31
MANAJEMEN PASIEN DENGAN ARITMIA Kelas VII D Kelompok 5: 1. APRIYANTO 2. ANNISA PURWANINGSIH 3. AULIA YULIANTI 4. CITRA AYU SAFITRI 5. MAULIDA FERDIANY 6. NORYANTIKA 7. UMI KALSUM 8. WINARTI

Makalah Aritmia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Aritmia

Citation preview

Page 1: Makalah Aritmia

MANAJEMEN PASIEN

DENGAN ARITMIA

Kelas VII D

Kelompok 5:

1. APRIYANTO

2. ANNISA PURWANINGSIH

3. AULIA YULIANTI

4. CITRA AYU SAFITRI

5. MAULIDA FERDIANY

6. NORYANTIKA

7. UMI KALSUM

8. WINARTI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

Page 2: Makalah Aritmia

KATA PENGANTAR

     Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah diberi

nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Manajemen Pasien

dengan Aritmia. Tidak lupa kita kirimkan shalawat beriring salam kepada junjungan kita nabi

besar Muhammad SAW karena atas berkat dari beliaulah kita dapat merasakan alam yang

penuh dengan pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.

    Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang

telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,

oleh karena itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Banjarmasin, 19 Oktober 2015

Penulis

Page 3: Makalah Aritmia

DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................

Daftar Isi...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

Latar Belakang.....................................................................................................................

Tujuan...................................................................................................................................

Rumusan Masalah...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................

Pengertian Aritmia..............................................................................................................

Macam-macam Aritmia......................................................................................................

Penyebab dan Faktor Resiko Gangguan Irama Jantung.................................................

Tanda dan Gejala Aritmia..................................................................................................

Pemeriksaan Irama Jantung...............................................................................................

Penatalaksanaan Medis.......................................................................................................

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

Kesimpulan...........................................................................................................................

Saran.....................................................................................................................................

Daftar Pustaka

Page 4: Makalah Aritmia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terdapat penyimpangan pada heart rate normal atau irama jantung, aritmia secara

langsung berhubungan dengan gangguan dalam jaras konduksi dari jantung. Pada

umumnya diklasifikasikan berdasarkan tempatnya (ventrikel atau supraventrikel), aritmia

pada anak biasanya kongenital atau berhubungan dengan pembedahan jantung.

Kemaknaan klinis bergantung pada curah jantung, tekanan darah, dan tempatnya. Aritmia

tidak sering terjadi pada anak. Pengobatan biasanya termasuk penggunaan pengobatan

antiaritmia, seperti digitalis glycoside dan verapamil (Calan). Aritmia merupakan masalah

pada jantung yang terjadi ketika organ tersebut berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau

tidak teratur. Hal ini disebabkan oleh impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak

jantung tidak bekerja dengan baik.

B. Tujuan

1. Bisa mengetahui apa yang dimaksud Aritmia

2. Bisa mengetahui penyebab Aritmia

3. Bisa mengetahui bagaimana manajemen pasien Aritmia

C. Rumusan masalah

1.  Apakah definisi dari Aritmia?

2. Apa saja jenis Aritmia?

3.  Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya Aritmia?

4. Apa saja tanda dan gejala Aritmia?

5. Apa saja yang dapat digunakan untuk pemeriksaan Aritmia?

6.  Bagaimana asuhan keperawatan dan manajemen pada pasien dengan Aritmia?

Page 5: Makalah Aritmia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aritmia

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada

infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama

jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis timbul akibat

perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini

bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas

listrik sel. Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung

tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi.

Aritmia jantung (heart arrhythmia) menyebabkan detak jantung menjadi terlalu cepat,

terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia jantung umumnya tidak berbahaya.

