Upload
lia-fitriani
View
81
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
vdbfbe,lml
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketel uap ( Boiler) Ketel uap adalah sebuah alat untuk menghasilkan uap,
dimana terdiri dari dua bagian yang penting yaitu: dapur pemanasan, dimana yang
menghasilkan panas yang didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler proper,
sebuah alat yang mengubah air menjadi uap.
Uap atau fluida panas kemudian disirkulasikan dari ketel untuk berbagai
proses dalam aplikasi pemanasan. Ketel atau pembangkit uap adalah salah satu
dari sekian banyak peralatan dalam siklus energi thermal yang bertujuan untuk
merubah air menjadi uapyang berguna.
Uap yang dihasilkan tersebut kemudian dapat membangkitkan tenaga
mekanik atau mensuplai panas bagi keperluan industri ( manufacturing proses)
Bentuk dari ketel uap secara garis besar merupakan suatu bejana tertutup, dimana
kalor dari pembakaran bahan bakar dipindahkan ke air melalui ruang bakar dan
bidang-bidang pemanas.
Energi dalam (intenal energi) dari air akan meningkat seiring dengan
meningkatnya temperature dan tekanan. Dimana pada suatu tingkat keadaan
tertentu air akan berobah menjadi uap (menguap) Sumber kalor untuk ketel dapat
berupa bahan baker dalam bentuk padat, cair atau gas.Bahkan dewasa ini sumber
kalor dengan menggunakan energi listrik atau nuklir banay dikembangkan.
Cara kerja ketel uap Air umpan ketel dari tangki dipompakan ke economizer
untuk dipanaskan awal sebelum masuk ketel uap Dari economiser air yang sudah
hangat dialirkan ke ketel, selanjutnya dipanaskan sampai menghasilkan uap jenuh
(saturated steam) Uap jenuh dari ketel dipanaskan lanjut di pemanas lanjut
(superheater) dan menghasilkan uap panas lanjut (superheated steam) yang siap
untuk digunakan, seperti menggerakkan turbin uap (steam turbine),untuk
keperluan pemrosesan (merebus, memanaskan, dll.) Steam generation juga
1
dilengkapi dengan peralatanperalatan keselamatan, seperti : pengukur level air di
ketel, Pengukur tekanan di ketel dll.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan ketel uap?
2) Apa saja komponen dari ketel uap?
3) Bagaimana prinsip kerja ketel uap?
4) Apa saja jenis-jenis ketel uap?
5) Apa saja masalah yang terjadi pada ketel uap ?
1.3 Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ketel uap.
2) Untuk mengetahui komponen-komponen dari ketel uap.
3) Untuk mengetahui perinsip kerja ketel uap.
4) Untuk mengetahui jenis-jenis ketel uap.
5) Untuk mengetahui apa saja masalah yang terjadi pada ketel uap.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ketel Uap
Ketel uap merupakan gabungan yang kompleks dari pipa-pipa penguapan
(evaporator), pemanas lanjut (superheater), pemanas air (ekonomiser) dan
pemanas udara (air heater). Pipa-pipa penguapan (evapurator) dan pemanas lanjut
(superheater) mendapat kalor langsung dari proses pembakaran bahan bakar,
sedangkan pemanas air (economiser) dan pemanas udara (air heater) mendapat
kalor dari sisa gas hasil pembakaran sebelum dibuang ke atmosfer.
Ketel uap adalah sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana terdiri dari
dua bagian yang penting yaitu: dapur pemanasan, dimana yang menghasilkan
panas yang didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler proper, sebuah alat
yang mengubah air menjadi uap. Uap atau fluida panas kemudian disirkulasikan
dari ketel untuk berbagai proses dalam aplikasi pemanasan.
Uap yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk:
a. mesin pembakaran luar seperti: mesin uap dan turbin
b. suplai tekanan rendah bagi kerja proses di industri seperti industri
pemintalan, pabrik gula dan sebagainya
c. menghasilkan air panas, dimana bisa digunakan untuk instalasi pemanas
bertekanan rendah.
