36
KESEIMBANGAN ASAM BASA KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN II Disusun Oleh: Kelompok 1 Fitri Haryati 22020111130076 Susi Susanti 22020111140116 Yesi Melisawati 22020111130079 Naila Faizul Muna 22020111130090 Rida Pratika Sari 22020111130093 Fadlun Naim 22020111130082 Rinda Winandita 22020111130083 Suryatno Situmorang 22020111130084

Makalah Asam-basa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

interpretasi asam basa

Citation preview

Page 1: Makalah Asam-basa

KESEIMBANGAN ASAM BASA

KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN II

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Fitri Haryati 22020111130076

Susi Susanti 22020111140116

Yesi Melisawati 22020111130079

Naila Faizul Muna 22020111130090

Rida Pratika Sari 22020111130093

Fadlun Naim 22020111130082

Rinda Winandita 22020111130083

Suryatno Situmorang 22020111130084

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

2012

Page 2: Makalah Asam-basa

1. Definisi sistem penyangga tubuh

Penyangga adalah suatu zat yang mampu menyerap ion

hidrogen dari suatu larutan, atau membebaskan ion hidrogen

ke dalam larutan, sehingga dapat mencegah fluktuasi PH

yang besar. Larutan buffer terdiri dari : larutan asam lemah

dan garamnya,seperti asam karbonat dan natrium bikarbonat

atau larutan basa lemah dan garamnya,seperti larutan

amonia dan amonium klorida. Jika pH menurun, maka garam

( natrium bikarbonat ) berperan sebagai basa yang akan

menerima ion hidrogen yang ditambahkan pada larutan. Jika

Ph meningkat asam lemah ( asam karbonat ) akan

mendonorkan ion hidrogen kepada larutan, sehingga

perubahan pH akan “disangga”. Hal yang sebaliknya berlaku

untuk basa lemah dan garamnya. Secara umum buffer

bereaksi dengan melepaskan atau mengambil ion hidrogen.

Terdapat tiga sistem penyangga yang penting dalam

tubuh manusia : sistem penyangga bikarbonat-asam

karbonat, sistem penyangga fosfat, dan sistem penyangga

hemoglobin.

a. Sistem Penyangga Bikarbonat-Asam Karbonat

Sistem Penyangga Bikarbonat-Asam Karbonat

merupakan sistem penyangga utama dalam tubuh. Sistem

ini bekerja dalam darah untuk menyangga PH plasma.

Apabila ion-ion hidrogen bebas ditambahkan ke dalam

darah yang mengandung bikarbonat, maka ion-ion

bikarbonat akan mengikat ion hidrogen dan berubah

menjadi asam karbonat (H2CO3). Hal ini menyebabkan ion

hidrogen bebas sedikit dalam larutansehingga penurunan

PH darah yang drastis dapat dicegah. Asam karbonat

dianggap sebagai suatu asam lemah ; ion bikarbonat

Page 3: Makalah Asam-basa

dianggap basa konjugasinya yang juga lemak. Asam

karbonat juga dapat terurai menjadi karbondioksida dan

air ; maka sistem penyangga bikarbonat terutama

digunakan untuk eliminasi gas yang mudah menguap,

karbondioksida.

Penguraian asam karbonat menjadi karbondioksida

dan air memerlukan enzim karbonat anhidrase, yang

terdapat di dalam sel darah merah. Reaksi ini bersifar

reversibel, dan karbondioksida dan air dapat menyatu

kembali untuk membentuk asam karbonat. Proses ini juga

memerlukan kerja karbonat anhidrase. Reaksi reversibel

ini diperlihatkan dalam persamaan CO2 + H2O H2CO3 H+ +

HCO3-

b. Sistem Penyangga Fosfat

Sistem penyangga kedua yang digunakan oleh tubuh

adalah sistem penyangga fosfat. Asam fosforik (H2PO4)

adalah suatu asam lemah.asam ini terurai dalam plasma

menjadi HPO42- dan ion hidrogen. Fosfat merupakan suatu

basa lemah. Sistem penyangga ini digunakan oleh ginjal

untuk menyangga urine sewaktu ginjal mengekskresikan

ion hidrogen dalam derajad yang lebih kecil, juga

digunakan sistem penyangga asam sulfur-sulfat.

c. Sistem Penyangga Hemoglobin

Sistem penyangga utama ketiga di dalam tubuh

dihasilkan oleh protein-protein plasma, terutama

hemoglobin yang terdapat di sel darah merah. Hemoglobin

mengikat ion-ion hidrogen bebas sewaktu beredar

melewati sel-sel yang bermetabolisasi secara aktif.

Dengan mengikat ion hidrogen bebas maka peningkatan

konsentrasi ion hidrogen bebas dalam darah dapat

Page 4: Makalah Asam-basa

diperkecil dan PH darah vena hanya turun sedikit apabila

dibandingkan dengan darah arteri. Swaktu darah mengalir

melalui paru, ion ion hidrogen terlepas dari hemoglobin

dan berikatan dngan bikarbonat untuk menjadi asam

karbonat yang terurai menjadi karbondioksida dan air.

