29
Struktur Organ dan Mekanisme Kerja Sistem Kemih Laki- Laki Nur Adibah binti Zukelfali 102012488 / C3 Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi: Fakultas Kedokteran, Universitas Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta 11510 Emel: [email protected] Abstrak Sistem kemih laki- laki merupakan sistem yang penting untuk mengekskresi bahan yang tidak terpakai dan dalam masa yang sama mereabsorpsi bahan yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Dalam sistem ini, terdapat banyak organ yang berperan untuk mengekskresikan bahan kumuh dan membantu dalam proses pembentukan urin. Antara organ yang berperan adalah ren, ureter, vesica urinaria dan urethra. Antara bahan kumuh yang diekskresikan adalah urea, kreatinin dan asam urat manakala bahan yang direabsorbsi adalah air, glukosa dan asam amino. Setiap organ dalam sistem kemih laki- laki mempunyai peran yang berbeda dan saling berkait antara satu sama lain. Oleh itu, organ- organ ini haruslah dalam berada Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 1

Makalah B10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah blok 10

Citation preview

Page 1: Makalah B10

Struktur Organ dan Mekanisme Kerja Sistem Kemih Laki- Laki

Nur Adibah binti Zukelfali

102012488 / C3

Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi: Fakultas Kedokteran, Universitas Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara, No

6, Jakarta 11510

Emel: [email protected]

Abstrak

Sistem kemih laki- laki merupakan sistem yang penting untuk mengekskresi bahan yang tidak

terpakai dan dalam masa yang sama mereabsorpsi bahan yang masih dibutuhkan oleh tubuh.

Dalam sistem ini, terdapat banyak organ yang berperan untuk mengekskresikan bahan kumuh

dan membantu dalam proses pembentukan urin. Antara organ yang berperan adalah ren, ureter,

vesica urinaria dan urethra. Antara bahan kumuh yang diekskresikan adalah urea, kreatinin dan

asam urat manakala bahan yang direabsorbsi adalah air, glukosa dan asam amino. Setiap organ

dalam sistem kemih laki- laki mempunyai peran yang berbeda dan saling berkait antara satu

sama lain. Oleh itu, organ- organ ini haruslah dalam berada dalam keadaan normal untuk

memastikan proses perkemihan berjalan dengan lancar.

Kata Kunci: sistem kemih laki- laki, urin, ren, ureter, vesica urinaria, urethra.

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 1

Page 2: Makalah B10

Abstract

Male excretion system is an important system which helps to excrete waste products and at the

same time reabsorbs things that are needed for our body. In this system, there are many organs

that are responsible to excrete waste products and help in the formation of urine. Organs that

are responsible in this system are kidneys, ureter, urinary bladder and urethra. Excretion

products are urea, creatinine and uric acid while things that are being reabsorbed are water,

glucose and amino acid. Every organ in this system has their own function and are related to

each other. For this reason, these organs have to be kept in normal condition to ensure that

excretion can occur smoothly.

Keywords: male excretion system, urine, kidneys, ureter, urinary bladder, urethra.

Pendahuluan

Makalah ini ditulis adalah untuk membahaskan tentang sebuah kasus di mana seorang lelaki

bernama Tn Ali berumur 35 tahun, minta ijin ke toilet sewaktu rapat. Diketahui bahawa sebelum

rapat minum tiga gelas air putih.

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 2

Page 3: Makalah B10

Gambar 1: Gambaran Mind Map untuk Menganalisis Sistem Kemih Laki- laki

Dalam kasus ini, rumusan masalahnya dianalisa agar topik yang dibahaskan mampu menarik

kesimpulan pada akhir makalah ini. Analisis masalah yang akan dibahas adalah seperti mind map

pada Gambar 1. Hipotesis yang dirancang adalah Tn Ali berumur 35 tahun ke toilet sewaktu

rapat setelah minum 3 gelas air putih sebelum rapat. Setelah berhasilnya makalah ini, diharapkan

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 3

Urethra

Vesica Urinaria

Sekresi

Ginjal Reabsorbsi

Filtrasi

Hormon yang mempengaruhi

Faktor EksternalUreter

Ginjal

Anatomi Makroskopik dan

mikroskopik

Mekanisme Pembentukan Urin

Sistem Kemih Laki- laki

Page 4: Makalah B10

agar pembaca dapat mengetahui dengan lebih jelas tentang organ- organ yang terkait dalam

sistem kemih laki- laki asecara makroskopik dan mikroskopik. Organ- organ yang akan

difokuskan dalam pembahasan adalah ginjal, ureter, vesica urinaria dan uretha. Pada pembahasan

ini juga, dibahaskan juga tentang sistem persarafan yang terkait dengan sistem kemih laki- laki.

