51
MAKALAH IDK II BIOAKUSTIK OLEH : KELOMPOK 2 Elum nur risman Fanny luthfiani Feni fadilla Gita apri lonia Husna kholIda Ilhanda Putri LOKAL : IA Dosen Pembimbing : Drs.Mulyadi.DT Basa,M.Si PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGi 2014

Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

MAKALAH IDK II

BIOAKUSTIK

OLEH :

KELOMPOK 2

Elum nur rismanFanny luthfiani

Feni fadillaGita apri loniaHusna kholIda

Ilhanda Putri

LOKAL : IA

Dosen Pembimbing : Drs.Mulyadi.DT Basa,M.Si

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGi

2014

Page 2: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx
Page 3: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

3

Page 4: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya

yakni dengan judul “BIOAKUSTIK”

Makalah ini berisikan tentang apa itu penyakit jantung bawaan sianotik dan juga apa

gejala dari penyakit jantung bawaan sianotik,diharapkan makalah ini dapat memberikan

informasi kepada kita semua tentang materi tersebut.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.Akhir kata,kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita,aamiin.

Bukittinggi,22 April 2014

Penulis

i

Page 5: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1. Latar Belakang......................................................................................... 1

2. Rumusan Masalah.................................................................................... 1

3. Tujuan...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2

Bioakustik...................................................................................................... 2

Gelombang Bunyi.......................................................................................... 3

Kecepatan Bunyi / Cepat Rambat Bunyi....................................................... 3

Sifat – Sifat Gelombang Bunyi...................................................................... 4

Klasifikasi Gelombang Bunyi........................................................................ 4

Sumber Bunyi................................................................................................. 5

Intensitas Bunyi.............................................................................................. 6

Kebisingan...................................................................................................... 12

Suara............................................................................................................... 14

Vibrasi............................................................................................................ 16

Doppler......................................................................................................... 18

Undang-Undang Bioakustik........................................................................... 19

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 11

3.1Kesimpulan .............................................................................................. 11

3.2Saran.......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 6: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

iii

Page 7: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Membahas Bioakustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi dan gelombang

bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan.... Bunyi atau suara merupakan salah satu

jenis gelombang yang dirambatkan pada medium udara. Bunyi atau suara itu timbul akibat

vibrasi yang ditimbulkan dari materi sumber bunyi tersebut. Getaran ini akan menyebabkan

merambatnya gelombang dalam medium, yang dalam hal ini adalah udara, dan perambatannya

berupa perubahan tekanan secara merambat dan merenggang. Sehingga kita mengenal

gelombang bunyi sebagai gelombang longitudinal yang berupa rapatan dan renggangan dimana

bentuknya juga khas.

Setiap benda memiliki karakteristik material yang berbeda, sehingga jika sebuah benda

digetarkan dapat menyebabkan bunyi yang terdengar akan terasa berbeda pula jika dibandingkan

dengan benda lainnya. Selain itu setiap benda yang bergetar juga memiliki kekhasan dalam

bentuk getaran atau frekuensinya. Dan gelombang bunyi ini dapat berbentuk sinyal periodik

yang sederhana (frekuensi tunggal) maupun yang kompeks (kombinasi banyak frekuensi).

1.2. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan makalah ini :

a. Untuk mengetahui beberapa prinsip gelombang

b. Untuk mengetahui sifat bunyi dalam kehidupan

c. Mempelajari jenis bunyi berdasarkan frekuensinya

d. Serta membahas tentang kemampuan telinga menerima bunyi, pembagian telinga, &

proses pendengaran.

1.3. Rumusan Masalah

a. Bagaimana cara merambatnya bunyi ?

b. Apa manfaat gelombang dalam kesehatan ?

c. Bagaimana proses pendengaran itu terjadi ?

1

Page 8: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

BAB IIPEMBAHASAN

Bioakustik

          Bioakustik berasal dari kata bio dan akustika, bio artinya hidup atau hayat dan akustika

berarti kajian getaran dan bunyi. Sedangkan menurut istilah akustika berarti bagian pisis

pendengaran yang tercakup dalam suatu bidang. Bioakustik adalah suatu perubahan mekanik

terhadap zat gas, zat cair atau zat padat yang sering menimbulkan gelombang bunyi.

Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi atau getaran molekul – molekul dan saling

beradu satu sama lain namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang, jadi

Bioakustik yaitu ilmu yang mempelajari tentang proses penerimaan pendengaran yang timbul

oleh mahluk hidup.

A.Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi yaitu gelombang yang dihasilkan akibat adanya vibrasi atau getaran

dari suatu bunyi, sedangkan bunyi itu adalah rambatan, usikan elastis dalam medium konibue

( tiga dimensi ).

Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanika pada gas, zat cair atau gas

yang merambat kedepan dengan kecepatan. Gelombang bunyi menjalar secara tranversal atau

secara longitudinal. Secara tranversal arahnya tegak lurus dengan arah getaran sedangkan secara

longitudinal arah rambatnya sejajar dengan arah getaran.

Gelombag bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan dan diserap oleh benda.

Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang tidak tampak, cara merambat

gelombang bunyi mirip merambatnya gelombang dipermukaan air. Jadi gelombang bunyi

merambat ke segala arah, bunyi hanya dapat merambat melalui medium perantara misalnya

udara, air dan kayu. Tanpa medium perantara gelombang bunyi tidak dapat merambat sehingga

tidak terdengar. Bunyi tidak dapat terdengar diruang hampa udara ( vakum ), diangkasa luar dan

di bulan.

2

Page 9: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

B.Kecepatan Bunyi / Cepat Rambat Bunyi

Kecepatan bunyi yaitu jarak yang ditempuh bunyi dalam waktu satu sekon. Bunyi

memerlukan waktu untuk merambat melalui medium udara dari satu tempat ke tempat lain.

