Upload
mahmud-rekarifin
View
93
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS MAKALAH
Reklamasi Pantai
Oleh:
ANDRI ARI SETIWAN 105060100111014
MAHMUD REKARIFIN P. 105060100111018
SUKARNO YUDHA A. 105060100111024
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL
MALANG
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas rahmat, hidayah
serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini kami susun dalam rangka Tugas Reklamasi Pantai , Dan berharap semoga
dapat menambah hasanah berpikir kita ke depan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Keluarga tercinta, terutama orang tua dan saudara-saudara penulis yang telah memberikan
dukungan, semangat, dan bantuan baik moral, materi, maupun spiritual.
2. Bapak Dr.Ir.M.Ruslin A,Msi dan Dr.Eng.Alwafi P.ST.MT. yang telah memberikan
pengarahan ini.
3. Semua teman dan sahabat Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya yang telah
memberikan bantuan baik berupa dukungan nyata ataupun semangat.
4. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu pe rsatu.
Sesuai dengan pepatah, tiada gading yang tak retak dan tiada mawar yang tak berduri,
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bermanfaat kami butuhkan.
Akhirnya, dengan memohon petunjuk Allah SWT, semoga kami selalu mendapat
petunjuk ke jalan yang benar sehingga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi nusa, bangsa,
dan negara. Amin.
Malang, 15 Juni 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu daerah perairan/pesisir
pantai atau daerah rawa. Hal ini umumya dilatarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat
populasi manusia, khususnya di kawasan pesisir, yang menyebabkan lahan untuk
pembangunan semakin sempit. Pertumbuhan penduduk dengan segala aktivitasnya tidak bisa
dilepaskan dengan masalah kebutuhan lahan. Pembangunan yang ditujukan untuk
menyejahterakan rakyat yang lapar lahan telah mengantar pada perluasan wilayah yang tak
terbantahkan.
Hal ini menyebabkan manusia memikirkan untuk mencari lahan baru, terutama daerah
strategis dimana terjadi aktifitas perekonomian yang padat seperti pelabuhan, bandar udara
atau kawasan komersial lainnya, dimana lahan eksisting yang terbatas luasan dan kondisinya
harus dijadikan dan diubah menjadi lahan yang produktif untuk jasa dan kegiatan perkotaan.
Pada tahun 1833 sekelompok suku Bani Yas yang dipimpin oleh keluarga Maktoum
bermukim di sekitar muara sungai kecil (creek) di pantai utara semenanjung Arab yang
dinamakan Dubai. Dubai pada awalnya merupakan tempat perdagangan ikan, mutiara dan
hasil laut lainnya. Puluhan tahun kemudian, Dubai berkembang menjadi pelabuhan alami
karena teluk dan creek memudahkan kapal laut membongkar muat barang ke daratan. Namun
hasil jerih payah itu terlihat dari perkembangan Dubai sebagai pelabuhan dagang yang terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sewaktu ditemukannya ladang minyak di Dubai
pada tahun 1966, pemerintah Dubai memanfaatkan pendapatan dari penjualan minyak untuk
pembangunan infrastruktur.
Pembangunan besar - besaran segera dimulai pada awal tahun 1967 yaitu bangunan
sekolah, rumah sakit, jalan raya, jaringan telekomunikasi modern dan bandar udara
internasional yang dapat menampung semua jenis pesawat. Disamping itu pemerintah juga
untuk membangun pelabuhan laut di Jebel Ali disamping pelabuhan laut yang sudah ada di
Dubai. Pelabuhan laut Jebel Ali merupakan pelabuhan buatan manusia terbesar di dunia
hingga saat ini. Letak geografis Dubai menjadi salah satu keuntungan dalam
perkembangannya menjadi hub perdagangan antara Asia dan Afrika serta Eropa.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan reklamasi pantai ?
2. Mengetahui beberapa reklamasi yang dilakukan di dunia ?
3. Mengetahui bagaimana proses reklamasi pantai di Dubai ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Reklamasi Pantai
Menurut pengertiannya secara bahasa, reklamasi berasal dari kosa kata dalam Bahasa
Inggris, to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Secara spesifik dalam Kamus
Bahasa Inggris-Indonesia terbitan PT. Gramedia disebutkan arti reclaim sebagai menjadikan
tanah (from the sea). Masih dalam kamus yang sama, arti kata reclamation diterjemahkan
sebagai pekerjaan memperoleh tanah.
