51
DAFTAR ISI BAB I........................................................1 PENDAHULUAN..................................................1 1.1 Latar Belakang........................................1 1.2 Permasalahan.......................................... 1 1.2.1 Permasalahan yang dibahas..........................1 1.2.2 Batasan Masalah....................................1 1.3 Tujuan Penulisan......................................2 BAB II.......................................................3 DASAR TEORI..................................................3 2.1 Pengertian dan Manfaat AMDAL..........................3 2.2 Lingkungan Hidup......................................5 2.3 Rona Lingkungan Hidup.................................6 BAB III......................................................8 PEMBAHASAN...................................................8 3.1 Prakiraan Dampak Lingkungan...........................8 3.2 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup.................10 3.2.1 Tujuan Penyusunan RKL.............................10 3.2.2 Manfaat Penyusunan RKL...........................10 3.2.3 Dampak Lingkungan Hidup...........................11 3.2.4 Rencana Pengelolaan Lingkungan Tahap Pra Konstruksi 12 3.2.5 Rencana Pengelolaan Lingkungan Tahap Konstruksi. . .13 3.3 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup..................21 3.3.1 Tujuan Penyusunan RPL.............................21 3.3.2 Manfaat Penyusunan RPL............................21 3.3.3 Dampak Lingkungan Hidup...........................22

Makalah Amdal (Ahmad Bayu-Aldy Raihan-dwi Prayogi)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

DAFTAR ISI

BAB I1PENDAHULUAN11.1Latar Belakang11.2Permasalahan11.2.1Permasalahan yang dibahas11.2.2Batasan Masalah11.3Tujuan Penulisan2BAB II3DASAR TEORI32.1Pengertian dan Manfaat AMDAL32.2Lingkungan Hidup52.3Rona Lingkungan Hidup6BAB III8PEMBAHASAN83.1Prakiraan Dampak Lingkungan83.2Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup103.2.1Tujuan Penyusunan RKL103.2.2Manfaat Penyusunan RKL103.2.3Dampak Lingkungan Hidup113.2.4Rencana Pengelolaan Lingkungan Tahap Pra Konstruksi123.2.5Rencana Pengelolaan Lingkungan Tahap Konstruksi133.3Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup213.3.1Tujuan Penyusunan RPL213.3.2Manfaat Penyusunan RPL213.3.3Dampak Lingkungan Hidup223.3.4Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Pra Konstruksi233.3.5Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Konstruksi243.4Diagram Pelingkupan dan Pemusatan Dampak31

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangProyek Pembangunan Apartemen Margonda Residence 3, 4, 5 dan fasilitasnya (termasuk D-Mall dan Ruko) merupakan proyek pengembangan pemukiman dalam bentuk Apartemen Margonda Residence yang sebelumnya sudah ada di Jalan Raya Margonda, Depok. Pengembangan Apartemen ini dimaksudkan sebagai tempat tinggal dalam bentuk rumah tanpa halaman untuk masyarakat menengah keatas yang berpindah tempat tinggal ke kota Depok.Pemberi tugas proyek ini adalah PT. Propindo Sedayu, Kontraktor Utamanya adalah PT. Cipta Kertasari Mas dan Penyusun Studi Amdal proyek ini adalah PT. Permata Consultama.1.2 Permasalahan1.2.1 Permasalahan yang dibahasBagaimana dampak fisik dan kimia lingkungan yang terjadi pada Proyek Pembangunan Apartemen Margonda Residence 3, 4 dan 5.1.2.2 Batasan MasalahDalam penyusunan tugas ini, batasan masalah yang akan dikaji mengenai dampak lingkungan yang berkaitan dengan lalu lintas, kebisingan, getaran, kondisi udara, dan kondisi air saat proyek konstruksi berlangsung.

1.3 Tujuan Penulisana) Dapat mengetahui dampak lingkungan yang diakibatkan pada tahap konstruksi.b) Dapat mengetahui cara mengatasi dampak lingkungan yang diakibatkan saat tahap konstruksi.

