24
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN BATAK Disusun Oleh : Ika Ayu Shinta W 13040112130073 Muhamad Sopari 13040112130078 Ririn Anggraeni 13040112130114

Makalah Batak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manusia dan Kebudayaan

Citation preview

Page 1: Makalah Batak

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

BATAK

Disusun Oleh :

Ika Ayu Shinta W 13040112130073

Muhamad Sopari 13040112130078

Ririn Anggraeni 13040112130114

FAKULTAS ILMU BUDAYAPROGRAM STUDI S1-ILMU PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Page 2: Makalah Batak

SEMARANG2012

A. Identifikasi Wilayah Suku Bangsa Batak

Batak merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia. Suku bangsa batak

terletak di provinsi Sumatra Utara. Suku Batak merupakan suku terbesar yang mendiami

provinsi Sumatra Utara yang terbagi dalam sub-suku bangsa Batak.

Adapun letak dari sub-suku bangsa batak antara lain :

Suku Batak Karo : Kabupaten Karo (Daratan tinggi karo, Langkat Hulu, Deli Hulu,

Serdang Hulu, dan sebagian dairi )

Suku Batak Toba : Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan,

Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir( Asahan, Silindung, Barus, Sibolga,

Pegunungan pahae dan habinsaran ).

Suku Batak Mandailing : Kabupaten Mandailing Natal ( Ulu, Pakatan dan sebagian

padang Lawas )

Suku Batak Angkola : Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Padang Lawas (

Sipirok, Sebagian sibolga, batang toru, dan sebagian Padang Lawas).

Page 3: Makalah Batak

Suku Batak Simalungun : Kabupaten Simalungun

Suku Batak Pakpak : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat

Peta sub-suku bangsa batak di provinsi Sumatra Utara

Suku bangsa batak terbagi dalam sub-suku bangsa kecil, yaitu :

1. Suku Bangsa Karo

Masyarakat Karo-Batak mendiami Dataran Tinggi Karo (Kabupaten Karo), Langkat,

Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Aceh Tenggara di Indonesia. Bahasa Karo

secara historis ditulis menggunakan aksara Karo atau sering juga disebut Surat

Aru/Haru yang merupakan turunan dari aksara Brahmi dari India kuno. namun kini

hanya sejumlah kecil orang Karo dapat menulis atau memahami aksara Karo, dan

sebaliknya aksara Latin yang digunakan .

2. Suku Bangsa Simalungun

Masyarakat Simalungun-Batak mendiami Kabupaten Simalungun, Serdang Bedagai,

Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Tapanuli di Indonesia. Bahasa Simalungun

atau Sahap Simalungun (dalam bahasa Simalungun) Penelitian P. Voorhoeve (seorang

ahli bahasa Belanda, pernah menjabat sebagai taalambtenaar Simalungun tahun 1937),

menyatakan bahwa bahasa Simalungun merupakan bagian dari rumpun Austronesia

yang lebih dekat dengan bahasa Sansekerta yang memengaruhi banyak bahasa daerah

lain di Indonesia. Lebih jauh Voorhoeve juga menyatakan bahwa bahasa Simalungun

berada pada posisi menengah antara rumpun Batak Utara dan rumpun Batak Selatan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh A. Adelaar menunjukkan bahwa bahasa

Page 4: Makalah Batak

Simalungun merupakan cabang dari rumpun Batak Selatan yang terpisah dari bahasa-

bahasa Batak Selatan sebelum terbentuknya bahasa Toba atau Mandailing yang

sekarang.