Selain itu, diharapkan juga pembaca dapat memahami mekanisme . Diharapkan juga pembaca

dapat memahami tentang mekanisme pembentukan urin di ginjal, hormon yang berpengaruh

dalam sistem kemih dan faktor eksternal yang mempengaruhi sistem kemih laki- laki.

Isi Pembahasan

Anatomi Sistem Kemih Laki- laki

1. Ginjal

Ginjal atau ren terletak retroperitoneal, yaitu di antara peritoneum parietale dan fascia transversa

abdominis, pada sebelah kanan dan kiri columna vertebralis. Ren sinistra terletak setinggi costa

XI atau vertebra lumbal 2-3, sedangkan ren dextra terletak setinggi costa XII atau vertebral

lumbal 3-4. Jarak antara extremitas superior rend extra dan sinistra adalah 7 cm, sedangkan jarak

antara ekstremitas inferior ren dextra dan sinistra adalah 11 cm. Sedangkan jarak dari ekstremitas

inferior ke crista iliaca adalah 3-5. Ren berbentuk seperti kacang dan memiliki dua polus/

ekstremitas, yaitu ekstremitas superior dan ekstremitas inferior. Kedua ekstremitas superior

ditempati oleh glandula suprarenalis, yang dipisahkan dari ren oleh lemak perirenalis. Selain iu,

ren memiliki dua margo, yaitu margo medialis yang berbentuk konkaf dan margo lateralis yang

berbentuk konveks. Pada margo medialis terdapat suatu pintu yang disebut hilus renalis, dan

merupakan tempat masuknya pembuluh- pembuluh darah, lymphe, saraf dan ureter. Umumnya

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 4

Page 5: Makalah B10

susunan pembuluh pada hilus renalis dari ventral ke dorsal adalah vena renalis, arteri renalis dan

ureter. Hilus renalis membuka dalam suatu ruangan yang disebut sinus renalis. Di dalam sinus

renalis dapat dijumpai pembuluh- pembuluh darah, saraf, lymphe dan pelvis renis. Ren juga

mempunyai dua facies, yaitu facies anterior yang berbentuk cembung dan facies posterior yang

agak datar. Facies anterior dan posterior merupakan bagian ren yang berhubungan dengan organ

sekitarnya sehingga masing- masing facies anterior ren memiliki karakteristik masing- masing.

Ginjal dibungkus oleh capsula fibrosa, capsula adipose dan fascia renalis (Gerota). Capsula

fibrosa melekat pada ren dan mudah dikupas. Capsula fibrosa hanya menyelubungi ginjal dan

tidak membungkus glandula suprarenalis. Capsula adiposa mengandung banyak lemak dan

membungkus ginjal dan glandula suprarenalis. Capsula adiposa di bagian depan relatif lebih tipis

dibandingkan di bagian belakang. Ginjal dipertahankan pada tempatnya oleh fascia adiposa.

Pada keadaan tertentu capsula adiposa sangat tipis sehingga jaringat ikat yang menghubungkan

capsula fibrosa dan capsula renalis kendor sehingga ginjal turun, yang disebut nephroptosis.

Nephroptosis sering terjadi pada ibu yang sering melahirkan (grande multipara). Selain itu, ginjal

dibungkus oleh fascia renalis. (Gerota). Fascia renalis terletak di luar capsula fibrosa dan terdiri

dari 2 lembar yaitu fascia prerenalis di bagian depan dan fascia retrorenalis di bagian belakang.

Kedua lembar fascia renalis ke caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu, sehingga kantong ginjal

terbuka ke bawah, oleh karena itu sering terjadi ascending infection.