BAB IIDASAR TEORI

2.1 Pengertian dan Manfaat AMDALAMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Pengertian AMDAL adalah suatu proses studi formal yang dipergunakan untuk memperkirakan dampak terhadap lingkungan oleh adanya atau oleh rencana kegiatan proyek yang bertujuan memastikan adanya masalah dampak lingkungan yang perlu dianalisis pada tahap awal perencanaan dan perancangan proyek sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat keputusan. Sedangkan menurut PP No. 27 Tahun 1999, pengertian AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan / atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukanbagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usahadan/atau kegiatan.AMDAL ini merupakan analisis yang meliputi berbagai faktor yaitu faktor fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi dan sosial budaya yang dilakukan secara integrasi dan menyeluruh. Berikut adalah fungsi, tujuan dan manfaat AMDAL adalah sebagai berikut:1. Fungsi AMDAL : AMDAL berfungsi untuk menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu wilayah beserta pengaruhnya, AMDAL berfungsi sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih luas bagi perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan sejak awal, dan AMDAL berfungsi sebagai arahan/pedoman bagi pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan termasuk rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan.2. Tujuan AMDAL : Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin. Mengidentifikasi, mempraktikkan, dan mengevakuasi dampak yang mungkin terjadi terhadap lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan yang direncanakan. Meningkatkan dampak positif dan mengurangi sampai sekecil kecilnya dampak negatif yang terjadi.3. Manfaat AMDAL :a. Bagi Pemerintah Mencegah terjadinya pencemarah dan kerusakan lingkungan serta pemborosan Sumber Daya Alam secara luas. Menghindari timbulnya konflik dengan masyarakat dan kegiatan lain di sekitarnya. Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Bahan bagi rencana pembangunan wilayah & tata ruang.b. Bagi Masyarakat Mengetahui sejak dini dampak positif & negatif akibat adanya suatu kegiatan sehingga dapat menghindari terjadinya dampak negatif, dan memperoleh dampak positif dari kegiatan tersebut. Melaksanakan kontrol terhadap pemanfaatan Sumber Daya Alam dan upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh pemrakarsa kegiatan. Terlibat dalam pengambilan keputusan terhadap perencara pembangunan yang mempunyai pengaruh nasib & kepentingan mereka.2.2 Lingkungan HidupPembangunan Apartemen Margonda Residence 3, 4 dan 5 disamping memberikan dampak positif juga memberikan dampak negative berupa meningkatnya tekanan terhadap lingkungan. Hal ini terjadi karena pembangunan yang kurang memperhatikan daya dukung dan dan daya tampung lingkungan setempat, pada akhirnya menyebabkan kerusakan lingkungan hidup.Berdasarkan Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 disebutkan bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Kriteria dampak penting ditentukan berdasarkan:1. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan :Dampak pembangunan dapat bersifat positif atau negatif tergantung pada pelaksanaannya. Rencana pembangunan dapat memberikan menfaat bagi manusia disekitar lokasi pembangunan ataupun menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya. Apabila sejumlah manusia terkena dampak penting. Misalnya, akibat pembangunan masyarakat di sekitar lokasi jadi kesulitan mendapatkan sumber air bersih.2. Luas wilayah penyebaran dampak :Luas wilayah persebaran dampak merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan nilai penting dampak pembangunan terhadap lingkungan diusahakan memiliki cakupan wilayah sesempit mungkin. Artinya dampak negatif yang ditimbulkan diusahakan agar tidak menyebar ke wilayah yang lebih luas. Contohnya industri pengeboran bahan alam sebaiknya dilakukan sesuai dengan prosedur standar keamanan, agar dampak negatif yang ditimbulkan dari proses pengeboran tidak meluas ke area pemukiman penduduk atau wilayah hutan lindung.3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung :Dampak suatu pembangunan ada yang berlangsung relatif singkat yakni pada salah satu proses pembangunan saja (perencanaan, konstruksi atau operasional) namun ada juga yang berlangsung lama, yaitu sejak tahap perencanaan hingga kegiatan dan/atau usaha selesai.4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak :Merupakan perubahan lingkungan yang bersifat hebat, berlangsung di area yang relatif singkat. Dampak memiliki intensitas yang tinggi atau disebut dampak penting bila banyak komponen lingkungan yang akan terkena dampak lanjutan dan dampak bersifat kumulatif5. Sifat kumulatif dampak :Merupakan dampak dampak terhadap lingkungan yang disebabkan oleh penambahan dampak (incremental impact) dari suatu kegiatan jika ditambahkan dampak yang terjadi akibat kegiatan lain dimasa lalu, saat ini dan dampak yang diperkirakan dapat terjadi di masa mendatang. Dampak kumulatif dapat terjadi dari dampak dampak yang secara individual bersifat tidak penting namun jika terjadi pada kerangka waktu dan tempat yang sama maka bisa berubah menjadi dampak yang penting.6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi2.3 Rona Lingkungan HidupRona lingkungan merupakan gambaran keadaan lingkungan di tempat proyek yang akan dibangun dan di daerah sekitarnya. Rona lingkungan dalam proses pendugaan lingkungan mempunyai dua kegunaan utama, yaitu untuk pendugaan keadaan lingkungan di masa yang akan datang tanpa proyek dan keadaan lingkungan di masa yang akan datang dengan proyek. Rona lingkungan ini bukan menyajikan keadaan rona lingkungan dengan sifat dan dinamikanya secara mendetail, tetapi mempelajari indikator indikator perubahan lingkungan melalui perubahan dari komponen atau attributes lingkungan (Suratmo FG, 2004).1. Rona lingkungan hidup di wilayah rencana uasaha dan/atau kegiatan yang mengungkapkan secara mendalam komponen komponen lingkungan hidup yang berpotensi terkena dampak penting usaha dan/atau kegiatan. Selain itu komponen lingkungan hidup yang memiliki arti ekologis dan ekonomis perlu mendapatkan perhatian.2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam yang ada diwilayah studi rencana usaha dan/atau kegiatan, baik yang sudah atau yang akan dimanfaatkan maupun yang masih dalam bentuk potensi. Penyajian kondisi sumber daya alam ini perlu dikemukakan dalam peta dan/atau label dengan skala memadai dan bila perlu harus dilengkapi dengan diagram, gambar, grafik atau foto.3. Data dan informasi rona lingkungan hidup. Uraian secara singkat rona lingkungan hidup diwilayah studi rencana usaha dan/atau kegiatan. Rona lingkungan hidup yang diuraikan pada butir ini agar dibatasi pada komponen komponen lingkungan hidup yang berkaitan dengan, atau berpotensi terkena dampak besar dan penting.