54
Mitra Investor @mitrainvestor [email protected] Edisi FEBRUARI 2015 Rp29.900,00 KESIAPAN EMITEN MENGHADAPI MEA PERSIAPAN SAHAM HADAPI PERTARUNGAN ASEAN DAN ZANGER PERAIH REKOR TRADER MENELUSURI NEGERI DAUN MAPEL

Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Indonesia sekarang sedang berpacu dengan waktu untuk menyambut pelaksanaan pasar bebas Asia Tenggara atau biasa disebut dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tak dapat dimungkiri, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan begitu, tak aneh jika pemerintah di hampir semua negara berkembang berbondong-bondong memberikan berbagai macam program untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan UMKM, yakni dengan memberikan skema kredit bersubsidi. Walaupun pemerintah sudah banyak melakukan program dan kebijakan untuk mendukung perkembangan UMKM, secara umum kinerja dari UMKM di Tanah Air masih jauh dari harapan. Bahkan, hasil dari penelitian APEC menunjukkan bahwa daya saing UMKM Indonesia paling rendah dibandingkan UMKM di sejumlah ekonomi APEC lainnya yang diteliti. Sekali lagi, aksi jualan proyek infrastruktur ala Jokowi pantas diapresiasi. Namun, jangan sampai, investor dalam negeri hanya bisa gigit jari.[]

Citation preview

Page 1: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

1Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Mitra Investor @mitrainvestor [email protected] FEBRUARI 2015Rp29.900,00

KESIAPAN EMITEN

MENGHADAPI MEA

PERSIAPAN SAHAM HADAPI PERTARUNGAN ASEAN

DAN ZANGER PERAIH REKOR TRADER

MENELUSURI NEGERI DAUN MAPEL

Page 2: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

2 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

Page 3: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

3Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

EDITORIAL

Pemimpin Umum ADI PAMUNGKAS, ST

Pemimpin RedaksiSURIYA EFFENDI

EditorialSURIYA EFFENDIAKMAL BASHORI.SHITEGUH BUDI SANTOSO, Amd

Reporter / PenulisAKMAL BASHORI.SHITEGUH BUDI SANTOSO, AmdBERLIANA WIDI SCARVANOVI, S.Psi.RARI NIRWESTI RUPINI, S.H, M.HRIDHA RIKI PANCAHWATI.SE

Desainer kreatifHIMAWAN INTRADA, SE

FotograferHIMAWAN INTRADA, SEAKMAL BASHORI.SHI

DistribusiPURWANTO

Produksi HIMAWAN INTRADA.SEPURWANTO

HumasSURIYA EFFENDIRIDHA RIKI PANCHAWATI.SE

Promosi dan iklanHIMAWAN INTRADA.SEADI PAMUNGKAS, STWIDIATMIKO ARI SAPUTRO, ST

KeuanganDESI MAYASARI, SE

SekretarisAYU LESTARI

Alamat Redaksi / UsahaJL. MT. Haryono No 970 Ruko Metro Plaza 21SEMARANGTELP : 024 – 7069 4444 0853 2669 4444Web : www.mitrainvestor.comEmail : [email protected] dan saran : [email protected] : [email protected] : @mitrainvestorFacebook : mitrainvestor

Songsong ASEAN : RI KembangkanPariwiasata dan Bisnis Kreatif

Indonesia kini tengah berpacu dengan waktu dalam menyambut pelaksanaan pasar bebas Asia Tenggara atau biasa disebut dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Tak dapat dimungkiri, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan begitu, tak aneh jika pemerintah di hampir semua ne-gara berkembang berbondong-bondong memberikan berbagai macam program untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan UMKM, yakni dengan memberikan skema kredit bersubsidi.

Walaupun sudah cukup banyak program dan kebijakan pemerintah untuk mendukung perkembangan UMKM, secara umum kinerja dari UMKM di Tanah Air masih jauh dari harapan. Bahkan, hasil dari pe-nelitian APEC menunjukkan bahwa daya saing UMKM Indonesia paling rendah dibandingkan UMKM di sejumlah ekonomi APEC lainnya yang diteliti. Pembangunan ekonomi dari sektor pariwisata dan ekonomi kre-atif dapat menekan risiko melemahnya perekonomian nasional akibat arus liberalisasi. Indonesia selalu mengekspor barang-barang mentah dengan harga jual rendah. Sedangkan dari perspektif impor, Indonesia menjadi negara konsumeristik liberal yang mengonsumsi barang jadi secara massal. Secara ekonomi, ini dapat mengakibatkan defisitnya neraca perdagangan. Banyak kalangan ekonom memandang bahwa ekonomi kreatif sangat bermanfaat bagi perekonomian RI.

Terlebih jika arus liberalisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA/AEC) 2015ini tidak dialihcarakan, bukan hal yang mengherankan jika kita terus menerus menjadi budak di negara kita sendiri. Oleh karena itu, sektor pariwisata sebagai salah satu destinasi mancanegara, se-dangkan ekonomi kreatif sebagai nilai tambah pariwisata dapat menjadi sinergi yang sempurna. Pariwisata dan ekonomi kreatif adalah salah satu jalan untuk menjual Indonesia pada dunia tanpa bisa dilemahkan dari sudut pengolahan maupun pemasaran. Sebab, kemandirian dalam bidang ini mampu dipersaingkan. Persaingan dalam bidang pariwisata dan ekonomi kreatif bukan tanpa tantangan. Kemandirian yang diga-danggadang dapat memajukan, dapat tergerus pula jika investasi asing turut andil besar. Menimbang bahwa MEA 2015 ini merupakan pintu arus bebas lalulintas barang, jasa maupun modal, bukan tidak mungkin hal itu terjadi ketika Indonesia baru saja memulai pembangunannya.

Oleh karena itu, kita harus siap dan kita harus mampu terapkan seni menjadi magnet. Dengan begitu, ketika mata mancanegara dapat tertarik ke dalam, secara otomatis mata masyarakat lokal tidak melulu bangga memandang keluar. Dalam hal ini, MEA dapat menjadi wadah strategis untuk mempermudah pintu akses dunia pada pembangunan yang berdaya jual di negara-negara anggotanya.

Dengan begitu, keuntungan yang di dapat tidak hanya bersumber pada hal ekonomi, namun juga harga diri, kedaulatan NKRI. Garuda mampu menjadi sentral, mampu terbang tinggi jangkau langit ekonomi dalam bingkai komunitas ASEAN. Pariwisata dan ekonomi kreatif bisa menjadi salah satu pilihan persaingan sebab sektor ini bisa menjadi pengalihan atas keterpurukan di sektor-sektor pembangunan ekonomi lainnya. ASEAN merupakan medan persaingan bebas yang strategis untuk dimanfaatkan, sekaligus potensial untuk menenggelamkan. Maka jika pada akhirnya kompetisi harus menjadi satu-satunya pilihan, tidak ada jalan lain selain hadapi, ikuti.[]

Page 4: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

PROFIL

HEAD LINE

4 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

Persiapan Saham Hadapi Pertaruangan ASEAN hal... 22

Dan Zanger Peraih Rekor Trader hal... 18

KILASANObligasi Pemda Ancam Keutuhan Anggaran Negara hal... 6

Saham Pekebun Sawit Mulai Bersemi hal... 7

Garuda Menggenjot Rute Internasional hal... 8

Harga Saham Energi di Eropa anjlok hal... 9

Bank Plat Merah Siap Tempur di ASEAN hal... 10

Emiten BUMN akan rights issue Rp 23 triliun hal... 11

Pelemahan Ekonomi RI Berbutut Panjang hal... 12

Kota kembang Bidik Mode Muslim Center hal... 13

Hadapi MEA, Siapkan UMKM Indonesia? hal... 14

Ekonomi AS Kurang Stabil, Investor Labil hal... 15

Page 5: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

LIFE STYLE

OPINI

ANALISA

NEW EVENT

5Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Songsong MEA PEMDA SUMUT Adakan Seminar hal... 50

Menelusuri Negeri Daun Maple hal... 38

Prospek Investasi di Pesta Ekonomi ASEAN hal... 42

TRADING DALAM DIVERGENCE hal... 46

Siapkah Lembaga Pengayom Keuangan dan Pasar Modal Hadapi MEA hal... 28

Investor Wait and See hal... 32

Uforia Imlek di Negri Pancasila hal... 40

Page 6: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

6 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

KILASAN

Penerbitan obligasi oleh pemerintah daerah (pemda) dinilai dapat membahayakan kepentingan negara. Selain mengu-ras anggaran pemerintah pusat, penarikan utang oleh pemda dikhawatirkan dapat mengancam keutuhan bangsa.

“Ini karena untuk membayar bunga dan utang jatuh tempo telah menyedot atau menguras Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sehingga APBN tidak lagi secara opti-mal dialokasikan untuk menyubsidi rakyat,” ungkap pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng., “Diberikannya keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk menerbitkan obligasi akan semakin meningkatkan aku-mulasi utang pemerintah.”

Salamuddin menyebutkan otonomi daerah dan pilkada langsung telah menyebabkan penguasa daerah sesuka hati mengobral hak penguasaan tanah dan kekayaan alam kepada pemilik modal besar. Alhasil, banyak daerah kabupaten di Indo-nesia telah mengeluarkan izin penguasaan tanah lebih luas dari wilayah daerah tersebut.

“Diberikannya hak kepada kepala daerah untuk menerbit-kan obligasi akan semakin memicu moral hazard penguasa daerah untuk menyerahkan aset-aset milik daerah sebagai ja-minan utang,” katanya. “Saat ini, kepala daerah telah disibuk-kan dengan aktivitas memburu uang dengan menjual kekayaan daerah apa saja yang masih tersisa.”

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) fokus men-dorong pemda menerbitkan obligasi daerah (municipal bond) sebagai sumber pembiayaan jangka panjang dalam rangka pembangunan infrastruktur. Meski demikian, OJK menegaskan penarikan utang tersebut tetap sesuai peraturan yang berlaku.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad, men-gatakan bahwa salah satu hal yang juga menjadi kendala bagi daerah adalah status kelayakan kredit dari kota dan kabupaten itu sendiri.

“Kelayakan kredit merupakan inti dari pinjaman, yakni se-makin tinggi tingkat kelayakan kredit suatu kota atau daerah, maka akan semakin mudah pula akses kota atau daerah terse-

Obligasi Pemda ANcAM KEUTUHAN ANGGARAN NEGARA

but kepada pinjaman atau skema pembiayaan alter-natif lainnya,” paparnya,.

Menanggapi langkah OJK tersebut, Salamuddin memperingatkan pemberian hak menerbitkan obliga-si di daerah akan semakin memecah belah bangsa, meningkatkan kesenjangan antardaaerah dan dis-kriminasi antarwarga negara. Tak hanya itu, menurut dia, kesenjangan antara daerah miskin dan daerah kaya akan semakin tinggi.

“Langkah OJK semacam ini akan sangat mem-bahayakan eksistensi bangsa. Obligasi sangatlah menggiurkan bagi pemerintah daerah sebagai ladang korupsi. Apa kita mau nantinya ada daerah yang tidak mampu membayar utang ke asing dan harus di-bail-out oleh pemerintah?” ungkapnya.

Salamuddin menilai pembangunan ekonomi mel-alui utang telah terbukti membahayakan eksistensi negara serta menciptakan kebergantungan ekono-mi pada asing. Dia menegaskan pemerintah perlu mengambil pelajaran dari beban utang dalam APBN sekarang yang menyandera rakyat dan negara. Men-urut dia, hal ini juga melanggar amanat UUD 1945.

Dia menjelaskan pelajaran lainnya adalah bagaimana pemerintah daerah seperti DKI Jakarta telah tersandera utang, baik kepada Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan kepada perusahaan-perusahaan asing dalam proyek-proyek infrastruk-tur. Utang pemerintah yang besar ini, sambungnya, pada akhirnya membebani rakyat agar membayar pajak yang tinggi, jalan berbayar, dan nantinya ada infrastruktur publik berbayar.

“Dana pembangunan infrastruktur haruslah ber-sumber dari pajak dan keuntungan dari badan usaha milik negara (BUMN). Tentu dengan sistem pajak yang diperbaiki dan BUMN diperkuat sebagai tulang punggung ekonomi negara,” ujar Salamuddin. “Jika infrastruktur diserahkan kepada modal asing dan swasta melalui utang, maka rakyat yang akan men-jadi korban.”

Indonesia sepertinya dapat mengambil pelaja-ran dari Tiongkok. Negeri Tirai Bambu kian khawatir dengan pembekakan utang pemda, terutama untuk pembangunan infrastruktur. Dalam laporan Kantor Audit Nasional China awal tahun lalu, utang pemda hingga akhir Juni 2013 tercatat 2,95 triliun dollar AS, meningkat 67 persen dari akhir 2010. Pembengkakan ini memicu kekhawatiran banyak pihak mengingat Tiongkok tengah memacu kembali kinerja pertumbu-han ekonomi dan menghindari krisis keuangan. []

Page 7: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

7Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Kinerja sebagian saham emiten perkebunan kelapa sawit papan atas sempat kering sepan-jang tahun lalu. Sejak menyentuh pertumbuhan tertinggi pada Mei 2014, harga saham produsen min-yak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) merosot di akhir tahun 2014. Kini, perlahan tapi pasti, har-ga saham pekebun sawit kembali bertumbuh.

Sejak awal tahun ini, saham sektor perkebunan mulai menghi-jau 0,05%. Padahal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mem-erah 0,2% di perode akhir 2014 hingga Jumat pekan lalu atau year-to-date (ytd). Jika dibanding-kan periode sama tahun lalu alias year-on-year (yoy), harga saham perkebunan sawit telah mekar 18,54%.

Ambil contoh harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Sepanjang tahun lalu, harga sa-ham anak usaha Grup Astra ini menyusut 3,39%. Namun, dalam periode 9 Januari 2014 hingga 9 Januari 2015 (yoy), harga AALI sudah menanjak 15,44%. Kemu-dian harga saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) melonjak 24,31% (yoy). Padahal di sepanjang tahun lalu, harga sa-ham ini menyusut 2,07%.

Analis Mandiri Sekuritas Hari-yanto Wijaya dalam riset pada 9 Januari 2015 mengungkapkan, banjir yang melanda Malaysia, salah satu negara produsen CPO terbesar di dunia, akan menggang-gu produksi CPO. Kondisi ini ber-potensi menimbulkan kekeringan di area produksi dan menurunkan volume persediaan kelapa sawit. Imbasnya, harga CPO berpeluang meningkat dalam dua bulan men-datang.

“Inilah saatnya untuk meman-faatkan momentum yang terjadi

Saham Pekebun Sawit Mulai Bersemi

pada industri CPO,” ungkap dia. Hariyanto memaparkan, hujan dengan curah hujan tinggi yang mengguyur Malaysia mengaki-batkan banjir terburuk sejak tahun 1972. Wilayah dengan banjir ter-parah adalah Kelantan, Tereng-ganu, Pahang dan Perak. Jika potensi semua daerah tersebut di-gabungkan, dapat menghasilkan 30% total produksi kelapa sawit di Malaysia.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto melihat prospek harga CPO bisa merangkak naik sampai sekitar sebulan atau dua bulan ke depan. Dia memprediksi harga CPO meningkat sampai batas atas RM 2.400 per ton.

Namun David mengkhawatir-kan sentimen negatif penurunan harga minyak mentah yang da-pat menekan penggunaan CPO. Pemerintah memang tengah menggenjot penggunaan biodies-el. Namun, harga minyak dunia yang murah saat ini menyebab-kan banyak orang berpikir ulang menggunakan biodiesel.

Meski begitu, harga CPO ta-hun ini diprediksi mampu mem-baik dibandingkan tahun lalu. David berharap, harga rata-rata CPO di RM 2.300 per ton pada pengujung tahun 2015. Dengan harga itu, kinerja emiten CPO bisa menanjak di atas 20%.

David merekomendasikan sa-ham AALI dan SGRO. Alasannya, kedua emiten tersebut mencatat-kan fundamental bagus dan rajin membagikan dividen. Hariyanto menempatkan pilihannya pada saham LSIP dan SGRO. Menurut dia, LSIP memiliki kemampuan mengatur biaya. Adapun emiten SGRO memiliki enterprise value per hectare (EV/ha) yang semu-rah biaya penanaman baru. []

Page 8: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

Garuda Menggenjot

Rute Internasional

8 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

KILASAN

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tak akan melepas dominasinya di pasar rute internasional dari pe-saingnya pada 2015. Badan usaha milik negara (BUMN) itu justru ten-gah merapikan rute-rute internasion-al yang dimilikinya agar lebih kom-petitif di masa depan.

Direktur Utama Garuda Indone-sia, Arif Wibowo mengatakan “Kami lihat rute yang potensi memberikan pendapatan ke Perseroan kita rapi-kan dan genjot agar bisa optimal ke pendapatan,” kata, di Jakarta, Min-ggu (11/1).

Dia mengungkapkan Perseroan telah merapikan rute penerbangan Makassar–Medan–Jeddah. Selain itu, Perseroan akan membuka rute Denpasar menuju Beijing, Tiongkok, tanpa transit. Penerbangan hanya dilakukan setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Rencananya, penerbangan ini akan dilakukan dari Denpasar mu-lai 13 Januari 2015 dengan meng-gunakan pesawat Airbus 330. Rute ini merupakan bagian kedua setelah rute dari Jakarta. Terlebih, pangsa pasar turis Tiongkok ke Indonesia

sedang membeludak.“Garuda Indonesia sudah ter-

bang ke tiga kota di Tiongkok, yakni Guangzhou, Shanghai, dan Bei-jing. Rute dari Denpasar ini akan memperkuat,” katanya.

Terkait dengan kebijakan ter-baru dari Kementerian Perhubun-gan yang menaikkan batas bawah menjadi 40 persen, Arief mengaku tak khawatir akan mengganggu anak usahanya, Citilink Indonesia, yang bermain di pasar low cost car-rier (LCC).

“Batas bawah itu sebenarnya tujuannya untuk melindungi pe-main yang memiliki market share kecil agar tidak menjadi korban predatory pricing. Kami optimistis Citilink tetap kompetitif sesuai ren-cana bisnis yang dibuat,” katanya.

Tak hanya itu, Arif yang juga ketua Indonesian National Air Car-riers Association (INACA) menya-takan telah mengusulkan penaikan tarif batas atas angkutan udara hingga 10 persen menyusul menin-gkatnya tarif batas bawah.

“Kami lagi minta penaikan batas atas. Sudah kami sampai-

kan ke Menteri Perhubungan. Kalau boleh naik sampai 10 persen. Kalau Garuda tidak terpengaruh pengatu-ran batas bawah. Justru nanti pe-numpang bakal milih dan beli yang full service,” ujarnya.

