26
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Menurut Robert Klitgaard dalam bukunya Controlling Corruption, korupsi adalah, "Tingkah laku menyimpang dari tugas resmi sebuah jabatan demi keuntungan status atau uang yang menyangkut pribadi, kerabat atau kroni". korupsi dalam perspektif ajaran Islam adalah identik dengan risywah, ghulul, dan at-tajawuz fi isti'mal al- haqq, serta termasuk salah satu bentuk dari sikap khianat yang diharamkan oleh Allah SWT karena korupsi berdampak negatif dan sangat merugikan masyarakat luas. Adapun Jenis dan kategori korupsi adalah Penyalah- gunaan wewenang, Penyelewengan dana (seperti Pengeluaran fiktif, Manipulasi harga pembelian atau kontrak, Penggelapan dana atau pencurian langsung darikas). Pada saat sekarang ini, bangsa Indonesia tengah mengalami krisis ekonomi berkepanjangan yang salah satunya disebabkan oleh praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang dilakukan oleh para pejabat pemerintah sejak dari tingkat desa hingga tingkat nasional. Di antara faktor-faktor yang menyebabkan maraknya praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) adalah karena lemahnya iman dan penghayatan para

Makalah Agama

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sx

Citation preview

Page 1: Makalah Agama

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Menurut Robert Klitgaard dalam bukunya Controlling Corruption, korupsi

adalah, "Tingkah laku menyimpang dari tugas resmi sebuah jabatan demi

keuntungan status atau uang yang menyangkut pribadi, kerabat atau kroni".

korupsi dalam perspektif ajaran Islam adalah identik dengan risywah, ghulul, dan

at-tajawuz fi isti'mal al-haqq, serta termasuk salah satu bentuk dari sikap khianat

yang diharamkan oleh Allah SWT karena korupsi berdampak negatif dan sangat

merugikan masyarakat luas. Adapun Jenis dan kategori korupsi adalah Penyalah-

gunaan wewenang, Penyelewengan dana (seperti Pengeluaran fiktif, Manipulasi

harga pembelian atau kontrak, Penggelapan dana atau pencurian langsung

darikas). Pada saat sekarang ini, bangsa Indonesia tengah mengalami krisis

ekonomi berkepanjangan yang salah satunya disebabkan oleh praktek Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang dilakukan oleh para pejabat pemerintah sejak

dari tingkat desa hingga tingkat nasional. Di antara faktor-faktor yang

menyebabkan maraknya praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) adalah

karena lemahnya iman dan penghayatan para pejabat negara terhadap ajaran-

ajaran agama, serta ketidak-mengertian mereka tentang hukum Korupsi, Kolusi

dan Nepotisme(KKN).

1.2.RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana korupsi jika ditinjau dari segi Aqidah.?

2. Bagaimana korupsi jika ditinjau dari segi Syariah.?

3. Bagaimana korupsi jika ditinjau dari segi Akhlaq.?

4. Cara mencegah atau memberantas korupsi.?

Page 2: Makalah Agama

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Korupsi Menurut Segi Aqidah.

Aqidah(Bahasa Arab: �د�ة� �ع�ق�ي �ل ;ا transliterasi: Aqidah) dalam istilah Islam

yang berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap

sebagai salah satu akidah. Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu (

�ع�ق�د� (ال yang berarti ikatan, at-tautsiiqu ( �ق� �ي �و�ث (الت yang berarti kepercayaan atau

keyakinan yang kuat, al-ihkaamu ( �ام� �ح�ك �إل (ا yang artinya mengokohkan

(menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( �ق�و�ة� ب �ط� ب (الر� yang berarti mengikat

dengan kuat. Sedangkan menurut istilah (terminologi): 'akidah adalah iman yang

teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang

meyakininya.

Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti

kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-

Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya,

hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah

shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib,

beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta

seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah

yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma'

Salaf as-Shalih.

Sedangkan Korupsi adalah suatu perbuatan tidak jujur atau penyelewengan yang

dilakukan karena adanya suatu pemberian. Selain itu korupsi adalah salah satu

bentuk pengkhianatan terhadap agama sebab ia mengkhianati amanah yang

dibebankan di pundaknya. Ia juga menyelewengkan dan menyalahgunakan tugas

dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Page 3: Makalah Agama

Maka dari itu korupsi itu dosa dan haram hukumnya, sebagaimana di

dalam al-Quran Allah SWT berfirman yang artinya “Dan janganlah sebahagian

kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang

bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya

kamu dapat memakan sebahagian dari pada harta benda orang lain itu dengan

(jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”.

