Makala Agama (St. Bernadette Soubirous

Embed Size (px)

Citation preview

Bab I PendahuluanSanta Bernadette Soubirous Bernadette Soubirous lahir pada tanggal 7 Januari 1844, dari pasangan Francois Soubirous seorang pengusaha penggilingan gandum yang jatuh miskin- dan isterinya, Louise Casterot. Seorang pelindung orang sakit, kemiskinan dan keluarga. Dihormati di Gereja Katholik Roma. Mempunyai tempat ziarah di Lourdes dan dikordinasi oleh Paus Pius XI pada tanggal 8 Desember 1933. Santa Bernadette Soubirous melihat penampakan Bunda Maria di Lourdes. Santa Bernadette wafat pada tanggal 16 April 1879, Nevers di Perancis. Pesta Santa Bernadette Soubirous dirayakan di Gereja Katholik setiap tanggal 16 April. Tujuan dari makala ini adalah agar dapat mengetahui biography dan lebih mengenal tentang Santa Bernadette Soubirous. Selain itu Santa Bernadette Soubirous menjadi contoh bagi orang banyak. Banyak orang yang mengaguminya. Jenazahnya hingga saat ini masih utuh dan tidak berbau busuk.

1

BAB II Sejarah Santa Bernadette SoubirousBernadetta Soubirous sendiri dikanonisasi dan pestanya dirayakan setiap tanggal 16 April, tanggal ia wafat 129 tahun yang lalu. Malam ini kami secara singkat mengangkat tema Santa Bernadetta Soubirous dan kisah hidupnya menanggapi penampakan Bunda Maria. Bernadette Soubirous lahir pada tanggal 7 Januari 1844, dari pasangan Francois Soubirous -seorang pengusaha penggilingan gandum yang jatuh miskin- dan isterinya, Louise Casterot. Ia adalah anak pertama dari 9 bersaudara, tetapi 3 di antara meninggal dunia di masa bayinya. Sebetulnya, namanya adalah Marie Bernarde tetapi karena perawakannya yang kecil mungil, ia kemudian biasa dipanggil Bernadette yang berarti Bernarde kecil. Mereka hidup di Lourdes, sebuah desa di Perancis bagian selatan tetapi bahasa yang digunakan di sana bukanlah bahasa Perancis, tapi bahasa Occitan yang mendapat pengaruh dari bahasa Catalan dan bahasa Spanyol. Ia dibaptis 2 hari setelah kelahirannya, yaitu tanggal 9 Januari yang merupakan hari ulang tahun perkawinan kedua orangtuanya. Keluarga Soubirous hidup dalam kemiskinan dan sejak bayi kesehatan Bernadette kurang baik. Ia sering menderita sakit, terutama asma. Tetapi demikian, ia tetap membantu ibunya mengasuh kelima adiknya. Dan ketika Bernadette telah dianggap cukup umur, ia pun harus bekerja sebagai pembantu dan penggembala ternak. Pada usia 14 tahun, ia adalah anak kecil yang baik, taat dan ramah, tetapi tidak sangat terpelajar, khususnya dalam masalah yang berkaitan dengan doktrin-doktrin dan tradisi-tradisi Katolik. Suatu hari, pada tanggal 11 Februari 1858, suatu peristiwa yang luar biasa terjadi. Ketika ia bersama adiknya Toinette dan seorang temannya sedang mencari kayu bakar di sebuah gua (grotto) yang disebut Massabielle (=Batu Besar), di tepi sungai Gave dekat kota Lourdes. Dia sendirian di dekat gua sementara dua gadis lainnya beristirahat mengumpulkan kayu. Bernadetta mendengar sesuatu yang aneh: Suatu hari saya dan dua gadis lain pergi ke pinggir sungai Gave. Tiba-tiba saya mendengar bunyi gemerisik. Saya mengarahkan pandangan ke arah padang yang terletak di sisi sungai, tetapi pepohonan di sana tampak tenang dan suara itu jelas bukan datang