2.2 Komponen Ketel Uap
Komponen sistem ketel uap terdiri dari komponen utama dan komponen
bantu yang masing-masing memiliki fungsi untuk menyokong prinsip kerja ketel
uap.
3
Keterangan:
1. Dearator
2. Bagasse distribution conveyor
3. Dapur (furnace)
4. Superheated steam valve
5. Air heather
6. Induced Draft Fan (I.D.F)
7. Cerobong asap (chimney)
8. Secondary fan
Komponen utama ketel uap terdiri dari:
a. Ruang Pembakaran (Furnace)
Furnace adalah dapur sebagai penerima panas bahan bakar untuk
pembakaran, yang terdapat fire gate di bagian bawah sebagai alas bahan
bakar dan yang sekelilingnya adalah pipa-pipa air ketel yang menempel
pada dinding tembok ruang pembakaran yang menerima panas dari bahan
bakar secara radiasi, konduksi, dan konveksi.
4
b. Drum Air dan Drum Uap
Drum air terletak pada bagian bawah yang berisi dari tangki
kondensat yang dipanaskan dalam daerator, disamping itu berfungsi
sebagai tempat pengendapan kotoran-kotoran dalam air yang dikeluarkan
melalui proses blowdown. Drum uap terletak pada bagian atas yang berisi
uap yang kemudian disalurkan ke steam header.
c. Pemanas Lanjut (Super Heater)
Super heater adalah bagian-bagian ketel yang berfungsi sebagai
pemanas uap, dari saturated steam (±250°C) menjadi super heated steam
(±360°C).
d. Air Heater
Air heater adalah alat pemanas udara penghembus bahan bakar.
e. Dust Collector
Dust collector adalah alat pengumpul abu atau penangkap abu pada
sepanjang aliran gas pembakaran bahan bakar sampai kepada gas buang.
f. Soot blower
Soot blower adalah alat yang berfungsi sebagai pembersih jelaga
atau abu yang menempel pada pipa-pipa.
Sedangkan untuk komponen bantu dalam sistem ketel uap antara lain:
a. Air pengisi ketel (boiler feed water)
Air pengisi ketel didapatkan dari 2 sumber yaitu: air condensate,
didapatkan dari hasil pengembunan uap bekas yang telah digunakan
sebagai pemanas pada evaporator, juice heater dan vacuum pan. Air
condensateini ditampung dan kemudian dialirkan ke station boiler sebagai
air umpan pengisi ketel dengan persyaratan Ph: 8,5, Iron (ppm) : 0,002,
Oxygen (ppm) : 0,02
5
b. Dearator
Merupakan pemanas air sebelum dipompa kedalam ketel sebagai
air pengisian. Media pemanas adalah exhaust steam pada tekanan ± 1
kg/cm2 dengan suhu ± 150°C, sehingga didapatkan air pengisian ketel
yang bersuhu antara 100°C-105°C. Fungsi utamanya adalah
menghilangkan oksigen (O2) dan untuk menghindari terjadinya karat pada
dinding ketel.
c. High pressure feed water pump
Berfungsi untuk melayani kebutuhan air pengisi ketel yang
dijadikan uap, sampai dengan kapasitas ketel yang maksimum, sehingga
ketel uap akan dapat bekerja dengan aman. Kapasitas pompa harus lebih
tinggi dari kapasitas ketel, minimum 1,25 kali, tekanan pompa juga harus
lebih tinggi dari tekanan kerja ketel, agar dapat mensupply air kedalam
ketel.
d. Secondary Fan
Merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai alat
penghembus pembakaran bahan bakar yang kedua sebagai pembantu
F.D.F. untuk mendapatkan pembakaran yang lebih sempurna lagi.
e. Induced Draft Fan (I.D.F)
Alat bantu ketel yang berfungsi sebagai penghisap gas asap sisa
pembakaran bahan bakar, yang keluar dari ketel.
f. Force Draft Fan (F.D.F)
Merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai penghembus
bahan bakar.