Di dalam ayat lain disebutkan yang artinya “Sesungguhnya Allah

menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan

(menyuruh kamu) apabila menetakan hukum di antara manusia supaya kamu

menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-

baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha

Melihat”. Di dalam ayat lain juga disebutkan yang artinya ”Hai orang-orang yang

beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga)

janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu,

sedang kamu mengetahui.” Di dalam salah satu Hadis Rasulullah SAW juga

bersabda yang artinya “Laksanakanlah amanah kepada orang yang

memberikannya kepadamu dan janganlah kamu melakukan pengkhianatan

(sekalipun) terhadap orang yang pernah mengkhianatimu.

Dari beberapa firman ALLAH SWT dan Hadist-hadist tersebut dapat kita

simpulkan bahwa dari segi aqidah suatu perbuatan korupsi sudah menunjukan

bahwa tingkat kualitas aqidah (iman) pelaku korupsi sangatlah rendah karena

pelaku korupsi sudah tentu tidak mempunyai iman dan takwa yang tinggi

sehingga ia berani melakukan perbuatan yang sangat dilarang dan dibenci

ALLAH SWT, dan juga telah berani mengkhianati amanah yang dibebankan

kepadanya. Dan seseorang yang melakukan korupsi walapun orang lain tidak

mengetahui perbutanya tetapi ALLAH SWT maha mengetauhi sehiga walapun

didunia ia tidak mendapatkan hukum yang setimpal dengan perbuatanya namun

diakhirat semua perbuatanya harus dipertanggung jawabkanya didepan ALLAH

SWT.

Page 4: Makalah Agama

2.2 Korupsi Menurut Segi Syari’ah islam

Korupsi ialah menyalahgunakan atau menggelapkan uang/harta kekayaan

umum (negara, rakyat atau orang banyak) untuk kepentingan pribadi. Praktik

korupsi biasanya dilakukan oleh pejabat yang memegang suatu jabatan

pemerintah. Dalam istilah politik bahasa Arab, korupsi sering disebut ‘al-fasad’,

atau ‘risywah’. Tetapi yang lebih spesifik, ialah “ikhtilas” atau “nahb al-amwal al-

`ammah”.

Islam diturunkan Allah -Subhanahu wa Ta`ala- adalah untuk dijadikan

pedoman dalam menata kehidupan umat manusia, baik dalam berkeluarga,

bermasyarakat, dan bernegara. Tidak ada sisi yang teralpakan (tidak diatur) oleh

Islam. Aturan atau konsep itu bersifat “mengikat” bagi setiap orang yang

mengaku “muslim”. Konsep Islam juga bersifat totalitas dan komprihensif, tak

boleh dipilah-pilah seperti yang dilakukan kebanyakan rezim sekarang ini.

Mengambil sebagian dan membuang bagian lainnya, adalah sikap yang tercela

dalam pandangan Islam (al-Baqoroh : 85).

Korupsi adalah suatu jenis perampasan terhadap harta kekayaan rakyat dan

negara dengan cara memanfaatkan jabatan demi memperkaya diri. Dibantah atau

tidak, korupsi memang dirasakan keberadaannya oleh masyarakat. Ibarat penyakit,

korupsi dikatakan telah menyebar luas ke seantero negeri. Terlepas dari itu semua,

korupsi apa pun jenisnya merupakan perbuatan yang haram. Nabi Muhammad

SAW menegaskan: “Barang siapa yang merampok dan merampas, atau

mendorong perampasan, bukanlah dari golongan kami (yakni bukan dari umat

Muhammad saw.” (HR Thabrani dan al- Hakim). Adanya kata-kata laisa minna,

bukan dari golongan kami, menunjukkan keharaman seluruh bentuk perampasan

termasuk korupsi.

Di samping itu, kita juga dapat menemukan hadits nabi Muhammad SAW,

yang secara tegas berbicara tentang kolusi dan korupsi, yaitu :

Page 5: Makalah Agama

“Rasulullah -shallallahu `alaihi wasallam- melaknat orang yang

memberikan uang sogok (risywah), penerima sogok dan perantara keduanya

(calo).”