Ginjal dapat dibagi menjadi bagian cortex renis dan medulla renis. Cortex renis terdiri dari dari

glomerulus dan pembuluh darah. Di dalam glomerulus, darah disaring dan disalurkan ke dalam

medulla. Pada medulla, saluran- saluran tersebut akan bermuara pada papilla renalis sehingga

tampak garis- garis pada medulla yang disebut processus medullaris (FERHEINI). Pada medulla

renis dapat dijumpai papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk segi tiga, yang disebut

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 5

Page 6: Makalah B10

pyramid renalis (malphigi), saluran- saluran yang menembus papilla yang disebut ductuli

papillares (Bellini), tempat tembusnya berupa ayakan yang disebut area cribriformis, papilla

renalis menonjol ke dalam calix minor dan di antara pyramis- pyramis terdapat columna renalis

(Bertini). Beberapa calyx minor (2-4) membentuk calyx major, manakala beberapa calyx major

bergabung menjadi pyelum atau pelvis renis, kemudian menjadi ureter. Ruangan tempat calyx

disebut sinus renalis1.

Gambar 2: Struktur Makroskopik dan Mikroskopik Ren2

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 6

Page 7: Makalah B10

2. Ureter

Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, panjangnya 25-30 cm berjalan kea rah distal untuk

bermuara di vesica urinaria. Menurut letaknya, ureter dibedakan menjadi pars adbominalis

ureteris dan pelvis pelvina ureteris. Perjalanan ureter dalam cavum abdomen (pars abdominalis

ureteris) pada laki- laki dan wanita tidak berbeda. Pars abdominalis ureteris di sebelah ventral

berbatasan peritoneum, a.v. colica, dan menyilang a.v. spermatica interna (pada laki-laki) atau

a.v. ovarica (pada wanita). Di sebelah ventral, pars abdominalis ureteris dextra juga berbatasan

dengan pars descendens duodeni di bagian atas, ileum di bagian bawah, dan tepi lateral v. cava

inferior. Sedangkan pars abdominalis ureteris sinistra berbatasan dengan colon sigmoideum dan

mesocolonnya (serta recessus intersigmoideus). Di sebelah dorsal, pars abdominalis ureteris

dextra dan sinistra disilang oleh m. psoas dan n. genito femoralis.

Perjalanan ureter dalam cavum pelvis (pars pelvina ureteris) pada wanita berbeda dengan laki-

laki karena perbedaan alat-alat panggul wanita dan laki-laki. Mula-mula pars pelvina ureteris

pada laki-laki dan wanita menyilang apertura pelvis superior di ventral a. iliaca communis,

kemudian berjalan ke arah dorsocaudal di ventral a. iliaca interna menuju ke daerah spina

ischiadica. Dari spina ischiadica, pars pelvina ureteris pada laki-laki membelok ke ventral dan

medial untuk bermuara ke dalam vesica urinaria pada sudut lateral atasnya. Pada saat hendak

memasuki vesica urinaria, pars pelvina ureteris laki-laki menyilang ductus deferens di sebelah

lateral. Sedangkan pada wanita, setelah mencapai spina ischiadica maka pars pelvina ureteris

akan berjalan ventromedial di bawah ligamentum latum uteri dan menyilang a. uterine di sisi

medial. Kemudian pars pelvina ureteris akan berjalan ke arah ventral, di sebelah lateral fornix

lateralis vagina dan kemudian masuk ke dalam vesica urinaria. Muara ureter pada vesica urinaria

berupa garis miring sepanjang kira-kira 1,9 cm. Sepanjang perjalanannya, ureter mengalami

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 7

Page 8: Makalah B10

penyempitan di beberapa tempat, yaitu pada ureteropelvic junction, saat ureter menyilang vassa

iliaca communis (flexura marginalis) dan saat ureter masuk ke dalam vesica urinaria. Di bagian-

bagian ureter yang sempit tersebut dapat menyebabkan sangkutan batu ureter. Ureter dipersarafi

oleh plexus hypogastricus inferior T11-L2 melalui neuron-neuron simpatis.

3. Vesica Urinaria

Vesica urinaria disebut juga bladder atau kandung kemih dan berfungsi sebagai reservoir urine

dengan kapasitas 200-400 cc. Pada anak-anak, vesica urinaria terletak di atas aperture pelvis

superior. Setelah dewasa, rongga panggul akan membesar dan vesica urinaria turun ke dalam

rongga panggul. Bila terisi, bagian atas vesica urinaria akan terletak di daerah hypogastrica dan

berbentuk ovoid atau menyerupai telur. Sedangkan vesica urinaria yang kosong, seluruhnya

terletak di belakang symphisis ossis pubis dalam rongga panggul dan berbentuk seperti limas,

sehingga dapat dibedakan menjadi apex vesica urinaria, dasar vesica urinaria, dinding vesica

urinaria dan collum vesica urinaria.