Karbondioksida dikeluarkan melalui ekspirasi sehingga ion-

ion hidrogen yang dihasilkan oleh proses metabolisme

dapat dieliminasi. Sebagian besar air direabsorpsi dan

sebagian dikeluarkan lewat bernafas.

2. Definisi asidosis metabolic, alkaslosis metabolic,

asidosis respiratorik, alkalosis respiratorik, asidosis

dan alkalosis metabolic

a. Asidosis Metabolik

Asidosis metabolik terjadi karena adanya

peningkatan konsentrasi ion hidrogen atau terjadi

penurunan pH di dalam cairan ekstrasel yang disebabkan

oleh peningkatan kadar ion hidrogen atau penurunan

kadar bikarbonat (Weldy, 1992). Dengan kata lain, asidosis

metabolik akan terjadi jika terjadi penambahan keasaman,

kemudian bikarbonat akan mengompensasinya. Namun,

cadangan bikarbonat akan berkurang dan apabila produksi

asam masih terus berlanjut maka bufer tidak mampu

untuk mengompensasi dan timbullah asidosis metabolik.

Peningkatan produksi asam terjadi pada waktu

timbul ketoasidosis, asidosis uremia, dan asidosis laktat.

Menurut hasil pemeriksaan laboratorium pada klien

asidosis metabolik akan menunjukkan penurunan pH,

PaCO2 normal lama-lama akan menurun karena proses

kompensasi, HCO3- menurun, pH urine kurang dari 6,0 dan

Page 5: Makalah Asam-basa

pH darah kurang dari 7,35. Kompensasi yang dilakukan

oleh tubuh dalam kondisi yang seperti ini adalah

hiperventilasi untuk mengeluarkan CO2 oleh paru, melalui

peningkatan kecepatan dan kedalaman pernapasan. pH

plasma akan kembali ke tingkat normal. Respirasi yang

terjadi selama asidosis metabolik karena ketoasidosis

diabetes yang disebut pernapasan Kussmaul. Kompensasi

respirasi dapat muncul hampir segera setelah awitan

asidosis. Keberhasilan kompensasi respirasi bergantung

pada keparahan asidosis itu sendiri. Untuk asidosis

metabolik yang disebabkan oleh penyakit ginjal, ginjal

juga melakukan kompensasi dan mengekskresikan lebih

banyak asam.

b. Alkalosis Metabolik

Bila kehilangan asam melampaui produksi asam,

asupan basa meningkat, ion-ion hidrogen hilang dari

cairan tubuh dan terjadi kelebihan HCO3-. Kondisi yang

seperti ini disebut alkalosis metabolik. Selain itu, dehidrasi

dan perubahan kadar elektrolit ekstrasel yang

menyebabkan pergeseran dalam elektrolit-elektrolit

plasma dapat menyebabkan timbulnya alkalosis

metabolik.

Hilangnya asam dapat timbul akibat muntah yang

berlebihan, karena isi lambung bersifat asam. Kemudian

penurunan volume cairan ektrasel dapat menyebabkan

peningkatan kadar bikarbonat plasma dan alkalosis

metabolik dengan mengurangi jumlah bikarbonat yang

difiltrasi di glomerulus. Akan terjadi peningkatan

persentase bikarbonat yang direabsorpsi kembali ke

kapiler peritubulus apabila kecepatan aliran darah juga

Page 6: Makalah Asam-basa

berkurang. Perubahn kadar elektrolit ekstrasel dapat

menyebabkan alkalosis akibat pergeseran ion-ion hidrogen

ke dalam sel.

Pada hasil pemeriksaan laboratorium akan

menunjukkan pH meningkat, PaCO2, normal tetapi mulai

naik, HCO3- meningkat, dan pH urine lebih besar dari 7,0.

Pada klien alkalosis metabolik akan terjadi depresi

pernapasan yang bertujuan untuk menahan CO2, sehingga

dapat dikombinasi dengan ion hidrogen untuk membentuk

asam karbonat. Oleh karena itu, pada klien alkalosis

metabolik diupayakan untuk menggunakan masker

rebreathing agar CO2 dapat dihirup kembali.

Kompensasi respirasi yang dilakukan pada klien

alkalosis metabolik yang dikarenakan oleh masalah

metabolik. Penurunan kecepatan dan kedalaman

pernapasan adalah kompensasi respirasi yang dilakukan

pada klien alkalosis metabolik. Kompensasi respirasi

bekerja untuk mengembalikan pH plasma ke rentang

normal dan dapat terjadi hampir segera setelah awitan

alkalosis metabolik terjadi. Ginjal juga turut berperan

dalam kompensasi jika mungkin.

c. Asidosis Respiratorik

Asidosis Respiratorik adalah penurunan pH arteri

yang terjadi akibat gangguan respirasi primer. Dan setiap

kondisi yang menurunkan ventilasi dapat meningkatkan

konsentrasi CO2 dan berdampak adanya peningkatan

asam karbonat disebut dengan asidosis respiratorik.