Lebih jauh lagi, Abu Dawud meriwayatkan sebuah hadis yang berasal dari ‘Addiy

bin ‘Umairah al-Kindy yang bunyinya, “Hai kaum muslim, siapa saja di antara

kalian yang melakukan pekerjaan untuk kami (menjadi pejabat/pegawai negara),

kemudian ia menyembunyikan sesuatu terhadap kami walaupun sekecil jarum,

berarti ia telah berbuat curang. Lalu, kecurangannya itu akan ia bawa pada hari

kiamat nanti. Siapa yang kami beri tugas hendaknya ia menyampaikan hasilnya,

sedikit atau banyak. Apa yang diberikan kepadanya dari hasil itu hendaknya ia

terima, dan apa yang tidak diberikan janganlah diambil.” Sabdanya lagi, “Siapa

saja yang mengambil harta saudaranya (tanpa izin) dengan tangan kanannya

(kekuasaan), ia akan dimasukkan ke dalam neraka, dan diharamkan masuk surga.”

Seorang sahabat bertanya,“Wahai Rasul, bagaimana kalau hanya sedikit saja?’

Rasulullah saw. menjawab, “Walaupun sekecil kayu siwak” (HR Muslim, an-

Nasai, dan Imam Malik dalam al-Muwwatha).

Dilihat dari aspek keharamannya, jelas perkara haram tersebut harus

dihilangkan, baik ada yang menuntutnya ataupun tidak. Demikian pula kasus

korupsi, tanpa ada tuntutan dari rakyat pun sudah merupakan kewajiban

pemerintah untuk mengusut, menyelidiki, dan mengadilinya. Apalagi, ditinjau

dari sisi lain, korupsi ini menyangkut perampasan terhadap milik rakyat dan

negara. Padahal, yang namanya pemimpin merupakan “pengembala” rakyatnya.

Kata Nabi saw., “Sesungguhnya pemimpin itu (imam) adalah pengembala, dan ia

pasti dimintai pertanggungjawabannya tentang apa yang digembalakan itu.” Bila

ditafakuri karakter pengembala, maka akan tampak bahwa sang pengembala ia

akan mencari makanan untuk gembalaannya, bila sakit diobati, ada nyamuk

dibuatkan api unggun, dan bila tubuhnya kotor dimandikan di sungai.

Artinya, hal-hal yang merupakan kebutuhannya dipenuhi dan hal-hal yang

membahayakannya dicegah dan dilawan. Realitanya, harta yang dikorupsi

Page 6: Makalah Agama

merupakan harta rakyat dan negara. Bila dibiarkan, rakyatlah yang akan

mendapatkan kerugian finansial. Yang semestinya rakyat yang menikmati, gara-

gara korupsi rakyat menjadi setengah mati. Seorang pemimpin sejati, pasti tidak

akan membiarkan kondisi seperti ini. Bila tidak, ia telah berkhianat terhadap akad

sebelum ia menjadi pemimpin. Padahal, Allah Swt. di dalam terjemahan surat al-

Maa-idah (5): 1 menyatakan, “Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-

janji.Hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu

dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu berihram(haji atau umrah).

Sesuguhnya ALLAH SWT menetapkan hukum sesuai dengan yang dia

kehendaki”.

Ada suatu teladan dari Umar bin Khaththab. Di dalam kitab Thabaqat,

Ibnu Sa’ad mengetengahkan kesaksian asy-Syi’bi yang mengatakan, “Setiap

mengangkat pemimpin, Khalifah Umar selalu mencatat kekayaan orang tersebut.

Selaain itu, bila meragukan kekayaan seorang penguasa atau pejabat, ia tidak

segan-segan menyita jumlah kelebihan dari kekayaan yang layak baginya, yaang

sesuai dengan gajinya.” Tampak jelas bahwa sikap Umar bin Khaththab progresif

dalam mengusut kasus korupsi. Beliau tidak menunggu terlebih dahulu tuntutan

dari rakyat. Selain itu, sederhana sekali rumus yang diberikan beliau. Bila

kekayaan yang ada sekarang tidak mungkin diperoleh dengan gaji yang

didapatkan selama sekian lama menjabat, pasti kelebihan kekayaannya tersebut

hasil korupsi. Jelaslah, diperlukan sikap tegas dan serius dari pemerintah untuk

mengusut, menyelidiki, dan mengadili orang yang diduga melakukan korupsi

karena ini merupakan kewajibannya.