Cepat rambat bunyi diudara pertama diselidiki oleh Fisikiawan Belanda yaitu Moll dan Van

Beek, selain itu ilmuwan yang pernah melakukan penyelidikan cepat rambat bunyi didalam zat

padat, zat cair dan zat gas adalah Otto Von Guericke ( 1602-1686 ). Dia merupakan seorang

Fisikiawan berkebangsaan Jerman.

Kesimpulannya, zat padat merupakan medium perambatan bunyi yang paling baik dibandingkan

zat cair dan gas.

Untuk merambat melalui suatu medium, bunyi memerlukan waktu tertentu yang disebut

cepat rambat bunyi ( v ), waktu tempuh ( t ), dan jarak tempuh ( s ).

Rumus : V = S tKet :

V = Kecepatan ( meter / sekon )

S = Jarak ( Jarak )

t = Waktu ( Sekon )

Cepat rambat bunyi pada berbagai medium perantara berbeda-beda seperti terlihat pada table

berikut :

No Medium Perantara Cepat Rambat Bunyi ( m/s )

1 Kaca 5.170

2 Besi 5.120

3 Alumunium 5000

4 Emas 2030

5 Air 1446

6 Udara ( 20oC ) 343

7 Kayu 500

8 Karbon dioksida ( CO2 ) 267

3

Page 10: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

Cepat rambat bunyi diudara dipengaruhi oleh suhu udara. Makin tinggi suhu udara,

makin cepat rambat bunyi pada suhu 0oC cepat rambat bunyi diudara, 334 m/s , pada suhu 15oC

sebesar 340 m/s , pada suhu 20oC sebesar 343 m/s dan pada suhu 25oC sebesar 347 m/s.

Besar cepat rambat bunyi dalam suatu tertentu dapat dihitung seperti rumusan dibawah ini :

V = Vo + 0,6 T

Ket :

V = Cepat rambat bunyi pada suhu To C ( m/s )

Vo = Cepat rambat bunyi pada suhu 0o C ( m/s )

T = Suhu ( oC )

C.Sifat – Sifat Gelombang Bunyi

a. Memantulkan, misalnya seorang yang sedang berteriak diatas bukit maka sesaat

kemudian akan terdengar bunyi pantulan yang dihasilkan dari teriakannya itu.

b.Diteruskan misalnya orang yang sedang memandang adzan suaranya akan diteruskan

oleh udara, contoh lainnya kita bisa mengetahui arah datangnya kereta api melalui rel kereta api.

c.Diserap misalnya sekelompok anak muda yang sedang bermain musik distudio yang

memakai penyadap suara maka bunyi musik tersebut tidak akan terdengar keluar.

D.Klasifikasi Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi dapat diklasifikasikan berdasarkan frekuensi yaitu Infrasonic ( bunyi

infra ), Audiosonik ( bunyi jangkauan pendengaran ) dan Ultrasonic ( Bunyi ultra ).

1. Infrasonik

Gelombang bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz bunyi pada frekuensi ini

tidak dapat didengar manusia. Pada frekuensi ini gelombang bunyi hanya dapat didengar oleh

binatang tertentu seperti jangkrik.

2. Audiosonik

4

Page 11: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

Frekuesi gelombang bunyi audiosonik berkisar antara 20 Hz – 20.000 Hz bunyi pada

rentang frekuensi inilah yang dapat didengar manusia rentang frekuensi ini dinamakan jangkauan

pendengaran.

3. Ultrasonik

Gelombang bunyi ultrasonik memiliki frekuensi diatas 20.000 Hz. Bunyi pada frekuensi

ini tidak dapat didengar manusia. Binatang yang dapat mendengar ultrasonic antara lain anjing

dapat mendengar frekuensi 50.000 Hz, kelelawar dapat mendeteksi frekuensi sampai 100.000 hz.

E. Sumber Bunyi

Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar dan menghasilkan bunyi. Bunyi merupakan

vibrasi atau getaran dari molekul – molekul zat dan saling beradu satu sama lain, namun

demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta mentransmisikan energi

bahkan tidak pernah terjadi pemindahan partikel.

Syarat terdengarnya bunyi ada 3 faktor yang menentukan bunyi dapat didengar yaitu :

1.Sumber bunyi adalah segala sesuatu yang bergetar, kuat lemahnya bunyi yang

dihasilkan sumber getar tergantung pada :

a.       Besar / kecil amplitudo getaran.

b.      Jauh / dekatnya sumber bunyi dengan pendengar.

2.Zat antara ( medium ) adalah gelombang bunyi dapat didengar bila ada zat antara untuk

merambat sampai ke pendengar. Bunyi merambat melalui zat antara berupa gas ( udara ), zat

cair, dan zat padat. Bunyi yang senantiasa kita dengar berasal dari sumber bunyi merambat

melaui udara. Oleh sebab itu diruang hampa gelombang bunyi tidak dapat didengar.

3.Pendengar adalah bunyi dapat didengar bila ada pendengar dan bunyi dapat didengar

jika memenuhi syarat sebagai berikut :

a.Alat pendengar normal

b.Pendengar dalam keadaan sadar, dan

5

Page 12: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

c.Frekuensi antara gelombang bunyi 20 Hz – 20.000 Hz

Sumber bunyi bisa berasal dari alam dan perbuatan manusia.

Contoh bunyi dari Alam :

 Bunyi yang ditimbulkan dari dahan karena angina.

 Bunyi yang ditimbulkan dari deburan ombak.

Bunyi yang ditimbulkan dari hujan.

 Bunyi yang diditimbulkan dari halilintar.

Contoh bunyi yang berasal dari Perbuatan Manusia :

*Bunyi yang dihasilkan dari instrument musik, misalnya : Gitar, Piano, Biola dll.

*Bunyi yang dihasilkan ruang mulut dan ruang hidung manusia.

