32
MAKALAH ANALISIS KEBIJAKAN JAMPERSAL Oleh : SENO BAYU R W ( 1091010000-30 ) Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012

Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

MAKALAH

ANALISIS KEBIJAKAN JAMPERSAL

Oleh :

SENO BAYU R W ( 1091010000-30 )

Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2012

Page 2: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 5 ayat (1)

menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas

sumber daya di bidang kesehatan. Selanjutnya pada ayat (2) ditegaskan bahwa setiap orang

mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Kemudian pada ayat (3) bahwa setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab

menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Selanjutnya pada pasal 6

ditegaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian

derajat kesehatan. Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk

termasuk penduduk miskin dan tidak mampu, pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan

sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk

memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup

tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000kelahiran

hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan

global (Millenium Develoment Goals/MDG’s 2000) pada tahun 2015, diharapkan angka

kematian ibu menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 KH dan angka

kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 1000 KH.

Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi

90% pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%),

infeksi (11%), komplikasi pueperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetric 5%,

emboli 3%, dan lain-lain 11% (SKRT 2001).

Oleh sebab itu di awal tahun 2011, Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan RI

mencanangkan suatu kebijakan yang tertuang dalam program Jaminan Persalinan (Jampersal).

Program ini dibuat guna membantu dalam pencapaian tujuan Pembangunan Kesehatan

Page 3: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

Nasional serta Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Salah satu tujuan program

Jampersal ini adalah Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

B. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, Pada bab ini yang merupakan pendahuluan, terdiri atas latar

belakang masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, Pada bab ini diuraikan mengenai uraian Kebijakan

Jampersal, pengertian Analisis Kebijakan Publik, dan Proses Analisis Kebijakan Publik

menurut William Dunn.

BAB III : ISI ,Pada bab ini menguraikan tentang Analisis Kebijakan Versi Dunn

BAB IV : PENUTUP, Pada bab penutup ini berisikan tentang kesimpulan dari analisis

Kebijakan Jampersal serta saran terhadap kebijakan.

Page 4: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. JAMPERSAL

Jaminan Persalinan yang disingkat menjadi JAMPERSAL adalah jaminan pembiayaan

pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan

nifas termasuk pelayanan KB paska persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. JAMPERSAL

dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepada masyarakat untuk mengakses pelayanan

kesehatan dalam hal persalinan. Dan dasar hukum dari jaminan persalinan yaitu Permenkes RI

NO 2562/ MENKES / PER / XII / 2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. 1.

Dalam rangka menurunkan AKI (angka kematian ibu) dan AKB (angka kematian bayi) di

Indonesia maka pada tahun 2011 Kementrian kesehatan meluncurkan kebijakan Jaminan

Persalinan (Jampersal), program Jampersal ini hanya berlaku di sarana pelayanan kesehatan

milik pemerintah seperti puskesmas, pustu dan rumah sakit. Di luar sarana kesehatan milik

pemerintah saat ini belum ada jalinan kerja sama dengan swasta. Pada tahun 2015, diharapkan

angka kematian ibu menurun 102/100.000 KH dan angka kematian bayi menurun 23/1000 KH 2.

Menurut hasil Riskesda 2010, persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran

miskin baru mencapai sekitar 69,3 % sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Oleh karena itu upaya penurunan AKI dan

AKB tidak dapat lagi dilakukan dengan intervensi biasa, sehingga diperlukan upaya-upaya

terobosan untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan difasilitas kesehatan.

Salah satu faktor yang penting adalah perlunya meningkatkan akses masyarakat terhadap

persalinan yang sehat dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan kepada seluruh ibu

hamil yang belum memiliki jaminan persalinan

1 Sosialisasi Jampersal Kemenkes RI 2011, http://www.slideshare.net/DRIrene/buku-saku-jampersal diakses tgl 29/11/12

2 Millenium Develoment Goals/MDG’s 2000

Page 5: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

Sasaran Program JAMPERSAL sesuai dengan tujuan Jaminan Persalinan yakni untuk

menurunkan AKI dan AKB, maka sasaran Jaminan Persalinan dikaitkan dengan pencapaian

tujuan tersebut. Sasaran yang dijamin oleh Jaminan Persalinan adalah:

1) Ibu hamil

2) Ibu bersalin

3) Ibu nifas ( sampai 42 hari pasca melahirkan)

4) Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)

Sasaran yang dimaksud tersebut adalah kelompok sasaran yang berhak mendapat

pelayanan yang berkaitan langsung dengan kehamilan dan persalinan baik normal maupun

dengan komplikasi atau resiko tinggi untuk mencegah AKI dan AKB dari suatu proses

persalinan.