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Prakiraan Dampak LingkunganDampak lingkungan hidup menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2009 adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.a. Dampak Tata Ruang Gangguan Lalu Lintas SekitarLalu lintas sekitar suatu kegiatan proyek pasti selalu terganggu akibat mobilisasi dan demobilisasi pengangkutan alat, bahan dan material yang akan digunakan dalam konstruksi. Masalah yang timbul diantaranya kemacetan dan kerusakan akses jalan menuju lokasi kegiatan proyek.b. Dampak Komponen Fisik Kimia Dampak KebisinganKebisingan dapat diartikan sebagai bentuk suara yang tidak diinginkan atau bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya. Secara umum kebisingan dapat diartikan sebagai suara yang merugikan terhadap manusia dan lingkungannya, termasuk ternak, satwa liar dan sistem alam. Akibat dari adanya kebisingan pada manusia dapat dibagi dalam (Suratmo, 2004) :a. Perubahan ketajaman manusiab. Mengganggu pembicaraanc. Mengganggu kenyamanand. Pengaruh lain.Di Indonesia yang masih dalam fase pembangunan, taraf kebisingan akan terus meningkat, terutama dari pembangunan gedung, jalan raya maupun industri. Kualitas UdaraPengertian pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya, unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia serta secara umum menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dapat diartikan dengan turunnya kualitas udara sehingga udara mengalami penurunan mutu dalam penggunaannya yang akhimya tidak dapat digunakan lagi sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya. Kualitas AirMenurut PERMENKES No. 416 Tahun 1990, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika-kimia, dan radioaktif. Pengawasan kualitas air bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan, serta meningkatkan kualitas air. Dampak GetaranMenurut SK Menteri Kesehatan RI No. 1405/MEN.KES/SK/XI/2002, getaran adalah gerakan bolak balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan. Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia. Agar getaran tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan perlu diambil tindakan sebagai berikut :a. Melengkapi ruang kerja dengan peredam getar.b. Memperbaiki/memelihara sistem penahan getaran.c. Mengurangi getaran pada sumber, misalnya dengan memberi bantalan pada sumber getaran.3.2 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup3.2.1 Tujuan Penyusunan RKLTujuan utama penyusunan RKL adalah untuk memperoleh kesepakatan tentang pembagian tugas-tugas pengelolaan lingkungan secara jelas di antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan adanya kegiatan eksisting (D-Mall dan Ruko) serta rencana pembangunan Margonda Residence 3, 4 dan 5, yaitu dalam rangka meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang ditimbulkan oleh kegiatan bersangkutan.3.2.2 Manfaat Penyusunan RKL Manfaat Bagi Pemrakarsa Kegiatan (PT. Propindo Sedayu) Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup di sekitar wilayah proyek, baik lapangan proyek maupun pemukiman masyarakat sekitar. Manfaat Bagi Pemerintah dan Instansi Terkait RPL ini berguna untuk menunjang tanggungjawab pengelolaan lingkungan bagi instansi terkait yang melakukan pengawasan mengenai efektifitas dan efisiensi pengelolaan lingkungan yang telah dan akan dilaksanakan oleh pemrakarsa kegiatan. Sebagai sarana umpan balik bagi pemerintah Kota Depok dalam usaha memperbaiki kualitas lingkungan dan sumber daya alam. Pedoman untuk melaksanakan kerjasama pengelolaan lingkungan di dalam maupun di sekitar lokasi Margonda Residence 3-5 dengan pihak swasta dan masyarakat. Manfaat Bagi Masyarakat yang Terkena Dampak Sebagai pedoman untuk meningkatkan peranserta masyarakat dalam usaha mengelola keamanan dan ketertiban masyarakat. Sebagai pedoman untuk meningkatkan peranserta masyarakat dalam memperbaiki kualitas kebersihan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup.3.2.3 Dampak Lingkungan HidupBeberapa dampak yang perlu dibuatkan rencana pemantauan lingkungan (RPL) adalah sebagai berikut.:Tahap Pra Konstruksi: Komponen Sosekbuda. Perubahan persepsi masyarakatTahap Konstruksi Komponen Fisik Kimiaa. Perubahan kualitas udarab. Perubahan intensitasas kebisinganc. Perubahan kualitas air larian (run off)d. Perubahan kualitas air tanahe. Penurunan kualitas ai permukaanf. Perubahan estetikag. Gangguan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)h. Perubahan tataguna lahani. Peningkatan getaran Komponen Biologia. Perubahan keragaman flora darat Komponen Sosekbuda. Perubahan persepsi masyarakatb. Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha Komponen Kesehatan Lingkungan Mayarakata. Penurunan sanitasib. Gangguan kesehatan masyarakat Komponen Ruang dan Transportasia. Peningkatan kemacetan lalu lintas3.2.4 Rencana Pengelolaan Lingkungan Tahap Pra Konstruksia. Perubahan persepsi masyarakat Komponen Lingkungan yang Terkena DampakKomponen lingkungan yang terkena dampak adalah persepsi masyarakat disekitar lokasi proyek terhadap rencana pembangunan Margonda Residence 3,4,5 Sumber DampakSumber dampak adalah pelaksanaan konsultasi publik Bobot dan Tolak Ukur DampakBobot dampak adalah negatif besar dan penting. Tolak ukur dampak adalah perubahan persepsi masyarakat yang terjadi di dalam atau sekitar lokasi kegiatan. Tujuan Pengelolaan LingkunganMeminimalkan persepsi negatif masyarakat terhadap rencana kegiatan. Metode Pengelolaan Melakukan sosialisasi rencana metode pelaksanaan konstruksi kepada masyarakat sekitar secara jelas Melaksanakan program pemberdayaan masyarakat (CSR) sebagai realisasi tanggung jawab pengembang terhadap masyarakat sekitar, sifat CSR harus difokuskan pada upaya empowerment (pemberdayaan), bukan hanya bersifat charity (sumbangan). Melakukan pendampingan untuk membangun interaksi sosial antara komunitas setempat.3.2.5 Rencana Pengelolaan Lingkungan Tahap Konstruksia. Perubahan kualitas udara Komponen Lingkungan yang Terkena DampakKomponen lingkungan yang terkena dampak adalah kualitas udara, berupa peningkatan partikel debu dan konsentrasi gas buang di sekitar tapak kegiatan. Sumber DampakSumber dampak negatif adalah kegiatan pembersihan lahan, mobilisasi peralatan dan material dan pekerjaan struktur bangunan dan instalasi. Sumber positif adalah kegiatan penghijauan dan landscaping. Bobot dan Tolak Ukur DampakBobot dampak pada kegiatan:1. Pembersihan lahan adalah negatif besar namun tidak penting2. Mobilisasi peralatan dan material adalah negatif dan penting3. Penghijauan dan landscaping adalah positif dan pentingTolak ukur dampak adalah baku mutu udara sesuai Kepmen LH No. Kep-13/MENLH/PER/IX/1995 tentang Baku Mutu Udara Ambient. Tujuan Pengelolaan LingkunganMengurangi terjadinya penurunan kualitas udara, agar tidak melampaui batas mutu yang ditetapkan. Metode Pengelolaan Penyiraman jalan dan areal proyek secara rutin pada musim kemarau Pemasangan jaring-jaring pengaman disekeliling gedung/bangunan selama berlangsungnya konstruksi. Pemagaran disekeliling tapak proyek dengan ketinggian minimal 2,5 meter Menuediakan car wash untuk mencuci roda-roda kendaraan proyek. Menggunakan kendaraan dan peralatan layak oprasi Mengumpulkan dan membersihkan puing-puing serta sisa konstruksi Menutup box/bak kendaraan penganggkut material dengan pelastik/terpal. Menyegerakan penghijauan di dalam tapak proyek.b. Perubahan intensitasas kebisingan Komponen Lingkungan yang Terkena DampakKomponen lingkungan yang terkena dampak adalah intensitas kebisingan dalam dan sekitar lokasi kegiatan. Sumber DampakSumber dampak negatif adalah mobilisasi peralatan dan material dan pekerjaan konstruksi bangunan. Sedangkan sumber positif adalah kegiatan penghijauan dan landscaping. Bobot dan Tolak Ukur DampakBobot dampak kegiatan mobilisasi peralatan dan material konstruksi terhadap perubahan intesitas bising tergolong negatif kecil dan penting, bobot dampak dari pembangunan struktur gedung tergolong negatif kecil dan penting sedangkan akibat kegiatan penghijauan dan landsceping akan meredam kebisingan sehngga tergolong dampak besar dan penting. Tolak ukur dampak adalah nilai Ambang Batas Kebisingan esuai Kepmen LH No.48/MENLH/XI/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan. Metode Pengelolaan Pengaturan jadwal pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi antara pukul 08.00-17.00 WIB Pemasangan pembatas pagar (minimal 2,5 meter) disekeliling lokasi proyek. Pemerikasaan kondisi kendaraan dan peralatan proyek yang digunakan, yakni harus layak oprasi. Melengkapi genset proyek dengan peredam