F.Intensitas Bunyi

Intensitas bunyi adalah energi bunyi tiap satuan waktu yang menembus secara tegak lurus

bidang persatuan luas.

I = P = P A 4 r2

Ket :

A = Luas alas

P = Energi yang dimiliki

I = Intensitas bunyi

Perbedaan Intensitas yang dapat didengar oleh 2 ditektor bunyi yang memiliki jarak

berbeda dari sebuah sumber bunyi ditentukan sebagai berikut :

I2 : I1 = r12 : r2

2

Untuk menghitung intensitas bunyi perlu mengetahui energi yang dibawa oleh

gelombang bunyi. Energi gelombang bunyi ada 2 yaitu :

1. Energi Potensial Bunyi

2. Energi Kinetik

6

Page 13: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

Intensitas gelombang bunyi ( I ) yaitu energi yang melewati medium I m2 / detik atau

watt / m2.

Rumusnya adalah : I = 1 /2 v A2 ( 2 f )2 = 1 /2 2 ( A )2

Ket :

I = Massa jenis medium ( kg / m3 )

v = Kecepatan bunyi ( m / detik )

= 2 = Impedansi Akustik

A = Maksimum amplitude atom – atom / molekul

F = Frekuensi

W = 2 f = Frekuensi sudut

Intensitas ( I ) dapat pula dinyatakan sebagai berikut :

I = PO 2 2Z

PO = Perubahan Tekanan Maksimum ( N / m2 )

Taraf Intensitas Bunyi

Taraf intensitas bunyi adalah logaritma perbandingan intensitas bunyi terhadap intensitas

ambang pendengaran.

TI = 10 log satuan deciBell (dB)

Dalam materi ini akan dibahas telinga sebagai organ pendengaran, gelombang ultrasonik

dan manfaatnya serta kebisingan… pada tulisan berikutnya mencakup hilang pendengaran (tuli),

test pendengaran dan materi pelengkap

 Telinga sebagai alat pendengaran

telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari telinga

luar, telinga tengah dan telinga dalam telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah

menjadi energi mekanis oleh telinga tengah. telinga tengah merubah energi mekanis menjadi

gelombang saraf, yang kemudian dihantarkan ke otak. telinga dalam juga membantu menjaga

keseimbangan tubuh.

7

Page 14: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

telinga luar

telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikel) dan saluran telinga (meatus

auditorius eksternus). telinga luar merupakan tulang rawan (kartilago) yang dilapisi oleh kulit,

daun telinga kaku tetapi juga lentur. suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui

saluran telinga ke gendang telinga. gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit,

yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.

telinga tengah

teling tengah terdiri dari gendang telinga (membran timpani) dan sebuah ruang kecil

berisi udara yang memiliki 3 tulang kecil yang menghubungkan gendang telinga dengan telinga

dalam. ketiga tulang tersebut adalah:

1. maleus (bentuknya seperti palu, melekat pada gendang telinga)

2. inkus (menghugungkan maleus dan stapes)

3. stapes (melekat pda jendela oval di pintu masuk ke telinga dalam).

getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang tersebut dan

dihantarkan ke jendela oval. telinga tengah juga memiliki 2 otot yang kecil-kecil:

otot tensor timpani (melekat pada maleus dan menjaga agar gendang telinga tetap menempel)

otot stapedius (melekat pada stapes dan menstabilkan hubungan antara stapedius dengan jendela

oval.

jika telinga menerima suara yang keras, maka otot stapedius akan berkontraksi sehingga

rangkaian tulang-tulang semakin kaku dan hanya sedikit suara yang dihantarkan. respon ini

disebut refleks akustik, yang membantu melindungi telinga dalam yang rapuh dari kerusakan

8

Page 15: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

karena suara tuba eustakius adalah saluran kecil yang menghubungkan teling tengah dengan

hidung bagian belakang, yang memungkinkan masuknya udara luar ke dalam telinga tengah.

tuba eustakius membuka ketika kita menelan, sehingga membantu menjaga tekanan udara yang

sama pada kedua sisi gendang telinga, yang penting untuk fungsi pendengaran yang normal dan

kenyamanan. 

telinga dalam

telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terjdiri dari 2 bagian

utama:

• koklea (organ pendengaran)

• kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).

koklea merupakan saluran berrongga yang berbentuk seperti rumah siput, terdiri dari

cairan kental dan organ corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang memiliki

rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut. getaran suara yang dihantarkan dari tulang

pendengaran di telinga tengah ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan

dan sel rambut. sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara yang

berbeda dan merubahnya menjadi gelombang saraf.

gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf pendengaran yang akan

membawanya ke otak. walaupun ada perlindungan dari refleks akustik, tetapi suara yang gaduh

bisa menyebabkan kerusakan pada sel rambut. jika sel rambut rusak, dia tidak akan tumbuh

kembali. jika telinga terus menerus menerima suara keras maka bisa terjadi kerusakan sel rambut

yang progresif dan berkurangnya pendengaran. kanalis semisirkuler merupakan 3 saluran yang

berisi cairan, yang berfungsi membantu menjaga keseimbangan. setiap gerakan kepala

menyebabkan ciaran di dalam saluran bergerak. gerakan cairan di salah satu saluran bisa lebih

besar dari gerakan cairan di saluran lainnya; hal ini tergantung kepada arah pergerakan kepala.

saluran ini juga mengandung sel rambut yang memberikan respon terhadap gerakan cairan. sel

rambut ini memprakarsai gelombang saraf yang menyampaikan pesan ke otak, ke arah mana

kepala bergerak, sehingga keseimbangan bisa dipertahankan.

jika terjadi infeksi pada kanalis semisirkuler, (seperti yang terjadi pada infeksi telinga

tengah atau flu) maka bisa timbul vertigo (perasaan berputar).

