Makalah ASD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah ASD.docx

Citation preview

MAKALAHASUHAN KEPERAWATAN ATRIAL SEPTAL DEFECT

Di susun Oleh :Kelompok 1Anggota : ABDUL ARIS(133210001)ELOK ASTUTI K(133210019)MENTARI P(133210039)VERGIANAIRFAN T(133210053)WAHYU IKA(133210055)WIRANTI DWI W(133210060)WISNU PRANATA (133210061)

PRODI SI KEPERAWATANSTIKES INSAN CENDEKIA MEDIKAJOMBANG2015

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN PADA ASD sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Kardiovaskuler 02 Program Studi S1 Keperawatan Insan Cendekia Medika Jombang yang akan membantu dalam upaya pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung dan dapat menambah ilmu pengetahuan untuk mencapai suatu keinginan yang besar. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu mohon segala saran dan kritik demi perbaikan dimasa yang akan datang. Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang takterhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalammenyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca umumnya

Jombang, 24 Maret 2015Penyusun

Daftar Isi

Halaman Judul iKata Pengantar iiDaftar IsiiiiBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 11.2 TUJUAN 11.3 MANFAAT 2BAB II KONSEP MATERI 2.1 DEFINISI 32.2 ETIOLOGI 32.3 PATOFISIOLOGI 42.4 MANISFESTASI KLINIS 62.5 KLASIFIKASI62.6 KOMPLIKASI 72.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG 7 2.8 TERAPI MEDIS 7 BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ASD3.1 PENGKAJIAAN 83.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN 123.3 INTERVENSI KEPERAWATAN 12BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN 174.2 SARAN 17DAFTAR PUSTAKA

i

BAB IPENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANGAtrial septal defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Kelainan jantung bawaan yang memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium. Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantungt kana dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus venousus di dekat muara vena kava suporior, foramen ovale terbuka pada umumnya menutup spontan setelh kelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam defek sekat ini harus di tutup dengan tindakan bedah sebelum terjadinya pembalikan aliran darah meleui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tanda timbulnya sindrome eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka pembedahan dikontraindikasikan. Tindakan bedah berupa penutupan dengan menjahit langsung dengan jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan sepotong dakron.

1.2.TUJUAN1. Untuk mengetahui definisi dari ASD.2. Untuk mengetahui etiologi dari ASD.3. Untuk mengetahui patofisiologi dari ASD.4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari ASD.5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic spesifik dari ASD.6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dariASD.7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan padaASD.

1.3.MANFAATDiharapkan dengan disusunnya makalah ini, baik penyusun maupun pembaca dapat memahami dan memberikan asuhan keperawatan pada pasienASDdengan tepat dan bermutu. Selain itu diharapakan makalah ini, kita dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan.

