MAKALAH BELUM JADI

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAHFUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ORGANISASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Dosen Pengampu Ninik Haryani, S. E

Disusun Oleh : Nama : Moh.Khoirudin Nawawi NIM : 14.10.0013

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER AKI

TAHUN AJARAN 2011 / 2012KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu, adapun judul makalahnya Makalah Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Makalah ini berisikan tentang informasi pengintegrasian yang ada di organisasi khususnya. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Pengintegrasian Sumber Daya Manusia. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

2

BAB 1 PENDAHULUAN Pengintegrasian (Integration) ialah fungsi operasional manajemen personalia yang terpenting, sulit dan kompleks untuk merealisasikannya. Hal ini disebabkan karena karyawan/manusia bersifat dinamis dan mempunyai pikiran, perasaan, harga diri, sifat, serta membawa latar belakang, perilaku, keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam organisasi perusahaan. Karyawan tidak dapat diperlakukan seenaknya seperti menggunakan faktor-faktor produksi lainnya (mesin, modal atau bahan baku). Karyawan juga harus selalu diikutsertakan dalam setiap kegiatan serta memberikan peran aktif untuk menggunakan alat-alat yang ada. Karena tanpa peran aktif karyawan, alat-alat canggih yang dimiliki tidak ada artinya bagi peruashaan untuk mencapai tujuannya. Tujuan perusahaan hanya dapat dicapai jika para karyawan bergairah bekerja, mengerahkan kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaan, serta berkeinginan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. Jika karyawan kurang berprestasi maka sulit bagi organisasi perusahaan dapat memperoleh hasil yang baik. Hal ini mengharuskan pemimpin menggunakan kewenangannya untuk mengubah sikap dan perilaku karyawan supaya mau bekerja giat serta berkeinginan mencapai hasil yang optimal.

3

BAB II PEMBAHASAN A. Pentingnya Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan, agar tercipta kerja sama yang memberikan kepuasan. Usaha untuk pengintegrasian dilakukan melalui hubungan antar manusia (human relation), motivasi, kepemimpinan, kesepakatan kerja bersama (KKB), dan Collective Bargaining. Jadi pengintegrasian adalah hal yang sangat penting dan merupakan salah satu kunci untuk mencapai hasil yang baik bagi perusahaan maupun terhadap karyawan sehingga memberikan kepuasan kepada semua pihak. Kayawan dapat memenuhi kebutuhannya dan perusahaan memperoleh laba. Tujuan Pengintegrasian Tujuan pengintegrasian adalah memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan serta terpenuhinya kebutuhan karyawan. Prinsip Pengintegrasian Prinsip pengintegrasian adalah menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan. Metode Pengintegrasian Metode-metode pengintegrasian yang kita kenal adalah sebagai berikut : 1. Hubungan antar manusia (Human Relations) 2. Motivasi (Motivation) 3. Kepemimpinan (Leadership) 4. Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) 5. Collective Bargaining

4

1. Hubungan antarmanusia ( Human Relation )

Adalah hubungan kemanusiaan yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan individu demi terpadunya kepentingan bersama. Tujuannya adalah menghasilkan integrasi yang cukup kukuh, mendorong kerjasama yang produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran bersama. Manajer dalam menciptakan hubungan antarmanusia yang harmonis memerlukan kecakapan dan keterampilan tentang komunikasi, psikologi, sosiologi, antropologi dan etologi, sehingga dia memahami serta dapat mengatasi masalah-masalah dalam hubungan kemanusiaan. Pada awal abad XX (1920-an), orang orang bisnis mengemukakan kekhawatiran akan dampak menstandarkan orang (pekerja). Walaupun mereka tidak menentang prinsip prinsip dasar mengenai spesialisasi tugas, ketertiban, stabilitas dan pengendalian yang merupakan fokus sentral daripada metode tradisional, mereka mengkritik deangn tajam mereka memperlakukan para pekerja semata mata sebagai bagian dari mesin. Dikatakannya bahwa manajemen harus mencapaii keterampilan keterampilan dan metode metode yang standar, tetapi tidak harus mengharapkan standar yang sempurna dan perilaku tanpa emosi dan perasaan dari para pekerja. Manajemen harus berhubungan dengan manusia seutuhnya (The Whole Man) daripada hanya keterampilan dan bakat, karena orang ingin diperlakukan sebagai manusia, dengan pengakuan atas keinginan keinginan, hasrat, dan kebutuhan kebutuhan pribadinya. Walaupun para pendukung model Human Relation, mulai menekankan unsure moralitas dalam manajemen, tetapi alas an alasan mereka itu biasanya dikaitkan dengan criteria efektifitas dan efisiensi. Mereka menegaskan bahwa manajemen tidak bisa membalas dengan uang semata mata, karena manusia ingn balasan berupa : personal attention, humane treatment, and the chance to feel important, providing, of course, that they were receiving a reasonable salary anyway (Miles, p.39). jadi penekanan pada aspek manusia di sini semata mata hanya sebagai minyak pelumas (lubrifikasi). Moral yang rendah, penentangannya terhadap kewenangan / atasan, dan akhirnya produksi yang tidak efisien

