankan ruang terbuka hijau.
Berguru dari Negeri SeberangSejumlah negara lebih dulu sukses memindahkan ibu kota negaranya. Keberhasilan itu menjadi inspirasi berharga bagi Indonesia.
Oleh: Tim Kiprah
Ibu Kota Malaysia, Putera Jaya Ibu Kota Kazakhstan, Nur Sultan
45
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Bahkan lebih dari setengah luas kota
tetap berupa hutan. “Inilah keunggulan
mereka yang bisa jadi rujukan buat di
Indonesia,” kata Menteri Basuki.
Sukses PindahPemindahan ibu kota suatu ne-
gara bukan hal baru lagi. Tak hanya
Kazakhstan, beberapa negara lain juga
berhasil memindahkan ibu kotanya ke
wilayah lain.
Pada abad ke-19, Melbourne dan
Sydney menjadi dua kota terbesar di
Australia. Kekuatan di masing-masing
kota menimbulkan kesulitan untuk
menetapkan ibu kota. Pada tahun 1913,
terbentuklah Canberra sebagai ibu
kota Australia.
Sebelum resmi menjadi ibu kota,
pemerintah setempat menyelengga-
rakan kontes internasional untuk me-
nentukan desain dan konsep Canber-
ra. Desain kota Canberra yang terpilih
hingga saat ini membuat kota tersebut
tidak hanya diisi oleh bangunan mo-
dern, tetapi juga pemisahan antar-dis-
trik oleh tumbuhan dan semak-semak.
Beralih ke India. Selama berabad-a-
bad, Kolkata berfungsi sebagai ibu kota
wilayah kekuasaan Inggris di India. Te-
tapi pada 1911 ibu kota dipindahkan.
Pemindahan itu dilatarbelakangi fak-
tor politik dan ekonomi.
Pembangunan Delhi sebagai ibu
kota dirancang oleh arsitek asal Inggris
dan memakan waktu 20 tahun. Sebe-
lum kota tersebut dibangun sepenuh-
nya, kantor pemerintahan dan admi-
nistrasi telah dipindahkan satu persatu
dari Kolkata ke Delhi. Seluruh pemin-
dahan tersebut memakan biaya kurang
lebih US$4-5 juta. Pada 1931, New Delhi
akhirnya pertama kali ditetapkan seba-
gai ibu kota negara India.
Negara lainnya yaitu Brasil. Pada
1960, Brasil memindahkan ibu kotanya
dari Rio de Janeiro ke Brasilia. Seperti
halnya Canberra di Australia, Brasilia
juga dirancang sejak awal khusus un-
tuk menjadi ibu kota. Alasan pemin-
dahan tersebut disebabkan oleh kepa-
datan penduduk di Rio de Janeiro dan
tingkat kemacetan lalu lintas yang cu-
kup tinggi.
Myanmar dan Malaysia, dua ne-
gara tetangga atau kerabat Indonesia
di ASEAN juga ikut memindahkan ibu
kotanya. Myanmar memindahkan ibu
kotanya dari Yangon ke Naypyidaw
pada 2005. Kota Naypyidaw memiliki
luas yang empat setengah kali lebih
besar dari London, yaitu sebesar 7.054
km2.
Latar belakang pemindahan ibu
kota Myanmar tidak pernah benar-
benar diketahui secara umum. Tidak
ada pengumuman resmi mengenai
alasan pemindahan itu dari pemerin-
tah setempat. Biaya yang dikeluarkan
untuk pembangunan ibu kota baru ini
diperkirakan mencapai US$4 miliar.
Berikutnya, Malaysia juga sukses
memindahkan pusat pemerintahan-
nya dari Kuala Lumpur ke Putrajaya
pada 1999. Didirikan pada 19 Okto-
ber 1995, nama kota tersebut diambil
dari nama Perdana Menteri Malaysia
yang pertama, Tengku Abdul Rahman
Putra.
Alasan pemindahan adalah ka-
rena kemacetan, serta meningkatkan
efektivitas kerja lantaran Kuala Lum-
pur sudah sangat penuh oleh kenda-
raan. Namun, Kuala Lumpur saat ini
masih menjadi tempat untuk Sultan,
Parlemen Malaysia, serta pusat perda-
gangan dan keuangan Malaysia. n
Ibu Kota Brazil, Brasilia
Berguru dari Negeri Seberang
46
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
MEMBANGUN ibu kota negara bukan
suatu hal mudah. Maka dari itu, peme-
rintah membuka kesempatan yang luas
dengan menggelar sayembara desain ibu
kota baru yang bakal dipindah ke Kali-
mantan Timur. Dalam hal ini, sebagai se-
orang juri dari praktisi bidang arsitektur,
tentu ada tandar kota yang ideal yang ha-
rus dimengerti para peserta sayembara.
Kami para juri paham seperti apa
desain yang diharapkan Kementerian
PUPR selaku penyelenggara dan pelak-
sana pembangunan infrastruktur ibu
kota baru nantinya.
Konsep besarnya harus nyaman
bagi yang tinggal dan memperhatikan
lingkungan dalam nilai estetikanya.
Kenyamanan yang dimaksud aksesibi-
litas warga dan pekerja harus mudah.
Tujuannya, menekan penggunaan ken-
daraan pribadi. Bangunan pun harus
mengusung ramah lingkungan.
Jadi semua konsep-konsep terbaik
se-dunia itu harus berkumpul di ibu
kota baru. Jangan lagi desain yang di-
tampilkan itu justru mengulangi kota-
kota yang tidak humanis.
Ciri kota yang humanis itu, misal-
nya, memiliki jarak yang dekat se-
hingga masyarakat hanya perlu ber-
jalan kaki, bangunan berkonsep ramah
terhadap lingkungan. Selain itu memi-
liki tingkat kepadatan hunian yang cu-
kup. Kepadatannya harus cukup tidak
terlalu padat bikin sesak dan terlalu
jauh bikin boros transportasi.
Karena itu, kami sebagai juri tentu-
nya akan menyeleksi sayembara secara
profesional. Kita harapkan yang ter-
pilih adalah terbaik untuk konsep ibu
kota baru yang nantinya akan segera
dibangun. n
Ridwal Kamil, Gubernur Jawa Barat/Praktisi Arsitek
Harus Kota yang Humanis
SAYEMBARA desain ibu kota itu bukan berarti pemerintah tidak siap. Melainkan lebih pada keterlibatan masyarakat dalam menentukan mo-del ibu kota yang mencerminkan ke-butuhan dan kearifan lokal.
Partisipasi publik ujar Hetifah penting untuk memperoleh ide atau gagasan dari semua kalangan khususnya yang memiliki kepedu-lian atau keahlian di bidang arsitek-tur, perencanaan dan rancangan ibu kota negara.
Nantinya ada launching dalam waktu dekat di Oktober. Pembu-kaan desain ini maksudnya bukan karena pemerintah tidak siap, tapi
ingin mendorong partisipasi dari publik. Artinya, desain kawasan IKN itu betul-betul mencerminkan kebutuhan dan juga kultur lokal kita.
Melalui sayembara ini, kami berharap desain IKN yang berlo-kasi di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagain wilayah Kutai Kertanegra ini bisa mewujudkan visi Indonesia yang berjangka pan-jang dan merepresentasikan model ibu kota yang sesuai kearifan lokal. Makanya saya mengharapkan juga walaupun ini futuristik, tapi isinya itu mencerminkan juga nilai-nilai kearifan lokal kita. n
Hetifah Sjaifudian, Komisi X DPR RI
Sayembara untuk Buka Partisipasi Publik
LAPORAN UtAMA | IBU KOtA NEGARA BARU
47
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Apa Kata Mereka
PENUNJUKAN Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara se-bagai ibu kota negara yang baru sudah kita ketahui bersama. Memang tidak dimungkiri kalau rencana pemin-dahan ibu kota Indonesia itu telah memantik pro kontra di kalangan pu-blik. Bagi saya, tentu hal itu wajar saja. Setiap orang punya penilaian tersen-diri apakah memang wacana itu perlu atau tidak usah dilakukan.
Tapi terlepas dari hal itu, kembali lagi bahwa keputusan itu sudah diu-capkan Presiden Jokowi. Beliau sudah minta izin ke DPR dan dibahas. Jadi memang harusnya begitu.
Kalau saya melihat, memang ada sisi positif dan negatif seperti halnya orang lain berpendapat kalau nanti-nya ibu kota negara tetap jadi pindah.
Jika memang akhirnya rencana ini te-tap harus dijalankan, maka mau tidak mau para menteri dalam kabinet baru yang dibentuk presiden harus bekerja keras untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan.
Selama ini kan sudah lama ke-
inginan pindah ibu kota tapi urung terlaksana. Nah sekarang diperintah-kan langsung oleh presiden, jadi pem-bantunya (menteri) harus bekerja keras bagaimana mewujudkan itu.
Dalam hal ini, pemerintah harus benar-benar mengkaji lebih dalam dampak pendek dan panjangnya bila rencana ini dilakukan. Sebab kalau tidak berhasil, maka sama saja nanti jadi kota yang gagal. Nah ini yang ti-dak diinginkan semua pihak.
Mumpung masih ada waktu, tidak salah juga kita dukung niat tersebut. Asalkan, pemerintah tetap terbuka terhadap public seperti apa nantinya wajah ibu kota baru dan setelah itu Jakarta akan seperti apa. Nah inilah PR (pekerjaan rumah) yang berat pagi pemerintah ke depan. n
Agus Pambagio, Pengamat Kebijakan Publik
Kerja Keras Memindah Pemerintahan
SAYEMBARA urban desain ini meru-
pakan langkah terbaik mengakomodasi
semua ahli tata ruang, desain dan arsitek
untuk merancang bentuk IKN yang baru.
Bagi para peserta, tentu saja kriteria dan
syaratnya sudah terang digambarkan di
laman sayembaraikn.pu.go.id.
Walaupun tak punya ilmu dasar
rancang bangun, dalam hal ini saya di-
berikan mandat tugas penting oleh Ke-
menterian PUPR bersama dewan juri
lainnya untuk menyeleksi desain peserta
sayembara. Di sini saya masuk di bagian
rencana pengembangan wilayah.
Kriteria umum untuk Sayembara
Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Ne-
gara ini mesti mencerminkan identitas
bangsa. Selain itu, juga harus menjamin
keberlanjutan lingkungan, sosial, dan
ekonomi, serta mewujudkan kota yang
nya kerangka acuan itu mengakomodasi
harapan-harapan dari presiden.
Kerangka kerja sudah diketahui.
Tahapannya juga cukup panjang. Pen-
daftaran akan ditutup pada 18 Oktober,
selanjutnya memasukkan karya itu pada
18-29 November. Lalu, pada 2-6 De-
sember, kami melakukan evaluasi per-
syaratan administrasi.
Selanjutnya, pada 9-11 Desember
penjurian tahap satu kemudian berlan-
jut dengan penjurian tahap dua pada 11-
13 Desember. Kemudian pas 16-20 De-
sember merupakan proses penetapan
pemenang. Kemudian, 23 Desember pe-
netapan pemenang. Yang terakhir pada
27 Desember adalah momen pemberian
hadiah. Lima karya desain dulu, sesu-
dahnya akan dipilih kembali jadi tiga
terbaik. n
Prof. Masjaya, Rektor Universitas Mulawarman
Membangun dengan Utamakan Aspek Lingkungan
cerdas, modern, dan berstandar inter-
nasional. Jadi, membangun tanpa me-
matikan kawasan penyangga dan meng-
utamakan aspek lingkungan.
Nantinya para jawara sayembara itu
akan masuk dalam tim perencanaan dari
Kementerian PPN/Bappenas bila karya-
nya unggul dari peserta lainnya. Tentu-
48
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Opini
MESKI luas geografisnya
kecil, Kabupaten Tuban,
Jawa Timur memiliki
potensi besar di sek-
tor pertanian dan peternakan. Selain
padi, beberapa hasil pertanian lainnya
meliputi kacang dan tebu. Akan te-
tapi, skalanya masih kecil jika diban-
dingkan peternakan.
Budidaya ternak paling menonjol
di Tuban. Jumlah populasinya men-
capai 330 ribu ekor. Bahkan, pro-
duksinya masuk peringkat terbaik
nomor dua secara nasional, di bawah
Kabupaten Sumenep. Mayoritas yang
berkembang yaitu peternakan sapi.
Potensi besar lainnya yakni dari
industri semen. Ada beberapa pabrik
yang berkembang di sana. Dalam se-
tahun, produksinya diperkirakan se-
kitar 13 juta ton.
Perikanan menjadi sektor be-
rikutnya yang menyumbang penda-
patan bagi daerah Tuban. Panjang
garis pantainya mencapai sekitar 65
kilometer. Potensi itu ikut membuka
berkembangnya sektor pariwisata.
Hanya saja, masih lebih kecil diban-
dingkan wisata religi yang setiap ta-
hunnya mencapai 5,5 juta dari total 7
juta wisatawan.
Untuk mendukung kemajuan
di Tuban, kami pemerintah daerah
tentu harus menopang dari berbagai
hal. Selain kebijakan yang memudah-
kan investasi, kami juga mendukung
melalui pembangunan infrastruktur.
Walaupun luas Tuban sangat ke-
cil, tetapi mempunyai jalan yang
panjang. Tidak mudah membuat
semua jalan itu dalam kondisi baik.
