16

Makalah Agama Kelas 96

Embed Size (px)

DESCRIPTION

agama

Citation preview

Page 1: Makalah Agama Kelas 96
Page 2: Makalah Agama Kelas 96
Page 3: Makalah Agama Kelas 96

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Pencipta dan Pemelihara alam semesta ini, karena karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah Agama yang berjudul Aqidah,Syariah, dan Muamalah. Shalawat serta salam semoga tercurahkan pada nabi kita nabi Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya yang telah menuntun kita dalam zaman jahiliyah hingga zaman terang benderang yakni iman dan islam.

Makalah ini kami susun sebagai bahan diskusi dan diharapkan dengan disusunnya makalah ini akan menjadi acuan untuk mendukung proses pembelajaran Agama Islam secara sederhana dan mengenai pada permasalahan yang ada di masyarakat.

Kami memohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam pembahasan makalah ini dari penulisan sampai dengan pembahasan materi,untuk itu kami berharap akan saran dan masukan yang sifatnya mendukung untuk perbaikan ke depannya.

Dan tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing pada mata kuliah pendidikan Agama Islam yang telah memberi arahan untuk membuat Makalah ini dan tidak lupa untuk rekan rekan mahasiswa kami ucapkan terima kasih.

Jember, September 2015

Penyusun

Page 4: Makalah Agama Kelas 96

BAB IPENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Manusia diberi anugerah oleh Allah SWT,manusia hidup di dunia ini diberi dengan segala kenikmatan yang tiada habisnya namun terkadang manusia lupa akan makna dari kenikmatan tersebut. Maka dari itu manusia membutuhkan pedoman agar manusia kembali ke jalan yang diridhoi-Nya.Kehidupan manusia dibimbing melalui pedoman akhlaq syariah dan muamallah.

Akhlaq Islam bukanlah semata-mata anjuran menuju perbaikan nilai kehidupan manusia didunia, tapi ia memberikan dampak bagi kehidupannya di akhirat. Seseorang yang berakhlaq baik tentunya akan mendapat ganjaran pahala, dan sebaliknya orang yang berakhlaq buruk pasti ia akan merasakan adzab Allah yang sangat pedih. Seseorang yang senantiasa mengucapkan kata-kata yang baik, misalnya, tentunya baik buat dirinya dan orang lain didunia ini dan juga menadapatkan ganjaran pahala yang akan menambah berat timbangan amal sholehnya di hari akhirat kelak. Dan seorang pengumpat, pencaci, penghasud tentunya akan memberikan akibat buruk bagi dirinya dan orang lain didunia dan melicinkan jalannya untuk menikmati siksa Allah di neraka kelak.

 Dengan berbekal dan berpedoman kepada Al-Qur’an manusia menjadi terbimbing dan terarah hidupnya. Jadi akhlaq didalam Islam bukanlah semata-mata sopansantun, etika, atau moral.

B.Rumusan MasalahA.     Apakah yang dimaksud dengan AqidahB. Apakah yang dimaksud dengan SyariahC. Apakah yang dimaksud dengan Muamalah

C.TujuanAgar lebih memahami dan mengetahui tentang aqidah,syariah dan muamallah. Dan

bisa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

D.Manfaat

Menambah pengetahuan tentang Aqidah,Syariah dan Muamallah.

Page 5: Makalah Agama Kelas 96

BAB IIPEMBAHASAN

A . Aqidah

.      Pengertian Aqidah Secara Bahasa (Etimologi)Kata "‘aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth(ikatan), al-Ibraam

(pengesahan), al-ihkam(penguatan), at-tawatstsuq(menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah(pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk(pengokohan) dan al-itsbaatu(penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin(keyakinan) dan al-jazmu(penetapan).

"Al-‘Aqdu" (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut diambil dari kata kerja: " ‘Aqadahu" "Ya'qiduhu" (mengikatnya), " ‘Aqdan" (ikatan sumpah), dan " ‘Uqdatun Nikah" (ikatan menikah). Allah Ta'ala berfirman, "Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja ..." (Al-Maa-idah : 89).

      Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi) Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya,

sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidka tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.

Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang  menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.

. Upaya Memperkokoh AqidahSalah satu cara untuk memperkokoh aqidah adalah dengan memurnikan

keimanan kepada Allah. Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama. Rukun ini sangat penting kedudukannya dalam Islam. Sehingga wajib bagi kita untuk mengilmuinya dengan benar supaya membuahkan aqidah yang benar pula tentang Allah SWT.

Fungsi dan Sumber Aqidah

Ibaratnya, Aqidah adalah dasar atau pondasi mendirikan bangunan. Semakin tinggi bangunan yang akan didirikan, harus semakin kuat dan kokoh pondasi dibuat. Kalau dasar/pondasi lemah, bangunan itu akan roboh dan ambruk. Tak ada bangunan tanpa dasar/pondasi.

Dalam ajara Islam, Aqidah-Akhlaq-Syari’ah (Ibadah dan Muamalah), tidak bisa dipisahkan, satu sama lain saling terkait.

Jika seseorang memiliki aqidah yang kuat pasti memiliki akhlaq yang mulia, melaksanakan ibadah sebagaimana tuntunan dan bermuamalah sebaimana di syari’atkan Allah SWT. Juga, jika seseorang berakhlaq mulia, pasti ia kuat aqidahnya, ibadahnya dan bermuamalahnya-pun bagus dan seterusnya.

Sumber Aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan as Sunnah. Artinya apa saja yang disampaikan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an dan oleh Rasulullah SAW dalam as Sunnahnya, wajib di imani (diyakini dan diamalkan).

Page 6: Makalah Agama Kelas 96

B. Syariah

Pengertian Syariah

Secara etimologi syariah berarti aturan atau ketetapan yang Allah perintahkan kepada hamba-hamba-Nya, seperti: puasa, shalat, haji, zakat dan seluruh kebajikan. Kata syariat berasal dari kata syar’a al-syai’u yang berarti menerangkan atau menjelaskan sesuatu. Atau berasal dari kata syir’ah dan syariah yang berarti suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara langsung sehingga orang yang mengambilnya tidak memerlukan bantuan alat lain. Syariat dalam istilah syar’i hukum-hukum Allah yang disyariatkan kepada hamba-hamba-Nya, baik hukum-hukum dalam Al-Qur’an dan sunnah nabi Saw dari perkataan, perbuatan dan penetapan. Syariat dalam penjelasan Qardhawi adalah hukum-hukum Allah yang ditetapkan berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an dan sunnah serta dalil-dalil yang berkaitan dengan keduanya seperti ijma’ dan qiyas. Syariat Islam dalam istilah adalah apa-apa yang disyariatkan Allah kepada hamba-hamba-Nya dari keyakinan (aqidah), ibadah, akhlak, muamalah, sistem kehidupan dengan dimensi yang berbeda-beda untuk meraih keselamatan di dunia dan akhirat.

Syari'ah Dalam Arti LuasDalam arti luas “al-syari’ah” berarti seluruh ajaran Islam yang

berupa norma-norma  ilahiyah, baik yang mengatur tingkah laku batin (sistem kepercayaan/doktrinal)  maupun tingkah laku konkrit (legal-formal) yang individual dan kolektif. 

Syari'ah Dalam Arti Sempit Dalam arti sempit al-syari’ah berarti norma-norma yang

mengatur sistem tingkah laku individual maupun tingkah laku kolektif. Berdasarkan pengertian ini, al-syari’ah dibatasi hanya meliputi ilmu fikih dan usul fikih.