9

Page 16: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

ULTRASONIK

Untuk mempelajari ultrasonik, kita harus mengingat terlebih dahulu tentang

penggolongan frekuensi bunyi. Ultrasonik adalah gelombang bunyi dengan frekuensi lebih dari

20.000 Hz.

Ultrasonik dapat diproduksi dengan piranti magnet listrik dan kristal piezoelektrik dengan

frekuensi di atas 20.000 Hz.

Magnet listrik

Jika batang ferromagnetik diletakkan pada medan magnet listrik maka akan timbul

gelombang ultrasonik pada ujung batang ferromagnetik tersebut. Demikian pula jika batang

ferromagnetik tersebut dilingkari kawat, kemudian dialiri listrik.

Alat diagnostik USG menggunakan gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-

10 MHz. Kecepatan gelombang suara didalam suatu medium akan berbeda dari medium lainnya.

Sifat akustik medium menentukan perbedaan ini. Frekuensi dan daya ultrasonik yang dipakai

dalam bidang kedokteran disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk diagnostik digunakan frekuensi

1 – 5 MHz dengan daya 0,01 W/cm2. untuk terapi daya ditingkatkan menjadi 1 W/cm2, bahkan

untuk menghancurkan kanker daya yang diperlukan sebesar 103 W/cm2.

Pengurangan intensitas merupakan atenuasi, yang dapat disebabkan oleh mekanisme, refleksi,

refraksi, absorpsi dan scattening.

10

Page 17: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG :

1.Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG dalam memeriksa truktur jaringan

tubuh hanya sampai batas ke dalaman tertentu.

2. Adanya atenuasi yang berbeda pada jaringan tubuh akan memberikan gambaran USG

yang berbeda pula.

3. Alat USG sulit digunakan untuk memeriksa struktur jaringan tulang organ yang berisi

gas.

Dasar penggunaan ultrasonik adalah efek Dopler, yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat

adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya dan getaran yang dikirim ke obyek akan

direfleksikan oleh obyek itu sendiri.

Efek Gelombang Ultrasonik

Gelombang ultrasonik dapat memberikan efek baik mekanik, panas, kimiawi maupun

biologis. Atau perubahan – perubahan siklik yang terjadi pada perambatan gel ultrasonik :

getaran partikel, perubahan tekanan, peruabahan densitas, dan perubahan suhu.

Semua perubahan diatas bersifat sementara dan penagruhnya sangat kecil, banyaknya

panas yang timbul didalam jaringan tubuh ditentukan oleh : intensitas, lamanya pemaparan, dan

koefisien absorpsi jaringan. Pemakaian gel ultrasonik dan intensitas tinggi dapat menimbulkan

fenomena kavitasi pada medium yang berupa cairan. Faktor yang menambah keamanan

penggunaan USG yang banyak dipakai saat ini mempunyai intensits <10 MW/Cm2.

Mekanik

Membentuk emulsi asap/awan dan disintegrasi beberapa benda padat. Ini bisa digunakan

untuk mendeteksi lokasi batu empedu.

Panas

Sebagian ultrasonik mengalami refleksi pada titik yang bersangkutan, dan sebagian lagi

pada titik tersebut mengalami perubahan panas. Pada jaringan bisa terjadi pembentukan rongga

dengan intensitas tinggi.

11

Page 18: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

Kimia

Gelombang ultrasonik menyebabkan oksidasi dan hidrolisis ikatan polyester.

Biologis

Efek ini sebenarnya merupakan gabungan antara efek-efek di atas, misalnya panas

menimbulkan dilatasi pembuluh darah. Ultrasonik juga meningkatkan permeabilitas membran sel

dan kapiler serta merangsang aktifitas sel. Otot mengalami paralisis dan sel-sel hancur, bakteri

dan virus dapat pula hancur. Keletihan akan terjadi jika frekuensi ultrasonik ditingkatkan.

G.  Kebisingan

Bising ialah bunyi yang tidak dikehendaki yang merupakan aktivitas alam (bicara, pidato)

maupun buatan (bunyi mesin) dan dapat menggangu kesehatan, kenyamanan serta dapat

menimbulkan ketulian yang bersifat relatif. Alat ukur kebisingan adalah sound level meter.

Baku tingkat kebisingan terdapat dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996.

1.    Pembagian Kebisingan

Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan, tingkat bunyi dan tenaga bunyi, maka bising dibagi

dalam 3 katagori :

a.    Audible noise (bising pendengaran)

Bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 – 8.000 Hz

b.    Occupational noise ( bising yang berhubungan dengan pekerjaan)

Bising ini disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, bising dari mesin ketik.

c.    Impuls noise (impact noise = bising impulsif)

Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misalnya pukulan palu, ledakan

meriam, tembakan  dan lain – lain

Berdasarkan waktu terjadinya, maka bising dibagi dalam beberapa jenis :

a.       Bising kontinyu dengan spektrum luas, misalnya karena mesin, kipas angin

b.      Bising kontinyu dengan spektrum sempit, misalnya bunyi gergaji, penutup gas

c.       Bising terputus – putus, misalnya lalu lintas, bunyi kapal terbang di udara

d.      Bising sehari penuh (full noise time)

12

Page 19: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

e.       Bising setengah hari (part time noise)

f.       Bising terus – menerus (steady noise)

g.      Bising impulsive (impuls noise) ataupun bising sesaat (letupan)                      

2.    Pengaruh Bising pada Kesehatan

a.     Hilangya pendengran sementara

b.     Kebal atau imun terhadap bising

c.     Telinga berdengung

d.     Kehilangan pendengaran menetap, biasanya dimulaidari frekuensi 4000 Hz

3.    Daftar Skala Intensitas Kebisingan

Tingkat kebisingan Intensitas (dB) Batas dengar tertinggi

Menulikan 100-120

             

Halilintar

Meriam

Mesin uap

Sangat hiruk pikuk 80-90 Jalan hiruk pikuk

Perusahaan sangat gaduh

Pluit polisi

Kuat 60-70 Kantor gaduh

Jalan pada umumnya

Radio

Perusahaan

Sedang 40-50 Rumah gaduh

Kantor umunya

Percakapan kuat

Radio perlahan

Tenang 20-30 Rumah tenag

Kantoer perorangan

Auditorium

Percakapan

13

Page 20: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

Sangat tenang 0-10 Bunyi daun

Berbisik

Batas dengar terendah

4.      Pencegahan Ketulian dari Proses Bising

Prinsip pencegahan ketulian dari proses bising adalah menjauhi dari sumber bising.

