41
Makalah Administrasi Pendidikan “Fungsi – fungsi Administrasi Pendidikan” Oleh : Kelompok I 1. Muchammad Sangkut 2. Lenia Wati 3.Meli Astuti 4. Ira Kendi Dosen Pembimbing M. Hasbi, M.Ag Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang 2013 1

Makalah Administrasi Pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Administrasi Pendidikan

Makalah Administrasi Pendidikan

“Fungsi – fungsi Administrasi Pendidikan”

Oleh :

Kelompok I

1. Muchammad Sangkut

2. Lenia Wati

3.Meli Astuti

4. Ira Kendi

Dosen Pembimbing

M. Hasbi, M.Ag

Pendidikan Biologi

Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang

2013

Kata Pengantar

1

Page 2: Makalah Administrasi Pendidikan

Alhamdulillhirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas karunia Nya dan

Rahmat Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa

adanya halangan atau rintangan yang berarti. Makalah yang telah kami susun ini

berjudul “Fungsi-fungsi Administrasi Pendidikan” yang didalamnya memuat berbagai

informasi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan fungsi dari administrasi

pendidikan tersebut.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun tidak bekerja secara individu melainkan

bantuan dari dosen pembimbing mata kuliah Adminitrasi Pendidikan beserta rekan satu

kelompok. Maka dari itu penyusun ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan semua

pihak yang telah turut ambil alih dalam penyelesaian makalah ini.

Adapun harapan dari penyusun agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca, menambah ilmu pengetahuan pembaca. Serta selain itu, tentunya ada

kekurangan dalam makalah ini dan penyusun juga mohon kritik dan saranya guna

pembangun dan memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.

Palembang, Oktober 2013

(penyusun)

BAB I

2

Page 3: Makalah Administrasi Pendidikan

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Suatu instansi ,pemerintahan, organisasi atau pun lembaga pastinya terdapat

suatu administrasi yang berperan didalamnya. Administrasi juga merupakan unsur

yang turut ambil alih dalam menjalankan lembaga atau instansi tersebut.

Seperti yang kita ketahui secara sederhana Administrasi bermakna pembantu

atau pelayan dalam kebutuhan kita dalam suatu instansi maupun dalam suatu

pemerintahan. Namun, untuk fungsi-fungsinya yang kita pahami adalah

administrasi dapat meringankan beban kita dalam segala urusan yang ada pada

suatu instansi ditempat kita bernaung, dan jika kita kaitkan dengan pendidikan, jadi

pada umumnya fungsi administrasi pendidikan adalah pelayan atau penolong

terhadap sesuatu yang berkaitan dengan instansi pendidikan tersebut baik itu berupa

informasi maupun berupa pelayanan lainnya.

Selain itu, secara khusus dalam administrasi pendidikan, memilki fungsi-fungsi

yang sangat erat dan berpengaruh besar dalam lembaga pendidikan yaitu sebagai

perencanaan, pengorganisasian,pengkoordinasian, penggerakan, pengarahan ,serta

pengawasan. Yang akan dibahas secara lengkap pada makalah ini.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini untuk mengetahui fungsi-fungsi

administrasi pendidikan.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai sumber informasi,

terkhususnya informasi tentang fungsi administrasi pendidikan, selain itu makalah ini

juga diharapkan dapat menambah ataupun menjadi refrensi bagi pembaca maupun

penyusun makalah ini sendiri.

BAB II

3

Page 4: Makalah Administrasi Pendidikan

PEMBAHASAN

Administrasi merupakan suatu hal yang pokok dan merupakan suatu penunjang

dalam kesuksesan suatu instansi ataupun suatu pemerintahan. Administrasi berjalan

melalui proses-proses tertentu. Proses administrasi termasuk administrasi pendidikan itu

meliputi fungsi-fungsi sebagaimana halnya dengan manajemen, yaitu perencanaan

(planning), pengarahan (actuating/directing), pengorgani-sasian (organizing),

pengkoordinasian (coordinating), pemberian motivasi, (moti-vating),

pengkomunikasian (communicating), pengawasan/pengendalian (evaluating),

penyusunan staf (staffing), penganggaran (budgeting), dsb.

Dari fungsi-fungsi tersebut di atas, menurut Wijono (2000:35), fungsi pokok

administrasi pendidikan meliputi perencanaan yang mencakup pembuatan keputusan

dan penyusunan program, pengorganisasian yang mencakup penyusunan struktur dan

komunikasi, pimpinan yang mencakup pengkoordinasian dan komando, pemberian

stimulus, dan pengawasan yang mencakup pemeriksaan dan penilaian1.

Dapat dipahami bahwasanya fungsi-fungsi dari administrasi pendidikan yaitu

mencakup beberapa hal yaitu :

a. perencanaan pendidikan,

b. pengorganisasian pendidikan,

c. kepemimpinan pendidikan,

d. pengawasan atau supervisi pendidikan.

2.1 Perencanaan pendidikan

Perencanaan merupakan suatu langkah awal dalam melakukan suatu tindakan

ataupun suatu program yang akan di aplikasikan dalam suatu pendidikan, tentunya

berjalan atau tidaknya suatu program yang ada disuatu instansi pendidikan dapat ditolak

ukur dari suatu perencanaan yang dilakukan sebelumnya. Selain itu juga perencanaan

juga mempengaruhi suatu keputusan , keadaan, suasana dan sebagainya dalam hal

langkah untuk menjalankan suatu program.

1Djunaedi Sajidiman. 2012Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Cianjur : Ma’had ‘Aly STAIPI. hlm 45

4

Page 5: Makalah Administrasi Pendidikan

A. Pengertian perencanaan

Pada umumnya perencanaan merupakan suatu rangkaian proses kegiatan

menyiapkan atau memikirkan sebelumnya mengenai apa yang diharapkan akan terjadi

yaitu berupa peristiwa, keadaan, suasana dan sebagainya serta apa yang akan dilakukan

nantinya. Adapun rangkain-rangkain proses kegiatan itu dilaksanakan agar dapat sesuai

dengan apa yang telah diharapkan dimasa-masa atau jangka waktu tertentu.