Pelayanan Jampersal ini meliputi pemeriksaan kehamilan ante natal care (ANC),

pertolongan persalinan, pemeriksaan post natal care (PNC) oleh tenaga kesehatan di fasilitas

kesehatan pemerintah (Puskesmas dan jaringannya), fasilitas kesehatan swasta yang tersedia

fasilitas persalinan (Klinik/Rumah Bersalin, Dokter Praktik, Bidan Praktik) dan yang telah

menanda-tangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas

Kabupaten/Kota. Selain itu, pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan persalinan dengan

penyulit dan komplikasi dilakukan secara berjenjang di Puskesmas dan RS berdasarkan rujukan.

Sumber pendanaan program Jampersal berasal dari dana APBN yang dituangkan dalam

satu DIPA bergabung dengan program Jamkesmas. Jamkesmas dananya untuk tahun 2011 ini

mencapai Rp6,3 triliun, dan dari jumlah itu sebesar Rp1,2 triliun digunakan untuk program

Jampersal.

Page 6: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

B. Pengertian Analisis Kebijakan William Dunn.

Proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yg dilakukan dalam proses

kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis tersebut nampak dalam serangkaian kegatan yang

mencakup penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan

dan penilaian kebijakan, Sedangkan aktivitas perumusan masalah, forecasting, rekomendasi

kebijakan, monitoring, dan evaluasi kebijakan adalah aktivitas yang lebih bersifat intelektual

Page 7: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

Disamping itu ada Perumusan Masalah adalah fase di dalam proses pengkajian di mana si

analis yang dihadapkan pada informasi mengenai konsekuensi beberapa kebijakan mengalami

suatu "situasi yang menyulitkan, membingungkan, dimana kesulitan memang tersebar ke seluruh

situasi, yang kesemuanya membentuk suatu keutuhan kesatuan masalah".

Secara diagram Dunn menyusun proses analisis kebijakan secara menarik :

analisis kebijakan mencakup sebuah prosedur yang meliputi:

Pemantauan yang memungkinkan kita untuk menghasilkan informasi tentang sebab-sebab

masalah lalu dan akibat dari kebijakan;

Peramalan yang memungkinkan kita untuk menghasilkan informasi tentang konsekuensi yang

akan datang dari kebijakan;

Evaluasi yang mencakup produksi informasi tentang kegunaan dari kebijakan di masa lalu dan

masa mendatang;

Page 8: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

Rekomendasi yang memungkinkan untuk menghasilkan informasi tentang kemungkinan bahwa

serangkaian tindakan yang akan datang akan mendatangkan akibat-akibat yang bernilai.

C. Proses Analisis Kebijakan Publik

Pertama, Merumuskan Masalah. Masalah Kebijakan adalah nilai, kebutuhan, kesempatan

yang belum terpenuhi, yang dapat di identifikasi untuk kemudian diperbaiki atau dicapai melalui

tindakan publik.

Pengertian Masalah Kebijakan menurut William N.Dunn (1994) : “adalah produk pemikiran

yang dibuat pada suatu lingkungan, suatu elemen situasi masalah yang diabstraksikan dari situasi

oleh para analis”. Dengan demikian apa yang kita alami merupakan situasi masalah, bukan

masalah itu sendiri.

Perumusan masalah menyumbangkan pengetahuan yang mempersoalkan asumsi-asumsi

yang mendasari, sehingga definisi masalah, pembuatan kebijakan melalui agenda setting akan

diketemukan :

Asumsi yang tersembunyi;

Mendiagnosa sebab-sebab dan akibat;

Memetakan Tujuan;

Memadukan pemandangan yang bertentangan;

Merancang peluang.

Page 9: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

Gambar 1 Prioritas Perumusan Masalah dalam Analisis Kebijakan (Dunn, 2000 : 212)

Pengenalan Masalah

SITUASI MASALAH

SITUASI MASALAH Pementahan

solusiMasalah

Perumusan Masalah

Pementahan solusiMasalah

Masalah Benar ?

Pemecahan Masalah

Pemecahan kembali Masalah

SOLUSI KEBIJAKAN

Masalah Benar ?