6
g. Cerobong asap (Chimney)
Berfungsi untuk membuang udara sisa pembakaran. Diameter cerobong
berkisar berukuran 3 m dan tinggi cerobong 40 m, ini berbeda setiap industri.
h. Ash Conveyor
Merupakan alat pembawa atau pengangkut abu dari sisa-sisa pembakaran
bahan bakar, baik yang dari rangka bakar (fire grate) ataupun juga dari alat-alat
pengumpul abu (dust collector), untuk dibuang dan diteruskan ke kolam
penampungan dan ini biasanya digunakan sebagai kompos diperkebunan tebu.
2.3 Prinsip Kerja Ketel Uap
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari
hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam
ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan
temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan
pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang
konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut dengan water tube boiler.
Pada unit pembangkit, boiler juga biasa disebut dengan steam generator
(pembangkit uap) mengingat arti kata boiler hanya pendidih, sementara pada
kenyataannya dari boiler dihasilkan uap superheat bertekanan tinggi.
7
Siklus Air di Boiler
Siklus air merupakan suatu mata rantai rangkaian siklus fluida kerja.
Boiler mendapat pasokan fluida kerja air dan menghasilkan uap untuk dialirkan ke
turbin. Air sebagai fluida kerja diisikan ke boiler menggunakan pompa air pengisi
dengan melalui economiser dan ditampung didalamsteam drum.
Economiser adalah alat yang merupakan pemanas air terakhir sebelum
masuk ke drum. Di dalam economiser air menyerap panas gas buang yang keluar
dari superheater sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.
Peralatan yang dilalui dalam siklus air adalah drum boiler, down comer,
header bawah (bottom header), dan riser. Siklus air di steam drum adalah, air
dari drum turun melalui pipa-pipadown comer ke header bawah (bottom header).
Dari header bawah air didistribusikan ke pipa-pipa pemanas (riser) yang tersusun
membentuk dinding ruang bakar boiler. Didalam riser air mengalami pemanasan
dan naik ke drum kembali akibat perbedaan temperatur.
Perpindahan panas dari api (flue gas) ke air di dalam pipa-pipa boiler
terjadi secara radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan selain temperatur
naik hingga mendidih juga terjadi sirkulasi air secara alami, yakni dari drum turun
melalui down comer ke header bawah dan naik kembali ke drum melalui pipa-
pipa riser. Adanya sirkulasi ini sangat diperlukan agar terjadi pendinginan
terhadap pipa-pipa pemanas dan mempercepat proses perpindahan panas.
Kecepatan sirkulasi akan berpengaruh terhadap produksi uap dan kenaikan
tekanan serta temperaturnya.
8
Selain sirkulasi alami, juga dikenal sirkulasi paksa (forced circulation).
Untuk sirkulasi jenis ini digunakan sebuah pompa sirkulasi (circulation pump).
Umumnya pompa sirkulasi mempunyai laju sirkulasi sekitar 1,7, artinya jumlah
air yang disirkulasikan 1,7 kali kapasitas penguapan. Beberapa keuntungan dari
sistem sirkulasi paksa antara lain :
a. Waktu start (pemanasan) lebih cepat
b. Mempunyai respon yang lebih baik dalam mempertahankan aliran air ke
pipa-pipa pemanas pada saat start maupun beban penuh.
c. Mencegah kemungkinan terjadinya stagnasi pada sisi penguapan
2.4 Jenis-jenis Ketel Uap
Klasifikasi ketel uap ada beberapa macam, untuk memilih ketel uap harus
mengetahui klasifikasinya terlebih dahulu, sehingga dapat memilih dengan benar
dan sesuai dengan kegunaannya di industri. Karena jika salah dalam pemilihan
ketel uap akan menyababkan penggunaan tidak akan maksimal dan dapat
menyebabkan masalah dikemudian harinya.