Kebanyakan orang sesekali mengalami detak jantung yang tidak beraturan kadang

menjadi cepat, kadang melambat. Namun beberapa jenis aritmia jantung dapat

menyebabkan gangguan kesehatan atau bahkan sampai mengancam nyawa. . Aritmia dan

HR abnormal tidak harus terjadi bersamaan. Aritmia dpt terjadi dg HR yang normal, atau

dengan HR yang lambat (disebut bradiaritmia - kurang dari 60 per menit). Aritmia bisa

juga terjadi dengan HR yang cepat (disebut tachiaritmia - lebih dari 100 per menit).

Page 6: Makalah Aritmia

Pengobatan aritmia jantung seringkali dapat mengendalikan atau menghilangkan denyut

jantung tidak teratur. Selain itu, aritmia juga dapat diatasi dengan menjalankan gaya

hidup sehat. Tanda dan gejala aritmia jantung tidak selalu mudah dikenali. Pemeriksaan

kesehatan rutin bisa membantu untuk mendeteksi aritmia lebih dini. Irama jantung yang

tidak teratur dapat juga terjadi pada jantung yang ‘normal dan sehat.

Gangguan irama jantung dapat di bagi dua:

1. Gangguan irama fibrilasi(tidak kuncup)pada serambi beresiko stroke

2. Gangguan irama fibrilasi (tidak kuncup) pada bilik jantung berakibat langsung fatal.

Gangguan irama jantung yang paling sering terjadi adalah "serambi jantung tidak

menguncup" atau fibrilasi-bergetar kecil saja dan hanya sekali-sekali saja kuncup secara

normal dimana yang seharusnya pacu jantung SA di serambi kiri memberikan pacu untuk

serambi jantung agar menguncup secara teratur tetapi tidak berhasil dan seluruh dinding

serambi hanya bergetar saja tanpa memompa jantung alias ngadat, hal akan sangat

berbahaya dan beresiko untuk terjadinya stroke. Walaupun serambi tidak menguncup

sempurna karena adanya gangguan irama tetapi darah masih dapat mengalir lambat ke

bilik jantung dan selanjutnya dipompakan keseluruh tubuh.

Kasus-kasus fibrilasi serambi tidak kuncup banyak terjadi Uni Eropah dan Amerika

Serikat, terutama pada mereka yang telah berusia di atas 60 tahun, apalagi bagi yang

memiliki usia di atas 80 tahun resiko terjadinya fibrilasi serambi jantung semakin tinggi

dapat terjadi.

Kejadian fibrilasi tidak kuncup yang terjadi pada bilik jantung maka akan mengakibatkan

kefatalan karena tidak adanya darah yang dipompakan keluar jantung, dan dengan sekejap

saja orang dapat meninggal. Akibatnya Gangguan Irama pada serambi jantung ini

membahayakan karena sebagai akibat aliran darah yang tidak lancar dalam serambi

jantung dapat terbentuk bekuan darah yang semakin besar dimana kemudian bekuan ini

dapat lepas dan menyangkut di otak serta menimbulkan stroke. Bekuan darah ini dapat

juga lepas dan meyangkut di ginjal serta menimbulkan gagal ginjal.

Page 7: Makalah Aritmia

Bradiaritmia dan Takiaritmia

Berbagai keadaan dapat menimbulkan kelainan pada sistem listrik jantung. Pada

umumnya gangguan sistem listrik jantung akan menimbulkan perubahan irama jantung

menjadi terlalu lambat (Bradiaritmia, jantung berdenyut kurang dari 60 kali permenit)

atau terlalu cepat (Takiaritmia, jantung berdenyut lebih dari 100 kali permenit). Kedua

keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap kerja jantung memompa darah ke seluruh

tubuh.

Bila jantung berdenyut terlalu lambat, maka jumlah darah yang mengalir di dalam

sirkulasi menjadi berkurang, sehingga kebutuhan tubuh tidak terpenuhi. Hal ini akan

menimbulkan gejala seperti mudah capek, kelelahan yang kronis, sesak, keleyengan

bahkan sampai pingsan. Yang berbahaya, bila jumlah darah yang menuju otak menjadi

berkurang bahkan minimal sehingga terjadi pingsan atau perasaan melayang. Pada

keadaan yang lebih parah dapat menyebabkan stroke.