Salah satu aturan Islam yang bersifat individual, adalah mencari kehidupan

dari sumber-sumber yang halal. Islam mengajarkan kepada ummatnya agar dalam

mencari nafkah kehidupan, hendaknya menempuh jalan yang halal dan terpuji

dalam pandangan syara`. Pintu-pintu rezeki yang halal terbuka sangat luas, tidak

seperti yang dibayangkan oleh banyak orang awam, bahwa dizaman modern ini

pintu rezeki yang halal sudah tertutup rapat dan tak ada jalan keluar dari sumber

yang haram. Anggapan ini amat keliru dan pessimistik. Tidak masuk akal, Allah

Page 7: Makalah Agama

memerintahkan hambaNya mencari jalan hidup yang bersih sementara pintu halal

itu sendiri sudah tidak didapatkan lagi. Alasan di atas lebih merupakan hilah

(dalih) untuk menjustifikasi realitas masyarakat kita yang sudah menyimpang jauh

dan menghalalkan segala cara.

Dalam waktu yang sama, Allah swt melarang hambanya memakan

harta/hak orang lain secara tidak sah, apakah melalui pencurian, copet, rampok,

pemerasan, pemaksaan dan bentuk-bentuk lainnya. Dalam kaitan ini, Allah swt

berfirman dalam al-Qur`an:

“Dan janganlah kamu makan harta sesama kamu dengan cara yang batil”. (al-

Baqoroh 188, dan An-Nisa`: 29).

Larangan (nahy) dalam ayat di atas menunjukkan bahwa memakan barang atau

harta orang lain, baik bersifat individu atau harta orang banyak hukumnya haram.

Pelakunya diancam dengan dosa.

Islam sebagai agama eskatologis, mengajarkan kepada semua umatnya

untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Dalam QS Al

Maidah,5;42, disebutkan bahwa memakan harta korupsi sama dengan memakan

barang haram. Sanksinya secara sosial; dikucilkan dari masyarakat, serta

kesaksiaannya tidak lagi diakui. Bahkan, seorang koruptor secara moral dalam

etika Islam diharapkan dikenai sanksi sebagai orang yang tercela dan tidak

disholatkan jenazahnya ketika mati.

Bagi umat Islam yang paling berat adalah sanksi terhadap pelaku korupsi

di akhirat. Berdasarkan tafsir dan Fiqih, Korupsi dapat mencegah pelakunya

masuk surga. Bahkan lebih dari itu, Korupsi dapat menjerumuskan pelakunya ke

dalam neraka. Hal ini karena harta hasil korupsi termasuk suht (melincinkan

kepentingan kolega). Harta korupsi juga akan membebani pelakunya di hari

kiamat karena korupsi termasuk ghulul (khianat). Dengan melakukan pendekatan

agama dan mengerti sanksi korupsi, bisa dimungkinkan niat untuk melakukan

korupsi bisa berkurang. Soal sanksi, wallohu alam bisshowab.

Page 8: Makalah Agama

Dari beberapa keterangan di atas, dapat dipahami bahwa korupsi adalah

pekerjaan yang diharamkan karena termasuk memakan harta orang lain dengan

cara tidak sah.

2.3 Korupsi Menurut Segi Akhlak.

Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong

oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.

Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa

Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad

Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri

seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan

pikiran terlebih dahulu.

Kata akhlak dapat juga diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah

laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali

melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat

dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari

dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi

pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan

untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah

pencerminan dari akhlak.

Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak.

1.Perbuatan yang baik atau buruk.

2.Kemampuan melakukan perbuatan.

3.Kesadaran akan perbuatan itu

4.Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk.

Page 9: Makalah Agama

Sedangkan suatu tindakan korupsi merupakan suatu tindakan kejahatan,

yang mana sangat melanggar norma dan aturan. Maka dari segi akhlakpun tidak

biasa dikatakan bahwa orang yang malakukan tindakan korupsi disebut orang

yang berakhlak, karena seperti yang tertera diatas bahwa untuk menjadi orang

yang berakhlak dibutuhkan beberapa syarat yang mana salah satu syaratnya yaitu

melakukan kebaikan, sedangkan korupsi merupakan tindak kejahatan bukan

kebaikan. Maka dari itu pelaku-pelaku korupsi itu merupakan orang-orang yang

tidak mempunyai akhlak yang baik sehingga ia berani melakukan suatu tindakan

kejahatan.

