Upload
liunchen-she
View
35.983
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
MAKALAH
ETIKA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Ketua : Rilis Taty Marbun
Wakil Ketua : Rasida Pasaribu
Anggota : - Kamar Rajawali - Kamar
Camar
- Tetty - Nervina
Panjaitan
- Sise Wati - Asrija L
Panjaitan
- Rismawati - Yanasari
Aritonang
- Elva - Lestari
Simanjuntak
- Novaria - Peronika
Marbun
- Astri - Noralita Siregar
- Pika Natal - Elsa Monisa
AKADEMI KEBIDANAN DARMO MEDAN
T.A 2012/2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
ridho dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah ETIKA ini dengan
baik.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mengalami kesulitan dan kendala
yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan wawasan serta
pola pikir kami. Namun berkat keinginan, keyakinan dan usaha yang sungguh-
sungguh akhirnya semua hambatan itu dapat kami atasi.
Kami menyadari sedalam-dalamnya bahwa kami tidaklah sempurna dalam
pembuatan makalah ini. Dengan demikian kami berharap dengan dibuatnya
makalah ini dapat terpenuhi sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah ETIKA
ini dan dapat bermanfaat bagi kami serta para pembaca lainnya.
Tidak lupa kami berterimakasih kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu
dalam proses pembuatan makalah ini.
Dan tidak lupa pula saya berterima kasi kepada ibu Dra. Hj. Siti Dahniar Faridah.
Am.Keb, M.Kes karena sudah memberi kesempatan untuk menyelesaikan isi
makalah kami.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Etik merupakan bagian dari filosopil yang berhungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaiannya baik atau buruk (jones,1994).Moral merupakan pengetahuan atau
keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengeruhi sikap
seseorng. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri
seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan,pendidikan,sosial budaya,agama
dsb,hal inilah yang disebut kesadaran moralatau kesadaran etik. Moral juga
merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk
walaupun situasi berbeda.
Kesadaran moral erat kaitannya dengan nilai-nilai,keyakinan seseorng dan
pada prinsipnya semua manusia dewasa tahu akal hal yang baik dan buruk, inilah
yang disebut suara hati.perkambangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
berdampak pada perubahan pola pikir manusia.masyarakat semakin kritis
sehingga terjadi penguatan tuntunan terhadap mutu pelayanan kebidanan. Mutu
pelayanan kebidanan yang baik perlu landasan komitmen yang kuat dangan basis
etik dan moral yang baik.
Dalam praktik kebidanan seringkali bidan dihadapkan pada beberapa
permasalahan yang dilematik, artinya penganbilan keputusan yang sulit berkaitan
dengan etik.dilema muncul karena terbentuk pada komflik moral, pertentangan
batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakinkan bidan dengan kenyataan
yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Etik merupakan bagian dari filosopil yanf berhungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaiannya baik atau buruk (jones,1994).Moral merupakan pengetahuan atau
keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengeruhi sikap
seseorng. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri
seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan,pendidikan,sosial budaya,agama
dsb,hal inilah yang disebut kesadaran moralatau kesadaran etik. Moral juga
merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk
walaupun situasi berbeda.
Beberapa permasalahan pembahasan eti dalam kehidupan sehari-hari
adalah sebagai berikut:
1. Persetujuan dalam proses melahirkan.
2. Memilih atau mengambil keputusan dalam pesalinan.
3. Kegagalan dalam proses persalinan.
4. Pelaksanaan USG dalam kehamilan.
5. Kensep normal pelayanan kebidanan.
6. Bidan dan pendidikan sex.
Ada beberapa masalah etik yang berhubungan dengan teknologi,
contohnya sebagai berikut:
1. Perawatan intensif pada bayi.
2. Skrining bayi.
3. Transplantasi organ.
4. Tehnik reproduksi dan kebidanan.
Etik berhubungan erat dengan prifesi,yaitu:
1. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.