Apalagi kalau dibandingkan dengan
kota besar. Jika dibandingkan Sidoar-
jo misalnya, Pendapatan Asli Daerah
(PAD) mereka tiga kali dibanding
Tuban.
Dengan anggaran terbatas itu, ti-
dak mungkin kami menggunakan
Pantai Kelapa tuban
Oleh: Tim Kiprah
tuban Masih Butuh InfrastrukturH. Fathul Huda, Bupati Tuban
49
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Wawancara Bupati Tuban, H. Fathul Huda
seluruhnya untuk membangun in-
frastruktur. Itu bisa mengganggu
kondisi keuangan daerah. Makanya,
kami senang adanya bantuan dari pe-
merintah seperti Kementerian PUPR.
Misalnya, bantuan lewat program
Padat Karya Tunai (PKT). Contohnya
di Desa Bunut, Kecamatan Widang.
Di sini ada beberapa kegiatan padat
karya yaitu irigasi kecil, pemeliha-
raan jalan nasional, jalan produksi,
dan bedah rumah. Upah yang di-
berikan di Kabupaten Tuban sebe-
sar Rp120.000 untuk tukang dan
Rp95.000 untuk pekerja.
Program itu untuk mendukung
pertanian masyarakat. Di sana mem-
bangun jaringan irigasi dan pemeli-
haraannya. Menurut informasi, iri-
gasi yang dibangun itu untuk areal
pertanian seluas 85 hektare.
Selain itu di lokasi tersebut juga di-
berikan bantuan untuk pembangunan
jalan produksi. Kegiatannya itu pe-
kerjaan jalan beton dengan sepanjang
277 meter dan lebar 3 meter, pekerjaan
timbunan tanah sepanjang 849 meter,
pekerjaan talud pasangan batu sepan-
jang 378 meter dengan total biaya se-
besar Rp600 juta.
Ada juga program bantuan bedah
rumah di Desa Ngadirejo, Kecamatan
Widang. Ada 50 rumah dengan ang-
garan yang diberikan sekitar Rp750
juta. Dengan begitu, beberapa rumah
warga yang kelihatannya tak layak
sudah ditata lebih bagus.
Kami berharap infrastruktur tidak
hanya itu saja. Kita sudah sampaikan
ke Presiden Jokowi supaya di Tuban
bisa dibangun infrastruktur yang be-
lum, seperti tanggul penangkal ban-
jir. Mudah-mudahan bisa segera te-
realisasikan. n
Program padat karya di tubanBupati tuban , H. Fathul Huda,
50
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
51
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Sinergi Internasional Mengembangkan Jaringan Irigasi Berbasis Teknologi
BALI tidak hanya dikenal dengan pariwisatanya
yang sudah mendunia. Pulau Dewata ini juga
memiliki sistem irigasi yang mumpuni yaitu
subak. Sistem irigasi tradisional ini menjadi
alasan Nusa Dua, Bali menjadi tuan rumah Forum Irigasi
Dunia ke-3 dan Pertemuan Dewan Eksekutif Internasio-
nal ke-20, yang berlangsung 1-7 September 2019.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Sinergi Internasional Mengembangkan Jaringan Irigasi Berbasis teknologi
Pertemuan kali ini memfokuskan pada pengembangan sumber daya air, ketahanan pangan dan nutrisi dengan kondisi lingkungan yang kompetitif.
Oleh: Tim Kiprah
Aktualita
Indonesia tuan rumah Forum Irigasi Dunia ke 3, Bali
52
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
(PUPR) Basuki Hadimuljono me-
ngatakan, tantangan dan peluang da-
lam bidang irigasi terus mengalami
perubahan. Enam tahun lalu, fokus
utama pertemuan WIF-1 di Turki ada-
lah mengenai ketahanan pangan. Tiga
tahun berikutnya, WIF-2 di Thailand
mengangkat topik tentang manaje-
men sumber daya air dan merumus-
kan peran irigasi mendukung pro-
duksi pertanian yang berkelanjutan.
Adapun WIF-3 ini memfokuskan
pada pengembangan sumber daya air,
ketahanan pangan dan nutrisi dengan
kondisi lingkungan yang kompetitif.
Isu utamanya yakni pengembangan
dan pengelolaan sumber daya air yang
berbasis teknologi.
Saat ini, Indonesia termasuk du-
nia menghadapi tantangan dalam
mengelola air di irigasi dan drainase
yang berbasis lingkungan. Terlebih
lagi kondisi populasi masyarakat du-
nia pada 2050 diperkirakan akan me-
ningkat dua kali lipat dari jumlah saat
ini yang mencapai 5 miliar orang.
Kondisi itu mendorong produksi
pangan yang diperlukan juga me-
ningkat dua kali lipat. Hanya saja,
ketersediaan daratan dan air terba-
tas. “Karena itu, kita membutuhkan
strategi yang kuat dan inovatif untuk
memerangi kelaparan dan mengak-
hiri kemiskinan di pedesaan,” papar
Menteri Basuki dalam sambutannya.
Sistem pengelolaan dan pengenda-
lian air yang baik dengan berbasis tek-
nologi dinilai bisa menjadi solusi atas
tantangan tersebut. Misalnya, melalui
sistem drip irigasi dan servis irigasi se-
hingga meminimalisir kebocoran air
pada saluran irigasi.
Lantaran itu, Menteri Basuki yang
pernah menjabat Vice President Inter-
national Commission on Irrigation and
Drainage (ICID) pada 2013-2016 ini,
berharap forum tersebut bisa menjadi
wadah untuk tukar menukar infor-
masi dan pengetahuan untuk mene-
mukan solusi bagi persoalan perta-
nian irigasi dan drainase.
Ketahanan air dan pangan ini juga
menjadi prioritas di era kepemimpinan
Presiden Joko Widodo. Selama periode
2015-2019, Kementerian PUPR menar-
getkan pembangunan 1 juta hektare
jaringan irigasi baru dan rehabilitasi 3
juta hektare jaringan irigasi.
Dalam kurun 2015-2018, total
capaian jaringan irigasi baru yang te-
lah dibangun mencapai 860.015 hek-
tare. Secara rinci, dimulai dari 2015
seluas 273.532 hektare. Kemudian,
pada 2016 sekitar 138.661 hektare dan
setahun berikutnya seluas 227.743
hektare. Selanjutnya pada 2018 men-
capai 220.079 hektare. Adapun tahun
ini ditargetkan jaringan irigasi ber-
tambah lagi seluas 139.410 hektare.
Selain penataan jaringan irigasi
tersebut, Indonesia juga menying-
gung tentang pembangunan ben-
dungan yang sedang dilakukan di
berbagai daerah. Menurutnya, ke-
beradaan waduk sangat bermanfaat
untuk mengairi irigasi sehingga bisa
berdampak pada peningkatan inten-
sitas tanam padi yang berujung pada
kenaikan produksi pangan nasional.
Saat ini Kementerian PUPR sedang
Aktualita
Pertemuan Bilateral Menteri Basuki World Water Council
International Executive Council Meeting
53
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
membangun proyek bendungan se-
banyak 65 di Indonesia. Sebanyak 57
unit sudah dalam proses pengerjaan,
sedangkan delapan lainnya masih
dalam proses tender dengan pihak
swasta. “Di antara 65 bendungan yang
dibangun itu, dua di antaranya ada di
Bali,” ujarnya.
Upaya pengelolaan air itu turut di-
perkuat dengan rancangan undang-
undang sumber daya air yang sedang
dibahas pemerintah dan DPR. “Ka-
rena dengan undang-undang ter-
sebut merupakan salah satu tanggung
jawab negara mengenai peningkatan
produksi pangan di Indonesia,” ujar
Fary Djemy Francis, Ketua Komisi V
DPR di sela-sela acara tersebut.
Kegiatan ini juga dihadiri Presi-
dent ICID Er. Felix B Reiders, Presi-
den World Water Council (WCC) Loic
Fauchon serta dan Wakil Gubernur
Bali Tjokorda Oka Artha Ardana. Be-
berapa tokoh lainnya yaitu Menteri
Pekerjaan Umum (2004-2014) Djoko
Kirmanto, Menteri Pertanian dan In-
dustri Asas Tani Malaysia Dato’ Sala-
hudin Ayub, Menteri Sumber Daya
Air dan Irigasi Mesir Mohammed Ab-
delaty Sayed Khalil, Menteri Energi,
Sumber Daya Air dan Irigasi Nepal
Barshaman Pun.
Total sekitar 1.400-an partisipan
dari berbagai negara hadir dalam fo-
rum yang berlangsung pada 1-7 Sep-
tember itu. Mereka dari berbagai latar
belakang, seperti menteri, ahli bidang
irigasi, organisasi nirlaba, kontraktor,
konsultan, dan perkumpulan petani.
President ICID Er. Felix B Reiders
mengatakan, setiap negara memiliki
kewenangan politik untuk mengatur
pengelolaan irigasi air di di wilayah-
nya masing-masing. Namun, kewe-
nangan tersebut tidak bisa memba-
tasi bidang administrasi. “Persoalan
irigasi ini hanya dapat diatur oleh pe-
merintah dalam sistem hidrologi atau
satuan wilayah pengelolaan sungai.
Masing-masing negara itu berbeda,”
ujarnya.
Pemerhati dan praktisi pertanian
di Subak Penatahan, Dedi Ruslan,
menilai ketersediaan sistem irigasi
memang sangat menunjang kelang-
sungan pertanian. Karena itu, dia
pun mengapresiasi adanya forum ter-
sebut.
Terkait sistem irigasi, Dedi menilai,
subak bisa menjadi contoh pengelo-
laan irigasi yang baik. Menurutnya,
subak merupakan sistem irigasi yang
berasaskan keadilan bersama. Para
petani akan tetap mendapatkan air
meskipun dalam keadaan krisis air.
“Bahkan, subak bisa berpotensi men-
jadi pariwisata berbasis lingkungan
atau dikenal ekowisata,” pungkas
Dedi. n
Menteri Basuki menjelaskan teknologi kepada salah satu Delegasi ICID
Sinergi Internasional Mengembangkan Jaringan Irigasi Berbasis Teknologi
Menteri Basuki berbincang dengan Delegasi ICID
54
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan tol
55
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Integrasi tol Demak dengan tanggul LautPenggabungan ditujukan untuk menanggulangi potensi banjir rob yang masuk ke jalur tol, terutama di wilayah Semarang.
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
Integrasi Tol Demak dengan Tanggul Laut
PEMBANGUNAN jalan Tol
Semarang – Demak akhirnya
resmi dimulai. Melalui pe-
nandatangan perjanjian ker-
jasama, proyek jalur bebas hambatan
sepanjang 27 kilometer tersebut bakal
segera direalisasikan tahun ini. “Hari
ini kita mulai pembangunan tol, me-
neruskan dari Semarang ke Surabaya
di jalur utara. Pada tahap awal, kita ba-
ngun dari Semarang ke Demak,” kata
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, di
Auditorium Kementerian PUPR, bebe-
rapa waktu lalu.
Jalur ini menambah akses setelah
Tol Trans Jawa diresmikan dari Merak
sampai dengan Pasuruan, beberapa bu-
lan lalu. Awalnya, pembangunan Tol
Semarang – Demak tersebut sempat
tertunda. Ini lantaran adanya pertim-
bangan kembali terkait penggabungan
proyek tersebut dengan tanggul laut.
Penggabungan tol dengan tanggul laut
diharapkan dapat mencegah banjir rob
yang sering terjadi di Semarang.
Kini banjir rob yang kerap terjadi di
Semarang bagian utara itu sudah dian-
tisipasi. Menteri Basuki mengatakan,
Kementerian PUPR melalui Balai Besar
Wilayah Sungai Pemali Juana, Direk-
torat Jenderal Sumber Daya Air telah
membuat tanggul dan rumah pompa
sehingga kini banjir rob yang kerap
menggenangi jalan nasional yang ber-
ada di depan Universitas Sultan Agung
dan Terminal Terboyo bisa teratasi.
Tol Semarang – Demak akan di-
bangun melalui konsorsium PT Pem-
bangunan Perumahan (PP), PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk, dan PT Misi
Mulia Metrical. Konsorsium ini mem-
bentuk perusahaan dengan nama PT
Pembangunan Perumahan Semarang
Demak.
Dalam implementasinya, Kemen-
terian PUPR mendorong pembiayaan
proyek tersebut melalui skema Kerja-
sama Pemerintah dan Badan Usaha
(KPBU). Adapun nilai investasi jalur
yang terintegrasi dengan tanggul laut
Kota Semarang itu mencapai Rp 15,3 tri-
liun.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol
(BPJT) Danang Parikesit menjelaskan,
Tol Semarang-Demak memiliki em-
56
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
pat simpang susun, yakni Kaligawe,
Terboyo, Sayung, dan Demak. Dibagi
dalam dua seksi, yaitu seksi I Kota Se-
marang dan seksi II Kabupaten Demak.
Proses pembangunannya akan berlang-
sung selama dua tahun.
Kebutuhan lahan untuk pem-
bangunan jalan tol ini mencapai 1,88
juta meter persegi. Dalam Perjanjian
Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), tarif tol
ini nantinya dipatok sebesar Rp1.124
per kilometer. “Kami targetkan selesai
tahun 2022,” ujar Danang.