dan mengarahkan cerobong ke ruang terbuka yang sesuai arah angin dominan. Menyegerakan penghijauan di dalam tapak proyek.c. Perubahan kualitas air tanah Komponen Lingkungan yang Terkena DampakKomponen lingkungan yang terkena dampak adalah kualitas air tanah dalam tapak kegiatan. Sumber DampakSumber dampak negatif adalah kegiatan pekerjaan struktur bangunan dan instalasi, sedangkan dampak positif adalah kegiatan penghijauan dan landscaping Bobot dan Tolak Ukur DampakDampak kegiatan struktur bangunan dan instalasi terhadap penurunan kualitas air tanah tergolong negatif kecil dan penting. Tolak ukur dampak adalah besarnya air larian yang tidak mampu diresapkan ke dalam tanah. Tujuan Pengelolaan LingkunganMengupayakan teresapnya sebagian limpasan air hujan untuk mengisi ketersediaan air tanah. Metode Pengelolaan Membangun sumur resapan volume 208 m3. Membuat lubang resapan biopori. Menyediakan ruang terbuka hijau seluas 3.920 m2 Menanami lahan penghijauan dengan tanaman yang memiliki fungsi ekologis meresapkan air kedalam tanah/menahan laju air di permukaan tanah. Menggunakan perkerasan paving block untuk halaman parkir dan jalan.d. Penurunan kualitas air permukaan Komponen Lingkungan yang Terkena DampakKomponen lingkungan yang terkena dampak adalah kualitas air permukaan, yakni menurunya kualitas air permukaan di sekitar lokasi kegiatan. Sumber DampakSumber dampak negatif adalah dari buangan limbah cair pekerja proyek dan pelaksanaan pekerjaan struktur bangunan. Bobot dan Tolak Ukur DampakBobot dampak adalah kecil dan penting. Tolak ukur dampak adalah kualitas air permukaan saluran drainase sesuai Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, tentang Pengeloalaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Tujuan Pengelolaan LingkunganMencegah terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar lokasi kegiatan. Metode Pengelolaan Tidak menggunakan sptictank konvensional untuk pengolahan limbah pekerjaan. Menyediakan fasilitas MCK dilokasi proyek yang dilengkapi dengan tangki dan IPAL portable untuk kemudian disedot dan diangkut oleh mobil air kotor Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok sesuai kebutuhan. Segera membersihkan saluran disekitar lokasi kegiatan jika terdapat timbunan sampah material yang terbawa limpasan hujan.e. Gangguan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Komponen Lingkungan yang Terkena DampakKomponen lingkungan yang terkena dampak adalah keselamatan pekerja, penghuni dan pengunjung kawasan Margonda Residence. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan pengoperasian mall dan hunian Margonda Residence. Bobot dan Tolak Ukur DampakDampak kegiatan tersebut terhadap munculnya gangguan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan dampak negatif besar dan penting. Tolak ukur dampak adalah jumlah dan jenis gangguan K3 yang terjadi di lokasi kegiatan. Tujuan Pengelolaan LingkunganMemaksimalkan pelaksanaan K3 untuk menghindari munculnya kerugian jiwa dan material di lingkungan D-Mall dan hunian Margonda Residence. Metode Pengelolaan Menyediakan sistem penanganan kebakaran, seperti hydrant, sprinkler, fire alarm dan APAR serta melakukan pengecekan secara berkala terhadap peralatan tersebut agar dapat berfungsi dengan baik. Menyediakan akses/jalan masuk yang mudah bagi kendaraan pemadam kebakaran. Menyediakan sistem keselamatan kerja berupa alat pelindung diri (APD) untuk pekerja mall dan apartemen yang bekerja di wilayah rawan kecelakaan/penyakit, seperti di ruang genset, STP, TPS B3, TPS sampah, dll.f. Peningkatan getaran Komponen Lingkungan yang Terkena DampakKomponen lingkungan yang terkena dampak adalah peningkatan getaran didalam dan disekitar lokasi proyek Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan pembangunan struktur bangunan dan instalasi Margonda Residence 3,4 dan 5. Bobot dan Tolak Ukur DampakBobot dampak peningkatan getaran yang diakibatkan pekerjaan struktur bangunan dan instalasi, adalah negatif kecil dan penting. Tolak ukur dampak adalah ada tidaknya kerusakan pada struktur bangunan disekitar lokasi proyek. Tujuan Pengelolaan LingkunganMencegah terjadinya peningkatan getaran di sekitar lokasi proyek. Metode Pengelolaan Menggunakan teknologi konstruksi yang minim getaran, seperti penggunaan bore pile. Mengatur jam kerja konstruksi, tidak dilaksanakan 24 jam dan tidak dilaksanakan pada malam hari terutama untuk kegiatan yang berpotensi menimbulkan getaran. Membantu perbaikan bangunan/rumah penduduk sekitar jika memang terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh pembangunan proyek.g. Gangguan kesehatan masyarakat Komponen Lingkungan yang Terkena DampakKomponen lingkungan yang terkena dampak adalah kesehatan masyarakat di sekitar tapak proyek. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan pembangunan struktur bangunan dan instalasi Margonda Residence 3, 4 ,dan 5. Bobot dan Tolak Ukur DampakDampak kegiatan pembangunan struktur bangunan dan instalasi Margonda Residence 3, 4 dan 5 terhadap terganggunya kesehatan masyarakat merupakan dampak negatif kecil dan penting. Tolak ukur dampak adalah tingkat dan jenis gangguan kesehatan masyarakat yang terjadi di sekitar lokasi proyek. Tujuan Pengelolaan LingkunganMencegah terjadinya gangguan kesehatan masyarakat. Metode Pengelolaan Membatasi jam kerja proyek Melakukan pengelolaan untuk meminimalkan terjadinya sebaran debu dan penurunan kualitas udara seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Menyediakan bedeng pekerja yang dilengkapi dengan sistem sanitasi (MCK) dan air bersih yang layak Melakukan pengawasan terhadap kebersihan lingkungan dari badan jalan sekitar.h. Peningkatan kemacetan lalu lintas Komponen Lingkungan yang Terkena DampakKomponen lingkungan yang terkena dampak adalah kemacetan lalu lintas disekitar proyek. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan mobilisasi peralatan dan material konstruksi. Bobot dan Tolak Ukur DampakDampak kegiatan pengankutan/mobilisasi peralatan dan material konstruksi terhadap kepadatan lalu lintas disekitar lokasi proyek merupakan dampak negatif besar dan penting. Tolak ukur dampak adalah tingkat kemacetan diruas jalan sekitar lokasi proyek (JL Margonda Raya). Tujuan Pengelolaan LingkunganMeminimalkan terjadinya gangguan lalu lintas di sekitar lokasi kegiatan. Metode Pengelolaan Pengaturan jalur yang dilalui kendaraan proyek Pengaturan waktu dan jadwal pelaksanaan angkutan Pengaturan akses keluar masuk kendaraan proyek melalui Jl. Margonda Raya dan jalan samping rel KA Memasang lampu kedip dan rambu-rambu peringatan disekitar akses keluar masuk proyek. Menempatkan petugas lalu lintas dan menyediakan lokasi khusus untuk bongkar muat.3.3 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup3.3.1 Tujuan Penyusunan RPLTujuan utama penyusunan RPL adalah untuk memperoleh kesepakatan tentang pembagian tugas-tugas pengawasan lingkungan secara jelas di antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan adanya kegiatan eksisting (D-Mall dan Ruko) serta rencana pembangunan Margonda Residence 3, 4 dan 5, yaitu dalam rangka meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang ditimbulkan oleh kegiatan bersangkutan.3.3.2 Manfaat Penyusunan RPL Manfaat Bagi Pemrakarsa Kegiatan (PT. Propindo Sedayu) Sebagai sarana evaluasi terhadap efektifitas rencana dan rancangan teknis pengelolaan lingkungan mall, pertokoan dan rencana hunian yang telah dan akan ada di kawasan Margonda Residence. Sebagai indikator dini adanya perubahan lingkungan yang tidak dikehendaki. Sebagai pedoman perencanaan kegiatan pada skala detail dan teknis bagi sebagian aspek lingkungan yang membawa implikasi terhadap timbulnya dampak lingkungan bagi pihak lain atau pihak yang bersangkutan.