TDK

YA

YA

TDK

Page 10: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

2) Sifat-Sifat Masalah Kebijakan : (William N. Dunn : 1998 :214-216)

Saling ketergantungan dari Masalah Kebijakan;

Subyektivitas dari Masalah Kebijakan;

Sifat buatan dari Masalah;

Dinamika Masalah Kebijakan

Jenis-jenis masalah : Masalah Sederhana – Masalah Sangat Sederhana – Masalah Rumit.

Teknik Perumusan Masalah :

1) Tahap-Tahap Perumusan Masalah :

Perumusan masalah dapat dipandang sebagai suatu proses, menurut Dunn (1998 :247-278)

ada empat (4) fase yang saling ketergantungan yaitu Pencarian Masalah (Problem Search) –

Pendefinisian Masalah (Problem Definition) – Spesifikasi Masalah (Problem Specification) dan

– Pengenalan Masalah.

2) Prasyarat Perumusan Masalah :

Adanya pengakuan atau dirasakan keberadaan suatu situasi masalah. Dari situasi masalah

dicari masalahnya, dengan tujuan jangka pendeknya bukan penemuan masalah tunggal tetapi

“Setumpuk Masalah” yang saling terkait. Kumpulan masalah dari semua masalah dianalisis

kedalam tatanan “Pohon Masalah” atau “Fish Bone Model” yang disebut “Meta Masalah”

3) Kesalahan Tipe Ketiga :

Dalam matematika dikenal ada “Kesalahan Tipe Pertama”, yaitu menolak hipotesis nol yang

benar. Kesalahan “Tipe Kedua” yaitu menerima hipotesis nol yang salah. Dan “Kesalahan Tipe

Ketiga” adalah memecahkan masalah yang salah. Kesalahan tipe ketiga ini lebih buruk akibatnya

daripada memecahkan secara salah terhadap “masalah yang benar”. Inilah pentingnya

“Perumusan Masalah”.

4) Metode Perumusan Masalah :

Sebagaimana telah dikemukakan di depan bahwa proses perumusan masalah meliputi Empat

Fase yang saling berhubungan yaitu :

Mengenali Masalah menghasilkan : Situasi Masalah;

Page 11: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

Mencari Masalah menghasilkan : Meta Masalah;

Mendefinisikan Masalah : Masalah Publik;

Menspesifikasi Masalah : Masalah Formal (yaitu masalah

yang akan diselesaikan melalui Kebijakan Publik;

Ada beberapa Metode Pemecahan Masalah dilihat dari beberapa perspektif Tujuan;

Prosedur; Sumber Pengetahuan dan Kriteria Kinerja.

Tabel 2 : Metode-metode Perumusan Masalah

Metode Tujuan Prosedur

Sumber

Pengetahuan

Kriteria

Kinerja

Analisis Batas Estimasi Batas

Peta Masalah

Pencarian sampel bola

salju,pencarian masalah dan

penjumlahan

Sistem

Pengetahuan

Ketepatan

Batas

Analisis

Klasifikasi

Kejelasan Konsep Penilaian secara logis dan

klasifikasi penyebab

Analisis

Individual

Konsistensi

Logis

Analisis Hirarki Identifikasi

penyebab , masuk

akal, & dapat

ditindaklanjuti

Pemilahan secara logis dan

klasifikasi penyebab

Analisis

individual atau

kelompok

Konsistensi

Logis

Synecties

(-‘’- Analog)

Pengenalan

kesamaan antar

masalah

Perumusan Analog personal,

langsung dan fantasi

Kelompok Plausibilitas

Perbandingan

Brainstorming Generalisasi ide,

tujuan dan

strategi

PemunculanIde dan Evaluasi Kelompok Konsensus

Analisis

perspektif

berganda

Generalisasi

Wawasan

Penggunaaan secara serentak

perspektif teknis

organisasional dan personal

Kelompok Perbaikan

Wawasan

Page 12: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

Analisis asumsi Sintesis kreatif

asumsi-asumsi yg

berlawanan

Identifikasi pelaku,

penampakan asumsi,

mempertentangkannya dan

pengelompokan dan sintesis

Kelompok Konflik

Pemetaan

argumentasi

Penilaian

Asumsi

Penyusunan tingkat dan

penggambaran

Plausibilitas & Urgensi

Kelompok Plausibilitas

dan

Urgensi

Optimal

Kedua, Meramal masa depan kebijakan. peramalan (forecasting) adalah suatu prosedur

untuk membuat informasi faktual tentang situasi sosial masa depan atas dasar informasi yang

telah ada tentang masalah kebijakan.