Sebaliknya, bila jantung berdenyut terlalu cepat maka jantung akan mengalami kelelahan

dan akan menimbulkan gejala-gejala berdebar yang biasanya disertai perasaan takut

karena debaran jantung yang begitu cepat (sampai lebih dari 200 kali permenit). Pada

keadaan yang ekstrim dimana bilik jantung berdenyut sangat cepat dan tidak terkendali,

maka terjadi kegagalan sirkulasi darah yang bila dilakukan pertolongan cepat dengan

kejut listrik (DC shock) dapat mengakibatkan kematian. Takiaritmia tidak menimbulkan

kematian mendadak. Akan tetapi tentu harus dipastikan jenis aritmia apa yang terdapat

pada seorang pasien.

Bradiaritmia yang terjadi akibat hambatan transmisi listrik jantung, umumnya menetap

sehingga diperlukan alat bantu yang dapat menjamin kecukupan frekuensi denyut

jantung. Alat tersebut adalah alat pacu jantung tetap (Permanent Pace Maker, PPM).

PPM ditanam dibawah kulit dada lalu dihubungkan ke jantung melalui sejenis kabel.

Hanya diperlukan operasi kecil dengan bius lokal saja untuk pemasangan PPM.

Takiaritmia, pada umumnya dapat disembuhkan total melalui tindakan ablasi. Setelah

dilakukan tindakan ablasi, pasien terbebas dari penyakit takiaritmia dan tidak

memerlukan obat-obatan lagi. Ablasi adalah tindakan invasif yang merupakan kelanjutan

dari EPS. Pada ablasi dilakukan pemutusan/eliminasi sumber takiaritmia dengan

Page 8: Makalah Aritmia

menggunakan panas yang dihasilkan oleh gelombang frekuensi radio. Tingkat

keberhasilan ablasi pada takiartmia yang umum terjadi, sangat tinggi yaitu sekitar 95%.

Dengan resiko yang sangat kecil.

B. Macam-Macam Aritmia

a. Sinus Takikardi

Meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ECG adalah : laju

gelombang lebih dari 100 X per menit, irama teratur dan ada gelombang P tegak

disandapan I,II dan aVF, inerval PR normal (0,12-0,20 detik), gelombang QRS

normal (durasi 0,06-0,12 detik).

b. Sinus bradikardi

Penurunan laju depolarisasi atrium. Gambaran yang terpenting pada ECG adalah laju

kurang dari 60 permenit, irama teratur, gelombang P tegak disandapan I,II dan aVF,

inerval PR normal (0,12-0,20 detik), gelombang QRS normal (durasi 0,06-0,12 detik).

c. Sinus aritmia

Irama tidak teratur, gelombang P normal dan selalu diikuti gelombang QRS, interval

PR normal (0,12-0,20 detik), gelombang QRS normal (durasi 0,06-0,12 detik).

d. Sinus Arrest

Page 9: Makalah Aritmia

Irama teratur, kecuali pada siklus yang hilang, frekuensi laju jantung biasanya kurang

dari 60 kali/menit, gelombang P normal dan selalu diikuti gelombang QRS, interval

PR normal (0,12 – 020 detik), gelombang QRS normal (durasi 0,06 – 0,12 detik).

Hilangnya satu atau lebih gelombang P, QRS dan T, tapi tidak merupakan kelipatan

dari R – R interval.

e. Takikardi Atrium

Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu komplek atrium premature

sehingga terjadi re-entri pada tingkat nodus AV.

f. Fluter Atrium

Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium cepat dan teratur,

dan gambarannya terlihat terbalik disandapan II, III dan atau aVF seperti gambaran

gigi gergaji.

C. Penyebab dan faktor resiko gangguan irama jantung

Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :

1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis

karena infeksi)

2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),

misalnya iskemia miokard, infark miokard.

3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti aritmia

lainnya

4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)

5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan

irama jantung

6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.

