34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan anak yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Di negara Indonesia, anak berkebutuhan khusus yang mempunyai gangguan perkembangan dan telah diberikan layanan antara lain adalah anak dengan ADHD. ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, suatu kondisi yang pernah dikenal sebagai Attention Deficit Disorder (Sulit memusatkan perhatian), Minimal Brain Disorder (Ketidak beresan kecil di otak), Minimal Brain Damage (Kerusakan kecil pada otak), Hyperkinesis (Terlalu banyak bergerak / aktif), dan Hyperactive (Hiperaktif). Ada kira-kira 3-5% anak usia sekolah menderita ADHD (Tanner, 2007) Dengan memperoleh pendidikan yang sesuai dengan jenis dan tingkatan kelainan ABK khususnya anak dengan ADHD , diharapkan ABK khususnya ADHD memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk dirinya sendiri serta dapat turut berpatisipasi dalam 1

Makalah BK anak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah BK anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan anak yang menandakan

adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik

yang berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Di negara Indonesia, anak

berkebutuhan khusus yang mempunyai gangguan perkembangan dan telah

diberikan layanan antara lain adalah anak dengan ADHD.

ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder,

suatu kondisi yang pernah dikenal sebagai Attention Deficit Disorder (Sulit

memusatkan perhatian), Minimal Brain Disorder (Ketidak beresan kecil di otak),

Minimal Brain Damage (Kerusakan kecil pada otak), Hyperkinesis (Terlalu banyak

bergerak / aktif), dan Hyperactive (Hiperaktif). Ada kira-kira 3-5% anak usia

sekolah menderita ADHD (Tanner, 2007)

Dengan memperoleh pendidikan yang sesuai dengan jenis dan tingkatan

kelainan ABK khususnya anak dengan ADHD , diharapkan ABK khususnya

ADHD memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk dirinya

sendiri serta dapat turut berpatisipasi dalam pembangunan demi menciptakan

kesejahteraan bangsa dan negaranya.

Prinsip bimbingan dan konseling adalah “ Guiedance For All” dimana

semua individu memiliki hak yang sama dalam mendapatkan layanan bimbingan

dan konseling, siapa pun individu itu, dari mana pun individu itu berasal, dan

bagaimana pun kondisi konseli.

B. Tujuan Penulisan Makalah

Sesuai dengan penulisan makalah ini, adalah untuk mendapatkan

gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan ADHD, baik emosi

maupun perilaku yang dialami anak ADHD, sehingga gambaran yang diperoleh

1

Page 2: Makalah BK anak

memungkinan pengembangan pengajaran dan program-program yang sesuai

untuk pelayanan terhadap Anak ADHD.

C. Sistematika Penulisan Makalah

Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penulisan Makalah

C. Sistematika Penulisan Makalah

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian ADHD

B. Penyebab dan Pengaruh ADHD

C. Karakteristik Anak ADHD

D. Jenis ADHD

E. Permasalah Yang dialami Oleh Anak ADHD

BAB IV BANTUAN YANG DIBERIKAN

A. Alternatif Bantuan Atas Dasar Pertimbangan Konseptual

B. Keterlibatan Pihak Lain dalam Pemberian Bantuan

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan dan Saran

B. Penutup

2

Page 3: Makalah BK anak

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian ADHD

Menurut Baihaqi dan Sugiarmin (2006: 2) ADHD merupakan attention

deficit hyperactivity disorder, (Attention= perhatian, Deficit= berkurang,

Hiperactivity= hiperaktif, dan Disorder= gangguan) apabila diartikan dalam

bahasa indonesia berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif.

ADHD = kurang pemusatan perhatian + impulsivitas + hiperaktivitas.

Seseorang dapat memenuhi kriteria ADHD, jika ia kurang perhatian (Inattention)

atau Hiperaktifitas (tidak dapat tenang) & Impulsif, atau keduanya. Kondisi ini

terjadi selama periode paling tidak enam bulan, yang mana mengakibatkan

pertumbuhan seseorang tersebut menjadi tidak sesuai dengan tingkat pertumbuhan

usia normal (Widhata, 2008).

Maka berdasarkan pemaparan di atas ADHD merupakan hambatan

seorang individu dalam pemusatan perhatian yang disertai perilaku hiperaktivitas.

B. Penyebab dan Pengaruh ADHD

Penyebab ADHD sebenarnya tidak diketahui. Tetapi teori lama

mengatakan penyebabnya antara lain adalah keracunan, komplikasi pada saat

melahirkan, alergi terhadap gula dan beberapa jenis makanan, dan kerusakan pada

otak. Meskipun teori ini ada benarnya, banyak kasus ADHD yang tidak cocok

dengan penyebab tersebut.

Penelitian membuktikan bahwa ADHD ada hubungannya dengan genetika

seorang anak. Bukan berarti kalau salah seorang orang tua menderita ADHD, si

anak juga akan menderita ADHD. Juga tidak berarti jika si anak menderita ADHD

karena ada kerabat dekat yang menderita ADHD.

