33
Insomnia Non-Organik Rozma Connica Bertha Ompusunggu* 102009251 *Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Alamat korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510 *Email : [email protected] Pendahuluan Insomnia ini bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala yang disebabkan oleh beberapa hal, misalnya stress, cemas, gangguan emosional, efek samping obat, efek makanan atau minuman, gejala penyakit tertentu, hingga pengaruh lingkungan. Karena tidur merupakan aktivitas alamiah yang harus dijalani manusia, maka gangguan terhadapnya merupakan tanda adanya ketidakseimbangan dalam tubuh dan pola hidup. Otak yang seharusnya beristirahatpun menjadi overaktif, terus mencari solusi atas masalah yang 1

Makala Ica Insomnia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makala Ica Insomnia

Insomnia Non-Organik

Rozma Connica Bertha Ompusunggu*

102009251

*Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

Alamat korespondensi:

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510

*Email : [email protected]

Pendahuluan

Insomnia ini bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala yang disebabkan oleh beberapa

hal, misalnya stress, cemas, gangguan emosional, efek samping obat, efek makanan atau

minuman, gejala penyakit tertentu, hingga pengaruh lingkungan. Karena tidur merupakan

aktivitas alamiah yang harus dijalani manusia, maka gangguan terhadapnya merupakan tanda

adanya ketidakseimbangan dalam tubuh dan pola hidup. Otak yang seharusnya beristirahatpun

menjadi overaktif, terus mencari solusi atas masalah yang dipikirkan atau mengulang-ulang

kejadian tidak mengenakkan yang menjadi sumber persoalan.

Insomnia dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang mana seseorang mengalami

kesulitan untuk tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak. Rata rata setiap orang pernah

mengalami insomnia sekali dalam hidupnya. Bahkan ada yang lebih ekstrim menyebutkan 30 –

50% populasi mengalami insomnia.

1

Page 2: Makala Ica Insomnia

Pembahasan

A. Anamnesis

Anamnesis adalah komunikasi dua arah yang dilakukan dokter dengan pasien atau dengan

keluarga pasien. Ada dua macam komunikasi yang dilakukan, yaitu;

a. Auto = antara dokter dengan pasien (pasien dalam keadaan sadar)

b. Allo = antara dokter dengan keluarga pasien (pasien dalam keadaan tidak sadar)

Dalam scenario dokter harus melakukan anamnesis auto anamnesis karena pasien dalam

keadaan sadar. Tujuan dari anamnesis adalah untuk memperoleh informasi, menjalin

hubungan baik, dan menjalin kepercayaan dokter dengan pasien.1 Dari scenario ada hal yang

dapat kita ketahui dan ada hal yang harus kita tanyakan, yaitu;

Identitas = wanita berusia 28 tahun.

Keluhan utama

Perempuan 28 tahun, mengeluh sulit memulai tidur karenacemas dan setelah tidur sering

terbangun sejak 2 bulan yang lalu setelah bertengkar dengan pacarnya.

Riwayat medis = untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab dan mempertimbangkan

banyak faktor:

- Masalah kesehatan yang baru atau sedang berlangsung (termasuk penyakit seperti

arthritis)

- Nyeri luka

- Penggunaan suplemen, dan obat-obatan, termasuk kafein, tembakau, dan alkohol

- Perubahan kebiasaan kerja atau rekreasi (misalnya, perjalanan, rutinitas latihan,

perubahan shift di tempat kerja)

- Stres atau tekanan emosional lainnya

Riwayat tidur = untuk menilai kebiasaan tidur. Sebuah diary tidur atau sleep log sering

digunakan untuk merekam kebiasaan tidur. Riwayat tidur juga biasanya mencakup

pertanyaan tentang gejala-gejala yang mungkin terkait dengan insomnia. Dokter mungkin

bertanya tentang berfungsi siang hari, kelelahan, gangguan konsentrasi dan perhatian, tidur

siang, dan gejala umum lain insomnia.2 Kebiasaan dievaluasi dalam sejarah tidur adalah

sebagai berikut:

- Frekuensi dan durasi insomnia.

2

Page 3: Makala Ica Insomnia

- Tidur dan waktu terbangun selama seminggu dan akhir pekan.

- Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tertidur, seberapa sering terbangun di malam

hari terjadi, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tidur kembali.

- Apakah mendengkur dan sebagaimana keras dan apakah sering.

- Setiap gejala bangun terengah-engah atau merasa kehabisan napas.

- Kelelahan sepanjang hari

- Seberapa sering "tertidur" atau mengalami kesulitan untuk tetap terjaga selama tugas-

tugas rutin, terutama mengemudi.

Sleep Log

Sebuah Sleep Log dapat membantu untuk diagnosa gangguan tidur. Cara tersbut adalah cara

yang paling efisien bagi pasien dan dokter untuk mengevaluasi pasien yang sulit tidur. Setiap

pasien yang mengalami gangguan medis gangguan tidur, diharapkan mempunya sleep log.

Kemungkinan besar, dokter akan meminta pasien untuk mengisi sleep log untuk jangka

waktu beberapa minggu; sudah menyelesaikannya log ini dapat mempercepat diagnosis dan

pengobatan. Kebanyakan ahli merekomendasikan untuk mempertahankan sleep log selama 2-

4 minggu berturut-turut. Sleep log tersebut diharapkan untuk dibawa ke dokter atau spesialis

tidur pada saat konsultasi.

