24
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “TRANSFUSI DARAH DAN TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH DALAM PERSPEKTIF AGAMA” Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Mojokerto, 7 November 2013

Makalah Agama New

  • Upload
    affdie

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vicky

Citation preview

Page 1: Makalah Agama New

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik

dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai

“TRANSFUSI DARAH DAN TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH DALAM

PERSPEKTIF AGAMA”

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari

berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan

makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.

Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat

membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk

penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Mojokerto, 7 November 2013

Penyusun

Page 2: Makalah Agama New

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Ilmu pngetahuan dan teknologi di bidang kedokteran berkembang dengan pesat. Salah

satunya adalah kemajuan dalam teknik transfuse dan transplantasi organ tubuh. Transfuse dan

transplantasi organ tubuh merupakan suatu teknologi medis untuk melakukan transfuse darah

dan penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ dari individu yang

lain. Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor kepada

pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transplantasi maju dengan

pesat. Kemajuan ilmu dan teknologi memungkinkan pengawetan organ, penemuan obat-

obatan anti penolakan yang semakin baik sehingga berbagai organ dan jaringan dapat

ditransplantasikan. Dalam beberapa kepustakaan disebutkan bahwa transplantasi organ sudah

dilakukan sejak tahun 600 SM. Dimana saat itu Susruta dari India telah melakukan

transplantasi kulit.

Transplantasi adalah memindahkan alat atau jaringan tubuh dari satu organ ke orang

lain. Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medic yang sangat

bermanfaat bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah terapi

pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong pasien dengan

kegagalan organnya, karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dan hingga dewasa ini

terus berkembang dalam dunia kedokteran, namun tindakan medic ini tidak dapat dilakukan

begitu saja, karena masih harus dipertimbangkan dari segi non medic, yaitu dari segi agama,

hokum, budaya, etika da moral. Kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam

menetapkan terapi transplantasi adalah terbatasnya jumlah donor keluarga (living related

donor, LDR) dan donasi organ jenazah. Karena itu diperlukan kerjasama yang saling

mendukung antara para pakar terkait (hokum, kedokteran, sosiologi , pemuka agama, pemuka

masyarakat), pemerintah dan swasta.

B.  Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan transfusi darah dan transplantasi organ tubuh?

Page 3: Makalah Agama New

2. Bagaimana ketentuan dalam transfusi darah dan transplantasi organ tubuh?

3. Bagaimana pandangan islam tentang transfusi darah dan transplantasi organ tubuh?

4. Bagaimana hubungan pendonor dengan resipien?

C.  Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.    Untuk mengetahui pengertian transfuse darah dan transplantasi anggota badan.

2.    Untuk mengetahui ketentuan (syarat) transfuse dan transplantasi anggota badan.

3. Untuk mengetahui pendangan islam tentang transfusi darah dan transplantasi organ

tubuh?

4. Untuk mengetahui hubungan pendonor dengan resipien?

D.  Metode Penulisan

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode

kepustakaan, yaitu menggunakan buku-buku literatur yang sesuai dengan pembahasan

makalah ini.

Page 4: Makalah Agama New

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Transfusi

1.1      Pengertian

Transfusi darah ialah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran darah

penerima (resipien).  Definisi lain adalah sutu proses pekerjaan memindahkan darah

dari orang yang sehat kepada orang yang sakit. Lalu Dr. Ahmad Sofyan mengartikan

transfusi darah dengan istilah “pindah-tuang darah” sebagaimana dikemukakannya

dalam rumusan definisinya yang berbunyi:

“Pengertian pindah-tuang darah adalah memasukkan darah orang lain ke

dalam pembuluh darah orang yang yang akan ditolong”

Sedangkan Asy-Syekh Husain Muhammad Makhluuf merumuskan definisinya

sebagai berikut:

�ه� �ات ي ح� ق�اذ� ن � ال� ض� الم�ر�ي �ل�ى إ ح� ي الص�ح� م�ن� �ه� �قل �ن ب ان� س� �ن اإل � �د�م ب �ف�اع# ت �ن اإل ه#و� ج� ع�ال� �ل ل � الد�م �قل# .ن

Artinya:

Transfusi darah adalah memanfaatkan darah manusia, dengan cara

memindahkannya dari (tubuh) orang yang sehat kepada orang yang

membutuhkannya, untuk mempertahankan hidupnya.

