6
Majas Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa , pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Daftar isi 1 Jenis-jenis Majas o 1.1 Majas perbandingan o 1.2 Majas sindiran o 1.3 Majas penegasan o 1.4 Majas pertentangan Jenis-jenis Majas Majas perbandingan 1. Alegori : Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut. 2. Alusio : Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal. Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya. 3. Simile : Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".

Majas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Semoga bermanfaat

Citation preview

Page 1: Majas

MajasMajas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk

memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas

dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Daftar isi

1 Jenis-jenis Majas

o 1.1 Majas perbandingan

o 1.2 Majas sindiran

o 1.3 Majas penegasan

o 1.4 Majas pertentangan

Jenis-jenis Majas

Majas perbandingan

1. Alegori : Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.

Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang

kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada

akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

2. Alusio : Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.

Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.

3. Simile : Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan

dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".

contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta

berkorban apa saja.

4. Metafora : Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena

mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.

contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.

5. Antropomorfisme : Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan

dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.

Page 2: Majas

6. Sinestesia : Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat

ungkapan rasa indra lainnya.

7. Antonomasia : Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.

8. Aptronim : Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.

9. Metonimia : Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek,

ciri khas, atau atribut.

Contoh: Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)

10. Hipokorisme : Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan

hubungan karib.

11. Litotes : Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.

Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.

12. Hiperbola : Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut

menjadi tidak masuk akal.ah mencapai langit.

Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telihat menjulang tinggi.

13. Personifikasi : Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada

sesuatu yang bukan manusia.

Contoh: Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.

14. Depersonifikasi : Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak

bernyawa.

15. Pars pro toto : Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.

contoh:Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.

16. Totum pro parte : Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.

contoh:Indonesia bertanding volly melawan Thailand.

17. Eufimisme : Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-

kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.

contoh:Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?

18. Disfemisme : Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana

adanya.

Page 3: Majas

19. Fabel : Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.

contoh:Perilakunya seperti ular yang menggeliat.

20. Parabel : Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.

21. Perifrasa : Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.

22. Eponim : Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.

contoh:Kita bermain ke rumah Ina.

23. Simbolik : Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan

maksud.

24. Asosiasi : perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.

Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.

Majas sindiran

1. Ironi : Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan

dari fakta tersebut.

Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.

2. Sarkasme : Sindiran langsung dan kasar.

3. Sinisme : Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada

manusia (lebih kasar dari ironi).

Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?

4. Satire : Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau

menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.

5. Innuendo : Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

Majas penegasan

1. Apofasis : Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.

2. Pleonasme : Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau

menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.

Contoh: Saya naik tangga ke atas.

3. Repetisi : Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.

Page 4: Majas

4. Pararima : Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang

berlainan.

5. Aliterasi : Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.

6. Paralelisme : Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.

7. Tautologi : Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.

8. Sigmatisme : Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.

9. Antanaklasis : Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang

berlainan.

10. Klimaks : Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang

penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.

11. Antiklimaks : Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih

penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.

12. Inversi : Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.

13. Retoris : Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan

tersebut.

14. Elipsis : Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur

tersebut seharusnya ada.

15. Koreksio : Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat,

kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.

16. Polisindenton : Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata

penghubung.

17. Asindeton : Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.

18. Interupsi : Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.

19. Eksklamasio : Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.

20. Enumerasio : Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu

keseluruhan.

21. Preterito : Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.

22. Alonim : Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.

23. Kolokasi : Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam

kalimat.

24. Silepsis : Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi

dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.

25. Zeugma : Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk

konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

Page 5: Majas

Majas pertentangan

1. Paradoks : Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan,

namun sebenarnya keduanya benar.

2. Oksimoron : Paradoks dalam satu frasa.

3. Antitesis : Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan

yang lainnya.

4. Kontradiksi interminus : Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada

bagian sebelumnya.

5. Anakronisme : Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan

waktunya.

Baca Juga

Macam-Macam Majas dan Contohnya  ( Contoh Majas Lengkap )

Rujukan

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2007. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

yang Disempurnakan. Tera, Yogyakarta.

Catatan kaki

1. ̂  Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga. 2002.