Dia meyakini keberadaan tol ini
akan meningkatkan aksesibilitas dan
menambah kapasitas jaringan jalan
yang sudah ada untuk melayani kawa-
san utara Jawa. Sesuai rencana, tol ini
nantinya akan dilanjutkan ke Kudus –
Pati – Rembang – Lasem – Tuban ka-
rena sudah ada badan usaha yang ber-
minat menjadi pemrakarsanya. Jalur ini
juga nantinya ditambah dengan pem-
bangunan tol yang menghubungkan
Kendal dengan Pelabuhan Semarang.
Selain meningkatkan konektivitas,
lanjut Danang, kehadiran tol ini seka-
ligus merevitalisasi kawasan industri
yang ada di sekitar Jawa Tengah dan
Jawa Timur. “Setelah jalan terbangun
dan tersambung menuju kawasan in-
dustri, nantinya tidak lagi terdampak
banjir rob sehingga bisa membangkit-
kan kembali ekonomi masyarakat dan
pasar industri barang dan jasa yang
ada,” imbuh dia.
Dengan semakin tersambungnya
jaringan jalan tol di Pulau Jawa akan
membawa banyak perubahan perilaku
masyarakat dan perilaku pengusaha.
Danang mencontohkan, sekarang ini
perilaku bongkar muat barang-ba-
rang dari Jakarta tidak hanya dibong-
kar di Pelabuhan Tanjung Priok tetapi
bisa dibawa ke Semarang karena biaya
bongkarnya lebih murah. Barang dian-
gkut ke Semarang karena waktu pen-
girimannya bisa dipastikan. Semuanya
akan dihitung kembali oleh para pelaku
bisnis.
Apresiasi PembangunanWali Kota Semarang Hendrar Pri-
hadi mengapresiasi komitmen pem-
bangunan tol Semarang – Demak. Ia
berharap proyek tol dan tanggul laut
tersebut dapat berjalan lancar sehingga
manfaatnya dapat segera dirasakan ma-
syarakat.
Dia yakin program besar itu bisa
menanggulangi banjir dan rob di Kota
Semarang sekaligus untuk mengurai
kemacetan Semarang – Demak. “Tang-
gul Laut akan menjadi satu kesatuan
sistem penanggulangan rob dan banjir,
yang Alhamdulillah mendapat support
dari pemerintah pusat lewat Kemen-
terian PUPR,” tutur wali kota yang
akrab disapa Hendi itu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani
pun ikut mengapresiasi Kementerian
PUPR yang telah mendorong perce-
patan pembangunan infrastruktur
melalui skema KPBU. Menurutnya,
pembangunan infrastruktur memang
membutuhkan pembiayaan yang besar.
Di sisi lain, kemampuan APBN untuk
langsung membiayainya tidak dimung-
kinkan. Maka salah satu solusinya yaitu
melalui skema KPBU.
Dia pun menyebut Kementerian
PUPR merupakan salah satu Champion
KPBU. Skema tersebut tidak hanya me-
nyelesaikan masalah dari sisi anggaran,
namun dari sisi ketepatan mutunya.
“Kemenkeu sangat senang untuk ber-
partner dengan kementerian yang me-
miliki sikap dan menginginkan KPBU
untuk terus didorong,” pungkasnya. n
Aktualita
Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan tol
Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan tol
57
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
58
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Aktualita
Indonesia-Korea Berbagi Inovasi teknologi KonstruksiMelalui kolaborasi pengembangan kontruksi, kedua negara dapat bertukar pengalaman tentang pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas infrastruktur.
Oleh: Tim Kiprah/ ahmad Jayadi - Biro Komunikasi Publik, Kementerian PUPR
JALINAN erat bilateral antara
Indonesia dan Korea Selatan
kian ditunjukkan melalui ke-
terbukaan berbagai inovasi
teknologi konstruksi. Hal itu diwu-
judkan kedua negara dengan sepakat
menyelenggarakan KICT Construc-
tion and Technology Fair 2019 di Ja-
karta, beberapa waktu lalu.
Pameran itu digelar oleh Kemen-
terian Pekerjaan Umum dan Peru-
mahan Rakyat (PUPR) dan Korea
Institute of Civil Engineering and
Building Technology (KICT) yang me-
rupakan insititusi di bawah Kemen-
terian Pertanahan, Infrastruktur dan
Tranportasi (MOLIT) Korea Selatan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljo-
no memaparkan, kegiatan tersebut
merupakan salah satu sarana alih
pengetahuan dan teknologi bidang
konstruksi kepada negara yang men-
jadi tempat penyelenggaraan. “Ker-
jasama Indonesia dan Korea sudah
berlangsung lama dan terus mening-
kat terutama dalam pembangunan
infrastruktur,” kata dia dalam sambu-
tannya.
Di sela-sela acara, Direktur Jen-
deral (Dirjen) Bina Konstruksi Ke-
menterian PUPR Syarif Burhanuddin
juga mengatakan pembangunan in-
frastruktur masih menjadi salah satu
prioritas nasional pada 2020-2024.
Karena itu, dia menilai Indonesia
KICt Contruction and technology Fair 2019
59
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Indonesia-Korea Berbagi Inovasi Teknologi Konstruksi
60
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
membutuhkan teknologi konstruksi
yang lebih efisien. Syarif menilai, kon-
disi itu bisa dipenuhi melalui kerja-
sama dengan negara lain termasuk
Korea Selatan dengan berbagi tekno-
logi terkini di bidang konstruksi.
Untuk mengimbangi pesatnya
pembangunan infrastruktur jasa
konstruksi, lanjut Syarif, diperlukan
kesiapan rantai pasok yang terdiri
dari sumber pembiayaan, SDM yang
berkompeten, kesiapan material dan
teknologi. “Metode teknologi kons-
truksi memegang peranan penting
mengingat tuntutan semakin tinggi
akan mutu infrastruktur yang diba-
ngun dalam waktu relatif singkat,”
kata Syarif saat membuka KICT
Construction and Technology Fair
in Indonesia di Jakarta, Kamis pekan
lalu.
Syarif sangat mengapresiasi atas
ditunjuknya Indonesia sebagai tuan
rumah agenda tahunan KICT tahun
ini. Ia pun berharap banyak manfaat
yang akan didapatkan, khususnya
dari kerja sama Indonesia-Korea di
bidang jasa konstruksi. “Terlebih lagi
terkait rencana pembangunan Ibu
Kota Baru yang akan menggunakan
konsep smart city yang mengkombi-
nasikan antara kawasan kota peme-
rintahan berbasis keberlanjutan dan
teknologi serta memperhatikan efi-
siensi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Indonesia dalam
hal rencana pemindahan Ibu Kota
Negara (IKN) juga dapat berbagi pe-
ngalaman dengan Korea. Apalagi
Korsel telah memindahkan sebagian
kantor pemerintahannya ke Kota
Sejong yang dibangun sebagai kota
cerdas berteknologi tinggi. Tak hanya
itu, tempat tinggal warga kota juga
didesain tidak jauh dari tempat kerja
sehingga mobilitas orang dapat diku-
rangi.
“Tadi pihak Korea sudah menyata-
kan ketertarikannya untuk ikut ber-
partisipasi dalam pemindahan IKN.
Saat ini mereka masih melihat po-
tensi pada bidang apa yang bisa ikut
terlibat, sekaligus mempelajari skema
kerja sama yang cocok. Salah satu
yang bisa kita pelajari dari Korea ada-
lah kelebihan mereka dalam peman-
faatan Teknologi Informasi dalam
pembangunan Kota,” ujar Syarif.
Tidak hanya sebagai sarana un-
tuk berbisnis antara badan usaha bi-
dang konstruksi kedua negara, Syarif
berharap kegiatan itu juga menjadi
sarana perluasan jejaring kerja dan
pengembangan kapasitas SDM sek-
tor konstruksi. Selain itu, menjadi
awal dari inovasi dan gagasan sebagai
masukan bagi kebijakan dan strategi
untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pembangunan infrastruk-
tur di Indonesia sesuai Undang-Un-
dang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi.
Vice President KICT Kwon Sooahn
menyatakan, KICT Construction
Technology Fair 2019 ini menghadir-
kan 15 badan usaha dari Korea yang
bergerak pada sektor jasa konstruksi
dengan berbagai spesialisasi yang di-
miliki. Mulai dari ICT (lnformation
and Communication Technology),
Konstruksi Bangunan Gedung, Jem-
batan, Geoteknik, Jalan, Air Limbah,
hingga Sumber Daya Air. “Hari ini
kami ingin mempertemukan tekno-
logi kedua negara dan semoga dapat
meningkatkan kerjasama dua negara
yang selama ini telah terjalin,” ujar-
nya gembira.
Sejumlah tokoh pun turut ha-
dir dalam momen tersebut. Me-
reka antara lain, Duta Besar Korea
di Indonesia Kim Changbeom, Vice
President KICT Kwon Sooahn, Di-
rector General National Agency for
Administrative City Construction An
Sungdae, Sekretaris Badan Litbang
Kementerian PUPR Herry Vaza, Ke-
pala Puslitbang Jalan dan Jembatan
Kementerian PUPR Deded Permadi
Sjamsudin, serta Direktur Kerjasama
dan Pemberdayaan Kementerian
PUPR Kimron Manik. n
Aktualita
KICt Contruction and technology Fair 2019
61
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing Pekerja Konstruksi Melalui SertifikasiJumlah pekerja yang tersertifikasi kurang dari sejuta orang. Padahal standarisasi kompetensi tenaga kerja ini penting dalam menentukan kualitas bangunan.
Oleh: Tim Kiprah/ Tri hatnanto - Biro Komunikasi Publik, Kementerian PUPR
KUALITAS sebuah bangunan
tak hanya ditentukan dari
bahan material dan tekno-
logi yang digunakan. Kunci
penting lainnya adalah kualifikasi ke-
mampuan pekerja konstruksi yang se-
suai standar kompetensi yang berlaku.
Tanpa itu, pembangunan infrastruktur
berkualitas sulit diwujudkan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Pe-
rumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi-
muljono menuturkan pentingnya pe-
kerja konstruksi memiliki sertifikasi
kompetensi. Merujuk pada Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Jasa Konstruksi, kepemilikan sertifi-
kat kompetensi kerja merupakan ke-
wajiban yang harus dipenuhi pekerja
bangunan.
Menyadari hal itu, Kementerian
PUPR terus mendukung peningkatan
kompetensi tukang bangunan sebagai
tenaga kerja terampil konstruksi mela-
lui Program Percepatan Sertifikasi Te-
naga Kerja Konstruksi Indonesia yang
telah dicanangkan Presiden Joko Wi-
dodo pada 19 Oktober 2017. Langkah
itu guna meningkatkan kompetensi pe-
kerja bangunan agar dapat meningkat-
kan daya saing global mereka.
Kementerian PUPR sebagai pem-
bina konstruksi bertanggung jawab
terhadap keterampilan dan kehandalan
para pekerja konstruksi. Tanpa itu, ti-
dak akan terbangun tol, jembatan, dan
bangunan-bangunan lainnya yang ber-
kualitas. “Sertifikat ketrampilan harus
dipunyai tukang untuk bersaing de-
ngan pekerja dari negara-negara lain,”
kata Menteri Basuki saat membuka
Penyerahan Bendera Indonesia sebagai simbol semangat Menteri Basuki kepada perwakilan peserta
Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing Pekerja Konstruksi Melalui Sertifikasi
62
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
63
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing Pekerja Konstruksi Melalui Sertifikasi
Kongres Ke-1 Perkumpulan Tukang Ba-
ngunan Indonesia (Perkasa) di Audito-
rium Kementerian PUPR, Sabtu pekan
lalu.
Saat ini jumlah tenaga kerja kons-
truksi yang memiliki sertifikat ma-
sih sedikit yakni kurang dari satu juta
orang, baik tenaga kerja konstruksi ahli,
madya maupun terampil. Sementara,
jumlah tenaga kerja konstruksi yang
ada mencapai 8,3 juta orang.
Dirjen Bina Konstruksi Kementerian
PUPR Syarif Burhanuddin mengung-
kapkan, program sertifikasi kompetensi
tenaga konstruksi terus dilakukan se-
cara bertahap. Adapun target yang dica-
nangkan yaitu 10 kali lipat dari rata-rata
capaian tahunan program sertifikasi
dari 2015-2018 atau sebanyak 50.000
orang.
Syarif menilai, peran tukang seba-
gai bagian dari tenaga kerja konstruksi
dalam pembangunan infrastruktur di
Indonesia sangat penting. Pekerja di
lapangan sangat menentukan kualitas
dari bangunan yang dihasilkan. “Ser-
tifikat itu adalah standarisasi kompe-
tensi tenaga kerja, baik itu tukang ahli,
madya maupun terampil,” tutur Syarif.
Ia menilai, selain untuk mengukur
kompetensi, sertifikasi juga akan me-
mudahkan tenaga kerja mendapatkan
pekerjaan sehingga dapat meningkat-
kan kesejahteraan. Karena itu, dirinya
senang lantaran Kementerian PUPR
memiliki mitra langsung dengan tu-
kang dalam pembangunan konstruksi
seperti asosiasi-asosiasi pengembang,
badan usaha, perusahaan-perusahan,
dan lainnya.
Syarif menjelaskan, Kementerian
PUPR mendorong digitalisasi infor-
masi rantai pasok industri material dan
peralatan konstruksi guna meningkat-
kan kecepatan dan kualitas hasil in-
frastruktur yang diharapkan. Seluruh
stakeholder rantai pasok berkoordinasi
untuk bekerja sama melakukan peme-
taan registrasi data-data yang mereka
miliki. Pemerintah siap mendukung
dari sisi regulasi dan data-data yang di-
butuhkan. “Itu gunanya informasi digi-
tal. Kalau tidak ada, kita juga kesulitan,”
katanya.