Manfaat Bagi Pemerintah dan Instansi Terkait RPL ini berguna untuk menunjang tanggungjawab pemantauan lingkungan bagi instansi terkait yang melakukan pengawasan mengenai efektifitas dan efisiensi pengelolaan lingkungan yang telah dan akan dilaksanakan oleh pemrakarsa kegiatan. Sebagai sarana umpan balik bagi pemerintah Kota Depok dalam usaha memperbaiki kualitas lingkungan dan sumber daya alam. Pedoman untuk melaksanakan kerjasama pemantauan lingkungan di dalam maupun di sekitar lokasi Margonda Residence 3-5 dengan pihak swasta dan masyarakat. Manfaat Bagi Masyarakat yang Terkena Dampak Sebagai pedoman untuk meningkatkan peranserta masyarakat dalam usaha memantau keamanan dan ketertiban masyarakat. Sebagai pedoman untuk meningkatkan peranserta masyarakat dalam memperbaiki kualitas kebersihan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup.3.3.3 Dampak Lingkungan HidupBeberapa dampak yang perlu dibuatkan rencana pemantauan lingkungan (RPL) adalah sebagai berikut.Tahap Pra Konstruksi Komponen Sosekbuda. Perubahan persepsi masyarakatTahap Konstruksi Komponen Fisik Kimiaa. Perubahan kualitas udarab. Perubahan intensitas kebisinganc. Perubahan kuantitas air alirand. Perubahan kuantitas air tanahe. Penurunan kualitas air permukaanf. Perubahan estetikag. Gangguan K3h. Perubahan tata guna lahani. Peningkatan getaran Komponen Biologia. Perubahan keragaman flora darat Komponen Sosekbuda. Perubahan persepsi masyarakatb. Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha Komponen Kesehatan Lingkungan Masyarakata. Penurunan sanitasib. Gangguan kesehatan masyarakat Komponen Ruang dan Transportasia. Peningkatan kemacetan lalu lintas3.3.4 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Pra Konstruksia. Perubahan persepsi masyarakat Dampak Penting yang DipantauKomponen lingkungan yang dipantau adalah persepsi masyarakat terhadap rencana pembangunan Margonda Residence 3, 4 dan 5. Indikator : perubahan persepsi masyarakat dari positif menjadi negatif atau sebaliknya. Sumber DampakSumber dampak adalah pelaksanaan konsultasi publik untuk menjelaskan rencana kegiatan pembangunan Margonda Residence 3-5. Parameter yang DipantauJumlah penduduk sekitar yang mempunyai persepsi negatif dan yang berpersepsi positif beserta alasan masing-masing persepsi terhadap rencana proyek Margonda Residence. Tujuan PemantauanMemperoleh informasi mengenai tingkat dan jenis persepsi masyarakat yang berkembang serta harapan yang diinginkan dari adanya rencana pembangunan Margonda Residence 3-5. Metode PemantauanMetode pengumpulan dan analisis data. Metode pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan lapangan, wawancara dan mengkaji data serta pencatatan data yang diperoleh dari warga di sekitar lokasi proyek. Data yang ada dianalisis secara deskriptif. Jangka waktu/frekuensinya setiap 3 bulan sekali selama pra konstruksi.3.3.5 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Konstruksia. Perubahan kualitas udara Dampak Penting yang DipantauKomponen lingkungan yang dipantau adalah penurunan kualitas udara ambient di dalam dan sekitar lokasi proyek. Indikatornya adalah peningkatan partikel debu dan konsentrasi gas buang di sekitar tapak kegiatan. Sumber DampakSumber dampak negatif adalah kegiatan pembersihan lahan proyek, mobilisasi peralatan dan material serta pekerjaan struktur bangunan dan instalasi. Sedangkan sumber dampak positif adalah kegiatan penghijauan dan landscaping. Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah CO, SO2, NO2, O3, Pb, H2S dan debu. Tujuan PemantauanUntuk memperoleh informasi apakah tingkat/kadar debu dan gas polutan yang ada di dalam dan di sekitar tapak kegiatan masih berada di bawah baku mutu Kepmen LH No. Kep-13/MENLH/PER/IX/1995 tentang Baku Mutu Udara Ambient. Metode PemantauanPemantauan kualitas udara dilakukan dengan cara pengambilan sampel pada titik lokasi yang telah ditentukan. Sampel yang diperoleh kemudian dianalisis di laboratorium sesuai SNI dan dibandingkan dengan baku mutu sesuai peraturan. Jangka waktu/frekuensinya setiap 3 bulan sekali selama tahap konstruksi.b. Perubahan intensitas kebisingan Dampak Penting yang DipantauKomponen lingkungan yang dipantau adalah intensitas kebisingan di dalam dan sekitar lokasi proyek. Indikatornya adalah peningkatan kebisingan yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi manusia di sekitar sumber dampak. Sumber DampakSumber dampak negatif adalah mobilisasi peralatan dan material serta pekerjaan struktur bangunan dan instalasi. Sedangkan sumber dampak positif adalah kegiatan penghijauan dan landscaping. Parameter yang DipantauParameter yang dipantai adalah intensitas kebisingan. Tujuan PemantauanUntuk memperoleh informasi apakah tingkat/kadar debu dan gas polutan yang ada di dalam dan di sekitar tapak kegiatan masih berada di bawah baku mutu Kepmen LH No. Kep-48/MENLH/PER/XI/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan. Metode PemantauanPemantauan kebisingan dilakukan dengan cara pengukuran langsung menggunakan alat sound level meter di titik pemantauan yang telah ditentukan. Hasil pengukuran kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan baku mutu sesuai peraturan. Jangka waktu/frekuensinya setiap 3 bulan sekali selama tahap konstruksi.c. Perubahan kuantitas air aliran Dampak Penting yang DipantauKomponen lingkungan yang dipantau adalah meningkatnya kuantitas air larian (limpasan air hujan) yang dapat menyebabkan genangan/banjir di dalam dan sekitar lokasi proyek. Indikatornya adalah lama, luasan, dan tinggi genangan di sekitar lokasi proyek. Sumber DampakSumber dampak negatif adalah pekerjaan struktur bangunan dan instalasi. Sedangkan sumber dampak positif adalah kegiatan penghijauan dan landscaping. Parameter yang DipantauParameter yang dipantai adalah kondisi saluran drainase di dalam dan sekitar tapak proyek serta titik genangan di areal proyek. Tujuan PemantauanUntuk memperoleh informasi mengenai debit air aliran serta memantau kinerja/fungsi sistem drainase sekitar. Metode Pemantauan