Ketiga, Rekomendasi aksi-aksi kebijakan. prosedur analisis-kebijakan dari rekomendasi

memungkinkan analis menghasilkan informasi tentang kemungkinan serangkaian aksi dimasa

mendatang untuk menghasilkan konsekuensi yang berharga bagi individu, kelompok, atau

masyarakat seluruhnya. didalamnya terkandung informasi mengenai aksi-aksi kebijakan,

konsekuensi di masa depan setelah melakukan alternatif tindakan, dan selanjutnya ditentukan

alternatif mana yang akan dipilih.

Keempat, Pemantauan hasil kebijakan untuk memberikan informasi mengenai

konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan termasuk

kendalakendalanya.

Dunn membedakan Jenis tindakan kebijakan menjadi dua, yaitu kebijakan regulatif,

adalah tindakan kebijakan yang dirancang untuk menjamin kepatuhan terhadap standar atau

prosedur tertentu, dan kebijakan alokatif, adalah kebijakan mengalokasikan sumber daya tertentu

ke sasaran kelompok kebijakan. Keduanya memberikan akibat yang bersifat distributif ataupun

redistributif.

Page 13: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

Kelima, Evaluasi Kinerja kebijakan memberikan informasi mengenai kinerja atau hasil

dari suatu kebijakan. Secara umum, evaluasi sama dengan penaksiran, pemberian peringkat, dan

penilaian. Secara khusus evaluasi berkaitan dengan produksi informasi mengenai nilai atau

manfaat hasil kebijakan dalam arti satuan nilai.

Kriteria Avaluasi :

Page 14: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

BAB III

ISI

A. Perumusan Masalah

Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi dan bahkan lebih tinggi dibanding

beberapa negara tetangga. Tentu saja kenyataan ini sangat mengusik semua masyarakat yang

peduli terhadap masih banyaknya kematian ibu yang tidak perlu. Adanya target global

(Millenium Development Goal 5) terkait dengan penurunan kematian ibu semakin menyadarkan

bahwa penanganan kematian ibu saat ini belum maksimal.

Dalam buku “...and then she died. Indonesia Maternal Health Assessment” (World Bank,

2010), di sebut kan bahwa trend angka kematian ibu menunjukkan Indonesia tidak akan dapat

mencapai target MDG5 yaitu menurunkan angka kematian ibu menjadi 102/100.000 kelahiran

hidup. Saat ini, walaupun angka kematian ibu menurun dibanding beberapa dekade yang lalu,

namun masih cukup tinggi yaitu 228/100.000 kelahiran hidup. Ironisnya, pertumbuhan ekonomi

di Indonesia sebenarnya sudah cukup berhasil menjadikan Indonesia menjadi negara

berpendapatan rendah-menengah ( middle - low income countries ). Dibandingkan dengan

negara yang berpendapatan sama atau bahkan lebih rendah, seperti Sri Lanka dan Vietnam,

Indonesia mempunyai indikator kesehatan masyarakat yang lebih rendah3.

Agenda penurunan dimulai dengan diberikannya perhatian yang besar di tahun 1988 oleh

Presiden Soeharto sehingga masuk dalam salah satu rencana pembangunan nasional. Upaya

tersebut diawali dengan rekrutmen bidan di desa untuk meningkatkan akses terhadap petugas

kesehatan terlatih ditiap desa. Pertengahan tahun 1990an dimulai program nasional Gerakan

Sayang Ibu yang bertujuan untuk mempromosikan kesehatan ibu. Fokus yang telah diawali

dengan baik kurang ditindaklanjuti setelah adanya reformasi dan desentralisasi .Program making

pregnancy safer, white ribbon alliance movement, Jamkesmas dan Jampersal belum mampu

menekan laju kematian ibu di Indonesia.