Secara terpisah, Pengamat bis-nis penerbangan, Elisa Lumbantoru-an, mengatakan selama ini Garuda Indonesia tak optimal memanfaatkan ruang batas atas karena persaingan yang terjadi sesungguhnya dengan LCC.

“Kalau ada aturan baru di mana tarif disesuaikan, bisa saja Garuda berani mengoptimalkan tarif batas atas agar pendapatan naik,” katanya. Sebelumnya, maskapai pelat merah ini berencana mengalokasikan be-lanja modal 2015 sekitar 2,25 triliun rupiah. Dana tersebut digunakan un-tuk mendatangkan 15 unit pesawat.

Perseroan juga akan mengurangi beberapa rute internasional, antara lain Jakarta–Haneda (pp), Den-pasar–Haneda (pp), Jakarta–Hong Kong (pp), dan Denpasar–Brisbane (pp). Perseroan juga akan menunda pembukaan rute baru, antara lain Ja-karta–Nagoya (pp).[]

Page 9: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

Harga Saham Energi di Eropa anjlok

9Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Reli penurunan harga minyak mentah membuat sa-ham-saham di Eropa berguguran.

Pada minggu ini, harga minyak mentah turun 5%.

Hal sama juga terjadi dengan harga minyak brent yang terjun 8%. Gejolak pasar minyak global ini membebani pasar saham.

Kemarin, harga minyak mentah berada di level US$ 45,89 per barel, level terendah sejak April 2009. Sedang-kan, harga minyak brent turun menjadi US$ 46 per barel.

Meski harga minyak menyentuh level paling bawah, perwakilan dari organisasi negara-negara eksportir min-yak menegaskan tidak akan menurunkan produksi.

Dampaknya, Indeks Stoxx Europe 600 turun 0,3% menjadi 343,92. Lalu, saham-saham pertambangan an-jlok 5%. Begitupun juga dengan harga saham perusahaan minyak dan gas turun 1,5%.

Harga saham Antofagasta Plc, perusahaan tembaga asal Chili yang terdaftar di London tumbang hingga 8%. Harga-harga saham pertambangan raksasa dunia seperti :

Glencore turun 4,5%Anglo American Plc merosot 9,91%BHP Billiton Plc turun 7,81%.

Julian Chillingworth, Kepala Investasi Rathbones yang mengelola aset US$ 39,9 miliar menyatakan kekhawati-ran investor terhadap ekonomi global mendorong harga

bergerak ke bawah. “Ini juga tentang permintaan, per-tumbuhan lebih lemah di China dan perlambatan zona euro menghantam harga komoditas,” ujar Julian se-perti dikutip The Wall Street Journal.

David Hussey, Kepala Ekuitas Eropa di Manulife Asset Management mengatakan investor khawatir dengan ancaman deflasi di Eropa dan tidak yakin ekonomi akan tumbuh. “Ekonomi global sekarang sangat sensitif terhadap mata uang, harga minyak dan harga komoditas,” jelas David kepada Bloomberg.

Page 10: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

Bank Plat Merah SIAP TEMPuR DI ASEAN

10 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

KILASAN

Peluang industri perbankan In-donesia berekspansi ke mancane-gara, terutama ke kawasan Asia Tenggara, adalah melalui skema perjanjian ASEAN Banking Integra-tion Framework (ABIF). Selama ini, perbankan Indonesia mengalami kesulitan berekspansi ke kawasan ASEAN, terutama Malaysia dan Singapura, sedangkan industri keuangan dari negara tersebut se-cara mudah berekspansi hingga pelosok Tanah Air.

Bank menyambut positif ren-cana penerapan ABIF yang ditar-getkan terealisasi pada 2020. Bank berpelat merah tersebut menilai ABIF menjadi peluang mengem-bangkan bisnis ke mancanegara yang selama ini menghadapi ban-yak kendala.

“Kesiapan Bank Mandiri untuk menghadapi ABIF yakni dengan melihat potensi negara-negara ASEAN, seperti di Singapura. Kita sudah berjalan, tinggal tunggu bagaimana regulasinya. Jika ada kesempatan untuk masuk, kita akan masuk ke bisnis retailnya. Karena di sana banyak orang In-donesia yang kerja dan menjalan-kan bisnis,” ungkap Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Riswanandi,

di Jakarta, akhir pekan lalu. “Jadi pelan-pelan kita akan masuk.”

Riswandi menambahkan saat ini, pihaknya hanya melayani remi-tansi atau berkirim uang ke Sin-gapura. Dengan adanya ABIF, lan-jutnya, bank dapat meningkatkan ekspansi karena melihat potensi bisnis di sana.

“Sementara itu, kami menilai bahwa hambatan untuk ekspansi ke ASEAN adalah karena masing-masing negara memiliki regulasi. Seperti di Singapura, Bank Man-diri memiliki kantor yang bisnisnya sifatnya korporasi dan tidak dapat masuk retail karena ada kondisi-kondisi yang harus dipenuhi,” je-lasnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI), OJK, dan Bank Negara Malay-sia (BNM) menandatangani kese-pakatan head of agreement (HoA) sebagai bentuk implementasi ABIF yang menjadi bagian dari penera-pan pasar tunggal ASEAN atau MEA pada akhir 2015. Langkah ini sekaligus membuka peluang bagi perbankan Indonesia berekspansi ke Malaysia dengan berlandaskan asas resiprokal, yakni ketentuan dan perlakuan yang sama dengan bank domestik di sana. Perlakuan

yang sama diberlalukukan di Indo-nesia untuk bank-bank Malaysia di Tanah Air.

Tidak semua bank Indonesia dapat melakukan ekspansi ke Ma-laysia, hanya bank-bank yang mas-uk Qualified ASEAN Bank (QAB) yang bisa melebarkan sayap ke Malaysia dalam skema ABIF. Ada-pun persyaratan bank untuk men-jadi kandidat Qualified ASEAN Bank (QAB) antara lain adalah bank-bank milik ASEAN yang kuat permodalannya, berdaya tahan tinggi, dikelola dengan baik, serta memenuhi ketentuan kehati-hatian sesuai standar internasional yang berlaku. Dalam hal ini, bank milik badan usaha milik negara (BUMN) akan diprioritaskan ke Malaysia, seperti Mandiri, BRI, dan BNI.

Meskipun baru dengan Malay-sia, Riswandi berharap ABIF bisa dilanjutkan dengan Singapura dan kemudian ke negara lain di ASEAN. “Saat ini, kami tetap ber-operasi. Bank Mandiri juga sudah memiliki kantor retail di Malay-sia. Namun, untuk di Singapura, Bank Mandiri baru memiliki kantor wholesale, dan kita akan terus lihat bagaimana potensi bisnis di sana,” ujarnya.

Page 11: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

11Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Pemerintah siap menyuntik-kan modal berupa penanaman mo-dal negara (PMN) kepada empat emiten pelat merah yang mencatat-kan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Kelak, pemerintah mengucurkan dana kepada empat emiten itu melalui skema rights is-sue.

Gatot Trihargo, Deputi bidang Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) me-nyebutkan, keempat emiten tadi adalah Bank Mandiri (BMRI), Ane-ka Tambang (ANTM), Waskita Kar-ya (WSKT) dan Adhi Karya (ADHI).

Keempat emiten segera me-laksanakan Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue. Secara total, nilai aksi kor-porasi itu mencapai Rp 23,3 triliun.

BMRI, misalnya, mengincar dana rights issue Rp 9 triliun. Di situ, pemerintah akan menyerap Rp 5,6 triliun dan investor publik Rp 3,4 triliun. BMRI akan me-

makai dana rights issue untuk meng-guyur kredit sektor infrastruktur.

ADHI juga berniat rights issue Rp 2 triliun. Tapi angka tersebut belum final. Aksi rights issue ADHI adalah rencana yang molor sejak beberapa tahun. Manajemen ADHI telah lama mengajukan permohonan rights is-sue kepada pemerintah. Bahkan, ADHI telah mendapat izin untuk rights issue sejak 2008. “ K a m i

menunggu proses dari pemerintah,” kata Kiki Syahgolang, Sekretaris Pe-rusahaan ADHI, kemarin (13/1).

Selain menyuntik modal, peme-rintah rela emiten BUMN memang-kas jatah dividen. Hal ini demi ekspansi masing-masing emiten. Sektor konstruksi butuh modal untuk menggarap proyek besar. Bank juga butuh dana demi menggenjot kredit. “Ekspansi ini tak cukup mengandal-kan laba ditahan,” kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo.

Kepala Riset Recapital Securi-ties Andrew Argado menilai, harga eksekusi rights issue sebaiknya di bawah harga pasar agar investor publik tertarik untuk menyerap. Sa-trio menambahkan, emiten konstruk-si dan bank diuntungkan rencana pembangunan infrastruktur. Dia pun melihat prospek menarik dari BMRI, WSKT dan ADHI.

Emiten BuMN akan rights issue

Rp 23 triliun

Page 12: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

12 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

KILASAN

PElEMAHAN EKoNoMI RI BERBuTuT PANjANG

Penurunan harga minyak menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalin usai menghadiri Indonesia Outlook 2015 mengungkapkan, penurunan harga minyak dunia tersebut membuat negara rugi karena ada selisih yang lebar antara harga minyak dunia dengan patokan minyak Indonesia (ICP).

“Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berdasarkan rata-rata. Tadi di Rancangan APBN Peruba-han 2015 dianggarkan US$ 70, kalau sekarang US$ 45 per barel hingga US$ 50 per barel ada defisit US$ 20, asumsinya akan dibahas di DPR,” paparnya, Jakarta.

Ia melanjutkan, penurunan harga minyak dunia men-guntungkan bagi masyarakat karena dengan penurunan harga minyak dunia tersebut pemerintah juga menurunk-an harga jual Bahan Bakar minyak (BBM).

Menurut Sofyan, penurunan harga BBM merupakan sesuatu yang adil bagi masyarakat. Dia berharap dengan penurunan tersebut akan menurunkan harga barang di

masyarakat.“Harga minyak turun, maka fair masyarakat ya ditu-

runkan. Harganya kan turun cukup signifikan di share ke masyarakat, dengan harapan barang-barang turun, angka transportasi turun,” tuturnya.

Presiden Jokowi mengatakan, harga bahan bakar min-yak (BBM) jenis premium kemungkinan akan turun kem-bali. Dari sebelumnya, Rp 7.600 menjadi Rp 6.400 perl iter menjadi Rp 6.500 per liter. “Dari Rp 8.500 jadi Rp 7.600. Sebentar lagi turun lagi, tapi belum tahu kapan, mungkin turun lagi Rp 6.400 per liter hingga Rp 6.500 per liter. Itu masih dalam hitungan, tetapi yang saya ingin kejar,” kata dia.

Dia mengatakan penurunan harga BBM tersebut tu-juannya untuk mengurangi angka inflasi. Tuturnya, inflasi harus di bawah 5 persen. “Hati-hati yang hobinya main stock dan harga. Karena inflasi harus di bawah 5 persen,” tandas dia. []

Page 13: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

Salah satu predikat Kota Bandung adalah sebagai pusat mode di Indone-sia. Selain terkenal dengan gaya berbusana para remaja dan kalangan dewasa mudanya yang fashionable dan up to date, anak muda Paris van Java ini pun populer dengan kreativitas dan inovasinya. Mereka kreatif dalam desain hingga teknik pemasaran busana.

Ada pula Indonesia Hijab Festival yang diklaim se-bagai pameran bu-sana muslim terbesar di Indonesia. Belum lagi Indonesia Moslem Fashion Week(IMFW), Bandung Hijab Fashion Week, dan banyak lagi. Wali Kota Band-ung Ridwan Kamil mengatakan, industri fashion di Kota Bandung menjadi salah satu penyumbang tingginya laju pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung yang mencapai 8% per tahun.

Angka ini melebihi laju pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 6% per tahun. Ridwan yang akrab dengan sapaan KangEmilinimengungkapkan, Pemerintah Kota Bandung saat ini memiliki target menjadikan Bandung sebagai pusat mode busana muslim di dunia. Dia menjelaskan, Kota Bandung saat ini adalah pusat produksi busana muslim yang terbesar di Indonesia.

“Tahun 2015 ini kita akan bekerja sama dengan banyak pihak. Launching aca-ranya pada April 2015 bertepatan dengan peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika,” sebut Kang Emil yang pada Desember 2014 lalu meluncurkan sepatu bermerek “RK Fashion” produksi sentra sepatu Cibaduyut dan dijual Rp150.000-500.000, tergantung pada jenis. Segmennya adalah pria dewasa usia 30-40 ta-hun.

Sementara itu, Diajeng Lestari, pendiri dan CEO HijUp.com, e-commerce fashion muslim pertama dan terbesar di Indonesia, sangat optimistis Indonesia menjadi kiblat fashion muslim dunia. “Page view website fashion muslim bisa mencapai 300.000 visit per bulan. Itu menunjukkan ketertarikan orang dengan jilbab sangat tinggi,” ungkapnya.

Dari sekitar 25% dari penjualan Hijup.com pembelinya berasal dari luar neg-eri. HijUp.com didirikan agar dapat menjadi the world leading muslim fashion e-commerce. Ajeng ingin terlibat aktif dalam memajukan industri islamic fashion yang sedang berkembang di Tanah Air. Diharapkan pada 2020, Indonesia men-jadi kiblat fashion busana muslim dunia.

13Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

KoTA KEMBANG BIDIK MoDE MuSlIM CENTER

Page 14: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

MEASiapkan UMKM Indonesia?

HADAPI !

14 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

KILASAN

Indonesia kini tengah berpacu dengan waktu dalam menyam-but pelaksanaan pasar bebas Asia Tenggara atau biasa disebut den-gan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tak dapat dimungkiri, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan begitu, tak aneh jika pemerintah di hampir semua ne-gara berkembang berbondong-bon-dong memberikan berbagai macam program untuk mendukung pertum-buhan dan perkembangan UMKM, yakni dengan memberikan skema kredit bersubsidi.

Walaupun sudah cukup banyak program dan kebijakan pemerintah untuk mendukung perkembangan UMKM, secara umum kinerja dari UMKM di Tanah Air masih jauh dari harapan. Bahkan, hasil dari pe-nelitian APEC menunjukkan bahwa daya saing UMKM Indonesia paling

rendah dibandingkan UMKM di se-jumlah ekonomi APEC lainnya yang diteliti.

Hal ini menimbulkan keraguan mengenai kemampuan UMKM Indo-nesia, khususnya pada usaha mikro yang mendominasi jumlah UMKM di Tanah Air. Di samping itu, mun-cul juga berbagai perdebatan antara kalangan akademis dan pembuat kebijakan apakah UMKM di Indone-sia mampu bersaing di pasar ekspor atau paling tidak mampu bertahan di pasar dalam negeri.

Hingga saat ini, UMKM di Indo-nesia belum kuat dalam hal ekspor, meskipun nilai ekspor UMKM men-galami peningkatan tiap tahunnya. Karena itu UMKM Indonesia dihara-pkan tidak hanya berperan sebagai sumber peningkatan kesempatan kerja saja, tetapi juga dapat men-dorong perkembangan dan pertum-buhan ekspor Indonesia, khususnya di sektor industri manufaktur.

Banyak hal yang perlu dilakukan pemerintah, antara lain dengan mel-akukan pembangunan infrastruktur baik fisik maupun non fisik di mana pembangunan infrastruktur di dae-rah harus menjadi prioritas utama dalam APBD untuk melancarkan dan mengefisienkan keterkaitan bisnis antara UMKM di suatu dae-rah dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi di kota-kota besar.

Selain itu pemerintah harus memberdayakan kembali sentra-sentra UMKM dengan menggan-tikan mesin-mesin dan alat-alat pengujian/laboratorium yang sudah usang dengan yang baru. Hingga penekanan kebijakan atau program- program dari pemerintah untuk membantu perkembangan UMKM dengan meningkatkan pendidikan pekerja, melakukan pengembangan teknologi serta meningkatkan ke-mampuan dalam hal berinovasi.

Page 15: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

15Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Kekhawatiran atas kondisi perekono-mian Amerika Serikat (AS) mengalamai ke-mungkinan default atau gagal bayar utang dinilai sangat kecil, mengingat AS merupa-kan negara yang kuat.

Selain itu, plafon utang AS diperkirakan tetap dinaikkan pada tahun 2014 kemaren, meskipun ada kemungkinan tidak dinaikkan sepenuhnya atau tidak sesuai permintaan sebelumnya. Pengamat perbankan dari Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menjelaskan hal itu di Jakarta,. “Semua ne-gara tidak akan percaya bila AS akan men-galami default, dan jika benarbenar terjadi akan ada banyak pihak yang di kejutkan,” ungkap Lana.

Ia menambahkan bahwa jika hal tersebut benar terjadi maka pasar keuangan global akan goyang, pasar saham akan terganggu. Untuk jangka menengah akan berakibat pada kinerja ekspor-impor yang berawal dari negara ekonomi terbesar di dunia dan ke-mudian menjalar hingga pada kinerja global. Sedangkan untuk jangka panjang, Lana me-nilai dampaknya akan berlangsung kurang dari setahun.

Jika sudah masuk pada dampak jangka panjang, ada kemungkinan bagi bank sen-tral AS atau Th e Federal Reserve (Th e Fed) untuk menambah jumlah stimulusnya. meskipun kenaikan plafon utang yang dis-etujui tidak mencapai 16,7 triliun dollar AS.

Hal yang terpenting bukanlah jumlah tapi kemajuan yang dibuat pemerintah AS. Seperti dikabarkan, AS masuk gagal bayar utang karena Kongres gagal menaikkan pla-fon utang. Kepala Strategi Pendapatan dari BlackRock, Matt Tucker, mengatakan kondisi

itu membuat investor tidak akan terburuburu membeli obligasi seperti yang mereka laku-kan pada 2011.

Sebaliknya, Treasury AS bisa mengalami aksi jual. Tucker mencatat bahwa Treasury bill yang jatuh tempo, tahun ini menghasil-kan yield lebih dari yang jatuh tempo pada Januari. Memantapkan Diri Mengantisipasi default secara mendadak di AS, Indonesia perlu memantapkan diri dengan cara men-jaga sistem keuangan tetap stabil, kondisi perbankan dan perusahaan perlu dimonitor secara ketat jangan sampai ada yang men-galami default. Begitupula dengan kondisi rupiah yang diharapkan dapat terus stabil.