Apex atau puncak vesica urinaria terletak tepat di belakang tepi atas symphisis ossis pubis.

Semasa janin, apex dihubungkan ke umbilicus oleh urachus (sisa kantong allantois). Setelah

lahir, urachus menutup dan berubah menjadi ligamentum umbilicalis medialis. Apex ditutupi

oleh peritoneum dan berbatasan langsung dengan ileum dan colon sigmoideum. Dasar vesica

urinaria dibentuk oleh permukaan dorsal dan berbentuk segi tiga. Pada sudut laterosuperior

dextra dan sinistra dapat dijumpai muara ureter sedangkan pada sudut inferior dapat dijumpai

orificium urethrae internum. Dinding vesica urinaria terdiri dari satu dinding superior dan dua

dinding lateroinferior. Dinding lateroinferior berhubungan dengan m. obturator internus di

sebelah cranial dan m. levator ani di sebelah distal. Pertemuan kedua dinding lateroinferior di

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 8

Page 9: Makalah B10

caudal disebut dengan cervix vesicae. Collum vesica urinaria pada laki-laki berbatasan dengan

permukaan atas glandula prostate. Collum vesica urinaria difiksasi oleh lig. puboprostatica pada

laki-laki.

Lapisan dinding vesica urinaria dapat dibedakan menjadi lapisan mukosa dan lapisan otot. Pada

saat vesica urinaria kosong, permukaan mukosa tampak berlipat- lipat. Tetapi pada saat terisi

penuh, lapisan mukosa menjadi sangat tipis dan lipatan- lipatan mukosa menghilang. Di dalam

vesica urinaria, dapat dijumpai trigonum vesica (Liutaudi) yang dibentuk oleh orificium ureteris

dextra, orificium ureteris sinistra, dan orificium urethrae internum. Trigonum vesicae bekerja

sebagai katup untuk mencegah aliran balik urine ke ginjal. Selain itu dapat dijumpai juga uvula

vesica, berupa tonjolan kecil di belakang orificium urethrae interna yang disebabkan oleh lobus

medial glandula prostata. Lapisan otot vesica urinaria merupakan lapisan otot yang kuat dan

terdiri dari tiga lapis otot yang saling menutupi yaitu musculus detrusor, musculus trigonal dan

musculus sphincter vesica. Musculus detrusor terdapat pada lapisan dalam dan berfungsi

mengeluarkan isi vesica urinaria. Musculus trigonal terdapat dalam segitiga Liutaudi (di fundus

vesica urinaria), ikut membentuk uvula dan berfungsi membuka orificium urethra interna.

Musculus sphincter vesica pula terdapat pada daerah collum vesica urinaria dan berfungsi

menahan urine.

Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior yang berisi serabut-

serabut post ganglioner simpatis gll. paravertebrale L1-2 pada truncus simpaticus melalui plexus

hypogastricus inferior ke vesica urinaria. Selain itu, serabut- serabut preganglionerparasimpatis

dari medulla spinalis segmen sacra 2,3,4 melalui n. splanchnicus dan plexus hypogastricus

inferior akan mencapai dinding vesica urinaria. Pada dinding vesica urinaria, serabut

preganglioner akan membentuk ganglion dan memberikan serabut- serabut postganglioner untuk

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 9

Page 10: Makalah B10

vesica urinaria. Vesica urinaria juga dipersarafi oleh serabut- serabut sensoris visceral afferent

melalui n. splancnicus. Serabut- serabut afferens mengikuti serabut- serabut simpatis pada plexus

hypogastricus dan berakhir pada medulla spinalis segmen lumbal 1-2.

