28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Perseroan Terbatas merupakan suatu entitas ekonomi yang legal sebab diatur oleh hukum yang berlaku. Perseroan Terbatas menjalankan kegiatan operasionalnya dengan menggunakan ekuitas berupa saham yang dijual kepada pemegang saham. Para pemegang saham dalam suatu Perseroan Terbatas bukan hanya satu atau dua orang, tetapi bisa lebih dari itu. Terlebih jika perusahaan tersebut sudah go public. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, para pemegang saham berharap memperoleh dividen dari perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Dari pihak perusahaan, dividen tersebut bersumber dari laba ditahan (retained earnings). Besar kecilnya dividen dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari jenis saham yang dimiliki, jumlah saham, kondisi laba ditahan yang dimiliki perusahaan, hingga kebijakan dividen yang diberlakukan perusahaan. Oleh sebab itu, perlu adanya perhitungan, analisis dan penyajian yang tepat untuk dividen dan laba ditahan tersebut. Dengan pembuatan makalah ini, dapat menjadi bahan referensi dalam memecahkan masalah tersebut. 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana menghitung dan mencatat transaksi yang berkaitan dengan dividen Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 1

Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan Perseroan Terbatas merupakan suatu entitas ekonomi

yang legal sebab diatur oleh hukum yang berlaku. Perseroan Terbatas

menjalankan kegiatan operasionalnya dengan menggunakan ekuitas

berupa saham yang dijual kepada pemegang saham. Para pemegang

saham dalam suatu Perseroan Terbatas bukan hanya satu atau dua orang,

tetapi bisa lebih dari itu. Terlebih jika perusahaan tersebut sudah go public.

Dengan memiliki saham suatu perusahaan, para pemegang saham

berharap memperoleh dividen dari perusahaan yang menerbitkan saham

tersebut. Dari pihak perusahaan, dividen tersebut bersumber dari laba

ditahan (retained earnings). Besar kecilnya dividen dipengaruhi oleh

berbagai faktor, mulai dari jenis saham yang dimiliki, jumlah saham, kondisi

laba ditahan yang dimiliki perusahaan, hingga kebijakan dividen yang

diberlakukan perusahaan. Oleh sebab itu, perlu adanya perhitungan,

analisis dan penyajian yang tepat untuk dividen dan laba ditahan tersebut.

Dengan pembuatan makalah ini, dapat menjadi bahan referensi dalam

memecahkan masalah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana menghitung dan mencatat transaksi yang berkaitan dengan

dividen

b. Bagaimana meghitung dan mencatat transaksi yang berkaitan dengan

retained earnings (laba ditahan)

c. Bagaimana analisis dan penyajian dividen dan retained earning dalam

laporan keuangan perusahaan perseroan

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 1

Page 2: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

1.3 Tujuan Penyusunan

a. Untuk mengetahui cara perhitungan dan pencatatan transaksi yang

berkaitan dengan dividen

b. Untuk mengetahui cara perhitungan dan pencatatan transaksi yang

berkaitan dengan retained earnings (laba ditahan)

c. Untuk mengetahui cara menganalisis dan menyajikan dividen dan

retained earnings dalam laporan keuangan perusahaan perseroan

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 2

Page 3: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembagian Dividen

Dalam Perseroan Terbatas pembagian keuntungan kepada pemilik

dilakukan melalui deviden. Pembagian deviden ditentukan dalam rapat umum

pemegang saham. Deviden hanya dapat dibagikan jika saldo laba ditahan

positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalan diperoleh laba, suatu perusahaan

terbatas tetap tidak boleh membagikan deviden kalau saldo laba ditahan pada

akhir tahun maish negatif.

Disamping saldo laba ditahan, dapat tidaknya deviden dibagikan juga

tergantung pada tersedianya uang kas. Saldo laba ditahan yang besar tidak

otomatis bersedia uang kas dalam jumlah yang sama. Apabila laba ditahan

dianggap sebagai bagian laba yang ditanamkan kembali ke perusahaan, maka

ada kemungkinan penanaman dilakukan dalam bentuk persediaan barang

dagang, aktiva tetap atau aktiva – aktiva bukan kas yang lain. dengan demikian,

ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo kas yang kecil, walaupun saldo

laba ditahannya besar. Terkait masalah ini, terdapat Kebijakan dividen yang

mengatur. Selain batasan yang dipaparkan dari segi saldo laba, terkait

pembagian dividen terdapat Kebijakan Dividen yang turut mempengaruhinya.