3

Page 4: Makala Ica Insomnia

Gambar 1 : sleep log. Sumber www.google.com

Selama riwayat, kondisi dapat diidentifikasi yang dapat menyebabkan atau memperburuk

insomnia:

- Khawatir tentang jatuh tertidur, tinggal tidur, atau mendapatkan cukup tidur

- Diet (cair dan padat)

- Obat-obatan yang dikonsumsi sebelum tidur

- Rutinitas menjelang saat tidur

- Tingkat kebisingan, pencahayaan, dan suhu

- Gangguan (misalnya, televisi).

B. Pemeriksaan

a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah;

Table 1. pemeriksaaan fisik yang dilakukan (tanda-tanda vital)

Pemeriksaan Normal

Suhu tubuh 36̊;C-37̊;C

Frekuensi nadi 7̊0-80 X/menit

Tekanan darah 120/80 mmHg

Frukensi pernapasan 12-20 /menit

Status mental

Dapat diketahui dengan melakukan autoanamnesis. Lakukan deskripsi umum:

- Penampilan (sikap, cara berpakaian, dandanan, postur tubuh, make p, rambut, jenggot,

kumis, kebersihan diri, tampak lebih tua/muda/sesuai usia)

- Kesadaran neurologis = compos mentis, apatis, somnolen, delirium, spoor, koma

- Kesadaran psikiatrik = tampak terganggu atau tidak (gerak-gerik)

- Prilaku dan aktifitas psikomotor (sebelum, selama dan setelah wawancara)

- Sikap terhadap pemeriksa

4

Page 5: Makala Ica Insomnia

- Kualitas berbicara (cara bicara spontan/tidak, gangguan berbicara seperti afasia)

Lakukan pemeriksaan alam perasaan (emosi): eutim, hipertim, distim, dll

Gangguan persepsi = halusinasi, ilusi, derealisasi

Periksa sensorium dan kognisi = fungsi intelektual, konsentrasi

Periksa proses piker = waham

Periksa daya nilai (norma sosial). 3,4

b. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Elektroensefalografi adalah prosedur pencatatan aktivitas listrik otak

dengan alat pencatatan yang peka. EEG ini menangkap gelombang listrik yang dihasilkan

oleh permukaan (sel-sel korteks). Dari ketiga jenis sel kortikal, sel pyramidallah yang

dianggap merupakan sumber potensial listrik dari gelombang-gelombang permukaan.

Adapun gelombang permukaan itu merupakan penjumlahan dari potensial listrik pasca

sinaps, baik yang bersifat inhibibisi atau eksitasi, yang berasal dari soma dan dendrit-

dendrit besar sel pyramidal yang kemudian melalui cairan dan jaringan tubuh sampai

pada electrode-elektrode EEG. Macam-macam irama EEG adalah:

- Irama alfa adalah irama dengan frekuensi 8-13spd, yang paling jelas terlihat di daerah

parieto-oksipital, dengan voltase 10-150 mikrovolt, bentuk sinusoid, relative sinkron dan

simetris antara kedua hemisfer. Irama alfa terlihat pada rekaman individu dalam keadaan

sadar, istirahat serta mata tertutup dan paling banyak ditemukan pada orang dewasa

normal.

- Irama lamda adalah irama paling jelas terlihat pada saat individu secara aktif memusatkan

pandangannya pada suatu yang menarik perhatiannya.

- Irama beta adalah irama yang lebih cepat dari irama alfa, frekuensi 14spd, dapat

ditemukan pada orang dewasa normal, dan terutama terlihat di daerah frontal atau

presentral.

- Irama teta adalah irama yang lebih lambat dari irama alfa, 4-7̊spd.

5

Page 6: Makala Ica Insomnia

- Irama delta adalah irama yang lebih pelan dari irama teta, selalu abnormal bila ditemukan

pada rekaman bangun karena merupakan komponen yang normal pada rekaman tidur.

Frekuensinya ½-3spd.

Berbagai penelitian mengungkapkan tidak semua individu normal memperlihatkan EEG

yang normal, dan tidak semua abnormalitas dalam EEG berarti ada abnormalitas pada

individu yang bersangkutan. Aktivitas abnormal disebut spesifik bila gelombang yang

timbul mempunyai gambaran yang khas dan berkorelasi tinggi dengan kelainan klinik

tertentu.

Pemeriksaan EEG penting untuk: mendiagnosa dan mengklasifikasikan epilepsy, untuk

diagnosa dan lokalisasi tumor, untuk diagnosa lesi desak ruang lain, pada rudapaksa

kepala, pada infeksi otak, pada kelainan metabolic elektrolit.

Bila terdapat tumor intracranial (contohnya: neuroma akustik), akan ditemukan irama

lambat berfrekuensi kurang dari 4spd, yang dinamakan irama delta. Irama delta ini

umumnya terlihat fokal, karenanya dapat dipakai untuk menentukan lokasi kira-kira

daripada tumor. Gelombang lambat EEG adalah berasal dari neuron-neuron sekitar tumor

atau di tempat lain yang fungsinya terganggu secara langsung atau tidak langsung oleh

adanya tumor tersebut. Gambaran tumor infratentorial adalah berupa pelambatan

sinusoidal yang ritmik berfrekuensi 2-3spd atau 4-7̊spd, dapat bersifat terus-menerus

ataupun paroksismal. Sedangkan tumor supretentorial pada umumnya memberikan

gambaran yang bersifat fokal teta meupun delta, kadang juga ditemukan gambaran spike

atau gelombang tajam yang fokal. EEG yang normal akan menyingkirkan sebesar 97̊%

tumor kortikal dan 90% tumor otak pada umumnya.5

Tes darah digunakan untuk mendeteksi masalah tiroid atau kondisi lain yang dapat

menyebabkan masalah tidur.