Perencanaan memiliki makna yang luas. Perencanaan dapat diartikan dalam

berbagai macam ragam, tergantung dari sudut mana melihatnya, serta latar belakang apa

yang mempengaruhi orang tersebut dalam mengartikannya. Berikut beberapa pngertian

perencanaan menurut beberapa para ahli .

1. Menurut Prajudi Atmusudirdjo, perencanaan adalah perhitungan dan penentuan

tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa,

dan bagaimana2.

2. Menurut Guruge ( 1972) perencanaan pendidikan adalah proses mempersiapkan

kegiatan dimasa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas dari

perencanaan pendidikan3.

3. Menurut Billy E Goetz “Planning is the fundamentally choosing and a planning

problem arisesonly when alternative course of action is discovered”. (Perencanaan

adalah pemilihan yang fundamental dan masalah perencanaan timbul jika terdapat

alternatif-alternatif)4.

Dari definisi-definisi tersebut di atas, Malayu Hasibuan (2004:92)

menyimpulkan bahwa perencanaan/rencana adalah sejumlah keputusan mengenai

keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu.

Jadi, setiap rencana mengandung dua unsur, yaitu tujuan dan pedoman.

Sementara itu menurut Soebagio Atmodiwirio (2000:77-78), setiap perencanaan

memiliki empat hal, yaitu :

1. Permasalahan yang merupakan perkaitan tujuan dengan sumber dayanya.

2 Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun. 2005. Perencanaan Pendidikan. Bandung :UPI hal 43 Ibid, hal 84 Djunaedi Sajidiman. 2012Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Cianjur : Ma’had ‘Aly STAIPI. hal 48

5

Page 6: Makalah Administrasi Pendidikan

2. Cara untuk mencapai tujuan atau sasaran rencana dengan memperhatikan sumber

dayanya dan alternatif atau kombinasi alternatif yang dipandang terbaik.

3. Penerjemahan rencana dalam program kegiatan yang konkrit.

4. Penetapan jangka waktu pencapaian tujuan atau sasaran.

B. Tujuan Perencanaan

Pada dasarnya tujuan perencanaan adalah sebagai pedoman untuk mencapai

tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai alat ukur dalam membandingkan

antara hasil yang dicapai dengan apa yang diharapkan. Dilihat dari pengambilan

keputusan, tujuan perencanaan adalah untuk :

1. Penyajian rancangan keputusan-keputusan atasan untuk disetujui pejabat tingkat

nasional yang berwenang.

2. Menyediakan pola kegiatan-kegiatan secara matang bagi berbagai bidang atau satuan

kerja yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan5.

Selain itu perencanaan juga memiliki tujuan sebagai penunjuk arah dalam

melaksanakan suatu rencana, penentuan langkah awal serta sebagai tolak ukur dari

kegiatan yang kita lakukan pada suatu rencana.

C. Proses perencanaan

Perencanaan pada dasarnya merupakan suatu rancangan yang sistematis atau

bertahap-tahap, dan melalui tahap tersebut suatu perencanaan dapat dievaluasi sejak

awal persiapan sampai dengan pelaksanaan dan penyelesaian perencanaan. Secara

umum, langkah-langkah dalam proses perencanaan yang perlu diperhatikan, menurut

LAN (Lembaga AdministrasiNegara) adalah :

1. Perencanaan yang efektif dimulai dengan tujuan secara lengkap dan jelas. Jika

tujuannya banyak, maka dipilih yang mudah dalam pencapaiannya. Berdasarkan

pertimbangan tertentu, penetapan skala prioritas sangat penting.

2. Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah perumusan kebijakan dengan

memperhatikan dan menyesuaikan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dengan

faktor-faktor lingkungan jika tujuan telah tercapai.5 Djunaedi Sajidiman. 2012Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Cianjur : Ma’had ‘Aly STAIPI. hlm 49

6

Page 7: Makalah Administrasi Pendidikan

3. Analisis dan penetapan cara dan sarana untuk mencapai tujuan dalam kerangka

kebijakan yang telah dirumuskan.

4. Penunjukan orang-orang yang akan menerima tugas dan tanggung jawab

melaksanakannya (pemimpin, pembantu pemimpin, pelaksana) termasuk yang akan

melakukan pengawasan.

5. Penemuan sistem pengendalian yang memungkinkan pengukuran dan pembanding-an

apa yang harus dicapai dengan apa yang telah tercapai, berdasarkan kriteria yang

telah ditetapkan.

Adapun tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan prinsipnya adalah

pada semua tataran sistemnya (operasional, institusional, dan struktural). Menurut Udin

Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun (2007:45), proses perencanaan

pendidikan dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Mendefinisikan permasalahan perencanaan pendidikan.

2. Analisis bidang telaah permasalahan perencanaan.

3. Mengkonsepsikan dan merancang rencana.

4. Evaluasi rencana.

5. Menentukan rencana.

6. Implementasi rencana.

7. Evaluasi implementasi rencana dan umpan baliknya.

D. Jenis-jenis perencanaan

Perencanaan memiliki jenis-jenis karena memang perencanaan tidaklah hanya

terdiri dari satu jenis melainkan lebih, Jenis-jenis perencanaan dapat digolongkan

menurut waktu, sifat, sektor, luas jangkau an, wewenang pembuatnya, obyek, dan

jenjang.

1. Menurut Waktu :

a. Perencanaan jangka panjang, yang memuat rencana yang bersifat umum, global,

belum terinci, serta bersifat perspektif. Jangka waktunya 10, 20, atau

25 tahun;

7

Page 8: Makalah Administrasi Pendidikan

b. Perencanaan jangka menengah, yang disusun berdasarkan perencanaan jangka

panjang untuk dijabarkan lebih lanjut pada perencanaan jangka pendek. Jangka

waktunya antara 4-7 tahun;

c. Perencanaan jangka pendek, yang disebut juga perencanaan operasional, yang

siklusnya berulang tiap tahun.