Klasifikasi ketel uap :
•Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa
•Berdasarkan pemakaiannya
•Berdasarkan letak dapur (furnace posisition )
9
•Berdasarkan jumlah lorong (boiler tube )
•Berdasarkan pada porosnya tutup drum (shell)
•Berdasarkan bentuk dan letak pipa
•Berdasarkan peredaran air ketel ( water circulation )
•Berdasarkan tekanan kerjanya
•Berdasarkan kapasitasnya
•Berdasarkan pada sumber panasnya (heat source )
a. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa
1) Ketel Pipa api ( Fire tube boiler )
Pada ketel pipa api, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan ketel ada
di dalam shell untuk dirubah menjadi steam. Ketel pipa api dapat menggunakan
bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bkar padat dalam operasinya.
2) Ketel pipa air ( water tube boiler )
Pada ketel pipa air, air diumpankan boiler melalui pipa-pipa masuk
kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakaran membentuk
steam pad daerah uapdalam drum. Ketel ini dipilih jika kebutuhan steam dan
tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus ketel untuk pembangkit tenaga.
untuk ketel pipa air yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang
secara paket. Karakteristik ketel pipa air sebagai berikut:
Fored, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan
efisiensi pembakaran.
Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant
pengolahan air.
Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
10
Gambar Ketel Pipa Air Gambar Ketel Pipa Api
Keuntungan dan kerugian ketel pipa api:
Keuntungan :
1. Menghasilkan uap dengan tekanan lebih tinggi daripada ketel pipa api
2. Untuk daya yang sama menempati ruang yang lebih kecil daripada ketel
pipaapi
3. Laju aliran uap lebih rendah
4. Komponen – komponen yang berbeda bisa diurai sehingga mudah untuk
dipindahkan
5. Permukaan pemanasan lebih efektif karena gas panas mengalir keatas pada
arah tegak lurus
6. Pecah pada pipa tidak meniimbulkan kerusakan ke seluruh ketel
Kerugian :
1. Air umpan mensyaratkan mempunyai kemurnian tinggi untuk mencegah
endapan kerak di dalam pipa. Jika terbentuk kerak di dalam pipa bisa
menimbulkan panas yang berlebihan dan pecah
2. Membutuhkan perhatian yang lebih hati – hati bagi penguapannya. Karena
itu akan menimbulkan biaya operasi yang lebih tinggi
3. Pembersihan pipa air tidak mudah dilakukan
11
Keuntungan dan kerugian ketel pipa air.
Keuntungan :
1. Konstruksi ketel sederhana
2. Biaya awal murah
3. Baik untuk kapasitas uap yang besar
4. Tidak bermasalah terhadap fluktuasi beban karena kapasitas uap cukup
besar dan jumlah air di dalam tangki banyak
5. Tidak memerlukan air pengisi yang begitu bersih
Kerugian :
1. Membutuhkan waktu start yang cukup lama untuk mendapat kualitas uap
yang diinginkan
2. Hanya dapat dipakai efisien untuk keperluan dengan kapasitas dan tekanan
uap yang rendah
b. Berdasarkan pemakaiannya
1) Ketel stasioner ( stasionary boiler ) atau ketel tetap
Ketel uap stasioner adalah ketel-ketel yang didudukan pada suatu pondasi
yang tetap, seperti ketel untuk pembangkitan tenaga, untuk industri dll
2) ketel mobil ( mobile boiler ), ketel pndah / portable boiler
Ketel mobil adalah ketel yang dipasang pada pondasi yang berpindah-
pindah (mobil ), seperti boiler lokomotif, loko mobile dan ketel panjang serta lain
yan sepertinya termasuk ketel kapal ( marine boiler )
12
Gambar Ketel Stationer Gambar Ketel Mobil
c. Berdasarkan letak dapur (furnace posisition )
1) Ketel dengan pembakaran di dalam (internally fired steam boiler )
Dalam ketel uap ini dapur berada (pembakaran terjadi )di bagian dalam ketel .
kebanyakan ketel pipa api memakai system ini.