Sedangkan pengertiannya secara ilmiah dalam ranah ilmu teknik pantai, reklamasi
adalah suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau
masih kosong dan berair menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan
pantai, daerah rawa-rawa, di lepas pantai/di laut, di tengah sungai yang lebar, ataupun di danau.
Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah menjadikan kawasan berair
yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut,
biasanya dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan,
pertanian, serta objek wisata.
Dalam teori perencanaan kota, reklamasi pantai merupakan salah satu langkah
pemekaran kota. Reklamasi diamalkan oleh negara atau kota-kota besar yang laju pertumbuhan
dan kebutuhan lahannya meningkat demikian pesat tetapi mengalami kendala dengan semakin
menyempitnya lahan daratan (keterbatasan lahan). Dengan kondisi tersebut, pemekaran kota ke
arah daratan sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga diperlukan daratan baru. Alternatif
lainnya adalah pemekaran ke arah vertikal dengan membangun gedung-gedung pencakar langit
dan rumah-rumah susun.
2.2 Reklamasi Pantai di Dunia
Reklamasi pantai umumnya dilakukan oleh negara-negara tertentu dengan tujuan tertentu
diantaranya untuk menambah lahan kosong di negaranya, sebagai tempat wisata, dan berbagai
alasan lainya sesuai dengan kebutuhan negara tersebut.
Adapun negara-negara didunia yang telah melakukan reklamasi pantai dinegaranya yaitu
sebagai berikut:
1) Reklamasi di Cao Fe Dian, Tian Jin – Cina
Cao Fe Dian merupakan satu kawasan di pantai timur Beijing yang akan mengalami
pertumbuan yang cukup pesat. Lokasi reklamasi tersebut berada pada pesisir timur negara
Cina atau tepatnya berada di pantai barat Laut Kuning. Dalam perkembangannya, Laut
Kuning menjadi kawasan perairan yang berkembang akibat meningkatnya aktivitas
transportasi guna penunjang perekonomian sehingga menjadi salah satu tempat dimana
terjadinya perkembangan perekonomian dunia.
Dengan alasan tersebut, Cina melakukan langkah strategis dengan melakukan
reklamasi di kawasan Cao Fe Dian. Sehingga diharapkan kawasan tersebut mampu
bersaing dengan perkembangan yang terjadi di Asia-Pasifik. Selain itu pula, kawasan
tersebut merupakan relokasi untuk berbagai kawasan-kawasan yang telah ada di Cina
yang dianggap menganggu masyarakat dan dengan tujuan agar pengaturan ruang menjadi
lebih efisien. Dikawasan tersebut juga dibangun kawasan industri, berikat, pelabuhan, dan
Free Trade Zone (FTZ), sehingga diharapkan relokasi tersebut memberikan nilai
ekonomis.
Kegiatan Pengisian Pasir di Area yang Akan di Reklamasi
2) Reklamasi di Song Do – Korea Selatan
Song Do merupakan kota yang terletak di pantai barat semenanjung Korea atau
berada di tepi sebelah timur Laut Kuning. Song Do hampir berhadapan langsung dengan
kawasan reklamasi yang dilakukan Negara Cina, Cao Fe Dian, pada kota Tian Jin.
Kawasan ini merupakan tempat yang strategis sebab merupakan jalur sibuk dan zona
pertumbuhan yang sedang berkembang tidak hanya untuk Korea dan sekitarnya,
melainkan untuk kawasan Asia-Pasifik.
Lokasi reklamasi Song Do ini memiliki luas sekitar 38.000 hektar, dan dibagi
kedalam 3 zona yaitu Song Do yang berfungsi sebagai kawasan resort, perkantoran,
perkantoran, perhotelan, dan permukiman. Secara keseluruhan luas Song Do mencapai
24.000 hektar. Zona selanjutnya yaitu Bandar Udara Internasional Incheon dengan luas
4.000 hektar, dan Zona ketiga yaitu kawasan industri serta Free Trade Zone (IDFTZ)
seluas 10.000 hektar.
