Upload
atik-lombok
View
706
Download
113
Embed Size (px)
DESCRIPTION
GloFish merupakan ikan yang bisa berpendar. Ikan yang digunakan adalah ikan zebra (ZebraFish) yang disisipi oleh Green Flourescent Protein (GFP) atau protein berpendar hijau yang berasal dari Aequorea victoria, yaitu salah satu jenis ubur-ubur. Sampai saat ini telah ditemukan 5 varian warna dari GloFish diantaranya Starfire Red®, Sunburst Orange®, Electric Green®, Cosmic Blue™ and Galactic Purple™. Adanya GloFish menimbulkan pro dan kontra dan masih dilakukan penelitian lebih lanjut tentang dampak adanya GloFish bagi lingkungan.
Citation preview
i
Biokimia I
GLOFISH
Oleh:
HANIFAH JAWAS (1113031047)
SEMESTER V/KELAS C
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2013/2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nyalah makalah yang berjudul
GloFish
ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir dalam mata kuliah Biokimia
I. Dalam penyusunan makalah ini, penulis merasa bahwa banyak hambatan yang
dihadapi. Namun, berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, hambatan-
hambatan tersebut dapat kami atasi sedikit demi sedikit.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Hal
ini dapat diibaratkan tidak ada gading yang tidak retak. Oleh sebab itu, penulis
mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan di dalam penulisan mekalah ini.
Demikian pula halnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif dari para pembaca demi penyempurnaan, agar penulis dapat membuat
makalah yang lebih baik lagi pada waktu mendatang.
Dengan rampungnya makalah ini, maka seluruh isi makalah ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penulis dan seberapapun sederhananya makalah ini, penulis
harapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini.
Singaraja, Desember 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II ISI .................................................................................................................... 3
2.1 Penemuan GloFish ................................................................................................ 3
2.2 Tujuan dan Manfaat GloFish ................................................................................ 4
2.3 Pembuatan GloFish ................................................................................................ 4
2.3.1 Ikan Zebra (Zebrafish)................................................................................. 4
2.3.2 Aequorea victoria ........................................................................................ 5
2.3.3 Green Flourescent Protein (GFP) ............................................................... 6
2.4 Cara Membuat GloFish .......................................................................................... 9
2.5 Dampak dari Adanya GloFish .............................................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 14
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ikan Zebra ................................................................................................... 3
Gambar 2. GloFish ........................................................................................................ 4
Gambar 3. Glowing Sushi ............................................................................................. 4
Gambar 4. Aequorea victoria ........................................................................................ 6
Gambar 6. Proses modifikasi asam amino pembentuk GFP ......................................... 7
Gambar 5. Struktur GFP ............................................................................................... 7
Gambar 7. Mlyz2 promotor pada ikan zebra ................................................................ 9
Gambar 8. Embrio Ikan Zebra yang Telah Diinjeksi .................................................. 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasa ingin tahu dan keinginan untuk selalu mendapatkan yang terbaik dalam
memecahkan semua masalah dalam kehidupan mengharuskan manusia untuk dapat
mengembangkan imajinasinya serta mewujudkanyya. Adanya keinginan untuk
menghasilkan suatu makhluk hidup yang memiliki perpaduan seluruh sifat positif dari
makhluk hidup yang sudah ada menyebabkan manusia terus berusaha
mengembangkan IPTEK. Hal ini dapat diwujudkan setelah ditemukannya ilmu
genetika dan rekayasa genetika.
Rekayasa genetika adalah gambaran dari bioteknologi yang di dalamnya
meliputi manipulasi gen, kloning gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi
genetik, dan genetika modern dengan menggunakan prosedur identifikasi, replikasi,
modifikasi dan transfer materi genetik dari sel, jaringan, maupun organ (Karp, 2002;
Nicholl, 2002). Sebagian besar teknik yang dilakukan adalah memanipulasi langsung
DNA dengan orientasi pada ekspresi gen tertentu. Dalam skala yang lebih luas,
rekayasa genetika melibatkan penanda atau marker yang sering disebut sebagai
Marker-Assisted Selection (MAS) yang bertujuan meningkatkan efisiensi suatu
organisme berdasarkan informasi fenotipnya (Lewin, 1999; Klug dan Cummings,
2002).