2.4 Cara-cara mencegah ataupun membrantas korupsi

Adapun cara-cara yang dapat ditempuh untuk memberantas korupsi

tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Penghayatan Ajaran Agama

Meningkatkan pengetahuan, pengamalan dan penghayatan ajaran

agama kepada para pemeluknya, sehingga ummat beragama dapat

menangkap intisari daripada ajaran agama itu dan dampak positif dari

ajaran agama itu dapat diresapi hingga melekat pada tindak tanduk serta

perilaku masyarakat. Dengan demikian maka ibadah yang dilakukan oleh

seseorang bukan hanya bersifat ritual ceremonial belaka, akan tetapi

ibadah itu dilaksanakan bersifat ritual aktual.

2. Meluruskan Pemahaman Keagamaan

Meluruskan pemahaman keagamaan yang dimaksudkan di sini

adalah meluruskan pemahaman keagamaan bahwa memberikan sesuatu

infaq/shodaqah kepada siapa sajapun itu akan mendapatkan pahala

manakala uang ataupun harta yang diinfakkan/disedekahkan itu berasal

dari yang halal dan bukan berasal dari yang haram. Apaabila uang / harta

Page 10: Makalah Agama

itu berasal dari yang halal maka barulah satu kebaikan mendapatkan

pahala tujuh ratus kali lipat, sebagaimana tercermin dalam Firman Allah

SWT :

Artinya : Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di Jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih

yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah

melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah

Maha luas (kurniaNya) lagi Maha Mengetahui.

Dan apabila sebaliknya (berasal dari yang haram) maka

infaq/shodaqahnya itu tidak akan mendapatkan ganjaran apa-apa kecuali

ganjaran kejahatan/dosa, sebagaimana hadis Nabi :

Artinya : Tidak diterima sholat seseorang kecuali dalam keadaan suci dan

tidak diterima sedekah seseorang yang bersumber dari penipuan.

3. Merubah Sistem

Sebagaimana disebutkan di muka bahwa seseorang melakukan

tindak pidana korupsi salah satunya adalah disebabkan adanya kesempatan

dan peluang yang didukung oleh sistem yang sangat kondusif untuk

berbuat korupsi. Untuk itu maka sistem itu harus dirubah dan diperbaiki

sehingga setiap orang tidak mempunyai kesempatan dan peluang untuk

berbuat korupsi. Salah satu bentuik yang harus diperbaiki adalah adanya

pengawasan melekat dari atasannya, tidak adanya uang pelicin, uang

setoran dan lain sebagainya.

4. Meningkatkan Mentalitas

Merubah dan meningkatkan mentalitas bangsa Indonesia dari

mentalitas yang rapuh menjadi mentalitas yang kuat dan tahan banting.

Untuk meningkatkan mentalitas ini dapat dilakukan melalui peningkatan

Page 11: Makalah Agama

pengetahuan dan pengamalan agama, sebab apabila pengetahuan dan

pengamalan agama seseorang baik, maka dapat dipastikan bahwa sikap

mental orang tersebut akan baik, namun demikian tidak semua yang

bermental baik berarti memiliki pengetahuan dan pengamalan agama yang

baik, sebab masih banyak penyebab-penyebab lainnya yang menyebabkan

seseorang bermental baik.

5. Meningkatkan Penghasilan

Meningkatkan perekonomian dan atau gaji pegawai sesuai dengan

kebutuhan hidup di masyarakat adalah merupakan salah satu langkah

penting yang harus dilakukan dalam rangka menghilangkan perilaku

korupsi sebab harus diakui bahwa gaji pegawai saat ini tidak mencukupi

untuk hidup layak. Gaji yang diterima itu hanya cukup untuk satu atau dua

minggu, makanya para pegawai berusaha untuk mendapatkan tambahan

yang salah satunya melalui korupsi. Gaji pegawai ini seharusnya diberikan

sampai dia bisa mampu menyekolahkan anaknya dan juga bisa

menyimpan / menabung untuk keperluan hari tuanya. Dan bahkan pegawai

negeri itu harus diberikan gaji sehingga dia bisa hidup layak sebagaimana

yang lainnya dengan fasilitas yang memadai.