1.2 Ketentuan dalam transfusi darah

Syarat – Syarat Calon Donor Darah :

1.     Keadaan Umum : bukan pecandu alkohol atau narkoba, tidak menderita penyakit

jantung, paru-paru, hati, ginjal, kencing manis, penyakit darah, gangguan pembekuan

darah, epilepsi, kanker, penyakit kulit kronis, kecuali diperbolehkan oleh dokter yang

merawat.

2.     Umur 17 – 60 tahun

3.     Berat badan 50 kg atau lebih (minimal 45 kg)

4.     Tekanan darah

-        Siastole : 120-140 mmHg

-        Diastole : 80 – 100 mmHg

5.     Nadi 50-100/menit teratur

6.     Tidak hamil, menyusui, menstruasi bagi wanita,(boleh donor setelah 6 bulan

melahirkan, 3 bulan setelah berhenti menyusui.)

Page 5: Makalah Agama New

7.  Tidak menderita penyakit infeksi ; malaria, hepatitis, HIV/AIDS.

8.   Bukan pencandu alkohol/narkoba.

9.  Tidak mendapat imunisasi dalam 2/4 bulan terakhir.

10.  Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak

penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan.

11.  Sudah sarapan / makan.

Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:

1.     Pernah menderita hepatitis B.

2.     Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi.

3.     Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga.

4.     Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.

5.     Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil.

6.     Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar.

7.     Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, etanus

dipteria atau profilaksis.

8.     Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica,

measles, tetanus toxin.

9.  Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.

10.  Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.

11.  Sedang menyusui.

12.  Ketergantungan obat.

13.  Alkoholisme akut dan kronik.

14.  Sifilis.

15.  Menderita tuberkulosa secara klinis.

16.  Menderita epilepsi dan sering kejang.

17.  Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.

1.3 Keuntungan dan Tujuan transfusi darah

Keuntungan Transfusi Darah 

1. Ketika seseorang menyumbangkan darah, sumsum tulangnya dirangsang untuk

menghasilkan sel darah merah baru. Ini akan membuat organ pembentuk darah kita

untuk berfungsi lebih efektif dan sel-sel aktif.

Page 6: Makalah Agama New

2. Seorang dokter akan memeriksa calon donor yang mengajukan diri pada prosedur

secara gratis. Dia akan juga tahu golongan darahnya dan tahu apakah dia menderita

anemia atau tidak. Donor akan diberi tahu mengenai penyakit dilihat dalam darah

sebagai hasil dari tes skrining.

3. Menjaga kesehatan jantung, saat kita rutin mendonorkan darah, maka jumlah zat

besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan resiko penyakit jantung.

4. Membantu penurunan berat tubuh, menjadi donor darah adalah salah satu metode

diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Dengan memberikan sekitar 450 ml darah,

akan membantu proses pembakaran kalori kira – kira 650.

5. Mendapatkan kesehatan psikologis, menyumbangkan hal yang tidak ternilai

harganya kepada sahabat kita yang membutuhkan akan membuat kita merasakan

kepuasan psikologis.

6. Mendeteksi penyakit serius, tiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur

standarnya adalah darah kita akan diperiksa terlebih dahulu sehingga kita bisa

mengetahui apakah kita memiliki penyakit serius atau tidak seperti HIV, hepatitis,

siphilis, malaria. Bagi yang menerima darah, ini adalah informasi penting agar tidak

tertular penyakit serius tersebut. Sedangkan untuk si pendonor, ini adalah RAMBU

PERINGATAN agar kita lebih mencintai tubuh kita sendiri 

Tujuan dalam memberikan tindakan transfusi darah adalah

1. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen (transfusi darah dapat

meningkatkan kadar Hb dalam darah, fungsi dari Hb adalah mengangkut oksigen)

2. Memperbaiki volume darah tubuh.

3. Memperbaiki kekebalan dalam tubuh. Pemberian transfusi darah dapat

meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita, hal ini karena dalam darah mempunyain

komponen leukosit yang berperan sebagai makrofag (pemakan antigen atau zat asing)

4. Memperbaiki masalah pembekuan. Pemberian transfusi dapat meningkatkan fungsi

trombosit yang berperan penting dalam pembekuan darah, sehingga dapat mencegah

terjadinya perdarahan.