Pengumpulan data untuk dampak air larian dilakukan dengan pengamatan langsung dan pencatatan terhadap kondisi sistem drainase di dalam dan sekitar areal proyek serta pengamatan lokasi genangan/banjir. Jangka waktu/frekuensinya setiap 3 bulan sekali selama tahap konstruksi terutama saat hujan turun dengan intensitas tinggi.d. Perubahan kuantitas air tanah Dampak Penting yang DipantauKomponen lingkungan yang dipantau adalah menurunnya kuantitas air tanah di dalam tapak kegiatan. Indikatornya adalah berkurangnya area resapan air hujan karena tutupan bangunan. Sumber DampakSumber dampak negatif adalah pekerjaan struktur bangunan dan instalasi. Sedangkan sumber dampak positif adalah kegiatan penghijauan dan landscaping. Parameter yang DipantauParameter yang dipantai adalah kondisi dan luas penghijauan di dalam tapak proyek sera penyediaan sumur resapan dan lubang resapan biopori. Tujuan PemantauanUntuk memperoleh informasi mengenai upaya yang dilakukan dalam memperbesar resapan air hujan. Metode PemantauanPengumpulan data dampak kuantitas air tanah dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan terhadap kondisi penghijauan dan tersedianya resapan air hujan. Jangka waktu/frekuensinya setiap 3 bulan sekali selama tahap konstruksi.e. Gangguan K3 Dampak Penting yang DipantauKomponen lingkungan yang dipantau adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lokasi proyek. Indikatornya adalah kelalaian menerapkan K3. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan pembangunan struktur bangunan dan instalasi. Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah jumlah dan jenis gangguan K3, penerapan standar peralatan K3, dan penyediaan SOP pengamanan kondisi darurat di areal proyek. Tujuan PemantauanMemperoleh informasi mengenai jenis gangguan K3 yang terjadi di lokasi proyek. Metode PemantauanPengumpulan data dilakukan dengan pengamatan lapangan, wawancara dan mengkaji data serta pencacatan data yang diperoleh dari pekerja maupun warga sekitar proyek. Jangka waktu/frekuensinya setiap 3 bulan sekali selama tahap konstruksi.f. Peningkatan getaran Dampak Penting yang DipantauKomponen lingkungan yang dipantau adalah intensitas getaran . Indikatornya adalah pekerjaan struktur bangunan tinggi. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan pembangunan struktur bangunan dan instalasi Margonda Residence 3, 4 dan 5.

Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah intensitas getaran. Tujuan PemantauanMengetahui besarnya intensitas getaran di sekitar tapak proyek. Metode PemantauanPengumpulan data dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran tingkat getaran di lapangan, terutama saat pelaksanaan pekerjaan pondasi dan pengecoran struktur atas. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan baku mutu tingkat getaran sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 49/MenLH/11/96 tentang Baku Tingkat Getaran. Jangka waktu/frekuensinya setiap 3 bulan sekali selama tahap konstruksi.g. Gangguan kesehatan masyarakat Dampak Penting yang DipantauKomponen lingkungan yang dipantau adalah gangguan kesehatan masyarakat di sekitar lokasi proyek. Indikatornya adalah penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan sanitasi lingkungan. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan pembangunan struktur bangunan dan instalasi Margonda Residence 3, 4 dan 5. Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah jenis gangguan kesehatan yang dialami masyarakat sekitar. Tujuan PemantauanUntuk mengetahui dampak kegiatan proyek terhadap kondisi kesehatan masyarakat. Metode PemantauanPengumpulan data dilakukan dengan pengamatan lapangan dan wawancara dengan masyarakat sekitar. Jangka waktu/frekuensinya setiap 3 bulan sekali selama tahap konstruksi.h. Peningkatan kemacetan lalu lintas Dampak Penting yang DipantauKomponen lingkungan yang dipantau adalah kondisi lalu lintas pada Jalan Raya Margonda sebagai ruas jalan akses utama menuju proyek. Indikatornya adalah peningkatan jumlah kendaraan berat yang lewat untuk mengangkut bahan dan material konstruksi. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan mobilisasi bahan dan material konstruksi. Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah hambatan yang ada di ruas jalan utama menuju ke lokasi proyek, seperti kemacetan dan volume kendaraan yang lewat. Tujuan PemantauanUntuk mengetahui apakah upaya pengelolaan transportasi dan manajemen lalu lintas di dalam dan di sekitar proyek mampu mencegah peningkatan dampak gangguan lalu lintas. Metode PemantauanPengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, pengukuran dan pencatatan langsung di lapangan. Jangka waktu/frekuensinya setiap hari selama tahap kontruksi.