5

merupakan hasil dari manajemen yang gagal memnuhi keinginan keinginan manusia yang mendasar. 1 Teori Kepribadian a) b) Teori Sifat Teori Psikodinamis memberikan daftar yang menguraikan sifat-sifat individu menyatupadukan ciri-ciri orang dan menjelaskan sifat dinamis dari perkembangan kepribadian c) Teori Humanistis menekankan orangnya dan pentingnya perwujudan diri bagi kepribadian Kekuatan-Kekuatan Utama Yang Mempengaruhi Kepribadian SeseorangKekuatan Kebudayaan Kekuatan sosial dan kekuatan lain keanggotaan kelompok

Kekuatan keturunan

Kepribadian individu

Kekuatan hubungan keluarga

2. Motivasi

Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Edwin B Flippo mendefinisikan Motivasi sebagai suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. Peterson dan Plowman mengatakan bahwa orang mau bekerja karena faktor-faktor berikut :1

Cardoso, Drs. Fautisno Caedoso (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Andi Offset. Hal.40

6

1. The Desire to live (Keinginan Untuk Hidup) 2. The Desire for Position (Keinginan Untuk Suatu Posisi) 3. The Desire for Power (Keinginan Akan Kekuasaan) 4. The Desire For Recognation (Keinginan Akan Pengakuan) Tujuan motivasi adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan 2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan 3. Memepertahankan kestabilan karyawan perusahaan. 4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan. 6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan. 8. Meningkatkan kesejahteraan karyawan. 9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku. Asas-asas Motivasio o o o o

Asas Mengikutsertakan Asas Komunikasi Asas Pengakuan Asas Wewenang yang Didelegasikan Asas Perhatian Timbal balik Model Model Motivasi ada tiga, yaitu :

1. Model Tradisional, yaitu dengan memberikan Insentif sebagai motivasi. 2. Model Hubungan Manusia, yaitu dengan memenuhi kebutuhan social disamping insentif (kebutuhan materil dan nonmaterial) 3. Model Sumber Daya Manusia, yaitu dengan memberikan motivasi tidak hanya berupa uang/barang atau keinginan akan kepuasan tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.Menurut model ini, motivasi dilakukan dengan memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang luas bagi mereka untuk mengambil kebijakan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

7

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja asma, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Edwin B Flippo Direction or motivation is essence, it is a skill in aligning employee and organization interest so that behavior result in achievement of employee want simultaneously with attainment or organizational objectives. (Motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai). Menurut American Encyclopedia Motivation: That predisposition (it self the subject of much controvency) within the individual wich arouses sustain and direct his behavior. Motivation involve such factor as biological and emotional needs that can only be inferred from observation behavior). (Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia). Merle J. Moskowits Motivation is usually refined the initiation and direction of behavior, and the study of motivation is in effect the study of course of behavior. (Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku). Motif Motif adalah suatu perangsag keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Penulis). Perbedaan pengertian keinginan (want) dan kebutuhan (needs) adalah keinginan (want) dari setiap orang