Kondisi Indonesia sangatlah rawan, jika muncul sentimen sekecil apapun, maka akan berpengaruh pada penurunan keyakinan terhadap para pelaku pasar. Dampak dari default AS past-inya akan besar dan menggangu perekonomian global, namun meskipun akan berakibat pada krisis global tidak akan sebu-ruk krisis yang disebabkan Lehman Brothers.,

EKONOMI AS KuRANg STABIL INvESTOR LABIL

Page 16: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

16 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

PROFIL

Page 17: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

17Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 18: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

18 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

PROFIL

Dan Zanger Peraih Rekor Trader

Page 19: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

19Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Daniel J. Zanger atau lebih dikenal sebagai Dan Zanger adalah seorang trader saham termasuk pemegang rekor dunia dalam sejarah pasar saham untuk persentasi profit terbesar dalam jangka waktu 12 bulan dan 18 bu-lan. Walaupun ia seorang trader saham tapi nasehat dan pengala-mannya dapat juga digunakan untuk forex market. Ia berhasil mengembangkan $ 10.775 men-jadi $ 18.000.000 dalam peri-ode Juni 1998 sampai dengan Desember 1999. Hebatnya lagi, hanya dalam waktu kurang dari dua tahun, ia berhasil merubah $ 10.775 menjadi $ 42.000.000. Keberhasilan ini membuat Dan Zanger terkenal dan diliput oleh majalah-majalah Saham dan Ko-moditas dan juga majalah Fortune dan Forbes.

Zanger tumbuh di daerah San Fernando Valley, Los Angeles. Ayahnya adalah seorang dok-ter dan ibunya adalah seorang psikolog. Pada awal usia dua puluhan, ia drop out dari kuliahn-ya karena terlalu sering bermain ski salju di Colorado dan Idaho. Untuk memenuhi keperluan hidupnya saat itu, ia melakukan beberapa pekerjaan sambilan, seperti bell hop, sopir taksi dan prep cook.

Akhirnya setelah beberapa tahun, Zanger kembali ke Los Angeles tanpa memperoleh gelar pendidikan. Ia mulai bekerja pada sebuah perusahaan yang berger-ak dalam bidang usaha jasa kontraktor landscape dan berhasil mendapatkan lisensi sebagai kontraktor. Ia menjalani hidupnya sebagai kontraktor independen pembuat kolam renang di Beverly Hills di mana hasil dari pekerjaan-nya itu hanya cukup membiayai hidupnya secara sederhana.

Ibunya Elaine mencintai pasar saham dan Zanger ser-

ing menonton business channel dengan ibunya. Suatu hari pada tahun 1978 Zanger melihat dari news ticker di bagian bawah layar TV, sebuah saham melejit dan berhasil mencapai $ 1. Ia melaku-kan pembelian pertamanya dan menjual saham tersebut beberapa minggu kemudian lebih dari $ 3. Dari situlah, ia menjadi tertarik dengan apa yang terjadi di pasar saham, biasanya ia membawa quotetrek saat ia bekerja agar bisa memonitor pergerakan harga saham.

Pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, personal computer mulai digunakan trader untuk menga-nalisa pasar. Zanger membeli PC pertamanya dan menginstall AIQ Trading Expert yang memungkin-kan seorang trader menganalisa ratusan chart dalam satu malam. Ia menghadiri sebuah seminar dari William O’Neil yang menjadi titik balik kemampuannya untuk memilih saham-saham unggulan. Dengan bantuan PC ia mempela-jari chart pattern 25 sampai 30 jam per minggu, belajar untuk me-milih saham yang akan membuat big move, sebelum saham-saham itu mulai bergerak naik.

Pada tahun 1997, Zanger mulai merasakan kemajuan yang pesat dari apa yang ia pelajari dan memutuskan untuk menjual mobil Porsche-nya. Dari penjualan mobil tersebut, ia mendapatkan $ 11 ribu yang mana uang tersebut dijadikan modal untuk terjun sepe-nuhnya ke pasar saham. Setahun berikutnya, ia berhasil mengem-bangkan $ 11 ribu menjadi $ 18 juta. Dengan keberhasilan ini, ia menjadi full-trader dan meninggal-kan pekerjaan sebagai kontraktor.

DAN ZANGER’S 10 GOLDEN STOCK RULES

Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya pasar

modal, beberapa dari investor tradisional ini kemudian ‘be-revolusi’ menjadi investor yang mengerjakan segala sesuatunya dengan lebih praktis. Misalnya, kalau dulu seorang investor harus bela-belain datang ke lokasi pabrik milik perusahaan, hingga mengecek latar belakang dari personel perusahaan secara satu per satu, maka sekarang ini seorang investor cukup membaca laporan keuangan, dan laporan-laporan lainnya yang dirilis oleh emiten (perusahaan yang terdaftar di bursa saham). Selain itu pihak otoritas bursa (BEI) tentunya mewajibkan emiten untuk merilis informasi apapun terkait operasional perusahaan, dan hasil kinerja mereka dalam bentuk laporan keuangan dan tahunan, sehingga investor yang membeli sahamnya nggak perlu kesana kemari lagi, melainkan cukup membuka website BEI.

INVESTOR KREATIFInvestor ini bisa kita sebut se-

bagai investor konservatif. Ling-kup analisis mereka lebih praktis dibanding investor tradisional, dimana mereka lebih memperha-tikan dokumen-dokumen terkait perusahaan ketimbang datang langsung ke lokasi perusahaan. Sebenarnya tentu disini terdapat risiko bahwa dokumen-dokumen tersebut tidak asli alias dipalsu-kan oleh perusahaan terkait, sehingga hasil pengamatan yang diperoleh bisa jadi tidak seakurat dibanding jika mendatangi peru-sahaannya secara langsung.

Namun sejak adanya profesi auditor yang memastikan kebe-naran isi dokumen (termasuk laporan keuangan), dan para investor itu sendiri juga biasanya bisa membedakan mana isi dokumen yang sungguhan dan

Page 20: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

20 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

PROFIL

mana yang bo’ongan, maka hasil analisis secara praktis ini tidak kalah akuratnya dengan analisis lapangan. Tapi memang, jika ada seorang investor konservatif yang sungguh-sungguh berniat untuk invest dalam jumlah besar pada sebuah saham, biasanya dia akan datang ke perusahaannya, dan minta penjelasan dari personel perusahaan, entah itu komisaris, direktur, atau humas. Atau paling tidak dia datang ke public expose atau RUPS yang digelar perusa-haan yang bersangkutan.

Balik lagi ke investor kon-servatif. Pertimbangan investor konservatif dalam memilih saham nggak pernah neko-neko. Yang penting kalau mereka ngeliat ada saham dengan kinerja emiten yang bagus, valuasinya murah, dan prospeknya cerah, maka mereka akan ambil sahamnya kemudian didiamkan saja dalam waktu antara bulanan hingga ta-hunan. Mereka nggak lagi hanya fokus pada perolehan dividen seperti investor tradisional, tetapi juga peningkatan harga saham. Mereka baru akan menjual sahamnya, kalau kinerja terbaru dari emiten yang bersangkutan menunjukkan penurunan, atau peningkatannya tidak setinggi sebelumnya.

Jadi kalau Tuan Budi yang seorang investor konservatif memegang saham A, dan kinerja perusahaan A ini terus meningkat dengan lancar setiap kuartalnya, maka beliau akan terus saja memegang saham A ini sampai kapanpun, mungkin bisa sampai puluhan tahun. Tuan Budi baru akan menjual sahamnya kalau terjadi salah satu dari dua peri-stiwa berikut: 1. Market dilanda crash, atau berpotensi akan crash, dan 2. Peningkatan kinerja emiten A akhirnya berhenti juga. Terkadang ketika market crash pun mereka bukannya keluar, tapi

malah nambah barang. Semen-tara kalau peristiwa kedua yang terjadi, yaitu pertumbuhan kinerja saham A melambat atau berhenti, maka Tuan Budi akan memind-ahkan (switch) portofolionya ke saham yang lain.

Meski mereka tidak begitu kelihatan, namun investor kon-servatif seperti ini sebenarnya terdapat cukup banyak di market. Lo Kheng Hong adalah salah satu ‘Tuan Budi’ yang terkenal. Selain beliau, penulis juga kenal be-berapa investor yang memegang saham-saham tertentu selama bertahun-tahun, dan mereka me-mang menikmati perolehan gain yang luar biasa.

1. Pastikan bentuk chart saham yang sedang kita trading-kan harus memiliki pattern yang terbentuk dengan baik. 11 chart pattern yang biasanya digunakan untuk trading oleh Dan Zanger adalah Cup & Handle, Flat Base, Ascending Triangle, Parabolic Curve, Wedge Formation, Chan-nel Formation, Symmetrical Trian-gle, Descending Triangle, Flags & Pennants, Head & Shoulders dan Inverted Head & Shoulders.

2. Lakukan aksi beli saham ketika harga saham tersebut melewati dan berada diatas trend line dari pattern dan pastikan bahwa volume meningkat diatas volume rata-rata beberapa hari sebelumnya tidak lama setelah “breakout” terjadi. Jangan pernah membeli ketika harga saham sudah berada lebih dari 5% diatas trend line. Volume rata-rata yang biasanya digunakan adalah volume rata-rata 30 days.

3. Aksi jual saham harus dilakukan dengan sangat cepat ketika harga saham itu kembali melewati dan berada dibawah trend line atau breakout point. Biasanya stop loss (atau trailling stop) ditetapkan sekitar 1 poin di bawah breakout point. Semakin mahal suatu saham, maka mem-berikan rentang lebih besar dari trend line atau breakout point. Tapi hindari menentukan stop loss 2 poin dibawah break out point.

4. Menjual 20% sampai 30% dari posisi entry anda ketika harga saham bergerak naik 15% sampai 20% dari trendline atau breakout point.

5. Tahan posisi Buy saham anda yang mempunyai perfor-mance terbaik selama mungkin dan jual dengan cepat ketika ber-henti atau lamban untuk bergerak naik. Ingat suatu saham disebut baik hanya jika harga sahamnya bergerak naik.

6. Mengidentifikasi dan mengikuti sector yang paling kuat dan menjaga pilihan saham Anda masuk dalam sector tersebut.

7. Setelah market bergerak naik untuk waktu yang cukup lama, saham anda akan menjadi rentan terhadap aksi jual atau profit taking, yang dapat terjadi begitu cepat dan seketika anda mungkin akan geleng-geleng kepala sulit untuk mempercayain-ya. Belajarlah menarik garis new higher trend line dan belajar juga

Page 21: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

21Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

reversal patterns untuk mem-bantu anda menentukan saat yang tepat untuk keluar dari suatu saham. Pelajari juga bacaan bagus seperti Ensiklopedia Chart Pattern By Bulkowski.

8. Ingat dibutuhkan volume untuk mendukung pergerakkan saham, jadi mulailah mengenal perilaku volume saham, bagaima-na harga saham bereaksi ter-hadap lonjakan volume. Volume adalah kunci untuk pergerakan saham dan apakah anda akan success or failure.

9. Banyak forum, jurnal atau milis memberikan rekomendasi saham lengkap dengan menye-butkan buy point. Namun bukan berarti anda langsung membeli saat harga saham tersebut meny-entuh buy point tersebut. Pertama yang perlu dilakukan adalah melihat aksi dari harga saham dan menggabungkannya dengan volume yang terjadi saat harga saham mengenai buy point dan juga perhatikan dengan seksama terhadap kondisi market secara keseluruhan, apakah ada senti-men positif atau negatif, sebelum mempertimbangkan pembelian.

10. Jangan pernah menggu-nakan margin/real akun sampai anda benar-benar menguasai market, chart dan emosi anda. Margin dapat menghapus akun anda dari pasar saham.[]

Page 22: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

22 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

HEADLINE

Persiapan Saham Hadapi Pertaruangan ASEAN

Memasuki ASEAN Economic Community (AEC) 2015, perekono-mian kawasan masih belum tumbuh stabil bahkan beberapa negara menunjukkan kerapuhan struk-tur fundamental ekonomi. Situasi perekonomian ASEAN pada kuartal II-2014 adalah potret perekono-mian yang menunjukkan campuran optimisme dan pesimisme di saat yang bersamaan. Beberapa negara utama kawasan seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura dan Vietnam mampu mencatatkan per-tumbuhan ekonomi yang melebihi

ekspektasi awal walaupun masih tidak stabil dari waktu ke waktu.

Sementara Indonesia sebagai “motor utama” penggerak perekono-mian kawasan menunjukkan gejala perlambatan pertumbuhan ekonomi diikuti dengan Brunei Darussalam, Laos, Kamboja dan Myanmar yang masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan fundamental ekonomi seperti struktur ekonomi yang belum terdiversifikasi dengan baik serta ke-seimbangan anggaran pendapatan dan belanja yang buruk. Akibatnya, situasi ini memicu terjadinya pertum-

buhan ekonomi yang tidak berkual-itas bahkan hingga mencatatkan kontraksi perekonomian. Situasi ini menunjukkan masih rapuhnya perekonomian kawasan dalam menghadap AEC 2015 ditengah situasi perekonomian global yang masih memerlukan waktu untuk tumbuh secara lebih optimal.

Berbagai tantangan membay-angi perekonomian kawasan dalam memasuki AEC 2015. Tantangan tersebut diantaranya bersum-ber dari fenomena internasional

Page 23: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

23Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

ataupun regional seperti rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat pada kisaran 100-115 basis poin yang berpotensi akan memutar balik arus modal dari emerging markets kembali ke Amerika Serikat pada tahun 2015, situasi perekonomian global yang masih belum pulih secara optimal sehingga current account beberapa negara utama di kawasan yang masih belum mencatatkan nilai positif, serta defisit anggaran pen-

dapatan dan belanja negara yang lebih dari 3% pada beberapa negara di kawasan.

Selain hal tersebut terdapat juga tantangan perekonomian yang terkait dengan kebijakan domestik seperti rencana rasionalisasi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia dan Malaysia, rencana penerapan Goods and Service Tax (GST) baru di Malaysia pada tahun 2015, rencana kenaikan Value Add-ed Tax (VAT) sebesar 10% dan gaji

pegawai negeri sipil sebesar 8% di Thailand pada tahun 2015, serta stabilitas politik domestik yang masih belum kondusif terutama di Kamboja dan Thailand. Berbagai situasi ini membayangi potensi yang bisa dicapai oleh perekono-mian masing-masing negara dalam menghadapi AEC 2015 yang akan secara resmi diberlakukan pada akhir tahun 2015.

Tabel 13: Pertumbuhan PDB atas Dasar Harga Konstan di Negara-negara ASEAN,1998–Q1 2014 (y-o-y, %)Kontribusi Pelaku Ekonomi Swasta Menjadi Kunci Dalam Menjaga Momentum Perekonomian Kawasan

Catatan: rata-rata pertumbuhan untuk periode 1998-1999, 2000-20007, dan 2008-2009Data Pertumbuhan Q2/2014: Kamboja, Laos dan Myanmar belum tersediaSumber: IMF, CEIC (2014)

Negara-negara utama di kawasan ASEAN mampu men-catatkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2014 diatas ekspektasi. Negara-negara ASEAN-5 terkecuali Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2014 diatas ekspektasi. Malaysia yang diproyeksikan awal oleh Bank Negara Malaysia hanya mampu tumbuh 5,8% dan Filipina yang diproyeksikan awal oleh Bangko Sentral ng Pilipinas hanya akan mampu tumbuh 5,7% ternyata keduanya mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan yaitu hingga 6,4%. Nega-ra-negara ini mendapatkan momen-

tum perekonomiannya pada kuartal II-2104 melalui pertumbuhan yang dialami oleh sektor jasa dan sektor konstruksi berdampingan dengan Singapura yang mencatatkan pertumbuhan ekonominya melalui pertumbuhan pada sektor asuransi.

Sementara hanya dalam jangka waktu tiga bulan pasca kudeta pihak militer, Thailand sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di kawasan telah mampu lepas dari jeratan resesi dengan kem-bali mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pada kuartal II-2104 setelah sebelumnya mengalami kontraksi -2,1%. Pertumbuhan yang dialami Thailand ini didorong

oleh membaiknya tingkat kes-eimbangan perdagangan interna-sional Thailand serta membaiknya sentimen investor yang kem-bali melakukan penanaman modal pada berbagai instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun swasta.

Sementara itu, pada kuartal II-2014, Indonesia mengalami per-tumbuhan ekonomi yang melambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini diakibatkan oleh masih be-lum stabilnya tingkat kepercayaan dunia usaha terhadap perekonomi-an Indonesia atas dinamika situasi politik pasca pemilihan presiden baru. Selain itu, pengetatan ber-

Page 24: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

24 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

HEADLINE

bagai kebijakan moneter maupun fiskal yang salah satunya diwujud-kan melalui penundaan kebijakan pembayaran gaji ke-13 pegawai negeri sipil oleh pemerintah dari awalnya pada kuartal II-2014 menjadi pada kuartal III-2014 yang menekan potensi pertumbuhan konsumsi masyarakat Indonesia pada kuartal berjalan turut mem-berikan dampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Kontribusi pelaku ekonomi swasta menjadi kunci pertumbuhan ekonomi di negara utama kawasan. Momentum pertumbuhan ekonomi kuartal II-2014 sebagaimana yang dialami oleh Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand ditopang oleh pertumbuhan kinerja investasi swasta pada sektor jasa terutama pada sub-sektor yang terkait dengan perdagangan dan sektor konstruksi yang dilatarbelakangi oleh membaiknya situasi pereko-nomian global secara umum. Hal ini ditunjukkan dengan capaian pertumbuhan sektor konstruksi hingga sebesar dua digit pada Ma-laysia sebesar 12,1% dan Filipina sebesar 12,7%.

Meningkatnya kontribusi pelaku ekonomi swasta ini menjadi se-makin dominan karena pada saat yang bersamaan kontribusi penge-luaran pemerintah pada kuartal berjalan menunjukkan pelemahan diakibatkan bottlenecking pada rantai birokrasi.

Beberapa negara lainnya di kawasan ASEAN memerlukan per-cepatan restrukturisasi fundamen-tal ekonomi agar mencapai potensi optimal pertumbuhan ekonominya. Brunei sebagai satu-satunya negara di kawasan yang mencat-atkan kontraksi ekonomi sebesar -3,3% memerlukan restrukturisasi fundamental perekonomian dengan mempercepat diversifikasi sektor perekonomian yang saat ini sangat bergantung pada industri minyak bumi dan gas alam yang menurut Jabatan Perancang Kemajuan Ekonomi (JPKE) Brunei menguasai lebih kurang 70% PDB dan 90% total ekspor.