1.4 Pandangan islam mengenai transfusi darah

Islam tidak melarang seorang muslim atau muslimah menyumbang darahnya

untuk tujuan kemanusiaan, bukan komersialisasi. Baik darahnya itu disumbangkan

Page 7: Makalah Agama New

secara langsung kepada orang yang memerlukan transfusi darah, misalnya untuk

anggota keluarga sendiri, maupun diserahkan kepada palang merah atau bank darah

untuk disimpan sewaktu-waktu untuk menolong orang yang memerlukan.

Penerima sumbangan darah tidak disyariatkan harus sama dengan donornya

mengenai agama/kepercayaannya, bangsa/suku bangsanya, dan sebagainya. Karena

menyumbangkan darah dengan ikhlas itu adalah termasuk amal kemanusiaan yang

sangat dihargai dan dianjurkan oleh islam, sebab dapat menyelamatkan jiwa manusia,

sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayan 32 :

Dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka

seolah-olah ia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.

Jadi, boleh saja mentransfusi darah seorang muslim untuk orang non –muslim

(Katolik, budha, dan sebagainya), dan sebaliknya demi menolong dan memuliakan/

menghormati harkat dan martabat manusia. Sebab Allah sebagai Khalik alam semesta

termasuk manusia berkenaan memuliakan manusia, sebagaimana firman-Nya dalam

Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70 :

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam (manusia)

Berdasarkan ayat di atas, maka sudah seharusnya manusia bisa saling tolong

menolong, dan menghormati sesamanya (mutual respect).

Adapun dalil syar’i yang bisa menjadi pegangan untuk membolehkan transfusi

darah tanpa mengenal batas agama dan sebagainya, berdasarkan kaidah hukum fiqih

Islam yang berbunyi:

م�ه� �حر�ي ت ع�ل�ى ل# �ي الد�ل �د#ل� ي �ى ح�ت �اح�ة# �ب اإل �اء� ي ش� األ ف�ى صل#

� �أل ا

Bahwasanya pada prinsipnya segala sesuatu itu boleh hukumnya, kecuali kalau ada

dalil yang mengharamkannya.

Sedangkan tidak ada satu ayat dan satu hadis pun yang secara eksplisit atau

dengan nash yang sharih melarang transfusi darah; maka berarti transfusi darah

diperbolehkan, bahkan perbuatannya sebagai donor darah itu ibadah, jika dilakukan

dengan niat mencari keridhaan Allah dengan jalan menolong jiwa sesama manusia.

Page 8: Makalah Agama New

Jelaslah, bahwa persyaratan diperbolehkannya transfusi darah itu berkaitan

dengan masalah medis, bukan masalah agama. Persyaratan ini harus dipenuhi, karena

adanya kaidah- kaidah hukum Islam sebagai berikut:

a) ال# #ز� ي ر# �لض�ر� ,ا artinya Bahaya itu harus dihilangkan (dicegah). Misalnya bahaya

kebutaan harus dihindari dengan berobat dan sebagainya.

b) ر� �الض�ر� ب ال# #ز� ي ال� ر# �لض�ر� artinya Bahaya itu tidak boleh dihilangkan dengan bahaya ,ا

lain (yang lebih besar bahayanya). Misalnya seorang yang memerlukan transfusi

darah karena kecelakaan lalu lintas, atau operasi, tidak boleh menerima darah

orang yang terkena AIDS, sebab bisa mendatangkan bahaya yang lebih

besar/berakibat fatal.

c) ار� ض�ر� ال� و� ر� ض:ر� artinya Tidak boleh membuat mudarat kepada dirinya sendiri ,ال�

dan tidak pula membuat mudarat kepada orang lain. Misalnya seorang pria yang

impoten atau terkena AIDS tidak boleh kawin sebelum sembuh. Demikian pula

seorang yang masih hidup tidak boleh menyumbangkan ginjalnya kepada orang

lain.