Pandangan umum mengkategorikan Bahasa Simalungun sebagai bagian dari Bahasa

Batak, namun Uli Kozok (filolog) mengatakan bahwa secara sejarah bahasa ini

merupakan cabang dari rumpun selatan yang berbeda/terpisah dari bahasa-bahasa Batak

Selatan sebelum terbentuknya bahasa Toba atau Mandailing. Beberapa kata dalam

Bahasa Simalungun memang memiliki persamaan dengan bahasa Toba atau Karo yang

ada di sekitar wilayah tinggalnya suku Simalungun, namun Pdt. Djaulung Wismar

Saragih menerangkan bahwa ada banyak kata yang penulisannya sama dalam bahasa

Simalungun dan Toba namun memiliki makna yang berlainan

3. Suku Bangsa Toba

Masyarakat Toba-Batak mendiami daerah sekitar Danau Toba dan sekitarnya, meliputi

Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara dan Toba Samosir, Sumatera Utara,

Indonesia. Bahasa Batak Toba termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, dan

merupakan bagian dari kelompok bahasa-bahasa Batak. Herman Neubronner van der

Tuuk adalah salah seorang pionir awal penelitian atas Bahasa Batak Toba, yaitu dalam

aktivitasnya menulis Alkitab berbahasa Batak Toba.

4. Suku Bangsa Angola

Masyarakat Angkola-Batak mendiami daerah Padangsidempuan, Batang Toru, Sipirok,

dan seluruh bagian kabupaten Tapanuli Selatan. Bahasa Angkola mirip dengan bahasa

Toba-Batak , di samping letak geografis yang berdekatan, bahasa Angkola sedikit lebih

lembut intonasinya daripada bahasa Toba.

5. Suku Bangsa Mandailing

Masyarakat Mandailing-Batak mendiami daerah Mandailing Natal, Padang Lawas, dan

Padang Lawas Utara. Bahasa Mandailing, merupakan rumpun bahasa Batak, dengan

pengucapan yang lebih lembut lagi dari bahasa Angkola, bahkan dari bahasa Batak

Toba. Mayoritas penggunaannya di daerah Kabupaten Mandailing-Natal tapi tidak

termasuk bahasa Natal. Bahasa Mandailing berbeda dari bahasa Natal, yang merupakan

dialek bahasa Minangkabau. Kabupaten Mandailing Natal juga sering disebut dengan

Madina adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia. Kabupaten Mandailing

Natal berbatasan dengan Sumatera Barat.

6. Suku Bangsa Pak-pak

Page 5: Makalah Batak

Masyarakat Pakpak-Batak mendiami daerah Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat di

Sumatera Utara dan sebagian wilayah kabupaten Singkil daratan di Aceh.

B. Sejarah

Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak diketahui kapan nenek

moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan

bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan

telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman

batu muda (Neolitikum). Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum (Zaman

Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek moyang

Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam. Pada abad ke-6, pedagang-

pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara.

Mereka berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur

Barus dari tanah Batak bermutu tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di

samping kemenyan. Pada abad ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan

terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera. Pada masa-masa berikutnya,

perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang

mendirikan koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka

terbentang dari Barus, Sorkam, hingga Natal. Batak merupakan salah satu suku bangsa di

Indonesia. Nama ini merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa

suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera

Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo,

Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

C. Demografi

Menurut kode etnik BPS, suku bangsa batak juga merupakan suku bangsa terbesar ke-

tiga setelah jawa dan sunda di Indonesia, dengan jumlah penduduk sebanyak 8,432,328

jiwa (menurut Sensus 2010). Penduduk bangsa batak dari tahun ketahun terus meningkat,

pada sensus tahun 2000 jumlahnya adalah 6.076.440 jiwa. Di tahun 1968 ada ± 2.806.999

jiwa.

Page 6: Makalah Batak

Berdasarkan sub-suku bangsa Batak, perkembangan penduduk dapat dilihat dari table

berikut :

No Nama sub-suku Jumlah

1 Batak Angkola 623,214

2 Batak Karo 1,232,655

3 Batak Mandailing 1,742,673

4 Batak Pakpak Dairi 180,393

5 Batak Simalungun 441,382

6 Batak Tapanuli/Sibolga 539,567

7 Batak Toba 3,672,443

( Menurut BPS Sensus 2010 )

D.Sistem Religi

Agama utama pada suku bangsa batak adalah:

Islam: terutama dipeluk oleh suku suku Batak Mandailing, sebagian Batak Karo,

Simalungun dan Pakpak

Kristen (Protestan dan Katolik): terutama dipeluk oleh suku Batak Karo, Toba,

Simalungun, Pakpak, Mandailing

Page 7: Makalah Batak

Parmalim: dipeluk oleh sebagian suku Batak yang berpusat di Huta Tinggi

Animisme: masih ada dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pelebegu Parhabonaron dan

kepercayaan sejenisnya.