Penyebab asidosis respiratorik itu mencakup semua

gangguan paru obstruktif (penyakit paru obstruktif

menahun atau asma) serta hipoventilasi apa pun itu

Page 7: Makalah Asam-basa

sebabnya, termasuk over dosis obat atau obstruksi jalan

napas.

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium

menunjukkan pH menurun, PaCO2 meningkat, HCO3-

normal tetapi kemudian meningkat karena kompensasi,

dan pH urine kurang dari 6,0.

Kompensasi yang dilakukan tubuh adalah produksi

bikarbonat oleh ginjal meningkat, ekskresi ion hidrogen ke

urine meningkat. Untuk meningkatkan pengeluaran CO2

dapat dilakukan dengan latihan napas dalam dan purse

lips breathing.

d. Alkalosis Respiratorik

Alkalosis respiratorik adalah peningkatan pH arteri

yang terjadi karena adanya gangguan pernapasan.

Alkalosis respiratorik terjadi jika kadar CO2 turun di bawah

38 mm Hg.

Alkalosis respiratorik terjadi akibat hiperventilasi.

Penyebab hiperventilasi yaitu demam dan rasa cemas.

Hipoksemia dapat merangsang hiperventilasi apabila

tekanan parsial oksigen dalam darah arteri turun di bawah

50 mm Hg (normalnya adalah sekitar 100 mm Hg).

Toksisitas salisiat dan infeksi otak, secara langsung dapat

merangsang pusat pernapasan di otak untuk

meningkatkan kecepatan pernapasan yang menyebabkan

alkalosis respiratorik.

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan jika pH

meningkat, PaCO2 menurun, HCO3- normal akan tetapi

kemudian menurun untuk kompensasi dan pH urine lebih

besar dari 7,0.

Page 8: Makalah Asam-basa

Kompensasi yang dilakukan tubuh adalah ginjal

meningkatkan ekskresi ion-ion HCO3- serta kecepatan dan

kedalaman bernapas menurun.

Berikut tabel nilai pH, PCO2, HCO3- pada berbagai keadaan

Asam Basa

3. Asidosis metabolic terkompensasi sebagian dan

terkompensasi penuh

Asidosis metabolik sebagian adalah gangguan sistemik

yang ditandaidengan penurunan [rimer dari kadar bikarbonat

plasma ,sehingga terjadipenurunan PH HCO3-, ECF adalah

22mEq/L dan PH 7,35 tekanan CO2 dalam  batas normal dan

PH > 7,3 merupakan keadaan kritis yang

memerlukanintervensi dengan perbaikan ventilasi dan

koreksi dengan bikarbonat.Asidosis metabolit penuh adalah

tekanan CO2 <30 mmHg dan PH 7,3-7,4Asidosis metabolit

telah terkompensasi dengan perbaikan.

Nilai normal pH adalah 7,35 – 7,45. Penurunan keasaman

(pH) darah <7,35 disebut asidosis. Jika gangguan disebabkan

oleh komponen HCO3-, maka disebut asidosis/alkalosis

Page 9: Makalah Asam-basa

metabolik. Disebut gangguan sederhana bila gangguan

tersebut hanya melibatkan satu komponen saja (respirasi

ataumetabolik), sedangkan bila melibatkan keduanya

(respirasi dan metabolik) disebut gangguan asam basa

campuran.Asidosis metabolik terkompensasi sebagian apabila

tekanan CO2 dalam batas normal dan pH di bawah 7,30.

Merupakan keadaan kritis yang memerlukan intervensi

dengan perbaikan ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.

Asidosis metabolik terkompensasi penuh apabila tekanan CO2

< 30 mmHg dan pH 7,30 - 7,40.

4. Asideosis respiratorik terkompensasi sebagian dan

terkompensasi penuh

Asideosis respiratorik terkompensasi sebagian adalah jika

kosentrasi pH < 7,35, PaCO2> 45mmHg , HCO3-> 27mEq/L,

BE >+2mEq/L

Asideosis respiratorik terkompensasi penuh adalah jika

konsentrasi pH 7,35-7,45, PaCO2>45mmHg , HCO3->27mEq/L,

BE >+2mEq/L

Asidosis respiratorik (kelebihan asam karbonat) ditandai

dengan peningkatan primer dari PaCO2 (hiperkapnea),

sehingga terjadi penurunan pH: PaCO2 > 45 mmHg dan pH >

7,35. Kompensasi ginjal mengakibatkan peningkatan HCO3-

serum. Sebab mendasar dari asidosis respiratorik adalah

hipoventilasi alveolar, istilah yang sebenarnya berarti sama

dengan penumpukan CO2, yaitu tidak adekuatnya ekskresi

karbondiokasida karena tidak adekuatnya ventilasi, sehingga

kadar karbondioksida plasma meningkat. Keadaan awal

asidosis respiratorik ini adalah pH rendah < 7,35, PaCO2 naik,

Page 10: Makalah Asam-basa

dan HCO3 normal/naik. Tubuh memberikan respon dengan

cara mekanisme kompensasi yang dilakukan oleh ginjal

dengan meningkatkan sekresi dan ekskresi H+ disertai

dengan resorpsi dan pembentukan HCO3- baru. Jika kelainan

asam basa ini hanya terkompensasi sebagian, nilai pH masih

berada di luar rentang normal atau rendah, kadar PaCO2

tinggi, dan kadar HCO3 juga masih tinggi. Sedangkan yang

sudah terkompensasi sempurna atau sepenuhnya

membutuhkan waktu 2-3 hari, nilai pH telah kembali ke

rentang normal, walaupun nilai yang lain mungkin masih

abnormal, seperti kadar PaCO2 dan kadar HCO3 yang masih

tinggi.