ADHD hanya dapat di lihat dari perilaku yang sangat kentara pada diri

anak ADHD. Mengapa demikian? Karena ADHD adalah istilah yang digunakan

untuk menggambarkan beberapa pola perilaku yang sulit dibedakan diantara anak-

3

Page 4: Makalah BK anak

anak yang kelak suatu hari ditemukan perbedaan beserta penyebabnya (Baihaqi

dan Sugiarmin, 2006: 13).

Hyperactive bukan merupakan penyakit tetapi suatu gejala atau symptoms.

Symptoms terjadi disebabkan oleh faktor-faktor brain damage, an emotional

disturbance, a hearing deficit, or mental retardaton (Batshaw & Perret, 1986: 261

dalam Delphie, 2006: 73)

ADHD membawa pengaruh kepada setiap aspek kehidupan anak. Anak-

anak yang menderita ADHD seringkali mendapat kesulitan dalam memahami

instruksi, mengingat tugas, bermain dengan baik dengan saudara sekandung, atau

mengingat peraturan-peraturan. Sepertinya mereka selalu berada dalam kesulitan.

Mereka sulit untuk ikut serta dalam aktivitas kelompok atau duduk diam di kelas.

Mereka mungkin dicap sebagai anak nakal. Bagi sebagian anak yang menderita

ADHD, sangat sulit berteman.

Problem diatas menjadikan mereka anak yang kesepian dan sulit

dimengerti dan mereka menjadi lebih nakal karenanya. Bagaimana mereka dapat

menyelesaikan sekolah jika sulit memusatkan perhatian? Tanpa penyesuaian diri

dalam bersosialisasi secara benar, mereka akan mendapat kesulitan dalam mencari

teman pada masa mereka dewasa.

Beberapa bukti-bukti menunjukkan bahwa orang yang menderita ADHD

juga mengalami kesulitan belajar, selalu menentang dan berkelakuan

menyimpang. Kondisi-kondisi seperti ini membuat mereka mengalami kesulitan

dalam bergaul.

Baihaqi dan Sugiarmin (2006: 46-47) memaparkan pengaruh ADHD

adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh ADHD pada pendidikan

a. Tidak dapat segera memulai.

b. Prestasi kurang.

c. Bekerja terlalu lambat/ cepat.

d. Melupakan intruksi atau penjelasan.

e. Tidak melakukan tugas.

f. Selalu meninggalkan benda-benda sampai menit terakhir.

4

Page 5: Makalah BK anak

g. Selalu binggung.

h. Menangguhkan pekerjaan.

i. Motivasi yang kurang, mudah frustasi.

j. Kesulitan dalam menyelesaikan tugas.

k. Menghindari teman, berperilaku kacau.

2. Pengaruh ADHD pada perilaku

a. Menuntut.

b. Turut campur dengan orang lain.

c. Mudah frustasi.

d. Kurang mengendalikan diri.

e. Tidak tenang/ gelisah.

f. Lebih banyak berbicara.

g. Suka menjadi pemimpin, mudah berubah pendirian.

h. Mengganggu, cenderung untuk mendapat kecelakaan.

i. Mudah binggung, mengalami hari-hari baik dan buruk.

3. Pengaruh ADHD pada aspek sosial

a. Mementingkan diri sendiri.

b. Cemas, kasar. Tidak peka.

c. Tidak dewasa, tertekan.

d. Harga diri rendah.

e. Keras/ tenang, membuat ramai.

f. Tidak berpikir panjang.

g. Menarik diri dari kelompok.

h. Sering berperilaku tanpa perasaan.

i. Tidak mau menunggu giliran.

C. Karakteristik Anak ADHD

Menurut Baihaqi dan Sugiarmin (2006: 2-3) ciri utama ADHD adalah:

1. Rentang perhatian yang kurang, adapun gejala-gejala yang menunjukkan

’rentang perhatian yang kurang’ meliputi:

a. Gerakan yang kacau;

5

Page 6: Makalah BK anak

b. cepat lupa;

c. mudah binggung; dan

d. kesulitan dalam mencurahkan perhatian terhadap tugas-tugas atau

kegiatan bermain.

2. Impulsivitas yang berlebihan dan adanya hiperaktivitas, gejala-gejala

tersebut meliputi:

a. Emosi gelisah;

b. mengalami kesulitan bermain dengan tenang;

c. mengganggu anak lain; dan

d. selalu bergerak.

Adapun menurut Muhammad (2008: 128), anak-anak hiperaktif dapat dikenali

dari gejala-gejala berikut:

1. Tidak memberi perhatian

a. Lalai mengerjakan tugas.

b. Tidak mengikuti arahan.

c. Sulit untuk berkonsentrasi pada satu aktivitas.

2. Impulsif

a. Bertindak tanpa berpikir.

b. Selalu berganti-ganti aktifitas.

c. Sulit menjalani satu aktivitas.

d. Membutuhkan perhatian lebih.

e. Tidak bisa menunggu giliran.