Dalam suku bangsa batak terdapat sebanyak 46.35% beragama Islam, sementara sebanyak

47.30 % menganut agama Kristen dan 6.25% menganut agama Katolik. Sedangkan sisanya

sebanyak 0.08% terdiri dari agama Hindu, Budha, Khonghucu dan lainnya. Ini

menunjukkan di Sumatra Utara bahwa etnik Batak penganut agama Islam dan agama

Kristen tampak berimbang.

Di Sumatra Utara, agama Islam umumnya dianut oleh sub etnik Angkola (97.8%) dan

etnik Mandailing (98.9%). Sementara agama Kristen umumnya dianut oleh sub etnik Toba

(73.8 %). Persentase agama Islam untuk sub etnik Pakpak Dairi, sub etnik

Tapanuli/Sibolga tampak relatif lebih banyak dibandingkan penganut agama Kristen.

Sedangkan untuk sub etnik Simalungun dan sub etnik Karo persentase penganut agama

Kristen tampak relatif lebih banyak dibandingkan dengan agama Islam. Persentase agama

Katolik cukup menonjol pada sub etnik Karo dan sub etnik Toba.

Kepercayaan asli orang batak ini disebut “Parmalim” atau ” Ugamo parmalim”

(Agama parmalim).  Keyakinan yang mereka pegang mengandung nilai-nilai religius yang

luhur dan mulia, yaitu kehidupan yang harmonis dengan sesama manusia dan kepada sang

pencipta.

Page 8: Makalah Batak

Asal muasal kata “Parmalim” adalah dari kata “malim” yang artinya kesucian serta

hidup untuk saling mengayomi dan memuliakan OPPU NAMULA JADI NA BOLON atau

debata (Tuhan pencipta langit dan bumi). Jadi Parmalim adalah orang-rang yang

mengutamakan kesucian hidup.

Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak mengenal tiga konsep, yaitu:

Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu

tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam

kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan

sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari

sombaon yang menawannya.

Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang

memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan

sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.

Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan

tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.

Demikianlah religi dan kepercayaan suku Batak yang terdapat dalam pustaha. Walaupun

sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi, namun orang Batak belum mau

meninggalkan religi dan kepercayaan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka.

Ada juga kepercayaan yang ada di Tarutung tentang ular (ulok) dengan boru Hutabarat,

dimana boru Hutabarat tidak boleh dikatakan cantik di Tarutung. Apabila dikatakan cantik

maka nyawa wanita tersebut tidak akan lama lagi, menurut kepercayaan orang itu.

E. Mata Pencaharian

1. Sektor Pertanian.

Tanah suku bangsa batak merupakan daerah yang terdiri dari daratan datar yang diapit

oleh pegunungan dan pantai merupakan daerah yang subur. Petani suku bangsa batak

menghasilkan karet, cokelat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan

tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan,

Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara

dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Selain komoditas

perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-

mayur dan buah-buahan); misalnya Jeruk Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang,

dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk

holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura.

Page 9: Makalah Batak

Petani suku bangsa batak

Alat yang digunakan seperti cangkul, bajak yang ditarik dengan kerbau atau sapi

(tenggala), tongkat tunggal (engkol). Memotong padi dengan sabit ( sabi-sabi) walaupun

ada juga yang menggunakan ani-ani.

Istilah-istilah pertanahan :

Nama Tanah Penjelasan

Tanah Panjaean Tanah yang diberikan kepada anak laki-laki setelah

menikah sebagai modal awal kehidupannya.

Tanah Pauseang Tanah yang diterima anak perempuan dari orang tuanya.