7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)

Page 10: Makalah Aritmia

8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)

9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung

10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi

jantung)

Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan resiko terkena aritmia jantung atau kelainan

irama jantung. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah:

1. Penyakit Arteri Koroner

Penyempitan arteri jantung, serangan jantung, katup jantung abnormal, kardiomiopati,

dan kerusakan jantung lainnya adalah faktor resiko untuk hampir semua jenis aritmia

jantung.

2. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan resiko terkena penyakit arteri koroner. Hal

ini juga menyebabkan dinding ventrikel kiri menjadi kaku dan tebal, yang dapat

mengubah jalur impuls elektrik di jantung.

3. Penyakit Jantung Bawaan

Terlahir dengan kelainan jantung dapat memengaruhi irama jantung.

Metabolisme tubuh dipercepat ketika kelenjar tiroid melepaskan hormon tiroid terlalu

banyak. Hal ini dapat menyebabkan denyut jantung menjadi cepat dan tidak

teratur sehingga menyebabkan fibrilasi atrium (atrial fibrillation).

Sebaliknya, metabolisme melambat ketika kelenjar tiroid tidak cukup melepaskan

hormon tiroid, yang dapat menyebabkan bradikardi (bradycardia).

4. Obat dan Suplemen

Obat batuk dan flu serta obat lain yang mengandung pseudoephedrine dapat

berkontribusi pada terjadinya aritmia.

5. Obesitas

Selain menjadi faktor resiko untuk penyakit jantung koroner, obesitas dapat

meningkatkan resiko terkena aritmia jantung.

Page 11: Makalah Aritmia

6. Diabetes

Resiko terkena penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi akan meningkat

akibat diabetes yang tidak terkontrol. Selain itu, gula darah rendah (hypoglycemia)

juga dapat memicu terjadinya aritmia.

7. Obstructive Sleep Apnea

Obstructive sleep apnea disebut juga gangguan pernapasan saat tidur. Napas yang

terganggu, misalnya mengalami henti napas saat tidur dapat memicu aritmia jantung

dan fibrilasi atrium.

8. Ketidakseimbangan Elektrolit

Zat dalam darah seperti kalium, natrium, dan magnesium (disebut elektrolit),

membantu memicu dan mengatur impuls elektrik pada jantung.

Tingkat elektrolit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memengaruhi impuls

elektrik pada jantung dan memberikan kontribusi terhadap terjadinya aritmia jantung.

9. Terlalu Banyak Minum Alkohol

Terlalu banyak minum alkohol dapat memengaruhi impuls elektrik di dalam jantung

serta dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya fibrilasi atrium (atrial fibrillation).

Penyalahgunaan alkohol kronis dapat menyebabkan jantung berdetak kurang efektif

dan dapat menyebabkan cardiomyopathy (kematian otot jantung).

10. Konsumsi Kafein atau Nikotin

Kafein, nikotin, dan stimulan lain dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan

dapat berkontribusi terhadap resiko aritmia jantung yang lebih serius.

Obat-obatan ilegal, seperti amfetamin dan kokain dapat memengaruhi jantung dan

mengakibatkan beberapa jenis aritmia atau kematian mendadak akibat fibrilasi

ventrikel (ventricular fibrillation).

D. Tanda Dan Gejala Aritmia

Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu

a. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi;

bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis,

berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.

Page 12: Makalah Aritmia

b. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.

c. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina,

gelisah

d. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas

tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan

seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik

pulmonal; hemoptisis.

e. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis

siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

f. Palpitasi

g. Pingsan

h. Rasa tidak nyaman di dada

i. Lemah atau keletihan

j. Detak jantung cepat (tachycardia)

k. Detak jantung lambat (bradycardia)

E. Pemeriksaan Gangguan Irama Jantung

1. EKG : Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan

tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.

2. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan

dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga

dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.

3. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan

disfungsi ventrikel atau katup

4. Skan pencitraan miokardia : Dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang

dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan

kemampuan pompa.

5. Tes stress latihan : Dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang

menyebabkan disritmia.

Page 13: Makalah Aritmia

6. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat

menyebabkan disritmia.

7. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau

dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.