2

dari sana. Kemudian saya mendongak dan memandang ke arah gua di mana saya melihat seorang wanita mengenakan gaun putih yang indah dengan ikat pinggang berwarna terang. Di atas masing-masing kakinya ada bunga mawar berwarna kuning pucat, sama seperti warna biji-biji rosarionya. Saya menggosok-gosok mata saya, kemudian saya tergerak untuk memasukkan tangan saya ke dalam lipatan baju saya di mana tersimpan rosario. Saya ingin membuat tanda salib, tetapi tidak bisa, tangan saya lemas dan jatuh kembali. Kemudian wanita itu membuat tanda salib. Setelah usaha yang kedua saya berhasil membuat tanda salib meskipun tangan saya gemetar. Kemudian saya mulai berdoa rosario sementara wanita itu menggerakkan manik-manik di antara jari-jarinya tanpa menggerakkan bibirnya sama sekali. Setelah saya selesai mendaraskan Salam Maria, wanita itu tiba-tiba menghilang. Saya bertanya kepada kedua gadis yang lain apakah mereka melihat sesuatu, tetapi mereka mengatakan tidak. Tentu saja mereka ingin tahu apa yang telah terjadi. Saya katakan kepada mereka bahwa saya melihat seorang wanita mengenakan gaun putih yang indah, namun saya tidak tahu siapa dia. Saya minta mereka untuk tidak menceritakan hal itu kepada siapa pun. Mereka mengatakan saya bodoh karena memikirkan yang bukan-bukan. Bernadette meminta kepada kedua gadis lainnya untuk menjaga rahasia, tetapi ternyata adiknya mengatakannya kepada ibu mereka. Ibunya memarahinya dan berkata kepadanya agar menghilangkan ilusi tolol dari kepalanya. Tetapi Bernadette meyakini dalam hatinya bahwa kejadian-kejadian itu nyata. Tiga hari kemudian tiga gadis itu kembali ke gua, sambil membawa air suci untuk menguji batinnya. Wanita itu menampakkan diri sekali lagi tetapi hanya Bernadetta yang dapat melihatnya. Ketika Bernadetta menuang air suci ke tanah, wanita itu hanya tersenyum. Sekarang Bernadetta yakin bahwa ini bukan tipuan iblis. Sekarang seluruh desa sadar apa yang terjadi Massabielle. Ketika Bernadette kembali ke gua bersama dengan orang-orang kota untuk ketiga kalinya pada tanggal 18 Februari, wanita itu menampakkan diri lagi dengan permintaan agar Bernadetta kembali 15 kali lagi dengan jarak waktu yang tetap. Dalam penampakan ini, wanita itu berkata secara khusus kepada Bernadetta bahwa dia tidak dapat menjanjikan kebahagiaan baginya di dunia ini, tetapi bahwa kebahagiaan itu akan menunggunya di surga. Sekitar