2) Ketel dengan pembakaran di luar ( outernally fired steam boiler )
Dalam ketel uap ini dapur berada (pembakaran terjadi )di bagian dalam
ketel . kebanyakan ketel pipa air memakai system ini
Gambar ketel dengan pembakaran di
dalam
Gambar ketel dengan pembakaran di
luar
13
d. Berdasarkanjumlah lorong (boiler tube)
1) Ketel dengan lorong tunggal (single tube steam boiler )
Pada single tube steam boiler, hanya terdapat 1 lorong saja, lorong api
maupun lorong air. Cornish boiler adalah single fire tube boiler dan simple
vertikal boiler adalah single water tube boiler.
2) Multi fire tube boiler
Multi fire tube boiler misalnya ketel scotch dan multi water tube boiler
misalnya ketel B dan W dll
Gambar ketel dengan lorong tunggal
Gambar multi fire tube boiler
e. Berdasarkan pada porosnya tutup drum (shell)
1) Ketel tegak ( vertikal steam boiler )
seperti ketel cocharn, ketel clarkson dll
2) Ketel mendatar ( horizontal steam boiler )
seperti ketel cornish, lancashire, scotch dll
14
Gambar ketel tegak
Gambar ketel mendatar
f. Berdasarkan bentuk dan letak pipa
1. ketel dengan pipa lurus, bengok dan berllekak-lekuk ( stright, bent and
sinous tubeler heating surface ). Lihat pada gambar a.
2. ketel dengan pipa miring datar dan miring tegak ( horizontal, inclined or
vertical tubeler heating surface ). Lihat pada gambar b.
gambar a. gambar b.
g. Berdasarkanperedaran air ketel ( water circulation )
1) Ketel dengan peredaran alam ( natural circulation steam boiler )
Pada natural circulation boiler, peredaran air dalam ketel terjadi secara
alami yaitu air yang ringan naik, sedangkan terjadilah aliran aliran
15
conveksi alami. Umumnya ketel beroperasi secara aliran alami, seperti
ketel lancashire, babcock & wilcox
2) Ketel dengan peredaran paksa (forced circulation steam boiler)
Pada ketel dengan aliran paksa, aliran peksa diperoleh dari sebuah pompa
centrifugal yang digerakkan dengan elektric motor misalnya la-mont boiler,
benson boiler, loeffer boiler dan velcan boiler.
h. Bedasarkan tekanan kerjanya
1) tekanan kerja rendah : ≤5 atm
2) tekanan kerja sedang : 5-40 atm
3) tekanan kerja tinggi : 40-80 atm
4) tekanan kerja sangat tinggi : >80 atm
i. Berdasarkan Kapasitasnya
1) kapasitas rendah : ≤2500 kg/jam
2) kapasitas sedang : 2500-50000 kg/jam
3) kapasitas tinggi : >50000 kg/jam
4)
j. Berdasarkan pada sumber panasnya (heat source )
1) ketel uap dengan bahan bakar alami
2) ketel uap dengan bahan bakar buatan
3) ketel uap dengan dapur listrik
16
4) ketel uap dengan energi nuklir
K. Berdasarkan Sumber Pembakaran
a. Boiler dengan bahan bakar padat (solid fuel).
Contoh dari bahan bakar padat adalah bahan bakar kayu (wood), sekam padi
(rice husk), serutan kayu (sawdust), batubara coklat (lignite), batubara bituminous
(seperti aspal), batubara jenis antrasit (antrasite coal), bahan bakar arang kayu
(wood charcoal), kokas (coke), briket (briquette), ampas (misal serabut kelapa
sawit atau ampas tebu).
Tipe boiler bahan bakar padat memiliki karakteristik : harga bahan baku
pembakaran relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan
bahan bakar buatan dan listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika
dibandingkan dengan boiler tipe elektrik/listrik.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran
bahan bakar padat (batu bara, baggase, rejected product, sampah kota, kayu)
dengan oksigen dan sumber panas.
b. Boiler dengan bahan bakar cair (fuel oil).