Dalam arti yang paling luas, rekayasa genetika adalah penerapan genetika
untuk kepentingan manusia. Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua
golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat
tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Pada hewan, rekayasa genetika sudah banyak
dilakukan dengan berbagai tujuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah
satu perkembangan terbaru dari rekayasa genetika pada hewan yang sangat digemari
adalah ikan yang bisa bercahaya atau berpendar (terkenal dengan sebutan GloFish).
2
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.
1) Bagaimana pembuatan GloFish?
2) Apa tujuan adanya GloFish?
3) Apa yang digunakan untuk membuat GloFish?
4) Bagaimana cara membuat GloFish?
5) Apa dampak dari adanya GloFish bagi lingkungan?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui sejarah dari pembuatan GloFish
2) Untuk mengetahui tujuan dari adanya GloFish
3) Untuk mengidentifikasi apa yang digunakan untuk membuat GloFish
4) Untuk dapat menjelaskan cara yang digunakan untuk membuat GloFish
5) Untuk mengetahui dampak dari adanya GloFish bagi lingkungan
3
BAB II
ISI
2.1 Penemuan GloFish
Perkembangan ilmu rekayasa genetika di berbagai bidang kehidupan
menyebabkan terciptanya produk-produk baru hasil rekayasa genetika. Pada tahun
1999, Dr Zhiyuan Gong dan rekan-rekannya di National University of Singapore
bekerja dengan gen yang mengkodekan Green Fluorescent Protein (GFP) atau protein
hijau berpendar yang awalnya diekstraksi dari ubur-ubur. Mereka memasukkan gen
tersebut ke dalam embrio ikan zebra (zebra danio, Danio rerio) yang memungkinkan
untuk diintegrasi ke dalam genom ikan zebra.
Setelah diuji, ternyata ikan zebra yang telah disisipi
gen ubur-ubur tadi menjadi berpendar terang di
bawah cahaya putih alami dan sinar ultraviolet. Ikan
zebra yang bisa berpendar inilah yang disebut
dengan glowfish (ikan bercahaya).
Penemuan ikan zebra yang bisa berpendar hijau ini adalah langkah awal
dalam proses ini. Selanjutnya, National University of Singapore (NUS) mengajukan
permohonan paten pada pekerjaan ini sehingga tak lama kemudian didapatkan ikan
zebra yang tidak hanya berpendar hijau namun juga berpendar merah dari
penambahan gen karang laut, dan oranye-kuning dengan penambahan varian gen
ubur-ubur.
Setelah ditemukannya banyak variasi warna dari ikan yang bisa berpendar,
para ilmuwan dari NUS, pengusaha Alan Blake dan Richard Crockett dari Yorktown
Technologies, sebuah perusahaan di Austin-Texas, bertemu dan menyepakati
ditandatangani dimana Yorktown memperoleh hak di seluruh dunia untuk
memasarkan ikan zebra yang bisa berpendar. Ikan zebra ini kemudian dipatenkan
dengan nama GloFish.
Gambar 1. Ikan Zebra
(sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Zebrafish)
4
2.2 Tujuan dan Manfaat GloFish
Pada mulanya GloFish dibuat untuk digunakan sebagai indikator polusi. Para
peneliti memasukkan gen pemicu yang akan mengaktifkan pancaran cahaya (dari gen
ubur-ubur) pada ikan zebra sehingga apabila ikan zebra ini berada dalam lingkungan
yang mengandung zat tertentu yang
berbahaya bagi lingkungan. Namun,
seiring dengan berjalannya penelitian
dan ditemukannya berbagai warna,
sampai saat ini, modifikasi gen yang
dilakukan terhadap jenis ikan zebra
tersebut telah mendapatkan lima warna
berbeda (Starfire Red, Sunburst Orange, Electric Green, Cosmic Blue and
Galactic Purple) yang akan bersinar ketika berada di bawah sinar yang redup, maka
produk ikan zebra yang bisa berpendar ini telah dipatenkan untuk dijual sebagai ikan
hias/ikan aquarium.