Ketergantungan pada sektor ini yang pada kuartal berjalan men-catatkan kontraksi -0,6% tengah di-lakukan upaya pengalihan kepada sektor-sektor potensial Brunei lain-

nya seperti pertanian, perikanan dan kehutanan yang pada saat bersamaan mampu mencatatkan pertumbuhan hingga 4,1% year-on-year. Permasalahan fundamental ekonomi lainnya seperti defisit anggaran pendapatan dan belanja negara yang terlalu besar dialami oleh Laos (5,8% terhadap PDB) dan Myanmar (3,7% terhadap PDB) akibat kebijakan perlindun-gan sosial yang terlalu ekspansif, rekrutmen pegawai negeri sipil secara besar-besaran dan angga-ran pertahanan yang masih terlalu tinggi sehingga menyebabkan ter-batasnya ruang fiskal pemerintah dalam mengalokasikan anggaran untuk melakukan stimulus pere-konomian. Sementara itu, konflik perbatasan antara Vietnam dan mi-tra ekonomi utamanya, Tiongkok, membuat perekonomian Vietnam terhambat.

Oleh karena itu, pemerintah Vietnam saat ini berusaha untuk melibatkan investor asing yang lebih beragam demi melepas ket-ergantungannya secara ekonomi kepada pemerintah Tiongkok.

Tabel 14: Tingkat Inflasi Negara-Negara ASEAN, 2011-2014* (y-o-y, %)Kenaikan Harga Barang Diakibatkan Masih Banyaknya Produk Impor Pada Berbagai Komoditi Konsumsi Utama

Catatan: Data-data untuk Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, dan Singapura adalah posisi per-Juli 2014 (y-o-y). Data untuk Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam adalah posisi per-Agustus 2014 (y-o-y). Sumber: Bloomberg (2014).

Page 25: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

25Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Inflasi yang didorong oleh harga bahan makanan dan produk impor dihadapi dengan kebijakan beragam oleh negara-negara di kawasan. Secara umum negara-negara di kawasan ASEAN mencatatkan pem-bentukan inflasi tinggi yang disebab-kan oleh meningkatnya harga bahan makanan dan minuman non-alkohol serta beberapa komponen konsumtif lainnya seperti garmen dan elektron-ik yang masih sangat bergantung pada aktivitas impor seiring dengan dibukanya berbagai fasilitas Special Economic Zone/Kawasan Ekonomi Khusus yang terutama terjadi pada negara-negara yang terletak di area Sungai Mekong (Kamboja, Laos dan Myanmar). Tingkat inflasi yang relatif tinggi di sub-kawasan ini juga

diperparah dengan adanya bencana banjir tahunan serta instabilitas poli-tik yang sempat terjadi di Thailand sebagai kekuatan ekonomi utama di sub-kawasan sehingga mengham-bat arus lalu lintas perdagangan. Tingkat inflasi di beberapa negara bahkan mengalami tekanan lebih lanjut dengan terjadinya kenaikan harga layanan listrik sebesar 43% di Myanmar pada bulan April 2014 serta kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Vietnam sebanyak dua kali yaitu pada 26 Juni 2014 dan 7 Juli 2014.

Pengendalian inflasi pada negara-negara di kawasan tersebut sebagian besar dilakukan mela-lui kebijakan pengendalian harga sebagaimana yang diterapkan oleh

pemerintah militer Thailand dan pemerintah Vietnam yang terbukti cukup efektif untuk mencegah terca-painya tingkat inflasi yang lebih tinggi lagi di tengah dinamika yang terjadi.

Lain halnya dengan pemerintah Laos menempuh kebijakan pengha-pusan Value Added Tax (VAT) pada beberapa komoditi yang selama ini diimpor dengan harapan menum-buhkan produksi komersial secara domestik, kebijakan alternatif pen-gendalian inflasi juga dilakukan oleh pemerintah Brunei sebagai negara dengan tingkat inflasi terendah pada kuartal berjalan dengan melakukan kebijakan pegging mata uang Dolar Brunei terhadap Dolar Singapura.

Tabel 15: Pertumbuhan Indeks Pasar Saham Negara ASEAN, 2009-2014 (y-o-y, %)Aliran Arus Modal Dibayangi Dengan Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed

Catatan: Data posisi 2 Januari dan 29 Agustus 2014 adalah pertumbuhan berbasis year-to-date. Sumber: Bloomberg (2014).

Potensi pembalikan arus modal membayangi pasar saham kawasan akibat rencana kebijakan kenaikan suku bunga The Fed. Pada kuar-tal II-2014 ini secara umum pasar saham di kawasan ASEAN menun-jukkan pertumbuhan yang sangat menggembirakan dengan rerata per-tumbuhan berada pada tingkat dua digit kecuali hanya pada Kamboja (-15,96%), Malaysia (0,71%) dan Singapura (4,80%). Situasi perlam-batan pertumbuhan pasar saham di negara Singapura dan Malaysia sebagai perwakilan negara-negara dengan tingkat integrasi ekonomi internasional yang relatif tinggi di

kawasan, menunjukkan adanya gejala perlambatan aliran arus modal masuk ke pasar saham di kawasan ASEAN. Situasi ini disinyalir dikare-nakan sikap kehati-hatian investor terhadap rencana kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan oleh Bank Indonesia akan dilak-sanakan pada Semester Pertama 2015 dengan kisaran kenaikan 100 hingga 115 basis poin sehingga berpotensi memicu terjadinya arus pembalikan modal dari emerging countries. Kementerian Keuangan Republik Indonesia, secara lebih lanjut mengindikasikan bahwa po-tensi pembalikan arus modal ini akan

dapat mempengaruhi keseimbangan capital account sebuah negara yang dapat mengganggu perekonomian terutama bagi negara-negara yang saat ini sudah mengalami defisit pada current account. Situasi potensi pembalikan arus modal ini meng-khawatirkan bagi negara Kamboja dan Laos yang justru saat ini sedang gencar-gencarnya merelaksasi regu-lasi di pasar saham mereka agar perusahaan asing tertarik melaku-kan listing di pasar saham tersebut setelah selama ini hanya diisi oleh beberapa perusahaan yang masih terafiliasi dengan negara (Badan Usaha Milik Negara).

Page 26: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

26 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

HEADLINE

Tabel 16: Pertumbuhan Nilai Tukar Mata Uang Negara-Negara di ASEAN Terhadap USD, 2009-2014 (y-o-y, %)Penguatan Nilai Tukar Terutama Ditopang Oleh Sentimen Positif Pasar

Catatan:Data tersaji pada posisi 29 Agustus 2014 adalah pertumbuhan berbasis year-to-dateAngka (+) menunjukkan apresiasi mata uang dan angka (-) menunjukkan depresiasi mata uang *= Pada tahun 2012 Myanmar mengalami penyesuaian nilai mata uangSumber: Bloomberg (2014)

Tingkat nilai tukar di kawasan masih sangat dipengaruhi oleh keseimbangan perdagangan internasional dan sentimen pelaku bisnis. Secara umum penguatan atau pelemahan pada nilai tukar negara-negara di kawasan ini sangat dipengaruhi pada kinerja keseim-bangan perdagangan internasional negara tersebut sebagaimana yang dialami penguatan pada mata uang Baht Thailand, Rupiah Indonesia dan Ringgit Malaysia.

Di sisi lain, fenomena kontraksi nilai mata uang di negara Kamboja lebih disebabkan pada demonstrasi buruh sektor garmen sebagai industri terbesar di Kamboja yang telah terjadi selama beberapa bulan terakhir sehingga menurunkan sentimen positif para pelaku bisnis terhadap proyeksi perekonomian Kamboja kedepannya. Khusus untuk Vietnam, penurunan nilai mata uang terjadi dikarenakan akibat kebijakan moneter yang ditempuh berupa devaluasi Dong Vietnam sebesar 1% yang dilakukan pada 19 Juni 2014 demi menjaga daya saing produk-produk Vietnam di luar negeri terhadap mitra-mitra dagang baru ditengah situasi perekonomian-nya yang terguncang akibat konflik perbatasan dengan Tiongkok yang merupakan mitra dagang utama. Se-mentara fenomena sentimen positif

dunia bisnis juga mempengaruhi nilai tukar Peso Filipina yang baru saja mendapatkan peningkatan rating oleh Standard’s & Poor pada awal bulan Mei 2014.

Standardisasi Pasar Modal

ASEANTak lama lagi kita akan meng-

hadapi implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pasar bebas ASEAN. Seluruh pelaku bisnis di ASEAN harus bisa meningkatkan daya saing demi menghadapi pasar yang semakin terbuka. Salah satu-nya para pelaku usaha pasar modal di Indonesia dituntut dapat naik ke level standar internasional.

Agar bisa bersaing dengan pelaku bisnis dari negara-negara lain, pelaku usaha pasar modal harus mempunyai standar yang sama. Dengan demikian, kita mempunyai lapangan bermain yang fair. Ini yang harus diutamakan terlebih dahulu. Bagaimana kita bisa memasuki MEA kalau standarnya tidak selevel? Di Amerika Serikat (AS), profesi analis keuangan yang telah memiliki sertifikasi ujian The Chartered Financial Analyst (CFA) pasti diakui di seluruh Negeri Pa-man Sam tersebut. Tidak hanya di AS, sertifikasi ini bahkan diterima di bursa saham seluruh dunia. Dengan memiliki sertifikasi ujian CFA, analis

saham tersebut memiliki standar profesionalisme dan kompetensi yang tinggi. Tidak hanya di wilayah AS, sejumlah bursa saham Eropa juga mulai menerapkan standar maupun level yang sama di bidang sertifikasi profesi analis keuangan pasar modal. Sertifikasi standar yang digunakan Eropa yaitu The Europe-an Federation of Financial Analysts Societies (EFFAS). Seperti CFA, sertifikasi EFFAS bisa digunakan di seluruh bursa saham dunia.

Bagaimana dengan ASEAN? Hingga saat ini standar profesion-alisme dan kompetensi bagi analis keuangan yang sama tinggi levelnya di ASEAN belum ada. Pelaku usaha pasar modal seharusnya sudah mempunyai pegangan maupun standar dengan level yang sama. Kenyataannya di ASEAN, siapa yang lebih tinggi standar sertifi-kasinya diakui lebih bagus. Dari catatan saya, di Indonesia saat inisudahadaujiansertifikasi pro-fesi di pasar modal. Ini dilakukan oleh panitia standar pasar modal, ujian sertifikasinya terdiri atas wakil perantara pedagang efek (WPPE) untuk pialang atau broker. Selain itu juga ada wakil penjamin emisi efek (WPEE) untuk profesi penjamin pelaksana emisi dan terakhir wakil manajer investasi (WMI) bagi profesi manajer investasi. Kenyataannya,

Page 27: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

27Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

sertifikasi yang memberikan standar penilaian profesionalisme dan kompetensi bagi pelaku usaha pasar modal nasional ini tidak berlaku di bursa saham lain di wilayah ASEAN. Sedangkan kebalikannya, standar sertifikasi dari negara lain misalnya Singapura bisa diakui di negara lain.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, siapa yang tinggi pasti diakui lebih bagus. Ini baru satu hal yaitu kompetensi di level yang sama bagi profesi analis keuangan. Masih banyak profesi lain dalam pelaku usaha pasar modal. Segala insan pasar modal di Indonesia seharusnya yang sudah dibilang qualified atau berkualitas diakui juga di tingkat ASEAN. Untuk menyama-kan standar, telah diadakan perte-muan di tingkat ASEAN. Pertemuan ini dihadiri tidak hanya perwakilan pemerintah masing-masing wilayah ASEAN, tapi juga dihadiri langsung oleh perwakilan tiap-tiap pelaku us-aha pasar modal misalnya asosiasi-asosiasi profesi di pasar modal sep-erti asosiasi mutual fund/reksadana. Sepengetahuan saya, hal tersebut sudah berkali-kali dibicarakan di tingkat ASEAN. Kalaupun sudah mempunyai standar yang sama, tentu banyak perusahaan sekuritas nasional yang bisa ekspansi juga hingga ke bursa saham Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Dalam pertemuan tersebut, saya sempat membicarakan, apakah ser-tifikasi misalnya WPPE di Indonesia dianggap memenuhi standar negara lain diASEAN. Kenyataannya belum diakui di negara lain dan baru akan menuju ke sana. Ini yang salah satu-nya menjadi pekerjaan rumah dalam menghadapi MEA 2015. Kedua, yang dilihat dalam pasar modal yaitu standar yang sama bagi pelaporan akuntansi keuangan.

Di negara AS standar Gener-ally Accepted Accounting Principles (GAAP) menjadi pedoman standar akuntansi keuangan dalam pen-catatan, perangkuman, dan penyu-sunan laporan keuangan sebuah perusahaan. Apakah ASEAN akan memiliki acuan pedoman yang sama di bidang akuntansi keuangan? Lalu, bagaimana caranya supaya pelaku pasar modal bisa mengejar karena waktunya tinggal sedikit? Memang

harus seringdiadakanseminardan-pertemuan. Dalam beberapa tahun terakhir regulator dan SRO (self regulatory organizations) sudah melakukan pembicaraan dengan ko-lega-kolega mereka, sesama regula-tor dan SRO di ASEAN. Namun, di level asosiasi-asosiasi profesi masih belum merasakannya. Misalnya pembahasan dari segi practice-nya, code of conductnya, dan standard operation procedure-nya (SOP). Selanjutnya dibahas individunya, kemudian kompetensi orangnya. Inti dan keseriusan dari pelaku pasar na-sional yaitu harus menyamakan ke level playing field tersebut. Indonesia sudah pasti kalah kalau tidak mem-punyai level yang sama.

Ini bukan bicara kepintaran. Hanya bicara kelas yang bebas dan standar internasional. Itu yang harus kita kejar. Khusus Mandiri Sekuritas, kami telah memiliki kantor cabang di Singapura. Kenapa Singapura? Negara ini sudah dianggap sebagai financial hub dan mempunyai basic rules dengan negara lain seperti Malaysia dan Hong Kong. Singapura memiliki kemiripan regulasi karena sesama bekas koloni Inggris.

Untuk bisa berkompetisi dengan negara ASEAN, kita harus mem-punyai regulasi yang kurang lebih setara. Selain itu, sesama asosiasi profesi menyamakan lagi levelnya. Pelaku usaha pasar modal harus mempunyai dan menciptakan pegangan standar ASEAN yang sama. Ke depan tidak harus meng-gunakan level yang paling tinggi atau paling rendah. Pertanyaannya, sekiranya kita belum siap, apakah bisa menunda keikutsertaan kita?

Tentunya perlu ditentukan ber-sama dengan seluruh stakeholders mengenai batas waktu ini sehingga kita bisa siap berkompetisi dan men-dapatkan manfaat dari implementasi pasar bebas ASEAN ini.

Perbaiki Kinerja BEI Direktur Utama Bursa Efek

Indonesia (BEI) meyakini kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) pada 2015 ini akan lebih baik dibandingkan 2014 menyusul ekspektasi membaiknya ekonomi Indonesia. “Kalau 2014, kinerja bursa dipengaruhi situasi politik di

dalam negeri dan eksternal, tetapi 2015 ekonomi diperkirakan sudah semakin membaik dan politik juga kondusif, IHSG akan mendapat sentimen positif,” ujar Ito Warsito di Jakarta, Jumat (2/1/2015).

Menurut Ito Warsito, kin-erja IHSG pada tahun ini juga akan didukung oleh bertambahnya jumlah emiten di industri pasar modal. BEI menargetkan sebanyak 32 perusa-haan akan mencatatkan sahamnya di BEI.

“Kami selalu optimistis target penambahan emiten akan tercapai, karena banyak perusahaan yang menunda pencatatan sahamnya di 2014 lalu karena kondisi politik yang kurang kondusif saat itu. Ada dua perusahaan yang akan ‘listing’ pada awal bulan tahun ini,” ucapnya.

Ia mengemukakan bahwa pertumbuhan IHSG pada 2014 lalu mengalami pertumbuhan sebesar 22,3 persen, yang merupakan salah satu tertinggi di Asia melampaui bursa saham Thailand, Malaysia dan Singapura. Ito Warsito juga meyakini bahwa likuiditas ekonomi Indonesia pada tahun ini akan lebih baik dibandingkan 2014 lalu seiring dengan besarnya investasi yang akan dikeluarkan pemerintah dalam membangun infrastruktur sehingga akan mempengaruhi kinerja emiten.

Terkait dengan mata uang ru-piah, Ito Warsito menilai bahwa fluk-tuasinya juga akan mulai stabil pada tahun ini sehingga tidak akan terlalu mempengaruhi kinerja emiten di ten-gah optimisme ekonomi Indonesia yang positif ke depannya. “Ekonomi Indonesia akan lebih ‘resilience’ terhadap faktor eksternal,” katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan bahwa berbagai tan-tangan dan peluang telah menanti di 2015 ini, perekonomian global dan domestik yang terus bergerak dinamis, serta dimulainya Era Masyarakat Ekonomi ASEAN, akan memberikan warna bagi perkem-bangan pasar modal Indonesia kedepan. “Mudah-mudahan kondisi ini akan menjadi cambuk bagi pelaku pasar modal Indonesia untuk tetap optimis dan terus bergerak maju, dalam rangka mendukung perekono-mian nasional,” katanya.[]

Page 28: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

28 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

HEADLINE

Siapkah ?

Page 29: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

29Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Perhelatan pergantian tahun su-dah di depan mata. Seakan berpacu dengan waktu, pada tahun 2015 ini pula (tepatnya pada Desember 2015) kita akan dihadapkan pada Masyarakat Ekonomi ASEAN / MEA (ASEAN Economic Communi-ties). Suatu era yang menyatukan Negara-negara di kawasan Asia Tenggara menjadi “satu basis pasar dan produksi”. Dimana akan terjadi arus bebas produk, jasa, inves-tasi, tenaga kerja, dan modal, yang semuanya bermuara pada prinsip pasar terbuka bebas hambatan. Am-bisi ASEAN membentuk MEA salah satunya didorong oleh perkemban-gan eksternal dan internal kawasan. Dari sisi eksternal, Asia diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi baru, dengan disokong oleh India, Tiongkok, dan negara-negara ASEAN. Saat ini saja, berdasarkan Laporan Bank Dunia (2014), dengan menggunakan paritas daya beli (PPP) dolar internasional, ekonomi ASEAN menyumbang 6 persen terhadap PDB global.

Hal ini menjadikan ASEAN sebagai blok ekonomi terbesar kelima di dunia setelah NAFTA (20 persen), EU (17 persen), China (16 persen), dan India (7 persen). Se-dangkan dari sisi internal kawasan, krisis keuangan Asia pada tahun 1997/1998 memberikan motivasi lebih lanjut terhadap agenda inte-grasi regional guna membangun ke-tahanan yang lebih kuat menghadapi ketidakstabilan keuangan makro. Selain itu, ASEAN juga memiliki per-tumbuhan kelas menengah berusia muda yang sangat pesat yang dapat memberikan sumber pertumbuhan baru di kawasan ini.