Ketua Harian DPN Perkasa Cecep
Saefullah mengatakan, pembentukan
Perkumpulan Tukang Bangunan
Indonesia telah dibahas sejak lama.
Akan tetapi, baru terealisasi kongres
tahun ini. Perkumpulan ini terdiri dari
40 bedeng wilayah yang tersebar di 34
provinsi dan 6 negara. “Perkasa diben-
tuk untuk meningkatkan kesejahteraan
para tukang sekaligus mensukseskan
pembangunan di seluruh pelosok In-
donesia,” kata Cecep.
Pada kesempatan tersebut juga di-
luncurkan dua platform daring (online)
berupa situs tukangbangunan.or.id dan
tukangharian.id yang menjadi wadah
bagi anggota Perkasa di seluruh In-
donesia. Platform tersebut digunakan
sebagai basis data (data base) anggota
sekaligus untuk mempermudah tukang
mendapatkan pekerjaan.
Dewan Majelis Tinggi Perkasa Hai-
dar Alwi menjelaskan, konsep website
ini seperti halnya aplikasi ojek online.
“Jadi kalau ada kebutuhan konsumen
tenaga kerja langsung dikirim. misalnya
perbaiki lantai, di situ juga disampaikan
tarifnya per jam sekian,” tutur Haidar. n
Peserta Perkumpulan tukang Bangunan Indonesia (Perkasa) di Auditorium Kementerian PUPR
Konferensi Pers Menteri Basuki
64
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Seratus Dua Puluh Triliun
untuk Infrastruktur 2020
KOMISI V DPR RI telah me-
nyetujui alokasi anggaran
Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) sebesar Rp120,21 tri-
liun dalam Rancangan Anggaran Pen-
dapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2020. Atas persetujuan ini,
Kementerian PUPR menyampaikan
apresiasi dan terima kasih kepada Ko-
misi V DPR RI.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljo-
no mengatakan lembaganya akan
berkomitmen memanfaatkan ang-
garan tersebut untuk mengerjakan
target pembangunan infrastruktur
yang ditetapkan. “Kami akan melak-
sanakan tugas dan amanah dengan
penuh tanggung jawab dan senanti-
asa memperhatikan target, baik di da-
lam RPJMN (Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional), Renstra
Kementerian PUPR, direktif Presiden
termasuk aspirasi anggota DPR RI,”
katanya saat ditemui di DPR, perte-
ngahan September lalu.
Adapun rincian anggaran tersebut,
Kementerian PUPR akan mengalo-
kasikan Rp43,97 triliun untuk pem-
bangunan infrastruktur sumber daya
air dan Rp42,95 triliun bagi pening-
katan konektivitas. Untuk anggaran
lainnya digunakan bagi penataan
permukiman sebesar Rp22 triliun, pe-
rumahan sebesar Rp8,48 triliun, pe-
ngembangan sumber daya manusia
Rp 525,2 miliar.
Selain itu, untuk dana pembinaan
Jumlah alokasi terbanyak ditujukan untuk sumber daya air dan konektivitas. Selain itu, untuk melanjutkan kegiatan yang masuk prioritas nasional.
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
Selingan
Menteri Basuki bersama jajaran Kementerian PUPR di Gedung DPR RI, Jakarta
65
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Sertifikasi Lahan Infrastruktur PUPR Sebagai Pengamanan Aset Negara
66
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Selingan
energi, dan lingkungan hidup.
Prioritas Nasional tersebut di-
laksanakan antara lain melalui Pro-
gram Pengelolaan Sumber Daya Air
berupa Peningkatan Kuantitas, Kua-
litas dan Aksesibilitas Air yang men-
cakup pembangunan bendungan
yang sedang dikerjakan (on-going) se-
banyak 49 bendungan.
Besaran anggaran juga digunakan
untuk mendukung lima Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
Super Prioritas sebesar Rp4,89 triliun,
infrastruktur pendukung PON XX di
Papua mencapai Rp793 miliar serta
dukungan infrastruktur pendidikan
dan pasar sebesar Rp6 triliun.
Dalam kesempatan tersebut, Men-
teri Basuki juga mengapresiasi kinerja
DPR yang kooperatif selama lima ta-
hun terakhir. Salah satu bukti itu me-
lalui dengan terbitnya lima Undang-
Undang telah disahkan yang meliputi
UU No 11 Tahun 2014 tentang Keinsi-
nyuran, UU No 2 Tahun 2017 tentang
PUPR akan melanjutkan kegiatan pri-
oritas dan strategis khususnya bidang
infrastruktur. Hal ini untuk mendu-
kung pencapaian Prioritas Nasional,
yaitu infrastruktur dan pemerataan
wilayah serta ketahanan pangan, air,
konstruksi sebesar Rp725 miliar, pem-
biayaan infrastruktur Rp263,8 miliar
dan dukungan manajemen, peng-
awasan serta pengembangan inovasi
sebesar Rp1,08 triliun.
Di tahun depan, Kementerian
Menteri PUPR saat rapat anggaran di DPR RI, Jakarta
Menteri PUPR saat rapat anggaran di DPR RI, Jakarta
67
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Seratus Triliun untuk Infrastruktur 2020
temuan itu turut dihadiri Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi,
Menteri Desa, Pembangunan Dae-
rah Tertinggal dan Transmigrasi
(Kemendes PDTT) Eko Putro Sand-
jojo, Kepala Basarnas Marsekal Madya
TNI Bagus Puruhinto, Kepala BMKG
Dwikorita Karnawati, dan Plt Kepala
Badan Pengembangan Wilayah Sura-
madu (BPWS) yang juga Dirjen Cipta
Karya Kementerian PUPR Danis H.
Sumadilaga. n
DPR RI dalam RAPBN TA 2020 ter-
sebut merupakan keputusan terakhir
RAPBN di Komisi V DPR. Selanjutnya
hasil rapat diserahkan ke Badan Ang-
garan DPR RI untuk kemudian dite-
tapkan dalam Sidang Paripurna men-
jadi UU APBN Tahun 2020.
Rapat kerja ditutup dengan per-
pisahaan antara Komisi V DPR RI
dan mitra kerja dengan melakukan
foto bersama dan penyerahan buku
tentang kinerja Komisi V DPR. Per-
Jasa Konstruksi, UU No 6 Tahun 2017
tentang Arsitek, UU No 4 Tahun 2016
tentang Tabungan Perumahan Rak-
yat (Tapera), dan UU Sumber Daya
Air yang baru disahkan, 17 September
lalu.
Dalam menjalankan fungsi peng-
awasan, Menteri Basuki menilai Ko-
misi V telah melaksanakan secara
reguler kunjungan kerja dan terjun
langsung ke lapangan untuk men-
gecek pelaksanaan program dan ke-
giatan pembangunan infrastruktur
Kementerian PUPR. “Sekali lagi kami
mengucapkan banyak terima kasih
atas prestasi ini. Mengupas buah ter-
kena getah, mencuci mulut setelah
makan ikan teri, walaupun nanti kita
akan berpisah, kami selalu ingat pe-
san Komisi V DPR RI,” tutur Menteri
Basuki menyampaikan pantun perpi-
sahan kepada para anggota Komisi V
DPR.
RDP dengan agenda pengesahan
hasil pembahasan alokasi anggaran
dan program Kementerian dan Lem-
baga/Badan Mitra Kerja Komisi V
Rapat anggaran di DPR RI
Menteri Basuki bermain alat musik disela jeda Rapat anggaran di DPR RI, Jakarta
Selingan68
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Sertifikasi Lahan Infrastruktur PUPR Sebagai Pengamanan Aset Negara
KETERSEDIAAN lahan
menjadi salah satu syarat
untuk keberhasilan pro-
gram pembangunan in-
frastruktur. Di tengah gencarnya
program infrastrukturisasi, lahan
menjadi masalah krusial. Tak sedikit
dari proyek pembangunan infrastruk-
tur publik yang harus terkendala de-
ngan pembebasan lahan.
Kondisi itu pun mendorong Ke-
menterian Pekerjaan Umum dan Pe-
rumahan Rakyat (PUPR) menjalin
sinergi dengan Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional (ATR/BPN) dalam mena-
ngani persoalan pengadaan lahan.
Merujuk pada amanat Undang-Un-
dang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum, Kemen-
terian ATR/BPN memiliki peran pen-
ting sebagai Pelaksana Pengadaan
Tanah.
Sinergi dilakukan untuk mengamankan lahan negara sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan infrastruktur umum.
Oleh: Tim Kiprah/ iwan burhanudin- Biro Komunikasi Publik, Kementerian PUPR
Menteri Basuki serahkan sertifikat pada Peringatan Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional (HANTARU) 2019
69
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Sertifikasi Lahan Infrastruktur PUPR Sebagai Pengamanan Aset Negara
sudah mulai bisa diakses,” jelasnya.
Dalam hal penataan ruang, Ke-
menterian ATR/BPN juga men-
dorong pemerintah daerah untuk
segera menyelesaikan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) dan Ren-
cana Detail Tata Ruang (RDTR) guna
memberikan kepastian hukum bagi
masyarakat dan para investor dalam
berusaha. Termasuk juga mengem-
bangkan layanan daring (online) bi-
dang tata ruang bernama GISTARU
(Geographic Information System Tata
Ruang).
Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) mengharapkan
adanya standardisasi dokumen-do-
kumen proyek pembangunan infra-
struktur dari hulu ke hilir. Tujuannya
adalah agar pembangunan infrastruk-
tur benar-benar tepat sasaran dan
berdampak positif bagi semua pihak.
Direktur Transportasi Bappenas
Ikhwan Hakim mengatakan bahwa
dalam pelaksanaan pembangunan
infrastruktur sering kali menemui
kendala dari sisi supervisi. Standardi-
sasi dokumen rangkaian proses yakni
mulai dari perencanaan, alokasi dana,
hingga proses konstruksi, dinilai
menjadi solusi. “Yang menjadi kunci
adalah bagaimana kita menjamin dari
proses pengusulan, appraisal, kemu-
dian sampai ke evaluasi itu menggu-
nakan dokumen yang terstandardi-
sasi,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, rangkaian
proses perencanaan hingga pem-
bangunan infrastruktur diatur dalam
regulasi tertentu guna memastikan
semuanya berjalan sesuai dengan ke-
tentuan atau standar yang disepakati.
Harapannya, keberadaan infrastruk-
tur yang tepat guna dapat menjadi
pemantik transformasi atau pertum-
buhan ekonomi sesuai dengan target
yang dicanangkan.
Salah satu contoh standardisasi
dokumen dalam rangkaian proses
pembangunan infrastruktur adalah
digitalisasi seritifikat tanah usai dibe-
baskan, yang merupakan sinergi an-
tara Kementerian ATR/BPN dan Ke-
menterian PUPR. n
Atas kinerja dan kerja sama ter-
sebut, Menteri Basuki menyerahkan
penghargaan kepada 15 Kantor Wila-
yah BPN Provinsi, dan 78 Kantor Per-
tanahan Kabupaten Kota se-Indone-
sia dalam pelaksanaan pengadaan
tanah jalan tol.
Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil
pun mengapresiasi hal itu. Menurut-
nya, dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat secara
cepat dan transparan, Kementerian
ATR BPN telah menggagas program
transformasi digital. Layanan perta-
nahan dapat diakses oleh masyarakat
secara elektronik dari mana saja dan
kapan saja sehingga menjadi efektif,
efisien dan transparan.
Saat ini ada empat layanan elek-
tronik meliputi, Hak Tanggungan,
Layanan Informasi, Zona Nilai Tanah,
Surat Keterangan Pendaftaran Tanah
dan informasi bidang tanah. Layanan
elektronik ini akan terus ditambah se-
hingga kerja Kementerian ATR/BPN
benar-benar terwujud. “Semuanya
Menteri PUPR Basuki Hadimuljo-
no mengungkapkan, komunikasi dan
sinergisitas dalam pelaksanaan peng-
adaan tanah akan menentukan per-
cepatan pembangunan infrastruktur
di Indonesia. Dirinya menilai koor-
dinasi kedua kementerian berjalan
sangat baik dan perlu terus diting-
katkan. “Tidak hanya dalam proses
pengadaan lahan untuk kepentingan
umum, tetapi juga dalam sertifikasi
tanah negara sebagai langkah peng-
amanan aset milik negara,” kata Men-
teri Basuki dalam peringatan Hari
Agraria dan Tata Ruang Nasional
(HANTARU) 2019, Selasa pekan lalu,
di Kementerian ATR/BPN.
Beragam keberhasilan pelaksanaan
pembangunan infrastruktur yang te-
lah diwujudkan pemerintah hingga
saat ini. Pengadaan jalan nasional dan
perbatasan, jalan tol sepanjang 1.500
kilometer, 55 bendungan, dan ba-
nyak infrastruktur lainnya yang turut
didukung kerja keras aparatur ATR/
BPN di tingkat daerah.