GloFish terus berhasil dipasarkan di seluruh Amerika Serikat. Sejak
diperkenalkan pada akhir tahun 2003, belum ada laporan dari setiap masalah ekologi
terkait dengan penjualan mereka. Bahkan saat ini sedang terkenal di restoran-restoran
makanan Jepang di Amerika pembuatan sushi glow in the dark (dikenal juga dengan
glowing sushi) yaitu sushi yang dibuat dengan menggunakan daging GloFish.
2.3 Pembuatan GloFish
2.3.1 Ikan Zebra (Zebrafish)
Zebrafish (Danio rerio) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang kecil
(panjang 3 4 cm). Meskipun rincian distribusinya tidak jelas, ikan zebra dapat
tersebar luas di perairan dangkal, lambat mengalir di anak benua India. Mereka paling
sering ditemui di kolam dangkal yang terhubung ke budidaya padi. (Spence et al,
Gambar 3. Glowing Sushi
(sumber: www.glowingsushi.com)
Gambar 2. GloFish
(sumber: www.GloFish.com)
5
2008 dan referensi di dalamnya). Ikan zebra ini merupakan salah satu spesies yang
dapat dengan mudah disimpan dan dibesarkan di laboratorium sehingga biasa
digunakan sebagai ikan peliharaan di akuarium.
Ikan zebra telah digunakan sebagai model organisme untuk mempelajari gen
yang mengontrol perkembangan selama sekitar tiga puluh tahun. Ikan zebra dipilih
sebagai sistem model genetik karena berbagai alasan.
1) Tubuhnya berukuran kecil sehingga bisa didapatkan banyak strain genetik dalam
ruang kecil.
2) Mampu menghasilkan banyak keturunan dalam sekali reproduksi. Seekor betina
ikan zebra dapat menghasilkan 100-200 telur dalam sekali reproduksi, dan mereka
bertelur sekitar sekali seminggu. Telur-telur yang dihasilkan ini mampu
berkembang dengan cepat dan mencapai kematangan seksual dalam 2-3 bulan.
3) Ikan zebra merupakan vertebrata, sehingga kontrol dari perkembangan genetik dan
penyakit genetiknya mirip dengan manusia.
4) Ikan zebra jauh lebih murah daripada tikus, yang merupakan organisme vertebrata
juga.
5) Embrio dari ikan zebra tembus cahaya, sehingga mudah untuk mengidentifikasi
adanya mutan dengan perkembangan abnormal
(Samantha Lindeman and Jennifer Liang)
2.3.2 Aequorea victoria
Aequorea victoria, juga kadang-kadang disebut ubur-ubur kristal, adalah salah
satu jenid ubur-ubur hidrozoan bioluminescent atau hidromedusa yang ditemukan di
lepas pantai barat Amerika Utara. Klasifikasi dari Aequorea victoria adalah sebagai
berikut.
Kingdom: Animalia Family: Aequoreidae
Phylum: Cnidaria Genus: Aequorea
Class: Hydrozoa Species: A. victoria
(sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Aequorea_victoria)
Aequorea victoria transparan dan berbentuk paying bulat atau bel. Ubur-ubur
ini berdiameter sekitar 8-25 cm dan hanya hidup sekitar 6 bulan. Ubur-ubur
6
transparan ini memiliki mulut yang sangat kontraktil dan manubrium di pusat hingga
100 kanal radial. Ubur-ubur ini biasanya
memakan organisme bertubuh lunak.
Aequorea victoria memiliki sejarah hidup
dimorfik, bergantian antara bentuk polip aseksual
dan medusa bentuk planktonik seksual dalam
pola musiman. Medusanya menghabiskan tahap
pertama kehidupan berkembang dengan cepat, dan setelah mencapai kira-kira 3cm
akan mulai memproduksi gamet untuk reproduksi.