Kini, MEA sudah didepan mata, dan kita paput bertanya, sejauh mana persiapan Indonesia dalam menghadapi era liberalisasi perdan-gan ini? Karena sebagai Negara dengan ekonomi paling besar di ASEAN, dengan sekitar 40 persen dari PDB ASEAN, dan hampir setengah dari populasi ASEAN, Indonesia merupakan aktor penting dalam MEA yang akan berlangsung ini. Sayangnya, kalau kita lihat data dari BPS per Oktober 2014 saja, belum-belum MEA dilaksanakan, Indonesia sudah mengalami defisit

dagang dengan Thailand yang men-capai 3,36 miliar dolar AS. Tentu ini bukan angka yang kecil. Belum lagi jika kita melihat peringkat Indonesia menurut Global Competitiveness Index yang masih berada pada po-sisi ke-38 dari 148 negara, tertinggal jauh dari Singapura yang menempati posisi ke 2, Malaysia di posisi ke 24, dan Thailand di posisi 37. Lalu, apa yang harus dioptimalkan selama satu tahun ini agar kita bisa memetik untung dari MEA yang akan berlang-sung ini.

OJK Godok Aturan Cross Border Offering

Dalam menghadapi MEA, Koor-dinator APEI Susy Meilina menga-takan, pihaknya akan lebih terkon-sentrasi untuk menggarap pasar domestik dengan menyasar investor ritel. Menurutnya, jumlah penduduk Indonesia merupakan potensi besar dalam mengembangkan pasar modal Indonesia.

Menjelang berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015, segala macam persiapan dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator. Salah satunya, menyiapkan aturan sebagai pondasi agar pasar modal dalam negeri bisa bersaing dengan negara lain. Aturan tersebut dike-mas dengan sebutan cross border offering.

“Ada aturan yang sekarang digodok termasuk perusahaan

bisa investasi ke luar negeri,” kata Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A OJK Fakhri Hilmi di Jakarta, Kamis (2/10).

Cross border offering adalah penawaran umum yang dilakukan satu emiten secara bersamaan di dua negara atau lebih. Menurut Fakhri, aturan ini bertujuan agar emiten bisa melakukan pencatatan saham perdana di pasar saham luar negeri. Ia berharap aturan ini segera rampung. Menurutnya, daalm pem-buatan aturan ini OJK akan melibat-kan pelaku usaha.

Sejalan dengan itu, lanjut Fakhri, kesiapan pasar modal dalam negeri perlu ditingkatkan. Mulai dari good corporate governance, kesiapan teknis, sumber daya manusia hingga infrastruktur. Kesiapan-kesiapan itu bertujuan agar jumlah investor di dalam negeri terus bertambah.

Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) berharap menjel-ang MEA, OJK, pemerintah dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mampu menciptakan harmonisasi kebijakan. Baik mengenai infrastruktur, regulasi maupun sertifikasi yang setara den-gan aturan di lingkup Asia Tenggara.

“Jumlah penduduk kita yang lebih 250 juta orang itu merupakan 40 persen penduduk Asean. Potensi pada jumlah penduduk kita yang be-sar ini jangan sampai diambil negara lain,” kata Susy.

Saat ini, lanjut Susy, APEI tengah fokus untuk mengambil peran dalam meningkatkan jumlah investor ritel. Hal itu dikarenakan jumlah investor ritel Indonesia hanya 0,16 persen dari total jumlah penduduk yang mencapai 250 juta. Menurutnya, kondisi ini merupakan peluang baik

Page 30: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

30 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

HEADLINE

bagi Indonesia dalam meningkatkan jumlah investor ritel.

“Kita ingin menjadi tuan di rumah kita sendiri, karena pasar kita yang bgitu luas,” kata Susy.

Ia menyebutkan, sebanyak 117 broker domestik saat ini masih akan fokus menjaring investor ritel di dalam negeri. Hal itu dikarenakan pasar ritel di Indonesia yang masih besar. “Meskipun sekarang ini sudah sekitar 26 broker asing yang bermain di sini, tetapi dalam waktu dekat ini broker-broker kita belum berencana untuk ekspansi ke luar negeri,” katanya. Meski terdapat 26 broker asing di Indonesia, kata Susy, hal tersebut harus menjadi tantangan bagi perusahaan sekuritas lokal. Menurutnya, perusahaan sekuritas lokal harus lebih mengintensifkan pengembangan infrastruktur dan sumber daya manusia di dalam negeri, bukan malah sebaliknya. “Menjadi advantage buat kami, menurut saya, broker Indonesia punya peluang,” pungkasnya.Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida menilai persiapan indusri pasar modal Indonesia menyam-but Masyarakat Ekonomi ASEAN sedang berlangsung.

“MEA untuk pasar modal tar-getnya pada 2015, persiapannya sudah jalan. Salah satu pembic-araan yakni tentang integrasi pasar modal ASEAN yakni ‘Exchange Link-age’,” katanya di Jakarta, Kamis.Ia mengemukakan di kawasan ASEAN terdapat lima pasar modal yang berkembang, tiga di antaranya terga-bung dalam ‘exchange linkage’ yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Ia mengatakan pasar modal Indonesia belum tergabung di dalam ‘Exchange Linkage’ karena masih ada beberapa hal yang menjadi kendala jika terjadi permasalahan di pasar modal ASEAN. “Kami ingin mempelajari terlebih dahulu jika terjadi ‘dispute’. Itu penting untuk ke depannya,” katanya.

Menurut dia, harus ada perjan-jian di antara otoritas pasar modal ASEAN yang tidak hanya bersifat bilateral. “Karena ini tingkatnya ASEAN, maka penyelesaiannya juga tingkat ASEAN, jadi tidak hanya bilateral,” ujarnya.

Nurhaida menambahkan bahwa

kendala integrasi pasar modal ASE-AN lainnya yakni terkait dengan per-aturan penawaran umum perdana saham (IPO). Ia mengemukakan di dalam pelaksanaan IPO terdapat prospektus yang harus disampaikan ke publik. Di dalam prospektus itu tercantum laporan keuangan yang ditandatangani oleh auditor emiten yang tercatat di OJK.

“Sementara kalau prospektusnya diterbitkan emiten luar negeri, tentu auditornya juga dari luar negeri dan itu tidak tercatat di OJK, hal itu tidak sesuai dengan UU OJK. Dengan demikian, kita harus mengubah UU-nya, itu yang menjadi kendala,” katanya.Namun pada dasarnya, Nurhaida mengharapkan bahwa dalam integrasi pasar modal ASEAN ini tidak hanya satu negara saja yang mendapatkan manfaat. “Dengan memanfaatkan pasar modal maka perusahaan akan menjadi sehat karena dapat membenahi struktur modal, meningkatkan kredibilitas dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG),” ujar Dewan Komisioner OJK Bidang Pengawas Pasar Modal Nurhaida di Jakarta.

Ia mengatakan bahwa keten-tuan GCG di industri pasar modal Indonesia akan disejajarkan dengan global sehingga perusahaan terbuka (emiten) siap bersaing dengan pe-rusahaan asing ketika pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean 2015.

“Dalam AEC (Asean Economic Community) dituntut untuk memiliki perusahaan yang sehat, saat ini merupakan waktu bagi perusahaan untuk dapat memanfaatkan sebaik-baiknya pasar modal,” ucapnya.

Menurut Nurhaida, dengan pemahaman yang baik tentang pent-ingnya peran industri pasar modal maka jumlah perusahaan tercatat akan semakin banyak. “Kami akan adakan terus edukasi mengenai mekanisme penawaran umum yang lebih rinci sehingga dapat digali lebih jauh informasinya mengenai pasar modal,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan bahwa anggota Kadin merupakan salah satu sumber yang bisa digali untuk mendorong peningkatan jum-lah emiten di BEI. “Anggota Kadin berpotensi masuk ke pasar modal,

yang penting edukasi dan penyulu-han terus digerakan karena mungkin masih banyak yang belum paham manfaat dari pasar modal,” ucapnya.

Padahal, kata dia, menjadi perusahaan terbuka itu banyak man-faatnya karena pasar modal meru-pakan salah satu opsi yang menarik untuk mencari dana ekspansi di tengah ketatnya likuiditas keuangan. “Beberapa anggota Kadin juga ban-yak yang belum mengetahui bahwa dengan menjadi perusahaan terbuka ada kebijakan insentif pajak yang bisa dimanfaatkan, hal-hal seperti itu yang bisa menjadi daya tarik bagi calon emiten,” kata Bambang.

Ia mengakui bahwa banyaknya perusahaan keluarga juga menjadi salah satu kendala yang sulit untuk mendorong perusahaan masuk ke pasar modal karena khawatir akan membuat bisnisnya tidak independ-en. “Karena rata-rata anggota Kadin merupakan perusahaan keluarga, muncul juga persepsi bahwa pasar modal akan menghilangkan indepen-densinya di perusahaan. Padahal sebenarnya manfaat masuk pasar modal lebih banyak karena bisa lebih profesional,” kata dia.

Bambang mengemukakan bahwa pihaknya akan bekerjasama dengan OJK untuk meyakinkan perusahaan yang sehat untuk mel-akukan penawaran umum perdana saham (IPO). “Setiap sektor berpo-tensi menjadi emiten, kita akan bek-erjasama dengan OJK,” ucapnya.

Perbanas Perlu Strategi KhususPerlu ada strategi khusus dalam

menghadapi berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 dan untuk sektor perbankan pada tahun 2020. Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menyatakan, strategi khusus tersebut bertujuan untuk menghadapi ketatnya persain-gan perbankan asing.

“Bank hadapi kompetisi yang kuat apalagi menghadapi MEA. Kompetisi yang ketat untuk 20-30 tahun ke depan, terutama ketersedi-aan dana,” kata Wakil Ketua Umum Perbanas, Farid Rahman, saat acara IDC Financial Insights Financial Ser-vices Summit 2014, di Jakarta.,

Farid mengatakan, strategi khusus yang bisa dilakukan per-bankan nasional tersebut dengan

Page 31: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

31Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

mengembangkan produk-produk keuangan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pengembangan produk ini harus sejalan dengan semakin majunya teknologi di bidang perban-kan. Ia yakin dengan cara seperti ini profit yang diperoleh dari keterbu-kaan pasar bisa mudah diraih. Atas dasar itu, perbankan nasional harus segera menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang se-makin canggih. “Lembaga keuangan harus terbuka terhadap perubahan dan adaptasi strateginya,” katanya.

Jika cara tersebut terus dilaku-kan perbankan nasional, Farid yakin, pertumbuhan perbankan domestik bisa terus menunjukkan angka yang positif. “Saya yakin, pertumbuhan perbankan di Indonesia masih positif meski perekonomian global masih melambat. Hal ini tentunya akan membantu perbankan untuk terus dapat berkembang,” katanya.

Salah satu pengembangan produk yang berkaitan dengan teknologi canggih adalah program branchless banking. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih mencari kebijakan yang tepat terkait program ini. Salah satunya dengan memper-timbangkan bank berkategori BUKU I atau memiliki modal inti Rp100 miliar sampai Rp1 triliun untuk bisa ikut program ini.

Menurut Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perban-kan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Gandjar Mustika, permodalan men-jadi faktor penting bagi bank untuk menjalankan program branchless banking. Alasannya karena program tersebut membutuhkan layanan teknologi perbankan yang memadai. “Prinsipnya yang sudah memenuhi batas minum dari risk management. Untuk Buku I kita lihat-lihat dulu,” kata Gandjar di tempat yang sama.

Setidaknya, lanjut Gandjar, bank yang bisa mengikuti program branchless banking adalah perban-kan yang masuk kategori BUKU II sampai BUKU IV. Meski begitu, bank berkategori BUKU I masih berpeluang mengikuti program ini jika otoritas memberikan masukan terkait dengan segi permodalannya. “Kita bantu agar bank yang kecil ikut masuk, tentu ini kita akan bicarakan programnya baik dari segi permoda-lan, dari sistem pembayaran, dan ini

saya sangat support,” ujarnya.Gandjar mengatakan, regulasi

mengenai branchless banking ini akan diterbitkan pada akhir 2014. Ia meyakini bahwa program branchless banking ini dapat membantu penye-diaan akses keuangan inklusif bagi masyarakat-masyarakat di daerah. Bukan hanya itu, program ini juga berpotensi memberikan tambahan dana bagi masyarakat yang ada di daerah. “Program ini juga diharap-kan memberi pemasukan tambahan untuk masyarakat di daerah yang nantinya akan menjadi agen sebagai pihak ketiga transaksi bank tanpa kantor,” kata Gandjar.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk fokus menerapkan program branchless banking untuk memperluas jangkauan bisnisnya di daerah. Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim mengatakan, hal tersebut ditandai dengan tengah dis-iapkan penentuan agen-agen yang akan menjadi mitra bisnis BNI.

Ia yakin, program ini dapat meningkatkan akses masyarakan Indonesia terhadap lembaga perban-kan. Selama ini, akses masyarakat Indonesia ke lembaga keuangan masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara-negara kawasan. “Untuk menjaga agar layanan men-jadi luas, kami akan (menerapkan) branchless banking,” pungkasnya.

Pasang Dua StrategiPaling tidak ada dua strategi

yang harus segera dilakukan jika negeri ini mau memetik keuntungan dengan adanya MEA. Pertama, strategi kedalam. Strategi kedalam merupakan upaya-upaya yang dilakukan di dalam negeri guna menghadapi MEA, seperti penggu-naan produk dalam negeri, per-baikan infrastruktur dan perbaikan sistem logistik nasional, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dan membangun industri yang berbasis nilai tambah.

Sebagaimana kita ketahui, kurangnya dukungan infrastruktur, buruknya sistem transportasi/logistik, lemahnya perangkat hukum, serta terbatasnya jumlah sumber daya manusia yang kompeten merupa-kan hambatan utama yang diha-dapi bangsa ini. Sudah lumrah kita dengar bahwa masalah infrastruktur

yang buruk seringkali menyebabkan tingginya biaya produksi dan ini menyebabkan, sebagai contoh, buah lokal hasil petani-petani kita sering-kali lebih mahal daripada buah impor dari Tiongkok yang menyebabkan buah lokal tidak bisa bersaing di dalam negeri sendiri.

Strategi kedua adalah strategi keluar. Strategi ini meliputi penera-pan standard mutu untuk produk atau jasa yang akan masuk ke pasar Indonesia, perbaikan sistem pengelolaan ekspor impor serta memperketat pengawasan ekspor impor, selain itu yang penting juga adalah memperluas akses pasar di luar negeri. Dalam hal penerapan standard mutu, kita sebenarnya sudah memiliki UU Perdagangan yang salah satunya mengatur bahwa produk yang masuk ke Indonesia harus berbahasa Indonesia dan memenuhi standard yang telah ditetapkan di Indonesia. Akan tetapi, dalam beberapa kasus kita masih sering menemukan produk-produk makanan dan obat-obatan yang belum ada label yang berbahasa Indonesia sudah bisa masuk ke pasar-pasar dalam negeri, terutama di wilayah-wilayah yang berdekatan dengan negara tetangga.

Selain itu, hal yang tak kalah pentingnnya untuk segera dilakukan adalah perluasan akses pasar di luar negeri (ASEAN). Hal ini penting dilakukan, karena ekspor Indone-sia ke pasar ASEAN pada periode Januari-Agustus 2013 misalnya, baru mencapai 23 persen dari nilai total ekspor. Hal ini antara lain karena tujuan ekspor kita masih terfokus pada pasar tradisional seperti Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang. Untuk itu memerlukan penambahan yang signifikan untuk mengatasi hal tersebut.

Padahal kalau kita perhatikan trend ekonomi dunia saat ini, banyak Negara-negara berpendapatan tinggi dengan perlahan pulih dari defisit dan hutang yang tinggi akibat krisis keuangan global, dan permintaan mereka terhadap barang impor menjadi lebih lemah dibandingkan sebelumnya, dan ini berarti perlu-asan akses pasar di negara-negara ASEAN menjadi penting.[]

Page 32: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

32 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

HEADLINE

Investor Wait and See?Terjadinya peningkatan IHSG

tersebut terjadi karena adanya kucuran dana dari investor as-ing sepanjang tahun 2014 yang mencapai 42 triliun rupiah. Hal itu terjadi terutama pada masa pelaksanaan pemilihan umum dan pemerintah baru. Aksi beli investor asing ini terutama karena euforia optimisme ini. Sementara pada pihak lain ekonomi di tanah air cenderung melambat di tahun 2014. Gejala ini diikuti dengan kenaikan suku bunga acuan men-jadi 7.75% oleh Bank Indonesia. Pertumbuhan ekonomi di tanah air sempat mencapai level 5%. Dari berbagai keadaan tersebut, lalu bagaimana prospek investasi pada emas dan sektor keuangan di tahun 2015 ini?

Para pakar menilai bahwa pe-luang pasar modal cukup cerah di tahun 2015. Meskipun begitu hal ini juga bergantung pada faktor global dan fundamental dari ekonomi Indonesia sendiri. David Sutyanto, analis dari PT First Asia Capital mengatakan bahwa di tahun 2015 pertumbuhan ekonomi negara kita diprediksi bisa menyentuh level 5,4%. Penyebabnya adalah diberlakukannya kebijakan Bank Indonesia atau BI untuk menganti-sipasi kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat.

Tidak terlalu jauh berbeda, riset yang dilakukan oleh PT Bahana Securities mengatakan bahwa ke-naikan ekonomi di tanah air pada tahun 2015 bisa menyentuh level 5,3%. Bahkan untuk pertumbuhan ekonomi kuartal di tahun 2015

Page 33: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

33Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Investor Wait and See?bisa mencapai kurang dari 5%. Salah satu faktor yang memicu hal ini adalah menurunnya daya beli masyarakat akan bahan bakar minyak (BBM) karena penghapusan subsidi bagi masyarakat yang selama 1 dekade terakhir telah terbiasa membeli BBM bersubsidi. Para pakar pada perusahaan yang bersangkutan mengatakan bahwa pada semester dua di tahun 2015, pemulihan ekonomi Indonesia berpeluang bisa terjadi. Hal ini jika pemerintah sanggup merangsang pihak swasta untuk merealisasikan Prospek Investasi 2015.

Budi Hikmat, direktur PT Bahana TCW Investment Management mengatakan bahwa kenaikan harga BBM pada bulan November 2014 kemarin karena nilai subsidi yang dikurangi dapat dialihkan pada pembangunan infrastruktur. Tetapi hal ini perlu pengawasan cermat agar pengalihan dana subsidi untuk pembangunan infrastruktur benar-benar dapat direalisasikan. Budi menilai pemerintah yang memberlakukan subsidi tetap bahan bakar minyak adalah hal yang baik agar pengali-han dana subsidi dapat digunakan untuk bidang-bidang lain yang lebih produktif. Oleh karena itu sangat penting untuk memperbaiki terlebih dahulu sistem subsidi ini.