8

berbeda karena dipengaruhi oleh selera, latar belakang dan lingkungannya, sedangkan kebutuhan (needs) semua orang adalah sama. Konsep motif dan motivasi

Keterangan ; 1) 2) 3) 4) 5) Perangsang berbentuk materiil atau nonmateriil yang tercipta oleh Rangsangan yang menciptakan keinginan (want) dan internal (keinginan) maupun eksternal yang dilakukan oleh manajer. mempengaruhi perilaku seseorang (individu) Keinginan menjadi daya penggerak dan kemauan bekerja Kemauan bekerja menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan Kebutuhan dan kepuasan mendorong menciptakan perangsang seseorang (individu) kepuasan seseorang. selanjutnya dan seterusnya, jadi merupakan siklus. Menurut Dr. David Mc. Clelland terdapat pola motivasi yang menonjol : 1) Achievement motivation, yaitu suatu keinginan untuk mengatasi/ mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan, dan pertumbuhan.

9

2) Affiliation motivation, yaitu dorongan untuk melakukan hubungan dengan orang lain. 3) Competence motivation, yaitu dorongan untuk melakukan pekerjaan yang bermutu 4) Power motivation, yaitu dorongan yang dapat mengendalikan suatu keadaan. Dalam hal ini ada kecenderungan untuk mengambil risiko dan menghancurkan rintangan yang terjadi.5) Sifat ini banyak dilakukan/terdapat pada orang-orang yang berkecimpung

dalam bidang politik. Power motivation ini tidak akan berakibat terlalu buruk, jika diikuti oleh achievement, affiliation dan competence motivation. Asas-Asas Motivasi a. Asas Mengikutsertakan Maksudnya mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan. b. Asas Komunikasi Maksudnya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya dan kendala yang dihadapi. c. Asas Pengakuan Maksudnya memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat secara wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya. d. Asas Wewenang yang Didelegasikan Maksudnya mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan karyawan untuk mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan tugas-tugas atasan atau manajer. e. Asas Perhatian Timbal Balik Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi bawahan dengan mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan disamping beruasha memenuhi kebutuhankebutuhan yang diharapkan bawahan dari perusahaan. Metode Motivasi a. Motivasi Langsung (Rirect Motivation)

10

Adalah motivasi (materiil dan nonmateriil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. b. Motivasi Tak Langsung (Indirect Motivation) Adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Alat-Alat Motivasi Alat-alat motivasi (daya perangsang) yang diberikan kepada bawahan dapat berupa material incentive dan nonmaterial incentive. Material incentive adalah motivasi yang bersifat materiil sebagai imbalan prestasi yang diberikan oleh karyawan. Yang termasuk material incentive adalah yang berbentuk uang dan barang-barang. Nonmaterial incentive adalah motivasi (daya perangsang) yang tidak berbentuk materi. Yang termasuk nonmaterial adalah penempatan yang tepat, pekerjaan yang terjamin, piagam penbghargaan, bintang jasa, perlakuan yang wajar, dan sejenisnya. Jenis-Jenis Motivasi a. Motivasi Positif (Insentif Positif) Maksudnya manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. b. mendapat hukuman. Teori Teori Motivasi a. Teori Motivasi Klasik Frederik Winslow Taylor mengemukakan teori motivasi klasik atau teori motivasi kebutuhan tunggal. Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya, berbentuk uang/barang dari hasil pekerjaannya. Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Motivasi negatif (Insentif Negatif) Maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan

11

Manajer menentukan bagaimana tugas dikerjakan dengan menggunakan sistem insentif untuk memotivasi para pekerja. Semakin banyak mereka berproduksi, semakin besar penghasilan mereka. b. Maslows Need Hierarchy Theory

Hierarki Kepuasa Maslow Maslow (1943) mengemukakan teori motivasi yang dinamakan Maslows Need Hierarchy Theory/A Theory of Human Motivation atau Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow. Hierarki Kebutuhan dari maslow ini diilhami oleh Human Science Theory dari Elton Mayo. Hierarki kebutuhan mengikuti teori jamak yakni seseorang berperilaku/bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacammacam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima. Pemuas kebutuhan-kebutuhan