4. Urethra

Urethra pada laki- laki (masculina) berbeda dengan wanita (femina). Urethra masculine

merupakan pipa fibromusculair dengan panjang 18- 22 cm dan mempunyai fungsi menyalurkan

urine dari vesica urinaria sampai ke dunia luar dan tempat lewatnya semen/ sperma. Urethra

masculina terdiri dari 4 bagian, yaitu urethra pars intramuralis (preprostatica), urethra pars

prostatica, urethra pars membranacea dan urethra pars spongiosa. Panjang urethra pars

intramuralis adalah 0,5- 1,5 cm. Panjang urethra pars prostatica kira- kira 3 cm, membentang dari

collum vesica urinaria sampai sedikit ventral apex gl. prostata. Pada dinding posteriornya dapat

dijumpai crista urethralis yang merupakan rigi yang memanjang, sinus prostaticus yang

merupakan lekukan di sisi kiri dan kanan crista urethralis dan muara ductus excretorius

prostaticus. Selain itu, dapat dijumpai juga colliculus seminalis yang merupakan tonjolan di

tengah- tengah crista urethralis dan memiliki lubang yang disebut utriculus prostaticus (uterus

masculinus). Di sini juga terdapat muara ductus ejaculatorius di kanan dan kiri utriculus

prostaticus. Jadi dapat disimpulkan bahawa urethra pars prostaticus merupakan pertemuan

saluran urine dan reproduksi.

Urethra pars membranacea merupakan bagian yang paling pendek, sepanjang 1-2 cm, dan

membentang apex prostat sampai bulbus penis. Bagian paling sempit urethra pars membranacea

disebabkan oleh otot yang melindungi urethra yaitu m. sphincter urethrae. Urethra bagian ini

seluruhnya terletak dalam diaphragma pelvis/ diaphragma urogenitale. Selain pendek dan sempit,

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 10

Page 11: Makalah B10

urethra bagian ini susah diregangkan dan sangat tipis di bagian distalnya sehingga mudah robek

pada kateterisasi. Urethra pars spongiosa merupakan bagian urethra terpanjang yaitu kira- kira 15

cm, dan membentang dari bulbus penis sampai ujung glans penis. Seluruh bagian urethra pars

spongiosa dikelilingi corpus spongiosum/ corpus cavernosum. Pada glans penis terdapat bagian

yang melebar disebut fossa naviculare urethrae. Muara urethra pars spongiosa pada glans penis

disebut orificium externum urethrae dan pada bagian anterior bermuara gl. urethralis Littre1.

Mekanisme Pembentukan Urin

1. Pembentukan Urin di Ginjal

1.1 Filtrasi Glomerulus

Mekanisme filtrasi terjadi di glomerulus yang mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap

cairan plasma yang mana perlu melewati tiga lapisan membran glomerolus yaitu dinding kapiler

glomerulus, membrana basalis dan lapisan dalam kapsula Bowman. Hasil filtrasi di glomerulus

ini mengandung sejumlah plasma yang bebas protein. Plasma yang difiltrat itu mengandung

glukosa, air, vitamin, nutrien dan sebagainya. Protein yang relatif besar ukurannya tidak boleh

melewati ruangan yang kecil dan protein yang relatif kecil pula seperti albumin tidak boleh

melewati karena membrana basalis glomerulus terdiri daripada kolagen dan glikoprotein.

Kolagen memberikan kekuatan kepada struktur membran manakala glikoprotein pula menyekat

laluan protein berukuran kecil seperti albumin karena glikoprotein dan albumin ini sama-sama

bermuatan negatif dan saling menolak antara satu sama lain. Oleh karena itu, hasil filtrasi tidak

mengandung protein.

Proses filtrasi yang berlaku bergantung kepada gaya-gaya Starling yang terdiri daripada 3 jenis

tekanan. Tekanan yang pertama adalah tekanan hidrostatik kapiler glomerolus yang mendorong

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 11

Page 12: Makalah B10

filtrasi yang sebenarnya bergantung kepada kekuatan kontraksi otot jantung dan resistensi

(diameter) aliran darah arteriola afferent dan efferent. Kekuatan kontraksi otot jantung ini adalah

tekanan darah sistemik yang mana kurang lebih 40% daripadanya adalah tekanan hidrostatik

kapiler glomerulus. Antara sebab tekanan hidrostatik kapiler glomerulus itu tinggi hingga

mencapai 55mmHg adalah karena diameter arteriola afferent adalah lebih besar berbanding

dengan arteriola efferent. Darah lebih mudah memasuki glomerulus melalui arteriola afferent

yang lebar dan kurang resistensinya dan meninggalkan glomerulus melalui arteriola efferent

yang lebih kecil. Oleh itu, glomerular filtration rate (GFR) meningkat. Jika diameter arteriola

afferent lebih kecil daripada arteriola efferent, tekanan hidrostatik kapiler glomerulus akan

menurun karena resistensinya bertambah dan darah yang memasuki glomerulus berkurangan

menyebabkan GFR menurun.