5. Alkalosis metabolic terkompensasi sebagian dan

terkompensasi penuh

Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian adalah jika

konsentrasi pH >7,45 , PaCO2>45mmHg , HCO3->27mEq/L,

BE>+2mEq/L

alkalosis metabolic

terkompensasipenuhadalahjikakonsentrasipH 7,40-7,45 ,

PaCO2>45mmHg , HCO3- >27mEq/L, BE >+2mEq/L

Nilai normal pH adalah 7,35 – 7,45. Peningkatan keasaman

(pH) > 7,45 disebut alkalosi. Disebut gangguan sederhana

bila gangguan tersebut hanya melibatkan satu komponen

saja (respirasi atau metabolik), sedangkan bila melibatkan

keduanya (respirasi dan metabolik) disebut gangguan asam

basa campuran.

Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian apabila sistem

ventilasi gagal melakukan kompensasi terhadap alkalosis

metabolik ditandai dengan tekanan CO2 dalam batas normal

Page 11: Makalah Asam-basa

dan pH lebih dari 7,50. Misalnya pasien stenosis pilorik

dengan muntah lama. Alkalosis metabolik terkompensasi

penuh apabila ventilasi yang tidak adekuat serta pH lebih dari

7,50.

6. Alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian dan

terkompensasi penuh?

a. Alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian disebut juga

sebagai alkolisis respiratorik kronik. Dimana keadaan ini

terjadi sebagai akibat hipokapnia kronik, sehingga

mengkibatkan penurunan bikarbonat serum. Insufisiensi

hepatik kronis dan tumor serebral adalah faktor resiko.

Pasien biasanya asimptomatik dan evaluasi diagnostik

serta rencana asuhan adalah sama dengan alkalosis

respiratorik akut.

Dikatakan alkalosis terkompensasi sebagian jika pH naik,

PaCO2 dan HCO3 turun.

Alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian adalah jika

konsentrasi pH >7,45 , PaCO2<35mmHg , HCO3-

<22mEq/L, BE <-2mEq/L

b. Alkalosis respiratorik terkompensasi penuh

Kompensasi penuh ada bila pH bergerak ke rentang

normal, dimana rentang nilai pH normal 7,35-7,45.

Dikatakan Alkalosis respiratorik terkompensasi penuh jika

nilai Phnya normal, PaCO2 dan HCO3 menurun.

Alkalosis respiratorik terkompensasi penuh adalah jika

konsentrasi pH 7,40-7,45,PaCO2<35mmHg , HCO3-

<22mEq/L, BE <-2mEq/L.

Page 12: Makalah Asam-basa

Rentang nilai normal

pH             : 7, 35-7, 45                                      

PCO2         : 35-45 mmHg                                    

BE             : 0 ± 2 mEq/L

HCO3        : 22-26 mEq/L

7. Peran paru-paru dan ginjal dalam menjaga

keseimbangan asam basa

Satuan ukuran keseimbangan asam basa adalah pH, yang

menyatakan kepekaan terhadap ion hidrogen dan keasaman

zat yang ditimbulkannya, ion ion hidrogen (H+) dan ion ion

hidroksil (OH-) menentukan keasaman atau kebasaan suatu

larutan. Apabila terjadi penambahan atau peningkatan

konsentrasi ion hidrogen, maka keadaan bersifat lebih asam

dan pH akan turun. Sebaliknya bila cairan tubuh bersifat basa

atau alkali, maka pH akan meningkat.

Nilai normal pH cairan tubuh adalah 7,35-7,45. Kestabilan

nilai pH tersebut dipertahankan oleh sistem buffer dan

mekanisme lain. Buffer adalah bahan yang dapat bekerja

sebagai raksi kimia yang dapat menarik atau melepaskan ion-

ion hidrogen, sehingga pH tetap relatif stabil. Buffer terdapat

pada semua cairan tubuh dan bekerja dengan segera (dalam

1 detik ) setelah terjadi pH abnormal (Horne dan Swearingen,

2001 dalam Asmadi 2008). Sistem buffer meliputi sistem

buffer asam karbonat-bikarbonat; sistem buffer fosfat; serta

sistem buffer protein sel dan plasma.

Jenis Gangguan pH PaCO2 HCO3

Alkalosis Respiratori

Terkompensasi sebagian

Alkalosis Respiratori

Terkompensasi penuh

N

Page 13: Makalah Asam-basa

Selain sistem buffer terdapat mekanisme lain yang

dilakukan oleh tubuh sebagai kompensasi dalam menjaga

keseimbangan asam basa. Bagian tubuh tersebut ialah paru-

paru dan ginjal. Peran paru-paru dalam menjaga

keseimbanganasam basa adalah dengan mengendalikan

konsentrasi asam karbonat (H2CO3), sedangkan ginjal

bereran dalam pengendalian konsentrasi bikabonat.