12

Teori X dan Teori Y Mc. Gregor Teori X a) b) Rata-rata karyawan malas dan tidak suka bekerja Umumnya karyawan tidak berambisi mencpaai prestasi yang optimal dan selalu c)d)

menghindarkan lebih suka

tanggung dibimbing,

jawabnya diperintah dan

dengan diawasi

cara dalam

mengkambinghitamkan orang lain Karyawan melaksanakan pekerjaannya Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak mempedulikan tujuan organisasi. Menurut teori X ini untuk memotivasi karyawan harus dilakukan dengan cara pengawasan yang ketat, dipaksa dan diarahkan supaya mereka mau bekerja sungguhsungguh. Jenis motivasi yang diterapkan adalah cenderung kepada motivasi negatif yakni dengan menerapkan hukuman yang tegas. Tipe kepemimpinan teori X adalah otoriter sedangkan gaya kepemimpinannya berorientasi pada prestasi kerja. Teori Y 1. Rata-rata karyawan rajin dan menganggap sesungguhnya bekerja sama wajarnya dengan bermain-main dan beristirahat. Pekerjaan tidak perlu dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan tidak betah dan merasa kesal jika tidak bekerja.

13

2. Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju dengan mencapai prestasi kerja yang optimal. 3. Karyawan memungkinkan selalu berusaha mencpaai sasaran organisasi sendiri dan mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu. Organisasi seharusnya karyawan mewujudkan potensinya dengan memberikan sumbangan pada tercapainya sasaran perusahaan. Menurut teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi karyawan, kerjasama dan keterikatan pada keputusan. Tegasnya, dedikasi dan partisipasi akan lebih menjamin tercapainya sasaran. Jenis motivasi yang diterapkan adalahg motivasi positif, sedangkan tipe kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipatif. A. W. Willsmore menggambarkan teori X dan Y secara umum sebagai konsep di bawah ini.

14

3. Kepemimpinan (Leadership) Pemimpin dan Teori Kepemimpinan Kepemimpinan (leadership) yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasran yang maksimal. Kepemimpinan adalah kata benda dari pemimpin (leader).

15

Pemimpin (Leader = head) adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan menurut pendapat penulis, yaitu : 1) Kepemimpinan Otoriter Adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Falsafah pemimpin ialah bawahan adalah untuk pimpinan/atasan. Orientasi kepemimpinannya difokuskan hanya untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan kurang memperhatikan perasaan dan kesejahteraan bawahan. Pimpinan menganut sistem manajemen tertutup (closed management) kurang menginformasikan keadaan perusahaan pada bawahannya. Pengkaderan kurang mendapat perhatiannya. 2) Kepemimpinan Partisipatif Adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Falsafah pemimpin ialah pimpinan (dia) adalah untuk bawahan.

3) Kepemimpinan Delegatif Pada prindipnya pemimpin bersikap, menyerahkan dan mengatakan kepada bawahan Inilah pekerjaan yang harus saudara kerjakan, saya tidak peduli, terserah saudara bagaimana mengerjakannya asal pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan baik. Disini pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan dalam arti pimpinan