3 Policy Brief : Ironi Kemajuan Ekonomi Indonesia, Tingkat kematian ibu dan bayi masih tinggi (No 8 Agustus 2010 Oleh dr. Ova Emelia Pusat MPK FK UGM)

Page 15: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

Kepala Dinkes Asep Misbah Alfalah menjelaskan, masih sedikitnya warga yang

menggunakan jampersal kemungkinan ada beberapa faktor. Pertama bisa jadi tidak tahu, tidak

memenuhi syarat, atau bisa jadi sudah memiliki asuransi lainnya. Karena jampersal ini diberikan

kepada yang belum memiliki asuransi.

"Persyaratan yang bisa ditanggung oleh program jampersal kan harus mempunyai KK,

KTP, buku kesehatan ibu, dan bukti pemeriksaan dari bidan. Jika diantara persyaratan itu tidak

ada maka tidak bisa dilayani dalam jampersal," terang Asep.

Ia juga mengatakan, dari data 2008-2010, warga Kota Serang yang melakukan persalinan

ke bidan itu baru 60 persen, sisanya ke dukun beranak (paraji). Kemudian program jampersal ini

baru dimulai 2011. "Kalau untuk sosialisasi kita sudah lakukan, bahkan lewat media massa,

selama 2011 untuk pengguna jampersal sekitar 411 orang," katanya.

Berdasarkan data Riskesdas (2007), tempat persalinan di Propinsi X adalah sebagai berikut:

Page 16: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

Dari sisi kemampuan ekonomi, Indonesia memiliki variasi kemampuan yang sangat

lebar. Ada daerah dengan kekuatan ekonomi yang sangat kuat, namun ada juga daerah yang

sangat terbelakang. Situasi ini menyebabkan terjadinya penumpukan dokter pada daerah tertentu

dan kekurangan tenaga dokter pada daerah yang lainnya. Pemerintah telah mengeluarkan

kebijakan untuk mengatasi masalah distribusi tenaga dokter.

Bahkan dalam program prioritas Kementrian Kesehatan RI tahun 2010, penempatan

tenaga dokter, dan juga tenaga kesehatan lainnya, menjadi agenda utama. Pendekatan kebijakan

tersebut adalah pendekatan geografis dan pendekatan motivasional. Daerah yang menjadi

prioritas adalah daerah dengan kondisi geografis tertentu, seperti daerah kepulauan, terpencil, per

bat asan, dan kepul auan ( DTPK) .

SITUASI MASALAH META MASALAH MASALAH SUBSTANSIF MASALAH FORMAL

Angka Kematian Ibu dan

Angka Kematian Bayi

masih tinggi, jauh dari

target MDG's 5

1. Pengetahuan Rendah

2. Pendapatan Rendah

3. Minim Jumlah Pelayanan

Medis

4. Akses ke Pelayanan

Kesehatan Sulit

Dijangkau

5. Banyaknya Pernikahan

dini

6. Ibu hamil kurang gizi

7. Tenaga Medis terbatas

8. Sosialisasi program

kurang

9. Kepercayaan terhadap

Paraji

10.Kurangnya perhatian

1. Pusat Pelayanan

Kesehatan terbatas

2. Tenaga Medis kurang dan

minim keterampilan

3. Sulit akses ke Pelayanan

medis

4. Pengetahuan ibu rendah

5. Kemiskinan

6. Belum tersosialisasikan

program

1. Fasilitas dan

infrastruktur yang

belum memadai atau

belum berfungsi baik

2. SDM yang terkait

dengan pelayanan KIA

belum merata

distribusinya

3. Akses yang bel um

merata karena

pemetaan fasilitas

kesehatan berdasar

kondisi geografis

setempat belum baik4

4. Sosialisasi Program

dari dinkes belum

sampai ke pelosok5

4 Policy Brief : Ironi Kemajuan Ekonomi Indonesia, Tingkat kematian ibu dan bayi masih tinggi (No 8 Agustus 2010 Oleh dr. Ova Emelia Pusat MPK FK UGM)

Page 17: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

keluarga

11.Penyakit Degeneratif Ibu

Hamil

12.Mutu Pelayanan rendah

& Kelalaian Medis

13.Kejadian tak

terduga/kecelakaan

B. Peramalan Kebijakan ( Forecasting )

Past Present Future

Potensial Plausiable Normatif Normatif Potensial Plausiable

Tiap daerah Masyarakat Terjadi penurunan Tercapainya Program Jamkesmas

5 Kemenkes Nafiah Mboi, http://www.antaranews.com/berita/343093/penyebab-tingginya-angka-kematian-ibu-dan-bayi diakses tgl 29/11/12

