20
Mengenal Indra Penglihatan Asnawati 102012202 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 [email protected] PENDAHULUAN Melihat adalah hal yang sangat penting dalam melakukan aktivitas setiap hari dan alat yang digunakan untuk melihat adalah mata. Untuk dapat melihat, mata harus menangkap pola pencahayaan di lingkungan sebagai “gambar/bayangan optis” di suatu lapisan sel peka sinar, retina seperti kamera nondigital menangkap bayangan pada film. Seperti film yang dapat diproses menjadi salinan visual dari bayangan asli, citra tersandi di retina disalurkan melalui serangkaian tahap pemrosesan visual yang semakin rumit hingga akhirnya secara sadar dipersepsikan sebagai kemiripan visual dari bayangan asli. Skenario “Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun datang dibawa ibunya ke dokter, dengan keluhan penglihatan buram ketika melihat jauh dan harus memincingkan mata agar dapat melihat dengan jelas. Dokter melakukan pemeriksaan, dan mediagnosis anak tersebut menderita rabun jauh, dokter lalu memberikan resep kacamata.” PEMBAHASAN Struktur Mata Mata merupakan organ penglihatan yang dimiliki manusia. Mata dilindungi oleh area orbit tengkorak yang disusun oleh 1

Makalah Blok 6 Mandiri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mata

Citation preview

Page 1: Makalah Blok 6 Mandiri

Mengenal Indra PenglihatanAsnawati

102012202

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

[email protected]

PENDAHULUANMelihat adalah hal yang sangat penting dalam melakukan aktivitas setiap hari dan alat

yang digunakan untuk melihat adalah mata. Untuk dapat melihat, mata harus menangkap pola

pencahayaan di lingkungan sebagai “gambar/bayangan optis” di suatu lapisan sel peka sinar,

retina seperti kamera nondigital menangkap bayangan pada film. Seperti film yang dapat

diproses menjadi salinan visual dari bayangan asli, citra tersandi di retina disalurkan melalui

serangkaian tahap pemrosesan visual yang semakin rumit hingga akhirnya secara sadar

dipersepsikan sebagai kemiripan visual dari bayangan asli.

Skenario “Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun datang dibawa ibunya ke dokter,

dengan keluhan penglihatan buram ketika melihat jauh dan harus memincingkan mata agar

dapat melihat dengan jelas. Dokter melakukan pemeriksaan, dan mediagnosis anak tersebut

menderita rabun jauh, dokter lalu memberikan resep kacamata.”

PEMBAHASANStruktur Mata

Mata merupakan organ penglihatan yang dimiliki manusia. Mata dilindungi oleh area

orbit tengkorak yang disusun oleh berbagai tulang seperti tulang frontal, sphenoid, maxilla,

zygomatic, greater wing of sphenoid, lacrimal, dan ethmoid.1

Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapis (gambar 1).

Dari bagian luar higga paling dalam, lapan-lapisan tersebut adalah (1) sklera/kornea (2)

koroid/ badan siliaris/iris (3) retina. Sebagian besar bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat

jaringan ikat, sklera yang membentuk bagian putih mata. Di sebelah anterior lapisan luar

terdiri dari kornea transparan, yang dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk masuk ke

interior mata. Lapisan tengah dibawah sklera adalah khoroid yang berpigmen banyak dan

mengandung banyak pembuuh darah yang memberi nutrisi bagi retina. Lapisan koroid di

sebelah anterior mengalami spesialisasi membentuk badan siliaris dan iris. Lapaisan paling

dalam dibawah koroid adalah retina, yang terdiri dari lapisan berpigmen disebelah luar dan