16

menginginkanagar para bawahan bisa mengendalikan diri mereka sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Kematangan pekerjaan dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan keterampilan. Kematangan psikologis dikaitkan dengan kemauan atau motivasi untuk melakukan sesuatu yang erat kaitannya dengan rasa yakin dan keterikatan. Kepemimpinan Formal dan Kepemimpinan Informal Dalam setiap organisasi selalu terdapat hubungan formal dan hubungan informal. Hubungan formal melahirkan organisasi formal dan hubungan informal melahirkan organisasi informal. Kepemimpinan formal adalah kepemimpinan yang resmi yang ada pada diangkat dalam jabatan kepemimpinan. Polo kepemimpinan tersebut terlihat pada berbagai ketentuan yang mengatur hirarki dalam suatu organisasi. Kepemimpinan formal tidak secara otomatis merupakan jaminan akan diterima menjadi kepemimpinan yang "sebenarnya" oleh bawahan. Penerimaan atas pimpinan formal masih harus diuji dalam praktek yang hasilnya akan terlihat dalam kehidupan organisasi apakah kepemimpinan formal tersebut sekaligus menjadi kepemimpinan nyata. Kepemimpinan formal sering juga disebut dengan istilah headship. Kepemimpinan formal tidak didasarkan pada pengangkatan. Jenis kepemimpinan ini tidak terlihat pada struktur organisasi. Efektivitas kepemimpinan informal terlihat pada pengakuan nyata dan penerimaan dalam praktek atas kepemimpinan seseorang. Biasanya kepemimpinan informal didasarkan pada beberapa kriteria diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan "memikat" hati orang lain. 2. Kemampuan dalam membina hubungan yang serasi dengan orang lain. 3. Penguasaan atas makna tujuan organisasi yang hendak dicapai. 4. Penguasaan tentang implikasi-implikasi pencapaian dalam kegiatankegiatan operasional. 5. Pemilihan atas keahlian tertentu yang tidak dimili ki oleh orang lain. Telah dikemukakan bahwa tidak ada pemimpin tanpa adanya pihak yang dipimpin. Pemimpin timbul sebagai hasil dari persetujuan anggota organisasi yang

17

secara sukarela menjadi pengikut. Pemimpin sejati mencapai status mereka karena pengakuan sukarela dari pihak yang dipimpin. Seorang pemimpin harus mencapai serta mampertahankan kepercayaan orang lain. Dengan sebuah surat keputusan, maka seseorang dapat diberikan kekuasaan besar tetapi hal tersebut tidak secara otomatis membuatnya menjadi seorang pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Di bawah ini akan dikemukakan perbedaan antara pemimpinan dengan non pemimpin. Pemimpin: 1. Memberikan inspirasi kepada bawahan 2. Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan bawahan 3. Memberikan contoh kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan 4. Menerima kewajiban-kewajiban 5. Memperbaiki segala kesalahan atau kekeliruan. Non Pemimpinan : 1. Memberikan dorongan kepada bawahan 2. Menyelesaikan pekerjaan dan mongorbankan bawahan 3. Menanamkan perasaan takut pada bawahan dan memberikan ancaman. 4. Melimpahkan kewajiban kepada orang lain. 5. Melimpahkan kesalahan kepada orang lain dengan apabila terdapat kekeliruan atau penyimpangan-penyimpangan. Teori Kepemimpinan dan Tipe-tipe Kepemimpinan Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya. Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut : 1. Teori Genetie Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.

18

2. Teori Sosial Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : "Leaders are made and not born". Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu. 3. Teori Ekologis Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teoriteori kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktorfaktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik. Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu sebagai berikut :1. Tipe Pemimpin Otokratis 2. Tipe Pemimpin Militoristis 3. Tipe Pemimpin Paternalistis 4. Tipe Pemimpin Karismatis 5. Tipe Pemimpin Demokratis

1. Tipe pemimpin demokratis Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak. Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut : a. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.

19

c. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar. e. Selalu bergantung pada kekuasaan formal f. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman. Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern. 2. Tipe kepemimpinan militeristis Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : a. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama. b. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya. c. Sonang kepada formalitas yang berlebihan d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan e. Tidak mau menerima kritik dari bawahan f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan. Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal. 3. Tipe pemimpin fathernalistis Tipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil. Sifat-

20

sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa. b. Bersikap terlalu melindungi bawahan c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang. d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif daya kreasi. e. Sering menganggap dirinya maha tau. Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diporlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya. 4. Tipe kepemimpinan karismatis Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebabsebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.