Page 18: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

mampu

menjalankan

Program

Jampersal

teredukasi

tentang

Jampersal

dan

persyaratanya

signifikan AKI dan

AKB dan tercapai

target MDG's

sebelum 2015

Tujuan

MDG's 5

Jampersal

dimanfaatkan

secara

maksimal oleh

masyarakat

menjadi pionir

program

peningkatan

derajat

kesehatan

masyarakat

Pelayanan KIA

dijalankan

Program

Jampersal

Diterima di

seluruh

daerah

Akses,

Pelayanan dan

Fasilitas

penunjang

Jampersal

standar mutu

KIA di Indonesia

terjamin

Edukasi

tentang

pernikahan

dan keluarga

berncana di

masyarakat

Meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat

C. Rekomendasi Kebijakan

Menjawab 4 pertanyaan Advokasi :

1. Actionable ? Tentu Jampersal masih tetap harus dijalankan, karna sangat membantu

masyarakat khususnya kelompok menengah kebawah untuk menjangkau fasilitas

Page 19: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

kesehatan KIA dan mengurangi akngka kejadian AKI AKB. Keberlangsungan program

hanya perlu lebih di awasi, dan di sosialisasikan ke daerah daerah, pelkasanaanya juga

harus melibatkan tenaga kesehatan yang berkompeten dan meiliki nilai Humanity.

2. Prospektif ? Program ini masih memberi harapan menurunkan isu kesehatan KIA,

kedepanya bila semua daerah sudah melaknsanakanya Angka kejadian dapat dipastikan

mencapai MDG’s dan tentu menaikan derajat kesehatan masyarakat.

3. Bermuatan Nilai ? Program ini sosialis humanis, keberadaanya sangat membantu ibu

hamil untuk dipantau kesehatan selama hamil dan nifas. Tenaga kesehatan pun juga

dituntut memiliki empati tinggi dalam melayani, Jemput bola dan sosialisasi ke

masyarakat penting untuk digencarkan.

4. Etik ? Aturan yang dijalani program ini tertuang dasar hukum dari jaminan persalinan

yaitu Permenkes RI NO 2562/ MENKES / PER / XII / 2011 tentang Petunjuk Teknis

Jaminan Persalinan. Program ini juga dekat dengan kegiatan BKKBN dalam pelaksanaan

KIA, dan juga aturan Tenaga Kesehatan distribusi dan retribusi nya sudah jelas. Tinggal

sedikit lagi pekerjaan yang harus diperhatikan pemetaan geografis wilayah prioritas di

daerah terpencil dan perbatasan yang diutamakan.

D. Pemantauan dan Monitoring hasil Kebijakan

Hasil kebijakan dibedakan antara Output, yaitu produk layanan yang diterima kelompok

sasaran, dan impact yaitu perubahan perilaku nyata pada kelompok sasaran kebijakan. Dalam

pemantauan dilakuakan beberapa pendekatan salah satunya Eksperimentasi Sosial, yaitu

pernyataan Informasi baru bersifat kuantitatif.

Page 20: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

Grafik Kondisi, AKN, AKB dan AKBAL sejak 1991 s/d 2007 dan harapan pencapaian padatahun 2014.Keterangan:

Garis merah=AKN, garis biru=AKB, garis hijau=AKBAL

Kondisi Angka Kematian Ibu di Indonesia

Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 (SDKI

2007), AngkaKematian Ibu di Indonesia sebesar 228 kematian/ 100.000 kelahiran

hidup. Target yang ingindicapai sesuai tujuan pada tahun 2015 AKI turun menjadi 102

kematian/100.000kelahiran hidup.

Page 21: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

Grafik Kondisi AKI sejak tahun 1985 s/d 2007 dan target MDG ke-5.Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 1991 s/d 2007

Angka kematian bayi Indonesia telah mengalami penurunan yang signifikan dalam upaya

penurunan kematian bayi dalam beberapa dekade terakhir. Pada 1960, Angka Kematian Bayi

(AKB) Indonesia adalah 128 per 1.000 kelahiran hidup, angka ini turun menjadi 68 per 1.000

kelahiran hidup pada 1989, 57 pada 1992 dan 46 pada 1995. Pada dekade 1990-an, rata-rata

penurunan 5% per tahun, sedikit lebih tinggi daripada dekade 1980-an sebesar 4% per tahun

( SDKI 1991, 1994 dan 1997 ). Walaupun pencapaian telah begitu menggembirakan, tingkat

Page 22: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi dari Filipina, dan

1,8 kali lebih tinggi dari Thailand (GOI-UNICEF, 2000).