Adapun kebijakan dividen menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti

menyatakan bahwa : “Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut

tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham,

pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk

diinvestasikan kembali”. Banyak faktor lain yang ikut berperan dalam penetapan

besarnya pembayaran dividen, namun yang menjadi persoalan selanjutnya

adalah mengenai bentuk-bentuk kebijakan dividen yang bisa ditempuh oleh suatu

perusahaan.

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 3

Page 4: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

2.1.1 Kebijakan Dividen

Menurut Awat (1998: 171) terdapat empat macam bentuk-bentuk

kebijakan dividen, yaitu:

1. Kebijakan dividen yang stabil (stable dividend-per-share policy), yakni

jumlah pembayaran dividen itu sama besarnya dari tahun ke tahun. Salah

satu alasan mengapa suatu perusahaan itu menjalankan kebijakan dividen

yang stabil adalah untuk memelihara kesan para investor terhadap

perusahaan tersebut, sebab apabila suatu perusahaan menerapkan

kebijakan dividen yang stabil berarti perusahaan tersebut yakin bahwa

pendapatan bersihnya juga stabil dari tahun ke tahun. Meskipun

perusahaan mengalami kerugian, jumlah dividen yang dibayar misalnya Rp.

1.500 per saham, maka jumlah ini tetap dibayar kepada pemegang saham.

Investor akan aman dengan jumlah yang tetap diterimanya sesuai dengan

motivasi mereka.

2. Kebijakan dividend payout ratio yang tetap (constant dividend payout ratio

policy). Dalam hal ini, jumlah dividen akan berubah-ubah sesuai dengan

jumlah laba bersih, tetapi rasio antara dividen dan laba ditahan adalah

tetap. Deviden yang dibayar berfluktuasi tergantung besarnya keuntungan

bagi pemegang saham. Misalnya DPO 60% dari keuntungan. Jika

keuntungan Rp 1 miliar, maka deviden yang dibayarkan sebesar 60% x Rp

1 Milyar = Rp 600 juta.

3. Kebijakan kompromi (compromise policy), yakni suatu kebijakan dividen

yang terletak antara kebijakan per saham yang stabil dan kebijakan

dividend payout ratio yang konstan ditambah dengan persentasi tertentu

pada tahun-tahun yang mampu menghasilkan laba bersih yang tinggi.

4. Kebijakan dividen residual (residual-dividend policy). Apabila suatu

perusahaan menghadapi suatu kesempatan investasi yang tidak stabil

maka manajemen menghendaki agar dividen hanya dibayar ketika laba

bersih itu bersih.

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 4

Page 5: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

2.1.2 Pembagian Dividen

Ada tiga kejadian penting yang perlu diperhatian dalam pembagian

deviden, yaitu : (a) tanggal pengumuman (date of declaration), (2) tanggal

pencatatan (date of record), (c) tanggal pembayaran (date of payment). Tanggal

pengumuman adalah tanggal dimana direksi secara formal mengumumkan

dibagikannya deviden. Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana pemilikan

saham ditentukan, sehingga dapat diketahui kepada siapa deviden dibagikan.

Tanggal pembayaran adalah tanggal deviden mulai dibayarkan.

Deviden dapat dibayarkan dalam bentuk tunai dengan aktiva bukan kas

lain atau dengan saham. Disamping itu, pembayaran deviden akan dikenakan

pemotongan pajak penghasilan.

1. Dividen Tunai (Cash Devidend)

Deviden tunai (cash devidend) adalah pembagian uang tunai secara

pro rata (proporsional) kepada pemegang saham.