1

Page 2: Makalah Blok 6 Mandiri

lapisan jaringan syaraf di sebelah dalam. Yang terakhir mengandung sel batang (rods) dan sel

kerucut (cones), fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Sel batang

dan kerucut adalah reseptor fotosensitif yang terletak berdekatan dengan lapisan

terpigmentasi. Sel batang adalah neuron silindris bipolar bermodifikasi menjadi dendrit

sensitive cahaya, terletak terutama pada perifer retina, bertanggung jawab untuk penglihatan

di malam hari. Sel kerucut berperan dalam persepsi warna. Berfungsi pada tingkat intensitas

cahaya yang tinggi dan berperan dalam penglihatan di siang hari. Pigmen di koroid dan retia

menyerap sinar setelah sinar mengenai retina utuk mencegah pantulan atau pembuyaran sinar

di dalam mata.2

Gambar 1. Struktur Mata

Di bagian inferior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan yang dipisahkan oleh

sebuah lensa elips, yang semuanya trasparan agar cahaya dapat menembus mata dari kornea

hingga ke retina. Rongga posterior yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung

bahan setengah cair mirip gel, yaitu humor vitreus (gambar 2). Humor vitreus penting untuk

mempertahankan bentuk bola mata agar tetap bulat.3 Humor vitreus adalah substansia

gelatinosa mengandung air dan mukopolisakarida. Rongga anterior antara kornea dan lensa

mengadung cairan jernih encer yaitu humor aquosus. Humor aquosus membawa nutrien

untuk kornea dan lensa, yaitu dua struktur yang tidak memiliki aliran darah. Adanya aliran

daran darah di struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Humor

aquosus dihasilkan dengan kecepatan sekitar 5ml/ hari oleh suatu jaringan kapiler di dalam

badan siliaris, suatu turunan khusus lapisan koroid anterior. Komposisi cairan ini serupa

dengan cairan serebrospinal.3

2

Page 3: Makalah Blok 6 Mandiri

Lapisan tengah bola mata disebut tunika vaskular (uvea), dan tersusun dari koroid,

dan badan siliaris, dan iris. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk

mencegah refleksi internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk

memberikan nutrisi pada mata, dan elastic sehingga dapat menarik ligament suspensori.

Badan siliaris, suatu penebalan dibagian anterior lapisan koroid, mengandung pembuluh

darah dan otot siliaris. Otot melekat pada ligament suspensorik, tempat perlekatan lensa. Otot

ini penting dalam akomodasi penglihatan, atau kemampuan untuk mengubah focus dari objek

berjarak jauh ke objek berjarak dekat di depan mata. Iris merupakan suatu diafragma yang

dapat diatur ukurannya dan lubang yang dibentuk oleh iris ini disebut sebagai pupil. Iris

memiliki dua lapisan berpigmen yaitu posterior pigment epithelium yang berfungsi menahan

cahaya yang tidak teratur mencapai retina dan anterior border layer yang mengandung sel-sel

berpigmen yang disebut sebagai chromatophores. Konsentrasi melanin yang tinggi pada

chromatophores inilah yang memberi warna gelap pada mata seseorang seperti hitam dan

coklat. Konsentrasi melanin yang rendah memberi warna biru, hijau, atau abu-abu. Inner

layer (tunica interna) terdiri dari retina dan nervus optikus.4 Iris adalah perpanjangan sisi

anterior koroid, merupakan bagian mata yang berwarna bening. Bagian ini terdiri dari jarigan

ikat dan otot radialis serta sirkulari, yang berfungsi untuk mengendalikan diameter pupil.5

Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat

masuk ke interior mata. Lensa adalah struktur bikonveks yang bening tepat dibelakang pupil.

Elastisitasnya sangat tinggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses penuaan. Rongga

mata. Lensa memisah interior mata menjadi dua rongga, rongga anterior dan rongga

posterior. Rongga anterior terletak dibelakang kornea dan didepan iris, ruang posterior

terletak di depan lensa dan di belakang iris. Ruang tersebut berisi aqueosus humor, suatu

cairan bening yang diproduksi prosesus ssiliaris untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan

kornea. Aqueosus humor mengalir ke saluran Schlemm dan masuk ke sirkulasi darah vena.

Tekanan intraocular pada aqueosus humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata.