5. Tipe Kepemimpinan Demokratis Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.

21

Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut: 1. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia. 2. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi. 3. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya. 4. Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan. 5. Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan. 6. Selalu berusaha untuk menjadikan mengembangkan kapasitas bawahannya lebih diri pribadinya sukses sebagai daripadanya. 7. Berusaha pemimpin. 8. Dan sebagainya. Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis. Ciri - Ciri Kepemimpinan. Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syaratsyarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut : a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) Pendidikan umum yang luas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga. Kemampuan berkembang secara mental Ingin tahu Kemampuan analistis Memiliki daya ingat yang kuat Mempunyai kapasitas integratif Keterampilan berkomunikasi Keterampilan mendidik Personalitas dan objektivitas Pragmatismo

22

l) m) n) o)

Mempunyai naluri untuk prioritas Sederhana Berani Tegas dan sebagainya.

Gaya Pengambilan Keputusan

Gaya Otoratif , diterapkan pada situasi ketika manajer memiliki pengalaman dan informasi untuk menghasilkan konklusi, sementara pengikut tidak memiliki kemampuan, kesediaan, dan keyakinan untuk memecahkan masalah

Gaya Konsultatif, adalah strategi yang tepat apabila manajer mengenali pengikut juga memiliki beberapa pengalaman dan pengetahuan tentang masalah dan bersedia memecahkan masalah meskipun belum mampu. (hanya mendengarkan masukan pengikut)

Gaya Fasilitatif, merupakan upaya kooperatif yaitu manajer dan pengikut bekerjasama mencapai suatu keputusan bersama.(pengikut yang mampu diikut sertakan dalam pengambilan keputusan)

Gaya Delegatif, Digunakan terhadap pengikut yang memiliki tingkat kesiapan yang memiliki pengalaman dan informasi yang diperlukan untuk keputusan atau rekomendasi yang layak

4. Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)

KKB adalah adanya musyawarah dan mufakat antara pimpinan perusahaan dengan pimpinan serikat karyawan (buruh) dalam memutuskan masalah yang menyangkut kebutuhan karyawan dan kepentingan perusahaan.Dengan KKB ini diharapkan permasalahan yang dihadapi karyawan dengan perusahaan dapat diatasi dengan baik, seperti misalnya : kenaikan gaji/ upah, tunjangan hari raya, pemecatan buruh, dll. Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) berperan penting dalam menciptakan pengintegrasian, membina kerja sama dan menghindarkan terjadinya konflik dalam perusahaan. Dengan KKB ini diharapkan

23

permasalahan yang dihadapi karyawan dengan perusahaan dapat diatasi dengan baik. Misalnya : kenaikan gaji/upah, tunjangan hari raya, pemecatan buruh, dan lain-lain KKB adalah musyawarah dan mufakat antara pimpinan perusahaan dengan pimpinan serikat karyawan (buruh) dalam memutuskan masalah yang menyangkut kebutuhan karyawan dan kepentingan peruashaan. Dengan landasan musyawarah dan mufakafat diharapkan tercipta integrasi yang serasi dalam perusahaan. Karyawan menjadi partner kerja sama yang baik bagi perusahaan.5. Collective Bargaining

Pada dasarnya Collective Bargaining adalah sama dengan KKB yaitu perundingan antara pimpinan perusahaan dengan pimpinan serikat buruh dalam menetapkan keputusan yang menyangkut kepentingan perusahaan dan kebutuhan buruh.Yang membedakannya adalah Collective bargaining didasarkan atas perundingan yang berarti adu kekuatan, siapa yang mempunyai posisi kuat maka dialah yang banyak menentukan keputusan, sedangkan KKB didasarkan atas musyawarah mufakat dalam penetapan keputusan-keputusannya, bukan atas adu kekuatan/ posisi.

24

DAFTAR PUSTAKA

Gomes, Drs. Faustino Cardoso (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. http://literaturekonomi.blogspot.com/2010/04/manajemen-sumberdaya-manusiabab-ix.html http://lt-lt.facebook.com/note.php?note_id=113904155306948 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pengintegrasian%20manajemen %20sumber%20daya %20manusia&source=web&cd=1&ved=0CBkQFjAA&url=http%3A%2F %2Fjournal.uii.ac.id%2Findex.php%2FJSB%2Farticle%2Fview %2F968%2F877&ei=pgTUTpmPAYT4rQfQh4WJDg&usg=AFQjCNH05 aNtZwrbWnrZpQNShB3Pyc0mdQ&cad=rja

25