BAB IIKONSEP MATERI2.1 PENGERTIANAtrial septal defeck ( ASD ) adalah penyakit jantung bawaan lubang (defek) pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi interatrial semasa janin, atrial septal defect adalah suatu lubang pada dinding (septum) yang memisahkan jantung bagian atas ( atrium kiri dan kanan )Tiga macam variasi yang terdapat pada ASD,yaitu: Ostium primum ( ASD I ), letak lubang dibagian bawah septum, disertai kelainan katub mitral Ostium secundum (ASD 2 ), letak lubang di tengah septum Sinus venosus defek, lubang berada di antara vena kava superior dan atrium kanan2.2 ETIOLOGIPenyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD. Faktor-faktor tersebutdiantaranya :1. Faktor prenatal Ibu menderita penyakit infeksi rubella Ibu alkoholisme Umur ibu lebih dari 40 tahun Ibu menderita IDDM Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu2. Faktor genetik Anak yang baru lahir sebelumnya menderita PJB Ayah atau ibu menderita PJB Kelainan kromosom misalnya sindroma down Lahir dengan kalainan bawaan lain3. Gangguan hemodinamikTekanan di atrium kiri lebih tinggi dari pada tekanan di natrium kanan sehingga memungkinkan aliran darah dari atrium kiri ke atrium kanan2.3 PATOFISIOLOGIPenyakit dari penyakit jantung kongentinal ASD ini belum dapat dipastikan banyak kasus mungkin terjadi akibat aksi trotogen yang tidak diketahui dalam trisemester pertama kehamilan saat terjadi perkembangan jantung janin. Pertama kehidupan status, saat struktur kardiovaskuler terbentuk kecuali duktus arteriosis paten yaitu saluran normal untuk status yang harus menututp dalam beberapa hari pertama. Darah artenal dari atrium kiri dapat masuk ke atrium kanan melalui defek sekat ini. Aliran ini tidak deras karena perbedaan tekanan pada atrium kiri dan kanan tidak begitu besar (tekanan pada atrium kiri 6 mmHg sedang pada atrium kanan 5 mmHg) . Adanya aliran darah menyebabkan penambahan beban pada ventrikel kanan, arteri pulmonalis, kapiler paru-paru dan atrium kiri. Bila shunt besar, maka volume darah yang melalui arteri pulmonalis dapat 3-5 kali dari darah yang melalui aorta. Dengan bertambahnya volume aliran darah pada ventrikel kanan dan arteri pulmonalis. Maka tekanan pada alatalat tersebut naik. Dengan adanya kenaikan tekanan, maka tahanan katup arteri pulmonalis naik, sehingga adanya perbedaan tekanan sekitar 15-25 mmHg. Akibat adanya perbedaan tekanan ini, timbul suatu bising sistolik (jadi bising sistolik pada ASD merupakan bising dari stenosis relatif katup pulmonal). Pada valvula trikuspidalis juga ada perbedaan tekanan, sehingga disini juga terjadi stenosis relatif katup trikuspidalis sehingga terdengar bising diastolik. Karena adanya penambahan beban yang terus menerus pada arteri pulmonalis, maka lama kelamaan akan terjadi kenaikan tahanan pada arteri pulmunalis dan akibatnya akan terjadi kenaikan tekanan ventrikel kanan yang permanen. Tapi kejadian ini pada ASD terjadinya sangat lambat ASD I sebagian sama dengan ASD II. Hanya bila ada defek pada katup mitral atau katup trikuspidal, sehingga darah dari ventrikel kiri atau ventrikel kanan mengalir kembali ke atrium kiri dan atrium kanan pada waktu systole. Keadaan ini tidak pernah terjadi pada ASD II. Arah shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan kekiri sehingga sirkulasi darah sistemik banyak mengandung darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.

Patway

Kerusakan pertukaran gasEdema paruPeningkatan daerah pulmunalVol.ventrikel dextra Gangguan pertumbuhan dan perkembanganBB rendah/tidak bertambah pertumbuhan dan perkembanganKetidakadekuatan O2 dan nutrisi ke jaringan Penurunan CoTekanan Darah Akral dinginHeart rate meningkatPelroadCurah jantung KelemahanIntoleransi aktifiatasVol. atrium dextra Vol.ventrikel sinestraTerjadi aliran yang tinggi dari atrium sinestra ke atrium dextraTekanan atrium sinestra > atrium dextraDefek antara atrium dextra dan atrium sinistra

2.4 MANIFESTASI KLINISa. Bayi Sianosis umum, khususnya membran mukosa, bibir dan lidah, kunjungtiva, area vaskularisasi tinggi, dispnea, khususnya setelah kerja fisik seperti makan, menangis dan mengejan. Keletihan. Pertumbuhan dan perkembangan buruk Kadang-kadang mengalami infeksi saluran pernafasan. Kesulitan makan. Diastolik meningkat. Sistolik Rendah. Bising jantung tak normal Palpitasi.b. Anak anak Kerusakan pertumbuhan dan perkembangan. Tubuh lemah, keletihan. Nafas tersengal tersengal dan dipsnea saat aktivitas. Kardiomegali. Diastolik meningkat. Sistolik Rendah Bising jantung tak normal Palpitasi.