2. Menurut Sifat :

a. Perencanaan kuantitatif, yang targetnya ditetapkan secara jumlah (bilangan);

b. Perencanaan kualitatif, yang targetnya ditetapkan berdasarkan mutu, tidak bias

dihitung jumlahnya.

3. Menurut Sektor dan Regional :

a. Perencanaan sektoral, yaitu perencanaan menurut sektor-sektor sosial, misalnya

sektor pendidikan, sektor kebudayaan, sektor agama, dsb.

b. Perencanaan regional, yaitu perencanaan yang berorientasi pada wilayah dan

kepentingan wilayah.

4. Menurut Luas Jangkauan :

Perencanaan ini dibedakan antara perencanaan makro dan mikro. Makro artinya

menyeluruh (umum) yang bersifat nasional, sedangkan mikro lingkupnya terbatas, yaitu

perencanaan untuk suatu institusi yang lebih rinci dan konkrit.

5. Menurut Wewenang Pembuatnya :

a. Perencanaan sentralisasi, yang disusun oleh Pusat;

b. Perencanaan desentralisasi, yang penyusunanannya diserahkan kepada daerah sesuai

dengan kebutuhan daerah.6

2.2 Pengorganisasian pendidikan

A. Pengertian

Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang,

alat-alat, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa, sehingga

tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Melalui pengorganisasian diatur

6 Djunaedi Sajidiman. 2012Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Cianjur : Ma’had ‘Aly STAIPI. Hal 51-52

8

Page 9: Makalah Administrasi Pendidikan

struktur organisasi yang di dalamnya tercakup pembagian kerja, hubungan kerja,

prosedur kerja, tata kerja dan tata laksana, sekaligus pendelegasian wewenang.

Dengan demikian terciptalah kerja-sama yang baik dan sinergis di antara

orang-orang yang ada dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Itulah

sebabnya organisasi sebagai wadah bersifat statis (pasif), tetapi sebagai proses

bersifat dinamis (aktif) karena merupakan interaksi antar orang-orang yang

membentuk organisasi dengan berbagai kegiatan yang merupakan suatu sistem.

Yang dimaksud sistem di sini adalah keseluruhan (totalitas) komponen yang terdiri

dari subkomponen-subkomponen yang masing mempunyai fungsi tertentu dan satu

sama lain saling berkaitan dan bergantungan (interdepedensi) membentuk suatu

keterpaduan.

B. Struktur organisasi pendidikan

Untuk menerjemahkan aktivitas antar subkomponen dan komponen dalam

organisasi agar dapat dipahami dan dijadikan pedoman kerja bagi orang-orang yang

ada dalam organisasi, maka dituangkan dalam struktur organisasi. Menurut James L.

Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1996:18), struktur organisasi adalah pola formal

aktivitas dan hubungan antar berbagai sub unit organisasi. Jadi, struktur organisasi

tidak lain adalah kerangka kerjasama yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan

kerja. Melalui struktur organisasi, orang/anggota organisasi dapat mengetahui tugas

dan peranan masing-masing, yaitu apa yang harus dilaksanakan, siapa yang harus

melaksanakan, siapa yang harus bertanggung jawab, kepada siapa

pertanggungjawaban disampaikan, dll. sesuai dengan status (kedudukannya).

Kedudukan di sini akan terlihat jelas, yaitu sebagai pimpinan, pembantu pimpinan,

dan pelaksana, atau dengan kata lain ada yang disebut pemimpin, pembantu

pemimpin, dan ada yang disebut bawahan. Dengan struktur organisasi orang bisa

menggambarkan kedudukan dan peranan setiap anggota dalam kaitannya dengan

pencapaian tujuan organisasi.

Struktur organisasi pun bermacammacam, yaitu : Struktur lini (garis/Jalur),

struktur garis dan staf, struktur fungsional, dan struktur matriks (metrics).

1. Struktur Lini.

9

Page 10: Makalah Administrasi Pendidikan

Struktur ini disebut juga struktur garis, jalur, skalar, atau tipe militer. Dalam tipe

ini hanya ada satu hubungan langsung yang sifatnya vertikal antara berbagai

tingkatan dalam organisasi. Wewenang (authority) dari pimpinan puncak mengalir

secara langsung ke bagian-bagian bawahannya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh seluruh bagian berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan organisasi. Atasan

pada suatu bagian tidak berwenang memerintah bagian lain. Setiap bawahan hanya

memiliki satu orang atasan langsung. Tugas dan tanggung jawabnya dilaksanakan

dengan pasti. Wewenang dari atasan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di

bawahnya dalam semua bidang pekerjaan, baik pekerjaan pokok maupun peker-jaan

bantuan.

2. Struktur Lini dan Staf.

Struktur dengan tipe ini mempunyai hubungan langsung, vertikal antara

berbagai tingkat, tanggung jawab khusus untuk memberikan bantuan, dan saran

kepada pimpinan lini. Wewenang dari atasan dilimpahkan kepada satuan organisasi

di bawahnya dalam suatu bidang pekerjaan pokok maupun tambahan, dan dibawah

pimpinan diangkat pejabat pembantu pimpinan (staf) yang tidak memiliki wewe-

nang komando, melainkan hanya nasihat, saran, pertimbangan, dan bantuan dalam

bidang keahlian tertentu.

3. Struktur Fungsional.

Struktur ini merupakan modifikasi dari struktur lini dan staf, di mana staf bagian

diberi wewenang dan kepercayaan dalam bidang-bidang khusus atau pekerjaan

tertentu. Untuk pekerjaan tertentu ini (staf) sering diangkat seorang atau beberapa

orang pakar/ahli atau spesialis. Pimpinan berhak memerintah kepada semua

bawahannya (pimpinan unit, pelaksana, dan staf) yang ada agar mengikuti bidang

kerjanya. Seorang spesialis diberi kewenangan fungsional antara lain memberi

perintah atas nama pimpinan dalam menetapkan sesuatu di bidangnya.