Untuk tujuan itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a.    Memberikan pelumas dan peredam pada mesin yang menghasilkan bising

b.    Menggunakan tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat kerja.

c.    Menggunakan pelindung telinga

H. Suara

Suara dihasilkan oleh getaran suatu benda. Selama bergetar, perbedaan tekanan terjadi di

udara sekitarnya. Peningkatan tekanan disebut kompresi, sedangkan penurunannya disebut

rarefaction. Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda, getaran suatu

benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap

waktu. Pada hakekatnya suara dan bunyi adalah sama. Hanya saja kata “suara” dipakai untuk

makhluk hidup, sedangkan bunyi dipakai untuk benda mati.

a.       Aliran udara yang dihasilkan dorongan otot paru-paru bersifat konstan. Ketika pita

suara dalam keadaan berkontraksi, aliran udara yang lewat membuatnya bergetar.

b.      Aliran udara tersebut dipotong-potong oleh gerakan pita suara menjadi sinyal pulsa

yang kemudian mengalami modulasi frekuensi ketika melewati pharynx, rongga mulut

ataupun pada rongga hidung. Sinyal suara yang dihasilkan pada proses ini dinamakan

sinyal voiced sound.

c.       Suara bicara normal merupakan hasil dari modulasi udara yang keluar dari dalam

tubuh.

d.      Beberapa bunyi ayang dihasilkan melalui mulut tanpa menggunakan pita suara disebut

Unvoiced sound, merupakan aliran udara melalui penciutan/konstriksi yang dibentuk

oleh lidah, gigi, bibir dan langit-langit. Misalnya p, t, k, s, dan ch, secara perinci:

e.       p, t, dan k suara/bunyi letupan (plosive sound)

14

Page 21: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

f.       S, f, dan ch suara/bunyi frikatif (fricative sound)

Proses produksi suara pada manusia dapat dibagi menjadi tiga buah proses fisiologis, yaitu :

o   pembentukan aliran udara dari paru-paru,

o   perubahan aliran udara dari paru-paru menjadi suara, baik voiced, maupun

unvoiced yang dikenal dengan istilah phonation, dan artikulasi yaitu proses

modulasi/ pengaturan suara menjadi bunyi yang spesifik.

o   Organ tubuh yang terlibat pada proses produksi suara adalah : paru-paru,

tenggorokan (trachea), laring (larynx), faring (pharynx), pita suara (vocal cord),

rongga mulut (oral cavity), rongga hidung (nasal cavity), lidah (tongue), dan bibir

(lips).

PEMBENTUKAN  SUARA (FONASI)

•      Pada pembentukan suara vokal, pita suara tertarik saling mendekat oleh otot,

udara di paru dihembuskan, tekanan dibawah pita suara meningkat dan pita suara

yang tertutup dipaksa membuka.

•      Terjadi aliran cepat udara ke atas yang menyebabkan penurunan tekanan di

antara pita, menyebabkan pita suara bergerak bersama, menghambat keluarnya

udara secara parsial.

•      Rongga mulut berubah bentuk akibat garakan lidah, rahang bawah, palatum

lunak, dan pipi untuk menentukan suara yang diucapkan.

•      Kadang-kadang hilangnya suara, gangguan bicara, atau rasa sakit timbul akibat

obstruksi di pita suara.

•      Hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan, salah satu metode yang digunakan

adalah laringoskopi.

•      Metode lain juga yang digunakan adalah MRI, USG, dan berbagai prosedur

radiologis misalnya sinar-X, CT-scan, dan sebagainya.

Frekuensi dasar dari hasil vibrasi yang kompleks tergantung dari massa dan tegangan dari

pita suara.

15

Page 22: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

•      Laki-laki mempunyai frekuensi suara 125 Hz.

•      Wanita  mempunyai frekuansi suara 250 Hz.

•      Suara berhubungan erat dengan rasa “mendengar”.

Pada sistem pengenalan suara oleh manusia terdapat tiga organ penting yang saling

berhubungan yaitu :

•      telinga yang berperan sebagai transduser dengan menerima sinyal masukan suara

dan mengubahnya menjadi sinyal syaraf,

•      jaringan syaraf yang berfungsi mentransmisikan sinyal ke otak,

•      dan otak yang akan mengklasifikasi dan mengidentifikasi informasi yang

terkandung dalam sinyal masukan.

I. Vibrasi

Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis

lainnya.Dibedakan menjadi:

·         Vibrasi karena getaran udara yang pengaruhnya pada akustik

·         Vibrasi karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi/ turut bergetarnya

alat-alat tubuh dan pengaruh terhadap alat alat tubuh.

1.Penjalaran Vibrasi Udara dan Efek yang Timbul

            Vibrasi udara oleh karena benda bergetar dan diteruskan melalui udara akan mencapai

telinga. Getaran dengan frekuensi 1-20 Hz tidak akan terjadi gangguan penguatan pendengaran

tetapi pada intensitas lebih dari 140 dB akan terjadi gangguan vestibuler yaitu gangguan

orientasi,kehilangan keseimbangan dan mual-mual. Akan timbul nyeri telinga,nyeri dada dan

bisa terjadi getaran seluruh tubuh.