2.5 KLASIFIKASIBerdasarkan bentuk anatomisnya Atrial Septal Defect dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu: Defek Sinus Venosus, yaitu defek yang terletak di bagian superior dan posterior sekat, sangat dekat dengan vena kava superior dan juga dekat dengan salah satu muara vena pulmonalis. Defek Sekat Sekundum, yaitu defek ini terletak di tengah sekat atrium. Defek ini juga terletak pada foramen ovale. Defek Sekat Primum, yaitu defek ini terletak dibagian bawah sekat primum, dibagian bawah hanya di batasi oleh sekat ventrikel, dan terjadi karena gagal pertumbuhan sekat primum. Defek sekat primum dikenal dengan ASD I, Defek sinus Venosus dan defek sekat sekundum dikenal dengan ASD II.

2.6 KOMPLIKASIa. Gagal jantungb. Penyakit pembuluh darah paruc. Endokarditisd. Aritmia

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Laboratoriumb. Foto thoraxc. EKG: deviasi ke kiri pada Asd primum dan deviasi aksis ke kanan pada ASD secundum; RBBB, RVHd. Kateterisasi jantung : prosedur diagnoatik dimana kateter ridhopaque dimasukan kedalam serambi jantung melalui pembuluh drah perifer, di observasi dengan fluoroskopi atau intensifikasi pencitraan, pengukuran tekanan darah dan sampla darah memberikan sumber-sumber informasi tambahan.e. TEE ( trans esophageal echocardiografi )

2.8.TERAPI MEDISa. Pembedahan penutupan defek dianjurkan pada saat anak berusia 5-10 tahun. Prognosis sangat ditentukan oleh resistensi kapiler paru, bila terjadi sindrome eisenmenger, umumnya menujukan prognosis buruk.b. Amplazer septal ocluderc. Sadap jantung ( bila diperlukan )