3. Hiperaktif

a. Sering berlari atau memanjat benda-benda yang tinggi atau perabotan

dan sulit diatur.

b. Sulit untuk duduk di satu tempat dengan tenang.

c. Bergerak-gerak berlebihan ketika tidur.

d. Selalu aktif setiap saat.

6

Page 7: Makalah BK anak

Menurut Widhata (2008) seseorang dapat dikategorikan sebagai

Inattention, hiperaktifitas, dan Impulsif Jika ia minimal memenuhi minimal 6

kriteria dibawah ini:

1. Inattention:

a. Tidak teliti atau sering ceroboh dalam menyelesaikan tugas sekolah,

pekerjaan atau kegiatan lainnya.

b. Sulit mempertahankan konsentrasi untuk menyelesaikan tugas atau

permainan.

c. Sering tidak mendengarkan pada saat diajak berbicara.

d. Cenderung tidak mengikuti instruksi dalam menyelaesaikan tugas sekolah

atau pekerjaan.

e. Mengalami masalah dalam mengatur atau mengorganisasi tugas atau

kegiatan.

f. Tidak menyukai atau cenderung menghindar tugas yang memerlukan

kemampuan mental dan konsentrasi yang panjang.

g. Sering kehilangan barang – barang atau peralatan yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas. Misalnya, buku, pensil, penghapus dan lain – lain.

h. Mudah terpecah konsentrasinya.

i. Pelupa.

2. Hiperaktifitas:

a. Tidak dapat duduk dengan tenang.

b. Sering meninggalkan bangku tanpa alasan yang jelas.

c. Berlari, memanjat tidak pada tempatnya (pada usia dewasa, lebih

ditunjukkan dengan sikap gelisah).

d. Kesulitan dalam menikmati kegiatan atau permainan yang tenang dan

membawa relaksasi.

e. Berkeinginan untuk selalu bergerak aktif.

f. Cerewet, suka berbicara kadang tidak sesuai dengan konteks.

3. Impulsif:

a. Sering memberikan jawaban sebelum pertanyaan yang ditanyakan selesai.

b. Mengalami masalah dalam menunggu giliran.

7

Page 8: Makalah BK anak

c. Sering memotong pembicaraan orang lain atau menyerobot.

Dan menurut Tanner (2007) ada tiga tanda utama anak yang menderita ADHD, yaitu:

1. Tidak ada perhatian. Ketidak mampuan memusatkan perhatian pada beberapa

hal seperti membaca, menyimak pelajaran, atau melakukan permainan.

Seseorang yang menderita ADHD akan mudah sekali teralih perhatiannya

karena bunyi bunyian, gerakan, bau bauan atau pikiran, tetapi dapat

memusatkan perhatian dengan baik jika ada yang menarik minatnya.

2. Hiperaktif. Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus

menerus, tidak mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur

3. Impulsif. Bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan

raya, menabrak pot bunga pada waktu berlari di ruangan, atau berbicara tanpa

dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.

Setiap anak yang seringkali bertindak seperti contoh-contoh diatas selama

lebih dari enam bulan berturut-turut, dibandingkan dengan anak seusianya, dapat

didiagnosa menderita ADHD. Gejala ini biasanya muncul sebelum si anak berusia

enam tahun.

Ciri yang paling mudah dikenal bagi anak hiperaktif adalah anak akan

selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain, selain itu yang bersangkutan

sangat jarang untuk berdiam selama kurang 5 hingga 10 menit guna melakukan

suatu tugas kegiatan yang diberikan gurunya (Delphie, 2006: 73).

Adapun untuk kriteria lain mengenai ADHD dapat dilihat pada DSV IV

(1994) yang akan dipaparkan pada bagian berikutnya.

D. Jenis ADHD

ADHD adalah sebuah kondisi yang amat kompleks; gejalanya berbeda-

beda. Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi

mereka menggunakan jenis ADHD sebagai berikut ini:

1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian

Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau

Impulsif. Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada

8

Page 9: Makalah BK anak

pada anak perempuan. Mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti

sedang berada di awang-awang.

2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive

Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi

tidak bisa memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak

kecil.

3. Tipe gabungan

Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif.

Kebanyakan anak anak termasuk tipe seperti ini.

Sama halnya dengan pemaparan Baihaqi dan Sugiarmin (2006: 7)

bahwasannya anak ADHD dibedakan ke dalam tiga tipe:

1. Tipe ADHD gabungan

Untuk mengetahui tipe ini dapat didiagnosis/ dideteksi oleh adanya paling

sedikit 6 diantara 9 kriteria untuk ’perhatian’, ditambah paling sedikit 6

diantara 9 kriteria untuk hiperaktivitas impulsifitas, tentunya disertai bukti

antara lain sebagai berikut:

a. Gejala-gejala tersebut tampak sebelum anak mencapai usia 7 tahun.

b. Gejala-gejala diwujudkan pada -paling sedikit- dua seting yang berbeda.

c. Gejala yang muncul menyebabkan hambatan yang signifikan dalam

kemampuan akademik.

d. Gangguan ini tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh kondisi

psikologi atau psikiatri lainnya.