1.5      Hubungan antara Donor dan Resipien

Transfusi darah itu tidak membawa akibat hukum adanya hubungan

kemahraman (haram perkawinan) antara donor dan resipien. Sebab faktor-faktor yang

dapat menyebabkan kemahraman sudah ditentukan oleh Islam sebagaimana tersebut

dalam Al-Qur’a Surat An-Nisa ayat 23, ialah :

a. Mahram karena adanya hubungan nasab. Misanya hubungan antara anak dengan

ibunya atau saudaranya sekandung/sebapak/seibu dan sebagainya.

b. Mahram karena adanya hubungan perkawinan. Misalnya hubungan antara

seorang dengan mertuanya atau anak tiri dari istri yang telah disetubuhi dan

sebagainya.

c. Mahram karena adanya hubungan sepersusuan. Misalnya hubungan antara

seorang dengan wanita yang pernah menyusuinya atau dengan orang yang

sepersusuan dan sebagainya.

Page 9: Makalah Agama New

Kemudian pada ayat berikutnya (An-Nisa ayat 24) ditegaskan bahwa selain

wanita-wanita yang tersebut pada An-Nisa ayat 23 di atas adalah halal dinikahi. Sebab

tidak adanya hubungan kemahraman, kecuali mengawini seorang wanita bersama

bibinya secara poligamis dilarang berdasarkan hadis Nabi. Maka jelaslah, bahwa

transfusi darah tidak mengakibatkan hubungan kemahraman antara donor dan

resipien. Karena itu, perkawinan antara donor dan resipien diizinkan oleh agama

(hukum Islam), berdasarkan mafhum mukhalafah Surat An-Nisa ayat 23-24 tersebut

di atas.

1.6      Hukum Memperjualbelikan Darah

Dalam hadits Jabir yang diriwayatkan dalam kedua kitab shahih, Bukhari dan

Muslim. Jabir berkata yang artinya sebagai berikut :

“Rasulullah saw. bersabda, sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan

memperjualbelikan khamar, bangkai, babi dan berhala. (lalu Rasulullah ditanya para

sahabat), bagaimana (orang Yahudi) yang memanfaatkan minyak bangkai; mereka

pergunakan untuk memperbaiki kapal dan mereka gunakan untuk menyalakan lampu?

Rasul menjawab, semoga Allah melaknat orang Yahudi, diharamkan minyak (lemak)

bangkai bagi  mereka, mereka memperjualbelikannya dan memakan (hasil)

harganya.”

Hadits Jabir ini menjelaskan tentang larangan menjual najis, termasuk

didalamnya menjual darah, karena darah juga termasuk najis sebagaimana yang

dijelaskan oleh surah Al-Maidah ayat 3. Menurut hukum asalnya menjual barang najis

adalah haram. Namun yang disepakati oleh para ulama hanyalah khamar atau arak dan

daging babi. Sedangkan memperjualbelikan barang najis yang bermanfaat bagi

manusia, seperti memperjualbelikan kotoran hewan untuk keperluan pupuk,

dibolehkan dalam Islam (menurut madzhab Hanafi).

Menjual darah untuk kepentingan transfusi diperbolehkan asalkan penjualan itu

terjangkau oleh yang menerima bantuan darah. Karena yang menjual darah atau

donor memerlukan tambahan gizi untuk kembali memulihkan kondisi tubuhnya

sendiri setelah darahnya didonorkan, tentunya untuk memperoleh gizi tambahan

tersebut memerlukan biaya.

Demikian juga apabila darah itu dijual kepada suatu Bank Darah atau Yayasan

tertentu yang bergerak dalam pengumpulan darah dari para donor, ia dapat meminta

Page 10: Makalah Agama New

bayaran dari yang menerima darah, agar Bank Darah atau yayasan tersebut dapat

menjalankan tugasnya dengan lancar. Dana tersebut dapat dipergunakan untuk

menutupi kebutuhan-kebutuhan dalam tugas oprasional Bank Darah dan Yayasan,

termasuk gaji dokter, perawat, biaya peralatan medis dan perlengkapan lainnya. Akan

tetapi bila penjualan darah itu melampaui batas kemampuan pasien untuk tujuan

komersial, jelas haram hukumnya.