Tekanan yang kedua adalah tekanan hidrostatik kapsula Bowman yang melawan filtrasi.

Tekanan ini bermula di awal tubulus dan diperkirakan mencapai sehingga 15mmHg. Tekanan ini

adalah usaha untuk kapsula Bowman menolak air keluar dan masuk ke dalam glomerulus yang

melawan filtrasi plasma dari glomerulus masuk ke dalam kapsula Bowman. Tekanan ketiga

adalah tekanan onkotik (koloid) yang berasal daripada protein plasma. Protein plasma yang

tidak dapat difiltrasi tertinggal didalam glomerulus dan kepekatan H2O di kapsula Bowman

adalah lebih tinggi daripada kepekatan air dalam glomerulus. Hal ini menyebabkan H2O

mengalir mengikuti kepekatan konsentrasinya daripada konsentrasi tinggi di kapsula Bowman ke

konsentrasi yang lebih rendah yaitu glomerulus. Tekanan osmotik yang menarik air ini sekitar

30mmHg. Tekanan osmotik yang tinggi disebabkan oleh jumlah air yang difiltrasi masuk ke

dalam kapsula Bowman lebih tinggi dan konsentrasi protein plasma di glomerulus yang tinggi.

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 12

Page 13: Makalah B10

Tekanan filtrasi sentiasa berubah dari menit ke menit mengikut perubahan tekanan darah. faktor

utama yang menyebabkan perubahan tekanan filtrasi adalah berubahnya tekanan darah sistermik,

aliran darah dalam ginjal itu sendiri dan resistensi arteriola afferent sama ada berkontraksi

ataupun berdilatasi. Faktor lain yang menyababkan perubahan tekanan filtrasi adalah berubahnya

tekanan onkotik plasma dan tekanan hidrostatik kapsula Bowman. Tekanan filtrasi yang

berubah-ubah dapat diatasi dengan adanya autoregulasi yaitu proses regulasi yang terjadi secara

automatik. Faktor internal yang meregulasi adalah mekanisme miogenik dan tuboglomerular

feedback (TGF). Mekanisme miogenik berlaku jika tekanan darah meningkat, arteriola afferent

yang tadinya berdilatasi kini berkonstriksi, tetapi pengaruh perubahan terhadap daya filtrasi tidak

terlalu mempengaruhi walaupun turun sedikit. Selain itu, tubuloglomerular feedback (TGF)

melibatkan juxtaglomerulus yang terhasil akibat kombinasi dari tubulus dan pembuluh darah. Di

sini, macula densa berperan dalam mendeteksi perubahan konsentrasi garam dalam cairan yang

melalui tubulus3.

1.2 Reabsorpsi Tubulus

Cairan filtrasi mengandung sejumlah nutrien, elektrolit dan bahan-bahan yang diperlukan oleh

tubuh. Oleh itu, bahan-bahan tersebut diserap semula daripada tubulus masuk ke dalam

peritubular kapiler. Reabsorbsi ginjal berlaku pada dua bahagian yaitu pertama di tubulus

proximal di mana rebsorbsi berlaku secara obligat (tetap) yaitu tidak terkontrol manakala yang

keduanya berlaku pada tubulus distal yang berlaku secara fakultatif, boleh dikontrol mengikut

keperluan badan. Jika kebutuhannya tinggi maka reabsorbsinya pun bertambah. Antara bahan-

bahan yang direabsorbsi adalah air (99%), Na+ (99.5%), K+ (100%), glukosa dan asam amino

(100%), urea (50%) dan phenol (0%). Di tubulus, berlakunya proses reabsorbsi secara pasif dan

aktif seperti glukosa, asam amino, nutrien, Na+, elektrolit, PO43+ dan sebagainya. Penyerapan

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 13

Page 14: Makalah B10

natrium di tubulus proximal mempengaruhi reabsorbsi bahan yang lainnya seperti glukosa, asam

amino, air, Cl- dan urea. Penyerapan natrium di ansa henle ascenden bersama Cl - membolehkan

ginjal menghasilkan urine yang berbeda kepekatan dan volumenya tergantung kepada kebutuhan

badan. Penyerapan natrium di tubulus distal dan duktus kolagen pula dirangsang oleh rangsangan

hormonal yang penting dalam mengawal cairan ekstrasellular. Ianya penting dalam mengontrol

tekanan darah dalam jangka masa yang panjang dan berkaitan dengan sekresi ion K+ dan H+.