3.4 Diagram Pelingkupan dan Pemusatan DampakDiagram Pelingkupan dan Pemusatan DampakRENCANA KEGIATANDAMPAK POTENSIALDAMPAK PENTING HIPOTETIKPRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETIKIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIALPEMUSATAN DAMPAK HIPOTETIKEVALUASI DAMPAK HIPOTETIK198765423

Diagram Pelingkupan dan Pemusatan DampakIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIALPEMUSATAN DAMPAK HIPOTETIKEVALUASI DAMPAK HIPOTETIKMETODE IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL Observasi Lapangan Analisis Peta & Data Sekunder Diskusi Tenaga AhliMETODE EVALUASI DAMPAK POTENSIAL Diskusi Tenaga Ahli Konsultasi Masyarakat Konsultasi pakar & Instansi yang berwenangMETODE PEMUSATAN DAMPAK PENTING Pengelompokkan atas dasar keterkaitan dan kepentingannya Prioritas menggunakan tabel analisis resiko

IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIALDiagram Pelingkupan dan Pemusatan DampakRencana Kegiatan1. Tahap Pra Konstruksi*) Perencanaan Teknik*) Sosialisasi publik2. Tahap Konstruksi*) Persiapan*) Pembersihan lahan*) Mobilisasi dan DemobilisasiInformasi MasyarakatRona Lingkungan1. Fisik kimia2. Biologi3. Sosekbud4. Kesehatan masyarakat5. Lingkungan BinaanDAMPAK POTENSIAL1. Tahap Pra Konstruksi*) Perubahan Persepsi Masyarakat2. Tahap Konstruksi*) Perubahan Kualitas Udara*) Perubahan Intensitas Kebisingan*) Peningkatan Getaran*) Penurunan Kualitas Air*) Perubahan Kuantitas Air Larian*) Perubahan Kuantitas Air Tanah*) Gangguan K3*) Perubahan Tata Guna Lahan*) Peningkatan Kemacetan Lalu Lintas*) Peningkatan Kesempatan Kerja*) Perubahan Persepsi Masyarakat*) Gangguan Kesehatan Masyarakat*) Perubahan Interaksi Sosial123

EVALUASI DAMPAK POTENSIALDiagram Pelingkupan dan Pemusatan DampakDAMPAK POTENSIAL1. Tahap Pra Konstruksi*) Perubahan Persepsi Masyarakat2. Tahap Konstruksi*) Perubahan Kualitas Udara*) Perubahan Intensitas Kebisingan*) Peningkatan Getaran*) Penurunan Kualitas Air*) Perubahan Kuantitas Air Larian*) Perubahan Kuantitas Air Tanah*) Gangguan K3*) Perubahan Tata Guna Lahan*) Peningkatan Kemacetan Lalu Lintas*) Peningkatan Kesempatan Kerja*) Perubahan Persepsi Masyarakat*) Gangguan Kesehatan Masyarakat*) Perubahan Interaksi Sosial45DAMPAK PENTING HIPOTETIK1. Tahap Pra Konstruksi*) Perubahan Persepsi Masyarakat2. Tahap Konstruksi*) Perubahan kualitas udara*) Peningkatan getaran*) Perubahan intensitas bising*) Perubahan kualitas & kuantitas air*) Gangguan K3*) Peningkatan kesempatan kerja*) Perubahan persepsi*) Gangguan Kesehatan*) Peningkatan Kemacetan Lalin*) Perubahan Tata Guna Lahan6

PEMUSATAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKDiagram Pelingkupan dan Pemusatan Dampak8DAMPAK PENTING HIPOTETIK1. Tahap Pra Konstruksi*) Perubahan Persepsi Masyarakat2. Tahap Konstruksi*) Perubahan kualitas udara*) Peningkatan getaran*) Perubahan intensitas bising*) Perubahan kualitas & kuantitas air*) Gangguan K3*) Peningkatan kesempatan kerja*) Perubahan persepsi*) Gangguan Kesehatan*) Peningkatan Kemacetan Lalin*) Perubahan Tata Guna Lahan97PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETIK1. Tahap Pra Konstruksi*) Perubahan Persepsi Masyarakat2. Tahap Konstruksi*) Perubahan kualitas udara*) Peningkatan getaran*) Perubahan intensitas bising*) Perubahan kualitas & kuantitas air tanah aliran*) Gangguan K3*) Gangguan Kesehatan*) Peningkatan Kemacetan Lalin*) Perubahan Tata Guna Lahan9

1

33