Ubur-ubur ini mampu menghasilkan kilatan cahaya biru dengan melepaskan
ion kalsium (Ca2+
) yang berinteraksi dengan aequorin photoprotein. Cahaya biru yang
dihasilkan pada gilirannya akan berubah menjadi hijau dengan sekarang terkenal
green fluorescent protein (GFP). Aequorin dan GFP adalah alat penting yang
digunakan dalam penelitian biologi. Pada tahun 1961, Shimomura dan Johnson
mengisolasi aequorin protein dan yang kofaktor molekul kecil, coelenterazine, dari
sejumlah besar ubur-ubur Aequorea victoria di Friday Harbor Laboratories.
Penelitian ini juga menandai awal dari penelitian protein fluorescent hijau yang
dirangkum oleh Shimomura. Untuk penelitian ke GFP, Osamu Shimomura
dianugerahi Hadiah Nobel 2008 untuk bidang kimia , bersama dengan Martin Chalfie
dan Roger Tsien.
2.3.3 Green Flourescent Protein (GFP)
The green fluorescent protein (GFP) adalah protein yang terdiri dari 238
residu asam amino (26,9 kDa) yang menunjukkan fluoresensi hijau terang bila
terkena cahaya biru di rentang ultraviolet. Meskipun setelah berbagai penelitian
ditemukan bahwa GFP tidak hanya ditemukan pada ubur-ubur A. Victoria, namun
GFP tradisional mengacu pada protein pertama kali diisolasi dari ubur-ubur victoria
Aequorea. GFP dari A. victoria memiliki puncak eksitasi besar pada panjang
gelombang 395 nm dan satu kecil di 475 nm. Puncak emisi adalah pada 509 nm, yang
di bagian bawah hijau dari spektrum sinar tampak.
Gambar 4. Aequorea victoria
Sumber: (http://en.wikipedia.org)
7
2.3.3.1 Struktur Green Flourescent Protein (GFP)
GFP memiliki struktur beta barel khas, yang terdiri dari sebelas -sheet
dengan enam heliks yang berisi kovalen kromofor 4-(p-hidroksibenzilIdena)
imidazolidin-5-one (HBI). Prinsip fluorofor di GFP adalah adanya tripeptida yang
terdiri atas residu serin, tirosin,
dan glisin pada posisi 65-67.
Walaupun motif asam amino ini
sederhana dan umumnya
ditemukan di seluruh alam,
namun umumnya tidak
menyebabkan fluoresensi. Hal
ini dikarenakan adanya proses
modifikasi pasca-translasi dari
asam amino penyusun GFP,
membentuk kromofor, dimana jaringan ikatan hidrogen dan interaksi elektron-susun
dengan rantai samping ini akan mempengaruhi warna, intensitas dan kestablian sinar
GFP.
Gambar 6. Proses modifikasi asam amino pembentuk GFP
Gambar 6 adalah diagram skematik dari pembentukan kromofor dari GFP,
sebuah derivat menggantikan asam amino treonin dengan asam amino serin di posisi
65 (S65T). Pada Gambar 6 (a) , urutan pra - pematangan GFP fluorofor tripeptida
asam amino (Thr65 - Tyr66 - Gly67 ) ditarik ke dalam konfigurasi yang lurus
Gambar 5. Struktur GFP
Sumber: http://zeiss-campus.magnet.fsu.edu
8
sehingga residu treonin diposisikan di sudut kiri atas diagram. Langkah pertama
dalam urutan pematangan dianggap serangkaian penyesuaian ikatan peptida dan
rantai samping torsi yang memindahkan karbon karboksil dari asam amino serin pada
posisi 65 (Ser65) di dekat atom nitrogen amino dari residu glisin pada posisi 67
(Gly67). Serangan nukleofilik oleh atom karbon ini pada nitrogen amida glisin,
diikuti oleh dehidrasi, sehingga menghasilkan imidazolin-5-one yaitu sistem cincin
heterosiklik terkonjugasi. Fluoresensi terjadi ketika oksidasi ikatan alpha - beta
karbon pada tirosin (Tyr66) oleh molekul oksigen memperlebar konjugasi elektron
dari sistem cincin imidazolin untuk memasukkan cincin fenil tirosin dan yang
substituen para-oksigen. Hasilnya, - elektron pada sistem resonansi yang sangat
terkonjugasi yang sebagian besar menyumbang sifat spektroskopi dari protein. Studi
mutagenesis ekstensif menunjukkan bahwa residu glisin pada posisi 67 sangat
penting dalam pembentukan kromofor, dan memang, tidak ada GFP yang tidak
memiliki elemen penting ini.