4. Struktur Matrik.

10

Page 11: Makalah Administrasi Pendidikan

Struktur ini bersifat permanen (tetap) dan didesain untuk mencapai tujuan

khusus dengan menggunakan tim spesialis dari berbagai fungsi dalam organisasi.

Struktur ini digunakan dalam hal-hal yang khusus yang memiliki berbagai keahlian

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam waktu yang relatif singkat,

sehingga organisasi tidak diam (stagnan). Jadi, ciri utama struktur ini adalah

kedinamikaan, sehingga setiap unit organisasinya berfungsi dengan dinamis.

C. Sekolah sebagai organisasi

1. Pengertian Sekolah.

Mengenai pengertian sekolah, setiap individu bahkan para ahli memiliki

pendapat masing-masing dan untuk menjelaskan pengertian sekolah, dalam

Syaiful Sagala (2007:70-71) dikemu-kakan pendapat para ahli, di antaranya :

a. Hadari Nawawi (1082):

Sekolah tidak boleh diartikan hanya sebuah ruangan atau gedung saja,

tempat anak berkumpul dan mempelajari sejumlah materi pengetahuan, tetapi

sebagai institusi yang peranannya jauh lebih luas daripada itu. Sekolah

sebagai lembaga pendidikan terikat akan norma dan budaya yang

mendukungnya sebagai suatu sistem nilai;

b. Postman dan Weingartner (1973) :

"School as institution is the specific set of essential function is serves in

our society.” (Sekolah sebagai lembaga yang spesifik dari seperangkat fungsi

fungsi yang mendasar dalam melayani masyarakat);

c. Nanang Fatah (2003) :

Sekolah merupakan wadah tempat proses pendidikan, memiliki sistem

yang kompleks dan dinamis. Dalam kegiatannya, sekolah adalah tempat yang

bukan hanya tempat berkumpul guru dan murid, melainkan berada dalam

suatu tatanan sistem yang rumit dan saling berkaitan;

Jadi dapat disimpulkan bahwasanya sekolah adalah suatu institusi atau

lembaga yang memilki fungsi dalam menampung ataupun melayani

masyarakat umumnya dalam hal pendidikan atau pengajaran.

11

Page 12: Makalah Administrasi Pendidikan

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diketahui

bahwasanya sekolah memilki fungsi sebagai pembentuk kepribadian,

mengubah pola pikir peserta didik, menyiapkan tenaga sosial yang siap kerja

dilapangan serta membantu negara dalam pencerdasan suatu bangsa.

d. Komponen organisasi sekolah

setiap suatu organisasi mempunyai suatu komponen-komponen yang saling

keterkaitan dalam menjalankan tugasnya, dan adapun komponen yang pada

umumnya ada disekolah adalah sebagai berikut :

a. Kepala sekolah sebagai manajer dan pemimpin pendidikan;

b. Wakil kepala sekolah sebagai pendukung kepemimpinan kepala sekolah;

c. Guru sebagai penanggung jawab proses pembelajaran;

d. Konselor sebagai pendukung kualitas belajar siswa/peserta didik;

e. Tenaga ekependidikan lain sebagai perencana pendidikan/sekolah

bertanggung jawab menyediakan informasi kebijakan pendidikan;

f. Tenaga ahli kurikulum sebagai pelayan manajemen kurikulum;

g. Supervisor yang melaksanakan supervisi pengajaran di sekolah.

Berdasarkan struktur organisasi diatas maka dapat kita lihat bagan

struktur organisasi sekolah yang umunya terdapat disekolah.

12

Page 13: Makalah Administrasi Pendidikan

2.3 Kepemimpinan pendidikan

Organisasi, instansi, baik itu pemerintahan tidak lepas dari campur tangan dari

seorang pemimpin, pemimpin memiliki peran yang sangat vital, oleh karena itu

13

Page 14: Makalah Administrasi Pendidikan

didunia pendidikan juga sangat diperlukan sosok seorang pemimpin yang benar-

benar memiliki jiwa kepemimpinan.

1. Pengertian kepemimpin

Secara sederhana dapat kita pahami bahwasanya pemimpin itu adalah

orang yang posisinya tepat paling depan dibandingkan yang lainnya. Maka dari

itu kepemimpinan dipahami sebagai sesuatu yang terkait dengan pemimpin itu

sendiri, baik itu cara memimpin, kinerja, sifat dan sebagainya.

Selain itu beberapa ahli memilki pendapat terhadap kepemimpinan,

Definisi kepemimpinan menurut G.R. Terry dan Leslie W. Rue (2005:192)

adalah kemampuan seseorang atau pemimpin untuk mempengaruhi perilaku

orang lain menurut keinginan-keinginannya dalam suatu keadaan tertentu.

Sementara itu menurut Mardjiin Sjam (1966:11), kepemimpinan adalah

keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam usaha

bersama untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan pengertian kepemimpinan tersebu di atas, maka

kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan

menggerakkan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Yang

harus diberi arahan dan digerakkan adalah semua unsur yang terlibat dalam

bidang atau sektor pendidikan, terutama orang-orangnya.

2. Fungsi kepemimpinan pendidikan

Seperti yang kita ketahui sebelumnya pemimpin sangatlah diperlukan dan

keberadaannya juga bisa menjadi tolak ukur terhadap kesuksesannya suatu

organisasi, lembaga maupun instansi. Sedangkan menurut Hendiyat Soetopo dan

Wasty Soemanto (1988:4), fungsi kepemimpinan pendidikan itu terbagi atas dua

bagian, yaitu :

1. Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai.

2. Fungsi yang bertalian dengan penciptaan suasana kerja yang sehat dan

menyenangkan sambil memeliharanya.