Tanah Parbagian Tanah yang diwarisi oleh anak laki-laki dari orang tua

yang sudah meninggal

2. Peternakan

Disamping bercocok tanam, peternakan juga merupakan salah satu mata pencaharian

yang penting suku batak. Mereka terutama memelihara sapi, ayam,babi, kambing bebek,

kerbau dll. Kerbau biasanya banyak digunakan untuk penghela atau upacara adat. Babi

untuk dimakan sedangkan ayam,kambing,dan sapindijual kekota-kota terutama Medan.

Page 10: Makalah Batak

3. Nelayan

Di daerah-daerah tepi danau toba, mata pencaharian paling itama adalah menangkap

ikan.

Panen ikan biasanya terjadi pada bulan Juni-Agustus dengan menggunakan jala atau

pancing.

4. Pertambangan

Kabupaten Asahan terdapat PT Inalum yang bergerak di bidang penambangan bijih

dan peleburan aluminium yang merupakan satu-satunya di Asia Tenggara. Sungai-sungai

yang berhulu di pegunungan sekitar Danau Toba juga merupakan sumber daya alam yang

cukup berpotensi untuk dieksploitasi menjadi sumber daya pembangkit listrik tenaga air.

PLTA Asahan yang merupakan PLTA terbesar di Sumatra terdapat di Kabupaten Toba

Samosir.

Page 11: Makalah Batak

F. Kekayaan Seni dan Budaya

1. Arsitektur Rumah

Dalam bidang seni rupa yang menonjol adalah arsitektur rumah adat yang merupakan

perpaduan dari hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur rumah

adat terdapat dalam berbagai bentuk ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan rumah adat

pada kelompok adat batak melambangkan "kerbau berdiri tegak". Hal ini lebih jelas lagi

dengan menghias pucuk atap dengan kepala kerbau.

a. Rumah adat etnis Batak, Ruma Batak, berdiri kokoh dan megah serta masih banyak

ditemui di Samosir.

b. Rumah adat Karo kelihatan besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah adat

lainnya. Atapnya terbuat dari ijuk dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang

lebih kecil berbentuk segitiga yang disebut "ayo-ayo rumah" dan "tersek". Dengan

atap menjulang berlapis-lapis itu rumah Karo memiliki bentuk khas dibanding

dengan rumah tradisional lainnya yang hanya memiliki satu lapis atap di Sumatera

Utara.

c. Bentuk rumah adat di daerah Simalungun cukup memikat. Kompleks rumah adat di

desa Pematang Purba terdiri dari beberapa bangunan yaitu rumah bolon, balai

bolon, jemur, pantangan balai butuh, dan lesung.

2. Kekayaan Kuliner

Saksang dan Babi panggang sangat familiar untuk mereka yang melaksanakan pesta

maupun masakan rumah. Misalkan seperti didaerah Pakpak Dairi, Kuliner tradisional.

Page 12: Makalah Batak

Lapet atau juga akrab disebut ombus-ombus yang artinya masih tetap hangat, adalah

makanan khas Suku Batak yang berasal dari daerah Siborong-Borong.

Di tanah Batak sendiri ada dengke naniarsik yang merupakan ikan yang digulai tanpa

menggunakan kelapa. Untuk cita rasa, tanah Batak adalah surga bagi pecinta makanan

santan dan pedas. Pasituak Natonggi atau uang beli nira yang manis adalah istilah yang

sangat akrab disana, menggambarkan betapa dekatnya tuak atau nira dengan kehidupan

mereka. Terdapat legenda suku Batak yang mengatakan bahwa lapet yang paling enak

adalah lapet yang dimasak oleh wanita bermarga Sihombing. Terlepas dari benar atau

tidaknya legenda ini, lapet yang merupakan makanan ringan khas Suku Batak ini memang

patut untuk dicoba.  Ada lagi yang namanya Naniura, bisa dikatakan sushi-nya Suku

Batak. Disebut sebagai sushi karena naniura merupakan ikan mas yang dihidangkan tanpa

dimasak menggunakan api seperti direbus atau pun di goreng, melainkan hanya dengan

diberikan bumbu rempah-rempah dan asam khas suku Batak yang disebut asom.