3

100 orang desa mengikuti Bernadette ke gua, beberapa saksi menyatakan bahwa mereka merasakan suasana berserah hati selama penampakan kepada Bernadette. Mereka melihat wajah Bernadette diliputi dengan ekspresi hormat dan tunduk. Walaupun sudah sangat santer beredar kabar bahwa adalah Bunda Maria sendiri yang memperlihatkan diri, Bernadette menyatakan bahwa ia sudah menanyakan siapakah wanita itu, tetapi wanita itu hanya tersenyum mendengar pertanyaannya. Walaupun sudah ada 100 orang yang menyertainya selama Bernadette menerima penglihatan dari sosok wanita yang konon adalah Bunda Maria, banyak juga orang lain dari Lourdes yang menunjukkan sikap kritis dan meragukannya. Orang-orang tua dan polisi beberapa kali membawa Bernadette untuk ditanyai, ia juga menjalani pemeriksaan kejiwaan. Ia juga ditekan agar tidak kembali ke gua. Walaupun dalam tekanan, Bernadette tetap sabar dan dengan kepolosan tanpa melebih-lebihkan tetap memberikan keterangan yang sama. Seorang dokter menyertai Bernadette dalam perjalanan berikutnya dan menyimpulkan bahwa dia tidak menemukan apa-apa yang abnormal dalam diri Bernadette selama mengalami ekstase. Itu terjadi pada tanggal 21 Februari, penampakan keenam kepada Bernadette, ketika perempuan itu berkata kepada Bernadette: Berdoalah bagi para pendosa. Sejumlah besar orang sekarang mengikuti Bernadette ke gua Masabielle, para pejabat pemerintah gelisah bahwa orang akan terluka atau jatuh di sekeliling lubang gua. Maka Prokur Kerajaan, M. Dutour, berkata kepada Bernadette agar dia tidak turun lagi ke gua. Tetapi Bernadette menolaknya sebab dia berjanji kepada perempuan itu untuk kembali. Terkejut atas kebulatan tekad Bernadette, Prokur berkata dia akan memikirkannya. Komisaris polisi, Dominique Jacomet, berharap Bernadette menghentikan apa yang dianggap sebagai tebakan. Bagaima-manapun, berdasarkan interogasi komisaris tidak menemukan inkon-sistensi dari kisah Bernadette, maka dia hanya mengancam Bernadette dengan hukuman penjara jika dia kembali ke gua. Ayah Bernadette datang ke kantor polisi mengajak Bernadette pulang ke rumah, dan komisaris memperingatkan dengan keras kepada mereka berdua agar tidak kembali ke gua. Perintah polisi itu ditentang, dalam perjalanan pulang ke rumahnya Bernadette berbalik dan kembali ke gua. Dibayang-bayangi oleh polisi dan orang banyak yang

4

mengikutinya, Bernadette tidak menerima penampakan hari itu, tetapi dia harus menanggung ejekan yang menyakitkan hati dari orang-orang yang memfitnah dan yang tidak percaya. Dua hari kemudian, pada tanggal 23 Februari, Bernadette kembali ke gua dan dianugerahi dengan penampakan Maria lain, yang meminta dengan sangat penitensi Hari berikutnya Maria berkata kepada Bernadette: Minumlah dari sumber air ini dan mandilah di situ. Bingung karena tidak ada sumber air di Gua Massabielle, Bernadette mulai menggali tanah dengan rasa takut, menimbulkan tertawaan dan cemoohan dari orang banyak yang berpikir dia mulai gila. Tetapi tercenganglah orang banyak itu, kelembaban mulai merembes dari tanah yang telah digalinya, dan Bernadette mengambil air, meminumnya, dan mengotori mukanya dengan lumpur. Orang banyak menertawakannya dan menganggap ia hanya berbohong. Tetapi beberapa hari aliran air yang kecil itu mengeluarkan lebih banyak air yang jernih dan berubah menjadi mata air. Penduduk setempat mulai mengikuti Bernadette untuk minum dan mandi dari sumber air yang kini jernih tidak berlumpur itu. Seorang penduduk desa, Catherine Latapie menyatakan bahwa ia lengannya yang tadinya lumpuh dapat digerakkan kembali setelah ia mandi di sumber air itu. Kejadian ini menjadi catatan pertama mengenai kesembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Pada penampakan yang ketigabelas pada tanggal 2 Maret Bernadette diperintahkan untuk mengatakan kepada imam agar membangun kapel di Gua Massabielle. Wanita itu berkata kepada Bernadette bahwa orang-orang harus datang ke gua dalam bentuk prosesi, tetapi Abas Peyramale berkata dengan sangat kasar kepada Bernadette bahwa dia tidak biasa menerima perintah dari penampakan-penampakan aneh, dan bahwa jika perempuan itu menginginkan kapel dan prosesi-prosesi di gua pertamatama dia hams mengidentifikasikan dirinya. Pada penampakan yang keempat belas pada tanggal 3 Maret, Bernadette menanyakan nama sang wanita tersebut, tetapi menurut Bernadette, wanita itu hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum, tidak memberikan jawaban apapun. Keesokan harinya, pada 4 Maret, Bernadette diikuti 9 ribu orang kembali ke gua. Untuk kedua kalinya Bernadette menanyakan nama wanita itu. Tetapi menurut