Polysomnography adalah pengujian yang dilakukan di pusat-pusat tidur jika kondisi

seperti sleep apnea yang diduga. Pada tes ini, orang akan diminta untuk menghabiskan

malam penuh di pusat tidur sambil di monitor denyut jantung, gelombang otak,

respirations, gerakan, kadar oksigen, dan parameter lain saat mereka sedang tidur. Data

6

Page 7: Makala Ica Insomnia

tersebut kemudian dianalisa oleh dokter khusus terlatih untuk mendiagnosa atau

mengesampingkan apnea tidur.

Actigraphy adalah tes lain yang lebih objektif yang mungkin dilakukan dalam situasi

tertentu tetapi tidak secara rutin bagian dari evaluasi untuk insomnia. Actigraph adalah

sebuah detektor gerakan gerakan yang indera seseorang saat tidur dan terjaga. Hal ini

dipakai mirip dengan jam tangan selama berhari-hari ke minggu, dan data pergerakan

dicatat dan dianalisa untuk menentukan pola tidur dan gerakan. Tes ini mungkin berguna

dalam kasus gangguan insomnia primer, gangguan irama sirkadian, atau kesalahpahaman

tidur negara.6̊

C. Diagnosis utama

Insomnia adalah suatu kondisi tidur yang tidak memuaskan secara kuantitas dan/atau

kualitas, yang berlangsung untuk satu kurun waktu tertentu. Taraf penyimpanagan yang

sesungguhnya dari apa yang lazim dianggap sebagai tidur normal secara umum sebaiknya tidak

secara primer dianggap sebagai diagnosis insomnia, oleh karena beberapa individu (yang disebut

juga sebagai penidur singkat (short sleeper)) membutuhkan tidur hanya sedikit dan tidak

mengaggap dirinya menderita insomnia. Sebaliknya terdapat sejumlah orang yang sering

menderita insomnia karena kualitas tidur yang buruk, sedangkan kuantitas tidurnya secara

subjektif dan/atau objektif berada dalam batas-batas normal.

Diantara penderita insomnia, kesulitan masuk tidur adalah keluhan yang paling umum,

kemudian diikuti oleh sulit mempertahankan tidur dan bangun terlalu dini. Namun demikian,

biasanya pasien melaporkan kombinasi dari ketiga keluhan ini. Yang khas, insomnia

berkembang pada waktu terjadi peningkatan stres kehidupan dan cenderung lebih umum terdapat

pada wanita, orang yang lebih tua dan pada orang yang secara psikologis terganggu dan orang

yang sosioekonominya kurang beruntung. Jika insomnia dialami berulang-ulang, dapat

menigkatkan kekhawatiran tidak bisa tidur dan suatu preokupasi dengan segala konsekuensinya,

hal ini menimbulkan lingkaran kemelut yang tidak terselesaikan.

7

Page 8: Makala Ica Insomnia

Individu dengan insomnia, mengatakan dirinya merasa tegang, cemas, khawatir, atau

depresif pad asaat tidur, dan merasa seolah-olah pikirannya melayang-layang. Mereka biasanya

mengeluh tak cukup tidur, banyak masalah pribadi, gangguan kesehatan dan bahkan khawatir

menyebabkan kematian. Sering mereka mengatasinya dengan minum obat atau alkohol. Pada

waktu pagi mereka mengeluh lelah fisik dan mental, pada siang hari mereka secara khas merasa

depresif, cemas, tegang mudah tersinggung dan ada peokupasi dengan diri sendiri.

Criteria  penegakan  diagnosis  pasti (ppdgj):

a. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur atau kualitas tidur

yang buruk

b .   G a n g g u a n   t e r j a d i   m i n i m a l   3   k a l i dalam seminggu selama minimal satu bulan

c. Adanya preokupasi dengan tidak b i s a   t i d u r   d a n   p e d u l i   b e r l e b i h a n

terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari

d. Ketidakpuasan terhadap kuantitas atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan  yang

cukup  berat dan mempengaruhi fungsi dalam social pekerjaan.

Gangguan mengawali dan mempertahankan tidur (DIMS) :3,4,7̊

Tabel 2 : macam-macam insomnia dan hubungannya.

Diagnosis Tanda dan gejala Komentar TerapiInsomnia psikofisiologik menetap

DIMS menetap tanpa obat atau psikopatologi yang menonjol. Sering terbangun, mimpi mencemaskan, otot tegang, nadi cepat. Pasien akan tidur baik bila tidak bekerja, cuti, atau di lingkungan tidur baru.

Sebagai akibat ketegangan kronik, cemas, pembiasaan negatif terhadap lingkungan tidur, atau kombinasi semua di atas. Biasanya diagnosis ditegakkan setelah menyingkirkan segala kemungkinan lain.