2. Otonomi bidan dan kode etik prifesional.
3. Etik dalam penelitian kebidanan.
4. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
Beberapa contoh mengenai isu etik dalam pelayanan kebidanan, adalah
berhubungan dangan :
1. Agama/kepercayaan.
2. Hubungan dengan pasien.
3. Hubungan dokter dengan bidan.
4. Kebenaran.
5. Pengambilan keputusan.
6. Pengambilan data.
7. Kematian.
8. Kerahasiaan.
9. Aborsi.
10. AIDS
11. In-Vitro Fertilization
Perlu juga disadari bahwa dalam pelayanan kebidanan seringkali muncul
masalah isu dimasyarakat yang berkaitan dengan etik dan moral,dilema serta
komflik yang dihadafi bidan sebagai praktisi kebidanan. Isu adalah masalah
pokok yang berkembang dimasyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu
benar,sertah membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut berperilaku hati-hati
dalam setiap tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan
menampilkan perilaku yang etis profesional.
Isu adalah topik yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu yang
memungkinkan setiap orng mempunyai pendapat.pendapat yang timbul akan
bervariasi,bisu muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai-nilai dan kepercayaan.
B. ISU MORAL DAN DILEMA MORAL
Isu moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan
benar dan salah dalam kehudupan sehari-hari, sebagai cintoh nilai-nilai yang
berhubungan dengan kehidupan orang sehari-hari menyangkut kasus abortus,
euthanasia, keputusan untuk terminisi kehamilan.isu moral juga berhubungan
dengan kejadian yang luas biasa dalam kehidupan sehari-hari , seperti
menyangkut konflik, malpraktik, perang dsb.
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan
pada dua alternatif pilihan, yang kelihatanya sama ataun hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah harus mengigat akan tanggung jawab
profesional, yaitu :
1. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahtraan
pasien atau klien.
2. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian
(omission) , disertai rasa tanggung jawab, memperhatikan kondisi dan
keamanan pasien atau klien.
Contoh : Studi kasus mengenai dilema moral
"Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu.
Sewaktu dilakukan anamnese dia mengatakan tidak mau di episiotomi. Ternyata
selama kala II kemajuan kala II berlangsung lambat, perineum masi tebal dan
kaku.Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada
pendiriannya menolak di episiotomi. Sementara waktu berjalan terus dan denyut
jantung janin menunjukkan keadaan fetal distress dan hal ini mengharuskan bidan
untuk melakukan tindakan episiotomi, tetapi ibu tetap tidak menyetujuinya. Bidan
berharap bayinya selamat.Sementara itu ada bidan yang memberitahukan bahwa
dia perna melakukan hal ini tanpa persetujuan pasien, dilakukan karna untuk
melindungi bayinya.
Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasien, maka bidan
akan dihadapkan pada suatu tuntutan dari pasien. Sihingga inilah yang merupakan
contoh gambaran dilema moral. Bila bidan melakukan tindakan tanpa pesetujuan
pasien, bagai mna tinjau dari segi etik dan moral. Bila tidak dilakukan tindakan,
apa yang akan terjadi pada bayinya?”
Konflik moral menurut johnson adalah bahwa konflik atau dilema pada
dasarnya sama, kenyataannya konflik berada diantara prisip moral dan tugas yang
mana sering menyebabkan dilema, ada dua tipe konflik, yang pertama konflik
yang berhubungan dengan prinsip, dan yang kedua adalah konflik berhubungan
dengan otonomi. Dua tipe konflik ini adalah merupakan dua bagian yang tidak
terpisahkan. Bagai mana kita bisa mengatasi dilema? Yaitu menggunakan teori-
teori etika dan teori pengambilan keputusan dalam pelayanan kebidanan.
Contoh studi kasus mengenai konflik moral:
“Ada seorang bidan yang berpraktik mandiri dirumah.Ada seorang pasien
inpartu datang ke tempat praktinya.Status obstetri pasien adalah G1 P0 AB0.
Hasil pemerisaan penapisan awal menunjukkan presentasi bokong dengan taksiran
berat janin 3900 gram, dengan kesejahtraan janin dan ibu baik. Maka bidan
tersebut menganjurkan dan memberi konseling pada pasien mengenai kasusnya
dan untuk dilakukan tindakan rujukan. Namun pasien dan keluarganya menolak
dirujuk dan bersikuku untuk tetap melahirkan di bidan tersebut karena
pertimbangan biaya dan kesulitan lainya. Melihat kasus ini maka maka bidan
diharapkan pada konflik moral yang bertentangan dangan prinsip moral dan
otonomi maupun kewenangan dalam pelayanan kebidanan.