8. Pemeriksaan tiroid : Peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat

menyebabkan.meningkatkan disritmia.

9. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh

endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.

10. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

F. Penatalaksanaan Medis

Pada prinsipnya tujuan terapi aritmia adalah :

1. Mengembalikan irama jantung yang normal (rhythm control),

2. Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate control),

3. Mencegah terbentuknya bekuan darah. Terapi sangat tergantung pada jenis aritmia.

Sebagian gangguan ini tidak perlu diterapi.

Sebagian lagi dapat diterapi dengan obat-obatan. Jika kausa aritmia berhasil dideteksi,

maka tak ada yang lebih baik daripada menyembuhkan atau memperbaiki penyebabnya

secara spesifik. Aritmia sendiri, dapat diterapi dengan beberapa hal di bawah ini;

Disritmia umumnya ditangani dengan terapi medis. Pada situasi dimana obat saja tidak

memcukupi, disediakan berbagai terapi mekanis tambahan. Terapi yang paling sering

adalah kardioversi elektif, defibrilasi dan pacemaker. Penatalaksanaan bedah, meskipun

jarang, juga dapat dilakukan.

1.. Terapi medis

Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :

Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker

2. Kelas 1 A

Page 14: Makalah Aritmia

a. Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk mencegah

berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.

b. Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang menyertai

anestesi.

c. Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang

3. Kelas 1 B

Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.

Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT

4. Kelas 1 C

a. Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi

b. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)

c. Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan

hipertensi

d. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)

e. Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang

f. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)

g. Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia

5. Terapi mekanis

a. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang

memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.

b. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.

c. Defibrilator kardioverter implantable : suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri

episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko

mengalami fibrilasi ventrikel.

d. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang

ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.

G. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Pengkajian primer :

Page 15: Makalah Aritmia

1. Airway

- Apakah ada peningkatan sekret ?

- Adakah suara nafas : krekels ?

2. Breathing

- Adakah distress pernafasan ?

- Adakah hipoksemia berat ?

- Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas ?

- Apakah ada bunyi whezing ?

3. Circulation

- Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran ?

- Apakah ada takikardi ?

- Apakah ada takipnoe ?

- Apakah haluaran urin menurun ?

- Apakah terjadi penurunan TD ?

- Bagaimana kapilery refill ?

- Apakah ada sianosis ?

b. Pengkajian sekunder

1) Riwayat penyakit

2) Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi

3) Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup

jantung, hipertensi

4) Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan

untuk terjadinya intoksikasi

5) Kondisi psikososial

c. Pengkajian fisik

1) Aktivitas : kelelahan umum

2) Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak

teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut

menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis,

berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung menurun berat.

Page 16: Makalah Aritmia

3) Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,

marah, gelisah, menangis.

4) Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap

makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit

5) Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,

perubahan pupil.

6) Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau

tidak dengan obat antiangina, gelisah

7) Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan

/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin

ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema

paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.

8) Keamanan : demam, kemerahan kulit (reaksi obat), inflamasi, eritema, edema

(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

2. Diagnosa keperawatan

a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi

elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.

b. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan

dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.

c. Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia berpartisipasi dalam

aktifitas yang menurunnya kerja miokardia.

3. Intervensi

a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi

elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.

Kriteria hasil :

1) Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh

TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status

mental biasa

2) Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia

Page 17: Makalah Aritmia

Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardi

Intervensi :

- Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo

dan simetris.

- Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung

ekstra, penurunan nadi.

- Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.

- Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial;

disritmia ventrikel; blok jantung

- Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase

akut.

- Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi

nafas dalam, bimbingan imajinasi

- Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor

penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut,

menangis, perubahan TD

- Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi

- Kolaborasi :

o Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit

o Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

o Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi

o Siapkan untuk bantu kardioversi elektif

o Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

o Masukkan/pertahankan masukan IV

o Siapkan untuk prosedur diagnostik invasif

o Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrillator

b. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan

dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.

Kriteria hasil :

Page 18: Makalah Aritmia

1) Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan

2) Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat

Intervensi :

- Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal

- Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada

pasien/keluarga

- Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan,

perubahan mental, vertigo.

- Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;

bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan

- Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan

- Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein

- Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang

- Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat

- Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala

yang memerlukan intervensi medis

- Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus,

manuver Valsava bila perlu

c. Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia berpartisipasi dalam aktifitas

yang menurunkan kerja miokardia.

Intervensi :

- Raba nadi (radial,temoral,dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan,amplituto dan

simetris.

- Auskultasi bunyi jantung,catat frekuensi,irama.catat adanya deyut jantung

ektra,menurunan nadi .

- Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.

- Tentukan tipe distritmia dan catat irama: takikardi;bradikardi;distritmia

atrial;distritmia ventrikel;blok jatung

- Berikan lingkungan tenang, kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.

Page 19: Makalah Aritmia

- Demonstrasikan/dorong penggunaan prilaku pengaturan stress missal relaxsasi nafas

dalam,bimbingan imajinasi.

- Selidiki laporan nyeri,catat lokasi,lamanya, intensitas dan factorpengilang/pemberat.

Catat petunjuk nyeri non verbal contoh wajah mengkerut,menangis,perubahan TD .

- Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi.

Kolaborasi :

1. Pantau pemeriksaan laboratorium contoh elektrolit.

2. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

3. Berikan obat sesuai indikasi ;kalium,antidistrimi.

4. Siapkan untuk bantu kardioversi elektif.

5. Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

6. Masukan pertahankan masukan IV

7. Siapkan untuk prosedur diagnotik invasive

8. Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrillator.

Page 20: Makalah Aritmia

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada

infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama

jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis. Aritmia timbul

akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan aksi yaitu rekaman grafik

aktivitas listrik sel. Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut

jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi.

Aritmia adalah suatu tanda atau gejala dari gangguan detak jantung atau irama jantung.

Hal ini bisa dirasakan ketika misalnya, jantung berdetak lebih cepat dari normal yang

selanjutnya disebut takikardia atau ketika jantung berdetak lebih lambat dari normal, yang

disebut sebagai bradikardia.Jantung yang berdenyut melambat tentu akan mengganggu

aliran darah sampai ke otak sehingga penderitanya sewaktu-waktu dapat

pingsan.Sebaliknya, jika jantung berdenyut terlalu cepat dalam jangka yang lama maka

dapat mengarah pada gagal jantung kongestif yang tentunya sangat berbahaya. Aritmia

timbul bilamana penghantaran listrik pada jantung yang mengontrol detak jantung

mengalami gangguan, ini dapat terjadi bila sel saraf khusus yang ada pada jantung yang

bertugas menghantarkan listrik tersebut tidak bekerja dengan baik. Aritmia juga dapat

terjadi bila bagian lain dari jantung menghantarkan sinyal listrik yang abnormal.

B. Saran

Page 21: Makalah Aritmia

Dengan terselesaikannya Makalah Manajemen Pasien dengan Aritmia ini diharapkan bagi

mahasiswa keperawatan agar lebih bisa mengidentifikasi dan membedakan gejala Aritmia

dengan gejala penyakit yang ada pada jantung.

Page 22: Makalah Aritmia

DAFTAR PUSTAKA

Naydach, D. (2014). Nurse to Nurse: Trauma Care. Jakarta: Slemba Medika

Mubarak, W.I. Chayatin, Nurul dan Susanto, Joko. (2015). Standar Asuhan Keperawatan

dan Prosedur Tetap dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: Salema Medika

Sumiarty, C. (2013). Cara Praktis Membaca Elektrokardiogram EKG. Jakarta: Surya

Gemilang

Wijayaningsih, K.S .(2013). Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media

http://kumpulanmaterikeperawatanrimanurmala.blogspot.co.id/2014/10/makalah-aritmia.html

http://neutronboyszone.blogspot.co.id/2012/12/askep-kegawatdaruratan-aritmia.html

http://sianipareva24.blogspot.co.id/2012/01/kasus-aritmia.html

http://www.alodokter.com/aritmia