Jika aliran aqueosus humor terhambat,tekanan akan meningkat dan mengakibatkan kerusakan

penglihatan, suatu kondisi yang disebut glaucoma. Rongga posterior terletak diantara lensa

dan retina dan berisi vitreus humor. Semacam gel transparan yang juga berperan untuk

mempertahankan bentuk bola mata dan mempertahankan posisi retina terhadap kornea.2,3

3

Page 4: Makalah Blok 6 Mandiri

Gambar 2. Pembentukan dan Drainase Humor Aquosus

Sebagai struktur tambahan mata, dikenal berbagai struktur aksesori yang terdiri dari

alis mata, kelopak mata, bulu mata, konjungtiva, aparatus lakrimal, dan otot-otot mata

ekstrinsik. Alis mata dapat mengurangi masuknya cahaya dan mencegah masuknya keringat,

yang dapat menimbulkan iritasi, ke dalam mata. Kelopak mata dan bulu mata mencegah

masuknya benda asing ke dalam mata. Konjungtiva merupakan suatu membran mukosa

yang tipis dan transparan. Konjungtiva palpebra melapisi bagian dalam kelopak mata dan

konjuntiva bulbar melapisi bagian anterior permukaan mata yang berwarna putih. Titik

pertemuan antara konjungtiva palpebra dan bulbar disebut sebagai conjunctival fornices.4

Apparatus lakrimal terdiri dari kelenjar lakrimal yang terletak di sudut anterolateral orbit dan

sebuah duktus nasolakrimal yang terletak di sudut inferomedial orbit. Kelenjar lakrimal

diinervasi oleh serat-serat parasimpatis dari nervus fasialis. Kelenjar ini menghasilkan air

mata yang keluar dari kelenjar air mata melalui berbagai duktus nasolakrimalis dan

menyusuri permukaan anterior bola mata. Tindakan berkedip dapat membantu menyebarkan

air mata yang dihasilkan kelenjar lakrimal. Air mata tidak hanya dapat melubrikasi mata

melainkan juga mampu melawan infeksi bakterial melalui enzim lisozim, garam serta gamma

globulin. Kebanyakan air mata yang diproduksi akan menguap dari permukaan mata dan

kelebihan air mata akan dikumpulkan di bagian medial mata di kanalikuli lakrimalis. Dari

bagian tersebut, air mata akan mengalirke saccus lakrimalis yang kemudian menuju duktus

nasolakrimalis. Duktus nasolakrimalis berakhir pada meatus inferior kavum nasalis dibawah

konka nasalis inferior.1

4

Page 5: Makalah Blok 6 Mandiri

Untuk menggerakkan bola mata, mata dilengkapi dengan enam otot ekstrinsik yaitu

empat otot rektus dan dua otot oblikus (gambar 3). Otot-otot tersebut yaitu superior rectus

muscle yang menggerakan mata kearah atas, inferior rectus muscle yang menggerakan mata

kearah bawah, medial rectus muscle yang menggerakan mata kearah dalam, lateral rectus

muscle yang menggerakan mata kearah luar, superior oblique muscle yang menggerakan

mata kearah bawah dan memutar mata kearah dalam, dan inferior oblique muscle yang

menggerakan mata kearah atas dan memutar kearah luar. Pergerakan bola mata dapat

digambarkan secara grafik menyerupai huruf H sehingga uji klinis yang digunakan untuk

menguji gerakan bola mata disebut sebagai H test. Superior oblique muscle diinervasi oleh

nervus troklearis. Lateral rectus muscle diinervasi oleh nervus abdusen. Keempat otot mata

lainnya diinervasi oleh nervus okulomotorius.4

Gambar 3. Otot Mata

Komponen optik dari mata adalah

elemen transparan dari mata yang

tembus cahaya serta mampu membelokkan cahaya (refraksi) dan memfokuskannya pada

retina. Bagian-bagian optik ini mencakup kornea, aqueous humor, lensa, dan vitreous body.

Aqueous humor merupakan cairan serosa yang disekresi oleh ciliary bodyke posterior

chamber, sebuah ruang antara iris dan lensa. Cairan ini mengalir melalui pupil menuju

anterior chamber yaitu ruang antara kornea dan iris. Dari area ini, cairan yang disekresikan

akan direabsorbsi kembali oleh pembuluh darah yang disebut sclera venous sinus(canal of

Schlemm).4 Lensa tersuspensi dibelakang pupil oleh serat-serat yang membentuk cincin yang

disebut suspensory ligament, yang menggantungkan lensa ke ciliary body. Tegangan pada

ligamen memipihkan lensa hingga mencapai ketebalan 3,6 mm dengan diameter 9,0 mm.