Peta Rencana Reklamasi di Korea Selatan
3) Reklamasi di Kansai – Jepang
Kawasan reklamasi di Jepang terletak di Kansai, Kyoto. Reklamasi dikawasan ini
terletak jauh dari daratan utama dengan dihubungkan jalan panjang antara Kansai dan
Kyoto sebagai akses masuk ketempat tersebut. Tempat reklamasi tersebut telah
beraktifitas layaknya daratan pada umumnya, pada tempat tersebut dimanfaatkan sebagai
perluasan pelabuhan laut dan perluasan Bandara Internasional Kansai.
Foto Satelit Kansai International Airport
Kawasan Kansai ini memiliki Luas kira-kira 10 Kilometer persegi (panjang 4 Km
dan lebar 2,5 km). Kawasan bandara dibangun pada hasil reklamasi ini dengan tujuan
untuk memenuhi tuntuan warga jepang atas terganggunya warga akibat kebisingan suara
pesawat udara sebab Bandara Internasional Kansai ini memiliki kesibukan yang tinggi.
Kawasan ini juga memiliki potensi gempa dan serangan badai, namun para ahli telah
meminimalisasi dampak tersebut dengan melakukan rekayasa teknologi.
Jalan Penghubung Kansai Internasional Airport Dengan Kota Kyoto
4) Reklamasi Pantai di Utara Jakarta – Indonesia
Proyek reklamasi dan revitalisasi di Utara Jakarta dilakukan oleh Pemda Jakarta
dengan tujuan untuk membangun kawasan tersebut menjadi kawasan aktifitas bisnis dan
perekonomian serta menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan elit. Dengan
dilakukannya reklamasi pantai tersebut diharapkan predikat jakarta berubah menjadi
Water Front City. Pemerintah berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
sekita 2,7% pertahun dan berupaya mengatasi kesulitan penyediaan ruang serta merubah
kesan kumuh pada Utara Jakarta menjadi kesan formal bernuansa elit.
Selain undang-undang dan pedoman yang ada, reklamasi pantai tersebut juga
mendapatkan dukungan legal yaitu Peraturan Presiden (Perpres) No. 54 Tahun 2008
tentang Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur
(Jabodetabekpunjur) yang didalamnya memperbolehkan mengadakan kegiatan reklamasi
dengan peryaratan yang ketat. Perpres tersebut menyebutkan bahwa persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya sebagai berikut:
a) Bukan merupakan lahan rawa,
b) Merupakan zona perairan pantai yang memiliki potensi reklamasi,
c) Koefisien terbangun paling tinggi 45%,
d) Jarak dari titik surut terendah sekurang-kurangnya 200-300 meter, dan
sampai dengan garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang
menunjukkan kedalaman laun 8 meter,
e) Rencana reklamasi telah melalui proses kajian mendalam dan komprehensif
setelah mendapat rekomendasi dari ketua badan yang tugas dan fungsinya
mengkoordinasikan penataan ruang nasional (BKPRN).
2.3 Reklamasi Pantai di Dubai
Dubai, Uni Emirat Arab, adalah kota yang sudah terkenal di dunia dengan reklamasi
pantainya yang dilakukan secara besar-besaran. Letak geografisnya berada di 25ᵒ15’00” LU dan
55ᵒ18’00” BT. Hasil reklamasi pantainya paling terkenal di dunia adalah Palm Island, yaitu
sebuah pulau buatan yang dibuat menyerupai bentuk pohon Palem jika dilihat dari udara.
2.3.1 Sekilas Negara Dubai
Dubai, dengan populasi nyaris satu juta orang, meghasilkan beberapa arsitektur bangunan
terbaik di dunia. Sebut saja Burj Al Arab, hotel tertinggi di dunia dan untuk menara di Emirat,
merupakan tempat tinggal tertinggi di dunia. Sebelum adanya megaproyek Palm Island, garis
pantai mulanya hanya sepanjang 70 km saja. Diperkirakan pantai di Dubai bertambah sepanjang
520 km akibat adanya reklamasi besar-besaran ini. Penambahan garis pantai akibat pembangunan
megaproyek ini akan menjadikan Dubai sangat mencolok di peta dunia, di tambah dengan
keunikan bentuk dari Palm Island. Dubai menjadi kota yang berkembang dengan cepat selama 10
tahun terakhir, yaitu dengan adanya Burj Dubai, pembangunan bandara yang super megah hingga
berbagai proyek reklamasi pantainya.