2. Transplantasi Anggota Badan

2.1 Pengertian

Pencangkokan (transplantasi) ialah pemindahan organ tubuh yang mempunyai

daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak

berfungsi dengan baik, yang apabila diobati dengan prosedur medis biasa, harapan

penderita untuk bertahan hidupnya tidak ada lagi.

Pada saat ini juga, ada upaya memberikan organ tubuh kepada orang yang

memerlukan, walaupun orang itu tidak menjalani pengobatan, yaitu untuk orang yang

buta. Hal ini khusus donor mata bagi orang buta.

Pencangkokan organ tubuh yang menjadi pembicaraan pada waktu ini adalah :

mata, ginjal dan jantung. Karena ketiga organ tubuh tersebut sangat penting fungsinya

untuk manusia terutama sekali ginjal dan jantung.

2.2 Macam-macam Transplantasi organ tubuh

Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai

permasalahannya sendiri, yaitu:

a.       Donor dalam keadaan hidup sehat. Tipe ini memerlukan seleksi yang cermat

dan general check up (pemeriksaan kesehatan yang lengap), baik terhadap donor

maupun terhadap si penerima (resipien), demi menghindari kegagalan transplantasi

yang disebabkan oleh karena penolakan tubuh resipien, dan sekaligus untuk mencegah

resiko bagi donor.

b.      Donor dalam keadaan hidup koma atau diduga kuat akan meninggal segera.

Untuk tipe ini, pengambilan organ tubuh donor memerlukan alat kontrol dan

penunjang kehidupan, misalnya dengan bantuan alat pernapasan khusus. Kemudian

alat-alat penunjang kehidupan tersebut di cabut, setelah selesai proses pengambilan

ogan tubuhnya. Hanya kriteria mati secara medis/klinis dan yuridis perlu ditentukan

dengan tegas dan tuntas. Apakah kriteria mati itu ditandai dengan berhentinya denyut

Page 11: Makalah Agama New

jantung dan pernafasan (sebagaimana rumusan PP No. 18/1981) ataukah ditandai

dengan berhentinya fungsi otak (sebagaimana rumusan Kongres IDI tahun 1985).

Penegasan criteria mati secara klinis dan yuridis itu sangat penting bagi dokter sebagai

pegangan dalam menjalankan tugasnya, sehingga ia tidak khawatir dituntut

melakukan pembunuhan berencana oleh keluarga yang bersangkutan sehubungan

dengan praktek transplantasi itu.

c.       Donor dalam keadaan mati. Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab secara

medis tinggal menunggu penetuan kapan donor dianggap meninggal secara medis dan

yuridis dan harus diperhatikan pula daya tahan tubuh yang mau diambil untuk

transplantasi.

2.3 Macam-macam Transplantasi Organ Tubuh

1. Organ Thoracic :

Jantung

Paru-paru

2. Organ Abdomen :

Hati

Ginjal

Pankreas

Usus

Perut / Lambung

3. Organ, sel, cairan

Tangan

Kornea

Kulit

Pulau Langerhaus ( sel Pankreas)

Sumsum Tulang

Pembuluh Darah

Katup Jantung

Tulang

2.4 Ketentuan dalam Transplantasi Organ Tubuh

Transplantasi organ dari donor hidup wajib memenuhi 4 persyaratan:

Page 12: Makalah Agama New

1.      Resiko yang dihadapi oleh donor harus proporsional dengan manfaat yang

didatangkan oleh tindakan tersebut atas diri penerima.

2.      Pengangkatan organ tubuh tidak boleh mengganggu secara serius kesehatan

donor atau fungsi tubuhnya.

3.      Perkiraan penerimaan organ tersebut oleh penerima

4.      Donor wajib memutuskan dengan penuh kesadaram dan bebas, dengan

mengetahui resiko yang mungkin terjadi

Syarat dilaksanakannya transplantasi adalah:

1. Keamanan: tindakan operasi harus aman bagi donor maupun penerima organ.

Secara umum keamanan tergantung dari keahlian tenaga kesehatan, kelengkapan

sarana dan alat kesehatan

2. Voluntarisme: transplantasi dari donor hidup maupun mati hanya bisa dilakukan

jika telah ada persetujuan dari donot dan ahli waris atau keluarganya (pasal 34 ayat 2

UU No. 23/1992). Sebelum meminta persetujuan dari donor dan ahli waris atau

keluarganya, dokter wajib memberitahu resiko tindakan transplantasi tersebut kepada

donor (pasal 15 PP 18/1981).