(HCO3-).

a. Kompensasi oleh paru-paru

Paru-paru dapat beradaptasi dengan cepat terhadap

adanya ketidakseimbangan asam-basa. Pada

kenyataannya paru-paru dapat melakukan upaya untuk

mengembalikan PH ke nilai normal sebelum buffer biologis

dapat melakukannya. Ion hidrogen dan karbondioksida

biasanya memberikan stimulus untuk pernafasan. Apabila

konsentrasi ion hidrogen berubah, paru-paru bereaksi

untuk memperbaiki keseimbangan tersebut dengan

mengubah frekuensi dan kedalaman

pernafasan.pengaturan pH plasma menit demi menit

dilakukan dengan meningkatkan atau menurunkan

kecepatan pernafasan, sehingga terjadi peningkatan atau

penurunan pengeluaran karbondioksida.

Pada alkalosis, frekuensi pernafasan diturunkan

sehingga individu dapat mempertahankan karbondioksida.

Karbondioksida berkombinasi dengan air di dalam darah

untuk membentuk asam karbonat, yang membantu

meningkatkan komponen asam dan menyeimbangkan

kelebihan basa. Apabila terjadi kelebihan asam, frekuensi

pernafasan meningkat lalu paru-paru mengekskresi

karbondioksida dalam jumlah yang lebih besar (Weldy,

Page 14: Makalah Asam-basa

1992). Dengan demikian karbondioksida yang tersedia

untuk berkombinasi dengan air dan menghasilkan asam

karbonat menjadi lebih sedikit.

b. Kompensasi oleh ginjal

Konsentrasi bikarbonat dikendalikan oleh ginjal dengan

menahan atau mengekskresi bikarbonat secara relatif

bergantung pada kebutuhan tubuh. Adapun mekanisme

ginjal dalam mengendalikan ion hidrogen dan bikarbonat

adalah melalui tiga proses antara lain,

1) Sekresi ion hidrogen oleh tubulus

Sel epitel tubulus (tubulus proksimal, distal, ataupun

duktus koligens) menyekresi hidrogen ke dalam cairan

tubulus. Berikut ini merupakan reaksi kimia yang terjadi

di dalam tubulus

CO2 + H2O H2CO3 HCO3- + H+

2) Pengaturan sekresi ion H+ oleh konsentrasi CO2 di

dalam cairan ekstra sel

Reaksi kimia untuk sekresi ion hidrogen dimulai dengan

CO2, makin besar konsentrasi CO2 makin cepat pula

proses sekresi ion hidrogen tersebut. Jadi kecepatan

sekresi ion hidrogen bisa meningkat atau menurun

sesuai dengan perubahan konsentrasi CO2 ekstra sel.

3) Interaksi HCO3- dengan H+ di dalam tubulus

Tubulus tidak permeabel terhadap ion HCO3- sebab

HCO3- merupakan ion besar dan bermuatan listrik.

Meskipun demikian ion HCO3- dapat direabsorpsi yang

prosesnya dimulai dengan reaksi di dalam tubulus

antara HCO3- dan H+ yang disekresikan oleh sel tubulus

menjadi H2CO3. Kemudian H2CO3 berdisosiasi menjadi

H2O dan CO2. H2O menjadi bagian cairan tubulus,

Page 15: Makalah Asam-basa

sedangkan CO2 berdifusi menuju ke dalam darah.

Berikut ini reaksi kimianya :

CO2 + H2O H2CO3 HCO3- + H+

Apabila terjadi kerusakan ginjal, maka proses reabsorpsi

HCO3- tidak terjadi dan pembuangan hidrogen tidak

terjadi. Akibatnya urine dan darah akan kelebihan asam.

8. Perubahan paru-paru dan ginjal dalam berespon

terhadap perubahan asam-basa

Perubahan primer pada kadar karbondiaksida akan

merangsang respon. Kompensasi oleh ginjal yang akan

mengubah bikarbonat plasma kearah yang yang sama.

Sebaliknya suatu perubahan primer pada kadar bikarbonat

akan merangsang respons konpensasi respiratorik yang

engubah karbon diaksoda plasma kearah yang sama.