2.Penjalaran Vibrasi Mekanik dan Efek yang Timbul

            Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan atau kontak dengan permukaan benda yang

bergerak,sentuhan ini melalui daerah yang terlokalisasi (tool-hand vibration) atau mengenai

seliruh tubuh (whole body vibration). Bentuk tool hand vibration merupakan bentuk yang

terlazim dalam proses pekerjaan.

16

Page 23: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

            Efek vibrasi terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh.

Pada frekuensi :

·         3-9 Hz : akan timbul resonansi pada dada dan perut

·         6-10 Hz :dengan intensitas 0.6 g tekanan darah,denyut jantung,pemakaian O2

dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1.2 g terlihat banyak

perubahan system peredaran darah.

·         10 Hz : leher,kepala,pinggul,kesatuan otot dan tulang akan beresonansi.

·         Tenggorokan akan mengalami resonansi.

Pada frekuensi kurang dari 20 Hz,tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis ini

otot menjadi lemah,rasa tidak enak dan kurang ada perhatian. Pada frekuensi diatas 20 Hz otot-

otot menjadi kendor dan frekuensi 30-50 Hz digunakan dalam kedokteran olahraga untuk

memulihkan otot-otot sesudah kontraksi luar biasa.

Efek vibrasi terhadap tangan :

•      Getaran dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan

berupa :

•      Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kealinan ini mirip dengan

phenomena Raynaud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan,pada saat anggota

badan kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepid an tanpa kelainan-

kelainan gizi. Phenomena Reynaud ini terjadi pada frekunsi sekitar 30-40 Hz.

•      Kerusakan-kerusakan pada persendian tulang

Sikap Tubuh Terhadap Getaran Mekanis

Badan merupakan susunan elastic yang kompleks dengan tulang sebagai penyokong alat-

alat dan landasan kekuatan serta kerja oto. Kerangka,alat-alat,urat danotot memiliki sifat elastic

yang bekerja secara serentak sebagai peredam dan penghantar getaran.

Pengaruh getaran terhadap tubuh ditentukan sekali oleh posisi tubuh atau sikap tubuh.

Pada tungkailurus akan mengahanta 100% getaran ke dalam badan, sedangkan dalam posisi

duduk tungkai akan berlaku sebagai peredam.

Mencegah getaran mekanis :

17

Page 24: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

•      Getaran suatu benda dapat dihindari dengan meletakkan bahan peredam dibawah benda

yang bergetar. Bhan peredam sebaiknya sekitar 1 Hz.

•       Selain itu tempat duduk atau alas kaki diletakkan bahan peredam. Tebal tempat duduk

dan alas kaki sangat menentukan besar redaman.

j. Doppler

Efek Doppler, dinamakan mengikuti tokoh fisika, Christian Andreas Doppler, adalah perubahan

frekuensi atau panjang gelombang dari sebuah sumber gelombang yang diterima oleh pengamat,

jika sumber suara/gelombang tersebut bergerak relatif terhadap pengamat/pendengar. Untuk

gelombang yang umum dijumpai, seperti gelombang suara yang menjalar dalam medium udara,

perhitungan dari perubahan frekuensi ini, memerlukan kecepatan pengamat dan kecepatan

sumber relatif terhadap medium di mana gelombang itu disalurkan.

Efek Doppler total, f, dapat merupakan hasil superposisi dari gerakan sumber dan/atau gerakan

pengamat, sesuai dengan rumusan berikut:

di mana

adalah kecepatan gelombang dalam medium

adalah kecepatan sumber gelombang relatif terhadap medium; positif jika pengamat

mendekati sumber gelombang/suara.

adalah kecepatan pengamat (receiver) relatif terhadap medium; positif jika sumber

menjauhi pengamat.

18

Page 25: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

KEPUTUSAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996

TENTANG

BAKU TINGKAT KEBISINGAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

Menimbang

a. bahwa untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup agar dapat bermanfaat bagi

kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, setiap usaha atau kegiatan perlu melakukan

upaya pengendalian pencemaran dan atau perusakan lingkungan.

b. bahwa salah satu dampak dari usaha atau kegiatan yang dapat mengganggu kesehatan

manusia, makhluk lain dan lingkungan adalah akibat tingkat kebisingan yang dihasilkan.

c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup tentang Baku Tingkat Kebisingan.

Mengingat

1.Undang-undang gangguan (Hinder Ordonnantie) Tahun 1926, Stbl. Nomor 226,setelah

diubah dan ditambah terakhir dengan Stbl. 1940 Nomor 450.

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pertambangan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 22, Tambahan lembaran Negara 2831)

3.Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara

Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara 2918)

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah

(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara 3037)

5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran

Negara 3215)

6. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun

1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara 3274)

19

Page 26: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

7. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan

(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara 3480)

8.Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun

1992 Nomor 100 , Tambahan Lembaran Negara 3495)

9.Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara 3501)

10.Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara 3538)

11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96/M Tahun 1993 tentang

Pembentukan Kabinet Pembangunan VI.

12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kedudukan,

Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara.

Memutuskan dan Menetapkan

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

HIDUP TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN

Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan:

1.Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan

waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan

lingkungan.

2.Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan decibel yang

disingkat dengan db.

3.Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan

dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan

kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

4. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, Gubernur Kepala Daerah Khusus

Ibukota atau Gubernur Kepala Daerah Istimewa.

5. Menteri adalah Menteri yang ditugaskan mengelola lingkungan hidup.

20

Page 27: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

Pasal 2

Baku Tingkat Kebisingan, metoda pengukuran, perhitungan dan evaluasi tingkat

kebisingan adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran I dan Lampiran II Keputusan ini.

Pasal 3

Menteri menetapkan baku tingkat kebisingan untuk usaha atau kegiatan di luar

peruntukan kawasan/lingkungan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran keputusan ini

setelah memperhatikan masukan dari instansi teknis yang bersangkutan.