Menurut Nawawi (2006), fungsi-fungsi dari kepemimpinan adalah :

14

Page 15: Makalah Administrasi Pendidikan

a. Fungsi Pengambilan Keputusan

Fungsi pengambilan keputusan adalah apabila pemimpin memiliki kemauan

dalam melaksanakan kekuasaan, atau wewenangnya sebagai pengambil keputusan

yang akan dilaksanakan oleh anggotanya dalam suatu organisasi. Pengambilan

keputusan memerlukan keberanian karena setiap keputusan pasti memiliki risiko

yang akan dihadapi oleh pemimpin untuk memenuhi teori pengambilan keputusan.

b. Fungsi Instruksi

Fungsi Instruksi adalah sebuah perintah dari seorang pemimpin untuk

mewujudkan organisasi efektif yang harus disampaikan secara jelas, baik mengenai

isi dan segi bahasa yang harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan, atau

pendidikan anggota yang menerima perintah. Dalam memberikan suatu perintah

sebaiknya diikuti dengan memberikan penjelasan kepada anggotanya yang akan

melaksanakan perintah tersebut,

maka akan lebih hati-hati atau teliti dalam mengerjakannya, karena suatu

perintah mungkin cukup sulit melaksanakannya bagi setiap anggota organisasi.

c. Fungsi Konsultatif

Fungsi konsultatif adalah fungsi yang mengefektifkan setiap pemimpin, agar

bersedia memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk berkonsultasi dalam

menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dan mungkin

juga mengenai masalah pribadi yang berhubungan langsung, atau tidak langsung

dengan pekerjaan.

Selain itu Secara lebih rinci Departemen Pendidikan Nasional membagi fungsi

kepemimpinan pendidikan menjadi tujuh (7), yaitu :

1. Sebagai educator (pendidik),

2. Manajer,

3. Administrator,

4. Supervisor (penyelia),

5. Leader (pemimpin),

6. Inovator,

7. Motivator atau sering disebut dengan istilah EMASLIM.

15

Page 16: Makalah Administrasi Pendidikan

3. Syarat-syarat kepemimpinan pendidikan

Sebagai seseorang pemimpin tentu diharapkan memiliki kelebihan-kelebihan

daripada orang yang dipimpinnya. Hal itu disebabkan karena kepala sekolah

nantinya selalu berhadapan dengan orang lain dalam konteks sosial, maka ia harus

memiliki syarat kepribadian tertentu. Syarat-syarat tersebut antara lain sebagaimana

yang dikemukakan oleh Hadari Nawawi di bawah ini:

1.memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik,

2. percaya diri sendiri dan bersifat membership,

3. cakap bergaul dan ramah tamah,

4. kreatif, penuh inisiatif dan memiliki hasrat/kemauan untuk maju dan

berkembang menjadi lebih baik,

5. organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa,

6. memiliki keahlian atau keterampilan di dalam bidangnya,

7. suka menolong, memberi petunjuk dan dapat menghukum secara

konsekuen dan bijaksana,

8. memiliki keseimbangan /kestabilan emosional dan bersifat sabar,

9. memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi,

10. berani mengambil keputusan dan bertanggungjawab,

11. jujur, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya,

12. bijaksana dan berlaku adil,

13. disiplin,

14. berpengetahuan dan berpandangan luas,

15. sehat jasmani dan rohani,7

4. Tipe-tipe kepemimpinan

Dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah ataupun pemimpin

pendidikan yaitu senantiasa menggerakkan atau memberi motivasi orang lain agar

melakukan tindakan- tindakan yang selalu terarah pada pencapaian tujuan organisasi,

serta berbagai cara dapat dilakukan oleh seseorang kepala sekolah. Cara itu

mencerminkan sikap dan pandangan pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya

7 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, CV. Haji Masagung.jakarta. 1998. Hal 84-90

16

Page 17: Makalah Administrasi Pendidikan

serta memberikan gambaran pula tentang bentuk (tipe) kepemimpinan yang

dijalankannya8.

Adapun tipe-tipe kepala sekolah yang pokok itu ada tiga yaitu otokratis, laissez

faire, dan demokratis.9

Sedangkan menurut Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, kepemimpinan

kepala sekolah dapat diklasifikasikan menjadi 4 tipe yaitu:

1. tipe Otoriter/Otokrasi,

2. tipe Laissez faire,

3.Tipe Demokratis,

4.Tipe Pseudo Demokratis.10

2.4 Supervisi atau pengawasan kependidikan

A.     Pengertian Supervisi (Pengawasan) dalam Pendidikan

Supervisi berasal dari bahasa inggris yaitu terdiri dari “super” yang bararti

di atas dan “visi” yang berarti melihat dan masih serumpun dengan inspeksi,

pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan

oleh atasan – orang yang berposisi diatas, pimpinan – terhadap hal-hal yang ada

dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih

human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih

banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang

disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata - mata kesalahannya)

untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki

Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey, supervisi adalah program yang

berecana untuk memperbaiki pengajaran. Inti dari supervisi pada hakekatnya adalah

memperbaiki hal belajar dan mengajar. Program ini dapat berhasil bila supervisor

memiliki ketrampilan (skill) dan cara kerja yang efisien dalam kerjasama dengan

orang lain (guru dan petugas pendidikan lainnya). Dalam “Dictionary of

8 M. Ngalim Purwanto dan Sutadji Djojopranoto,Administrasi Pendidikan, Mutiara Sumber Widya, Jakarta, 1991, hal 469 Loc.cit10 Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta, 1984. Hal 284

17

Page 18: Makalah Administrasi Pendidikan

Education”, Good Carter, memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-

petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam

memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan

dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan

pengajaran dan metode pengajar dan evaluasi pengajaran.11

Jadi supervisi mempunyai pengertian yang luas, yaitu segala bentuk bantuan

dari para pemimpin sekolah yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-

guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan yang di maksud yaitu berupa dorongan, bimbingan dan

kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti

bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam

pendidikan dan pengajaran. Selain itu juga ada pemilihan alat-alat pelajaran dan

metode-metode mengajaryang baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap

fase seluruh proses pengajaran dan sebagainya.