3. Seni Tari

Seni tari Batak pada zaman dahulu merupakan sarana utama pelaksanaan upacara ritual

keagamaan. Juga menari dilakukan jug dalam acara gembira seperti sehabis panen,

perkawinan, yang waktu itu masih bernapaskan mistik (kesurupan). Contoh tari tradisoanal

Batak dalah Tari Tor-Tor . awalnya, tarian digunakan sebagai media ritual yang berkaitan

dengan pemanggilan roh leluhur. Roh-roh tersebut kemudian “merasuki “ patung-patung

batu simbol leluhur sehingga patung-patung tsb menari-nari dengan gerakan yang kaku.

Bagian yang biasanya bergerak adl tangan dan kaki patung. Ada beberapa jenis tari tor-tor,

tergantung dari fungsinya. Didalam menari setiap penari harus memakai Ulos.

Page 13: Makalah Batak

Tari Tor-Tor

4. Pola Perkampungan

Dikalangan orang batak ada beberapa istilah yang menyataan kesatuan territorial di

pedesaan antara lain :

Huta(Toba)/Kesain(karo) adalah kesatuan territorial yang dihuni oleh keluarga yang

berasal dari satu klen.

Kuta(Karo) adalah territorial yang lebh besar daripada Huta yang terdiri dari beberapa

klen yang berbeda.

Lumban(Toba) adalah wilayah yang dihuni oleh keluarga yang merupakan dari bagian

klen.

Sosor adalah suatu perkampungan baru yang biasanya kecil dan yang didirikan karena

huta induk sudah penuh.

Bius(Toba) / Pertahian (Angkola) / Urung (Karo) / Pertumpukan ( Simalungun dan

Pak-pak ) adalah wilayah dari sejumlah huta atau kuta yang bergabung menjadi satu.

Page 14: Makalah Batak

G. Sistem kekerabatan

Kekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan

hidup. Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak, yakni berdasarkan garis keturunan

(genealogi) dan berdasarkan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak ada.

Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga

mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga. Sedangkan

kekerabatan berdasarkan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu)

maupun karena perkawinan. Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Adat adalah

ikatan sedarah dalam marga, kemudian Marga. Artinya misalnya Harahap, kesatuan

adatnya adalah Marga Harahap vs Marga lainnya. Berhubung bahwa Adat Batak/Tradisi

Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan waktu dan tempat berpengaruh

terhadap perbedaan corak tradisi antar daerah.

Adanya falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok

dongan partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita

senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat.

Namun dalam pelaksanaan adat, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun

pada dasarnya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat.

H. Sistem Kemasyarakatan

Masyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sebagai struktur dan sistem dalam

kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu.

Berikut penyebutan Dalihan Natolu menurut keenam puak Batak

1. Dalihan Na Tolu (Toba) • Somba Marhula-hula • Manat Mardongan Tubu • Elek

Marboru

2. Dalian Na Tolu (Mandailing dan Angkola) • Hormat Marmora • Manat Markahanggi •

Elek Maranak Boru

3. Tolu Sahundulan (Simalungun) • Martondong Ningon Hormat, Sombah • Marsanina

Ningon Pakkei, Manat • Marboru Ningon Elek, Pakkei

4. Rakut Sitelu (Karo) • Nembah Man Kalimbubu • Mehamat Man Sembuyak • Nami-

nami Man Anak Beru

5. Daliken Sitelu (Pakpak) • Sembah Merkula-kula • Manat Merdengan Tubuh • Elek

Marberru

Hulahula/Mora adalah pihak keluarga dari isteri. Hula-hula ini menempati posisi

yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku

Page 15: Makalah Batak

Batak) sehingga kepada semua orang Batak dipesankan harus hormat kepada

Hulahula (Somba marhula-hula).