Hal lain yang turut mempengaruhi perubahan ekono-mi di tanah air adalah adanya kucuran dana dari investor asing yang cukup besar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2014, yaitu mencapai 42 triliun rupiah, tidak menjamin hal yang sama akan terjadi di tahun 2015. Artinya, di tahun ini investor asing tidak akan ban-yak menanamkan modalnya di Indonesia. Penyebabnya adalah pemberlakukan kebijakan The Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuannya sehingga para investor lebih berminat untuk berinvestasi di Amerika sendiri.

Faktor yang ketiga menurut pendapat pakar ini ada-lah adanya rencana revisi APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) 2015 dengan DPR juga akan menjadi perhatian. David memprediksi bahwa dengan memper-hatikan kondisi ekonomi dalam negeri dan global, IHSG akan berada pada level 5.480 pada tahun 2015.

Jadi, IHSG kira-kira akan bergerak pada titik 5.794 hingga 5.982. Target sebesar 16,2 kali tersebut sama dengan PER atau price earning ratio dengan nilai harga dibanding nilai nominal sebesar 2 kali lipat. Sementara Budi berpendapat bahwa panduan SLIVE masih domi-

Wait

Wait

and Se

e?

and See?

Page 34: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

34 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

HEADLINE

nan untuk pergerakan IHSG selama semester 1 di tahun 2015, yang meliputi sentimen, interest rate, likuiditas, valuasi, dan earning. Dengan demikian diprediksi bahwa imbal hasil pada saham adalah sekitar 17% di tahun ini.

Dilema atau Strategi?Di awal tahun ini, para investor di pasar saham masih

wait and see dalam meracik portofolionya. Namun, masih ada optimisme tinggi dari pasar saham domestik dalam mengarungi tahun ini. Hal itu merupakan dilema atau strategi?

Lo Kheng Hong, salah satu investor kawakan di Indo-nesia mulai meramu ulang portofolionya. Hal itu terekam dalam data kepemilikan saham di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Investor yang kerap disebut Waren Buffet dari Indonesia ini mengurangi porsi sahamnya di PT Petrosea Tbk (PTRO). Per 8 Januari 2015, kepemi-likan Kheng Hong di PTRO sebesar 9,76% atau 98,48 juta saham. Sebelumnya, Kheng Hong rajin menambah saham PTRO hingga kepemilikannya naik sampai 10,2%, per akhir Desember 2014. Sementara Ellen May, seorang trader perempuan yang cukup berpengalaman di dunia pasar modal memprediksi, pasar modal pada jangka menengah masih dipengaruhi volatilitas nilai tukar rupiah. Di jangka pendek ini, Ellen lebih menyukai swing trading dan memanfaatkan profit taking. “Karena jangka pendek masih konsolidasi, saya memilih untuk profit taking,” kata dia. Pendiri Ellen May Institute ini masih menyukai saham yang terpengaruh program kerja pemerintah, seperti sa-ham infrastruktur, konstruksi dan sektor perikanan. Dalam beberapa bulan ke depan, saham properti dan perbankan juga diprediksikan menguat. “Sebaiknya trading sampai melewati resistance IHSG di 5.261,” kata dia. IHSG ke-marin (12/1) ditutup melorot 0,55% ke level 5.187,93.

Ellen menempatkan 50% portofolionya untuk trad-ing. Adapun separuhnya lagi untuk investasi. Di jangka menengah, Ellen mengumpulkan saham konstruksi dan properti seperti WTON, WSKT, PTPP, LPKR dan BSDE. Dalam trading, Ellen murni memanfaatkan analisis tekni-kal. Dia juga banyak memainkan saham di sektor maritim.

Trader papan atas lainnya, Teguh Hidayat jauh lebih konservatif. Dia mencari saham yang harganya sudah banyak terkikis sejak tahun lalu. Saham yang banyak dihindari ketika IHSG melambung pada tahun lalu, justru menjadi buruannya. Namun, Teguh tak ingin blak-blakan membeberkan isi portofolionya. “Yang jelas, saham yang tertinggal pada tahun lalu, menjadi menarik di tahun ini,” ujar dia.Sedangkan saham konstruksi yang melam-bung tinggi pada 2014, justru pertumbuhannya semakin terbatas. Teguh sudah banyak merealisasikan untung atas saham di sektor itu. Dia menilai, saham sektor komoditas yang terseret pelemahan harga minyak dunia bisa dipertimbangkan. Ini lantaran pelemahan harganya sudah terlalu dalam. Koreksi yang cenderung terbatas ini menjadi peluang untuk meraih cuan maksimal.

Sementara investor papan atas lainnya, Benny Tjokrosaputro, masih mempertahankan 90% portofolio sahamnya di sektor properti. Adapun sisanya adalah por-tofolio lama, yakni di sektor perkebunan dan energi.

Benny masuk saham properti sejak dua tahun lalu. Direktur Utama PT Hanson International Tbk (MYRX) ini mengaku fokus di saham properti lantaran prospek sek-tor tersebut masih cukup menjanjikan. Dia berpendapat, tahun ini saham sektor infrastruktur dan consumer goods berpeluang menanjak. Hal ini terkait penurunan harga minyak mentah global.

Investor individu lainnya, Sjambiri Lioe menyarankan, investor sebaiknya memilih saham konstruksi. Sebab, emiten konstruksi meraup berkah dari rencana pemerin-tah yang menggenjot sektor infrastruktur. Tanpa mem-beberkan isi portofolionya, Sjambiri menilai, saham bank yang mengucurkan kredit infrastruktur juga turut terang-kat. ndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembu-kaan perdagangan Rabu (7/1) naik tipis 6,49 poin karena aksi menunggu dan pembelian selektif yang dilakukan pelaku pasar. “Pelaku pasar menunggu hasil kinerja keuangan perusahaan tercatat (emiten) 2014,” ungkap Riset Mandiri Sekuritas di Jakarta. Pada pembukaan perdagangan Rabu ini, IHSG menguat 6,49 poin (0,13%) ke posisi 5.175,55. Sedangkan indeks saham unggulan LQ45 naik 1,64 poin (0,18%) menjadi 889,84.

Sementara Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Tiesha Narandha Putri mengungkapkan sentimen pelemahan Rupiah dan juga kenaikan harga metal kemarin diperkira-kan dapat menjadikan saham sektor ini mengalami pen-guatan. “Kenaikan harga metal seiring ekspektasi stimu-lus di Tiongkok yang akan meningkatkan ekonomi negara tersebut. Untuk kondisi global, bursa AS melanjutkan penurunan kemarin dengan S&P terkoreksi 0,9% sebagai kombinasi dari penurunan harga minyak, kekhawatiran ekonomi di Eropa dan juga sejumlah data Amerika Serikat yang kurang mengembirakan.

Sementara itu pelemahan bursa AS hanya diikuti oleh koreksi yang tipis rata-rata bursa Asia pagi ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya naik tipis 2 poin membuka perdagangan pagi ini. Investor menunggu pengumuman BI rate yang akan disampaikan siang ini. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Seri-kat (AS) dibuka menguat di posisi Rp 12.570 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin Rp 12.600 per dolar AS.

Pada perdagangan preopening, IHSG naik tipis 2,845 poin (0,05%) ke level 5.217,204. Sedangkan Indeks LQ45 menguat tipis 0,719 poin (0,08%) ke level 898,273. Membuka perdagangan, Rabu (14/1/2015), IHSG menipis 4,902 poin (0,09%) ke level 5.219,261. Indeks LQ45 berkurang 1,192 poin (0,13%) ke level 898,746.

Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG terpangkas 8,732 poin (0,17%) ke level 5.223,091. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 1,184 poin (0,13%) ke level 898,738. Kemarin IHSG naik 26 poin berkat aksi borong saham investor domestik. Pemodal asing masih lepas saham, sedikit menghambat laju penguatan Indeks.

Wall Street mengalami koreksi tipis setelah melewati perdagangan yang fluktuatif. Saham-saham material dan energi terkena imbas anjloknya harga minyak dunia. Bursa-bursa di Asia rata-rata bergerak positif pagi hari ini. Harga minyak dunia masih membayangi pergerakan

Page 35: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

35Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

saham dunia.

Berikut situasi di bursa-bursa regional pagi hari ini:• Indeks Nikkei 225 melemah 81,72 poin (0,48%) ke level 17.005,99.• Indeks Hang Seng naik tipis 22,74 poin (0,09%) ke level 24.238,71.• Indeks Komposit Shanghai menguat 6,26 poin (0,19%) ke level 3.241,56.• Indeks Straits Times bertambah 4,46 poin (0,13%) ke level 3.345,53.

Rekomendasi Obat Galau InvestasiIndex saham indonesia merupakan saham-saham

yang dikeluarkan oleh perusahaan yang ada di Indone-sia, seperti Antam, Aqua, Unilever, dan lain sebagainya. Harga index saham indonesia sangat beragam tergan-tung pada isu keuangan perusahaan tersebut dan juga performance keuangan perusahaan tersebut, semakin bagus eperformance keuangan perusahaan tersebut semakin mahal pula harga sahamnya.

Perdagangan Index saham indonesia dilakukan dengan mekanisme yakni seorang investor harus menjadi nasabah terlebih dahulu di sebuah perusahaan efek dan setelah itu mereka diwajibkan untuk membuat rekensing yang nantinya akan menjadi tempat untuk deposit sejum-lah modal yang akan digunakan dalam transaksi jual beli index saham indonesia.

Untuk modal awal atau setoran pertama, tergantung dari masing-masing kebijakan dari perusahaan efek tersebut, karena dalam perdagangan indes saham indo-nesia sendiri minimal pembelian saham adalah satu lot, satu lot sama dengan 500 lembar saham artinya pembel-ian saham minimal 500 lembar dan kelipatannya. Karena menggunakan lot sebagai satuan untuk transaksi index saham Indonesia pada pasar saham.

Pusat terjadinya perdagangan index saham indo-nesia yakni di IDX (Indonesia Stock Exchange), tetapi untuk perdagangan di seluruh dunia terdapat pada 69 tempat perdagangan bursa saham, seperti NYSE (New York Stock Exchange) di New York, TSE (Tokyo Stock Exchange) di Tokyo , Nasdaq Stock Market di Amerika Serikat, SEAQ (Stock Exchange Automated Quotations) di London, SGX (Singapore Exchange) di Singapura Euronext yang merupakan merger pasar saham antara negara Paris, Amsterdam, dan Brussels, dan lain seba-gainya. Dalam index saham indonesia ada juga istilah short selling, yaitu meminjam saham dari seorang broker dan menjual saham tersebut, dengan harapan harga sahamtersebut akan turun sehingga saat membeli saham kembali dengan ahrga yang lebih murah, maka selisih dari harga tersebut merupakan keuntungan bagi pemain short-selling. Apakah ini merugikan pihak pemilik saham, tentu saja tidak karena jumlah saham yang dikembalikan dengan jumlah yang sama, hanya saja saat itu harga saham tersebut berbeda, yakni jauh lebih murah, disini juga perlu dilakukan analisa apakah saham tersebut akan dijual atau dipertahankan karena akan naik kembali kelak.Banyak cara dan strategi yang bisa dilakukan investor

dalam bermain investasi saham, dengan cara analisis fundamental dan teknikal adalah cara yang efektif sebe-lum anda melakukan investasi saham untuk index saham indonesia, karena jika menginginkan untung yang lebih banyak, investasi yang dilakukan merupakan investasi jangka menenga atau jangka panjang.

A). Prospek Investasi 2015 untuk emasBagaimana Prospek Investasi 2015 untuk emas?

Di tahun 2014, harga emas cenderung tertekan karena beberapa faktor, yaitu berkaitan dengan semakin mem-baiknya perekonomian AS para investor melakukan aksi jual, harga emas menurun seiring dengan kenaikan suku bungan pada The Federal Reserve sehingga dollar semakin menguat akibat para investor berburu dollar, dan melemahnya harga logam mulia karena rendahnya tingkat inflasi di Cina.

Di tahun 2015 faktor-faktor di atas masih akan mem-pengaruhi harga emas dunia. Para pelaku pasar diduga akan menunggu kenaikan suku bunga acuan AS sehing-ga membuat dollar menguat sehingga harga emas turun. Karena Cina adalah konsumen terbesar emas di dunia, kondisi perekonomian Cina yang menurun akan membuat harga emas turun. Oleh karena itu bagi Anda yang tengah mencari Prospek Investasi 2015, investasi emas masih dapat menjadi pilihan sebagai investasi jangka panjang (2-3 tahun) tetapi sebaiknya Anda membeli dalam jumlah yang kecil karena harga emas yang masih melemah.

b). Investasi ReksaDana Hingga tanggal 24 desember 2014 data otoritas jasa

keuangan atau OJK mencatat bahwa dana kelolaan reksadana mencapai 239, 93 triliun rupiah. Dibandingkan produk reksa dana lainnya, total dana kelolaan reksadana saham masih merupakan yang terbesar jika dibandingkan dengan produk reksa dana yang lain. Untuk total dana kelolaan reksa dana saham bahkan mencapai hingga 104, 42 triliun rupiah.

Pada data yang tercantum pada PT Infovesta, jika dibandingkan dengan produk reksa dana yang lain-nya, rata-rata imbal hasil reksa dana saham memang yang paling tinggi yaitu mencapai 25,82% per tanggal 30 November 2014. Yosua Zikoshi, pakar analis dari PT Infovesta menyatakan bahwa di akhir tahun 2015 reksa dana saham masih dapat memberikan kinerja hingga sekitar 8,7% hingga 11,6%.

Hal itu dapat terealisasi karena pengaruh kenaikan tingkat ekonomi di tanah air dan proyeksi profit emiten yang juga meningkat. Meskipun demikian dikatakan bahwa tetap ada resiko untuk reksa dana saham yang disebabkan oleh perlambatan ekonomi global dan pelu-ang kenaikan suku bunga The Fed. Silahkan Baca Detail Prospek Investasi Reksadana 2015

Bagi Anda yang tengah mencari Prospek Investasi 2015, menurut Fund Manager PT AAA Asset Manage-ment, Akuntino, terdapat beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan Anda, pertama adalah pelaku pasar, kedua adalah mempertimbangkan tujuan investasi, dan yang terakhir adalah resiko investasi yang harus Anda tanggung. Yang mana pun investasi yang Anda pilih sebaiknya cari tahu dulu sebanyak mungkin.[]

Page 36: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

36 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

Page 37: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

37Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 38: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

Inilah perjalanan yang mungkin sangat lengkap dan cocok untuk siapa saja. Mulai dari area pegu-

nungan minim polusi dan berudara segar dengan pemandangan alam

nan fantastis, danau-danau vulkanis di areal pegunungan bersalju abadi

yang mengagumkan, serta gegap gempita kehidupan metropolis dan wisata belanja di kota-kota besar.

Tidak banyak negara di dunia yang menawarkan bearagam atraksi

pariwisata sepert Kanada. Neg-eri yang terletak di sebelah utara

Amerika Serikat ini memiliki banyak

hal yang bisa dilakukan oleh para pelancong mancanegara. Jika

Anda penyuka olah raga ski salju, ataupun jika Anda demen ber-

perahu di sungai dengan arus liar dan memancing, atau jika Anda

suka akan hal-hal berbau sejarah dan budaya hingga untuk para penikmat kuliner khas, Kanada

adalah surganya!Wilayah Western Canada (Kanada

Barat) telah lama dikenal akan reputasi keindahan pemandangan

alamnya yang luar biasa. Se-mentara wilayah Eastern Canada

(Kanada Timur) dikenal akan dere-tan kota-kota besar yang mengga-bungkan unsur budaya Eropa nan

38 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

LIFESTYLE

MENELUSURI NEGERI Daun Maple

Page 39: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

aristokrat dan kemeriahan New York City yang metropolis. Untuk yang suka menikmati sensasi ke-

hidupan alam nan masih perawan, wilayah Northern Canada (Kanada

Utara) bisa dijadikan pilihan.Memang Kanada bukanlah negara tujuan wisata yang murah meriah, apalagi jika perjalanan dilakukan

dari Indonesia. Hingga saat ini belum ada maskapai penerbangan bertarif murah (low-fare) yang me-layani jalur penerbangan langsung antara Asia Tenggara ke Kanada. Barangkali, ini adalah salah satu

elemen biaya yang membuat per-jalanan Kanada jadi terasa mahal.

Belum lagi dengan nilai mata uangnya yang belakangan semakin

menguat saja, hal yang membuat pengeluaran di sektor akomodasi,

transportasi lokal dan biaya makan jadi ikutan mahal.

Saat ini sudah bisa didapatkan panduan khusus perjalanan hemat

ke Kanada untuk membantu bagaimana merencanakan per-

jalanan hemat ke Kanada berikut berbagai informasi penting yang perlu diketahui dan dipersiapkan sebelum melakukan perjalanan.

Memang harus diakui bahwa negeri bersimbol daun mapple merah ini adalah salah satu negeri dengan kondisi udara terbersih di dunia,

sehingga cocok untuk mereka yang penikmat keindahan pemandan-

gan alam. Lagipula, sangat jarang sekali di dunia ini kita bisa menjej-

akkan kaki di sebuah negara yang memiliki 6 zona waktu yang sekali-

gus berbatasan langsung dengan 3 samudera besar yang ada di dunia.

Jelas ini adalah sebuah pengala-man unik yang mungkin jarang bisa

dinikmati oleh kebanyakan orang.Dikelilingi oleh 3 samudera besar yakni Atlantic, Pacific, dan Arctic,

Kanada adalah tanah dengan kein-dahan alam spektakuler disamping

sederetan kota metropolitan nan moderen. Negeri dengan simbol

daun maple ini terbagi atas 10 provinsi dan 3 teritori.,

39Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 40: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

Imlek atau juga sering disebut Sin Tjia, meru-pakan perayaan terpenting bagi warga keturunan

Tionghoa. Imlek sama dengan perayaan tahun baru lainnya. Tahun baru Imlek dirayakan dengan penuh suka cita. Berbagai tradisi khas dilakukan

saat merayakan Imlek. Kebanyakan tradisi yang dilakukan mengand-ung makna tertentu dalam budaya Tionghoa.

Berikut tradisi unik yang dilakukan warga Tiong-hoa saat merayakan Tahun Baru Imlek.

Hari Raya Tahun Baru Imlek 2015 merupakan “Tahun Baru Imlek ke 2566” untuk semua orang Tiongoha dan Hari Libur Nasional yang terdapat

di Kalender Indonesia Februari 2015. “Tahun

Uforia Imlek di Negri Pancasila

40 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

LIFESTYLE

Page 41: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

Baru Imlek” adalah Hari perayaan terpenting bagi orang Tionghoa

(Chinese). Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (Tionghoa), pinyin, zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan

berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal kelima belas (pada saat

bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti ‘malam pergantian tahun’.