Oleh sebab itu untuk dapat membayar deviden tunai sebuah

perusahaan harus memiliki : (1) Saldo Laba, (2) Kas yang cukup, dan (3)

Pengumuman Deviden, berdasarkan atas keputusan dewan direksi pada

saat direksi mengumumkannya. Adapun jurnal yang diperlukan sejak tanggal

pengumuman, tanggal pencatatan, hingga tanggal pembayaran masing-

masing dijelaskan sebagai berikut :

A. Tanggal Pengumuman (Declaration Date),

Tanggal pengumuman (declaration date), dewan direksi secara resmi

mengumumkan (mengotorisasi) deviden tunai dan mengumumkannya kepada

pemegang saham. Pengumuman deviden tunai membuat perusahaan terikat

pada suatu kewajiban legal. Jurnal diperlukan untuk mencatat penurunan

pada saldo laba dan kenaikan pada kewajiban utang deviden. Sebagai

contoh, asumsikan pada tanggal 1 Desember 2015, direksi General Motors

mengumumkan deviden tunai sebesar $0,5 per lembar saham atas 500.000

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 5

Page 6: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

lembar saham biasa bernilai nominal $10. Jumlah deviden adalah $250.000

(500.000 x $0,5).

Jurnal untuk mencatat pengumuman tersebut adalah :

D K

1 Des. Saldo Laba 250.000

Utang Deviden 250.000

(Untuk mencatat pengumuman deviden

tunai)

Utang deviden merupakan kewajiban jangka pendek yang biasanya

dibayar beberapa bulan kemudian. Apabila pada tanggal penyusunan laporan

keuangan masih terdapat utang deviden yang belum dibayar, maka utang ini

diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.

B. Tanggal Pencatatan (Record Date)

Pada tanggal pencatatan (record date), kepemilikan atas saham-

saham beredar ditentukan untuk pembagian deviden. Informasi tersebut

diperoleh dari catatan perusahaan. Pada selang waktu antara tanggal

pengumuman dan tanggal pencatatan, perusahaan memutakhirkan catatan

kepemilikan saham-sahamnya. Sebagai contoh, pada tanggal 22 Desember

2013 General Motors tidak perlu membuat jurnal, sebab kewajiban

perusahaan yang dicatatat pada tanggal pengumuman tidaklah berubah.

Harus diingat bahwa antara tanggal pengumuman dan pencatatan, jumlah

saham beredar harus tetap sama. Tujuan tanggal pencatatan adalah untuk

mengidentifikasi orang atau entitas Harus diingat bahwa antara tanggal

pengumuman dan pencatatan, jumlah saham beredar harus tetap sama.

Tujuan tanggal pencatatan adalah untuk mengidentifikasi orang atau entitas

yang akan menerima deviden, bukan untuk menghitung jumlah deviden yang

terutang.

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 6

Page 7: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

C.Tanggal Pembayaran (payment date)

Pada saat tanggal pembayaran, cek-cek pembayaran deviden

dikirimkan kepada pemegang saham dan dicatatat di pembukuan.

Asumsikan bahwa tanggal pembayaran deviden General Motors

adalah 20 Januari 2014, jurnal yang dibuat pada tanggal tersebut, yaitu :

D K

20 Jan. Utang Deviden 250.000

Kas 250.000

(Untuk mencatat pembayaran deviden

tunai)

Perlu diingat bahwa pembayaran deviden mengurangi aset lancar dan

kewajiban jangka pendek. Sedangkan ekuitas pemegang saham tidak

terpengaruh. Pengaruh kumulatif pengumuman dan pembayaran dividen

tunai adalah penurunan ekuitas pemegang saham dan aset total.

Alokasi Dividen Tunai antara Saham Preferen dan Saham Biasa

Saham preferen menjadi prioritas dibandingkan dengan saham biasa

dalam hal dividen. Pemegang saham preferen harus menerima pembagian

dividen lebih awal dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Sebagai

contoh, asumsikan pada tanggal 31 Desember 2013, General Motors

memiliki 1.000 lembar saham preferen kumulatif, 10% bernilai nominal $100.

General Motors juga memiliki 50.000 lembar saham biasa yang saat ini

beredar dengan nilai nominal $10. Dividen per saham preferen adalah $10

(nilai nominal $100 x 10%) atau dividen tahunan untuk saham preferen

adalah $10.000 (1.000 lembar saham x $10). Pada tanggal 31 Desember

2013, dewan direksi mengumumkan dividen tunai sebesar $8.000. ini berarti

seluruh dividen akan dibayarkan kepada pemegang saham preferen.