Tipe boiler bahan bakar buatan memiliki karakteristik : harga bahan baku
pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai efisiensi dari
tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler bahan bakar alami dan listrik.
Contoh dari bahan bakar buatan adalah solar, residu, kerosin, dll.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran
bahan bakar buatan (solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber
panas.
c. Boiler dengan dapur listrik
Boiler dengan dapur listrik yaitu ketel dengan menggunakan energi listrik
dimana terdapat elemen pemanas sebagai pemanas air ketel. Tipe Boiler ini
memiliki karakteristik: harga bahan baku pemanasan relatif lebih murah
dibandingkan dengan yang menggunakan bahan bakar cair. Nilai efisiensi dari
17
tipe ini paling rendah jika dibandingkan dengan semua tipe boiler lainnya. Ada
dua tipe boiler jenis ini, yakni Resistance dan Elektroda.
Tipe resistance ini umumnya adalah voltase rendah dan kapasitas rendah,
dimana arus sebagai pembangkit panas mengalir melalui elemen (resistance),
kawatnya bukan sebagai pembangkit panasnya.
Tipe elektroda adalah dimana arus yang mengalir melalui air (dalam air) dan
tidak melalui suatu kawat, dimana air boiler merubah energi listrik menjadi energi
panas.
Cara kerja: pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai
sumber panas.
d. Boiler dengan bahan bakar gas (Gaseous Fuel)
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga bahan baku
pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai effisiensi
dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan
bahan bakar.
Cara kerja : pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas
(LNG) dengan oksigen dan sumber panas.
Tabel 1.2. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan bahan bakar.
No
.Tipe Boiler Keuntungan Kerugian
1 Solid Fuel
Bahan baku mudah
didapatkan.Sisa pembakaran sulit dibersihkan
Murah konstruksinya.Sulit mendapatkan bahan baku yang
baik.
2 Oil Fuel
Sisa pembakaran tidak
banyak dan lebih
mudah dibersihkan.
Harga bahan baku paling mahal.
Bahan bakunya
mudah didapatkan.Mahal konstruksinya.
3 Gaseous Harga bahan bakar Mahal konstruksinya.
18
Fuel
paling murah.
Paling baik nilai
effisiensinya.
Sulit didapatkan bahan bakunya,
harus ada jalur distribusi.
4 Electric
Paling mudah
perawatannya.Paling buruk nilai effisiensinya.
Mudah konstruksinya
dan mudah didapatkan
sumbernya.
Temperatur pembakaran paling
rendah.
2.5. Masalah-Masalah Pada (Boiler)
Suatu boiler atau pembangkit uap yang dioperasikan tanpa kondisi air
yang baik , cepat atau lambat akan menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan kinerja dan kualitas dari sistem pembangkit uap. Banyak masalah-masalah
yang ditimbulkan akibat dari kurangnya penanganan dan perhatian khusus
terhadap penggunaan air umpan boiler.
Akibat dari kurangnya penanganan terhadap air umpan boiler akan
menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut :
a) Pembentukan kerak
Terbentuk kerak pada dinding boiler terjadi akibat adanya mineral-mineral
pembentukan kerak, misalnya ion-ion kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+ dan akibat
pengaruh gas penguapan. Diamping itu pula dapat disebabkan oleh mekanisme
pemekatan didalam boiler karena adanya pemanasan. Jenis-jenis kerak yang
umum dalam boiler adalah kalsium sulfat, senyawa silikat dan karbonat. Zat-zat
dapat membentuk kerak yang keras dan padat sehingga bila lama penanganannya
akan sulit sekali untuk dihilangkan. Silika diendapkan bersama dengan kalsium
dan magnesium sehingga membuat kerak semakin keras dan semakin sulit untuk
dihilangkan.