Vitreous body (vitreous humor) merupakan suatu jelly transparan yang mengisi ruangan

besar dibelakang lensa. Sebuah kanal (hyaloids canal) yang berada disepanjang jelly ini

merupakan sisa dari arteri hyaloid yang ada semasa embrio.4

5

Page 6: Makalah Blok 6 Mandiri

Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka cahaya,

karena adanya iris, suatu otot polos tipis berigmen yang membentuk struktur mirip cincin

didalam aquoeous humor. Lubang bundar dibagian tengah iris tempat masuknya cahaya ke

interior mata adalah pupil. Ukuran lubang ini dapat disesuaikan oleh kontraksi otot-otot iris

untuk menerima sinar lebih banyak atau lebih sedikit yang mengontrol jumlah cahaya yang

masuk ke kamera. Iris mengandung dua set anyaman otot polos, satu silkular yaitu serat otot

yang berjalan seperti cincin didalam iris dan satu radial yaitu serat yang mengarah ke luar

tepi pupil seperti jari-jari roda sepeda. Karena serat otot memendek ketika berkontraksi maka

pupil menjadi lebih kecil ketika otot silkular berkontraksi dan membentuk cincin yang lebih

kecil kontraksi pupil refleks ini terjadi pada keadaan sinar terang untuk mengurangi jumlah

cahaya yang masuk kemata (gambar 4). Jika otot radial yang berkontraksi, maka ukuran pupil

bertambah. Dilatasi pupil ini terjadi pada cahaya temaram agar sinar yang masuk ke mata

lebih banyak. Otot-otot iris dikendalikan oleh saraf otonom. Serat saraf parasimpatis

menyarafi otot silkular sementara serat simpatis menyarafi otot radial.2

Gambar 4. Kontraksi pupil

Lapisan Saraf Bola Mata

Retina merupakan bagian susunan saraf pusat yang terletak diluar: jadi ia tak

mempunyai kemampuan regenerasi dan mempunyai neuroglia sebagai jaringan

penyokongnya. Ia terdiri dari bagian visual berlapis sepuluh disebelah posterior dan bagian

buta berlapis dua disebelah anterior. Peralihan satu ke lainnya terjadi secara berangsur dan

mirip tangga: ia dikenal sebagai ora serrata. Bagian buta mata melapisi aspek dalam iris dan

korpus siliaris. Retina bagian luar (jadi termasuk batang dan kerucut) disuplai secara difusi

dari koriokapsilaris dari koroid. Sisanya (bagian terbesar) retina disuplai oleh arteri sentralis

retina.7

6

Page 7: Makalah Blok 6 Mandiri

Tiga neuron terlibat dalam penghantaran impuls melalui bagian visual retina, yang

memiliki sepuluh lapisan dari luar ke dalam. Lapisan pigmen, lapisan ini terdiri atas selapis

sel-sel heksagonal berpigmen disamping koroid. Tiap sel berhubungan dengan kira-kira

selusin batang dan kerucut dan menonjolkan cabang-cabang sitoplasma halus berpigmen di

antaranya. Batang dan kerucut, lapisan ini terdiri atas bagian-bagian batang dan kerucut yang

tidak mengandung inti yang berupa silinder atau kerucutdan yang merupakan modifikasi

dendrite-dendrit.1,3

Keduanya penuh mitokondria dan bagian-bagian luarnya terlihat sebagai silia yang

dimodifikasi. Membrane limitans eksterna, pelebaran ujung luar sel neuroglia yang dikenal

sebagai serat muller bersama-sama membentuk lapisan terputus-putus pada batas antara

bagian berinti dan bagian yang tidak berinti dari batang dan kerucut, dan dikenal sebagai

membrane limitans eksterna. Serat Muller membentuk kompleks fungsional dengan batang

dan kerucut. Inti bantang dan kerucut. Zona ini terdiri atas lima atau enam baris inti. Inti

kerucut yang lonjong membentuk baris paling luar dan sebelah dalamnya terdapat beberapa

baris inti sel-sel batang. Zona sinaptik luar, laisan ini pada sediaan H&E adalah zona merah

muda homogen. Inti sel saraf bipolar, lapisan ini barisannya tidak tidak sebanyak inti batang

dan kerucut. Ia sebagian besar terdiri atas inti sel saraf bipolar. Neuron lain yaitu sel

horizontal juga terdapat dalam lapisan ini, seperti halnya bagian berinti dari serat Muller.