Latihan relaksasi, terapi perilaku, tanamkan kebiasaan tidur yang baik (masuk tidur teratur, tidak makan obat perangsang sebelum tidur lingkungan tidurbaik).

Insomnia terkait dengan gangguan ansietas atau kepribadian

DIMS menetap dengan diagnosis gangguan neurotik atau kepribadian. EEG terdapat fragmentasi

Sering insomnia sejajar dengan beratnya gangguan pikiatrik. Pola tidur

Terapi latihan relaksasi, terapi perilaku, tanamkan kebiasaan tidur yang

8

Page 9: Makala Ica Insomnia

tidur, berkurangnya tidur gelombang lambat (SWS) & sedikit tidur REM.

membaik dengan terapi gejala psikiatriknya.

baik (masuk tidur teratur, tidak makan obat perangsang sebelum tidur lingkungan tidurbaik). Terapi tersebut dapat membantu.

Insomnia terkait dengan depresi

depresi berakibat gelisah, tidur tak puas, sering terbangun, dan latensi REM yang pendek. Insomnia sering pada pagi buta (terminal insomnia). Pasien depresif tipe bipolar atau atipik menjadi hipersomnia. Insomnia pada depresi raktif biasanya latensi REM pendek.

Insomnia sering pada depresi, terutama lansia tanpa tidur gelombang lambat.

Terapi pada depresi memperbaiki pola tidur.

Insomnia terkait dengan mania

tidur amat sedikit (2-4 jam), dengan atau tanpa tidur iang yang baik. Tidak tidur sampai lelah.

Sering keluarga mengeluh pasien tidur amat sedikit.

Terapi untuk mania memperbaiki pola tidur.

Insomnia terkait dengan kambuhnya skizofrenia atau psikosis fungsional

latensi tidur amat panjang sering terbangun. Pasien tidak tidur sampai lelah.

Tidur tak ikut dengan ritme harian yang biasa (siklus tidur terbaik).

Terapi terhadap psikosis dengan antipsikotika memperbaiki pola tidur.

Insomnia terkait dengan depresan SSP

obat kurangi ¾, REM naik ½. Batas stadium kabur. Setelah pakai beberapa minggu, latensi tidur panjang, sering terbangun.

Akibat toleransi atau putus obat, lebih sering pada lansia/yang muda. Pada pemutusan mendadak, otot lebih tegang, nausea.

Pemutusan obat atas bimbingan dokter. Pada pemutusan mendadak, pola tidur kacau. Tidur mungkin terganggu, walau obat sudah dihentikan lama. Rebound REM sering timbul pada masa pemutusan.

Insomnia terkait latensi tidur memanjang Makan kafein siang Pemutusan obat

9

Page 10: Makala Ica Insomnia

dengan stimulansia

kurangi ¾, REM kurang. Bisa timbul gangguan somnolensi berlebih, hipersomnia sewaktu dapat terjadi dan merupakan gejala klasik.

hari sebagai sebab umum. Pasien perlu diperiksa setelah putus untuk patologi lain.

diawasi dokter. Pemutusan mendadak terjadi hipersomnia.

Insomnia terkait dengan apnea atau hiperventilasi alveolar

10 detik > terhentinya napas, setelah bangun sulit tidur.

Sering terkait dengan gangguan. Dibagi 3 :

-apnea sentral-napas henti,

-sumbatan aliran udara atas-ngorok keras (pasien sering gemuk),

-campuran-fase pertama sentral, kemudian diikuti napas berat akibat sumbatan sementara.

Tipe atas dan campur dapat diobati dengan turunnya BB atau trakeostomi. Obat telah dicoba tapi gagal. Hipnotika buruk untuk apnea sentral, napas lebih ditekan.

Insomnia terkait dengan mioklonus nokturna

kontraksi periodik saat tidur pada pinggul, tungkai, mata kaki, dan kaki, diikuti siaga parsial atau lengkap. Lama 10 detik >. EEG tak ada tanda kejang.

Harus dibedakan dari kejang dan kejutan hipnik-gerakan otot kasar saat jatuh tidur yang tak patologik. Sindrom tungkai goyang sering ada dengan rasa merayap pada tungkai dan kaki.

Tak ada obat yang efektif. Benzodiazepin dapat meringankan gejala pada saat tidur. Karbamazepin baik untuk sindrom kaki goyang tapi menekan fungsi. Oksikadon saat tidur tapi adiktif.

Insomnia terkait dengan alcohol

tidur yang tak puas dan segar. Tak ada stadium 3 atau 4 pada alkoholisma kronik. REM kacau dan pendek. REM tertekan. Ada hipersomnia atau insomnia terminal, sering terbangun larut malam.

Alkohol sering digunakan untuk mempercepat tidur, tetapi mengacaukan REM, SWS dan pola tidur

Pemutusan alkohol diawasi dokter.

Insomnia terkait dengan putus alcohol

latensi tidur amat panjang, memendek ¾, rebound REM, sering terbangun, gelisah.

Delirium dan halusinasi yang khas untuk putus alkohol.

Pola tidur menjadi normal dalam 10-14 hari. Tapi tidur terganggu (sering terbangun, mengurang

10

Page 11: Makala Ica Insomnia

¾) berbulan/tahun setelah berhenti minum alkohol

Insomnia terkait dengan penyakit tubuh, neurologic, toksik atau lingkungan

Bervariasi dalam tipe dan beratnya. Umumnya latensi tidur panajng, terbangun, gelisah, berkurang ¾.