BAB IIIKONSEP KEPERAWATAN3.1.PENGKAJIAN a) Biodata KlienNama pasien:Umur:Jenis kelamin:Suku /Bangsa:Pendidikan:Pekerjaan:Alamat:b) Riwayat Kesehatan1. Keluhan utamaKeluhan yang paling sering menjadi alasan klien untuk memimnta pertolongan kesehatan meliputi : dispnea, nyeri dada, jantung berdebar-debar, kelemahan fisik, dan demam.2. Riwayat penyakit sekarangPengkajian RPS mendukung keluhan utama dengan melakukan serangkaian pertanyaan tentang kronologis keluhan utama. Pengkajian yang didapat dengan adannya gejala-gejala tanda gagal jantung seperti kelemahan fisik dan pernapasan berupa dispnea, takipnea, retraksi dada3. Riwayat penyakit dahuluPengkajian RPD yang mendukung dengan mengkaji apakah sebelumnnya klien pernah menderita nyeri dada khas, DM, dan hipertensi, tanyakan mengenai obat-obat yang diminum oleh klien masa lalu yang masih relevan. Obat-obat ini meliputi obat diuretic, nitrat, penghambat beta, serta obat-obat anti hipertensi . catat adanya efek samping yang terjadi dimasa lalu. Juga harus ditanyakan adanya alergi obat dan tanyakan adanya reaksi alergi apa yang timbul. Seringkali klien mengacaukan suatu alergi dengan efek samping obat.4. Riwayat penyakit keluargaPerawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga yang meninggal, maka penyebab kematian juga ditanyakan.c) Pemeriksaan Fisika. Lakukan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan yang mendetail terhadap jantung.b. Lakukan pengukuran tanda-tanda vitalc. Kaji tampilan umum, perilaku, dan fungsid. Inspeksi : Status nutrisi : gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang buruk berhubungan dengan penyakit jantung. Warna : sianosis adalah gambaran umum dari penyakit jantung kongenital, sedangkan pucat berhubungan dengan anemia yang sering menyertai penyakit jantung. Deformitas dada : pembesaran jantung terkadang mengubah konfigurasi dada Pulasi tidak umum : terkadang terjadi pulasi yang dapat dilihat. Ekskursi pernapasan : pernapasan mudah atau sulit ( misalnya : takipnea, dispnea, adanya dengkur ekspirasi ). Jari tabuh : berhubungan dengan beberapa tipe penyakit jantung kongenital Perilaku : memilih posisi lutut dada atau berjongkok merupakan ciri khas dari beberapa jenis penyakit jantung.e. Palpasi dan perkusi Dada : membantu melihat perbedaan antara ukuran jantung dan karakteristik lain ( seperti thrill vibrilasi yang dirasakan pemeriksa saat melakukan palpasi ) Abdomen : hepatomegali dan/atau splenomegali mungkin terlihat. Nadi perifer : frekuensi, keteraturan dan amplitudo ( kekuatan ) dapat menunjukan ketidaksesuaian.f. Auskultasi Jantung : mendeteksi adanya murmur jantung. Frekuensi dan irama jantung : menunjukan deviasi bunyi dan intensitas jantung yang membantu melolkalisasi defek jantung. Paru-paru : menunjukan ronchi kering kasar, mengi. Tekanan darah : penyimpangan terjadi di beberapa kondisi jantung ( mis ; ketidaksesuaian antara ektremitas atas dan bawah ). Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian : misalnya : ekg, radiografi, ekokardiografi, fluroskopi, ultrasonografi, angiografi, analisis darah ( jhumlah darah, haemoglobin, volume sel darah, gas darah ), kateterisasi jantung.f. Pada pemeriksaan biasanya didapatkan impuls prominent ventrikel kanan dan pulsasi arteri pulmonal yang terpalpasi. 1. Bunyi jantung 1 normal/split, dengan aksentuasi penutupan katup trikuspid. Bertambahnya aliran ke katup pulmonal dapat menyebabkan terdengarnya murumur midsistolik. 2. Splitting bunyi jantung 2 melebar dan tidak menghilang saat ekspirasi. Murmur middiastolik rumbling, terdengar paling keras di SIC IV dan sepanjang linea sternalis kiri, menunjukan peningkatan alisan yang melewati katup tricuspid. Pada pasien dengan kelainan ostium primum, thrill pada apex dan murmur holosistolic menunjukan regurgitasi mitral/tricuspid atau VSD.h. Hasil pemeriksaan fisik dapat berubah saat resistensi vaskular pulmonal meningkat menghasilkan berkurangnya pirau kiri ke kanan. Baik itu aliran balik pulmonal dan murmur tricuspid intensitasnya akan berkurang, komponen bunyi jantung ke 2 dan ejeksi sistolik akan meningkat, murmur diastolic akibat regurgitasi pulmonal dapat muncul. Sianosis dan clubbing finger berhubungan dengan terjadinya pirau kanan ke kiri.i. Pada orang dewasa dengan ASD dan fibrilasi atrial, hasil pemeriksaan dapat dipusingkan dengan mitral stenosis dengan hipertensi pulmonal karena murmur diastolik tricuspid dan bunyi jantung 2 yang melebar.d) Pemeriksaan Penunjanga. Foto Ronsen DadaPada defek kecil gambaran foto dada masih dalam batas normal. Bila defek bermakna mungkin tampak kardiomegali akibat pembesaran jantung kanan. Pembesaran ventrikel ini lebih nyata terlihat pada foto lateral.b. ElektrokardiografiPada ASD I, gambaran EKG sangat karakterstik dan patognomis, yaitu sumbu jantung frontal selalu kekiri. Sedangkan pada ASD II jarang sekali dengan sumbu Frontal kekiri.c. Katerisasi JantungKaterisasi jantung dilakukan defek intra pad ekodiograf tidak jelas terlihat atau bila terdapat hipertensi pulmonal pada katerisasi jantung terdapat peningkatan saturasi O2 di atrium kanan dengan peningkatan ringan tekanan ventrikel kanan dan kiri bil terjadi penyakit vaskuler paru tekanan arteri pulmonalis, sangat meningkat sehingga perlu dilakukan tes dengan pemberian O2 100% untuk menilai resensibilitas vasakuler paru pada Syndrome ersen menger saturasi O2 di atrium kiri menurun.d. Eko kardiogramEkokardiogram memperlihatkan dilatasi ventrikel kanan dan septum interventrikular yang bergerak paradoks. Ekokardiogrfi dua dimensi dapat memperlihatkan lokasi dan besarnya defect interatrial pandangan subsifoid yang paling terpercaya prolaps katup netral dan regurgitasi sering tampak pada defect septum atrium yang besar.