Penyerapan air juga berlaku sebanyak 65% di tubulus proximal manakala di ansa henle

descendens air diserap kembali secara berperingkat-peringkat sehingga urin menjadi pekat empat

kali ganda4.

1.3 Sekresi Ginjal

Sekresi bahan daripada peritubulus kapiler masuk ke dalam tubulus adalah berperan untuk

menyingkirkan bahan yang berlebihan dalam tubuh dan bersifat toksik. Contoh bahan-bahan

yang disekresikan adalah ion hidrogen, ion kalium, anion dan kation yang bersifat organik dan

bahan asing yang terdapat dalam tubuh. Sekresi ion hidrogen penting dalam keseimbangan asam

basa dalam tubuh. Jika cairan tubuh kita terlalu asam, maka sebagian asam perlu dibuang dengan

menyingkirkan ion hidrogen dalam kuantiti yang tinggi. Manakala sekresi ion hidrogen

berkurangan jika kepekatan cairan amat rendah. Ion kalium disekresikan pada tubulus distal dan

disekresikan hasil daripada pompa natrium kalium yang mereabsorbsikan natrium dan

mensekresikan ion kalium. Perangsangan sekresi ion kalium ini diregulasi oleh hormon

aldesteron. Dengan perangsangan aldesteron, ion kalium akan disekresikan manakala ion natrium

akan direabsorbsikan, oleh yang demikian jumlah ion kalium yang dieksresikan dalam urin

meningkat4.

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 14

Page 15: Makalah B10

Gambar 3: Proses Pembentukan Urin5

2. Hormon yang Mempengaruhi Pembentukan Urin

2.1 Hormon Antideuritik (ADH)

Pengaruh hormon merupakan faktor internal dalam pembentukan urin di ginjal. Antara hormon

yang mempengaruhi adalah hormon antideuritik (ADH). Pelepasan ADH diatur oleh

hipotalamus. Terdapat sensor tertentu di bagian otak yang sensitif terhadap perubahan

konsentrasi garam cairan tubuh, khususnya darah. Contohnya, jika seseorang berkeringat dan

kehilangan sejumlah besar air, kepekatan natrium dalam darah menjadi lebih tinggi. Hipotalamus

dapat merasakan kepekatan natrium dan kemudian menghantar sinyal ke lobus posterior hipofisis

untuk melepaskan ADH. ADH dibawa oleh darah ke ginjal menyebabkan tubulus ginjal untuk

menyerap kembali lebih banyak air ke dalam aliran darah untuk mengencerkan natrium. Sebagai

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 15

Page 16: Makalah B10

akibat dari efek ini, kurang urin diproduksi. Tindakan ini membantu menghemat air dalam tubuh.

Mekanisme ini menunjukkan bahawa ADH membuat tubulus distal dan ductus koligen di nefron

lebih permeabel terhadap air. Jika seseorang mengkonsumsi air yang berlebihan, natrium dalam

cairan tubuh, termasuk darah menjadi lebih encer dan pelepasan ADH dihambat. Kurangnya

ADH akan mengakibatkan tubulus distal dan ductus koligen menjadi tidak permeabel terhadap

air dan sedikit atau tidak ada air yang direabsorpsi. Akibatnya, ginjal mengekskresikan urin lebih

banyak sehingga konsentrasi air dalam cairan tubuh kembali normal6.