Peringatan Hari Agraria dan tata Ruang Nasional (HANtARU) 2019
Selingan
Kementerian PUPR Hibahkan Ribuan Hunian di Puluhan Daerah
KEMENTERIAN Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) melalui Di-
rektorat Jenderal (Ditjen)
Penyediaan Perumahan melakukan
serah terima aset Barang Milik Negara
(BMN) dibidang perumahan senilai
Rp1,026 triliun. Aset BMN berupa ru-
mah susun (Rusun) dan rumah khu-
sus (Rusus) diserahterimakan kepada
Pemerintah Daerah, Lembaga Pergu-
ruan Tinggi, dan Yayasan Pondok Pe-
santren (Ponpes) di seluruh wilayah
Indonesia.
Sekretaris Jenderal Kementerian
PUPR Anita Firmanti mengatakan,
aset BMN tersebut selanjutnya akan
tercatat sebagai BMN Pemerintah
Daerah sehingga dalam operasi dan
pemeliharaannya menjadi tanggung
jawab penerima aset. “Melalui serah
terima ini akan meningkatkan kua-
litas pengelolaan kekayaan negara,”
kata Anita membacakan sambutan
Menteri Basuki dalam pada acara Pe-
nandatanganan Perjanjian Naskah
Hibah di Auditorium Kementerian
PUPR, beberapa waktu.
Ia menyampaikan, serah terima
hibah BMN ini memperjelas tang-
gung jawab terhadap pengoperasian
dan pemeliharaannya sesuai dengan
kewenangan yang diatur dalam Un-
dang-Undang No. 23 Tahun 2014 ten-
tang Pemerintah Daerah (otonomi
daerah). Dengan demikian, aset yang
diserahkan diharapkan dapat menja-
min pelayanan yang berkelanjutan.
Penyerahan aset rumah susun dan rumah khusus senilai Rp1,026 triliun tersebut kepada daerah diharapkan dapat menjamin pelayanan yang berkelanjutan.
Oleh: Tim Kiprah/ Tri hatnanto - Biro Komunikasi Publik, Kementerian PUPR
Peserta acara menunjukan Surat Aset
70
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Kementerian PUPR Hibahkan Ribuan Hunian di Puluhan Daerah
Aset BMN Rusun yang dihibahkan
sebanyak 92 tower dengan 1.277 unit
tersebar di 90 lokasi yang berada di
56 kabupaten dan 20 kota. Rincian-
nya yaitu 75 rusun dengan total 430
unit untuk Pondok Pesantren, 5 tower
dengan 398 unit untuk pemerintah
daerah (Pemda), dan 12 tower dengan
449 unit untuk lembaga pendidikan/
perguruan tinggi. Total nilai aset ter-
sebut mencapai Rp 424,8 miliar.
Berikutnya, BMN Rusus sebanyak
3.575 unit tersebar di 85 lokasi yang
berada di 55 kabupaten dan 8 kota.
Rinciannya meliputi 2.286 unit ru-
mah nelayan dan 767 unit untuk ma-
syarakat di pulau terluar, terpencil,
tertinggal, perbatasan. Kemudian,
152 unit untuk masyarakat korban
bencana, 242 unit untuk masyarakat
berpenghasilan rendah, 50 unit warga
terdampak pembangunan pemerin-
tah pusat. Adapun 51 unit untuk ma-
syarakat hutan lindung tahura dan 27
unit bagi masyarakat berkebutuhan
khusus lainnya. Total nilai aset sebe-
sar Rp601,5 miliar.
Kementerian PUPR akan terus
mengupayakan percepatan penye-
diaan perumahan, yang merupakan
salah satu kebutuhan dasar masya-
rakat dan penunjang keberhasilan
pembangunan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang unggul. Hal ini sejalan
dengan implementasi visi Presiden
Joko Widodo tahun 2020-2024, yang
menitikberatkan pada pembangunan
SDM dan melanjutkan pembangunan
infrastruktur.
“Salah satu peran penting pene-
rima aset dalam penyelenggaraan pe-
nyediaan perumahan adalah melalui
percepatan penghunian bangunan
karena pemanfaatan dan pemeliha-
raan dapat meningkatkan life time
bangunan sehingga umur layanannya
menjadi lebih efektif dan optimal,”
imbuhnya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Penye-
diaan Perumahan Kementerian PUPR
Khalawi Abdul Hamid mengatakan,
kegiatan serahterima aset ini meru-
pakan yang keempat kali diselengga-
rakan oleh Ditjen Penyediaan Peru-
mahan dalam kurun waktu dua tahun
(2018-2019). Pada 2018, telah diserah-
terimakan aset BMN senilai Rp473,3
miliar, sedangkan untuk tahun 2019
sebanyak 2 kali, dengan total nilai aset
sebesar Rp2,120 triliun.
“Sejauh ini, kinerja nilai serah teri-
ma aset BMN menunjukkan tren yang
semakin positif setiap tahunnya. Aset
yang dibangun sejak tahun 2005 dan
sudah diserahterimakan mungkin
baru 30-40% karena prosesnya agak
lama. Biasanya karena kelengkapan
surat-surat, akta, akta yayasan, sertifi-
kasi tanah, nilainya, dan lainnya. Tapi
dalam dua tahun terakhir, prosesnya
cepat sekali dimana hampir Rp4 tri-
liun sudah kita serahterimakan,” kata
Khalawi.
Salah satu aset BMN yang dise-
rahterimakan adalah rusun Pondok
Pesantren Darul Ulum sebanyak tiga
lantai dengan 12 kamar yang telah di-
lengkapi fasilitas listrik, air, furnitur
berupa tempat tidur susun dan al-
mari, serta fasilitas prasarana, sarana
dan utilitas (PSU). Rusun Ponpes yang
berada di Desa Reksosari, Kecamatan
Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah tersebut telah diresmikan
Menteri Basuki pada 2016.
“Kami sangat berterima kasih atas
bantuan rusun ini yang membuat
para santri nyaman untuk tinggal.
Dulu sudah ada asrama tapi memang
seadanya, sekarang bagus dan sangat
bermanfaat. Santri tambah banyak,
sekitar 400-an santri yang tinggal,”
kata Ketua Yayasan Ponpes Darul
Ulum AM Tantowi. n
Rusunawa Stikes Hafshawati Pesantren Zainul Hasan Genggong, Jatim
Setjen PUPR, Anita Firmanti saksikan penandatangan surat aset
71
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Selingan
Perlunya Peningkatan Kolaborasi Insinyur Muda ASEAN
MASA depan pem-
bangunan infrastruktur
ada di tangan para insi-
nyur muda. Pernyataan
itu menjadi pesan penting Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono
saat berjumpa dengan puluhan insi-
nyur muda se-ASEAN dalam acara
Meet and Greet Young Fellow Engineers
di Lapangan Sapta Taruna Kemen-
terian PUPR, beberapa hari lalu.
Para insinyur muda ASEAN meru-
pakan peserta Konferensi ke-37 Orga-
nisasi Insinyur se-ASEAN (CAFEO37).
Di antara mereka, acara itu juga dii-
kuti para insinyur muda dari Kemen-
terian PUPR.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljo-
no mengatakan, tujuan acara ini un-
tuk mempertemukan para insinyur
muda di negara-negara ASEAN.
Menurutnya, pertemuan ini sangat
penting, apalagi masa depan pem-
bangunan infrastruktur di tahun
mendatang ada di tangan para insi-
nyur muda.
Ia berharap agar para insinyur
muda tersebut dapat meningkatkan
kolaborasinya untuk memperkuat
ekonomi regional. Mereka men-
jadi tulang punggung pertumbuhan
ekonomi lewat pembangunan infra-
struktur. “Insinyur muda PUPR ja-
ngan lepaskan kesempatan ini, buat
Menteri Basuki menilai para insinyur menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi lewat pembangunan infrastruktur.
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
Perhelatan CAFEO37 Indonesia, Jakarta
72
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Perlunya Peningkatan Kolaborasi Insinyur Muda ASEAN
networking dengan para delegasi. Sa-
lah satunya bisa dengan bertukar me-
dia sosial,” kata Menteri Basuki.
Di acara itu, Menteri Basuki yang
didampingi Direktur Jenderal Cipta
Karya Danis H. Sumadilaga tampil
interaktif dengan seluruh peserta yang
hadir. Ia pun tak sungkan mempersila-
hkan perwakilan insinyur muda PUPR
untuk berbagi pengalaman di hadapan
para delegasi. Salah satunya yakni Pe-
jabat Pembuat Komitmen (PPK) Pra-
sarana Akuatik sebagai venue Asian
Games 2008 Anggoro Putro.
Momen pertemuan itu juga di-
manfaatkan Menteri Basuki untuk
mendorong agar para insinyur muda
ASEAN dapat mempelajari lebih lan-
jut dan menerapkan konsep Learn
Construction. Ini merupakan metodo-
logi dalam industri manufaktur yang
diterapkan dalam industri konstruksi
yang tujuannya antara lain adalah
untuk meningkatkan nilai tambah,
akurasi, efisiensi, transparansi, dan
kreativitas.
“Ini adalah future engineering. Salah
satu prinsipnya adalah pemanfaatan
teknologi upaya merubah budaya
kerja. Saya harap ini dapat menjadi
diskusi para insinyur muda ASEAN,
karena ini sangat penting untuk men-
jamin keberlangsungan lingkungan
ke depan,” ujarnya.
Acara tersebut kian riuh kala diu-
mumkannya para juara Sayembara
Gagasan Desain Penataan Pedagang
Kaki Lima (PKL) di sepanjang kawa-
san kampus Kementerian PUPR.
Kompetisi tersebut dibuka untuk para
Aparatur Sipil Negara (ASN) muda
PUPR angkatan 2017-2018. Tujuan
penataan PKL tersebur agar kawasan
sepanjang kampus PUPR lebih tertata
dan penyajian makanannya menjadi
lebih higienis.
Menteri Basuki menyampai-
kan alasan lebih memilih membuka
sayembara desain untuk penataan
PKL tersebut dibanding mengguna-
kan konsultan. Hal ini bertujuan un-
tuk mendapatkan ide-ide dari SDM
PUPR terutama para insinyur muda.
“Hasil dari gagasan desain ini akan
dilanjutkan menjadi detail desain un-
tuk diwujudkan pembangunannya
pada tahun depan (2020),” terang dia.
Adapun sayembara itu dimenang-
kan oleh Anisa Budi Kurniasari, ASN
Direktorat Bina Penataan Bangunan,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Ke-
menterian PUPR yang mengusung
konsep Sky View Food Court. “Konsep
desain yang saya usulkan adalah eleva-
ted street food vendor, sehingga selain
memindahkan PKL dari trotoar, juga
akan menyajikan pemandangan yang
bagus dari ketinggian,” tutur Anisa.
Salah satu delegasi insinyur muda
dari Malaysia, Jacklyn mengaku sa-
ngat senang diundang hadir dalam
acara tersebur. “Indonesia sudah se-
perti rumah sendiri bagi saya. Me-
nurut saya Menteri Basuki sangat
terlihat jiwa muda semangatnya,”
katanya.
Sementara itu, Amanda Larissa, sa-
lah satu ASN Kementerian PUPR dari
Direktorat Bina Penataan Bangunan
Diten Cipta Karya mengatakan, acara
tersebut sangat bermanfaat untuk
menambah wawasan dan jaringan
(networking) antar insinyur dari man-
canegara. “Saling berbagi perkem-
bangan infrastruktur. Tadi berkenal
dengan delegasi dari Hongkong dan
berbagi cerita diantaranya tentang
perbandingan MRT kedua negara.
Juga tentang rencana pemindahan Ibu
Kota Negara Indonesia,” ujar dia. n
Perhelatan CAFEO37 Indonesia, Jakarta
Perhelatan CAFEO37 Indonesia, Jakarta
73
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Selingan
Bangun Fasilitas Cuci Tangan Demi Cegah Stunting
GANGGUAN pertum-
buhan pada anak balita
atau yang dikenal stun-
ting memang menjadi
persoalan krusial bidang kesehatan di
beberapa negara saat ini. Tak terke-
cuali di Indonesia. Sebagai dukungan
pencegahan terhadap kasus tersebut,
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) terus
memberikan dukungan dengan pem-
bangunan sarana prasarana air bersih
dan sanitasi.
Salah satu bentuk dukungan yang
diberikan yakni dengan memfasilitasi
pembangunan tempat cuci tangan
untuk Sekolah Dasar (SD), Taman Ka-
nak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) pada 12 provinsi di
Indonesia. Penyediaan fasilitas ini di-
laksanakan oleh Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian PUPR se-
bagai dukungan program Organisasi
Aksi Solidaritas Era (OASE) Kemen-
terian Kesehatan yang menggandeng
lintas kementerian, lembaga, instansi,
dan pemerintah daerah.
Adapun tujuannya adalah mem-
berikan edukasi kepada anak usia
sekolah dasar tentang pentingnya
menjaga kebersihan dan kesehatan
melalui enam langkah cuci tangan
pakai sabun dengan air bersih yang
mengalir.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljo-
no mengatakan, ketersediaan air ber-
Tersedianya sanitasi layak di sekolah bisa menjadi salah satu kunci pengurangan jumlah stunting di Indonesia.
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
Iriana Jokowi ajari anak praktik cuci tangan yang benar
74
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Bangun Fasilitas Cuci Tangan Demi Cegah Stunting
di Sumatera Barat yang dilaksana-
kan di tiga TK/PAUD yaitu di TK Ne-
geri Pembina Kabupaten Lima Puluh
Kota dengan total 50 unit keran, TK
Aisyiah Bustanul Athfal Kabupaten
Dharmasraya sebanyak 60 unit keran,
dan PAUD Khairunnisa Kabupaten
Pasaman sebanyak 60 unit keran.