5

Bernadette, kembali wanita itu hanya tersenyum. Ketika Bernadette menceritakannya kepada Abas Peyramale, Abas hanya tersenyum mendengarnya, dan meyakinkan Bernadette bahwa wanita itu menertawakannya dan Abas menyuruh Bernadette untuk tidak kembali ke gua itu. Tapi Bernadette walaupun sempat merasa bimbang, merasa bahwa ia harus tetap pergi. Tiga minggu kemudian barulah Bernadette kembali ke gua pada tanggal 25 Maret, Hari Raya Kabar Sukacita Maria dan penampakan ke-16 kepada Bernadette. Bernadette berkata bahwa setelah tiga kali pertanyaannya dijawab dengan senyum, setelah Bernadette bertanya untuk keempat kalinya, wanita itu tidak tersenyum. Dengan lengannya ke bawah, wanita itu mengangkat tatapannya ke surga, dan kemudian dengan mengatupkan tangannya ke dada, ia berkata kepada Bernadette dalam bahasa Occitan: Que soy era Immaculado Councepciou! (Aku adalah Yang Dikandung Tanpa Dosa) Bernadette, gadis sederhana dengan sedikit pendidikan, tentu saja tidak tahu arti Dikandung Tanpa Dosa, tetapi segera menyampaikan pesan itu kepada Abas Peyramale. Mendengar kata-kata Bernadette, hati Abas terpana. Abas bertanya sekali lagi, apakah Bernadette yakin dengan ucapannya. Bernadette berkata bahwa ia yakin, dan ia mengatakan bahwa ia mengulang-ulangi kata-kata wanita itu agar ia tidak lupa. Empat tahun sebelumnya yaitu tanggal 8 Desember 1854 Paus Pius IX dalam ensikliknya Ineffabilis Deus mengeluarkan dogma bahwa Bunda Maria dikandung tanpa dosa. Sudah sejak semula umat beriman secara tradisi percaya bahwa Bunda Maria sungguh-sungguh mulia dan tanpa dosa karena mengandung Tuhan sendiri. Tetapi ungkapan teologis Yang Dikandung Tanpa Dosa/Immaculata Conceptio tidak banyak dikenal umat selain para tertahbis yang mendalami teologi dan filsafat. Ketika ungkapan ini keluar dari mulut Bernadetta, yang bahkan buta huruf, Abas Peyramale baru diyakinkan bahwa wanita itu adalah sungguh-sungguh Perawan Maria Yang Terberkati dan bahwa dia datang meneguhkan dogma Immaculata Conceptio.Sebuah tempat suci segera dibangun di Gua Massabielle, dan sumber airnya segera terkenal karena daya penyembuhannya. Pada tanggal 18 Januari 1862, Uskup Lawrence, Uskup Tarbes, keuskupan yang membawahi Lourdes, mengeluarkan surat yang mengakui penampakanpenampakan di Lourdes sebagai penghargaan iman:

6

Kami meyakinkan bahwa Penampakan ini supranatural dan berasal dari Allah Bernadette menerima penampakan Maria yang ke-18 dan itu adalah penampakan Bunda Maria yang terakhir kalinya bagi Bernadette pada tanggal 16 Juli 1858, pada Pesta Perawan Maria dari Gunung Karmel. Bernadette tidak pernah mencari nama tenar dan popularitas, dalam banyak hal ia berharap dapat hidup dengan tenang karena peristiwa penampakan Bunda Maria dan keajaiban-keajaiban yang terjadi menarik perhatian banyak orang di seluruh Perancis dan wilayah sekitarnya. Dalam beberapa tahun setelahnya ia senantiasa dengan sabar menghadapi banyak orang-orang yang ingin menemuinya: orang-orang yang berharap kesembuhan hanya dengan menemuinya, orang-orang yang meragukannya, orang-orang yang tidak percaya dan menentang, orangorang penasaran yang ingin mendengar langsung darinya. Banyak orang yang menceritakan betapa Bernadette selalu sangat sabar, murah hati dan toleran kepada banyak pengunjung yang muncul begitu saja ingin menemuinya. Bahkan banyak orang yang ragu dan menolak penampakan Bunda Maria terkesan terhadap Bernadette yang tetap rendah hati, jujur dan lugas. Walaupun dengan sabar ia menemui tamu-tamunya, Bernadette semakin tertarik dengan ide memasuki biara untuk dapat hidup tenang. Awalnya ia tertarik memasuki biara Karmel, tapi kondisi kesehatannya tidak memungkinkannya mengikuti rutinitas biara Karmelit yang berat. Akhirnya ia memutuskan dan diterima dalam biara para Suster Charitas di Nevers, Perancis, pada usia 22 tahun. Saat tiba pertama kalinya di biara ia diminta untuk menceritakan lagi penglihatannya di hadapan para suster yang sedang berkumpul, tetapi setelah ia selesai menceritakannya, suster kepala melarang ia dan seluruh suster lain membahas penglihatannya lagi dan hidup senormal mungkin di biara seperti suster lainnya. Ia sangat senang dengan larangan tersebut walaupun suster kepala mengijinkannya sesekali menemui imam-imam senior dan uskup yang melakukan wawancara untuk keperluan Gereja. Ia hidup senormal mungkin di biara dan akhirnya memperoleh kemampuan baca dan tulis. Ia bekerja merawat orang sakit, dan membuat hiasan-hiasan taplak altar dan jubah-jubah. Suster Marie-Bernarde (nama biara Bernadette) sering sakit selama di biara, menderita TBC, sakit tulang, tumor, asma, dan kesehatan yang memburuk secara keseluruhan. Dalam suatu serangan asma yang berat, ia

7

meminta air dari mata air di Lourdes, dan serangan asmanya secara ajaib berkurang dan ia tidak pernah menerima serangan asma yang buruk lagi. Tapi Suster Marie-Bernarde tidak memohon kesembuhan dari mata air Lourdes lagi saat ia menderita tuberkulosis pada tulang lutut kanannya. Ketika ditanya mengapa ia tidak pergi ke Lourdes untuk memohon kesembuhan, Bernadette mengatakan bahwa kesembuhan dari Lourdes bukanlah untuknya, tetapi untuk mereka yang lebih sakit daripadanya. Ia menyaksikan perkembangan Lourdes menjadi tempat ziarah ketika dia masih tinggal di Lourdes antara usia 14-22 tapi sesudah masuk biara ia tidak tahu-menahu lagi dan ia bahkan juga tidak hadir saat pemberkatan Basilika Yang Dikandung Tanpa Dosa pada tahun 1876. Kesehatannya semakin memburuk karena serangan TBC dan ia meninggal pada usia 35 tahun pada tanggal 16 April 1879. Suster Nathalie Portat yang menjaga Suster Bernadette menceritakan bahwa Bernadette kerap menampakkan ekspresi wajah menahan kesakitan dan meminta rekanrekannya mendoakan jiwanya. Pada saat terakhirnya, ia menceritakan bahwa Suster Bernadette mendoakan Salam Maria dengan penuh kerendahan hati bagaikan seorang anak perempuan kecil pada ibunya menyatakan dua kali Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini Beberapa saat kemudian Bernadette membuat tanda salib, minum beberapa tetes air dan meninggal dalam kedamaian. Ketika tubuh Suster Marie-Bernarde digali 30 tahun kemudian pada tanggal 30 September 1909, pihak penyelidik Gereja yang dipimpin oleh Uskup Nevers, Mgr. Gauthey, di hadapan dua dokter dan seorang suster komunitasnya, menemukan tubuhnya tidak rusak. Tidak busuk, tidak bau, tidak rusak sedikit pun meskipun kulitnya menjadi kering dan tampak hitam setelah dimandikan, maka wajah dan tangannya dibalut dengan lilin untuk menyembunyikan perubahan warna. Walaupun demikian, Rosario dan salib dalam genggamannya berkarat. Mereka membersihkan dan mengenakan pakaian baru sebelum memakamkannya kembali. Pada penggalian yang terakhir, tanggal 18 April 1925, tubuh Bernadette tetap tampak tidak ada tanda pembusukan, walaupun ada perubahan warna pada wajah dan lesakan pada mata dan hidung. Gereja setempat kemudian membuat cetakan wajahnya dengan lilin berdasarkan foto-foto aslinya dan melapisinya di wajah aslinya yang menghitam. Dewasa ini, tubuhnya tetap diperlihatkan dalam peti kaca di kapel biaranya,