Boardman mengemukakan pendapatnya mengenai supervisi atau pengawasan

pendidikan dapat dirumuskan sebagai usaha untuk mendorong mengkoordinasikan

dan menuntun pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan disuatu sekolah,

baik secara individu, maupun secara kelompok, didalam pengertian yang lebih baik

dan tindakan yang lebih efektif dalam fungsi pengajaran sehingga mereka dapat

lebih mampu untuk mendorong dan menuntun pertumbuhan setiap siswa secara

berkesinambungan menuju partisipasi yang cerdas dalam kehidupan masyarakat

demokratis modern.

Sementara menurut Neagley dan Evans  mengemukakan bahwa setiap layanan

kepada guru-guru yang menghasilkan perbaikan intruksional belajar dan kurikulum

disebut supervisi. Di sisi lain ada pendapat Mark mengenai supervisi atau

pengawasan dalam pendidikan adalah bahwa nilai supervisi ini terletak pada

perkembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang direfleksikan pada

perkembangan para siswa.12

11 Ngalim Purwanto, Administrasi & Supervisi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001, hal. 7612 Supandi, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Departemen Agama Universitas Terbuka, 1996. Hal 6

18

Page 19: Makalah Administrasi Pendidikan

Jadi, dapat disimpulkan bahwasanya supervisi itu merupan suatu tindakan yang

melihat kinerja atau program yang dilakukan oleh atasan dengan tujuan untuk

memperbaiki dari sistem atau cara yang belum dianggap tepat.

B.Tipe-tipe Supervisi atau Pengawasan dalam Pendidikan

Regulasi pendidikan mengemukakan bahwa pemerintah dalam menjalankan

supervisi pada tingkatan satuan pendidikan mempunyai dua objek sasaran, yaitu

secara personal dan institusional. Secara personal, hal itu terlihat pada model

supervisi yang menyebutkan bahwa pengawas bertugas membimbing dan melatih

profesionalisme pendidikan dan tenaga kependidikan lainnya di satuan pendidikan

binaannya. Sedangkan secara institusional menyebutkan bahwa pengawas bertugas

meningkatkan kualitas 8 standar nasional pendidikan pada satuan pendidikan.

Sehubungan dengan hal itu, menurut Supardi ada lima tipe supervisi, yaitu:

1.      Tipe Inspeksi

Tipe ini merupakan tipe supervisi yang mewajibkan supervisor turun

melihat langsung hal-hal yang dikerjakan targer supervisi. Kegiatan supervisi yang

menggunkan tipe ini, apabila target supervisi melakukan dalam aktifitas kerjanya,

supervisor dapat menginformasikannya secara langsung kepada target supervisi

agar langsung menyadari kesalahannya dalam proses untuk mencapai tujuan

pendidikan sekolah.

2.      Tipe Laisses Faire

Tipe ini target supervisi diberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitasnya.

Sebab yang dutamakan dalam supervisi model ini adalah hasil akhir sehingga

supervisor tidak begitu intens daslam memfokuskan proses kerja yang dilaksanakan

target supervisi. Selain itu apabila kita menggunakan tipe inii, supervisor tidak

boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada orang-orang yang disupervisi.

Supervisor juga diharuskan memberikan argumentasi atau alasan yang rasional

tentang  tindakan-tindakan serta instruksinya. Hendaknya tidak menonjolkan

jabatan atau kekuasaannya agar tidak menghambat kreativitas bawahannya.

3.      Tipe Coersive

Tipe coersive (paksaan) supervisor dalam melaksanakan tugasnya turut

campur dalam mengembangkan pendidiknya. Tipe supervisi seperti ini

19

Page 20: Makalah Administrasi Pendidikan

diperuntukan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan yang masih lemah

daslam memahami tugas dan tanggung jawabnya. Tipe seperti ini “terpaksa”

dilakukan karena pendapat A. Sitohang yang menyatakan bahwa pengembangan

sumber daya manusia masih sangat dibutuhkan. Karena ternyata dari hasil

penelitian menunjukan masih banyak kekurangan dan kelemahan yang masih harus

diperbaiki, terutama dalam bidang pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan yang

sesuai dengan target organisasi. Dalam hal ini adalah seperti lembaga pendidikan

Islam. Dengan adanya tipe ini, diharapkan problem seperti ini akan cepat teratasi.

4.      Tipe Training and Guidance

Tipe training and guidance (pelatihan dan pendampingan) merupakan tipe

supervisi yang menekankan keefektifan target supervisi. Kegiatan supervisi

dilaksanakan dengan berbasis kepada pengembangan minat dan bakat target

supervisi. Tipe training and guidance ini cocok digunakan apabila target supervisi

masih belum berpengalaman dalam melaksanakan tugas keprofesian pendidikan.

Namun, tipe ini dapat diterapkan kepada target supervisi yang telah berpengalaman.

5.      Tipe Demokratis

Keterlibatan target supervisi sangat diandalkan dalam tipe supervisi

demokratis. Hal utama yang ingin dituju adalah adanya kerjasama pembinaan

antara supervisor dan target supervisor dan target supervisor. Langkah ini dilakukan

agar target supervisi ikut merasakan sendiri terhadap program supervisi yang

dijalankan kepadanya. Untuk itu, supervisor tidak boleh boleh bersifat otoriter

dalam menjalankan kegiatan supervisi. Keseluruhan tipe supervisi demokratis ini

difokuskan ke dalam satuan pendidikan meliputi manajemen kurikulum

pembelajaran; kesiswaan; sarana prasarana; ketenagaan; keuangan; hubungan

sekolah dengan masyarakat dan layanan khusus.13

C. PROSES DASAR PENGAWASAN

Proses dasar pengawasan terdiri atas tiga hal, yaitu :