Bahwa sesuai Kepmenkes Republik Indonesia 900/Menkes/SK/VII/2002
tentang registrasi dan praktik bidan, bidan tidak berwenang memberikan
pertolongan persalinan pada primigravida dengan presentasi bokong disisi lain
ada prinsip nilai moral dan mananusiaan yang dihadapi pasien, yiatu ketidak
mampuan secara sosial ekonomi dan kesulitan yang lain, maka bagai mana
seorang bidan mengambil keputusan yang terbaik terhadap konflik moral yang
dihadapidalam pelayanan kebidanan”.
C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternatif tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada . Terdapat lima hal pokok
dalam pengambilan keputusan, yaitu:
1. Intuisi, berdasarkan perasaan, lebih subjektif dan mudah terpengaruh.
2. Pengalaman, mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu
kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu
kasus.
3. Fakta, keputusan lebih rill, vilid dan baik.
4. Wewenang, lebih bersifat rutinitas.
5. Rasional, Keputusan bersifat objektif, transparan, konsisten.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
1. Posisi atau kedudukan.
2. Masalah:terstrur, tidak terstruktur, rutin,insidental.
3. Situasi: faktor konstan, faktor tidak konstan.
4. Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak
5. Tujuan, antara atau objektif.
Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan
memparhatikan hal-hal sebgai berikut:
1. Bidan harus mempunyai responsbility dan accountability.
2. Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan
rasa hormat.
3. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother.
4. Bidan berusaha menyongkong pemahaman ibu tentang kesejahtraan dan
menyatakan pilihanya situasi yang aman.
5. Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan
adalah:knowledge, ajaran instrinsik, kemampuan berpikir kritis,
kemampuan membuat keputusan klinis yang logis.
D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS
1). Ciri keputusan yang etis, meliputi:
Menpunyai pertimbangan benar salah.
Sering menyangkut pilihan yang sukar.
Tidak mungkin dielakkan.
Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, lingkungan sosial.
2). Situasi
A.Mengapa kita perlu mengerti situasi:
Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi.
Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna.
Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan.
B. Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi:
Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita.
Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan,
prasangka dan faktor-faktor subjektif lain.
C. Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi:
Melakukan penyelidikan yang memadai.
Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan parah ahli.
Memperluas pandangan tentang situasi.
Kepekaan terhadap pekerjaan.
Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.
E. TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Teori utilitarisme
Teori utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya
kegunaan. Dipercaya bahwa semua manusia mempunyai perasaan menyenangkan
dan perasaan sakit. Ketika keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan
kesenangan dan meminimalkan ketidak senangan. Prinsip umum dalam
utilitarsme adalah didasari bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang
benar bila menghasilkan jumlah atau angka yang benar. Ada dua bentuk teori
utilitarisme, yaitu:
1. Utilitarisme berdasarkan tindakan,
2. Utilitarisme berdasar aturan.
Prinsip untilitarisme berdasar tindakan adalah setiap tindakan ditujukan
untuk keuntungan yang akan menghasilkan hasil atau tingkatan yang lebih besar.
Utilitarisme berdasar aturan adalah modifikasi antara utilitarisme tindakan dan
aturan moral,aturan yang baik akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Tindakan individu didasarkan atas prinsip kegunaan dan aturan moral,Tindakan
dikatakan baik . menurut filsuf johan stuart mill(1864), bahwa kesenangan dan
kebahagiaan dinilai secara kualitatif. Menurutnya “everebody to count for
one,nobodiy to count for more than one”, suatu perbuatan dinilai baik, jika
kebahagiaan melebihi ketidak bahagiaan. Tidak ada seorang pung yang tidak
berguna bagi yang lain.
Kebahagiaan terbesar adalah milik semua orang. Menurut richard B.
Brandt bahwa perbuatan dinilai baik secara moral, jika sesuai dengan aturan moral
yang berlaku dan berguna pada suatu masyarakat.