8

St. Gildard, di Nevers, Perancis, sebagai pernyataan bagi Perawan Maria dari Lourdes. Kapelnya menjadi tujuan peziarahan dan tubuhnya tetap utuh hingga hampir 130 tahun setelah kematiannya pada tanggal 16 April 1879. Bernadette Soubirous dikanonisasi menjadi orang kudus pada tanggal 8 Desember 1933 Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Dosa. Setiap tahun jutaan orang datang berdoa di tiga basilika Lourdes dan mengunjungi Gua Massabielle mengambil bagian dalam penyembuhan melalui sumber air, yang telah menyembuhkan begitu banyak orang dari penyakit fisik dan rohani. Salah satu penyembuhan yang paling terkenal adalah penyembuhan mata Louis Bouriette. Bouriette adalah tukang batu setempat, matanya yang satu buta, yang membantu untuk membangun kolam di sekeliling sumber yang telah ditemukan Bernadette. Ketika dia menggosok matanya yang buta dengan lumpur dan berdoa kepada Perawan Maria, secara ajaib matanya dapat melihat. Pada tahun 1986, 63 keajaiban lainnya telah dibuktikan kebenarannya oleh pemeriksa medis yang independen sebagai penghargaan iman. Ia adalah pelindung bagi orang sakit, keluarga, penggembala dan orang miskin. Sebuah catatan diberikan kepada kanonisasinya bahwa ia menerima sebutan orang kudus bukan sepenuhnya karena ia menerima penampakan Bunda Maria, tetapi terutama karena kesederhanaan dan kekudusan hidupnya sendiri. Lourdes pada pertengahan abad kesembilan belas adalah kota kecil di perbatasan dengan benteng-benteng pertahanan, sebuah tanda pertempuran-pertempuran di masa silam dengan penduduk yang bersandar pada kegiatan agrikultur dan hampir semua adalah penganut Katolik. Kini Lourdes memiliki populasi 15 ribu orang tapi sanggup menampung lima juta peziarah selama masa peziarahan antara bulan Maret hingga Oktober. Diperkirakan Lourdes telah menerima peziarahan 200 juta orang sejak tahun 1860.