Pasal 4

(1) Gubernur dapat menetapkan baku tingkat kebisingan lebih ketat dari ketentuan sebagaimana

tersebut dalam Lampiran I.

(2) Apabila Gubernur belum menetapkan baku tingkat kebisingan maka berlaku

ketentuan sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.

Pasal 5

Apabila analisis mengenai dampak lingkungan bagi usaha atau kegiatan mensyaratkan

baku tingkat kebisingan lebih ketat dari ketentuan dalam Lampiran Keputusan ini, maka untuk

usaha atau kegiatan tersebut berlaku baku tingkat kebisingan sebagaimana disyaratkan oleh

analisis mengenai dampak lingkungan.

Pasal 6

(1) Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib :

a. mentaati baku tingkat kebisingan yang telah dipersyaratkan;

b. memasang alat pencegahan terjadinya kebisingan

c. menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat kebisingan sekurang - kurangnya 3

bulan sekali kepada Gubernur, Menteri, Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian

dampak lingkungan dan instansi Teknis yang membidangi kegiatan yang bersangkutan serta

instansi lain yang dipandang perlu.

21

Page 28: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan dalam izin yang relevan

untuk mengendalikan tingkat kebisingan dari setiap usaha atau kegiatan yang bersangkutan.

Pasal 7

Bagi usaha atau kegiatan yang telah beroperasi, maka :

a.baku tingkat kebisingan lebih longgar dari ketentuan dalam Keputusan ini, wajib

disesuaikan dalam waktu selambat-lambatnya 2 tahun terhitung sejak ditetapkan Keputusan ini.

b. baku tingkat kebisingan lebih ketat dari Keputusan ini, dinyatakan tetap berlaku.

Pasal 8

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal : 25 November 1996

Menteri Negara Lingkungan Hidup,

Ttd.

Sarwono Kusumaatmadja.

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA

LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996

TANGGAL :25 NOVEMBER 1996

BAKU TINGKAT KEBISINGAN

Peruntukan Kawasan/ Lingkungan Kegiatan Tingkat kebisingan DB (A)

a.Peruntukan kawasan

1.Perumahan dan pemukiman

22

Page 29: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

2.Perdagangan dan Jasa

3.Perkantoran dan Perdagangan

4.Ruang Terbuka Hijau

5.Industri

6.Pemerintahan dan Fasilitas Umum

7.Rekreasi

8.Khusus:

- Bandar udara

- Stasiun Kereta Api

- Pelabuhan Laut

- Cagar Budaya

b.Lingkungan Kegiatan

1.Rumah Sakit atau sejenisnya

2.Sekolah atau sejenisnya

3.Tempat ibadah atau sejenisnya

Keterangan : disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan

LAMPIRAN II

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA

LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996

TANGGAL :25 NOVEMBER 1996

METODA PENGUKURAN,PERHITUNGAN DAN EVALUASI TINGKAT

KEBISINGAN LINGKUNGAN

1.Metoda Pengukuran

Pengukuran tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan dua cara :

1) Cara Sederhana

Dengan sebuah sound level meterbiasa diukur tingkat tekanan bunyi dB

(A) selama 10 menit untuk tiap pengukuran.

23

Page 30: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

(B) Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik.

2) Cara Langsung

Dengan sebuah integrating sound levelmeter yang mempunyai fasilitas

pengukuran LTM5, yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik, dilakukan

pengukuran selama 10 menit.

Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dengan cara pada siang hari

tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 16 jam (LS) pada selang waktu 06.00 – 22.00 dan

aktifitas malam hari selama 8 jam (LM) pada selang waktu 22.00 – 06.00.

Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu dengan menetapkan

paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan paling sedikit 3 waktu pengukuran pada

siang hari, sebagai contoh :

- L1 diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00 – 09.00

- L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 – 11.00

- L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 – 17.00

- L4 diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00 – 22.00

- L5 diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00 – 24.00

- L6 diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00 – 03.00

- L7 diambil pada jam 04.00 mewakili jam 03.00 – 06.00

Keterangan :

- Leq : Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat Kebisingan Sinambung Setara ialah

nilai tingkat kebisingan dari kebisingan yang berubah ubah (fluktuatif) .

24

Page 31: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

MENTERI TENAGA KERJAREPUBLIK INDONSIA

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJANOMOR : KEP–51/MEN/I999

TENTANGNILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

MENTERI TENAGA KERJA

Menimbang

a.Bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 3 ayat (1) huruf g Undang- Undang Nomor 1 Tahun

1970 tentang Keselamatan Kerja. perlu ditetapkan Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat

Kerja.

b. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Mengingat

1.Undang - Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang ketentuan - ketentuan Pokok

Mengenai Tenaga Kerja.

2. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

3. Keputusan Presiden R.I. Nomor 122/M Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabinet

Reformasi Pembangunan.

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER 05/MEN/1996 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP 28/MEN/1994 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Departemen Tenaga Kerja.

Memutuskan dan Menetapkan

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA TENTANG NILAI AMBANG

BATAS FAKTOR FlSIKA DI TEMPAT KERJA

25

Page 32: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1.Tenaga Kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam

maupun di

luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat.

2.Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau

tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu

usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.

3.Nilai Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB adalah standar faktor tempat

kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan,

dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.

4. Faktor fisika adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat tisika yang dalam

keputusan ini terdiri dari iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro dan sinar ultra ungu.

5.Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban. kecepatan gerakan udara

dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat

pekerjaannya.

6.Suhu kering (Dry Bulb Temperature) adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer

suhu kering.

7.Suhu basah alami (Nat Wet Bulb Temperature) adalah suhu yang ditunjukkan oleh

thermometer bola basah alami (Natural Wet bulb Thermometer).

8.Suhu bola (Globe Temperature) adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola

(Globe Thermometer).