Penyediaan fasilitas cuci tangan
dilakukan di Banten. Ada empat SD/
TK/PAUD di Kabupaten Pandeglang
dan Lebak yang disediakan total 106
unit keran. Begitu juga di wilayah
lainnya, penyediaan fasilitas cuci ta-
ngan di Sulawesi Selatan dan Ke-
pulauan Riau dengan jumlah keran
yang terbangun masing-masing seba-
nyak 75 unit dan 55 unit.
Dua provinsi terakhir yang ter-
masuk dalam program tersebut yaitu
Bali dan Jawa Tengah. Di Bali, penye-
diaan fasilitas cuci tangan dibangun
di PAUD/TK Semara Murti & Tri Gita
Santi di Desa Pangotan, Kabupaten
Bangli dengan total 40 unit keran.
Adapun di Jawa Tengah dibangun
tempat cuci tangan permanen ma-
sing-masing di Pos PAUD Putra Per-
tiwi (5 Keran), Pos PAUD Kasih Bunda
(4 Keran), Kelompok Bermain Laily (
5 Keran), Kelompok Bermain Wijaya
Kesuma (5 Keran), PAUD Insan Mulia
(5 Keran) dan tempat cuci tangan dari
ember daur ulang sebanyak 30 unit,
serta tempat cuci tangan dari ember
baru sebanyak 5 Unit. n
tas tempat cuci tangan dilakukan di
dua TK/PAUD yakni di PAUD Mus-
limat Khadijah Rogojampi, Kabu-
paten Banyuwangi dan TK Pertiwi,
Kabupaten Pamekasan. Sebanyak 100
ember cuci tangan dan 20 keran cuci
tangan permanen telah diserahkan
ke PAUD Muslimat Khadijah Rogo-
jampi. Sedangkan 20 set keran cuci
tangan dari ember daur ulang dan 20
set keran cuci tangan dari ember daur
baru telah diberikan kepada TK Per-
tiwi.
Berikutnya di Aceh, Kementerian
PUPR telah menyerahkan sebanyak
120 keran cuci tangan kepada enam
PAUD/TK di tiga Kabupaten/Kota.
Sementara di Provinsi Jawa Barat,
penyediaan fasilitas cuci tangan di-
laksanakan pada tujuh SD/TK/PAUD
di dua Kabupaten yaitu Sumedang
dan Tasikmalaya. Total fasilitas cuci
tangan yang dibangun sebanyak 110
unit ember cuci dan 5 unit keran
permanen di Kabupaten Sumedang,
sedangkan sebanyak 60 unit keran
cuci tangan dibangun di Kabupaten
Tasikmalaya pada PAUD Terpadu
Bunda Tami.
Di Maluku, pembangunan fasilitas
cuci tangan dilaksanakan seluruh-
nya di Kota Ambon pada satu TK dan
enam PAUD dengan total sebanyak
95 unit keran. Lokasi lainnya yakni
sih dan sanitasi layak menjadi salah
satu kunci pengurangan jumlah stun-
ting di Indonesia. “Apabila anak-anak
Indonesia tidak mendapatkan air ber-
sih dan sanitasi yang baik, maka akan
berisiko stunting. Ini harus dihin-
dari,” kata Menteri Basuki, beberapa
waktu lalu.
Stunting merupakan kondisi ke-
kurangan gizi kronis yang ditandai
dengan gagal tumbuh, gagal kembang
dan gangguan metabolisme pada
anak balita. Gejala ini umumnya mu-
lai terjadi pada 1.000 hari pertama se-
jak di dalam kandungan.
Ada beragam penyebab stunting.
Kurangnya pengetahuan ibu hamil
tentang pentingnya asupan gizi, ku-
rangnya akses ke pelayanan kesehatan
seperti posyandu, pola makan gizi ti-
dak seimbang, serta lingkungan yang
tidak sehat dapat menjadi faktor pe-
micu masalah ini.
Sejak Januari 2019, Kementerian
PUPR telah menyerahkan fasilitas
tempat cuci tangan yang telah selesai
dibangun kepada 41 TK dan PAUD di
17 kabupaten/kota yang tersebar di
12 provinsi. Fasilitas yang diberikan
berupa keran cuci tangan permanen,
keran cuci tangan dari ember baru,
dan keran cuci tangan dari ember
daur ulang.
Di Jawa Timur, penyediaan fasili-
Fasilitas cuci tangan yang disediakan
Praktik cuci tangan
75
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
76
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
77
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Infrastruktur Kerakyatan Cimanuk Cisanggarung di Cirebon
dari kebutuhan air minum, sanitasi,
hingga keperluan untuk pertanian.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai
Cimanuk-Cisanggarung (BBWS-CC)
Happy Mulya mengatakan, masyara-
kat sangat bergantung dengan keter-
sediaan air. Untuk menopang akses
tersebut maka dibutuhkan keterse-
diaan infrastruktur yang memadai.
“Beberapa sudah dibangun, seperti
bendungan, embung, jaringan irigasi.
Kegiatan lainnya seperti revitalisasi
waduk,” terang Happy kepada tim
KIPRAH saat meninjau sejumlah lo-
kasi di Cirebon, Indramayu, Maja-
lengka, dan Cipanas beberapa pekan
lalu.
Luas area Wilayah Sungai (WS)
BERAGAM isu strategis na-
sional maupun lokal yang
terkait dengan pentingnya
penyediaan infrastruktur. Di
tingkat nasional, ketahanan air, keta-
hanan pangan, dan ketahanan energi
merupakan isu strategis yang men-
gemuka. Sementara untuk masalah
lokal meliputi lahan kritis, alih fungsi
lahan, banjir, kekeringan, longsor, pe-
nurunan kualitas air, erosi-sedimen-
tasi abrasi hingga kerusakan morfo-
logi sungai.
Isu lokal ini ternyata dihadapi
masyarakat Cirebon yang hidup-
nya mengandalkan aliran air Sungai
Cimanuk dan Sungai Cisanggarung.
Kebutuhan terhadap air menjadi pen-
ting lantaran banyak dimanfaatkan
dalam kegiatan setiap harinya. Mulai
Menopang ketahanan pangan, suplai air baku, ketersediaan energi, dan potensi sumberdaya air lainnya yang dimanfaatkan untuk kehidupan masyarakat yang tinggal di wilayah sungai Cimanuk-Cisanggarung.
Oleh: Tim Kiprah/ Luthfie pattimura
Infrastruktur Kerakyatan Cimanuk Cisanggarung di Cirebon
Lahan pertanian didaerah aliran Sungai Cimanuk, Jabar
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
78
Cimanuk-Cisanggarung adalah 7.776
Km2. Ada delapan wilayah adminis-
trasi yang masuk kawasan tersebut.
Terdiri dari tujuh kabupaten dan satu
kota.
Selain itu, WS Cimanuk-Cisangga-
rung juga memiliki 25 daerah aliran
sungai (DAS). Sebanyak 21 DAS berada
di Provinsi Jawa Barat dan 4 DAS lain-
nya berada di Provinsi Jawa Tengah.
Hal itu membuat WS Cimanuk-Ci-
sanggarung ditetapkan menjadi salah
satu WS lintas provinsi di Indonesia,
melalui Peraturan Menteri PUPR No.
4 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Pe-
netapan Wilayah Sungai.
Di antara 25 DAS tersebut, DAS
Cimanuk dan DAS Cisanggarung
memiliki luas yang besar. DAS Cima-
nuk memiliki luas mencapai 3.749,25
Km2. Sumber utamanya yaitu Sungai
Cimanuk, berhulu di kaki Gunung
Papandayan, Kabupaten Garut, pada
ketinggian sekitar 1.200 meter dari
permukaan laut, dan mengalir ke arah
utara sepanjang 180 Km, melintasi
Kabupaten Sumedang, Majalengka,
dan berhilir di Kabupaten Indramayu.
Adapun luas area DAS Cisang-
garung kurang lebih 1.003,99 Km2.
Berhulu di pegunungan perbatasan
antara Kabupaten Kuningan dan
Kabupaten Tasikmalaya, aliran air-
nya menuju perbatasan Kabupaten
Cirebon dan Kabupaten Brebes. “Ke-
beradaan sungai-sungai ini akan me-
nopang ketahanan pangan, suplai air
baku, ketersediaan energi, dan potensi
sumber daya air lainnya yang diman-
faatkan untuk kehidupan masyarakat
yang tinggal di sekitar wilayah aliran
sungai,” kata Happy.
KIPRAH pun meninjau langsung
beberapa infrastruktur yang diba-
ngun di Cimanuk-Cisanggarung.
Salah satunya yaitu Bendung Karet
Jamblanghari di Kabupaten Cirebon.
Di proyek itu ada pekerjaan bongkar
beton, bongkar karet, pekerjaan ru-
mah genset, yang merupakan bagian
dari program rehabilitasi Bendung
Karet Jamblanghari.
Bergeser ke area permukiman,
KIPRAH juga menemui sejumlah pe-
Proses perbaikan Bendungan Karet, Jambang, Jabar
79
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
tani yang memanfaatkan aliran sungai
untuk kegiatan bertanam. Syarkin
(60) dan Tamina (59) mengaku kebe-
raadaan bendung sangat membantu
dalam mengelola sawah. “Manfaat-
nya enggak terhingga. Kami sangat
berterima kasih kepada Pak Menteri
(PUPR),” tutur santai pasangan petani
padi asal Indramayu tersebut.
Tak jauh berbeda dengan Sri Usmi
(37), seorang petani kedelai. Menurut-
nya, warga masyarakat telah men-
dapat banyak manfaat dari adanya in-
frastruktur sumber daya air.
Demikian juga Dedi Supriyadi (35),
koordinator lapangan untuk nasib
para petani. Kendati untuk manfaat
dari rehabilitasi Bendung Karet Jam-
blang, ia berharap fungsi bendung
nanti harus benar-benar dapat me-
layani kebutuhan masyarakat petani.
Menopang Hidup Rakyat Modernisasi jaringan irigasi dae-
rah irigasi (DI) Rentang ternyata me-
rupakan proyek yang sangat strategis
dalam bicara soal bentuk pemantapan
wujud program ketahanan pangan
dan ketahanan air.
Sebagaimana diketahui, pedoman
umum modernisasi irigasi 2015 meng-
garisbawahi konsep modernisasi
irigasi Indonesia sebagai upaya me-
wujudkan sistem pengelolaan irigasi
partisipatif. Juga, berorientasi pada
pemenuhan tingkat layanan irigasi se-
cara efektif, efisien dan berkelanjutan
dalam rang-ka mendukung ketahanan
pangan dan air, melalui peningkatan
keandalan penyediaan air, prasarana,
pengelolaan irigasi, institusi pengelola
dan sumberdaya manusia.
DI Rentang melayani tiga Kabu-
paten di Jawa Barat dengan total areal
layanan sekitar 87.840 hektare (Ha).
Di Kabupaten Majalengka mencakup
dua kecamatan dengan luas sekitar
1.094 hektare (Ha), Kabupaten Cire-
bon untuk 11 kecamatan dengan luas
20.571 Ha, dan Kabupaten Indramayu
untuk 24 kecamatan dengan luas seki-
tar 66.175 Ha.
Waduk Jatigede merupakan waduk
serbaguna dengan prioritas operasi
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWS-CC) Happy Mulya
Petani dan tim peliputan KIPRAH panen padi
Infrastruktur Kerakyatan Cimanuk Cisanggarung di Cirebon
Petani proses penjemuran padi
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
80
81
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Infrastruktur Kerakyatan Cimanuk Cisanggarung di Cirebon
untuk melayani kebutuhan air irigasi
DI Rentang. Tahap pengisian awal
Waduk Jatigede sudah dimulai sejak
Agustus 2015. “Tapi tahap operasi pe-
nuh belum dapat terealisasi karena
terkendala penyelesaian fasilitas pe-
lengkap berupa jalan lingkar dan lain-
nya,” jelas Happy.
Proyek modernisasi jaringan iri-
gasi Rentang ini hanya satu contoh
di antara sekian upaya memperlebar
lahan irigasi yang masih 11% dari to-
tal 7,3 juta hektare lahan irigasi saat
ini. Namun dilihat dari sasarannya,
modernisasi daerah irigasi ini mewu-
judkan efisiensi penggunaan sumber-
daya air yang tersedia di DAS Cima-
nuk, dari semula 45% menjadi 65%
melalui modernisasi. “Diharapkan
akan meningkatkan produksi padi
dalam menunjang ketahanan pangan
nasional serta meningkatkan pereko-
nomian dan kesejahteraan sosial wi-
layah pedesaan,” pungkasnya. n
Proses pembangunan Bendungan Kuningan, Jabar
Proses pembangunan Bendungan Kuningan, Jabar
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
82
Giat Menata Infrastruktur Air di Jambikerjaan yang dilakukan itu meliputi
pembangunan daerah irigasi (DI) Siu-
lak Deras-Kerinci seluas 5.819 hektare
(Ha), DI Batang Sangkir seluas 4.169
Ha yang sudah fungsional, serta Ben-
dung Batang Asai dan jaringan irigasi
Batang Asai.
Selain itu, membangun Embung
Desa Bukit dan Embung Danau Pauh-
Sarolangun. Kemudian, mengaman-
kan sekitar 4.000 Ha luas genangan
Kota Jambi dengan sistem Flood Ma-
nagement Centre (FMC), dan pem-
bangunan tempat wisata di Danau
Sipin Kota Jambi.