2.3.3.2 Kegunaan Green Flourescent Protein (GFP)
Ketersediaan GFP dan turunannya telah benar-benar menguntungkan bagi
ilmu tentang fluoresensi dan cara digunakan dalam biologi sel dan disiplin ilmu
biologi lainnya. Sementara sebagian besar molekul neon kecil seperti FITC
(fluorescein isothiocyanate) sangat phototoxic bila digunakan dalam sel hidup,
protein fluorescent seperti GFP tidak memiliki efek racun jika diterangi dalam sel
hidup. Hal in telah memicu perkembangan sangat pesat pada sistem mikroskopis
fluoresensi - sel hidup , yang dapat digunakan untuk mengamati sel-sel dari waktu ke
waktu mengungkapkan satu atau lebih protein dengan protein fluorescen. Sebagai
contoh, GFP telah banyak digunakan dalam pelabelan spermatozoa dari berbagai
organisme untuk keperluan identifikasi seperti pada Drosophila melanogaster (lalat
buah), di mana ekspresi GFP dapat digunakan sebagai penanda untuk karakteristik
tertentu. GFP juga dapat dinyatakan dalam struktur yang berbeda memungkinkan
perbedaan morfologi. Dalam kasus tersebut, gen untuk produksi GFP disambung ke
dalam genom organisme di wilayah DNA dengan kode untuk protein target dan yang
9
dikendalikan oleh urutan asam amino yang sama, yaitu gen regulasi. Dalam sel
tempat gen tersebut diekspresikan, protein yang telah ditandai diproduksi. Pada saat
yang bersamaan GFP juga diproduksi. Dengan demikian, hanya sel-sel di mana gen
tagged diungkapkan atau protein target yang diproduksi yang akan berpendar bila
diamati di bawah mikroskop fluoresensi.
Semakin berkembang jaman, sekarang ini juga telah ditemukan bahwa GFP
dapat disisipkan di berbagai jenis binatang, diantaranya yang sudah dilakukan adalah
pada tikus, kelinci, kucing, monyet, dll. Dalam penelitian tentang GFP juga
ditemukan bahwa tikus yang telah disisipi GFP transgenik dapat digunakan sebagai
terapi gen serta pengobatan regeneratif.
2.4 Cara Membuat GloFish
Transgen yang diperkenalkan ke GloFish terdiri dari dua bagian. Bagian
pertama adalah promotor dan bagian kedua adalah urutan coding untuk protein
reporter. Promotor A mengontrol di mana dan kapan gen akan diekspresikan.
Promotor GloFish adalah otot spesifik yang disebut mylz2 promotor (Gambar 1).
Sedangkan protein reporter digunakan untuk
menandai sel. Transgen GloFish mengkodekan
protein fluorescent reporter yang berasal dari
ubur-ubur yang memiliki fluoresensi endogen.
Sekarang ada banyak warna GloFish diantara
Green Fluorescent Protein (GFP), Red
Fluorescent Protein (RFP), Yellow Fluorescent
Protein (YFP), Blue Fluorescent Protein (BFP), dan Purple Fluorescent Protein
(PFP) (http://www. GloFish.com/). Promotor otot mylz2 begitu kuat sehingga ikan
zebra ini akan berwarna cerah walaupun hanya berada di bawah cahaya putih normal.
Metode yang dikembangkan untuk penyisipan DNA ke dalam embrio ikan
zebra diantaranya adalah injeksi, infeksi retroviral, penggunaan microprojectiles dan
transfer gen dengan |media listrik. Injeksi DNA plasmid telah terbukti
menjadi sarana yang dapat diandalkan dan tetap menjadi metode paling banyak yang
Gambar 7. Mlyz2 promotor pada
ikan zebra
10
digunakan untuk memproduksi ikan zebra transgenik. Dengan injeksi DNA, ikan
zebra transgenik dihasilkan melalui penyuntikan plasmid superkoil dan linierisasi.