6. Merubah Budaya yangs Mendorong Korupsi

Adalah sebuah kebiasaan bagi kita orang Indonesia bahwa setiap

seseorang menjadi pejabat tinggi dalam sebuah pemerintahan, maka yang

bersangkutan akan menjadi sandaran dan tempat bergantung bagi

keluarganya, akibatnya dia diharuskan melakukan perbuatan korupsi untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarganya tersebut, apalagi permintaan

akan kebutuhan itu datang dari orang yang sangat berpengaruh bagi

dirinya seperti mamak umpamanya. Selain daripada itu dalam budaya kita

akan dianggap bodoh seseorang manakala dia tidak mempunyai apa-apa di

luar penghasilannya, sementara dia menduduki suatu jabatan penting,

Page 12: Makalah Agama

akibatnya dipaksa untuk melakukan korupsi. Budaya ini harus dirubah dan

dijadikan menjadi keluarga akan merasa malu manakala seseorang dari

keluarganya membantu keluarga yang lainnya dengan uang hasil korupsi

sekalipun dia pejabat tinggi. Oleh karena itu maka yang bersangkutan

lebih baik tidak membantu keluarganya, kalau uang bantuan itu berasal

dari hasil korupsi.

7. Menghilangkan Kebiasaan dan Kebersamaan

Menghilangkan kebiasaan dan kebersamaan dalam melakukan

korupsi, sebab dalam kenyataannya Peraktek korupsi sudah menjadi

sebuah kebiasaan bagi yang mempunyai peluang dan kesempatan

melakukannya, ditambah lagi peraktek korupsi ini telah dilakukan oleh

banyak orang, dan bahkan dilakukan secara berjamaah. Untuk itu maka

kebiasaan ini harus dicegah dan dibasmi sampai ke akar-akarnya, sehingga

hilang sama sekali dari bumi Indonesia.

8. Meningkatkan Penegakan Hukum.

Penegakan hukum kita memang sangat lemah padahal aturan-

aturannya sudah sangat lengkap, makanya orang tidak kapok melakukan

korupsi secara berulang-ulang. Oleh karena itu maka penegakan hukum ini

harus dilaksanakan tanpa pandang bulu dan tanpa pilih kasih dengan

hukuman yang berat dan tegas sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi

Muhammad SAW, : Sekiranya anakKu Fatimah mencuri maka pasti akan

saya potong tangannya. Penegakan hukum ini dapat juga dilakukan oleh

masyarakat dengan cara mengasingkan atau memboikot si koruptor dari

pergaulan umum sebagai contoh, apabila si koruptor mengundang untuk

menghadiri pesta pernikahan anaknya umpamanya, maka masyarakat

bersepakatn untuk tidak menghadiri pestanya. Atau dapat juga dalam

bentuk tidak melibatkannya dalam kegiatan-kegiatan sosial

kemasyarakatan. Dan apabila dipandang perlu dapat juga dilakukan

Page 13: Makalah Agama

dengan memboikat si koruptor dari jual beli kebutuhan sehari-hari. Bila

dia menjual sesuatu maka tidak dibeli jualannya dan bila dia hendak

membeli sesuatu maka tidak dijual padanya.

9. Menumbuhkan rasa bersalah dan rasa malu.

Hal ini dirasakan sangat penting sebab para koruptor dan

sebahagian penduduk bangsa Indonesia telah hilang rasa bersalah dan

apalagi rasa malunya. Oleh karena itu maka perlu dilakukan upaya-upaya

untuk menumbuhkan rasa bersalah dan rasa malu ini. Hal ini dapat

dilakukan dengan pendekatan agama.

10. Menumbuhkan sifat Kejujuran dalam diri.

Hal ini dirasakan sangat urgent sebab kejujuran adalah merupakan

satu asset yang sangat berharga bagi seseorang yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT, sebab kejujuran akan mampu menjadi benteng bagi

seseorang untuk menghindari perbuatan-perbuatan munkar seperti

perbuatan korupsi ini. Oleh karena itulah maka sejak kecil dalam rumah

tangga kejujuran sudah harus ditanamkan kepada anak-anak, begitu juga di

sekolah-sekolah, pembinaan dan penerapan sifat kejujuran haruslan

mendapat prioritas utama dari para guru dan ibu guru.

11. Menghilangkan Sikap Tamak dan Serakah.

Menghilangkan Sikap tamak dan serakah adalah merupakan hal

yang sangat penting dalam pemberantasan korupsi sebab kedua sifat ini

menjerumuskan ummat manusia ke jurang kehinaan dan kehancuran sebab

kedua sikap ini mengantar manusia kepada sikap tidak pernah merasa puas

dan tidak pernah merasa cukup sekalipun harta yang telah dimilikinya

sudah melimpah ruah. Hal ini antara lain dapat dilakukan dengan

pendalaman, pengamalan dan penghayatan ajaran agama.