Kerak yang menyelimuti permukaan boiler berpengaruh terhadap
perpindahan panas permukaan dan menunjukkan dua akibat utama yaitu
berkurangnya panas yang dipindahkan dari dapur ke air yang mengakibatkan
meningkatkan temperatur disekitar dapur, dan menurunnya efisiensi boiler.
19
Untuk mengurangi terjadinya pembentukan kerak pada boiler dapat
dilakukan pencegahan-pencegahan sebagai berikut :
- Mengurangi jumlah mineral dengan unit softener
- Melakukan blowdown secara teratur jumlahnya
- Memberikan bahan kimia anti kerak
Zat terlarut dan tersuspensi yang terdapat pada semua air alami dapat
dihilangkan/dikurangi pada proses pra-treatment (pengolahan awal) yang terbukti
ekonomis. Penanggulangan kerak yang sudah ada dapat dilakukan dengan cara :
On-line cleaning yaitu pelunakan kerak-kerak lama dengan bahan kimia
selama Boiler beroperasi normal.
Off-line cleaning (acid cleaning) yaitu melarutkan kerak-kerak lama dengan
asam-asam khusus tetapi Boiler harus berhenti beroperasi.
Mechanical cleaning: dengan sikat, pahat, scrub, dan lain-lain.
b) Peristiwa korosi
Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida yang terdapat
dalam uap yang terkondensasi. Korosi merupakan peristiwa logam kembali
kebentuk asalnya dalam misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan lain-
lain. Peristiwa koros dapat terjadi disebabkan oleh :
- Gas-gas yang bersifat korosif seperti
O2, CO2, H2S
- Kerak dan deposit
- Perbedaan logam (korosi galvanis)
- pH yang terlalu rendah dan lain-lain
Jenis korosi yang dijumpai pada boiler dan sistem uap adalah general
corrosion, pitting (terbentuknya lubang) dan embrittlement (peretakan baja).
Adanya gas yang terlarut, oksigen dan karbon dioksida pada air umpan boiler
adalah penyebab utama general corrosion dan pitting corrosion (tipe oksigen
elektro kimia dan diffrensial). Kelarutan gas-gas ini di dalam air umpan boiler
menurun jika suhu naik. Kebanyakan oksigen akan memisah pada ruang uap,
tetapi sejumlah kecil residu akan tertinggal dalam larutan atau terperangkap pada
kantong-kantong atau dibawah deposit, hal ini dapat menyebabkan korosi pada
20
logam-logam boiler. Karena itu pentinguntuk melakukan proses deoksigenasi air
boiler.
Jumlah rata-rata korosi atau serangan elektrokimia akan naik jika nilai pH
air menurun. Selain itu air umpan boiler akan dikondisikan secara kimia mencapai
nilai pH yang relatif tinggi. Bentuk korosi yang tidak umum tetapi berbahaya
adalah bentuk korosi embrittlement atau keretakan inter kristalin pada baja yang
terjadi jika berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang tidak
sesuai. Caustic embrittlement atau keratakan inter kristalin pada baja yang terjadi
jika berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang tidak sesuai.
Caustic embrittlement terjadi pada sambungan penyumbat dan meluas pada ujung
tabung dimana celah memungkinkan perkembangan suatu lingkungan caustic
yang terkonsentrasi. Hidrogen embrittlement adalah bentuk lain dari retakan
interkristalin yang terjadi pada tabung air boiler yang disebabkan tekanan tinggi
dan kondisi temperatur yang tertentu.
Untuk mengurangi terjadinya peristiwa korosi dapat dilakukan pencegahan
sebagai berikut:
- Mengurangi gas-gas yang bersifat korosif
- Mencegah terbentuknya kerak dan deposit dalam boiler
- Mencegah korosi galvanis
- Menggunakan zat yang dapat menghambat peristiwa korosif
- Mengatur pH dan alkalinitas air boiler dan lain-lain
c) Pembentukan deposit
Deposit merupakan peristiwa penggumpalan zat dalam air umpan boiler
yang disebabkan oleh adanya zat padat tersuspensi misalnya oksida besi, oksida
tembaga dan lain-lain. Peristiwa ini dapat juga disebabkan oleh kontaminasi uap
dari produk hasil proses produksi. Sumber deposit didalam air seperti garam-
garam yang terlarut dan zat-zat yang tersuspensi didalam air umpan boiler.