2. Tipe ADHD kurang memerhatikan

Untuk mengetahui tipe ini, dapat didiagnosis oleh adanya paling sedikit 6

diantara 9 gejala untuk ’perhatian’ dan mengakui bahwa individu-individu

tertentu mengalami sikap kurang memerhatikan yang mendalam tanpa

hiperaktivitas/impulsifitas.

3. Tipe ADHD hiperaktif impulsif

Tipe ketiga ini menuntut paling sedikit 6 diantara 9 gejala yang terdaftar pada

bagian hiperaktif impulsifitas. Tipe ini mengacu pada anak pada anak-anak

yang mengalami kesulitan lebih besar dengan memori (ingatan) mereka dan

9

Page 10: Makalah BK anak

kecepatan motor perseptual (persepsi gerak), cenderung untuk melamun, dan

kerap kali menyendiri secara sosial.

Adapun kriteria ADHD tersebut terdapat pada DSM IV (1994)

Berikut kriteria ADHD berdasarkan Diagnostic Statistical Manual yang

diambil dari Manual Diagnostik dan Statistika mengenai Gangguan-gangguan

Mental menurut Asosiasi Psikiater Amerika, tahun 1994 (Baihaqi dan Sugiarmin,

2006: 7):

1. Kriteria

a. Kurang perhatian

Pada kriteria ini, penderita ADHD paling sedikit mengalami 6 atau lebih

dari gejala-gejala berikutnya, dan berlangsung selama paling sedikit enam

bulan sampai suatu tingkatan yang maladaptif dan tidak konsisten dengan

tingkat perkembangan.

1) Seringkali gagal memperhatikan baik-baik terhadap sesuatu yang

detail atau membuat kesalahan yang sembrono dalam pekerjaan

sekolah dan kegiatan-kegiatan lainnya.

2) Sering kali mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian

terhadap tugas-tugas atau kegiatan bermain.

3) Seringkali tidak mendengarkan jika diajak bicara secara langsung.

4) Sering kali tidak mengikuti baik-baik intruksi dan gagal dalam

menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan, atau tugas di tempat kerja

(bukan di sebabkan karena perilaku melawan atau kegagalan untuk

mengerti intruksi).

5) Seringkali mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan

kegiatan.

6) Seringkali kehilangan barang/ benda penting untuk tugas-tugas dan

kegiatan.

7) Seringkali menghindari, tidak menyukai atau enggan untuk

melaksanakan tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental yang

didukung, seperti menyelesaikan pekerjaan sekolah atau pekerjaan

rumah.

10

Page 11: Makalah BK anak

8) Sering kali bingung/ terganggu oleh rangsaan dari luar.

9) Seringkali lekas lupa dalam menyelesaikan kegiatan sehari-hari.

b. Hiperaktivitas dan Impulsifitas

Paling sedikit 6 atau lebih dari gejala-gejala hiperaktivitas impulsifitas

berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 bulan sampai dengan

tingkatan yang maladaptif dan tidak dengan tingkat perkembangan.

Hiperaktif:

1) Seringkali gelisah dengan tangan atau kaki mereka, dan sering

menggeliat di kursi.

2) Sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau dalam situasi

lainnya di mana diharapkan agar anak tetap duduk.

3) Sering berlarian atau naik-naik secara berlebihan dalam situasi di mana

hal ini tidak tepat.

4) Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam

kegiatan senggang secara tenang.

5) Sering’bergerak’ atau bertindak seolah-olah ’dikendalikan oleh motor’.

6) Sering berbicara berlebih.

Impulsifitas:

1) Sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai.

2) Sering mengalami kesulitan menanti giliran.

3) Sering mengintrupsi atau menggangu orang lain, misalnya memotong

pembicaraan atau permainan.

2. Beberapa gejala hiperaktivitas impulsifitas atau kurang perhatian yang

menyebabkan gangguan muncul seelum anak berusia 7 tahun.

3. Ada suatu gangguan di dua atau lebih setting/ situasi.

4. Harus ada gangguan yang secara klinis, signifikan di dalam fungsi sosial,

akademik, atau pekerjaan.

5. Gejala-gejala tidak terjadi selama berlakunya PDD, Skizofrenia, atau

gangguan psikotik lainnya, dan tidak dijelaskan dengan lebih baik oleh

gangguan mental lainnya.

11

Page 12: Makalah BK anak

C. Permasalah Yang dialami Oleh Anak ADHD

Anak dengan tipe ADHD biasanya mempunyai problem dalam

memperhatikan instruksi, menyelesaikan tugas, berhubungan dengan anak lain,

atau duduk tenang. Artinya mereka seringkali membuat masalah di rumah,

dijuluki sebagai anak nakal di sekolah, dan diganggu oleh teman-temannya.