Page 14: Makalah Agama

12. Menumbuhkan budaya kerja keras.

Menumbuhkan budaya kerja keras haruslah dijadikan menjadi

prioritas utama dalam pencegahan korupsi sebab sikap ini akan dapat

membentengi orang dari sifat ingin cepat kaya, tanpa usaha dan tanpa

kerja keras. Dalam ajaran agama disebutkan bahwa bekerja adalah

merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh ummat.

13. Menghilangkan Sifat Materialistik, Kapitalistik dan Hedonistik,

Ketiga sifat ini sangat rentan menjerumuskan seseorang untuk

terjerumus dalam melakukan perilaku korupsi. Orang yang memiliki

ketiga sifat ini tidak akan pernah merasa puasa dan cukup dalam hal harta,

selalu kehausan dan kekurangan setiap saat. Oleh karena itulah maka

ketiga sifat ini harus dikikis habis dari penduduk negeri ini.

Page 15: Makalah Agama

BAB III

KESIMPULAN dan SARAN

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan mengenai Korupsi ditinjau dari segi

akidah,syari’ah dan akhlaq dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Korupsi dalam perspektif ajaran Islam adalah identik dengan risywah,

ghulul, dan at-tajawuz fi isti'mal al-haqq, serta termasuk salah satu

bentuk dari sikap khianat yang diharamkan oleh Allah SWT karena

korupsi berdampak negatif dan sangat merugikan masyarakat luas.

2. Dari segi aqidah pelaku korupsi merupakan orang-orang yang tidak

mempunya iman yang tinggi sehingga ia tidak percaya dengan azab

ALLAH SWT yang sangat pedih

3. Menurut syari’ah islam segala bentuk perbuatan yang merugikan orang

lain atau segala bentuk korupsi HARAM hukumya.

4. Dari segi akhlak pelaku korupsi merupakan orang-orang yang

kesaharianya belum tidak mengamalkan sunah-sunah rosul atau segala

perbuatan baik yang dilakukan nabi Muhammad SAW.

5. Untuk mencegah atau memberantas korupsi dapat dilakukan dengan

cara-cara berikut : Meningkatkan Penghayatan Ajaran Agama, Meluruskan

Pemahaman Keagamaan, Merubah Sistem, Meningkatkan Mentalitas,

Meningkatkan Penghasilan, Merubah Budaya yangs Mendorong Korupsi,

Menghilangkan Kebiasaan dan Kebersamaan, Meningkatkan Penegakan

Hukum, Menumbuhkan rasa bersalah dan rasa malu, Menumbuhkan sifat

Kejujuran dalam diri, Menghilangkan Sikap Tamak dan Serakah,

Menumbuhkan budaya kerja keras, Menghilangkan Sifat Materialistik,

Kapitalistik dan Hedonistik.

Page 16: Makalah Agama

3.1 SARAN

Semakin maju suatu Negara maka Sumber Daya Manusianya juga akan

semakin maju, namun disisi lain masih banyak orang-orang pintar yang salah

memanfaatkan kepintaranya sehingga terjadilah yang namaya Korupsi yang

merupakan tindakan kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang pintar untuk

kepentinganya sendiri dengan menyusahkan orang lain, maka dari itu sebagai

generasi muda,calon permimpin bangsa kita harus memberantas korupsi atau

paling tidak kita harus memutus kebiasaan korupsi di masa kita mendatang,

namun untuk melakukanya tentulah sulit maka sebelum kita terjun ke dunia

pemerintahan kita harus membekali diri kita dengan aqidah dan akhlak yang baik

dan kita harus mengetahui dan memahami hukum-hukum islam agar nantinya kita

tidak tersesat ke perbuatan yang dibenci dan dilarang ALLAH SWT yaitu

Korupsi.

Page 17: Makalah Agama

BAB III

DAFTAR PUSTAKA

- http://riau.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=327 )

- http://ulumuddin-fahmi.blogspot.com/2011/11/korupsikolusinepotisme- dalam-ajaran.html

- http://hizbut-tahrir.or.id/2011/12/06/syariat-islam-dalam-pemberantasan- korupsi-2/

- id.m.wikipedia.org/wiki/Aqidah

- id.m.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam

- id.m.wikipedia.org/wiki/akhlak