2.5 Pandangan islam mengenai transplantasi organ tubuh

Apabila pencakokkan mata (selaput bening mata atau kornea mata), ginjal, dan

jantung dari donor dalam keadaan hidup sehat, maka Islam tidak membenarkan

(melarang), karena :

1. Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 195 :

Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan

Ayat ini mengingatkan manusia agar tidak gegabah berbuat sesuatu yang bisa

berakibat fatal bagi dirinya, sekalipun mempunyai tujuan kemanusiaan yang luhur.

Misalnya seorang menyumbangkan sebuah matanya atau sebuah ginjalnya kepada

orang lain yang buta atau tidak berfungsi ginjalnya, sebab selain ia mengubah ciptaan

Allah yang membuat buta mata dan ginjal berpasangan, juga ia menghadapi resiko

sewaktu-waktu mengalami tidak normalnya atau tidak berfungsinya mata atau

ginjalnya yang tinggal sebuah itu.

2. Kaidah Hukum Islam

ل�ح لم�ص�ا ا ج�لب� ع�ل�ى م#ق�د�م= د� س� لم�ف�ا ا ء# د�ر

Page 13: Makalah Agama New

Menghindari kerusakan/resiko didahulukan atas menarik kemaslahatan

Misalnya, menolong orang dengan cara mengorbankan dirinya sendiri bisa

berakibat fatal bagi dirinya, tidak dibolehkan oleh Islam.

3. Kaidah Hukum Islam

ر� �الض�ر� ب ال# #ز� ي ال@ ر# �لض�ر� ا

Bahaya tidak boleh dihilangkan dengan bahaya lainnya.

Misalnya, bahaya yang mengancam jiwa si A, tidak boleh diatasi/dilenyapkan

dengan cara yang bisa menimbulkan bahaya baru yang mengancam jiwa orang yang

menolong si A tersebut.

Apabila pencangkokkan mata, ginjal, atau jantung dari donor dalam keadaan

koma atau hampir meninggal; maka Islam pun tidak mengizinkan, karena :

1.      Hadits Nabi

ار ض�ر� و�ال� ر� ض�ر� ال�

Tidak boleh membikin mudarat pada dirinya dan tidak boleh pula membikin mudarat

pada orang lain.

Misalnya orang yang organ tubuh dari seorang donor yang belum mati secara klinis

dan yuridis untuk transplantasi, berarti ia membuat mudarat kepada donor yang

berakibat mempercepat kematiannya

2.      Manusia wajib berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya, demi

mempertahankan hidupnya; tetapi hidup dan mati itu di tangan Allah. Karena itu

manusia tidak boleh mencabut nyawanya sendiri (bunuh diri) atau mempercepat

kematian orang lain, sekalipun dilakukan oleh dokter dengan maksud untuk

mengurangi/menghentikan penderitaan si pasien.

Apabila pencangkokan mata, ginjal, atau jantung dari donor yang telah

meninggal secara yuridis dan klinis, maka menurut penulis, Islam bisa mengizinkan

dengan syarat:

1.      Resipien (penerima sumbangan donor) berada dalam keadaan darurat, yang

mengancam jiwanya dan ia sudah menempuh pengobatan secara medis dan nonmedis,

tetapi tidak berhasil.

2.      Pencangkokkan tidak akan menimbulkan komplikasi penyakit yang lebih gawat

bagi resipien dibandingkan dengan keadaannya sebelum pencangkokkan.

Page 14: Makalah Agama New

2.6 Hubungan antara Donor dan Resipien

Bagaimana menurut islam, apakah donor organ tubuh itu bisa mendapat pahala,

jika resipien (penerima organ tubuh) orang yang saleh, dan apakah si donor juga

menanggung dosa, jika resipien-nya  orang yang suka berbuat maksiat? Pertanyaan ini

dapat dijawab dengan tegas “tidak”! berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut.