Sering berkaitan dengan rasa nyeri, gatal, demam, dispnea, dan letak tidur yang dipaksakan (masalah ortopedik)

Obati gangguan dasarnya. Hipnotika dapat membantu untuk kondisi akut bila panas tidak tertekan. Penggunaan lama hipnotika menimbulkan habituasi dan toleransi dan akhirnya memperburuk insomnia.

D. Diagnosis banding

Insomnia organic

Insomnia dapat juga merupakan gejala berbagai penyakit fisik maupun mental, dapat pula

merupakan penyakit tersendiri. Dalam penggolongan diagnosis penyakit, insomnia dapat

merupakan suatu gangguan pada fungsi atau organ tubuh yang lain, misalnya jantung,

paru-paru, pencernaan , saraf, tulang dan otot, endokrin, serta kanker, neurologik, toksik

atau lingkungan : bervariasi dalam tipe dan beratnya. Umumnya latensi tidur panjang,

terbangun, gelisah, berkurang ¾. Sering terkait dengan rasa nyeri, gatal, demam, dispnea,

dan letak tidur yang dipaksakan (masalah ortopedik). Obati gangguan dasarnya.

Hipnotika dapat membantu untuk kondisi akut bila napas tidak tertekan. Penggunaan

lama hipnotika menimbulkan habituasi dan toleransi dan akhirnya memperburuk

insomnia.

Depresi

Pasien melaporkan keadaan mood dysphoric, yang dapat dinyatakan sebagai kesedihan,

berat, mati rasa, atau kadang-kadang lekas marah dan suasana hati. Mereka sering

melaporkan kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang biasa mereka

11

Page 12: Makala Ica Insomnia

lakukan, kesulitan berkonsentrasi, atau kehilangan energi dan motivasi. mereka sering

berpikir negatif, seringkali dengan perasaan tidak berharga, putus asa, atau

ketidakberdayaan. Meskipun tidak jarang untuk pasien dengan gangguan depresi utama

untuk menunjukkan berpikir ruminative, penting untuk mengevaluasi setiap pasien untuk

bukti gejala psikotik karena ini mempengaruhi manajemen awal. Psikosis, ketika itu

terjadi dalam konteks depresi unipolar, biasanya adalah sama dan sebangun dalam konten

dengan negara suasana hati pasien, misalnya, pasien mungkin mengalami khayalan tidak

berharga atau penurunan fisik progresif. Gejala psikosis harus meminta sejarah evaluasi

yang hati-hati untuk menyingkirkan sejarah gangguan bipolar, skizofrenia atau gangguan

schizoaffective, penyalahgunaan zat, atau sindrom otak organik.8

Ansietas

Ansietas (kecemasan) adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan,

sumber yang kurang mudah diidentifikasi. Hal ini sering menyertai dengan gejala

fisiologis yang dapat menyebabkan kelelahan atau bahkan keletihan. Intensitas

kecemasan memiliki banyak gradasi mulai dari keraguan kecil untuk terlihat gemetar dan

bahkan panik lengkap, bentuk paling ekstrim dari kecemasan. Perjalanan timbulnya

kecemasan juga bervariasi, dengan tingkat keparahan puncak tercapai dalam beberapa

detik atau lebih secara bertahap menit, jam atau hari. Jangka waktu juga bervariasi dari

beberapa detik untuk jam atau bahkan berhari-hari atau bulan, meskipun episode panik

biasanya mereda dalam waktu 10 menit dan jarang berlangsung lebih dari 30 menit.6̊

Kecemasan biasanya terjadi sebagai wujud kepedulian yang tepat tentang kelainan medis

dan kejiwaan. Masalah medis yang melibatkan sistem tubuh dapat menghasilkan

kecemasan sebagai gejala. Obat dan faktor diet-khususnya kafein dan alkohol juga dapat

menimbulkan kecemasan.9

E. Etiologi

Insomnia paling sering disebabkan oleh beberapa faktor lain, seperti kondisi medis yang

menyebabkan nyeri atau penggunaan zat yang mempengaruhi tidur. Penyebab umum

insomnia antara lain:

• Stress

12

Page 13: Makala Ica Insomnia

• Gelisah

• Depresi

• Obat tertentu yang menyebabkan masalah tidur

• Kafein, nikotin dan alkohol

• Kondisi medis tertentu

• Perubahan dalam lingkungan sekitar atau jadwal kerja

• Kebiasaan tidur yang kurang

• “Belajar” insomnia, seperti menonton atau membaca sampai larut malam

• Makan terlalu banyak makanan di malam hari

Faktor risiko

Risiko terkena insomnia membesar jika:

• Wanita dua kali lebih besar kemungkinannya mengalami insomnia. Perubahan hormon saat

siklus dan menopause memainkan peran

• Berusia lebih dari 6̊0 tahun

• Mengalami gangguan kesehatan mental

• Mengalami stress

• Bekerja pada malam hari

• Mengalami perjalanan jauh

13

Page 14: Makala Ica Insomnia

gambar 2 : penyebab insomnia. Sumber www.google.com

F. Epidemiologi

Insomnia dapat menyerang semua golongan usia. Meskipun demikian, angka kejadian

insomnia akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini mungkin disebabkan oleh

stress yang sering menghinggapi orang yang berusia lebih tua. Perempuan dikatakan lebih sering

menderita insomnia bila dibanding dengan laki-laki. Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang

paling sering dijumpai baik pada pasien dengan maupun tanpa gangguan psikiatrik.10

G. Manifestasi Klinik

Manifestasi insomnia bisa berupa :

1. Kesulitan untuk jatuh tertidur pada waktu yang normal (initial insomnia)

Didefinisikan sebagai kesulitan tertidur yang lebih dari 30 menit. Biasanya disebabkan

karena tingkat kesadaran yang tinggi  yang berhubungan dengan anxietas atau faktor lain.