9

BAB III Jenazah Santa Bernadette Soubirous Tetap UtuhPada tahun 1909, sehubungan dengan diajukannya permohonan beatifikasi Bernadette Soubirous, maka perlulah dilakukan identifikasi terhadap jenazah calon beata yang meninggal pada tahun 1879 itu. Maka, pada tanggal 22 September 1909, Uskup Gauthey dari Nevers, bersama dengan para wakil dan pejabat Gereja lainnya, masuk ke dalam kapel biara di mana jenazah Bernadette disemayamkan. Makam kemudian digali dan jenazah diangkat dari dalam tanah. Semua yang hadir merasa takjub melihat jenazah Bernadette yang tampak persis sama seperti pada hari ia meninggal. Tubuhnya utuh sempurna, tak tercium bau busuk, pun tak didapati tanda-tanda kerusakan pada tubuh mungil yang terbaring dalam peti jenazah. Dokter Jourdan, dokter ahli bedah yang ikut serta dalam penggalian kembali makam, meninggalkan suatu catatan dalam arsip komunitas, menggambarkan apa yang terjadi pada waktu itu: Peti jenazah dibuka di hadapan Uskup Nevers, walikota, beberapa imam dan kami sendiri. Kami tak mencium adanya bau busuk. Jenazah terbalut rapat dalam jubah ordo biarawati di mana Bernadette tinggal. Jubah itu lembab. Hanya wajah, kedua tangan dan lengan bawahnya saja yang kelihatan. Kepalanya agak sedikit miring ke kiri. Rona wajahnya putih pucat. Mulutnya sedikit terbuka dan dari situ tampak bahwa giginya masih utuh. Kedua tangan, yang disilangkan di dada, utuh sempurna, juga kuku-kuku jemarinya. Kedua tangannya masih menggenggam seuntai rosario yang telah berkarat. Galur-galur urat darah halus di lengan bagian bawah tampak jelas. Setelah identifikasi jenazah, para biarawati membasuh tubuh Bernadette dan mengenakan jubah baru padanya. Jenazah lalu ditempatkan dalam suatu peti jenazah yang baru berlapis kain sutera putih, dan dikuburkan kembali.Pada bulan Agustus 1913, Paus Pius X memaklumkan dimulainya penyelidikan untuk kanonisasi dan Bernadette Soubirous sekarang diberi gelar `venerabilis'. Itu berarti bahwa jenazahnya harus diangkat kembali dari kubur. Tetapi, proses ini tertunda akibat Perang Dunia Pertama dan makamnya tidak digali kembali hingga April 1919. Identifikasi jenazah kemudian

10

dilangsungkan sama seperti sebelumnya - dengan hasil yang sama pula. Jenazah tetap utuh. Pada bulan November 1923, Paus memaklumkan keotentikan keutamaankeutamaan Bernadette Soubirous, dengan demikian, akhirnya proses beatifikasi dapat dimulai. Sebagai konsekwensi, makam harus digali kembali untuk ketiga kalinya. Kali ini, dari jenazah akan diambil relikwi untuk dikirim ke Roma, Lourdes dan Rumah Suster-suster Nevers di seluruh penjuru dunia.Pada tanggal 18 April 1925, dilaksanakan penggalian makam untuk yang ketiga kalinya. Bernadette telah wafat lebih dari empatpuluh enam tahun. Namun demikian, tubuhnya tetap sepenuhnya utuh. Dr Talon, ahli bedah yang dipercaya untuk mengambil relikwi-relikwi dari jenazah Bernadette, kemudian menulis suatu laporan mengenai pengangkatan jenazah ini untuk suatu jurnal kedokteran, di mana ia melukiskan rasa takjubnya atas keutuhan sempurna kerangka dan khususnya otot-otot tubuh, juga hati yang menurutnya seharusnya rusak seluruhnya segera sesudah kematian. Dr Talon menyimpulkan bahwa tampaknya hal ini bukan suatu fenomena biasa. Pada saat identifikasi jenazah, dicermati bahwa sebagian kecil kulit wajah sedikit pudar warnanya, kemungkinan akibat pembasuhan jenazah dan kontaminasi oleh organisme udara. Karenanya, diputuskan untuk melapisi wajah dan kedua tangan dengan lapisan lilin yang tipis. Perusahaan Pierre Imans di Paris dihubungi, dan mereka setuju untuk melakukan apa yang perlu. Pada tanggal 14 Juni 1925, Paus Pius XI memaklumkan Bernadette Soubirous sebagai `Beata'. Itu berarti, jenazahnya sekarang dapat dipertontonkan untuk dihormati umat beriman. Suatu workshop di Lyons diserahi tugas membuat sebuah wadah relikwi yang indah, terbuat dari perak yang berkilau, dan juga kristal, tempat jenazah akan dibaringkan. Pada bulan Juli 1925, suatu tempat ziarah selesai dipersiapkan. Sekali lagi jubah baru dikenakan pada jenazah yang kemudian dipindahkan ke sana. Pada wadah relikwi tampak gambar-gambar Penampakan di Lourdes, dan gambar bunga-bunga lili - simbol kemurnian Bernadette. Di atas wadah relikwi terdapat inisial `N.D. de L.' (Notre Dame de Lourdes), dengan seuntai rosario dililitkan sekelilingnya.Tempat ziarah dipindahkan ke kapel utama biara, di mana jenazah dapat dilihat hingga kini.