E. Evaluasi Kinerja Kebijakan

Kriteria Hasil

Efektifitas Belum tercapai, AKI dan AKB masih tinggi

Efisiensi Belum baik, SDM dan Fasilitas terbatas

Kecukupan Masih jauh dari target MDG’s 5

Perataan ( Equity ) Belum merata, adanya Desentralisasi dan kepentingan Politik

Responsivitas Belum tercukupi, hasil kebijakan sampai 2015

Ketepatan Sementara mengurangi Angka kejadian meskipun jauh dari target

Perbedaan yang dibuat dari Jampersal adalah kemudahan akses layanan persalinan dan

pasca nifas, keringanan beban biaya dan peningkatan presentase kemungkinan kelahirah secara

selamat. Walaupun kendala yang dialami program ini Multi sektor, Jampersal masih menjadi

harapan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan.

Page 23: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

BAB IV

Penutup

Kebijakan Jaminan Persalinan diselenggarakan dengan maksud untuk mempermudah akses

ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan ANC dan pertolongan persalinan yang higienis oleh

tenaga kesehatan yang terlatih baik persalinan normal maupun dengan penyulit.

Hal ini dilakukan untuk mengatasi hambatan biaya persalinan yang sering rmenjadi

masalah pada kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Jaminan

persalinan sesungguhnya merupakan perluasan kepesertaan dan manfaat Jamkesmas kepada ibu

hamil, bersalin dan ibu dalam masa nifas yang belum mempunyai jaminan persalinan.

Target MDGs menetapkan pada 2015 AKI tersebut harus ditekan hingga mencapai 102.

Sedangkan target RPJMN 2014, AKI ditargetkan 118 per 100 ribu kelahiran hidup, sedangkan

angka kematian bayi (AKB) akan diturunkan dari 34 per 1000 kelahirana hidup menjadi kurang

dari 15 (RPJMN) dan 23 (MDGs). Prevalensi Kekurangan gizi dari 16,4 persen menjadi kurang

dari 15 persen (RPJMN) dan 16,5 persen (MDGs). Sementara umur harapan hidup akan

dinaikkan dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun (RPJMN). Bila Jampersal dapat melayani seluruh

persalinan di Indonesia, diharapkan kematian ibu saat melahirkan akan tertanggulangi, sehingga

angkanya menurun drastis.

Kesimpulan :

Program Jamkesmas memiliki peran mengurangi AKI dan AKB, kendala yang dihadapi

adalah akses, sosialisasi dan infrstruksur pelayanan dan fasilitas. Meski jauh dari target MDG’s 5

program Jampersal masih menjadi harapan meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat dan

dapat terus dilanjutkan dengan pengoptimalisasian kegiatan di seluruh wilayah Indonesia.

Saran : Revitalisasi pelayanan kesehatan KIA dengan membentuk tim penanggung jawab

multisektor yang dibentuk pemda.

Sebaiknya ada badan independen di seluruh wilayah Indonesia untuk monitoring dan evaluasi kebijakan BOK dan Jamkesmas

Menggalakkan kerjasama dengan BKKBN untuk pencegahan kehamilan,sehingga akan menekan kehamilan yang tidak dikehendaki

Page 24: Makalah Analisis Kebijakan Jampersal - Seno Bayu R W

DAFTAR PUSTAKA

Tim penyusun Gajah Mada University Pres. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik 2.

Jogja : UGM PRESS

Dr. Riant Nugroho. 2012. Public Policy- Dinamika Analisis dan Management. Jakarta :

Kompas Gramedia

http://www.kebijakankesehatanindonesia.net/ , Policy Brief, Pengantar Analisis Kebijakan,

Diskusi Jampersal

http://healthpolicys2ugm.wordpress.com/ Analisis Masalah Kebijakan Kesehatan

Indonesia

http://jabar.bkkbn.go.id/IndexArtikel.aspx , Artikel JAMKESMAS oleh Ir. EUIS

KOMARIAH, M.T (PKB Kab. Bandung)

http://www.antaranews.com/berita/327791/dengan-jampersal-kurangi-risiko-kematian-ibu

RISKESDAS 2007