Rendahnya suku bunga dan pasar saham menyebabkan investasi di Palm Island menjadi
sangat menarik. Pemerintah Dubai juga menyediakan pasar real estate, yang akan menarik
imigran kaya raya ke kota dengan harga properti di bawah nilai pasar pada umumnya.
Pembeli apartemen dan vila di Dubai Palm Island mulai menempati tempat tinggalnya
pada akhir tahun 2005. Butuh waktu empat tahun untuk menyelesaikan properti di pulau-pulau
tersebut. Perusahaan yang menangani pembangunan Palm Island adalah Dubai Palm Developers.
2.3.2 Kondisi Eksisting Dubai
Pada pertengahan tahun 1990, putra mahkota Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al
Maktoum mencetuskan ide untuk pembangunan kawasan wisata menghadap pantai dan laut yang
indah sehingga tercetuslah proyek reklamasi pantai dengan pembangunan pulau buatan berbentuk
pohon Palem yang menjorok ke tengah lautan sehingga dapat memandang laut Arabian dari
segala sisi. Pulau yang dibangun pertama kali adalah Palm Island Jumeirah pada tahun 2000
dengan mereklamasi pasir sebanyak 91 juta meter kubik dan lima juta meter kubik batuan. Setiap
gugusan pulau akan berbentuk pohon palem dengan ditutup bula sabit di atasnya dan akan
memiliki jumlah tempat tinggal, hiburan, dan wisata yang besar. Palm Island terletak di Teluk
Persian, sebuah teluk yang berada di antara Iran dan Uni Emirat Arab.
2.3.3 Kondisi Dubai Saat Ini
Palm Island memiliki 3 gugusan pulau yakni Palm Island Jumeirah, Palm Island Jebel
Ali dan Palm Island Deira. Palm Jumeirah merupakan pulau pertama yang dibangun yang terdiri
dari sebuah penyangga utama di bawah pertengahan dan sebuah mahkota dengan 17 cabang
keluar dari pusatnya. Terdapat juga pulau berbentuk bulan sabit di sekitar konstruksi itu yang
berperan sebagai pemecah ombak lautan sekitarnya. Fase 1 konstruksi menghasilkan 1400 vila
dan 2500 apartemen dalam 20 bangunan yang dibuat di sisi timur pulau. Hal ini merupakan
permulaan dari usaha untuk mengundang lebih banyak orang dalam pembangunan 32 hotel
selanjutnya.
Palm Islands dan The World adalah gugusan kepulauan buatan yang terletak di Teluk
Persia, Timur Laut Uni Emirat Arab, Dubai. Palm Islands terdiri dari 3 gugusan pulau buatan
yang berbentuk seperti pohon palem, yaitu: Palm Jebel Ali, Palm Jumeirah, dan Palm Deira.
Selain Palms Islands, Dubai juga memiliki gugusan kepulauan buatan lain yang diberi nama The
World. Semua gugusan pulau buatan ini dibuat dengan reklamasi pantai.
Gambar 1. Peta Gugusan Kepulauan Buatan Palm Islands dan The World (sumber:
Wikipedia)
Kepulauan ini dibuat sebagai tujuan pariwisata bagi wisatawan luar negeri. Kepulauan ini
dilengkapi dengan penginapan mewah dan berbagai sarana hiburan bagi wisatawan. Palm Jebel
Ali dan Palm Jumeirah terbuat dari 100 juta meter kubik batu dan pasir, sedangkan Palm Deira
terbuat dari 100 milliar kubik batu dan pasir. Pembangunan Palm Jumeirah dimulai pada bulan
Juni tahun 2001. Tak lama kemudian pembangunan Palm Jebel Ali dimulai. Palm Deira mulai
dibangun pada bulan Oktober 2004. Pembangunan direncanakan berjalan selama 10 sampai 15
tahun.