Ada dua pendekatan dalam mendefinisikan Syari’ah, yaitu antara lain:Dari segi tujuan, Syari’ah memiliki pengertian ajaran yang menjaga kehormatan manusia sebagai makhluk termulia dengan memelihara atau menjamin lima hal penting, yaitu:

a)      Menjamin kebebasan beragama (Berketuhanan Yang Maha Esa)b)      Menjamin kehiupan yang layak (memelihara jiwa)c)      Menjamin kelangsungan hidup keluarga (menjaga keturunan)d)      Menjamin kebebasan berpikir (memelihara akal)e)      Menjamin kehidupan dengan tersedianya lapangan kerja yang pantas (memelihara harta)

Ruang Lingkup Syariah

Ruang lingkup syari’ah yang sesungguhnya yaitu mencakup keseluruhan ajaran Islam, baik yang berkaitan dengan akidah, ibadah, akhlaq dan termasuk diantaranya adalah muamalah yang mengatur tentang peraturan atau system kehidupan manusia yakni:

Page 7: Makalah Agama Kelas 96

1. Ibadah, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah SWT (ritual), yang terdiri dari :a. Rukun Islam : mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat, zakat, puasa, dan haji.b. Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rumun Islam.

2. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan yang lainnya dalam hal tukar-menukar harta (jual beli dan yang searti), diantaranya : dagang, pinjam-meminjam, sewa-menyewa, kerja sama dagang, simpanan, penemuan, pengupahan, rampasan perang, utang-piutang, pungutan, warisan, wasiat, nafkah, titipan, jizah, pesanan, dan lain-lain.

3. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain dalam hubungan berkeluarga (nikah, dan yang berhubungan dengannya), diantaranya : perkawinan, perceraian, pengaturan nafkah, penyusunan, memelihara anak, pergaulan suami istri, mas kawin, berkabung dari suami yang wafat, meminang, khulu’, li’am dzilar, ilam walimah, wasiyat, dan lain-lain.

4. Jinayat, yaitu peraturan yang menyangkut pidana, diantaranya : qishsash, diyat, kifarat, pembunuhan, zinah, minuman keras, murtad, khianat dalam perjuangan, kesaksian dan lain-lain.

5. Siyasa, yaitu yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan (politik), diantaranya : ukhuwa (persaudaraan) musyawarah (persamaan), ‘adalah (keadilan), ta’awun (tolong menolong), tasamu (toleransi), takafulul ijtimah (tanggung jawab sosial), zi’amah (kepemimpinan) pemerintahan dan lain-lain.

6. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya : syukur, sabar, tawadlu, (rendah hati), pemaaf, tawakal, istiqomah (konsekwen), syaja’ah (berani), birrul walidain (berbuat baik pada ayah ibu), dan lain-lain.

7. Peraturan-peraturan lainnya seperti : makanan, minuman, sembelihan, berburu, nazar, pemberantasan kemiskinan, pemeliharaan anak yatim, mesjid, da’wah, perang, dan lain-lain.

Sumber-Sumber Syariah1. Al-Qur’an, kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan

merupakan Undang-Undang yang sebagian besar berisi hukum-hukum pokok.2. Al-Hadist (As-Sunnah), sumber hukum kedua yang memberikan penjelasan dan

rincian terhadap hukum-hukum Al-Qur’an yang bersifat umum.3. Ra’yu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk

menetapkan hukum yang belum ditetapkan secara pasti dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. 

C. Muamalah

Pengertian Muamalah Muamalah merupakan bagian dari hukum Islam yang mengatur hubungan antara

seseorang dan orang lain. Contoh hukum Islam yang termasuk muamalah, seperti jual beli, sewa menyewa, serta usaha perbankan dan asuransi yang islami.Dari pengertian muamalah tersebut ada yang berpendapat bahwa muamalah hanya menyangkut permasalahan hak dan harta yang muncul dari transaksi antara seseorang

Page 8: Makalah Agama Kelas 96

dengan orang lain atau antara seseorang dan badan hukum atau antara badan hukum yang satu dan badan hukum yang lain.

Secara Etiomologi Muamalah berasal dari kata (العمل) yang merupakan istilah yang digunakan untuk mengungkapkan semua perbuatan yang dikehendaki mukallaf. muamalah mengikuti pola (م:ف5اع5ل5ة) yang bermakna bergaul (ع5ام:ل< .(الت

Secara Terminologi Muamalah adalah istilah yang digunakan untuk permasalahan selain ibadah.