Peran Paru dan Ginjal dalam Keseimbangan Asam Basa

a. Ginjal

Ginjal mengatur kadar bikarbonat dalm cairan

ekstraseluler, ginjal mampu meregenerasi ion – ion

bikarbonat dan juga mereabsorbsi ion – ion ini dari sel–

seltubulus ginjal. Dalm keadaan asidosis respiratorik,

dan kebanyakan kasus asidosismetabolik, ginjal

mengekskresikan ion– ion hidrogen dan menyimpan ion–

ionbikarbonat untuk membantu mempertahankan

keseimbangan. Dalam keadaan alkalosismetabolik dan

respiratorik, ginjal mempertahankan ion– ion hidrogen

danmengekskresikan ion – ion bikarbonat untuk

membantu mempertahankan keseimbangan.Ginjal jelas

tidak dapat mengkompensasi asidosis metabolik yang

diakibatkan olehgagal ginjal. Kompensasi ginjal untuk

Page 16: Makalah Asam-basa

ketidakseimbangan secara relatif lambat

(dalambeberapa jam atau hari).

b. Paru– paru

Paru– paru, dibawah kendali medula otak,

mengendalikan karbondioksida, dan karenaitu juga

mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan

ekstraseluler. Paru– parumelakukan hal ini dengan

menyesuaikan ventilasi sebagai respon terhadap

jumlahkarbondioksida dalam darah. Kenaikan dalam

tekanan parsial karbondioksida dalamdarah arteri

(PaCO2) merupakan stimulan yang kuat untuk respirasi.

Tentu saja,tekanan parsial oksigen dalam darah arteri

(PaO2) juga mempengaruhi respirasi.Meskipun

demikian, efeknya tidak sejelas efek yang dihasilkan

oleh PaCO2.Pada keadaan asidosis metabolik frekuensi

p-ernafasan meningkat, sehinggamenyebabkan

eliminasi karbondioksida yang lebih besar (untuk

mengurangi kelebihanasam). Pada keadaan alkalosis

metabolik, frekuensi pernafasan diturunkan,

danmenyebabkan penahanan karbondioksida (untuk

meningkatkan beban asam).

9. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit pada Klien dengan

Perubahan Asam Basa

a. Klien dengan gangguan Asidosis

Klien yang mengalami asidosis akan cepat merasa cepat

haus atau dehidrasi (kebutuhan cairan meningkat),

karena ginjal akan berusaha mengeluarkan kelebihan

asam yang tinggi melalui proses pengeluaran urine

(untuk meningkatkan beban basa).

Page 17: Makalah Asam-basa

Klien juga akan mengalami ketidakseimbangan elektrolit

berupa Hiperkalemia (kelebihan jumlah kalium > 5,3

mEq/L), pada keadaan ini ekskresi urin akan meningkat

untuk membuang kelebihan ion K. Ion K dapat ditukar

dengan ion H, sehingga dengan pembuangannya dapat

mengurangi kadar ion H dalam tubuh.

b. Klien dengan gangguan Alkalosis

Klien yang mengalami alkalosis, akan mengalami

ketidakseimbangan elektrolit berupa Hipokalemia

(kekurangan jumlah kalium < 3,5 mEq/L). Pada keadaan

ini ginjal akan menahan kalium sehingga pertukaran ion

hidrogen akan meningkat dan haluaran urin akan

menurun (kebutuhan cairan dalam tubuh akan menurun

atau normal).

10. Tanda dan Gejala Pada Klien yang mengalami

Perubahan Keseimbangan Asam-Basa

(Potter, Perry 2006)

Penyebab Tanda dan Gejala

ASIDOSIS RESPIRATORIK

Pneumonia

Gagal Napas

Atelektasis

Overdosis obat

Paralisisoto pernapasan

Cedera traumatik

Obesitas

Obstruksi jalan napas

Cedera kepala

Stroke

Tenggelam

Pemeriksaan fisik

Denyut nadi yang kuatdan

cepat, pernapasan yang

dangkal dan cepat, hipertensi,

kulit kemerahan dan hangat,

kram abdomen, letargi,

konvulsi, konfusi, pusing, sakit

kepala.

Hasil pemeriksaan laboratorium

Perubahan gas darah arteri: pH

<7,35, PaCO2>45 mmHg, PaO2

< 80 mmHg, SaO2 normal atau

Page 18: Makalah Asam-basa

Fibrosis kistik 95 %, kadar bikarbonat normal

(jika tidak terkompensasi) atau

>26 mEq/L (jika dikompensasi

melalui ginjal), dan kadar

kalium >5,3 mEq/L.

ALKALOSIS RESPIRATORIK

Ansietas

Ketakutan

Anemia

Status hipermetabolik

Cedera sistem saraf pusat,

infeksi asma

Penempatan peralatan

ventilator yang tidak tepat

Pemeriksaan fisik

Sakit kepala, iritabilitas, pusing,

takikardia, takipnea, dan

kesemutan pada ekstrimitas.

Hasil pemeriksaan laboratorium

Perubahan gas darah arteri : pH

>7,45, PaCO2<35 mmHg, PaO2

dan SaO2normal, kadar

bikarbonat normal (jika akut

atau pneumonia tidak

dikompensasi) atau <22 MeQ/l

(jika dikompensasi), kadar

kalium <3,5 mEq/L.

ASIDOSIS METABOLIK

Kelaparan

Ketoasidosis diabetik

Gagal ginjal

Syok

Diare

Penggunaan obat

Asidosis tubular renal

Pemeriksaan fisik

Sakit kepala, letargi,

kebingungan, kemerahan pada

kulit, takikardi, takipnea

disertai kedalaman pernapasan

dan kram abdomen.