1. Penetapan Standar.

13 Supandi, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Departemen Agama Universitas Terbuka, 1996.

20

Page 21: Makalah Administrasi Pendidikan

a. Penetapan standar merupakan langkah pertama dalam proses pengawasan/

pengendalian;

b. Karena fungsi pengawasan/pengendalian berkaitan dengan pengukuran kinerja,

maka penetapan standar sangat penting. Dalam hal ini manajemen dapat

melihat apa yang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi;

c. Sebagai tolok ukur, standar yang pada hakikatnya berupa rencana, harus

bersifat spesifik, terukur, dan dapat dicapai, serta terjadwal;

d. Dalam praktek, rencana sangat bervariasi, ada rencana produksi, rencana

investasi, rencana pendapatan, dll. Keanekaragaman rencana ini telah

menyulit-kan pada manajer dalam penetapan standar yang ideal;

e. Diperlukan adanya standar yang baku berupa standar prestasi. Standar prestasi

ini dipilih dari kriteria yang dapat dipergunakan untuk membandingkan dan

evaluasi. Contoh standar prestasi : Standar moneter (Rp, $, f, Y, dll.), standar

fisik (m, km, g, kg, ton, kubik, dll.), standar abstrak (baik, bagus, efektif,

memuas-kan, dll.);

f. Agar standar abstrak dapat digunakan secara operasional, perlu diterjemahkan

terlebih dulu ke dalam standar moneter atau standar fisik (diangkakan).

2. Pengukuran Prestasi Kerja.

Pengukuran prestasi kerja (kinerja) adalah pembandingan antara standar

dengan pelaksanaan hendaknya berdasarkan pandangan ke depan. Dengan

pandangan ke depan, menurut Ranupandojo berarti jika ada penyimpangan maka

penyimpangan ini akan diperbaiki dalam pelaksanaanya nanti/yang akan datang. Hal

ini sesuai pula dengan pendapat Nickels (1987) bahwa fungsi pengendalian ber-

kaitan dengan pengukuran perbandingan terhadap sasaran-sasaran dan standar-

standar dan mengadakan perbaikan jika diperlukan.

3. Perbaikan Penyimpangan.

a. Tindakan perbaikan dilakukan jika ternyata terdapat penyimpangan atau

penyelewengan, sehingga pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana;

21

Page 22: Makalah Administrasi Pendidikan

b. Bentuk-bentuk tindakan perbaikan yang dilaksanakan antara lain meninjau

kembali rencana, memodifikasi tujuan, mengubah fungsi organisasi, menambah

atau mengurangi (rasionalisasi) karyawan, dan tindakan-tindakan lainnya.14

D. Fungsi-fungsi Supervisi (Pengawasan) dalam Pendidikan

Fungsi-fungsi supervisi dalam pendidikan perlu diketahui oleh pemimpin

pendidikan yaitu kepala sekolah, para guru dan pegawai lainnya. Fungsi

pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar control melihat

apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program

yang telah di gariskan, tetapi lebih dari itu. Berikut adalah fungsi-fungsi

pengawasan atau supervisi dalam pendidikan :

1.      Dalam Bidang Kepemimpinan

a. Menyusun rencana dan policy bersama

b.  Mengikutsertakan anggota-anggota kelompok (guru-guru, pegawai) dalam

berbagai kegiatan.

c. Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan

memecahkan persoalan-persoalan.

d.   Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau memupuk moral yang

tinggi kepada anggota kelompok.

e. Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan putusan-putusan.

f.  Membagi wewenang dan tanggung jawab kepada anggota kelompok, sesuai

dengan fungsi-fungsi dan kecakapan masing-masing.

g.  Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.

h.  Menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota kelompok sehingga

mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama.

2.      Dalam Hubungan Kemanusiaan

14 Djunaedi Sajidiman. 2012Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Cianjur : Ma’had ‘Aly STAIPI. hlm 118-119

22

Page 23: Makalah Administrasi Pendidikan

a.      Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang dialaminya untuk

dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri maupun anggota

kelompoknya.

b.      Membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota

kelompok, seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak acuh,

pesimistis dan lain sebagainya.

c.       Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yang demokratis.

d.      Memupuk rasa saling menghormati di antara sesama anggota kelompok dan

sesama manusia.

e.      Menghilangkan rasa curiga antara sesama anggota kelompok.

3.      Dalam Pembinaan Proses Kelompok

a.      Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan maupun

kemampuan masing-masing.

b.      Menimbulkan dan memelihara sikap percaya antar anggota kelompok maupun

antar anggota dan pimpinan.

c.       Memupuk saling tolong menolong sesama anggota.

d.      Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok.

e.      Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau perselisihan pendapat

di antara anggota kelompok.

f.        Menguasai teknik-teknik memimpin rapat dan pertemua-pertemuan lainnya.

4.      Dalam Bidang Administrasi Personal

a.      Memilih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan

untuk suatu pekerjaan.

b.      Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kecakapan dan

kemampuan masing-masing.

c.       Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan daya kerja

serta hasil maksimal.

5.      Dalam Bidang Evaluasi

a.      Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terinci.

b.     Menguasai dan memiliki norma atau ukuran yang akan di gunakan sebagai

nkriteria penilaian.

23

Page 24: Makalah Administrasi Pendidikan

c.       Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperolah data yang

lengkap, benar, dan dapat diukur menurut norma-norma yang ada.

d.      Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapat

gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-

perbaikan.

e.       Fungsi-fungsi supervisi (pengawas) dalam pendidikan menurut para ahli

Secara umum fungsi supervisi atau pengawasan adalah perbaikan pengajaran.

Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai fungsi dari supervisi atau

pengawasan dalam pendidikan :

1.    Ayer Fred A, menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program pengajaran

yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan. 

2.    Franseth Jane, menyatakan bahwa fungsi supervisi memberi bantuan terhadap

program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan

akan diperbaiki. 

3.    W.H. Burton dan Leo J. Bruckner menjelaskan bahwa fungsi utama dari supervisi

modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal

belajar. 

4.     Kimball Wiles, mengatakan bahwa fungsi supervisi ialah memperbaiki situasi

belajar anak-anak. 15

1.5 Kepegawaian (Staffing)

Sama halnya dengan fungsi-fungsi administrasi pendidikan yang telah diuraika

terdahulu kepegawaian merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya. Agak

berbeda dangan fungsi-fungsi administrasi yang telah dibicarakan, dalam

kepegawaian yang menjadi titik penekanan ialah personal itu sendiri. Aktivitas

yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain : menentukan, memilih,

menempatkan dan membimbing personel. .