Keadaan ini seringkali membuat si anak berpikir bahwa dia tidak baik, yang

membuatnya rendah diri dan tidak percaya diri.

Di sekolah anak hiperaktif mendapatkan kesulitan untuk berkonsentrasi

dalam tugas-tugas kerjanya. Ia selalu mudah bingung atau kacau pikirannya, tidak

suka memperhatikan perintah atau penjelasan gurunya, dan selalu tidak berhasil

dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan sekolah, sangat sedikit mengeja huruf,

tidak mampu meniru huruf-huruf (Rapport & Ismond, 1984 dalam Betshaw &

Perret, 1986 dalam Delphie, 2006: 73).

12

Page 13: Makalah BK anak

BAB III

BANTUAN YANG DIBERIKAN

A. Alternatif Bantuan Atas Dasar Pertimbangan Konseptual Pada nank

ADHD

Dalam memberikan perhatian kepada anak yang mengalami ADHD,

Baihaqi dan Sugiarmin (2006: 65) memaparkan:

1. Langkah penanganan anak ADHD banyak jenisnya, sebagian bergantung pada

pandangan pelaksana terhadap perkembangan anak.

2. Penanganan belajar anak ADHD bergantung pada masalah yang dihadapi

anak.

Maka berdasarkan pemaparan diatas bahwasanya penanganan anak ADHD

tergantung kepada masalah apa yang dihadapi oleh anak, berarti dalam hal ini

penanganan yang bisa dilakukan dalam menangani konseli adalah bagaimana

upaya meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan dirinya sehingga dengan

mampu mengendalikan dirinya konseli dapat meminimalisir perilaku yang

merugikan orang lain dan dapat meningkatkan konsentrasi dalam mengikuti

pelajaran.

Teknik yang bisa digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi

tingkah laku yang tidak dikehendaki adalah sebagai berikut (Baihaqi dan

Sugiarmin, 2006: 69):

Dalam upaya menganalisis tingkah laku yang akan menjadi sasaran penanganan.

Teknik ini disebut analisis A-B-C, yaitu bahwa kebanyakan tingkah laku

dipengaruhi oleh kejadian yang mendahuluinya atau antecedent (A) yang terjadi

sebelum terjadinya tingkah laku atau behavior (B), dan akan mengakibatkan suatu

konsekuensi (C).

Tentunya dalam hal ini informasi tersebut dapat diperoleh melalui

wawancara dengan orang tua, mengamati, dan mencatat kejadian-kejadian yang

terjadi terutama pada tingkah laku yang tidak dikehendaki. Selanjutnya tingkah

laku tersebut dipelajari bentuk tingkah lakunya, kapan terjadinya, dalam situasi

13

Page 14: Makalah BK anak

bagaimana, dsb. Gambaran yang jelas dari tingkah laku yang dimunculkan oleh

anak memudahkan dalam memberikan perubahan kejadian sebelum dan sesudah

tingkah laku yang tidak dikehendaki terjadi. Perubahan ini akan menghasilkan

suatu tingkah laku yang baik menggantikan tingkah laku yang tidak dikehendaki.

Sebagai contoh perilaku yang sering dimunculkan oleh konseli adalah

tidak bisa duduk diam, dan mengganggu temannya. Maka dalam hal ini cari

alasan mengapa anak tersebut melakukan hal demikian, beberapa alasan hal

demikian terjadi karena anak tersebut membutuhkan perhatian, merasa bosan, dsb.

Maka hal pertama yang bisa dilakukan adalah menghilangkan alasan-

alasan tersebut dengan cara memberikan perhatian, mengubah kegiatan, atau

menghampiri si anak. Seyogyanya orang tua dan guru memberitahukan kepada

anak tentang cara yang baik untuk menyatakan rasa ketidakpuasan, kejengkelan,

dan kemarahanya.

Adapun teknik lain yang bisa diberikan, adalah sebagai berikut:

1. Ekstingsi

Teknik ini berasumsi bahwa tanpa penguat terhadap suatu respon akan

menurunkan atau menghilangkan respon tersebut.

2. Satiasi

Satiasi berupaya menghilangkan alasan yang menghasilkan tingkah laku yang

tidak dikehendaki, misalkan dengan memberikan perhatian sebelum anak

menuntut perhatian, atau bisa juga dengan melebihkan layanan daripada yang

diinginkan.

3. Pemberian hukuman

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian hukuman:

a. Hukuman digunakan jika tidak ingin membiarkan suatu tingkah laku

berlanjut.

b. Hukuman dilakukan jika prosedur lain tidak berhasil

c. Sebaiknya diberikan hukuman ringan yang terbukti efektif untuk tingkah

laku tertentu.

d. Jangan melakukan hukuman dalam keadaan marah.

4. Time out

14

Page 15: Makalah BK anak

Tteknik ini dilakukan dengan cara anak dipindahkan dari tempat yang

tingkahlaku tidak dikehendaki terjadi.