Namun, DNA linier lebih mungkin diintegrasikan secara stabil ke dalam genom.
Setelah injeksi, DNA plasmid linear umumnya disusun kembali menjadi kepala ke
ekor konkatamer dan terintegrasi pada satu bagian. Pembelahan sel yang cepat dalam
embrio ikan zebra menyokong integrasi DNA asing selama tahap akhir
pembangunan, sehingga terlihatlah pola ekspresi mosaik pada ikan zebra tersebut.
DNA telanjang dapat mikroinjeksi ke dalam sitoplasma embrio ikan zebra
pada tingkat 200/h. Sekitar 23% dari embrio ikan zebra yang telah diinjeksi ini dapat
bertahan mencapai kematangan seksualnya. Gen yang
akan disisipkan kemudian ditransmisikan ke antara 2 dan
50% dari generasi F1, namun generasi berikutnya
menampilkan Mendel benar warisan (38,41). Rendahnya
tingkat transmisi ke generasi F1 membatasi tingkat di
mana ikan transgenik dapat dihasilkan. Namun, bila
dikombinasikan dengan cara sederhana dan cepat mengidentifikasi transgenik, sistem
ikan zebra menjadi sangat efisien.
Collas dan Alestrm telah melaporkan injeksi sitoplasma DNA nuklir sinyal
lokalisasi (NLS) kompleks dalam telur ikan zebra sebagai sarana meningkatkan
penyerapan DNA oleh inti embrio. Penulis ini menunjukkan bahwa kompleks NLS
dapat meningkatkan efisiensi transmisi germline. Transparansi embrio ikan zebra
dapat dimanfaatkan dengan menggunakan GFP sebagai reporter untuk transformasi.
Meskipun konsepnya sederhana, namun gangguan spesifik dan manipulasi
gen dalam organisme telah terbukti tugas yang sulit dan menuntut. Kurangnya sel
induk embrional untuk ikan zebra, membutuhkan pendekatan radikal yang berbeda
untuk mencapai penargetan gen organisme utuh tanpa gangguan. Dalam konteks ini,
kemajuan signifikan telah dibuat selama 10 tahun terakhir dalam mengembangkan
reagen sintetis yang mengenali dan mengikat target yang diinginkan di dsDNA. Dua
reagen, helix-invading peptide nucleic acids (PNAs) and triplex-forming
oligonucleotides (TFOs) ditemukan dan berpotensi menjadi inhibitor dari transkripsi,
Gambar 8. Embrio Ikan
Zebra yang Telah Diinjeksi
11
serta dapat digunakan untuk mutagenesis gen. Tindakan reagen ini berdasarkan pada
penargetan dari DNA homopurine, sehingga membentuk struktur triple heliks.
Struktur yang dapat menghambat transkripsi melalui halangan sterik dari transkripsi
menawarkan alternatif kompleks untuk antisense dan RNA gangguan untuk ekspresi
gen. Konsentrasi yang lebih rendah dari oligonukleotida akan diperlukan per sel
untuk mengerahkan efek penargetan salinan kromosom gen, bukan salinan mRNA.
2.5 Dampak dari Adanya GloFish
Sejak Yorktown Teknologi pertama kali menjual ikan zebra yang telah
mengalami modifikasi genetic menjadi hewan peliharaan yang dimodifikasi secara
pada tahun 2003, GloFish, telah menjadi ikan akuarium yang populer, dengan jutaan
ekor telah dijual dalam dalam berbagai warna. Selain menjadi peliharaan yang
popular di Amerika Serikat, penjualan ikan ini juga menimbulkan pro dan kontra dari
berbagai pihak. Center for Food Safety, pusat keamanan makanan Amerika Serikat
memberikan gugatan untuk menghentikan penjualannya karena dinilai akan
mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan. Sementara itu, akademisi
mulai berpikir tentang bagaimana menggunakan ini Danios berwarna cerah untuk
mengajarkan tentang konsep-konsep dalam genetika , dari pewarisan Mendel statistik
dan rekayasa genetika itu sendiri .