9. Indeks Suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang disingkat

dengan ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil

perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu bola.

10. Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat- alat

proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan

pendengaran.

26

Page 33: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

11.Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak- balik

dari kedudukan keseimbangannya.

12.Radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro (microwave) adalah radiasi elektro -

magnetik dengan frekuensi 30 kilohertz sampai 300 Giga Hertz.

13.Radiasi ultra ungu (Ultraviolet) adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang

gelombang 180 nano meter sampai 400 nano meter (nm).

14.Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu tempat kerja

atau bagiannya yang berdiri sendiri.

15.Pengusaha adalah :

a. Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan

untuk keper!uan itu menggunakan tempat kerja.

b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu usaha

bukan miliknya dan untuk keperluan itu menggunakan tempat kerja.

c.Orang atau badan hukum, yang di Indoncsia mewakili orang atau badan hukum

sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b jikalau yang diwakili berkedudukan di luar

wilayah Indonesia.

16.Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan adalah Pegawai teknis berkeah!ian khusus dari

Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri.

17.Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

Pasal 2

NAB iklim kerja menggunakan parameter ISBB sebagaimana tercantum dalam

lampiranI.

Pasal 3

(1) NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 desi Bell A (dBA).

(2) Kebisingan yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan sebagaimana

tercantum dalam lampiran II.

Pasal 4

(1) NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan

dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2).

27

Page 34: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

(2) Getaran yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan sebagaimana tercantum

dalam lampiran III.

Pasal 5

NAB radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro ditetapkan sebagaimana tercantum

dalam lampiran IV.

Pasal 6

(1) NAB radiasi sinar ultra ungu ditetapkan sebesar 0,1 mikro Watt persentimeter persegi

(.uW/crn2).

(2) Radiasi sinar ultra ungu yang melampaui NAB waktu pemajanan ditetapkan

sebagaimana tercantum dalam lampiran V.

Pasal 7

(1) Pengukuran dan penilaian faktor fisika di tempat kerja dilaksanakan oleh Pusat dan

atau Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja atau pihak-pihak lain yang ditunjuk.

(2) Persyaratan pihak lain untuk dapat ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

(3) Hasil pengukuran dan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan

kepada pimpinan perusahaan atau pengurus perusahaan dan kantor Departemen Tenaga Kerja

setempat.

Pasal 8

Pelaksanaan pengukuran dan penilaian faktor fisika di tempat kerja berkoordinasi dengan

kantor Departemen Tenaga Kerja setempat.

Pasal 9

Peninjauan NAB faktor fisikadi tempat kerja dilakukan sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

28

Page 35: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

Pasal l0

Pengusaha atau pengurus harus melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Keputusan

Menteri ini.

Pasal 11

Dengan berlakunya Keputusan Menteri ini. maka Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja

transmigrasi dan Koperasi Nomor SE-01/MEN/1978 tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Untuk

iklimKerja dan Nilai Ambang Batas (NAB) Untuk Kebisingan di tempat kerja dinyatakan tidak

berlaku lagi.

Pasal 12

Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Diletapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 16 April 1999

LAMPIRAN I: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA

NOMOR : KEP. 51/MEN/1999

TANGGAL : 16 APRIL 1999

NILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA

INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA (ISBB) YANG DIPERKENANKAN

ISSB ( oC )

Pengaturan waktu kerja setiap jam Beban Kerja ,Waktu Kerja ,Waktu Istirahat : Ringan,Sedang,

Berat, Bekerja terus menerus (8 jam/hari).

* 75% kerja

*25% istirahat

*50% kerja

*50% istirahat

*25% kerja

*75% istirahat

29

Page 36: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

Indek Suhu : *32,2

*31,1

*30,0

*Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di luar ruangan dengan panas radiasi :

ISBB : 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0, I Suhu kering.

*lndeks Suhu Basah dan Bola untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi:

ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola.

Catatan:

-Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 -200 Kilo kalori/jam

-Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200 -350 Kilo kalori/jam

-Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350 -500 Kilo kalori/jam

Diletapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 16 April 1999

LAMPIRAN II

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA

NOMOR KEP.51/MEN/1999

TANGGAL 16 A PR I L 1999

NILAI AMBANG BATAS KEBISINGAN

Waktu pemajanan per hari Intensitas Kebisingan dalam dBA, adalah : 8 Jam 30Menit

Catatan: Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat.

Diletapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 16 April 1999

30

Page 37: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

LAMPIRAN III

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA

NOMOR : KEP.51/MEN/I999

TANGGAL : 16 APRIL 1999

NILAI AMBANG BATAS GETARAN

UNTUK PEMAJANAN LENGAN DAN TANGAN

Nilai percepatan pada frekuensi dominan Jumlah waktu pemajanan per hari kerja Meter

per detik kuadrat Gram ( m/det2 ) Gram ,4 jam dan kurang dari 8 jam dan kurang dari 4 jam 60

menit, 1 jam dan kurang dari 2 jam

Catatan:

1 Gram= 9,81 ml/det2

Diletapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 16 April 1999

LAMPIRAN IV

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA

NOMOR KEP. 51/MEN/1999

TANGGAL 16 APRIL 1999

NILAI AMBANG BATAS FREKUENSI RADIO/GELOMBANG MIKRO

*Frekuensi Power Density ( mW/cm2 )

* Kekuatan Medan listrik ( V/m )

*Kekuatan medan magnet ( A/m )

Rata-rata Waktu Pemajanan (menit) adalah : 30 kHz -100 kHz

31

Page 38: Makalah Bioakustik ( kelompok 2 ).docx

Keterangan :

*kHz : Kilo Hertz

*MHz : Mega Hertz GHz : Gega Hertz

*f : frekuensi dalamMHz

*mW/cm2 : mili Watt per senti meter persegi

*VIm: Volt per Meter

*A/m : Amper per Meter

Diletapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 16 April 1999

32