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 7

Page 8: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

Adapun jurnal yang dibuat pada saat pengumuman dividen ini, yaitu :

D K

31 Des. Saldo Laba 8.000

Utang Deviden 8.000

(Untuk mencatat dividen tunai $8 per

lembar untuk pemegang saham preferen)

Oleh karena saham preferennya kumulatif, dividen sebesar $2 per

lembar merupakan dividen terutang atau tertunggak bagi saham preferen di

tahun 2013. Dividen tersebut harus dibayarkan kepada mereka sebelum

pembatersebut harus dibayarkan kepada mereka sebelum pembayaran

dividen kepada pemegang saham biasa. Dividen yang tertunggak ini harus

diungkapkan dalam laporan keuangan. Pada tanggal 31 Desember 2014

General Motors mengumumkan dividen tunai sebesar $100.000, alokasi

dividen bagi kedua jenis saham tersebut yaitu sebagai berikut :

Jurnal untuk mencatat pengumuman dividen adalah :

D K

31 Des. Saldo Laba 100.000

Utang Deviden 100.000

(Untuk mencatat dividen tunai $12.000

untuk saham preferen dan $88.000 untuk

saham biasa)

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 8

Total Dividen $ 100.000

Alokasi untuk saham preferen

Dividen tertunggak, 2013 (1.000 x $2) $ 2.000

Dividen 2014 (1.000 x $10) 10.000 12.000

Sisa yang dialokasikan untuk saham biasa $ 88.000

Page 9: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

Jika saham preferen Generel Motors bukanlah saham kumulatif maka

pemegang saham preferen hanya akan menerima $10.000 di tahun 2014,

sedangkan pemegang saham biasa akan menerima $90.000.

2. Dividen Saham

Dividen Saham (stock dividend) adalah pembagian saham perusahaan

yang bersangkutan secara pro rata (proporsional) kepada pemegang

sahamnya yang dibayarkan dalam bentuk saham. Saham yang dikeluarkan

untuk dividen dinilai dengan harga pasar pada saat dividen diumumkan.

Dividen saham akan menurunkan saldo laba dan meningkatkan modal

disetor. Sebagai contoh, asumsikan Anda memiliki saham General Motors

sebanyak 2%; atau sebanyak 20 lembar dari total 1.000 lembar saham biasa

yang beredar di pasar. Jika General Motors mengumumkan dividen saham

10%, berarti terdapat 100 lembar saham baru (1.000 x 10%). Anda akan

menerima 2 lembar saham (2% x 100). Meskipun demikian kepemilikan Anda

di General Motors tidak berubah dan besarnya tetap 2% (22 : 1.100).

Sekarang Anda memiliki saham lebih banyak, tetapi persentase

kepemilikan Anda tidak berubah.

Perusahaan umumnya menerbitkan dividen saham untuk salah satu

tujuan berikut :

1) Memenuhi harapan pemegang saham untuk mendapatkan dividen tanpa

mengeluarkan uang tunai.

2) Meningkatkan daya jual saham perusahaan. Ketika jumlah saham di pasar

meningkat, harga pasar saham per lembarnya akan turun.

3) Menekankan bahwa sebagian dari ekuitas pemegang saham telah

diinvestasi ulang secara permanen ke dalam usaha (dan tidak tersedia

untuk dividen tunai).

Profesi akuntansi membedakan antara deviden saham kecil (kurang

dari 20 – 25%) modal saham perusahaan yang disetor penuh) dan dividen

saham besar (lebih dari 20 – 25%). Bagi dividen saham kecil, direksi

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 9

Page 10: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

disarankan untuk menggunakan nilai pasar wajar per saham. Perlakuan ini

berdasar pada asumsi bahwa dividen saham kecil hanya memiliki pengaruh

kecil terhadap harga pasar saham yang beredar saat ini. Banyak pemegang

saham menganggap dividen saham kecil sebagai pembagian laba yang

setara dengan nilai pasar wajar saham yang dibagikan. Sebaliknya, jumlah

yang ditetapkan untuk dividen saham besar tidak ditentukan oleh profesi

akuntansi. Biasanya yang digunakan adalah nilai nominal atau nilai yang

tertera per saham. Dividen saham kecil yang paling sering dilakukan

perusahaan.