Pada bulan Februari 2012, Yorktown memperkenalkan GloFish dengan warna
Hijau Tetra, yang merupakan ikan tetra hitam yang telah direkayasa genetikanya.
Seperti sepupunya ikan zebra lainnya, GloFish jenis ini adalah ikan air tawar kecil
yang mencakup materi genetik dari karang neon yang membuatnya neon terang. Di
bawah cahaya hitam, bersinar dalam gelap.
Kedua GloFish ini sangat berbeda, namun ahli lingkungan dan beberapa ahli
mengatakan bahwa hal ini sangat penting. Ikan zebra yang menyukai suhu panas
adalah ikan dari Asia selatan dan tidak bisa bertahan lama di perairan Amerika
Serikat yang dingin. Dengan demikian, Food and Drug Administration telah
memutuskan bahwa akan ada sedikit ancaman invasi perairan AS jika ikan-ikan ini
dipelihara di akuarium rumah. Di South Florida, ikan zebra dengan genetic tetra
12
hitam dimodifikasi bisa mengganggu lingkungan. Di Amerika Selatan, mereka bisa
berarti gangguan yang tidak diinginkan dalam keanekaragaman hayati.
Bukan tidak mungkin, pemelihara GloFish melepaskan ikannya ke perairan
sehingga akan adanya persaingan antara ikan GloFish dan ikan asli dari daerah
tersebut yang bisa melemahkan keturunan dari ikan asli sehingga akan mempengaruhi
spesies ikan asli. GloFish dapat memberikan kerugian karena mereka mencari
makanan atau dalam peran mereka sebagai mangsa dan pemangsa. Jika tetras GloFish
berkembang biak dengan tetras hitam liar maka gen fluorescent akan diteruskan ke
sejumlah generasi yang menyebabkan perubahan di alam. Ikan rekayasa genetika
tidak diperbolehkan di Kanada dan sebagian besar Negara Eropa, dan GloFish tidak
bisa dijual di California. FDA menetapkan pada tahun 2003 yang GloFish tidak perlu
melalui proses persetujuan penuh, dengan mengatakan bahwa tidak ada bukti ikan
yang diubah genetiknya menimbulkan peningkatan risiko terhadap lingkungan.
Hingga saat ini, masih dilakukan penelitian tentang efek adanya GloFish bagi
lingkungan sehingga belum pasti apakah GloFish berbahaya bagi lingkungan atau
tidak.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
GloFish merupakan ikan yang bisa berpendar. Ikan yang digunakan adalah
ikan zebra (ZebraFish) yang disisipi oleh Green Flourescent Protein (GFP) atau
protein berpendar hijau yang berasal dari Aequorea victoria, yaitu salah satu jenis
ubur-ubur. Sampai saat ini telah ditemukan 5 varian warna dari GloFish diantaranya
Starfire Red, Sunburst Orange, Electric Green, Cosmic Blue and Galactic
Purple. Adanya GloFish menimbulkan pro dan kontra dan masih dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang dampak adanya GloFish bagi lingkungan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Adam Amsterdam, d. (2000). The Aequorea victoria Green Flourescent Protein Can
Be Used a Reporter in LIves Zebrafish Embryos.
Andrew Dodd, d. (2000). Zebrafish: Bridging The Gap Between Development and
Desease. Oxford Unibersity Press .
Anonimous. (2013). GloFish. Diakses pada 7 November 2013 dari
http://www.GloFish.com/
Anonimous. Zebrafish. Diakses pada 7 November 2013 dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Zebrafish
Campus, Z. (t.thn.). Introduction to Flouroscent Protein. Diakses pada 18 November
2013 dari http://zeiss-campus.magnet.fsu.edu
Mogel, K. H. (2012, September 18). Are GloFish Bad for Environment. Diakses pada
18 November 2013 dari http://www.biofortified.org/
Nash, S. (2004). Glofish Gives New Shine to GM Debate. Diakses pada 18 November
2013 dari www.nwrage.org