Baihaqi dan Sugiarmin (2006: 76) memaparkan bahwa pada intinya,

faktor-faktor kunci untuk anak ADHD merupakan peraturan yang ditetapkan

dengan jelas, sesuai dengan harapan dan instruksi. Selain itu, mereka

membutuhkan umpan balik yang segera dan konsisten atas perilaku dan

pengarahan kembali pada tugas. Mereka membutuhkan orang dewasa, baik orang

tua maupun guru dalam mengatasi masalah yang dialaminya dengan cara yang

didasarkan atas pengetahuan, rasa iba, dan rasa hormat.

Alternatif bantuan yang diungkapkan Tenner (2007) terhadap anak

ADHD, adalah:

1. Tingkatkan Kejelasan

Tentukan aturan-aturan, konsekuensi, dan imbalan . Seringkali, anak

dengan ADHD sepertinya selalu mendapatkan kesulitan. Meskipun guru telah

menentukan aturan-aturan, mereka seringkali melanggarnya dan seperti keheranan

ketika diberi hukuman. Untuk menghindari hal ini, sebaiknya guru atau orang tua

membicarakan aturan-aturannya dengan anak. Lalu tuliskan aturan-aturan tersebut

dan pastikan anak mengerti tentang peraturan-peraturan itu. Misalnya, kita (guru,

orang tua) menuliskan: jagalah kebersihan, tetapi anak anda tidak mengerti

sebelum anda menjelaskan apa arti kebersihan. Kamarmu harus dibersihkan setiap

minggu, mainan dibereskan sebelum tidur, harus mandi setiap hari. Peraturan-

peraturan ini mempunyai arti yang berbeda yang tidak dapat diinterpretasikan

secara berbeda.

Tuliskan peraturan-peraturan tersebut disertai dengan konsekuensinya

kalau dilanggar juga hadiahnya kalau dipatuhi. Gambar atau symbol dapat

dipergunakan untuk anak-anak yang masih kecil. Letakkan tulisan atau gambar

tersebut di tempat yang mudah dilihat. Sebaliknya si anakpun dapat membuat

peraturan-peraturan bagi orang tuanya.

Bantu si anak memahami tugasnya . Anak dengan ADHD seringkali

menemui kesulitan dalam menyelesaikan suatu tugas. Contohnya: tugas yang

diberikan adalah membersihkan semua keranjang sampah yang ada di dalam

15

Page 16: Makalah BK anak

rumah. Dia membuang sampah yang di dapur saja dan lupa membuang yang di

kamar mandi. Sebaiknya dibuatkan semacam daftar mengenai apa saja yang harus

dikerjakan. Untuk anak yang belum bisa membaca gunakan gambar atau symbol.

Daftar semacam ini dapat dipakai untuk segala macam tugas, misalnya

membersihkan kamar, memberi makan binatang peliharaan, atau mencuci piring.

Daftar ini dapat juga digunakan untuk mengingatkan anak mengenai kegiatan

rutin sehari-hari, bahkan dalam kegiatanya di sekolah.

2. Tingkatkan Tatanan

Tempatkan segala sesuatu pada tempatnya dan buat segala sesuatu lebih

teratur misalnya mainan anak yang berceceran karena terburu-buru berangkat ke

sekolah sediakan tempat untuk meletakannya.

Gunakan beker atau sinyal waktu, Anak dengan ADHD seringkali tidak

memperhatikan waktu. Mereka tidak mempunyai konsep waktu, karena itu

mereka mungkin akan lupa dengan tugas yang diberikan. Lebih parah lagi mereka

merasa terganggu dengan waktu.

3. Tingkatkan Kewaspadaan Akan Berbagai Kemungkinan

Jadwal harian dapat merupakan hal yang pasti. Dengan mengikuti jadwal

si anak merasa lebih mudah mengingat apa yang harus dikerjakan. Namun, anak

dengan ADHD akan sangat bergantung pada jadual, karena itu ada baiknya kita

mengingatkan mereka akan kemungkinan yang ada diluar jadwal. Ingatkan si anak

beberapa hari sebelumnya dan pada hari dimana aktivitas dalam jadwal

seharusnya dilakukan.

Hindari suara atau bunyi-bunyian - Ketika si anak sudah akan memulai

suatu aktivitas, dia akan mudah sekali teralih perhatiannya karena bunyi pesawat

yang kebetulan lewat, gonggongan anjing, suara orang bercakap-cakap diruang

lain, atau gambar yang tergantung di dinding. Kita ingin si anak bekerja sebaik-

baiknya, karena itu hindari menempatkan mereka di depan jendela atau ruang

dimana banyak kegiatan di dalam rumah. Carilah tempat yang tenang, tetapi

pastikan si anak benar-benar melakukan semua proses tugasnya, bisa saja si anak

mempunyai pilihan lain dalam melaksanakan tugasnya yang kadang-kadang tidak

terfikirkan oleh kita. Mungkin saja mereka melakukan tugasnya dengan baik

16

Page 17: Makalah BK anak

sambil berbaring atau berdiri di samping meja. Mungkin juga mereka minta

diputarkan lagu atau penerangan di ruangan diredupkan sedikit. Yang penting

jangan sampai si anak merasa terisolasi dalam sebuah ruangan. Si anak akan

merasa aman berada dengan anda selama dia melaksanakan tugasnya dan andapun

dapat memonitor proses penyelesaian tugas. Dalam hal ini si anak punya pola

tingkah laku tersendiri dalam menyelesaikan tugas yang sebaiknya tidak

diganggu.