Jurnal Dividen Saham

Untuk mengilustrasikan pencatatan saham kecil, asumsikan bahwa

General Motors memiliki saldo laba sebesar $300.000. Perusahaan

mengumumkan dividen saham sebanyak 10% atas 50.000 lembar saham

biasanya yang bernilai nominal $10 per lembar. Harga pasar wajar saat ini

adalah $15 per saham. Jumlah saham yang dikeluarkan sebanyak 5.000

(10% x 50.000). Jadi, jumlah total yang didebit ke saldo laba adalah $75.000

(5.000 x $15). Jurnal untuk mencatat pengumuman dividen saham tersebut

adalah :

D K

. Saldo Laba 75.000

Dividen saham biasa yang akan dibagikan 50.000

Tambahan modal disetor (Agio Saham Biasa) 25.000

Perlu diperhatikan bahwa dengan dikeluarkannya dividen saham,

jumlah modal dan utang tidak berubah. Pembagian dividen saham hanya

berakibat berpindahnya suatu jumlah tertentu dari akun laba ditahan ke akun

saham biasa. Disamping itu perlu diingat bahwa, akibat pembagian dividen

saham, nilai buku per saham menjadi turun. Ini disebabkan karena jumlah

lembar saham yang beredar makin bertambah sedang total modalnya tetap.

(Nilai buku per saham = total modal dibagi jumlah lembar saham yang

beredar).

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 10

Page 11: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

Akun dividen saham biasa yang akan dibagikan merupakan akun

equitas pemegang saham. Ini bukanlah suatu kewajiban karena aset tidak

akan digunakan untuk membayar dividen.

Jika neraca disusun sebelum dividen saham dikeluarkan, maka akun tersebut

dilaporkan di bawah Modal Disetor, sebagai tambahan atas saham biasa :

Ketika deviden saham dikeluarkan, akun dividen saham biasa yang

akan dibagikan didebit, dan saham biasa di kredit.

Pengaruh Dividen Saham

Dividen saham mengubah komposisi ekuitas pemegang saham,

karena bagian saldo laba ditransfer ke modal disetor. Meskipun demikian,

total ekuitas pemegang saham tetap sama. Dividen saham juga tidak

memengaruhi nilai nominal maupun nilai yang tertera di saham. Tetapi jumlah

saham yang beredar akan naik, dan nilai buku per saham akan turun.

Pemecahan Saham

Pemecahan saham (stock split), seperti halnya dividen saham,

melibatkan penerbitan saham tambahan bagi pemegang saham sesuai

dengan persentase kepemilikan. Pemecahan saham menurunkan nilai

nominal atau nilai yang tertera di saham. Tujuan pemecahan saham

adalah meningkatkan daya jual saham dengan cara menurunkan nilai pasar

per lembarnya. Nilai pasar yang lebih rendah juga akan memudahkan

perusahaan untuk menerbitkan saham tambahan. Pemecahan saham tidak

memengarui total modal disetor, laba ditahan, maupun total ekuitas

pemegang saham. Namun, jumlah saham yang beredar meningkat dan nilai

buku per saham turun. Pemecahan saham tidak memengaruhi saldo ekuitas

pemegang saham manapun, oleh sebab itu, kita tidak perlu menjurnal

pemecahan saham.

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 11

Modal Disetor

Saham Biasa $ 500.000

Dividen saham biasa yang akan dibagikan 50.000 $ 550.000

Page 12: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

Perbedaan antara pemecahan saham dan dividen saham dapat

diamati pada tabel berikut :

Pos Pemecahan Saham Dividen Saham

Total Modal Disetor Tidak

berubah

Naik

Total Saldo Laba Tidak

berubah

Turun

Total Nilai Nominal

(Saham Biasa)

Tidak

berubah

Naik

Nilai Nominal per

Saham

Turun Tidak

Berubah

2.2 Saldo Laba

Saldo laba atau laba ditahan (retained earnings) adalah laba yang tidak

dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya. Besarnya saldo laba

merupakan bagian dari klaim pemegang saham atas total aset perusahaan.