Hasil pemeriksaan laboratorium

pH <7,35, PaCO2 normal (jika

tidak dikompensasi) atau <35

mmHg (jika dikompensasi),

PaO2 normal atau meningkat

(dengan pernapasan yang

Page 19: Makalah Asam-basa

dalam dan cepat), dan SaO2

normal,bikarbonat <22 mEq/L,

kalium >5,3 mEq/L

ALKALOSIS METABOLIK

Muntah berlebihan

Pengisapan lambung yang

lama

Hipokalemia

Hiperkalsemia

Sindrom chusing

Penggunaan obat

Pemeriksaan fisik

Sakit kepala, letargi,

irritabilitas, takikardi,

pernapasan lambat,

kesemutan, tetani, kram

abdomen dan kram otot

Hasil pemeriksaan laboratorium

Perubahan gas darah arteri : pH

>7,45, PaCO2 normal (jika

dikompensasi) atau >45 mmHg

(jika tidak dikompensasi), PaO2

dan SaO2 normal, bikarbonat

>26 mEq/L, kalium <3,5 mEq/L

b. Tanda dan Gejala pada Kasus

Tanda dan Gejala pada Kasus

Hasil pengkajian:

Klien sesak nafas, lemas, nafsu makan menurun, cepat haus dan

sering minum.

TD: 100/70 mmhg, N: 80 x/menit, RR: 38 x/menit, nafas cepat

dan dangkal, s: 38,2˚C.

Hasil AGD, pH: 7,07, pCO2: 13 mmhg, pO2: 179 mmhg, HCO3:

3,6 mEq/L, BE: -24 mEq/L, O2 sat: 99%, A-ADO2: 33 mmhg.

Page 20: Makalah Asam-basa

Hematologi Paket dan Kimia Klinik, HB:13,7 g%, Ht:47%,

Eritrosit: 5,31 jt/mmk, MCH: 25,8 pg, MCV: 79,6 fL, MCHC: 32,4

g/dl, Leukosit:42 ribu/mmk, Trombosit: 563 ribu/mmk, GDS: 694

mm/dl., Ureum: 70mg/dl, Cr: 1,56 mg/dl, Na:123 mmol/L, K: 3,5

mmol/L, Cl: 89 mmol/L

Interpretasi Data Hasil AGD

NO

.AGD

AGD

PASIEN

NILAI

NORMALINTERPRETASI

1. pH 7,07 7,35 - 7,45 Klien mengalami

penuruan pH di

dalam cairan

ekstrasel, sebagai

akibat dari kenaikan

ion hidrogen.

2. pCO2 13mmHg 35 - 45

mmHg

Klien mengalami

penurunan tekanan

parsial

karbondioksida.

3. pO2 179

mmHg

75 - 100

mmHg

Klien mengalami

kenaikan tekanan

parsial O2, hingga

179 mmhg, jauh

melebihi angka

normal. Sehingga

klien mengalami

pernafasan yang

dalam dan cepat.

4. HCO3 3,6 mEq/L 22 - 26 Klien mengalami

Page 21: Makalah Asam-basa

mEq/L penurunan

bikarbonat Asidosis

Metabolik.

5. BE -24 mEq/L -2 - 2 mEq/L Nilai klien BE kurang

dari batas BE

normal.

6. A-

ADO2

33 mmHg < 25 mmHg Perbedaan tekanan

parsial antara

oksigen di alveoli

arteri klien melebihi

batas normal, yakni

hingga 33 mmHg.

7. O2 Sat 99 % 95 – 99 % Presentasi dari Hb

yang dapat

mengikat oksigen

dibandingkan

dengan jumlah total

Hb dalam tubuh

(Saturasi Oksigen)

Normal.

Kesimpulan Tanda dan Gejala Kasus

a. Pemeriksaan Fisik

Klien mengeluh sakit kepala, sering merasa haus, takikardi,

takipnea disertai kedalaman pernapasan.

b. Hasil Pemeriksaan Lab

Page 22: Makalah Asam-basa

pH klien 7,07 sehingga < 7,35, PaCO2 menurun, PaO2

meningkat diiringi dengan pernapasan yang dalam dan

cepat, SaO2 normal, bikarbonat <22 mEq/L.

c. Gangguan

ASIDOSIS METABOLIK

11.Apakah kebutuhan dasar manusia yang terganggu

akibat perubahan asam-basa?

Setiap makhluk hidup mempunyai kebutuhan, tidak

terkecuali manusia. Manusia mempunyai kebutuhan yang

beragam. Kebutuhan dasar tersebut bersifat manusiawi dan

menjadi syarat untuk berkelangsungan hidup manusia.