“Manfaat FMC untuk mengaman-
kan genangan air, pembangunan ta-
hap satunya sudah selesai pada akhir
2017 seluas 1.300 hektare atau sekitar
35 persen. Yang 65 persennya nanti di-
selesaikan pada 2020,” jelas Nurfajri
JAMBI terus bertransformasi.
Beragam tantangan perkem-
bangan yang muncul, lambat
laun teratasi dengan hadirnya
pembangunan infrastruktur secara
besar-besaran dalam dekade terakhir.
Salah satunya, penyediaan infrastruk-
tur sumber daya air (SDA)
Beragam fasilitas yang dibangun
di provinsi yang lahir pada 6 Januari
1956 tersebut. Pembangunan ben-
dung, bendungan, hingga embung.
Selain itu, normalisasi jaringan rawa,
penyediaan sistem pengendali muka
air di pintu sungai, hingga revitalisasi
wisata danau.
Direktorat Jenderal SDA Kemen-
terian Pekerjaan Umum dan Peru-
mahan Rakyat (PUPR) melalui Balai
Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI
Provinsi Jambi, terus berupaya mewu-
judkan ketahanan air dan ketahanan
pangan dengan menyediakan infra-
struktur. Secara khusus yang berdam-
pak terhadap mata pencaharian pe-
tani di sejumlah wilayah.
Kepala BBWS VI Provinsi Jambi
Nurfajri menjelaskan sejumlah pe-
Melalui penyediaan infrastruktur air ini, diharapkan dapat memotivasi masyarakat mengelola sawah dengan baik.
Oleh: Tim Kiprah/ Luthfie pattimura
Kepala BBWS VI, Nurfajri beserta staf diarea bendungan
83
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
kepada KIPRAH, beberapa pekan lalu.
Kepala Satuan Kerja (Kasatker)
PJSA FMC-BWSS VI Provinsi Jambi,
Andri Aypel, menyampaikan fungsi
FMC adalah sebagai pengendali naik
turunnya muka air di pintu sungai.
“Untuk mengontrol tinggi muka air di
pintu Sungai Asem dan Sungai Tem-
buku,” terang Andri.
Selin embung dan jaringan irigasi,
kata Nurfajri, pihaknya juga tengah
merampungkan pembangunan Ben-
dungan Merangin. Letaknya berada
di Desa Simpang Parit, Kecamatan Re-
nah Pembarap, Kabupaten Merangin.
“Bendungan ini nantinya bisa diman-
faatkan untuk penyediaan air baku,
irigasi sawah, dan untuk pembangkit
tenaga listrik,” ujar dia.
Sumber airnya berasal dari Sungai
Batang Merangin yang memiliki luas
daerah aliran sungai (DAS) mencapai
2.502,9 Km2. Bendungan setinggi 94
meter ini mampu menampung vo-
lume hingga 175.16 juta m3 dengan luas
genangan normal sekitar 686.78 Ha.
Kecepatan aliran air baku mencapai
2.000 liter per detik dan dapat meng-
aliri lahan hingga 12.000 Ha. Selain
itu, bendungan ini juga dapat diman-
faatkan untuk menghasilkan tenaga
listrik hingga 75-120 megawatt (MW).
Sosialisasi Masyarakat H. A Bakri, anggota Komisi V DPR
RI 2019-2024 mengapresiasi kinerja
pemerintah dalam mendukung ke-
tahanan air di Jambi. Dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya, ia merasa
banyak peningkatan yang terjadi.
“Kita berharap ke depan, sinergisitas
antara Pemda dengan Balai dan Pusat
harus sama-sama, karena mereka itu
semua menggunakan uang rakyat,”
kata Bakri.
Ia menilai, infrastruktur di Jambi
sebenarnya sudah bagus. Hanya saja,
perlu sosialisasi kepada masyarakat
bahwa pembangunan tersebut tidak
hanya menggunakan sumber dana
daerah (APBD), melainkan lebih ba-
nyak dari dana negara (APBN).
Dana APBN yang digelontorkan
ke Jambi setiap tahunnya meningkat.
Dengan gelontoran itu, diperkirakan
bakal banyak masyarakat yang berke-
bun kembali beralih menjadi petani
sawah. “Kalau irigasi sawah, misalnya
di Kerinci dan Batang Sangkir dikelola
dengan baik, bisa jadi mereka akan
jadi beralih ke sawah,” ujar M Asmu-
ni Jatoeb, Dosen Teknik Universitas
Batanghari dan Universitas Negeri
Jambi.
Jika irigasi sawah tidak disediakan
dengan baik, maka ribuan hektare
sawah tidak akan terkelola. Apalagi
selama ini banyak masyarakat petani
yang mulai beralih dari sawah men-
jadi berkebun. “Jadi kita harus dorong
bagaimana mereka kembali ke sawah.
Caranya, perlu sosialisasi ke masya-
rakat, termasuk melalui perguruan
tinggi untuk melakukan pengabdian
masyarakat,” pungkasnya. n
Andri Aypel, Kasatker BBWS VI Pov. Jambi
Giat Menata Infrastruktur Air di Jambi
Asmun Jatoeb, Dosen
84
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Alternatif tol di tengah Padatnya Ibu KotaTiga ruas lainnya yakni Cinere –
Jagorawi (14,64 Km), Cimanggis – Ci-
bitung (25,39 Km), dan Cibitung – Ci-
lincing (34,02 Km). Selesainya JORR II
diharapkan dapat mengurangi beban
Tol JORR I yang sudah semakin padat.
Secara bertahap, beberapa ruas Tol
JORR II sudah selesai dan siap operasi
seperti di ruas Cinere – Jagorawi. “Un-
tuk ruas Kunciran – Serpong saat ini
progresnya sudah 98,76% pada Okto-
ber 2019 akan diresmikan beroperasi.
Sekarang ini sedang dilakukan uji laik
fungsi,” kata Menteri Basuki usai me-
ninjau pembangunan jalan tol Kunci-
ran – Serpong di Gerbang Tol Parigi,
Tangerang, Jumat pekan lalu.
Selain untuk memperlancar mobi-
KIAN padatnya lalu lintas di
Tol Jakarta Outer Ring Road
(JORR) mendorong peme-
rintah membangun jalan tol
JORR II. Jalur sepanjang 109,57 kilo-
meter (Km) ini melingkar dari Bandara
Soekarno Hatta, Cinere, Cimanggis
hingga Pelabuhan Tanjung Priok. Pe-
ngerjaannya diproyeksikan bakal ram-
pung pada akhir 2020.
Menteri Pekerjaan Umum dan Pe-
rumahan Rakyat (PUPR) Basuki Ha-
dimuljono optimis konstruksi jalan
tersebut selesai tahun depan. Ada 6
ruas yang dikerjakan. Sebanyak 3 ruas
akan rampung pada Maret 2020 yakni
Cengkareng – Batu Ceper – Kunciran
(14,19 Km), Kunciran – Serpong (11,19
Km), dan Serpong – Cinere (10,14
Km).
Konferensi Pers Menteri Basuki di depan Gebang tol Parigi
Tiga ruas JORR II ditargetkan rampung Maret 2020 dan sebagiannya akhir tahun depan. Adanya tol ini diharapkan dapat mengurangi beban Tol JORR I yang sudah semakin padat.
Oleh: Tim Kiprah
85
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Alternatif Tol di Tengah Padatnya Ibu Kota
Ruas tol Cijago
litas komuter, lanjut dia, hadirnya tol
juga akan memudahkan angkutan
logistik karena terhindar dari kema-
cetan tol di dalam kota. “Hadirnya
JORR 1 dan JORR 2, akan ada alterna-
tif untuk memecah traffic dan untuk
arus barang juga yang dari Pelabuhan
Merak ke Cikampek atau sebaliknya
tanpa masuk kota jadi masuk ke jalan-
jalan lingkar ini,” imbuh dia.
Hingga September 2019, progres
pengerjaan di ruas Cengkareng – Batu
Ceper – Kunciran sudah rampung se-
besar 53,14%. Jalur ini dikelola oleh PT
Jasamarga Kunciran Cengkareng.
Untuk ruas Kunciran – Serpong
dibangun oleh PT Marga Trans Nu-
santara. Saat ini progresnya sudah
96,86%. Tol ini dapat menjadi jalur
alternatif bagi masyarakat yang akan
melakukan perjalanan menuju Tan-
gerang – Merak atau Serpong – BSD.
Perkiraan lalu lintas harian sekitar
30.000 kendaraan yang akan melewati
ruas tol ini.
Selanjutnya ruas Tol Serpong –
Cinere, progresnya sudah mencapai
64,85%. Pengusahaan ruas tol ini di-
lakukan oleh PT Cinere Serpong Jaya.
Ruas Cinere – Jagorawi (Cijago) yang
terdiri atas tiga seksi, untuk Seksi 1
Jagorawi – Raya Bogor (3,7 Km) sudah
beroperasi sejak 2012. Seksi 2 Raya Bo-
Gerbang toll Kunciran 1
86
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
87
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Alternatif Tol di Tengah Padatnya Ibu Kota
gor – Kukusan (5,5 Km) saat ini sudah
rampung dan menunggu untuk di-
operasikan. Seksi 3 Kukusan – Cinere
(5,5 Km). Pengusahaan ruas tol ini dila-
kukan oleh PT Translingkar Kita Jaya.
Ruas Tol JORR berikutnya adalah
Cimanggis – Cibitung yang dibangun
oleh PT Cimanggis Cibitung Tollways.
Saat ini progresnya sudah melampaui
52,38%. Terakhir, Ruas JORR 2 yang
paling panjang adalah ruas Cibitung
– Cilincing, progres konstruksinya
sebesar 59,37% yang pengusahaannya
dilakukan oleh PT Cibitung Tanjung
Priok Port Tollways.
Dukung Kota Baru Selain JORR II, Kementerian PUPR
juga membangun akses jalan bebas
hambatan yang menghubungkan
Serpong – Balaraja (Serbaraja). Tol
sepanjang 39,8 Km itu ditujukan un-
tuk mendukung pengembangan wi-
layah di sisi Barat Jakarta, salah satu-
nya Kota Baru Maja. Jalan tol tersebut
juga dirancang untuk mempersingkat
jarak tempuh dari Serpong menuju Ja-
karta dan Merak.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol
(BPJT) Danang Parikesit mengatakan,
Serbaraja merupakan salah satu con-
toh jalan tol yang diinisiasi oleh pihak
swasta untuk mendukung program
pemerintah dalam pengembangan
jaringan jalan. Jalan tol ini sepenuh-
nya dilaksanakan dengan skema in-
vestasi dan prakarsanya dari investor.
Konstruksi seluruhnya direncanakan
rampung pada 2024. “Untuk Seksi 1
sekitar 10 kilometer direncanakan se-
lesai pada 2021 karena sebagian besar
lahan dimiliki investor, sehingga pro-
ses konstruksi bisa berjalan lancar,”
terang Danang.
Serbaraja merupakan jalan tol sam-
bungan dari Jalan Tol Ulujami – Ser-
pong. Jalan tol ini menghubungkan
Kota Tangerang Selatan dengan Kabu-
paten Tangerang, terdiri atas tiga sek-
si, yakni seksi I (BSD – Legok) sejauh
11,3 km, seksi II (Legok – Tigaraksa Se-
latan) 10,7 km, dan seksi III (Tigaraksa
Selatan – Balaraja) 17,8 km.
Untuk seksi 1A saat ini progres
konstruksinya sudah sebesar 13,67%.
Pembangunannya dilakukan oleh Ba-
dan Usaha Jalan Tol PT Trans Bumi
Serbaraja dengan nilai investasi Rp 6
triliun dan biaya konstruksi sekitar Rp
2,7 triliun.
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Is-
kandar mengungkapkan, rencana jalan
tol telah termuat dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Tahun 2002.
“Jalan Tol Serbaraja paralel dengan ja-
lur kereta ke Kota Maja. Hal ini sangat
membantu pertumbuhan daerah-dae-
rah urban sampai nanti ke Maja. Akses
masyarakat akan lebih mudah, begitu
juga dengan jaringan jalan tol,” kata
Zaki.
Zaki menyebut akan ada beberapa
simpang susun yang bisa menjadi
akses baru menuju Maja di Kabupaten
Lebak. Di samping itu, menurutnya
Jalan Tol Serbaraja juga akan menam-
bah akses baru bagi beberapa wilayah
baru di Kabupaten Tangerang. n
Proses Pembangunan tol JORR
88
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Lama Dinanti, Jalan Layang Jakarta –Cikampek Segera Beroperasi
juga diawasi oleh Komisi Keamanan
Jembatan dan Terowongan Jalan
(KKJTJ).
Menteri Basuki mengatakan, ber-
operasinya tol Japek II sudah dinan-
tikan publik. Bahkan, Presiden Joko
Widodo juga menaruh perhatian be-
sar terhadap penyelesaian ruas tol ini.
Sebab, akses ini juga ditujukan untuk
menunjang kelancaran mobilitas ang-
kutan logistik dari Pelabuhan Tanjung
Priok ke kawasan industri di Cikarang,
Karawang dan Cibitung maupun ke
arah Bandung dan Tol Trans Jawa.
Jalan Tol Japek II berfungsi untuk
menambah kapasitas Tol Japek yang
ada saat ini dan kerap mengalami
kepadatan. Diperkirakan jalan tol ini
bisa menampung 30% limpahan ken-
daraan yang selama ini melintas di tol
Jakarta-Cikampek.