Namun, saldo laba bukanlah klaim terhadap suatu aset tertentu. Saldo laba juga

tidak dapat dikaitkan dengan saldo suatu aset tertentu. Perlu diperhatikan

bahwa, ketika perusahaan membukukan laba bersih (net profit), laba bersih (net

income) yang ditahan di perusahaan dicatat sebagai saldo laba melalui jurnal

penutup. Jurnal ini mendebit akun Ikhtisar Laba Rugi (Income Summary) dan

mengkredit Saldo Laba.

Meskipun demikian, ketika pengeluaran lebih besar daripada pendapatan,

perusahaan akan menderita rugi bersih (net loos). Rugi bersih akan didebit ke

Saldo Laba melalui jurnal penutup. Hal ini juga dilakukan sekalipun

mengakibatkan saldo debit (saldo abnormal) pada Saldo Laba akhir. Rugi

bersih tidak boleh didebit kea kun modal disetor. Jika kita melakukan hal

tersebut, kita menjadi tidak mampu membedakan antara modal disetor dan

modal yang dihasilkan dari usaha. Saldo debit pada akun Saldo Laba disebut

sebagai defisit (deficit). Defisit dilaporkan sebagai pengurang pada bagian

ekuitas pemegang saham.

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 12

Page 13: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

2.2.1 Batasan Penggunaan Saldo Laba

Saldo laba biasanya dapat dibagikan sebegai deviden. Kenyataan ini

diakui secara eksplisit oleh beberapa perusahaan. Namun, di beberapa

perusahaan lain, penggunaan saldo laba mungkin dibatasi. Pembatasan ini

menyebabkan sejumlah saldo laba yang ada saat ini tidak tepat dibagikan

sebagai deviden. Pembatasan dapat disebabkan oleh alasan-alasan berikut;

legal, kontraktual, atau sukarela.

1. Batasan legal. Terdapat undang-undang yang mengharuskan perusahaan

membatasi penggunaan saldo labanya untuk pembelian saham treasuri.

2. Batasan kontratual. Kontrak utang jangka panjang mungkin mensyaratkan

batasan penggunaan saldo laba.

3. Batasan sukarela. Dewan direksi mungkin secara sukarela membatasi

penggunaan saldo laba untuk tujuan-tujuan tertentu.

Batasan penggunaan saldo laba (retained earnings restrictions)

biasanya diungkapkan di catatan atas laporan keuangan. Contohnya, General

Electric, produsen alat-alat ukur elektronik, memiliki saldo laba sebesar $774

juta, namun yang dibatasi penggunaannya hanya $223,8 juta.

2.2.2 Penyesuaian Periode Sebelumnya

Koreksi kesalahan atas laporan keuangan yang telah diterbitkan

sebelumnya disebut sebagai penyesuaian periode sebelumnya (prior period

adjustment). Koreksi tersebut dicatat langsung ke akun Saldo Laba karena

pengaruh kesalahan tersebut sekarang ada pada akun ini: Laba bersih periode

tersebut telah dipindahkan ke saldo laba melalui jurnal dan posting jurnal

penutup.

Sebagai contoh, asumsikan bahwa pada tahun 2005 General Microwave

menemukan beban depresiasi dicatat terlalu rendah (kurang saji) $300.000

akibat kesalahan perhitungan. Kesalahan ini membuat laba bersih maupun saldo

laba saat ini terlalu tinggi (lebih saji).

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 13

Page 14: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

Jurnal penyesuaian periode sebelumnya, tanpa memperhitungkan

pengaruh pajak, adalah sebagai berikut.