Zona sinaptik dalam, disini terjadi sinapsis antara akson sel ganglion bipolar dan dendrite sel

saraf optic.

Sel saraf optic merupakan sel saraf multipolar dengan macam-macam ukuran dan

mereka membentuk lapisan yang terputus-putus, kecuali dekat fovea, dimana terlihat

beberapa baris. Serat saraf optic adalah akson-akson sel saraf optic yang tidak bermielin.

Membrane limitans interna, terdiri atas dasar-dasar serat Muller yang melebar. Terdapat kira-

kira sepuluh batang untuk tiap kerucut dalam retina. Pada macula tidak ada pembuluh darah,

terdapat pigmen kuning dan pada pusat macula (fovea) hanya terdaoat kerucut dan disini

bentuknya seperti bintang.. pada fovea lapisan-lapisan dalam retina tergeser kesamping

sehingga cahaya secara langsung, jatuh pada reseptor-cahaya. Pada bagian lain retina visual,

impuls harus melalui lapisan 10 sampai lapisan 2 untuk mencapai reseptor-cahaya, dan

penglihatan jadi kurang efisien.3,5

Mekanisme Kerja

7

Page 8: Makalah Blok 6 Mandiri

Sinar/cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-

paket energi mirip partikel yang dinamai foton yang berjalan dalam bentuk gelombang. Jarak

antara dua puncak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang. Panjang gelombang

dalam spektrum elektromagnetik berkisar 10-14m hingga 104m. Fotoreseptor di mata hanya

peka terhadap panjang gelombang antara 400 dan 700 nanometer. Karena itu, cahaya tampak

hanyalah sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik total. Sinar dari berbagai panjang

gelombang dalam rentang sinar tampak di persepsikan sebagai sensasi warna yang berbeda-

beda. Panjang gelombang yang lebih pendek dilihat sebagai warna ungu dan biru. Panjang

gelombang yang lebih panjang diinterpretasikan sebagai orange dan merah.

Selain memiliki panjang gelombang bervariasi, energi cahaya juga barvariasi dalam

inensitasnya, yaitu : amplitudo atau tinggi gelombang. Gelombang cahaya mengalami

divergensi (memancar keluar) ke semua arah dari setiap titk sumber cahaya (gambar 5).

Gerakan maju suatu gelombang cahaya dalam arah tertentu dikenal sebagai berkas cahaya.

Berkas cahaya divergen yang mencapai mata harus dibelokan kedalam agar dapat difokuskan

kembali ke suatu titik di retina peka cahaya agar diperoleh bayangan akurat sumber cahaya.

Gambar 5. Pemfokusan Berkas Sinar Divergen

8

Page 9: Makalah Blok 6 Mandiri

Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina dan

menghasilkan sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat

dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi

maksimal. Diameter pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu

papillary constrictor yang terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari

sel-sel epithelial kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai

myoepithelial cells.4 Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan

melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi dan dilatasi

pupil terjadi pada kondisi dimana intensitas cahaya berubah dan ketika kita memindahkan

arah pandangan kita ke benda atau objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya,

setelah cahaya memasuki mata, pembentukan bayangan pada retina bergantung pada

kemampuan refraksi mata. Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous

humor (n=1.33), dan lensa (n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan

lensa. Lensa hanya berfungsi untuk menajamkan bayangan yang ditangkap saat mata terfokus

pada benda yang dekat dan jauh. Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan

mencapai retina, tahap terakhir dalam proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi

aksi potensial yang dapat diteruskan ke korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada

retina.4

Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retinadan sensory retina. Pada

pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi pigmen melanin yang bersama-sama

dengan pigmen pada choroid membentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan

dengan mengurangi penyebaran cahaya dan mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor yang ada.