2.2 Aldosteron

Hormon ini bertindak terutama melalui ginjal untuk mempertahankan homeostasis ion natrium

dan kalium. Lebih khusus, aldosteron menyebabkan ginjal untuk menghemat ion natrium (Na+)

dan untuk mengeluarkan ion kalium (K+). Pada saat yang sama, aldoseron membantu konservasi

air dan mengurangi output urin. Mekanisme yang mengontrol sekresi aldosteron terutama

responsif terhadap konsentrasi ion kalium (K+) dalam cairan tubuh. Mekanisme ini berfungsi

sebagai umpan balik negatif untuk mendeteksi kadar K+ yang tinggi dan melepaskan aldosteron

sehingga kadar K+ dapat dikurangi kembali. Jika kadar K+ terlalu rendah, sedikit aldosteron akan

dilepaskan supaya K+ dapat menumpuk. Ketika konsentrasi K+ meningkat, sensor dalam tubuh

mendeteksi peningkatan ini dan sinyal dihantar ke korteks adrenal untuk melepaskan lebih

banyak aldosteron ke dalam aliran darah, darah membawa aldosteron pada ginjal yang kemudian

berhenti mereabsorpsi K+ kembali ke dalam aliran darah, menyebabkan lebih banyak K+

diekskresikan ke dalam urin. Sekresi aldosteron juga dirangsang sebagai respon terhadap

perubahan dalam natrium pada (Na+) konsentrasi dalam darah. Dalam hal ini, jika kadar Na+

yang rendah terdeteksi oleh tubuh, korteks adrenal dirangsang untuk melepaskan aldosteron.

Kehadiran aldosteron merangsang tubulus mereabsorbsi garam natrium ke dalam darah pada

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 16

Page 17: Makalah B10

kadar yang lebih cepat sehingga natrium dapat tetap berada dalam tubuh. Jika kadar K+ dalam

aliran darah terlalu tinggi, aldosteron akan dilepaskan sehingga lebih banyak K+ diekskresikan ke

dalam urin. Jika kadar Na+ dalam darah terlalu rendah, aldosteron akan dilepaskan sehingga lebih

sedikit Na+ yang akan diekskresikan dalam urin. Jika kadar air dalam darah terlalu rendah,

aldosteron akan dilepaskan sehingga hanya sedikit air diekskresikan dalam urin6.

3. Faktor Eksternal dalam Pembentukan Urin

3.1 Jumlah Air yang Diminum

Jumlah air yang diminum akan mempengaruhi konsentrasi air dalam darah. Jika seseorang

meminum banyak air, konsentrasi air dalam darah tinggi, dan konsentrasi protein dalam darah

menurun sehingga filtrasi menjadi berkurang. Akibatnya, keadaan seperti ini menjadikan darah

lebih encer, sehingga sekresi ADH akan berkurang. Menurunnya filtrasi dan berkurangnya ADH

akan mengakibatkan menurunnya penyerapan air sehingga urin yang dihasilkan akan meningkat

dan bersifat lebih encer.

3.2 Suhu Lingkungan

Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan cara

meminimalkan jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak menuju

organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal semakin bertambah

jumlahnya, maka pengeluaran urin pun akan bertambah banyak.

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 17

Page 18: Makalah B10

3.3 Gejolak Emosi dan Stress

Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak

darah menuju ginjal. Selain itu, pada saat seseorang berada dalam kondisi emosi, maka kandung

kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.

Kesimpulan

Sistem kemih laki- laki terdiri daripada organ- organ yang saling bergantung antara satu sama

lain. Ginjal merupakan organ terpenting dalam pembentukan urin yang akhirnya disalurkan ke

dunia luar melewati urethra. Bahan- bahan yang masih dibutuhkan oleh tubuh direabsorbsi ke

dalam darah untuk digunakan.

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 18

Page 19: Makalah B10

Daftar Pustaka

1. Inggriani Y. Traktus urogenitalis. Edisi ke-2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Ukrida;

2010.hal 24-43

2. Cut Section of Sydney. Diunduh dari http://www.tumblr.com/tagged/kidney. 16

September 2013.

3. Sherwood L. Human physiology from cells to system. 7th edition. Canada: Brooks/Cole

Cengage Learning; 2010.p.303-338

4. Guyton C, John E. Textbook of medical physiology. 11th edition. Canada: Elsevier

Saunders; 2006.p.307-310

5. Energy, control and continuity. Diunduh dari

http://www.mrothery.co.uk/module4/webnotes/Mod4Notes2ndhalf.htm. 16 September

2013.

6. Control of Urine Volume. Diunduh dari

http://www.nsbri.org/humanphysspace/focus4/ep-urinecontrol.html. 16 September 2013.

Nur Adibah binti Zukelfali. B8. 19