Kegagalan pemenuhan kebutuhan dasar menimbulkan

kondisi yang tidak seimbang, sehingga diperlukan bantuan

terhadap pemenuhan kebutuhan dasar tersebut. jenis-jenis

kebutuhan dasar manusia yang menjadi lingkup pelayanan

keperawatan bersifat holistik yang mencakup kebutuhan

biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Kebutuhan dasar

manusia menurut :

a. Virginia Henderson

Bernapas secara normal

Makan dan minum yang cukup

Eliminasi

Bergerak dan mempertahankan posisi yang

dikehendaki

Istirahat dan tidur

Memilih pakaian yang tepat

Mempertahankan suhu tubuh

Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi

Menghindari bahaya dari lingkungan

Berkomunikasi

Page 23: Makalah Asam-basa

Beribadah

Bekerja

Bermain/rekreasi

Belajar

b. Maslow

Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan keselamatan dan keamanan

Kebutuhan mencintai dan dicintai

Kebutuhan harga diri

Kebutuhan aktualisasi diri

c. Jean Watson

Kebutuhan biofisikal

Kebutuhan makan dan cairan

Kebutuhan eliminasi

Kebutuhan ventilasi

Kebutuhan psikofisikal

Kebutuhan aktivitas dan istirahat

Kebutuhan seksualitas

Kebutuhan psikososial

Kebutuhan berprestasi

Kebutuhan berorganisasi

Kebutuhan interpersonal

Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan dasar manusia yang terganggu akibat perubahan

asam basa :

Kebutuhan Dasar

ManusiaGangguan atau perubahan yang Terjadi

Kebutuhan Paralisis atau kelumpuhan otot-otot

Page 24: Makalah Asam-basa

Oksigenasi pernapasan, obstruksi jalan napas

dengan tanda atau gejala pernapasan

dangkal dan cepat (Asidosis

Respiratorik)

Penghisapan lambung yang lama

dengan tanda atau gejala pernapasan

lambat (Alkalosis Metabolik)

Asma dengan tanda atau gejala

takipnea (Alkalosis Respiratorik)

Kebutuhan Nutrisi

dan Cairan

Anemia dengan tanda atau gejala

pusing, sakit kepala (alkalosis

respiratorik)

Kelaparan (asidosis metabolik )

Muntah berlebihan, penghisapan

lambung yang lama (alkalosis

metabolik )

Kebutuhan Eliminasi Diare (asidosis metabolik)

Kebutuhan Rasa

Aman dan Nyaman

Ansietas dan ketakutan dengan tanda

atau gejala takikardia (Alkalosis

Respiratorik)

Page 25: Makalah Asam-basa
Page 26: Makalah Asam-basa

12. Susunlah rencana keperawatan pada klien dengan perubahan asam basa

Tujuan Jenis Gangguan

Intervensi

Setelah

dilakukan

asuhan

keperawata

n,

diharapkan

keseimbang

an cairan,

elektrolit

dan asam-

basa klien

normal,

dengan

Asidosis Metabolik

1.Kaji dan monitor:

Tanda-tanda vital, suara dan fungsi usus, fungsi

persarafan & status mental, intake & output cairan

& BB, konsentrasi serum elektrolit, Rate dan irama

EKG.

2.Memantau GDA klien secara ketat selama

perawatan.

3.Melatih klien untuk melakukan napas dalam.

4.Tambahkan elektrolit terutama untuk memperbaiki

kekurangan elektrolit.

Rencana Perawatan Terintegrasi : memberikan

cairan dan elektrolit secara intravena

Page 27: Makalah Asam-basa

kriteria hasil

:

1. Nilai

AGD

klien

dalam

batas

norma

l

Alkalosis Metabolik

1.Kaji dan monitor:

Tanda-tanda vital, suara dan fungsi usus, fungsi

persarafan & status mental, intake & output cairan

& BB, rate & irama EKG, konsentrasi serum

elektrolit.

2.Berikan kalium hematan

Rasional:

Untuk mencegah kehilangan kalium

3. Dorong klien untuk istirahat pada posisi semi-fowler

Page 28: Makalah Asam-basa

setelah makan

Rasional : mengurangi rasa mual dan konsistensi

muntah pada klien

4.Tambahkan elektrolit terutama untuk memperbaiki

kekurangan elektrolit.

Asidosis Respiratori

1.Kaji dan monitor:

Tanda-tanda vital, suara dan fungsi usus, fungsi

persarafan & status mental, intake & output cairan

& BB, rate & irama EKG, konsentrasi serum

elektrolit.

2. Anjurkan klien untuk melakukan latihan napas

Rasional :

Meningkatkan pengeluaran CO2 dari paru-paru

3. Memantau GDA klien secara ketat selama

perawatan

4.Berikan suplemen oksigen atau ventilator mekanis

Rasional:

Untuk menciptakan ventilasi yang adekuat

Page 29: Makalah Asam-basa

5.Tambahkan elektrolit terutama untuk memperbaiki

kekurangan elektrolit.

Rencana Perawatan Terintegrasi : memberikan

cairan dan elektrolit secara intravena

Alkaliosis Respiratori

1.Kaji dan monitor:

Tanda-tanda vital, suara dan fungsi usus, fungsi

persarafan & status mental, intake & output cairan

& BB, rate & irama EKG, konsentrasi serum

elektrolit.

2. Monitor jumlah pernafasan, kedalaman dan

usahanya atau kesulitan pasien bernafas (cuping

hidung, dll)

3.Ajarkan Klien cara bernafas yang benar dan bantu

klien jika menggunakan alat bantu pernafasan,

misalnya masker

4. Tambahkan elektrolit terutama untuk memperbaiki

kekurangan elektrolit.

Page 30: Makalah Asam-basa