2. Kesulitan untuk mempertahankan tidur / sering terbangun dari tidur lalu sulit tertidur

kembali. 

Keadaan ini bisa muncul secara ireguler dalam 1 malam atau muncul pada waktu-waktu

tertentu, seperti selama fase tidur REM terbangun lebih cepat di pagi hari. (terminal

14

Page 15: Makala Ica Insomnia

insomnia). Kondisi ini cukup sering ditemukan pada orang tua.  Merasa tetap lelah dan

mengantuk meskipun durasi tidur sudah cukup. Merasa cemas jika sudah mendekati

waktu tidur.

 

Berdasarkan waktu terjadinya, insomnia dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:

1. Transient insomnia :  insomnia yang berlangsung kurang dari 3 minggu dan biasanya

berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang berlangsung sementara dan

biasanya menimbulkan stress dan dapat dikenali dengan mudah oleh pasien sendiri.

Diagnosis transient insomnia biasanya dibuat secara retrospektif setelah keluhan pasien

sudah hilang. Keluhan ini kurang lebih ditemukan sama pada pria dan wanita dan episode

berulang juga cukup sering ditemukan, faktor yang memicu antara lain akibat lingkungan

tidur yang berbeda, gangguan irama sirkadian sementara akibat jet lag atau rotasi waktu

kerja, stress situasional akibat lingkungan kerja baru, dan lain-lainnya.  Transient

insomnia biasanya tidak memerlukan terapi khusus dan jarang membawa pasien ke

dokter.

2. Short-term insomnia: Berlangsung 1-6̊ bulan dan biasanya disebabkan oleh  kejadian-

kejadian stress yang lebih persisten, seperti kematian salah satu anggota keluarga.

3. Cyclical insomnia ( recurrent insomnia ): Kondisi ini lebih jarang daripada transient

insomnia. Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan antara tidur dan bangun.

Ketidakseimbangan ini dapat terjadi sementara ataupun seumur hidup. Kejadian berulang

ini bisa terjadi akibat perubahan fisiologis seperti siklus premenstrual ataupun perubahan

psikologik seperti manik depresif, anorexia nervosa, atau kambuhnya perubahan perilaku

tertentu seperti kecanduan obat, dan lain sebagainya.

4. Chronic insomnia ( persistent insomnia ) : Berlangsung lebih dari 6̊ bulan.  Dibagi

menjadi 2, yaitu insomnia primer dan sekunder.11

H. Therapy

Pengobatan insomnia terganting penyebab yang mendasarinya. Pada gangguan

psikosomatik baik yang didasari adanya ansietas ataupun depresi memerlukan pengenalan pasien

secara tepat. Pasien insomnia oleh karena depresi tidak dapat diobati dengan obat anti ansietas,

karena ia akan menderita depresi yang semakin mendalam dan dapat menyebabkan bunuh diri.

15

Page 16: Makala Ica Insomnia

Sebaliknya pasien insomnia oleh karena ansietas tidak dapat diobati dengan obat anti depresan,

karena ia akan mengalami banyak efek samping obat yang akan menyebabkan gejala ansietas

bertambah berat dengan konsentrasi yang semakin berkurang dan efektivitas serta produktivitas

yang semakin menurun. Pemberian hipnotika pada pasien insomnia tanpa mengetahui

penyebabnya akan menyebabkan pasien jatuh ke penyalahgunaan atau penggunaan yang salah

terhadap obat hipnotika tersebut.

Prinsip penanganan gangguan tidur selain menjelaskan, memastikan dan memberikan

saran juga mengoptimalkan.pola tidur yang sehat Terapi insomnia dapat dilakukan dengan

menggunakan obat ataupun tanpa obat. Terapi tersebut dapat berupa :

1. Farmakoterapi

Obat-obatan hipnotik sedatif

Tujuan pengobatan dengan obat-obatan hipnotik bukan hanya untuk meningkatkan

kualitas dan durasi tidur, tapi juga untuk meningkatkan derajat kewaspadaan pada

siang harinya dan untuk menghilangkan hyperarousal state. Sayangnya, banyak dosis

obat hipnotik yang dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas  tidur pada malam hari

juga menyebabkan sedasi pada siang harinya. Untuk menghindari komplikasi ini,

short acting benzodiazepine dapat digunakan. Obat hipnotik long acting bisa

mengganggu kualitas psikomotorik yang bisa menyebabkan kecelakaan yang

berhubungan dengan kendaraan bermotor Terapi dengan obat-obatan hipnotik sedatif

harus dimulai dengan dosis kecil dan untuk maintenancenya menggunakan dosis

efektif yang terkecil. Efek toleransi terjadi pada penggunaan kebanyakan obat

hipnotik, karena itu penggunaan obat ini tidak boleh lebih dari 1 bulan. . Rebound

insomnia bisa terjadi jika penghentian obat dilakukan secara mendadak. Untuk

menghindari efek ini, digunakan obat dengan dosis kecil dan tappering off.