Pada sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu lapisan fotoreseptor, bipolar dan

ganglionic. Badan sel dari setiap neuron ini dipisahkan oleh plexiform layer dimana neuron

dari berbagai lapisan bersatu. Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel bipolar dan

ganglionic sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara lapisan sel bipolar dan

ganglionic. Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang terbentuk

akan diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral geniculate dari

thalamus, superior colliculi, dan korteks serebri.3,4

9

Page 10: Makalah Blok 6 Mandiri

Akomodasi

Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa disebut akomodasi (gambar 6). Kekuatan

lensa bergantung pada bentuknya, yang selanjutnya dikendalikan oleh otot silliaris. Ketika

otot silliaris melemas, ligamentum suspensorium menegang, dan ligamentum ini menarik

lensa menjadi bentuk gepeng dan dan kurang refraktik. Sewaktu otot ini berkontraksi,

kelilingnya berkurang sehingga tegangan pada ligamentum suspensorium berkurang. Ketika

tarikan pada ligamentum suspensorium pada lensa berkurang, lensa menjadi lebih bulat

karena elastisitas inherennya. Meningkatnya kelengkungan karena lensa menjadi lebih bulat

akan meningkatkan kekuatan lensa dan lebih membelokkan berkas sinar. Pada mata normal,

otot silliaris melemas dan lensa menggepeng untuk melihat jauh, tetapi otot ini berkontraksi

agar lensa menjadi lebih konveks dan menjadi lebih kuat untuk melihat dekat. Otot silliaris

dikontrol oleh system saraf otonom, dengan stimulasi simpatis menyebabkan relaksasi dan

stimulasi parasimpatis menyebabkan berkontraksi.2

Gambar 6. Mata Akomodasi

Jaras Penglihatan

Akson sel ganglion menyatu untuk membentuk saraf optikus mata (saraf cranial II).

Saraf optikus meninggalkan mata sebagai suatu berkas melalui daerah si retina yang disebut

dikus optikus. Diskus optikus tidak mengandung sel batang atau sel kerucut, dengan

demikian, diskus optikus tidak berperan dalam respons terhadap cahaya (yaitu diskus optikus

adalahh bintik buta). Arteri sentralis retina masuk ke mata melalui diskus optikus. Daerah

yang disebut physiologic cup terletak di bagian tengah diskus optikus (gambar 7).5

10

Page 11: Makalah Blok 6 Mandiri

Gambar 7. Jaras Penglihatan

Saat saraf optikus mencapai batang otak, sebagian serabut dari mata kiri menyebrang

dan memproyeksikan diri ke sisi kanan otak. Pada saat yang sama, sebagian serabut dari mata

kanan menyebrang dan memproyeksikan diri ke sisi kiri otak. Penyebrangan ini

memungkinkan kedua hemisphere serebril mengakses informasi dari setiap mata. Saraf

optikus berakhir di thalamus, di daerah tersebut mengaktivasi neuron lain yang kemudian

memproyeksikan diri ke lobus oksipitalis. Korteks penglihatan di otak terletak di lobus

oksipitalis-daerah otak yang menginterpretasikan sinyal listrik sebagai bayangan visual yang

bermakna.1,5

Kelainan Refraksi

Gangguan ketajaman penglihatan adalah kelainan pembiasan sinar oleh media

penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa atau panjang bola mata sehingga

bayangan benda dibiaskan tidak tepat di daerah makula luteal tanpa bantuan akomodasi.5

Gangguan ketajaman yang sering dijumpai sehari-hari antara lain: miopia, hipermetropia dan

astigmatisma.

Pada Miopia panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau kekuatan

pembiasan media refraksi terlalu kuat. Pasien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas

bila dekat, sedangkan melihat jauh kabur atau disebut pasien adalah rabun jauh. Pasien

dengan miopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling dan

celah kelopak yang sempit. Seseorang Miopia mempunyai kebiasaan mengeryitkan matanya

11

Page 12: Makalah Blok 6 Mandiri

untuk Mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil).6 Miopia

tampak bersifat genetika, tetapi pengalaman penglihatan abnormal seperti kerja dekat

berlebihan dapat mempercepat perkembangannya. Cacat ini dapat dikoreksi dengan kacamata

lensa bikonkaf (lensa cekung), yang membuat sinar cahaya sejajar berdivergensi sedikit

sebelum cahaya mengenai mata.7

Hipermetropia atau rabun dekat merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan

mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di

belakang retina. Pada Hipermetropia sinar sejajar difokuskan di belakang makula lutea.5