Muhammad (2008: 181-187) penanganan murid yang ADHD:

1. Interaksi sosial:

a. Kenali tingkah laku sosial yang sesuai untuknya, dan hargai apabila ia

menunjukakan tingkah laku tersebut.

b. Duduk dengannya dan buat perjanjian yang jelas yang didalamnya

menyatakan tujuan yang harus dicapai olehnya.

c. Gunakan pujian secara lisan dan tulisan. Pujian yang jelas dan dikatakan

secara langsung menjadikan murid memahami tindakan yang seharusnya,

dan dapat menilai tingkah lakunya sendiri.

d. Hadapkan dirinya pada interaksi kelompok kecil yang diberi tujuan yang

harus dicapai.

e. Kenali kelebihannya yang dapat diumumkan kepada teman-temanya yang

lain. Dengan begitu murid-murid lain akan membentuk tanggapan positif

padanya.

f. Jalankan situasi memainkan peran dengannya dan tekankan kepada

penggunaan kemampuan yang spesifik.

2. Kemampuan dalam mengurus diri sendiri

a. Buat tugas untuk dibuat di rumah dan serahkan padanya sebelum pulang.

b. Minta orang tuanya untuk mengurus dalam mengatur perlengkapannya

supaya dia bisa menyediakan kebutuhannya keesokan harinya.

c. Hindari untuk member tugas dan arahan yang bermacam-macam. Biarkan

dia menyelesaikan satu tugas terlebih dahulu sebelum menyelesaikan tugas

selanjutnya.

3. Masalah dalam mengerjakan tugas

17

Page 18: Makalah BK anak

a. Guru dapat memintanya untuk menyelesaikan semua tugas di sekolah.

b. Selalu berikan murid waktu tambahan untuk membuatnya dapat

menyelesaikan tugasnya.

c. Bherikan tugas yang ringan namun intensif.

d. Perintahkan temanya apabila dia mengalami kesulitan dalam mendengar

dan mencatat.

e. Selalu berdekatan dengannya.

4. Sikap impulsive

a. Guru harus bersikap realistis tentang apa yang diharapkan mengenai

tingkah lakunya.

b. Ajarkan tingkah laku yang sesuai dengan memberi pengakuan secara

langsung untuk respons positif.

c. Sediakan jadwal yang menentukan bila waktunya dia boleh meninggalkan

tempat duduknya untuk melakukan aktivitas lain.

5. Kemampuan akademik

a. Bimbing dia dalam menggunakan kertas diagram saat membuat tugas

matematika agar ia dapat mengetahui tempat yang benar untuk mencatat

nomor, ini dapat membuatnya lebih focus.

b. Gunakan sarana yang dapat dimanipulasi untuk menjaga minat murid.

c. Sampaikan apa tujuan tugas yang diberi kepada muri dan sediakan sarana

yang dapat membantu mencapai tujuan tersebut.

6. Akspresi emosi

a. Guru harus menyadari keterbatasannya dalam memberi perhatian dan

menunjukakan perasaannya.

b. Beri pilihan kata-kata yang berkaitan dengan emosi. Penggunaan istilah

yang sesuai dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyatakan

perasaanya dan juga mengurangi tingkah laku buruknya.

c. Ajarkan dirinya tentang bagaimana menyalurkan kemarahan yang baik.

d. Cobalah beri kekuasaan kepadanya untuk focus terhadap semua aspek

kehidupannya yang dapat dikontrolnya.

18

Page 19: Makalah BK anak

B. Keterlibatan Pihak Lain dalam Pemberian Bantuan

1. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Oleh Orang Tua

a. Pengaturan Waktu, tentunya dalam hal ini upaya bantuan orang tua dalam

mengawasi anaknya selama berada dilingkungan rumah. Orang tua

hendaknya membuat jadwal, sehinggga adanya kegiatan yang terencana,

kapan waktunya anak bermain dan kapan waktunya untuk belajar. Hal ini

dapat membantu anak dalam meningkatkan kedisiplinannya.

b. Tempat yang Baik Untuk Melakukan Aktivitas, tentunya dalam hal ini

adalah strategi orang tua dalam mengatur tempat yang sesuia dengan

aktifitas yang akan dilakukan oleh si anak.

c. Tempat Untuk Menyendiri, orang tua yang mempunyai anak yang impulsif

tentunya dibutuhkan tempat baginya untuk menyendiri, Sediakan sebuah

bantal guling yang dapat ditinju atau dilempar. Dengan cara ini si anak

bisa melampiaskan rasa frustrasinya tanpa memukul orang atau

membanting benda-benda.

d. Pemberian perhatian dan kasih sayang, hal ini sangat penting dilakukan

oleh orang tua. Terkadang anak yang ADHD sangat membutuhkan

perhatian dari orang tuanya. Jangan pernah bosan untuk memujinya ketika

ada hal yang menunjukan keadaan yang lebih baik.

2. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Di Sekolah

a. Ruang Kelas, Ruang kelas yang terbaik bagi anak dengan ADHD adalah

adanya penempatan peraturan dan jadwal sekolah yang mudah dilihat dan

dibaca. Aktivitas sekolah sebaiknya merangsang minat anak dan pekerjaan

sekolah mungkin sukar, tetapi diimbangi dengan praktik yang

menyenangkan, misalnya penggunaan komputer, pekerjaan laboratorium

dsb. Tetapi jika lingkungannya terlalu merangsang minat anak, si anak

akan sulit berkonsentrasi. Hindari menempati si anak di dekat jendela,

pintu terbuka atau gambar / lukisan yang warnanya cerah karena akan

merusak konsentrasi anak. Tempatkan si anak dekat meja guru agar guru

19

Page 20: Makalah BK anak

bisa mengawasi dan membantu. Tetapi jangan sampai si guru sering

didatangi murid lain karena inipun bisa mengganggu, karena anak akan

mengalihkan perhatiannya kepada apa yang didiskusikan temannya dengan

guru. Jangan tempatkan anak di sudut kelas atau jauh dari pantauan guru.

Tanpa perhatian guru si anak akan dengan mudah beralih dan sibuk

dengan pikirannya sendiri dan hanya melamun.

b. Guru hendaknya menjalin hubungan yang baik dengan ketika menghadapi

anak ADHD, dalam hal ini guru harus sabar menghadapi anak dan tak

pernah bosan untuk selalu membimbingnya.

c. Pemberian pujian biasanya efektif karena memberikan pengaruh baik bagi

tingkah laku anak.

d. Anak dengan ADHD sepatutnya mendapatkan pelayanan pendidikan

khusus di sekolah. Jika sekolah tidak mempunyai sarananya, sebaiknya

hubungi lembaga yang mempunyai tenaga ahli dalam mengatasi ADHD,

misalnya klub Anak Anak Berkesulitan Belajar (Klub AABB).

3. Bantuan Pihak Medis atau tenaga ahli (psikolog)

Jika memang pihak medis sangat dibutuhkan dalam membantu perubahan

perilaku anak maka hal ini bisa dilakukan. Karena dengan melakukan konsultasi

maka kita bisa lebih tepat dalam menangani kasus anak tersebut.

20

Page 21: Makalah BK anak

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab terakhir ini penulis sajikan beberapa kalimat sebagai kesimpulan dari

permasalahan yang dibahas dalam makaalah ini, yaitu sebagai berikut :

Anak ADHD (Attention Deficit and Hyperactive Disorder) merupakan anak

yang memiliki hambatan dalam pemusatan perhatian yang disertai perilaku

hiperaktivitas. Anak ADHD memilki rentang waktu yang sangat sedikit dalam

berkonsentrasi, berdasarkan pengamatan yang penulis lakukaan anak yang penulis

assessment mengalami gangguan emosi dan prilaku, dari tolak ukur ini penulis

mendapat beberapa pengetahuan bahwasanya anak ADHD memiliki emosi yang

berubah-ubah, dan perilaku yang labil. Anak ADHD tidak sepenuhnya Inattention,

mereka menaruh perhatian yang besar terhadap apa yang membuat mereka

senang, sedangkan yang lainnya tergantung dari apa yang menarik perhatian

mereka.

Anak ADHD ini memerlukan perhatian yang extra untuk membuat mereka

focus, baik dalam pengajaran maupun hal-hal yang tidak terlalu penting supaya

secara tidak sadar anak diajarkan untuk tetap focus terhadap apa yang ia lakukan.

B. Saran

Berdasarkan pengamatan dari sudut pandang penulis, penulis memberikan

beberapa buah pikiran yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh semua pihak,

khusunya pihak orang tua, pendidik dan institusi pendidikan dalam menghadapi

anak ADHD baik yang memiliki gagguan perilaku dan emosi maupun tidak, yaitu

dengan cara memberikan kasih sayang,dan kesabaran yang tinggi dengan harapan

dapat mengurangi kehiperaktifan anak ADHD tersebut, serta dapat meningkatkan

kemampuan dirinya yang secara potensial dapat berguna bagi dirinya sendiri dan

lingkungan sekitar , selain itu dapat melatih emosi dan mengubah perilaku anak

ADHD melalui proses pembelajaran yang kondusif .

21

Page 22: Makalah BK anak

22