2. Herbal. Bahan-bahan seperti valerian (untuk relaksasi otot), melatonin untuk gangguan

irama sirkadian seperti jet lag. Melatonin menurunkan fase tidur laten, meningkatkan

efisiensi tidur, dan meningkatkan persentasi tidur REM , chamomile, dan kava kava

(untuk mengurangi kecemasan) banyak dipakai untuk terapi insomnia.

3. Psikoterapi. Kebersihan Tidur “sleep hygiene” adalah kegiatan sehari-hari dan kebiasaan

yang konsisten dengan dan / atau mempromosikan pemeliharaan kualitas tidur yang baik

16

Page 17: Makala Ica Insomnia

dan kewaspadaan di siang hari penuh. Unsur-unsur kebersihan tidur yang baik adalah

sebagai berikut:9

- Mengembangkan kebiasaan tidur yang teratur. Ini berarti menjaga waktu tidur yang

teratur dan waktu bangun. Waktu tidur harus berlangsung selama yang diperlukan

untuk merasa segar pada hari berikutnya, dan waktu ekstra di tempat tidur di luar apa

yang dibutuhkan harus dihindari.

- Lambat bawah dan bersantai sebelum tidur (dimulai setidaknya 30 menit sebelum

tidur). Sebuah makanan ringan dapat membantu.

- Jauhkan gelap kamar tidur, tenang, dan pada suhu yang nyaman.

- Latihan harian. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari atau sore hari (tetapi tidak

lebih dari 7̊-8 pm).

- Jangan memaksa diri untuk tidur. Jika tidak dapat jatuh tertidur dalam waktu 15-30

menit, meninggalkan tempat tidur dan lakukan sesuatu yang rileks sampai

mengantuk, seperti mendengarkan musik atau membaca bacaan ringan.

- Jangan mengkonsumsi alkohol selama 4-6̊ jam sebelum tidur. Kafein dan penggunaan

tembakau juga harus dihindari sebelum tidur.

- Tidur pada siang hari biasanya harus dihindari.

- Jangan terlibat dalam kegiatan mental atau fisik yang berat sesaat sebelum tidur.

- Jangan mengambil masalah seseorang untuk tidur.

4. Terapi cahaya. Prinsip terapi ini adalah bahwa cahaya terang dapat mengurangi rasa

mengantuk dan kegelapan bisa menyebabkan mengantuk.12,13

17

Page 18: Makala Ica Insomnia

Gambar 3. Tabel dosis terapi farmakologi insomnia

I. Komplikasi

Insomnia itu sendiri tidak mengancam kehidupan, tapi dapat meningkatkan resiko

kecelakaan, masalah kejiwaan, dan kondisi medis tertentu, mempengaruhi kinerjasekolah

dan bekerja, dan secara signifikan mengganggu kualitas hidup. Kurang tidur

dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas.

- Peningkatan Risiko Kecelakaan

Kantuk meningkatkan risiko kecelakaan kendaraan bermotor. Studi menunjukkan

bahwa mengemudi mengantuk adalah sebagai berisiko sebagai mengemudi dalam

keadaan mabuk.

- Kualitas Hidup

Survei menunjukkan bahwa orang dengan insomnia yang parah memiliki kualitas

hidup yang hampir sama miskinnya dengan mereka yang memiliki kondisi kronis,seperti

gagal jantung. Kantuk di siang hari dapat menyebabkan energi menurun,lekas

marah, kesalahan di tempat kerja dan sekolah, dan hubungan miskin.

- Berpikir dan Kinerja

Insomnia membuat lebih sulit untuk berkonsentrasi dan melakukan tugas-

18

Page 19: Makala Ica Insomnia

tugas.Kurang tidur nyenyak mengganggu kemampuan otak untuk memproses

informasidan mengurangi konsentrasi.

- Gangguan suasana hatiMeskipun stres dan depresi adalah penyebab

utama insomnia, insomnia jugadapat meningkatkan aktivitas hormon dan jalur di

otak yang berkaitan dengan masalah kesehatan mental. Insomnia kronis dapat

meningkatkan risiko pengembangan depresi dan kecemasan.

Bahkan perubahan sederhana dalam pola terjaga dan tidur dapat memiliki efek yang

signifikan pada suasana hati seseorang. Dalam kedua anak-anak dan orang dewasa,

kombinasi dari insomnia dan kantuk di siang hari dapat menghasilkandepresi lebih parah

daripada kondisi baik saja.

Gambar 4 : komplikasi dari insomnia. Sumber www.google.com.14

J. Prognosis

Untuk insomnia jangka pendek, prognosis sangat baik. kursus singkat hipnotik akan

membantu mengatasi fase insomnia. Untuk insomnia kronis pertama faktor penyebab yang

mendasarinya perlu diidentifikasi. Pasien juga perlu didukung dengan

hipnotik dan terapi perilaku. Insomnia dapat secara bertahap diatasi dengan ketekunan dan

kesabaran. Terapi perilakumembentuk poros pengelolaan insomnia karena akan

membantu untuk mengubah atau memperkuat pola tidur.14

19

Page 20: Makala Ica Insomnia

K. Pencegahan

1. Menjalani pola hidup sehat misalnya tidak merokok, tidak begadang, tidak memakai

narkoba, tidak minum alkohol, dll.