Palm Islands dibuat dengan reklamasi pantai menggunakan pasir yang dikeruk dari dasar
Teluk Persia oleh kontraktor Belgia, Jan De Nul, dan kontraktor Belanda, Van Oord. Pasir yang
sudah dikeruk disebar dengan menggunakan pompa berkekuatan tinggi dari atas kapal keruk.
Pemecah gelombang besar dibangun pada bagian tepian terluar dari kepulauan Palm. Pemecah
gelombang pada kepulauan Palm Jumeirah saja terdiri dari lebih dari 7 juta ton batuan. Tiap batu
ditempatkan menggunakan crane. Grup Jan de Nul mulai mengerjakan Palm Jebel Ali pada tahun
2002 dan menyelesaikannya pada akhir tahun 2006. Cakupan proyek reklamasi Palm Jebel Ali
termasuk pembuatan tanjung sepanjang 4 kilometer, yang dilindungi oleh pemecah gelombang
berbentuk lingkaran, selebar 200 meter dan sepanjang 17 kilometer. Terdapat 210 juta meter
kubik batu, pasir, dan batu kapur yang digunakan dalam proses reklamasi, dan terdapat sekitar 10
juta meter kubik batu yang digunakan dalam pembangunan lereng pelindung.
Palm Jebel Ali merupakan pulau ke dua yang dibangun pada bulan Oktober 2002 dan
pembangunan tahap pertamanya selesai pada tahun 2008. Proyek ini direncanakan selesai pada
tahun 2020 dan mengakomodir kebutuhan untuk 1,7 juta orang. Pulau ini 50% lebih besar
dibanding Palm Jumeirah dan termasuk di dalamnya enam marina, taman bermain, dan rumah
mewah yang akan dibangun di atas laut.
Palm Deira direncanakan menjadi pulau terbesar yang menyusun jajaran Palm Island ini,
dan akan selesai pada tahun 2015. Mega proyek ini dimulai pada Oktober 2000 dan dibangun
untuk tempat tinggal lebih dari 1 juta orang, delapan kali lebih besar dari Palm Jumeirah dan lima
kali lebih besar dari Palm Jebel Ali. Awalnya Palm Deira direncanakan akan dibangun dengan
ukuran 14 km kali 8.5 km, namun karena adanya masalah pada kedalaman laut di beberapa
tempat dimensi tersebut diperkecil menjadi 12.5 km kali 7.5 km.
Palm Jumeirah menerima penduduk pertamanya pada musim panas tahun 2007, sedangkan
Palm Jebel Ali saat ini secara struktural telah selesai. Palm Deira, pulau terbesar di antara ketiga
gugusan Palm Island, masih dalam tahap reklamasi pantai.
2.3.4 Tahapan pelaksanaan pembangunan Palm Island
Beberapa tahapan pelaksanaan pembangunan Palm Island terdiri dari :
1. Membuat pondasi
2. Reklamasi
3. Dredging
4. GPS
5. Problem solving
Palm Jebel Ali
Namun berikut ini secara singkat akan diuraiakan bagaimana proses dan tahapan dari
pembangunan Palm Island dengan reklamasi pantainya dan beberapa dampak yang
terjadi.
a) Pembangunan Pondasi
Pembangunan pondasi merupakan tahap di mana pemasangan pemecah ombak
(break water/BW) dilakukan di sisi pulau yang akan dibangun. Tujuannya adalah
untuk melindungi area yang akan direklamasi dari ombak besar maupun angin akibat
badai. Lapisan penyusun BW adalah pasir, water permeability sheet berupa batuan
kecil dan dua lapisan batuan besar yang beberapa di antaranya memiliki berat hingga
6 ton. BW dipilih menggunakan batuan biasa dibanding batuan beton karena dianggap
lebih artifisial sehingga dapat menyerupai karang. Batuan tersebut nantinya dapat
berfungsi sebagai karang laut untuk pertumbuhan biota laut seperti rumput laut
sehingga ekosistem ikan laut serta hewan laut lainnya dapat berkembang dengan baik.
Pada BW, dibangun semacam pintu atau daerah terbuka pada dua sisinya untuk
mencegah air supaya tidak tersendat. Jika BW sudah selesai dibuat, maka
pembangunan bagian dalam pulau mulai dilaksanakan.