Sebenarnya fungsi kepegawaian ini sudah dijalankan sejak penyusunan

perencanaan dan pengorganisasian. Di dalam pengorganisasian telah dipikirkan dan

diusahakan agar untuk personel-personel yang menduduki jabatan-jabatan tertentu

di dalam struktur organisasi itu dipilih dan di angkat orang-orang yang memiliki

15 Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara,1994.

24

Page 25: Makalah Administrasi Pendidikan

kecakapan dan kesanggupan yang sesuai dengan jabatan yang di pegangnya. Dalam

hal ini prinsip the right man in the right place selalu di perhatikan.

1.6 Pembiayaan

Biaya/pambiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

sebuah organisasi karena biaya ini sangat menentukan bagi kelancaran jalannya

sebuah organisasi, tanpa biaya yang mencukupi tidak mungkin terjamin kelancaran

jalannya suatu organisasi. Setiap kebutuhan organisasi, baik personel maupun

material, semua memerlukan adanya biaya., itulah sebabnya masalah pembiayaan ini

harus sudah mulai dipikirkan sejak pembuatan planning sampai dengan

pelaksanaannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi

pembiayaan, antara lain :

1. perencanaan tentang berapa biaya yang diperlukan,

2. dari mana dan bagaimana biaya itu dapat diperoleh atau diusahakan

3. bagaimana penggunaanya,

4. siapa yang akan melaksanakannya,

5. bagaimana pembukuan dan pertangung jawabannya,

6. bagaimana pengawasannya,dll.

1.7 Penilain atau evaluasi

Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk

meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam

proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai denhan rencana atau program

yang telah di tetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Setiap kegiatan,

baik yang dilakukan oleh unsure pimpinan maupun oleh bawahan, memerlukan

adanya evaluasi.

Dengan mengetahui kasalahan-kasalahan atau kekurangan-kekurangan serta

kemacetan-kemacetan yang diperoleh dari tindakan evaluasi itu, selanjutnya dapat di

usahakan bagaimana cara-cara memperbaikinya.16

16 Ngalim purwanto. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Cetakan kedelapan.Bandung : Remaja Rosdakarya. Hal 15-16

25

Page 26: Makalah Administrasi Pendidikan

Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah : Memperoleh dasar

bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja , pekejaan tersebut berhasil

Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien Memperoleh fakta-fakta tentang

kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang dapat merusak Memajukan

kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi. (Soetjipto:138:2004)

Perlu ditekankan disini bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah dibicarakan di

atas satu sama lain sangat erat hubungannya, dan kesemuanya merupakan suatu

proses keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama lain dan merupakan rangkaian

kegiatan yang kontinyu.

Berdasarkan fungsi-fungsi pokok administrasi pendidikan dapat perincikan

dimulai dari perencanaan hingga akhir atau evaluasi, sehingga dapat disimpulkan

administrasi harus memiliki visi dan misi yang baik atau mutu yang baik. Dengan

demikian inovasi dan motivasi dalam administrasi dapat dikoordinasi dengan

bijaksana dan komunikasi atau gagasan dapat diberikan secara terbuka, dan dalam

kepemilihan atau diangkat harus memiliki kecakapan dan kesanggupan yang sesuai

dengan pegangan-nya. Mestinya juga tidak lepas dari supervise atau pengawasan

sehingga dalam menentukan kondisi atau syarat yang akan menjamin tercapainya

suatu tujuan dapat berjalan dengan baik, hal ini juga tidak terlpas dari adanya

pembiayaan terhadap keseluruhan dalam pembentukan administrasi,adapun tindakan

terakhir adalah mengevaluasi sejauh mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam

proses keseluruhan organisasi sesuai dengan perencanaan dalam rangka mencapai

tujuan pendidikan.

Dengan demikian berdasarkan perincian diatas fungsi pokok administrasi satu

sama lain sangat erat hubungannya dan kesemuanya merupakan suatu proses

keseluruhan yang tidak bisa dipisahkan dan merupakan rangkaian kegiatan yang

kontinyu dan saling keterkaitan.

26

Page 27: Makalah Administrasi Pendidikan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akhirnya berdasarkan beberapa urain diatas maka dapat diambil beberapa poin

penting yaitu dministrasi sangatlah segnifikan dan vital fungsinya bagi suatu

instansi dan lembaga maka dari itu administrasi memilki fungsi-fungsi pokoknya

yaitu sebagai berikut :

a. perencanaan pendidikan,

b. pengorganisasian pendidikan,

c. kepemimpinan pendidikan,

d. pengawasan atau sepervisi pendidikan

e.kepegawaian pendidikan,

f. pembiayaan kependidikan,

g. dan penilain atau evaluasi.

Dari fungsi-fungsi diatas semuanya memegang peranan yang penting dan

saling keterkaitan satu sama lain, saling mendukung dan saling berhubungan.

3.2 Saran

Penyusun merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi

pemilihan kata-kata, format makalah, baik itu dari segi isi dan sumber yang

digunakan maka dari itu kritik maupun saran dari pembaca ataupun dari dosen

pengampu sangatlah bermanfaat untuk jangka kedepan dalam penyusunan makalah.

27

Page 28: Makalah Administrasi Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Bina

Aksara, Jakarta, 1984

Purwanto, M. Ngalim dan Sutadji Djojopranoto,Administrasi Pendidikan, Mutiara

Sumber Widya, Jakarta, 1991,

Purwanto, Ngalim. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Cetakan kedelapan.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sa’ud ,Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun. 2005. Perencanaan Pendidikan.

Bandung :UPI

Sajidiman , Djunaedi. 2012Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Cianjur : Ma’had ‘Aly

STAIPI

Supandi, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Departemen Agama

Universitas Terbuka, 1996.

28