2. Memiliki jadwal tidur yang cukup dan normal

3. Memilih lingkungan yang tenang, sehat dan nyaman untuk tidur.

4. Berolah raga secara rutin dan teratur.

5. Makan secara teratur, sehat dan cukup agar selama tidur tidak lapar.

6̊. Hindari minum terlalu banyak minuman yang mengandung kafein seperti kopi, coklat, teh,

dsb.14

PENUTUP

Gangguan inisiasi dan mempertahankan tidur (DIMS = disorders of initiating and

maintaining sleep) juga disebut insomnia. Harus secara objektif terdapat gejala mengantuk atau

perasaan subjektif tidak tenang di siang hari untuk memenuhi kriteria insomnia sejati. Kalau

tidak, mungkin hanya pertanda keluhan tidur yang pendek. Lebih dari 90% individu melaporkan

tidur tak memuaskan. Umumnya individu yang mengeluh insomnia ternyata memiliki tidur

normal ketika dinilai di lab tidur. Mereka tak menderita gangguan psikiatrik atau faktor lain yang

menyebabkan insomnia. Mereka menderita insomnia primer. Ansietas merupakan kausa

psikiatrik inomnia yang tersering. Depresi juga merupakan kausa mayor psikiatrik insomnia.

Terapi insomnia terdiri atas pertama mengidentifikasi kausa mendasari gejala itu lalu

melakukan intervensi spesifik. Obat dan alkohol sering menimbulkan tidur terfragmentasi, juga

minuman berkafein. Higiene tidur yang buruk dapat juga menjadi sebab insomnia. Tindakan

nonfarmakologik untuk meningkatkan mutu untuk tidur termasuk: waktu tidur teratur, waktu

bangun teratur, olahraga pagi dan sore teratur, ranjang menyenangkan, suhu ruangan sejuk,

gunakan ranjang hanya untuk tidur (jangan menonton tv atau bekerja di ranjang), hindari obat

perangsang atau kafein, bangkit dari ranjang dan lakukan kegiatan jika sulit tertidur (jangan terus

berbaring dan memikirkan mengapa sulit tidur). Setiap obat sedatif dapat menolong menginduksi

tidur. Karena kemungkinan resiko ketergantungan, pemakaian obat harus untuk tempo singkat

atau secara intermiten.

20

Page 21: Makala Ica Insomnia

DAFTAR PUSTAKA

1. Kurnia Nah Yasavati, Hidayat Dan, Hudyono Johannes, Santoso Mardi. Buku panduan

keterampilan medic (skill-lab) semester 1. FKUKRIDA, 2009:56̊-6̊1.

2. Anonim. Insomnia. January 2011. [26̊ Jan, 2011] Diunduh dari:

http://www.medicinenet.com/insomnia/page3.htm.

3. Dewanto George, Suwono Wita J, Riyanto Budi, Turana Yuda. Panduan praktis diagnosis

dan tatalaksana penyakit saraf. Jakarta: EGC; 2009. Hlm 188-92.

4. Kaplan HI, Sadock BJ. Buku saku psikiatri klinik. Jakarta: Binarupa Aksara; 2007̊. hlm

138, 318, 402-4.

5. Sugondo, D. Elektro-ensefalografi. Dalam: Sastrodiwirjo S, Harahap TP, Kusumoputro

S. Kumpulan kuliah neurologi. Jakarta: Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia; 2005. hlm 89-96̊.

6̊. Sateia M, Carskadon MA. Insomnia. Dalam: Sleep Medicine. Philadelphia: Hanley &

Belfus Inc.;2002. Hal 153-9.

7̊. Kaplan HI, Sadock BJ. Insomnia. Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta: Widya

Medika;2007̊. hlm 315-20.

8. Bhalla RN. Depression. Aug 11, 2010 [25 Jan, 2011] Diunduh dari:

http://emedicine.medscape.com/article/286̊7̊59-overview.

9. Goldman HH. Anxiety. Dalam: General Psychiatry. Connecticut: Lange Medical

Publication; 1992. Hal 55, 233-4, 242-3.

10. Maslim Rusdi. Gangguan tidur non-organik. Buku saku diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas

dari PPDGJ-III, 1993; Cetakan pertama, Jakarta : Departemen Kesehatan: 92-93.

11. Japaries Wilie. Gangguan tidur. Buku saku pikiatri klinik. Jakarta: Binarupa Aksara;

2007̊. hlm 189-192.

12. Toy EC. Approach to primary insomnia. Dalam: Psychiatry. Edisi 2. New York: Lange

Medical Books/McGraw Hill; 2007̊; hal. 150-3.

13. Dopp JM, Phillips BG. Sleep disorders. In: DiPiro JT, Talbert RL, Yee GC, et al, eds.

Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. 7̊th ed. New York, NY: McGraw-Hill

Medical; 2008:1191

21

Page 22: Makala Ica Insomnia

14. Rowley, James A. Insomnia. 7̊ September 2005. Diunduh dari eMedicine from WebMD,

http://emedicine.com/neuro/byname/insomnia.htm, 5 Januari 2012.

22