Di Negara Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru

Imlek sangat beragam. Namun kesemuanya banyak berbagi tema

umum seperti penjamuan makan malam pada malam Tahun Baru,

serta penyulutan kembang api. Meskipun penanggalan Imlek se-

cara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Tiongkok sering-

kali dinomori dari pemerintahan Huangdi. Setidaknya sekarang ada

tiga tahun berangka 1 yang digu-nakan oleh berbagai ahli, sehingga

pada tahun 2009 masehi ‘Tahun Tionghoa’ dapat jadi tahun 4707,

4706, atau 4646.Dirayakan di daerah dengan

populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari

libur besar untuk orang Tiong-hoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga

geografis Tiongkok, serta bu-daya dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan,

Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873). Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Makau, Taiwan, Singapura,

Indonesia, Malaysia, Filipina, Thai-land, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan, Tahun Baru Imlek

juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari

budaya tradisional dari negara-

negara tersebut.Itulah Informasi yang bisa

admin blog Kalender Indonesia 2015 berikan tentang Tahun Baru

Imlek 2566 (19 Februari 2015) yang merupakan hari perayaan

bagi orang Tiongoha (China) yang dirayakan setiap tahunnya.

Dari Barongsai Sampai OperaTak perlu jauh-jauh ke China

untuk menikmati meriahnya Tahun Baru Imlek. berbagai daerah di

Indonesia misalnya di Sampokong Semarang Jawa Tengah, punya

banyak sajian khas Imlek, dari per-tunjukan barongsai, wayang potehi,

sampai opera klasik China.Menyambut Hari Raya Imlek

yang jatuh pada bulan Februari 2015 nanti, banyak tempat dan

mal di Indonesia yang didominasi warna merah dan disulap bertema

China. Tema Imlek tahun ini adalah

‘Romantisme di Balik Tembok China’. Di sini pengunjung bisa

menikmati atraksi Wayang Potehi setiap hari pada pukul 13.00, 15.00

dan 19.00 WIB. Menurut Ferry, Wayang Potehi adalah salah satu seni tradisional kuno China. Way-ang yang ditampilkan di sini akan

dimainkan langsung oleh aktor keturunan China.

Tak cuma wayang, banyak juga menyuguhkan Opera Klasik China.

Opera ini menyajikan kisah-kisah di balik pembuatan Tembok China

nan megah. Pengunjung bisa menyaksikan opera Romance in

Great Wall. Tarian tradisional China dan Barongsai Meja juga ada di

sini. Setiap hari Jumat dan Minggu, pengunjung bisa menikmati per-

tunjukan Barongsai dan tarian dari Negeri Tirai Bambu.

terlepas dari euforia serta sim-bol-simbol kebahagiaan di tahun

baru, perayaan Tahun Baru Imlek hendaknya dijadikan sarana untuk

merasakan nilai perayaan Imlek yang sebenarnya, di saat-saat

bersembahyang berterima kasih kepada Tuhan atas berkat yang telah diberikan sepanjang tahun

dan mohon rezeki hari mendatang kepada Tuhan. Secara kultural salah satu nilai Imlek yang bisa

dijadikan kontribusi positif adalah ‘’tradisi bersih’’. Imlek tersebut

Mempunyai kaya akan makna.,Dalam rangkaian perayaan

Imlek biasanya akan dilaksanakan kerja bakti, membersihkan rumah. Secara interpretasi budaya hal ini,

dapat mengandung pengertian, pertama, dengan bersih memasuki

tahun baru akan mendatangkan keberuntungan. Kedua, menyapu

pada waktu Tahun Baru Imlek akan menyapu keluar Hok Kie (keberun-

tungan). Jikalau terpaksa menyapu pun,

harus menyapunya ke dalam, agar Hok Kie tetap berada di dalam rumah. Ketiga, tradisi ‘’bersih’’

ini termasuk pula ‘’bersih utang’’. Orang Tionghoa beranggapan

dengan membawa ‘’utang’’ masuk ke tahun baru akan membawa

soe (sial). Sebab itu, mereka akan berusaha agar utang-utang

yang ada, dilunasi sebelum Imlek. Interpretasi budaya ini akan mem-perkaya budaya bangsa Indonesia

khususnya dalam menyelesaikan krisis ekonomi karena kredit yang belum terbayar kepada negara.[]

41Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 42: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

42 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

OPINI

Prospek !

Investasi d

i Pesta Ekonomi ASEAN

Tahun 2015 merupakan tahun hasil pertaruhan dari dinamika

politik Indonesia. Peralihan kepemimpinan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Pres-

iden Joko Widodo diyakini akan sedikit banyak mempen-garuhi arah kebijakan ekonomi Indonesia.

Selain transisi kepemimpinan, kondisi internal pereko-nomian Indonesia juga terus berdinamika. Volatilitas nilai tukar rupiah yang sempat mengkhawatirkan merupakan isu utama pada awal tahun 2014. Nilai tukar rupiah yang terdepresiasi tidak lain merupakan dampak dari membu-ruknya kinerja neraca perdagangan Indonesia. Pember-lakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan pengaruh ekonomi global membuat arah kebijakan ekonomi dan antisipasi dari pelaku ekonomi harus benar–benar cermat membaca kondisi ekonomi ke depan. Opini ini mencoba sedikit mengulas tentang kondisi dan perkem-bangan ekonomi Indonesia, prospek dan tantangannya serta outlook ekonomi Indonesia ke depan.

Pertanyaannya adalah ke mana uang anda ditaruh tahun ini? tentu ke portofolio investasi yang menguntung-kan, bahkan jika bisa, return atau imbal hasilnya mencapai double digit. Apa saja portofolio investasi yang mengun-tungkan tahun 2015? Investasi di pasar modal masih jadi pilihan yang menarik.

Kendati belum ada pengumuman resmi mengenai ekonomi nasional pada 2014, secara umum situasi dan

kondisi ekonomi sepanjang 2014 cukup baik.

Tanpa mengesampingkan indikator lain, salah satu indikator yang bisa dijadikan

cerminan ekonomi makro suatu negara adalah perkembangan pasar modal.

Sepanjang tahun lalu indeks harga saham gabungan (IHSG) tumbuh hingga 22,29%. Padahal, pada tahunlalu-adadua event politik yang cukup menguras energi dari seluruh masyarakat Indonesia yakni pemilihan anggota legislatif serta presiden dan wakil presiden. Apalagi, sempat terjadi ketegangan di antara kedua kubu calon presiden dan wakil presiden.

Tidak heran kalau sejumlah kalangan mengkhawat-irkan event tersebut bisa mengganggu perekonomian nasional. Untunglah hal itu tidak terjadi. Kendati nilai tukar rupiah sempat mencapai Rp12.900 per USD pada pertengahan Desember 2014, tak mengganggu proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang menurut Bank Indo-nesia akan berada di kisaran 5,1-5,5%.

Bagaimana dengan 2015? Menurut Dekan IPMI International Business School Roy Sembel, ekonomi Indonesia akan lebih baik lagi pada tahun ini. Selain sudah lewatnya hajatan politik, pada tahun lalu pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penting yakni menaikkan harga BBM. Dengan begitu, dari sisi fiskal dan bujet, seharusnya pemerintah memiliki anggaran yang lebih longgar dalam menerapkan politik anggaran.

Meski demikian, pemerintah harus tetap mewaspa-dai situasi ekonomi regional maupun global. Apalagi ada perkiraan, otoritas berwenang di Amerika Serikat akan menaikkan suku bunga acuannya. Jika direalisasikan, ber-potensi memberikan tekanan negatif bagi perekonomian dunia berupa pelambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Dua kondisi tersebut akan membuat otoritas moneter Indonesia memilih untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan diturunkan karena membuat tekanan inflasi menjadi lebih rendah. Bunga acuan yang relatif stabil. Kalau dari prospek

Page 43: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

43Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

investasi, tentunya sekarang merupakan waktu yang tepat untuk memulai berinvestasi. Terutama di saham.

Overview Kondisi Perekonomian GlobalPerekonomian dalam negeri Indonesia baik langsung

maupun tidak langsung akan dipengaruhi oleh perekono-mian global. Walau diperkirakan lebih baik dari tahun 2013, ekonomi global pada tahun 2014 masih menghadapi risiko pelemahan. Kondisi ini tercerminkan dari pertumbuhan AS mulai mendekati 3 persen serta berakhirnya perseteruan politik AS atas anggaran Negara mendorong normalisasi kebijakan monter. Pengangguran dan sektor industri Eropa masih belum pulih secara siginifian, meskipun beberapa negara mulai dapat menekan defisit anggarannya. Rusia diperkirakan akan mengalami perlambatan karena sanksi internasional. China diperkirakan masih akan mengalami perlambatan, karena fokus pada struktural, sementara kebijakan Abenomics masih belum dapat memulihkan perekonomian Jepang.

Potensi gejolak likuiditas global akibat kebijakan exit policy kebijakan moneter longgar negara berkembang. Kebijakan moneter yang longgar dari negara berkem-bang akan memudahkan investor negara maju yang mau mengamankan dananya akan masuk ke Negara berkembang ketika negaranya tidak menguntungkan untuk investasi. Akan tetapi, kemudahan itu juga yang membuat investor asing dengan mudah menarik dananya kembali jika kondisi kembali menguntungkan. Hal ini akan mem-buat instabilitas di negara berkembang terutama pada pasar keuangan.

Gejolak harga komoditas pasar global juga masih terjadi, terutama harga minyak dan harga barang ekspor. Fluktuasi harga minyak dan komoditas ekspor dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global dan kondisi geopolitik. Pemulihan perekonomian Eropa dan Amerika yang cend-erung lambat akan memberikan dampak pada hubungan ekonomi dengan negara partnernya. Ditambah lagi konflik antar negara baik antara Rusia–Ukraina, konflik Timur Tengah dan kawasan lainnya membuat fluktuasi harga terutama minyak dunia semakin tidak menentu.

Kondisi Makroekonomi IndonesiaSampai kuartal kedua tahun 2014, kondisi pereko-

nomian Indonesia cenderung membaik tapi harus tetap waspada. Hal ini tercerminkan dari pertumbuhan ekonomi sekitar 5,4 persen dan diproyeksikan tahun 2015 sebesar 5,8–6,2 persen, kondisi transaksi neraca pembayaran belum membaik, IHSG dan Rupiah cenderung menguat, serta inflasi tahun 2014 diproyeksikan akan menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Terkait dengan pertumbuhan ekonomi, beberapa lembaga telah melakukan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2014 dan 2015. Kesimpulan dari semua proyeksi yang ada, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 adalah berkisar antara 5,4 persen sampai dengan 5,9 persen. Lembaga yang paling optimistis dengan perekonomian Indonesia adalah Bank Indonesia dengan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 adalah berkisar antara 5,5–5,9 persen. Adapun yang meramalkan terkecil adalah Bank Dunia yaitu sebesar 5,3 persen. Untuk tahun 2015, proyeksi pertumbuhan ekonomi

dari seluruh lembaga menunjukkan optimisme dari seluruh lembaga tersebut. Angka proyeksi yang ditunjukkan dari semua lembaga meyakini bahwa perekonomian tahun 2015 akan lebih baik dari tahun 2014. Dari semua angka proyeksi, kesimpulan yang dapat diambil adalah per-tumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 akan berkisar antara 5,5 persen sampai dengan 6,3 persen Dalam hal ini, OECD merupakan lembaga yang memberikan angka proyeksi terbesar sedangkan yang terkecil adalah angka proyeksi dari IMF.

Faktor dan resiko pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari beberapa indikator. Indikator–indikator tersebut antara lain pertumbuhan investasi, konsumsi, perdagangan internasional dan risiko tekanan tapering. Pertumbuhan in-vestasi disebabkan oleh minat investor masih tinggi, pasar yang luas jadi daya tarik pengembangan usaha, upaya revitalisasi, pengembangan infrastruktur yg masih berjalan (MP3EI), dan perbaikan sektor migas (blok cepu berop-erasi), serta financial deepening memperbesar sumber pembiayaan aktivitas ekonomi.

Dari sisi konsumsi, demographic dividend dapat diperoleh karena konsumsi swasta bisa dijaga dikisaran 5 persen. Konsumsi juga dapat dijaga sebagai konsekuensi dari kebijakan pemerintah sebagai upaya menjaga stabili-tas harga. Kebijakan stabilitas harga ini tidak terlepas dari peran kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan kebija-kan fiskal dari pemerintah melalui kementerian keuangan.

Faktor pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh perdagangan internasional. Hal yang mendukung pertum-buhan ekonomi di antaranya adalah perbaikan perekono-mian global masih moderat. Akan tetapi, pemerintah juga harus mewaspadai dampak depresiasi nilai tukar dan risiko jangka pendek penurunan ekspor bahan tambang mentah. Risiko lainnya adalah disebabkan oleh tekanan tapering. Tekanan tapering ini merupakan dampak dari pertumbuhan mitra dagang Indonesia yang kemudian menekan ekspor dan potensi gejolak likuiditas akibat pengetatan pendanaan aktivitas ekonomi.

Kondisi transaksi berjalan Indonesia kembali men-galami defisit. Defisit transaksi berjalan kembali berkurang menjadi US$ 4 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar US$ 8,5 miliar.

Tren kondisi makroekonomi yang positif juga ditunjuk-kan oleh nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sampai tanggal 17 April 2014 nilai IHSG meningkat sampai 14,57 persen sedan-gkan nilai tukar rupiah meningkat sampai 6,54 persen. Artinya adalah kepercayaan pelaku ekonomi pada pasar uang Indonesia pada tahun 2014 semakin membaik. Hal ini menjadi modal utama bagi perekembangan ekonomi ke depan. Selain nilai IHSG dan nilai tukar rupiah, stabilitas ekonomi juga dapat dilihat dari inflasi. Sempat mengalami peningkatan pada tahun 2013 (8,4 persen) dibandingkan tahun 2012 (4,3 persen), inflasi pada tahun 2014 diproyek-sikan hanya sebesar 5,5 persen. Nilai inflasi sebesar tersebut diikuti oleh asumsi makro ekonomi lainnya yang diprediksi akan semakin membaik. Hal ini dapat dilihat dari asumsi nilai tukar rupiah akan menguat pada tingkat Rp 10.500 per dolar, tingkat suku bunga 5,5 persen, dan harga minyak dunia 105 US$ per barel.

Page 44: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

44 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

OPINI

Prospek dan TantanganDengan kondisi makroekonomi yang ada, perekonomi-

an Indonesia akan menghadapi prospek dan tantangannya sendiri. Prospek dan tantangan perekonomian Indonesia dapat dilihat dari perkembangan ekonomi dan fiscal, dan situasi moneter dan pasar keuangan. Perkembangan ekonomi dan fiskal di Indonesia dapat dilihat dari: (1)Penurunan kinerja ekspor neto yang terus terjadi berakibat pada melambatnya pertumbuhan ekonomi dan membeng-kaknya belanja negara terutama belanja subsidi energi. (2) Naiknya defisit APBN dalam RAPBNP yang dibiayai pener-bitan SBN diharapkan mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi. (3) Kinerja neraca perdagangan yang memburuk tidak diikuti perbaikan signifikan pada neraca transaksi berjalan. (4) Peningkatan cadangan devisa masih belum berkualitas. (5) Capaian positif dalam pasar tenaga kerja masih belum optimal

Situasi moneter dan pasar keuangan cenderung akan menghadapi situasi yang cukup positif. Hal ini terlihat dari tingkat harga dalam negeri masih terjaga dan pasar keuangan masih relatif bullish. Akan tetapi, peran pemer-intah akan sedikit mudah mengingat ke depan diyakini tidak akan ada perubahan berarti pada kebijakan moneter. Dengan kondisi moneter dan pasar keuangan seperti itu diharapkan akan berimbas positif juga pada sektor riil.

Outlook Ekonomi 2015Melihat kondisi ekonomi tahun 2015, beberapa

lembaga telah melakukan proyeksi atas kondisi tersebut. Beberapa lembaga tersebut di antaranya adalah Interna-tional Monetary Fund (IMF), Bank Dunia, Asian Develop-ment Bank (ADB), dan Macroeconomic Dashboard UGM. Dari sudut pandang IMF, perekonomian dunia diperkira-kan membaik dengan dukungan advanced economies. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 diperkirakan 5,3 persen dan 2015 sekitar 5,6 persen dengan tingkat inflasi akan kembali ke 4,5 +/-1 persen (asumsi tidak terjadi kenaikan harga. Defisit transaksi berjalan yang dialami Indonesiai sekitar 3 persen dari PDB dengan cadangan devisa akhir tahun 2014 sekitar US$ 105.

Outlook ekonomi Indonesia yang lebih optimistis dibandingkan IMF ditunjukkan oleh Bank Dunia dan ADB. Dari sudut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi akhir tahun 2014 sekitar 5,3 persen dan 2015 sekitar 5,6 persen. Per-tumbuhan investasi diperkirakan tetap lemah, tetapi ekspor sedikit membaik seiring penguatan permintaan global. De-fisit transaksi berjalan mencapai 2,9 persen dari PDB dan inflasi diperkirakan mereda dan berada di bawah target inflasi yg ditetapkan BI. Adapun dari sudut pandang ADB, pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,7 persen pada tahun 2014 dan 6 persen tahun 2015. Konsumsi diperkira-kan tumbuh cukup kuat dan inflasi moderat (asumsi tidak terjadi kenaikan BBM). Pertumbuhan PMTB diperkirakan sama dengan tahun sebelumnya. Ekspor manufaktur diharapkan dapat memberikan kontribusi yg cukup baik pada pertumbuhan. Sudut pandang yang lebih kompre-hensif disampaikan oleh Macroeconomic Dashboard UGM yang menyatakan perekonomian Indonesia masih tetap bergerak dalam tren yang positif, namun sejumlah

indikator memberi sinyal yang mengkhawatirkan. Indikator daya saing Indonesia masih tetap lemah yang terefleksi-kan pada pelemahan kurs rupiah yang tidak diikuti oleh kenaikan nilai ekspor secara signifikan. Beban keuangan negara yang meningkat akibat proyeksi penurunan target penerimaan negara dan subsidi BBM yang sangat tinggi. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan naik, namun siklus PDB yang diperkirakan turun harus menjadi perhatian bagi pemangku kebijakan. Stabilitas paska Pemilu mendukung perkembangan ekonomi. Terlebih pada tahun ini pemer-intah telah mencanangkan fokus mengembangkan sektor infrastruktur dan kemaritiman. Tentunya hal itu akan ber-dampak positif bagi kinerja perusahaan- perusahaan yang tercatat di pasar modal. Keuntungan yang diraih investor dari saham pada tahun lalu bisa saja terulang kembali di tahun ini. Tentunya tidak semua saham bisa dikoleksi.