2. Teori deontology
Menurut immanuel kant (1724-1804),sesuatu dikatakan baik dalam arti
sesungguhnya adallah kehendak yanng baik, jika digunakan dengan baik oleh
kehendak manusia, tetapi jika digunakan dengan kehendak yang jahat, akan
menjadi jelek sekali. Kehendak menjadi baik jika bertindak karena
kewajiban.karena seseorang bertindak karena motif tertetu atau keinginan tertentu
berarti disebut tindakan yang tidak baik. Bertindak sesuai kewajiban,disebut
lagalitas. Menurut W.D Ross(1877-1971), setiap manusia mempunyai intuisi akan
kewajiban, semua kewajiban berlaku langsun pada diri kita.kewajiban untuk
mengatakan kebenaran merupakan kewajiban untuk, termasuk kewajiban
kesetiaan, ganti rugi,terima kasih, keadilan, berbuat baik dsb.
Contoh yang lain adalah bila berjanji harus ditepati, bila meminjam harus
dikembalikan dsb. Dengan memahami kewajiban akan terhindar dari keputusan
yang menimbulkan komplik atau dilema.
3.Teori hedonisme
Menurut Aristippos (433-355 SM), sesuai kodratnya setiap manusia
mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. Akan tetapi ada batas
untuk mencari kesenangan. Hal yang penting adalah menggunakan kesenangan
dengan, dan tidak terbawa oleh kesenangan. Menurut epikuros (341-270 SM)
dalam menilai kesenangan (hedone) tidak hanya kesenangan inderawi, tetapi
kebebasan dari rasa nyeri, kebebasan daei keresahan jiwa juga. Apa tujuan dari
kehidupan manusia adalah kesenangan. Menurut john locke (1632-1704), kita
sebut baik bila meningkatkan kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat kalau
mengurangi kesenangan atau menimbulkan ketidaksenangan.
4.Teori eudemonisme
Menurut falsuf Yunani Aristoteles (383-322 SM) dalam buku Ethika
Nikomakheia, bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan,
ingin mencapai sesuatu yang biak bagi kita. Seringkali kita mencari suatu tujuan
untuk terakhir hidup manusia adalah kebahagian (eudaimonia).Seseorang mampu
mencapai tujuannyan jika mampu menjalankan fungsinya denga baik, keunggulan
manusia adalah akal dan budi. Munusia mencapai kebahagian dengan
menjalankan kegiatan yang rasional. Ada dua macam keutamaan intelektual dan
keutamaan moral.
F. DIMENSI ETIK DALAM PERAN BIDAN
Peran bidan secara menyeluruh meliputi beberapa aspek: Praktisi,
penasehat, konselor, teman, pendidikan, dan peneliti atau pada garis besarnya
adalah pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti dalam pelayanan
kebidanan.Menurut United Kingdom Central Council (UKCC) 1999, tanggung
jawab bidan meliputi:
1. Mempertahankan dan meningkatkan keamanan ibu dan bayi
2. Menyediakan pelayanan yang berkualitas dan informasi dan nasehat yang
tidak bias yang didasarkan pada evidence based.
3. Mendidik dan melatih calon bidan untuk dapat bekerjasama dalam profesi
dan Memberikan pelayanan dengan memiliki taanggung jawab yang sama,
termasuk dengan teman sejawatnya atau kolega, sehingga bagaimana agar
fit for practice and fit for purpose (menguntungkan untuk praktik dan
menguntungkan untuk tujuan).
4. Dimensi kode etik, meliputi:
Antara anggota profesi dan klien
Antara anggota profesi dan sistem kesehatan.
Anggota profesi dan profesi kesehatan.
sesama anggota profesi.
Prinsip kode etik, terdiri dari:
1. Menghargai otonomi.
2. Melakukan tindakan yang benar.
3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
4. Memperlakukan manusia denga adil
5. Menjelaskan dengan benar.
6. Menepati janji yang telah disepakati.
7. Menjaga kerahasiaan.
G. STUDI KASUS
1. Seorang bidan menangani seorang ibu X primipara berusia 35 tahun. Bidan
tersebut menggali informasi mulai dari riwayat kesehatan masa lalu, sekarang
dan riwayat kesehatan keluarganya.kehamilan ibu X berusia 14 minggu dan ini
merupakan kehamilan yang direncanakan. Pada akhir pertemuan ibu X tersebut
mengeluarkan pendapat tentang rencana persalinannya ibu X menyatakan
tentang persalinan sebagai pilihannya. Bidan menjelaskan bahwa persalinan SC
untuk kasus komplikasi. Bidan tersebut tidak melanjutkan diskusinya karena
takut memberikan informasi yang salah dan terjadi konflik. Maka bidan
menyarankan ibu X untuk konsultasi ke dokter kandungan. Ada beberapa
pertanyaan untuk bahan pertimbangan :
1. Haruskah bidan tersebut meneruskan diskusi tentang persalinan SC
sebagai pilihan?
2. Menurut anda apakah keinginan ibu X untuk SC harus dipenuhi?
3. Haruskah persalinan SC menjadi atu pilihan untuk beberapa ibu, padahal
tanpa indikasi?
2. Seorang ibu primigravida dengan umur kehamilan 27 minggu diperkirakan
akan melahirkan bayi prematur. Dirumah sakit ia melakukan berbagai
pemeriksaan, seperti pemeriksaan servix, usapan vagina dan pemeriksaan urin.
Ibu tersebut didiagnosis mengalami infeksi saluran kemih.penyebab
kemungkinan kelahiran prematur pada ibu tersebut ternyata gonore dan infeksi
chlamydia, sehingga pada hasil pemeriksaan vulva ibu tersebut terdapat sekret
yang mukopurelent, tampak kotor, basah, lembab,dan berbau, serta terdapat
hiperemis di daerah sekitar vulva da vagina. Kemudian setelah selesai
pemeriksaan, pada saat istirahat bidan yang memeriksa ibu tersebut
menceritakan kejadian atau kasus yang dialami ibu tersebut pada sejawat bidan
yang lain termasuk pada para mahasiswa calon bidan. Ada beberapa
pertanyaan untuk menjadi bahan pertimbangan :
1. Apakah tindakan yang dilakukan bidan tersebut melanggar kode etik?
2. Bagaimana seharusnya tindankan bidan dalam menjamin privasi dan
kerahasiaan klien ?
H. PELAYANAN KEBIDANAN
Peran 1: menjamin perlindungan pada masyarakat pengguna jasa profesi dan
frofesi sendiri, 2:sangat berperan dalam pemberian pelayanan
profesional.
Bidan dikatakan profesonal, memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
• Mandiri.
• Peningkatan kompetensi.
• Praktik berdasarkan evidence based.
• Penggunaan berbagi sumber informasi.
Masyarakat membutuhkan pelayanan yang aman dan berkualitas, serta
butuh perlindungan sebagai pengguna jasa profesi. Ada beberapa halyang menjadi
sumber ketidak puasan pasien atau masyarakt, yaitu:
Pelayanan yang aman .
Sikap petugas yang kurang baik.
Komunikasi yang kurang.
Kesalahan prosedur.
Sarana kurang baik.
Tidak adanya penjelasan atau bimbingan atau informasi atau pendidikan
kesehatan.
Proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan prangkat hukum
yang sudah ada melalui serangkain kegiatan sertifikasi (pengaturan konfetensi),
registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan
kewenangan).Tujuan adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat
terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah
melipiti:
• Mempertahankan kualitas pelayanan.
• Memberikan kewanangan.
• Menjamin perlindungan hukum.
• Meningkatkan profesionalisme.
Prakti bidan adalah serangkain kegiatan pelayanan kesehatan yang yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu,keluarga dan masyarakat) sesuai
dengan kewenangan dan kemampuannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaian baik atau buruk (Jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau
keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengaruhi sikap
seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri
seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama
dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga
merupakan keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik atau buruk
walaupun situasi berada.
B. Saran
Seorang bidan perlu mengetahui tentang isu etik maupun moral dalam
lingkungan kebidanannya.
Bidan perlu mengetahui bagaimana mengambil keputusan yang sulit
berkaitan dengan etik.
Bidan juga harus mengetahui bahwa dalam layananan kebidananseringkali
muncul masalah atau isu di masyarakat berkaitan dengan etik dan moral,
dilema serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih heni puji, Etika profesi kebidanan, Penerbit fitramaya