 Menurut fiqih, muamalah ialah tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara yang ditentukan. Yang termasuk dalam hal muamalah adalah jual beli, sewa menyewa, upah mengupah, pinjam meminjam, urusan bercocok tanam, berserikat dan lain-lain.

Mu’amalah (hubungan kita dengan sesame manusia dan lingkungan), masalah-masalah dunia, seperti makan dan minum, pendidikan, organisasi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, berlandaskan pada prinsip “boleh” (jaiz) selama tidak ada larangan yang tegas dari Allah dan Rasul-Nya. Berkaitan dengan hal di atas (mu’amalah), Nabi Muhammad SAW mengatakan:“Bila dalam urusan agama (aqidah dan ibadah) Anda contohlah saya. Tapi, dalam urusan dunia Anda, (teknis mu’amalah), Anda lebih tahu tentang dunia Anda.

Ruang lingkup MuamalahRuang lingkup fiqih muamalah mencakup segala aspek kehidupan manusia, seperti

social, ekonomi, politik hukum dan sebagainya. Aspek ekonomi dalam kajian fiqih sering disebut dalam bahasa arab dengan istilah iqtishady, yang artinya adalah suatu cara bagaimana manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan membuat pilihan di antara berbagai pemakaian atas alat pemuas kebutuhan yang ada, sehingga kebutuhan manusia yang tidak terbatas dapat dipenuhi oleh alat pemuas kebutuhan yang terbatas.

Secara garis besar aqad dalam fiqih muamalah adalah sebagai berikut :

1. Aqad mudharaba ( Kerjasama Bagi Hasil )

a.Pengertian

Salah satu bentuk kerjasama anatara pemilik modal dengan seseorang, yang pakar dalam berdagang, di dalam fiqh islam disebut dengan mudharobah, yang oleh ulama fiqh Hijaz menyebutnya dengan qiradh.Apabila terjadi kerugian dalam perdagangan itu, kerugian ini ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal. Definisinya ini menunjukan bahwa yang diserahkan kepada pekerja (pakar dagang) itu adalah berbentuk modal, bukan manfaat seperti penyewaan rumah.

b.Hukum Mudharobah dan dasar hukumnya

Akad mudharobah dibolehkan dalam islam, karena bertujuan untuk saling membantu antara pemilik modal dengan seorang pakar dalam memutarkan uang. Banyak di antara pemilik modal yang tidak pakar dalam mengelola dan memproduktifkan uangnya, sementara banyak pula para pakar di bidang perdagangan yang tidak memiliki modal untuk berdagang. Atas dasar saling menolong dalam pengelolaan modal itu, Islam memberikan kesempatan untuk saling bekerja sama antara pemilik modal dengan seseorang yang terampil dalam mengelola

Page 9: Makalah Agama Kelas 96

dan memproduktifkan modal itu.

c. Rukun dan Syarat mudharabah

Terdapat perbedaan pandangan ulama Hanafiyah jumhur ulama dalam menetapkan rukun akad mudharabah. Ulama Hanafiyah, menyatakan  bahwa rukun mudharabah adalah ijab dan qobul. Sedangkan menurut jumhur ulama ada tiga, yaitu :

1.      Orang yang berakad ( shahibul maal dan pengelola )

2.      Modal, pekerjaan, dan keuntungan

3.      Shigat ( ijab qabul)

Adapun syarat – syarat mudharabah, sesuai dengan rukun yang dikemukakan jumhur ulama di atas adalah:

a.       Yang terkait dengan orang yang melakukan akad, harus orang yang mengerti hukum dan cakap diangkat sebagai wakil, karena pada satu sisi posisi orang yang akan mengelola modal adalah wakil dari pemilik modal. Itulah sebabnya, syarat – syarat seorang wakil juga berlaku bagi pengelola modal dalam akad mudharabah.