e. RadiologiTanda tanda penting pad foto radiologi thoraks ialah: Corak pembuluh darah bertambah Ventrikel kanan dan atrium kanan membesar Batang arteri pulmonalis membesar sehingga pada hilus tampak denyutan ( pada fluoroskopi) dan disebut sebagai hilam dance.

3.2 KEPERAWATAN DIAGNOSA 1. Penurunan curah jantung b.d perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunnya preload.2. Intoleransi aktivitas b.d hipoksia.3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.4. Kerusakan pertukaran gas b.d edema paru.3.4 INTEVENSINo.Diagnosa KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensi

1.Penurunan curah jantung

NOC :

Cardiac Pump effectivenessCirculation Status Vital Sign StatusKriteria Hasil: Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites Tidak ada penurunan kesadaranNIC :Cardiac Carev Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)v Catat adanya disritmia jantung Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput Monitor status kardiovaskuler Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi Monitor balance cairan Monitor adanya perubahan tekanan darah Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan Monitor toleransi aktivitas pasien Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu

Anjurkan untuk menurunkan stressVital Sign Monitoring Monitor TD, nadi, suhu, dan RR Catat adanya fluktuasi tekanan darah Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas Monitor kualitas dari nadi Monitor adanya pulsus paradoksus Monitor adanya pulsus alterans Monitor jumlah dan irama jantung Monitor bunyi jantung Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2. Intoleransi aktivitasDefinisi : Ketidakcukupan energu secara fisiologis maupun psikologis untuk meneruskan atau menyelesaikan aktifitas yang diminta atau aktifitas sehari hari.Batasan karakteristik :1. melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan.2. Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas3. Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia4. Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas.Faktor factor yang berhubungan : Ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan

Energy conservationv Self Care : ADLsKriteria Hasil : Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri

Energy Managementv Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitasv Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasienActivity Therapy Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalammerencanakan progran terapi yang tepat. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual

3.

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanAtrium Septal Defect (ASD)merupakanpenyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi septum interatrial semasa janin. Atrial Septal Defect adalah suatu lubang pada dinding (septum) yang memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan atrium kanan).Tiga macam variasi yang terdapat pada ASD,yaitu:a. Ostium primum ( ASD I ), letak lubang dibagian bawah septum, disertai kelainan katub mitralb. Ostium secundum (ASD 2 ), letak lubang di tengah septumc. Sinus venosus defek, lubang berada di antara vena kava superior dan atrium kanan

4.2 SARANa. Dalam menerapakan asuhan keperawatan pada aklien dengan ASD dipsi bagi yang memerlukan pengkajian, konsep keperawatan teori oleh seorang perawatb. Dukungan psikologik ssangat bermanfaat untuk klienc. Semoga makalah ini menjadi reverensi bagi yang membaca

DAFTAR PUSTAKABetz Lynn Ciciy dan Sawden A linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGCWahab, Samik. Kardilogi Anak: 2009.Penykit Jantung Kongenital yang Tidak Sianotik. Jakarta : EGChttp://agungprasetya140494.blogspot.com/2014/08/asuhan-keperawatan-atrial-septal-defect.htmlhttps://sugengmedica.wordpress.com/tag/askep-atrial-septal-defect/