D K

Saldo Laba 300.000

Akumuasi Depresiasi 300.000

(Menyesuaikan atas kurang saji depresiasi

periode sebelumnya)

Debit ke akun laporan laba rugi di tahun 2005 (tahun berjalan) tidaklah

tepat karena kesalahan tersebut terjadi ditahun 2004. Penyesuaian periode

sebelumnya dilaporkan dalam laporan saldo laba awal. Sekali lagi, melaporkan

koreksi di laporan Laba Rugi tahun berjalan bukannlah hal yang tepat karena

kesalahan terjadi di laporan laba rugi tahun sebelumnya,

2.2.3 Laporan Saldo Laba

Laporan saldo laba atau laporan laba ditahan (retained earnings

statement) menunjukkan perubahan saldo laba selama periode berjalan. Laporan

dibuat berdasarkan akun Saldo Laba.

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 14

Page 15: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

Transaksi dan peristiwa yang memengaruhi saldo laba ditabulasikan

dalam bentuk akun sebagaimana di perlihatkan pada uraian berikut:

Saldo Laba

1. Rugi Bersih 1. Laba Bersih

2. Penyesuaian periode sebelumnya 2. Penyesuaian periode sebelumnya

atas lebih saji laba bersih atas kurang saji laba bersih

3. Dividen tunai dan dividen saham

4. Sebagian penjualan saham treasuri

Adapun contoh laporan saldo laba yang lengkap dipaparkan sebagai

berikut : (nominal asumsi)

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 15

GENERAL MOTORS

Laporan Saldo Laba

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014

Saldo 1 Januari yang dilaporkan $ 1.800.000

Koreksi atas kurang saji laba bersih periode sebelumnya

(kesalahan depresiasi) 80.000

Saldo 1 Januari yang telah disesuaikan $ 1.720.000

Ditambah : Laba bersih 180.000

1.900.000

Dikurang : Dividen Tunai $ 100.000

Dividen Saham 200.000 300.000

Saldo 31 Desember $ 1.600.000

Page 16: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

2.2.4 Penyajian dan Analisis Laporan

Penyajian

(1) “Dividen saham biasa yang akan dibagikan” (common stock dividend

distributable) disajikan di bawah “Modal saham” pada “Modal disetor”.

(2) Batasan penggunaan saldo laba diungkapkan di catatan atas laporan

keuangan.

Dibandingkan menyajikan bagian ekuitasnya secara detail di neraca,

banyak perusahaan menyiapkan laporan ekuitas pemegang saham

(stockholder’s equity statement). Laporan tersebut menunjukkan perubahan pada

masing-masing maupun total akun kuitas pemegang saham selama suatu

periode.

Analisis

Profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham biasa dapat diukur

dengan rasio imbal hasil atas ekuitas pemegang saham biasa (return on

common stockholder’s equity). Rasio ini menunjukkan berapa jumlah dolar (atau

rupiah) dari laba bersih yang dihasilkan dari setiap dolar (atau rupiah) yang

diinvestasikan oleh pemegang saham. Rasio ini dihitung dengan membagi laba

bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (yaitu laba bersih dikurang

dividen saham preferen) dengan rata-rata ekuitas pemegang saham biasa.

Ilustrasinya dapat dinyatakan sebagai berikut (nominal diasumsikan):

Jika perusahaan memiliki saham preferen., jumlah dividen saham

preferen harus dikurangkan dari laba bersih untuk menghitung laba yang dapat

dibagikan kepada pemegang saham biasa. Selain itu, nilai nominal saham

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 16

Laba Bersih dikurang Rata-rata Ekuitas Imbalan Hasil atas Ekuitas

Dividen Saham

Preferen

÷ Pemegang

Saham

= Pemegang Saham Biasa

Biasa

($720,9 - $0) ÷ ($871,5 + $895,1) = 81,6%

2

Page 17: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

preferensi juga harus dikurangkan dari rata-rata ekuitas pemegang saham untuk

mendapatkan angka ekuitas pemegang saham biasa.

2.3 Laporan Laba Rugi Perseroan Terbatas

Laporan laba rugi untuk perseroan terbatas (PT) serupa dengan

laporan untuk perusahaan perseorangan atau persekutuan kecuali untuk

satu hal: peloporan pajak penghasilan (di Indonesia disebut sebagai pajak

badan). Bagi kepentingan pajak penghasilan, PT merupakan entitas legal

tersendiri. Oleh karena itu, beban pajak penghasilan dilaporkan dibagian

terpisah pada laporan laba rugi PT sebelum laba bersih. Laporan laba/rugi

sebelum pajak penghasilan disajikan dalam baris tersendiri yang kemudian

diikuti oleh beban pajaknya.