Ada baiknya, perusahaanperusahaan yang sahamnya menjadi pilihan untuk dikoleksi terkait langsung ataupun tidak langsung dengan fokus pemerintah. ”Kalau bicara prospek bagus adalah yang terkait dengan konstruksi sep-erti semen. Juga maritim dan pangan,” ujar Roy.

Instrumen investasi lain yang bisa menjadi pilihanin vestasi untuk tahun ini adalah reksa dana campuran. Reksa dana jenis ini bisa mengeliminasi risiko yang ke-mungkinan diperoleh investor jika berinvestasi di saham. Itu karena biasanya pengalokasian dana investasi dibagi dua yakni di pasar modal dan pasar uang. Hal itu diamini oleh Senior Fund Manager BNI Asset Management Hanif Mantiq.

Menurut Hanif, dengan kondisi ekonomi yang semakin baik, pasar modal akan menjadi instrumen investasi menarik di tahun ini. Ada beberapa instrumen investasi di pasar modal seperti saham, reksa dana dan obligasi. Selain saham yang diproyeksikan bisa memberikan return sebesar 20%, reksa dana campuran juga diyakini bisa memberikan return yang cukup tinggi, yakni sekitar 15%.

Kinerja reksa dana berbasiskan pasar modal memberi-kan kinerja yang baik. Berdasarkan data Invofesta, sepan-jang tahun lalu rata-rata kinerja reksa dana saham memiliki pertumbuhan yang sangat baik yakni 27,86%. Sedangkan kinerja rata-rata reksa dana campuran sepanjang 2014 sebesar 16,91%. Memang reksa dana jenis ini risikonya lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap. Investasi di reksa dana saham dan campuran cocok untuk investasi jangka menengah sampai jangka panjang, yaitu di atas tiga tahun. ”Berinves-tasi di pasar modal untuk jangka menengah dan panjang. Hasilnya akan sesuai seperti yang kita harapkan,” jelas Hanif. Salah satu instrumen investasi di pasar modal yang dianggap menarik adalah obligasi. Dengan proyeksi tingkat suku bunga akan diturunkan pada semester II/ 2015, maka yield yang diperoleh investor akan semakin tinggi. Hal itu tentunya akan menguntungkan investor.

Menurut Kepala Eksekutif Mandiri Institute Destry Damayanti, surat utang atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang juga diperdagangkan di pasar sekunder Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski tidak memiliki pamor seperti produk saham, produk obligasi memiliki peminat

Page 45: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

45Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

dan tempatnya sendiri dalam dunia pasar modal. Ekspektasinya inflasi rendah sehingga baik untuk

obligasi karena yield bisa turun. Selain yang terkait dengan pasar modal, sebenarnya ada beberapa instrumen inves-tasi lain yang layak dijadikan alternatif berinvestasi pada tahun ini. Di antaranya adalah emas. Sebagai alternatif, berinvestasi pada emas tidak serumit investasi lainnya. Terlebih, saat ini harga emas sedang tidak terlalu tinggi.

Keuntungan Saham Masih Menggiurkan?Perekonomian nasional yang diperkirakan akan lebih

baik dari tahun sebelumnya diyakini bakal berdampak positif terhadap perkembangan indeks harga saham gabungan (IHSG). Tidak heran kalau sejumlah analis optimistis return yang diraih dengan berinvestasi di saham bisa lebih dari 22%.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada tahun lalu sejumlah saham dalam kategori second liner tampil sebagai primadona. Beberapa di antaranya adalah PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR). Pada awal 2014 harga saham SMDR hanya Rp2.900 namun pada penutu-pan 2014 harganya menjadi Rp14.500 atau naik 400%.

Saham lainnya adalah PT First Media Tbk (KBLV) dari Rp580 di awal tahun menjadi Rp2.590 pada akhir tahun atau melonjak 346%. Harga saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ditutup Rp1.470 dari posisi awal tahun Rp405 atau naik 262%. Kenaikan harga saham-saham second liner pada tahunlalutidakterlepasdari banyaknya sentimen dari masing-masing emiten itu sendiri.

Misalkan KBLV, banyak terdapat berita positif terkait rencana pengembangan untuk televisi kabel dan serangka-ian aksi-aksi korporasinya yang dinilai positif. Sedangkan saham-saham pelayaran lebih dikarenakan unsur politis dari rencana pengembangan maritim pemerintah. Apakah tahun ini emiten-emiten tersebut bisa kembali melanjutkan tren positifnya?

”Tergantung kondisi pasar dan juga berita positif apa yang dapat mereka berikan kepada investor,” terang analis Woori Korindo Securities Reza Priyambada. Situasi dan kondisi pasar, khususnya ekonomi regional dan global, memang sangat menentukan kinerja IHSG. Mungkin kita masih ingat pada 2013, IHSG mengalami koreksi 0,98%. Padahal pada Mei 2013, IHSG sempat menyentuh rekor 5.214,97. Kondisi pasar seperti itu lebih disebabkan pelam-batan pertumbuhan ekonomi global. Hal ini tidak terlepas dari masih mendominasinya investor asing dalam kepemi-likan aset di pasar modal Indonesia. Berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Desember 2014, total aset investor asing mencapai Rp1.986 triliun dari total aset Rp3.198 triliun.

Itulah sebabnya beberapa tahun terakhir, otoritas pasar modal terus berupaya meningkatkan jumlah investor. Ber-dasarkan Jumlah subrekening efek per September 2014 di C-BEST, jumlah investor saham di pasar modal Indonesia mencapai 438.505 investor. Masih besarnya pengaruh re-gional dan global terhadap pasar modal Indonesia memicu sejumlah stakeholders pasar modal membuat berbagai skenario. Woori Korindo Securities sendiri memiliki tiga skenario perkembangan IHSG pada tahun ini, yakni opti-

mistis, moderat, dan pesimistis. Pada skenario optimistis IHSG diperkirakan berada di level 6.000. Skenario moderat IHSG akan berada di kisaran 5.650-5.700. Sedangkan pada skenario pesimistis, Woori Korindo Securities mem-perkirakan IHSG berada di kisaran 5.000-5.300.

Karena itu, ada baiknya investor tetap memperhatikan berbagai beberapa faktor yang kemungkinan memen-garuhi IHSG. Di antaranya adalah indikasi akan adanya stimulus yang dikeluarkan Bank Sentral Eropa (ECB). Hal itu diharapkan akan mengalir ke negara-negara berkem-bang, termasuk Indonesia dan bisa memberikan efek positif bagi Indonesia, terlebih quantitave easing dari The Feds telah dihentikan.

Dengan kondisi seperti itu, ada baiknya investor me-miliki strategi yang jitu agar bisa memperoleh keuntungan saat berinvestasi di saham. Analis UOB-Kay Hian, Steva-nusJuanda, mengatakan bahwa UOB-Kay telah mengelu-arkan roadmap 2015 yang bisa dipergunakan investor.

Roadmap tersebut menggabungkan pendekatan bottom-up dengan program pemerintah yang baru serta sejarah kinerja laba perusahaan pascakenaikan bahan bakar, sejarah harga saham pascapemilu dan pascakenai-kan harga bahan bakar. Berdasarkan data dari lima pemilu terakhir, ditemukan bahwa emiten semen seperti INTP dan SMGR. Serta sektor unggas cenderung mengalami penguatan pascapemilu.

Bahkan, terkadang perusahaan konsumen juga men-galami penguatan lebih dari satu digit saat pascapemilu. Hal ini dapat dikaitkan dengan peningkatan anggaran pemerintah untuk infrastruktur. Serta, meningkatnya pen-dapatan yang diterjemahkan menjadi konsumsi lebih tinggi dari barang-barang konsumsi dan protein. Ada beberapa sektor yang mampu bertahan dan menunjukkan kinerja positif pasca kenaikan harga minyak.

Di antaranya adalah sektor konsumen dan semen. Sektor usaha tersebut menunjukkan kemampuan mengha-dapi tekanan biaya operasi dalam beberapa bulan setelah kenaikan BBM. Beberapa nama emiten yang masuk dalam kategori tersebut seperti TLKM dan PGAS. Sedangkan, dari sektor perbankan ada nama BBCA dan BBRI.

Di sisi lain, perusahaan konsumer bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga BBM. Karena harga mi susu dan lain-lain telah disesuaikan ke atas padahal beberapa biaya input seperti gandum dan kedelai cend-erung menurun. ”Beberapa perusahaan sektor konsumer yang kami pilih di antaranya adalah ICBP dan AISA,” ujar Stevanus dalam risetnya.

Menurut dia, dalam analisis yang dilakukan UOB-Kay Hian tersebut memperhitungkan valuasi saat ini, program administrasi baru pada sektor infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Serta, kemampuan untuk menghadapi tekanan biaya, penurunan harga komoditas dan faktor-faktor lain.

Atas dasar itu, pada semester I/2015 investor disaran-kan sedikit lebih defensif dan menambahkan beberapa saham unggulan seperti TLKM, PGAS danBJBR. Sedan-gkan, pada semester II/2015 ada baiknya investor lebih agresif dengan menambahkan sektor beta tinggi seperti konstruksi.[]

Page 46: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

46 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

ANALISA

TRADING DALAM DIVERGENCE

Divergence adalah alat yang luar biasa untuk dimiliki di kotak peralatan Anda karena perbedaan ini memberikan sinyal kepada anda bahwa sesuatu yang mencurigakan sedang terjadi dan bahwa Anda harus memperhatikanya lebih dekat.

Menggunakan divergence trading dapat berguna untuk menemukan melemahnya tren atau pembalikan momentum. Bahkan kadang-kadang Anda dapat menggunakannya se-bagai sinyal untuk kelanjutan trend!

Ada DUA jenis divergence:Regular DivergenceSuatu regular divergence digunakan sebagai tanda ke-

mungkinan untuk pembalikan tren.Jika harga sedang membentuk rendah lebih rendah

(lower low/LL), tetapi osilator membentuk rendah yang lebih tinggi (higher low /HL), ini dianggap sebagai regular bullish divergence.

Hal ini biasanya terjadi pada akhir sebuah tren turun. Jika oscillator gagal membuat lower low yang baru, ke-mungkinan bahwa harga akan naik.

Berikut adalah gambar yang menggambarkan regular bullish divergence.

Sekarang, jika harga membentuk tinggi yang lebuh tinggi (higher high / HH), dan oscilator membentuk tinggi yang lebih rendah (lower high/LH), maka ini dinamakan regular bearish divergence.

Jenis regular bearish divergence terjadi jika trend naik. Dalam gambar di bawah, kita melihat harga yang balik arah setelah membentuk higher high dengan ocilator memben-

tuk lower high.

Page 47: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

47Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

TRADING DALAM DIVERGENCE

Seperti yang dapat Anda lihat dari gambar di atas, regular divergence adalah paling baik digunakan ketika mencoba un-tuk memilih top dan bottom. Anda sedang mencari daerah dimana harga akan berhenti dan sebaliknya.

Apakah Anda mengerti semua itu? sangat sederhana kan?

Sekarang Anda sudah tahu regular divergence, sudah waktunya untuk memperkenalkan anda mengenai hidden divergence dalam bab selanjutnya.

Jangan khawatir, hidden divergence bukan seperti Kamar Rahasia dan tidak sulit untuk melacaknya. Alasan disebut “tersembunyi/ hidden” adalah karena divergence ini bersembunyi di dalam tren yang sedang terjadi.

Hidden DivergenceDivergence tidak hanya terjadi sebagai potensi pemba-

likan trend, mereka juga dapat digunakan sebagai tanda un-tuk kelanjutan tren. Selalu diingat, tren adalah teman Anda, sehingga setiap kali Anda bisa mendapatkan sinyal bahwa tren akan terus berlanjut, maka hal ini baik untuk anda!

Hidden bullish divergence terjadi ketika harga memben-tuk rendah yang lebih tinggi (Higher Low/HL), namun osila-tor membentuk rendah yang lebih rendah (Lower low/LL). Hal ini dapat dilihat ketika pairs berada dalam trend naik. Setelah harga membentuk rendah yang lebih tinggi dan melihat osilator membentuk rendah yang lebih rendah.

Terakhir, kita punya hidden bearish divergence. Hal ini terjadi ketika harga membentuk tinggi yang lebih rendah (Lower High/LH), tetapi osilator membentuk tinggi yang lebih tinggi (Higher high/HH). hal ini terjadi waktu trend menurun.

Page 48: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

48 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

ANALISA

Mari kita rekap apa yang telah Anda pelajari sejauh ini tentang hidden divergence. Jika Anda trend follower, maka anda harus mendedikasikan waktu untuk menemukan hidden divergence ini.

Cara Trading DivergenceSekarang saatnya untuk menggunakan divergence untuk mendapatkan pips! Di sini kita akan menunjukkan beberapa

contoh ketika ada perbedaan antara gerakan harga dan osilator. Pertama, mari kita lihat regular divergence. Di bawah ini adalah daily chart USD / CHF.

Kita bisa melihat trendline bahwa USD / CHF dalam trend menurun. Namun, ada tanda-tanda bahwa trend menurun akan segera berakhir.

Harga telah membentuk rendah yang lebih rendah, dan stokastik (indikator yang kami gunakan) menunjukkan rendah yang lebih tinggi.

Ada sesuatu yang mencurigakan disini. Apakah pembalikan akan segera terjadi? Apakah sudah waktunya untuk mem-beli?

Page 49: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

49Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Jika Anda menjawab ya untuk pertanyaan terakhir, maka anda akan menghasilkan banyak pips!Sebelum kita melanjutkan, apakah anda melihat tweezer bottom yang terbentuk pada lower low yang kedua?Hal ini akan memberikan konfirmasi lagi bahwa sebuah tren akan segera berakhir, memberikan alasan lebih untuk

percaya pada divergence!Selanjutnya, mari kita lihat sebuah contoh dari hidden divergence. Sekali lagi, mari kita lihat daily chart USD / CHF.

Di sini kita melihat bahwa pair dalam trend menurun. Perhatikan bagaimana harga membentuk lower high tetapi stokastik sedang membentuk higher high.

Menurut catatan kita, ini adalah bearish hidden divergence! Hmmm, apa yang harus kita lakukan? Waktu untuk menaiki kembali trend?

Nah, jika Anda tidak yakin, Anda dapat duduk santai dan menonton untuk sementara waktu.

Nah tren turun terus!Harga memantul dari garis tren dan akhirnya terjun hampir 2000 pips!Bayangkan jika Anda telah melihat divergence dan melihat ini sebagai sinyal potensial untuk kelanjutan tren?Semoga bermanfaat….Salam trader…

Page 50: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

50 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

NEWS EvENT

SoNGSoNG MEA PEMDA SUMUT ADAkAN SEMINAR

Page 51: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

51Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Medan, 10/1 - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho ST MSi membuka Seminar Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Sabtu (10/1) di Hotel JW Marriot Medan.

Seminar yang digelar Harian Waspada dalam kaitan memper-ingati HUT harian itu yang ke-68 ini menghadirkan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mo-hamad sebagai keynote speaker, juga Mendikdasmen Anies Bawes-dan sebagai narasumber kedua. Hadir juga Wakil Gubernur Sumut Ir H Tengku Erry Nuradi yang saat itu mewakil Ikatan Sarjana Melayu Indonesia serta Kapolda Sumut, Kajati dan sejumlah Bupati/wa-likota Se-sumut serta pemerhati pendidikan juga dihadiri berbagai kalangan mulai dari kalangan pen-gusaha dan akademisi.

Gubsu Gatot Pujo Nugroho saat membuka seminar meny-ampaikan dalam era globalisasi ini memang tidak bisa dihindari adanya persaingan (Kompetisi) antar bangsa. Karena prinsipnya globalisasi telah membuat dunia terintegrasi dalam satu kawasan perdagangan karena kemajuan pengetahuan dan teknologi serta kemajuan teknologi informasi.

Baginya Sumut, kata dia, dalam memasuki era perdagangan bebas

sesungguhnya bukan hal yang baru. Karena selama 30 tahun terakhir berbagai jenis komoditi pertanian, perkebunan produk industri manufaktur beragam hasil kerajinan dan bahkan sumber daya manusia andal dari Sumut mampu bersaing di pasar beberapa negara Asia Tengara.

Maka dia menyakini masyarakat dan provinsi Sumut siap mengha-dapi persaingan di MEA. “Dengan semangat kerja yang digelorakan Kabinet kerja, semoga mimpi kami yakni Sumut mampu bisa menjadi provinsi berdaya saing maju se-jahtera dapat terwujud,” ujarnya.

Sementara itu Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohamad mengatakan salah satu kelemahan negara di ASEAN khususnya yang penduduknya mayoritas Islam dalam menghadapi MEA adalah masyarakatnya meng-ganggap MEA itu hanya bersifat kenegaraan.

Padahal, masyarakat atau umat Islam bisa berperan dan mengambil manfaat lebih besar dalam MEA itu. Karena Selain karena pen-duduk Islamnya lebih banyak, juga karena Islam adalah agama atau pintu segala zaman sehingga bisa sesuai dan mengikuti perkemban-gan dunia. Menurut Mahathir yang berbicara soal Kesiapan Umat

Islam Menyongsong MEA, kesala-han berfikir itu dimana MEA hanya bersifat kenegaraan harus segera diperbaiki.

Dia mengatakan umat Is-lam harus bergegas mengambil kesempatan untuk memanfaatkan peluang MEA yang besar itu.

Usai mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad men-jadi pembicara, Mendikdasmen Anies Rasyid Baswedan berbicara dengan tema Revolusi Mental Bidang Pendidikan Menyongsong MEA.

Anies menyampaikan, dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan siswa, peningkatan mutu guru juga harus diutamakan. “Percuma saja mengganti-ganti kurikulum, kalau kualitas gurunya tidak ditingkatkan,” katanya.

Anies menegaskan, guru bukan hanya mengajar dan mendidik, tetapi juga harus bisa mengin-spirasi siswa. Selain guru, peran orangtua juga sangat berperan menghasilkan siswa berkualitas. Dari orangtua dan guru, karak-ter atau akhlak murid terbentuk. Karakter dan akhlak menentukan bagaimana nantinya anak-anak ke depannya.[]

Page 52: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

52 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

NEWS EvENTS

Page 53: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

53Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 54: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu 1 Feb 2015

54 MITRA INVESTOR EDISI FEBRUARI 2015

www.mitrainvestor.com