11

BAB IV Pesta Nama Santa Bernadette Soubirous.Pastor parokinya sangat kaget saat Bernadette mengatakan yang ditemuinya adalah Perawan yang Dikandung Tanpa Noda. Seperti dikatakan oleh Bunda Maria sendiri. Pastor sangat menyesal dan kemudian memenuhi permintaan Bunda Maria untuk mendirikan kapel dan mengadakan prosesi ke gua di tanggal 4 April 1862. Setelah 18 kali penampakan, Bernadette tidak pernah melihat Bunda Maria lagi, Bernadette kemudian menjadi suster Karitas di Nevers tahun 1866. Kesehatannya kian merosot hingga akhirnya meninggal tanggal 16 April 1879 dengan nama Suster Marie Bernhard dalam usia 35 tahun. Hingga kini jenazahnya yang masih segar dan utuh dibaringkan dalam sebuah peti kaca. Kita merayakan peringatan Santa Bernadette setiap tanggal 16 April. Oleh Sri Paus, Bernadette digelari Santa pada tanggal 8 Desember 1925. Bertepatan denagn pesta nama Maria yang dikandung tanpa dosa. Pesan Maria ketika bertemu Bernadette di Laurdes Aku tidak menjanjikan kepadamu kebahagiaan di dunia, melainkan di alam yang kekal.

12

BAB V PenutupA.Kesimpulan Santa Bernadette Soubirous lahir di Laurdes pada tanggal 7 Januari 1844. Ia menjadi Sant pelindung orang miskin, orang sakit dan keluarga. Dihormati di Gereja Katholik Roma. Mempunyai tempat ziarah di Lourdes dan dikordinasi oleh Paus Pius XI pada tanggal 8 Desember 1933. Santa Bernadette Soubirous melihat penampakan Bunda Maria di Lourdes. Santa Bernadette wafat pada tanggal 16 April 1879, Nevers di Perancis. Pesta Santa Bernadette Soubirous dirayakan di Gereja Katholik setiap tanggal 16 April.

13

B. Penutup Dengan kita mengetahui sejarah dari Santa Bernadette Soubirous, kita dapat mengikutingya dengan menolong orang banyak. Santa Bernadette membuat kita sadar bahawa kita tidak boleh sombong, tinggi hati dan sifat buruk lainya. Santa Bernadette merupakan Santa pelindung. Beberapa foto Santa Bernadette Soubirous:

Ketika bertemu Santa Maria

Jenazah Santa Bernadette Soubirous yang tetep utuh sampai sekarang

14

Daftar Pustakawww.google.com www.wikipedia.com www.yesaya.indocell.com www.gemawarta.wordpress.com

15

Santa Bernadette Soubirous

Dibuat oleh: Lusvita Rinawati Kelas : X.7

16

Kata PengantarPuji dan Syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas bantuan dan perlindungannya untuk dapat mengerjakan tugas ini. Saya juga berterimakasih terhadap semua pihak yang telah membantu saya. Saya berharap laporan tentang Santa pelindung yaitu Santa Bernadeth Soubirous dapat bermanfaat bagi yang membaca dan dapat menghasilkan sesuatu dari yang telah saya buat. Saya mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan penulisan kata-kata pada laporan ini. Akhir kata saya ucapkan

Selamat Membaca

BSD, 18 November 2010 Penyusun

17

i

Daftar IsiKata Pengantar . I Daftar Isi II BAB I. Pendahuluan ...1 II. Sejarah Santa Bernadette Soubirous...2 III. Jenazah Santa Bernadette Soubirous Tetap Utuh .10 IV. Pesta Nama Santa Bernadette Soubirous...12 V. Penutup A. Kesimpulan ..13 B. Penutup .....14 Daftar Pustaka ...15

18