Dongan Tubu/Hahanggi disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki

satu marga. Arti harfiahnya lahir dari perut yang sama. Mereka ini seperti batang

pohon yang saling berdekatan, saling menopang, walaupun karena saking dekatnya

kadang-kadang saling gesek. Namun, pertikaian tidak membuat hubungan satu

marga bisa terpisah. Diumpamakan seperti air yang dibelah dengan pisau, kendati

dibelah tetapi tetap bersatu. Namun demikian kepada semua orang Batak

(berbudaya Batak) dipesankan harus bijaksana kepada saudara semarga.

Diistilahkan, manat mardongan tubu.

Boru/Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga

(keluarga lain). Boru ini menempati posisi paling rendah sebagai 'parhobas' atau

pelayan, baik dalam pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara

adat. Namun walaupun berfungsi sebagai pelayan bukan berarti bisa diperlakukan

dengan semena-mena. Melainkan pihak boru harus diambil hatinya, dibujuk,

diistilahkan: Elek marboru.

Namun bukan berarti ada kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan

Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Sesuai konteksnya, semua masyarakat Batak

pasti pernah menjadi Hulahula, juga sebagai Dongan Tubu, juga sebagai Boru. Jadi setiap

orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual.

Sehingga dalam tata kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'. Raja

dalam tata kekerabatan Batak bukan berarti orang yang berkuasa, tetapi orang yang

berperilaku baik sesuai dengan tata krama dalam sistem kekerabatan Batak. Maka dalam

setiap pembicaraan adat selalu disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni

Boru.

Silsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak.

Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan dianggap sebagai orang Batak

kesasar (nalilu). Orang Batak diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek

moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini

diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau

marga.

Page 16: Makalah Batak

I. Pembangunan dan Modernisasi

Gereja HKBP

Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) telah berdiri di Balige pada bulan

September 1917. Pada akhir tahun 1920-an, sebuah sekolah perawat memberikan pelatihan

perawatan kepada bidan-bidan disana. Kemudian pada tahun 1941, Gereja Batak Karo

Protestan (GBKP) didirikan.

Gereja Katolik di Tanah Batak

Misi Katolik masuk ke Tanah Batak setelah Zending Protestan berada di sana selama 73

tahun. Daerah-daerah yang padat penduduknya serta daerah-daerah yang subur sudah

menjadi “milik” Protestan. Menurut Sybrandus van Rossum dalam tulisannya berjudul

“Matahari Terbit di Balige” bahwa pada tahun 1935 orang Batak yang sudah dibaptis di

Protestan mencapai lebih kurang 450.000 orang. Lembaga pendidikan dan kesehatan sudah

berada di tangan Zending. Zending juga sudah mempunyai kader-kader yang tangguh baik

dalam masyarakat maupun dalam pemerintahan. Dalam situasi seperti itulah Misi Katolik

masuk ke Tanah Batak.

Page 17: Makalah Batak

Daftar Pustaka

Koentjaraningrat. 1971. Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jogjakarta : Djambatanwww.wikipedia.com/suku batak/ . Suku Batak. Diakses tanggal 19 Maret 2013www.wikipedia.com/Sumatra Utara/ . Sumatra Utara. Diakses tanggal 19 Maret 2013.http://i-batak.weebly.com/sejarah-batak.html. Sejarah Batak. Diakses tanggal 20 Maret 2013.http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1097/ugamo-malim/ .Ugamo Malim. Diakses tanggal 20 Maret 2013http://siswa-siswisma.blogspot.com/2012/05/pola-perkampungan-dan-mata-pencaharian.html . Pola perkampungan dan mata penaharian. Diakses tanggal 20 Maret 2013http://www.horas.web.id/2011/09/penyebaran-agama-di-suku-batak.html . Penyebaran agama di suku batak. Diakses tanggal 20 Maret 2013http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Karo . Kabupaten Karo. Diakses tanggal 20 maret 2013http://akhirmh.blogspot.com/2013/01/etnik-batak-di-sumatra-utara-4635.html . Etnik batak di Sumatra utara . Diakses tanggal 20 Maret 2013www.google.com