Gejala yang ditemukan pada hipermetropia adalah penglihatan dekat dan jauh kabur, sakit

kepala, silau, dan kadang-kadang rasa juling atau lihat ganda. Pasien hipermetropia sering

disebut sebagai pasien rabun dekat. Pasien dengan hipermetropia apapun penyebabnya akan

mengeluh matanya lelah dan sakit karena terus menerus harus berakomodasi untuk melihat

atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang makula agar terletak di daerah makula

lutea. Keadaan ini disebut astenopia akomodatif . Akibat terus menerus berakomodasi, maka

bola mata bersama-sama melakukan konvergensi dan mata akan sering terlihat mempunyai

kedudukan estropia atau juling ke dalam. Pada hipermetropia, akomodasi dipertahankan

bahkan sewaktu memandang objek jauh, sebagian dapat mengkompensasi cacat ini, tetapi

usaha otot yang lama melelahkan serta bisa menyebabkan nyeri kepala dan pengaburan

penglihatan. Cacat ini dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata lensa cembung, yang

membantu kekuatan refraksi mata dalam memperpendek jarak fokus.4,6

Astigmatisma adalah kelainan refraksi karena kelengkungan kornea yang tidak teratur

Disebut astigmatisma. Pada penderita astigmatisma, sistem optik yang astigmatismatik

menimbulkan perbesaran atas satu objek dalam berbagai arah yang berbeda. Satu titik cahaya

yang coba difokuskan, akan terlihat sebagai satu garis kabur yang panjang. Mata yang

astigmatisma memiliki kornea yang bulat telur, bukannya seperti kornea biasa yang bulat

sferik. Kornea yang bulat telur memiliki lengkung (meridian) yang tidak sama akan

memfokus satu titik cahaya atau satu objek pada dua tempat, jauh dan dekat. Lensa yang

digunakan untuk mengatasi astigmatisma adalah lensa silinder. Tetapi pada umumnya, di

samping lensa silinder ini, orang yang astigmatisma membutuhkan juga lensa sferik plus atau

minus yang dipasang sesuai dengan porosnya.6

12

Page 13: Makalah Blok 6 Mandiri

Pemeriksaan Visus

Yang dimaksud dengan pemeriksaan visus adalah ketajaman penglihatan, pada

pemeriksaan pertama-tama diperiksa visus jauh dengan optotipe Snellen. Orang dengan visus

normal atau disebut emetrop mempunyai visus 5/5, artinya orang ini pada jarak 5 meter dapat

membaca huruf untuk 5 meter dengan mudah. Jika visus seseorang lebih kecil dari 5/5 atau

6/6 atau lebih kecil dari 1 disebut ada penurunan visus. Visus 4/5 berarti orang ini dapat

membaca huruf untuk 5 meter pada jarak 4 meter , pada jarak 5 meter penglihatannya kabur.

Visus 5/60 berarti orang ini baru bisa melihat huruf untuk 60 meter bila jaraknya dengan

huruf tadi 5 meter.

Penyebab turunnya visus antara lain, karena kelainan refraksi, bisa berupa miopi,

hipermetropi, presbiopi, astignat, katarak, kelainan syaraf. (bitot: bintik pada konjungtiva

berbentuk segitiga merupakan pengerasan sel epitel).7

PENUTUPMata memiliki banyak struktur baik struktur makro maupun mikro. Persarafan pada

mata juga sangat berpengaruh pada alat indera penglihatan. Karena itu, apabila ada gangguan

pada struktur dan fungsi dari komponen pembentuk mata, maka akan berpengaruh pada

keadaan mata normal dan terjadi gangguan penglihatan. Hipotesis diterima, bahwa penurunan

visus dapat dikarenakan adanya kelainan dalam fungsi penglihatan.

DAFTAR PUSTAKA1. Pearce E. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka ;

2009. p. 56 - 7.

2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta : EGC ; 2011. p.

211 - 5.

3. Craigmyle MBL. Histologi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC ; 2002. p. 30 - 3.

4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Edisi ke-1. Jakarta : EGC ; 2003. p.

184.

5. Gyuton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta : EGC ; 2007. p. 304-

5.

6. Ganong WF. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC ; 2005. p. 398 – 412.

7. Djojodibroto D. Seluk beluk pemeriksaan kesehatan. Jakarta : Pustaka obor ; 2001.

13