b.      Yang terkait dengan modal, disyaratkan: (1)berbentuk uang, (2)jelas jumlahnya, (3)tunai, (4)diserahkan sepenuhnya kepada pedagang/pengelola modal. Oleh sebab itu, jika modal itu berbentuk barang, menurut ulama fiqh tidak dibolehkan, karena sulit untuk menentukan keuntungannya. Demikian halnya juga dengan utang, tidak boleh dijadikan modal mudharabah. Akan tetapi, jika modal itu berupa wadi’ah (titipan) pemilik modal pada pedagang, boleh dijadikan modal mudharabah. Apabila modal itu tetap dipegang sebagiannya oleh pemilik modal, dalam artian tidak diserahkan seluruhnya, menurut ulama Hanafiyah, Malikiyah, dan Syafi’iyah, akad mudharabah tidak sah

c.       Yang terkait dengan keuntungan, disyaratkan bahwa pembagian keuntungan harus jelas dan bagian masing – masing diambilkan dari keuntungan dagang itu, seperti setengah, sepertiga, atau seperempat. Aqpabila pembagian keuntungan tidak jelas, menurut ulama Hanafiyah, akad itu fasid (rusak). Demikian juga halnya apabila pemilik modal mensyaratkan bahwa kerugian ditanggung bersama, menurut ulama Hanafiyah, syarat seperti ini batal dan kerugiaan tetap ditanggung sendiri oleh pemilik modal.

Atas dasar syarat – syarat di atas, ulama Hanafiyah membagi bentukbakad mudharabah kepada dua bentuk, yaitu mudharabah shahihah ( mudharabah yang sah ) dan mudharabah fasidah ( mudharabah yang rusak ). Jika mudharabah yang dilakukan itu jatuh kepada fasid, menurut ulama Hanafiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah, pekerja hanya berhak menerima upah kerja sesuai dengan upah yang berlaku dikalangan pedagang di daerah itu, sedangkan seluruh keuntungan menjadi milik pemilik modal. Ulama Malikiyah menyatakan bahwa dalam mudharabah fasidah, status pekerja tetap seperti dalam mudharabah shahihah, dalam artian bahwa ia tetap mendapatkan bagian keuntungan

Page 10: Makalah Agama Kelas 96

d.Macam-macam Mudharabah

Dilihat dari segi transaksi yang dilakukan pemilik modal dengan pekerja, para ulama fikih membagi akad mudharabah kepada dua bentuk, yaitu mudharabah muthlaqah (penyerahan modal secara mutlak, tanpa syarat dan batasan) dan mudharabah muqqayadah (penyerahan modal dengan syarat dan batasan tertentu). Dalam mudharabah muthlaqah, pekerja diberi kebebasan untuk mengelola modal itu selama profitable. Sedangkan, dalam mudharabah muqayyadah, pekerja mengikuti ketentuan-ketentuan yang diajukan oleh pemilik modal. Misalnya, pemberi modal menentukan barang dagangan, lokasi bisnis dan suppliernya.

   Jika suatu akad mudharabah telah memenuhi rukun dan syaratnya, maka mempunyai akibat sebagai berikut :

1. Modal ditangan pekerja berstatus amanah, dan posisinya sama dengan posisi seorang wakil dalam jual beli. Pekerja berhak atas bagian keuntungan yang dihasilkan.

2. Apabila akad ini berbentuk mudharabah muthlaqah, pekerja bebas mengelola modal selama profitable.

3. Jika kerja sama itu menghasilkan keuntungan, maka pemilik modal mendapatkan keuntungan an modalnya, tetapi jika tidak menghasilkan keuntungan, pemilik modal tidak mendapatkan apa-apa.

Page 11: Makalah Agama Kelas 96

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan :

Page 12: Makalah Agama Kelas 96

DAFTAR PUSTAKA

http://almalanji.wordpress.com/2007/03/20/makna-dan-peran-aqidah-dalam-islam/

http://pengertiandarisyariah.blogspot.com/

http://www.slideshare.net/AdePratama5/pengertian-syariah-dan-ruang-lingkup-syariah

Page 13: Makalah Agama Kelas 96