Klasifikasi BW
1. Reef Breakwater (Rc/Hs << 0)
2. Submerge BW (Rc/Hs <0 )
3. Low crested /overtopper BW (0 < Rc/Hs <1)
4. Non Overtopped/High Crected BW (Rc/Hs >1)
Yang harus diperhatikan dalam pembangunan BW adalah kekuatan BW
khususnya pada bagian yang menghadap lautan lepas yang harus kuat menahan
hantaman ombak. Sehingga ukuran serta desain BW perlu diperhatikan apakah desain
tersebut sudah cukup kuat kalau hanya dibangun lebih rendah dari muka air laut
ataukah harus lebih tinggi. Selain itu juga perlu diperhatikan kemiringannya, apakah
dibutuhkan kemiringan yang besar atau tidak, ataukah apakah diperlukan
pembangunan semacam counter weigth atau perlu dibangun 2 BW dengan tinggi
yang berbeda. Sehingga perlu diketahui tinggi gelombang pada area yang akan
dibangun dan iklim dikawasan Dubai dalam jangka waktu sekian tahun.
b) Wave Climate di Dubai
Gelombang yang extreme dan tinggi muka air di Dubai dipengaruhi oleh badai
yang berasal dari kawasan Utara agak ke barat. Badai ini dikenal dengan nama
Shamal, yang berkembang dari daerah barat laut kawasan teluk arabian dan bergerak
ke arah tenggara yang bisa terjadi dalam beberapa hari. Angin yang kencang tersebut
dapat menimbulkan tinggi gelombang yang siknifikan pada perairan dalam sehingga
dapat meningkatkan water level dikawasan tenggara diakhir dari teluk arabian di
sepanjang pantai Dubai.
c) Pengerukan Pasir
Untuk memperoleh tanah (pasir) untuk membuat suatu pulau ditengah laut
diperlukan upaya pengerukan. Dalam pengerukan di proyek ini diperlukan 10
pengerjaan pengerukan. 94 juta m3 carbonate pasir digunakan untuk pembangunan
pulau ini. Pasir diambil dari arabian gulf seabed yang terletak 11 km dari garis pantai
Dubai. Pasir Carbonate merupakan suatu pasir yang memiliki kandungan calsium
carbonat dari pelapukan kerang-kerang dan koral laut. Pasir yang diperoleh dari
proses pengerukan inilah nantinya digunakan untuk mereklamasi/ membangun pulau
ditengah laut. Pasir yang digunakan bukanlah sembarang pasir, namun pasir yang
sudah memenuhi standard-standard untuk material reklamasi. Pada pembangunan
palm island ini pasir yang digunakan berbeda denganpasir yang digunakan untuk
bangunan reklamasi dibawah muka air laut dan pasir diatas muka air laut. Pasir
dibawah muka air laut memiliki nilai qc = 2-3 Mpa dan kepadatan relativenya (Dr)
adalah = 40% sedangkan tanah reklamasi yang berada diatas Muka air laut lebih padat
dengan nilai qc = 8-9 Mpa dan Dr = 100 %.
d) Metode Pengerukan Pasir
Terdapat banyak metode pengerukan sesuai kapasitas material yang akan dikeruk
sehingga pada proyek pembangunan palm Jumaerah ini diperlukan alat pengerukan
yang berkapasitas besar sehingga mampu mencukupi kebutuhan material reklamasi.
Sehingga dalam proyek ini digunakanlah Trailing Suction Hopper Dreggers (TSHD).
Pakar lingkungan, geologi dan polotik mempertimbangkan untuk menghasilkan suatu
proses pengerukan dengan jarak pelayaran yang panjang pada laut yang dalam.
Sehingga pengembangan alat keruk TSHD dengan kapasitas pengerukan yang besar
dan efisien terus dikembangkan khususnya apabila TSHD ini mampu melakukan
pengerukan yang besar di 1 kawasan saja tanpa harus melakukan pelayaran terlalu
jauh untuk memperoleh banyak material, sehingga akan lebih ekonomis. Hingga tahun
1992 TSHD memiliki kapasitas keruk 10000 m3. Setelah tahun 1992, tren yang
terjadipun berubah. Tahun 1994 dibangunlah Jumbo Hopper Dredger, The Pearl river
dengan kapasitas 17000 m3. Kemudian tahun 1998 dibangun Volvox terranova dengan
kapasitas 20000 m3 , pada tahun 2001 dibangun Ham 318 dengan kapasitas 23700 m3
dan kemudian yang terakhir dibangunlah Vasco da Gama dengan kapasitas 33000 m3 .