1.      Al-Qur’an Surat Al-Najm ayat 39-41 :

Artinya:

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah

diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya).

kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna,

Ayat-ayat di atas menunjukkan, bahwa setiap orang hanya akan mendapat

balasan/ganjaran dari Allah sesuai dengan amalnya masing-masing.

2.      Al-Qur’an Surat Al-Najm ayat 38 :

 Artinya:

(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,

Ayat ini menunjukkan, bahwa seorang tidak menanggung dosa orang lain.

Berdasarkan ayat ini dan ayat-ayat tersebut diatas (Al-Najm 39-41), maka islam tidak

mengenal swarga nunut, neraka katut.

3.      Hadits Nabi :

�د ي Aح� ل ص�ا Aد� و�ل و� أ �ه� ب �ف�ع# ت #ن ي A م ل وع�

� أ ، Aة� ر�ي ا ج� Aق�ة ص�د� Aث �ال� ث م�ن �ال� إ #ه# ع�م�ل ق�ط�ع� �ن ا ن� ا س� �ن اإل ت �ذ�ام�ا إ

�ه# ع#ول

Jika manusia itu telah meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali yang

meninggalkan tiga hal, yaitu : 1. Sedekah/amal jariah (wakaf), 2.  Ilmu yang

diambil bernanfaatnya oleh orang lain, dan 3. Anak saleh yang mendoakan untuk

orang tuanya. (Hadits riwayat Al-Bukhari dan lain-lain dari Abu Hurairah)

Karena itu, menurut penulis, donor organ tubuh tidak bertanggung jawab atas

perbuatan resipien, sebagaimana ia (donor) tidak berhak memperoleh pahala dari

amalan-amalan yang baik dari resipien, sebab sumbangan organ tubuh itu tidak

termasuk dalam kategori tiga hal yang disebut dalam hadist di atas.

Juga perlu diingat, bahwa yang salah bukan organ tubuh, tetapi pusat pengendali,

yaitu pusat urat saraf. Oleh karena itu tidak usah khawatir dengan organ tubuh yang

Page 15: Makalah Agama New

disumbangkan, karena tujuannya adalah untuk kemanusiaan dan dilakukan dalam

keadaan darurat. Hal ini sama dengan hukum transfusi darah.

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1.      Transfusi darah adalah memanfaatkan darah manusia, dengan cara memindahkannya

dari (tubuh) orang yang sehat kepada orang yang membutuhkannya, untuk mempertahankan

hidupnya. Dan Islam tidak melarang seorang muslim atau muslimah menyumbangkan

darahnya untuk tujuan kemanusiaan. Juga perlu diketahui bahwa transfusi darah itu tidak

membawa akibat hukum adanya hubungan kemahraman (haram perkawinan) antara donor

dan resipien.

2.      Pencangkokan (transplantasi) ialah pemindahan organ tubuh yang mempunyai daya

hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi

dengan baik. Pandangan Islam terhadap transplantasi ketiga organ tubuh tersebut tergantung

kepada kondisi donornya, apakah donor dalam keadaan hidup sehat, koma ataukah dalam

keadaan mati.

B.  Saran

Semoga makalah kami ini mampu memberikan manfaat dan bahan pembelajaran bagi

segenap pembaca. Apabila dalam makalah kami ini masih banyak kekurangan, kami mohon

maaf. Dan dari para pembaca kami harapkan kritik dan sarannya untuk membangun makalah

ini supaya menjadi lebih baik lagi.

Page 16: Makalah Agama New

DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. Masail Al-Fiqhiyah. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2003.

Hasan, M. Ali. Masail Fiqhiyah Al-Haditsah. Jakarta: PT RajaGrafindo. 2000.

Majhudin. Masailul Fiqhiyah. Jakarta : Kalam Mulia. 2003.

Zuhfi, Masjfuk. Masail Fiqhiyah. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung. 1997.

file:///C:/Users/Admin/Documents/Makalah%20Transfusi%20dan%20Transplantasi

%20Anggota%20Badan%20-%20Oasis%20Pengetahuan.htm

file:///C:/Users/Admin/Documents/Transfusi%20darah%20menurut%20Islam

%20%20%20KI%20-%20STAIN%20Samarinda.htm