Sebagai contoh General Motors jurnal penyesuaian untuk beban pajak

badan pada tanggal 31 Desember 2005 adalah: (nominal diasumsikan)

D K

Beban Pajak Penghasilan 46.800

Utang pajak Badan 46.800

(mencatat pajak penghasilan tahun 2005)

2.4 LABA PER SAHAM

Data laba sering kali dilaporkan di media-media keuangan. Data tersebut

digunakan secara luas oleh pemegang saham dan calon investor untuk

mengevaluasi profitabilitas perusahaan. Ukuran yang sering digunakan adalah

laba per saham – LPS (earnings per share – EPS), yang menunjukkan laba

bersih yang dihailkan oleh setiap lembar saham biasa yang beredar di pasar.

LPS dan Dividen Saham Preferen

Ketika sebuah PT memiiki saham biasa dan saham preferen, dividen

saham preferen tahun berjalan harus dikurangkan dulu dari laba bersih

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 17

Page 18: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

sehingga diperoleh laba bersih yang dapat dibagikan kepada pemegang

saham biasa.

Rumus untuk menghitung LPS adalah:

Jika saham preferennya kumulatif, maka dividen saham preferen tetap

harus diperhitungkan sekalipun tidak diumumkan pembagiannya. Ingat bahwa

LPS hanya dilaporkan untuk saham biasa.

Investor seringkali berusaha untuk mengaitkan LPS dengan harga pasar

per saham (perusahaan terbuka). Oleh karena pentingnya LPS, sebagian besar

perusahaan terbuka diharuskan untuk melaporkannya di halaman depan

laporan laba rugi. Umumnya jumlah ini cukup disajikan di bawah angka laba

bersih. Untuk General Motors, penyajiannya adalah sebagai berikut: (nominal

diasumsikan):

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 18

Laba Bersih dikurang Rata-rata

Dividen Saham

Preferen

÷ Tertimbang

Saham Biasa

= Laba per Saham

yang Beredar

GENERAL MOTORS

Laporan Laba Rugi (sebagian)

Laba Bersih $10.900

Laba per Saham $2,00

Page 19: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Analisis dan penyajian dividen dan retained earnings memerlukan

sistematika pencatatan yang baik. Penjurnalan Dividen tunai dan dividen

saham perlu dibuat pada saat pengumuman dan pada saat pembayaran. Oleh

sebab itu, perlu ditekankan bahwa dalam hal pembagian dividen tidak

dilakukan secara serta merta dan hanya dicatat pada saat dividen sampai

kepada tangan pemegang saham, melainkan sistematika perencanaan hingga

pembayarannya diperlukan agar tidak terjadi kesalahan. Perolehan laba dari

kegiatan operasional perusahaan disajikan dalam laporan laba/rugi. Sebelum

laba tersebut ditambahkan ke rekening laba ditahan maka perlu dikurangkan

dengan biaya pajak penghasilan. Selanjutnya, Laba ditahan (retained earnings)

menjadi sumber pembiyaan pembagian dividen.

3.2 Saran

Analisis dan penyajian dividen dan retained earnings merupakan salah

topik bahasan yang sangat penting. Oleh sebab itu perlu adanya pendalaman

materi yang dilakukan oleh mahasiswa, baik melalui diskusi di kelas maupun

melalui belajar mandiri, sebab masalah pembagian dividen dan laba ditahan

akan berkaitan dengan topik-topik yang akan dibahas pada tingkat

selanjutnya, terutama yang membahas mengenai modal saham.

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 19

Page 20: Makalah Akuntansi Perseroan (lanjutan) (Repaired).docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Modul Manajemen Keuangan, Depok.

R., Soemarso S. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5. Jakarta: Salemba

Empat

Weygant, Jerry J., Donald E. Kieso dan Paul D. Kimmel. 2013. Accounting

Principles, Edisi 7 Jakarta: Salemba Empat

Akuntansi Perseroan (Lanjutan) | 20