Vasco da gama dengan merupaka mega hopper dredger yang pertama. Semua mesin
pengeruk diatas merupakan bagian dari TSHS yang dibangun oleh IHC Holland.
2.3.5 Bencana Alam yang Sering Terjadi di Dubai
Teluk Persian tempat Palm Island dibuat mengandung potensi bencana alam yang besar.
Secara garis besar, bencana dibagi menjadi 2 macam yakni geologi dan atmosferik. Bencana
geologi termasuk di dalamnya gempa bumi, tsunami/gelombang tinggi, erosi akibat aliran air
deras. Sedangkan bencana atmosferik contohnya adalah siklon tropis. Terlepas dari dua
klasifikasi bencana tersebut, masih banyak potensi bencana yang harus menjadi perhatian serius
seperti pendangkalan air tanah, erosi pantai, hilangnya biodiversity dan hutan mangrove. Efek
global warming yang merupakan gabungan dari kedua bencana tersebut dapat menyebabkan
rentetan bencana lainnya seperti erosi dan banjir.
a) Permasalahan Gempa Bumi
Permasalahan gempa bumi menjadi masalah utama yang akan dirasakan pada
pulau ini. Iran merupakan suatu negara yang berdekatan dengan Dubai, merupakan
salah satu negara dengan zona gempa tinggi. Pada 26 Desember 2003 terjadi gempa
bumi dikota Bam,Iran. Gempa dasyat tersebut merusak Bam city dan beberapa desa
disekitarnya. 26000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, 30000 terluka dan 75000
kehilangan tempat tinggal. Gempa bumi dapat menyebabkan bahaya liquifaction pada
tanah pasir. Karena material reklamasi adalah tanah pasir maka bahaya liquefaction
dapat berdampak buruk pada pulau ini. Pada saat terjadi gempa, water saturated soil
(kadar air jenuh tanah) dapat kehilangan kekuatannya dan sehingga dapat bersifat
seperti cairan. Untuk menghindari terjadinya bahaya Liquifaction, maka proses
pemadatan tanah pasir perlu dilakukan. Metode yang digunakan adalah Vibro-
compaction (VC). VC merupakan proses pemadatan menggunakan sistem getar untuk
membuat lubang didalam tanah dengan menggunakan mesin vibroprobe. Getaran pada
alat tersebut selain berfungsi untuk membuat lubang,juga berfungsi untuk
memadatkan tanah kemudian lubang hasil pemadatan tanah tersebut dimasukkan
tanah lagi.
b) Ocean Currents ( Arus Air Laut )
Ocean currents (arus air laut) juga merupakan permasalahan yang terjadi dari
bangunan reklamasi tengah laut ini. Karena dibangun ditengah laut yang luas, pulau
hasil reklamasi ini dapat rusak/gagal akibat kencangnya arus laut apalagi jika
pembanguan BW dan pulau ini dilakukan memanjang garis pantai sehingga dapat
merubah bahkan menutup aliran air dikawasan tesebut. Sehingga penggerusan disatu
sisi serta penumpukan sedimen disisi lain bisa terjadi. Untuk itu, solusi yang
dilakukan adalah menyewa kapal keruk full time untuk menjaga garis pantai.
2.3.6 Sistem Navigasi
Pelaksanaan pembangunan di tengah lautan menyebabkan perlunya susatu sistem
komunikasi dan navigasi yang canggih. Pada megaproyek Palm Island, sistem ini dilakukan
dengan bantuan DGPS (Digital Global Positioning System) yang digunakan untuk mengecek
ketepatan peletakan pasir sebagai material reklamasi. Pelaksanaan di lapangan dilakukan dengan
bantuan pekerja/manusia yang bertugas membawa alat GPS tersebut pada daratan/pulau hasil
reklamasi. Alat GPS kemudian berhubungan langsung dengan satelit di angkasa untuk kemudian
mengirimkan data secara langsung ke daratan. Pekerja yang membawa alat GPS harus berjalan
menyusuri pinggir pantai area reklamasi. Alat GPS akan bekerja dan menghasilkan data untuk
menyimpulkan apakah daratan yang sudah dibangun sudah tepat dan sesuai dengan perkiraan
desain.