Pemanasan dan dengan adanya zat tersuspensi dalam air pada boiler menyebabkan
mengendapnya sejumlah muatan yang menurunkan daya kelarutan, jika
temperaturnya dinaikkan. Hal ini menjelaskan mengapa kerak dan sludge
(lumpur) terbentuk. Kerak merupakan bentuk deposit-deposit yang tetap berada
21
pada permukaan boiler sedangkan sludge merupakan bentuk deposit-deposit yang
tidak menetap atau deposit lunak.
Pada ketel bertekanan tinggi, silika muda mengendap dengan uap dan
dapat membentuk deposit yang menyulitkan pada daun turbin.
Pencegahan–pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi
terjadinya peristiwa deposit dapat dilakukan diantaranya :
Meminimalisasi masuknya mineral-mineral yang dapat menyebabkan deposit
seperti oksida besi, oksida tembaga dan lain – lain.
Mencegah korosi pada sistem kondensat dengan proses netralisasi (mengatur
pH 8,2–9,2) dapat juga dilakukan dengan mencegah terjadinya kebocoran udara
pada sistem kondensat.
Mencegah kontaminasi uap selanjutnya menggunakan bahan kimia untuk
mendispersikan mineral-mineral penyebab deposit.
Penanggulangan terjadinya deposit yang telah ada dapat dilakukan dengan
acid cleaning, online cleaning, dan mechanical cleaning.
d) Kontaminasi Uap (steam carryover)
Ketika air boiler mengandung garam terlarut dan zat tersuspensi dengan
konsentrasi yang tinggi, ada kecendrungan baginya untuk membentuk busa secara
berlebihan sehingga dapat menyebabkan steam carryover zat-zat padat dan
cairan pengotor kedalam uap.
Steam carryover terjadi jika mineral-mineral dari boiler ikut keluar
bersama dengan uap ke alat-alat seperti superheater, turbin, dan lain-lain.
Kontaminasi-kontaminasi ini dapat diendapkan kembali pada sistem uap atau zat-
zat itu akan mengontaminasi proses atau material-material yang diperlukan steam.
Steam carryover dapat dihindari dengan menahan zat-zat padat terlarut
pada air boiler dibawah tingkat tertentu melalui suatu analisa sistematis dan
kontrol pada pemberian zat-zat kimia dan blowdown. Carryover karbon dioksida
dapat mengembalikan uap dan asam-asam terkondensasi.
22
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Boiler merupakan peralatan yang dipergunakan untuk memproduksi air
panas dengan temperatur tinggi sehingga menghasilkan uap atau steam,
yang dipergunakan untuk proses produksi, penggerak, dan lain-lain.
b. Sistem kerja boiler terdiri dari sistem umpan, sistem steam, dan sistem
bahan bakar.
c. Boiler terdiri dari berbagai jenis yang dapat diklasifikasikan berdasarkan
fluida yang mengalir, pemakaian, letak dapur, jumlah boiler tube,poros
tutup drum, bentuk dan letak pipa, sistem peredaran air, dan sumber panas.
d. Bagian utama penyusun boiler terditi dari economizer, superheater,
reheater, main steam drum, down comer, furnace, dan blow down.
23
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, airumpan boiler,http://smk3ae.wordpress.com/2008/07/08/air-
dan-fungsinya-sebagai-umpan-boiler-dan-cooling-tower. Diakses pada
tanggal 7 oktob 2015.
Anonim. 2006. Peralatan Energi Panas: Boiler & Pemanas Fluida Termis.
UNEP. Febriantara, Aris. 2008. Klasifikasi Mesin Boiler. Jakarta.Diakses
pada tanggal 7 oktober 2015.
24