Selain itu, memisahkan antara arus
tINGGAL beberapa pekan
lagi, jalan tol layang Jakarta-
Cikampek (Japek) II bakal
beroperasi. Merujuk data
Kementerian Pekerjaaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR), saat ini
progres konstruksi tol sepanjang 36,4
Km tersebut sudah mencapai 96,5%.
Dengan jarak sejauh itu, tol layang
Japek II juga menjadi jembatan ter-
panjang di Indonesia karena semuanya
elevated.
Menteri Pekerjaan Umum dan Pe-
rumahan Rakyat Basuki Hadimuljono
mengatakan, jalan tol layang itu mulai
bisa digunakan pada akhir November
2019. Bila tepat sesuai rencana, maka
tol ini diharapkan akan memperlan-
car arus mudik Natal dan Tahun Baru
2020. “Dimulai dulu uji beban se-
hingga kita rencanakan pada Novem-
ber 2019, Insya Allah bisa operasional,”
kata Menteri Basuki saat meninjau lo-
kasi pembangunan Tol Layang Japek II
di KM 13, beberapa pekan lalu.
Sebelum dioperasikan akan dilaku-
kan uji beban dengan menggunakan
16 truk dengan beban masing-masing
40 ton terdiri dari uji statis dan dina-
mis. Ada sekitar 9.000 tiang pancang
yang dibuat untuk menopang jalan
layang tersebut. Pengoperasiannya
Menteri Basuki meninjau arus lalu lintas diatas Jalan Layang Jakarta-Cikampek
Tol layang terpanjang di Indonesia ini rencananya akan mulai beroperasi mulai akhir November 2019.
Oleh: Tim Kiprah
89
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
90
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
lalu lintas jarak pendek dan jarak jauh.
Kendaraan tujuan jarak pendek akan
menggunakan Tol Japek, sedangkan
kendaraan tujuan jarak jauh menggu-
nakan Tol Layang Japek II.
Tol Layang Japek II berada tepat di
sebagian ruas Tol Jakarta-Cikampek
eksisting, membentang dari ruas Ciku-
nir hingga Karawang Barat. Pengelo-
laannya ditangani oleh Badan Usaha
Jalan Tol (BUJT) PT Jasa Marga Jalan-
layang Cikampek (JJC) yang merupa-
kan anak usaha dari PT Jasa Marga.
Menteri Basuki memberikan
apresiasi kepada PT Jasa Marga, para
kontraktor yakni PT Waskita Karya,
PT ACSET dan PT Bukaka dan konsul-
tan Tol Layang Japek II yang dapat
menyelesaikan pembangunan jalan
tersebut. Hal ini dikarenakan selain
konstruksi layang, pekerjaannya dila-
kukan bersamaan dan berdekatan de-
ngan pembangunan infrastruktur lain
yakni kereta cepat Jakarta - Bandung,
kereta ringan (Light Rail Transit) Jabo-
detabek dilakukan di atas jalan tol ek-
sisting yang beroperasi. “Zero accident
atau tidak ada kecelakaan kerja yang
fatal. Harmonisasi juga berhasil dila-
kukan,” sanjung Menteri Basuki.
Direktur Utama PT Jasa Marga
Desi Arryani yang ikut dalam kun-
jungan tersebut mengatakan PT Jasa
Marga mengusulkan Tol Layang Japek
II digunakan hanya untuk kendaraan
golongan I yakni mobil kecil dan bus.
“Secara struktur, tol ini bisa dilewati
seluruh golongan kendaraan, namun
pertimbangannya adalah faktor safety
karena masih banyaknya truk over di-
mension over load (ODOL) kecepatan-
nya sangat pelan, risiko pecah ban dan
seterusnya,” kata Desi.
Jalan tol layang ini akan menjadi
tol layang pertama yang mengguna-
kan baja di Indonesia. Proyek yang
kontraknya ditandatangani pada 27
Februari 2017 ini telah molor setengah
dari target awal penyelesaian pada
Maret 2019.
Proyek bernilai Rp 13,5 triliun ini
awalnya direncanakan bakal rampung
dalam 24 bulan waktu pengerjaan atau
Maret 2019. Bahkan jika sesuai ren-
cana, jalan tol layang ini seharusnya
bisa beroperasi pada musim arus mu-
dik lebaran yang lalu. Namun, rencana
itu melenceng dari target dan mundur
hingga konstruksi bangunan rampung
pada akhir September 2019. n
tol layang Jakarta-Cikampek
Jalan tol Cikampek
91
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
TEKS TIM KIPRAH FOTO ISTIMEWA
RENCANA pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan
Timur rupanya disambut positif artis cantik Yuki Kato.
Perpindahan ibu kota negara menurutnya merupakan
hal yang lumrah.
Artis berdarah Jepang itu yakin Jakarta akan tetap maju
meski tak lagi jadi pusat pemerintahan. Apalagi banyak negara-
negara lain yang serupa memisahkan pusat pemerintahan
dengan pusat perniagaan.
“Ya enggak apa-apa. Kan cuma (pusat) pemerintahannya
yang dipindah. Sama halnya di Amerika, dari New York pindah
ke Washington. Jadi bukan isu baru. Yang penting selama
pemerintah (tetap) melakukan tugasnya dengan baik,” ujar artis
berdarah Jepang itu.
Pemeran film Kapal Goyang Kapten itu ternyata sudah
tak asing lagi dengan Kalimantan Timur. Semasa kecilnya,
ia pernah tinggal di sana. Ia mengaku pernah mengenyam
pendidikan dari taman kanak-kanak hingga kelas 1 SD di
Kalimantan Timur.
Yuki berharap Kalimantan Timur nantinya bisa tetap
menjadi provinsi yang terawat dan terjaga ekosistemnya
setelah resmi menjadi ibu kota. “Semoga pemerintah tetap
bisa menjaga lingkungan, hutan, alam dan enggak merusak
ekosistem,” katanya. n
Jendela
Harus terawat dan terjaga Ekosistemnya
Yuki Kato
92
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Inisiasi Bangun Jalan Trans Bangka Belitung
Pangkalpinang, beberapa hari lalu.
Pertemuan itu dihadiri Ketua Komisi
V Fary Djemi Francis, perwakilan Ke-
menterian PUPR, dan Wakil Gubernur
Kepulauan Babel, Abdul Fatah.
Direktur Pembangunan Jalan Di-
tjen Bina Marga Kementerian PUPR
Achmad Herry Marzuki mengata-
kan secara prinsip Pemerintah Pusat
siap bekerja sama dengan Pemerin-
tah Daerah untuk penanganan jalan
Trans Babel. Jalan ini terdiri dari Trans
Bangka sepanjang 440 Km dan Trans
Belitung sepanjang 390 Km. “Status
jalannya belum jelas (bukan jalan na-
sional),” kata Achmad Herry.
Kepala Balai Besar Penanganan
Jalan Nasional V Ditjen Bina Marga,
Saiful Anwar, menjelaskan bahwa
pihaknya telah melakukan pra studi
kelayakan (feasible study) dan studi
kelayakan tersebut pada 2016. Proses
itu dilanjutkan dengan perencanaan
Detail Engineering Design (DED) seba-
gian Trans Bangka sepanjang 103,68
Km yang mencakup ruas Toboali-Ba-
tas Bangka Selatan/Bangka Tengah
pada 2017.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten
Bangka Selatan secara bertahap mela-
kukan pembebasan lahan sepanjang
70 Km sejak 2017 hingga 2019. Tahun
ini Pemprov Babel juga sedang me-
laksanakan kajian analisa mengenai
dampak lingkungan (AMDAL). “Ka-
rena ini bukan jalan nasional, kita
masih menunggu instruksi pimpinan
(Menteri PUPR) untuk penanganan-
nya,” tutur Saiful.
Pada kesempatan tersebut, rom-
bongan Komisi V DPR RI melakukan
peninjauan Jembatan Baturusa dan
ruas jalan nasional Sungailiat – Pang-
kalpinang di Provinsi Babel. Secara
keseluruhan kondisi jalan sepanjang
sepanjang 600 km tersebut tingkat
kemantapannya mencapai 99,8%.
Hanya saja, terdapat beberapa ruas
jalan sepanjang 30 Km yang lebar ja-
lannya 4,5 meter dan sepanjang 120
Km dengan lebar 6 meter. Kemen-
terian PUPR berharap seluruh jalan di
Provinsi Babel itu nantinya akan me-
miliki lebar standar 7 meter dengan
masing-masing bahu jalan 2 meter. n
RENCANA pembangunan
jalan Trans Bangka Beli-
tung bakal segera terealisasi.
Gagasan itu masih dalam
pembahasan antara Kementerian Pe-
kerjaan Umum dan Perumahan Rak-
yat (PUPR), Komisi V DPR RI, dan Pe-
merintah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung (Babel).
Jalan Trans Babel membentang
hingga 840 kilometer (Km). Pem-
bangunan ini ditujukan untuk me-
ningkatkan konektivitas, mengurangi
biaya logistik dan mendukung kawa-
san pariwisata di Kepulauan Babel.
Kementerian PUPR, Komisi V DPR
RI, mitra kerja dan Pemerintah Pro-
vinsi Babel terus membahas kelanjutan
rencana tersebut. Pembahasan kerja
sama pusat dan daerah itu diselengga-
rakan di Kantor Gubernur Babel, Kota
Oleh: Tim Kiprah
Saat ini pemerintah daerah tengah melakukan pembebasan lahan untuk memuluskan pembangunan jalan sepanjang 840 kilometer tersebut.
Ketuk Palu UUSumber Daya Air
Oleh: Tim Kiprah
UU inisiasi DPR ini mutlak diper-
lukan. Pasalnya, air merupakan ke-
butuhan yang sangat penting bagi
keberlangsungan makhluk hidup.
Ketersediaan air yang cenderung me-
nurun dan kebutuhan air yang sema-
kin meningkat, mewajibkan pengelo-
laan sumber daya air memperhatikan
keselarasan fungsi sosial, lingkungan
hidup, dan ekonomi secara selaras.
Selain itu, diperlukan sinergitas
dan keterpaduan antar wilayah, antar
sektor, dan antar generasi guna me-
menuhi kebutuhan rakyat atas air.
“RUU ini mengatur tentang pengelo-
laan sumber daya air di Indonesia se-
cara utuh,” kata Yasonna.
UU SDA itu mengatur penguasaan
negara dan hak rakyat atas air, tugas dan
wewenang dalam pengelolaan sumber
daya air, perizinan, sistem informasi,
pemberdayaan dan pengawasan, pen-
danaan, hak dan kewajiban, partisipasi
masyarakat, koordinasi, penyidikan
dan ketentuan pidana.
Aturan ini juga telah mengakomodir
kebutuhan dan dinamika yang terjadi
saat ini, yakni jaminan kebutuhan po-
kok minimal sehari-hari sebesar 60
liter per orang per hari. Kemudian,
pengelolaan sistem irigasi sebagai satu
kesatuan sistem (single management)
dan perkuatan pengawasan dalam pe-
ngelolaan sumber daya air.
Wakil Ketua Komisi V Lasarus da-
lam laporannya menyampaikan, RUU
SDA terdiri dari 16 bab dan 79 pasal
telah mendapat persetujuan seluruh
fraksi secara utuh bersama dengan
pemerintah dalam pembicaraan ting-
kat pertama. Ia menegaskan, air harus
dikuasai oleh negara untuk diper-
gunakan bagi sebesar-besar kemak-
muran rakyat sesuai dengan amanah
Pasal 33 UUD 1945.
Ketua Panitia Kerja RUU SDA itu
juga menegaskan, beleid ini mengu-
atkan hak rakyat atas air guna me-
menuhi kebutuhan pokok minimal
sehari-hari dijamin oleh negara. Tak
hanya itu, UU SDA ini juga menegas-
kan hak masyarakat dalam mengakses
dan memanfaatkan sumber daya air,”
pungkas Lasarus.
Untuk memaksimalkan implemen-
tasi RUU SDA, politikus PDIP itu ber-
harap pemerintah segera membentuk
aturan turunan serta meningkatkan
kordinasi dan sinkronisasi lintas ins-
tansi. n
RANCANGAN Undang-Un-
dang (RUU) Sumber Daya
Air (SDA) akhirnya sah
menjadi Undang-Undang
(UU). Beleid itu berlaku setelah DPR
sepakat dalam Sidang Paripurna DPR
di Gedung Nusantara, Senayan, Ja-
karta, pertengahan September kema-
rin. Sidang itu dipimpin Wakil Ketua
DPR Fahri Hamzah dan dihadiri Men-
teri Hukum dan HAM Yasonna Laoly
yang mewakili Presiden Joko Widodo.
Sebelum disahkan, Menkumham
Yasonna Laoly menyampaikan penda-
pat akhir presiden. RUU Sumber Daya
Air merupakan manifestasi dari sema-
ngat, cita-cita, serta komitmen peme-
rintah dan DPR dalam menegaskan
pemaknaan penguasaan negara terha-
dap air, sebagaimana tercantum dalam
UUD 1945 dan putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013
tentang Pembatasan Pengelolaan Sum-
ber Daya Air.
93
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
Beleid ini menguatkan penguasaan dan pengelolaan negara terhadap air untuk kemaslahatan rakyat.
94
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
OPINI
95
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019
96
Majalah KIPRah Vol 99 th XIX | September 2019