2.3.7 Dampak Lingkungan Pembangunan The World dan Palm Islands, Dubai
Reklamasi pantai yang dilakukan untuk melakukan suatu pembukaan lahan dan
pembangunan memiliki beberapa dampak yang ada. Berikut ini beberapa dampak positif dan
negatif dari reklamasi pantai yang dilakukan adalah :
a) Dampak Positif
Terdapat tambahan daratan buatan hasil pengurugan pantai sehingga dapat
dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan.
Daerah yang dilakukan reklamasi pantai menjadi aman terhadap erosi karena
konstruksi pengaman sudah disiapkan sekuat mungkin untuk dapat menahan
gempuran ombak laut.
Daerah yang ketinggiannya di bawah permukaan air laut bisa aman terhadap banjir
apabila dibuat tembok penahan air laut sepanjang pantai.
Tata lingkungan yang bagus dengan perletakan taman sesuai perencanaan,
sehingga dapat berfungsi sebagai area rekreasi yang sangat memikat pengunjung.
b) Dampak Negatif
Peninggian muka air laut karena area yang sebelumnya berfungsi sebagai kolam
telah berubah menjadi daratan.
Akibat peninggian muka air laut maka daerah pantai lainnya rawan tenggelam,
atau setidaknya air asin laut naik ke daratan sehingga tanaman banyak yang mati.
Musnahnya tempat hidup hewan dan tumbuhan pantai sehingga keseimbangan
alam menjadi terganggu, apabila gangguan dilakukan dalam jumlah besar maka
dapat mempengaruhi cuaca serta kerusakan secara total.
Pencemaran laut akibat kegiatan di area reklamasi dapat menyebabkan ekosistem
yang ada menjadi terganggu.
Pembangunan Palm Islands dan The World memiliki dampak lingkungan yang sangat
jelas. Aspek lingkungan hidup yang terkena dampak terbesar adalah keanekaragaman hayati di
ekosistem kelautan Teluk Persia. Proses pembangunan ini memberikan dampak pada kehidupan
satwa liar di sekitar proyek, erosi pantai, perpindahan sedimentasi, dan pola ombak. Sedimen
teraduk akibat aktivitas proyek menyebabkan fauna lau lokal terganggu dan mengurangi
intensitas cahaya matahari yang biasa diserap oleh tumbuhan laut. Megaproyek milik Dubai ini
menjadi sasaran kritikan favorit bagi ahli-ahli lingkungan. Greenpeace mengkritisi pembangunan
Palm Islands yang tidak ramah lingkungan dan tidak berkesinambungan.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Assesing The Enviromental impact of palm Jabel Ali in Dubai.
Dredging and reclaimation : Trends and future, Van Muijen H. IHC MTI Holland.
Low-Crested, Low overtopped breakwaters- An Overview of selected nakheel projects,
Mohammad, L.A. (2005)
Low crest breakwater design for Dubai island projects. Steve, J.H.,Ronald, Royal
Haskoning, Maritime division, The Netherland.
Man-made land features The palm Jumeirah and Dubai’s artificial islands. Austin, T.,
Geog 2320, Geomorphologi.
Project report, Palm Island, Jebel ali, Dubai.
Reclaimed islands and new offshore townships in Arabian gulf : potensial natural hazards.
Kumar, A., Current science. Vol. 96. No.4. 25 Februari 2009.
http://kk.mercubuana.ac.id/files/11031-5-911878689253.pdf ( diunduh 10 Juni 2013)
http://darius-arkwright.blogspot.com ( diunduh 10 Juni 2013 )
http://www.ilmusipil.com ( diunduh 13 Juni 2013)
http://id.scribd.com ( diunduh 14 Juni 2013 )
http://www.indonesiawaterinstitute.org/reklamasi ( diunduh 14 Juni 2013 )
http://tantristory.wordpress.com/2011/05/04/megaproyek-palm-island-di-dubai/ ( diunduh
14 Juni 2013 )